15 Brand Non-Endemic asal Indonesia yang Sudah Terjun ke Esports dan Game

Jika beberapa waktu yang lalu kami telah membuat daftar brand-brand terbesar dunia yang sudah terjun ke esports, seperti janji kami, sekarang kita akan melirik ke para pemain industri asal Indonesia yang sudah mulai main mata ataupun sudah basah kuyup nyemplung ke industri game dan esports.

Tanpa basa-basi lagi, mari kita langsung bahas satu per satu.

1. Telkomsel

Dokumentasi: Telkomsel
Dokumentasi: Telkomsel

Saya kira Telkomsel wajib ditaruh di urutan pertama karena mungkin investasi mereka yang paling besar di ekosistem esports dan industri game Indonesia dibandingkan yang lainnya di daftar ini – setidaknya saat artikel ini ditulis (akhir Oktober 2018).

Mereka yang berangkat dari industri telekomunikasi mungkin memang boleh dibilang bersinggungan dengan industri game dan esports yang butuh jaringan internet. Namun Telkomsel setidaknya terlihat lebih gencar dari yang lain untuk penetrasi ke pasar gaming.

Mereka punya divisi gaming sendiri yang diberi nama Dunia Games, yang punya bentuk media online dan event. Telkomsel juga sudah menggelar ajang kompetitif esports yang cukup mewah sejak IGC (Indonesia Games Championship) 2017 – yang jadi ajang esports tahunan mereka.

Belum cukup sampai di situ, Telkomsel malah juga merilis game Shell Fire yang berarti mereka juga melebar menjadi publisher game. Terakhir, mereka bahkan mengumumkan akan membuat liga mereka sendiri untuk 2 game, Mobile Legends: Bang Bang dan Free Fire.

Oh iya, Telkomsel juga sudah jadi sponsor salah satu tim esports Indonesia, Elite 8.

2. Indomie – Indomaret (Salim Group)

ESL Indonesia
Sumber: ESL

Akhir September 2018 kemarin, Salim Group memberikan kejutan saat mereka menggandeng ESL untuk garap industri esports di Indonesia. Pasalnya, ESL bisa dibilang sebagai salah satu perusahaan paling berpengaruh terhadap perkembangan ekosistem esports dunia. Sedangkan Salim Group sendiri juga salah satu perusahaan konglomerasi terbesar yang ada di Indonesia.

Anak-anak perusahaan Salim Group juga telah mengikuti jejak orang tuanya dengan terjun ke esports. 2 perusahaan yang sudah mampir adalah Indomie (Indofood) dan Indomaret.

Indomaret merupakan salah satu sponsor yang mendukung gelaran SEACA di bulan Oktober 2018 ini. Di dalam rangkaian SEACA sendiri, ada juga kompetisi yang bertajuk UIC (Unipin & Indomaret Championship).

Sedangkan Indomie (Indofood) juga sudah memutuskan untuk terjun ke esports. Lucunya, mereka justru memutuskan untuk jadi sponsor di Australia untuk gelaran AEL University Cup 2018. Harusnya, Indomie juga nantinya jadi sponsor untuk turnamen esports kelas mahasiswa di Indonesia karena Indomie adalah makanan pokok para mahasiswa kita.

3. GO-JEK

IGX 2018. Sumber: Kincir
IGX 2018. Sumber: Kincir

Meski memang tidak setua Telkomsel, GoJek merupakan salah satu startup kelas unicorn asal Indonesia yang perkembangnya begitu pesat dan langsung mendisrupsi industri transportasi dalam negeri.

GoJek memberikan kejutan saat mereka menjadi sponsor salah satu organisasi esports lokal, EVOS Esports, penghujung tahun 2016.

Selain itu, salah satu divisi GoJek, GoLive, juga mensponsori salah satu hajatan esports tanah air yang bertajuk Indonesia Game Xperience (IGX) bersama Metrodata. Mereka juga bekerja sama dengan Codashop untuk membuat GoPay Arena yang merupakan sebuah payment gateway untuk Mobile Legends: Bang Bangv (MLBB).

4. Tokopedia

Garuda Cup 2018
Garuda Cup 2018. Sumber: DailySocial

Satu lagi startup asal Indonesia yang sudah cukup besar investasinya di industri game dan esports. Tokopedia sudah beberapa kali menjadi sponsor utama untuk hajatan esports yang berkala nasional.

Jika saya tidak salah ingat, gelaran nasional pertama yang mereka buat adalah Tokopedia Garuda Cup yang digelar pada bulan Mei 2018 yang mempertandingkan MLBB dan PUBG.

Hebatnya lagi, mereka juga jadi sponsor salah satu turnamen yang berbentuk liga, yaitu IESPL – Tokopedia Battle of Friday yang mempertandingkan 4 game selama 22 minggu.

Tokopedia juga sudah menjadi sponsor beberapa tim esports besar nasional seperti EVOS Esports dan Rex Regum Qeon (RRQ).

5. KompasTV

Mungkin memang benar bahwa salah satu faktor terbesar kebangkitan esports Indonesia adalah berkat jumlah masif pemain MLBB namun saya kira KompasTV juga punya andil yang cukup besar dalam memancing media dan pemain industri mainstream lainnya untuk melirik ke esports.

Pertama, mereka membuat gempar komunitas gaming dan esports saat memutuskan untuk menayangkan final kompetisi MLBB se-Asia Tenggara, Mobile Legends: Bang Bang South East Asia Cup (MSC) 2018. Setelah itu, mereka pun tertarik untuk kembali menayangkan gelaran esports dan ajang terbesar Dota 2 di dunia pun (TI8) yang dipilih.

