SnapCard Kembangkan Produk Kartu Nama dengan Sentuhan Augmented Reality

Augmented Reality (AR) menjadi salah satu teknologi yang dianggap mampu merepresentasikan masa depan. Di industri game, teknologi AR sudah banyak diimplementasi dan dieksplorasi. Di Indonesia sudah ada beberapa startup yang hadir dengan mengusung teknologi ini, salah satunya adalah SnapCard. Di tangan SnapCard kartu nama tidak hanya selembar kertas yang berisikan informasi/kontak pribadi, namun juga informasi lainnya dalam bentuk digital.

Teknologi AR digunakan oleh SnapCard untuk mengenali kode di kartu nama, kemudian menampilkan konten visual berupa video, 3D model, dan tautan-tautan yang terhubung langsung ke media sosial atau situs pemilik kartu. Dengan teknologi ini diharapkan bisa memberikan kesan yang lebih menarik dan interaktif kepada rekan bisnis.

“Dengan SnapCard setiap orang bisa membuat kartu nama digital dan masing-masing akan mendapatkan kode yang dinamakan SnapCode. SnapCode ini bisa dikenali melalui AR Scanner yang terdapat di aplikasi atau bisa juga dibaca memakai QR scanner. Untuk membaca SnapCode tidak harus menggunakan aplikasi kami. Bahkan kalau di iPhone cukup buka kamera dan point ke SnapCode maka kartu nama digital orang tersebut bisa terbaca,” terang CEO SnapCard, Budi Sinaga.

SnapCard mulai beroperasi pada Oktober tahun 2017. Mereka juga menjadi salah satu startup yang terpilih mendapatkan insentif program Inkubasi Bisnis Teknologi 2017 dari Kemenristekdikti. Untuk melebarkan sayap, pada Mei 2018 mereka mulai menjalin kerja sama dengan Accelerion, sebuah perusahaan asal Australia untuk memasarkan produk SnapCard.

Inovasi SnapCard juga akan terus dilanjutkan dalam bentuk produk untuk perusahaan. Kepada DailySocial Budi menjelaskan tahun depan mereka akan meluncurkan produk untuk bisnis dengan fitur yang lebih mendalam.

“Awal tahun depan kami akan merilis SnapCard untuk perusahaan, di mana fitur-fiturnya akan lebih banyak. Dengan SnapCard perusahaan dapat mengontrol database pelanggan serta memberikan report mengenai customer mereka. Fitur yang kami usung untuk perusahaan adalah brosur digital yang kami namai SnapLet,” jelas Budi.

CEO SnapCard Budi Sinaga / SnapCard
CEO SnapCard Budi Sinaga / SnapCard

Inovasi brosur digital AR di tahap awal nantinya akan menggunakan aplikasi SnapCard, namun untuk pengembangan selanjutnya brosur bisa dibuka tanpa aplikasi atau hanya perlu mengakses dengan aplikasi web browser pengguna.

Lebih jauh Budi juga menjelaskan bahwa mereka tengah mengembangkan aplikasi Loyalty AR untuk perusahaan yang didesain untuk mempermudah promosi. Diharapkan ke depan masyarakat tinggal membuka kamera AR dan diarahkan ke benda yang diinginkan, kemudian langsung bisa melakukan pencarian untuk harga, toko yang menjual, dan promo-promo yang sedang berlangsung.

“Target kami saat ini adalah mendapatkan pengguna sebanyak-banyaknya. Sehingga kalau orang bertemu atau berkenalan tidak lagi menanyakan kartu nama tetapi mereka akan bertanya, SnapCard mu mana,” tutup Budi.

Application Information Will Show Up Here

Mutual Funds Investment App “Kelola” to Target Young Generations

Kelola is a service developed to facilitate the public’s access to the investment instruments, such as mutual funds. It’s active from 2017, the service started with millennials as the target market. They expect to be the service to facilitate and help people to invest.

