Bekerja Sama dengan Teenage Engineering, Baidu Luncurkan Smart Speaker Berdesain Unik

Tidak mengejutkan bagi perusahaan seperti Baidu – yang memang serius mengembangkan teknologi AI – untuk terjun ke persaingan pasar smart speaker. Di Tiongkok sendiri, Alibaba sebelumnya sudah mengawali persaingan di kategori ini lewat Tmall Genie, yang dari bentuknya saja sudah kelihatan bahwa perangkat tersebut mengambil Amazon Echo dkk sebagai sumber inspirasinya.

Namun Baidu memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Dalam mendesain smart speaker-nya, mereka menggandeng Teenage Engineering, pabrikan asal Swedia yang dikenal lewat produk-produk eksentriknya, macam synthesizer Pocket Operator. Hasilnya adalah Raven H, yang sepintas lebih cocok dijadikan dekorasi ruangan dengan penampilan warna-warninya.

Baidu Raven H

Raven H melupakan gaya desain silindris atau membulat yang selama ini diadopsi hampir semua smart speaker lain. Panel teratasnya yang berlubang-lubang sebenarnya merupakan panel LED interaktif sekaligus panel kontrol berbasis sentuh, yang dapat dilepas dan dijadikan remote control jika perlu.

Di bawahnya, sederet speaker, mikrofon dan baterai menegaskan perannya sebagai perangkat audio portable. Perangkat ini menjalankan sistem DuerOS besutan Baidu sendiri, dan fungsi yang ditawarkan kurang lebih sama seperti smart speaker lain di pasaran. Nama Raven sendiri berasal dari startup AI bernama Raven Tech yang sebelumnya sudah diakuisisi oleh Baidu.

Raven R / Teenage Engineering
Raven R / Teenage Engineering

Sayangnya, seperti yang sudah bisa kita duga, Raven H hanya akan dipasarkan di Tiongkok saja, dengan banderol harga 1.699 yuan, atau sekitar 3,5 juta rupiah. Di saat yang sama, Baidu juga memperkenalkan smart speaker lain bernama Raven R, yang juga didesain bersama Teenage Engineering.

Raven R turut mengemas panel sentuh dan panel LED interaktif, tapi yang membedakannya dari Raven H adalah sebuah lengan robotik yang bisa berdansa mengikuti irama musik jika perlu, dan untuk sekarang ia masih berwujud prototipe ketimbang produk final.

Sumber: The Verge.

Ultimate Ears Luncurkan Sepasang Smart Speaker Tahan Air

Perkembangan tren smart speaker berlangsung cepat. Satu per satu pabrikan memperkenalkan speaker bertenaga asisten virtual besutannya. Yang terbaru adalah Ultimate Ears, yang dikenal sebagai produsen speaker Bluetooth tahan banting dan tahan air.

Tidak tanggung-tanggung, Ultimate Ears langsung mengungkap dua smart speaker sekaligus: Blast dan Megablast. Keduanya datang bersama integrasi Amazon Alexa, yang sejauh ini sudah menawarkan lebih dari 25.000 skill guna menjalankan berbagai macam tugas yang diinstruksikan konsumen.

Ultimate Ears Blast dan Megablast

Pada dasarnya, UE Blast dan Megablast ini merupakan versi pintar dari UE Boom dan Megaboom. Fisiknya hampir identik, dan perbedaannya tidak kelihatan secara kasat mata: Blast dan Megablast mengemas konektivitas Wi-Fi di samping Bluetooth, dan di balik grille-nya tertanam sejumlah mikrofon untuk menangkap instruksi pengguna.

Selebihnya, Blast dan Megablast mempertahankan segala kebaikan Boom dan Megaboom. Mereka siap Anda perlakukan secara kasar, dan akan tetap beroperasi meski Anda ceburkan ke dalam kolam renang (IP67).

Ultimate Ears Blast

Sebagai speaker portable, Blast menawarkan daya tahan baterai sampai 12 jam, sedangkan Megablast sampai 16 jam. Khusus Megablast, Ultimate Ears mengklaim volumenya 40 persen lebih keras ketimbang Megaboom – yang sudah termasuk sangat keras.

Apa yang Ultimate Ears lakukan sejatinya mirip seperti yang Sonos terapkan, mengambil salah satu speaker terlarisnya, lalu menyematkan integrasi asisten virtual – meski pada kasus Sonos, asisten virtual-nya ada dua sekaligus.

