[Review] Lenovo Ideapad Miix 310, Laptop 2-in-1 Serbaguna Dengan Rasa Netbook

Dua hal menjadi perhatian utama Lenovo dalam meramu perangkat bernama Ideapad Miix 310: fleksibilitas tinggi, dan dijajakan di harga yang tidak menyebabkan isi kantong Anda menguap. Dan tak seperti laptop convertible dengan engsel putar, berkat struktur detachable, Anda tidak perlu membopong bagian keyboard/docking Miix 310 saat menggunakannya sebagai tablet.

Penyajiannya sangat terbantu oleh fitur Continuum di Windows 10. Transisi dari mode tablet ke laptop berlangsung mulus cukup dengan mencabut bagian layar dari keyboard. Menakar dari spesifikasi sistemnya, Ideapad MIIX 310 lebih ditujukan pada fungsi berselancar di web, menikmati video, serta kebutuhan olah dokumen ringan. Gaming 3D sedikit di luar kapabilitasnya. Di sisi lain, Miix 310 mampu beroperasi dengan hening berkat penggunaan sistem pendingin pasif.

Dari pengalaman memakainya selama beberapa minggu, saya melihat banyak aspek positif yang ditawarkan oleh Miix 310. Desainnya simpel namun menarik, OS Windows memastikannya mempunyai banyak fitur, lalu device juga mudah dibawa-bawa. Tapi tentu Anda harus berkompromi pada kurang gesitnya kinerja hardware. Ingin tahu lebih lanjut? Ayo simak ulasan lengkapnya.

Design & build quality

Saat terpasang di unit dock, wujud Ideapad MIIX 310 sulit dibedakan dari netbook. Notebook mungil convertible ini memiliki dimensi 246x173x9,2mm dan berbobot total 1,1kg, menyuguhkan layar sentuh 10,1-inci yang dibingkai oleh area hitam selebar 1,7-sentimeter. Tubuhnya tersusun atas kombinasi material plastik dan logam berwarna hitam (di sisi dalam) serta abu-abut metalik (bagian punggung dan sisi bawah).

Lenovo Ideapad MIIX 310 8

Lenovo Ideapad MIIX 310 16

Unit layar/tablet tersambung ke bagian keyboard via connector magnet, diperkuat oleh dua buah tangkai. Daya rekatnya sangat kuat sehingga Anda tidak perlu cemas display mudah terlepas dan jatuh. Melepasnya tidak sulit: cukup dengan menarik tablet dari sudut yang tepat (sedikit menyerong), ia bisa mudah diangkat. Seluruh tombol mekanik dan konektor fisik diposisikan di sisi layar, termasuk port microHDMI, microUSB, audio jack combo, dan tray kartu SIM serta TF.

Lenovo Ideapad MIIX 310 31

Lenovo Ideapad MIIX 310 32

Dampak negatif tubuh mungil Ideapad MIIX 310 terhadap aspek konektivitasnya adalah ketiadaan port LAN. Lalu port USB-nya juga terbilang minimal, hanya ada dua buah USB type-A, diletakkan di sebelah kiri dan kanan keyboard.

Lenovo Ideapad MIIX 310 19

Lenovo Ideapad MIIX 310 20

Garis perak yang mengelilingi area papan ketik merupakan sentuhan menarik. Selain serasi dengan touch pad, potongan diamond tersebut membuat pinggir palm rest jadi tidak tajam di kulit. Dan karena prosesor, memori dan storage berada di layar, keyboard dan wrist rest tetap terasa sejuk walaupun device dipakai dalam durasi yang lama (dibahas lebih lengkap di bawah).

Lenovo Ideapad MIIX 310 21

Lenovo Ideapad MIIX 310 22

Lenovo juga tidak melupakan build quality-nya. Unit dock/papan ketik dan layar mempunyai konstruksi yang tangguh, dan sejauh ini saya belum menemukan area-area empuk. Bahkan LCD di display tidak terganggu saat frame-nya ditekan.

Lenovo Ideapad MIIX 310 26

Lenovo Ideapad MIIX 310 30

Satu kendala yang saya rasakan – umumnya saat menggunakan laptop 2-in-1 jenis detachable – adalah pada faktor keseimbangan. Dengan menaruh komponen-komponen penting di layar, bobot dari Ideapad MIIX 310 lebih condong ke sana, menyebabkan distribusi beratnya tidak seimbang – sangat terasa ketika Anda menggangkatnya dalam kondisi terbuka. Satu hal lagi: layar device hanya dapat terbentang antara 130 sampai 135 derajat, dan Anda tidak bisa memposisikannya secara terbalik ala mode display stand.

Display

Ideapad MIIX 310 menyuguhkan layar sentuh IPS 10,1-inci multi-touch 10 titik beresolusi 1280×800 dengan kepadatan 150ppi dan rasio 16:10. Panel tersebut sanggup menghidangkan gambar yang tajam dan memastikan teks terbaca jelas. Setup ini memang boleh dibilang setara produk tablet dan laptop 2-in-1 budget, namun tergolong rendah jika dibandingkan produk mainstream saat ini – rata-rata dari mereka memiliki layar berkepadatan 200 sampai 300ppi.

Lenovo Ideapad MIIX 310 15

Di sisi positifnya, layar tersebut akurat dan responsif dalam membaca sentuhan jari, terlepas dari mungilnya ukuran teks atau tombol. Sayangnya Lenovo tidak membubuhkan coating oleophobic, menyebabkan layar jadi cepat kotor akibat minyak dari jari. Tingkat kecerahannya juga kurang memuaskan. Dampaknya, device sangat tidak optimal untuk dipakai di bawah terik sinar matahari. Kekurangan ini diperparah oleh permukaan glossy di panelnya.

Lenovo Ideapad MIIX 310 10

Keyboard, touchpad & palm rest

Docking Ideapad MIIX 310 menyajikan jenis papan ketik tanpa numpad. Layout-nya sedikit sempit, dan beberapa tombol dipindahkan lokasinya (contohnya PrintScreen) dan diperkecil (jadi 12mm). Keyboard menyajikan tuts tipe chiclet bertekstur tanpa backlight, dengan tombol huruf berukuran 15mm. Meski jarak key travel-nya terbilang pendek, mengejutkannya, keyboard tersebut terasa nyaman buat mengetik.

Lenovo Ideapad MIIX 310 11

Karena touchpad didudukkan di tengah-tengah palm rest, insiden kesalahan input karena touchpad tersentuh pangkal jempol tak pernah saya alami. Selain karena komponen olah data berada di bagian layar, alasan mengapa suhu wrist rest Miix 310 bisa tetap rendah adalah berkat penggunaan material logam. Luas touchpad-nya sendiri sangat kecil, hanya 5×8,4cm, proporsinya kurang lebih sama besar dengan area kiri dan kanan palm rest.

Lenovo Ideapad MIIX 310 12

Pendekatan minimalis ini mungkin akan menimbulkan masalah jika Anda memiliki tangan berukuran besar. Tapi hal ini bukanlah kendala besar sebab kita tetap bisa memakai touchscreen-nya.

Lenovo Ideapad MIIX 310 13

Hardware & performance

Intel Atom X5 Z8350 berperan sebagai otak dari Ideapad Miix 310. Pertama kali diluncurkan di awal 2016, chip ini ialah bagian dari keluarga Intel Cherry Trail generasi ke-5 dan Miix 310 boleh jadi merupakan salah satu lineup bertenaga Atom terakhir. Selain itu, di dalamnya hanya ada GPU integrated HD Graphics, RAM 2GB, dan storage eMMC 32GB.

Spesifikasi perangkat ini memang tidak mewah, tetapi tetap memastikan Miix 10 mengerjakan tugasnya dengan baik: Windows 10 Home 64-bit di sana beroperasi optimal, ia juga tidak kesulitan dalam mengolah dokumen Office serta menyuguhkan film HD. Rincian teknisnya bisa Anda lihat lewat beberapa screenshot software Speccy di bawah:

Lenovo Ideapad MIIX 310 1

Lenovo Ideapad MIIX 310 2

Lenovo Ideapad MIIX 310 4

Lenovo Ideapad MIIX 310 3

Aspek tercanggih dari Ideapad Miix 310 terdapat pada daya tahan baterainya. Berkat chip yang irit listrik dan layar beresolusi rendah, laptop 2-in-1 ini bisa tetap aktif seharian, jauh melewati kompetitor seperti Acer Aspire Switch 10 E, Asus Transformer Book T100HA serta HP Pavilion x2. Itu artinya, Miix 310 adalah pilihan terbaik jika pekerjaan mengharuskan Anda selalu mobile.

Sayang sekali, kecilnya kapasitas penyimpanan menyebabkan saya kesulitan menginstal software PCMark 8. Storage 32GB di sana cepat sekali habis, akibatnya tool benchmark itu jadi tidak bisa dibuka. Tapi setidaknya, saya berhasil menguji performa grafis lewat Valley 1.0 dan Heaven 4.0. Hasilnya mungkin tidak sulit Anda tebak, gaming 3D berat bukanlah ranah Miix 310.

Lenovo Ideapad MIIX 310 5

Lenovo Ideapad MIIX 310 6

Di kedua software Unigine tersebut, Ideapad Miix 310 memperoleh hasil yang rendah berdasarkan pengujian di setting default. Perangkat mendapatkan nilai terbaik di 112 dengan rata-rata frame per detik di 4,5 di Heaven 4.0, dan skor 139 dengan 3,3fps di Valley 1.0.

Meski demikian, saya yakin laptop convertible ini tetap bisa menangani permainan-permainan casual serta judul-judul independen seperti Stardew Valley, Owlboy dan Undertale.

Lenovo Ideapad MIIX 310 25

Kendala lain di sisi hiburan terletak pada speaker. Output-nya pelan, bass tidak terasa, serta suaranya terdengar keruh – padahal speaker sudah ditaruh di kedua sisi display dan tidak tertutup. Namun umumnya audio bukanlah faktor pertimbangan utama saat Anda sedang mencari laptop, dan kita sudah biasa menambahkan headphone ketika ingin menikmati musik dari notebook.

Lenovo Ideapad MIIX 310 18

Ideapad Miix 310 juga mempunyai kamera di sisi depan dan belakang, masing-masing bersensor 2-megapixel dan 5-megapixel. Keduanya memang disiapkan sebagai webcam, namun kamera belakangnya ternyata bisa menghasilkan jepretan cukup baik asalkan didukung pencahayaan yang memadai.

Lenovo Ideapad MIIX 310 33

Melengkapi konektivitas fisik yang telah disebutkan sebelumnya, Ideapad Miix 310 turut dilengkapi Wi-Fi 802.11 b/g/n, Bluetooth 4.0, serta akses ke jaringan mobile.

Lenovo Ideapad MIIX 310 7
Hasil jepretan kamera belakang Lenovo Ideapad Miix 310.

