Doogether Raih Pendanaan Pra-Seri A, Segera Rilis Layanan Baru

Doogether, startup yang bermain di segmen wellness, mengumumkan perolehan pendanaan pra-seri A dengan nominal dirahasiakan dari Asiantrust Capital, Prasetia Dwidharma, Alexander Rusli, dan lainnya. Dana segar akan dimanfaatkan untuk pengembangan optimalisasi, inovasi, dan peningkatan produk dan layanan.

Prasetia Dwidharma adalah investor Doogether sebelumnya yang masuk dalam putaran tahap awal pada April 2019. Begitu pula Alexander Rusli yang masuk pada putaran sebelumnya lagi. Dalam putaran tahap awal itu dipimpin oleh Gobi Agung, didukung Everhaus, Prasetia, dan Cana Asia.

Dalam keterangan resmi, Co-Founder & CEO Doogether Fauzan Gani menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada jajaran investor yang berpartisipasi dalam putaran kali ini. “Rangkaian pendanaan yang diterima Doogether akan digunakan untuk optimalisasi, inovasi, dan peningkatan produk dan layanan yang ditawarkan oleh perusahaan atau aplikasinya,” ucapnya, Selasa (27/4).

Doogether adalah sekian vertikal startup yang menerima berkah dari pandemi. Sejak kebijakan WFH, Doogether merilis kelas olahraga online melalui live streaming, Doolive pada April 2020. Pengguna aktif tumbuh hingga 77 kali lipat dari awal 2020 hingga Q1 2021. Layanan ini telah mengadakan lebih dari 80 ribu jam sesi kelas olahraga.

“Saya salut dengan tim Doogether yang dapat melihat kesempatan pada masa pandemi dan dengan cepat melakukan penyesuaian bisnis model. Tidak mudah untuk melihat suatu kesempatan di masa sulit ini, tapi Doogether berhasil melakukannya,” tambah Alexander Rusli yang kini menjabat di Doogether sebagai Advisor.

Doolive / Doogether

Untuk mempertahankan kinerja tersebut, rencananya perusahaan akan membuat kegiatan virtual olahraga bersama secara rutin untuk mendorong orang-orang tetap aktif berolahraga. Doolive juga tersedia secara gratis berisi puluhan video latihan olahraga.

Beroperasi sejak 2016, Doogether memiliki dua produk utama, yakni Doofit untuk pemesanan kelas olahraga, dan Doofood untuk pemesanan katering sehat bekerja sama dengan puluhan vendor dan sesuai dengan goal kesehatan pribadi pengguna.

Saat ini perusahaan telah bekerja sama dengan lebih dari 350 studio olahraga, trainer, yang berlokasi di Jabodetabek, Bandung, dan Bali. Kelas olahraga yang ditawarkan ada lebih dari 30 ribu kelas, seperti zumba, boxing, barre, yoga, bootcamp, wall climbing, ice skating, dan lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi “Wellness”, Pendekatan Baru Berkenalan dengan Asuransi

Penetrasi industri asuransi jiwa tercatat hanya sebesar 1,1% per Juli 2020 menurut catatan OJK. Isu ini terus menjadi kendala menahun yang belum berhasil diatasi dengan optimal.

Penetrasi asuransi merupakan tingkat rasio jumlah dana di industri asuransi terhadap produk domestik bruto (PDB). Artinya, total aset industri asuransi per Juli 2020 senilai Rp515,78 triliun baru berkontribusi 1,1% terhadap PDB.

Tingkat penetrasi asuransi harus dilihat dari dua sisi. Meski kontribusi industri terhadap perekonomian masih rendah, tapi di sisi lain peluang untuk tumbuh masih teramat besar.

“Berdasarkan pengalaman saya sebagai pengawas asuransi, sebenarnya kunci bagaimana memenangkan penetrasi itu justru dari sisi penerapan good corporate governance [GCG],” ucap Deputi Direktur Pengawasan Asuransi II OJK Kristianto Andi Handoko seperti dikutip dari Bisnis.com.

Pada 2018, OJK pernah mencatat penetrasi industri asuransi secara keseluruhan pernah tembus ke angka 2,77% dan pada 2017 sebesar 2,84%. Hingga kini, tingkat penetrasi asuransi belum pernah mencapai angka 3%, apalagi 5% seperti yang selalu diidam-idamkan para pelaku industri ini.

Sebagai perbandingan, tingkat penetrasi asuransi di Singapura berada di kisaran 6-7%. Kendati penetrasi menurun, tingkat kesadaran (awareness) masyarakat terhadap produk asuransi jiwa meningkat semenjak pandemi virus corona.

Hasil survei lembaga riset Nielsen yang dikutip Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengungkapkan, kesadaran memiliki produk asuransi jiwa di kota besar Indonesia sebesar 24%. Akan tetapi, angka itu belum memberikan dampak signifikan karena premi asuransi jiwa cenderung turun menjadi Rp44,11 triliun di kuartal I 2020 dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp46,4 triliun.

Pekerjaan rumah yang sudah menahun ini sebenarnya menjadi tanggung jawab seluruh pemangku kepentingan, baik itu dari pembuat kebijakan hingga pelaku industri itu sendiri.

Kehadiran startup insurtech, sebagai mitra teknologi dari perusahaan asuransi, menjadi jalan baru mengakselerasi penetrasi asuransi. Bersama-sama mereka meracik produk mikro terkustomisasi yang menyesuaikan target nasabah, sehingga konsumen dapat bertransaksi di platform digital favorit mereka dengan harga murah, mendapatkan perlindungan simpel, dan melakukan proses klaim dengan lebih mudah.

“Semakin relevan dengan kebutuhan mereka, maka kemungkinan besar produk asuransi tersebut pasti mereka [konsumen] beli. Misalnya, seperti asuransi perjalanan, asuransi handphone, asuransi logistik, dan sebagainya,” ucap Co-Founder dan COO Qoala Tommy Martin, beberapa waktu lalu saat menjadi pembicara di #SelasaStartup.