Peran KompasTV ini sebenarnya menarik karena Kompas adalah merek kedua tertua dari semua brand yang ada di sini (setelah BCA). Mereka juga berawal dari industri tua juga, media cetak. Karena itulah, jika brand tua ini saja tertarik untuk terjun ke esports, seharusnya mereka bisa membuat pemain lain yang lebih muda untuk ikut-ikutan.

6. XL Axiata

Sumber: TEAMnxl>
Sumber: TEAMnxl>

XL Axiata menjadi 1 lagi dari 3 pemain di industri telekomunikasi yang ada di daftar ini. Mereka sudah jadi sponsor organisasi esports Indonesia yang paling tua dan masih eksis sampai artikel ini ditulis, TEAMnxl>.

Tak hanya itu, bersama Garena, mereka memasukkan turnamen Arena of Valor (AoV) ke dalam rangkaian XL Axiata Digifest yang diklaim sebagai festival musik dan game pertama di Indonesia.

Mereka juga rutin kerja sama dengan Garena untuk memberikan berbagai bonus top-up untuk AoV.

7. BCA

Sumber: Unipin Esports
Sumber: Unipin Esports

Inilah brand tertua yang ada di sini karena BCA didirikan tahun 1957. Industrinya pun tua karena dari perbankan. Sayangnya, memang investasi dan penetrasi mereka ke esports mungkin masih bisa dibilang kurang agresif (mengingat sebesar apa BCA itu di Indonesia).

Pada SEACA 2018 kemarin, mereka mengadakan promo bersama Unipin untuk para pengguna yang top up menggunakan Sakuku. Jujur saja, saya pribadi penasaran akan sebesar apa jika BCA benar-benar terjun dan investasi besar-besaran ke esports. Kira-kira kapan ya?

8. Smartfren

Sumber: Esports ID
Sumber: Esports ID

Smartfren merupakan pemain ketiga dari industri telko yang sudah melek esports. Mereka pernah menjadi sponsor acara esports yang berbeda bersama salah satu EO esports Indonesia, World of Gaming (WOG), yang bertajuk WOG Goes to Campus.

Acara ini sedikit berbeda dengan kebanyakan acara esports lainnya karena bukan gelaran kompetitif, melainkan bersifat edukatif yang bergerak dari satu kampus ke kampus lainnya.

9. Kratingdaeng

IEC Kratingdaeng 2018. Sumber: Advance Guard
IEC Kratingdaeng 2018. Sumber: Advance Guard

Kratingdaeng adalah pemain pertama dari industri makanan dan minuman (F&B) yang menjadi sponsor utama gelaran kompetitif. Acara tersebut bernama Kratingdaeng Indonesia Esports Championship (IEC) yang digelar dari bulan Juli sampai September 2018.

Belum lama ini, Kratingdaeng juga mengumumkan bahwa mereka telah menjadi sponsor resmi untuk salah satu organisasi esports terbesar, RRQ. 

10. Biznet

Sumber: Rex Regum Qeon
Sumber: Rex Regum Qeon

Masih seputar RRQ, Biznet yang memang punya kedekatan dengan organisasi besar tadi menjadi salah satu sponsor pertama mereka.

Biznet sendiri merupakan penyedia jaringan internet yang cukup dikenal baik untuk perkantoran di kota-kota besar. Bahkan hampir semua perusahaan-perusahaan terbesar (baik nasional ataupun internasional) di Jakarta menggunakan provider ini.

Mungkin juga karena hal itulah (karena sudah cukup dikenal di kalangan perkantoran), Biznet juga ingin merangkul pasar gaming yang memang berhubungan erat dengan penyedia jaringan internet.

11. Traveloka

Satu lagi startup unicorn asal Indonesia yang terjun ke esports. Meski memang tak segalak GoJek penetrasinya, Traveloka juga jadi salah satu sponsor tim esports yang sama dengan GoJek: EVOS Esports.

12. Good Day

Sumber: Elite8
Sumber: Elite8

Satu lagi pemain dari industri F&B yang ada di daftar kali ini. Good Day terjun ke esports dengan menjadi salah satu sponsor untuk organisasi Elite 8 (sama dengan Telkomsel).

Elite 8 sendiri juga cukup menarik karena organisasi yang dipimpin oleh CEO muda, Heinrich Ramli, ini berhasil menggandeng sponsor-sponsor besar meski usianya yang relatif baru.

Sedangkan Good Day juga sudah beberapa kali turut mendukung gelaran esports seperti Point Blank National Championship (PBNC).

13. Torabika

Sumber: RevivalTV
Sumber: RevivalTV

Torabika juga sudah melek ke esports saat mereka menjadi sponsor untuk gelaran PINC 2018 (PUBG Mobile Indonesia National Championship).

PINC 2018 merupakan gelaran esports pertama untuk PUBG Mobile yang kualifikasinya digelar tatap muka alias “offline” di 12 kota yang berbeda. Sedangkan babak Grand Finalnya baru saja rampung diselenggarakan di Britama Arena (Mahaka Square), 21 Oktober 2018 kemarin.

14. Tiket.com

Buat yang belum tahu, Indonesia pernah satu kali (setidaknya sampai artikel ini ditulis) jadi tuan rumah ajang Minor Dota 2, yaitu GESC: Indonesia Minor yang digelar tanggal 15-16 Maret 2018.