“On the current data, only 900 thousand of Indonesian people have mutual fund accounts for investment and only 600 thousand active users. Seen from the total population of productive age, still large opportunities in this sector. Regarding this, Kelola focused on investment literacy, particularly on Gen Z and millennials through social media, directly from Kelola app,” Eyfrel Likuajang, Kelola’s VP of Business Unit, said.

Competition among online mutual fund services is currently rising. Aside from two e-commerce giants, Bukalapak and Tokopedia, there are more services, such as Ajaib, XDana, Tanamduit, and INVISEE run business in the same segment.

Further, Likuajang said, Kelola was using very basic design due to making it easier for users to understand existing mutual fund products. They don’t want users to be confused when first trying to invest with financial jargons not many are familiar with. Kelola always trying to keep up the promotion with financial literacy.

In terms of features, Kelola has a mutual fund purchasing system that allows users to have its products with one payment. In terms of payment, Kelola strives for an easy and fast transaction of Virtual Account. In terms of products, mutual fund types curated are directly chosen from the best Investment Management in Indonesia.

“We provide digital access for the public to invest on financial products, such as mutual fund, and in the future might be insurance, P2P lending, and commodity [gold],” he added.

In its first eight-month operational, Kelola has reached more than 23 thousand app installation and 2300 active investors with AUM (Asset Under Management) reached Rp26 billion. As an under a year old service, Kelola’s focus is currently to increase market share and some other innovations.

“Later, Kelola will focus on improving market shares up to 15% by adding more types of investment products and focus on user acquisition, and literacy,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Payfazz Luncurkan Aplikasi POS untuk UMKM Bernama “Sellfazz”

Layanan finansial digital berbasis keagenan Payfazz meluncurkan produk barunya bernama Sellfazz. Berbentuk point of sales (POS), aplikasi di platform Android tersebut didesain untuk membantu UMKM dalam melakukan pencatatan penjualan dan pembukuan. Sejak diluncurkan pada tanggal 15 Oktober 2018 lalu, saat ini Sellfazz tengah mengudara dalam versi lite, dapat digunakan dan diunduh secara cuma-cuma.

Saat ini belum ada integrasi khusus dengan layanan pembayaran Payfazz. Namun rencana integrasi tersebut sudah masuk dalam pembaruan di versi mendatang. Tim pengembang menyadari, bahwa saat ini sudah banyak layanan berbasis SaaS yang menawarkan sistem POS. Namun mereka cukup percaya diri, dengan pengalaman pengguna yang lebih ringkas, Sellfazz akan diminati oleh pengguna.

“Keunggulan Sellfazz terletak pada keterjangkauan, keandalan, dan kemudahan pemakaiannya. Sellfazz sudah mencakup berbagai fitur yang krusial bagi usaha mikro seperti: pengelolaan produk/stok, pencatatan penjualan/transaksi, pencetakan bukti pembayaran, dan laporan transaksi,” ujar tim pengembang Sellfazz kepada DailySocial.

Sellfazz saat ini juga memiliki aplikasi back office berbasis website yang dapat diakses untuk pengelolaan produk dengan banyak SKU. Di dasbor yang tersedia pengguna juga bisa melihat laporan usaha dengan lebih rinci. Pengembangan aplikasi ini didasarkan pada masalah yang banyak dijumpai di usaha berskala mikro. Saat ini kebanyakan proses pencatatan keuangan usahanya masih dilakukan secara manual, bahkan sebagian besar usaha mikro belum melakukannya. Pada akhirnya akan berdampak pada stagnansi dari usahanya.

“Kami belajar dari kebutuhan agen Payfazz. Sellfazz dibuat dengan tujuan agar awareness pengusaha mikro dan kecil bisa meningkat dalam hal literasi keuangan dan manajemen pengelolaan usaha. Dan ini terbukti kalau kami melihat respons dari pengguna, secara organik belum sebulan diluncurkan Sellfazz sudah memiliki lebih dari 3000 pengguna, kebanyakan dari kalangan pengusaha di bidang warung makan, konter pulsa, dan warung kelontong, juga usaha perorangan seperti online shop,” jelas tim Sellfazz.