Ultimate Ears Blast

Dalam kesempatan yang sama, Ultimate Ears juga mengumumkan aksesori bernama Power Up untuk Blast dan Megablast. Power Up sejatinya merupakan charging dock untuk kedua smart speaker ini. Kehadirannya cukup masuk akal mengingat Blast dan Megablast dimaksudkan untuk lebih sering ditempatkan di satu titik ketimbang dibawa ke mana saja seperti Boom dan Megaboom.

Ultimate Ears Blast dan Megablast dijadwalkan masuk ke pasaran mulai akhir Oktober ini seharga masing-masing $230 dan $300. Pilihan warnanya ada enam: hitam, putih, biru, merah, hijau dan kuning. Power Up bakal dijual terpisah seharga $40.

Sumber: Logitech.

Google Umumkan Speaker Pintar, Home Mini dan Home Max

Masih dari ajang peluncuran Pixel 2 dan Pixel 2 XL, di waktu yang hampir bersamaan Google juga memperkenalkan jajaran speaker terbarunya yang bakal menempati garis terdepan untuk menantang Amazon. Mereka adalah Google Home Mini dan Home Max.

Sesuai dengan namanya, Google Home Mini mempunyai bentuk yang mungil dan super ringkas demi mengakomodasi ruangan yang minimalis. Dibanderol $49, Google Home Mini mempunyai dimensi 4.53 x 4.53 x 4.72 inci dan bobot kurang dari 0,5kg. Tampak depan terdapat empat buah LED yang akan berkedip ketika menerima perintah suara Ok, Google atau menjalankan beberapa fitur seperti play, pause atau menyesuaikan volume.

Google Home Mini_1

Google Home Mini_2

Meskipun lahir sebagai perangkat speaker, Home Mini sejatinya tidak secara khusus dirancang “hanya” untuk memuaskan telinga penggemar musik. Ia lebih dirancang untuk menghadirkan asistensi digital melalui kehadiran Google Assistant ke dalam ruangan guna memperoleh pembaruan informasi, cuaca, streaming podcast atau memberikan perintah suara ke perangkat terkoneksi lainnya. Tapi bagi menginginkan dentuman suara lebih baik, Google Home Mini memberikan dukungan untuk terhubung ke speaker dengan Chromecast. Sayang, Home Mini tidak mempunyai audio jack 3,5mm seperti yang ditawarkanoleh Amacon Echo Dot.

Kebalikan dari Home Mini, Google Home Max adalah speaker jumbo dengan bentuk persegi panjang yang ukurannya hampir sama dengan tiga buah speaker Home standar. Dengan modal body bongsor, jelas sekali speaker ini disiapkan untuk bersaing dengan Amazon Echo Plus atau HomePod keluaran Apple.

Google Home Max_1

Google Home Max membawa dua buah speaker 4,5 inci yang dibekali dengan sepasang tweeters. Suara yang dihasilkan diklaim 20 kali lebih keras dari speaker Home standar. Untuk memberikan sentuhan yang selaras, Home Max juga dibalut kain dengan tekstur yang lembut.

Google Home Max_3

Secara default, Home Max mendukung layanan streaming Spotify dan juga ditenagai sistem piranti lunak berbasis AI bernama Smart Sound. Teknologi ini memungkinkan perangkat untuk menyesuaikan diri dengan kondisi ruangan dan pilihan musik yang dimainkan. Bahkan speaker mampu memperbaiki ketidak-wajaran suara dalam hitungan detik ketika berpindah tempat.

Tak berhenti di situ, teknologi Smart Sound bahkan mampu melakukan hal yang lebih keren, misalnya mempelajari aspek berbeda dalam memainkan musik. Misalnya, ia mampu menyesuaikan volume secara otomatis di waktu-waktu tertentu, misalnya di pagi hari volume lebih dikecilkan dan menaikkan volume termasuk menyesuaikan elemen-elemen suara di akhir pekan yang biasanya sering dimanfaatkan pengguna untuk berpesta atau menghibur diri selepas bekerja.

Google Home Max_2

Selain Spotify, Home Max juga membawa dukungan layanan YouTube Music untuk opsi koleksi musik yang lebih luas. Speaker akan mulai dipasarkan pada bulan Desember mendatang dengan banderol $399.

Sumber berita Google Home Mini dan Home Max.

