Bukalapak Umumkan Kinerja Q2 2024: Pendapatan Naik 6 Persen, Meski Masih Catat Kerugian

Bukalapak (IDX: BUKA) mengumumkan kinerja keuangan tidak diaudit untuk kuartal kedua yang berakhir pada 30 Juni 2024 (Q2 2024). Meskipun pendapatan kuartal kedua meningkat 6% dari kuartal sebelumnya, yakni mencapai Rp1.244 miliar, perusahaan masih mencatat kerugian dengan EBITDA yang Disesuaikan sebesar -Rp41 miliar.

Pertumbuhan pendapatan ini terutama didorong oleh divisi Marketplace yang menunjukkan kinerja dengan peningkatan 26% selama kuartal tersebut. Pendapatan inti meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi Rp306 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kerugian menurun dari tahun sebelumnya

Meskipun mencatat kerugian, EBITDA yang Disesuaikan meningkat Rp84 miliar dibandingkan tahun lalu, menunjukkan adanya perbaikan dalam upaya pengurangan kerugian perusahaan. Marjin kontribusi juga meningkat 30% dari kuartal ke kuartal, mencapai Rp162 miliar pada Q2 2024 dari Rp124 miliar pada Q1 2024.

Divisi Online-to-Offline (O2O) mengalami pertumbuhan 17% pada paruh pertama tahun 2024 dibandingkan dengan tahun lalu, didorong oleh peningkatan ragam produk dan layanan. Ramadan yang jatuh di bulan Maret memberikan dampak signifikan pada pendapatan O2O. Meskipun ada penurunan belanja selama musim liburan Idul Fitri, secara keseluruhan, pendapatan tetap meningkat 11% di paruh pertama tahun ini dibandingkan tahun lalu.

Strategi efisiensi dan inovasi untuk mengurangi kerugian

Bukalapak terus berinvestasi dalam inovasi dan efisiensi operasional. Pengeluaran G&A (general & administrative) kembali normal seperti kuartal kedua tahun 2023. Investasi dalam teknologi menjadi kunci untuk mendorong efisiensi biaya dan mempercepat waktu eksekusi transaksi. Dengan kas sebesar Rp19 triliun, Bukalapak memiliki posisi modal yang kuat untuk berinvestasi dalam inovasi dan memperluas pasar.

“Kesabaran dan ketekunan menjadi landasan manajemen. Kami fokus pada pertumbuhan yang menguntungkan dan berkelanjutan serta menciptakan nilai nyata bagi semua pemangku kepentingan,” ujar Presiden Bukalapak Teddy Oetomo.

Application Information Will Show Up Here

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Bisnis Marketplace Dorong Kinerja Pendapatan Bukalapak di Q3 2023

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) melaporkan total pendapatannya naik 29% (YoY) menjadi Rp3,3 triliun di sepanjang sembilan bulan 2023, yang didorong oleh pertumbuhan bisnis Marketplace. Meskipun demikian, BUKA mengalami rugi bersih Rp776 miliar, jeblok dari pencapaian keuntungan di periode sama tahun lalu yang sebesar Rp3,6 triliun.

Dirinci berdasarkan lini bisnisnya, pendapatan Marketplace di sepanjang sembilan bulan 2023 masih menjadi penyumbang terbesar dengan porsi Rp1,7 triliun atau naik 67% (YoY), diikuti pendapatan O2O sebesar Rp1,5 triliun atau naik 10% (YoY), dan pendapatan Pengadaan yang merosot 89% menjadi Rp11 miliar.

Sementara, berdasarkan kinerja keuangan di kuartal III 2023 saja, Bukalapak memperoleh pendapatan sebesar Rp1,1 triliun atau naik 29% (YoY), di mana Rp635 miliar berasal dari lini Marketplace dan Rp561 miliar dari O2O.

Kemudian, EBITDA yang disesuaikan pada kuartal III 2023 tercatat minus Rp95 miliar, tetapi membaik 71% dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam keterangan resminya, Bukalapak menyebut bahwa perbaikan EBITDA ini mencerminkan kenaikan 18% dari proyeksi awal yang ditentukan bersamaan dengan kinerja 2022, yakni adjusted EBITDA loss Rp100 miliar-Rp 125 miliar.

Sumber: Laporan Keuangan Bukalapak 2023 / Diolah kembali oleh DailySocial.id

Menanggapi kinerja kuartal III 2023, Presiden Bukalapak Teddy Oetomo menyebut bisnis Marketplace dan operasional O2O terus memberikan hasil yang baik di aplikasi dan platform. “Kami masih dalam jalur yang tepat untuk mencapai profitabilitas di kuartal-kuartal selanjutnya setelah meraih perbaikan EBITDA yang disesuaikan selama tujuh kuartal berturut-turut,” tuturnya.

Pihaknya tetap optimistis dapat mencapai keuntungan sesuai proyeksinya di akhir 2023 dengan berpatokan pada EBITDA yang disesuaikan. Untuk itu, pihaknya tengah fokus mendorong bisnis dengan take rate yang tinggi dan efisiensi operasional demi menjaga momentum pertumbuhan jangka panjang.

Per 30 September 2023, Bukalapak tercatat memiliki total kas/setara kas dan investasi lancar sebesar Rp19,7 triliun.

Bisnis dengan take rate tinggi

Diketahui, Bukalapak tengah gencar mendorong lini bisnis yang memiliki take rate dan margin yang tinggi. Menurut Direktur Strategy, Corp. Communication, dan Investor Relation Bukalapak Carl Reading beberapa waktu lalu, produk virtual dan gaming (lewat marketplace itemku) adalah produk yang menghasilkan take rate dan margin tinggi.

Namun, tidak ada data di laporan keuangan yang menunjukkan realisasi kinerja dari produk virtual maupun gaming. DailySocial.id telah mencoba menghubungi manajemen Bukalapak terkait hal tersebut, tetapi belum ada tanggapan hingga berita ini diturunkan.

Secara total, level take rate Bukalapak tercatat naik 64 basis poin (YoY) menjadi 2,82. Kenaikan ini didorong peningkatan penyediaan dan efisiensi rantai pasokan. Pihaknya menilai terdapat potensi pertumbuhan karena produk dengan take rate lebih tinggi dapat dirasakan masa mendatang.

