Sayurbox Umumkan Pendanaan Seri B, Dipimpin Astra Digital

Startup online grocery Sayurbox hari ini (28/4) mengumumkan telah menutup putaran pendanaan seri B dengan nilai yang dirahasiakan. PT Astra Digital International selaku anak perusahaan PT Astra International Tbk., bertindak memimpin putaran investasi dengan dukungan Syngenta Group Ventures, Global Brain Corporation, Ondine Capital, Strategic Year Holdings Ltd., dan beberapa nama lain yang tidak disebut spesifik.

Disebutkan juga bahwa Sayurbox sebenarnya sudah menutup pendanaan putaran sebelumnya [seri A] satu tahun yang lalu. Namun tidak disebutkan detailnya, pun berdasarkan catatan kami pendanaan tersebut tidak diumumkan secara publik.

Sebelumnya diketahui, menurut pemaparan salah satu eksekutif grup Astra, perusahaannya menggelontorkan dana sekitar 72 miliar Rupiah ke Sayurbox tahun ini. Hipotesis mereka, startup yang didirikan Amanda Susanti, Rama Notowidigdo, dan Metha Trisnawati ini memiliki “business case” yang menarik dan relevan dengan kebutuhan pasar saat ini.

Investasi ini akan membantu mempercepat pertumbuhan infrastruktur rantai pasokan pangan Sayurbox di wilayah Jabodetabek, Surabaya, dan Bali, serta untuk ekspansi ke wilayah baru di Indonesia karena permintaan yang kuat terhadap layanan Sayurbox.

Co-Founder & CEO Sayurbox Amanda Susanti mengatakan, “Kami sangat senang dengan tingginya permintaan terhadap layanan Sayurbox di pulau Jawa, dan wilayah lainnya di Indonesia serta kepercayaan konsumen atas produk dari mitra petani, produsen, dan pemasok kami. Dengan para investor yang mempunyai pemikiran dan visi yang sama, kami tidak sabar memanfaatkan peluang besar ini untuk terus membawa kebaikan untuk semua; memberikan kesegaran dalam satu boks dan kenyamanan untuk konsumen Indonesia.”

Sejak diluncurkan tahun 2017, Sayurbox saat ini melayani pembelian produk segar secara online. Ragam produk yang dijajakan mulai dari sayur-mayur, buah-buahan, aneka daging, boga bahari, dan produk lainnya yang bersumber langsung dari petani, produsen, dan pemasok lokal.

Melalui visinya, Sayurbox berkomitmen untuk menyelesaikan masalah utama seperti kebutuhan logistik, agregasi, dan distribusi yang lebih baik bagi petani. Dengan menciptakan rantai pasokan pangan yang lebih efisien menggunakan teknologi, Sayurbox tidak hanya mampu memberikan harga yang lebih baik bagi petani dan konsumen, tetapi juga mengurangi limbah pertanian yang disebabkan kompleksitas rantai pasokan pangan.

Selain Sayurbox, saat ini di Indonesia juga beroperasi layanan online grocery lainnya. Mulai dari Happyfresh yang juga terus lakukan ekspansi pasar, kemudian GetMyStore yang merupakan pembaruan dari pemain lama Kesupermarket, hingga para unicorn yang menghadirkan sub-fitur serupa seperti GoMart (Gojek), Tokomart (Tokopedia), hingga Bliblimart (Blibli). Pemain baru juga bermunculan dengan pendekatan hyperlocal, misalnya platform Segari, Dropezy, Chilimart, Tumbas, dan masih banyak lagi.

Investor juga makin melirik startup di bidang tersebut, terbaru Segari dapatkan pendanaan awal dari Beenext, AC Ventures, Saison Capital, dan beberapa angel investor. Dropezy juga bukukan pendanaan dari Taurus Ventures dan Kopi Kenangan Fund bulan Maret ini.

Application Information Will Show Up Here

3 Cara Mengamankan Akun WhatsApp dari Peretas

Pernah mendengar kabar dari teman yang bercerita nomor WhatsApp-nya kena hack? Yap, betul. Belakangan cerita sedih seperti ini kerap kita dengar. Bukan hal mengejutkan, tetapi sejatinya kejadian seperti ini bisa kita cegah sejak dini.

Continue reading 3 Cara Mengamankan Akun WhatsApp dari Peretas

Razer Orochi V2 Adalah Mouse Nirkabel Dambaan Para Pengguna Laptop Gaming

Razer punya mouse gaming baru. Namanya Orochi V2, dan ia ditujukan bagi para pengguna laptop gaming yang mengutamakan konektivitas nirkabel sekaligus daya tahan baterai yang luar biasa awet.

