Grab, Emtek dan Bukalapak Satukan Kekuatan Untuk Kawal Solo Jadi Smart City Melalui Program Kota Masa Depan

Tantangan mendorong pertumbuhan industri UMKM di tengah pandemi menjadi “pekerjaan rumah” bagi banyak pihak. Sebagai salah satu sektor yang memiliki peran esensial dalam pertumbuhan ekonomi tanah air, industri UMKM perlu persiapan matang untuk menyongsong tantangan di masa depan. Langkah strategis yang mampu diadaptasi yakni melalui transformasi digital.

Meski begitu, industri UMKM perlu didukung, seperti yang baru-baru ini dilakukan oleh 3 (tiga) pemain besar teknologi yang saling berkolaborasi untuk menciptakan ribuan UMKM yang “melek” teknologi. Ketiga entitas itu adalah Grab, Bukalapak, dan Emtek. Setelah sukses meluncurkan program akselerator ‘Kota Masa Depan’ (Kolaborasi Nyata Untuk Masa Depan) di kota Kupang, kini inisiatif tersebut berlanjut di kota Solo dengan target mendigitalisasi lebih dari 1.500 UMKM, sekaligus menjadikan Solo sebagai kota berlabel “Smart City”. Seperti apa?

Sejak diluncurkan pada kuartal tiga 2021 lalu, inisiatif Kota Masa Depan merupakan sebuah program akselerator ekstensif yang menargetkan 10.000 UMKM, diselenggarakan secara bertahap hingga kuartal kedua 2022 di Kupang, Solo, Gowa, Malang, Pekanbaru. Dalam rilis yang kami terima, program akselerasi ini berfokus pada prioritas menumbuhkan industri UMKM secara menyeluruh. Disebutkan prioritas yang dimaksud berupa program bantuan vaksinasi, pengadopsian platform digital, hingga pemberdayaan UMKM melalui pelatihan dan pendampingan untuk pengembangan usaha melalui teknologi digital. Para pebisnis UMKM juga turut disiapkan untuk mampu “onboarding” bisnisnya di dalam ekosistem Grab dan Bukalapak.

Dalam keterangannya, Ridzki Kramadibrata selaku President of Grab Indonesia mengatakan, program ini [Kota Masa Depan] merupakan kolaborasinya dengan pemerintah kota Surakarta yang bercita-cita ingin menjadikan perekonomian kota Solo memiliki daya saing yang optimal berkat teknologi.

“Grab bersama Emtek dan Bukalapak siap bekerja sama dengan Pemerintah Surakarta untuk mengawal Solo menjadi Smart City melalui program #KotaMasaDepan. Program ini memberikan pendampingan dan pelatihan agar UMKM menjadi lebih kompetitif serta menciptakan lapangan pekerjaan baru. Semoga upaya kami membantu UMKM khususnya yang berada di kota-kota kecil ini dapat membantu pemerintah mencapai target digitalisasi 30 juta UMKM pada tahun 2024, serta mempercepat upaya pemulihan ekonomi bangsa,” tutur Ridzki.

Untuk memuluskan inisiatif tersebut, program Kota Masa Depan menghadirkan sejumlah program yang bisa dimanfaatkan oleh lebih dari 1.500 pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya secara maksimal. Selain dukungan berupa aktivasi bisnis ke dalam platform Grab dan Bukalapak, 54 pengusaha UMKM yang terpilih bakal memperoleh kesempatan mengikuti program akselerator dalam mengelola bisnis yang dimentori oleh Bukalapak dan Grab. Tidak hanya sampai situ, 3 UMKM terbaik juga akan mendapat dukungan berupa kesempatan publikasi yang disediakan oleh jaringan media Emtek.

Kolaborasi-Grab-Emtek-dan-Bukalapak-Luncurkan-Festival-Kota-Masa-Depan-di-Kota-Solo.-Targetkan-Digitalisasi-Ribuan-UMKM-dan-Wujudkan-Upaya-Smart-City-
Program Kota Masa Depan

“EMTEK berkomitmen dalam mendukung pengembangan sektor UMKM di Indonesia. Berkolaborasi dengan Grab dan Bukalapak, program ini diharapkan dapat memberikan peluang dan daya saing bagi UMKM lokal di era digitalisasi yang berkembang begitu cepat. Dengan tekad yang sama untuk membuat kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia menjadi lebih baik melalui teknologi, kami yakin kita bisa membangkitkan roda perekonomian lokal yang nantinya akan memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia,” ujar Sutanto Hartono Managing Director, PT Elang Mahkota Teknologi, Tbk.

Perihal mengaktivasi kota Solo menjadi ‘Smart City’, program Kota Masa Depan pun telah menyiapkan sejumlah agenda strategis. Agenda yang dimaksud dikatakan bakal mengimplementasi sejumlah rencana seperti meluncurkan fasilitas “GrabKitchen” yang berlokasi di Pasar Gede, serta menyerahkan 400 unit motor listrik untuk mitra pengemudi yang berbasis di kota Solo. GrabKitchen sendiri merupakan fasilitas cloud kitchen yang mampu memanfaatkan data, untuk mengidentifikasi dan memetakan kesenjangan permintaan pelanggan dengan menjangkau lebih banyak konsumen melalui platform GrabFood. Fasilitas ini nantinya diharapkan mampu membuka peluang penjualan secara maksimal bagi para pelaku UMKM kuliner.

Implementasi Smart City diyakini mampu memberikan dampak pertumbuhan yang berkelanjutan bagi masyarakat. Imbasnya tentu peningkatan dari segi ekonomi diharapkan tentu ikut terdongkrak dengan inovasi teknologi yang membuka akses dan peluang bagi seluruh masyarakat.

“Kami sangat bangga dapat kembali membantu pemerintah kota Surakarta untuk mengembangkan Solo Smart City dengan memanfaatkan teknologi Grab yang inklusif melalui kendaraan listrik untuk mengurangi emisi karbon. Tak hanya itu, kami juga memperkenalkan GrabKitchen Pasar Gede untuk mendukung kemajuan bisnis pelaku UMKM di bidang kuliner di Kota Solo. Inovasi kendaraan listrik dan konsep cloud kitchen ini selaras dengan misi GrabForGood yang turut serta dalam pengembangan daerah di Indonesia dan menggunakan teknologi untuk menciptakan dampak berkelanjutan bagi masyarakat,” tambah Ridzki.

Di saat yang sama, Walikota Solo, Gibran Rakabumi menyampaikan digitalisasi yang menyeluruh di kota Solo baik bagi industri UMKM maupun rencana inisiasi Smart City diharapkan mampu menjawab tantangan dunia usaha dan membuka akses yang seluas-luasnya bagi produk lokal kota Solo ke pasar yang lebih luas.

“Saya mengapresiasi inisiatif Grab, Emtek dan Bukalapak dalam menghadirkan program Kota Masa Depan. Hadirnya program ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas para pelaku UMKM Solo dalam memanfaatkan teknologi untuk menghadapi tantangan saat ini. Percepatan digitalisasi ini turut membantu pemerintah daerah dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi daerah. Saya mengajak para pelaku UMKM Solo yang belum tergabung dalam ekosistem digital, ayo segera manfaatkan fasilitas ini agar bersama kita dapat maju dalam memperkenalkan dan memasarkan produk lokal Solo,” tutupnya.

***

Advertorial ini didukung oleh Grab Indonesia.

