8Commerce Kenalkan Platform Pintar Urusi Inventori Sales Channel Integration

8Commerce, salah satu layanan e-commerce enabler lokal, memperkenalkan Sales Channel Integration (SCI). Sebuah platform yang nantinya diharapkan bisa memudahkan brand untuk mengatur produknya yang dijual melalui beberapa marketplace. Tentunya platform ini menjanjikan kemudahan, transparansi dan inventori yang tepat dan cepat.

SCI ini mulai dikembangkan mengingat banyaknya bisnis marketplace di Indonesia seperti Lazada, MatahariMall, Blibli, dan lain sebagainya. Hal ini lantas memunculkan sebuah kebutuhan kemudahan pengelolaan produk inventori dan proses order lintas marketplace dari pemilik brand atau produk yang masuk ke ranah e-commerce. Kebutuhan integrasi ini berdasar pada kemudahan proses, laporan yang real time, serta rekam jejak tahapan order yang jelas. Kebutuhan-kebutuhan ini yang akhirnya dijawab 8Commerce dengan platform SCI.

“Di sini platform Sales Channel Integration (SCI) dari 8Commerce memudahkan brand untuk mengatur ratusan produknya yang dijual online melalui beberapa marketplace agar prosesnya lebih mudah, transparan, tepat inventori dan cepat,” terang CEO 8Commerce Ronny Ritongadi.

Ronny menjelaskan bahwa platform SCI ini terhubung dengan marketplace dan kanal lainnya dan juga e-commerce fulfillment dan pengiriman. Platform SCI ini diklaim bisa sangat membantu brand atau produk yang ingin terjun ke sektor e-commerce.

SCI 8COMMERCE
SCI 8COMMERCE

Ronny menekankan platform SCI ini hanya bisa dipakai jika brand bersedia menaruh inventorinya di fulfillment Center 8Commerce yang saat ini tersedia di 7 kota di Indonesia.

“Sistem pergudangan 8Commerce adalah sistem pergudangan yang fokus di proses e-commerce, yang tentunya terbiasa mengurus order per pieces, order khas-nya e-commerce. Jadi sangat membantu brand yang ingin terjun di e-commerce. Hal ini karena biasanya pergudangan yang dimiliki brand lebih fokus ke aktivitas pergudangan non e-commerce,” lanjut Ronny.

Go-Jek dan Ruma Bantu Angkat Taraf Hidup Mitra Pengemudi Melalui Arisan Mapan

Bertempat di Sindu Kusuma Park, Yogyakarta, Sabtu kemarin (17/12) Go-Jek meresmikan kerja sama mereka dengan startup Indonesia lainnya, Ruma. Kerja sama ini melibatkan program Arisan Mapan milik Ruma yang merupakan program untuk memudahkan masyarakat dalam mewujudkan memilki barang impian melalui sistem Arisan. Melalui kerja sama ini, mitra Go-Jek atau pasangannya bisa menjadi ketua Arisan Mapan dan mendapatkan penghasilan tambahan. Program kerja sama pun dapat diakses oleh seluruh mitra GO-JEK di Jawa dan Bali.

Melalui keterangan media, CEO Ruma Aldi Haryopratomo menyampaikan bahwa Ruma dan Go-Jek memiliki visi dan komitmen yang sama untuk membantu sektor informal meningkatkan kesejahteraannya. Melalui kerja sama ini, mitra Go-Jek atau pasangannya bisa mendapatkan peluang untuk mendapatkan barang impian dan penghasilan tambahan yang berasal dari komisi pembelian barang yang dilakukan oleh setiap anggota dengan menjadi ketua Arisan Mapan. Selain itu, para Ketua Arisan Mapan atau pasangannya juga dapat bergabung menjadi mitra Go-Jek.

Aldi mengatakan, “Misi Arisan Mapan adalah untuk meningkatkan akses, derajat, dan pendapatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui teknologi. Seiring dengan tahapan kehidupan keluarga, kebutuhan juga semakin banyak. Mereka juga sering mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan atau mendapatkan barang impian. Oleh karena itu, kami hadir untuk membantu mendapatkan barang berkualitas secara mudah dan terjangkau.”

Sementara itu President Go-Jek Andre Soelistyo memaparkan, “Sejak awal kami berdiri, fokus Go-Jek adalah memberdayakan para pekerja sektor informal. Kerja sama ini merupakan salah satu bentuk komitmen kami untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pekerja sektor informal. Melalui kerja sama dengan Arisan Mapan, kami memberikan akses kesempatan wirausaha kepada pasangan mitra Go-Jek . […] Kerja sama ini juga merupakan bagian dari Swadaya, program manfaat membantu peningkatan kesejahteraan mitra driver.”

Sebagai informasi, pada November 2016 silam, Go-Jek telah menjalankan program Swadaya untuk bantu meningkatkan kesejahteraan mitra pengemudi mereka. Program ini diklaim Go-Jek memilki lima manfaat utama bagi mitra pengemudi. Di antaranya yaitu, pemberian akses kepada layanan jasa keuangan (perbankan dan asuransi), cicilan otomatis yang terjangkau, diskon untuk kebutuhan sehari-hari, akses terhadap kesempatan wirausaha untuk bantu meningkatkan pendapatan keluarga, dan pelatihan berkendara.

Go-Jek sendiri mengklaim, hingga Desember 2016 ini sudah bermitra dengan lebih dari 250.000 mitra pengemudi, 3000 penyedia jasa lain dan 35.000 usaha kuliner yang menjadi merchant Go-Food.