Tim pengembang cukup optimis melihat respons pasar, dalam setahun mereka menargetkan setidaknya bisa membantu 100 ribu pengusaha mikro, kecil dan menengah dalam hal modernisasi usaha. Ke depan pihaknya juga ingin memperbanyak kolaborasi, baik dengan startup, institusi keuangan, dan berbagai pihak lainnya agar dampaknya bisa lebih besar lagi. Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan meluncurkan beberapa fitur tambahan khususnya untuk usaha yang sudah lebih berkembang.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Investasi Reksa Dana Kelola Targetkan Generasi Muda

Kelola adalah layanan yang dikembangkan untuk memudahkan akses masyarakat terhadap instrumen investasi, seperti reksa dana. Mulai aktif di tahun 2017, layanan ini memulai petualangannya dengan target pasar generasi milenial. Mereka berharap bisa menjadi layanan yang memudahkan dan membantu masyarakat berinvestasi.

“Dari data yang ada, hanya sekitar 900 ribu penduduk Indonesia yang memiliki rekening reksa dana untuk investasi dan hanya sekitar 600 ribu investor reksa dana aktif. Jika dilihat dari total penduduk pada usia produktif, peluang pada sektor ini masih sangat besar. Menyikapi peluang ini, Kelola fokus pada literasi investasi, terutama pada generasi Z dan milenial lewat social media dan langsung dari aplikasi Kelola,” terang VP Business Unit Kelola Eyfrel Likuajang.

Persaingan di layanan reksa dana online saat ini memang mulai semarak. Selain dua raksasa e-commerce, Bukalapak dan Tokopedia, tersedia juga layanan seperti AjaibXDana, Tanamduit, dan INVISEE di segmen yang sama.

Eyfrel lebih jauh menjelaskan, Kelola dari awal memang didesain sangat sederhana dengan tujuan memudahkan pengguna memahami produk reksa dana yang ada. Mereka tidak ingin pengguna bingung di awal ketika mencoba mulai berinvestasi dengan jargon-jargon finansial yang belum banyak diketahui banyak orang. Pihak Kelola juga terus mengimbangi promosi dengan literasi finansial.

Dari segi fitur, Kelola memiliki sistem pembelian reksa dana yang memungkinkan pengguna melakukan pembelian beberapa produk reksa dana dengan sekali pembayaran. Untuk pembayaran, Kelola mengusahakan kemudahan dan kecepatan dengan penggunaan Virtual Account. Dari sisi produk, jenis reksa dana yang ditawarkan merupakan hasil kurasi atau dipilih langsung dari Management Investasi terbaik di Indonesia.

“Kami memberikan akses digital bagi masyarakat untuk berinvestasi pada produk keuangan seperti reksa dana dan di masa mendatang bisa asuransi, P2P lending, obligasi retail, dan komoditas (emas),” imbuh Eyfrel.

Kelola di delapan bulan pertama operasinya sudah mendapatkan lebih dari 23 ribu pemasangan aplikasi dan 2300 investor aktif  dengan AUM (Asset under Management) mencapai Rp26 miliar. Sebagai layanan yang belum menginjak usia satu tahun, fokus Kelola saat ini masih meningkatkan pangsa pasar dan beberapa inovasi lainnya.

“Ke depan Kelola fokus untuk meningkatkan pangsa pasar hingga 15% dengan menambah jenis produk investasi dan fokus pada user acquisition melalui literasi,” tutup Eyfrel.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Kalm Redam Stres dengan Konseling Berbasis Chat

Tinggal di kota besar, tekanan lingkungan, dan masalah di kantor bisa jadi salah satu pemicu stres. Banyak di antaranya sampai terjebak, sayangnya tidak mencari bantuan yang sesungguhnya mereka butuhkan. Entah karena ada rasa malu, minim pengetahuan, atau halangan praktis. Alhasil, kondisi terus memburuk.