Orochi V2 tidak mempunyai colokan kabel sama sekali. Pengguna bebas menyambungkannya ke laptop via koneksi Bluetooth atau HyperSpeed 2.4 GHz (USB). Masing-masing tentu punya kelebihan dan kekurangannya sendiri; Bluetooth lebih hemat daya tapi latensinya tinggi, sedangkan HyperSpeed diklaim bebas lag tapi mengonsumsi daya sekitar dua kali lebih banyak.

Berhubung ia tidak punya colokan kabel, otomatis ia harus mengandalkan baterai yang dapat dilepas-pasang. Yang cukup unik adalah, slot baterainya ada dua macam, satu untuk baterai AA, satu untuk baterai AAA. Kendati demikian, yang bisa dipakai cuma salah satu saja. Ini berarti Anda bebas memilih antara daya baterai yang lebih awet (AA), atau bobot keseluruhan yang lebih enteng (AAA).

Menggunakan satu baterai AA, Orochi V2 dapat beroperasi hingga 950 jam pemakaian dalam mode Bluetooth. Kalau menggunakan koneksi HyperSpeed, daya tahan baterainya diperkirakan berada di kisaran 425 jam. Lalu kalau yang digunakan adalah baterai AAA, daya tahannya diestimasikan berkurang menjadi sekitar sepertiganya. Semua ini tidak akan bisa terwujud seandainya Orochi V2 punya pencahayaan RGB.

Tanpa baterai, bobot Orochi V2 diklaim tidak sampai 60 gram. Bentuknya yang nyaris ambidextrous cocok untuk semua jenis grip; entah itu claw grip, palm grip, maupun fingertip grip. Orochi V2 menggunakan mechanical switch generasi kedua yang diklaim lebih tahan lama (sampai 60 juta klik). Total ada enam tombol yang semuanya bisa diprogram lewat software Razer Synapse.

Terkait performanya, Orochi V2 mengandalkan sensor dengan sensitivitas maksimum 18.000 DPI dan kecepatan tracking 450 IPS. Razer pun tak lupa menyematkan mouse feet berbahan PTFE murni agar pergerakannya bisa semakin mulus lagi.

Di Indonesia, Razer Orochi V2 kabarnya akan segera dipasarkan dengan harga resmi Rp1.099.000. Selain warna hitam, ia juga hadir dalam varian warna putih.

Sumber: Razer.

Pertemuan Jaket Motor dan Kotak “Hijau”, Peta “GoTo” dari Gojek dan Tokopedia

Bagi banyak kaum urban Indonesia, kehidupan mereka dapat digambarkan dalam dua fase: sebelum Gojek, dan setelah Gojek menjadi bagian dari ponsel mereka. Sekarang, aplikasi hijau-putih tersebut telah menjadi kebutuhan pokok. Hal ini mencakup transportasi, pembayaran, hiburan, pengiriman makanan, dan banyak lagi. Lalu bagaimana dengan e-commerce? Anda mungkin sedang bertanya-tanya. Nah, hal itu akan segera hadir.

Gojek dan Tokopedia, platform e-commerce terbesar di Indonesia, semakin dekat dengan merger yang akan menciptakan entitas baru bernama GoTo, dengan co-CEO Gojek Andre Soelistyo sebagai nahkodanya. GoTo bisa menjadi ekosistem teknologi yang kuat dalam menghubungkan jutaan pelanggan, pedagang, serta mitra pengemudi, dan akan menempati posisi kokoh untuk segera go public.

Kedua perusahaan memiliki banyak keuntungan dari merger ini. Tokopedia akan memiliki akses ke sumber daya logistik Gojek untuk layanan pengiriman yang lebih efisien, sementara Gojek juga akan mendapat dukungan dari jaringan pengiriman e-commerce Tokopedia. Cabang fintech Gojek, GoPay, dan bank digital Bank Jago dapat menargetkan usaha kecil dan menengah Tokopedia untuk menawarkan layanan pembayaran dan peminjaman.

Meningkatkan ragam fungsi aplikasi dapat memperluas jejak Gojek di Asia Tenggara. Terlepas dari kekuatannya di Indonesia, Gojek masih tertinggal dari saingannya, Grab, di luar kandang. Gojek saat ini hanya tersedia di empat pasar, yakni Vietnam, Thailand, Singapura, dan Indonesia. Grab hadir di semua pasar di mana Gojek beroperasi ditambah Malaysia, Myanmar, dan Filipina, dan telah bermitra dengan JapanTaxi untuk memungkinkan pengguna Grab memanggil taksi di lokasi wisata populer di Jepang.

Ekspansi regional sepertinya menjadi salah satu fokus utama Gojek saat ini. Tahun lalu, perusahaan menyatukan merek Vietnam dan Thailand, sementara di Singapura, telah mengumumkan rencana untuk meluncurkan produk baru, termasuk fitur baru untuk klien korporat, pesanan taksi, dan layanan kendaraan besar.

