Northstar Mencari “Lumbung Permata” di Pasar Indonesia

Pada bulan April, perusahaan Private Equity yang berkantor pusat di Singapura, Northstar telah mengumumkan penutupan fund kelimanya. Sejak debutnya pada tahun 2003, Northstar telah aktif berinvestasi di pasar Indonesia. Salah satu portofolio mereka yang teranyar adalah raksasa ride hailing, Gojek.

Dengan jumlah populasi anak muda dan basis konsumen yang terus berkembang menggerakkan roda perekonomian negara, Indonesia tetap menjadi pasar terbesar bagi investor di Asia Tenggara. Hal tersebut diungkapkan secara jelas oleh Co-Chief Investment Northstar, Sunata Tjiterosampurno, dalam sesi wawancara eksklusif dengan DailySocial. Setiap kali investor mencari peluang di Asia Tenggara, Indonesia harus ada di peta.

Selama membahas lanskap investasi di Indonesia dan negara-negara lain di Asia Tenggara, ia menekankan untuk tidak menggeneralisasi lanskap VC dan PE. Di skema PE, lanjutnya, Indonesia dikatakan sebagai pasar yang cukup menarik karena banyaknya kesepakatan pasar menengah ($50-100 juta).

Singapura, di sisi lain, memiliki pasar sendiri. Lanskap ini relatif mirip dengan Thailand, Vietnam, dan Filipina. Ia juga menyoroti fakta bahwa tidak banyak potensi sumber daya alam atau sektor terkait masyarakat di Singapura. Selain itu, terdapat basis manufaktur di Thailand, dibandingkan dengan Indonesia yang kebanyakan melayani jenis transaksi pasar massal konsumen.

Secara historis dan ke depannya, memberi eksposur terhadap pertumbuhan konsumsi di Indonesia (yang didasari pertumbuhan kelas menengah) menjadi tema penting di Northstar. Apalagi di era digital ini, di mana segala sesuatu mulai bergeser ke cara non-konvensional.

“Digital telah menjadi komponen ekonomi yang lebih besar dan menyerbu pasar massal konsumen dan layanan keuangan dengan cara yang berbeda. Evolusi model bisnis yang memanfaatkan pasar tersebut telah menghasilkan investasi dalam bisnis yang lebih berorientasi digital atau menggabungkan bisnis online-offline,” imbuhnya.

skyscraper-3184798_1280

Fokus pada market yang besar

Dalam hal investasi, Northstar memiliki tiga area fokus, pasar massal konsumen, layanan keuangan, dan digital. Strategi ini telah diterapkan pada fund IV dan akan terus diadopsi dalam fund V. Dipastikan bahwa pasar terbesar perusahaan sejauh ini adalah Indonesia. Dari perspektif geografis, Indonesia akan mencaplok 60% – 70% dari total, sementara pasar lain mendapat bagian hingga 30% – 40%. Di pasar regional, Northstar telah mengambil peluang di Filipina, Thailand, Singapura, dan Vietnam.

Berinvestasi bukanlah tugas yang mudah. Ada beberapa kualitas utama untuk diperhatikan atau menjadi fokus. Bagi Northstar, yang pertama dan terpenting adalah pengusaha itu sendiri. Sampai pada akhirnya mereka bertemu dengan tim manajemen, para pendiri memang orang paling penting yang dapat menggerakkan bisnis ini dan menjadikannya besar.

Selanjutnya, seberapa besar ukuran pasar yang mereka kejar? Ada banyak perusahaan rintisan digital, tetapi jika mereka mencari pasar kecil maka inilah saatnya untuk mempertimbangkan kembali. Sebagai perusahaan yang berkomitmen untuk berinvestasi pada perusahaan yang sedang berkembang, adalah alami untuk menargetkan pasar yang besar.

Ketiga, model bisnis yang dapat dipertahankan, artinya mereka memiliki cara yang menarik untuk menghasilkan uang. Selain itu, mereka dapat membuat mode pertahanan untuk mengelola persaingan saat semakin ketat.

DailySocial turut menyinggung perjalanan Northstar dalam menemukan dan berinvestasi pada salah satu harta karun Indonesia, Gojek. Singkat cerita, sebagai pendiri Northstar, Patrick Walujo menjadi salah satu yang pertama kali terlibat di masa-masa awal Gojek. Perusahaan modal ventura afiliasinya, NSI, yang kini berganti nama menjadi Openspace Ventures, berinvestasi di putaran Seri A pada tahun 2014. Saat itu, Gojek sama sekali belum digital.

Saat Openspace berinvestasi ke Gojek, tujuannya adalah membawa perusahaan tersebut online dan membuat aplikasi. Dalam enam bulan, perusahaan berhasil meluncurkan aplikasi dan mendapatkan daya tarik yang luar biasa. Dengan sejumlah koneksi ke perusahaan, sebuah privilege ketika Openspace menjadi salah satu yang pertama dihubungi terkait pendanaan. Namun, dengan fokus investasi tahap lanjut, sudah sewajarnya bagi Northstar untuk berinvestasi di Seri B. Dengan ukuran tiket rata-rata antara $50 – $60 juta, perusahaan berinvestasi secara progresif hingga mencapai $60 juta.

Sunata juga menyebutkan bahwa Northstar mengamati pertumbuhan global Uber yang pesat mulai tahun 2014 dan mengantisipasi tren ini akan datang ke Indonesia. Northstar melihat peluang di segmen ride hailing dan transportasi. Mereka mendukung Nadiem saat ia memulai Gojek sebagai versi lokal Uber.

Bekerja sama dengan tim manajemen

scrabble-4958237_1280

Pandemi telah menjadi bencana pada beberapa bisnis yang memiliki komponen offline yang besar, tetapi untuk bisnis digital native atau bisnis digital besar, sebenarnya mengalami banyak pertumbuhan, karena orang-orang yang bekerja di rumah mencoba mendapatkan akses ke hal-hal yang mereka lakukan sebelumnya melalui mobile. Tahun lalu, Northstar berinvestasi di perusahaan edtech bernama Zenius, dan telah menunjukkan pertumbuhan yang sangat kuat selama setahun terakhir. Terutama di saat pandemi, lebih banyak orang yang mencari untuk belajar di rumah karena tidak bisa bersekolah.

Karena Covid-19, adopsi digital meningkat. Oleh karena itu, beberapa bisnis mengalami pertumbuhan eksponensial seperti e-commerce dan banyak sektor berbeda mendapat manfaat dari peningkatan perilaku digital. Pada saat yang sama, kondisi makro secara keseluruhan sedang sulit di Indonesia, sehingga menyulitkan bisnis dengan komponen offline yang besar. Perusahaan menyadari bahwa sangat sulit bagi mereka untuk menumbuhkan skala yang sama selama pandemi.

Grup Northstar dipastikan menjadi investor aktif di semua portofolio bisnis. Mereka menduduki kursi dewan di Dewan Komisaris dan bekerja sangat erat dengan tim manajemen, terutama selama krisis. Beberapa bisnisnya telah dilanda pandemi parah. Seperti yang sudah sering kita dengar, industri perjalanan dan pariwisata telah menurun secara signifikan, dan secara global.

“Mengingat pandemi COVID-19, dalam beberapa kasus, kami harus membuat beberapa keputusan strategis di perusahaan portofolio kami untuk memfokuskan kembali strategi bisnis pada area pertumbuhan potensial. Kami bekerja sangat erat dengan tim manajemen dalam perubahan ini,” sebut perwakilan Northstar.

Untuk para pendiri yang bisnisnya cukup terpukul, berikut beberapa insight terkait masalah terkini. Banyak investor asing merasa sulit untuk berinvestasi tanpa melibatkan orang di lapangan. Dengan cara lain, sangat tepat untuk berasumsi bahwa akan sulit bagi perusahaan Indonesia untuk mendapat modal asing sampai pandemi selesai.

“Salah satu hal terpenting bagi para pendiri adalah memastikan bahwa mereka dapat mendanai bisnis selama mungkin tanpa memerlukan modal eksternal. Dalam hal model bisnis, bagaimana Anda terus berinovasi, beradaptasi, dan berkembang sesuai dengan kebutuhan konsumen yang berubah dengan cepat. Untuk kebanyakan bisnis, hal ini tentang beradaptasi dengan iklim yang berbeda dan belajar bagaimana bisa tetap bersinar dalam era new normal,” lanjutnya.

Flavor of the year

Mengenai strategi jangka panjang, sebagian besar private equity atau dana modal ventura sudah memiliki alokasi aset, fokus area, dan geografisnya sendiri. Juga jenis usaha yang akan diinvestasikan sambil menggalang dana. Dalam hal implementasi, Northstar akan tetap menggunakan strategi jangka panjang, tetapi mengkalibrasi tergantung pada siklus bisnis. Oleh karena itu, yang akan berubah sebenarnya dari segi valuasi, sektor tertentu, tetapi fokus tingkat tinggi tetap sama.