Ia meyakini produk asuransi asuransi akan menjadi pintu awal meningkatkan penetrasi asuransi di Indonesia. Di luar sana, solusi asuransi jauh lebih kompleks dan butuh bantuan insurtech untuk mengatasinya dengan teknologi pendukungnya.

Antusiasme pembeli produk asuransi selama pandemi berhasil dirangkum laporan e-Conomy 2020 yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company. Laporan tersebut mengungkapkan pembelian asuransi secara online melejit hingga 30% dalam setahunannya dengan CAGR $2 miliar, disokong permintaan terhadap produk asuransi jiwa dan kesehatan.

Industri wellness

Di sisi lain, rendahnya penetrasi ini turut dipengaruhi masih melekatnya stigma “susah klaim” karena produk yang dibeli hanyalah secarik kertas berisi perjanjian apa saja yang akan dibayar ketika sakit atau meninggal dunia. Bayar klaim adalah “moment of truth” buat sebuah perusahaan asuransi dan itulah saatnya mereka bekerja.

Pendekatan lain asuransi agar semakin mudah diterima adalah melalui industri wellness. Di Asia, industri ini mulai dilirik layanan asuransi global untuk mempopulerkan program gaya hidup sehat pada awal 2010-an. Inti dari pendekatan ini adalah mengubah hubungan perusahaan asuransi dengan pelanggan, tidak lagi transaksional. Kondisi ini didukung tren pelacakan mandiri dengan perangkat wearable, termasuk ditandai peluncuran jam tangan Apple pada 2015.

Di Singapura, Great Eastern Life jadi salah satu perusahaan pelopor di awal 2012, lalu disusul pada setahun kemudian oleh AIA untuk memperkenalkan program wellness. Ambisinya adalah perusahaan ingin terlibat ke aspek hidup pelanggan setiap harinya untuk meminimalisir risiko sakit dan memperpanjang usia. Dua aspek ini sangat melekat buat asuransi.

Wellness akhirnya mulai perlahan diperkenalkan di Indonesia melalui banyak channel. Momentum pandemi Covid-19 turut mendongkrak tren ini. Perusahaan asuransi global pun ikut ingin terlibat dengan memboyong aplikasinya masuk ke sini. Mereka adalah Prudential dan AIA.

Prudential meresmikan aplikasi kesehatan all-in-one Pulse yang didukung kecerdasan buatan untuk mendukung pengguna mengelola kesehatan secara proaktif. Pulse diboyong ke Indonesia sejak Februari 2020 dan diresmikan pada sembilan bulan kemudian.

Pulse pertama kali hadir di Malaysia pada 2019, lalu secara bertahap digulirkan ke sejumlah negara di Asia, seperti Kamboja, Hong Kong, Laos, Myanmar, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Sejak diluncurkan, aplikasi ini telah diunduh lebih dari 16 juta kali per Januari 2021. Orang Indonesia menyumbang lebih dari 4,3 juta per 11 November 2020.

Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang jumlah nasabah Prudential di Indonesia yang mencapai lebih dari 2 juta orang per tahun lalu, sejak mereka pertama kali beroperasi di 1995.

“Khusus di tahun ini, Prudential menegaskan komitmennya untuk memperluas peran di masyarakat, bukan hanya memberikan perlindungan, namun juga mendukung peran di masyarakat, bukan hanya memberikan perlindungan, namun juga mendukung untuk mencegah dan menunda penyakit semakin buruk,“ kata Presiden Direktur Prudential Indonesia Jens Reisch.

Tak mau kalah, pada awal tahun ini AIA meresmikan AIA Vitality di Indonesia setelah hadir di delapan negara Asia Pasifik. Meski fitur tidak kaya Pulse, semangat yang disampaikan AIA tidak jauh berbeda. Elemen-elemen penting kesehatan dalam kehidupan sehari-hari diturunkan ke dalam empat pilar: Eat Well, Move Well, Think Well, dan Plan Well untuk mencapai hidup lebih sehat, lebih lama, dan lebih baik.

Presiden Direktur AIA Indonesia Sainthan Satyamoorthy menjelaskan, AIA Vitality mentransformasi cara perusahaan dalam menjalankan bisnis asuransi dengan pendekatan share value model. Hal ini akan menjadi terobosan di industri, mengubah standar bagaimana perusahaan asuransi memberikan layanan dan perlindungan yang relevan untuk masyarakat.

“Melalui AIA Vitality, kami ingin terlibat aktif meningkatkan kualitas hidup nasabah, tidak hanya membantu mereka saat menghadapi masa-masa sulit tapi juga memotivasi dan menghargai setiap perubahan kecil yang mereka lakukan untuk gaya hidup lebih sehat melalui rewards yang telah kami siapkan,” tuturnya saat peresmian bertajuk All Well Indonesia.

Selain dibekali fitur berbau wellness, baik Pulse dan AIA Vitality juga sudah dilengkapi dengan model bisnis. Pulse memiliki paket berlangganan karena aplikasi ini tidak eksklusif untuk nasabah Prudential saja.

Paket yang dibanderol seharga Rp39.900 per bulannya ini berisi beragam fitur, di antaranya Perencanaan Makan, Jurnal Makanan, My Healthy Eating Goal, My Eye Dispensary & My Pulmonary Clinic, dan voucher perlindungan asuransi jiwa yang nilainya setara dengan satu bulan premi.

Di luar itu, pengguna yang tidak berlangganan dapat mengakses fitur gratis, seperti alat ukur BMI, Cermin Kerutan Wajah, dan Monitor Kegiatan Olahraga yang dapat terhubung dengan perangkat wearable. Tersedia pula fitur non kesehatan, seperti informasi dan pengingat waktu sholat dan penunjuk arah kiblat.