Langkah Bukalapak untuk fokus di produk virtual dan gaming, bisa dikatakan untuk keluar dari perang sengit e-commerce yang dikuasai oleh pemain dominan, seperti Tokopedia, Shopee, dan Lazada. Bukalapak melalui platform itemku membidik segmen pasar gamer yang diproyeksi angkanya mencapai 180 juta di Indonesia.

Di tengah ketatnya persaingan industri, pelaku e-commerce dituntut untuk mencapai profitabilitas. Sejumlah pemain mulai melakukan penghematan dengan membatasi subsidi potongan harga maupun biaya logistik.

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Kantongi Pendapatan Rp1,1 Triliun di Q2 2023

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) mencatatkan total pendapatan sebesar Rp1,1 triliun di kuartal II 2023, atau meningkat 30% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp903 miliar.

Disampaikan dalam rangkuman kinerja keuangan tidak diaudit, kontributor utama pertumbuhan pendapatan Bukalapak adalah Marketplace dengan kenaikan 74% (YoY) menjadi Rp684 miliar, diikuti pendapatan O2O sebesar Rp521 miliar dengan kenaikan 5% (YoY).

Kemudian, Total Processing Value (TPV) Bukalapak mengalami kenaikan 13% (YoY) mencapai Rp41,1 triliun, di mana sebanyak 70% berasal dari transaksi di luar wilayah tier 1 di Indonesia. Bukalapak menilai porsi tersebut menggambarkan hasil dari penerapan model all-commerce dan digitalisasi toko ritel tradisional.

Pada periode ini, jumlah Mitra Bukalapak juga naik 21% menjadi 17,1 juta dari kuartal II 2022 yang sekitar 14,2 juta Mitra. TPV yang dihasilkan per Mitra berkisar Rp14,9 juta atau tumbuh 11% dari periode sama tahun lalu.

“Seperti kuartal sebelumnya, kuartal kedua 2023 merupakan kuartal yang baik bagi kami. Bisnis Marketplace maupun online-to-offline (O2O) terus memberikan hasil yang baik dari seluruh aplikasi dan platform kami. Kami yakin dalam mewujudkan misi jangka panjang meraih keuntungan pada kuartal IV 2023 setelah mencatat peningkatan adjusted EBITDA selama enam kuartal berturut-turut,” kata Presiden Bukalapak Teddy Oetomo dalam keterangan resminya.

Bukalapak juga melaporkan upaya efisiensinya dalam mengelola beban umum dan administrasi (G&A) menyusut 27% menjadi Rp265 miliar. Adapun, Bukalapak tercatat memiliki total kas sebesar Rp19,8 triliun per 30 Juni 2023.

Margin kontribusi mencapai Rp124 miliar, naik signifikan sebesar 622% (YoY) dari posisi rugi Rp24 miliar di periode yang sama tahun lalu. Kenaikan tersebut didorong oleh penurunan biaya penjualan dan pemasaran sebagai persentase TPV menjadi 0,42% dari 0,75%.

Fokus ke profitabilitas

Kendati masih negatif, adjusted EBITDA perusahaan tercatat membaik dengan peningkatan 65% (YoY) menjadi minus Rp125 miliar di kuartal II 2023 dari sebelumnya minus Rp360 miliar. Angka tersebut mencerminkan kenaikan 30% dari proyeksi awal adjusted EBITDA loss sekitar Rp150 miliar-Rp175 miliar.

“Kami sangat puas dengan hasil kinerja ini karena kami dapat mempertahankan pertumbuhan pendapatan yang kuat dan peningkatan menuju profitabilitas di semua segmen kami, sambil tetap menjaga kondisi keuangan yang kuat. Maka itu, kami tetap yakin untuk tetap mengacu pada proyeksi kami dalam mencapai keuntungan pada akhir tahun dengan basis adjusted EBITDA,” katanya.

Teddy menyebut bahwa perusahaan fokus mempertahankan kinerja baik di sepanjang 2023 dengan memulai kinerja yang baik di paruh tahun ini. “Strategi untuk meningkatkan margin terus berlanjut, dan bisnis kami memiliki momentum yang baik serta peluang pertumbuhan masa depan yang sangat baik. Pertumbuhan menuju profitabilitas secara berkelanjutan tetap menjadi komitmen utama kami dan kami optimistis dapat terus memberikan yang terbaik pada para pemegang saham kami dalam jangka panjang.” Tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Kucurkan 110 Miliar Rupiah untuk Investasi Startup Tahap Awal Lewat 500 Southeast Asia

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) mengucurkan dana $7,5 juta (sekitar 110 miliar Rupiah) untuk berinvestasi di startup tahap awal. Aksi korporasi ini diteken Bukalapak pada 23 April 2023 lewat perjanjian penyertaan modal (subscription agreement) untuk menjadi Limited Partner (LP) dengan 500 Southeast Asia III, LP.

Berdasarkan keterangan resmi di Bursa Efek Indonesia (BEI), kemitraan terbatas ini bertujuan untuk menyalurkan investasi di startup pra-awal (pre-seed) hingga tahap awal (early stage) di dan dengan memiliki ekuitas dan/atau sekuritas yang berorientasi ekuitas dari perusahaan swasta yang beroperasi secara langsung atau tidak langsung di Asia Tenggara.

“[Perusahaan swasta] terutama yang berfokus pada teknologi informasi, komunikasi, internet, medis, dan bidang deep technology,” tulis Direktur dan Corporate Secretary Bukalapak Teddy Oetomo pada 3 Mei 2023.

Sebagai informasi, 500 Southeast Asia III LP adalah perusahaan modal ventura di bawah naungan 500 Southeast Asia. Sejauh ini, 500 Southeast Asia tercatat telah berinvestasi di lebih dari 270 perusahaan, termasuk Bukalapak, FinAccel (induk Kredivo), Carousell, dan Grab.

Aksi korporasi lainnya

Di sepanjang 2022, Bukalapak menggencarkan berbagai aksi korporasi untuk menunjang pertumbuhan kinerjanya. Keterlibatannya sebagai jajaran investor di AlloBank mulai mengecap hasil, di mana Bukalapak telah mengantongi laba laba nilai investasi market-to-market dari bank digital tersebut berdasarkan laporan keuangan tahun 2022.