Langkah tersebut tampaknya diperlukan untuk meningkatkan kompetisi dengan Grab, yang bersiap untuk go public di AS melalui mega-merger SPAC dengan Altimeter Growth Corporation. GoTo juga kemungkinan akan melakukan dual listing di Indonesia dan di bursa saham AS tahun ini, keputusan yang bisa jadi didorong oleh tingginya minat raksasa teknologi AS pada startup Asia Tenggara. Gojek sudah memiliki beberapa investor AS seperti Facebook, PayPal, Visa, dan Google, sementara Tokopedia juga mendapat dukungan dari Google. Kedua perusahaan bahkan berbagi DNA investor di Sequoia Capital India dan Temasek.

“Setiap potensi merger akan didorong oleh konvergensi. Layanan yang diberikan oleh kedua perusahaan sangat saling melengkapi dan akan menggabungkan skala yang signifikan. Pemain gabungan juga akan lebih berkelanjutan secara finansial mengingat aliran pendapatan yang lebih beragam,” sebut Kenny Liew, analis senior telekomunikasi, media, dan teknologi di Fitch Solutions, kepada KrASIA.

Menyalurkan minat investor asing

Perusahaan teknologi di Asia Tenggara telah menarik minat investor global berkat ekonomi internet yang berkembang di kawasan ini, yang diharapkan dapat menghasilkan nilai barang dagangan bruto (GMV) sebesar USD 309 miliar pada tahun 2025.

Kesuksesan IPO Sea Group di Bursa Efek New York juga telah membangkitkan minat investor untuk perusahaan-perusahaan di kawasan ini, menurut Hian Goh, mitra pendiri dari investor awal Gojek, Openpace Ventures.

Gojek bisa meyakinkan investor berkat operasional perusahaan di beberapa sektor dan merger dengan Tokopedia. Gojek dapat dilihat sebagai perpaduan Uber, DoorDash, Alipay, dan Flipkart, yang mencakup layanan transportasi online, pengiriman makanan dan bahan makanan online, dan pembayaran online. “Keragaman biasanya mirip dengan pemain teknologi besar AS dan China, yang umumnya diterima dengan baik oleh investor pasar publik,” kata Goh.

Fitch Solutions ‘Liew menambahkan bahwa “tidak seperti IPO ride-hailing sebelumnya seperti Uber dan Lyft, Gojek memiliki model bisnis yang terdiversifikasi dengan kehadiran yang kuat di berbagai bidang seperti fintech dan pengiriman makanan, dua sektor di mana sudah ada jalur yang jelas menuju profitabilitas, dan investor ‘bunga sangat tinggi. ”

Siapa yang memegang kendali Gojek?

Proyeksi pengiriman makanan dan pembayaran digital di Asia Tenggara cukup menjanjikan dibandingkan dengan transportasi online. Pada tahun 2025, nilai bruto pengiriman makanan akan mencapai USD23 miliar, sedangkan nilai transaksi bruto untuk pembayaran akan mencapai USD1,2 triliun, menurut laporan oleh Google, Temasek, dan Bain & Co. Transportasi diprediksi hanya mencapai USD19 miliar, tercatat di laporan yang sama.

Sejauh ini, perusahaan yang beroperasi di sektor ini telah melihat reaksi positif di pasar modal. Platform pengiriman makanan DoorDash berhasil mendapatkan debut yang sukses di pasar saham pada akhir tahun 2020, sementara bisnis pengiriman makanan Uber, UberEats, melaporkan pertumbuhan positif pada Maret 2021.

“Kami yakin minat ini akan terus meningkat di masa mendatang karena investor di semua tahap investasi ingin menangkap peluang yang berkembang di Asia Tenggara,” kata Goh.

Menambahkan layanan e-commerce dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi Gojek dalam persaingan melawan Grab, karena perusahaan yang berbasis di Singapura ini tidak memiliki cabang e-commerce, juga belum mengumumkan rencana untuk bergabung dengan salah satunya. Grab menjalin kemitraan dengan Lazada di Vietnam pada November 2020, memberikan konsumen Vietnam akses ke GrabFood dari beranda aplikasi dan halaman web Lazada, sementara pengguna Grab di Vietnam dapat mengakses platform Lazada melalui Banner dan widget di aplikasi Grab.

Hampir 2 juta mitra pengemudi Gojek juga dapat memberikan GoTo kesempatan yang lebih baik untuk membangun jaringan pengiriman yang solid untuk bersaing dengan platform e-commerce Sea Group, Shopee.

Namun, GoTo perlu menciptakan ekosistem yang kokoh dan meningkatkan penawarannya. “Untuk menjadi kompetitif dan menangkis persaingan ketat dari pesaing seperti Shopee dan Grab, Tokopedia dan Gojek perlu menciptakan lebih banyak sinergi dan mengembangkan ekosistem layanan yang akan menghasilkan belanja dan loyalitas pelanggan yang lebih besar, daripada berpegang pada status quo dan mengandalkan produk apa adanya,” kata Liew.