Tiket.com adalah salah satu sponsor gelaran tersebut. Tiket.com sendiri adalah sebuah perusahaan yang head-to-head dengan Traveloka yang menyediakan tiket transportasi dan akomodasi.

15. Fruit Tea

Sumber; Garena
Sumber; Garena

Inilah brand terakhir yang ada di daftar ini. Namun Fruit Tea mungkin belum bisa dibilang sudah terjun ke esports secara langsung. Mereka baru berkolaborasi dengan Garena untuk AoV.

Meski demikian, kolaborasi promosi antara Garena dan AoV cukup menarik karena ada bonus in-game item di AoV yang bisa didapatkan saat membeli Fruit Tea di Indomaret ataupun Alfamart / Alfamidi.

Itu tadi 15 brand asal Indonesia yang sudah melirik ataupun terjun langsung jadi bagian dari ekosistem esports. Apakah daftar ini nanti akan bertambah besar di penghujung tahun 2019? Ada brand-brand yang terlewatkan di sini?

TCASH Mulai Uji Coba Transaksi dengan Kode QR Terstandar

TCASH, sebagai salah satu penyedia layanan e-money di Indonesia, mengungkapkan dukungan terhadap rencana pemerintah menerapkan Kode QR terstandar (standardized QR Code). Sebagai bagian percepatan realisasi rencana tersebu,  TCASH melakukan uji coba penerapan Kode QR terstandar sejak Oktober 2018. TCASH akan mengikuti arahan Bank Indonesia dan ASPI (Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia) untuk implementasi di merchant mitra TCASH.

TCASH menjadi salah satu penyedia layanan e-money non perbankan yang tergabung dalam uji coba tahap pertama pengimplementasian Kode QR terstandar.

“TCASH mendukung penuh inisiatif Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) untuk menghadirkan Kode QR terstandar yang kami percaya akan meningkatkan kenyamanan dan kepuasan masyarakat dalam bertransaksi nontunai. Kami pun telah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan Kode QR terstandar dalam beberapa waktu mendatang, di antaranya menyesuaikan fitur Snap QR Code dalam aplikasi TCASH Wallet sesuai format yang dirancang,” terang CEO TCASH Danu Wicaksana.

Dalam masa uji coba ini, TCASH sudah berhasil melakukan uji coba Kode QR terstandar di beberapa merchant. Langkah ini ditempuh guna memastikan fungsi interoperabilitas Kode QR terstandar telah berfungsi dengan baik.

Pihak TCASH lebih lanjut menjelaskan, proses implementasi Kode QR terstandar di merchant TCASH rencananya akan dimulai tahun depan.

“Kami sangat mendukung penerapan Kode QR terstandar ini karena kami percaya open ecosystem di dalam ranah uang elektronik akan membantu seluruh industri untuk terus berkembang dalam mendorong kebiasaan masyarakat melakukan transaksi nontunai,” imbuh Head of Corporate Communication TCASH Dinda Sarasannisa.

Pihak TCASH saat ini sedang mempersiapkan beberapa inovasi terkait kerja sama pembayaran di tempat (offline) yang memanfaatkan Kode QR terstandar. Di antaranya seperti mengembangkan aplikasi untuk pelaku bisnis UMKM (aplikasi untuk merchant) yang diharapkan dapat mempermudah mereka dalam menerima pembayaran secara non tunai dan memiliki data transaksi yang lengkap dan terperinci.

“Ke depannya kami akan memastikan implementasi serta kesiapan dalam melayani beragam pembayaran menggunakan Kode QR terstandar di seluruh merchant outlet TCASH. Hal ini juga merefleksikan dukungan TCASH terhadap inisiatif Bank Indonesia dalam menyeragamkan Kode QR yang tersedia di berbagai merchant, guna menjaga kepuasan konsumen dan merealisasikan less-cash society di Indonesia. Kami optimis hadirnya Kode QR terstandar ini dapat diterima oleh seluruh pihak, baik penerbit uang elektronik, pelaku bisnis maupun masyarakat luas,” terang Danu.

Application Information Will Show Up Here

PLN Disjaya Manfaatkan NB-IoT Smart Meter dari Telkomsel

PLN Disjaya kini memanfaatkan teknologi narrow band Internet of Things (NB-IoT) yang dikembangkan Telkomsel untuk sistem smart meter di jaringan listrik, yang disebut sebagai Advanced Meter Infrastructure (AMI). Kerja sama ini sekaligus menandakan dimulainya komersialisasi teknologi ke publik. Sebelumnya Telkomsel memperkenalkan teknologi ini sebagai bentuk CSR untuk konsep bike sharing di Universitas Indonesia.

VP Corporate Account Management Telkomsel Primadi K. Putra menerangkan, tren IoT yang tengah berkembang dimanfaatkan penuh oleh perseroan untuk konsisten meningkatkan kesiapan teknologi dan jaringan demi terbentuknya ekosistem IoT di Indonesia.

“Implementasi teknologi NB-IoT ini juga sejalan dengan visi Telkomsel sebagai digital telco company yang senantiasa menghadirkan layanan dan solusi digital terkini yang dapat meningkatkan perkembangan ekonomi negara,” terangnya, kemarin (30/10).

Implementasi NB-IoT pada sistem metering di PLN adalah salah satu use case yang dapat menunjukkan bagaimana teknologi dapat memberikan manfaat nyata di kehidupan masyarakat. Terlebih, pemanfaatan teknologi ini merupakan bagian dari modernisasi gardu PLN dan alat meter yang digunakan pelanggan korporat.