Bukalapak melakukan akuisisi beberapa perusahaan antara lain situs pembanding harga asal Malaysia iPrice, startup edtech Bolu, termasuk brand SmartSari untuk melancarkan ekspansinya di Filipina.

Berdasarkan kinerja keuangan kuartal I 2023, Bukalapak mengalami rugi bersih sebesar Rp1 triliun dari capaian laba sebesar Rp14,5 triliun pada periode sama tahun lalu. Pendapatannya naik sebesar 28% menjadi Rp1 triliun yang utamanya disumbang dari lini bisnis Mitra (Rp513,7 miliar), diikuti Marketplace (Rp484,4 miliar), dan BukaPengadaan (Rp7,79 miliar).

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Mulai Validasi Potensi Warung di Filipina

Setelah BukaGlobal, PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) kembali melanjutkan gerilya bisnisnya ke luar Indonesia. Sebagaimana dilaporkan berbagai media arus utama, Bukalapak rupanya telah resmi beroperasi di Filipina melalui brand SmartSari sejak pertengahan tahun ini.

Ketika dihubungi, pihak Bukalapak masih enggan memberikan keterangan lebih lanjut mengenai ekspansi ini.

Berdasarkan laporan tahunan Bukalapak, perusahaan tercatat telah mendirikan entitas legal SmartSari sejak April 2022 dengan persentase kepemilikan 99,99% atau setara nilai Rp2,69 triliun.

Diketahui, SmartSari merupakan bentuk duplikasi dari lini bisnis Mitra Bukalapak. Platform SmartSari memungkinkan pelaku UMKM mengembangkan bisnisnya. Salah satu keunggulan yang ditawarkan adalah pengiriman produk secara online.

Di Filipina, istilah “Sari” merujuk pada toko-toko kecil yang menjual makanan, minuman, maupun kebutuhan sehari-hari. Di Indonesia, kita mengenalnya sebagai warung.

Melalui aplikasi SmartSari, saat ini pemilik usaha baru bisa menjajakan produk  secara virtual (game voucher, pulsa). Namun, ke depannya penjualan produk dapat dilakukan di toko fisik. Kategori produk juga akan ditambah, seperti tiket, remitansi, dan pembayaran tagihan.

Kini, aplikasi SmartSari telah diunduh lebih dari 50 ribu kali di Google Play Store.

Potensi pasar Filipina

Ada beberapa tesis yang memungkinkan Bukalapak untuk memperluas lini bisnis Mitra sebagai langkah awal ekspansi.

Alih-alih masuk lewat lini Marketplace, Bukalapak melihat ada potensi pasar yang besar—serupa dengan potensi yang dimiliki Indonesia—tak lain adalah UMKM. Lagipula, sejauh ini pasar marketplace di Filipina dikuasai oleh dua pemain besar, yakni Lazada dan Shopee.

Menurut Venturra Discovery yang sudah lebih dulu menjajaki investasi di Filipina, negara tersebut memiliki sejumlah potensi besar, seperti jumlah populasi besar, demografi penduduk yang relatif muda, dan buying power terus meningkat.

UMKM merupakan fondasi utama perekonomian di Indonesia dan Filipina. Persentase pelaku UMKM di Filipina bahkan jauh lebih besar. Sebagai gambaran singkat, menurut Data Reportal, populasi Filipina per Januari 2022 mencapai 111,8 juta jiwa di mana 16,4% berada di segmen usia produktif, yakni 25-34 tahun. Pengguna internetnya sebanyak 76 juta atau 69% dari total populasi.

Sumber: Laporan e-Conomy SEA 2022 oleh Google, Temasek, dan Bain and Company
Sumber: Laporan e-Conomy SEA 2022 oleh Google, Temasek, dan Bain and Company

Kemudian, dari 1 juta pelaku bisnis yang tercatat resmi di Philippine Statistics Authority (PSA) di 2021, sebesar 99,58% adalah UMKM dan sisanya 0,42% adalah perusahaan skala besar. Dirinci berdasarkan kategorinya, 90% adalah pelaku usaha mikro, lalu 8,63% usaha kecil, dan 0,41% usaha menengah.

Laporan e-Conomy SEA 2022 oleh Google, Temasek, dan Bain and Company memproyeksikan nilai ekonomi digital Filipina sebesar $20 miliar atau tumbuh 20%  Di 2025, nilainya diestimasi tembus $35 miliar. Dari proyeksi tersebut, nilai industri e-commerce diperkirakan mencapai $14 miliar di 2022 dan diprediksi naik jadi $22 miliar di 2025. Adapun, penetrasi e-commerce di Filipina telah mencapai 88%.

Menilik kinerja Mitra Bukalapak, lini bisnis ini telah menjadi motor penggerak pertumbuhan perusahaan sejak beberapa tahun terakhir. Perlahan kontribusi pendapatannya melampaui Marketplace yang merupakan bisnis inti Bukalapak sejak awal.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2022, pendapatan Mitra naik 191% menjadi Rp1,44 triliun dibanding periode sama tahun lalu. Kontribusi terhadap total pendapatan juga naik dari 43% menjadi 53% (YoY). Saat ini, Bukalapak punya sebanyak 15,2 juta Mitra.

Application Information Will Show Up Here

Berlomba Hadirkan Efisiensi, Platform Marketplace Dirikan Gudang Sendiri

Peran vital logistik bagi bisnis e-commerce sejatinya memaksa pemain di dalamnya untuk putar otak demi menekan efisiensi. Tantangan utama dari logistik Indonesia adalah aspek geografis dengan 17 ribu pulau dan setiap barang harus dikirim melalui tahapan yang panjang.

Dalam artikel sebelumnya, sudah dipaparkan bagaimana Blibli dan Lazada mengelola seluruh gudangnya untuk bantu melancarkan sistem logistik. Dari ranah marketplace C2C, Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak, juga tak luput dari sorotan. Dari ketiganya, hanya Bukalapak yang mengambil pendekatan berbeda untuk menangani solusi logistik ini.