“Yang saya maksudkan adalah bahwa strategi investasi kami di bidang jasa keuangan, digital dan konsumen tetap sama, apakah ada pandemi atau tidak, menurut kami ini tetap menjadi sektor yang menarik dan akan terus fokus pada hal ini,” tambah Sunata.

wine-glasses-2300713_1280

Ia juga menyebutkan bahwa strategi jangka panjang berbeda dengan flavor of the year. Di tahun 2020 ini adalah Covid-19. Oleh karena itu, private equity perlu lebih optimis dan berhati-hati dalam hal penggelaran modalnya, banyak fokus pada optimalisasi perusahaan portofolio yang ada. Setiap tahun memiliki taste yang berbeda. Situasinya dinamis dan perusahaan akan terus mencari peluang yang sesuai dengan keadaan.

“Kami tetap aktif dalam mencari kesepakatan dan semua berbasis pada kasus, tergantung valuasi, performa bisnis. Namun, secara umum kami sangat aktif mencari peluang bagus,” ujar Sunata.

Hingga saat ini, The Northstar Group telah menginvestasikan lebih dari US $3,3 miliar di kawasan Asia Tenggara. Dana tersebut disalurkan melalui lebih dari 35 perusahaan di sektor perbankan, asuransi, konsumen/ritel, manufaktur, minyak dan gas, batubara dan pertambangan, teknologi, telekomunikasi, dan agribisnis. Belum lama ini perusahaan mengucurkan dana untuk eFishery, perusahaan intelijen akuakultur terkemuka di Indonesia.


Artikel asli terbit dalam Bahasa Inggris, diterjemahkan oleh Kristin Siagian

BenQ GS2: Proyektor Android Portabel Mini untuk Belajar dan Hiburan Keluarga di Mana Saja

Sebuah proyektor tidak melulu harus digunakan saat melakukan presentasi. Saat ini, sebuah proyektor kerap dipakai untuk menonton film bak dalam sebuah bioskop dan juga untuk mengajar. Namun, kesulitannya adalah sebuah proyektor harus terhubung dengan sumber data dan juga harus dekat dengan sumber tenaga (baca: steker listrik). Memangnya tidak ada proyektor yang bisa dipasang di mana saja tanpa harus ribet mencari steker listrik?

Tidak sulit untuk menjawab pertanyaan tersebut . Saat ini, BenQ memiliki sebuah proyektor pintar yang memiliki tenaga baterai. Nama dari proyektor tersebut adalah BenQ GS2. Produk yang satu ini merupakan sebuah proyektor LED mini yang menggunakan sistem operasi Android dan memiliki baterai yang diklaim mampu bertahan hingga 3 jam.

BenQ GS2

Tidak seperti kebanyakan proyektor, BenQ GS2 ternyata memiliki dimensi yang cukup kecil. Hal tersebut membuatnya mudah untuk dibawa kemana-mana. Termasuk saat ingin menonton video atau belajar bersama sang buah hati. Hal tersebut bisa terlaksana karena sistem operasi Android saat ini memiliki ribuan aplikasi yang siap dipasang.

Untuk spesifikasi dari BenQ GS2 adalah sebagai berikut:

BenQ GS2
SoC Mediatek MStar MSD648
CPU 4 x Cortex A53 1,46 GHz
GPU ARM Mali T-720
RAM 2 GB
Penyimpanan internal 8 GB
Sistem Proyeksi DLP
Resolusi 1280×720 pixel
Kecerahan 500 ANSI Lumens
Rasio Kontras 100.000:1
Lampu Osram Q8A
Speaker 2 x 2 watt
Konsumsi Daya Max 65W, Normal 42 W, Eco 30 W
Dimensi 139 x 144 x 139 mm
Berat 1.6 kg
WiFi Dongle 802.11 ac

Hasil dari CPU-Z adalah sebagai berikut

Menggunakan chipset dari MStar yang merupakan bagian dari Mediatek membuat proyektor ini cukup bertenaga. Spesifikasi seperti ini juga kerap digunakan pada smart TV yang dipasarkan saat ini. Tentunya dengan menggunakan aplikasi yang ada untuk Android TV, proyektor ini akan bebas dari lag.

BenQ juga tidak lupa menyertakan dongle WiFi untuk terhubung dengan internet. Hal ini tentu saja menambah kenikmatan dalam menggunakan BenQ GS2 sebagai bioskop di mana saja. Tinggal melakukan instalasi layanan streaming video, pengguna bisa langsung menonton di layar yang lebar.

 

Koneksi internet juga dibutuhkan oleh mereka yang sedang melakukan sekolah di rumah dan bekerja di rumah pada saat pandemi seperti saat ini. Karena memiliki sistem operasi Android, membuat proyektor ini bisa ditancapkan sebuah webcam untuk melakukan konferensi web seperti dengan Zoom atau Google Meet.

Bagi para orang tua yang memiliki anak kecil juga bisa langsung terhubung dengan internet untuk langsung mengakses konten hiburan. Misalkan saja sang ibu sedang memasak, menggunakan BenQ GS2 untuk memberikan hiburan melalui aplikasi streaming video kepada anak-anaknya juga akan menyenangkan. Apalagi, pantulan sinar dari proyektor juga cukup aman terhadap mata anak-anak.

Unboxing

Saat membuka paket penjualan dari BenQ GS2, pengguna akan menemukan tas seperti ini.

BenQ GS2 - tas

Didalam tas tersebut, akan ditemukan barang seperti di bawah ini.

BenQ GS2 - Unboxing

Desain Proyektor Portabel BenQ GS2

Saya cukup terkesan dengan paket penjualan dari BenQ GS2. Pasalnya saat membuka paket penjualan tersebut, konsumen akan menemukan sebuah tas cantik yang berisikan proyektor portabel ini. Tasnya sendiri mirip dengan tas kamera yang memberikan perlindungan ekstra dari benturan dan debu.

Tidak seperti kebanyakan proyektor yang menggunakan bahan plastik polikarbonat, BenQ GS2 menggunakan bahan jenis karet. Dengan bahan seperti ini membuat BenQ GS2 tahan terhadap percikan air serta benturan. BenQ sendiri mengklaim bahwa proyektor ini tahan terhadap jatuh dari ketinggian 0,5 meter.

BenQ GS2 - Atas

Seperti biasa, sebuah proyektor pasti memiliki tombol kendali pada bagian atasnya. Desain yang dibuat oleh BenQ pada GS2 memang cukup berbeda dibandingkan dengan produk lainnya. Pada bagian atas tersebut akan ditemukan tombol arah, OK, back, home, menu, daya, serta tiga LED indikator baterai.

Pada bagian kanannya ditemukan sebuah penutup pada sisi atasnya. Dibalik penutup tersebut terdapat sebuah port USB khusus untuk WiFi dongle buatan BenQ dengan nama WDR02U, audio 3,5 mm, HDMI, tombol reset, USB-C/Display Port, dan USB 2.0. Semua port ini ditutup agar BenQ GS2 tahan terhadap percikan air.

BenQ GS2 - Kiri

Di bagian belakangnya terdapat lubang untuk keluar masuk udara serta lubang speaker. Uniknya setelah pemakaian berjam-jam, GS2 tidak menunjukkan gejala panas. Selain itu pada bagian bawahnya terdapat konektor untuk mengisi daya. Konektornya sendiri memiliki magnet sehingga sangat mudah untuk memasang dan mencabutnya.

Dongle BenQ yang datang bersama paket penjualannya, seperti yang sudah disebut di atas, bernama WDR02U. Perangkat USB ini berfungsi untuk memberikan akses WiFi kepada BenQ GS2. WDR02U memiliki teknologi WiFi 5 atau 802.11ac yang mendukung jaringan 2,4 Ghz dan 5 GHz. Selain itu, penggunaan sistem operasi Android juga membuat BenQ GS2 dengan WDR02U menjadi sebuah hotspot internet.

BenQ GS2 - Remote

Selain tombol pada bagian atasnya, BenQ GS2 juga datang dengan sebuah remote control. Desain dari remote ini cukup minimalis sehingga tidak terlalu banyak tombol yang ada pada bagian atasnya. Selain tombol yang ada pada bagian atas dari BenQ GS2, terdapat juga tombol fokus yang akan mempertajam gambar dari proyektor ini.