“Telkomsel memiliki 176 ribu BTS di seluruh Indonesia, memungkinkan kami untuk perluas solusi ini ke berbagai use case.”

NB-IoT merupakan teknologi terbaru yang dirancang secara khusus agar komunikasi antar mesin semakin masif dengan coverage jaringan telekomunikasi yang semakin luas hingga 2 kali dari jangkauan GSM. Di saat yang sama, teknologi ini mampu menghasilkan kapasitas koneksi yang masif untuk solusi dan aplikasi berbasis IoT.

Berdasarkan data dari GSMA (3GPP), 1 BTS NB-IoT dapat menghubungkan hingga 300 ribu perangkat terkoneksi dengan konsumsi daya lebih hemat. Teknologi radio akses NB-IoT merupakan salah satu jenis teknologi jaringan Low Power Wide Area (LPWA), memungkinkan optimalisasi daya sehingga perangkat bisa beroperasi sampai 10 tahun tanpa pengisian daya ulang baterai.

Efisiensi untuk PLN

Senior Manager Distribusi PLN Disjaya Faisol mengatakan, penerapan teknologi smart meter adalah keniscayaan. Pihaknya percaya dengan teknologi banyak memberikan manfaat bagi pelanggan korporat berlokasi di Jakarta, seperti pembacaan meter yang lebih akurat, kontrol status, dan mengumpulkan informasi langsung dari meter dengan data terkini.

Selain itu, pemanfaatan teknologi ini juga bisa mengurangi potensi kecurangan di meter pelanggan dan memberikan akurasi tagihan yang lebih tepat.

PLN dapat mengidentifikasi gangguan lebih cepat tanpa harus menunggu aduan dari pelanggan. Dalam kurun waktu 30 menit PLN berharap solusi bisa cepat teratasi, daripada kondisi saat ini yang masih memakan waktu lebih dari 1 jam.

“PLN butuh teknologi monitoring system di gardu-gardu secara real time. Kalau ada gangguan, pelanggan tidak perlu lapor ke kita karena kita sudah tahu kebih dulu. Pelayanan pun akan lebih baik ke depannya,” kata Faisol.

Adapun penerapan teknologi ini baru berlaku untuk pelanggan korporat PLN, jumlahnya mencapai 23 ribu institusi. Pelanggan korporat dapat memonitor langsung billing system-nya dari meter masing-masing. Untuk pelanggan ritel, teknologi ini baru dimanfaatkan di 13 ribu gardu. Ada 4,3 juta pelanggan di Jakarta yang dilayani oleh PLN Disjaya.

Menurut Faisol, sebelumnya PLN sudah menggunakan teknologi IoT dengan jaringan 3G yang juga dikembangkan Telkomsel, namun ada kekurangan di situ. Perusahaan harus menanggung biaya operasional bulanan yang tinggi karena konsumsi data yang tinggi, bisa sampai 4-5 Watt per meter. Kini hanya memerlukan 0,7 Watt.

“Memang Watt-nya kecil, tapi kan meter itu selalu running itu yang buat opex kita besar. Tapi sekarang kami bisa efisiensi sampai 80%.”

Teknologi NB-IoT AMI yang dipakai PLN merupakan bagian dari Smart Grid yang berfungsi sebagai “last mile” atau akses pelanggan, di mana semua perangkat dan alat terhubung secara online dengan server terpusat.

Komponen AMI terdiri dari sistem smart meter untuk mengukur dan menyimpan data, sistem komunikasi M2M antara meter pintar dengan server control center PLN. Terakhir, aplikasi analisis serta manajemen data meter secara otomatis pada control center.

Berkat teknologi ini, PLN berharap tercipta sistem jaringan listrik pintar (Smart Grid), khususnya jaringan distribusi pintar (Smart Distribution). Memungkinkan terciptanya otomatisasi pada jaringan PLN sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kecepatan pelayanan kepada pelanggan PLN di Jakarta.

“Sebab Jakarta itu kota yang padat, konsumsi listriknya juga besar untuk ukuran sekecil Jakarta, sehingga kalau ada gangguan listrik akan sangat menganggu aktivitas.”

Faisol mengungkapkan pihaknya belum membuka kemungkinan implementasi lebih jauh untuk pelanggan PLN di lokasi luar Jakarta, terutama untuk pelanggan ritel. PLN masih mencari opsi lain yang lebih efisien mengingat biaya investasi yang harus disiapkan membeli perangkat smart meter baru.

Telkomsel Luncurkan MSIGHT, Layanan “Telco Big Data” untuk Bisnis

Bertujuan mendukung transformasi digital bisnis di Indonesia, Telkomsel meluncurkan Mobile Consumer Insight (MSIGHT). Sebagai salah satu operator seluler terbesar berpelanggan 178 juta, Telkomsel mengklaim telah memiliki data komprehensif yang bisa dimanfaatkan oleh pemerintah hingga perusahaan untuk mengembangkan bisnis.

“MSIGHT beroperasi secara business to business (B2B) hadir untuk memberikan nilai tambah bagi lembaga pemerintah dan sektor industri seperti keuangan, transportasi, e-commerce, dan sebagainya,” kata VP Data Insight and Interface Services Development Telkomsel, Mia Melinda.

Nantinya MSIGHT akan menghadirkan sejumlah produk yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan teknologi seperti big data, IoT, robotik, artificial intelligence (AI), blockchain, dan lainnya.

