UI (User Interface): Pengertian, Fungsi, dan Karakteristiknya

Pernahkah kamu menemukan situs web atau aplikasi yang tampak buruk? Itu menyebalkan, bukan? Pasti membingungkan dan sulit digunakan. Oleh karena itu, sebuah website atau aplikasi harus memperhatikan tampilan user interface (UI).

Tapi tahukah kamu apa itu user interface (UI)? Jangan khawatir, pada artikel ini kamu akan belajar tentang seluk beluk user interface (UI). Mari simak penjelasannya berikut di bawah ini!

Apa Itu User Interface (UI)?

Interface (UI) adalah tampilan visual dari produk yang menghubungkan sistem dengan pengguna (user). Sistem ini bisa berupa website, aplikasi atau lainnya.

UI atau user interface adalah layar yang berisi bentuk, warna, dan font yang dirancang semenarik mungkin. Nah, karena UI adalah tampilan produk yang dilihat oleh penggunanya, maka harus terlihat menarik.

Singkatnya, UI harus diperhatikan. Analoginya seperti ini. Halaman depan rumah menunjukkan rumah, letak pintu depan dan jendela. Nah, UI adalah tampilan rumah yang kamu lihat.

Penataan tampilan UI umum terjadi pada sistem operasi, aplikasi, situs web, dan blog. Tampilan UI pada aplikasi maupun halaman website haruslah menarik dan disesuaikan dengan perangkat mobile.

Fungsi User Interface

Faktanya, UI penting untuk memenuhi harapan user dan secara efektif mendukung fungsionalitas situs web.

UI yang dijalankan dengan baik juga dapat memfasilitasi interaksi yang efektif antara user dan program berkat grafik yang kontras dan tata letak yang bersih.

Nah, tidak hanya itu, UI tersebut juga memiliki beberapa fungsi yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Penasaran apa saja? Menurut Include Help dan Indeed berikut adalah daftarnya:

• Meningkatkan penjualan perusahaan.

• Mempercepat progres pertumbuhan bisnis.

• Memberikan struktur informasi yang jelas dan mumpuni.

• Meningkatkan kualitas estetika di dalam situs atau aplikasi.

Karakteristik User Interface (UI) yang Baik

Jika kamu ingin membuat aplikasi, situs web, blog, atau produk digital lainnya, kamu juga perlu memastikan bahwa pengunjung mu menyukai tampilan UI nya. Untuk memastikan hal tersebut, kamu perlu mengetahui karakteristik user interface yang baik.

Berikut penjelasan karakteristik apa saja yang diperlukan untuk membuat desain UI yang baik.

1. Jelas dan ringkas

Situs web yang bagus harus memiliki user interface yang jelas. Namun, kamu juga harus memperhatikan desain yang ringkas. Jika kamu membuat definisi dan penjelasan terlalu panjang, situs mu akan terlihat berantakan.

Pengunjung juga akan menghabiskan waktu membaca deskripsi website mu. Berikan penjelasan sesingkat mungkin dan jangan terlalu panjang.

2. Desain responsif

Desain web yang responsif memungkinkan pengunjung untuk melihat situs web mu dengan benar di berbagai perangkat seperti desktop dan ponsel.

Sederhananya, saat pengunjung website membuka website mu di layar mobile mereka, tampilan website akan menyesuaikan dengan resolusi perangkat mobile mereka.

Desain yang tidak responsif menyulitkan pengunjung untuk melihat konten situs mu. Terlebih kalau situs mu juga merupakan situs jual beli online. Pengunjung dapat segera meninggalkan situs tersebut.

3. Informasi terstruktur

Pernahkah kamu melihat pameran desain yang sangat ramai dan sarat informasi namun tidak terorganisir dengan baik? Tidak enak dipandang.

Membuat tampilan UI yang terstruktur dapat dilakukan dengan memilih font dan warna yang sesuai. Kamu dapat meningkatkan ukuran font untuk beberapa informasi yang disorot. Untuk menghindari duplikasi, jangan memasukkan banyak elemen yang tidak terlalu penting sehingga terlihat berantakan.