Di tahun 2016 ini, Go jek juga banyak melakukan pergerakan. Mulai dari meluncurkan layanan baru seperti Go-Auto, mengakuisisi LeftShift dan Pianta, hingga memperoleh pendanaan yang kini membuat Go-Jek menyandang status startup unicorn di Indonesia. Sementara Ruma, di tahun ini juga telah meluncurkan aplikasi mobile untuk program Arisan Mapan pada September silam.

Dengan diresmikannya kerja sama ini, pihak Go-Jek dan Ruma juga berharap mitra Go-Jek dan anggota Arisan Mapan dapat menjadi lebih berdaya dengan kekuatan sendiri serta dapat meningkat kesejahteraan keluarga menjadi lebih baik. Program kerja sama ini dapat diakses oleh seluruh mitra Go-Jek di Jawa dan Bali. Untuk bergabung menjadi ketua Arisan Mapan, pasangan mitra Go-Jek bisa mendaftar di kantor operasional Go-Jek yang ada di Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang dan Bali.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Layanan Kesehatan On-Demand Medi-Call Beroperasi di Bali

Sektor startup on-demand kini kembali diramaikan dengan hadirnya startup kesehatan on-demand, Medi-Call. Medi-Call hadir secara resmi dan melayani kawasan Bali mencakup Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan. Serupa dengan aplikasi on-demand lainnya, Medi-Call menawarkan beberapa fitur khas on-demand khusus untuk kesehatan, seperti emergency call ke rumah sakit atau klinik terdekat, layanan dokter, klinik, rumah sakit, laboratorium on-call dan layanan farmasi online yang terintegrasi dengan K24klik milik Apotek K24.

CEO Medi-Call M. Candara Wijanadi, yang juga seorang dokter, berujar bahwa adanya aplikasi on-demand ini diharapkan mampu mengurangi kendala yang dihadapi pasien dalam akses layanan kesehatan. Salah satunya adalah proses menunggu antre. Aplikasi ini juga memungkinkan dokter untuk mengunjungi pasien sehingga diharapkan bisa lebih praktis dan nyaman digunakan untuk pasien.

“Di dunia kedokteran, Medi-Call akan menjadi aplikasi pertama di Indonesia yang menyediakan layanan on-call dengan tarif kompetitif dan transparan. Kehadiran aplikasi ini akan mengubah paradigma dunia kedokteran. Selama ini, pasien yang membutuhkan jasa dokter hanya bisa menemui dokter di ruang praktik pada jam yang ditentukan. Dengan cara ini, banyak kendala yang dihadapi pasien. Selain perjalanan yang macet dan terkadang jauh, untuk mendapatkan pelayanan, pasien juga harus menunggu antrean. Kita membutuhkan jasa layanan dokter menjadi lebih praktis dan bisa diakses kapan saja di mana saja, dalam waktu 24 jam. Dengan adanya aplikasi ini, dokter dan tenaga medislah yang mendatangi pasien. Medi-Call juga tidak hanya menangani pasien yang membutuhkan pengobatan saja, tetapi juga mampu menangani pasien dengan keterbatasan mobilitas untuk layanan home care, rehabilitasi, dan terapi,” terang Candra.

Pasien akan dikenakan biaya panggilan yang ditentukan oleh jarak dan beberapa parameter lainnya.

Berbicara mengenai kesehatan dan dokter tak luput dari kebutuhan tenaga profesional. Untuk memastikan layanannya berkualitas dan tidak merugikan pengguna, Medi-Call melakukan seleksi yang cukup ketat. Pihak Medi-Call menjelaskan semua tenaga medis yang terdaftar di Medi-Call merupakan profesional yang sudah memiliki STR (surat tanda registrasi) dan SIP (surat izin praktik). Mereka direkrut melalui proses pelatihan dan prosedur standar pelayanan yang sesuai, sehingga profesionalitas layanan Medi-Call diklaim dapat dipercaya.

Bali menjadi area operasional pertama Medi-Call, namun tidak menutup kemungkinan akan berkembang ke beberapa kota lainnya.

“Ide dasarnya memang dari Bali, karena di Bali layanan on-call sudah berkembang. Dari situ juga yang membuat kami terpikir, kenapa tidak mengembangkannya sebagai startup,” terang Candra.

Candra berharap di tahap awal peluncurannya ia menargetkan bisa bekerja sama dengan lebih dari 100 dokter. Termasuk juga harapan bisa menjangkau lebih banyak kota dengan menyuguhkan layanan yang mudah dan terjangkau bagi masyarakat.

Application Information Will Show Up Here

BahasaKita Ingin Membangun Sistem Pemrosesan Suara Terbaik di Dunia untuk Bahasa Indonesia

Informasi yang terkandung dalam sebuah suara sebenarnya sangat kaya, namun hingga saat ini masih belum pihak yang menyadari potensinya. Peluang ini yang coba digali oleh BahasaKita, perusahaan yang fokus pada pengembangan produk berbasis teknologi dan informasi khususnya pemrosesan suara dan bahasa alami. Visinya adalah untuk dapat membangun sistem pemrosesan suara terbaik di dunia, terutama untuk Bahasa Indonesia terlebih dahulu.