Teknologi AI yang ada di dalam Pulse hadir berkat kerja sama global perusahaan dengan Babylon, startup healthtech AI dari Inggris. Di Indonesia, Pulse didukung juga Halodoc untuk fitur telemedicine dan membeli obat.

Berbeda dengan Pulse, AIA Vitality hadir khusus untuk nasabah AIA dan menjadi produk komplementer untuk mereka yang ingin mengelola kesehatan secara lebih proaktif. AIA Vitality bekerja dengan tiga tahap: Know Your Health, Improve Your Health, dan Enjoy the Rewards.

“AIA Vitality adalah gerakan transformasional yang mengajak masyarakat untuk mulai melakukan perubahan kecil, selangkah demi selangkah, langkah realistis untuk mendorong perubahan perilaku jangka panjang yang menghasilkan hidup lebih sehat, lebih lama, lebih baik,” terang CMO AIA Indonesia Lim Chet Ming kepada DailySocial saat dihubungi secara terpisah.

Ia menjelaskan, nasabah AIA dapat bergabung di AIA Vitality dengan membayar sebesar Rp50 ribu per bulan. Aplikasi ini berisi program kesehatan dan kebugaran yang dapat memotivasi nasabah untuk aktif dalam meningkatkan kesehatan, serta kualitas hidup dengan memberikan Poin Vitality dan berbagai manfaat berupa diskon, voucher, dari rekanan AIA yang sudah tergabung, seperti Garmin, Gojek, Fitbit, dan Prodia.

Sebelum menyelesaikan tantangan, nasabah sebelumnya perlu melakukan self-assessment online untuk mengetahui seberapa sehat kondisi badan. Mereka bisa menghubungkan alat pelacak aktivitas dengan aplikasi AIA Vitality dan ikut berpartisipasi dalam berbagai tantangan yang direkomendasikan dan memperoleh poin dari sana.

“Mengubah kebiasaan dalam hidup adalah sebuah tantangan tersendiri. AIA Vitality mengerti akan hal ini dan memberikan sebuah siklus yang akan mendorong upaya perubahan kebiasaan hidup sehat di tengah masyarakat untuk menghasilkan perubahan perilaku jangka panjang.”

Lim menuturkan, kehadiran AIA Vitality menjadi pembuktian AIA tetap relevan dengan kondisi pandemi global yang belum pernah terjadi sebelumnya. “Semua, termasuk nasabah kami, turut berjuang untuk hidup di tengah pandemi. Maka kita perlu memastikan pertahanan terbaik yang kita miliki yaitu dengan memprioritaskan kesehatan dan proteksi jiwa, juga kesehatan.”

President Director AIA Indonesia Sainthan Satyamoorthy / AIA Indonesia
President Director AIA Indonesia Sainthan Satyamoorthy / AIA Indonesia

Butuh dukungan regulator

Penerapan aspek wellness di global sudah jauh lebih matang dibandingkan di Indonesia. Bicara potensi di global, industri ini diprediksi bernilai $4,2 miliar pada 2017 dengan pertumbuhan tahunan 6,4% menurut laporan Global Wellness Institute (GWI).

Laporan DSResearch yang tertajuk “Wellness Market in Jakarta” 2019, menunjukkan memulai gaya hidup sehat di Indonesia bukanlah sesuatu yang mudah. Meski pengetahuan dan awareness terlihat menjanjikan, tapi biaya masih menjadi beban buat sebagian besar orang.

Di negara berkembang seperti Indonesia, pertumbuhan ekonomi menjadi faktor pendorong terbesar untuk menyesuaikan budaya wellness ke dalam kehidupan sehari-hari.

Laporan itu juga melihat obat-obatan, makanan sehat, dan suplemen kesehatan menjadi produk yang diminati masyarakat. Pun juga animo untuk bergabung sebagai anggota kebugaran. Meskipun perhatian kepada tindakan preventif dengan memelihara kesehatan semakin baik, fokus masyarakat masih ke tindakan penyembuhan setelah sakit.

Sumber: Depositphotos.com
Sumber: Depositphotos.com

“Tingkat adopsi teknologi yang tinggi, khususnya dalam bentuk aplikasi digital, dapat menjadi katalisator untuk mendorong pengetahuan dan sosialisasi produk atau layanan kesehatan yang lebih baik di wilayah tersebut,” tulis laporan tersebut.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang dipublikasikan BPS menunjukkan angka obesitas orang dewasa di Indonesia meningkat menjadi 21,8%. Padahal tingkat kesehatan berpengaruh tinggi terhadap produktivitas kerja. Perlu penerobosan, termasuk manfaat kesehatan oleh korporasi, untuk mendorong kesehatan kehidupan perkotaan.

Dibutuhkan dukungan regulator untuk mempopulerkan wellness agar semakin dikenal. Sebagai contohnya di India, regulator setempat (Insurance Regulatory and Development Authority of India/IRDAI) meminta perusahaan asuransi memasukkan fitur wellness dan pencegahan ke dalam klausul polis. Harapannya para pemegang polis tetap sehat, meminimalisir kemungkinan jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit.

“Pedoman dari IRDAI tentang memasukkan fitur kesehatan dan pencegahan dalam asuransi kesehatan tentunya merupakan langkah maju yang positif bagi pelanggan yang sekarang dapat dengan bangga memiliki polis asuransi kesehatan mereka,” kata Gurdeep Singh Batra, Kepala Penjamin Emisi Ritel, Asuransi Umum Bajaj Allianz, dikutip dari Financial Express.

Ia menuturkan, langkah ini sangat ditunggu industri karena dapat memberikan dorongan yang diperlukan untuk sebuah produk asuransi kesehatan. “Kami bisa memberikan penghargaan kepada pelanggan dengan berbagai cara yang ditentukan seperti diskon konsultasi atau perawatan, farmasi, diagnostik kesehatan, voucher yang dapat ditukarkan untuk suplemen kesehatan dan keanggotaan fitness, dan lain-lain.”