Mengenal Moka dan GoStore, Solusi Dari GoTo Financial Bantu Wujudkan Strategi O2O Bagi Pelaku Usaha

Pandemi mendorong perubahan di semua sektor. Salah satunya tentu saja mempengaruhi perkembangan cara menjalankan usaha. Semua pelaku usaha perlu beradaptasi dengan laju percepatan adaptasi digital. Tak ayal, strategi O2O (online-to-offline) patut dipertimbangkan sebagai upaya mendorong usaha di tengah ketidakpastian ekonomi.

Saat ini, berbagai sektor lini usaha memandang strategi O2O menjadi langkah pengembangan yang esensial, tak terkecuali bagi sektor UMKM. Laporan DSInnovate beberapa waktu lalu mengemukakan, seperti dari kutipan yang bersumber dari Mckinsey & Company, sektor UMKM di ranah digital diperkirakan bakal mampu menyumbang PDB Indonesia sebesar US$ 140 miliar pada tahun 2030. Bahkan, survei We Are Social di tahun ini menempatkan pasar Indonesia sebagai pangsa pengguna eCommerce tertinggi di dunia.

Untungnya, di era penetrasi internet yang kian menyeluruh, merealisasikan langkah O2O saat ini bukan lagi menjadi perkara yang menyulitkan. Solusi bisnis lengkap yang meliputi layanan untuk bisnis online maupun offline ini juga ditawarkan oleh ekosistem GoTo Financial.

GoTo Financial merupakan grup teknologi bagian dari GoTo, yang memiliki layanan untuk mendukung aktivitas keuangan masyarakat melalui GoPay dan GoPaylater, serta menyediakan solusi bisnis untuk pelaku usaha mulai dari UMKM sampai dengan perusahaan besar. Solusi bisnis ini meliputi Midtrans (payment gateway terkemuka), Moka dan GoBiz Plus (jaringan point of sales terbesar di Indonesia), GoStore (website toko online pribadi), hingga platform GoBiz, GoStore, dan Selly yang dapat meningkatkan efisiensi usaha online.

Strategi O2O sejatinya bukan lagi jadi hal baru dalam ranah bisnis. Pada 2015 silam, DailySocial sempat membahas potensi dan masa depan O2O di tanah air. Potensinya yang pesat tersebut didukung oleh pertumbuhan industri eCommerce yang tak terbendung – seiring penetrasi internet yang kian masif di masyarakat.

Strategi O2O ini berkembang menjadi layanan omnichannel retailing sehingga bisa dijadikan solusi alternatif logistik dan memperluas jangkauan bisnis. Pelanggan dapat memesan dari mana saja baik dari saluran online, perangkat mobile, media sosial, dan lain sebagainya di manapun dan kapanpun.

Pelaku usaha pun tak perlu khawatir bagaimana mengimplementasikan strategi O2O ini. Sudah banyak startup di Indonesia yang hadir membantu menyediakan layanan ini. Seperti layanan yang ditawarkan dari ekosistem GoTo Financial yakni; Moka dan GoStore.

Secara singkat, Moka menawarkan solusi praktis berbasis teknologi yang memudahkan pengusaha untuk mempersingkat segala proses administratif dan tata kelola keuangan, demi menciptakan efisiensi bisnis yang optimal.

Moka hadir sebagai aplikasi kasir yang memudahkan penjualan dan proses operasional usaha. Pelaku usaha dimudahkan dengan adanya dashboard yang memungkinkan untuk mengelola stok barang secara mudah serta mendapatkan laporan aktivitas bisnis yang real-time. Sistem pembayaran Moka terintegrasi dengan berbagai metode pembayaran digital, mulai dari pembayaran lewat kartu, QRIS, maupun uang elektronik seperti GoPay, memudahkan konsumen untuk membayar di toko offline. Beberapa gerai seperti Kokumi, Kopi Chuseyo, Eatlah, Utama Spice, hingga Hair Nerds adalah contoh usaha yang telah memanfaatkan layanan Moka.

Untuk melengkapi kebutuhan usaha offline yang perlu merambah ke online, Moka terintegrasi dengan GoStore, layanan untuk membuat website toko online yang membantu pelaku bisnis menerima orderan secara praktis dari pembayaran hingga pengiriman, serta dapat mempermudah promosi ke berbagai kanal dengan menghubungkan langsung ke Facebook Shops, Instagram Shop, dan Google Shopping.

GoStore juga sudah terintegrasi dengan layanan pengiriman instan GoSend, serta fitur ‘nationwide shipping’ (pengiriman yang mencakup seluruh nusantara) yang memungkinkan para pelanggan untuk dapat menerima produk yang dipesan dengan lebih cepat dan praktis. Untuk mendukung pembayaran nontunai, GoStore pun juga sudah terintegrasi dengan GoPay, serta kartu debit/kredit

Alternatif layanan yang memfasilitasi penjualan di berbagai channel seperti Moka dan GoStore ini cocok dicoba oleh pelaku bisnis yang ingin fokus pada pelayanan pelanggan yang maksimal dan memperluas bisnis, baik di ranah luring maupun daring. Selain mempermudah pelaku bisnis mengelola usaha lebih efisien, solusi bisnis seperti ini dapat mengefisiensikan proses penjualan di berbagai kanal, baik itu di gerai toko maupun lewat media sosial.

Artikel ini didukung oleh Midtrans

Luncurkan Layanan Baru, Qiscus Partner Resmi Instagram Bantu Brand di Tengah Naiknya Tren Social Commerce

Bagi pelaku bisnis yang memasarkan produk mereka secara online, setiap harinya ada banyak pesan yang menumpuk untuk segera dibalas bila tidak ingin mengecewakan customer atau calon pembeli.

Maka dari itu, pelayanan customer service yang prima melalui layanan pesan (chatting) pun menjadi esensial. Selain karena menjadi salah satu faktor kepuasan pelanggan, dalam survei yang dirilis e-Marketer, 60% pengguna internet di seluruh dunia mempersoalkan pelayanan yang buruk ketika memutuskan melakukan pembelian secara online. Hal ini juga meliputi media sosial. Pasalnya, selain digunakan untuk bersosialisasi, kini media sosial menjadi media multifungsi dengan munculnya fenomena berbelanja online yang terus meningkat atau yang dikenal juga dengan social commerce.

Instagram menjadi salah satu pionir adanya tren ini dengan menghadirkan layanan Instagram Shop-nya. Berdasarkan data dari Instagram Internal Data 2019 sebanyak 90% pengguna Instagram mengikuti setidaknya satu akun bisnis. Dan sejalan dengan ini, hasil dari Project Instagram oleh Ipsos di tahun 2018 menemukan bahwa, 2 dari 3 pengguna Instagram mengatakan Instagram memberikan mereka akses mudah untuk berinteraksi dengan brand.

Banyak pelaku bisnis sudah mulai mencuri start dan menginvestasikan waktu serta perhatian mereka pada customer experience di social commerce, khususnya Instagram. Pasalnya, selain bisa jadi wadah promosi, Instagram terbukti berpotensi tinggi dalam mendatangkan keuntungan.

Messenger API for Instagram pada Qiscus Multichannel Chat mudahkan pebisnis kelola Customer Service

Meski ramai pelaku bisnis yang “hijrah” ke online dan memanfaatkan platform social commerce, nyatanya masih banyak pelaku bisnis yang menghadapi kesulitan dalam menyediakan customer service yang berkualitas di media sosial. Hal ini dikarenakan Pelaku bisnis mesti menghadirkan pelayanan yang cepat, baik, dan juga tepat karena berpengaruh kepada kepuasan customer, bahkan citra brand.

