Blue Bird and Traveloka Launch Airport Transportation Service

Today (12/19), Traveloka and Blue Bird Group announces strategic partnership for airport transportation in 10 cities in Indonesia (Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, Lombok, Solo, Semarang, Yogyakarta, Medan, and Manado). The partnership to provide Traveloka and Blue Bird customer with easy access in getting a ride to the airport and from the airport to home or other destinations.

Traveloka’s Senior Vice President Business Development Caesar Indra said, this partnership is held based on the mutual vision and mission of Blue Bird and Traveloka.

“In Traveloka, we did not choose just any partner to expand business and develop a new service. Beyond the reason, this partnership is expected to be a new option for Traveloka users.

It is now available in mobile app for Android, with availability in iOS  is soon to be announced. User may choose the airport transportation feature. They will be directed to the pick-up options to match the flight arrival time, total passenger and flight number. By calculating All-in (toll & gas) fare, user is claimed to get convenient and flat fares.

“We categorized this as premium service with car selection in vary and easy in-app reservation,” said Indra.

Obtaining specific license from airport

Unlike other online transportation which still in “hiding” from airport security while picking up passenger, Traveloka and Blue Bird’s airport transportation has obtained official license of Blue Bird Group. It provides safe and guaranteed reservation from and to the airport.

Regarding the reason behind Traveloka selection as partner, unlike Go-Jek which already added Blue Bird reservation in its app, Blue Bird’s Director Sigit Priawan Djokosoetono explained, it is done intentionally to provide variety of service.

“Even though already partnered with Go-Jek, we intentionally choose Traveloka for airport transportation service to provide different options. For those who want to make taxi reservation can use Go-Jek app while those who need private car for airport transportation can use Traveloka app.”

Through this partnership, Blue Bird provides two transportation service options namely airport transfer by Golden Bird with many car types such as Avanza, Innova, Camry and Alphard.

“Users in group may order a service to take them from one point to the next destination,” said Djokosoetono.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Blue Bird dan Traveloka Luncurkan Layanan Transportasi Bandara

Hari ini, (19/12), Traveloka dan Blue Bird Group mengumumkan kerja sama strategisnya dalam hal pemesanan langsung transportasi bandara di 10 kota di Indonesia (Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, Lombok, Solo, Semarang, Yogyakarta, Medan, dan Manado). Kerja sama ini dijalin untuk memberikan kemudahan serta kenyamanan bagi pengguna Traveloka dan Blue Bird mendapatkan transportasi menuju ke bandara dan dari bandara menuju rumah atau tujuan lainnya.

Kepada media, Senior Vice President Business Development Traveloka Caesar Indra mengungkapkan, kerja sama ini dijalin berdasarkan adanya kesamaan visi dan misi Blue Bird dan Traveloka.

“Kita di Traveloka tidak sembarangan memilih mitra untuk memperluas bisnis dan menciptakan layanan baru. Karena alasan itulah kemitraan dengan Blue Bird Group ini diharapkan bisa menjadi pilihan baru bagi pengguna Traveloka.”

Sudah tersedia di aplikasi mobile untuk versi Android dan menyusul di iOS, pengguna bisa memilih fitur Transportasi bandara. Pengguna akan diarahkan kepada pilihan untuk penjemputan menyesuaikan dengan waktu tiba pesawat, jumlah penumpang dan nomor pesawat. Dengan perhitungan tarif All-In (tol, bahan bakar) pengguna diklaim bakal mendapatkan harga yang sesuai dan flat (tetap).

“Kami mengkategorikan layanan ini sebagai layanan premium dengan pilihan mobil yang beragam dan kemudahan pemesanan langsung dari aplikasi,” kata Ceesar.

Mengantongi ijin khusus dari bandara

Berbeda dengan transportasi online lainnya yang hingga kini masih harus “bersembunyi” dari pihak keamanan bandara saat menjemput penumpang di bandara, layanan transportasi bandara Traveloka dan Blue Bird ini telah mengantongi ijin resmi untuk beroperasi di bandara, memanfaatkan ijin yang sudah dimiliki oleh Blue Bird Group. Hal tersebut memberikan kepastian dan keamanan lebih saat melakukan pemesanan menuju bandara dan arah pulang dari bandara.