BahasaKita beroperasi di bawah payung PT Bahasa Kinerja Utama yang resmi berdiri sejak pertengahan tahun 2015 silam. Oskar Riandi yang saat ini memangku jabatan sebagai Direktur adalah orang yang paling berperan dari lahirnya layanan BahasaKita ini. Selain Oskar, masih ada dua orang rekannya lagi yang turut membantu dari sisi finansial sebagai angel investor.

Meski baru berdiri secara resmi sebagai perusahaan pada pertengan tahun 2015 silam, tetapi proses pengembangan sistem pengenalan suara dari BahasaKita sebenarnya punya riwayat yang jauh lebih panjang. Dimulai dari ketika Oskar menempuh pendidikan di Jepang, hingga dia memutuskan untuk mundur dari kariernya di BPPT pada tahun 2013 untuk terjun sepenuhnya ke dunia industri. Sistem awal dari BahasaKita sendiri sudah pernah digunakan untuk membantu para disabilitas untuk mengoperasikan komputer.

BahasaKita dan layanan yang dikembangkan

BahasaKita ini adalah perusahaan yang fokus pada pengembangan produk-produk teknologi pemrosesan suara dan pemrosesan bahasa alami. Contohnya merubah suara menjadi teks atau sebaliknya, mesin terjemahan seperti Google Translate, dan kami memang punya tujuan akhir agar bisa speech to speech translation, jadi multi bahasa. Jika kita berbicara bahasa Indonesia, yang keluar adalah bahasa Inggris, [sebaliknya juga] sehingga mengurangi kendala berkomunikasi antar bangsa,” jelas Oskar ketika ditemui di sela-sela acara Konferensi Big Data awal Desember 2016 silam.

Pengembangan layanan BahasaKita sendiri juga didasari pada idealisme dan nasionalisme dalam penguasaan teknologi untuk Bahasa Indonesia sebagai jati diri dan aset bangsa. Penguasaan teknologi ini dapat melahirkan kemandirian terhadap pemenuhan kebutuhan teknologi lainnya sekaligus meningkatkan daya saing bangsa terhadap produk-produk asing.

Bicara mengenai produk, Oskar juga menjelaskan bahwa saat ini sudah ada beberapa produk yang dikembangkan dan dibuat oleh BahasaKita. Di antaranya adalah Notula Rapat, Notula Keyboard, KuTulis, EduGame, MoNik (Monitor Iklan), PoLIS (Proof of Life Information System), dan Rekam Medik Elektronik. Namun, yang baru benar-benar melucur  ke pasar dan digunakan oleh berbagai instansi pemerintah atau perusahaan adalah Notula Rapat.

Sederhananya, Notula Rapat ini memiliki kemampuan untuk mengubah suara dari pembicara menjadi tulisan. Tingkat keakuratan dan kecepatan terjemahannya pun terbilang sangat tinggi karena database kata yang tersimpan dalam sistem BahasaKita saat ini, menurut Oskar, sudah lebih dari 300 ribu kata.

Selain suara yang bersumber dari pembicaraan secara langsung, Notula Rapat juga dapat mengubah rekaman suara pembicaraan dalam berkas elektronik (file WAV) 16 kHz & 16 bit. Terjemahan dari suara tersebut pun nantinya bisa langsung dikoreksi secara real-time dan disimpan dalam bentuk paragraf atau sekedar teks untuk pengubahan lebih lanjut.

Menariknya lagi, Oskar juga mengklaim bahwa sistem pengenalan suaranya ini dapat membedakan sumber suara dari pembicara, baik itu orang yang satu dengan yang lainnya atupun secara jenis kelamin.

Model bisnis, kendala yang dihadapi, dan visi yang ingin dicapai

Direktur BahasaKita Oskar Riandi / DailySocial
Direktur BahasaKita Oskar Riandi / DailySocial

Oskar menjelaskan bahwa saat ini pihaknya memasarkan produk yang dibuatnya dengan model penjualan lisensi, ­on-premise system. Setelah membeli produk, pada dasarnya klien sudah memiliki produk tersebut untuk seumur hidup, tetapi ada dukungan teknis per tahun yang nantinya dapat diperpanjang. Model lainnya adalah melalui open API yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh developers lainnya untuk mengembangkan aplikasi lain.

Oskar mengatakan, “Untuk Notula Rapat ini, [yang dijual] bentuknya sistem, ada hardware dan software, dan juga ada maintenance untuk adaptation. Jadi, [bisa] menyesuaikan dengan kondisi pengguna karena kami tidak tahu pengguna ini nanti ruangannya seperti apa. […] Bising, bergema, dan sebagainya.”

“Kami ada kemaampuan untuk adaptasi dengan ruangan pengguna. Sehingga sistem kami tidak hanya sekali jual dan selesai. […] Ini perpetual license kemudian ada dukungan teknis satu tahun. […] Lisensinya berlaku seumur hidup, technical support-nya bisa diperpanjang,” lanjut Oskar.

Dalam pengembangannya, Oskar juga mengungkapan bahwa sebenarnya ada kendala yang saat ini dia hadapi yang datang dari sisi infrastruktur. Hal ini yang membuat produk seperti KuTulis dan juga Notula Keyboard yang dikembangkan tidak bisa lepas landas dengan mulus.

Oskar menjelaskan, “Ada kendala infrastruktur yang membuat kami belum bisa menaruh [layanan] di cloud karena pemrosesan ini memerlukan infrastruktur komputasional yang sangat tinggi dan powerful. Kenapa saya baru tahu, Anda bisa lihat yang [saat ini] bermain di speech recognition itu perusahaan raksasa semua seperti Google, IBM, Microsoft, Nuance, dan lainnya karena cost untuk membuat sistem ini bisa on-cloud itu sangat besar sekali.”