Hal ini tak lain karena Bukalapak sudah menjadikan layanan O2O “Mitra Bukalapak” sebagai bisnis utamanya. Menurut laporan keuangannya pada kuartal III 2022, kontribusi mitra terhadap pendapatan perseroan meningkat menjadi 53% dari 43% secara year-on-year, mendominasi daripada dua bisnis lainnya, yakni marketplace dan BukaPengadaan.

Dalam wawancara bersama DailySocial.id, Presiden Bukalapak Teddy Oetomo menyampaikan perseroan mengambil dua pendekatan untuk mengatasi isu logistik di bisnis marketplace dan mitra. Secara berurutan solusinya dinamakan BukaGudang dan Gudang Mitra. Keseluruhannya dilakukan bersama dengan pihak ketiga.

BukaGudang sendiri sudah diluncurkan sejak Maret 2020, bekerja sama dengan PT IDCommerce dan Crewdible. Tidak disebutkan bagaimana kondisi terkininya. Teddy hanya menyampaikan saat ini BukaGudang dimanfaatkan oleh sejumlah merchant di Bukalapak untuk mengelola proses pengiriman barang kepada pembeli dengan mudah dan nyaman.

Adapun untuk Gudang Mitra merupakan gudang penyimpanan barang-barang grosir yang dapat dipesen oleh para Mitra Bukalapak melalui fitur Grosir. Fitur ini memungkinkan mitra untuk menerima pengiriman produk-produk grosir dari Gudang Mitra atau pengiriman langsung dari prinsipal.

“Pengiriman dari Gudang Mitra sudah tersedia bagi seluruh 14,2 juta Mitra Bukalapak dan telah dimanfaatkan oleh sekitar 5 juta Mitra kami. Gudang-gudang kami tersebar di 172 kota, dengan jangkauan layanan ke lebih dari 1.100 kecamatan di 34 provinsi, dengan kapasitas pelayanan per gudang hingga 400 transaksi per hari,” terang Teddy.

Dalam operasionalnya, Bukalapak turut didukung Crewdible dan IDCommerce. Keduanya sama-sama perusahaan yang bergerak di bidang logistik. Mereka punya gudang dan kapabilitas untuk pengadaan untuk penjual online, hanya saja yang membedakan adalah Crewdible bermain di jaringan gudang mikro.

Saat ditanya mengenai rumor Bukalapak berinvestasi untuk Crewdible. Teddy tidak bersedia merespons. Sebelumnya, dikabarkan Bukalapak, melalui entitas Sierra Ranger Pte. Ltd., berpartisipasi dalam pendanaan seri A bersama investor lainnya, yaknni Ondine Capital, 500 Southeast Asia, dan Aldi Haryopratomo sebagai angel investor.

Teddy melanjutkan, tak hanya fitur Grosir, bentuk komitmen lain dari Bukalapak untuk permudah pengadaan bagi mitra adalah terus menambah ketersediaan ragam pasokan kebutuhan-kebutuhan dagang mitra warung, misalnya daging ayam, daging sapi, telur ayam, beberapa jenis sayuran, dan ikan. Semakin beragam pilihan produk di warung kelontong maka makin berdaya saing di lingkungan rumahnya.

Sebelumnya, perseroan juga sempat mengumbar rencananya untuk menjadikan seluruh gerai Transmart sebagai penyuplai untuk Mitra Bukalapak dalam memenuhi stok barang jualannya di warung. Sebelum AlloFresh hadir, SKU yang dapat dibeli Mitra Bukalapak melalui kemitraan bersama prinsipal Bukalapak hanya ratusan hingga ribuan SKU saja.

Sekarang Mitra Bukalapak di daerah-daerah dapat memiliki lebih banyak pilihan produk dari berbagai prinsipal di jaringan Transmart untuk menawarkan lebih banyak produk dagangan di warungnya.

Ia pun memandang prospek solusi pengadaan untuk mitra-mitra warung sangat positif, mengingat jumlah warung yang “underserved” masih sangat besar dan tersebar di pelosok-pelosok. Tantangan utamanya adalah akses distribusi yang terbatas ke daerah-daerah tersebut.

“Oleh karena itu, Bukalapak masih terus akan mengembangkan dan memperkuat wilayah layanan (coverage area) ke pelosok-pelosok dan mempertahankan tingkat layanan (SLA) yang tinggi atas kebutuhan warung-warung mitra kami tersebut,” katanya.

Kehadiran “Dilayani Tokopedia”

Adapun Tokopedia dan Shopee berlomba mendirikan gudang sendiri di sejumlah lokasi untuk menggaet para merchant besar dan kecil lebih mudah menjangkau para konsumennya. Sebenarnya layanannya tidak jauh berbeda dibandingkan pemain e-commerce B2C seperti Blibli dan Lazada, karena semuanya juga memanfaatkan ekosistem sendiri, dengan bantuan dari pihak ketiga lainnya juga, agar hasilnya tetap optimal dan menciptakan efisiensi.

Yang membedakannya hanya dari pengadaan produk. Di Blibli misalnya, mayoritas produk yang ada di gudang itu milik sendiri.

Terkini, Tokopedia baru meresmikan gudang pintar terbesar dari seluruh gudang yang dikelola seluas 1.500 meter persegi. Lokasinya di Osowilangun, Surabaya, Jawa Timur. Disebut gudang pintar, alasannya karena pakai teknologi yang sudah dikembangkan Tokopedia, disertai data-data analitik yang dapat membantu merchant menyusun strategi saat berjualan.

Pada peresmiannya turut dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Khofifah bilang, kontribusi dari sektor perdagangan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Jawa Timur menempati urutan kedua (18,49%) setelah sektor pengolahan (di atas 30%), kemudian disusul pertanian.

Karena punya kontribusi yang besar, maka kehadiran gudang pintar di Surabaya diharapkan dapat mendongkrak sektor perdagangan jadi lebih besar. “Harus tumbuh inklusif dari setiap pertumbuhan karena akan memberikan penurunan signifikan angka pengangguran terbuka dan kemiskinan,” kata Khofifah.

Keputusan Tokopedia untuk menghadirkan Dilayani Tokopedia karena melihat dari tren pengiriman barang yang terus melonjak di dalam Jawa Timur dan ke luar kawasan. Perusahaan juga punya misi ingin menumbuhkan kapasitas UMKM agar dapat lebih dekat dengan pembeli di mana pun mereka berada, tanpa harus pindah ke kota besar.