Disinggung tentang alasan mengapa memilih Traveloka sebagai mitra, bukan Go-Jek yang saat ini sudah menyediakan pemesanan taksi Blue Bird melalui aplikasinya, Direktur PT Blue Bird Sigit Priawan Djokosoetono menyebutkan, hal tersebut sengaja dilakukan untuk memberikan layanan yang beragam.

“Meskipun kami sudah bermitra dengan Go-Jek namun untuk layanan transportasi bandara ini sengaja kami lakukan dengan Traveloka demi memberikan pilihan layanan yang berbeda. Untuk pengguna yang ingin memesan taksi bisa memanfaatkan aplikasi Go-Jek sementara untuk transportasi bandara jenis mobil pribadi bisa memanfaatkan aplikasi Traveloka.”

Melalui kerja sama ini Blue Bird menyediakan dua opsi layanan transportasi, yaitu layanan airport transfer dengan Golden Bird dan berbagai tipe mobil seperti Avanza, Inova, Camry, Alphard.

“Untuk pengguna dalam group bisa memesan layanan yang akan mengantar dari satu poin ke poin selanjutnya,” kata Sigit.

Application Information Will Show Up Here

Adding OTA in Its Service, JD Flight is Available for Indonesian Market

In order to cope with other e-commerce services in Indonesia, JD.id provides purchase channels for plane tickets. As JD Flight, the feature available with full support from Traveloka. JD.id’s parent company, JD.com, is Traveloka’s investor.

Moreover, is OTA (Online Travel Agency) addition in e-commerce services will make a big difference, or just disrupting an established business model?

The e-commerce businesses preparing for the OTA

George Hendrata ,Tiket.com’s new CEO, said that for future roadmap, Tiket.com capabilities will be optimized to strengthen Blibli’s travel and accommodation channels. However, it has not been technically submitted, whether Blibli will apply only as a front-end that helps selling tickets through Tiket.com, or they’re going to merger.

Another online trading site that provides and strengthens the OTA is Tokopedia, Elevenia, and Bukalapak.

Market share

Frost & Sullivan’s research in 2011 said the Indonesian expense for travel is worth up to $6.4 billion. By 2030, it’s projected to be increasing 4 times, or worth $23.7 billion. It’s a realistic number, given the current traveling trend is not only for upper economic class, but also medium class – especially millennials.

Early analysis of OTA participants that strenghten e-commerce is the distribution channels. The market share is large, but the niche is similar. The challenge is on the consumer delivery. Another growth strategies, such as discounts, are in fact still effective for user loyalty. Ticketing system can be booked through one channel, but delivered through various channels, as Indonesia Flight did in its debut with Tiket.com.

Basically, OTA business have so much to explore, because there are many new possibilities to be developed. It could be a new chapter implying online travel competition, beside payment, that will be the next round of e-commerce competition.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Tambah Jajaran OTA di Layanan E-Commerce, JD Flight Hadir

Layanan e-commerce yang menyajikan barang-barang dengan jaminan orisina, JD.id, merilis fitur teranyarnya. Seakan tak mau ketinggalan dengan pemain e-commerce lain di Indonesia, JD.id menghadirkan kanal pembelian tiket pesawat. Berjuluk JD Flight, fitur ini hadir dengan dukungan penuh dari Traveloka. Induk perusahaan JD.id, JD.com, merupakan investor di Traveloka.

Lantas, apakah OTA (Online Travel Agency) yang menyelinap di layanan e-commerce akan berpengaruh besar, atau bahkan mengganggu model bisnis yang sudah mapan?

Para bisnis e-commerce yang tengah bersiap di OTA

Dalam sebuah kesempatan, CEO baru Tiket.com George Hendrata menyampaikan bahwa roadmap ke depan, kapabilitas yang dimiliki Tiket.com akan dioptimalkan untuk memperkuat kanal travel dan akomodasi yang dimiliki Blibli. Namun belum disampaikan teknisnya secara detail, apakah situs Blibli hanya akan berlaku sebagai front-end yang membantu menjualkan tiket melalui engine Tiket.com, ataukah akan ada peleburan.