Seiring semakin populernya Instagram Business sebagai salah satu media penjualan, beberapa pelaku usaha merasa kesulitan untuk mengatur laju pesan masuk melalui DM Instagram yang semakin menumpuk setiap harinya.

Untuk mengoptimalkan pengalaman berinteraksi dan bertransaksi pelaku bisnis dengan konsumen, maka Qiscus meluncurkan layanan Messenger API for Instagram melalui multichannel chat-nya pada pertengahan tahun ini. Messenger API for Instagram sendiri adalah seperangkat programming code yang dapat digunakan untuk mengirimkan data dari Instagram ke platform yang terintegrasi dengannya, dalam hal ini yakni Qiscus Multichannel Chat.

Artinya, kini bisnis dapat mengakses segala pesan yang masuk di akun Instagramnya melalui Qiscus Multichannel Chat. Tidak hanya itu, bisnis yang memiliki lebih dari satu akun Instagram, kini juga dapat menggabungkan seluruh akun Instagram nya dalam satu dashboard. Hal ini dapat dilakukan tanpa harus membuka banyak browser untuk mengakses akun yang berbeda.

Layanan Messenger API for Instagram yang terintegrasi dengan Qiscus Multichannel Chat tentunya memiliki ragam fungsi yang lebih “powerful” dibanding Instagram business biasa.

Tidak hanya mengakses pesan konsumen yang terdapat di Direct Message (DM) Instagram saja, para agen Customer Service (CS) dapat membalas mention atau komentar di Instagram dan berbagai kanal komunikasi lainnya, seperti WhatsApp, Facebook Messenger dan masih banyak lagi, dalam satu User Interface (UI) yang sama.

Layanan dari Qiscus ini juga bisa membantu pelaku bisnis mengoptimalkan proses lead generation dengan adanya fitur multi-level agent dan Chatbot. Multi-level agent memungkinkan bisnis mengatur role setiap tim member yang mengakses dashboard, seperti Supervisor, Admin, dan Agent.

Di sisi lain, Chatbot memungkinkan pelaku bisnis memberikan respon cepat dan selalu siap menangani pesan pelanggan selama 24/7. Lebih lanjut, Chatbot juga dapat membantu menjawab pertanyaan yang lebih simpel sedangkan pertanyaan yang lebih kompleks langsung diarahkan pada agen.

Tak hanya itu, pelaku bisnis juga mendapatkan insight performa bisnis secara realtime sehingga dapat menciptakan strategi yang relevan untuk meningkatkan performa bisnis dengan hadirnya fitur analytics.

Cara menggunakan Qiscus Messenger API for Instagram pun terbilang mudah. Pelaku usaha hanya perlu memastikan profil Instagram telah menjadi akun Instagram Bisnis dan harus sudah ditautkan ke halaman Facebook milik brand.

Kisah Chocochips Boutique layani Ratusan Ribu pengikutnya di Instagram, hingga tingkatkan kontribusi sales dari kanal social messaging menjadi 2 kali lipat

Salah satu mitra Qiscus adalah brand fashion wanita dewasa, Chocochips Boutique. Tak hanya membuka store offline, Chocochips Boutique yang telah berdiri sejak 2009 juga memanfaatkan tren social commerce. Di Instagram sendiri, brand ini sudah memiliki ratusan ribu followers dan setiap harinya mendapatkan puluhan pesan di Instagram.

Kerepotan akan tingginya volume pesan yang masuk dari berbagai customer dan berbagai channel komunikasi akhirnya mendorong Chocochips Boutique untuk mencoba menggunakan Messenger API for Instagram melalui Qiscus.

Dengan berbagai macam fitur yang dihadirkan Qiscus, Chocochips Boutique bisa merespon customer dengan cepat dan mudah. Qiscus telah membantu Chocochips Boutique dalam mengelola social messaging melalui fitur multi-agent, yang dapat membuat berbagai agen bisa membuka banyak kanal komunikasi secara bersamaan dalam satu dashboard. Dengan menggunakan Qiscus, Chocochips Boutique dapat membalas pesan yang masuk dengan lebih terorganisir, tanpa adanya kemungkinan membalas pesan yang sama.

Dari penggunaan layanan Qiscus ini, Chocochips Boutique menemukan adanya peningkatan sales dari pesan di media sosial terhadap overall sales performance hingga 2 kali lipat.

Brand selalu bersaing untuk memberikan yang terbaik

Ramainya bisnis yang sama-sama menggunakan social commerce menjadikan pelaku bisnis harus bersaing mendapatkan atensi calon pembeli dan menjaga hubungan dengan pelanggan. Tak dipungkiri salah satu yang berperan besar adalah cara bagaimana brand berkomunikasi. Hal ini sangat krusial karena berdampak pada feedback yang nantinya konsumen berikan dan pertimbangan apakah konsumen akan berpaling ke brand lain.

Dengan adanya teknologi terbaru yang mudah diakses saat ini, lebih bijak untuk terus memberikan customer experience yang berkesan dengan layanan customer service yang berkualitas. Salah satu yang patut dipertimbangkan, adalah melalui inovasi yang dihadirkan oleh Messenger API for Instagram yang terintegrasi dengan Multichannel Chat Qiscus. Permudah proses bisnis dan tingkatkan performa bisnis Anda dengan 90 hari percobaan gratis Messenger API for Instagram. Kunjungi www.qiscus.com sekarang untuk mengetahui lebih lanjut.

Artikel ini didukung oleh Qiscus.

DSLaunchpad 3.0 x AWS Berakhir, Bumblebook Dinobatkan sebagai Pemenang

Ditutup dengan pelaksanaan Demo Day pada 26 November 2021, pelaksanaan DSLaunchpad 3.0 x AWS secara resmi mengumumkan 5 pemenang inkubasi bisnis kali ini. Bumblebook keluar sebagai pemenang program inkubasi kali ini. Posisi kedua diraih oleh Tabula. Untuk pemenang kategori women founder diraih oleh KITA. Gamelon dinobatkan sebagai pemenang kategori pemanfaatan teknologi AI/ML. Sedangkan kategori under-represented dimenangkan oleh Readio.co.

Penentuan pemenang dilakukan melalui proses penjurian yang sangat ketat, dibantu oleh para juri dari berbagai bidang startup, yaitu Steve Patuwo, Business Development Manager at Amazon Web Series, Devina Halim selaku VP of Investment East ventures, dan Amir Karimuddin selaku Editor in Chief DailySocial.id

Program DSLaunchpad 3.0 x AWS diikuti oleh 100 peserta terpilih yang mengikuti coaching serta mentoring session bersama para mentor yang ahli di bidang startup, hingga terpilih 15 peserta yang mengikuti Demo Day.