4. Konsisten

Konsistensi dalam desain UU membantu user memahami tampilan dan nuansa situs web mu. Pengguna dapat mempelajari fungsi tombol, ikon, dan tab di situs web mu.

Jika tata letak situs kamu tidak konsisten, user harus mempelajari fitur ini dari awal. Beberapa halaman website sebaiknya memiliki tata letak yang tidak terlalu berbeda.

5. Kontras warna yang baik

Elemen yang sangat penting dalam desain UI adalah warna. Pemilihan warna dalam desain UI sangat penting. Website dengan warna yang hampir sama pasti akan mempersulit penyampaian informasi yang mereka sampaikan.

Misalnya, jika kamu memilih latar belakang putih, pastikan kamu menggunakan warna font yang kontras dengan warna putih. Jika tidak, user akan kesulitan membaca informasi di layar mu.

Sebaliknya, gunakan kombinasi warna yang sesuai untuk memperjelas informasi yang kamu sampaikan.

6. Intuitif

Layar desain UI dianggap bagus jika desainnya intuitif. Ini berarti mereka tidak perlu memikirkan apa yang mereka lakukan saat menggunakan produk digital mu.

Oleh karena itu, perancang harus mempertimbangkan bagaimana user akan berinteraksi dengan produk mu dan meminimalkan waktu yang dihabiskan untuk menggunakan produk tersebut. Ini memungkinkan user untuk menggunakan produk mu tanpa harus meminta untuk menggunakannya.

Bahas Antarmuka OPPO Reno6, Lebih Personal Bebas Dikustomisasi

OPPO Reno6 mengusung dazzling design, ia punya bodi yang ramping dengan ketebalan 7,8mm dan berat 173 gram yang mudah digenggam. Serta, dibalut dalam warna stylish berteknologi Reno Glow, Aurora yang tampil mencolok dan warna klasik Stellar Black.

Untuk interior, Reno6 dengan sistem operasi ColorOS 11.1 berbasis Android 11 juga menawarkan kebebasan kustomisasi. Di mana hampir semua dari bagian antarmuka Reno6 dapat dikustomisasi oleh pengguna.

Mulai dari launcher, secara default mode homescreen standar pada Reno6 terdiri dari satu lapisan, artinya semua aplikasi dan widget berkumpul di area homescreen. Bagi penggemar app drawer, pengguna bisa memilih mode homescreen drawer atau simple bila menginginkan tampilan sederhana dengan tata letak aplikasi dan font berukuran lebih besar.

Selain itu, tata letak aplikasinya bisa disesuaikan dari yang terbesar 2:4 hingga 5:6. Efek transisinya tersedia opsi default, roll, cube, flip, card, dan tilt. Sedangkan untuk ikon aplikasi tersedia opsi default, material style, pebble, dan custom yang memungkinkan memilih bentuk ikonnya.

Pengguna juga bisa mengunduh dan menerapkan berbagai ikon pack dari Play Store atau mengganti tema Reno6 secara keseluruhan di Theme Store. OPPO juga menyediakan serangkaian static wallpaper dan live wallpaper, serta artist wallpaper yang tersedia gratis dan dapat diunduh pada Theme Store.

Untuk menyesuaikan antarmuka Reno6 lebih jauh lagi, buka settings dan pilih personalisations. Di sini kita bisa mendesain tampilan always on display, mengubah fingerprint animation, mengganti elemen warna utama, menyesuaikan font dan ukuran tampilan konten, hingga mengaktifkan edge lighting sebagai indikator notifikasi.

Berkat fitur lock screen magazine, wallpaper di lockscreen akan berganti secara otomatis dan menampilkan gambar inspirasi kreatif setiap kali pengguna membuka kunci layar. Layar Reno6 dapat secara otomatis bangun bila mengaktifkan fitur raise to wake atau kita bisa double-tap untuk membangunkan layar.