Verdict

Baterai jempolan, desain ringkas dengan tubuh mungil, konstruksi detachable, serta andalnya Windows 10 memastikan Ideapad Miix 310 siap membantu mereka yang dituntut untuk harus selalu produktif di manapun berada. Dan tak cuma itu, laptop convertible ini juga siap mendampingi Anda menghibur diri, khususnya lewat konten-konten multimedia. Menariknya lagi, beragam kapabilitas itu ditawarkan di rentang harga yang sangat atraktif.

Lenovo Ideapad MIIX 310 25

Tentu saja, dari pembahasan di atas Anda juga bisa melihat bahwa Ideapad Miix 310 masih belum menjadi perangkat Intel Atom yang betul-betul sempurna. Prosesor dan RAM 2GB membatasi kapabilitas olah datanya. Ia belum mempunyai port USB type-C, kemudian ketiadaan mode tent/display serta keyboard backlight boleh jadi akan mengurangi aspek fleksibilitas pemakaiannya.

Di Indonesia, Lenovo Ideapad Miix 310 bisa Anda miliki dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 3,6 juta saja.

Lenovo Ideapad MIIX 310 9

[Review] Asus ZenFone 3 Max ZC553KL, Jagokan Kapasitas Baterai dan Kamera PixelMaster

Para konsumen setia Asus pada akhirnya mau tak mau memaklumi pendekatan a la hardware yang produsen gunakan dalam memasarkan ZenFone: handset punya kode berbeda untuk menunjukkan model, meskipun mengusung nama serupa. Satu contohnya adalah unit ZenFone 3 Max anyar yang Asus pinjamkan pada DailySocial beberapa minggu sebelum peluncuran resminya di Indonesia.

Seperti generasi sebelumnya, ZenFone 3 Max baru ini menawarkan dua keunggulan utama: baterai berkapasitas besar serta kamera belakang 16-megapixel yang dipadu teknologi Asus PixelMaster serta fitur autofocus laser untuk melacak objek lebih cepat. Kode ZC553KL sendiri mengindikasikan bahwa smartphone ini adalah tipe berlayar 5,5-inci karena sebelumnya telah tersedia ZenFone 3 Max 5,2-inci, dengan codename ZC520TL.

Dibanding versi lawas itu, ZenFone 3 Max ZC553KL menyimpan spesifikasi lebih mumpuni dan penampilan lebih menarik. Dan meskipun disiapkan sebagai produk mid-range, ZC553KL menyimpan banyak elemen perangkat high-end. Di sesi hands-on minggu waktu lalu, saya memang cukup terkesan dengan arahan desain smartphone, dan lewat artikel review ini, saya siap mengulas kapabilitasnya lebih lengkap.

ZenFone 3 Max 32

Design

Tubuh ZenFone 3 Max tersusun atas kombinasi bahan logam, sedikit plastik, dan kaca 2.5D dengan pinggir melengkung. ZC553KL di tangan saya ini mempunyai area putih yang membingkai layar full-HD 5,5-incinya, dipadu bagian punggung berwarna silver. Penggunaan kaca semi-curved membuat pemakaiannya terasa mulus dan memberikan kesan tak bersudut, diperkuat oleh bagian ujung membulat a la iPhone 6.

ZenFone 3 Max 29

ZenFone 3 Max 22

Bagian punggungnya menyatu ke area sisi – memiliki tekstur matte halus yang memastikanya dapat tercengkeram mantap di genggaman tangan Anda. Area kecil di atas dan bawahnya terbuat dari plastik – dibatasi oleh garis antena berwarna perak. Anda mungkin mengharapkan back cover full-logam di struktur unibody ZenFone 3 Max, namun bahan plastik sebetulnya lebih tahan terhadap penyok dibanding metal.

ZenFone 3 Max 15

ZenFone 3 Max 14

ZenFone 3 Max ZC553KL mempunyai dimensi 151,4×76,2×8,3-milimeter serta bobot 175-gram. Smartphone dirancang optimal buat penggunaan satu tangan, khususnya dengan tangan kanan: tombol power dan volume mekanik berada di area jempol, lalu jari telunjuk Anda dapat mudah menjangkau sensor fingerprint. Tray kartu SIM dan microSD sendiri bisa ditemukan di sisi kiri atas.

ZenFone 3 Max 26

ZenFone 3 Max 18

Walaupun tidak semodis ZenFone 3 standar, saya pribadi lebih menyukai pendekatan desain ZenFone 3 Max. Ia terlihat lebih simpel, lalu karena modul kameranya tidak menonjol, device bisa dibaringkan secara sempurna – mengurangi kecemasan kita terhadap lensa yang terbaret akibat ditaruh sembarangan. Modul kamera diapit oleh dual LED flash dan sensor laser, berada di atas pemindai sidik jari. Untuk charge dan transfer data, ZC553KL menggunakan port berjenis microUSB biasa.

ZenFone 3 Max 24

ZenFone 3 Max 23

Display

Layar menjadi salah satu perhatian Asus dalam meramu ZenFone 3 Max anyar ini. Dibanding ZC520TL (display-nya cuma 720p), panel 5,5-inci ZC553KL lebih canggih, menyuguhkan resolusi 1080×1920-pixel berkepadatan 401ppi. Dari pengalaman saya sejauh ini, display tersebut menghasilkan gambar yang tajam, level kecerahaannya sangat baik (mencapai 400-nit) serta mampu menampilkan konten secara optimal di bawah terangnya matahari siang.

ZenFone 3 Max 27

Coating oleophobic di layar meminimalisir efek kotor dan minyak dari jari, namun kabar buruknya adalah, layar ZC553KL lebih rentan terhadap baretan karena ketiadaan perlindungan dari Gorilla Glass. Jika Anda memutuskan untuk membelinya, segera lengkapi handset ini dengan tempered glass.

Operating system

ZenFone 3 Max ZC553KL berjalan di atas platform Google Android 6.0, dipadu interface ZenUI 3.0. Interface ini dimaksudkan untuk mempermudah navigasi tanpa mengorbankan rincian pada aspek kustomisasi, bahkan membiarkan Anda memilih aplikasi (via checklist) saat smartphone pertama kali diaktifkan sehingga tak perlu lagi menginstal manual. Tentu saja ada sejumlah app ‘titipan’ yang secara otomatis terpasang di handset, tapi bisa mudah dihapus atau di-disable.

ZenFone 3 Max 33

ZenUI 3.0. menitikberatkan aspek visual dan animasi, membuat kontennya tampil elok (wallpaper seolah-olah bergeser saat device bergerak, ada banyak pilihan animasi swipe, bahkan cuaca juga divisualisasi di lock screen). Namun bagi saya, akan lebih baik jika Asus juga fokus ke faktor kesederhaan. App-app memang bisa diatur dan dimasukkan dalam folder lewat smart group, tapi Anda tetap harus masuk ke mode edit terlebih dulu – dan keluar begitu selesai.

ZenFone 3 Max 25

Di ZenUI 3.0, Asus tampaknya mengikuti langkah kompetitor dari Tiongkok dalam menyuguhkan theme. Di sana tersedia banyak pilihan, tetapi lebih dari separuhnya ditawarkan secara premium (mulai dari harga Rp 28.500).

Camera

Kamera utama ZenFone 3 Max ZC553KL tersusun atas sensor 16-megapixel dengan lensa 5 P Largan dan apterture f/2.0. Ia diklaim mampu menangkap objek di kecepatan 0,03-detik berkat kombinasi dari autofocus laser, PDAF, dan teknologi TriTech; serta dapat mengambil gambar long exposure hingga 32 detik. PixelMaster sendiri menghadirkan beragam mode: manual a la detail DSLR, mode malam, HDR, low light, selfie sampai selfie panorama.

ZenFone 3 Max 20

Kamera tersebut terbilang memuaskan selama dipakai di kondisi cukup cahaya, sanggup mereproduksi warna secara akurat serta bebas noise. Di siang hari, Anda bisa menjepret foto pemandangan serta macro yang detail. Satu hal yang saya rasa masih bisa ditingkatkan lagi adalah ketajaman gambarnya. Saat di-zoom atau dilihat dari layar lebar, saya masih bisa melihat efek pixelation – tidak masalah seandainya cuma dipakai untuk upload ke sosial media.

ZenFone 3 Max 17

Sayang sekali kamera tersebut kurang memuaskan ketika dipakai buat mengambil foto di kondisi temaram atau indoor. Grain terlihat menonjol di area-area dengan gradasi warna, contohnya kulit dan baju – bahkan saat memakai mode malam. Proses fokusnya memang cepat, tapi saya merasakan ada keterlambatan di respons shutter sehingga seringkali foto benda bergerak jadi blur. Kamera utama ini mampu merekam video full-HD di 30fps.

Terlepas dari kurang lebihnya kamera belakang, ada kabar gembira buat pecinta swafoto. Kamera depan 8-megapixel dengan f/2.2 di sana cukup baik untuk membaca detail wajah Anda bahkan di pencahayaan yang remang-remang. Tentu akan jadi lebih optimal lagi seandainya Asus juga membubuhkan fitur screen flash.

Ini dia hasil foto ZenFone 3 Max di siang hari:

ZenFone 3 Max camera 3

ZenFone 3 Max camera 1

ZenFone 3 Max camera 2

Dan di bawah ini adalah hasil foto di kondisi low light via mode berbeda:

ZenFone 3 Max camera autofocus
Mode auto standar.
ZenFone 3 Max camera low light mode
Mode low light.
ZenFone 3 Max camera manual
Mode manual, ISO 1600.

Hardware, battery & performance

Asus ZenFone 3 Max ZC553KL dibekali susunan perangkat keras sebagai berikut:

  • System-on-chip Qualcomm MSM8937 Snapdragon 430, berisi prosesor octa-core Cortex-A3 1,4GHz dan unit olah grafis Adreno 505
  • Memori RAM 3GB
  • Penyimpanan internal 32GB, bisa diekspansi dengan kartu microSD maksimal 256GB
  • Baterai non-removable 4.100mAh

Kata ‘max’ di namanya menandakan bahwa daya tahan baterai merupakan salah satu fitur primadona di ZC553KL, sayang kinerjanya belum seimpresif harapan saya. Di uji coba video HD loop, smartphone bisa tetap aktif selama 13 setengah jam lebih, dan dapat bertahan sampai satu setengah hari dalam pemakaian intensif (browsing, Spotify, YouTube, kamera, serta chatting). Cukup baik, tetapi beberapa device lain dengan SoC lebih bertenaga dan baterai berkapasitas lebih kecil bisa aktif lebih lama.

ZenFone 3 Max

ZC553KL juga tidak dilengkapi fitur fast charging, dan proses isi ulang baterainya memakan waktu sangat lama dengan menggunakan charger bawaan. Kabar baiknya, ZenFone 3 Max bisa berfungsi sebagai power bank, dapat mengisi ulang baterai perangkat bergerak lain memanfaatkan adapter OSB on-the-go – dibundel bersama paket pembelian.