Situs jual beli online lain yang mulai menyediakan dan memperkuat divisi OTA adalah Tokopedia. Berbeda dengan JD.id, Tokopedia memilih untuk memulai dengan menjual tiket kereta api. Di sini visinya lebih terlihat, yakni untuk optimasi layanan e-money TokoCash.

Besaran pangsa pasar yang diperebutkan

Riset Frost & Sullivan yang dilakukan pada tahun 2011 menyebutkan, pengeluaran orang Indonesia untuk kebutuhan travel bernilai hingga $6,4 miliar. Diproyeksikan pada tahun 2030 angka tersebut akan mencapai empat kali lipat, atau senilai $23,7 miliar. Angka yang cukup realistis, mengingat tren traveling kini tidak hanya dilakukan oleh masyarakat dengan kelas ekonomi atas, namun juga menengah – khususnya millennials.

Analisis awal tentang para pemain OTA yang menguatkan layanan e-commerce ialah tentang saluran distribusi. Pangsa pasarnya besar, namun ceruk produk yang disajikan sama. Tantangannya justru pada penyampaian ke konsumen. Strategi growth lain, seperti diskon, nyatanya masih tetap efektif dilakukan sampai saat ini untuk loyalitas pengguna. Bisa jadi pembukuan sistem ticketing di satu pintu, namun penyampaiannya melalui banyak kanal, persis seperti yang dilakukan Indonesia Flight di awal debutnya bersama Tiket.com.

Pada dasarnya bisnis OTA masih bisa banyak dieksplorasi, karena masih banyak kemungkinan baru untuk dikembangkan. Bisa jadi ini adalah babak baru yang menyiratkan persaingan online travel, selain urusan pembayaran, akan menjadi persaingan e-commerce babak berikutnya.

Pentingnya Customer Loyalty Program bagi Perusahaan

Fokus pada pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari berbagai macam sudut pandang. Dalam internal perusahaan, inovasi yang terus digenjot dengan beragam product testing adalah contohnya. Sedangkan di hadapan konsumen, menjaga keberlangsungan pertumbuhan perusahaan dapat dilakukan dengan loyalty program.

Loyalty program dapat memberi pelanggan akses untuk mendapatkan produk baru, voucher khusus atau produk gratis. Program yang bertujuan untuk memberi reward kepada pelanggan setia ini biasanya diawali dengan mengidentifikasi kegiatan pembelian pengguna, sebab biasanya pengguna mendaftarkan informasi pribadi mereka kepada perusahaan dan diberi pengenal unik, misalnya user ID, dan menggunakan pengenal tersebut saat melakukan pembelian.

Berbasis bisnis model dan lingkup bisnis yang berbeda, empat perusahaan ini telah menerapkan loyalty program, dan bisa kamu tiru dan sesuaikan untuk growth hacking pada bisnis yang tengah kamu rintis.

GO-JEK

GO-JEK merancang program loyalty program dengan satu fitur baru yang berkaitan dengan Go-Pay, yakni Go-Points. Program ini menggunakan loyalty point untuk setiap transaksi layanan GO-JEK yang menggunakan Go-Pay. Semakin banyak transaksi, semakin banyak poin yang bisa didapatkan user, dan poin tersebut kemudian bisa ditukarkan dengan berbagai reward, dari mulai voucher belanja sampai MacBook.

Zalora

Di sektor e-commerce, perusahaan fashion marketplace Zalora memiliki program bernama Zalora Rewards, sebuah program loyalitas di mana pelanggan diizinkan untuk menukarkan poin yang telah mereka kumpulkan dari belanja online dengan penawaran khusus, kupon belanja gratis, pembungkus kado gratis, layanan prioritas, dan dua fitur segera: akses ke Zalora Shopping Club dan Personal Shopper. Seperti program loyalitas lainnya, poin dapat ditukarkan saat ini mencapai ambang batas tertentu, dan akan berlaku dalam 12 bulan.

Traveloka

Loyalty program dari Traveloka ialah Traveloka Poin yang bisa dikumpulkan bisa ditukarkan dengan diskon tiket pesawat atau hotel untuk perjalanan selanjutnya. Untuk bisa mendapatkan Traveloka Poin, pengguna harus memiliki akun di Traveloka dan menggunakannya saat bertransaksi. Traveloka Poin hanya tersedia jika pengguna memesan tiket pesawat juga hotel melalui situs resmi atau Traveloka App (minimum versi 2.12 untuk Android dan iOS). Poin yang terkumpul berlaku sampai dengan 1 tahun setelah tanggal aktivasi pertama kali.