Meski demikian, Oskar juga terus melakukan riset terhadap pengembangan layanan agar bisa sistem tetap berjalan dan tidak ke cloud. Pihaknya pun berupaya untuk menaruh data secara offline di smartphone. Selain itu, Oskar juga masih bermimpi untuk bisa mengembangkan sistem BahasaKita menjadi salah satu yang terbaik di dunia, setidaknya untuk Bahasa Indonesia dahulu.

“Untuk bisa meningkatan performance kami butuh data yang lebih besar ke depannya. […] Visi kami ke depan adalah untuk terus meningkatkan performance sistem ini agar bisa menjadi yang terbaik di dunia, khusus untuk Bahasa Indonesia dahulu. Tentu kami juga terbuka untuk kolaborasi dengan berbagai pihak. Dari sisi kami bisa menyiapkan data [kata –kata dari terjemahan suara] untuk analytics-nya [big data],” tandas Oskar.

Karir.com Segera Sematkan Fitur “Online Interview”

Kemarin (14/12) Karir.com, salah satu pionir portal pencarian kerja di Indonesia, mengumumkan pembaruan salah satu fitur unggulannya, yaitu Salary Benchmark. Di samping itu, CEO Karir.com Dino Martin juga mengungkapkan beberapa pencapaian Karir.com di tahun 2016 dan juga rencana-rencana Karir.com untuk melangkah di tahun 2017 mendatang. Salah satunya adalah untuk menghadirkan layanan online interview untuk memudahkan perusahaan dalam mewawancarai calon pegawainya, baik itu yang berupa rekaman ataupun real-time.

Pencapaian Karir.com di tahun 2016

Karir.com adalah salah satu pionir perusahaan Indonesia yang bergerak di layanan pencarian kerja. Beroperasi di akhir 90-an, kini Karir.com sendiri beroperasi di bawah bendera Grup EMTEK setelah diakusisi secara resmi pada tahun 2015 silam. Perubahan dan pencapaian pun banyak terjadi setelah masa peralihan tersebut, terutama di sepanjang tahun 2016 ini.

CEO Karir.com Dino Martin mengungkapkan kepada DailySocial bahwa kini trafik kunjungan Karir.com telah jauh meningkat bila dibandingkan waktu baru diambil alih. Ketika baru diambil alih oleh EMTEK, menurut Dino, trafik kunjungan Karir hanya menyentuh 800.000 kunjungan. Namun, kini angkanya telah naik menjadi di atas lima juta kunjungan yang juga diiringi peningkatan posisi di Alexa, dari 1700-an menjadi 400-an.

Dari sisi database yang bagus untuk pencari kerja, Dino mengklaim bahwa angkanya telah bergerak dari 1,1 juta ke hampir 2 juta dalam kurun waktu satu tahun. Sedangkan untuk database perusahaan juga ikut bertambah sekitar 12 ribuan di sepanjang tahun 2016 ini.

Dino mengatakan, “Kami juga [sudah mengintegrasikan] banyak online tools yang bisa digunakan oleh para pencari kerja. Contohnya ada Aptitude Test, English Test, dan di tahun depan kami [berencana] ada tes inteligensi umum, yang mirip-mirip dengan IQ test. Itu online juga.”

Selain digunakan oleh para pencari kerja, tes tersebut juga menurut Dino bisa dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menguji kompetensi dari para calon pegawainya.

Rencana-rencana di tahun 2017

Di samping menyematkan tes baru, Dino juga mengungkap beberapa rencana pengembangan platform Karir.com untuk melangkah di tahun 2017 nanti. Salah satu yang paling ditunggu oleh Dino dan akan segera meluncur adalah layanan online interview. Fitur ini dihadirkan untuk memudahkan perusahaan dalam mewawancara para calon pegawainya tanpa harus repot memikirkan waktu.

Dino menjelaskan, “Tahun ini [akhir Desember 2016] kami juga akan menghadirkan online interview. Ini direkam. Pertanyaan akan tampil di layar ponsel dan pencari kerja tinggal menjawabnya. Begitu selesai, semua itu terekam, mimik mukanya bisa dilihat, dan orang HR bisa me-review itu kapanpun dia punya waktu. Orang yang di interview juga bisa melakukan interview kapanpun dia punya waktu.”

Kehadiran fitur ini, menurut Dino, bisa menjadi solusi untuk para pencari kerja yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta. Selain tidak perlu berhadapan dengan kemacetan, waktu untuk interview pun menjadi lebih fleksibel dan bisa disesuaikan dengan kesibukan masing-masing.

Fitur lainnya yang diungkap akan hadir oleh Dino adalah VMeet, Video Interview. Vitur ini sifatnya real time dan menurut Dino, fitur ini bisa menjadi solusi bagi perusahaan luar negeri yang ingin masuk ke pasar Indonesia untuk mencari talenta yang sesuai.

Application Information Will Show Up Here

Dimo Kini Miliki 80 Ribu Pengguna Aktif Bulanan

Berkat tren perkembangan teknologi digital tahun ini adalah fintech, turut mendongkrak pertumbuhan bisnis yang cukup signifikan bagi PT Dimo Pay Indonesia (Dimo). Dari Januari 2016 hingga November 2016, persentase pertumbuhan jumlah pengguna, volume transaksi, hingga nilai transaksi diklaim mencapai ribuan persen.