ZenFone 3 Max 1

ZenFone 3 Max 2

ZenFone 3 Max 3

Berbasis pada angka dari hasil benchmark dengan memanfaatkan sejumlah software, kinerja hardware ZenFone 3 Max ZC553KL berada di atas Vivo V5 (harganya beberapa ratus ribu lebih mahal dari produk Asus ini). Tes AnTuTu v6.2.7 menghasilkan skor terbaik 43962, lalu performa Work 2.0 di PCMark 8 menunjukkan angka 3378. Di 3DMark Sling Shot 1.0 dan Sling Shot Extreme 1.0, ZC553KL mendapatkan nilai masing-masing 568 dan 288.

ZenFone 3 Max 19

ZenFone 3 Max 16

Kualitas penyajian game-nya tergolong jempolan. ZC553KL dapat menyikat permainan-permainan mobile blockbuster tanpa kesulitan dan mutu grafisnya sama sekali tidak memalukan: di Real Racing 3, tekstur permukaan dan pantulan di tubuh mobil terlihat tajam, kemudian efek bayangan serta debu juga tampil halus – kekurangannya hanyalah efek jaggy di ujung-ujung objek. Saya juga tidak menemui masalah serius ketika menikmati Marvel Future Fight, hanya di adegan paling ramai yang dipenuhi efek visual saja frame rate jadi turun.

Kendalanya adalah saat saya ingin menjajal Marvel Contest of Champions. Entah mengapa, game malah sama sekali tidak bisa dibuka.

Galeri screenshot Real Racing 3 dan Future Fight bisa Anda nikmati di bawah:

ZenFone 3 Max 4

ZenFone 3 Max 5

ZenFone 3 Max 6

ZenFone 3 Max 7

ZenFone 3 Max 8

ZenFone 3 Max 9

ZenFone 3 Max 10

ZenFone 3 Max 11

Verdict

Berbeda dari ZenFone Max terdahulu, ZenFone 3 Max ZC553KL lebih terasa seperti satu paket lengkap: desainnya lebih menarik, performa hardware lebih tinggi dipadu daya tahan baterai lebih lama, mutu layar full-HD-nya mengagumkan, dengan kinerja fotografi lebih canggih. Namun meskipun kapabilitasnya berada di atas rata-rata produk sekelas, untuk device yang mengedepankan kemampuan fotografi dan daya tahan baterai, kemampuan fitur-fitur ini malah kurang menonjol.

Kinerja kamera belakang masih betul-betul bergantung pada eksistensi dari cahaya matahari, kemudian baterai build-in di sana seharusnya bisa menjaga smartphone bisa menyala lebih lama. Bayangkan betapa terkesannya calon konsumen jika ZenFone 3 Max ZC553KL dapat aktif sampai tiga hari dalam penggunaan intensif.

ZenFone 3 Max 13

Saya sendiri sebenarnya memaklumi jika ada banyak orang tertarik untuk meminang ZenFone 3 Max ZC553KL. Untuk memiliki perangkat berfitur lengkap dan berdesain menarik ini, konsumen hanya diminta buat mengeluarkan uang Rp 3,1 juta saja.

ZenFone 3 Max 31
Konten dari packaging Asus ZenFone 3 Max.

[Review] Sukseskah Vivo V5 Merebut Singgasana Smartphone Selfie Terbaik di Indonesia?

Vivo merupakan pendatang baru di tengah gencarnya persaingan smartphone terjangkau dengan spesialisasi self-portrait. Untuk menarik perhatian publik, perusahaan asal Dongguan itu menyingkap handset berkamera depan 20-megapixel bernama V5 di bulan November silam, dan tanpa membuang banyak waktu, Vivo segera membawa produk tersebut ke Indonesia.

Tak hanya sekedar menghadirkan handset tersebut ke pasar lokal, Vivo juga menunjuk Agnes Monica sebagai brand ambassador, lalu memperkenalkan dua pilihan warna baru V5 yang masing-masing diwakilkan oleh selebriti, yaitu Afgan untuk space gray dan Pevita buat rose gold. Langkah ini memang menarik, dan sepertinya sedang jadi tren di kalangan produsen, namun seunik apapun strategi pemasarannya, kualitas device tetap jadi faktor takaran nomor satu.

V5 14

V5 20

V5 disiapkan untuk berduel dengan handset dari ‘rival’ senegaranya yang cukup populer di nusantara, Oppo F1s – terutama karena spesifikasi hardware kedua perangkat tak jauh berbeda dan mereka sama-sama diracik sebagai alat selfie alias swafoto. Melalui artikel ini, saya mencoba mengulas lengkap apakah V5 memang betul-betul merupakan handset selfie ideal seperti yang dijanjikan Vivo.

Design & build quality

Desain dari V5 memang sulit dikatakan orisinal, dan Anda akan segera melihat langsung beberapa elemen device lain di sana. Sisi depannya boleh dibilang mirip seperti OnePlus 3 dan F1s, kesan ini diperkuat oleh sensor fingerprint lonjong berbingkai metalik. Lalu ketika dibalik, saya melihat ada pengaruh iPhone 6 di sisi punggung, terutama karena ujung membundar dan penempatan modul kamera serta flash LED di pojok kiri atas. Menariknya, arahan ini terasa serasi dengan tema selfie yang diusungnya.

V5 15

V5 23

Unit review yang saya peroleh adalah varian berpunggung emas dengan frame putih – penampilannya sangat feminin. Di konferensi pers, Vivo sempat bilang bahwa bagian tersebut tersusun atas ‘polikarbonat dan partikel logam’, namun saya belum bisa memastikan bagaimana produsen mencampur kedua material tersebut. Pastinya, back cover terbuat dari plastik bertekstur matte ‘metalik’, dan ada lis logam yang memisahkan punggung dan layar.

V5 17

V5 26

Berkat material plastik, V5 ternyata lebih ringan dari dugaan saya, berbobot hanya 154-gram. Dimensinya adalah 153,8×75,5×7,6-milimeter, dan Anda bisa menemukan dua tombol fisik di sisi kanan dan tray kartu SIM/miroSD di kiri; lalu port audio, USB serta speaker di bawah. Layar 5,5-inci V5 mempunyai rasio sebesar 71,8 persen ke tubuhnya, dan sensor sidik jari di dekatnya berfungsi juga sebagai tombol home – tapi tidak mempunyai elemen mekanik sehingga tidak dapat ditekan.

V5 18

V5 25

Berdasarkan pengalaman memakainya selama beberapa minggu, saya tidak menemukan kelemahan pada strukturnya. Material plastik membuat V5 kebal terhadap benturan-benturan yang berpotensi meninggalkan bekas di bahan aluminium, tetapi memang sulit menyingkirkan kesan ekonomis di perangkat ini.

V5 27

V5 28

Untuk layar, Vivo sendiri tidak menginformasikan secara spesifik versi Corning Gorilla Glass yang digunakan di V5, dan unit review ini sudah dibekali tempered glass begitu saya keluarkan dari bungkusnya.

Display

Vivo V5 memanfaatkan layar IPS beresolusi 720×1280, diramu agar output-nya cerah dan memiliki level saturasi yang optimal, mengecoh saya hingga mengiranya sebagai panel AMOLED. Walaupun hanya HD dan display 5,5-incinya cuma berkepadatan 267ppi, gambar, teks maupun icon tetap terlihat tajam tanpa efek jaggy. Di bawah sorotan sinar matahari langsung, detail di layar V5 terjaga dengan baik dan fitur automatic brightness-nya juga cukup pintar dalam mengenali keadaan ruang di sekitarnya.

V5 19

V5 24

FunTouch OS 2.6

Seperti produsen smartphone Tiongkok lain, Vivo membekali V5 dengan sistem operasi racikan mereka sendiri, yaitu FunTouch OS 2.6, hasil modifikasi Android 6.0 Marshmallow. Pendekatannya mirip Xiaomi MIUI di mana daftar app dan tool diposisikan dalam satu lapis menu sehingga mudah ditemukan. Tentu saja adaptasi masih diperlukan karena penyajian menu dan dashboard FunTouch OS cukup berbeda dari Android.

V5 33

FunTouch OS memisah menu dashboard menjadi dua: atas difokuskan pada notifikasi, sedangkan recent app, setting volume dan brightness sampai akses ke fungsi flashlight serta S-capture (memunculkan menu dial untuk menggunakan fitur screen recording, long screenshot, rectangular dan funny screenshot). Recent app tidak dijabarkan per page seperti di Android, hanya diwakilkan oleh icon masing-masing app. Kemungkinan besar ini adalah upaya Vivo demi memastikan OS tidak membebani hardware.

V5 21

Tidak ada bloatware yang mengganggu, di sana Vivo hanya membubuhkan tool proprietary semisal i Manager, i Music (app music player), vivoCloud, dan i Theme. i Theme sendiri merupakan tempat Anda memilih dan mengelola theme serta wallpaper – sekali lagi mirip di MIUI.

Camera

Vivo melengkapi kamera belakang V5 dengan sensor 13-megapixel. Setup ini cukup standar, selevel handset kelas menengah lain, ditopang fitur PDAF serta flash LED. Mutu jepretannya cerah dan kaya warna (Anda dapat melihat sedikit efek cat air di zona-zona gelap), syaratnya harus dioperasikan di kondisi cukup cahaya. Kendalanya hanyalah respons shutter yang lambat.

V5 29

Tentu saja, daya tarik utama dari Vivo V5 adalah kamera selfie di depan. Sang produsen menyematkan sensor Sony IMX376 20-megapixel ber-aperture f/2.0. Fungsi face beauty jadi highlight di UI app kamera, dan Anda juga dapat merekam video full-HD – berkatnya smartphone bisa digunakan sebagai perangkat video blogging andal. Di siang hari, sensor tersebut sanggup menangkap gambar dengan sangat detail, juga mampu mereproduksi warna secara akurat. Mutunya melewati Oppo F1s.

V5 22

Namun kamera depan V5 tetap memiliki kekurangan layaknya smartphone lain. Ketika cahaya matahari mulai memudar atau sewaktu digunakan di bawah pencahayaan lampu, detail gambar jadi menurun drastis dan muncul banyak noise. Masalah lainnya adalah keterlambatan shutter, sehingga mengabadikan momen jadi sulit ketika Anda sedang berjalan/bergerak, dan jepretan jadi lebih mudah blur.

Vivo V5 22

Untuk membantu pengambilan foto di kondisi tanpa cahaya matahari, Vivo mempersenjatai V5 dengan fitur flash moonlight. Cara kerjanya seperti ini: flash akan menyala secara terus menerus, menerangi wajah Anda dengan cahaya ‘diffused‘. Teknik ini lebih lembut dibanding LED flash biasa, tapi tidak berlebihan sehingga wajah jadi flat. Sayang, kualitas jepretan susah diprediksi: kadang kala memuaskan, namun tak jarang gambarnya mengecewakan. Kabar baiknya, Anda bisa menyempurnakan hasil jepretan via fitur one-tap makeover.