Untuk masuk ke sistem smartphone, kita bisa mengandalkan in-display fingerprint yang sensornya sangat responsif atau face unlock yang tak kalah cepat dalam mengenali penggunanya. Setelah kunci terbuka, dengan memanfatkan fitur icon pull-down gesture, kita dapat mengakses aplikasi di homescreen menggunakan satu tangan dengan cara mengusap sedikit ke atas dari pojok kanan atau kiri bagian bawah layar.

Fitur Dark Mode di Reno6 juga dapat dikustomisasi lebih lanjut. Total ada tiga opsi skema warna gelap yang ditawarkan, mulai dari gelap total, gelap agak kebiruan, dan gelap agak abu-abu. Semuanya dengan tingkat kontras yang berbeda yang dapat disesuaikan dengan preferensi pengguna dan dapat dijadwalkan untuk aktif secara otomatis.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

CDC UI Kembali Adakan Ekspo Beasiswa, Kewirausahaan, dan Karier

Career Development Center Universitas Indonesia (CDC UI) bekerja sama dengan Klob akan menyelenggarakan UI Career, Scholarship & Entrepreneurship Virtual Expo (UI CSE Expo) pada tanggal 4-7 November 2020. UI CSE Expo biasanya dilakukan dalam dua kali setahun, yakni setelah wisuda UI dilakukan pada semester ganjil dan semester genap.

Perhelatan ini ditargetkan akan diikuti oleh berbagai perusahaan dan instansi guna menjembatani kebutuhan para lulusan akan pekerjaan, jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memperkenalkan bisnis atau kewirausahaan yang dimiliki kepada khalayak yang lebih luas.

Acara ini terbuka untuk umum dan tidak dikenakan biaya (free entry) dengan rincian acara sebagai berikut:

  1. UI Career, Scholarship & Entrepreneurship Virtual Expo 2020 yang akan terselenggara bulan November nanti merupakan event yang akan dilaksanakan untuk ke-30 kalinya dan merupakan pertama kalinya diselenggarakan secara virtual sebab kondisi pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung saat ini.
  2. Empat kegiatan akan diselenggarakan secara virtual di UI Career, Scholarship & Entrepreneurship Virtual Expo 2020 selama tanggal 4-7 November 2020, yaitu:
  • Pameran Karier: pada website Klob, pengunjung dapat mengakses virtual booth dari perusahaan yang berpartisipasi pada acara ini dan melakukan job/intern application. Pengunjung juga dapat melakukan interaksi atau bertanya-tanya kepada perusahaan melalui fitur chat yang disediakan.
  • Pameran Beasiswa: pengunjung dapat mengakses virtual booth dari institusi yang berpartisipasi pada acara ini dan melihat informasi mengenai beasiswa yang tersedia, serta melakukan scholarship application.
  • Pameran Kewirausahaan: pengunjung dapat mengakses virtual booth dari startup yang berpartisipasi pada acara ini—baik startup dari mahasiswa maupun alumni—dan mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai startup yang dibina, produk-produknya, dan peluang untuk melakukan kolaborasi.
  • Webinar/Seminar Karier: pengunjung dapat mengikuti Webinar/Seminar Karier yang akan menghadirkan pembicara yang ahli pada bidangnya dan juga turut menghadirkan perwakilan dari perusahaan yang berpartisipasi dalam acara ini untuk memberikan informasi dan tips seputar dunia karier.
  1. Acara ini tidak dipungut biaya, pengunjung dapat langsung mengakses virtual booth untuk menikmati pameran melalui website Klob. Namun, untuk bisa mengikuti mata acara Webinar/Seminar Karier, pengunjung harus mendaftarkan diri terlebih dahulu di website Klob mulai tanggal 28 Oktober 2020. Setelah melengkapi data, peserta akan menerima email konfirmasi dan tautan ke Zoom yang dapat diakses pada hari H sesuai jadwal yang tertera.

