Gandeng 36 Mitra, XL Axiata Bangun Lab IoT X-Camp

Kini para pengembang Internet of Things (IoT) lokal boleh bergembira. Fasilitas laboratorium yang telah menjadi mimpi bagi setiap pelaku di ekosistem ini resmi hadir di Indonesia. Dengan laboratorium ini, Indonesia diharapkan dapat lebih gesit memaksimalkan potensi IoT dalam negeri.

Lab IoT bernama X-Camp merupakan hasil kolaborasi ‘keroyokan’ yang diinisiasi oleh operator seluler XL Axiata dengan 36 pihak lainnya. Setiap pihak punya peran masing-masing, mulai dari penyediaan mesin, properti, hingga pengembangan kurikulum untuk menciptakan sumber daya.

Peluncuran X-Camp turut diresmikan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara dan Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartanto di Kantor XL Axiata di Jakarta. X-Camp akan beroperasi secara efektif pada pertengahan November.

“X-Camp dibangun untuk memperluas implementasinya. Lab ini juga menjadi wadah untuk mempertemukan para stakeholder di ekosistem IoT. Ini bisnis masa depan, kalau tidak disiapkan dari sekarang, kita tidak akan siap,” ungkap Presiden Direktur sekaligus CEO XL Axiata, Dian Siswarini pada peluncuran Lab IoT X-Camp di Jakarta kemarin.

Ia berharap X-Camp dapat menjadi wadah dalam menghadirkan solusi digital sesuai kebutuhan industri. Ia bahkan menyebut bahwa X-Camp menjadi lab IoT terlengkap yang pernah dihadirkam oleh operator seluler, dan satu-satunya lab IoT yang tergabung di GSMA Lab Alliance di Asia Tenggara.

Sementara itu, Menperin Airlangga mengungkap pihaknya tengah menyiapkan kebijakan dalam mempercepat adopsi IoT. Pasalnya IoT merupakan bagian dari revolusi Industri 4.0.

“Dari sepuluh policy, salah satunya infrastruktur. Tentu peran (operator seluler) XL sangat penting. Perlu diketahui bahwa globalisasi adalah part of trade war. Dengan revolusi Industri 4.0, kita berupaya agar tidak ketinggalan,” jelasnya.

Di kesempatan sama, Menkominfo Rudiantara juga sempat menyentil tentang minimnya sumber daya manusia (SDM) dalam negeri yang punya kemampuan di bidang ini. Hal itu menjadi salah satu tantangan besar dalam menggerakkan adopsi IoT di tanah air.

Maka itu, XL turut menggandeng sejumlah universitas terkemuka untuk membangun sumber daya lokal dari perguruan tinggi. Mereka di antaranya Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, Politeknik Negeri Semarang, dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Sisanya menyusul untuk bergabung dalam program X-Camp Lab Alliance.

Pengembangan NB-IoT hingga kolaborasi inovatif

X-Camp menyediakan ragam fasilitas bagi para pengembang atau maker IoT. Perlu diketahui, X-Camp merupakan lab untuk pengembangan teknologi Narrowband (NB-IoT). Adapun, NB-IoT tengah digadang-gadang menjadi teknologi IoT penerus karena dapat berjalan di jaringan seluler 2G, 3G, dan 4G.

Tentu pengembangan NB-IoT sejalan dengan keinginan operator seluler seperti XL, mengingat operator saat ini tengah mengembangkan jaringan seluler generasi kelima (5G) untuk memaksimalkan adopsi NB-IoT lebih tinggi.

Hal ini juga diamini oleh Founder dan CEO DycodeX, Andri Yadi yang ditemui DailySocial di acara peluncuran ini. DycodeX termasuk salah satu mitra kolaborasi XL dalam membangun X-Camp, dan startup yang pertama kali memperkenalkan teknologi IoT lainnya, yakni LoRa.

Andri mengungkap pengembangan NB-IoT kali ini dilakukan dengan berkolaborasi dengan startup Kayuh, startup penyedia sepeda kayu asal Depok,, dalam merancang produk bike-sharing.