Bagi para pengguna perangkat dengan sistem operasi Android, sepertinya akan lebih mudah mengenali menu pada BenQ GS2. Hal tersebut dikarenakan homescreen dari BenQ GS2 tersedia dalam bentuk icon yang mirip dengan Android. BenQ GS2 memiliki basis sistem operasi Android Marshmallow dengan antar muka buatan BenQ sendiri.

Menonton di mana saja

Terus terang setelah langsung memegang BenQ GS2, saya langsung berpikiran untuk melakukan liburan. Hal tersebut karena sebenarnya saya ingin langsung mencoba menonton streaming video seperti Netflix pada alam terbuka. Sayang memang, masa pandemi seperti ini membuat saya harus berpikir dua kali untuk bepergian.

Untungnya, saya masih memiliki tembok yang cukup luas untuk mencoba BenQ GS2. Namun setelah melihat spesifikasi yang diberikan, ternyata proyektor ini berkarakteristik standard throw dengan rasio 1.3. Hal ini akan membuat projeksinya terlalu kecil saat jarak proyektor terlalu dekat. Dan saat berada pada jarak 3 meter, di situ lah saya merasa seperti memiliki sebuah layar 100 inci.

BenQ GS2 - charger

 

Setelah melakukan inisiasi pertama yang sangat cepat dan mudah, saya tiba para homescreen-nya. Namun, hal pertama yang saya lakukan adalah melakukan pemasangan dongle WDR02U sehingga bisa tersambung ke internet. Tentunya, hal ini akan membuat saya bisa melakukan download dan instal aplikasi tertentu.

BenQ GS2 tidak memiliki toko aplikasi Google Play. BenQ bekerja sama dengan toko aplikasi open source, Aptoide. Kerjasama Aptoide dengan BenQ menghadirkan toko aplikasi Aptoide TV di dalam GS2. Yap, hal ini membuat aplikasi yang cocok untuk dipasang pada sebuah smartTV bisa diinstalasikan pada BenQ GS2.

Sistem operasi Android yang terpasang pada BenQ GS2 tidak menggunakan Google Framework. Hal tersebut membuat beberapa aplikasi Android tidak dapat dipasang pada proyektor pintar ini. Contohnya saja saya tidak bisa melakukan instalasi Disney+ Hotstar pada GS2, namun tidak ada masalah berarti untuk memasang Netflix yang tidak membutuhkan service Google.

BenQ GS2 - projected

Saya juga memasang sebuah web browser, yaitu Firefox pada BenQ GS2. BenQ GS2 pun menjadi seperti sebuah komputer mini yang mampu menjelajah internet dengan mudah. Namun, saya sangat menyarankan pengguna untuk melakukan instalasi aplikasi BenQ Smart Control pada smartphone, karena melakukan navigasi pada BenQ GS2 akan terasa jauh lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan remote control.

Memasang Firefox memang memberikan sebuah kenyamanan tersendiri bagi saya saat WFH. Pada saat bekerja dan agar tidak terganggu, saya memasang Youtube agar anak-anak dapat menonton video dengan layar besar dan nyaman. Minuman yang ditaruh didekat proyektor ini pun juga tidak membuat saya khawatir karena akan ketumpahan dan rusak. Terakhir, pantulan cahaya dari proyektor ke tembok ini terasa nyaman di mata.

BenQ GS2 - Website

Jika tidak digunakan untuk melakukan proyeksi gambar, ternyata ada satu fitur unik yang ada pada BenQ GS2. Proyektor ini bisa digunakan untuk menjadi sebuah bluetooth speaker. Dengan dua speaker yang ada dibelakangnya, suara yang dikeluarkan juga cukup keras dan mampu terdengar dengan baik pada ruangan sekitar 3×4 meter.

Saya juga penasaran dengan baterai yang digunakan pada BenQ GS2 ini. BenQ menjanjikan bahwa baterainya dapat bertahan selama 3 jam. Saya belum mendapatkan informasi pengujian seperti apa yang dilakukan oleh BenQ pada GS2 ini. Namun, hasil pengujian yang saya dapatkan cukup berbeda.

BenQ GS2 - WiFi Dongle

Saat mencabut kabel charger-nya, BenQ GS2 langsung masuk pada mode battery. Hal ini membuat lampunya langsung masuk ke mode ekonomis. Setting inilah yang saya gunakan. Nyatanya, saya bisa menonton Netflix sepanjang 4 jam 55 menit sampai indikator baterai tinggal 10% menyala setiap kali saya matikan.

Pengujian saya lanjutkan dengan melakukan wireless casting dari smartphone ke BenQ GS2. Tidak ada masalah yang berarti pada saat melakukan pairing antara keduanya. Cukup dengan melakukan panduan yang ada pada homescreen, perangkat Android, iPhone, atau Windows yang digunakan bakal terpancar melalui BenQ GS2.

Melakukan pemasangan aplikasi seperti VLC atau Kodi membuat BenQ GS2 bisa memainkan file dengan codec terbaru yang ada saat ini. Saya bisa menonton semua file MKV dan MP4 h.264 yang saya taruh pada flash disk yang ditancapkan pada port USB dari proyektor pintar ini. Hal ini tentu saja menambah pilihan akses hiburan yang lebih baik lagi.

Satu hal menarik adalah pada saat menonton sebuah video, anak bungsu saya jalan ke depan proyektor dan menutupi pandangan. Ternyata, lampu proyektor ini mati dengan sendirinya. Hal tersebut ternyata fitur yang bernama Auto Blank
(Eye-Protection Sensor) bekerja.

Terakhir, BenQ GS2 juga bisa digunakan seperti sebuah komputer pribadi. Cukup dengan menancapkan USB Hub, saya bisa menggunakan mouse dan keyboard fisik pada BenQ GS2 ini. Sebagai catatan, artikel ini juga saya buat sebagian dengan menggunakan BenQ GS2 yang ditenagai dengan baterai.

Verdict

Perangkat visual untuk bekerja dan hiburan tidak melulu berbentuk sebuah monitor. Bagi mereka yang menginginkan sensasi yang berbeda dan nyaman tentu saja akan memilih perangkat selain TV dan monitor. BenQ menawarkan sebuah kenyamanan di mana konsumen bisa menonton dan bekerja tanpa harus terbentur oleh ruang. Solusi tersebut ada pada proyektor pintar BenQ GS2.

Banyak kenyamanan yang ditawarkan pada proyektor pintar BenQ GS2. Sistem operasi Android yang dipasang mampu dijadikan sebuah komputer mini dan sumber hiburan. Kemampuannya untuk dapat terkoneksi dengan internet membuat saya bisa mengakses ribuan film resmi melalui aplikasi streaming video. Dan yang pasti, pengguna bisa melakukan update OTA agar proyektor pintar ini memiliki fungsi lebih dan terhindar dari bug.

Baterai yang digunakan pada BenQ GS2 membuat semua orang bisa menonton dan bekerja di mana saja dengan layar yang sangat lebar. Dengan bobot yang ringan, tentu saja proyektor pintar ini mudah dibawa ke mana saja. Dimensinya yang kecil juga membuat proyektor portabel mini ini tidak repot saat dibawa-bawa.

Harga dari BenQ GS2 dipatok Rp. 12.900.000 di pasar Indonesia. Proyektor mini pintar ini sudah dilindungi dengan garansi resmi selama 3 tahun, yang meliputi 3 tahun full service ditambah 1 tahun atau 1000 jam untuj lampunya. Untuk ketersediaan barangnya, dapat di cek di BenQ Store Tokopedia. Dan untuk informasi lebih lanjut bisa langsung dilihat pada https://benqurl.biz/33TmLOF

Rangkuman keunggulan proyektor mini BenQ GS2

  • Sistem operasi Android
  • Daya tahan baterai yang cukup baik
  • Bisa dibawa dengan mudah dan nyaman ke mana saja
  • Dapat terkoneksi dengan internet
  • Proyeksi gambar yang cukup tajam dengan resolusi 1280×720
  • Bisa digunakan untuk bekerja dan melihat konten hiburan
  • Tahan benturan dan jatuh hingga 0,5 meter
  • Tahan terhadap air

Disclosure: Artikel ini didukung oleh BenQ.

Lenovo Legion Slim 7 Unggulkan Ryzen 9 dan RTX 2060 dalam Bodi yang Ramping Sekaligus Ringan

Ramping dan gaming adalah dua atribut yang jarang bisa akur saat membahas mengenai laptop. Jadi ketika suatu laptop mengusung embel-embel “Slim” pada namanya, saya pun reflek bertanya dalam hati: setipis apa memangnya?

Keraguan seperti itulah yang muncul dalam benak saya ketika mendengar mengenai Lenovo Legion Slim 7. Namun ternyata saya salah, sebab di balik sasisnya yang hanya setebal 17,9 mm dan seberat 1,86 kg, tertanam komponen-komponen yang sangat kapabel untuk keperluan gaming.