Berikut profil singkat 5 startup yang menjadi pemenang:

  1. Bumblebook – Pemenang Pertama
    Bumblebook dengan memberikan layanan penyedia pembelajaran pengalaman pribadi 360 derajat untuk orang tua dan anak-anak dalam 2.000 hari emas pertama. Berfokus pada perkembangan anak, Bumblebook menawarkan produk yang dapat membantu perkembangan anak berusia 0-6 tahun
  2. Tabula – Pemenang Kedua
    Tabula adalah ekosistem kesehatan dan kesehatan mental untuk membantu orang belajar dan dapat membantu diri mereka sendiri. Saat ini, Tabula memiliki layanan kelas online secara gratis di kanal Telegram dan melalui aksi tersebut, mereka ingin menjadi agregator yang menyatukan masyarakat yang membutuhkan layanan dengan layanan penyedia.
  3. KITA – Pemenang dalam Kategori Women founder
    KITA adalah aplikasi mobile yang dibuat untuk membantu keluarga Indonesia dalam mengatur kebutuhannya secara lebih cepat, praktis dan relevan. KITA menyediakan solusi keluarga satu atap melalui perjalanan yang mulus dan terhubung dari langkah perencanaan – pengorganisasian – hingga pemenuhan.
  4. Gamelon – Pemenang dalam Kategori AI/ML Technology
    Gamelon adalah ekosistem inovatif tempat barang digital dapat diperdagangkan dan dijual sebagai aset likuid dengan mudah di semua platform game termasuk perangkat seluler, PC, dan sistem konsol—bahkan tersedia untuk game VR/AR.
  5. Readio.co – Pemenang dalam Kategori Under-represented (tier 2 or 3 cities)
    Readio.co merupakan sebuah marketplace untuk ebook dan bahan bacaan. Anda dapat menemukan ribuan inspirasi dan cerita dari beragam bacaan berkualitas di Readio.co.

Pemenang dari DSLaunchpad 3.0 X AWS kali ini akan mendapatkan total hadiah 130 juta rupiah. Adapun, bagi 100 startup terpilih dan 5 pemenang akan mendapatkan kredit AWS dengan total $580K. Best Graduate I – Bumblebook, mendapatkan uang tunai sebesar Rp30 juta. Best Graduate II – Tabula, mendapatkan uang tunai sebesar Rp10 juta. Best Graduate of Women Founder Category – KITA, mendapatkan uang tunai sebesar Rp30 juta. Best Graduate of Using AI/ML Technologies Category – Gamelon, mendapatkan uang tunai sebesar Rp30 juta. Best Graduate of Under-represented Category – Readio.co, mendapatkan uang tunai sebesar Rp30 juta.

DSLaunchpad 3.0 x AWS sendiri merupakan program inkubasi startup secara online yang membantu membangun kesuksesan startup dengan menyediakan akses langsung pada pengetahuan dan jejaring global dari para mentor, partner, dan investor di berbagai sektor industri. Program ini merupakan kolaborasi dari Amazon Web Service dengan DailySocial.id

GoTo Financial Anak usaha Grup GoTo jadi Gerbang Inklusi Keuangan Indonesia

Sebagai negara berkembang, salah satu tolok ukur kesejahteraan ekonomi dan masyarakat bisa diukur melalui tingkat literasi dan inklusi keuangan. Sayangnya, hal itu masih menjadi pekerjaan rumah, tatkala target pemerintah mematok inklusi keuangan untuk bisa mencapai angka 90% diprediksi hanya baru bisa tercapai di tahun 2024.

Lebih spesifik lagi, menurut Presiden Joko Widodo, literasi keuangan digital di masyarakat RI saat ini baru mencapai 35,5%. Di sisi lain, indeks inklusi keuangan Indonesia juga masih tertinggal dibandingkan negara ASEAN lainnya. Pada 2019, indeks inklusi keuangan di Indonesia mencapai 76%, lebih rendah dibandingkan Singapura sebesar 86%, Malaysia 85%, dan Thailand 82%.

Ketertinggalan itu bisa digenjot oleh berbagai cara. Dari sisi regulator, OJK telah menerbitkan roadmap yang berfokus pada percepatan akses keuangan daerah pada periode 2021-2025. Cara lain yang juga patut diperhitungkan adalah inovasi-inovasi yang dihasilkan oleh para pemain industri teknologi melalui implementasi solusi keuangan berbasis digital yang sanggup menjangkau masyarakat luas secara efisien dan optimal. Seperti halnya GoTo Financial yang mampu tampil sebagai ekosistem pendorong inklusi keuangan tanah air.

GoTo Financial merupakan grup teknologi bagian dari GoTo, yang memiliki layanan untuk mendukung aktivitas keuangan masyarakat melalui GoPay dan GoPaylater, serta menyediakan solusi bisnis untuk pelaku usaha mulai dari UMKM sampai dengan perusahaan besar. Solusi bisnis ini meliputi Midtrans (payment gateway terkemuka), Moka dan GoBiz Plus (jaringan point of sales terbesar di Indonesia), hingga platform GoBiz dan Selly yang dapat meningkatkan efisiensi usaha online.

Perkembangan layanan finansial teknologi mendorong inklusi keuangan

Sejatinya, evolusi layanan keuangan selalu mengikuti perkembangan zaman dan kehidupan masyarakat. Seiring dengan evolusi itu, tantangan demi tantangan yang terjadi di sekitar kita menjadi hal “lumrah” yang biasanya kerap terselesaikan dengan perkembangan teknologi. Salah satu contoh tantangan yang ada yakni masih ditemuinya perilaku terbiasa dengan uang tunai, dan “asingnya” fasilitas perbankan bagi masyarakat rural maupun berpenghasilan rendah.

Kondisi tersebut kemudian mendorong perlu adanya langkah komprehensif nan inovatif dari berbagai pihak, seperti yang dilakukan oleh para pemain fintech yang berupaya menelurkan inovasi yang memudahkan masyarakat, untuk dapat memanfaatkan pembayaran digital sebagai gerbang awal bagi layanan keuangan lainnya.

Sebagai penyedia pembayaran digital, GoPay turut hadir untuk mengakselerasi hal tersebut. Terlebih dalam waktu dekat, GoPay akan mengintegrasikan layanan dengan Bank Jago. Rencana integrasi itu menjadi contoh riil GoPay yang dimulai dari pembayaran ‘mikro’ menjadi gerbang awal masyarakat untuk masuk ke layanan keuangan ‘makro’ atau layanan keuangan formal yang diusung oleh Bank Jago.

Kiprah GoTo Financial mematangkan inklusi keuangan

Kembali lagi membahas GoTo Financial, dalam riset yang dirilis Lembaga Demografi FEB UI menyatakan, GoTo Financial dipandang sebagai salah satu ekosistem keuangan digital yang paling komprehensif dalam menggenjot inklusi keuangan.

Data survey menunjukkan, platform e-wallet GoPay diklaim sebagai gerbang pertama masyarakat dalam mengenal pembayaran non-tunai berbasis digital, atau dalam persentase, sebanyak 46% konsumen mengandalkan GoPay sebagai transaksi pembayaran non-tunai pertamanya.

Lebih lanjut, GoPay membantu masyarakat yang sebelumnya belum pernah terekspos ke produk dan layanan perbankan dan non-perbankan (unbanked & underbanked society) untuk dapat mengakses layanan keuangan formal. Berdasarkan riset, 1 dari 5 konsumen GoPay tidak memiliki atau tidak menggunakan rekening bank secara aktif.

Tak hanya itu, GoPay juga berhasil mengedukasi mendorong inklusi ke layanan finansial bagi komunitas yang sebelumnya tak terjangkau perbankan, terlihat dari ketertarikan pengguna untuk membuka rekening bank melalui GoPay (unbanked to banked society). Survey dari LD-FEB UI tersebut menyatakan bahwa 1 dari 4 konsumen ingin membuka akun bank lewat GoPay.

