CareNow Hadirkan Layanan “PayLater” Fokus pada Perawatan Kesehatan

Memiliki akses ke perawatan kesehatan berkualitas tinggi menjadi kebutuhan yang esensial dalam upaya pencegahan penyakit, menjaga kesehatan, dan meningkatkan kualitas hidup. Pada kenyataannya, tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap layanan kesehatan.

Di Indonesia, penetrasi asuransi masih rendah dan tidak semua layanan ditanggung oleh asuransi pemerintah atau swasta. Data OJK menunjukkan bahwa tingkat penetrasi asuransi di Indonesia pada 2021 baru mencapai 3,18%, yang terdiri dari penetrasi asuransi sosial (1,45%), asuransi jiwa (1,19%), asuransi umum (0,47%), dan sisanya asuransi wajib.

Hal ini menginspirasi Andrew Soebagijo, Co-Founder dan COO CareNow untuk mengembangkan layanan CareNow yang dapat mengurangi kekhawatiran pembayaran, sembari menerima perawatan terbaik. Dalam wawancara bersama DailySocial, Andrew mengaku percaya bahwa industri kesehatan di Indonesia memiliki banyak potensi yang belum dimanfaatkan.

“Masalah keuangan kerap mengganggu pasien dan penyedia layanan kesehatan, dan saat ini tidak ada solusi yang dapat mengatasi masalah mereka. Sebagai contoh, inflasi medis 3-8x lebih tinggi dari inflasi umum. Kami ingin memastikan masyarakat Indonesia dapat memiliki akses yang sama terhadap perawatan berkualitas tinggi,” ungkapnya.

CareNow merupakan perusahaan teknologi di Indonesia yang mengembangkan platform teknologi solusi bisnis untuk layanan medis. Layanan ini membantu pasien mendapatkan keperluan pembiayaan, dengan menyediakan cicilan perawatan/pengobatan yang terjangkau dari penyedia terpercaya.

Didirikan pada Juni 2022, CareNow memulai operasionalnya dengan tim yang beranggotakan tiga orang, yaitu Stefanie Juergens (CEO), Alexander Anggada (CTO), dan Andrew Soebagijo (COO).

Dalam menyediakan layanan pembiayaan ini, CareNow bekerjasama dengan PT Digital Micro Indonesia (DanaBijak) untuk mengoperasikan fitur PayLater yang sudah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor KEP-92/D.05/2021. Kerjasama ini memastikan transaksi di CareNow aman dan terpercaya, dilakukan melalui mekanisme yang diatur dan diawasi oleh OJK.

Layanan ini menawarkan cicilan dengan tenor 2 hingga 6 kali. Untuk saat ini, pembiayaan yang ditawarkan melalui CareNow fokus pada perawatan yang tidak dikover oleh asuransi baik swasta maupun publik. Pengguna bisa memilih perawatan yang diperlukan dengan mendaftar di situs dan mengisi data diri. Pembayaran saat ini dapat dilakukan melalui transfer virtual account.

“Saat ini, kami telah membangun tim yang solid beranggotakan sepuluh orang yang semuanya bersemangat untuk memberikan dampak dalam perawatan kesehatan,” terangnya.

Di masa awalnya, perusahaan sempat menghadapi tantangan dalam menerapkan metode pembayaran baru ini. Pasien terbiasa dengan cara pembayaran yang konvesional/biasa untuk perawatan dan enggan mencoba sistem baru perawatan dulu, bayar kemudian.

Timnya melakukan upaya berkelanjutan untuk mengedukasi pasien dan penyedia layanan kesehatan tentang metode pembayaran baru ini dan membantu mereka melihat manfaatnya. Seiring waktu berlalu, tingkat adopsi kini semakin tinggi dan resistensi semakin menurun.

Rencana ke depan

Sistem pembayaran PayLater atau “Beli Dulu Bayar Nanti” saat ini sudah banyak ditawarkan oleh para pemain e-commerce dengan fokus untuk kebutuhan konsumtif atau perbelanjaan. CareNow ingin menciptakan peluang yang sama dalam usaha ingin mewujudkan aksesibilitas dan keterjangkauan terhadap perawatan kesehatan berkualitas tinggi untuk semua orang.

CareNow saat ini fokus pada pembiayaan kesehatan karena banyaknya perawatan kesehatan yang tersedia di Indonesia namun opsi pembayarannya terbatas. Hal ini mengakibatkan ketidakmampuan pasien untuk membayar pengobatan, menunda perawatan kesehatan mereka, dan menurunkan kualitas hidup mereka.

“Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk membantu pasien mendapatkan perawatan yang mereka inginkan dan mendukung penyedia layanan kesehatan untuk memberikan perawatan yang dibutuhkan pasien,” tegas Andrew.

Belum lama ini, perusahaan telah menyelesaikan Demo-Day bersama Antler. “Di sinilah dr. Nani (Stefanie Juergens) dan saya bertemu, menyatukan kekuatan, dan mendirikan CareNow. Selama program, saya bertemu dengan orang-orang yang berpikiran sama yang bersemangat membangun startup/membangun solusi untuk komunitas, belajar dari para pendiri yang terhormat, dan mengenal dunia startup,” lanjutnya.

Sebelumnya, mereka juga sempat mengikuti program pelatihan dari Iterative. Setelah menjalani program selama 4 minggu, mereka didorong untuk bergabung dengan gelombang W23. “Iterative sangat membantu kami dalam melakukan banyak hiper-eksperimen dan memastikan bahwa permintaan produk ada sebelum mengkhawatirkan aspek bisnis lainnya,” ungkap Andrew.

Menurut Andrew, bergabung dengan program akselerator memungkinkan timnya terhubung dengan mentor berpengalaman yang dapat memberi saran tentang pengembangan produk, strategi, dan penggalangan dana. Ini juga bisa menjadi medium bertukar ide tentang strategi pertumbuhan dan bereksperimen dengan strategi aktivasi, memberi akses ke investor, yang membantu dalam meningkatkan skala dengan cepat.

Dari sisi pendanaan, CareNow telah menutup putaran pra-awal pada bulan Januari lalu. Saat ini, perusahaan mulai fokus untuk penggalangan dana tahap awal. Andrew mengungkapkan bahwa timnya sangat terbuka bagi modal ventura yang tertarik untuk berinvestasi ke platform yang menghubungkan  perawatan kesehatan dan fintech.