Nebula Capsule Adalah Proyektor Sekaligus Speaker Bluetooth Sebesar Minuman Kaleng

Awalnya hanya memproduksi power bank dan bermacam aksesori lainnya, Anker terus berkembang hingga menjadi perusahaan yang cukup disegani. Perusahaan asal Tiongkok itu telah melahirkan sejumlah brand baru: ada Zolo yang bermain di segmen audio, lalu Eufy di ranah smart home, dan yang paling baru adalah Nebula yang sejauh ini sudah memiliki dua produk.

Produk pertama mereka ialah Nebula Mars, yang pada dasarnya merupakan kombinasi proyektor dan speaker Bluetooth dalam wujud yang portable. Selain berdesain inovatif, Mars juga tergolong istimewa karena ditenagai oleh sistem operasi Android.

Nebula Capsule

Selang beberapa bulan saja, Anker sudah siap dengan produk baru dari lini Nebula. Dijuluki Capsule, ia sejatinya merupakan adik kecil dari Mars. Begitu kecilnya, ukurannya tidak lebih besar dari minuman kaleng, namun di saat yang sama masih merangkap fungsi sebagai proyektor sekaligus speaker Bluetooth.

Bentuk silindrisnya memastikan suara terdistribusi secara merata ke segala sudut melalui 9.000 lubang pada grille berbahan aluminiumnya. Tidak diketahui apakah komponen audionya juga merupakan racikan JBL seperti kasusnya pada Mars, tapi yang pasti Anker menjamin performa audionya bisa mengalahkan proyektor pico apapun.

Nebula Capsule

Sebagai proyektor, ia mengadopsi teknologi DLP dengan tingkat kecerahan 100 lumen, ukuran gambar maksimum 100 inci dan resolusi 854 x 480 pixel. Resolusinya memang bukan yang paling tajam, dan Anda masih perlu menempatkannya di ruangan yang gelap agar gambar bisa terlihat jelas. Namun semua ini tetap terdengar mengesankan jika melihat dimensi mungilnya.

Capsule menjalankan OS Android 7.0. Kinerjanya ditopang oleh prosesor quad-core, GPU Adreno 304 serta RAM sebesar 1 GB. Kapasitas penyimpanan sebesar 8 GB berarti Anda bisa mengisinya dengan aplikasi streaming macam Netflix, sehingga Anda bisa memutarnya langsung tanpa perlu menyambungkan smartphone terlebih dulu lewat Bluetooth atau Wi-Fi.

Nebula Capsule

Pengoperasiannya bisa mengandalkan remote control bawaannya atau dengan menyambungkan mouse dan keyboard Bluetooth. Capsule datang dengan baterai berkapasitas 5.200 mAh yang kira-kira sanggup bertahan selama 2,5 jam sebagai proyektor, atau 40 jam jika digunakan sebagai speaker saja.

Nebula Capsule saat ini sedang ditawarkan melalui situs crowdfunding Indiegogo seharga paling murah $249. Harga retail-nya nanti diperkirakan berkisar $349.

Logitech MX Sound Adalah Speaker Desktop Sekaligus Bluetooth

Saat sedang berburu speaker desktop baru, saya yakin nama Logitech akan selalu muncul sebagai salah satu opsi. Logitech memang sudah lama memproduksi speaker untuk PC, akan tetapi karya terbarunya benar-benar berbeda dari yang mereka miliki selama ini.

Dijuluki Logitech MX Sound, ia merupakan sepasang speaker desktop yang juga berfungsi sebagai speaker Bluetooth. Tentunya Logitech tidak sekadar menanamkan chip Bluetooth ke dalam speaker ini, sebab harus ada perhatian khusus pada aspek kepraktisan.

Perhatian khusus tersebut datang dalam wujud fitur bernama Easy-Switch, yang memungkinkan pengguna untuk mengganti sumber audio dengan sangat mudah. Cukup klik pause, maka pengguna bisa langsung memutar musik lewat smartphone. Tidak ada opsi pengaturan lebih lanjut yang harus diutak-atik.

Logitech MX Sound

Tekan pause sekali lagi, maka musik dari tablet pun juga bisa ikut diputar di speaker yang sama. Ya, MX Sound dapat di-pair dengan dua perangkat sekaligus – bahkan jack 3,5 mm-nya pun juga ada sepasang – yang berarti Anda dapat memutar musik dari tiga perangkat sekaligus tanpa perlu repot-repot pairing ulang atau cabut-pasang kabel.