Tidak ingin hal ini terus berlanjut, Angela Widjaja bersama dua temannya yang sama-sama berlatar belakang pendidikan konseling dan psikologi mendirikan Kalm. Aplikasi ini menyediakan layanan konseling online berbasis chat yang sifatnya unlimited dan berkesinambungan.

“Kami memutuskan untuk membangun sebuah online platform yang membuka akses kepada konselor profesional bagi siapa saja, dengan cara yang mudah dan nyaman tanpa perlu ada rasa malu,” ujar Co-Founder Kalm, Angela Widjaja, kepada DailySocial.

Ia juga menerangkan diferensiasi Kalm dengan layanan sejenis. Umumnya mereka meminta pengguna untuk membuat janji dengan konselor online untuk sesi konseling chatting selama 50 menit sampai 1 jam. Namun di Kalm, pengguna tidak perlu melakukan hal tersebut.

Mereka bisa kirim chat jam berapapun dan sesering ke Kalmselor (sebutan konselor di Kalm), selama masih dalam masa berlangganan. Kalmselor pun diwajibkan menjawab chat tersebut minimal dua kali dalam 24 jam.

“Kami merasa proses konseling online memberikan fleksibilitas bagi para konselor, terutama agar mereka tidak terburu-buru mencerna pesan klien sehingga dapat memberikan tanggapan yang lebih bermakna.”

Apabila pengguna merasa kurang cocok dengan Kalmselor, mereka bisa menggantinya kapanpun. Seluruh proses konseling dari pendaftaran, matching, dan chatting dilakukan dalam aplikasi. Pihaknya menjamin privasi pengguna betul-betul dijaga penuh keamanan dan privasinya.

Agar konselor bisa memberikan masukan yang betul-betul dibutuhkan pengguna, ada skema bagi hasil yang didapat dari biaya paket berlangganan yang dibayarkan. Hal ini dimaksudkan agar para konselor dapat memiliki nilai lebih di Indonesia, bukan hanya bekerja secara cuma-cuma.

“Kami percaya bahwa para konselor itu harus mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan jasanya.”

Utamakan privasi pengguna

Tim Kalm / Kalm
Tim pengembang Kalm / Kalm

Demi menjaga kepercayaan pengguna, sambung Angela, perusahaan fokus pada keamanan data. Ada beberapa hal dilakukan untuk mitigasi risiko keamanan. Pertama, pengguna dapat mendaftar dan melakukan konseling online secara anonim, cukup dengan nama panggilan dan alamat e-mail. Kalm tidak meminta nama asli, nomor telepon, alamat rumah, atau informasi identifikasi lainnya.

Sedangkan untuk Kalmselor, ada persyaratan yang harus dipenuhi seperti informasi pribadi yang lengkap, termasuk salinan KTP, ijazah, surat izin praktik, dan lainnya. Berikutnya ada proses verifikasi kepada setiap pendaftaran konselor yang masuk, sebelum disetujui untuk jadi Kalmselor.

Dari segi produknya juga dilindungi karena perusahaan bekerja sama dengan Digital Security Indonesia (DSI) yang ahli di bidang keamanan digital. DSI melakukan penetration testing dan memberikan laporan mengenai segala kemungkinan adanya ancaman keamanan yang kemudian bisa segera ditangani.

“DSI akan terus mendampingi Kalm untuk memastikan platform kami aman bagi pengguna.”

Untuk menikmati layanan Kalm, pengguna cukup berlangganan dengan membeli paket harga 1 minggu, 1 bulan, atau 3 bulan. Per minggunya berkisar antara Rp250 ribu sampai Rp350 ribu.