Sejak dirilis, merchant Tokopedia di Surabaya yang memanfaatkan gudang pintar tersebut diklaim telah mengalami peningkatan transaksi di Jawa Timur hingga lebih dari 1,5x lipat. Sedangkan penjual di Surabaya yang memanfaatkan Dilayani Tokopedia mengalami peningkatan transaksi dari luar Jawa Timur sebesar 2x lipat.

“Dilayani Tokopedia yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia adalah salah satu contoh manifestasi inisiatif Hyperlocal Tokopedia yang menerapkan teknologi geo-tagging,” tambah Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia Astri Wahyuni.

Dilayani Tokopedia memberikan sejumlah fasilitas untuk para UMKM, di antaranya 30 hari pertama gratis, jasa pengiriman dengan 3PL dan pengepakan, akses dashboard untuk manajemen stok dan pantau penjualan. Sementara untuk pembeli, akan mendapat layanan bebas ongkos kirim dan barang jauh lebih cepat sampai.

Dalam situs, dipaparkan biaya yang dikenakan ke penjual apabila memanfaatkan Dilayani Tokopedia, mencakup biaya fulfillment dan biaya penyimpanan. Untuk biaya fulfillment sebesar Rp5 ribu per item, sudah mencakup biaya admin, inbound, dan outbound. Sementara untuk biaya penyimpanan dikenakan untuk setiap unit barang yang sudah tersimpan di gudang selama lebih dari 60 hari. Biayanya mulai dari Rp750 hingga Rp2 ribu.

Terhitung gudang pintar Dilayani Tokopedia sudah tersebar di enam titik, yakni Jakarta, Makassar, Medan, Bandung, dan Palembang. Di Surabaya saja, ada dua gudang pintar, namun yang terbesar ada di Osiwilangun.

AVP of Fulfillment Business Development Tokopedia Samuel Simanjuntak menuturkan, sepanjang kuartal III 2022 secara keseluruhan jumlah pembeli yang menggunakan Dilayani Tokopedia naik 1,5x lipat secara year-on-year. Sedangkan jumlah transaksinya melonjak lebih dari 2x lipat dan jumlah penjual yang memanfaatkan Dilayani Tokopedia meningkat lebih dari 2x lipat.

Di sisi lain, rute Medan ke Kabupaten Merauke, dan Palembang Martadinata ke kota Jayapura menjadi beberapa pengiriman barang terjauh yang menggunakan Dilayani Tokopedia.

Sebelumnya Dilayani Tokopedia menggunakan nama TokoCabang sudah diperkenalkan sejak 2019. Mitra yang digaet adalah PT Bintang Digital Internasional (Haistar) dan TitipAja, unit bisnis dari logistik last mile Anteraja.

Samuel Simanjuntak merupakan mantan pegawai Sorabel yang kemudian mendirikan Swift (sebagai CEO dan Co-founder) setelah Sorabel tutup operasional pada Juli 2020. Ditelusuri lebih jauh, Dilayani Tokopedia dijalankan oleh PT Swift Logistics Solutions (SLS).

Dalam prospektus GOTO, SLS diakuisisi oleh Tokopedia, melalui PT Semangat Gerak Tangkas (SGT) pada tahun lalu. SGT melakukan penyertaan saham sebesar 67% di SLS. Tak hanya SLS, Swift juga memiliki anak usaha lainnya, yakni PT Swift Shipment Solutions (SSS) dan PT Swift Enabler Solutions (SES). Keduanya juga diakuisisi oleh SGT dan kini menjadi bagian dari Grup GoTo.

Adapun untuk kompetitor terdekatnya, Shopee juga memiliki layanan Dikelola Shopee sudah diperkenalkan sejak 2020. Kini lokasinya sudah tersebar di tujuh kota, yakni Jakarta, Medan, Palembang, Semarang, Surabaya, Balikpapan, dan Makassar. Solusi yang ditawarkan kurang lebih sama, yakni pengelolaan pesanan dan stok, agen chat terlatih, pengambilan, pengemasan, dan pengiriman, dan ditangani oleh tenaga operasional handal.

Terdapat fitur tambahan, yakni Partial Fulfillment, apabila stok di gudang Shopee habis, maka penjual dapat langsung mengirimkan pesanan dari gudang penjual. Kondisi tersebut lebih fleksibel dan mengurangi risiko pembatalan pesanan karena stok habis.

Bukalapak Bidik Pendapatan 3 Triliun Rupiah di 2022

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 44%-61% menjadi sebesar Rp2,7 triliun-Rp3 triliun pada tahun ini. Sementara, Total Processing Value (TPV) Bukalapak juga diproyeksi naik sebesar 39%-47%.

Dalam public expose kinerja keuangan 1Q22 Bukalapak, Presiden Bukalapak Teddy Oetomo mengungkap bahwa target pendapatan 2022 telah terealisasi sekitar 28% dari capaian kuartal pertama 2022 sebesar Rp788 miliar.

Kemudian, TPV tahun ini tercapai 19% atau Rp34,1 triliun di periode sama dari target analis sebesar Rp170 triliun. Take rate konsolidasi juga tumbuh menjadi 2,31% di kuartal I 2022, utamanya ditunjang oleh peningkatan take rate Mitra Bukalapak sebesar 2,73%.

Menurut Teddy, pencapaian kinerja keuangan perusahaan saat ini masih terbilang on-track. Pihaknya fokus untuk mengejar profitabilitas dengan memonetisasi trafik, tak hanya dari lini bisnis utama, tetapi juga bisnis di luar Bukalapak, seperti Allo Bank, AlloFresh, dan Itemku.

Pihaknya optimistis dapat mempertahankan pertumbuhan secara sustain berkat mix strategy perusahaan untuk meningkatkan kontribusi produk/fitur dengan take rate tinggi. “Kontribusi marjin kami hampir positif. Artinya, kami kini berada di fase berikutnya, yakni bukan lagi memperbaiki kinerja melalui efisiensi seperti sales dan marketing, tetapi mendorong pertumbuhan pendapatan. Saat ini kami perlu mengkover fix cost dan G&A supaya adjusted EBITDA dapat positif,” tutur Teddy.