Menurutnya, pada jangka panjang, perusahaan asuransi bisa membuat harga polis jauh lebih terjangkau dengan program wellness ini. Dengan demikian, semakin banyak orang yang bisa terlindungi dengan asuransi.

Gurdeep mengatakan, “Kami juga dapat memberikan diskon kepada pelanggan jika mereka mengikuti kriteria kesehatan yang ditetapkan dalam polis. Selain mendorong lebih banyak orang untuk memilih asuransi kesehatan, langkah ini juga akan membantu mereka menjalani gaya hidup sehat.”


Gambar header: Depositphotos.com

Pandemi Dorong Hadirnya Solusi Digital Jangka Panjang di Sektor “Wellness”

Pandemi Covid-19 ini menyerang satu hal yang terkadang tidak dianggap serius oleh sejumlah orang, yaitu kesehatan tubuh. Banyak orang yang kini lebih peduli dengan kesehatan mereka dan mulai mau menyisihkan uang demi menjaga kebugaran. Namun, pembatasan interaksi fisik memaksa mereka untuk menjalankan workout atau olahraga di rumah. Hal ini cukup berdampak pada beberapa pemain di industri wellness tanah air, seperti Doogether dan FITCO.

Dirangkum dari penelitian Researchandmarkets bertajuk Corporate Wellness – Global Market Trajectory & Analytics, di tengah pandemi dan resesi ekonomi yang membayangi, pasar global untuk Corporate Wellness diperkirakan mencapai $55,5 miliar pada tahun 2020, tumbuh pada rasio peningkatan tahunan (CAGR) 5,4% selama periode analisis 2020- 2027.

Fauzan Gani, Founder dan CEO DOOgether, menyampaikan, “Covid-19 telah mendorong kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan secara fisik juga mental, terutama ketika diharuskan untuk tetap di rumah. Peningkatan kesadaran ini terjadi secara global dan mendorong adopsi teknologi untuk membantu serta memudahkan pengguna dalam menjalankan gaya hidup sehat. Tim kami pun termotivasi untuk berfikir cepat dan agile dengan perubahan yang ada.”

Tantangan terbesar

Seperti yang diketahui, tempat gym dan pusat kebugaran merupakan salah satu sektor bisnis yang belum mendapatkan izin untuk beroperasional kembali hingga kini. Adanya protokol baru turut mempengaruhi kegiatan operasional yang ada. Sebagai contoh, kebijakan untuk mengurangi kapasitas member yang berlatih di studio gym turut mempengaruhi jumlah transaksi.

Sementara itu, mulai banyak konten olahraga tersedia di berbagai platform yang bisas diakses secara gratis. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis dalam industri wellness. 

Menanggapi hal ini, Jeff Budiman, Co-Founder dan CEO FITCO, mengatakan, “Preferensi setiap orang tentunya berbeda-beda. Ada orang-orang yang merasa cukup melakukan olahraga dengan hanya mengikuti gerakan yang ditunjukkan di internet, namun ada juga yang mengutamakan kenyamanan dan keamanan jika dipandu langsung oleh pengawas profesional seperti seorang personal coach.”

Sebuah insight dari representatif ClassPass untuk APAC menunjukkan bahwa kelas berbayar cenderung menciptakan komitmen yang lebih kuat serta mendorong Anda untuk lebih berusaha hadir. Dengan kata lain, akan jauh lebih mudah untuk menghindar dari konten-konten gratis di media sosial karena tidak ada pengorbanan di dalamnya.

Solusi digital jangka panjang

Sesungguhnya, konsep live streaming sendiri bukan yang pertama terjadi di Indonesia. Sebelumnya, telah ada acara khusus yang menayangkan instruktur olahraga di beberapa stasiun televisi. Konsepnya kurang lebih sama, hanya saja dengan akses yang berbeda.

Doogether mencoba menjawab tantangan ini dengan menambah dua fitur baru yaitu platform video on-demand yang dibuat mitra berpengalaman dan kelas olahraga virtual “Doolive” yang bisa dipesan melalui aplikasinya.

“Kelas-kelas virtual kami diadakan oleh para mitra yang memiliki brand dan quality yang tinggi. Dengan memberikan real value terhadap customer kami, kami yakin dapat menggaet dan mempertahankan customer kami lebih banyak lagi,” tambah Fauzan.

Selain itu, solusi digital ini dianggap bisa menjangkau target market yang lebih luas. Tidak ada lagi batas geografi yang menghalangi para gym-goers untuk bisa menikmati olahraga dengan instruktur berkualitas. Aktivitas ini pun bisa dilakukan di mana saja, tidak terpusat pada satu tempat.

“Setelah kita meluncurkan inisiatif di masa pandemi, ada kenaikan secara organik pada jumlah pengguna di aplikasi DOOgether di beberapa kota besar. Hal ini turut membantu para mitra kami mendapatkan customer awareness dari kota-kota lain,” ujar Fauzan.

Di sisi lain, sebagai wellness tech startup yang memiliki ekosistem wellness secara holistik, FITCO telah mengembangkan berbagai subvertikal bisnis mereka. Selain 20Fit sebagai core business yang sementara beralih menjadi layanan virtual, mereka memiliki fitur Shop yang menyediakan home gym equipment untuk mendukung kemudahan masyarakat yang ingin tetap aktif meski sedang berada di rumah.

Disinggung mengenai rencana bisnis di sisa tahun ini, Jeff menyampaikan, “Untuk saat ini, kami fokus untuk terus meningkatkan kualitas layanan virtual dan home service yang telah kami jalankan. Rencananya layanan ini juga akan terus kami adakan saat nanti studio gym dan pusat kebugaran sudah diizinkan untuk beroperasi kembali. Harapannya, seluruh ekosistem wellness ini dapat memudahkan masyarakat yang ingin meningkatkan imunitas tubuhnya khususnya di masa pandemi.”