Yang pertama dan yang paling penting adalah kartu grafis alias GPU, dan di sini Legion Slim 7 mengandalkan Nvidia GeForce RTX 2060 Max-Q pada konfigurasi termahalnya. Selanjutnya, ada prosesor AMD Ryzen 9 4900H yang memiliki 8-core dan 16-thread, dengan boost clock 4,4 GHz dan TDP 54 W.

Lenovo juga tidak lupa menyematkan sistem pendingin Legion Coldfront 2.0 yang dirancang agar kinerja CPU beserta GPU-nya tidak jadi melambat karena suhunya kelewat tinggi. Melengkapi spesifikasinya adalah RAM DDR4 3200 MHz dengan kapasitas maksimum 32 GB serta SSD NVMe 2 TB.

Terkait layar 15,6 incinya, konsumen dipersilakan memilih antara panel 1080p 144 Hz, atau 4K 60 fps yang mendukung HDR. Dukungan terhadap format Dolby Vision pun juga tersedia, demikian pula sepasang speaker yang sudah mengantongi sertifikasi Dolby Atmos. Persis di depan layarnya, ada tombol power yang juga merangkap sebagai sensor sidik jari.

Secara estetika, lagi-lagi Lenovo menghadirkan sebuah laptop gaming yang desainnya benar-benar jauh dari kata norak. Bobot ringannya itu berasal dari pemakaian bahan aluminium, dan istimewanya, kapasitas baterainya tetap cukup besar di angka 71 Wh. Konektivitas Legion Slim 7 pun juga melimpah, mencakup dua port USB-C, slot SD card, serta dua port USB standar di bagian belakang.

Di Amerika Serikat, Lenovo Legion Slim 7 kabarnya akan segera dijual dengan harga mulai $1.370. Tentunya itu bukan harga dari varian dengan konfigurasi di atas, melainkan yang ditenagai Ryzen 7 4800H, GeForce GTX 1650 Ti, RAM 8 GB, dan SSD 512 GB.

Sumber: Lenovo.

5 Alasan OPPO Reno4 dan Reno4 F Patut Jadi Smartphone Pilihan

Masing-masing orang pasti memiliki kriteria tersendiri dalam menilai suatu smartphone. Namun pada umumnya, kriterianya tidak akan jauh-jauh dari lima aspek berikut: desain, layar, kamera, performa, dan baterai.

Anggap saja lima hal tersebut sebagai ‘pilar’ yang membentuk suatu smartphone. Di segmen flagship, jelas saja kelima pilar ini mampu berdiri dengan kokoh dan tanpa kompromi, karena seperti yang orang bijak katakan; ada harga, ada rupa.

Namun kalau fokusnya mulai mengarah ke smartphone kelas menengah, sering kali perangkat harus berkompromi dengan satu atau dua pilar demi menekan harga jualnya. Memang tidak semua, sebab masih ada beberapa smartphone kelas menengah yang terbukti mampu memenuhi lima kriteria tersebut dengan baik.

OPPO Reno4 dan Reno4 F adalah contohnya. Keduanya sama-sama dijual di bawah lima juta rupiah – Reno4 Rp4.999.000, Reno4 F Rp4.299.000 – akan tetapi kelima aspek tadi tidak ada yang dikorbankan. Berikut penjelasannya.

Desain

OPPO Reno4 F

Pada kenyataannya, desain adalah satu atribut yang paling dibanggakan oleh kedua ponsel ini. Keduanya sama-sama sangat tipis dan ringan; Reno4 dengan tebal 7,7 mm dan bobot 165 gram, Reno4 F dengan tebal 7,48 mm dan bobot 164 gram. Tak hanya itu, bagian samping kedua perangkat juga dibuat melengkung agar bisa terasa semakin nyaman di dalam genggaman.

Sama-sama ditargetkan untuk kaum muda, baik Reno4 maupun Reno4 F juga tampil ekspresif dengan warna-warna yang sangat memikat. Tekstur bodinya pun juga unik, kelihatan glossy tapi terasa matte, menciptakan kombinasi yang begitu menyenangkan secara visual sekaligus taktil.

Layar

OPPO Reno4 F

Seperti yang bisa kita lihat, layar Reno4 dan Reno4 F juga berpengaruh langsung terhadap tampilan yang premium, utamanya berkat pemakaian lubang kamera kecil ketimbang poni. Namun secara teknis, layar Reno4 dan Reno4 F juga unggul berkat penggunaan panel AMOLED dengan bentang diagonal 6,4 inci dan resolusi 2400 x 1080 pixel.

Hadir memproteksi layarnya adalah kaca Gorilla Glass 5 pada Reno4, dan Gorilla Glass 3+ pada Reno4 F. OPPO juga tidak lupa memastikan bahwa layar milik kedua ponsel ini telah lulus uji sertifikasi dari TÜV Rheinland demi menjamin pengaruh minimalnya terhadap kelelahan mata.

Kamera

ed41fb71605252878223cae8a33233d7_oppo-reno4-01

Kita mulai dari sisi depan dulu. Reno4 mengemas kamera selfie 32 megapixel plus kamera tambahan yang berfungsi sebagai sensor untuk mewujudkan fitur-fitur pintar seperti Smart Spying Prevention, Smart Air Control, Smart Rotation, dan Smart Always On. Reno4 F di sisi lain mengusung kamera selfie 16 megapixel plus sebuah depth sensor.

Beralih ke belakang, kedua ponsel sama-sama mengusung empat kamera dengan spesifikasi yang cukup identik meski penempatannya agak berbeda. Dua di antaranya adalah kamera utama 48 megapixel dan ultra-wide 8 megapixel, sedangkan dua sisanya agak sedikit berbeda satu dengan yang lain; Reno4 dengan kamera macro dan monokrom, Reno4 F dengan sepasang kamera monokrom.

OPPO Reno4 F

Namun yang tidak kalah penting adalah bagaimana OPPO menyempurnakan kinerja kamera kedua ponsel ini dengan fitur-fitur berbasis AI. Salah satu yang paling populer adalah AI Color Portrait, yang memungkinkan pengguna untuk mengisolasi warna pada subjek foto, membiarkannya kelihatan semakin mencolok di tengah-tengah latar belakang yang hitam-putih.

Tidak kalah menarik adalah fitur AI Night Flare Portrait, yang bakal sangat membantu dalam menciptakan foto portrait yang dramatis di kondisi minim cahaya, terutama jika subjek membelakangi pemandangan kota di malam hari.

Untuk merekam video pun kedua ponsel ini sudah dilengkapi fitur Ultra Steady Video 3.0 yang sangat efektif dalam meredam guncangan. Istimewanya, fitur ini juga bisa dipakai saat sedang merekam menggunakan kamera depan.

Performa

OPPO Reno4

Urusan performa, Reno4 didukung oleh chipset Qualcomm Snapdragon 720G, RAM 8 GB, dan kapasitas penyimpanan internal sebesar 128 GB. Reno4 F di sisi lain mengandalkan chipset MediaTek Helio P95, chipset yang sama persis seperti yang digunakan pada Reno3 Pro sebelumnya, yang juga dipadukan bersama RAM 8 GB dan storage internal 128 GB. Tentu saja keduanya juga punya slot untuk diisi kartu microSD.

Dari sisi perangkat lunak, Reno4 dan Reno4 F sama-sama menjalankan sistem operasi ColorOS 7.2, yang sendirinya menawarkan berbagai fitur pintar sekaligus yang berdampak langsung terhadap performa, seperti AI App Preloading misalnya.

Baterai

OPPO Reno4 F

Sepintas mungkin agak sulit dipercaya, akan tetapi OPPO berhasil menjejalkan baterai yang cukup besar di balik rangka tipis milik Reno4 dan Reno4 F; 4.015 mAh pada Reno4, 4.000 mAh pada Reno4 F.

Bukan cuma itu, fast charging juga menjadi fitur standar pada keduanya. Di sini konsumen Reno4 yang membayar lebih mahal bisa lebih dimanjakan oleh pengisian daya dengan output 30 W, yang berarti mereka cuma perlu waktu selama 20 menit untuk mengisi dari 0-50%, atau 57 menit dari 0-100%.

Untuk Reno4 F, output yang didukung memang lebih kecil di angka 18 W, tapi ini pun sebenarnya sudah bisa mengisi penuh baterainya dalam waktu satu jam lebih sedikit.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

[Review] Huawei MatePad T 10s, Versi Hemat Tetapi Tetap Maksimal

Sebelumnya Dailysocial telah mengulas tablet terjangkau Huawei MatePad 10.4. Dengan modal Rp5 juta yang terdiri dari MatePad seharga Rp4,3 juta dan aksesori Huawei Smart Keyboard Rp700.000, MatePad bisa bertransformasi dari perangkat multimedia menjadi laptop replacement.