Lebih lanjut, X-Camp menghadirkan sejumlah fasilitas di mana para maker atau pengembang dapat melakukan berbagai kegiatan, mulai dari pengembangan ide, pembuatan prototype produk IoT hingga produksi skala kecil. Di sini, mereka juga dapat melakukan pengujian user experience.

“Ada banyak sekali tujuan dari pembangunan X-Camp, yaitu edukasi pasar, inkubasi bisnis, pengembangan bersama, dan pengembangan lab. Dari sini, kita pertemukan startup dengan industri, kita bisa eksplorasi ide IoT, hingga membuat kolaborasi.” demikian ungkap Direktur Teknologi XL Axiata, Yessie D Yosetya.

XL Axiata Gencar Komersialkan Jaringan 4,5G

XL Axiata makin gencar mengomersialkan jaringan 4,5G untuk publik seiring investasi infrastruktur yang sudah dikucurkan demi mendukung jaringan tersebut sejak tahun lalu.

“Kami sebenarnya sudah mulai komersialkan jaringan 4,5G untuk publik, namun baru tersedia di 20 outlet XL Center sebagai riset awal. Di sana pelanggan bisa merasakan sendiri kecepatan jaringan ini,” terang Chief Technology Officer (CTO) XL Axiata Yessie D Yosetya, Selasa (13/2).

Yessie menjelaskan ada tiga infrastruktur yang dipakai perusahaan untuk jaringan termutakhir tersebut. Mulai dari, Advanced Radio Technology yang menggunakan 4T4R 4×4 MIMO, 256QAM, carrier aggregation.

Kemudian, Multilayer Mobile Backhaul dengan peningkatan Transport hingga versi ke 5.0. Serta, Network Function Virtualization Core untuk permudah perusahaan dalam mengembangkan kapasitas dan fitur terbaru.

“Teknologi ini dukung 5G, sehingga saat industri sudah siap [dengan 5G] kita bisa langsung support.”

Keseluruhan infrastruktur ini disebut-sebut dapat membuat daya tahan baterai jadi lebih awet sampai 10 tahun, kecepatan tinggi antara 4-20 Gbps, latensi rendah kurang dari 1ms, dan koneksi aktif skala besar sampai >2000. Hanya saja, jaringan 4,5G baru bisa didukung oleh perangkat middle high-end keluaran terbaru.

Untuk tahapan penyebarannya pun menurutnya akan dilakukan secara bertahap dimulai dari kota besar dengan kebutuhan data tinggi. Seperti Jabodetabek, Bandung, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Bali.

“Kita harus pastikan saat investasi jaringan apakah daerah tersebut animo konsumsi datanya sudah tinggi atau belum. Kalau enggak, ngapain investasi ke daerah yang konsumsi datanya baru dimulai. Begitu ketika [konsumsi data] sudah tinggi, baru kita lanjut investasi lagi ke sana.”

Bangun hingga 12 ribu BTS baru

Untuk dukung komersialisasi 4,5G, XL Axiata juga akan menambah 10 ribu sampai 12 ribu BTS baru guna perluasan cakupan layanan 4G LTE, khususnya berlokasi di luar pulau Jawa. Dari total rencana BTS yang akan dibangun, sekitar 25% di antaranya akan diperuntukkan untuk jaringan 4,5G.

Anggaran yang akan dipakai XL Axiata untuk bangun BTS berasal dari alokasi belanja modal (capex) sekitar 90% atau senilai Rp6,3 triliun dari total capex di 2018 sekitar Rp7 triliun.

Sekadar informasi, perusahaan telah menjangkau 360 kota/kabupaten di Indonesia lewat jaringan 4G LTE ditopang oleh lebih dari 17 ribu BTS dan hampir 46 ribu BTS 3G. Dalam pembangunan jaringan data tersebut, wilayah di luar Pulau Jawa mendapatkan perhatian besar dengan persentase sebesar 60%.

Adapun jumlah pelanggan XL Axiata memiliki 53,5 juta pelanggan secara konsolidasi (XL dan Axis). Tercatat 72% dari total pelanggan atau senilai 38,3 juta telah menggunakan smartphone. Sementara, jumlah pelanggan yang aktif mengonsumsi layanan data mencapai 73%.