Selain itu, Andrew juga mengungkap misi perusahaan untuk membuka akses seluas-luasnya untuk perawatan kesehatan berkualitas tinggi agar dapat terjangkau bagi semua orang. “Dan untuk melakukan itu, kami ingin memperluas kehadiran kami ke lebih banyak penyedia layanan kesehatan di seluruh Indonesia.”

Ringkas Amankan Pendanaan Tahap Awal Senilai 52 Miliar Rupiah

Platform yang memfasilitasi kredit untuk hunian, Ringkas, mengumumkan pendanaan tahap awal senilai $3,5 juta atau lebih dari Rp52,4 miliar dipimpin oleh East Ventures dan Crestone Venture Capital. Investor yang turut berpartisipasi dalam putaran ini termasuk 500 Global, Teja Ventures, Orvel Ventures, Hustle Fund, dan lainnya.

Sebelumnya, Ringkas telah mendapatkan pendanaan pra-awal sekitar Rp33 miliar pada Mei 2022 lalu. Pendanaan terbaru ini rencananya akan difokuskan untuk pengembangan serta perluasan jangkauan platform ke berbagai kota di Indonesia dan pasar sekunder.

Didirikan oleh Ilya Kravtsov, Leroy Pinto, Puguh Widyoko, dan Yoko Simon, Ringkas memiliki visi untuk mendemokratisasi kepemilikan rumah. Melalui platform kredit hunian yang dikembangkan, perusahaan berharap bisa  menyederhanakan proses kredit kepemilikan rumah (KPR) untuk masyarakat Indonesia.

Tidak seperti hipotek konvensional yang melibatkan proses prakualifikasi yang terfragmentasi, aplikasi manual yang panjang, dan transparansi yang terbatas, Ringkas menawarkan pendekatan yang disederhanakan. Dengan prakualifikasi real-time dan platform digital yang ramah pengguna, konsumen dapat dengan mudah mengajukan KPR ke beberapa bank secara bersamaan, memastikan kenyamanan, transparansi, dan berbagai pilihan yang dapat diandalkan.

Setelah putaran pendanaan terbaru ini, Co-founder Ringkas Ilya Kravtsov menargetkan transaksi hipotek bisa mencapai Rp3 triliun dalam 6-12 bulan ke depan. Perusahaan juga menargetkan lebih dari 100 proyek di 34 kota di seluruh Indonesia. “Putaran pendanaan terbaru ini juga akan mempercepat adopsi teknologi Ringkas di daerah-daerah yang belum terlayani di seluruh Indonesia,” tambahnya.

Co-founding Partner Crestone Venture Capital, Inanc Balci menyatakan komitmen penuh mereka sebagai modal ventura spesialis fintech pasar berkembang. “Kami berkomitmen mendukung Ringkas dalam mencapai misinya untuk membuat kepemilikan rumah menjadi lebih cepat, mudah, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Perkembangan bisnis Ringkas

Ringkas dikembangkan sebagai solusi atas permasalahan kepemilikan rumah di Indonesia, khususnya tingkat penetrasi hipotek yang sangat rendah, yaitu 3,25% dari total PDB. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan India yang memiliki tingkat penetrasi hipotek sebesar 11% dari PDB, dan Amerika Serikat yang memiliki tingkat penetrasi hipotek lebih dari 50% dari PDB.

Selain itu, Indonesia menghadapi tantangan backlog perumahan yang mencapai 12,75 juta unit yang terus meningkat setiap tahunnya. Penyebab dari situasi yang menantang ini disinyalir karena 55% tenaga kerja negara lokal di Indonesia terdiri dari pengusaha kecil dan menengah, pekerja lepas, hingga individu tanpa kontrak yang pasti.

Di sini, Ringkas bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara jutaan pencari rumah, 12.000 pengembang properti, dan 1.200 bank dan lembaga keuangan, memungkinkan pemrosesan hipotek yang lebih cepat dan lebih terarah. Ringkas memiliki visi besar membantu 100 juta masyarakat Indonesia memfasilitasi pembelian rumah melalui KPR.

Ringkas memastikan keamanan data konsumen dengan memberikan jejak audit dan membatasi akses data ke pihak terkait yang terlibat dalam proses hipotek. Terkait hal ini, Ringkas telah menjadi operator inovasi keuangan digital yang diatur oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) sejak awal tahun 2023 dan telah memperoleh sertifikasi ISO27001 terkait privasi pelanggan dan keamanan data.

Dalam menjalankan layanannya, Ringkas tidak secara langsung menyalurkan pinjaman kepada konsumen. Perusahaan berkolaborasi dengan institusi finansial yang menyediakan pinjaman, lalu menerima fee dari setiap transaksi yang berhasil terjadi dalam platform.

Hingga saat ini, Ringkas telah mengamankan proyek perumahan bernilai sekitar Rp30 triliun melalui kemitraan dengan pengembang properti terbesar yang tersebar di 5 kota. Ringkas juga telah bermitra dengan banyak bank terkemuka di tanah air, seperti BCA, Bank Mandiri, Bank Syariah Indonesia, BRI, Bank CIMB Niaga, Bank Permata, Bank Danamon, Bank Maybank Indonesia, OCBC NISP, UOB Indonesia, Bank Panin, Bank CCB Indonesia, dan masih banyak lagi.

Selain Ringkas, ada beberapa startup yang menawarkan solusi terkait KPR. Salah satunya startup proptech IDEAL yang menawarkan produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Secondary, menghadirkan layanan pembiayaan dan pengelolaan hipotek untuk hunian sekunder bagi calon pembeli rumah. Selain itu juga ada pengembang platform p2p lending pembiayaan properti Gradana.

Startup Edtech Rakamin Raih Pendanaan, Fokus Hasilkan Talenta Digital Berkualitas

Indonesia tengah berada di jalur yang tepat untuk menjadi pemimpin pasar teknologi global. Dengan populasi terbesar keempat di dunia, negara ini tengah menikmati bonus demografi — 69% penduduknya masuk kategori produktif. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, bonus ini dapat menjadi bumerang dan berujung jadi beban negara.

Dalam kategori “pekerja berpengetahuan”, Indonesia menempati peringkat ke-125 dari 131 negara menurut Global Innovation Index. Ini menunjukkan kelemahan yang jelas dalam menemukan talenta maju untuk inovasi. Maka dari itu, diperlukan metode pendidikan alternatif untuk bisa mengembangkan ekosistem talenta teknologi lokal.