Pengemudi Gojek kelak akan mengirim parcel untuk Tokopedia. Dokumentasi oleh Gojek

Memompa valuasi dan kesempatan di masa depan

Seperti Google dan Uber, Gojek telah menjadi kata kerja yang digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam bahasa sehari-hari: Gojek-in aja (“kirim saja lewat Gojek”) dan nge-Gojek (“menggunakan layanan transportasi Gojek”). Di wilayah metropolitan, pengemudi Gojek ada di mana-mana, masing-masing mengenakan jaket hijau khasnya, mengangkut penumpang, mengantarkan paket, atau beristirahat di taman saat istirahat makan siang.

Sebagian besar pedagang offline juga memiliki mesin dan barcode GoPay sebagai opsi pembayaran, yang mencerminkan keberadaan Gojekdi seluruh strata kehidupan masyarakat Indonesia.

Keberadaan Tokopedia lebih halus. Tidak seperti Amazon, platform e-commerce Indonesia tidak mencetak logonya pada paket yang meninggalkan pusat penyimpanannya. Namun, platform ini menjadi yang terbanyak dikunjungi kedua di Indonesia, dengan lebih dari 114 juta kunjungan web setiap bulan, menurut situs agregator pasar iPrice. Platform ini juga mengklaim memiliki lebih dari 900.000 pedagang. Perusahaan telah memasuki kios-kios kecil di pinggir jalan — yang dikenal sebagai warung — menambahkan pulsa telepon dan token listrik ke dalam stok mereka.

Gojek dikabarkan bernilai USD10,5 miliar, sedangkan Tokopedia USD7,5 miliar. Penyatuan antara keduanya akan menciptakan entitas senilai USD18 miliar. Bloomberg memperkirakan, dengan potensi dual listing di Indonesia dan AS, perusahaan dapat mencapai penilaian sekitar USD40 juta, menyamai valuasi yang diharapkan Grab setelah bergabung dengan Altimeter’s SPAC.

Pemegang saham Gojek akan memiliki 58% saham di GoTo, dan pemilik Tokopedia akan mengambil sisanya, menurut sumber familiar yang berbicara dengan Bloomberg. GoTo akan membagi operasinya menjadi tiga unit bisnis: ride-hailing di bawah Gojek, e-commerce di bawah Tokopedia, dan divisi pembayaran dan keuangan baru bernama Dompet Karya Anak Bangsa, atau DKAB.

“Jika kedua perusahaan dapat menunjukkan kepada calon investor seberapa kuat mereka dan di segmen baru apa mereka dapat bersaing dan tumbuh setelah merger, saya pikir itu pasti akan merefleksikan valuasi yang lebih tinggi,” kata Liew.

“Menggabungkan kedua bisnis akan membuka banyak sinergi bagi kedua perusahaan, dan kemungkinan besar akan membuat mereka menjadi pemain yang lebih kuat di bidangnya masing-masing. Membuka sinergi ini secara efektif dapat menghasilkan pertumbuhan yang lebih cepat dan berkelanjutan. Landasan pertumbuhan yang lebih panjang dan kuat adalah kunci dari valuasi yang lebih tinggi, ”tambah Liew.

Goh Openspace Ventures yang telah mengamati Gojek sejak menjadi startup, meyakini bahwa Gojek memiliki masa depan yang menjanjikan. “Kami melihat Gojek sebagai perusahaan teknologi generasi,” ujarnya. “Ini telah mencapai jumlah yang luar biasa dan masih memiliki ruang yang signifikan untuk berkembang. Kami yakin pertumbuhan ini dapat dicapai dengan atau tanpa IPO dalam waktu dekat.”


Artikel ini pertama kali dirilis oleh KrASIA. Kembali dirilis dalam bahasa Indonesia sebagai bagian dari kerja sama dengan DailySocial

5 Fitur Utama dan Tips Mengoptimalkan OPPO A54

OPPO A54 merupakan salah satu smartphone seri A terbaru dari OPPO dan masuk ke dalam daftar rekomendasi smartphone lebaran tahun ini yang berada direntang harga Rp2 jutaan. Perangkat ini mengusung wajah baru dengan punch hole dalam desain stylish berpadu warna yang kekinian.

Desain memang menjadi salah satu faktor pertimbangan utama, terutama bagi anak muda saat membeli smartphone. Sebab smartphone telah menjadi semacam fashion statement bagi penggunanya. Bagi peminat OPPO A54, berikut ini lima fitur utama dan juga tips untuk mengoptimalkannya.