Kenaikan ini dipicu karena pihak issuer yang sudah menjalin kemitraan dengan Dimo jumlah kini mencapai 15 issuer, dibandingkan dengan tahun lalu baru sebesar tiga issuer. Jumlah merchant yang bergabung kini sudah lebih dari 2.500 merchant, sementara di tahun lalu masih di bawah 200 merchant.

Kabar terbaru, issuer yang baru bergabung dengan Dimo di bulan ini ada tiga perusahaan, yakni BNI untuk produk e-wallet UnikQu, BRI untuk BRI Mobile, BRI Internet Banking, dan BRI Credit Access. Juga bergabung Finnet untuk kebutuhan pembayaran tagihan siaran TV kabel.

“Kenaikan drastis ini didapat dari pengguna aplikasi PayByQR pada issuerissuer Dimo dari sisi e-wallet, mobile banking hingga credit card loyalty. Kami akan terus mengembangkan teknologi yang ada untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan rekanan kami,” ungkap CEO Dimo Brata Rafly, Kamis (15/12).

Dari segi pertumbuhan pengguna, persentase pertumbuhannya mencapai 7.062% dengan kisaran 80 ribu pengguna aktif per bulannya. Sementara, dari segi volume transaksi tumbuh 7.150% dengan pertumbuhan nilai traksaksi sebesar 16.885%. Brata enggan membeberkan lebih lanjut soal angka dan nominalnya,

Bergabungnya BNI, BRI, dan Finnet diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan bisnisnya bisa lebih signifikan lagi. Pasalnya, ketiga perusahaan tersebut masing-masing memiliki pangsa pasar yang luas dan tersebar di seluruh Indonesia.

Jumlah nasabah aktif BRI mencapai 22 juta orang, sementara BNI mencapai 16 juta yang bisa digaet untuk menggunakan PayByQR.

“Nanti teknologi PayByQR di Finnet akan digunakan untuk pembayaran TV kabel. Sudah ada tiga juta TV yang terhubung di bawah jaringan Finnet. Saat ini masih proses integrasi, perkiraannya Februari sudah bisa di-launch dengan Finnet.”

Rencana Dimo tahun 2017

Menurut Brata, fintech ke depannya akan terus menggempur industri petahana, sehingga mau tak mau mereka “dipaksa” untuk berkolaborasi daripada hancur karena enggan untuk berubah. Keyakinan inilah yang memacu pihaknya untuk terus mengejar kerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari perbankan, layanan e-commerce, hingga industri transportasi, sembari menambah jumlah merchant.

Layanan PayByQR disebut didesain secara agnostic, tidak bersifat eksklusif dan bisa diterapkan untuk semua issuer, juga memudahkan konsumen saat bertransaksi.

Brata mengungkapkan, Bank CIMB Niaga sudah mulai melirik kerja sama dengan Dimo. Rencananya baru akan direalisasikan kerja samanya di Januari 2017.

Tak hanya itu, Dimo juga akan mulai gencar mengajak kerja sama dengan penyedia layanan e-commerce. Sudah ada dua layanan e-commerce yang sudah menggunakan teknologi PayByQR, yaitu Lazada dan JD.id.

“Kalau tahun ini, kami baru mengejar kerja sama dengan perusahaan yang bergerak di offline. Tahun depan kami akan kejar bisnis yang online, di antaranya layanan e-commerce.”

Dimo juga akan terus melakukan edukasi ke masyarakat secara hyperlocal, bergantung lokasi issuer. Adapun saat ini lokasi pengguna Dimo masih terpusat di Jakarta. Diharapkan tahun depan akan mulai merambah ke kota lainnya, mengikuti lokasi operasional di mana pihak issuer berada.

“Edukasi yang kami lakukan agak berbeda, kami edukasi sesuai dengan lokasi issuer, sehingga masih terpetak-petak. Kemudian, convert merchant yang ada di sekitar bank untuk jadi merchant Dimo,” pungkas Brata.

Application Information Will Show Up Here

Gandeng Rumah123, Karir.com Sematkan Penghitung KPR di Fitur “Salary Benchmark 2.0”

Bertempat di The Hook, Jakarta, kemarin (14/12) layanan pencari kerja Karir.com meresmikan kehadiran Salary Benchmark 2.0. Di versi terbarunya ini tersemat beberapa fitur baru yang memungkinkan pengguna untuk ‘mengintip’ rentang gaji di industri lain dan kalkulator penghitung Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Untuk fitur kalkulator KPR sendiri, Karir.com menggandeng Rumah123 sebagai rekanan dengan kemitraan tidak bersifat eksklusif.

Fitur Salary Benchmark pertama kali diperkenalkan secara resmi oleh Karir.com pada bulan November 2015 yang dapat hadir atas kerja sama dengan Kelly Services Indonesia, perusahaan rekrutmen dan headhunter asal Amerika Serikat. Pada dasarnya, fitur ini berfungsi sebagai pebanding gaji yang memungkinkan calon pelamar untuk mengetahui gaji di pasaran untuk tiap level posisi dan industri yang sama, tempat pengguna bekerja sekarang.