Ada banyak inisiatif yang juga telah dikembangkan untuk bisa membenahi sektor pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah Rakamin Academy, sebuah platform pembelajaran yang memungkinkan pengguna untuk terkoneksi dan membangun karier di era digital. Platform ini bertujuan untuk membangun akses pendidikan yang lebih inklusif dan berdampak.

Rakamin didirikan oleh Andika Deni Prasetya pada Mei 2020, ia mulai menemukan passion-nya di bidang pendidikan sejak di bangku sekolah. Semasa kuliah, ia juga pernah membuat wadah diskusi minat dan bakat menggunakan platform sosial media LINE. Setelah itu, ia juga sempat membangun mesin pencari lokal yang mengemban misi sosial bernama Geevv.

Belum lama ini, Rakamin telah menerima pendanaan tahap awal dari VC asal Australia, Investible, dengan partisipasi dari akselerator Edutech, EduSpaze serta CVC yang didukung Alibaba, eWTP Capital. Tidak disebutkan berapa nilai investasi yang disalurkan pada putaran ini. Andika hanya menyampaikan bahwa “putaran ini sebenarnya sudah ditutup pada awal tahun ini.”

Dalam pemberitaan Investible, disebutkan bahwa permintaan yang semakin tinggi akan pekerja teknologi telah menguras armada sarjana teknik, utamanya engineer dan programmer dari universitas lokal. Lulusan non-STEM memasuki sektor ini untuk memenuhi permintaan, tetapi diperlukan metode alternatif untuk melatih mereka.

Disinilah peran Rakamin menjadi penting. Perusahaan edtech yang berkembang sudah mulai mempersiapkan karyawannya untuk mengambil peran teknologi di tubuh perusahaan menggunakan platform dan jalur pembelajaran mutakhir. Tujuan utamanya adalah menciptakan generasi pekerja untuk mengatasi kekurangan teknologi.

Terkait bisnis edtech, menurut Andika, tidak bisa sepenuhnya dikelola dengan mengandalkan teknologi untuk bisa dikomersilkan. Namun, banyak startup melakukan hal itu. “Rakamin fokus bukan hanya di skala, melainkan juga kualitas. Ini yang akan menjadi inovasi utama,” ungkap Andika dalam wawancara bersama DailySocial.

Solusi Rakamin

Salah satu alasan Andika mendirikan Rakamin adalah peningkatan kompetensi bangsa tidak hanya terbatas pada kemampuan tetapi harus diiringi dengan motivasi. Banyak pelajar yang masih memiliki isu terkait memilih jalur yang tepat dalam berkarier. Hal ini diduga menjadi salah satu penghambat meningkatnya kapasitas bangsa.

Rakamin memosisikan diri sebagai tech academy. “Sejak awal, Rakamin didesain untuk pengembangan karier secara menyeluruh. Dalam 2 minggu proses pembelajaran, peserta akan dibantu untuk bisa mengenali diri sendiri. Setelah itu, tim Rakamin juga akan membantu mengarahkan dan mengembangkan minat dan bakat,” jelas Andika.

Rakamin dirancang untuk melatih profesional muda tanpa latar belakang teknis untuk mengembangkan kompetensi ilmu dan teknologi komputer. Selain program intensif selama 4 bulan, siswa juga bisa berpartisipasi dalam program magang virtual berbayar dengan startup dan perusahaan teknologi lokal Indonesia ternama untuk membuat simulasi kerja dari tugas dunia nyata.

Sistem manajemen pembelajaran (LMS) milik Rakamin menawarkan jasa profesional industri sebagai instruktur, menyediakan alat-alat yang dibutuhkan serta wawasan kontemporer yang dipercaya relevan bagi pencari kerja untuk lebih unggul dalam karier teknologi pilihan mereka.

Setelah berhasil dalam proses magang, para profesional muda ini ditawari posisi jangka panjang di organisasi terkait. Kombinasi dari tugas-tugas simulasi, lingkungan kerja terintegrasi, dan peluang karier jangka panjang menciptakan akses yang terjangkau ke dunia teknologi untuk pekerja non-teknis.

Rencananya, Rakamin akan menggunakan dana segar ini untuk pengembangan sumber daya dan inovasi. Selain itu, perusahaan juga akan fokus untuk mengembangkan platform ini agar menjadi sebuah ekosistem. Andika juga mengungkapkan rencana perusahaan untuk merambah industri HRtech dengan mengembangkan platform B2B untuk menjembatani talenta dan perusahaan.

Melalui layanannya, hingga saat ini Rakamin telah melatih lebih dari 70.000 profesional Indonesia dengan melibatkan lebih dari 150 instruktur di platformnya. Pada Q1 2023 ini, sudah ada sekitar 40 kampus yang bergabung di ekosistem Rakamin, serta lebih dari 200 perusahaan yang bekerja sama untuk proses rekrutmen.

East Ventures Berinvestasi di MADLY, Startup D2C Asal Singapura

East Ventures kembali menambah portofolionya di ranah D2C dengan berinvestasi di rumah desain perhiasan asal Singapura bernama “MADLY”. Dengan mengusung konsep bespoke atau dirancang sesuai pesanan, MADLY berencana menggunakan dana segar ini untuk mempercepat ekspansi global perusahaan.

Sektor perhiasan mewah disebut tengah mengalami peningkatan permintaan bersifat bespoke atau perhiasan yang dipersonalisasi, serta batu permata berwarna. Tren ini diantisipasi dengan baik oleh MADLY dengan menawarkan pengalaman yang seamless dan imersif dan melibatkan klien di setiap langkahnya.

Founder MADLY Maddy Barber mengungkapkan bahwa East Ventures memiliki keyakinan yang sejalan dalam berinvestasi pada manusia. “Komitmen mereka terhadap elemen humanis di dalam bisnis memosisikan mereka sebagai mitra ideal untuk membawa kami ke fase pertumbuhan berikutnya. Dengan dukungan mereka, kami bersiap untuk memperluas jangkauan secara global dan membangun brand perhiasan berkonsep bespoke yang diakui secara internasional,” tambahnya.

Didirikan pada tahun 2014 dengan misi untuk mendisrupsi sektor perhiasan batu berlian di Singapura, MADLY menawarkan kualitas dan nilai batu permata terbaik serta desain sesuai permintaan yang memadukan estetika modern dengan keahlian tradisional dan cerita unik di balik setiap perhiasan.