1. Crystal Black vs Starry Blue

OPPO-A54-1

OPPO menyediakan dua macam warna yang sangat kontras, yaitu Crystal Black dan Starry Blue. Warna klasik Crystal Black membuat OPPO A54 tampil lebih elegan dan terkesan kalem.

Sebaliknya, warna kekinian Starry Blue berhasil menampilkan keindahan yang sangat mempesona. Umumnya warna ini bakal lebih menarik perhatian kaum hawa, tetapi kaum adam juga sah-sah saja bila menginginkan warna Starry Blue.

OPPO menjelaskan bahwa bodi luar A54 menggunakan teknologi electroplating dengan tiga lapisan penyemprotan sehingga menghasilkan gradasi bingkai yang halus. Bingkainya sendiri terbuat dari alumunium yang memberikan kesan solid.

2. Tahan Percikan Air (IPX4)

Selain tampil menawan, bodi OPPO A54 juga istimewa. Sebab untuk pertama kalinya, OPPO membawa sertifikasi IP rating pada lini seri A yaitu IPX4. Dibandingkan dengan sertifikasi IPX2, OPPO menambahkan sebuah lapisan penahan air yang memberikan ketahanan yang cukup untuk penggunaan sehari-hari.

Untuk membuktikan keandalannya, OPPO melakukan rain of pipe-swing test selama 10 menit dan setelah 72 jam tidak terjadi kegagalan fungsi. Lebih lanjut, OPPO A54 juga dilengkapi dengan lima lapisan perlindungan dan lulus menjalani enam tes utama termasuk uji jatuh, ketahanan terhadap air, radiasi, iklim, slight drop test, dan kekuatan sinyal.

Bodi yang tangguh dengan ketahanan terhadap percikan air, tentunya memberi keleluasaan bagi anak muda dalam menciptakan konten. Namun poin yang tak kalah penting ialah ergonomis saat digenggam, berkat dimensi yang tipis dan ringan dengan ketebalan di angka 8,4mm dan bobot 192 gram.

3. Eye Comfort

OPPO A54 | Foto: OPPO

Banyak hal yang bisa ditunjang oleh smartphone, mulai dari bekerja, belajar, belanja online, akses perbankan, hingga berkreasi membuat konten. Tidak heran, waktu mengakses smartphone tiap harinya meningkat.

Melihat kondisi tersebut, OPPO telah melengkapi A54 dengan Eye Comfort. Sebuah teknologi layar yang dapat menunjang di segala kondisi cahaya dan dapat mengurangi cahaya biru pada layar guna mencegah ketegangan pada mata.

Pada kondisi di bawah terik matahari, teknologi Sunlight Screen akan menawarkan visibilitas lebih baik dengan meningkatkan kecerahan layar 14,5% secara otomatis atau setara dengan 550 nit. Sebaliknya, teknologi Moonlight Screen akan mengurangi tingkat kecerahan layar hingga 2 nit pada lingkungan rendah cahaya atau malam hari. Sementara, AI Smart Backlight dapat mempelajari kebiasaan pengguna ketika menyesuaikan lampu latar dan merekam tingkat kecerahan layar.

4. Gunakan Fitur Kamera Berbasis AI

Soal kamera, OPPO A54 dilengkapi dengan triple camera yang terdiri dari kamera utama 13MP, kamera makro 2MP, dan kamera bokeh 2MP. Agar hasil fotonya optimal, jangan ragu mengandalkan fitur-fitur berbasis kecerdasan buatan yang ada.

Sebut saja, Dazzle Color yang dapat meningkatkan saturasi dan kecerahan gambar yang kaya warna. AI Scene Recognition yang mendukung pengenalan otomatis 23 scene ketika digunakan untuk memotret. Ultra Night Mode yang menjadi solusi fotografi malam hari. Serta, AI Beautification 2.0 yang dapat diakses melalui kamera depan dan belakang.

5. Hubungkan dengan OPPO Band

Nah, tips terakhir untuk mengoptimalkan pengalaman menggunakan OPPO A54 ialah mengkombinasikan dengan OPPO Band. Buat yang belum tahu, OPPO Band merupakan wearable smart device yang masuk dalam ekosistem Internet of Things (IoT) OPPO.

Perangkat ini berorientasi pada gaya hidup sehat dengan fitur unggulan seperti pemantauan berkelanjutan terhadap kadar oksigen dalam darah (SpO2), denyut jantung secara real-time, dan juga menawarkan 12 mode latihan yang mendukung gaya hidup aktif penggunanya. Yang pasti, bakal sangat membantu menjaga kebugaran tubuh di era adaptasi kebiasaan baru dan bagi yang menjalankan ibadah puasa. 