Danamon

Pada sektor perbankan, baru-baru ini terdengar kabar mengenai D-Point, Danamon Reward Point. D-Point adalah sistem reward point terintegrasi dari beragam transaksi di Danamon, yang bisa ditukarkan dengan berbagai hadiah yang bisa dipilih sesuai keinginan dan kebutuhan kamu. Untuk mengikuti program ini nasabah tidak perlu melakukan registrasi apapun, karena saat kamu tercatat sebagai nasabah Danamon maka secara otomatis kamu langsung bisa mengumpulkan poin dari beragam aktivitas perbankan kamu. Mulai dari transaksi belanja, pencairan pinjaman, kepemilikan produk asuransi atau investasi dan layanan lainnya.

Jadi, bukan tidak mungkin nasabah bisa mendapatkan loyalty reward lintas perusahaan; misalnya, dengan melakukan booking di aplikasi Traveloka dengan menggunakan pembayaran dari Danamon. Dan lagi, keuntungan berlipat bukan tidak mungkin dirasakan nasabah, terlebih dengan adanya loyalty program pendukung seperti program “Debar D-Point Kejutan Rabu Seru” dari Danamon yang bisa diikuti dengan menggunakan D-Point.

Seperti prinsip reward point yang sudah dijelaskan sebelumnya, program tersebut membuka kesempatan bagi nasabah Danamon untuk mendapatkan iPhone 7 hanya dengan menukarkan D-Point. Bedanya pada program ini nasabah bisa mengajukan penawaran dengan jumlah D-Point yang dimiliki atau sesuai dengan jumlah yang ditaksir. Kesempatan menawar ini dibuka setiap dua minggu sekali di hari Rabu selama periode program berlangsung, yang dapat dicari tahu selengkapnya di tautan berikut ini.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Danamon.

East Ventures Siapkan Dana Investasi Baru 400 Miliar Rupiah untuk Startup Asia Tenggara

Perusahaan modal ventura East Ventures mengumumkan pengumpulan dana investasi baru sebesar US$30 juta (hampir 400 miliar Rupiah) untuk startup di Asia Tenggara. Pengumuman ini menjadi komitmen berkelanjutan yang ditunjukkan perusahaan dalam menciptakan peluang bagi pengusaha digital muda dalam membangun perusahaan yang berkelanjutan.

Dana ini merupakan perolehan yang keenam sejak East Ventures dikelola Willson Cuaca, Batara Eto, dan Taiga Matsuyama. Tahapan suntikan investasi akan tetap ditempatkan untuk pendanaan tahap awal (seed) hingga seri A.

Perusahaan juga tetap mengarahkan fokus suntikan untuk startup Indonesia demi mendukung ekosistem digital di seluruh Asia Tenggara. Sejauh ini, East Ventures telah berinvestasi untuk perusahaan di Indonesia, Singapura, Jepang, Malaysia, dan Thailand.

East Ventures bisa dibilang sebagai salah satu investor yang paling aktif di Indonesia. Terlihat dari kontribusinya terhadap 192 transaksi atau sekitar 50% dari total transaksi investasi.

Data internal perusahaan menyebutkan lebih dari 70% perusahaan startup Indonesia menerima pendanaan Seri A dan seri di atasnya didukung East Ventures. Kemudian, sebanyak 116 perusahaan yang telah didanai memiliki tingkat kelangsungan hidup sebesar 83%.

Dari 96 perusahaan yang aktif, mayoritas di antaranya telah mengikuti putaran investasi Seri A ke atas. East Ventures juga menjadi pemegang saham di tiga perusahaan dari lima unicorn di Asia Tenggara, yaitu Traveloka, Tokopedia, dan Loket (sekarang Go-Jek).

Perusahaan lainnya, juga terhitung sebagai portofolio dari East Ventures mulai dari Shopback, Orami, Valuklik, MokaPOS, Ruangguru, IDN Times, EV Hive, Julo Finance, Cicil, Omise, Cermati, 99.co, Sociolla, dan Ralali.