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Aplikasi STRONGBEE Mudahkan Pencarian dan Pemesanan Fasilitas Olahraga

Berawal dari kegemarannya berolahraga, Farah Suraputra kemudian menginisiasi STRONGBEE. Tujuannya untuk memfasilitasi orang yang hobi berolahraga dengan informasi komprehensif terkait fasilitas olahraga dan kebugaran. Menurutnya kondisi saat ini informasi tersebut belum tersebar merata. Kebanyakan masih bergantung pada word-of-mouth dan search engine, sehingga terkadang jadi kurang terstruktur dan kredibel.

“Dengan alasan itulah saya bersama dengan Co-Founder Rian Bastian mengembangkan STRONGBEE, untuk membantu para pecinta olahraga menemukan fasilitas sports, fitness, dan wellness sesuai dengan lokasi [terdekat]. Pengguna pun dapat melihat dan memberikan penilaian untuk membantu pengguna lain dalam menentukan fasilitas,” kata Farah.

Secara model bisnis, STRONGBEE menerapkan pendekatan B2B dan B2C. Direalisasikan dengan model kemitraan dengan penyedia fasilitas (mengenakan komisi) dan layanan berlangganan di aplikasi.

Hingga saat ini STRONGBEE telah memiliki sekitar 5 ribu pengguna aktif setiap bulannya. Mereka juga telah menjangkau 200 studio, gym, dan lapangan; serta merangkul 300 pelatih olahraga profesional.

“Mitra STRONGBEE kini masih terkonsentrasi di Jakarta, namun kami juga memiliki mitra di Bandung, Malang, dan Bali. Kami berencana terus menyebarluaskan layanan ke seluruh Indonesia,” kata Farah.

Berbeda dengan platform lainnya seperti ClassPass, R FitnessR Fitness, Doogether dan FitCo, STRONGBEE mengklaim tidak hanya menawarkan kelas-kelas fitness, namun juga pelatih pribadi, lapangan olahraga, mengakomodasi acara, serta fisioterapi.

Untuk pilihan berlangganan, mereka juga menyediakan kelas-kelas berbentuk single visit dan subscription, dengan harapan memberi kesempatan untuk mereka yang ingin mencoba kelas baru maupun yang ingin berlangganan.

STRONGBEE Wallet

Untuk pilihan pembayaran, STRONGBEE menawarkan pilihan yang cukup beragam. Mulai dari pembayaran tunai, kartu kredit, GoPay, virtual account, transfer bank, hingga melalui STRONGBEE Wallet.

Disinggung seperti apa cara kerja dompet digital STRONGBEE tersebut, Farah menyebutkan ketika pengguna telah melakukan pendaftaran berlangganan bisa melakukan proses top up sesuai dengan metode pembayaran yang disediakan platform. Nantinya nilai berlangganan atau subscription tersebut akan di konversi menjadi dana di dompet STRONGBEE.

“Untuk dompet milik kami saat ini belum terdaftar di Bank Indonesia, karena fungsi dari dompet itu sendiri untuk setiap dana yang diisikan hanya bisa dipakai untuk booking atau pemesanan saja. Sehingga setiap transaksi akan jadi lebih mudah, lebih ringkas, dan instant dibandingkan pembayaran menggunakan payment method lainnya. Pengguna pun bisa menikmati tambahan dana senilai 40% dari nilai yang dibayarkan,” kata Farah.

Tahun ini ada beberapa target yang ingin dicapai oleh perusahaan, di antaranya adalah melakukan penggalangan dana. STRONGBEE juga berencana untuk segera meluncurkan SaaS untuk mitra yang dapat mempermudah manajemen bisnis baik dalam mengolah pemesanan maupun informasi layanan mitra.

“Saat pandemi ini kami juga telah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hidup sehat. Kami dengan senang hati memfasilitasi kebutuhan tersebut baik dengan menyediakan kelas olahraga online maupun menyebarkan informasi terkait melalui blog dan juga media sosial kami,” tutup Farah.

Application Information Will Show Up Here

Pendekatan Teknologi Efektif Diterapkan Elio untuk Jajakan Produk Kesehatan Pria

Elio mendefinisikan dirinya sebagai perusahaan consumer health berbasis teknologi yang menawarkan produk dan layanan khusus pria. Sentuhan teknologi ditambahkan dalam rangka memberikan kemudahan akses kepada produk-produk perawatan yang telah direkomendasikan dokter.

Beberapa produk yang ditawarkan Elio fokus pada kesehatan pria, seperti halnya kerontokan rambut, pengobatan jerawat, dan juga disfungsi ereksi.

Untuk membantu mengenali keluhan dan permasalahan pelanggannya, Elio memberikan konsultasi online gratis, juga beberapa pertanyaan kuesioner yang harus dijawab. Setelah itu dokter akan menganalisis keluhan pelanggan tersebut dan merekomendasikan produk yang cocok.

“Elio mengimplementasikan teknologi telehealth dengan menyediakan konsultasi dokter secara online di website. Selain itu Elio menggunakan media sosial untuk berkomunikasi secara intens dengan pelanggan,” ujar Co-Founder  & Co-CEO Elio Walton Hartanto.

Walton lebih jauh menjelaskan, teknologi digital bagi Elio bisa menunjang komunikasi dengan pelanggan. Konsultasi secara online diyakini sebagai salah satu sarana paling tepat bagi para pelanggan Elio untuk mendapat produk perawatan dan kesehatan yang sesuai.

“Hal itu tentunya didukung oleh riset internal Elio bahwa kurang dari 20% pria belum atau tidak pernah melakukan konsultasi secara langsung kepada dokter. Selain itu juga terus mencari formulasi yang tepat dengan inovasi produk baru,” imbuh Elio.