XL Boyong Duplikasi Server Facebook ke Indonesia

XL Axiata baru-baru ini telah menjalin kerja sama dengan Facebook untuk memboyong duplikasi server Facebook dari Singapura ke data center yang dimiliki XL di Indonesia. Hadirnya server di Indonesia ini dinilai akan mengakselerasi kecepatan, dari sebelumnya akses ke server Facebook rata-rata delay 200ms, kini bisa lebih cepat hanya dengan delay kurang dari 8ms. XL juga percaya bahwa inisiatif ini akan memberikan manfaat untuk efisiensi bisnis.

Guna mematangkan langkah ini, XL mengalokasikan ruang data center di Jakarta dan Surabaya dengan total kapasitas 60G yang diperuntukkan khusus hanya untuk duplikasi server Facebook tersebut.

Pengguna Facebook di Indonesia memang masih menjadi salah satu yang terbesar, berbagai lembaga riset masih menempatkan populasi pengguna Facebook di Indonesia masuk dalam lima besar. Terakhir diungkapkan oleh Business Group Head Facebook Reynold D’Silva pada kesempatan April lalu, kuartal keempat 2015 ada sekitar 82 juta pengguna aktif Facebook di Indonesia setiap bulannya. Hal tersebut turut meyakinkan XL bahwa apa yang dilakukan akan menjadi tindakan yang menguntungkan.

Seperti diungkapkan Direktur/Chief Service Management Officer XL Yessie D. Yosetya dalam sambutannya:

“Facebook adalah media sosial yang paling popluer dan salah satu yang paling intens diakses oleh pelanggan XL. Dengan mempertimbangkan tren ke depan, di mana konten-konten video akan lebih banyak diakses, termasuk melalui Facebook, maka perlu bagi XL untuk meningkatkan kualitas pengalaman pelanggan.”

Yessie turut memaparkan bahwa proyek bersama Facebook ini adalah yang pertama di Indonesia, dan juga belum banyak dilakukan di seluruh dunia. Facebook menjadi salah satu konten digital atau aplikasi yang paling sering diakses oleh pelanggan XL. Trafik akses ke media sosial tersebut mencapai 30-40 persen dari total trafik data. Saat ini, terus semakin banyak pelanggan yang mengakses video, baik mengunduh atau mengunggah, melalui Facebook, yang tentunya membutuhkan dukungan kualitas akses yang memadai.

Dengan adanya server di Indonesia, perbedaan kualitas akan lebih terasa terutama pada saat pelanggan mengakses video di Facebook. Dengan akses video menjadi jauh lebih baik, pelanggan dan masyarakat bisa memanfaatkan fitur Facebook secara lebih maksimal. Misalnya untuk mendukung bisnis atau kegiatan lainnya dengan memanfaatkan fitur video.

Gandeng Cisco, XL Axiata Berikan 4G LTE dengan Klaim Kecepatan Capai 100 Mbps

XL Axiata baru saja mengumumkan kerja sama dengan salah satu raksasa teknologi, Cisco, untuk meluncurkan jaringan 4G LTE dengan Virtualized Packet Core yang diklaim menjadi yang pertama di Indonesia. Dengan teknologi tersebut kecepatan jaringan 4G LTE bisa mencapai 100 Mbps dan menjadi salah satu yang 4G LTE tercepat di Indonesia.

Dalam rilisnya XL Axiata menyebutkan bahwa dengan peluncuran ini akan mampu membantu pemerintah dalam membangun mobile broadband yang bisa diakses di seluruh wilayah perkotaan dan 50% daerah pedesaan pada akhir dekade dengan menyediakan kapasitas yang dibutuhkan untuk Indonesia yang diprediksikan akan mengalami pertumbuhan trafik mobile data mencapai 12 kali lipat pada tahun 2020 mendatang.

Untuk mendukung lonjakan trafik mobile data ini lah XL Axiata menjalin kerja sama dengan Cisco, yang disebut sebagai satu-satunya perusahaan di Indonesia yang dapat menawarkan solusi packet core dengan Network Functions Virtualization (NFV).