Setelah memperbarui ke versi 1.2, kini Salary Benchmark 2.0 sudah resmi diperkenalkan ke publik. Di versi ini, Karir.com bekerja sama dengan Rumah123 untuk menyematkan fitur kalkulator KPR. Di samping menghitung harga cicilan, jika harganya cocok, maka pengguna juga bisa langsung mengajukan KPR melalui tautan yang tersedia di Karir.com. Target yang dibidik dari kahadiran fitur baru ini adalah generasi milenial, atau generasi yang lahir antara tahun 1981-1994.

Fitur lainnya yang hadir dalam Salary Benchmark versi 2.0 adalah kemampuan untuk ‘mengintip’ rentang gaji di industri yang berbeda dari tempat pengguna Karir.com bekerja saat ini. Di versi terbarunya ini juga, Salary Benchmark juga dapat memberikan rekomendasi posisi-posisi di atas posisi pengguna saat ini bisa diraih pengguna dengan performa yang lebih baik.

CEO Karir.com Dino Martin mengatakan, “Fitur ini hadir sebenarnya berangkat dari pengalaman sendiri. Ketika pertama kali bekerja yang pertama saya pikirkan adalah membeli rumah, […] kalau dibandingkan dengan [generasi] yang sekarang [milenial] itu jauh. Lima tahun [bekerja] belum memikirkan untuk membeli rumah. […] Sementara faktanya, harga rumah itu tidak pernah turun.”

Kalkulator KPR Karir dan Rumah123 / DailySocial
Kalkulator KPR Karir dan Rumah123 / DailySocial

Berdasarkan data temuan Karir.com, gaji rata-rata generasi yang lahir antara 1981-1994 di Jakarta adalah Rp 6,1 juta per bulan. Sedangkan menurut Rumah123, untuk dapat mencicil rumah di Jakarta dibutuhkan gaji minimal sebesar Rp 7,5 juta per bulan.

Berdasarkan data Salary Benchmark 1.2, saat ini hanya ada 17 persen saja profesional di Jakarta yang memiliki gaji Rp 7,5 juta atau lebih untuk generasi yang lahir antara tahun 1981-1994.

“Dengan penghasilan Rp 7,5 juta itu pun mereka hanya bisa membeli rumah dengan kisaran harga tertinggi Rp 300 juta. Mempertimbangkan jumlah cicilan KPR, mereka hanya bisa mencicil hingga Rp 2,2 juta per bulannya, atau 30 persen dari gaji,” ujar Country General Manager Rumah123 Ignatius Untung.

Untung sendiri menegaskan bahwa harga hunian rumah di Jakarta diprediksi naik hingga 150 persen dalam lima tahun mendatang. Sedangkan kenaikan gaji dengan periode yang sama, menurut Dino, hanya berkisar 60 persen.

“Jadi, kalau mau memiliki rumah harus mulai mencicil dari sekarang,” tegas Untung.

Untuk menggunakan kalkulator KPR ini, pengguna perlu mendaftarkan diri terlebih dahulu di platform Karir.com. Setelah itu, dia hanya perlu memasukkan harga rumah yang ingin dibeli, lalu uang muka sebesar 30 persen dan batas pinjaman akan otomatis dihitung oleh mesin.

Satu hal yang cukup disayangkan adalah fitur Salary Benchmark ini hanya dapat diakses melalui situs desktop dan situs mobile dari Karir.com meski saat ini sudah ada aplikasi Android yang tersedia. Kalaupun fitur Salary Benchmark ini sudah tersedia di aplikasi mobile, pengalamannya belum sebaik yang tersedia di situs desktop atau situs mobile karena saya sendiri masih kesulitan untuk mencarinya.

Karir.com sendiri saat ini sudah berada di bawah naungan Grup EMTEK setelah diakuisisi secara diam-diam sekitar bulan Februari 2015. Meski menyandang status sebagai pionir portal pencarian kerja online, kini kolam tempat Karir.com bermain sebenarnya sudah cukup ramai. Di Indonesia, Karir.com perlu bersaing dengan portal pencarian kerja seperti Job.id, Jobstreet, Jobplanet, dan masih banyak lagi.

Application Information Will Show Up Here

Teknologi Jojonomic Mudahkan Presensi Karyawan Secara “Remote” dengan Fitur Pengenalan Wajah

Jojonomic, yang bulan lalu meluncurkan fitur Digital Attendance, terus melakukan inovasi untuk melengkapi dan meningkatkan kualitas aplikasi tersebut. Yang terbaru adalah penyematan fitur face recognition dengan biometric fraud detection system.

Fitur baru ini memungkinkan karyawan melakukan presensi melalui foto atau deteksi wajah dan verifikasi menggunakan fingerprint mereka. Dengan fitur ini diharapkan para manajer dapat dengan mudah melihat lokasi GPS dan kehadiran anggota tim pada dashboard JojonomicPro – Attendance.

Selain kemudahan pelacakan dan mencegah penipuan saat melakukan presensi, karyawan juga bisa melakukan presensi tanpa harus melakukan antrian di mesin sidik jari atau tap kartu.

“Teknologi untuk memastikan bahwa absensi yang dilakukan melalui foto di aplikasi Jojonomic adalah orang yang sama dengan yang ada di database HR [human resource] perusahaan,” ungkap CEO Jojonomic Indrasto Budisantoso.

Fitur pendeteksi wajah ini, menurut Asto, mencoba membantu para generasi millennial dan perusahaan yang ingin menerapkan jam kerja yang fleksibel.