Kontras mutu saat foto diambil di tempat berpencahayaan terang dan temaram dapat Anda lihat di bawah:

V5 13

V5 16

Hardware & performance

Berikut ini adalah susunan hardware Vivo V5:

  • System-on-chip MediaTek MT6750, berisi prosesor octa-core ARM Cortex A-53 1,51GHz dan GPU Mali-T860.
  • Memori RAM 4GB.
  • Penyimpanan internal 32GB, bisa diekspansi dengan kartu microSD 128GB.
  • Baterai non-removable 3.000: mampu bertahan satu setengah hari sekali charge dalam pemakaian normal, dipadu mode standby jempolan. Jika Anda bukan pengguna aktif, smartphone bisa tetap aktif sampai dua hari. V5 memang belum ditunjang fitur fast charging, tapi menggunakan charger standar, baterai dapat terisi 25 persen dalam waktu satu jam. Tidak buruk.

V5 1

Hasil benchmark V5 menunjukkan angka yang terbilang standar. Di tes AnTuTu, device mencetak nilai terbaik 41412, dengan mutu penyajian game dan olah data di level menengah. Selanjutnya Vivo menghasilkan nilai PCMark Work 2.0 di 2980 dan 3DMark Sling Shot Extreme di angka 324 (sempat tersendat-sendat). Rinciannya bisa Anda simak di bawah.

V5 2

Dalam prakteknya sendiri, V5 dapat melahap segala permainan yang saya instal.

Marvel Contest of Champions berjalan bebas masalah, memungkinkan saya mengambil screenshot-screenshot keren (caranya adalah dengan menekan tombol power dan home/fingerprint). Lalu Marvel Future Fight juga tersuguh optimal tanpa lag, walaupun beberapa kali ada keterlambatan pada input kendali. Di Real Racing 3, penurunan frame rate lebih terasa dan sejumlah efek visual juga tidak keluar – bayangan di dashboard terlihat kotak-kotak dan efek debu tidak optimal – tetapi secara keseluruhan game tetap nyaman dimainkan.

Galeri screenshot bisa Anda lihat di bawah:

V5 4

V5 5

V5 6
Marvel Contest of Champions

V5 7

V5 8

V5 9
Marvel Future Fight

V5 11

V5 10

V5 12
Real Racing 3

Buat penggunaan sehari-hari, FunTouch 2.6 di Vivo V5 sangat responsif, dan perpindahan dari app ke app tersaji mulus. UI-nya cukup intuitif, saya hanya membutuhkan satu jam untuk membiasakan diri pada layout tombol serta menu dashboard-nya.

Verdict

Saya yakin, premis kamera selfie 20-megapixel memang sulit ditolak banyak orang. V5 sudah pasti mengusik ketenangan Oppo F1s – harganya sedikit lebih murah dengan jumlah ‘megapixel‘ lebih tinggi (tapi ingat: jumlah pixel tinggi belum tentu membuat hasil jepretan jadi lebih baik). Baterai yang awet dan layar HD jempolan juga turut menambah nilai jual perangkat ini.

Tapi dengan memilihnya, Anda harus rela berkompromi: desainnya kurang orisinal dan seharusnya Anda sudah mendapatkan body berstruktur logam. Lalu mutu kamera belakangnya seolah-olah diabaikan, dan kecuali Anda berniat membuat poster berukuran raksasa, berlebihan rasanya jika kita hanya memakai V5 sebagai alat untuk mengambil foto selfie buat diunggah ke sosial media.

Di Indonesia, Vivo V5 bisa Anda miliki dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 3,5 juta, Rp 300 ribu lebih murah dari harga resmi Oppo F1s.

Konten dari bundel Vivo V5 terdiri dari case karet transparan, pin untuk tray, charger, kabel USB, dan earphone.

V5 31

[Review] Astell&Kern AK70, Digital Audio Player Portable Fenomenal Pemuas Dahaga Audiophile

Kehadiran perangkat bergerak mengubah cara kita menikmati hiburan digital, dan kepopularitasannya turut menggerus produk-produk dedicated seperti music player. Tapi ada dampak positif dari hal itu: konsumen kini lebih mudah memilih dan produsen semakin serius menggarapnya. Di tahun 2013, Irivier asal Korea Selatan mulai masuk ke segmen ini, memperkenalkan brand Astell&Kern.

Setelah melakukan debutnya dengan media player AK100, Astell&Kern terus memperluas deretan produk audionya ke ranah in-ear monitor, headphone, CD player sampai network audio system. Di tahun ini, Astell&Kern merilis AK70, dijanjikan sebagai digital audio player hi-res canggih yang bisa Anda miliki diharga masuk akal. Klaim ini tampaknya punya landasan cukup kuat, buktinya, banyak audiophile menyukai Astell&Kern AK70.

AK70 7

Meski musik sudah jadi hal wajib untuk menemani saya dalam beraktivitas sehari-hari, perlu Anda tahu bahwa saya bukanlah individu bertelinga emas. Terlepas dari itu, Orion Kreatif Elektronik selaku distributor produk Astell&Kern di indonesia sangat dermawan memberi saya kesempatan menguji kecanggihan music player portable ini di era ‘paska-iPod’. Betulkah ia secanggih kata orang? Silakan simak ulasannya.

Design

Dari sisi penampilan, AK70 memanfaatkan arahan desain khas perangkat media Astell&Kern sebelumnya. Wujudnya non-ergonomis, memiliki tubuh balok dengan penempatan panel dan tombol asimetris. AK70 memiliki layar sentuh 3,3-inci di depan; tiga tombol navigasi (prev, pause, next) dan slot kartu microSD di sisi kiri; tombol power/screen-off, port output 3,5mm dan 2,55mm di atas; kenop pengaturan volume di kanan; dan port microUSB untuk charging dan transfer file di bawah.

AK70 9

AK70 mempunyai dimensi 60,3×96,8×13-milimeter dan bobot 132-gram. Case-nya memanfaatkan material aluminium, ada lapisan plastik transparan berpola di bagian punggung, lalu layar dibingkai oleh area berwarna hitam.

Ukuran AK70 sengaja diminimalisir agar music player ini bisa mudah dibawa-bawa, dan seperti sewaktu menggunakan iPod classic, saya lebih nyaman menyimpan AK70 di kantong celana ketimbang jaket/baju. Beratnya lebih ringan dari asumsi saya, namun bagian tepi yang menyudut dan tajam berpotensi merusak celana Anda, terutama jika ukurannya ketat.

AK70 14

AK70 11

Walaupun begitu, saya menyukai arahan desain konservatif dan industrial tersebut. Secara tidak langsung, AK70 mempresentasikan dirinya sebagai perangkat pencinta musik serius, bukan sekedar produk lifestyle biasa. Kemudian, warna hijau-biru ‘Misty Mint’ di sana memberi kesan playful.

AK70 3

AK70 2

Interface, content & navigation

Astell&Kern AK70 beroperasi di atas versi modifikasi platform Google Android. Tentu saja tak seperti smartphone, UI-nya jauh lebih sederhana agar pemakaiannya sederhana. Resolusi 800x480p di layar sentuh TFT cukup lapang dalam memberikan Anda keleluasan navigasi. Tombol-tombol di sana cukup besar buat mengakomodasi semua ukuran jari. Dan layaknya perangkat Android, segala fungsi dan fiturnya (DAC, Bluetooth, sampai mengatur kecerahan) bisa diakses cukup dengan menarik dashboard.

AK70 1

Produsen juga tidak melupakan pernak-pernik kecil yang berportensi memengaruhi kenyamanan pemakaian. Contohnya saat fungsi shuffle diaktifkan, AK70 tetap mengingat tampilan terakhir yang Anda buka, sehingga Anda dapat melanjutkan browsing musik dari lokasi tersebut.

AK70 10

Saya menyukai sensasi dari resistansi kenop volume. Dengannya, pengaturan bisa dilakukan saat layar tidak aktif. Kendalanya ialah, menyelipkan AK70 ke kantong berpeluang mengubah volume secara tidak sengaja.

AK70 17

AK70 13

Features & connectivity

Salah satu selling point terbesar AK70 adalah chip DAC Cirrus Logic, menyajikan performa suara di atas level smartphone. Menariknya, Anda bisa menyambungkan media player ini ke DAC eksternal melalui port USB – mem-bypass DAC internalnya. Anda juga dapat menghubungkan AK70 ke PC dan mengaktifkan mode DAC, mendongkrak kinerja output audionya. Dan bukan itu saja, tersedia mode Line Out yang dapat mengubah device jadi jembatan antara PC dengan speaker.

AK70 8

DAC Cirrus Logic mendukung audio 24-bit/192KHz PCM, lebih tinggi dari kualitas maksimal iPhone di ‘level CD’, yakni 16-bit/44.1kHz.

AK70 6

Sentuhan fitur audiophile lain terdapat pada jack audio 2,5mm, memungkinkan Anda memasang balanced headphone untuk memperoleh kontras volume yang lebih tinggi. Jika sudah memilikinya, Anda sangat disarankan memanfaatkannya. Untuk sambungan Bluetooth, AK70 telah ditopang aptX, namun selama uji coba ini, saya menggunakan earphone/headphone kabel standar. Kemudian terdapat pula Wi-Fi demi mengakomodasi update software.

Performance & using experience

Jangan remehkan tubuh kecil AK70, music player ini sanggup menghidangkan output membahana – mampu menangani file terkompresi seperti MP3 (16-bit/44,1KHz.) secara optimal tapi performa sesungguhnya baru terasa ketika ia menyajikan musik-musik beresolusi tinggi (24-bit/192KHz atau DSD 2,8MHz, beberapa sampel-nya sudah dibundel di dalam).

Unit review ini sudah diisi lagu-lagu hi-res, beberapa contohnya ialah Tears in Heaven-nya Ayako Hosakawa, Storms Are on the Ocean oleh Amber Rubarth, This Year’s Kisses-nya Ella Fitzgerald atau Nightingale oleh Norah Jones. Karakteristik suaranya adalah energik, jernih serta dinamis, dan sanggup mensimulasi ruang.

AK70 4

AK70 sangat andal menangani berbagai genre lagu, dari mulai rock seperti Mastodon (Asleep In the Deep) dan One OK Rock (Mighty Long Fall) sampai rentetan kreasi Fourplay. Suara Benjamin Burnley di Ashes of Eden terdengar penuh, lalu gebukan drum Ben Thatcher dari Royal Blood di Out of the Black terasa lengkap dan bertekstur. Ada ruang antara gitar elektrik, shaker dan vokal tanpa mengorbankan keutuhan ritmenya. Mid-range-nya lapang sehingga lirik tidak termakan oleh ramainya suara instrumen.

AK70 17

Media player ini membuat banyak lagu yang sudah sering saya dengar kembali menyegarkan, entah apakah itu playlist Michael Bublé ataupun Metallica. Awalnya hanya sekedar untuk menguji performa AK70, mendengarkan lagu-lagu lawas David Bowie – khususnya Starman, Ziggy Stardust dan Moonage Daydream – kini jadi ritual saya sebelum tidur.