“Teknologi pada saat ini sedang berkembang pesat dan terus mendorong kami di era digital global. Sebagai salah satu penyedia layanan selular terbesar di Indonesia yang menawarkan pesan suara, SMS, data, dan layanan telekomunikasi selular lainnya dengan jaringan luas di seluruh Indonesia, pelanggan kami mengandalkan XL untuk memberikan layanan telekomunikasi mobile dengan kualitas tinggi dimanapun dan kapanpun mereka butuhkan. Solusi Cisco Virtualized Packet Core memberikan fleksibilitas yang dibutuhkan untuk mengaktifkan layanan baru dengan cepat bagi para pelanggan kami,” ungkap Direktur XL Axiata Yessie D. Yosetya.

Teknologi dari Cisco akan memberikan kemampuan pada jaringan XL untuk menangani pertumbuhan trafik data dalam jumlah besar dengan cepat. Solusi berbasis software ini juga memungkinkan XL Axiata mengatur dan memperkenalkan layanan dengan mudah  dan cepat bahkan tanpa hitungan minggu maupun hari.

“Ini adalah satu langkah yang menarik menuju digitalisasi di Indonesia. Negara ini telah siap membuka jalan untuk layanan mobile yang lebih baik bagi para warganya dan pebisnis serta mempercepat pengembangan smart technology. Hal ini membawa janji pemerintah untuk menciptakan layanan broadband bagi semua semakin lebih dekat untuk diwujudkan,” terang Cisco MD for ASEAN Service Provider Business, Dharmesh Malhotra.

XL Axiata Angkat Yessie D. Yosetya sebagai Direktur Independen Baru

PT XL Axiata Tbk (XL) baru saja melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat Luar Biasa. Dalam rapat tersebut XL secara resemi telah mengangkat Yessie D. Yosetya, yang kini menjabat posisi Chief Service Management Officer, sebagai Direktur Independen untuk masa jabatan sampai 2019. Selain itu pada sesi paparan publik juga disebutkan bahwa XL menunjukkan capaian positif sepanjang 2015 silam.

Presiden Direktur XL Dian Siswarini menanggapi pengangkatan Direktur Independen baru ini mengatakan, “Pengangkatan Ibu Yessie sebagai Direktur Independen sudah sangat tepat. Beliau memiliki semua persyaratan untuk menjabat sebagai seorang Direktur. Selain juga [memiliki] dedikasi yang tinggi terhadap XL. Secara profesional, beliau juga telah menunjukkan kapasitasnya sebagai pemimpin yang mampu secara cakap membawa organisasi dalam menghadapi tantangan industri telekomunikasi dan digital yang tidak ringan.”

Yessie menggantikan posisi Ongki Kurniawan yang kini telah menjadi Direktur penuh. Perbedaan Direktur dan Direktur Independen, menurut Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), adalah posisi Direktur Independen tidak memiliki hak suara dalam voting.

Selain itu, Dian memaparkan sejauh mana pencapaian bisnis XL sepanjang 2015. Dari paparan tersebut, bisnis XL dinilai memperlihatkan hal yang positif. Hal ini ditandai dengan ARPU pelanggan yang terus meningkat dan pertumbuhan trafik data yang signifikan, lebih dari 35% pada kuartal ke empat tahun 2015.

Dari semua data yang dipaparkan pihak XL menunjukkan kontribusi signifikan dari layanan data terhadap pertumbuhan pendapatan data. Hal inilah yang coba terus ditingkatkan XL di tahun ini.

Selain itu dalam keterangan pers yang kami terima XL juga berkomitmen untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas jaringan mereka. Pada tahun 2015 tercatat XL telah memiliki 58.879 BTS, atau naik 13% dari tahun sebelumnya.

Sementara itu dari sisi pengelolaan keuangan, XL menjalankan serangkaian program inisiatif “Balance Sheet Management”. Program ini mencakup percepatan pelunasan dan konversi hutang ke mata uang Rupiah senilai $590 juta. Langkah ini merupakan bagian dari upaya XL untuk melunasi semua portofolio hutang dalam US Dollar yang tidak disertai fasilitas lindung nilai.

XL juga telah mengumumkan rencana untuk melakukan penerbitan saham baru (rights issue) guna menggalang dana yang akan digunakan untuk membayar kembali pinjaman dari pemegang saham sebesar $500 juta.