Fitur lain yang juga terdapat dalam pembaruan kali ini ialah manajemen karyawan. Fitur ini membantu bagian HR  untuk mengelola tim tanpa kerumitan dokumen. Staf atau karyawan dapat meminta cuti melalui aplikasi untuk dapat persetujuan dengan data yang diringkas dan mudah untuk diekspor. Selanjutnya Jojonomic juga berencana terus mengembangkan fraud detection system untuk meminimalkan kecurangan-kecurangan yang mungkin dilakukan.

Fraud detection system juga mendeteksi jika pengguna coba mengakali dengan fake GPS atau jika coba mengakali jam absen. Sistem juga akan mendeteksi jika user login melalui device yang berbeda-beda,” terang Asto.

Bulan September lalu, Jojonomic memperoleh pendanaan lanjutan senilai 20 miliar Rupiah, yang dipimpin oleh Maloekoe Ventures, untuk berekspansi ke Asia Tenggara.

Application Information Will Show Up Here

Hadirnya StickEarn, Klana, dan Menjamurnya Digitalisasi Bisnis “Car Advertising”

Berita beberapa waktu lalu tentang well-funded startup penyedia layanan aplikasi untuk kebutuhan car advertising Sticar dan pesaingnya Promogo mungkin masih teringat di benak. Proses bisnisnya yang unik dan jelas membuat Sticar dipercaya untuk mengikuti kegiatan inkubasi dan mendapatkan pendanaan segar. Setelah pemberitaan tentang Sticar, beberapa startup baru yang memiliki layanan nyaris sama bermunculan. Baru-baru ini hadir StickEarn dan Klana, menawarkan jasa car advertising melalui medium digital.

Permasalahan yang ingin ditangani dengan pangsa pasar yang jelas

Mungkin sebelumnya di kancah startup digital, bisnis car advertising sebelumnya tidak pernah terdengar. Namun di bisnis konvensional sebenarnya pengiklanan melalui medium mobil ini bukan barang baru lagi. Banyak perusahaan yang memanfaatkan mobil pribadi sebagai media iklan, dengan imbalan berupa bayaran menyesuaikan kontrak hingga menjamin pajak kendaraan yang ditempeli iklan tersebut. Peminatnya pun tak sedikit, jika sering bepergian, maka akan sering melihat mobil dengan tempelan stiker di kaca belakang atau bodi samping brand produk/layanan tertentu.

Alasan lain yang dijadikan justifikasi adalah perhitungan impression layanan iklan tempel lainnya. Car advertising umumnya dibandingkan dengan model iklan billboard atau videotron. Dengan melibatkan benda bergerak dengan jangkauan luas (mobil), diyakini car advertsing mampu menyebarkan informasi tentang brand secara lebih efisien dan tepat sasaran. Startup seperti Sticar bahkan menggunakan teknologi otomatis untuk melakukan perhitungan impresi yang didapatkan—misalnya memadukan antara kepadatan arus lalu lintas, posisi mobil dengan jarak jangkau mobil lain.

Menurut riset pasar Outdoor Advertising Magazine, 96% responden survei meyakini bahwa iklan bergerak lebih efektif dari pada penempatan iklan outdoor tradisional.

Persaingan baru dimulai, traksi masih belum terlihat signifikan

Jika berbicara tentang traksi, belum bisa terlihat jelas bagaimana bisnis digital car advertising berkembang. Salah satunya Sticar yang mengungkapkan kepada DailySocial, bahwa saat ini pihaknya tengah dalam proses merangkul rekanan pemilik mobil dan juga sosialisasi produk. Diyakini untuk startup lainnya pun masih dalam tahap yang sama. Bahkan terlihat masih coba mematangkan sistem aplikasi. Hal ini sedikit serupa seperti saat pemesanan ojek berbasis aplikasi mulai dikenalkan. Pemain baru banyak bermunculan, tapi tak jarang yang langsung tumbang karena tidak memiliki konsep bisnis yang kuat.

Belajar dari bagaimana layanan on-demand memulai pertarungan saat konsep bisnis baru mulai diperkenalkan, maka penting bagi Sticar, Promogo, StickEarn, Klana dan mungkin beberapa pemain yang akan segera muncul, untuk memiliki konsep dan strategi bisnis yang jelas. Pasar car advertising sudah jelas ada dan bukan hal yang baru lagi, tantangannya adalah bagaimana digitalisasi mampu menyederhanakan proses dan memberikan nilai plus baik bagi pengiklan maupun pemilik mobil yang akan dijadikan medium iklan.

Layanan Pembanding KPR SikatAbis Perluas Layanan Tahun Depan

Membeli properti bisa menjadi perkara yang rumit dan menghabiskan waktu bila calon pembeli tidak begitu memahami kompleksnya skema paket-paket Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang ditawarkan. Hal tersebut lah yang menjadi salah satu latar belakang hadirnya layanan SikatAbis di tahun 2013 silam. Pun saat ini fokus layanannya berada di properti, tahun 2017 mendatang SikatAbis berencana untuk memperluas layanan mereka ke KTA (Kredit Tanpa Agunan) untuk kredit kendaraan, modal usaha, asuransi, dan investasi.

Pada dasarnya, SikatAbis adalah startup Indonesia yang bergerak di sektor fintech dengan menyediakan layanan pembanding kredit rumah dan apartemen dari berbagai bank di Indonesia. Selain membandingkan penawaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), pengguna juga bisa langsung mengajukan pinjaman melalui SikatAbis. Layanan SikatAbis sendiri telah berdiri sejak tahun 2013 silam dan hingga saat ini masih berjalan secara bootstrap.