Lebih jauh lagi, survey LD-FEB UI mengemukakan, GoPay berhasil menjadi pintu awal konsumen dalam memanfaatkan layanan keuangan lainnya. Dikatakan, pengguna memanfaatkan GoPay untuk berbagai hal mulai dari pengatur keuangan hingga investasi digital.

Konsumen dari berbagai latar belakang pendidikan, pekerjaan dan pemasukan secara merata menggunakan GoPay untuk investasi digital, seperti reksa dana dan emas. Hal ini mematahkan persepsi bahwa investasi hanya dapat diakses oleh masyarakat dengan pemasukan dan pendidikan tinggi.

Melihat pergerakan intensif di atas dalam menumbuhkan inklusi keuangan yang signifikan —seperti yang dilakukan oleh GoTo Financial — untuk mencapai target yang diharapkan pemerintah tadi bukanlah perkara yang sulit.

Setelah ini, hal terpenting adalah menjaga komitmen dan sinergi yang jauh lebih apik lagi di antara pemangku kepentingan untuk mewujudkan masyarakat yang melek keuangan secara menyeluruh. Bila tercapai, tidak menutup kemungkinan perkembangan yang dibangun dari kolaborasi ini dapat memajukan potensi pemulihan ekonomi bagi masyarakat Indonesia.

Artikel ini didukung oleh Midtrans.

Tren Aset Digital Kian Meningkat, Ada Peluang Bangun Startup Berekosistem Blockchain

Beberapa tahun terakhir, tren investasi kini merambah ke dunia digital. Dari yang “sekedar” berinvestasi di instrumen emas, hingga surat berharga, di era internet, aset digital mampu menjadi instrumen investasi yang diandalkan. Aset digital yang kini umum ditemui yakni mata uang digital, atau yang biasa disebut dengan cryptocurrency.

Tak hanya di luar negeri, meningkatnya ketertarikan masyarakat akan investasi kripto seperti Bitcoin, Ethereum, dan DogeCoin juga telah tembus ke Tanah Air. Saat ini saja, tercatat sudah banyak pengguna kripto tersebut hingga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi.

Data dari KSEI menyebutkan pada Mei 2021 pemain di aset kripto tumbuh 50% menjadi 6,5 juta orang. Jumlah transaksinya pun tak main-main mencapai Rp 370 triliun, tumbuh 5 kali lipat dari 5 bulan pertama di tahun 2021. Ini membuktikan bahwa kripto menjadi peluang yang sangat menguntungkan.

Kripto tidak hanya bisa digunakan secara personal, tapi dapat dijadikan aset digital sebuah perusahaan. Saat ini masih jarang ditemukan marketplace atau platform yang mengadopsi teknologi berbasis blockchain untuk aset digital kripto maupun NFT (Non-Fungible Token) bagi para kreator digital di Indonesia.

Padahal ini bisa menjadi peluang besar bagi para perintis usaha menjadi pionir dan mengambil porsi ‘kue’ sebab kondisi pasar yang belum ramai dipenuhi. Di Indonesia, perusahaan yang telah mencoba mengadopsi inovasi ini adalah Tokocrypto. Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan aset kripto ini telah mencaplok 900 ribu pelanggan. Bulan lalu, Tokocrypto telah meresmikan platform marketplace NFT-nya yakni TokoMall.

Selain jadi jalan mengembangkan exchange-nya, Toko Token (TKO), adanya TokoMall sekaligus memfasilitasi jangkauan yang lebih luas bagi kreator digital lokal dan sarana investasi bagi kolektor. Ditambah lagi adanya tren DeFi yakni Decentralized Finance yang populer yang jadi alternatif keuangan tradisional menjadi sasaran empuk bagi peluang bisnis.

Masih dari CNBC Indonesia, menurut CEO perusahaan investasi Dispersion Holding, Mike Edward, DeFi dibangun di atas Ethereum dengan menggunakan teknologi blockchain serta cryptocurrency yang menghapus perantara saat bertransaksi. DeFi menjadikan aktivitas transaksi menjadi lebih cepat, murah, efisien, dan aman. DeFi memiliki sifat yang transparan, sehingga dapat diakses oleh semua orang, dan pengguna memiliki kontrol penuh terhadap aset mereka. Walaupun bersifat transparan, namun DeFi tetap mempertahankan anonimitas dan kepercayaan terhadap pengguna.

Kendati pengadopsiannya di sini masih dihitung jari dan saat ini lebih banyak untuk lending, tidak memungkiri DeFi mampu mendisrupsi industri keuangan maupun bank konvensional mulai dari tabungan, pinjaman, trading, hingga asuransi. Melihat pintu ini, Tokocrypto pun telah bermitra dengan Pluang, aplikasi investasi.

Melihat tren kripto, NFT, hingga cara kerja DeFi ini, menjadi kesempatan menarik bagi penyedia layanan cloud computing, Amazon Web Services (AWS), untuk membahas lebih mendalam bagaimana peluang startup untuk dibangun dalam ekosistem Crypto/NFT/Blockchain dalam #StartUpUntukNegeri webinar series.

Tiga pakar andal dalam industri akan mengisi webinar ini. Pang Xue Kai, CEO, Founder, Tokocrypto dan TKO, yaitu Crypto Asset Exchange yang berbasis di Indonesia, yang baru-baru ini mengumumkan investasinya oleh Binance – pertukaran crypto di dunia. Kevin Cahya, Founder, 1 Origin, yang menghadirkan platform game NFT pertama di Indonesia yang bertujuan untuk memberikan pengalaman lengkap dalam mengumpulkan aset game unik yang menawarkan model nilai yang lebih adil. Serta Tigran Adiwirya dan Head of Launchpad Tokocrypto, yaitu program kickstarter yang diluncurkan oleh Tokocrypto untuk membantu proyek-proyek blockchain dan skala bisnis. Webinar dilaksanakan pada Selasa, 23 November 2021 nanti. Tonton dan cari potensi peluang ekosistem industri ini dengan mendaftarkan diri di sini.

Artikel ini didukung oleh Amazon Web Services Indonesia.

Perjalanan Satu Dekade Startup Indonesia: Kian Beragam dan Inovatif

Istilah “Roma tidak dibangun dalam semalam” mungkin tepat disematkan pada perjalanan industri startup teknologi tanah air. Betapa tidak? Di balik besarnya industri yang saat ini telah diisi oleh jajaran startup dengan valuasi raksasa, dalam satu dekade ke belakang, rupanya banyak kisah dan momen menarik nan penting yang bisa kita simak, sekaligus memahami perjalanan satu dekade startup Indonesia yang beragam dan inovatif. Seperti apa?

Perkembangan awal era 2010-an: Pecahnya gelembung dotcom dan lahirnya ekosistem e-commerce

Pasca dotcom bubble, industri digital Indonesia mencoba bermain di ranah konsumer dan juga sosial. Beberapa nama startup yang lahir di era ini masih dapat kita temui saat ini seperti misalnya; Bhinneka (e-commerce fase awal), Kaskus (social commerce), classified ads (Tokobagus, Berniaga, OLX), hingga platform group buying seperti Disdus dan juga Groupon.