Speaker berdiameter 160 mm ini mampu menghasilkan output daya maksimum sebesar 24 watt, dan sebuah bass port di belakang setiap unitnya memastikan dentuman bass tersaji secara mantap. Untuk mengontrol volume dan pairing, pengguna hanya perlu melambaikan tangan ke depan speaker, lalu menekan salah satu dari ketiga tombol yang menyala.

Logitech rencananya bakal memasarkan MX Sound mulai bulan Oktober mendatang seharga $100.

Sumber: Logitech.

JBL Boombox Siap Meriahkan Poolside Party Selama Seharian Penuh

Pasar speaker Bluetooth dalam beberapa tahun terakhir didominasi oleh speakerspeaker berukuran mungil nan berperforma cukup dahsyat. Salah satu pabrikan yang paling rajin merilis produk untuk kategori ini adalah JBL. Namun pabrikan yang namanya merupakan singkatan dari nama pendirinya itu memutuskan untuk merilis sesuatu yang berbeda pada kuartal ketiga tahun ini.

Ketimbang semakin memperkecil speaker termungilnya, JBL Clip, JBL memilih untuk berkaca pada tren perangkat audio di tahun 80-an. Dari situ lahirlah JBL Boombox, yang sesuai namanya ditujukan sebagai modernisasi pemutar kaset pita yang kerap digotong di atas bahu pemuda-pemudi di zaman jaya-jayanya Michael Jackson dan Queen.

Desainnya juga tampak seperti versi modern dari perangkat Boombox, lengkap dengan sebuah handle di bagian atasnya – besar bukan berarti tidak portable. Bicara soal ukuran, speaker ini memang tergolong bongsor. Beratnya saja mencapai angka 5 kilogram, namun sebagai gantinya Anda akan mendapatkan performa yang prima dan baterai yang awet sampai seharian.

JBL Boombox

Janji seputar performa itu diwujudkan oleh empat unit transducer aktif dan sepasang bass radiator yang siap mengguncang suatu ruangan tanpa kesulitan. Anda lebih menggemari pesta outdoor, di pinggir kolam renang misalnya? Jangan khawatir, sebab Boombox masih akan terus beroperasi meski Anda ceburkan ke dalam air.

Mengenai baterai, JBL tidak main-main saat mengklaim Boombox bisa memutar musik selama seharian nonstop, sebab perangkat ini memang dibekali baterai sebesar 20.000 mAh yang diyakini bisa bertahan selama 24 jam. Anda juga tak perlu cemas baterai sebesar itu tersia-siakan hanya untuk memutar musik saja karena ia juga bisa Anda jadikan sebagai power bank ketika diperlukan.

Konektivitas Bluetooth-nya turut mendapat perlakuan ekstra: pengguna dapat menyambungkan Boombox dengan speaker JBL lain – bahkan sampai 100 unit sekaligus – berkat dukungan teknologi JBL Connect+, meski hal ini berarti semua speaker lain itu harus turut mendukung teknologi tersebut.

Jadwal perilisannya belum dipastikan, namun JBL berencana memboyongnya ke event IFA 2017 pada bulan September mendatang. Di dataran Inggris (kawasan pertama yang bakal disambangi Boombox), harganya diperkirakan berkisar £400 (± Rp 6,9 juta).

Sumber: SlashGear.

Bang & Olufsen Kembali Luncurkan Speaker Seharga Mobil, BeoLab 50

Masih ingat dengan speaker monster seharga mobil mewah yang Bang & Olufsen perkenalkan dua tahun silam? Well, produk bernama BeoLab 90 itu akhirnya punya adik kecil – tidak benar-benar kecil, hanya saja memang lebih ringkas – yang tidak kalah canggih sekaligus mewah, dan siap menjadi pusat perhatian di mana pun Anda menempatkannya.

Dijuluki BeoLab 50, desainnya sangat berbeda dari kakaknya yang terkesan ekstrem. Bagian dasar yang membulat, dipadukan dengan sasis segitiga membuatnya tampak begitu elegan, apalagi ditambah dengan deretan kayu oak yang menghiasi kedua sisi belakangnya.