Pengunjung yang tertarik untuk mengikuti dan mengetahui lebih lanjut terkait acara ini, dapat mengakses akun Instagram resmi UI Career, Scholarship & Entrepreneurship Virtual Expo 2020 ( @careerexpo.ui ) untuk mendapatkan informasi selengkapnya.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner UI CSE Expo 2020

Tokopedia-UI Berkolaborasi, Percepat Adopsi Teknologi Lewat Pusat Pengembangan AI

Indonesia masih berada di fase awal jika bicara implementasi teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Namun, bukan berarti ekosistemnya saat ini masih nol.

Sudah banyak pelaku industri di bidang AI. Sejumlah perusahaan juga sudah mulai mengadopsi teknologi ini untuk peningkatan layanan. Menurut riset IDC, adopsi AI telah mencapai 14 persen di Indonesia, itupun untuk pebisnis.

Kemarin kolaborasi terjadi antara Tokopedia dan Universitas Indonesia (UI) untuk mengakselerasi adopsi AI di Tanah Air. Kolaborasi ini menghasilkan AI Center of Excellence yang diresmikan langsung, Kamis (28/3) di Fakultas Ilmu Komputer UI.

AI Center of Excellence menjadi pusat pengembangan AI yang menggunakan teknologi super-komputer deep learning dari NVIDIA, yakni NVIDIA® DGX-1. Pusat ini akan mempertemukan para peneliti dan akademisi dalam merancang solusi untuk menyelesaikan beragam masalah.

“Teknologi AI menjadi jalan untuk rujukan akademisi di internasional. Maka itu, kami bekerja sama dengan mitra industri, Tokopedia, supaya ke depan kami dapat menghasilkan solusi AI yang teoritas dan aplikatif,” tutur Rektor UI Muhammad Anis di acara peluncuran.

Pada kesempatan sama Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir mengatakan bahwa bentuk kerja sama semacam ini dapat direalisasikan secara masif untuk pengembangan riset di masa depan.

Tidak hanya UI, kerja sama dapat berlaku untuk semua perguruan tinggi. Sebelumnya sudah ada kerja sama untuk pusat pengembangan AI dan cloud computing di Indonesia, hasil kerja sama Bukalapak dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

“Dulu riset itu hasilnya hanya dicetak dan ditinggal di perpustakan. Saya pikir ini semua perlu diaplikasikan ke industri. Makanya, nanti riset seharusnya on-demand dan market driven,” ucapnya.

CEO Tokopedia William Tanuwijaya menyebutkan bahwa kolaborasi ini bisa terjadi karena Indonesia sangat minim terhadap talenta di bidang teknologi dan teknologi lebih lanjut (advanced).

“Kolaborasi perlu dari akademisi, praktisi, sehingga bisa mencari jalan keluar. Kami pun mostly gunakan investasi untuk sumber daya manusia. Nantinya AI bakal jadi nadi perubahan teknologi di masa depan, tidak hanya untuk sektor tertentu, tetapi untuk semua.”

Pengembangan AI untuk mendorong pemerataan ekonomi

William menekankan pentingnya teknologi dalam memudahkan pengguna saat bertransaksi di platform jual-belinya. Hingga Januari 2019, transaksi di Tokopedia telah terjadi di 93 persen kecamatan di seluruh Indonesia.

Kehadiran teknologi AI diharapkan menjadi salah satu moda untuk mendorong pemerataan ekonomi yang selama ini menjadi mimpi besar Tokopedia. Saat ini, ungkap William, pihaknya tengah melakukan riset untuk pengembangan merchant on-demand.

“Kami terus lakukan riset AI untuk prediksi demand pada merchant dengan membangun smart warehouse. Nantinya, setiap pebisnis dapat melayani ke semua provinsi dengan mengikuti di mana pasarnya tanpa harus membangun warehouse. Makanya, ke depan tren urbanisasi tak perlu dilakukan,” jelas William dalam sambutannya.

Tokopedia juga mengembangkan AI yang dikemas dalam sebuah fitur yang sederhana di dalam platform-nya. Fitur ini diperagakan langsung saat Demo Session usai peluncuran resmi AI Center of Excellence.

Head of Research Scientist Tokopedia Irvan Bastian Arief mengungkapkan, fitur “Image Search” dirancang sedemikian rupa agar dapat langsung dipakai dengan mudah oleh seluruh penggunanya.