Kendati ekonomi digital masih terbilang “belia”, beberapa startup lokal di era ini diketahui mulai berani unjuk gigi di mata pemodal dan entitas teknologi global. Hal itu ditunjukkan lewat beberapa momen penting yang mungkin masih Anda ingat dengan baik. Sebut saja raihan pendanaan signifikan situs komunitas lokal terbesar yakni Kaskus oleh Global Digital Prima (GDP) Ventures. Belum lagi kisah “mesra” antara Koprol dengan Yahoo! (meski dengan usia yang pendek), dan juga gurihnya bisnis Disdus di mata East Ventures, yang juga berujung dengan pengakuisisian Disdus oleh Groupon (pemimpin pasar online shopping deals global pada masanya).

Semua kisah manis itu membawa kita memasuki era yang disebut dengan “the new era of e-commerce”, di mana di tahun-tahun ini para pemain e-commerce baru mulai berlahiran satu per satu. Mulai dari kehadiran jaringan grup Rocket Internet (Zalora dan Lazada), serta berdirinya Tokopedia dan Bukalapak yang mulai membangun reputasi dan traksi yang menjanjikan.

Perjalanan sepuluh tahun industri startup Indonesia. Dok: Midtrans

Situasi tersebut akhirnya mendorong beberapa startup yang mendukung ekosistem e-commerce (dan juga pendukung bisnis digital lainnya) seperti halnya layanan payment gateway yang dipelopori oleh Veritrans (sekarang Midtrans), hingga kehadiran layanan pembanding harga (e-commerce aggregator) seperti Telunjuk turut meramaikan ekosistem.

Pertengahan era 2010-an : Keragaman bisnis startup yang semakin kaya inovasi

Memasuki pertengahan era 2010-an, industri startup lokal kian ramai diisi oleh berbagai startup baru yang berfokus menghadirkan berbagai platform layanan, mulai dari layanan on-demand, fintech, OTA, hingga SaaS.

Gojek menjadi salah satu startup pionir di ranah on-demand. Pertumbuhannya yang pesat membuat Gojek meraih status “unicorn” di tahun 2016. Seiring transaksi daring bertumbuh, layanan keuangan berbasis digital juga mulai bermunculan satu per satu dengan bisnis model yang bervariasi, mulai dari e-wallet, microlending, sampai financial service aggregator.

Di era ini gaya hidup berplesiran melonjak tajam. Situasi tersebut berhasil menjadi momentum para pemain kunci di platform OTA seperti Traveloka (bervaluasi unicorn di 2017), dan Tiket.com untuk menancapkan kuku di kancah perekonomian digital Indonesia.

Tak ketinggalan, inovasi lain dari platform SaaS juga bermunculan di era ini. Setelah sebelumnya platform SaaS identik dengan pasar enterprise (B2B), startup-startup seperti Moka, Talenta, dan juga MTarget diketahui menyasar sektor UMKM.

Memasuki era 2020-an: Ekosistem yang semakin matang dan “kebutuhan” transformasi digital

Di penghujung era 2010-an, ekosistem startup lokal kian kokoh dan mulai berperan menjadi fasilitator bagi kepentingan transformasi digital. Seperti misalnya, mulai banyak startup yang hadir mendukung O2O (offline to online) yang diyakini memberi peluang bagi para pelaku bisnis untuk menjangkau pasar yang lebih luas, seperti yang dilakukan oleh Moka, WarungPintar dan juga Wahyoo.

Belum lagi mulai munculnya startup di kelas “new economy” yang lekat dengan pendekatan teknologi seperti Fore Coffee, Kopi Kenangan, HAUS!, dan sejenisnya. Beberapa bahkan berhasil menarik perhatian pemodal kapital dengan nilai pendanaan yang tidak sedikit.

Pergeseran ranah konvensional ke arah digital juga diwakili oleh startup-startup yang mengusung layanan EdTech. Di era ini banyak startup yang muncul mengusung solusi dunia pendidikan melalui teknologi seperti RuangGuru, Zenius, HarukaEdu, dll. Kehadiran startup yang bervariasi juga seiring mewarnai tatkala di era 2020-an, industri startup tanah air telah memiliki 1 startup bervaluasi “decacorn”, 5 “unicorn”, dan 27 startup berlabel “centaur”.

Di awal 2020, ekosistem startup Indonesia turut terkena dampak pandemi Covid-19. Tantangan yang dihadapi beragam. Tak sedikit beberapa startup menutup layanan atau pivot. Namun banyak pula startup yang berhasil beradaptasi menemukan peluang baru atau bahkan memperoleh kemajuan di tengah situasi ekonomi yang serba tidak pasti.

Keperluan langkah transformasi digital kian esensial sejak pandemi bergulir. Sebagai inovator di bidang teknologi, startup lokal mampu membawa langkah digitalisasi kepada berbagai jenis usaha di berbagai sektor ekonomi. Seperti kolaborasi yang dilakukan oleh Gojek dan Tokopedia yang menghasilkan GoTo, dengan salah satu entitas grupnya yakni, GoTo Financial yang membantu para pelaku bisnis UMKM beradaptasi dan bertumbuh melalui layanan pembayaran dan solusi bisnis digital.

Seperti apa satu dekade berikutnya?

Selain industri e-commerce, on-demand services, dan juga fintech yang bakal terus melejit, solusi teknologi untuk beberapa bidang lain memiliki potensi menarik yang patut diperhitungkan.

Education Technology (EdTech) memiliki potensi pertumbuhan yang menjanjikan, tatkala pandemi menjadi momentum akselerasi bisnis EdTech. DSResearch melaporkan, ekosistem EdTech di Indonesia sudah dilengkapi oleh puluhan lebih startup yang menawarkan berbagai layanan mulai dari platform e-learning, direktori, SaaS, sampai fintech dengan spesialisasi pendanaan pendidikan. Di samping itu, PropTech (property technology) juga memiliki kesempatan yang sama yang kini telah diisi oleh berbagai startup yang fokus melayani solusi properti mulai dari jual-beli, sampai investasi.

InsurTech (Insurance Technology) turut memiliki kans yang besar di dekade mendatang. Laporan DSInnovate sempat mengemukakan, ukuran pasar bisnis asuransi tanah air yang masif dengan nilai total premi tertulis secara kasar bernilai lebih dari US$ 20 miliar (tahun 2020) membuktikan lahan potensi yang bisa digarap para pemain InsurTech terbuka lebar. Hingga tulisan ini dibuat, sudah ada 14 startup InsurTech dengan model bisnis yang bervariasi.

Dengan demikian, selama satu dekade terakhir, perkembangan startup Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pun dengan adanya pandemi Covid-19 turut memacu laju startup untuk terus berinovasi dan memberikan solusi. Perjalanan sejauh ini menjadi pembuktian startup lokal mampu bertahan dan bahkan mampu menarik perhatian dunia global.

Artikel ini didukung oleh Midtrans.

Algobash Menjadi Pemenang ActCelerate 2021

Melalui pelaksanaan Demo Day pada 29 Oktober 2021, program akselerator yang diinisiasi oleh MCash, SiCepat, berkolaborasi dengan DailySocial.id, ActCelerate 2021 secara resmi mengumumkan ketiga pemenang. Produk yang menangani tes pengkodean SaaS dan perekaman platform wawancara, yakni Algobash Indonesia dinobatkan sebagai juara pertama.