 

Perjalanan Elio

Adopsi teknologi di bidang kesehatan memang mengalami akselerasi pertumbuhan. Kehadiran layanan pembelian obat online dan telemedicine semakin memasyarakatkan pengalaman akses layanan kesehatan dengan teknologi di Indonesia. Elio adalah salah satu yang mencoba memanfaatkan peluang tersebut.

Dimulai sejak tahun 2019, Elio mengklaim sudah berhasil mendapatkan 10 ribu pelanggan aktif. Mereka juga berhasil menjadi salah satu dari 11 startup lokal yang mengikuti Gojek Xcelerate.

“Elio berkomitmen untuk meningkatkan layanan pelanggan dan juga melakukan inovasi seamless user interface dan user experience sehingga memudahkan pelanggan untuk berkomunikasi aktif dengan Elio. Selain itu, Elio juga telah mengenkripsi seluruh data pelanggan terdaftar untuk memastikan keamanan privasi pelanggan,” terang Walton.

Selanjutnya, Elio juga berencana untuk melakukan inovasi dengan memperluas ke berbagai lini produk baru untuk perawatan kesehatan pria. Selain itu secara grup perusahaan, Elio juga akan berinovasi untuk produk-produk kesehatan wanita dan kesehatan umum.

“Pada implementasi teknologi digital, Elio akan terus meningkatkan infrastruktur digital untuk memperluas lini layanan pelanggan,” tutup Walton.

Kanal Digital Membuka Peluang Pasar Produk “Wellness”

Dalam sebuah laporan yang dirilis DSResearch bertajuk “Pemahaman Pasar Wellness di Jakarta“, ditemukan beberapa fakta mengenai produk wellness di kalangan masyarakat. Produk obat-obatan (73,5%), suplemen kesehatan (70%), suplemen makanan (69,2%), dan produk kebugaran (57%) menjadi yang paling diminati. Survei juga mengemukakan, adopsi digital yang tinggi di kalangan masyarakat, mampu menjadi katalis untuk mendorong pemasaran dan pemahaman masyarakat terhadap produk-produk tersebut.

Kesempatan ini lantas dilirik beberapa startup, mereka mencoba menyajikan produk dan layanan yang mengakomodasi kebutuhan gaya hidup sehat masyarakat dengan sentuhan digital. Bentuknya bermacam-macam, misalnya Jovee muncul sebagai aplikasi penyedia kebutuhan suplemen; ada juga The Fit Company yang tawarkan berbagai aktivitas kebugaran dan produk makanan sehat; Base memadukan produk gaya hidup sehat dan kecantikan; dan beberapa lainnya.

Terbaru ada Youvit, pengembang produk multivitamin untuk suplemen kesehatan masyarakat di beragam usia. Mereka juga terapkan strategi digital untuk pasarkan dan distribusikan produk-produknya. Realisasinya dalam bentuk situs web berbasis e-commerce yang dilengkapi dengan beberapa fitur, termasuk untuk memudahkan pengguna menemukan jenis suplemen vitamin yang tepat sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.

Wouter Kolk sekalu Co-founder & CEO YOU, perusahaan di balik Youvit, mengatakan bahwa konsep produknya memang diformulasikan (khususnya) untuk kalangan milenial. Produknya pun turut disesuaikan, berbentuk permen kenyal beraneka rasa. Di masa pandemi seperti ini, mereka pun mengklaim berhasil dapatkan capaian baik — di tengah upaya masyarakat untuk menjaga staminanya, juga tren gaya hidup sehat yang makin meningkat di kalangan milenial.

Wouter sendiri sosok yang tidak asing dalam dunia startup digital, ia pernah berkarier di Rocket Internet, salah satu venture builder yang menghasilkan banyak bisnis digital di Asia Tenggara. Sebelum mendirikan YOU, dia merupakan Co-Founder Carmudi Indonesia (didukung Rocket Internet) yang akhirnya diakuisisi iCar Asia pada tahun 2019.

Wouter van der Kolk
Wouter van der Kolk

Youvit sudah mulai diformulasikan sejak tahun 2016. Awalnya mereka memasarkan melalui jaringan ritel modern (seperti minimarket) di Indonesia. Pendekatan direct-to-consumer dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis perusahaan, di tengah momentum Covid-19 yang memberikan banyak berkah untuk pengembang solusi kesehatan. Ke depan mereka juga  punya rencana untuk ekspansi ke kawasan Asia Tenggara.

Turut disampaikan oleh Wouter, mengutip laporan Nielsen, bahwa Asia Tenggara tengah mendapati momentum pertumbuhan gaya hidup sehat di kalangan masyarakat. Pada April 2020, pertumbuhannya meningkat 81%. Pandemi banyak memotivasi keluarga untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. Dari statistik penjualan yang disampaikan, dalam rentang Februari-April 2020 mereka mendapati pertumbuhan bisnis tiga kali lipat.

20FIT Luncurkan VirtuFIT, Platform Kelas Virtual untuk Olahraga di Rumah

20Fit atau yang dikenal baik sebagai penyedia layanan micro-gym resmi meluncurkan VirtuFIT. Sebuah layanan yang memungkinkan pengguna dan pelatih kebugaran terhubung melalui kelas virtual secara privat, atau dengan konsep one-on-one virtual coaching.

Dengan konsep ini diharapkan pelatih kebugaran bisa lebih fokus kepada pengguna, sehingga bisa menunjukkan gerakan olah raga yang benar hingga memastikan agar pengguna yang mengikuti sesi tidak mengalami cedera selama berolahraga.

“Meski dianjurkan untuk terus berada di rumah, kebutuhan masyarakat akan berolahraga semakin meningkat seiring dengan kesadaran pentingnya menjaga kesehatan sebagai cara meningkatkan imunitas tubuh. Hal inilah yang mendasari lahirnya VirtuFIT menjawab kebutuhan masyarakat dengan bantuan teknologi,” terang Co-founder & CEO FIT Company Jeff Budiman.