“Fitur ini sudah tersedia di aplikasi pada bagian kolom pencarian. Pengguna bisa langsung mencari produk yang diinginkannya tanpa perlu menuliskan teks, hanya dengan gambar,” ujar Irvan.

Fitur ini sendiri juga dengan dirancang dengan sejumlah variabel, salah satunya memperhitungkan lokasi penjual produk yang dicari pembeli dengan lokasi pembeli dari hasil pencarian.

Selain itu, Demo Session juga menampilkan Vehicle Recognition dan Emotion Recognition yang merupakan hasil pengembangan riset akademisi di UI.

Application Information Will Show Up Here

Antikode, Tawarkan Jasa Konsultasi UI dan UX untuk Perusahaan

Membuat UI (User Interface) dan UX (User Experience) itu bukan perkara mudah, perlu orang ahli. Sebab banyak faktor yang perlu diperhatikan agar pesan yang diinginkan bisa tersampaikan dengan sempurna ke calon pengguna. Apalagi di era saat ini, kebutuhan perusahaan terhadap expertise di bidang UI/UX makin besar, baik untuk desain ataupun development.

Nick Yudha punya pengalaman buruk dua kali ditipu tanpa hasil saat dia merintis layanan e-commerce, Monstore. Pengalaman tersebut kemudian menginspirasi dirinya untuk mengembangkan jasa konsultasi UI/UX, dengan nama Antikode pada tahun 2012.

“Dengan harapan, Antikode bisa menjadi solusi untuk bisnis-bisnis yang membutuhkan website atau aplikasi mobile tanpa perlu pusing, sehingga mereka bisa fokus ke core business-nya,” terang Nick kepada DailySocial.

Bisnis model Antikode, perusahaan bertindak sebagai konsultan untuk bisnis yang memerlukan jasa UI/UX. Mulai dari tahap riset, desain, sampai pengembangan lanjutan di website, aplikasi mobile, atau platform lainnya.

Perusahaan juga membantu klien untuk memastikan bahwa produknya bisa dipakai dengan baik oleh pengguna. Caranya dengan melakukan usability testing dan beberapa teknik UX research lainnya. Beberapa klien yang pernah menggunakan jasa Antikode di antaranya Bank Mandiri untuk proyek Mandiri Online, Bekraf untuk BIIMA Mobile App, Brightspot Market untuk situsnya, Polytron untuk Fira OS, dan lainnya.

Dalam monetisasinya, Nick menjelaskan bahwa klien bisa menyewa jasa Antikode per proyek atau retainer. Namun secara jasa dan biaya cukup fleksibel tergantung kebutuhan klien yang biasanya kami taksir per masing-masing proyek.

Dari setiap proyek yang dikerjakan, sebagian besar perolehan keuntungan selalu diputar oleh Antikode untuk eksplorasi servis baru dan produk lain yang diharapkan bisa menjadi nilai tambah untuk klien perusahaan.

“Sejauh ini, Antikode kebetulan masih highly profitable dan menggunakan dana sendiri untuk operasional, ekspansi, maupun investasi ke bisnis lain.”

Investasi ini penting, sebab menurut Nick, bagi perusahaan yang bergerak secara khusus di UI/UX, tantangan utamanya adalah memastikan bahwa sebuah produk itu tidak hanya terlihat bagus secara visual. Tapi juga tepat sasaran ke pengguna dan pastinya bisa digunakan dengan baik.

Untuk rencana jangka pendek, bersama dengan Antikode, Nick ingin meningkatkan awareness masyarakat mengenai pentingnya UI/UX dan brand Antikode itu sendiri. Secara jangka panjang, dia ingin memperluas brand/servis/produk yang kami buat tidak hanya di Indonesia, tapi juga di mancanegara.

Melihat Keseruan Workshop IoT Academy dalam CompFest 8

Pada Sabtu (24/7) dan Minggu (25/7) lalu, dalam rangkaian CompFest 8, telah berlangsung workshop Design Thinking, salah satu rangkaian acara IoT Academy yang diadakan di Kudoplex, Jakarta Selatan. Workshop yang berlangsung selama dua hari ini membawakan berbagai macam bahasan, mulai dari sesi Design Thinking hingga sesi Implementation.