Dalam proses penentuan ketiga pemenang hari ini berjalan sangat ketat, dibantu oleh para juri dari berbagai bidang startup, yaitu Izak Jenie selaku Komisaris Utama MCash, Wiwin Herawati selaku CMO SiCepat, Anis Yunianto selaku Direktur MCash, Alvin Cahyadi yang merupakan VP Investment AC Ventures, dan CEO DailySocial.id, Rama Mamuaya. Hingga sampailah pada tiga nama startup terpilih yaitu, Algobash, CityPlan, dan Bumblebook, sebagai ketiga juaranya.

Mengenai Algobash, perusahaan rintisan ini bergerak di bidang teknologi yang menangani tes pengkodean SaaS dan platform wawancara yang direkam sebelumnya. Misi dari Algobash sendiri adalah untuk menyamakan peluang dan menstandarkan talenta teknologi melalui pengalaman penilaian kode langsung dan bootcamp pemrograman yang dapat diskalakan.

Selain Algobash keluar sebagai pemenang, posisi kedua diraih oleh Cityplan. Startup ini membuka dan memberikan layanan dengan memanfaatkan data spasial dan analitik untuk membantu perusahaan berkembang dengan menggabungkan data spasial dan analitik untuk menyelesaikan area layanan cabang, optimalisasi rute armada, dan efisiensi biaya-investas.

Posisi ketiga diduduki oleh Bumblebook dengan memberikan layanan penyedia pembelajaran pengalaman pribadi 360 derajat untuk orang tua dan anak-anak dalam 2.000 hari emas pertama. Berfokus pada perkembangan anak, Bumblebook menawarkan produk yang dapat membantu perkembangan anak berusia 0-6 tahun.

Program ActCelerate berjalan dengan lancar dan mendapatkan antusias yang sangat tinggi dari para startup enthusiast. Hal ini dibuktikan dengan lebih dari 170 peserta telah mendaftarkan diri untuk mengikuti kegiatan ini. Tujuh puluh di antaranya terpilih mengikuti coaching serta mentoring session bersama para mentor yang ahli di bidang startup. Setelah mengikuti agenda yang komprehensif, akhirnya terpilih 13 peserta yang mengikuti Demo Day. Para pemenang ActCelerate 2021 akan mendapatkan insentif yang menarik dalam bentuk hadiah dengan nilai total sebesar 100 juta Rupiah.

Melalui program akselerator ini, diharapkan para pelaku startup bisa terus mengembangkan bisnisnya dan memiliki wadah yang cocok agar bisa lebih menguasai pasar, sekaligus melakukan inovasi pada produk, serta bisa memperluas networking bisnis dan dapat bekerja sama dengan MCash dan SiCepat.

Dalam tanggapannya, Martin Suharlie, selaku CEO MCash mengatakan, dirinya tertarik untuk bersinergi dan berkolaborasi lebih lanjut dengan seluruh startup yang terlibat, tidak hanya terhadap pemenang dan para finalis, namun juga seluruh peserta yang mendaftar.

“Selamat kepada 13 peserta, dan kami juga tentunya ingin dan akan mengundang serta berinteraksi dengan 13 peserta ini dan teman-teman di luar 13 ini. Kami sangat ingin membangun kolaborasi lebih lanjut,” ujar Martin.

GoTo Financial, Bagian dari Grup GoTo, Pulihkan Ekonomi Lewat Digitalisasi Sektor UMKM

Sejak pandemi bergulir, pemulihan ekonomi secara menyeluruh menjadi agenda nasional, terutama lewat pemberdayaan sektor UMKM. Menurut survei yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI), sebanyak 87.5% UMKM Indonesia terdampak pandemi, dengan salah satu aspek yang paling terdampak yakni dari sisi pendapatan dan laba. Teknologi diyakini memiliki peran esensial dalam membantu pemulihan sektor UMKM. Penerapan transformasi digital yang menyeluruh, bagi para pelaku bisnis UMKM tidak hanya menjadi fokus pemerintah, tapi juga sektor swasta seperti GoTo Financial.

GoTo Financial merupakan grup teknologi bagian dari GoTo, yang memiliki layanan untuk mendukung aktivitas keuangan masyarakat melalui GoPay dan GoPaylater, serta menyediakan solusi bisnis untuk pelaku usaha mulai dari UMKM sampai dengan perusahaan besar. Solusi bisnis ini meliputi Midtrans (payment gateway terkemuka), Moka dan GoBiz Plus (jaringan point of sales terbesar di Indonesia), hingga platform GoBiz dan Selly yang dapat meningkatkan efisiensi usaha online.

GoTo Financial mendorong pengadopsian teknologi lewat pembayaran dan solusi digital bagi mitra usahanya. Selain membantu pelaku UMKM untuk dapat menerima pembayaran di ranah online, melalui salah satu produk bisnisnya yakni Midtrans, GoTo Financial juga mendorong pertumbuhan optimal bagi berbagai macam lini usaha, mulai dari kecantikan, kriya, fesyen, jasa bengkel, hingga pedagang eceran.

Kisah Batik Nayara bertahan di pandemi lewat transformasi digital

Sebelum pandemi tiba, Batik Nayara merupakan salah satu pelaku bisnis UMKM yang bergerak di bisnis ritel. Tatkala pandemi menerjang, usaha yang digawangi oleh Andrina merasakan dampak negatif yang berpengaruh pada omzet dan juga laba. Namun, di balik kesulitan yang ada, Andrina dan segenap tim mencoba mencari peluang melalui pengadopsian teknologi dengan melakukan inovasi produk. Selain itu, Andrina juga mengaktivasi dan menggencarkan kanal penjualan online melalui website, yang diperkuat dengan sistem payment gateway dari Midtrans yang merupakan bagian dari GoTo Financial.

“Tantangan yang kami hadapi saat ini adalah berusaha tetap kompetitif dan inovatif dalam berkarya sesuai dengan kebutuhan market, salah satunya dengan adaptasi ke era digital. Selain berinovasi dengan lini produk kami dengan membuat homewear hingga APD, kami juga bekerja sama dengan Midtrans sebagai payment gateway untuk mempermudah proses pembayaran konsumen di website,” ujar Andrina.

Midtrans menyediakan layanan pemrosesan pembayaran online agar pelaku usaha dapat menerima lebih dari 20 jenis pembayaran non-tunai. Fitur lain yang tak kalah menarik dari Midtrans yakni ‘Payment Link’ juga disediakan untuk membantu online seller dan juga toko offline membuka fasilitas pembayaran non-tunai yang bisa dilakukan via aplikasi pesan instan maupun email.

Andrina menambahkan, sejak bergabung bersama Midtrans di masa pandemi, omzet Batik Nayara justru meningkat hingga 10 kali lipat, dengan fokus perusahaan yang juga terjaga tatkala solusi pembayaran digital diakuinya mampu memangkas tingkat efisiensi operasional.

“Dengan kemudahan pembayaran pada website online Nayara yang sudah menggunakan teknologi dari Midtrans, konfirmasi pembayaran dapat dilakukan secara otomatis sehingga tim Nayara dapat lebih fokus pada penyusunan strategi bisnis jangka panjang untuk mendorong penjualan di masa pandemi,” tambahnya.

Riset LD-FEB UI: GoTo Financial dukung pemulihan ekonomi dan inklusi keuangan

Dalam riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD-FEB UI) yang berjudul “Peran GoTo Financial terhadap Inklusi Keuangan Indonesia Tahun 2021”, platform GoTo Financial dianggap mampu memberikan dukungan akselerasi pemulihan ekonomi melalui layanan keuangan dan solusi bisnis yang komprehensif. Selain itu, Riset LD-FEB UI juga mengemukakan beberapa temuan menarik terkait peran GoTo Finansial dalam menjadi gerbang akselerasi inklusi keuangan, terutama dalam mendukung pemulihan ekonomi.