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Hyrule Warriors: Age of Calamity Terjual 3,7 Juta Copy Dalam 5 Bulan

Hyrule Warriors: Age of Calamity rilisan Koei Tecmo dan buatan Omega Force telah terjual 3,7 copy di seluruh dunia. Informasi ini muncul bersamaan dengan laporan finansial tahun fiskal perusahaan yang berakhir pada 31 Maret 2021 lalu.

Meski begitu, menariknya, 3 juta copy game ini memang sudah terjual dalam 4 hari setelah game-nya dirilis pada bulan November 2020 kemarin. Terlepas dari hal tersebut, game yang mengambil setting waktu 100 tahun sebelum Legend of Zelda: Breath of the Wild ini jadi game terlaris dari semua seri Warriors milik Koei Tecmo. Sebelumnya, rekor penjualan terlaris dipegang oleh Hyrule Warrios: Definitive Edition dan Dynasty Warriors 4 yang terjual sebanyak 2,2 juta copy.

Dengan larisnya penjualan game ini, Koei Tecmo berhasil mendapatkan pemasukan sebesar ¥44 miliar (U$423 juta) di 3 bulan terakhir 2020.

Buat yang belum familiar dengan Hyrule Warriors: Age of Calamity, game ini adalah game hack and slash yang mencoba mengkombinasikan ciri khas gameplay Dynasty Warriors dari Koei Tecmo dengan dunia Zelda. Game ini adalah hasil kolaborasi dari Koei Tecmo (sebagai publisher seri Warriors) dan Nintendo (publisher franchise Zelda).

Makanya, game ini (ataupun seri Hyrule Warriors lainnya) sebenarnya lebih mirip dengan seri Dynasty Warriors ketimbang seri Zelda lainnya seperti Breath of the Wild. Meski begitu tetap saja, ketika seri Hyrule Warriors diumumkan pertama kali, konsepnya memang sudah unik karena menggabungkan dua franchise/seri game yang sama-sama tua. Seri Zelda, dimulai dari game The Legends of Zelda, dirilis pertama kali di tahun 1986. Franchise ini juga sangat kental dengan brand Nintendo, yang pernah kami bahas sejarah lengkapnya di tautan ini. Sedangkan seri Dynasty Warriors pertama kali dirilis tahun 1997.

Sama seperti game-game dari franchise Zelda, Hyrule Warriors: Age of Calamity dirilis eksklusif untuk Nintendo Switch.

Startup POS Qasir Rencanakan Ekspansi Bisnis ke Asia Tenggara Tahun Ini

Startup SaaS penyedia aplikasi POS Qasir mengungkapkan rencana untuk ekspansi ke salah satu negara di Asia Tenggara pada tahun ini, membawa adopsi Qasir yang lebih luas untuk para merchant yang memiliki masalah yang sama dengan Indonesia. Persiapan sudah dilakukan oleh tim, termasuk strategi lokalisasi perusahaan karena harus bersaing dengan pemain lokal di negara tersebut.

“Banyak data yang menunjukkan bahwa apa yang kita lakukan di Indonesia bisa diduplikasi dengan negara tetangga yang memiliki karakteristik yang sama. Tentu yang terdekat adalah Asia Tenggara, ada merchant yang punya masalah yang sama dengan Indonesia. Harapannya tahun ini bisa dimulai, sekarang sudah persiapan,” ucap CEO Qasir Michael Willem dalam konferensi pers virtual dihadiri sejumlah media, Selasa (27/4).

Keyakinan Qasir untuk ekspansi sebenarnya turut didukung oleh faktor perubahan strategi bisnis perusahaan akibat pandemi yang berdampak pada meningkatnya jumlah pengguna. Dalam salah satu riset dari Kemenkop yang Michael kutip, menyatakan bahwa basket size yang sanggup dikeluarkan usaha mikro untuk investasi berada di kisaran Rp300 ribu-Rp500 ribu per tahun.

Sementara, level mayoritas usaha mikro berada di tahap sukses, setelah melewati masa existence dan survival. Padahal, di atas itu ada tahap resource maturity yang memungkinkan suatu usaha membuat suatu vertikal baru. Semakin naik level suatu usaha, maka investasi yang dibutuhkan juga semakin besar.

Persepsi soal sulitnya bisnis SaaS susah melakukan monetisasi untuk merchant mikro membuat sebagian besar pemain POS tidak menjadikan mikro sebagai fokus utamanya. Sebab, kalangan usaha mikro sulit untuk dimonetisasi dan bergeser ke usaha skala korporat. Namun, Qasir berhasil mematahkannya dan meyakini dengan strategi ini mampu mengukuhkan posisi Qasir sebagai satu-satunya pemain POS yang bermain di segmen mikro.

“Dari tahun lalu, kami melakukan banyak penyesuaian untuk melihat value proposition kami di industri. Dari insight yang kami dapatkan melatarbelakangi kami untuk mengambil keputusan, termasuk untuk membuat Qasir Pro.”