Kalm meluncur di Google Play sejak 7 Oktober 2018, semenjak itu Kalm memiliki sekitar 30 Kalmselor aktif yang melayani lebih dari 200 pengguna.

Angela mengungkapkan rencana ke depannya, perusahaan akan terus mengembangkan aplikasi Kalm dan Kalmselor untuk memberikan layanan terbaik. Bakal ada fitur baru yang siap dihadirkan sehingga tujuan increasing wellness pengguna dan increasing value untuk konselor bisa tercapai.

Saat ini Kalm masih menggunakan dana sendiri untuk operasionalnya. Angela mengatakan pihaknya mulai eksplorasi dengan beberapa investor untuk kemungkinan mendapatkan pendanaan investasi.

Application Information Will Show Up Here

Nalagenetics Terima Pendanaan Awal 15 Miliar Rupiah, Kembangkan Layanan Tes Genetik Berbiaya Murah

Startup di bidang kesehatan (healthtech) untuk pengujian genetik Nalagenetics hari ini (01/11) mengumumkan perolehan putaran pendanaan tahap awal (pre-seed round) senilai $1 juta (setara 15 miliar Rupiah). Pendanaan ini didapat East Ventures, Intudo Ventures, dan beberapa angel investor. Melalui solusinya, Nalagenetics mencoba menghadirkan layanan tes genetik yang berbiaya murah disesuaikan pasar Asia. Penetrasi bisnisnya akan dimulai di pasar Singapura dan Indonesia.

Dana yang diperoleh akan dialokasikan untuk menyelesaikan proof-of-value project bekerja sama dengan beberapa rumah sakit dan institusi kesehatan di Singapura dan Indonesia. Selain itu Nalagenetics juga mengharapkan bisa merekrut anggota untuk menguatkan tim. Selain tes genetik, Nalagenetics juga mengembangkan beberapa produk lain untuk mendukung pengujian, termasuk Cilincal Decision Support dan Patient Engagement Tools.

Nalagenetics didirikan oleh sekelompok ilmuwan, yakni Jianjun Liu, Astrid Irwanto, Alexander Lezhava dan Levana Sani. Keempatnya bertemu saat bekerja di Genome Institute of Singapore. Pengembangan produk tes genetik bukan tanpa sebab, tim Nalagenetics mendasarkan pada sebuah temuan riset yang dilakukan di Singapura. Banyak kerugian yang bisa ditimbulkan oleh efek samping obat karena faktor genetik. Nalagenetics berfokus pada farmakogenomik, cabang dalam genetika yang mempelajari bagaimana DNA mempengaruhi respons obat seseorang.

Nalagenetics
Founder Nalagenetics / Nalagenetics

Sekitar 30% efek samping oleh obat-obatan disebabkan karena faktor genetik. Dengan mengetahui susunan genetik seseorang dapat menyelamatkan pasien dari efek samping, yang kadang bisa saja mematikan. Produk Nalagenetics juga berproses dari temuan dan pengujian para founder-nya. Salah satunya Astrid, dalam sebuah penelitiannya di Papua, ia bekerja sama dengan Lezhava untuk merancang tes genetik dengan biaya di bawah $5 dan melakukan tes sebanyak 1000 kali

Tes genetik ini diharapkan juga memberikan solusi pengobatan terbaik. Misalnya saat di Genome Institute of Singapore, tim bekerja sama untuk membawa produk biomarker genetik yang mereka temukan untuk menentukan apakah pasien kusta tertentu ada kemungkinan memiliki reaksi merugikan yang bisa berdampak fatal, dalam bahasa medis disebut Sindrom Hipersensitivitas Dapsone (DHS). Deteksi tersebut hasilnya akan digunakan untuk penentuan obat-obatan untuk menghindari efek samping.