Tahun ini, East Ventures juga turut terlibat dalam pendanaan yang signifikan untuk investasi senilai US$1,1 miliar yang dipimpin Alibaba ke Tokopedia. Kemudian investasi oleh Expedia untuk US$500 juta ke Traveloka, akuisisi Kudo oleh Grab, akuisisi Loket oleh Go-Jek, dan salah satu initial coin offering (ICO) terbesar di Asia Tenggara oleh Omise.

Investasi Startup di Indonesia Tahun Ini Sudah Capai 40 Triliun Rupiah

Untuk membantu pemerintah Indonesia dan pihak terkait memahami gambaran secara luas perkembangan dunia startup di Indonesia, Google Indonesia dan AT​ ​Kearney melakukan survei dan riset ke lebih dari 25 venture capital.

Dari riset tersebut tercatat beberapa poin-poin menarik, di antaranya adalah optimisme dari investor asing untuk menambah jumlah investasi di Indonesia dalam waktu 1-2 tahun ke depan, hingga mulai munculnya kategori baru di dunia startup, setelah wave  pertama diramaikan oleh layanan e-commerce dan transportasi.

Jumlah nilai investasi secara global dan Asia Tenggara

3

Hingga kini sebanyak 50% deals dan nilai investasi masih didominasi oleh Amerika Serikat, namun demikian dalam survei tersebut terungkap dalam 4 tahun terakhir Asia mulai mengejar ketinggalan tersebut dengan cepat. Tercatat pada tahun 2016 nilai valuasi secara global telah mencapai $274 miliar. Dari nilai tersebut tercatat Asia telah memberikan kontribusi sebanyak 33% sementara Amerika Utara menyumbang sekitar 49%, Eropa 15% dan lainnya 3%.

Meskipun masih di belakang Tiongkok, namun perkembangan di Asia Tenggara telah mengalami kemajuan yang pesat. Hal tersebut terlihat dari data yang menyebutkan pada tahun 2012 nilai investasi di Asia sebanyak $10 miliar, dan Tiongkok memberikan kontribusi sebanyak 55% sementara Asia Tenggara hanya 3%. Di tahun 2016 Asia Tenggara sudah mengalami peningkatan hingga 8%, Tiongkok 64%, India 9% dan lainnya sekitar 19%

Jika sebelumnya pusat atau hub teknologi masih didominasi oleh Singapura , namun pada tahun 2016 dengan total nilai investasi sebesar $6,8 miliar, Singapura yang awalnya memberikan kontribusi hingga 83% menurun jumlahnya menjadi 41% pada tahun 2016, sementara Indonesia meningkat dari 14% di tahun 2012 menjadi 19% di tahun 2016.

Jumlah tersebut, menurut Sales Operation & Strategy Lead, Google Indonesia Mifza Muzayan masih banyak yang disimpan di Singapura, namun pada akhirnya hampir sebagian besar digelontorkan di Indonesia.

Tumbuhnya nilai investasi startup di Indonesia

Dengan jumlah sekitar 100 juta orang yang sudah online, Indonesia mengalami peningkatan yang cukup besar dari sisi investasi sejak 5 tahun terakhir. Jika di tahun 2012 hanya mencapai sekitar $44 juta maka di tahun 2017 (Januari-Agustus) jumlah tersebut meningkat hingga $3 miliar (hampir 40 triliun Rupiah).

“Saya mencatat untuk industri minyak dan gas mencapai $5 miliar, sementara untuk digital economy hampir mengejar jumlah tersebut dengan nilai $3 miliar,” kata Partner AT Kearney Alessandro Gazzini.

Total investasi tersebut masih didominasi investasi untuk tahap seed atau early stage. Namun demikian untuk tahapan lanjutan memberikan nilai yang lebih. Dari data yang ada disebutkan 53 deals terjadi sepanjang tahun 2017 mulai Januari hingga Agustus. Untuk Seed sebanyak 43%, Seri A sebanyak 30%, Seri B sebanyak 8% dan Seri C dan di atasnya sebanyak 15%.