Material yang digunakan MADLY merupakan batu permata berwarna terbaik 0,1% atau “big three”, yakni Sapphire, Ruby dan Emerald, hingga gelombang batu permata langka seperti Paraiba Tourmaline, Cobalt Spinel, dan Tsavorite Garnet.

Potongan batu permata berwarna mereka dibuat khusus untuk setiap klien yang dirancang dengan warna-warna cerah dan hidup untuk merayakan suatu momen khusus, dibuat dengan memperhatikan semua detail terkecil mereka dan dibuat untuk generasi ke generasi.

MADLY menciptakan perhiasan buatan tangan yang unik dan dirancang dengan teliti melalui proses yang cermat sehingga dapat memberikan nilai unik kepada para pelanggan. Setiap kreasi MADLY yang unik merupakan ekspresi dari klien dan orang yang mereka cintai, dibuat dengan tangan dalam emas 18K dan ditempa oleh tangan para pengrajin ahli.

Dalam waktu 9 tahun, perusahaan telah memiliki kantor tambang sumber mereka sendiri, tim desain perhiasan kelas dunia, lulusan GIA, dan seorang lapidarist internal. Tahun ini, MADLY siap untuk melancarkan ekspansi dan mewujudkan misi untuk menjadi brand perhiasan dengan konsep bespoke internasional terkemuka.

Portofolio D2C East Ventures

MADLY bukanlah portfolio pertama East Ventures di sektor D2C. Sejak tahun 2015, EV sudah berinvestasi di startup retailer kecantikan Sociolla yang saat ini menjadi salah satu pemain utama di pasar beautytech Indonesia. Hingga saat ini, Sociolla telah memiliki 50 toko tersebar di 30 kota yang berada di provinsi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa.

Sama seperti kebanyakan segmen D2C lain, industri kecantikan juga cepat dipenuhi para pelaku pasar. Namun sifat produk kosmetik yang habis saat dikonsumsi telah memberikan keunggulan ekstra pada sektor ini dalam hal ekspansi pasar. Selain Sociolla, East Ventures juga berinvestasi di brand D2C produk kecantikan Base dan ESQA.

Paling anyar, modal ventura yang berdiri sejak 2009 ini telah berinvestasi pada startup penyedia solusi rantai pasok menyeluruh, Praktis. Perusahaan menawarkan rangkaian solusi, mulai dari pembelian bahan baku, produksi, fulfillment, dan logistik dengan peningkatan teknologi untuk menyediakan proses operasi yang mudah, efisien, dan dapat diandalkan, baik untuk direct-to-consumer (D2C) brand dan pemasok berfokus di industri fesyen dan kecantikan.

Selain di industri kecantikan, portofolio D2C East Ventures juga merambah sektor healthtech. Salah satunya adalah Diri Care, sebuah klinik digital on-demand yang membantu masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan kulit, rambut, dan area intim.

Sebagai modal ventura yang terbuka pada seluruh sektor (agnostik), tesis East Ventures di balik investasi pada D2C (Direct-to-Customer) adalah para pendirinya. Di setiap segmen D2C East Ventures, para pendiri bersemangat membangun merek yang berfokus pada pelanggan, inovatif, dan pribadi.

Skorlife Raih Pendanaan Awal Senilai Rp59,5 Miliar Dipimpin Hummingbird Ventures

Startup pengecekan skor kredit Skorlife hari ini (24/05) mengumumkan pendanaan tahap awal senilai $4 juta atau lebih dari Rp59,5 miliar dipimpin oleh Hummingbird Ventures. Turut berpartisipasi dalam putaran ini investor baru QED Investors, serta investor terdahulu AC Ventures dan Saison Capital.

Rencananya, Skorlife akan menggunakan dana segar yang baru didapat ini untuk mengembangkan produk, memperluas tim, meningkatkan penetrasi pasar, dan mendorong pertumbuhan perusahaan secara umum. Sebelumnya, perusahaan sempat mengumumkan perolehan dana tahap pra-awal lebih dari Rp32,8 miliar pada September 2022 lalu.

Didirikan oleh para veteran terkemuka di ekosistem teknologi lokal, Ongki Kurniawan dan Karan Khetan, SkorLife menawarkan pembangunan kredit bagi individu untuk mengakses dan memantau skor dan laporan kredit mereka serta data terkait lainnya dari biro kredit secara instan dan gratis.

Sebagai salah satu pionir layanan credit builder di Indonesia, Skorlife mencoba mengatasi masalah akses terbatas terhadap kredit yang adil di Indonesia dengan menyediakan pendidikan kredit, alat untuk meningkatkan kredit, dan mempromosikan pinjaman yang bertanggung jawab.

Co-founder dan President SkorLife Karan Khetan menjelaskan, “Dengan dana yang kami peroleh, SkorLife siap untuk mempercepat misinya dalam mempromosikan pinjaman yang bertanggung jawab dan praktik kredit yang adil di Indonesia. Kami berkomitmen untuk mendorong literasi keuangan di kalangan individu dan komunitas.”

Skorlife mengungkap bahwa Indonesia memiliki peluang pasar mencapai $185 miliar yang akan terus berkembang. Namun, warga negara ini masih memiliki keterbatasan akses terhadap kredit yang adil disebabkan oleh pengetahuan terbatas pasar mengenai bagaimana kredit berfungsi, dan bagaimana menjadi peminjam yang bertanggung jawab.

Perusahaan mengklaim, ketika masyarakat memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang profil kredit mereka, maka mereka akan berusaha untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan kelayakan kredit dan reputasi keuangan mereka. Hal ini akan memberikan mereka akses ke peluang kredit yang lebih adil, serta bermanfaat bagi masyarakat secara umum dalam jangka panjang.

Founder dan Managing Partner AC Ventures Adrian Li menambahkan, “SkorLife merevolusi pasar Indonesia dengan mengatasi masalah nyata mengenai ketimpangan keuangan, dan AC Ventures dengan bangga menjadi investor awal dan mitra generasional perusahaan ini. Melalui misi untuk membawa keadilan dan kebebasan keuangan ke pasar, SkorLife membuka jalan bagi masa depan yang lebih inklusif dan sejahtera bagi semua masyarakat Indonesia.”

Layanan skoring kredit di Indonesia

Di Indonesia, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk pengecekan skor kredit. Pertama, Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) sebagai Biro Kredit Konvensional. Selain itu, bisa melalui BI Checking, yang sekarang sudah berubah menjadi Informasi Debitur (iDEB) atau Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).