Sepak terjang dan pembuktian penelitian tim Nalagenetics yang juga membuat para investor percaya. Salah satunya diungkapkan Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca. Ia mengungkapkan, pertemuan pertama dengan tim Nalagenetics membuatnya langsung terkesan. Apa yang diselesaikan Nalagenetics akan berdampak baik bagi populasi di Asia. Solusi tes dengan biaya hemat yang dikerjakan dipastikan dapat diakses oleh khalayak yang lebih luas.

Pun demikian dengan Partrick Yap, Founding Partner Intudo Ventures. Ia menyampaikan bahwa inovasi yang turut didukung ilmuwan Indonesia ini akan membantu mengatasi tantangan kesehatan lokal yang sebelumnya diabaikan. Pihaknya berkomitmen mendukung bisnis Nalagenetics melalui jaringan mitra strategis lokal dan internasional yang dimiliki.

Sejak didirikan pada tahun 2016 untuk proyek kusta, Nalagenetics telah diinkubasi di program Harvard’s Venture Incubation Program dan memperoleh dukungan untuk pengembangan tes genetik mereka di Genome Institute of Singapore melalui Exploit Technologies Pte Ltd (ETPL).

TokenWiz Acts as Investment Virtual Assistant for Digital Assets

Digital Assets or cryptocurrency is getting popular in society, particularly for investment. Regarding this potential, TokenWiz appeared as a virtual assistant for digital currency investment in Indonesia. TokenWiz, counting on artificial intelligence, aims to provide an accurate market analysis.

“Indonesia has 260 million population, fourth biggest in this world, with a very large demographic map. Blockchain sector in Indonesia is still developing, people are expecting to understand blockchain technology and investment. There’s a huge market for blockchain,” TokenWiz’s CEO, Long Man, said.

As a virtual assistant service, TokenWiz focused on delivering fast and accurate information with an in-depth analysis of digital currency. It includes a smart investment advisor.

One of TokenWiz major ability is the use of smart technology to analyze market data in order to provide an excellent strategy for digital currency investors using it.

“TokenWiz is determined to be a smart assistant in digital currency investment, combining artificial intelligence, including leading casual timing analysis called entity recognition (NER), multi-language deep learning, with other techniques. Entire analysis of currencies in TokenWiz, a multi-dimensional diagnosis,” Long Man added.

TokenWiz arrival in Indonesia is partnered with INDODAX, one of the leading investment or digital trading platform in the region. However, there is no further information regarding this. TokenWiz only mentioned the deep and specific partnership established between both companies.

“INDODAX is the largest digital currency exchange platform in Indonesia with the strong user base and brand influence, TokenWiz has the strong technology, research ability, and product development. The partnership of two will create a strong alliance. We and INDODAX have formed an in-depth partnership, and specific with the content to be developed gradually,” he explained.

In its first year in Indonesia, TokenWiz targets to develop rapidly and become the largest digital currency investment portal, also become the digital currency investor’s first-choice in need for digital currency market analysis.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Muslimapp Kembangkan Aplikasi untuk Berbagai Kebutuhan Umat Muslim

Muslimapp dikembangkan untuk memfasilitasi kebutuhan ibadah masyarakat Indonesia — merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Mengusung tagline all your praing needs in one app, Muslimapp menyajikan berbagai fitur. Mulai dari jadwal salat, Al-Quran dan doa, pencarian masjid, gps tracking haji & umrah, aqiqah, qurban, dan beragam produk Islami lainnya.

Startup ini didirikan dua orang founder, yakni Nurana Paramita dan Lujeng Pratiktama. Belum lama ini Muslimapp baru mendapatkan pendanaan dari angel investor lokal yang nama dan nominalnya tidak disebutkan secara detail. Melalui pendanaan tersebut, pihaknya akan menggenjot pengembangan teknologi dan kampanye pemasaran.

“Salah satu keunggulan aplikasi kami dengan aplikasi ibadah muslim yang lain yaitu, aplikasi kami tidak ada iklannya, sehingga memberikan kenyamanan kepada pengguna terutama ketika membaca Al-Quran, hadis, doa, dan fitur lainnya,” ujar tim Muslimapp dalam wawancaranya dengan DailySocial.