Sementara untuk nilai investasi sepanjang tahun 2017 dari total nilai investasi $3 miliar yang paling banyak memberikan kontribusi adalah Seri C dan di atasnya dengan 43%, Seri A 15% dan Seri B hanya 1% saja.

Dominasi kategori layanan e-commerce dan transportasi di Indonesia

Kesuksesan yang diraih tiga startup unicorn di Indonesia mendapatkan sorotan dari para investor lokal hingga asing. Dari data yang disampaikan, porsi layanan e-commerce mencapai hingga 58%, sementara transportasi mencapai 38%. Kategori seperti finansial, classified/directory  dan payment hanya memberikan kontribusi 1%, sementara kategori lainnya memberikan kontribusi sebanyak 2%.

Kehadiran perusahaan asal Tiongkok yang memberikan jumlah fantastis kepada tiga startup unicorn asal Indonesia, menambah jumlah valuasi dari ketiga startup tersebut. GO-JEK kini didukung Tencent dan JD, Tokopedia didukung Alibaba Group, dan yang terakhir Traveloka didukung JD.

“Jika di wave pertama layanan e-commerce dan transportasi mendominasi, saya melihat 1-2 tahun ke depan kategori lainnya akan mulai bermunculan,” kata Gazzini.

Besarnya minat investor asing di Indonesia

4

Untuk melihat berapa besar minat dari investor untuk memberikan pendanaan di Indonesia, Google melakukan survei kepada 25 investor lokal dan asing terkait rencana mereka untuk melakukan investasi di Indonesia. Dari data tersebut terungkap sebanyak 21% investor lokal mulai menurunkan jumlah investasinya kepada startup di Indonesia, tetapi tidak demikian halnya dengan investor asing.

Sekitar 21% investor lokal melihat tidak ada perubahan yang berarti terkait dengan dinamika startup di Indonesia, sementara 20% investor asing melihat hal yang serupa. Sebanyak 50% investor lokal berniat untuk menambah jumlah investasi kepada startup, sementara 80% investor asing mengklaim bakal menambah jumlah investasi.

“Besarnya pertumbuhan pengguna dan perkembangan teknologi di Indonesia merupakan salah satu alasan investor asing tertarik untuk berinvestasi di Indonesia,” kata Muzayan.

Hal tersebut juga terlihat dari cara pandang investor lokal dan asing terkait dengan negara lainnya di Indonesia. Sebanyak 50% investor asing mengatakan Indonesia lebih baik dari negara Asia lainnya, sementara hanya 29% investor lokal yang mengatakan hal yang sama.

Prediksi dan harapan investor lokal dan asing

Dengan makin meningkatnya penetrasi smartphone, kalangan menengah ke atas hingga lulusan universitas dalam beberapa tahun ke depan, diprediksi bakal lebih besar kesempatan dan potensi untuk berinvestasi di Indonesia. Indonesia saat ini sudah menjadi sorotan dunia.

Dari sisi kategori startup yang bakal melejit 1-2 tahun ke depan, Google Indonesia dan AT Kearney mencatat layanan financial technology (fintech) dan healthcare bakal banyak diminati.

Sementara untuk tantangan ke depan yang baiknya dicermati pemerintah dan pihak terkait adalah persoalan krisis talenta, fiscal incentives, funding dan exit option, dan juga startup facilitation. Jika diurai lebih lanjut, masing-masing kategori memiliki impact yang cukup besar untuk mendukung terciptanya ekosistem dan kelancaran dunia startup dan peluang investor di Indonesia.

Nexicorn Jadi Ambisi Pemerintah Lahirkan Satu Startup Unicorn Tiap Tahun

Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika, berambisi melahirkan satu startup lokal yang menyandang status unicorn setiap tahunnya dengan meluncurkan proyek inisiatif bernama “Next Indonesian Unicorn (Nexicorn). Proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemodal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) dan Global Consulting Ernst & Young.

Nexicorn digadang-gadang menjadi langkah awal pemerintah dalam mengundang investor luar hadir ke Indonesia. Sebanyak 45 startup yang hadir melakukan one on one meeting dan berkesempatan untuk mengajukan ide-idenya di hadapan 50 investor dari Jepang. Salah satunya dari Sumitomo Group dan Mitsubishi.