Astell&Kern AK70 dibekali baterai 2.200mAh, dan dengan mematikan sambungan wireless, digital audio player tersebut dapat menyuguhkan playback berdurasi 12 sampai 13 jam. Sewaktu di-charge, AK70 tetap bisa beroperasi, tapi dengan begitu temperatur jadi naik dan saya ragu apakah hal ini diperbolehkan atau tidak.

AK70 12

Untuk edit dan transfer file, AK70 tidak membutuhkan software khusus. Itu berarti, penyajiannya tidak ‘semewah’ iDevice dengan iTunes-nya, namun saya menyukai kesederhanaan ini. Saat tersambung ke PC, AK70 akan terbaca sebagai device eksternal biasa, dan selanjutnya Anda tinggal melakukan drag-and-drop file audio. Kemudian buat belanja lagu, tinggal aktifkan Wi-Fi lalu buka menu Store.

AK70 15

Satu hal lagi: AK70 dilengkapi penyimpanan internal 64GB, cukup besar, tapi seandainya belum puas, Anda bisa menambahkan kartu microSD maksimal sebesar 256GB.

Verdict

Untuk sebuah music player kelas audiophile, Astell&Kern AK70 dijajakan di harga yang logis. Ia mengasikkan sewaktu digunakan bahkan saat sekedar dibawa-bawa. Memang ada alternatif lebih murah dalam menikmati audio beresolusi tinggi, namun daya tahan baterai dan luasnya flash memory memastikan AK70 unggul dibanding produk rival, misalnya Sony NW-A10. Jika kualitas musik merupakan hal utama bagi Anda, maka Anda tidak perlu melirik ke mana-mana lagi.

Kekurangannya? Seperti yang sempat saya bahas, penggunaan kenop buat pengaturan volume punya efek samping sewaktu Anda mengantongi AK70. Lalu, AK70 juga belum dibekali dukungan layanan streaming musik.

Tentu anggapan ‘ekonomis’ bagi kalangan audiophile cukup berbeda dari khalayak awam. Segala kecanggihan Astell&Kern AK70 harus Anda bayarkan di harga yang cenderung tinggi buat sebagian orang. Di Indonesia, AK70 ditawarkan seharga Rp 9 juta.

Salah satu situs ecommerce di Indonesia memajang perangkat ini di etalase mereka, Anda bisa melihatnya lewat tautan ini.

[Game Playlist] Titanfall 2 Adalah Game Wajib Penggemar Multiplayer Shooter

Mode singleplayer Titanfall 2 dibuka oleh sebuah video. Di sana, tokoh protagonis Jack Cooper menceritakan hebatnya seorang pilot di medan perang: lincah, anggun, mematikan, banyak akal, bertempur secara berbeda dan menggunakan tembok vertikal untuk menjangkau posisi lawan. Hal-hal ini bukan sekedar janji kosong. Multiplayer Titanfall 2 menyajikan keleluasaan buat melakukan semuanya.

Titanfall 2 multiplayer 9

Tentu saja aspek tersebut bukan satu-satunya daya tarik Titanfall. Entah bagaimana, Respawn berhasil menemukan titik keseimbangan antara pilot dengan robot mech raksasa: titan memang mematikan, tapi seorang pilot yang mahir merupakan ancaman besar baginya. Inilah alasan mengapa Titanfall begitu unik, ia menghidangkan terobosan gameplay yang saya belum lihat di permainan lain. Dan di sekuel pertamanya ini, semuanya terasa lebih harmonis.

Titanfall 2 menyuguhkan formula familier; tetap ada aksi kejar-kejaran ala parkour dipadu baku tembak, lalu kehadiran titan bisa membalikkan keadaan. Namun banyak faktor telah disempurnakan. Momentum sedikit diperlambat sehingga pemain bisa lebih mengapresiasi segala hal yang terjadi di sekitar mereka tanpa mengorbankan kacaunya perang. Developer juga memperbanyak opsi mode, mengenalkan Bounty Hunt, Coliseum (mode satu lawan satu), dan free-for-all buat melengkapi mode-mode favorit semisal Attrition dan Hardpoint.

Titanfall 2 multiplayer 6

Titanfall 2 multiplayer 14

Respawn telah memperluas elemen kustomisasi, memungkinkan Anda memilih warna kamuflase serta mengutak-atik icon dan banner karakter. Pemain juga dapat menggonta-ganti faksi untuk meng-unlock item-item kosmetik lebih banyak. Persenjataan lebih bervariasi dan dengan menambahkan aksesori, Anda bisa melakukan modifikasi sesuai kebutuhan.

Titanfall 2 multiplayer 8

Titanfall 2 multiplayer 15

Developer juga menghilangkan beberapa fitur yang dianggap kurang seimbang. Burn Cards digantikan oleh Boost dan Smart Pistol kini jadi bagian darinya. Tiap titan sekarang terikat oleh satu jenis persenjataan dan satu set kemampuan – Arc Cannon, Quad Rocket dan Triple Threat yang terlampau efektif telah ditiadakan.

Titanfall 2 multiplayer 21

Masing-masing titan (ada enam tipe robot) punya karakteristik berbeda. Ronin sangat lincah dan bisa menghilang, tapi ia bukan tandingan Tone dan meriam 40mm-nya dari jarak jauh. Scorch sangat perkasa dan bisa menghadang musuh berkat Thermite Launcher dan jebakan apinya, tapi gerakannya lambat. Lalu Northstar ialah teror dari jarak jauh yang juga bisa terbang.

Titanfall 2 multiplayer 1

Titanfall 2 multiplayer 11

Titan sekarang lebih mematikan dan juga lebih rentan karena mereka tidak lagi mempunyai shield. Saat seorang pilot melakukan rodeo, ia akan mencoba mencuri baterai untuk ditaruh ke robot sendiri atau milik kawan. Lewat metode ini, Respawn mendorong pemain buat bekerja sama. Menariknya, titan tetap bisa bekerja normal sewaktu armor sudah rontok, walaupun dengan begini satu serangan dari robot lain bisa menewaskan pilotnya.

Titanfall 2 multiplayer 22

Titanfall 2 multiplayer 18

Bagian terbaik dari Titanfall 2 ialah, game ini betul-betul memberikan Anda kesempatan untuk jadi pahlawan super. Jika saya dipermalukan oleh lawan yang sama berkali-kali, kelemahan terletak pada diri saya sendiri, bukan pada game. Dan semuanya terbayarkan begitu Anda melakukan sebuah aksi keren.

Titanfall 2 multiplayer 23

Titanfall 2 multiplayer 16

Contohnya: dalam sebuah match di map Homestead, saya sempat beruntung membungkam empat pilot lawan sekaligus: memberondong satu orang, menendang kawannya (serangan jarak dekat tetap lebih mematikan dari peluru), melempar Firestar ke wajah rekannya, lalu meledakkan lawan terakhir dengan Tick. Saya betul-betul merasa seperti campuran antara ninja dengan Predator – belum ada permainan yang memberi sensasi seperti ini.

Titanfall 2 multiplayer 20

Titanfall 2 multiplayer 12

Bagi saya, Titanfall 2 adalah salah satu permainan multiplayer shooter terbaik di tahun ini, sebuah opsi bagi Anda yang menyukai game-game dengan aksi bertempo cepat. Ia merupakan alternatif jika Anda menginginkan permainan yang ‘lebih serius’ dari Overwatch serta ‘lebih kompetitif’ dari Battlefield 1, kualitasnya jauh di atas Call of Duty: Infintite Warfare. Dipadu mode singleplayer epiknya, Titanfall 2 menawarkan satu bundel pengalaman istimewa.

Titanfall 2 multiplayer 24

Titanfall 2 multiplayer 25

Titanfall 2 multiplayer 17

Titanfall 2 multiplayer 4

Titanfall 2 multiplayer 3

Titanfall 2 multiplayer 13

Titanfall 2 multiplayer 10

Titanfall 2 multiplayer 19

Titanfall 2 multiplayer 5

Game Playlist adalah artikel gaming kolaborasi MSI dengan DailySocial.

Game dimainkan dari unit notebook MSI GS40 6QE Phantom, ditenagai prosesor Intel Core i7-6700HQ, kartu grafis Nvidia GeForce GTX 970M, RAM 16GB, serta penyimpanan berbasis SSD 128GB dan HDD 1TB.

Antusiasme Reviewer Terhadap Call of Duty: Infinite Warfare Tak Setinggi Harapan Activision

Minggu lalu, persaingan antara game Call of Duty baru dengan dua permainan shooter andalan EA akhirnya dimulai. Sayang sekali perilisan Infinite Warfare diwarnai masalah. Mereka yang membeli game di Windows Store tak bisa bermain bersama gamer di Steam, memicu penurunan tajam angka pemain. Padahal, penjualan Infinite Warfare sendiri jauh lebih sedikit dari Black Ops 3.

Terlepas dari bundel eksklusif versi remaster Modern Warfare, ada kemungkinan gamer merasa lelah pada formula game yang begitu-begitu saja meski kali ini Infinity Ward mengangkat tema sci-fi di judul terbarunya. Rata-rata para reviewer tampaknya mempunyai opini serupa, menunjukkan kurangnya rasa antusias dalam ulasan-ulasan mereka.

Gamesbeat adalah salah satu media yang memberikan penilaian tinggi, 93. Reviewer Dean Takahashi mengapresiasi kombinasi gameplay tradisional Call of Duty di latar belakang baru sehingga fans tidak merasa bosan. Menurutnya, hal ini ialah efek positif dari kegagalan Call of Duty: Ghosts, memaksa Infinity Ward mengambil langkah beresiko untuk mengubah penyajian game. Ceritanya lebih baik, dan ada banyak momen-momen mengesankan.

Infinite Warfare mendapatkan skor empat dari lima bintang dari GamesRadar. Leon Hurley berpendapat, kesan Call of Duty tidak bisa dihilangkan dari game, tapi jalan cerita Infinite Warfare terasa lebih berbobot dari permainan sebelumnya, lalu setting dunia sci-fi-nya masuk akal. GamesRadar turut memuji struktur misi permainan yang terbuka, dan berkat adegan-adegan pertempuran dengan pesawat Jackal, gameplay jadi lebih bervariasi.

Bagi Destructoid, Infinite Warfare masih lebih baik dari Ghosts. Kehadiran mode zombie di sana memperkaya konten, kemudian multiplayer-nya tidak mengecewakan meski momentumnya telah disusul oleh Titanfall. Namun jika mengharapkan sesuatu yang baru atau pengalaman campaign yang lebih lama, Destructoid menyarankan Anda buat berpaling dari Infinite Warfare. Tentu saja, kehadiran versi remaster Modern Warfare menambah nilai jualnya.

Giant Bomb sangat menyukai campaign Infinite Warfare, menyebutnya sebagai mode singleplayer Call of Duty terbaik berisi pertempuran yang sangat keren. Sayangnya, sisa konten permainan tidak memuaskan, dan kekurangan itu tidak bisa ditutupi oleh kehadiran Modern Warfare. Giant Bomb mempertanyakan praktek bundel remaster Modern Warfare bersama Infinite Warfare, dan berharap Activision berkenan menjualnya secara terpisah. Mereka hanya menyodorkan nilai 6.