Selain itu, Muslimapp juga menghadirkan fitur aqiqah online. Fitur unik ini sudah diluncurkan di 13 kota di Indonesia. Sementara itu fitur qurban online juga mulai berjalan, memfasilitasi pemesanan dan distribusi.

Fitur GPS tracking yang ada pada aplikasi dapat membantu kaum muslim yang sedang melakukan perjalanan haji dan umrah. Sehingga dapat mempermudah pelacakan dan pencarian lokasi dalam satu grup perjalanan.

Sejak enam bulan diluncurkan, aplikasi Muslimapp sudah diunduh lebih dari 200 ribu kali di 193 negara. Statistik tersebut membuat tim Muslimapp cukup optimis dalam mencapai target berikutnya. Di satu tahun ke depan, Muslimapp ingin membuka akses pelayanan berbagai fitur ke lebih dari 30 kota baru. Mereka juga menargetkan perolehan pendanaan lanjutan.

Kerja sama dengan mitra strategis juga menjadi agenda berikutnya untuk menguatkan varian produk yang saat ini sudah dimiliki. Saat ini Muslimapp sudah bisa dinikmati pengguna platform Android maupun iOS.

Application Information Will Show Up Here

Printera Sajikan Platform B2B Online untuk Produk Cetakan

Selain alat produktivitas seperti laptop atau alat tulis, perkantoran sering memiliki kebutuhan lain, misalnya ID card dan lanyard untuk karyawan. Melihat potensi itu, layanan Printera hadir menawarkan beragam produk cetakan. Platform ini secara khusus didesain untuk kebutuhan bisnis (B2B), sehingga banyak penyesuaian terkait pengalaman pengguna yang dibubuhkan oleh pengembang.

Di katalog Printera sudah ada beberapa varian produk, mulai dari flyer, lanyard, mug decal, banner, kartu nama, hingga brosur. Saat ini layanannya sudah bisa diakses dalam versi beta dan mulai diperkenalkan secara luas pada pertengahan November 2018 mendatang. Printera diinisiasi dua co-founder, yakni Agus Mulyono (CEO Kartunama.net) dan Heriyadi Janwar (Director of Corporate Sales Bhinneka).

Kami mendapatkan akses untuk mencoba dan memesan di Printera. Setelah login, pengguna akan disuguhi sebuah dasbor. Tidak seperti layanan berbasis konsumen pada umumnya, ketika pengguna sudah memilih jenis produk dan jumlah, tim akan memberikan penawaran secara manual. Di dasbor produk sudah ada harga yang ditampilkan, kendati demikian masih bisa ditawar menyesuaikan pemesanan.

“Menurut kami, pengguna lebih suka nego langsung dengan manusia, bukan sistem. Manusia lebih fleksibel dalam memberikan harga. Proses nego juga lebih gampang lewat kanal seperti chat atau email, karena penjelasan spesifikasi barang lebih detail, jadi penawaran yang dibuat bisa lebih pas. Cetakan adalah barang yang rada complicated spesifikasinya,” ujar Agus kepada DailySocial.

Entitas terpisah dari Kartunama.net, namun masih terkait

Agus sendiri adalah pendiri Kartunama.net, sebuah startup yang menyediakan layanan cetak kartu nama secara online. Kartunama.net dan Printera bernaung dalam entitas bisnis (PT) terpisah, namun Agus memastikan masih ada kolaborasi dalam proses bisnis di dalamnya.

“Secara legal terpisah. Secara operasional kami di gedung yang sama dan titik singgung SDM-nya banyak. Kerja sama pemasaran tentu ada, karena nantinya Printera akan menggunakan basis data pelanggan Kartunama.net yang saat ini [berjumlah] kurang lebih 6.000-an bisnis,” jelas Agus.