Kalau ingin yang lebih murah lagi, katakanlah budget Anda hanya di bawah Rp3 juta. Huawei juga memiliki MatePad T 10s yang belum lama ini dirilis dengan harga Rp2.599.000. Lantas, apakah tablet ini juga cukup ideal untuk aktivitas bekerja maupun belajar online anak-anak di rumah? Simak review Huawei MatePad T 10s selengkapnya.

Desain

review-huawei-matepad-t-10s-2
Layar Huawei MatePad T 10s | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Huawei MatePad T 10s adalah tablet dengan bentang layar 10,1 inci dengan panel IPS beresolusi Full HD (1200×1920 piksel) dalam aspek rasio 16:10. Bezel tepi layarnya simetris dan berukuran sedang 9,5mm. Tak begitu tipis tapi juga tidak terlalu tebal, Huawei mengklaim screen-to-body rasionya mencapai 80%.

Dengan kerapatan layar sekitar 224 ppi, kualitas tampilannya cukup impresif. Saya pun penasaran, apakah kualitas layarnya sama bagusnya dengan MatePad 10.4? Setelah membandingkannya secara langsung, ternyata tingkat kecerahan yang dimiliki MatePad T 10s lebih rendah dan sudut-sudut layarnya tegas tidak melengkung.

Harap dimaklumi, mengingat selisih harganya Rp1,7 juta dan saya tidak akan tahu perbedaan tersebut kalau tidak membandingkannya. Lebih lanjut, MatePad T 10s dilengkapi teknologi Huawei ClariVu yang secara otomatis menyesuaikan kecerahan dan warna untuk menampilkan video berkualitas tajam secara real.

review-huawei-matepad-t-10s-3
Layar Huawei MatePad T 10s | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Sebagai perangkat keluaran tahun 2020, Huawei pun telah merancang tablet ini agar optimal digunakan dalam orientasi landscape. Posisi kamera depan tersemat di bezel layar sebelah kanan bagian tengah, sehingga kegiatan video conference dapat diikuti dengan lebih nyaman dan materi yang disampaikan pun terlihat jelas.

Hanya saja kamera depannya ini hanya beresolusi 2MP dengan bukaan f/2.4, sedangkan kamera belakangnya 5MP f/2.2. Asalkan berada di ruangan dengan cahaya yang cukup baik, untuk mengikuti video conference resolusi 2MP masih dapat menampilkan penggunanya dengan cukup jelas.

review-huawei-matepad-t-10s-4
Desain Huawei MatePad T 10s | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Rancangan tablet ini juga sudah cukup kekinian dan bodinya tipis dengan ketebalan hanya 7,85mm. Bagian punggungnya terbuat dari paduan material aluminium 93% dan bobotnya cukup ringan di angka 450 gram, sangat mudah ditangani.

Sebagai tablet, audio menjadi aspek yang penting. MatePad T 10s pun sudah dibekali empat speaker by Harman Kardon dan Histen 6.1 di sisi software sehingga mampu menghasilkan efek 3D dengan 9.1 audio surround channel. Kalau butuh privasi, jack audio 3,5mm juga masih tersedia.

WiFi 802.11a/b/g/n/ac dengan frekuensi 2,4GHz dan 5GHz, serta Bluetooth 5 menjadi konektivitas nirkabel MatePad T 10s. Sementara, konektivitas kabelnya mengandalkan USB Type-C dan tersedia slot microSD yang bisa menampung maksimum 512GB.

Antarmuka EMUI 10.1

review-huawei-matepad-t-10s-9
Setting Huawei MatePad T 10s | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Huawei MatePad T 10s menjalankan sistem operasi Android 10 dengan sentuhan EMUI versi 10.1. Tidak ada tampilan khusus tablet, antarmukanya sama persis seperti EMUI yang ada di smartphone terbaru Huawei.

Menurut saya, pengalaman terbaik menggunakan tablet ini berada di posisi landscape. Aspek rasio 16:10 memberi ruang ekstra, jadi tidak terlalu sempit dan sangat nyaman untuk aktivitas multitasking. Agar tidak mengganggu, fitur auto-ratate sebaiknya dimatikan saja karena terkadang orientasi layar kerap berubah ke vertikal.

Tak lupa saya ingin menekankan bahwa tablet ini tidak mendukung layanan Google Mobile Service (GMS), melainkan menggunakan Huawei Mobile Service. Artinya tidak ada Play Store dan aplikasi yang Anda butuhkan bisa didapat di AppGallery atau Petal Search.

Untuk menjaga mata pengguna tetap aman, MatePad T 10s telah disertifikasi TuV Rheinland yang mengurangi radiasi cahaya biru dan dilengkapi beberapa lapis perlindungan mata. Mulai dari dark mode untuk mengubah tema menjadi gelap, Eye Comfort yang tingkat kehatangan layarnya bisa disesuaikan dan juga bisa dijadwalkan, hingga eBook mode yang mengubah layar menjadi grayscale.

review-huawei-matepad-t-10s-10
Kids Corner Huawei MatePad T 10s | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Bagi anak-anak, Huawei juga menyediakan mode khusus bernama Kids Corner yang mengemas berbagai fitur proteksi saat anak menggunakan tablet ini. Seperti perlindungan mata yang disebutkan di atas, ditambah peringatan jarak mata menatap layar, peringatan posisi badan, peringatan kecerahan, hingga peringatan jalan berguncang.

Para orang tua juga bisa membatasi waktu penggunaan tablet guna menjaga keseimbangan yang baik antara belajar, beristirahat, dan bermain. Aplikasi yang bisa diakses pun bisa dipilih, konten di dalam tablet juga bisa difilter, hingga mencegah tablet digunakan saat baterai diisi ulang.

Hardware & Performa

review-huawei-matepad-t-10s-11
Geekbench 5 Huawei MatePad T 10s | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Beralih ke dapur pacunya, Huawei memilih chipset Kirin 710A sebagai otak dari MatePad T 10s. SoC ini masih dibuat pada arsitektur 14nm, tapi sudah mengemas CPU octa-core yang terdiri dari quad-core 2.0GHz Cortex-A73 dan quad-core 1.7GHz Cortex-A53.

Sebagai gambaran, hasil benchmark MatePad T 10s di Geekbench 5 mencetak skor single-core 302 poin dan multi-core 1223 poin. Sedangkan, saudaranya MatePad 10.4 dengan Kirin 810 menghasilkan skor single core 592 dan multi-core 1.384 poin.

Berpadu RAM 3GB dan penyimpanan internal 64GB. Secara umum performa MatePad T 10s lumayan mumpuni, pergerakan di antarmuka lancar, proses membuka dan berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi juga tidak ada kendala. Olah grafisnya mengandalkan GPU Mali-G51 MP4 dengan teknologi GPU Turbo, game-game kasual pun dapat berjalan baik di tablet ini. Semua aktivitas itu, disokong oleh baterai berkapasitas 5.100 mAh.

Verdict

review-huawei-matepad-t-10s-12
Review Huawei MatePad T 10s | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Setelah mengulas MatePad 10.4 dan kemudian beralih menggunakan MatePad T 10s, saya tidak mengalami perbedaan pengalaman pengguna yang signifikan. Meski setelah membandingkan keduanya, membuat saya sadar mengenai ‘nilai lebih’ yang coba Huawei tawarkan pada MatePad 10.4.

Namun aktivitas menonton film, mengedit foto, baca artikel, dan bekerja dengan multitasking tetap dapat dilakukan secara maksimal pada layar 10.1 inci MatePad T 10s. Tidak diragukan lagi, dengan harga Rp2.599.000 tablet ini bisa menjadi solusi yang lebih terjangkau bagi yang mencari perangkat multifungsi untuk berbagai kebutuhan termasuk salah satunya untuk belajar online anak-anak dan tentunya dengan pengawasan ketat para orang tuanya.

Sparks

  • Layar lapang 10,1 inci dan berkualitas
  • Dibekali fitur perlindungan mata berlapis
  • Audio mantap dengan empat speaker Harman Kardon
  • Performa lancar berkat Kirin 710A

Slacks

  • Kamera depan hanya 2MP
  • Tablet Android 10 tanpa GMS

Kata.ai Joins a Strategic Partnership with Instagram for the Latest Innovation

The good news arrived from Kata.ai. A startup that focuses on developing conversational artificial intelligence (AI) and Natural Language Processing (NLP), was selected as one of the few technology companies to benefit from the Instagram Messenger API.

A concrete act as Kata.ai become the only Indonesian based partner for Instagram is a new feature on Kata.ai’s omnichannel dashboard called Kata Instagram Solution. This service allows business owners who use Kata.ai to connect Instagram’s direct message for the omnichannel platform.