PC Gamer  merupakan salah satu media yang memberikan nilai paling rendah: 48 dari 100. Infinite Warfare tampil cantik, namun game ini minim improvisasi dan populasi multiplayer-nya di platform PC terus menurun. Konten bonus seperti mode zombie serta remaster Modern Warfare malah lebih baik dari ‘atraksi utama’, tapi penawaran itu tetap tidak menarik saat Activision mematok harga US$ 70. Reviewer Tyler Wilde bilang, ia jauh lebih menikmati Titanfall 2.

Di situs agregat review OpenCritic, Call of Duty: Infinite Warfare hanya berhasil mendapatkan skor sementara 76.

[Game Playlist] Ulasan Singkat Game Civilization VI

Meskipun memperoleh banyak pujian dari gamer dan reviewer, ada beberapa hal yang menyebabkan Civilization V belum mampu menandingi superioritas Civ IV. Beberapa konten baru bisa diakses lewat expansion pack, dan banyak orang mengkritik kemampuan AI dalam permainan. Kini perhatian tertuju pada Civ VI, apakah ia lebih baik dari sang pendahulu?

Di Civilization VI, fans akan segera melihat bagaimana Firaxis mencoba memadukan elemen-elemen terbaik di Civ IV dan V. Saat pertama kali memulai, game segera bertanya, apakah Anda familier dengan Civilization V atau belum pernah menjajalnya sama sekali. Selanjutnya, permainan akan menyampaikan tutorial sesuai tingkat kemahiran Anda. Developer tampaknya menghilangkan fitur trio advisor (militer, ekonomi dan sains), menggantinya jadi satu penasihat saja sehingga lebih sederhana.

Civilization VI 24

Secara presentasi, desain permainan mirip Civ V, menyajikan Anda peta game berisi petak-petak segi enam. Bedanya, kini Anda harus menentukan fungsi masing-masing tile, misalnya memilih untuk mendirikan distrik, kampus ataupun keajaiban dunia seperti piramida. Perencanaan kota menjadi bagian krusial permainan yang pelan-pelan saya sadari seiring bermain. Lalu ketika saya pikir sudah mengambil keputusan dengan tepat, Civ VI memberi akses ke teknologi yang ‘memaksa’ saya membongkar susunannya.

Aspek unik lain adalah terpisahnya sistem Tech dan Civics tree. Seperti biasa, pengembangan teknologi membutuhkan waktu, namun prosesnya dapat dipercepat dengan mengerjakan mini quest di Tech maupun Civics, misalnya mendirikan kota di pinggir laut untuk mempercepat membuka teknologi Sailing (berlayar). Progres Civics berbeda dari Tech, memungkinkan Anda mengakses jenis pemerintahan baru dan kartu-kartu Civics – bisa memberi Anda keunggulan dari sisi militer, ekonomi dan budaya.

Civilization VI 9

Fitur religion juga kembali di Civ VI, tidak lagi terpisah dalam expansion pack. Sebelum pilihan agama terbuka, pemain disuguhkan opsi Pantheon. Menariknya, agama tidak menggantikan Phanteon sehingga kombinasi keduanya memberikan peradaban Anda karakteristik. Dan tanpa perlu menaklukkan seluruh daratan, menyebarkan agama bisa membawa Anda pada kemenangan.

Civilization VI 7

Civilization VI 8

Selain gameplay, perubahan juga turut Firaxis implementasikan pada sisi visual. Karakter-karakter pemimpin di Civ VI kini didesain mirip karikatur. Saya sendiri lebih menyukai art direction Civ V, tapi gaya ini memang terasa lebih pas dengan penyajian visual permainan secara keseluruhan. Laptop gaming MSI GS40 6QE Phantom sanggup mengunyah game tanpa kesulitan di setting grafis tertinggi, menghidangkan 60fps di resolusi 1080p secara konsisten.

Dibandingkan Civ V, bagi saya Civilization VI terasa seperti sebuah paket lengkap. Gameplay-nya memang kompleks, dan terkadang menuntut Anda membuka fitur ensiklopedi – bahkan meminta veteran belajar dari nol. Tapi hal itu bukan masalah. Kompleksitas inilah yang membuat Civ VI jadi sangat adiktif, memicu Anda mencoba-coba hal baru, menegaskan mantra ‘tinggal satu turn lagi’. Civilization VI tidak akan menyulitkan pemula, dan dilihat dari sejarah panjang seri ini, ia boleh dikatakan sebagai salah satu game Civilization terbaik.

Silakan simak galeri screenshot-nya di bawah ini:

Civilization VI 17

Civilization VI 18

Civilization VI 20

Civilization VI 19

Civilization VI 22

Civilization VI 21

Civilization VI 23

Civilization VI 14

Civilization VI 16

Civilization VI 3

Civilization VI 15

Civilization VI 5

Civilization VI 4

Civilization VI 13

Civilization VI 12

Civilization VI 2

Civilization VI 11

Civilization VI 1

Civilization VI 10

Game Playlist adalah artikel gaming kolaborasi MSI dengan DailySocial.

Game dimainkan dari unit notebook MSI GS40 6QE Phantom, ditenagai prosesor Intel Core i7-6700HQ, kartu grafis Nvidia GeForce GTX 970M, RAM 16GB, serta penyimpanan berbasis SSD 128GB dan HDD 1TB.

[Review] Xiaomi Redmi 3 Prime, Salah Satu Kandidat Smartphone Entry-Level Terbaik?

Sejak resmi menapak di pasar Indonesia dua tahun silam, Xiaomi merupakan salah satu brand tempat berpaling ketika kita mencari smartphone berkualitas dengan harga paling bersaing. Prinsip ini Xiaomi terapkan pada seluruh handset mereka, dari mulai produk terekonomis hingga model flagship. Dan di pasar entry-level yang sangat padat, Redmi 3 Prime tampil cukup mencolok.

Redmi 3 Prime sebetulnya hampir identik dengan Redmi 3 Pro yang meluncur bulan Januari 2016 silam, tanpa dukungan 4G. Belum mampunya sang produsen smartphone asal Beijing itu untuk memenuhi peraturan pemerintah soal Tingkat Kandungan Dalam Negeri di perangkat 4G LTE mungkin mendorong mereka menggunakan nama baru. Dan dengan alasan ini, Redmi 3 Prime baru bisa beroperasi di jaringan 3G.

Namun meski ia berada di belakang kompetitor dari sisi jaringan mobile, Redmi 3 Prime menyimpan sejumlah senjata andalan yang boleh dibilang cukup mumpuni buat produk di kelasnya, bisa Anda temukan baik di dalam maupun di luar device. Dan selama beberapa minggu, saya diberi kesempatan untuk mengutak-atik perangkat ini. Silakan simak ulasan lengkapnya di bawah.

Xiaomi Redmi 3 Prime 1

Packaging

Sebelum Anda bingung, tidak ada kata ‘Prime’ di bungkus smartphone. Xiaomi hanya menuliskan ‘Redmi 3’ di boks kotak berwarna putih. Seperti biasa, produsen berpegang pada prinsip ‘hemat’, hanya menyediakan kelengkapan esensial saja. Unit handset ditemani oleh kabel, charger, pin pembuka tray kartu SIM/SD dan lembaran-lembaran panduan.

Xiaomi Redmi 3 Prime 14

Look and feel

Redmi 3 Prime tetap setia pada arahan desain keluarga Redmi. Meski disiapkan untuk memperkuat lini smartphone terjangkau, beberapa tipe Redmi terbaru telah mengusung struktur unibody, termasuk 3 Prime. Unit review yang saya dapatkan memiliki tubuh abu-abu metalik dengan bagian frame berwarna hitam mengelilingi layar 5-incinya. Jika disejajarkan bersama Redmi Note 3 (apalagi andai warnanya sama), Redmi 3 Prime terlihat seperti adik kecil dari phablet tersebut.

Xiaomi Redmi 3 Prime 20

Xiaomi Redmi 3 Prime 5

Mempunyai tubuh berukuran 139,3×69,6×8,5mm dan berat 144g, Redmi 3 Prime memang bukanlah handset teramping maupun teringan. Walaupun begitu, rasio lebar dan tebalnya memberikan kemudahan pada penggunaan satu tangan serta memungkinkan handset keluar-masuk kantong celana tanpa kesulitan, terbantu oleh tekstur matte halus di punggungnya. Dari pengamatan saya, bagian ini terbuat dari almunium, kecuali pada area atas (dekat modul kamera) dan bawah (grille speaker).

Xiaomi Redmi 3 Prime 11

Xiaomi Redmi 3 Prime 17

Tidak ada lagi kesan feminin berkat kombinasi warna abu-abu metalik dan hitam, kini memberikan efek industrial, dengan body tanpa sudut dan lekukan simpel. Dipegang di tangan kanan, jempol Anda ditempatkan di kedua tombol power dan volume. Lalu terdapat pula pemindai sidik jari di punggung, mudah dicapai jari telunjuk. Tombol kapasitif utama berada di area bawah frame, dan berbeda dari Redmi Note 3, mereka tidak memiliki LED. Selanjutnya, produsen menaruh tray kartu SIM di sebelah kiri device dan port audio di atas.

Xiaomi Redmi 3 Prime 10

Xiaomi Redmi 3 Prime 3

Berdasarkan penilaian pribadi, menurut saya akan lebih baik jika tombol power dan volume ditempatkan di sisi berbeda sehingga pengambilan screenshot jadi lebih mudah.

Saya tidak menemukan kelemahan struktur smartphone, Redmi 3 Prime terasa mantap di genggaman dan saya tidak melihat adanya bekas-bekas cetakan ataupun sambungan. Xiaomi kembali membuktikan bahwa mutu jempolan kadang kala tidak perlu dibayarkan dengan harga yang tinggi.

Xiaomi Redmi 3 Prime 19

Xiaomi Redmi 3 Prime 13

Xiaomi Redmi 3 Prime 7

Screen

Xiaomi membekali Redmi 3 Prime bersama layar 1280×720-pixel berkepadatan kurang lebih 294-pixel seluas 5-inci, dengan rasio panel ke tubuh ialah sebesar 71,1 persen. Display handset ini cukup tangguh dalam melawan terpaan sinar matahari. Saya belum bisa mengonfirmasi apakah layar 3 Prime dilengkapi oleh teknologi Sunlight Display, tapi yang jelas, panel segera berubah sangat terang begitu terekspos cahaya berintensitas tinggi (saya mengujinya dengan senter LED).

Xiaomi Redmi 3 Prime 18

Layar ini menyajikan level kecerahan tinggi dan kaya warna – Xiaomi memamerkannya dengan menampilkan beragam foto di lockscreen. Suhu warna dan kontras bisa Anda atur sendiri di-setting, dapat dinaikkan atau biarkan handset yang mengatur secara otomatis. Display tidak terlihat oversaturated, viewing angle-nya memuaskan, tajam walaupun hanya 720p, dan sanggup mereproduksi warna secara akurat.