“Produk-produk MSIGHT meliputi Risk insight, Mobility Insight, Lifestyle Insight, dan API marketplace; menawarkan berbagai manfaat bagi pelaku usaha mulai untuk marketing communication, business intelligence, maupun risk assessment,” tambah Mia.

Informasi dari platform tersebut bisa juga digunakan untuk melakukan monitoring perubahan jumlah trafik pengunjung, segmentasi konsumen berdasarkan profil tertentu, mengetahui perilaku digital konsumen, pola pergerakan konsumen antar lokasi, dan perilaku konsumen terhadap produk/servis.

Beberapa layanan MSIGHT tahun ini telah dimanfaatkan instansi pemerintah seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk melakukan studi secara lebih efisien dan mendapatkan sudut pandang yang lebih kaya. Aplikasinya diterapkan pada studi dampak makro-ekonomi dari penyelenggaraan Asian Games 2018.

“Informasi big data yang kami peroleh akan dikelola secara anonim, agregat, dan efisien menjadi insight, serta diperbarui secara berkala. Kekuatan Telkomsel dalam menyelenggarakan big data adalah pada basis 178 juta pengguna atau mewakili sebagian besar pengguna data internet di Indonesia,” kata Mia.

Telkomsel Gelar Liga Esports untuk Kelas Amatir, Mahasiswa, dan Profesional

Telkomsel nampaknya kian mantab bermain di industri gaming tanah air. Setelah sebelumnya merilis game Shellfire dan teken kontrak kerja sama dengan Singtel untuk garap pasar esports di Asia Tenggara, kemarin (17 Oktober 2018), resmi mengumumkan liga esports mereka sendiri.

Tak tanggung-tanggung ada 3 liga yang akan diusung oleh Telkomsel, lewat Dunia Games, yaitu Dunia Games League, Dunia Games Campus League, dan Dunia Games Pro League. Ketiga liga tersebut juga tergabung dalam rangkaian Indonesia Games Championship (IGC) 2019. Buat yang belum tahu, IGC sendiri merupakan gelaran kompetitif tahunan milik Dunia Games yang berawal dari tahun 2017.

Direktur Marketing Telkomsel Alistair Johnston mengatakan, “Menghadapi perkembangan industri esport di Indonesia, Dunia Games hadir untuk menjadi pendukung utama bagi industri ini melalui ajang Liga esport Dunia Games. Ajang ini kami hadirkan untuk memberikan wadah bagi pelanggan yang mencintai game dan esport serta sebagai salah satu upaya kami untuk membangun ekosistem digital entertainment lifestyle bagi masyarakat Indonesia.”

Dokumentasi: Telkomsel
Dokumentasi: Telkomsel

“Layanan game online akan memerlukan standar jaringan yang sangat bagus dengan kecepatan tinggi dan latensi yang rendah. Untuk itu kami selalu meningkatkan kualitas jaringan broadband 4G LTE untuk memastikan stabilitas layanan data sehingga para gamers dapat menikmati game online dengan nyaman. Hingga saat ini lebih dari 60 juta pengguna Telkomsel dari 90 juta pemain telah aktif yang bermain mobile games secara online di Indonesia,” tambah Alistair.

Baru ada 2 game yang akan dipertandingkan di liga ini. Dunia Games League akan mengusung Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) dari Moonton. Sedangkan untuk Dunia Games Campus League dan Dunia Games Pro League akan mengusung Free Fire rilisan Garena.

Dunia Games League tadi nantinya akan diadakan di 141 kota dan 13 tim terbaik akan diadu lagi di tingkat nasional untuk memperebutkan gelar juara yang rencananya akan digelar pada bulan Maret 2019 di Dunia Games Esports Stadium. Sedangkan registrasi liga ini sudah dibuka sejak awal Oktober 2018 dan akan mulai dipertandingkan mulai akhir Oktober 2018.

Dokumentasi: Telkomsel
Dokumentasi: Telkomsel

Untuk Dunia Games League, turnamen ini hanya untuk para pemain MLBB tingkat amatir. Jadi, mereka-mereka yang terdaftar sebagai tingkat pro di database Telksomel tidak akan diperbolehkan untuk turut bertarung. Bagi Anda yang tertarik untuk cari tahu lebih lanjut soal liga ini, silakan langsung mengunjungi situs resmi Dunia Games League.

Sedangkan Dunia Games Campus League akan berlangsung di 13 kampus se-Indonesia dan 12 tim terbaik akan bertanding kembali di babak grand final. 

Masa pendaftaran untuk liga ini dibuka pada akhir November 2018 dan masa registrasi untuk Dunia Games Pro League akan dimulai pada awal Januari 2019.

Liga ini menarik karena Telkomsel berhasil menggandeng 2 publisher game besar dalam satu wadah, yaitu Moonton dan Garena, yang juga bisa dibilang kompetitor – antara MLBB dan AoV. Namun hal ini juga bukan yang pertama kalinya mereka buat. IGC 2018 kemarin juga Telkomsel bahkan mempertandingkan 3 game MOBA mobile yang sebenarnya saling bersaing, yaitu MLBB, AoV, dan Vainglory.

IGC 2018. Sumber: Dunia Games
IGC 2018. Sumber: Dunia Games

Lalu kenapa Free Fire yang dipilih jadi liga profesionalnya Dunia Games? Kenapa tidak Shellfire? Menurut pihak Telkomsel,  ada kriteria dari jumlah pemain per hari sebelum sebuah game bisa menjadi esports. Sedangkan Shellfire masih belum mencapai angka tersebut.