Data yang digunakan di sini utamanya bersumber dari basis data bank atau lembaga finansial lainnya. Namun, seiring perkembangan layanan fintech di Indonesia, industri perbankan juga mulai terbuka memanfaatkan sumber data alternatif demi memperluas jangkauannya ke segmen masyarakat unbankable dan UMKM.

Dengan begitu, penyelenggara fintech melalui model bisnis Innovative Credit Scoring (ICS) juga mencoba menyediakan solusi serupa dengan memanfaatkan sumber data alternatif yang tidak terbatas pada rekening bank. Contohnya, data belanja daring, data telekomunikasi, juga rekam jejak di media sosial dapat menjadi sumber alternatif.

Terkait regulasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah membuat klaster khusus bernama Innovative Credit Scoring (ICS) sebagai penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD). Per Mei 2023, sudah ada 20 perusahaan yang tercatat dalam klaster credit scoring. Untuk Skorlife saat ini masih tercatat di klaster financial planner.

Beberapa layanan pengecekan skor yang juga beroperasi di Indonesia termasuk IdFintechScore yang diluncurkan AFPI dan PEFINDO, layanan CredoLab yang memanfaatkan metadata perangkat mobile, Tokoscore yang terafiliasi dengan Tokopedia, anak perusahaan Investree, AIForesee, dan Ascore.ai yang disediakan oleh layanan P2P Lending Amartha.

Application Information Will Show Up Here

Catapa Hadirkan HelpGPT untuk Perkuat Solusi HR

Pengembangan teknologi kecerdasan buatan kini telah menjangkau berbagai sektor, termasuk human resources (HR). Salah satu pengembang Human Resources Intelligence System (HRIS) jebolan inkubasi GDP Ventures, Catapa meluncurkan HelpGPT, aplikasi berbasis chatGPT yang menyediakan informasi penggajian pajak dan peraturan ketenagakerjaan dalam Bahasa Indonesia.

Berdasarkan data internal periode Januari-April 2023, sekitar 60% pertanyaan pelanggan yang masuk ke CATAPA merupakan pertanyaan bersifat berulang, dengan jawaban yang dapat diakses dengan mudah di Pusat Bantuan. Asumsinya, Customer Support memerlukan satu menit untuk menangani setiap pertanyaan berulang ini, yang berarti lebih dari 2.500 menit waktu dihabiskan untuk penanganan manual.

Perhitungan ini mendorong perusahaan merespons kebutuhan untuk menjawab pertanyaan berulang ini dengan menciptakan efisiensi bagi tim customer support melalui HelpGPT.

CATAPA sudah memulai adaptasi teknologi AI dari beberapa tahun lalu. Salah satunya adalah asisten virtual Claudia yang hadir dalam messaging platform, seperti WhatsApp, Telegram, Facebook Messenger, LINE, dan Slack. Tugas utamanya adalah menangani kebutuhan karyawan, seperti melihat saldo cuti, pertanyaan tentang cuti bersama, dan persetujuan cuti.

Dalam wawancara terpisah dengan DailySocial.id, Founder & CEO Catapa Stefanie Suanita mengungkapkan HelpGPT berperan sebagai Virtual Customer Support yang menangani pertanyaan-pertanyaan yang berulang dari pelanggan, seperti implikasi regulasi dari pemerintah atau tutorial dalam pemanfaatan fitur di CATAPA. “Baik Claudia maupun HelGPT ditujukan untuk membantu HR dan karyawan,” tegasnya.

Stefanie juga mengatakan CATAPA memiliki pondasi AI yang kuat, oleh karena itu pengerjaan HelpGPT di CATAPA memakan waktu hanya beberapa bulan mulai dari proses investigasi sampai diluncurkan. Dalam prosesnya sendiri, tim CATAPA menemukan beberapa poin penting.

Pengembangan aplikasi berbasis AI memerlukan internasionalisasi dan lokalisasi agar AI bekerja secara optimal di setiap negara. Internasionalisasi memungkinkan adaptasi yang mudah ke berbagai bahasa dan wilayah, sementara lokalisasi menyesuaikan perangkat lunak untuk bahasa dan konvensi tertentu.

Dalam konteks lokalisasi, AI sangat bergantung pada data lokal, seperti bahasa, dialek, slang, aspek budaya, penggajian, dan peraturan pajak, termasuk hukum ketenagakerjaan, yang bervariasi dari negara ke negara. Masing-masing pemerintahan mungkin memerlukan solusi yang berbeda-beda atau dikustomisasi untuk bisa efektif di negaranya.

Peningkatan layanan pusat bantuan CATAPA dengan ChatGPT memberikan dua manfaat, yaitu meningkatkan pengalaman pelanggan dan efisiensi. Pusat Bantuan berbasis ChatGPT tersedia 24/7 untuk melayani pengguna dengan lebih cepat dan lebih baik. Selain itu, otomatisasi dukungan untuk pertanyaan yang berulang dan menghemat setidaknya 2.500 menit per bulan.

AI dalam human resources

Dewasa ini, pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan semakin luas dan signifikan. Dalam lingkup human resources (HR), kecerdasan buatan (AI) berperan dalam membantu HR dalam menjawab pertanyaan terkait peraturan pemerintah, peraturan perusahaan, juga mengambil bagian dalam proses rekrutmen dan manajemen kinerja.

Di sisi lain, AI juga berperan dalam menganalisis data karyawan, mengidentifikasi tren, serta memberikan wawasan yang berharga untuk membantu HR dalam pengambilan keputusan. Meski begitu, penting juga untuk mempertinbangkan isu-isu etika dan privasi yang terkait dengan penggunaan teknologi ini.

Perkembangan teknologi AI yang masif dan signifikan telah menimbulkan kekhawatiran bahwa kelak kecanggihan ini dapat menggantikan fungsi manusia dalam pekerjaan. Namun, ungkap Stefanie, “yang benar adalah AI hanya akan menggantikan manusia yang tidak memanfaatkan AI dalam menjalankan pekerjaannya.”

Dari sisi produk, perusahaan juga menghadirkan beberapa fitur baru, di antaranya tax simulator yang dapat digunakan untuk membantu perusahaan melalui simulasi total pajak yang perlu dibayarkan karyawan. Selain itu, juga ada organization chart yang menampilkan visualisasi reporting structure yang ada di perusahaan dengan struktur organisasi di CATAPA.