Uniknya lagi, kecerahan bisa diturunkan ke level sangat redup, agar tidak menyakiti mata jika Anda harus menggunakan handset di ruang gelap.

Xiaomi Redmi 3 Prime 21

Hal lain yang belum bisa saya pastikan adalah apakah panel dilindungi oleh lapisan/coating khusus atau tidak. Dalam pemakaian sehari-hari, Redmi 3 Prime mengumpulkan cukup banyak sidik jari dan minyak.

Camera

Redmi 3 Prime dilengkapi kemampuan fotografi serupa varian Redmi 3 standar, yakni kamera utama bersensor 13-megapixel, dibantu LED flash tunggal, serta sistem autofocus phase-detection. Performa kamera tidak lepas dari dukungan app, dan layaknya smartphone Xiaomi lain, 3 Prime menghidangkan UI yang simple. Hanya melalui langkah-langkah sederhana, Anda bisa segera mengakses delapan mode dan 18 filter di sana, serta mengaktifkan/menonaktifkan HDR atau flash.

Xiaomi Redmi 3 Prime 9

Di tingkatan ini, tidak ada yang dapat dikeluhkan dari kinerja kamera Redmi 3 Prime. Hasil jepretannya terbilang baik dengan syarat ditopang pencahayaan memadai. Ia sanggup mengambil foto secara cepat, tajam, white balance-nya akurat, serta bisa menekan jumlah noise; lalu kamera juga dapat membaca detail di area-area gelap tanpa perlu menyalakan HDR. Khusus untuk mode HDR, ia dapat merangkul warna-warna terang serta gerap, dan tidak menyebabkan foto jadi flat.

Xiaomi Redmi 3 Prime 4

Grain mulai tampak ketika Redmi Note 3 harus menangani kegiatan berfoto di kondisi kurang cahaya. Supaya hasil jepretan tampil jelas, mau tidak mau flash harus dinyalakan. Buat video, Anda diperkanankan merekam di resolusi maksimal 1080p di 30 frame rate per detik.

Ada pula kamera 5-megapixel di depan. Meskipun fungsi utamanya ialah video chat, kamera depan ini bisa juga dimanfaatkan buat ber-selfie. Hasil jepretannya lembut dan detailnya terbilang standar, namun sudah cukup untuk sosial media.

Sampel fotonya bisa Anda lihat di bawah:

Xiaomi Redmi 3 Prime 24

Xiaomi Redmi 3 Prime 25

Xiaomi Redmi 3 Prime 26

Xiaomi Redmi 3 Prime 27

Xiaomi Redmi 3 Prime 30

Dan seperti ini hasil foto di tempat berpencahayaan rendah:

Xiaomi Redmi 3 Prime 29

Xiaomi Redmi 3 Prime 28

Hardware, battery & UI

Berikut ini adalah komposisi hardware Redmi 3 Prime:

  • System-on-chip Qualcomm Snapdragon 615 berisi prosesor quad-core ARM Cortex-A53 1,5GHz plus prosesor quad-core ARM Cortex-A53 1,21GHz, serta GPU Adreno 405.
  • Memori RAM 3GB
  • Penyimpanan internal 32GB, bisa diekspansi hingga 256GB via micro SD di slot SIM 2

Redmi 3 Prime ditenagai baterai besar untuk sebuah perangkat 5-inci, bermuatan 4.100mAh. Berdasarkan uji coba langsung, smartphone mampu bertahan melampaui tiga hari jika digunakan sesekali saja, serta sanggup menjaga Anda tetap terkoneksi (melakukan panggilan telepon dan browsing standar) dan terhibur (bermain game serta menikmati video) satu hari penuh.

Xiaomi Redmi 3 Prime 23

Handset beroperasi di platform Android 5.1.1 dengan overlay MIUI versi 8.0.2.0. MIUI merupakan salah satu custom ROM Android terbaik, didukung interface sederhana berisi satu layer saja. Setting, kamera sampai Play Store dapat diakses di satu ‘lapis’ menu. Membuat folder baru sangat mudah, begitu pula saat ingin menghapus aplikasi, Anda tidak perlu repot-repot membuka menu setting.

Xiaomi Redmi 3 Prime 40

Saya menemukan hal unik di MIUI 8: terdapat bagian ‘Promoted Apps’ di folder More Apps, walaupun ia tidak muncul di folder lain.

Benchmark & performance

Saya menguji kinerja hardware Redmi 3 Prime dengan tiga software benchmark, yaitu AnTuTu v6.2.1, 3DMark dan PCMark. Skor terbaiknya ialah sebagai berikut:

Skor 36059 memposisikan Redmi 3 Prime di bawah Meizu M3.

Xiaomi Redmi 3 Prime 31

Lalu di 3DMark Sling Shot, Redmi 3 Prime mencetak nilai 455, dan menurut penjelasan di software, handset bekerja tanpa masalah. Sayangnya, skor ini mengekspos kelemahan pada GPU (dibahas lebih lengkap di bawah).

Xiaomi Redmi 3 Prime 32

Tes performa kerja smartphone menghasilkan angka 3763 di PCMark, dan Redmi 3 Prime dideskripsikan sebagai salah satu perangkat berkinerja terkuat.

Xiaomi Redmi 3 Prime 33

Angka-angka di atas tentu saja belum mewakilkan pengalaman penggunaan. Saya juga turut menjajal sejumlah game di Redmi 3 Prime: Real Racing 3, Modern Combat 5: Blackout serta Gangstar 4 Vegas, masing-masing mewakilkan tiga genre berbeda. Smartphone sama sekali tidak kesulitan menjalankan mereka, tapi layar 720p membuat tekstur beresolusi rendah terlihat jelas, terutama di Gangstar Vegas – grafis mengingatkan saya pada permainan-permainan di tahun 2000-an.

Xiaomi Redmi 3 Prime 34

Xiaomi Redmi 3 Prime 35

Xiaomi Redmi 3 Prime 36

Modern Combat 5 tampak jauh lebih baik, kecuali saat karakter berada terlalu dekat kamera, memungkinkan Anda melihat sisi-sisi poligon. Efek visual seperti ledakan juga belum tampil maksimal, kemudian Anda juga harus memaklumi ketiadaan anti-aliasing, menyebabkan ujung objek jadi jaggy.

Xiaomi Redmi 3 Prime 41

Xiaomi Redmi 3 Prime 42

Xiaomi Redmi 3 Prime 43

Di Real Racing 3 sendiri, Redmi 3 Prime menyuguhkan visual cukup baik. Partikel debu memang jarang terlihat, tapi setidaknya pantulan di cermin tersaji sempurna, efek bayangannya dinamis, indikator kecepatan dan speedometer tampil jelas, dan yang terpenting, tidak ada penurunan frame rate secara signifikan.

Xiaomi Redmi 3 Prime 38

Xiaomi Redmi 3 Prime 37

Xiaomi Redmi 3 Prime 39

Di luar permainan, susunan hardware 3 Prime memastikan UI terhidang mulus dan responsif. Saya tidak merasakan adanya keterlambatan input. Peralihan dari app ke app lain lewat task manager juga berlangsung singkat berkat RAM 3GB, padahal saya membuka lebih dari 10 aplikasi, termasuk game, email, messaging dan 9GAG. Hal ini memperkuat dugaan saya bahwa handset mampu melahap hampir semua tugas yang Anda berikan.

Verdict

Mungkin satu-satunya penghalang terbesar bagi Redmi 3 Prime menjadi smartphone favorit user di segmen entry-level adalah ketiadaan dukungan jaringan 4G LTE. Jika hal tersebut bukan masalah bagi Anda, sulit untuk tidak merekomendasikan produk ini. Selain hardware andal dan memori 3GB, device menawarkan keringkasan akses lewat fingerprint scanner, desain simpel dan build quality solid, baterai tahan lama, serta mutu layar dan kinerja kamera yang memuaskan.

Di Indonesia, Redmi 3 Prime hadir dalam dua pilihan warna, yaitu abu-abu silver dan emas. Produk sudah bisa dimiliki, dijajakan di harga Rp 2,3 juta saja setelah diskon di Erafone dan 2,2 juta di Blibli setelah diskon.

Xiaomi Redmi 3 Prime 16

[Review] Dyson Pure Cool Link, Air Purifier Terpintar yang Bisa Anda Miliki Sekarang

Indonesia boleh berbangga karena Dyson memilih Jakarta sebagai lokasi flagship store pertama di Asia Tenggara, meski bagi mayoritas konsumen, produk dari brand asal Inggris ini masih di luar jangkauan. Namun Dyson mengambil arahan yang tepat saat mengenalkan Pure Cool Link di nusantara, mengangkat isu kesehatan terkait kualitas udara yang tidak banyak orang sadari.

Sederhananya, Dyson Cool Pure Link adalah air purifier pintar sekaligus kipas angin internet of things pertama ciptaan Dyson. Tugas utamanya adalah membersihkan polusi di dalam rumah – kabarnya boleh jadi lebih parah dari udara kotor di luar akibat akumulasi debu dan zat-zat mikroskopis lain yang hinggap di furnitur. Keunggulan Pure Cool Link adalah dari kemampuannya menangkap polutan hingga sekecil 0,1-micron.

Beberapa minggu silam, saya dihubungi perwakilan Dyson untuk menjajal langsung Pure Cool Link. Unit review ini merupakan versi tower berwarna putih, harganya sedikit lebih tinggi dari varian desk, juga menyimpan performa lebih kuat. Tapi apakah fungsi perangkat tersebut memang sesuai dengan segala janji dan klaim Dyson? Ayo simak dulu ulasannya.

Design

Pure Cool Link tipe tower berdiri setinggi 101,8-sentimeter, mempunyai diameter 19,6cm dan berbobot 3,5-kilogram. Perangkat mempunyai penampilan khas kipas angin bladeless Dyson: bagian kepala memanjang dengan bolongan di tengahnya. Ketiadaan bilah dapat menghilangkan satu faktor penyebab kecemasan orang tua, kini Anda hanya tinggal mencari solusi bagaimana agar produk semahal Pure Cool Link tidak jadi mainan sang buah hati.

Review Dyson Pure Cool Link 14

Diameter kurang dari 20-sentimeter ini memungkinkan Pure Cool Link diletakkan di area manapun di rumah: pojok kamar utama, di samping meja kerja Anda, dan ia juga terlihat serasi dengan furnitur di ruang keluarga berkat desain minimalisnya. Perpaduan warna putih glossy, grille abu-abu metalik dan sedikit warna biru muda di bawah memberikan kesan high-end dan futuristis, cocok digunakan di rumah-rumah berukuran kecil.