Qasir merilis fitur berlangganan Qasir Pro pada tahun lalu dan berhasil menarik 22 ribu merchant jadi pengguna berlangganan dari sebelumnya gratis. Pada fitur ini, Qasir menerapkan model bisnis pay-as-you-go untuk menikmati fitur satuan yang dibutuhkan merchant. Salah satunya adalah fitur “Kelola Diskon” dan “Tiket Pesanan” yang dibanderol seharga Rp15 ribu (sekali bayar untuk pemakaian selamanya).

“Jadi dengan adanya fitur pro, jumlah user kita terus bertambah karena adopsi ke pembayaran digital semakin cepat. Bahkan dalam 30 hari setelah trial, biasanya sudah ada user yang mau berlangganan.”

Fitur Website Usaha / Qasir
Fitur Website Usaha / Qasir

Kinerja Qasir

Dipaparkan lebih jauh, Qasir saat ini memiliki lebih dari 700 ribu merchant mikro yang bergabung pada Q1 2021. Terjadi penambahan 500 ribu merchant sejak pandemi, dari posisi Q1 2020 sebanyak 250 ribu merchant. Lokasi merchant masih didominasi di sekitar Pulau Jawa. Adapun pengguna berbayar terdiri dari 22 ribu merchant dari posisi terkini.

Dari segi transaksi, Qasir telah mencatat transaksi hingga Rp1 triliun per bulan, dari posisi sebelum pandemi sebesar Rp200 miliar.

Dari segi pengembangan fitur baru, Michael mengungkapkan perusahaan telah merilis 24 fitur sepanjang tahun lalu. Fitur Website Usaha yang baru dirilis pada September 2020 adalah salah satunya. Di dalam Website Usaha ini, pengusaha dapat memasarkan produknya lewat situs dengan biaya kurang dari Rp200 ribu per tahun. Mereka cukup memasukkan data usaha, sedangkan katalog produk sudah terintegrasi secara otomatis dari aplikasi Qasir.

“Kami ingin fasilitas Website Usaha agar merchant enggak cuma jadi katalog saja, tapi bisa mengintegrasikan pembayaran dan pengiriman yang kita fasilitasi,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Facebook Kini Dilengkapi Miniplayer untuk Memutar Konten Audio dari Spotify

Facebook sedang keranjingan dengan konten audio. Pekan lalu, mereka membeberkan rencananya untuk lebih berfokus pada penyajian konten audio, termasuk halnya meluncurkan kompetitor Clubhouse. Bukan cuma itu, mereka rupanya juga tidak segan menggandeng salah satu nama terbesar di industri konten audio saat ini, Spotify.

Buah kerja sama di antara keduanya adalah semacam miniplayer Spotify yang dapat ditemukan langsung di aplikasi Facebook versi Android maupun iOS. Fitur ini sekarang sudah tersedia di 27 negara, termasuk Indonesia, dan dijadwalkan menyusul ke lebih banyak negara lagi dalam beberapa bulan ke depan.

Setiap lagu atau episode podcast yang dibagikan ke Facebook sekarang dapat diputar langsung lewat aplikasi Facebook. Cukup klik tombol “Play” pada lagu atau podcast yang dijumpai di News Feed, maka audio akan langsung dijalankan di background. Namanya miniplayer, fitur ini hanya memakan porsi kecil dari tampilan antarmuka aplikasi Facebook di bagian bawah.

Selama audio diputar, pengguna masih bisa terus melihat isi News Feed seperti biasa. Ketika lagu atau episode podcast-nya usai, maka konten berikutnya dari Spotify akan diputar secara otomatis. Kalau Anda bukan pelanggan Spotify Premium, maka sesekali Anda juga akan mendengarkan iklan, sama persis seperti di aplikasi Spotify itu sendiri.

Satu hal yang perlu dicatat adalah, agar bisa memutar audio via miniplayer Facebook ini, Anda masih harus meng-install aplikasi Spotify. Pasalnya, ketika Anda mengklik tombol “Play”, perangkat otomatis akan membuka aplikasi Spotify dan memutar konten audionya dari situ. Dengan kata lain, miniplayer yang muncul di aplikasi Facebook itu pada dasarnya hanya berfungsi sebagai remote control aplikasi Spotify.

Ini berarti audio masih tetap akan berjalan meski pengguna menutup aplikasi Facebook. Lebih lanjut, pengguna yang belum pernah memakai Spotify sama sekali juga wajib mendaftarkan akun Spotify terlebih dulu agar fitur miniplayer di aplikasi Facebook ini bisa bekerja.

Sumber: Spotify dan TechCrunch.