Visualisasi reporting structure perusahaan melalui Organization Structure / Sumber: CATAPA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Selain Catapa, di Indonesia sendiri juga ada beberapa setartup yang menawarkan layanan untuk HR seperti Mekari, Skuad, juga Venteny  yang belum lama ini resmi IPO dan berhasil meraup dana sekitar Rp339 miliar. Beberapa perusahaan job marketplace juga mulai masuk ke ranah HR, seperti Job2Go.

Flash Coffee Raih Pendanaan 737 Miliar Rupiah; Klaim Profitabilitas dari Bisnisnya di Indonesia

Startup coffee-chain asal Singapura Flash Coffee berhasil mengamankan pendanaan seri B senilai $50 juta atau lebih dari Rp737 miliar dipimpin oleh White Star Capital. Investor lain yang juga berpartisipasi dalam putaran ini termasuk Delivery Hero, Geschwister Oetker, dan Conny & Co. — ketiganya berasal dari benua biru.

Rencananya, dana segar akan digunakan untuk mempercepat misi perusahaan mencapai profitabilitas tingkat grup, termasuk mengembangkan jejaknya secara berkelanjutan di seluruh wilayah Asia Pasifik, menggandakan teknologi dan inovasi produk, serta mengembangkan lebih lanjut kinerja penjualan toko-toko yang ada.

Didirikan pada tahun 2020 lalu, Flash Coffee berhasil memasuki jajaran centaur dalam waktu 2 tahun dan saat ini memiliki lebih dari 200 gerai kopi yang tersebar di Singapura, Thailand, dan Indonesia.

Flash Coffee memosisikan diri sebagai jaringan gerai kopi berbasis teknologi yang menyajikan menu minuman berkualitas tinggi dengan harga terjangkau. Pelanggan dapat menggunakan aplikasi Flash Coffee untuk memesan dan membayar secara online, memilih untuk mengambil pesanan dari salah satu etalase atau memesan untuk pengiriman.

General Partner White Star Capital Joe Wei melihat bahwa Flash Coffee telah menunjukkan pertumbuhan luar biasa dalam waktu yang cukup singkat. “Flash Coffee berpotensi untuk menjadi pemain utama jaringan kopi di kawasan Asia dan kami berharap dapat terus bekerja sama untuk mendukung pertumbuhan dan kesuksesan yang berkelanjutan.”

Selama dua tahun terakhir, Flash Coffee telah mengalami pertumbuhan eksponensial, dengan peningkatan pendapatan year-on-year (YoY) sebesar 23 kali lipat pada 2021. Hal ini diikuti dengan peningkatan (YoY) sebesar empat kali lipat pada 2022, sekaligus mencapai lebih dari 100 poin persentase peningkatan EBITDA YoY pada tingkat grup di tahun yang sama.

Co-founder dan CEO Flash Coffee David Brunier juga mengungkapkan bahwa, “Dengan total gerai yang sudah menguntungkan di seluruh wilayah, Flash Coffee telah menemukan target market yang tepat dan siap meluaskan jaringan ke berbagai kota. perusahaan berada di jalur yang tepat untuk mencapai profitabilitas tingkat grup pada tahun 2024.”

Perusahaan juga mengklaim telah mencapai 100% profitabilitas dari 92 outlet di Indonesia. Di Indonesia sendiri, setelah melakukan ekspansi pertama ke Bandung, Flash Coffee disebut akan segera diluncurkan di Surabaya pada Juli 2023 mendatang.

Investasi pada startup coffee-chain 

Dilansir dari The Asian Post, kopi telah menjadi komoditas penting di Asia Tenggara. Produk ini memiliki pasar senilai $6,2 miliar atau 16 persen dari ekspor kopi global. Pada tahun 2017, Indonesia dan Vietnam termasuk di antara produsen kopi utama dunia, masing-masing menyumbang 18 persen dan enam persen terhadap produksi global.

Maraknya bisnis kopi di Indonesia juga terlihat dari kemunculan berbagai startup kopi lokal. Investor pun mulai melirik jaringan gerai kopi yang menawarkan solusi berbasis teknologi. Di akhir tahun 2022 lalu, sebuah startup coffee chain Jago mengumumkan pendanaan senilai Rp34, 2 miliar dipimpin Intudo Ventures dan BEENEXT.

Salah satu modal ventura paling aktif di Indonesia, East Ventures, juga memiliki 3 portofolio startup teknologi yang berfokus pada kopi, seperti Otten Coffee, Fore Coffee, dan Morning. Meskipun sama-sama mengedepankan kualitas kopi yang dijajakan, masing-masing startup juga menawarkan nilai tambah yang berbeda-beda.

Potensi yang besar pada startup coffee-chain ini juga dibuktikan oleh Kopi Kenangan yang telah mencapai tonggak unicorn setelah mengumumkan penutupan puutaran pertama untuk pendanaan seri C mereka. Selain itu, konsep “grab & go” yang juga diusung JIWA Group juga menghantarkan mereka meraih pendanaan dari Openspace dan Capsquare Asia Partners.

Application Information Will Show Up Here

J&T Express Akuisisi Perusahaan Logistik Tiongkok Fengweng Express

Penyedia layanan logistik asal Indonesia J&T Express mengumumkan akuisisi atas Fengwang Information, anak perusahaan S.F. Holding Co., Ltd, yang mengoperasikan Fengwang Express. Kedua perusahaan telah menandatangani Perjanjian Pengalihan Saham dan J&T Express akan mengakuisisi 100% hak saham senilai ¥1.183 miliar atau lebih dari Rp2,5 triliun.

SF sendiri merupakan penyedia layanan logistik terintegrasi terbesar di Tiongkok, menyediakan layanan rantai pasokan satu atap ujung ke ujung untuk rute domestik dan internasional. Perusahaan berkomitmen untuk membangun ekologi rantai pasokan digital dan menjadi pemimpin dalam rantai pasokan pintar secara global.

Di bawah SF Holdings, jaringan Fengwang Express menawarkan layanan kepada pelanggan e-commerce dan telah menjangkau sekitar 27 provinsi, kotamadya, dan daerah otonom di seluruh penjuru Tiongkok. Tahun lalu saja, layanan ini berhasil membukukan pendapatan lebih dari ¥3,2 miliar atau sekitar Rp6,8 triliun.

Menurut situs perusahaan, di Indonesia sendiri, perusahaan telah memiliki 100 gateway center dengan peralatan profesional, lebih dari 4 ribu titik operasi dan 30 ribu SDM terlatih, dan ribuan armada untuk mendukung layanan messenger antarkota, antarprovinsi, dan lintas pulau.