Kejar Kompetitor, XL Umumkan Uji Coba LTE-Advanced License Assisted Access

Seperti operator lain, XL terus berupaya memantapkan pijakan mereka di kancah kompetisi standardisasi 4G LTE Indonesia. Persaingan sempat memanas lantaran sejumlah rival mulai mengusung teknologi LTE-Advanced yang turut ditopang fitur carrier aggregation. XL memang tak mau kalah mengusung titel ‘advanced‘, tapi ada sedikit kejutan dalam eksekusi mereka.

XL menunjukkan bahwa mereka mempunyai gambaran ke mana selanjutnya pengembangan jaringan mobile akan diarahkan. Salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar nusantara itu tak ragu melakukan uji coba penerapan teknologi baru, dinamai LTE-A License Assisted Access, hasil kolaborasi bersama perusahaan telekomunikasi Swedia, Ericsson. Tentu saja premisnya terdengar sangat familier: memastikan internet super-cepat dan stabil, menjadi sarana akses handal ke berbagai jenis layanan data. Dan faktor pemicunya ternyata ialah video.

XL LTE-A LAA 06

Dalam sesi kata sambutannya, chief service management officer Yessie D. Yosetya mengungkapkan bahwa dari seluruh pelanggan XL, 40 persen khalayak menggunakan handset buat streaming video. Mereka memprediksi jumlah pemakaian akan terus naik, dan tim masih berusaha mengoptimalkan desain jaringan, parameter, transportasi konten, hingga menyempurnakan core network. Lalu apa hubungannya dengan LAA?

XL LTE-A LAA 03

License Assisted Access adalah perluasan LTE-Advanced, menggabungkan frekuensi yang umumnya dimiliki oleh operator yaitu licensed band 900MHz, 1800MHz, 2100MHz dengan frekuensi ‘tidak terlisensi’ di 5GHz – biasa digunakan Wi-Fi. Tujuannya ialah mendongkrak kecepatan setinggi mungkin, mencapai 300Mbps dan meningkatkan kapasitas LTE dari 150Mbps ke 300Mbps. Intinya, bandwith jadi lebih besar dan meminimalisir saturasi.

XL LTE-A LAA 05

Teknologi tersebut pada dasarnya tergolong sangat baru dalam standard 3GPP. Demonstrasi yang dilangsungkan XL minggu kemarin bertujuan untuk persiapan secara menyeluruh: sisi teknis, regulasi, terminal, serta aplikasi. XL menuturkan, mereka berada di tahap ‘pendalaman seluruh aspek, demi mengadopsi LAA’ serta menunggu izin dari pemerintah. XL juga sedang mempertimbangkan ketersedian BTS, contohnya unit Ericsson RBS 6402 di sesi demo itu.

XL LTE-A LAA 04

Keuntungan langsung yang konsumen dapatkan dari LAA adalah koneksi lebih cepat, stabil dan seamless. Rahmadi Mulyohartanto selaku head of network planning menjelaskan, 4G belum hadir menyeluruh di Indonesia. Di wilayah-wilayah tertentu, ada kalanya 3G masih sangat diandalkan. Peralihan dari 4G ke 3G tersebut harus mulus tanpa terputus. Termasuk sewaktu Anda masuk-keluar ruangan, atau tiba di area padat.

XL LTE-A LAA 08

Rahmadi menyebutkan, LTE-Advanced License Assisted Access akan sangat berguna saat disuguhkan di pusat-pusat perbelanjaan hingga konser musik, apalagi tren streaming video kini sedang naik daun. Ia memungkinkan penambahan kapasitas jaringan, sehingga konsumen dapat menikmati app favorit lebih puas walaupun kondisinya sangat ramai. Base transceiver station juga mesti ditempatkan seksama di satu kawasan, secara ‘cluster‘.