Riset LD-FEB UI juga mengemukakan temuan terkait peran GoTo Finansial dalam menjadi gerbang akselerasi inklusi keuangan. Selain itu, riset juga menjabarkan dampak ekosistem GoTo Financial secara keseluruhan dalam membantu UMKM untuk tidak hanya bertahan, namun juga meraih pertumbuhan saat pandemi. Ini termasuk peningkatan omzet dan juga peningkatan efisiensi operasional.

Omzet mitra UMKM GoTo Financial di akhir tahun ini diperkirakan akan meningkat 37%. Peningkatan pendapatan ini membuat tersebut membuat kontribusi ekonomi ekosistem digital Gojek dan GoTo Financial diperkirakan menjadi 1,6% dari PDB Indonesia, atau sekitar Rp 249 triliun di tahun 2021.

Ekosistem GoTo Financial yang terdiri dari berbagai macam produk dan layanan, seperti; GoPay, GoPayLater, Gobiz Plus, GoStore, Midtrans, Moka, Selly, dan juga Mapan. Dalam riset tersebut, mayoritas pelaku UMKM (60%) menggunakan GoPay sebagai metode layanan pembayaran digital pertama yang digunakan di bisnisnya. Selain itu, hampir setengah (49%) merchant UMKM mengaku bahwa platform GoTo Financial menjadi platform digital yang pertama kali mereka adaptasi untuk menjalankan usahanya secara online.

Pandemi juga mengakibatkan pergeseran interaksi dan juga pola perilaku belanja masyarakat. Kondisi itu kian menegaskan transformasi digital penting adanya – terutama bagi pebisnis pemula. dikatakan, 3 dari 10 merchant GoTo Financial merupakan pebisnis pemula yang justru baru memulai usaha saat pandemi tiba. Riset tersebut juga membuktikan bahwa 4 dari 5 mitra UMKM GoTo Financial justru terdorong melakukan ekspansi usaha setelah menggunakan layanan GoTo Financial, meski situasi dan iklim ekonomi masih rentan dengan ketidakpastian.

Digitalisasi masih disepakati menjadi kunci utama dalam membantu pertumbuhan sektor UMKM. Dalam hal ini, inovasi dari entitas teknologi seperti GoTo Financial juga berperan penting dalam mewujudkan perekonomian bangsa yang kian kokoh, salah satunya lewat digitalisasi sektor UMKM. Tidak hanya berhenti di sini, menarik untuk dinanti inovasi lain dari berbagai pemain di industri teknologi yang harapannya juga dapat mempercepat pemulihan dan penguatan ekonomi nasional.

Artikel ini didukung oleh Midtrans.

Grab, Emtek dan Bukalapak Memulai Program Percepatan Digitalisasi UMKM di Kota-kota Kecil Dengan Vaksinasi

Sebagai salah satu roda penggerak ekonomi bangsa, sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) patut didorong menuju pertumbuhan yang lebih signifikan. Target pemerintah pun tak main-main. Dalam 2024, diharapkan ada sekitar 30 juta pelaku UMKM melakukan transformasi digital demi meraih peluang dan akses pasar yang tak terbatas. Dalam mewujudkan target tersebut, tentu butuh peran dari multi-stakeholder, salah satunya dari entitas teknologi. Adalah sinergi antara Grab, Emtek, dan Bukalapak yang baru-baru ini meluncurkan inisiatif bertajuk “Kota Masa Depan”. Seperti apa?

Dalam rilis yang kami peroleh, inisiatif “Kota Masa Depan” merupakan program akselerator ekstensif bagi para pelaku bisnis UMKM – khususnya yang datang dari daerah tier 2 dan 3 alias kota-kota kecil di Indonesia. Dikatakan, inisiatif ini berfokus pada tiga hal yakni; Vaksinasi, Adopsi Platform Digital (onboarding ke aplikasi Grab dan Bukalapak), dan Pemberdayaan UMKM melalui pelatihan dan pendampingan untuk pengembangan usaha melalui teknologi digital. Program ini juga akan dimulai dari wilayah kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, menyusul kemudia secara bertahap di Solo, Gowa, Malang, hingga Pekanbaru yang akan berakhir pada Desember 2020 dengan membidik lebih dari 10.000 UMKM.

“Grab bersama Emtek dan Bukalapak ingin merangkul UMKM terutama yang ada di kota-kota kecil. Terutama agar tidak hanya dapat menggunakan teknologi dan memperoleh manfaat dari ekonomi digital namun mereka dapat menjalankan usaha mereka di platform yang aman dan terpercaya. Kami percaya masa depan besar juga ada di kota kecil. Harapan kami, program #KotaMasaDepan dapat membuka pintu ke pasar yang lebih luas bagi UMKM di kota-kota kecil tanpa harus berpindah lokasi, dan pada akhirnya akan memberikan dampak menyeluruh bagi perekonomian daerah,” jelas Neneng Goenadi, Country Managing Director, Grab.

Di tengah harapan pemulihan ekonomi akibat pandemi, vaksinasi menjadi langkah yang esensial. Dalam program akselerator #KotaMasaDepan, vaksinasi menjadi pembuka rangkaian kegiatan dengan menargetkan 1500 UMKM di lima kota tujuan.

Selain vaksinasi, Grab, Emtek, bersama Bukalapak akan berfokus dalam pelatihan dan bimbingan terhadap pelaku UMKM terkait mempersiapkan bisnis dalam memasuki ranah digital. Salah satu implementasi yang ditawarkan tentu penggunaan platform Grab dan Bukalapak, sebagai platform digital yang dapat diadaptasi oleh berbagai macam jenis usaha, mulai dari kuliner, non-kuliner (pengrajin batik, pengrajin kulit, pengrajin perak, dan lainnya), ritel tradisional (warung sembako, toko kelontong, pedagang pasar), hingga usaha agen yang mencakup kios pulsa dan sembako.

Pemanfaatan di atas diharapkan tentu bakal membantu para UMKM, untuk memperoleh peluang pendapatan baru melalui toko digital demi terjaganya stabilitas bisnis di masa pandemi, dan dapat menjadi mitra merchant Grab (GrabFood dan GrabMart) dengan sekian keuntungan yang akan diperoleh antara lain; subsidi layanan selama tiga bulan, akses ke layanan lain dari platform Grab, hingga promosi bebas biaya pengiriman dari Bukalapak dapat dimanfaatkan oleh pebisnis.

UMKM yang bergabung dalam program Kota Masa Depan berpeluang untuk mendapatkan beragam manfaat, di antaranya memperoleh peluang pendapatan baru dengan memiliki toko digital sehingga menjaga stabilitas bisnis mereka meskipun di masa pandemi, selain itu UMKM juga bisa mendapatkan subsidi selama 3 bulan sesuai dengan syarat dan ketentuan berlaku, serta kesempatan untuk mengakses untuk layanan lain di platform Grab untuk meningkatkan performa bisnis lebih pesat. Sementara untuk mitra merchant Bukalapak dapat memanfaatkan promo No Ongkir dengan minimal transaksi Rp25.000 sepuasnya untuk menarik sebanyak mungkin pelanggan.