Berdasarkan keterangan J&T Express, ini merupakan sebuah langkah signifikan dalam sektor pengiriman ekspres e-commerce sejak perusahaan melakukan ekspansi ke pasar Tiongkok pada tahun 2020. Sebelumnya, perusahaan juga telah berhasil mengakuisisi bisnis ekspres Best Inc. di Tiongkok pada akhir tahun 2021.

Mengikuti misi “berorientasi pelanggan dan berbasis efisiensi”, perusahaan menyatakan komitmennya untuk terus mengoptimalkan pengalaman layanan sebagai bagian dari fokusnya pada industri layanan pengiriman ekspres e-commerce.

Dalam keterangan resmi, J&T mengungkapkan, “Akuisisi ini akan meningkatkan kapabilitas layanan terintegrasi J&T Express. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pengembangan industri berkualitas tinggi yang memungkinkannya untuk lebih meningkatkan keunggulan kompetitifnya di sektor pengiriman e-commerce dan berkontribusi pada pengembangan industri berkualitas tinggi,”

J&T Express berkomitmen untuk menyediakan pelanggan dengan solusi logistik terintegrasi melalui infrastruktur cerdas dan jaringan logistik digital, sebagai bagian dari strategi globalnya untuk menghubungkan dunia dengan efisiensi yang lebih besar dan membawa manfaat logistik untuk semua.

Rencana J&T Express

Didirikan pada 2015 oleh Jet Lee dan Tony Chen, J&T Express telah melebarkan sayap bisnis ke luar Asia. Jaringan J&T Express kini telah menjangkau tiga belas negara, termasuk Indonesia, Vietnam, Malaysia, Filipina, Thailand, Kamboja, Singapura, Cina, Arab Saudi, UEA, Meksiko, Brasil, dan Mesir.

Pada 2021 silam, perusahaan dilaporkan memperoleh putaran pendanaan sebesar $2,5 miliar atau setara 35,6 triliun Rupiah. Pendanaan ini mengantar valuasi J&T Express mencapai $20 miliar (sekitar Rp285 triliun), alias sudah menyandang gelar “decacorn”. Hal ini disebut sebagai bagian dari rencana J&T melantai di bursa.

Berdasarkan sejumlah sumber, perusahaan berencana mengincar dana segar antara $1 miliar sampai $2 miliar (antara Rp15,1 triliun-Rp30,3 triliun). Sumber Reuters yang mengetahui kabar tersebut menyebutkan, sebenarnya J&T Express berencana untuk IPO pada tahun lalu, namun ditunda karena kondisi pasar yang tidak menentu.

Bila aksi korporasi ini terlaksana, diprediksi IPO ini akan jadi yang terbesar di Hong Kong pada 2023. Sepanjang 2021-2022, nilai penjualan saham IPO turun 74% menjadi $7,4 miliar di 2022 dari $28,17 miliar di 2021. Faktor pemicunya, menurut Refinitv, dikarenakan perlambatan global di pasar modal sebagai akibat dari kenaikan suku bunga, inflasi tinggi, dan ketegangan geopolitik yang berkelanjutan.

Di Indonesia sendiri, J&T bersaing ketat dengan sejumlah startup logistik, termasuk SiCepat dan Ninja Xpress, yang sama-sama memanfaatkan tren e-commerce untuk mengakselerasi bisnisnya. Menurut CEO J&T Robin Lo kala itu, jasa logistik dari bisnis e-commerce berkontribusi sebesar 50% terhadap pendapatan perusahaan di 2017.

Application Information Will Show Up Here

Dektos Digital Corbuzier Berikan Investasi ke Flux Creative Universe

Anak perusahaan PT Digital Mediatama Maxima, PT Dektos Digital Corbuzier, tengah menggencarkan ekspansi bisnis dengan berinvestasi pada sebuah creative holding grup Flux Creative Universe yang sebelumnya bernama Flux Design. Dalam kolaborasi ini, Flux akan membawa keahlian dan kreativitasnya untuk melengkapi ekosistem konten digital “Close the Door”.

Didirikan oleh selebritas Deddy Corbuzier, PT Dektos Digital Corbuzier berfokus pada pengembangan ekositem digital podcast dan entertainment. Sebagai pionir konten siniar di Indonesia dengan lebih dari 20 juta subscriber, perusahaan juga menaungi sekitar 31 kreator konten dengan lebih dari 50 juta subscriber. 

Sebelumnya, PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) dan PT SiCepat Ekspres Indonesia juga telah berinvestasi menjadi salah satu pemegang saham di PT Dektos Digital Corbuzier. Tidak mau ketinggalan, Prestige Corp ikut bergabung menjadi pemilik saham di perusahaan Deddy Corbuzier ini.

Kolaborasi Dektos Digital Corbuzier dengan Flux Creative Universe akan saling melengkapi layanan yang ditawarkan masing-masing entitas. Infrastruktur kreatif yang dimiliki Flux dapat membantu meningkatkan kualitas inovasi kreatif yang ditawarkan kepada klien PT Dektos Digital Corbuzier, dan sebaliknya.

Resmi didirikan pada 2021, Flux Creative Universe memiliki 5 pilar bisnis di area utama, seperti bisnis kreatif, agensi media, rumah produksi, penyelenggara event/aktivasi, dan investasi digital yang menaungi 10 entitas. Perusahaan juga telah bekerja sama dengan berbagai industri bisnis di Indonesia, seperti ritel, F&B dan masih banyak lagi.

Kolaborasi ini diharapkan dapat membawa warna baru bagi industri kreatif dan hiburan Indonesia yang diakui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai salah satu elemen penting yang berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia.

“Dengan demikian, selain lebih kaya kreativitas, klien kami juga akan dimudahkan dengan layanan end-to-end mulai dari kreatif hingga implementasi melalui talenta PT. Dektos Digital Corbuzier”, tambah Deddy.

Investasi pada kreator konten

Pandemi Covid-19 yang kini sudah tidak lagi dinyatakan sebagai kondisi darurat kesehatan global telah menjadi faktor penting yang mendukung penguatan ekosistem digital tanah air. Berdasarkan data dari perusahaan riset YouGov, penggunaan media sosial naik hingga 38% selama pandemi Covid-19. Hal ini dilihat sebagai peluang bagi industri kreatif di Indonesia.