Sejauh ini FITCO merupakan salah satu startup yang fokus pada pengembangan ekosistem kebugaran. Hadirnya inovasi di tengah pandemi seperti saat ini adalah bentuk respon positif, baik bagi ekosistem kebugaran yang dibangun maupun bagi pengguna.

Untuk saat ini selain 20FIT, FIT Company juga memiliki beberapa lini bisnis lain, di antaranya adalah FIT Gourmet sebagai layanan penyedia makanan sehat dan bernutrisi, FITmee yang merupakan prodok mie instan berbahan dasar shirataki; dan FITSHOP, sebuah portal penyedia produk harian terkait kesehatan.

Layanan VirtuFIT sendiri bisa diakses dengan cara melakukan reservasi melalui aplikasi mobile FITCO. Selanjutnya pengguna tinggal menentukan jadwal dan menyesuaikan durasi berolah raga sebelum menyelesaikan reservasi.

Setelah semua proses selesai pengguna akan menerima link virtual meeting room yang dapat diakses ketika jadwal sesi olahraga dimulai. Kendati dilakukan secara virtual, VirtuFIT mampu mengakomodasi beragam jenis latihan seperti Yoga, Zumba, hingga High Intensity Interval Training (HIIT).

“Adanya perubahan perilaku konsumen selama masa pandemi Corona turut berpengaruh pada keberlangsungan bisnis lokal. Hal inilah yang menuntut kesigapan para pelaku bisnis untuk cepat beradaptasi dan cermat mengambil langkah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” imbuh Jeff.

Sepanjang bulan April 2020 tersedia promo peluncuran dengan bandrol Rp150.000 per sesi. Selain sesi privat virtual coaching 20FIT juga menyediakan pilihan olahraga di rumah lainnya, seperti Workout from Home. Ke depannya FITCO juga akan melengkapi ekosistem kebugarannya dengan Live Classes untuk memberikan pilihan olah raga yang semakin beragam.

Application Information Will Show Up Here

Wellness Startups Offer Various Online Activities Amidst the Current Pandemic

The Covid-19 outbreak has refrained people from their routine, forced them to stay at home, even distance themselves from one another. Even though, stay at home doesn’t mean you have nothing to do. We can still be well and healthy at home with nutritious food and in-house sport.

Here are some list of wellness startups available to use for those who intend to keep up the wellness and healthiness at home.

Doogether

wellness content and services at home by Doogether
wellness content and services at home by Doogether

Since its debut, the startup led by Fauzan Gani has been focused on wellness platform by providing booking access to sport spaces or classes. Amidst the pandemic, Doogether offers Doolive service.

Accessible via dirumahaja.doogether.id page, they offer online wellness activity through live video streaming. It’s kind of adjustment for those who intend to keep their training classes going but forced to stay home at this time of the pandemic.

In addition, Doogether also provides Doofood, a service that allows its users to order healthy food through app. Therefore, Doogether can still provide a solution for those who want to consume healthy food along with virtual exercise sessions.

FitCo

An app under development of The Fit Company, FitCo, can be an option to keep your body healthy at home. The Fit Company, led by Jeff Budiman, has been always committed to providing a healthy and active lifestyle for people.

In the whole ecosystem, FitCo offers some services for its users to stay healthy and active. In terms of exercise, they offer direct booking feature with guidance for exercise sessions. Moreover, there are some supporting features, such as VirtuFit from 20 Fit and Workout From Home.

Various healthyfood and sport equipment online
Healthy food variants and sports equipment online

In addition, FitCo ecosystem is getting better furnished with FitShop that sells various kinds of sports equipment, healthy food, and other basic needs of healthy lifestyle. Last 2019, FitCo has acquired Slim Gourmet to provide FitGourmet, healthy food catering. Thus, FitCo has become a platform with the most complete services for healthy and active lifestyle in Indonesia.

There are also other startups offering similar services to keep up the healthy lifestyle during the stay at home period, such as Lemonilo, the e-commerce that sells healthy food, also healthy food catering, Gorry Gourmet and YummyCorp.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Di Tengah Pandemi, Startup Wellness Tawarkan Berbagai Aktivitas dan Layanan Kebugaran Online

Adanya pandemi Covid-19 memaksa banyak orang untuk mengubah rutinitasnya, membatasi waktu keluar rumah, atau bahkan tidak keluar rumah sama sekali. Kendati demikian di rumah bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Di rumah pun bisa tetap sehat dan bugar dengan asupan makanan sehat dan olahraga.

Berikut layanan startup wellness yang bisa dimanfaatkan bagi mereka yang ingin tetap bugar dan sehat selama di rumah saja.

Doogether

Layanan dan konten aktivitas kebugaran yang bisa dilakukan di rumah
Layanan dan konten aktivitas kebugaran yang bisa dilakukan di rumah

Startup yang dinahkodai Fauzan Gani ini memang sejak awal kemunculannya fokus sebagai platform wellness dengan menyediakan akses pemesanan ke tempat atau kelas olahraga. Kini di tengah pandemi, Doogether memiliki Doolive.

Bisa diakses di laman dirumahaja.doogether.id mereka menawarkan kelas olahraga langsung melalui live video streaming. Semacam bentuk penyesuaian bagi mereka yang tetap ingin hadir di kelas olahraga tetapi kondisi memaksa mereka di rumah aja.

Selain itu Doogether juga memiliki Doofood, layanan yang memungkinkan penggunanya bisa mendapatkan makanan sehat melalui aplikasi. Jadi kendati di rumah Doogether bisa tetap menjadi solusi untuk tetap mendapat asupan makanan bergizi dan bugar dengan sesi kelas olahraga virtual.

FitCo

FitCo, aplikasi yang dikembangkan oleh The Fit Company bisa jadi salah satu pilihan untuk tetap sehat dan bugar di rumah. The Fit Company yang dipimpin Jeff Budiman sejak awal memang memiliki komitmen untuk menciptakan gaya hidup aktif dan sehat bagi masyarakat.