Kemarin (13/9), Nexicorn telah menyelenggarakan program pertama di Jakarta. Ada tiga agenda utama yang disampaikan. Pertama, sharing session terkait Gerakan Digital Ekonomi oleh pemerintah Indonesia, diwakili Menkominfo Rudiantara dan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing Koperasi UKM Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin.

Kedua, showcase dua startup unicorn Indonesia yaitu Go-Jek dan Tokopedia berbagi pengalaman di pasar Indonesia. Terakhir, Nexicorn sebagai sarana startup potensial Indonesia bertemu calon investor Jepang.

Rudiantara berharap pertemuan yang terselenggara antara startup dengan investor Jepang di Nexicorn dapat mendorong kelahiran unicorn baru. Dengan ambisius ia menargetkan setiap tahun ada startup unicorn baru bermunculan.

“Ini langkah awal pemerintah, player, dan unicorn untuk membangun ekosistem digital. Kami juga akan datang ke negara-negara yang dinilai memiliki potensi untuk berinvestasi di Indonesia. Kita tidak bisa pasif, tapi perlu pro aktif untuk menjual Indonesia secara positif,” terangnya dikutip dari situs resmi Kemkominfo.

Menurutnya, Indonesia adalah tempat yang tepat bagi investor untuk berinvestasi. Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil selama 10 tahun belakangan, Indonesia diprediksi akan menjadi lima besar negara dengan ekonomi terbesar pada 2030. Plus bonus demografi berupa 180 juta penduduk usia produktif di tahun yang sama dan berbagai perubahan cepat dalam lingkungan bisnis.

Beberapa penyederhanaan aturan untuk mendukung ekonomi digital juga diklaim sudah dilakukan pemerintah. Salah satunya kebijakan Tingkat Kandungan Lokal Dalam Negeri (TKDN) minimal 40% untuk smartphone 4G yang masuk Indonesia, mereformasi kebijakan ekonomi digital dengan dikeluarkannya Daftar Negatif Investasi (DNI), aturan mengenai safe harbor policy, dan roadmap e-commerce.

Cara Membuat Akun dan Memesan Tiket di Traveloka Menggunakan Laptop

Beberapa waktu yang lalu Dailysocial sudah pernah membahas tutorial serupa tapi dilakukan dari aplikasi Android. Nah, sekarang kita akan mencoba tips yang sama tapi menggunakan browser laptop.

  • Langsung saja kunjungi situs https://www.traveloka.com dari browser Anda. Kemudian klik Masuk jika Anda sudah mempunyai akun di sana, atau Daftar jika belum. Saya asumsikan belum punya ya, jadi klik saja Daftar.
  • Di halaman berikutnya, Anda akan menemukan formulir yang meminta nomor ponsel. Anda boleh mengikuti prosedur pendaftaran tersebut, tapi rekomendasi saya sebaiknya daftar menggunakan Facebook karena akan jauh lebih mudah dan praktis. Anda tinggal memberikan izin akses seperti gambar ini.

cara membuat akun traveloka di browser komputer_2

  • Kemudian ikuti prosedur selanjutnya sampai konfirmasi.
  • Setelah terdaftar, Anda akan dihantarkan ke halaman utamanya kembali. Di sana, Anda bisa langsung melakukan pemesanan tiket baik pesawat, hotel, kereta api, pulsa dan juga akomodasi wisata lainnya.
  • Untuk pemesanan tiket pesawat misalnya, Anda tinggal memasukkan kota asal, tujuan, jumlah penumpang dan klik Cari Tiket.

cara membuat akun traveloka di browser komputer_4

  • Setelah sistem menampilkan hasil pencarian, silahkan pilih maskapai sesuai dengan harga yang Anda inginkan. Klik tombol Pilih di bawah label harganya.

cara membuat akun traveloka di browser komputer_5

  • Berikutnya, sistem akan meminta nama, nomor ponsel  dan alamat email Anda. Jika sudah benar, klik tombol Lanjutkan.

cara membuat akun traveloka di browser komputer_6

  • Sebelum lanjut, sistem akan menampilkan sebuah jendela popup yang ingin memastikan kembali data email dan nomor ponsel tersebut sudah benar.