Memang adjusted EBITDA Bukalapak masih tercatat minus Rp372 miliar di kuartal I 2022, tetapi ini terbilang 5% lebih baik dari kuartal IV 2021. Selain itu, realisasi EBITDA ini juga dikarenakan investasi di AlloBank yang harus melakukan mark-to-market.

“Proyeksi adjusted EBITDA kami di tahun ini minus Rp1,4 triliun hingga minus Rp1,5 triliun. Ini mungkin dianggap sebagai melebarnya kerugian, tetapi target kami sebetulnya adalah mencapai adjusted EBITDA yang relatif flat 1% dibanding periode sama tahun lalu,” tambahnya.

Apabila Bukalapak dapat menjaga level adjusted EBITDA pada Juni-Desember  pada posisi sama dengan realisasi per Mei, ada kemungkinan adjusted EBITDA dapat lebih baik daripada proyeksi minus Rp1,4 triliun. 

Saat ini, posisi kas Bukalapak per 31 Maret 2022 mencapai Rp20 triliun. Menurut Teddy, Bukalapak memiliki cash runaway yang sangat panjang. Pihaknya juga masih mengevaluasi kebutuhan investasi ke depan setelah berinvestasi di Allo Bank dan Allo Fresh.

Strategi Bukalapak

Berdasarkan kategori bisnis, Mitra merupakan penyumbang pendapatan terbesar Bukalapak dengan porsi 60% atau Rp471,8 miliar di kuartal I 2022. Sementara, lini Marketplace menyumbang Rp278,5 miliar terhadap total pendapatan dengan pertumbuhan 9% secara tahunan.

Teddy menegaskan bahwa target bisnis Marketplace bukan menjadi pemain dominan di industri. Alih-alih memosisikan Bukalapak sebagai ‘marketplace for all‘, perusahaan kini lebih fokus me-leverage data yang dimiliki ke lini bisnis yang punya prospek pertumbuhan menjanjikan, yakni marketplace untuk gaming Itemku.

Saat ini, pendapatan Bukalapak disumbang oleh tiga lini bisnis utama yang terdiri dari Marketplace, Mitra Bukalapak, dan Buka Pengadaan. Bukalapak juga memperluas vertikal bisnisnya dengan berinvestasi di AlloBank dan AlloFresh. Ini menjadi jalan baru Bukalapak untuk memonetisasi trafiknya.

Melalui investasi di bank digital, lanjut Teddy, pihaknya berupaya memperkuat layanan keuangan sebagai tulang punggung dari keseluruhan lini bisnis Bukalapak. Salah satu misinya adalah meningkatkan inklusi keuangan pada pemilik warung atau UMKM di Mitra Bukalapak. Adapun, AlloFresh akan fokus pada penyediaan berbagai produk FMCG, baik bagi end user maupun pemilik warung yang tergabung di Mitra Bukalapak.

“Integrasi terus dilakukan secara menyeluruh pada Allo Bank dan AlloFresh agar mencakup 128 store di Trans Retail. Kami melihat aspek pengiriman tidak kalah penting dengan harga. Semakin cepat pengiriman, para Mitra tidak perlu keluar biaya banyak untuk mendapatkan inventory besar. Mereka bisa memesan lebih sering sehingga perputaran bisnis lebih tinggi.

Application Information Will Show Up Here

Sejumlah Pertimbangan Bukalapak Genjot Bisnis “Non-Marketplace”

Aksi Bukalapak menggenjot bisnis non-marketplace mengundang sejumlah pertanyaan, bahkan memantik pertanyaan apakah Bukalapak meninggalkan bisnis marketplace yang digelutinya sejak awal. Anggapan tersebut langsung dibantah oleh President Bukalapak Teddy Oetomo.

“Kalau ada yang bilang kami ganti haluan dan meninggalkan marketplace itu adalah salah kaprah. Memang banyak yang tanya seperti itu, termasuk para investor,” ujar Teddy pada sesi buka puasa bersama wartawan (20/4).

Menurutnya, Bukalapak masih setia dengan model bisnis marketplace. Itu sebabnya, sejak melantai di BEI, terus memperkuat jumlah pelapak dan Mitra Bukalapak.

Menurut laporan keuangan perseroan per kuartal I 2021, pendapatan disokong oleh lini bisnis Mitra dengan pertumbuhan 284% menjadi Rp764,5 miliar terhadap keseluruhan pendapatan sebesar Rp1,9 triliun. Lini bisnis marketplace tetap menjadi kontributor utama pendapatan sebesar Rp990 miliar, namun pertumbuhannya turun 4% secara yoy.

Model bisnis Bukalapak sangat relevan dengan kondisi negeri yang berpenduduk 173 juta jiwa ini. “Kalau hanya mengandalkan online, tidak mungkin kami bisa menjangkau seluruh penduduk. Untungnya, negara kita sudah punya infrastruktur yang memungkinkan kita [Bukalapak] menjangkau seluruh negeri, yaitu warung.”

Di semester pertama 2022 ini, Bukalapak fokus untuk meningkatkan pendapatan melalui strategi specialty vertical dengan mendorong traffic ke area bisnis yang memiliki margin lebih besar. Makanya, banyak langkah strategis yang dilakukan, termasuk perkuat fokus di bisnis gaming dan meluncurkan bisnis e-gorcery bersama Transmart, Allofresh.

Teddy bilang, strategi tersebut memungkinkan perseroaan untuk memperoleh take rate yang lebih tinggi. “Tahun lalu take rate kami 1,7%. Dengan strategi specialty vertical, take rate-nya bisa high single digit. Paling tidak 4%, ada yang sampai 8%.”

Fokus ke kedua bisnis tersebut dapat memberikan kontribusi pendapatan yang lebih baik, lantaran sudah ada pasar dan tidak perlu bakar duit. Yang mana, kedua area tersebut perseroan bisa langsung monetisasi, dapat memberikan nilai tanpa tanpa perlu diskon-diskonan.

Dia mencontohkan, langkah akuisisi itemku pada tahun lalu dinilai tepat karena kini menjadi salah satu sumber keuntungan perseroan. Itemku sendiri bermain di ranah marketplace yang memungkinkan pengguna untuk melakukan jual-beli aset permainan digital, serta menjual berbagai voucher untuk akses premium ke sebuah game.