“Kata Instagram Solution allows business owners to manage messages and conversations from consumers in a sustainable and more effective manner. This will make it easier for them to create higher interactions and serve customers better,” Kata.ai’s Co-Founder & CEO Irzan Raditya said in a written statement.

This partnership did not happen overnight. They have already established good relations with Facebook – as the parent company of Instagram – when they were appointed as official WhatsApp Business Solution Provider partners in 2019. Irzan also explained that they have been working with Facebook several times to help their clients integrate and build solutions on Facebook Messenger’s platform.

He further explained, through the word Instagram Solution, business owners who use Instagram can handle conversation messages on social media creatively and boost customer engagement via Direct Messages. The new Kata.ai service has been effective for their clients to use.

“As for the products currently being developed, business owners can use the Omnichat word product to be able to manage incoming inquiries through the Diret Message API,” he added.

The fact that Kata.ai is selected as a platform that can use the Instagram API is arguably significant. It is well known that Instagram is the most popular social media in the world after Facebook. Their monthly active users are more than one billion with an average usage of about 53 minutes per day. In Indonesia alone, it is estimated that Instagram is used by 69 million users.

There is an increasing trend of customers contacting business owners via direct messages compared to telephone or email. That’s why Kata.ai expects big on this new product. In late 2018, Instagram made a survey regarding the number of businesses using Instagram. The results show that 52% of business owners are directed their consumers to their Instagram business profiles. “Therefore we can see the potential is quite large and it is important for business owners to have an integrated messaging platform of conversation.”

Instagram also welcomes its collaboration with Kata.ai. They confirmed that this collaboration is indeed possible to help businesses and their customers to interact more closely.

“The Messenger API for Instagram service enables business owners and developers to manage communication with customers on Instagram at scale,” Konstantinos Papamiltiadis said as a VP of Platform Partnerships at Messenger.

Kata.ai is the only company from Indonesia selected by Facebook in this program. Apart from Kata.ai, several other companies were selected, including Hootsuite, Zendesk, GoDaddy, MobileMonkey, and Sprinklr.

Kata.ai plans to develop this new product with other features according to the demand of its users. However, Irzan said that currently the Kata Instagram Solution service is limited to enabling business owners to manage incoming inquiries via the Direct Message API.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Microsoft tak Bakal Buat Game Bethesda Eksklusif Xbox, Ajax Rilis Aplikasi Akademi Gaming

Dalam satu minggu terakhir, ada beberapa kejadian menarik dalam industri gaming. Salah satunya, Bos Xbox menjelaskan bahwa Microsoft tak berencana untuk membuat game-game Bethesda menjadi eksklusif Xbox. Selain itu, InnoGames, developer asal Jerman, juga mengumumkan kerja samanya dengan merek kosmetik, MAC.

Ajax Luncurkan Aplikasi Ajax Gaming Academy

Klub sepak bola asal Belanda, Ajax, meluncurkan Ajax Gaming Academy. Aplikasi mobile tersebut dibuat dengan tujuan untuk membantu para pemain FIFA yang ingin berkompetisi dalam turnamen game sepak bola itu. Melalui aplikasi ini, para pemain akan bisa bertanding untuk memenangkan hadiah eksklusif. dari Ajax Tak hanya itu, aplikasi tersebut juga dilengkapi dengan tutorial terkait FIFA 21.

Ajax tidak sendiri dalam meluncurkan aplikasi tersebut. Mereka menggandeng perusahaan TV kabel Belanda, Ziggo, perusahaan sportswear adidas, dan perusahaan teknologi Azerion. Selain itu, Goal juga menjadi rekan media Ajax. Mereka akan membantu Ajax untuk mempromosikan aplikasi ini secara global.

Ajax meluncurkan aplikasi Ajax Gaming Academy di iOS dan Android.
Ajax meluncurkan aplikasi Ajax Gaming Academy di iOS dan Android.

“Bersama dengan Ziggo, kami akan mengadakan Ziggo eBattle untuk para fans kami setiap minggunya. Di sini, para peserta akan bisa memenangkan berbagai hadiah unik,” kata Menno Geelen, Commercial Director, Ajax, menurut laporan Esports Insider. “Kami juga akan menyediakan tutorial FIFA 21 yang bisa digunakan oleh para pengguna aplikasi untuk meningkatkan performa permainan mereka.”

Bos Xbox: Microsoft tak Ingin Buat Game Bethesda Jadi Eksklusif Xbox

Microsoft mengakuisisi ZeniMax, perusahaan induk Bethesda, pada bulan lalu. Hal ini berarti, mereka bisa membuat sejumlah franchise milik Bethesda, seperti The Elder Scrolls, Doom, dan Fallout, menjadi eksklusif untuk Xbox. Namun, tampaknya Microsoft tak berencana untuk melakukan hal itu.

Dalam wawancara dengan Kotaku, Head of Xbox, Phil Spencer mengungkap, tujuan Microsoft mengakuisisi Bethesda bukanlah untuk membuat franchise buatan mereka tidak bisa dimainkan oleh gamer dari platform lain. “Kami tidak pernah menyebutkan bahwa kami ingin membatasi jumlah orang yang bisa memainkan game-game Bethesda. Kami justru ingin agar jumlah orang yang memainkan game-game tersebut bertambah,” ujarnya, lapor GamesIndustry.

Pada saat yang sama, Spencer mengungkap, Microsoft tetap bisa mendapatkan untung dari akuisisi Bethesda meskipun mereka hanya menjual game-game Bethesda di Xbox, PC, dan platform yang mendukung Game Pass.

FaZe Clan Buat Turnamen Among Us dengan Sistem Poin

FaZe Clan mengadakan turnamen Among Us In-Vent-ational pada 15 Oktober 2020. Kompetisi tersebut disiarkan di Twitch. Mengingat gameplay Among Us tidak mendukung permainan kompetitif, maka FaZe Clan menciptakan sistem poin untuk menentukan pemenang dari turnamen ini.

Dalam Among Us, para pemain akan terbagi ke dua kubu: Crewmates dan Impostors. Setiap tim Crewmates menang, maka semua pemain yang menjadi kru akan mendapatkan empat poin. Sementara jika Impostors menang, maka mereka akan mendapatkan lima poin. Poin untuk Impostors lebih besar karena menang sebagai Impostor lebih sulit daripada sebagai kru. Selain itu, setiap seorang Impostor membunuh seorang kru, dia akan mendapatkan satu poin. Sementara setiap tim Crewmates berhasil menemukan seorang Impostors dalam pemungutan suara, maka semua kru akan mendapatkan dua poin.

Semua pemain dalam tim akan mendapatkan poin ketika timnya menang, bahkan jika dia telah mati. Namun, pemain yang terbunuh lebih dulu tetap akan dirugikan. Pasalnya, sebagai kru, mereka tidak bisa mendapatkan poin dari pemungutan suara. Sementara sebagai Impostor, mereka juga tidak bisa membunuh pemain lain untuk mendapatkan ekstra poin.

Menurut PC Gamer, pertandingan Among Us ini terkadang berjalan membosankan karena para kru biasanya berkumpul bersama, sehingga para Impostor akan kesulitan untuk bertindak. Meskipun begitu, sesekali, para pemain profesional menunjukkan keahliannya. Contohnya, ketika menjadi Impostor, Jellypeanut berhasil memisahkan diri untuk membunuh seorang kru dan kembali ke kelompok Crewmates dengan cepat sehingga dia tidak dicurigai.

VENN Dapat Investasi Sebesar US$26 Juta

Dua bulan setelah startup streaming VENN meluncurkan produknya, mereka mengumumkan bahwa mereka mendapatkan pendanaan seri A sebesar US$26 juta. Ronde pendanaan kali ini dipimpin oleh perusahaan media Nexstar Media Group. Berkat investasi ini, Nexstar dapat menunjuk satu anggota dewan direktur dari VENN.

BITKRAFT, yang ikut serta dalam pendanaan tahan awal dari VENN, juga ikut serta dalam ronde pendanaan untuk VENN kali ini. Beberapa investor lain yang ikut serta dalam pendanaan seri A ini antara lain Eldridge Industries, WISE Ventures, Alumni Ventures Group, dan Josh Kroenke, Vice Chairman dari Kroenke Sports and Entertainment.

“Sektor gaming dan esports kini tengah berkembang pesat. Melalui investasi kami ke VENN, kami ingin mendistribuskan konten dari VENN di platform siaran kami dengan tujuan menjangkau para penonton muda,” ujar President, COO, dan CFO dari Nexstar, Tom Carter, seperti dikutip dari Variety.