Pada hari pertama, materi Design Thinking dibawakan oleh Tim MakeDoNia. Workshop Design Thinking hari pertama ini dibagi menjadi sesi Insight dan sesi Fieldwork. Pada sesi Insight, para peserta diminta untuk menggali sedalam-dalamnya mengenai inovasi yang akan mereka buat, seperti menentukan target customer dan mengetahui apa yang customer butuhkan. Memasuki sesi Fieldwork, para peserta diberikan waktu kurang lebih selama 2,5 jam untuk mewawancarai orang-orang yang sesuai dengan target customer mereka.

Pada sesi Fieldwork ini terlihat antusiasme para peserta dalam mencari dan mewawancarai customer. Sebagai contoh, Tim Vector yang terdiri dari Dimas, Irwan, dan Eka memilih kategori Public Facility dan berencana membuat alat keamanan kebun binatang yang terinspirasi dari kasus jatuhnya anak kecil melewati besi pembatas kandang gorila di kebun binatang Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat.

Di hari kedua, workshop dibuka dengan penjelasan tentang Kudo Technology oleh Head of Front End Kudo. Hari kedua terdiri dari sesi Ideation dan sesi Implementation. Peserta terus dibimbing untuk semakin memantapkan ide mereka. Peserta diminta untuk menulis apa saja permasalahan yang dihadapi customer berdasarkan hasil wawancara kemarin beserta solusinya.

Pada sesi Implementation, setiap tim membuat prototipe menggunakan alat yang diberikan oleh panitia lalu mempresentasikan prototipe mereka. Antusiasme peserta terlihat saat mereka mempresentasikan karya-karya mereka yang unik. Sebuah botol dapat dibuat sebagai pengingat agar pengguna tidak lupa minum air. Selain itu, kotak obat juga dibuat agar dapat memberikan notifikasi kepada pengguna agar tidak lupa minum obat.

“Konsep Design Thinking ini kan dibuat memang untuk mengubah mindset, tidak hanya membuat teknologi yang keren saja tetapi juga teknologi yang dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri,” jelas Kresna dari Tim MakeDoNia. Kresna juga berharap agar semua produk IoT Academy tidak hanya dibuat pada saat acara saja melainkan dapat menjadi produk yang sustainable, dapat dipakai serta dapat diproduksi secara massal.

Disclosure: DailySocial adalah media partner CompFest 8 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

Aplikasi KCJ Train Berikan Kemudahan Pengguna Commuter Line Untuk Ketahui Rute dan Posisi Kereta

KCJ Train Berikan Kemudahan Masyarakan Mendapatkan Informasi Rute dan Posisi Kereta / Shutterstock

Universitas Indonesia (UI) dan PT KRL Communter Jabodetabek (KCJ) baru saja melakukan soft launching sebuah aplikasi mobile yang dinamai dengan KCJ Train. Aplikasi berplatform Android tersebut dikembangkan untuk dapat mendampingi pengguna kereta commuter line, dengan menampilkan informasi terkati dengan rute serta posisi kereta. Continue reading Aplikasi KCJ Train Berikan Kemudahan Pengguna Commuter Line Untuk Ketahui Rute dan Posisi Kereta

Enam Perguruan Tinggi Indonesia Peroleh Izin Selenggarakan Kuliah Online

Mendukung pembangunan sistem pendidikan di Indonesia, Wakil Presiden Boediono secara resmi memperkenalkan kuliah online yang akan diimplementasikan di enam perguruan tinggi tanah air pada kesempatannya di kantor Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Rabu kemarin (15/10). Di antara enam perguruan tinggi tersebut, empat merupakan universitas negeri sedangkan dua sisanya merupakan universitas swasta yang fokus ke bidang teknologi informasi.

Continue reading Enam Perguruan Tinggi Indonesia Peroleh Izin Selenggarakan Kuliah Online