Dari sisi Garena, AoV memang sudah punya liga profesional (ASL) yang digarap langsung oleh Garena. Sedangkan Free Fire memang sebelumnya belum ada liga profesionalnya.

Angkasa Pura II Gandeng Telkomsel Digitalisasi Bandara

Angkasa Pura II dan Telkomsel telah menandatangai Momorandum of Understanding (MoU) untuk implementasi program Airport Community and Integrated Digital Airport di lingkungan bandara Angkasa Pura II. Kerja sama ini berwujud pemanfaatan layanan produk telekomunikasi, pembayaran berbasis digital dan beberapa solusi bisnis lainnya. Penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah dan Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin.

“Kerja sama dengan Angkasa Pura II merupakan keseriusan kami dalam bersinergi dengan BUMN. Sinergi ini kami wujudkan dalam memberikan layanan produk telekomunikasi dan layanan pembayaran berbasis digital (e-payment) meliputi layanan paket data dan e-payment system di lingkungan bandara Angkasap Pura II. Selain itu kami memberikan solusi layanan Telkomsel myBusiness Solution untuk mendorong terwujudnya integrated airport di bandara Angkasa Pura II. Kerja sama ini sejalan dengan misi kami untuk membangun ekosistem digital Indonesia dengan platform Device, Network dan Application (DNA),” terang Ririek.

Ia melanjutkan, beberapa layanan yang digitalkan adalah pembayaran menggunakan TCASH dan e-parking. Untuk e-parking, yang mengutilisasi pemanfaatan teknologi Internet of Things, akan diuji coba terhadap parkir sepeda motor.

Di tahap awal kerja sama, keduanya akan membangun booth Telkomsel di kawasan transit terpadu atau transit oriented development (TOD) di pintu M1 Bandara Soekarno Hatta yang akan menjual produk-produk Telkomsel.

“Kami berterima kasih kepada Telkomsel atas kerja sama yang kembali terjalin. Kerja sama ini akan menjadi payung besar dalam fokus pengembangan bisnis digital airport dan airport community. Pengembangan bisnis ini menggunakan layanan Telkomsel di lingkungan bandara-bandara yang dikelola Angkasa Pura II. Kami optimis kerja sama dengan Telkomsel akan memberi pertumbuhan dan percepatan layanan di Bandara,” terang Awaluddin.

Singtel dan Telkomsel Teken MoU untuk Perkembangan Esports Asia Tenggara

Perusahaan telekomunikasi asal Singapura, Singtel, baru-baru ini mengumumkan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) bersama dengan berbagai partner (regional). Salah satu di antaranya adalah perusahaan Indonesia yaitu Telkomsel, ditambah Optus (Australia), Airtel (India), AIS (Thailand), dan Globe (Filipina).

MoU tersebut berisi perjanjian bahwa pihak-pihak yang terlibat akan bekerja sama untuk menumbuhkan ekosistem gaming serta esports, terutama di wilayah Asia Tenggara, Australia, dan India. Pihak Singtel dan para partner tidak mengumumkan rencana konkret (misalnya pengadaan kompetisi tertentu), tapi setidaknya MoU tersebut sudah menjadi tanda komitmen di masa depan.

PVP Esports Championship | Photo
Suasana PVP Esports Championship | Sumber: PVP Esports Championship

Menurut laporan dari Esports Insider, kerja sama ini terutama akan memiliki fokus pada mobile game. Arthur Lang, CEO Singtel International, berkata, “Wilayah yang kami cakup, sungguh merupakan pengalaman yang mobile-first. Kita menguasai ruang ini, jadi tentu saja, kitalah yang harus menancapkan bendera di sini.”

Game berawal di PC dan console tapi dalam beberapa tahun ke depan alur (industrinya) akan bergeser ke mobile, dan kami ingin ada di sana. Kami serius tentang ini, kami berenam ingin menancapkan bendera ini dan benar-benar serius tentang gaming dan esports. Kami berhak bermain dan memenangkan ruang ini,” demikian lanjutnya.

Perwakilan Telkomsel dan para partner dalam pembukaan Indonesia Games Championship 2018
Perwakilan Telkomsel dan para partner dalam pembukaan Indonesia Games Championship 2018

Pemilihan mobile game sebagai fokus bukan hanya masalah pengalaman yang dimiliki perusahaan, tapi juga hasil dari memantau game yang populer di tiap wilayah. Menurut Benjamin Pommeraud, Senior Advisor Singtel, Dota 2 termasuk salah satu game tersebut. Tapi mobile game juga penting sebab para perusahaan di atas adalah “pemain” di ranah mobile. Mereka akan terus beradaptasi terhadap game apa yang relevan dengan pengguna.

India merupakan salah satu negara di mana game PC tidak bisa berkembang. Ini karena di India, penetrasi pasar PC masih sangat rendah. Sebaliknya, game kasual di sana sangat laris. Keterangan ini disampaikan oleh Madhur Bhagat, Head of Strategy and Alliances dari Airtel. Pasar smartphone di India masih sehat dan terus berkembang, jadi kolaborasi ini adalah strategi yang baik bagi Airtel.