Agus melanjutkan, pengembangan Printera sebenarnya karena banyak permintaan dari pelanggan Kartunama.net agar pihaknya membuat produk cetakan lain. Di samping itu, Printera hadir juga untuk memaksimalkan penggunaan mesin cetak yang dimiliki perusahaan. Dasbor bisnis menjadi salah satu komponen penting di Printera. Kendati negosiasi bisa terjadi secara manual, namun transaksi akan tercatat rapi untuk keperluan pelaporan.

Untuk memulai debutnya, Printera saat ini telah mengantongi pendanaan awal dari angel investor yang tidak disebutkan. Agus mengutarakan, ada kemungkinan Printera segera melakukan fundraising untuk pendanaan lanjutan tahun depan.

“Yang mau kita kejar itu adalah solusi kita buat corporate printing-nya. Kami menawarkan sistem cetak yang lebih praktis, fleksibel dalam pembayaran, dan transparan. Semua transaksi tercetak rapi,” tutup Agus

TokenWiz Hadir sebagai Asisten Virtual Investasi Aset Digital

Aset digital atau cryptocurrency makin diminati oleh masyarakat Indonesia, khususnya untuk investasi. Melihat potensi tersebut, TokenWiz hadir sebagai asisten virtual untuk investasi mata uang digital di Indonesia. Mengandalkan teknologi kecerdasan buatan, TokenWiz berusaha menyediakan fitur analisis pasar yang akurat.

“Indonesia memiliki populasi 260 juta, populasi terbesar keempat di dunia, dengan peta demografis yang sangat besar. Perkembangan sektor blockchain di Indonesia masih dalam tahap awal, orang-orang mengharapkan untuk memahami teknologi blockchain dan investasinya. Ada market yang sangat besar untuk blockchain,” terang CEO TokenWiz LongMan.

Sebagai layanan asisten virtual, TokenWiz fokus pada penyampaian informasi yang cepat dan akurat dengan analisis yang mendalam mengenai mata uang digital. Termasuk menyajikan penasihat investasi yang cerdas.

Salah satu kemampuan unggulan TokenWiz adalah penggunaan teknologi pintar untuk menganalisis data pasar, sehingga bisa memberikan strategi yang cukup mumpuni untuk para investor mata uang digital yang menggunakan TokenWiz.

“TokenWiz bertekad untuk menjadi asisten yang cerdas dalam investasi mata uang digital menggabungkan teknologi kecerdasan buatan, termasuk leading casual timming analysis bernama entity recognition (NER), konstruksi fitur pembelajaran mendalam multi bahasa, dan teknik lainnya. Analisis keseluruhan mata uang yang ada di TokenWiz, diagnosis multi-dimensi,” imbuh Long Man.

Kehadiran TokenWiz di Indonesia juga bekerja sama dengan INDODAX, salah satu platform investasi atau jual beli mata uang digital ternama di Indonesia. Namun sayangnya belum ada keterangan lebih dalam mengenai kerja sama ini. Pihak TokenWiz hanya menyebutkan keduanya sudah menjalin kerja sama yang mendalam dan spesifik.

“INDODAX adalah platform pertukaran mata uang digital terbesar di Indonesia, dengan basis pengguna dan pengaruh merek yang kuat, sementara TokenWiz memiliki teknologi yang kuat dan kemampuan riset dan pengembangan produk. Kerja sama antara keduanya akan menjadi aliansi yang kuat. Pihak kami dengan INDODAX elah membentuk kerja sama yang mendalam, dan spesifiknya mengenai konten kerja sama kami akan kembangkan secara bertahap,” jelas Long Man.

Di tahun pertamanya di Indonesia TokenWiz menargetkan untuk bisa berkembang dengan cepat dan menjadi portal investasi mata uang digital terbesar dan menjadi pilihan para investor mata uang digital yang membutuhkan analisis mengenai pasar mata uang digital.

Application Information Will Show Up Here