Review Dyson Pure Cool Link 23

Bagian output airflow dapat berputar seluas 80 derajat di sumbu horisontal, dan tentu saja agar berfungsi, air purifie harus tersambung ke sumber listrik (dengan kabel sepanjang 1,8m) karena ia tidak menyimpan baterai build-in.

Review Dyson Pure Cool Link 15

Pemakaiannya sangat simpel, hanya ada satu tombol (power) utama di tubuhnya, dan tersedia remote mungil buat mengakses fungsi-fungsi dasar device. Agar tidak gampang hilang, remote bisa disematkan di sisi atas Pure Cool Link, menempel via magnet, walaupun buat saya daya rekatnya masih kurang kuat. Alternatinya ialah dengan memanfaatkan aplikasi mobile Dyson Link, dibahas lebih lengkap di bawah.

Review Dyson Pure Cool Link 19

Review Dyson Pure Cool Link 16

Parts breakdown

Tanpa menyertakan remote dan app, Pure Cool Link terbagi atas tiga komponen: kepala air multiplier sebagai tempat output airflow, modul utama yang menyimpan motor dan teknologi cyclone, serta filter Glass HEPA sebagai jantung dari fitur primadona device.

Review Dyson Pure Cool Link 20

Review Dyson Pure Cool Link 11

Bergerak 80 derajat, bagian kepala bisa menyejukkan area seluas 77 derajat – saya menggunakan tombol dan lampu LED sebagai acuan sisi depannya. Udara bersih dikeluarkan dari lubang sempit memanjang di zona belakang air multiplier dengan struktur mirip sayap pesawat terbang. Ia mampu mengeluarkan tiupan angin yang panjang dan lembut – mampu menyejukkan tapi tidak berlebihan seperti kipas angin biasa atau tornado fan.

Review Dyson Pure Cool Link 13

Review Dyson Pure Cool Link 12

Filter Glass HEPA (high-efficiency particulate arrestance) dibuat berbentuk tabung, diposisikan di luar bagian motor DC brushless, akan membentuk ruang vakum saat terpasang berkat segel karet. Udara kotor dihisap dari grille di modul utama, kemudian filter HEPA bertugas menyaring zat kotor di udara – dari yang berukuran 10-micrometer (serbuk sari, serat kain) sampai 0,1-micron (debu karbon, asap rokok).

Review Dyson Pure Cool Link 3

Review Dyson Pure Cool Link 5

Perlu Anda ketahui bahwa filter ini tidak bisa dicuci ataupun dibersihkan. Ia mempunyai umur yang terbatas, yaitu sekitar satu tahun dengan pemakaian selama 12 jam sehari – informasinya dapat Anda lihat di app Dyson Link. Melepasnya sangat mudah, tidak melibatkan obeng dan baut: cukup tekan dua tombol di tubuh air purifier dan tinggal tarik bagian air multiplier ke atas.

Review Dyson Pure Cool Link 8

Review Dyson Pure Cool Link 17

Build quality

Ada harga memang ada rupa. Walaupun mayoritas struktur tubuh Pure Cool Link terbuat dari plastik, penggunaan material ini tidak membuat perangkat terlihat murahan ataupun ringkih; serta efektif menjaga beratnya tetap ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan.

Review Dyson Pure Cool Link 1

Performance

Saya sedikit kesulitan mencari acuan performa Pure Cool Link. Dari sedikit riset di internet, air purifier tersebut sanggup menembakkan angin berkecepatan 4,7-meter per detik, berkurang jadi 0,8m/detik di jarak dua meter. Pure Cool Link varian tower efektif untuk membersihkan ruangan seluas 14,86-meter persegi, dan semakin kecil volume ruangan, maka proses pemurnian udara akan berlangsung lebih cepat.

Review Dyson Pure Cool Link 4

Review Dyson Pure Cool Link 6

Review Dyson Pure Cool Link 7

Dyson Link

Aplikasi Dyson Link merupakan salah satu komponen penting dari penyajian Pure Cool Link, dan dengannya Anda dapat mengakses seluruh fitur krusial dalam air purifier. Selain mengubah smartphone menjadi remote jarak jauh, Anda bisa melihat informasi-informasi penting semisal level mutu udara dalam satu hari atau satu minggu, temperatur dan kelembapan udara, mengetahui umur dari filter, serta mengaktifkan night mode.

Review Dyson Pure Cool Link 25

Selain itu, app memungkinkan pengguna mengatur dan mengustomisasi jadwal aktif Pure Cool Link serta menentukan ‘target kualitas udara’. Berisi pilihan-pilihan seperti ‘saya cuma ingin mutu udara yang baik’ sampai ‘saya sangat sensitif terhadap partikel dan polutan’. Dyson Link juga bertugas memberikan notifikasi seandainya saringan debu perlu diganti atau ada kerusakan pada Pure Cool Link Anda.

Review Dyson Pure Cool Link 22

Proses setup-nya sangat mudah. Anda hanya perlu mengunduh Dyson Link dari app store, daftarkan identitas atau tinggal log-in jika sudah punya akun, lalu pilih jenis perangkatnya. Buat sinkronisasi awal, smartphone dan Pure Cool Link harus berada dalam satu jaringan Wi-Fi. Anda akan dipandu buat melakukan pairing, dan dipersilakan menamai device tersebut (saya memberinya nama Siro). Dan saat tersambung, handset bisa mengatur Pure Cool Link bahkan saat Anda berada jauh dari rumah.

Review Dyson Pure Cool Link 24

Using experience

Untuk merasakan manfaat menyeluruh dari Pure Cool Link, Anda harus menggunakan produk di waktu yang cukup lama. Dari impresi menjajalnya selama hampir sebulan, saya hanya bisa mengapresiasi nyamannya tiupan angin Air Multiplier dan informasi yang device hidangkan. Air purifier ini tidak membuat saya ‘masuk angin’, dan berkatnya saya mengetahui betapa buruknya mutu udara di kamar tidur – memaksa saya menyalakan Pure Cool Link dua hari non-stop hingga indikator berubah dari ‘poor‘ jadi ‘fair‘.

Review Dyson Pure Cool Link 18

Pure Cool Link tidak mengeluarkan suara terlalu berisik, kecuali jika kecepatan di-set di level maksimal (10). Ukuran paling optimal agar tidak mengganggu tidur Anda ialah ‘4’, tingkatan ini pula-lah yang digunakan di night mode.

Satu kendala yang saya temukan adalah, Dyson Link tampak kesulitan terhubung kembali ke Pure Cool Link setelah colokan listrik air purifier saya cabut. Saya harus berkali-kali men-tap retry, hingga akhirnya device dapat terkoneksi lagi.

Review Dyson Pure Cool Link 10

Verdict

Mudah dipakai, sederhana dalam penggunaan, mampu menyajikan data komprehensif, serta memberikan keleluasaan kustomisasi jadwal; semua hal yang Anda harapkan dari sebuah perangkat air purifier high-end ada di Dyson Pure Cool Link. Konsumen awam mungkin akan segera berpikir, ada banyak kipas angin, air cooler, serta AC tersedia di toko home appliance, dan harganya jauh lebih murah dari Pure Cool Link. Persepsi tersebut harus diubah karena tugas utama kreasi Dyson ini adalah memberantas polutan berbahaya, sanggup menjaring zat hingga sekecil 0,1-micron.

Sudah pasti ada harga yang harus dibayar buat memperoleh semua kecanggihan ini, dan kabar buruknya, jumlahnya tidak sedikit. Versi tower Pure Cool Link dibanderol seharga Rp 13,5 juta. Alternatifnya, Anda bisa membeli varian desk, ditawarkan di harga 11,5 juta.

Sudahkah Saatnya Beralih ke New PlayStation 4? Simak Rangkuman Review-nya

Semakin canggih dan menuntutnya konten digital mendorong Sony me-refresh console current-gen mereka serta menyiapkan sistem pamungkas buat menangani VR. Hal ini menarik sekaligus mengesalkan developer dan gamer karena perbedaan hardware berpotensi memicu terciptanya kesenjangan di kalangan pemain. Tapi sebelum PS4 Pro dilepas, kita perlu tahu dulu apakah varian standar perlu diganti dengan New PlayStation 4 yang lebih ramping.

Untuk menjawab pertanyaan itu, ada baiknya kita menyimak ulasan para reviewer yang sudah lebih dulu mencobanya. Ini dia rangkumannya:

IGN menyampaikan, secara keseluruhan PlayStation 4 baru ini memenuhi tugasnya dengan sangat baik, meskipun tidak menawarkan peningkatan signifikan. Sang reviewer mengeluhkan, wujudnya tidak lebih kecil dari yang ia harapkan dan sistem ventilasinya terbilang minim. PS4 slim juga tidak mempunyai port audio optical, sehingga tak bisa dipasangkan ke perangkat audio high-end. Bagi IGN, tidak ada alasan buat mengganti PS4 Anda dengan versi ‘New’ ini.

TrustedReviews menilai, rancangan ramping New PlayStation 4 boleh jadi bukanlah favorit semua orang, namun tetap sebuah langkah ke arah yang tepat. Ia lebih kecil, bekerja lebih hening, dan mengonsumsi listrik lebih sedikit – membuatnya jadi ‘PS4 terbaik di pasar saat ini’. Sebetulnya tidak ada dalih kuat buat membelinya, kecuali Anda sama sekali belum memiliki PS4 dan tidak tertarik bermain game di TV 4K/HDR. Jika video jadi perhatian Anda, maka Xbox One S merupakan opsi lebih baik.

T3 sendiri bilang bahwa tidak ada salahnya mengadopsi versi baru console favorit ini. Harganya terjangkau, controller-nya juga jempolan, meski reviewer mengeluarkan pernyataan senada media lain: menyayangkan hilangnya port audio optical dan merasa kurang ‘sreg’ dengan rancangannya. Sebelum membeli, T3 meminta Anda bertanya satu hal pada diri sendiri: apakah Anda menginginkan kemampuan 4K? Jika iya, maka PS4 Pro ialah console yang Anda cari, atau silakan lirik Xbox One S.

Respons paling hangat diungkap oleh Stuff. Bagi sang reviewer, PS4 Slim menyempurnakan hampir seluruh aspek sang pendahulu: lebih kecil, lebih ringan, lebih hening dan lebih murah. Mereka juga mengerti, beberapa orang pasti akan ‘merindukan’ koneksi audio optiknya. Terlepas dari itu, lagi-lagi komentar Stuff identik seperti rekan-rekan sejawatnya, menyarankan Anda menambahkan sedikit modal dan meminang PlayStation 4 pro. Andai bukan untuk sekarang, maka buat masa depan ketika Anda telah memiliki TV 4K.

Kesimpulan dari Mirror  buat PS4 Slim cukup sederhana: versi tipis dan padat console Sony ini patut jadi pertimbangan jika Anda sedang mencari alternatif yang lebih ringan di dompet serta di lemari. Tapi tanpa upgrade besar-besaran, Anda jangan berharap ada dongkrakan visual ataupun performa. Seandainya Anda menginginkan hal tersebut, silakan tunggu PlayStation 4 Pro.