Kebutuhan para gamers untuk melakukan top up item game selalu ada, mau ada atau tidak adanya diskon. Makanya, bisnis game ini dinilai sangat stabil.

Teddy menuturkan, itemku telah beroperasi beberapa tahun sebelum diakuisisi Bukalapak, sudah ada transaksi yang terjadi, hanya saja traffic-nya belum besar. Usai diakuisisi, lalu diintegrasikan dengan traffic Bukalapak, volume transaksi di itemku langsung melonjak hingga dua sampai tiga kali lipat.

“itemku sebagai produk standalone itu sendiri sudah profitable, makanya masuk ke strategi specialty vertical. Jadi bukan berarti Bukalapak pindah sudah enggak jadi marketplace lagi.”

Berikutnya, kemitraan dengan Allofresh yang diharapkan dapat menjadi mesin suplai barang kebutuhan stok warung Mitra Bukalapak. Para Mitra dapat memperoleh barang dalam waktu lebih cepat, sehingga bisa menurunkan biaya inventaris. Barang-barang yang diperoleh dari peritel besar memungkinkan para Mitra dapat membeli barang dengan lebih murah, ketimbang beli dari distributor kecil. Mereka pun dapat memiliki daya saing yang lebih tinggi.

Di ranah e-grocery ini, Teddy menilai bahwa persaingannya tidak begitu terpengaruh dengan efek peningkatan harga komoditas, seperti minyak goreng dan bahan bakar minyak. Segmen ini fokus pada kebutuhan harian, bukan sekunder atau tersier yang kemungkinan besar akan terpengaruh. Itu sebabnya, bagi Mitra Bukalapak diharapkan akan lebih resilient.

“Mungkin konsumennya yang dulu belanja langsung banyak, sekarang belanjanya jadi lebih kecil ukurannya, misalnya sachetan. Sebab, kami ini main di warung yang jualan kebutuhan utama, jadi konsumen harus tetap belanja.”

Karena fokus ke specialty vertical ini, Bukalapak membutuhkan dana untuk berbagai peluncuran produk. Hal tersebut sudah menjadi konsekuensi, makanya Teddy memproyeksikan EBITDA tahun ini akan stagnan, yakni di kisaran minus Rp1,5 triliun sampai Rp1,4 triliun.

Application Information Will Show Up Here

Platform “Online Grocery” AlloFresh Meluncur, Dimulai dari 7 Gerai Transmart

Perusahaan patungan antara CT Corp, Bukalapak, dan Growtheum Capital Partners (investor AlloBank) meresmikan platform online grocery AlloFresh setelah proses uji coba  singkat sejak 24 Februari 2022. Saat ini 7 dari 138 gerai di jaringan CT Corp sudah masuk ke dalam aplikasi AlloFresh.

Tujuh gerai tersebut berlokasi di Jakarta, tepatnya Transmart Lebak Bulus, Cempaka Putih, Taman Mini, Pluit, Ambassador, Central Park, dan Cibubur. Secara bertahap kehadiran gerai Transmart di lokasi lainnya terus ditambah di AlloFresh agar semakin banyak konsumen yang dapat memanfaatkan solusi online grocery ini.

Dalam peresmian yang diselenggarakan virtual pada hari ini (2/3), President Director & CEO PT Trans Retail Indonesia Bouzeneth Benaouda mengatakan, menyediakan fasilitas belanja online dan offline untuk konsumen adalah kunci di masa depan.

Meski kesenjangan antara belanja online terhadap total belanja ritel nasional masih luas, pihaknya tidak mau menampik pilihan belanja online atau offline. Mereka memilih mengambil kedua segmen tersebut.

“Kita tidak mau underestimate customer yang masih mau experience belanjanya datang langsung ke gerai. Di luar Jakarta, kebiasaan belanja seperti itu masih ada dan porsinya besar. Makanya di masa depan, keduanya harus jalan bersama. Hal tersebut berkaitan erat dengan apa yang kami lakukan bersama Bukalapak,” ucapnya.

Presiden Bukalapak Teddy Oetomo melanjutkan, AlloFresh hadir karena semangat kolaborasi yang bila dilakukan oleh satu pihak saja akan memakan ongkos yang jauh lebih besar. “Mungkin bisa lebih dari Rp1 triliun untuk sampai ke titik ini,” ucapnya.

Rp1 triliun yang dimaksud Teddy ini adalah investasi awal yang digelontorkan untuk pengembangan AlloFresh. Pemegang saham mayoritas di AlloFresh adalah Trans Retail (55%), Bukalapak (35%), dan Growtheum (10%).

Teddy melanjutkan, selama ini banyak pemain online grocery yang membangun infrastrukturnya dari titik nol. Mereka punya teknologi, tapi membutuhkan biaya dan waktu untuk mereplikasi infrastruktur yang ada. Kondisi tersebut berbeda dengan AlloFresh, sebab Trans Retail sudah hadir lebih dari dua dekade untuk membangun jaringan gerai supermarket di seluruh Indonesia.

Kelebihan tersebut diklaim menjadi kekuatan utama AlloFresh yang selama ini belum ditawarkan kebanyakan startup. “Jadi kami melakukan leapfrog 20 tahun lebih untuk mempercepat penetrasi e-grocery yang mungkin butuh 20 tahun kalau dilakukan sendirian.”

Secara solusi, apa yang ditawarkan AlloFresh tidak jauh berbeda dengan kebanyakan pemain online grocery lainnya. Mereka menyajikan pilihan lebih dari 150 ribu SKU yang berasal dari 10 ribu pemasok, terdiri dari berbagai kategori, mulai dari produk daging, sayur dan buah segar, hingga peralatan memasak. Platform ini menawarkan pengiriman cepat dalam waktu tiga jam dengan jarak pengantaran maksimal 10 km dari toko.

“Hampir semua produk Transmart tersedia di AlloFresh,” tambah VP Product Marketplace & O2O Bukalapak Fanny Limasa.

Ke depannya, AlloFresh tidak hanya melayani seluruh konsumen akhir dari seluruh penjuru Indonesia, namun juga digunakan Mitra Bukalapak dalam memenuhi stok barang jualannya di warung. Teddy menuturkan, sebelumnya SKU yang dapat dibeli Mitra Bukalapak lewat kemitraan bersama prinsipal di Bukalapak sekitar ratusan hingga ribuan SKU saja.