VENN merupakan singkatan dari Video Game Entertainment & News Network. Perusahaan ini didirikan oleh Ben Kusin dan Ariel Horn. Mereka ingin membuat channel televisi yang khusus menampilkan konten esports dan gaming. Pasalnya, selama ini, kebanyakan konten gaming dan esports hanya disiarkan di platform digital seperti YouTube dan Twitch.

InnoGames Kolaborasi dengan MAC Cosmetics untuk Sambut Halloween

Developer asal Jerman, InnoGames, bekerja sama dengan MAC Cosmetics untuk menampilkan makeup art ke game buatan mereka, Elvenar. Kali ini adalah pertama kalinya InnoGames memasukkan sebuah merek ke dalam game mereka. Melalui kerja sama ini, para pemain Elvenar akan bisa menggunakan makeup virtual pada karakter mereka. Kerja sama antara InnoGames dan MAC akan dimulai pada 22 Oktober sampai 11 November 2020. Selama periode ini, para pemain Elvenar juga akan bisa melihat gaya makeup yang terinspirasi dari game tersebut.

Contoh makeup yang terinspirasi dari Elvenar.
Contoh makeup yang terinspirasi dari Elvenar. | Sumber: GamesBeat

Chief Product Officer InnoGames, Christian Reshöft mengungkap, mereka ingin agar para pemain Elvenar merasa nyaman untuk mengekspresikan dirinya di dunia virtual. Salah satu caranya dengan menggunakan makeup pada karakter merkea. Melalui kerja sama dengan MAC, para pemain Elvenar akan bisa menggunakan makeup pada karakter mereka sesuai dengan keinginan mereka. Baik InnoGames dan MAC mengungkap, kolaborasi mereka ditujukan untuk mendorong inklusivitas di industri game.

“InnoGames dan MAC Cosmetics terus berusaha untuk membuat industri game dan kecantikan menjadi semakin inklusif. Kami juga memiliki prinsip yang sama terkait keberagaman, inklusivitas, dan kreativitas,” ujar Funda Yakin, Director of Media and Market Development, InnoGames pada GamesBeat. “Baik InnoGames maupun MAC tengah menyiapkan kegiatan untuk menyambut Halloween. Jadi, kami memutuskan untuk berkolaborasi.”

Huawei Luncurkan Perangkat Audio dan Smartwatch, untuk Mendukung Lifestyle Konsumen Indonesia

Selain meluncurkan produk smartphone, Huawei juga memfokuskan diri untuk mengambil pasar IoT di Indonesia. Berbekal dengan strategi 1+8+N, saat ini Huawei tengah memperkenalkan produk baru yang termasuk dalam kategori 8 tersebut. Produk yang dimaksud masuk ke dalam kategori audio dan smartwatch. Produk-produk tersebut pun diluncurkan secara langsung melalui Youtube pada tanggal 22 Oktober 2020.

- FreeBuds-Pro-KV-Horizontal

Pada perangkat audio, Huawei memperkenalkan beberapa perangkat baru. Yang pertama adalah Huawei FreeBuds Pro yang merupakan sebuah earphone TWS penerus dari FreeBuds. Huawei FreeBuds Pro menggunakan teknologi hybrid ANC untuk mendeteksi lingkungan kebisingan eksternal dan dalam telinga, serta mengurangi kebisingan latar belakang hingga 40dB. Eartips pada FreeBuds Pro tidak sama dengan sang pendahulunya, yaitu menutupi seluruh rongga telinga.

- MKT_FreeBudsPro_KspShot_Silver_Game_JPG_16-9_20200810

Perangkat kedua adalah headphone over the ear nirkabel pertama dari Huawei yang bernama Huawei FreeBuds Studio. Headphone ini memiliki kualitas suara HD dengan bandwidth 48 KHz sehingga diklaim dapat mengeluarkan suara detail dan HiFi yang bisa dipakai pada studio rekaman. Huawei juga mengatakan bahwa headphone ini memiliki tekanan yang pas ditengah sehingga pengguna tidak akan kesakitan saat menggunakannya dalam jangka waktu yang lama.

- HUAWEI-FreeLace-Pro-KV-Horizontal

Perangkat audio selanjutnya adalah Huawei FreeLace Pro. Perangkat ini merupakan sebuah earphone neckband generasi selanjutnya dari Huawei. FreeLace Pro mempertahankan karakteristiknya dengan melakukan charge baterai melalui interface USB-C. Active Noice Cancelling pada FreeLace Pro dapat meredam bising hingga 40 dB. Selain itu, perangkat ini juga memiliki dua buah microphone.

- Gentle-Monster-II-KV-Horizontal

Perangkat audio terakhir bukanlah sebuah headphone maupun earphone, namun sebuah kacamata hitam. Huawei bekerja sama dengan Gentle Monster untuk mengeluarkan Huawei Eyewear II, sebuah kacamata pintar yang bisa digunakan untuk mendengarkan musik. Untuk mengeluarkan suara musik terdapat sebuah speaker pada gagang kacamatanya yang langsung mengarah ke lubang telinga. Gagangnya sendiri juga bisa disentuh untuk mengatur suara dan lagu yang diinginkan.

- HUAWEI Watch GT 2 Pro

Berikutnya adalah Huawei Watch GT 2 Pro yang menjadi successor dari Watch GT 2. Jam pintar yang satu ini sudah ditambahkan dua macam olah raga baru seperti Golf dan Ski. Huawei Watch GT 2 Pro menggunakan body titanium, casing belakang keramik, dan kaca safir yang terkenal kuat terhadap benturan. Jam tangan ini juga masih mengadopsi pemakaian baterai yang bertahan 2 minggu yang sama dengan Watch GT 2.

HUAWEI FreeBuds Pro dibandrol dengan harga Rp 2.299.000 dan dijual  mulai dari tanggal 22 Oktober 2020 hingga 29 Oktober 2020. Untuk HUAWEI FreeLace Pro dibandrol dengan harga Rp 1.299.000 dan tersedia dari 30 Oktober 2020. Sementara HUAWEI FreeBuds Studio dijual dengan harga Rp 4.299.000 dan Gentle Monster – HUAWEI Eyewear dibandrol dengan harga Rp 6.299.000 dan  dapat dipesan mulai 30 Oktober hingga 30 November 2020. Terakhir untuk HUAWEI WATCH GT 2 Pro harga jualnya Rp 4.299.000 dan bisa dipesan mulai 23 Oktober hingga 30 November 2020.

Produk baru meluncur, produk lama discontinue?

Banyak orang yang melihat bahwa dengan peluncuran yang baru, maka saat itulah waktu yang paling baik untuk membeli produk yang lama. Hal tersebut dikarenakan harga dari produk lama akan turun. Namun, hal tersebut pula akan menyebabkan dukungan terhadap produk lama juga terhenti. Bagaimana dengan Huawei?

Saya pun menanyakan apakah perangkat sebelumnya seperti Watch GT 2 akan menjadi end of life. Namun Lo Khing Seng, Deputy Country Director Huawei Consumer Business Group Indonesia mengatakan bahwa Watch GT 2 permintaannya masih tinggi. Namun untuk Watch GT generasi pertama sudah pasti akan discontinue.

Watch GT 2 Proh

Setelah peluncuran ini, tentu saja semua perangkat akan ada penyesuaian harga. Penyesuaian harga tersebut juga bakal sesuai dengan spesifikasi-spesifikasi yang ada. Jadi, Watch GT 2 dan Watch GT 2e sudah pasti masih ada di pasaran.

Watch GT 2 vs GT 2 Pro, Apa yang ditambahkan?

Saat peluncurannya, saya melihat selain dari bahan yang digunakan dari Watch GT 2 Pro, hanya penambahan mode Golf dan Ski saja yang ditambahkan. Hal ini tentu saja mudah untuk ditambahkan hanya dengan algoritma software saja. Namun apakah hal ini akan ditambahkan pada perangkat lama?

Edy Supartono selaku Country Training Manager Huawei Indonesia mengatakan bahwa mereka menambahkan satu sensor lagi pada Watch GT 2 Pro. Sensor tersebut adalah sensor swing yang akan mendeteksi ayunan tangan saat bermain ski dan golf. Sensor ini sendiri belum ada pada jam tangan pintar generasi yang lama.

Untuk penambahan fitur golf dan ski sendiri pada seri-seri sebelumnya, Edy mengaku belum mengetahui apakah ada atau tidak. Namun walaupun ada, kemungkinan besar akurasinya tidak akan sebaik GT 2 Pro yang memiliki sensor swing. Hal inilah yang membedakan antara Watch GT 2 Pro dengan seri-seri sebelumnya.