SikatAbis lahir dari tangan Chris Situmorang dan I Made Adi yang merupakan sahabat sejak sekolah di SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah. Keduanya pun bertemu kembali saat menjalani masa kuliah di Singapura, Chris di NUS (National University Singapore) dan Made di NTU (Nanyang Technology University). Namun, yang menjadi pemicu lahirnya layanan SikatAbis adalah pengalaman pribadi keduanya ketika ingin membeli apartemen saat menjalani masa bekerja di Singapura.

Chris mengatakan, “Semasa bekerja di Singapura […], saya merasakan repotnya mengumpulkan informasi paket KPR dari berbagai bank, betapa kompleksnya skema tersebut, dan betapa banyak waktu yang dihabiskan untuk memutuskan yang ‘termurah’ dari puluhan paket tersebut. Lalu kami berpikir, bagaimana kalau kita kembangkan jadi layanan untuk membantu orang lain yang juga butuh KPR?”

Setelah melakukan riset, Chris juga melihat besarnya potensi pasar Indonesia yang memiliki lebih dari 250 juta jiwa penduduk bila dibandingkan dengan Singapura yang hanya memiliki 6 juta penduduk. Maka dari itu, keduanya sepakat fokus pasar utama mereka adalah Indonesia karena yakin akan jauh lebih banyak orang yang membutuhkan layanan ini di Indonesia.

“Jika membandingkan, memilih, dan membeli tiket pesawat pakai Traveloka, maka membandingkan, memilih, dan mengajukan kredit pakai SikatAbis. […] Ini 100 persen gratis bagi konsumen. […] Kami selalu mengupayakan penghematan bagi konsumen, seperti Traveloka dan Tiket yang harga tiketnya biasanya lebih murah daripada beli langsung dari maskapai,” ujar Chris.

Rekanan, keunggulan layanan yang ditawarkan, dan rencana 2017

Kalkulator Take Over KPR milik Sikatabis / SikatAbis
Kalkulator Take Over KPR milik Sikatabis / SikatAbis

Selama kurang lebih tiga tahun berjalan, SikatAbis sendiri telah berhasil menjalin rekanan bisnis strategis. Saat ini, menurut Chris, setidaknya sudah ada 26 rekanan bank yang telah bekerja sama dengan SikatAbis. Jumlah ini menurut Chris juga lebih banyak daripada layanan serupa lainnya.

Ketika disinggung mengenai model bisnisnya saat ini, Chris hanya menjelaskan bahwa pihaknya mengenakan biaya pada bank yang memasarkan produk KPR/KPA mereka melalui SikatAbis layaknya ketika bank memasarkan produk ke konsumen melalui kanal pemasaran seperti iklan di TV, majalah, atau banner pinggir jalan.

Di samping menjalin kemitraan dengan bank, SikatAbis juga sebenarnya sudah menjalin kerja sama dengan startup Indonesia lainnya, yaitu UrbanIndo. Melalui kerja sama ini, SikatAbis akan menambahkan keterangan rekomendasi paket KPR terbaik beserta cicilan dan total biayanya. Namun, saat ini integrasi dengan UrbanIndo sedang tidak aktif karena ada pembaruan fitur.

Sedangkan terkait dengan keunggulan layanan, Chris optimis bahwa perbandingan KPR dan KPA di SikatAbis pilihannya lebih lengkap dan prosesnya pun lebih cepat dibanding layanan serupa. Selain itu, di samping mengajukan membandingkan dan mengajukan KPR atau KPA, konsumen juga bisa menurunkan cicilan kredit melalui fitur Take Over KPR dan juga mengajukan pinjaman uang tunai melalui Kredit Multi Guna (KMG).

Chris menjelaskan, “Kenapa fitur Take Over kami penting? [Pertama] Tren suku bunga saat ini sedang menurun. Demi mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah sejak Januari 2016 telah menurunkan suku bunga Bank Indonesia [sebanyak] empat kali, dari 7,5 persen sampai ke 6,5 persen yang disusul suku bunga produk-produk bank seperti KPR dan KPA.”

“[Kedua] Kebanyakan peminjam tidak tahu bahwa fasilitas KPR dan KPA yang sedang dicicil bisa dipindahkan ke bank lain yang suku bunganya lebih rendah [terkadang disebut Refinancing]. […] Dengan melakukan itu, klien kami dua bulan lalu menurunkan suku bunga KPA dari 13 persen menjadi 8,25 persen, [menghemat] lebih dari Rp500 juta,” lanjutnya.

Meski saat ini SikatAbis masih berjalan secara bootstrap, tetapi di tahun 2017 nanti Chris mengungkap bahwa SikatAbis berencana untuk memperluas layanan ke perbandingan Kredit Tanpa Agunan (KTA). Produknya antara lain adalah kredit mobil, kredit motor, kredit modal usaha, kartu kredit, asuransi, dan investasi.

“Di tahun 2017, Sikatabis.com akan memperluas layanan ke perbandingan KTA seperti Kredit Mobil, Kredit Motor, Kredit Modal Usaha, Kartu Kredit, Asuransi, dan Investasi. Selain bekerja sama dengan institusi konvensional seperti bank, kami juga terbuka untuk kolaborasi dengan platform kredit atau investasi baru seperti peer-to-peer lending,” tandas Chris.