Sapphire Toxic RX 6900 XT Extreme Edition Dibanderol dengan Harga Super Fantastis

Sapphire Toxic AMD Radeon RX 6900XT Extreme Edition adalah sebuah kartu grafis yang menawarkan solusi pendingin hibrida dengan 1 buah kipas untuk mendinginkan GPU dan memori yang dikombinasikan dengan 3 kipas pada radiatornya. Jadi kartu grafis ini menggunakan kombinasi air cooling dengan liquid cooling dalam satu produk.

Selain tampilannya yang sangar, kartu grafis ini juga diklaim mampu mencapai kecepatan 2730MHz dengan teknologi one-click Toxic Boost milik Sapphire. Kecepatan tersebut terpaut jauh dengan kecepatan default dari RX 6900 XT yang berada di 2250MHz dan game boost clock di 2500MHz.

Image Credit: Sapphire

Anda bisa membaca sendiri fitur lengkap dari kartu grafis besutan Sapphire ini di laman resminya. Satu hal yang pasti kartu grafis ini dibanderol dengan harga yang super bombastis. Menurut PCGamer yang mendapatkan informasi langsung dari Sapphire, Toxic RX 6900 XT Extreme Edition ini dibanderol dengan harga US$2499 (alias Rp36,2 juta). Tentunya, harga itu masih belum menghitung lonjakan harga karena kelangkaan kartu grafis. TweakTown menemukan kartu grafis ini dijual dengan rentang harga €2599 – €4160 alias US$3100 – US$5000 yang jika dirupiahkan mencapai Rp44,9 juta sampai Rp72 juta.

Sayangnya, saya tidak dapat menemukan ada yang menjual kartu grafis ini di beberapa ecommerce dalam negeri — barangkali ada sultan yang ingin membelinya. Namun demikian, angka tersebut masih lebih tinggi ketimbang sejumlah toko daring yang menjual RTX 3090 yang berada di kisaran harga Rp40 juta sampai Rp55 juta.

Kelangkaan kartu grafis dan harga yang selangit memang menyebalkan dan membuat produk-produk kartu grafis baru juga jadi tak lagi menarik dilirik (karena kita tahu antara tak ada barangnya ataupun harganya lebih sadis dari mantan kekasih). Sedihnya, NVIDIA bahkan memprediksi bahwa kelangkaan ini masih akan terjadi hampir sepanjang tahun 2021.

Zoom Luncurkan Fitur Baru, Buat Tampilan Video Conference Jadi Makin Interaktif

Gonta-ganti virtual background mungkin adalah hal paling sepele yang bisa kita lakukan untuk mengurangi rasa bosan selagi mengikuti sesi Zoom mingguan atau bahkan harian. Namun tetap saja, hal ini tidak bisa menutupi fakta bahwa kita semua masih terpisah satu sama lain meski berada di dalam satu sesi video conference yang sama.

Tidak selamanya harus seperti itu kalau menurut Zoom. Mereka baru saja meluncurkan fitur yang cukup menarik bernama Immersive View. Seperti yang bisa dilihat pada gambar di atas, fitur ini memungkinkan semua peserta video conference untuk tampil dalam satu virtual background yang sama, memunculkan kesan seolah-olah mereka sedang berada dalam satu ruang rapat virtual.

Oke, tidak semua, melainkan maksimum sampai 25 orang saja. Kalau lebih dari itu, maka sisanya akan ditampilkan dalam deretan thumbnail di atas seperti biasanya. Anda juga harus menggunakan aplikasi Zoom versi 5.6.3 atau yang lebih baru di perangkat Windows atau macOS agar dapat melihat tampilan Immersive View. Alternatifnya, bisa juga dengan menggunakan web app Zoom di browser.

Fitur ini dapat diaktifkan oleh host lewat menu yang sama seperti ketika mengaktifkan tampilan Speaker View atau Gallery View. Host bebas mengatur posisi partisipan di ruang virtual secara manual, atau membiarkan sistem yang mengatur secara otomatis. Selain menggunakan beberapa opsi yang tersedia, host juga bisa memakai gambar atau videonya sendiri sebagai latar belakang Immersive View.

Immersive View pertama kali diumumkan dalam ajang Zoomtopia 2020 pada bulan Oktober, dan sekarang sudah tersedia untuk seluruh pengguna Zoom, baik yang gratisan maupun berbayar. Namun Zoom sebenarnya bukan yang pertama mengimplementasikan fitur ini. Jauh sebelumnya, Microsoft lebih dulu meluncurkan fitur serupa bernama Together Mode, yang kemudian juga ikut dihadirkan di Skype. Well, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, bukan?

Melihat keterbatasannya, fitur ini mungkin bakal lebih cocok untuk sesi meeting tim dalam jumlah kecil, atau malah untuk acara webinar. Dalam format webinar, yang ditempatkan di virtual background hanyalah sang host dan semua panelis saja, tidak termasuk pesertanya.

Sumber: The Verge dan Zoom.