Dimotori Veteran Blizzard, Frost Giant Studios Siap Hidupkan Kembali Genre RTS

Pada tanggal 15 Oktober lalu, Blizzard secara resmi mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengembangkan konten baru lagi buat StarCraft II. Pembaruan minor seperti balancing masih bakal diterapkan jika diperlukan, tapi yang pasti StarCraft II tidak akan menerima expansion baru lagi ke depannya.

Tidak sedikit yang menilai pengumuman ini sebagai indikator matinya genre real-time strategy alias RTS, terutama mengingat Blizzard memang merupakan satu dari segelintir pengembang game RTS kawakan yang masih bertahan sampai sekarang. Selang lima hari setelahnya, beredar kabar bahwa sebuah perusahaan game baru bernama Frost Giant Studios sedang bersiap untuk menghidupkan kembali genre RTS.

Kalau Anda buka situs resminya, Anda bisa lihat tagline “Real-Time Strategy Returns” terpampang dengan sangat jelas di depan logo perusahaannya, padahal Frost Giant sama sekali belum punya satu pun prototipe game yang bisa mereka demonstrasikan. Lucunya, hal itu tidak mencegah ribuan orang untuk menyerbu dan membuat situs Frost Giant down sesaat.

Usut punya usut, ternyata Frost Giant Studios didirikan oleh, lagi-lagi, mantan karyawan senior Blizzard. Mereka adalah Tim Morten, eks production director untuk StarCraft II, dan Tim Campbell, eks lead campaign designer untuk Warcraft III: The Frozen Throne. Selebihnya, Frost Giant juga masih punya enam karyawan lain yang semuanya pernah bekerja di Blizzard.

Saya bilang lagi-lagi karena memang baru sebulan lalu ada sebuah studio game baru lain bernama Dreamhaven yang sempat menjadi buah bibir karena pendirinya adalah seorang veteran Blizzard. Bukan sembarang veteran malah, melainkan sang pendiri Blizzard itu sendiri, Mike Morhaime.

Jadi saat mendengar kabar tentang Frost Giant, saya langsung bertanya-tanya dalam hati mengapa Tim Morten dan Tim Campbell tidak memilih untuk bergabung bersama Mike Morhaime saja di Dreamhaven. Kepada VentureBeat, mereka menjelaskan bahwa mereka sebenarnya tahu soal rencana Mike untuk kembali menggeluti industri gaming, akan tetapi rencana tersebut belum benar-benar matang ketika mereka sudah siap untuk memulai.

Bisa disimpulkan bahwa Frost Giant didirikan lebih awal ketimbang Dreamhaven di awal tahun 2020, dan kemungkinan mereka baru berani go public sekarang setelah berhasil menggaet pendanaan dari investor. Ya, di saat Dreamhaven menempuh jalur independen, Frost Giant yang memang skala timnya lebih kecil harus bertumpu pada bantuan sejumlah investor.

Sejauh ini, Frost Giant sudah mengamankan total pendanaan sebesar US$4,7 juta dari beberapa investor. Menariknya, nama Riot Games terpampang sebagai salah satu investornya. Kalau melihat ada perwakilan Riot di dewan direksi Frost Giant, saya cukup yakin nantinya esport juga akan mendapat porsi perhatian tersendiri dari Frost Giant.

Selain menghidupkan kembali genre RTS, misi lain Frost Giant adalah menciptakan game RTS yang lebih mudah diakses oleh mereka yang bukan penggemar berat genre ini. Mereka percaya ini bisa diwujudkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan melibatkan AI dan machine learning.

Namun yang menjadi pertanyaan lain adalah, kenapa orang-orang ini harus meninggalkan Blizzard kalau memang mereka sebegitu cintanya dengan genre RTS. Tim Morten berdalih bahwa bukan berarti Blizzard sudah tidak peduli dengan genre RTS, hanya saja memang Blizzard harus mengerahkan sumber daya di sejumlah franchise lain seperti Overwatch, Diablo, dan World of Warcraft.

Tentu bakal sangat menarik melihat perjalanan studio-studio game baru yang dimotori oleh veteran-veteran Blizzard ini ke depannya. Mereka adalah sosok yang sudah paham betul pahit-manisnya industri game development, tapi kecintaan mereka terhadap gaming pada akhirnya tetap memaksa mereka untuk terus berkarya di bidang ini.

Jalin Kerja Sama Strategis dengan Instagram, Kata.ai Lahirkan Solusi Baru

Kabar baik singgah di Kata.ai. Startup yang fokus pada pengembangan kecerdasan buatan (AI) percakapan dan Natural Language Processing (NLP) ini terpilih sebagai satu dari sedikit perusahaan teknologi yang bisa memanfaatkan API Instagram Messenger.

Bentuk konkret dari terpilihnya Kata.ai sebagai satu-satunya mitra Instagram dari Indonesia adalah hadirnya fitur pesan Instagram pada dasbor omnichannel Kata.ai bernama Kata Instagram Solution. Layanan tersebut memungkinkan pemilik bisnis yang memakai jasa Kata.ai terhubung langsung ke fitur pesan di aplikasi Instagram ke platform omnichannel.

“Kata Instagram Solution memungkinkan pemilik bisnis untuk mengelola pesan dan percakapan dari konsumen secara berkesinambungan dan lebih efektif. Hal ini akan memudahkan mereka menciptakan interaksi lebih tinggi dan melayani pelanggan dengan lebih baik,” ucap Co-Founder & CEO Kata.ai Irzan Raditya dalam pernyataan tertulis.

Terpilihnya Kata.ai tidak terjadi dalam semalam. Mereka sudah menjalin hubungan baik dengan Facebook -sebagai induk dari Instagram- ketika mereka ditunjuk sebagai mitra resmi WhatsApp Business Solution Provider pada tahun 2019. Irzan juga menjelaskan bahwa mereka telah beberapa kali terlibat kerja sama dengan Facebook untuk membantu kliennya dalam mengintegrasikan serta membangun solusi di atas platform Facebook Meseenger.

Lebih jauh ia menjelaskan, lewat Kata Instagram Solution ini pemilik bisnis yang memakai Instagram dapat menangani percakapan pesan di media sosial itu secara kreatif dan mendongkrak customer engagement lewat Direct Message. Layanan baru Kata.ai ini pun sudah efektif bisa digunakan klien mereka.

“Adapun produk yang saat ini dikembangkan yaitu pemilik bisnis dapat menggunakan produk Kata Omnichat untuk dapat mengelola pertanyaan yang masuk melalui Diret Message API,” imbuhnya.

Terpilihnya Instagram sebagai platform yang bisa menggunakan API Instagram ini bisa dibilang signifikan. Pasalnya seperti diketahui bersama bahwa Instagram merupakan media sosial terpopuler di dunia setelah Facebook. Pengguna aktif bulanan mereka lebih dari satu miliar dengan rata-rata penggunaan sekitar 53 menit tiap hari. Di Indonesia sendiri, diperkirakan Instagram dipakai oleh 69 juta pengguna.

Kecenderungan yang meningkat pelanggan menghubungi pemilik bisnis melalui pesan langsung memang meningkat dibanding melalui telepon maupun email. Itu sebabnya Kata.ai punya harapan besar lewat produk terbarunya ini. Pada akhir 2018 Instagram sendiri pernah membuat survei mengenai jumlah bisnis yang memanfaatkan Instagram. Dari hasil survei tersebut diketahui 52% pemilik bisnis mengarahkan konsumennya ke profil bisnis mereka di Instagram. “Karenanya dari sini kami melihat potensinya sangat besar dan hal ini menjadi penting bagi pemilik bisnis untuk memiliki sarana percakapan pesan yang terintegrasi.”

Pihak Instagram pun menyambut kerja sama mereka dengan Kata.ai. Mereka membenarkan bahwa kerja sama ini memang memungkinkan membantu bisnis dan pelanggannya untuk berinteraksi lebih erat.

“Layanan Messenger API untuk Instagram memungkinkan pemilik bisnis dan developer untuk mengelola komunikasi dengan pelanggan di Instagram dalam skala besar,” ujar VP of Platform Partnerships di Messenger Konstantinos Papamiltiadis.

Kata.ai adalah satu-satunya perusahaan asal Indonesia yang dipilih oleh Facebook dalam program ini. Selain Kata.ai, beberapa perusahaan lain yang terpilih adalah Hootsuite, Zendesk, GoDaddy, MobileMonkey, dan Sprinklr.

Kata.ai berencana mengembangkan produk terbaru ini dengan fitur-fitur lainnya sesuai dengan kebutuhan pengguna mereka. Akan tetapi Irzan menyatakan saat ini layanan Kata Instagram Solution ini masih sebatas memungkinkan pemilik bisnis mengelola pertanyaan yang masuk melalui Direct Message API.