Di ekosistem FitCo sendiri banyak pilihan bagi pengguna untuk tetap sehat dan bugar. Untuk olahraga misalnya, ada fitur untuk booking kelas olahraga langsung juga ada panduan untuk menjalankan olahraga. Kemudian ada fitur atau layanan pendukung lainnya seperti VirtuFit dari 20 Fit dan Workout From Home.

Beragam produk makanan sehat dan perlengakapan kebugaran dijual online
Beragam produk makanan sehat dan perlengakapan kebugaran dijual online

Selain itu ekosistem FitCo semakin lengkap berkat adanya FitShop yang menjual berbagai macam keperluan olahraga, makanan sehat, dan juga keperluan gaya hidup sehat lainnya. Di 2019 silam FitCo mengakuisisi Slim Gourmet untuk menghadirkan Fit Gourmet, catering makanan sehat. Dengan demikian FitCo menjadi salah satu layanan dengan ekosistem sehat dan bugar yang lengkap di Indonesia.

Untuk pilihan lainnya ada beberapa nama startup yang bisa jadi pilihan untuk tetap menjalankan gaya hidup sehat meski di rumah, antara lain Lemonilo e-commerce yang menjual produk makanan sehat, serta layanan katering makanan Gorry Gourmet dan Yummy Corp.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Sehat dan Produktif di Era Teknologi

Pergeseran berbagai pekerjaan dari manual menjadi digital mengharuskan kita untuk semakin banyak menggunakan komputer atau laptop. Mulai dari pekerjaan dasar seperti membuat laporan dan korespondensi lewat email, hingga pekerjaan spesifik seperti desain grafis atau pengembangan web. Semua kegiatan tersebut membuat kita duduk terpaku dan mata kita tertuju ke layar monitor selama berjam-jam setiap harinya. Segala kesibukan tersebut mampu memberikan dampak negatif bagi kesehatan kita. Oleh karenanya, kita perlu bersikap lebih bijaksana dalam penggunaan teknologi.

Teknologi pada dasarnya dikembangkan untuk mempermudah manusia dalam melakukan berbagai kegiatan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Berbagai perkembangan teknologi selama kurun waktu 20 tahun terakhir, khususnya di dunia IT mampu mengubah gaya hidup masyarakat, serta meningkatkan interaksi di internet. Apalagi sejak maraknya penggunaan smartphone, semua orang dapat melakukan berbagai hal lewat genggaman tangan. Termasuk untuk melakukan kegiatan olahraga, salah satunya lewat aplikasi bernama Strongbee.

Strongbee, Aplikasi Booking Olahraga

Strongbee adalah aplikasi pencarian khusus bidang olahraga & kesehatan dengan layanan on-demand & online booking untuk kelas olahraga, trainer, event dan lapangan olahraga. Dengan aplikasi ini, anda dapat memilih jenis olahraga yang diinginkan dengan lokasi yang paling dekat dengan Anda. Selain itu, Anda juga dapat melakukan booking lapangan olahraga, serta membeli tiket untuk berbagai event olahraga.

strongbee
Tampilan aplikasi Strongbee

Ada banyak jenis olahraga yang terdapat dalam layanan Strongbee. Mulai dari jiu jitsu, crossfit, zumba, yoga, pound fit, pilates, dan masih banyak lagi dengan jumlah mencapai lebih dari 33 jenis olahraga. Cara mengikutinya pun beragam. Anda dapat mencoba berbagai kelas yang tersedia, mengikuti workout session, melakukan personal training dengan pelatih profesional, atau mendaftar menjadi member di studio atau gym yang ada.

Untuk olahraga yang dilakukan di lapangan seperti futsal dan badminton, Anda juga dapat melakukan booking. Jadi tidak perlu lagi datang langsung ke lokasi, bahkan tidak perlu menelepon ke pengelola lapangan. Sebab semua transaksi dapat dilakukan langsung di aplikasi Strongbee. Hal ini tentu dapat menghemat waktu dan tenaga. Anda juga dapat memesan tiket untuk berbagai event seperti maraton, balap sepeda, dan acara komunitas olahraga.

Ada pula berbagai pelatihan yang dapat Anda ikuti dengan melakukan pendaftaran di aplikasi Strongbee. Para personal trainer yang terdaftar di aplikasi Strongbee merupakan para profesional dengan berbagai bidang olahraga yang dapat Anda pilih. Mulai dari olah tubuh seperti yoga, pound fit, pilates, body shaping, beladiri seperti taekwondo, brazilian jiu-jitsu, aikido, hingga olahraga lain seperti golf dan tennis. Strongbee saat ini telah bekerja sama dengan 350 studio dan gym, 250 trainer dan profesional, 170 lapangan.

Layanan Nutrisionis dan Terapis

Bukan hanya seputar olahraga, lewat aplikasi Strongbee, pengguna dapat melakukan konsultasi dengan para nutrisionis profesional untuk menjalankan program diet, serta mengatur pola makan untuk berbagai kebutuhan kesehatan. Pengguna juga dapat memanfaatkan jasa terapis yang tersedia di aplikasi Strongbee. Mulai dari fisioterapis untuk memberikan perawatan kepada para pengguna yang mengalami cedera ketika berolahraga, serta terapis profesional lain yang dapat memberikan pelayanan berupa massage, terapi, dan sebagainya.

strongbee
Aplikasi Strongbee

Kesibukan bekerja di era teknologi bukanlah alasan untuk mengabaikan kesehatan. Lewat smartphone, Anda dapat mencoba membiasakan gaya hidup sehat, serta melakukan berbagai kegiatan olahraga tanpa harus bersusah payah dan menghabiskan banyak waktu, serta mengganggu berbagai kesibukan Anda. Selamat berolahraga!

Disclosure: Artikel ini adalah artikel bersponsor yang didukung oleh Strongbee.

Application Information Will Show Up Here