Bang & Olufsen BeoLab 50

Dengan tinggi sedikit di atas 1 meter dan bobot mencapai 61 kg, speaker aktif ini jelas tidak bisa disepelekan performanya. Bagian atasnya dihuni oleh tweeter 0,75 inci, lalu di bawahnya ada tiga driver midrange berdiameter 4 inci, dan ditambah lagi tiga woofer dengan ukuran masing-masing 10 inci. Tujuh unit amplifier turut hadir menemani ketujuh unit driver itu, menyuguhkan output daya total sebesar 2.100 watt.

Bang & Olufsen BeoLab 50

Teknologi Beam Width Control memungkinkan pengguna untuk mengatur distribusi suaranya, dari seluas 180 derajat atau terfokus pada sudut seluas 45 derajat di depan speaker. Lebih lanjut, teknologi Active Room Compensation akan memastikan reproduksi suara yang optimal, menyesuaikan dengan karakter akustik ruangan yang berbeda-beda.

Bang & Olufsen BeoLab 50

Konektivitasnya mencakup input analog, digital dan wireless sekaligus. Jadi selain RCA, USB, S/P-DIF dan Optical, pengguna juga bisa memanfaatkan koneksi wireless berbasis WiSA yang beroperasi di frekuensi 5,2 – 5,8 GHz untuk meneruskan file audio berkualitas lossless 24-bit/48kHz.

Sayangnya meski lebih kecil ketimbang BeoLab 90, BeoLab 50 ternyata masih harus ditebus dengan harga setara mobil. Tiap unitnya dibanderol $19.585, yang berarti Anda butuh dana mendekati $40.000 untuk mendapatkan sepasang – dana yang sama yang bisa membelikan Anda sebuah Tesla Model 3.

Sumber: New Atlas.

Soundbar Flagship Baru Dari Samsung Pastikan Tak Ada Ruang yang Tidak Terjamah Suara

Pertama kali diperkenalkan di tahun 90-an, soundbar ialah varian speaker dengan rancangan melebar. Ada dua alasan mengapa produsen menggunakan arahan seperti ini: untuk mengop-timalkan ruang akustik, dan juga membuatnya pas diposisikan di bawah layar. Bagi Samsung, soundbar merupakan salah satu elemen penting penunjang sistem home theater yang mereka tawarkan.

Pada tanggal 12 Juli 2017 kemarin, sang raksasa elektronik asal Korea Selatan itu resmi memperkenalkan anggota baru dari lineup Sound+, yakni MS750 Sound+. Sebagai model flagship, MS750 Sound+ dijanjikan mampu mendongkrak kualitas penyajian home theater dengan perluasan pada sound stage, sehingga seolah-olah Anda berada di dalam film atau konser, meskipun loudspeaker hanya terdiri dari satu bagian.

Samsung MS750 Sound+ 2

MS750 Sound+ memiliki wujud seperti balok hitam. Samsung belum menyingkap rincian ukurannya, namun berdasarkan gambar-gambar yang telah dipublikasi, desain soundbar ini terbilang minimalis dan elegan untuk ditaruh di bawah HDTV kebanggaan Anda. Menariknya lagi, MS750 Sound+ dapat diintegrasikan ke TV Samsung, dan selanjutnya kedua perangkat hanya butuh satu kabel sebagai pemasok tenaga. Untuk menyederhanakan proses pengaturan, soundbar bisa dikendalikan via remote Samsung One TV.

Samsung MS750 Sound+ 3

Walaupun tampil sederhana, MS750 Sound+ mampu menghidangkan audio berkualitas ‘ultra-high‘ – didukung tweeter wide-rage, teknologi anti-distorsi, serta keleluasaan kendali speaker. Soundbar mampu menyajikan rentang suara yang luas, dari 600Hz sampai 20kHz.

Samsung MS750 Sound+ 1

Membahas speakernya, Samsung MS750 Sound+ menyimpan tidak kurang dari 11 unit speaker, dengan konfigurasi surround 5-channel. Di dalamnya ada tiga tweeter wide-range, dua tweeter vertical wide-range, dan enam woofer. Soundbar tak lupa dilengkapi beragam teknologi canggih demi membuat bass-nya memiliki efek ‘kedalaman’ sekaligus bertenaga.