Singtel sendiri baru saja mengadakan kompetisi esports tingkat dunia di Singapura dengan judul PVP Esports Championship. Kompetisi tersebut masih berhubungan dengan Indonesia Games Championship 2018 yang diadakan oleh Telkomsel pada bulan April 2018 kemarin. Dengan adanya kolaborasi ini, jangan kaget bila dalam waktu dekat akan lebih banyak kompetisi esports yang berada di bawah naungan perusahaan-perusahaan besar di atas.

Sumber: Esports Insider, GosuGamers.

Telkomsel dan Anak Usaha MCASH Hadirkan Solusi Kasir Digital “T-Kiosk”

Telkomsel dan anak usaha MCASH, PT Distribusi Voucher Nusantara (DIVA), mengumumkan kerja sama untuk solusi kasir digital “T-Kiosk”, sebuah layanan aplikasi EDC berbasis Android. Kerja sama ini merupakan bagian dari solusi Telkomsel myBusiness kepada pelanggan di kalangan UKM.

“Kerja sama ini sejalan dengan misi kami untuk memperkuat penetrasi Device, Network, dan Application (DNA). Dalam mendorong penetrasi tersebut memerlukan langkah nyata dan strategi bersama yang melibatkan berbagai pihak termasuk pelanggan segmen SME,” ucap Direktur Penjualan Telkomsel Sukardi Silalahi, Senin (8/10).

Sukardi mengatakan Telkomsel menyiapkan 200 dedicated account manager nasional yang siap melayani pelanggan UKM. Hingga kini lebih dari 30 ribu account UKM di Indonesia yang telah bermitra dengan Telkomsel.

Aplikasi T-Kiosk

Berbeda dengan EDC pada umumnya yang hanya berfungsi sebagai terminal pembayaran, aplikasi T-Kiosk memiliki banyak fungsi, termasuk distribusi produk digital Telkomsel, pengisian pulsa, pembayaran tagihan, pasca bayar, top up saldo T-Cash dan kartu e-money, laporan penjualan, dan laporan keuangan lainnya.

Pengguna T-Kiosk bakal mendapat benefit lainnya, termasuk paket internet 2GB untuk koneksi Diva Smart Outlet ke server aplikasi dan penggunaan Diva Smart Outlet. Seluruh benefit tersebut diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi pengusaha karena mendapat sumber penghasilan tambahan dari pemanfaatan T-Kiosk.

EDC ini dapat memproses pembayaran melalui digital payment Telkomsel, yakni T-Cash. Selain itu, perangkat ini dilengkapi berbagai pembayaran non tunai baik kartu debit, kartu kredit, serta contactless card untuk kartu e-money.

Dalam pengoperasiannya, pengusaha UKM dapat mendaftar melalui Account Manager atau agen-agen yang telah ditunjuk sebagai penyedia layanan. Bisa juga melalui DIVA Intelligent Instant Messaging (instant messaging for business) dengan biaya berlangganan sebesar Rp100 ribu per bulannya.

Komisaris Utama DIVA dan Direktur Utama MCASH Martin Suharlie menuturkan, DIVA menargetkan untuk memodernisasi dan melengkapi UKM di Indonesia dengan teknologi dan berbagai produk inovatif baik digital maupun non digital yang dapat meningkatkan daya saing.

“Kami berkeyakinan untuk dapat mendorong pertumbuhan usaha mereka dalam rangka mendukung program pemerintah dalam mendigitalkan 8 juta SME di tahun 2020. Oleh karena itu, kami sangat gembira dengan kolaborasi bisnis dengan Telkomsel melalui aplikasi T-Kiosk,” terang Martin.

Pihaknya menargetkan setidaknya sampai tiga bulan ke depan sudah dapat mendistribusikan mesin EDC ke 25-30 ribu pengguna. Angka ini berdasarkan jumlah pelanggan Telkomsel di kelas UKM yang berjumlah sekitar 30 ribu pelanggan.

Telkomsel Rilis Aplikasi Perpustakaan “T-Perpus” Bersama Gramedia Digital

Telkomsel merilis aplikasi perpustakaan digital “T-Perpus” bersama Gramedia Digital Nusantara (GDN). Peluncuran tersebut menjadi salah satu upaya meningkatkan literasi membaca buku, sekaligus rangkaian dari kegiatan CSR Telkomsel.

Berdasarkan data UNESCO, Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat literasi terendah ke dua di dunia. Minat baca juga tergolong rendah, yang menyebabkan kemampuan membaca, berhitung, pengetahuan ilmiah anak-anak Indonesia masih di bawah negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Atas latar belakang tersebut, akhirnya membuat Telkomsel bersemangat untuk meluncurkan T-Perpus. Kompetensi GDN sebagai anak usaha Kompas Gramedia Group yang khusus menangani distribusi buku secara digital diyakini dapat mempercepat proses literasi.

“Kolaborasi bersama Telkomsel ini bisa jadi awal untuk mewujudkan misi kami sebagai akselerator untuk kemajuan bangsa ini,” kata COO GDN Adi Ekatama, Senin (20/8).

Sebelum dengan Telkomsel, GDN sudah bermitra dengan institusi lainnya untuk distribusi buku digital. Di antaranya BRI, PT PP, Group Astra dan KBRI Thailand.

Tidak ada monetisasi

Tampilan aplikasi T-Perpus / DailySocial
Tampilan aplikasi T-Perpus / DailySocial

T-Perpus merupakan bagian program CSR, oleh karenanya Telkomsel tidak menjadikan aplikasi ini sebagai tambahan model bisnis baru. T-Perpus berisi ribuan buku digital yang dihadirkan GDN, bisa diakses secara gratis dan sepuasnya. Hanya saja aksesnya terbatas untuk pengguna Telkomsel.