Dengan peningkatan yang signifikan pada aktivitas daring dan melesatnya angka penggunaan media sosial, tak ayal banyak orang yang mencoba peruntungan di bidang ini. Kreator konten kini telah menjadi sebuah kareiryang cukup menjanjikan. Namun, industri ini masih sangat terfragmentasi, sehingga banyak inisiatif yang dilakukan untuk bisa mengeratkan para penggiatnya.

Di Indonesia sendiri, selain Dektos Digital Corbuzier, beberapa nama yang juga dikenal menaungi banyak kreator konten termasuk platform influencer marketing Famous All Stars (FAS) dan RANS Entertainment. FAS telah mendapat pendanaan dari perusahaan konglomerasi media EMTEK Group dan bersinergi dengan RANS Entertainment di 2021.

Pada tahun 2022 lalu, RANS Entertainment milik Raffi Ahmad dan Nagita Slavina ini juga mengumumkan investasi strategis pada platform konten audio NOICE. Sebagai tahap awal kemitraan strategisnya, RANS akan menghadirkan konten podcast original secara eksklusif di platform Noice.

Seiring berjalannya waktu, investasi pada kreator konten semakin masif. Beberapa perusahaan bahkan ikut meluncurkan creator fund yang berfokus untuk mendukung para kreator seperti yang dilakukan Goplay. Perusahaan menyiapkan Rp15 miliar untuk para kreator terpilih sebagai program apresiasi dalam membangun basis penggemar loyal (true fans) mereka.

FAS menyebutkan bahwa nilai pasar industri konten kreator di Indonesia bisa mencapai Rp4 triliun hingga Rp7 triliun. Nilainya akan meningkat lima kali lipat pada 2027. Perkembangannya begitu cepat, pasarnya sangat antusias, dan ada banyak ruang yang dapat dieksplorasi, baik dari sudut pandang kreator, inovator, hingga pemilik brand. 

Ruangguru Akuisisi Platform Edtech Asal Vietnam “Mclass”

Startup edtech Ruangguru mengumumkan akuisisi atas Mclass, sebuah platform live teaching asal Vietnam. Hal ini disebut sebagai langkah strategis perusahaan untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan kapabilitasnya di wilayah tersebut.

Ruangguru telah lebih dulu memulai ekspansi ke Vietnam dengan nama Kien Guru pada 2019. Vietnam menjadi negara pertama tujuan ekspansi Ruangguru karena dinilai memiliki masalah yang sama seperti yang dihadapi Indonesia dan beberapa negara berkembang lainnya di bidang pendidikan.

Co-Founder dan CEO Ruangguru Belva Devara meyakini reputasi dan keahlian Mclass dalam pembelajaran daring dapat semakin memperluas penawaran, meningkatkan bisnis, serta melengkapi solusi pembelajaran Ruangguru di Vietnam dan Asia Tenggara.

Ruangguru juga memperkuat posisinya sebagai salah satu pemimpin pasar di sektor edtech yang berkembang di Vietnam. “Visi kami adalah menjadi perusahaan teknologi pendidikan terdepan di Asia Tenggara dan kami yakin bahwa akuisisi ini merupakan langkah lanjutan untuk mencapai tujuan tersebut,” ungkap Belva.

Didirikan oleh Nguyen Van Khai dan Nguyen Minh Thang pada 2019, Mclass bekerja sama dengan guru-guru terbaik di negara tersebut untuk menawarkan sesi live teaching pada mata pelajaran matematika, sains, sastra, serta persiapan perguruan tinggi seperti IELTS. Dalam waktu kurang lebih empat tahun, Mclass disebut telah menjadi platform pembelajaran daring ternama di Vietnam.

Pendekatan inovatif Mclass mengundang respons positif dan daya tarik yang kuat pada siswa maupun orang tua. Hal ini ditunjukkan oleh sekitar 10 juta pengikut di media sosial para guru, sesi live teaching yang berhasil meraih 85 ribu peserta pelajar, dan total 1 juta replay untuk satu sesi pembelajaran di 2022.

Solusi pembelajaran daring K-12 dari Kien Guru telah digunakan oleh lebih dari 2,5 juta siswa di Vietnam selama empat tahun terakhir, termasuk solusi video belajar (pre-recorded), live teaching, dan fitur khusus untuk membantu siswa mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah.

Akuisisi ini tidak hanya memperluas solusi pembelajaran bagi siswa, tetapi
juga akan memberikan kesempatan yang baik bagi guru Mclass untuk memperluas jangkauan mereka dan memberi dampak kepada lebih banyak siswa di Vietnam dan sekitarnya.

Pasar edtech di Vietnam

Pada tahun 2019, Vietnam masuk dalam sepuluh besar pasar pendidikan online dengan pertumbuhan tercepat secara global dan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 44,3%. Saat ini, terdapat lebih dari 200 bisnis edtech di Vietnam dengan dua juta pengguna secara nasional. Pemerintah Vietnam memperkirakan ukuran pasar ini tidak kurang dari $2 miliar.

Dilansir dari media lokal Vietnam, pendapatan pasar e-learning Vietnam diperkirakan mencapai sekitar $3 miliar di 2023 dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sekitar 20,2% selama 2019-2023 menurut laporan Ken Research.

Sementara, laporan terbaru Do Ventures, edtech adalah bidang terbanyak diinvestasikan ketiga di Vietnam dalam delapan tahun terakhir di sektor teknologi. Total investasi VC ke sektor edtech di Vietnam adalah $103 juta, diikuti pembayaran ($462 juta), dan ritel ($416 juta). Namun, bidang edtech dan transformasi digital pendidikan di Vietnam dinilai masih dalam tahap awal.

Salah satu modal ventura paling aktif dari Indonesia dan juga salah satu investor pertama di Ruangguru, East Ventures, belum lama ini juga mengucurkan investasi pada platform pembelajaran online berfokus bahasa asal Vietnam, Prep. Ini adalah startup Vietnam kedua yang tahun ini mendapatkan dukungan pendanaan dari East Ventures

Dalam sebuah wawancara bersama DailySocial.id, Partner East Ventures Melisa Irene mengatakan, sebagai negara dengan populasi terbesar kedua di regional, pertumbuhan ekonomi digital di sana cukup kencang. Selain itu, Vietnam dikenal sebagai salah satu pemasok talenta teknis untuk ekosistem digital global; yang berarti memenuhi variabel untuk pengembangan tim lokal yang kuat.

Application Information Will Show Up Here