cara membuat akun traveloka di browser komputer_7

  • Selanjutnya, isikan nama masing-masing penumpang, kemudian review kembali harga yang dikenakan kepada Anda. Jika dirasa sudah benar, klik tombol Lanjut ke Pemesanan.

cara membuat akun traveloka di browser komputer_8

  • Anda akan diminta meninjau kembali harga dan jadwal keberangkatan, dan terakhir klik Lanjut ke Pembayaran.

cara membuat akun traveloka di browser komputer_9

Sampai di proses pembayaran, Anda akan menemukan beberapa jenis metode pembayaran yang tersedia. Ikutilah intruksi yang diberikan, jika perlu simpan informasi pesanan Anda, termasuk nomor pesanan dan lain-lain.

Beberapa catatan penting

  • Harga tiket di Traveloka berfluktuasi, jadi sebaiknya pesan segera setelah Anda melakukan pencarian.
  • Di Traveloka, setelah pembayaran dilakukan, Anda akan secara otomatis memperoleh semacam kwitansi yang dikirimkan ke email dan juga notifikasi melalui nomor ponsel. Praktis Anda tak perlu melakukan konfirmasi secara manual.
  • Traveloka juga melayani penggantian jadwal jika ternyata tidak memungkinkan untuk bepergian di tanggal yang tertera di tiket.

Kabar Penjualan Fusion Payments kepada Grab, GO-JEK dan Traveloka

Layanan pembayaran digital asal Australia Fusion Payments dikabarkan sedang dalam proses negosisasi penjualan dengan tiga startup terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara yaitu GO-JEK, Traveloka dan Grab dengan nilai penjualan sebesar $20 juta (atau senilai 266 miliar Rupiah). Kepada e27 pihak GO-JEK mengatakan bahwa berita tersebut tidak benar adanya.

“GO-JEK tidak pernah melakukan komunikasi dan tidak memiliki interaksi dengan layanan pembayaran digital.”

Layanan pembayaran digital Fusion Payments menyediakan pembayaran internet, tv berbayar dan pre-paid mobile dengan menggunakan kartu kredit dan kartu debit. Di Indonesia Fusion Payments dikenal dengan nama BerUang. Selain itu Fusion Payments juga telah digunakan oleh beberapa operator telekomunikasi di Indonesia, di antaranya adalah Indosat Ooredoo dan XL Axiata.

Teknologi tepat untuk pengembangan pembayaran digital

Teknologi yang dihadirkan oleh Fusion Payments yang sepenuhnya menggunakan smartphone  untuk pembayaran, menjadi platform yang tepat untuk GO-JEK mengembangkan layanan GO-PAY dan Grab dengan GrabPay.

Dari pihak Fusion Payments sendiri yang sejak 5 tahun beroperasi di Indonesia, menargetkan pasar Indonesia untuk mengembangkan bisnis, dan rumornya Fusion Payments berniat untuk menjual perusahaan karena kesulitan untuk mendapatkan pendanaan dan tidak mampu menghadapi persaingan yang cukup sengit dengan GO-PAY produk milik GO-JEK yang semakin meningkat pertumbuhannya, begitu juga dengan Grab yang saat ini makin agresif melancarkan layanan pembayaran digital usai mengakuisisi Kudo.

Kudo disebutkan menjadi kendaraan legal untuk memperkuat penetrasi GrabPay di Indonesia. Sebagai sebuah layanan dompet digital, syarat kepemilikan lisensi e-money dari Bank Indonesia tentu menjadi dasar yang wajib diperjuangkan.

Masuknya Traveloka sebagai salah satu “calon pembeli” dari Fusion Payments menjadi kejutan tersendiri, di mana selama ini Traveloka dikenal lebih banyak melancarkan kegiatan pemasaran yang cukup masif.

Sebelumnya Expedia mengumumkan investasinya di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, dengan mengambil saham minoritas di Traveloka senilai $350 juta (lebih dari 4,6 triliun Rupiah) untuk menyainginya. Selain dari Expedia, dalam setahun terakhir Traveloka secara total sudah mendapatkan dana $500 juta (lebih dari 6,6 triliun Rupiah) dari East Ventures, Hillhouse Capital Group, JD.com, and Sequoia Capital.