Pengguna cukup membayar biaya keanggotaan sebesar Rp5 ribu, bisa baca seumur hidup. Pada tahap awal, Telkomsel menggratiskan akses ini untuk 5 ribu pengguna pertama. Setelah angka pengguna terlampaui, baru biaya keanggotaan diberlakukan.

“Sekarang ini masih berisi terbitan publisher lokal, nanti mau ditambah dari penerbit luar sehingga akan semakin banyak konten yang bisa diakses. Juga akan ada konten video untuk gaet lebih banyak kalangan milenial,” ucap Direktur HCM Telkomsel Irfan A Tachrir.

Untuk sementara, Gramedia sebagai penyedia konten T-Perpus baru menyediakan 5 ribu buku dengan 69 kategori yang bisa diakses secara gratis buat pengguna Telkomsel. Mayoritas konten tersebut diperuntukkan pelajar dari tingkat SMA hingga ke bawah.

Agar penetrasi membaca dapat terus meningkat, Telkomsel akan menempatkan perangkat tablet di 1000 kampus yang berlokasi di Jawa Barat. Kemudian, secara periodik segera merambah lokasi lainnya seperti sekolah dan balai desa terpencil yang sudah terhubung dengan koneksi Telkomsel. Harapannya dengan kegiatan ini akan semakin banyak anak-anak yang gemar membaca.

BRI Buat Perangkat Khusus Mantri, Hasil Kemitraan dengan Telkomsel dan BlackBerry

BRI bermitra Telkomsel dan BlackBerry untuk pengadaan perangkat khusus mantri BRI demi permudah proses bekerja saat di lapangan jadi lebih digital dengan jaminan keamanan tinggi. Perangkat yang disebar BRI sudah ter-install secara default oleh jaringan Telkomsel yang didukung oleh sistem keamanan BlackBerry Unified Endpoint Management (UEM).

Mantri BRI adalah singkatan dari marketing dan analisis mikro yang bertugas tidak hanya mengurusi bagian kredit, tapi juga simpanan. Diklaim total mantri BRI saat ini sekitar 34 ribu orang tersebar di seluruh Indonesia. Mantri berbeda dengan agen BRILink yang merupakan layanan Laku Pandai dari Bank BRI.

Dengan perangkat khusus ini, seluruh informasi berharga pelanggan akan lebih terjamin keamanannya. Staf BRI dimungkinkan untuk berbagi data pelanggan yang sensitif dalam lingkungan terpercaya, mengurangi ancaman siber, dan risiko pencurian data.

BRI pun kini memiliki manajemen endpoint yang lengkap dan kontrol kebijakan untuk beragam perangkat dan aplikasi yang semakin berkembang. Membantu mengembangkan dan mengelola pekerjaan seperti loan applications. Hal ini juga memastikan bank selalu siap untuk peraturan privasi dan keamanan baru.

“BRI memilih BlackBerry UEM tidak hanya karena kemampuannya melindungi file dan data, tetapi untuk skalabilitas dan pengelolaannya yang sederhana untuk berbagai hal yang terkoneksi di tempat kerja,” ucap Direktur TI BRI Indra Utoyo, Rabu (8/8).

Sebelumnya, para mantri BRI harus menggunakan dokumen fisik untuk memproses pengajuan kredit dari calon nasabah. Mereka juga harus membuat laporan harian setiap harinya untuk mengukur produktivitasnya.

Kini proses kredit sudah bisa disetujui kurang dari 12 jam dari awalnya perlu menunggu hingga berhari-hari. Dengan demikian, produktivitas para mantri meningkat lebih tajam. BRI juga bisa mendeteksi secara langsung produktivitas mantri berdasarkan lokasi GPS. Dari data BRI disebutkan, terjadi peningkatan penjualan antara 30%-40%.

“Digitalisasi itu membuat risiko manajemen dan operasional bisa lebih ditekan, sehingga risikonya jadi lebih termitigasi dengan baik saat menyalurkan kredit mikronya.”

VP Enterprise Mobile Product Marketing Telkomsel Arief Pradetya menambahkan perangkat yang disediakan BRI itu didesain khusus untuk kerja, sudah dikunci sehingga tidak bisa ditambah atau dihapus oleh mantri. Hanya berisi delapan aplikasi, mayoritas adalah aplikasi internal dari BRI dilengkapi aplikasi pendukung kerja.

“Perangkat sudah di-roll out ke seluruh mantri, selesainya sudah dari bulan lalu. Karena ini corporate device, jadi memang didesain untuk kerja saja, tidak bisa untuk yang lain. Mantri bisa langsung kerja dengan jaringan Telkomsel di mana saja mereka berada,” terang Arief.

BlackBerry UEM adalah sebuah perangkat lunak yang merupakan bagian dari BlackBerry Enterprise Mobile Suite menyediakan satu tampilan untuk semua perangkat, aplikasi dan manajemen konten, dengan keamanan dan konektivitas yang terintegrasi.

Perangkat lunak BlackBerry dimanfaatkan untuk menghubungkan dan mengamankan endpoint, bersifat fisik dan digital, serta membantu perusahaan mengembangkan sistem yang pintar dengan solusi embedded yang aman dan bersertifikasi. Diklaim BlackBerry memiliki lebih dari 80 sertifikasi keamanan dan telah menerima beberapa penghargaan tertinggi di industri, salah satunya Gartner, Inc.