Kini, Mitra Bukalapak di daerah-daerah dapat memiliki lebih banyak pilihan produk dari berbagai prinsipal untuk menawarkan lebih banyak produk dagangan di warungnya. “Ini akan jadi kekuatan yang luar biasa untuk bantu fulfillment FMCG yang dibutuhkan warung,” ungkapnya.

Kompetisi pasar

Hadirnya AlloFresh menambah sengit persaingan layanan online grocery di Indonesia. Sebelumnya sejumlah startup mulai unjuk gigi awal tahun ini, menawarkan konsep quick commerce, di antaranya Astro, Bananas, JaPang, hingga Radius. Sementara pemain lain, seperti HappyFresh, juga mengencangkan strategi ekspansi produk dan pasar mereka

Di segmen e-commerce, para platform juga memiliki strategi khusus di bidang grocery. Misalnya, Blibli dengan Blibli Mart – tahun lalu mereka mengakuisisi saham mayoritas induk Ranch Market untuk menguatkan supply chain produk segar yang dimiliki.

Shopee juga sudah operasikan Shopee Supermarket di Indonesia, memfasilitasi pembelian berbagai kebutuhan harian secara cepat. Berbeda dengan pemain lain yang mengambil barang dari mitra grocery, mereka membangun gudang-gudang persediaan di berbagai tempat untuk mengakomodasi kebutuhan pengiriman cepat.

Application Information Will Show Up Here

Suksesi Bukalapak, Willix Halim Resmi Ditunjuk Jadi CEO

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) resmi menetapkan Willix Halim sebagai CEO Bukalapak, menggantikan Rachmat Kaimuddin yang mengundurkan diri pada akhir Desember 2021. Selain Willix, perusahaan juga mengumumkan penunjukan Victor Putra Lesmana dan Howard Nugraha Gani untuk masuk ke dalam jajaran direksi.

Dalam keterangan resminya, alasan penunjukan ini adalah baik Victor maupun Howard diyakini telah membawa pencapaian luar biasa bagi Bukalapak untuk memimpin digitalisasi UMKM di Indonesia. Adapun, Teddy Nuryanto Oetomo dan Natalia Firmansyah juga disebut akan tetap menjabat sebagai Direktur Bukalapak.

Hasil penunjukan Willix, Victor, dan Howard telah disetujui jajaran direksi, komisaris, dan pemegang saham Bukalapak dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

“Kami optimistis Willix Halim dapat meneruskan kepemimpinan Rachmat Kaimuddin dengan mengembangkan Bukalapak sebagai perusahaan publik yang kokoh secara finansial, berkembang secara berkelanjutan, dan membawa dampak signifikan bagi Indonesia,” tutur Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen Bukalapak Bambang Brodjonegoro.

Sebelumnya, Willix sempat ditunjuk sebagai CEO sementara karena Rachmat Kaimuddin mengundurkan diri untuk melanjutkan kariernya mengabdi ke pemerintahan. Willix bergabung dengan Bukalapak sebagai Chief Operating Officer pada 2016. Ia berperan penting dalam perjalanan perusahaan menjadi unicorn dan berkontribusi terhadap pengembangan Mitra Bukalapak hingga menjadi pemimpin pasar O2O.

“Tahun ini, kami berharap dapat semakin memperkuat posisi Bukalapak sebagai perusahaan teknologi yang menyediakan berbagai vertikal kepada pengguna kami. Dengan dukungan dari berbagai pihak, saya yakin transformasi ini akan terus berjalan dengan baik dan mencapai tujuan utama kami, yaitu menciptakan ‘A Fair Economy For All‘,” ungkap Willix.

Agenda transformasi Bukalapak

Dengan kepemimpinan baru ini, publik bakal mengantisipasi sejumlah langkah strategis yang akan diambil oleh jajaran direksi baru Bukalapak mengingat ada sejumlah agenda besar menanti. Terutama pada navigasi di lini bisnis Mitra Bukalapak yang menjadi penyokong kinerja keuangan Bukalapak tahun lalu.

Kami merangkum sejumlah aksi korporasi dan agenda besar yang mungkin dapat terealisasi di tahun ini. Menjelang akhir 2021, Bukalapak mengubah alokasi dana IPO sebesar Rp21,9 triliun. Rinciannya, 33% dari dana IPO akan digunakan untuk modal kerja, 34% untuk modal kerja anak usaha yang terdiri dari; Buka Mitra (15%), Buka Usaha (15%), serta Buka Investasi, Buka Pengadaan, Bukalapak, dan Five Jack masing-masing 1%.

Bukalapak memberikan alokasi baru sebesar 33% untuk pengembangan usaha perusahaan dan anak usaha, baik lewat skema pembelian saham dan/atau aset, dan/atau penyertaan saham pada satu atau lebih perusahaan termasuk joint venture, atau pelunasan fasilitas pinjaman yang digunakan untuk keperluan pertumbuhan dan/atau pengembangan usaha baik sekarang maupun yang akan datang.

Mengawali awal tahun ini, Bukalapak menjadi salah satu penyerap right issue Allo Bank milik CT Corp dengan mengambil alih 11,49% saham. Layanan Allo Bank ditargetkan komersial tahun ini. “Bagi Bukalapak, melalui bisnis Mitra dan konektivitasnya dengan vertikal vertikal baru di pasar UMKM, kerja sama ini dapat mengembangkan penawarannya serta aksesibilitas kredit bagi para pelaku usaha di area rural,” kata Willix beberapa waktu lalu.

Hingga tahun lalu, Bukalapak tercatat telah melayani lebih dari 100 juta pengguna, memiliki sebanyak 6,7 juta pelapak dan 10,4 juta Mitra Bukalapak.

Tak lama berselang, pemilik CT Corp Chairul Tanjung bahkan mengumumkan akan membentuk perusahaan online grocery patungan (joint venture) melalui PT Trans Retail Indonesia bersama Bukalapak. Komposisi kepemilikan Trans Retail akan sebesar 55% dan Bukalapak sebesar 45%,

Application Information Will Show Up Here