XL LTE-A LAA 09

BTS 4G XL nantinya bisa memanfaatkan spektrum licensed 1800MHz ditambah unlicensed 5GHz. Karena daya pancar LAA menyerupai Wi-Fi, cakupan tambahan kecepatannya hanya dimaksimalkan buat area hotspot saja, lalu wilayah yang lebih besar akan dilayani 1800MHz. Lewat demo singkat, tim XL dan Ericsson menunjukkan bagaimana LTE-A LAA sanggup menyesuaikan diri, tidak menginterupsi koneksi di sekitarnya, serta tidak mengonsumsi seluruh bandwith.

XL LTE-A LAA 02

XL mengklaim infrastruktur mereka 4G LTE mereka sudah siap, termasuk penggunaan carrier aggregation. Mereka juga membangun topologi jaringan dengan menyelaraskan transimi laju dan core network. Di press release, XL menjabarkan, “Penggelaran LTE-A harus dilakukan dengan sinkronisasi kesiapan terminal/handset pendukung di pasar, dan tentunya didahului oleh pengoptimuman spektrum XL (dari 10MHz ke 15MHz, kemudian menjadi 20MHz).”

LTE-Advanced License Assisted Access XL akan dimplementasikan lewat beberapa tahap. Ericsson RBS 6402 kabarnya baru akan tersaji komersial di triwulan pertama tahun depan. Kemudian, terminal untuk pelanggan baru serta device yang kompatibel rencananya segera menyusul di pertengahan 2016.

XL LTE-A LAA 07

4G LTE XL sudah tiba di kota Medan, Bogor, Yogyakarta, Mataram, Denpasar dan Surabaya. Pada bulan November 2015, mereka akan meluncurkan layanan internet cepat di Bandung, kemudian menyusul di Jakarta sebelum akhir tahun. Sejauh ini, jaringan didukung oleh sekitar 2.500 unit BTS 4G.

XL Axiata Users May Purchase at Google Play Using Carrier Billing

PT XL Axiata finally released carrier billing service now that they may ease XL and AXIS customers who own Android smartphone in purchasing digital content at Google Play using their phone credit. Continue reading XL Axiata Users May Purchase at Google Play Using Carrier Billing

XL Axiata Tingkatkan Manfaat Layanan SME Goes Mobile

XL tingkatkan manfaat layanan SME Goes Mobile

Dalam komitmennya menyasar UKM untuk memanfaatkan teknologi digital dan Internet, PT XL Axiata Tbk (XL) membenahi layanan  “SME Goes Mobile”. Layanan yang pertama kali di luncurkan tahun 2013 lalu ini terus ditingkatkan manfaatnya melalui penambahan beberapa fitur seperti iklan di kanal digital banner, pembuatan situs, serta iklan melalui kanal mobile commerce.

Continue reading XL Axiata Tingkatkan Manfaat Layanan SME Goes Mobile

XL Axiata Segera Bangun Data Center Baru di Balikpapan

Chief Digital Service Officer XL Yessie D. Yosetya bersama VP Enterprise and Carrier XL Habib Mustain /  XL

Sebagai bagian layanan digital, XL Axiata (XL) berupaya meningkatkan kualitas layanan cloud-nya dengan membangun data center keempat di Balikpapan tahun ini. Dengan pengakuan tiga sertifikasi internasional untuk layanannya, data center XL diharapkan memiliki lebih dari 250 pelanggan korporasi di akhir tahun 2015. Saat ini mayoritas pelanggan data center XL adalah konsumen UKM.

Continue reading XL Axiata Segera Bangun Data Center Baru di Balikpapan

XL Axiata Bekerja Sama dengan Tone Luncurkan Aplikasi mFish untuk Nelayan Indonesia

Ilustrasi Nelayan Menangkap Ikan / Shutterstock

PT. XL Axiata Tbk. (XL) menunjukkan komitmennya dalam mendukung program pembangunan nasional melalui pemanfaatan Teknologi dan Konfirmasi (TIK) dengan meluncurkan aplikasi mobile bernama mFish. Aplikasi mFish ini ditujukkan untuk para nelayan dalam memantau keadaan di laut guna mendorong produktivitas mereka. Dalam peluncuran program mFish ini, XL bekerja sama dengan Tone selaku pengembang aplikasi.

Continue reading XL Axiata Bekerja Sama dengan Tone Luncurkan Aplikasi mFish untuk Nelayan Indonesia