Soundbar MS750 Sound+ dibekali fitur upscalling UHD, dan dengannya, teknologi audio 32-bit Ultra High Quality secara otomatis menjaga mutu rekaman. Terdapat pula Smart Sound Mode, yaitu kemampuan mengenal jenis konten hiburan, misalnya film blockbuster, percakapan, musik, atau acara olahraga; kemudian soundbar segera menyesuaikan setting agar output tersuguh optimal. Lalu berkat kemampuan stream HD Audio, musik bisa dimainkan secara wireless via Samsung Multiroom App.

Samsung MS750 Sound+ kabarnya sudah mulai dipasarkan bertepatan dengan dibuatnya pengumuman ini, dijajakan di harga retail US$ 500.

Samsung juga menawarkan Anda kesempatan buat meng-upgrade performa bass sehingga mampu menyuguhkan output serendah 27Hz. Caranya adalah dengan menambahkan subwoofer W700 opsional seharga US$ 700.

Sumber: Samsung.

Speaker Bluetooth Ini Dibuat dari Ujung Knalpot Asli Porsche 911 GT3

Siapa yang tidak kenal dengan Porsche 911 GT3? Baik desain, performa, bahkan suaranya begitu ikonik, dan Porsche rupanya ingin mengenangnya lewat sesuatu yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan dunia otomotif, yakni sebuah speaker Bluetooth.

Dijuluki 911 Speaker, ia tak sekadar mencomot nama tanpa karakteristik dari sang mobil legendaris yang telah diproduksi sejak tahun 1999. Pada kenyataannya, sebelum ia dijejali driver dan komponen elektronik lainnya, ia merupakan bagian penting dari 911 GT3 itu sendiri, yaitu ujung knalpotnya.

Ya, speaker ini dibuat dari ujung knalpot asli Porsche 911 GT3. Bagian tersebut, ditambah dengan housing yang terbuat dari aluminium, kemudian diisi dengan komponen audio yang memberikan output total sebesar 60 watt, menjanjikan reproduksi bass yang alami sekaligus presisi.

Porsche Design 911 Speaker

Konektivitasnya mengandalkan Bluetooth 4.0 dengan dukungan aptX, plus NFC untuk semakin memudahkan proses pairing. Pengguna pun bisa menyambungkan unit 911 Speaker lain guna mendapatkan konfigurasi stereo, atau malah mengaktifkan Party Mode. Semuanya ini bisa dinikmati selama 24 jam nonstop sebelum baterainya perlu diisi ulang.

Anda mungkin bisa menikmati kualitas suara yang lebih baik dari speaker lain, tapi tidak bisa dipungkiri desainnya benar-benar berkesan. Porsche Design 911 Speaker saat ini sudah dipasarkan seharga $550. Sama seperti produk lain dari Porsche Design, harga dan keunikannya membuatnya lebih cocok dijadikan barang collectible.

Sumber: Porsche Design via Ape to Gentleman.

Speaker Kecil Ini Menancap ke Port Lightning Milik iPhone untuk Menjadi Gadget Conference Call

Pioneer baru saja mengumumkan sebuah aksesori yang cukup unik untuk perangkat iOS. Didapuk Rayz Rally, ia merupakan sebuah speaker kecil yang menancap ke port Lightning milik iPhone, iPad atau iPod Touch. Namun tentu saja, ia bukanlah sembarang speaker.

Pioneer merancangnya secara spesifik untuk keperluan conference call, sehingga kejernihan suara menjadi salah satu prioritas utama. Pun begitu, saat Anda menggunakannya untuk mendengarkan musik, Rally akan mengoptimalkan audio level-nya secara otomatis.

Rally turut dibekali sebuah tombol kecil yang bisa digunakan untuk mengatur playback serta mengaktifkan fungsi mute atau unmute. Pioneer pun tak lupa membekalinya dengan aplikasi pendamping, memudahkan proses update seandainya ada firmware baru yang tersedia.

Pioneer Rayz Rally

Karena menyambung ke port Lightning, Rally sama sekali tidak perlu di-charge. Ia memang tidak dilengkapi unit baterainya sendiri, melainkan menyedot daya yang dimiliki oleh iPhone. Namun jangan khawatir, sebab iPhone tetap dapat di-charge meski sedang ditancapi Rally mengingat ia juga memiliki port Lightning-nya sendiri – fitur ini juga menjadi andalan earphone Pioneer Rayz Plus.

Pioneer Rayz Rally sekarang sudah dipasarkan seharga $100. Pilihan warna yang tersedia ada tiga: putih, hitam dan abu-abu gelap.

Sumber: The Verge.