GoWork Jadi “Branding Baru” Go-Rework, Rencanakan Ekspansi Domestik

Perusahaan coworking space GoWork mengumumkan rencananya untuk melakukan ekspansi domestik ke Surabaya dan Bali awal tahun depan. Rencana tersebut disampaikan langsung Co-Founder dan CEO GoWork Vanessa Hendriadi. Pasca merger awal tahun lalu, perusahaan memutuskan memulai misinya memperluas jaringan coworking space di Indonesia.

Vanessa mengatakan, mengawali ekspansi awal tahun depan GoWork akan membangun masing-masing satu unit coworking space, sambil mempelajari pasar. Jika respons dari komunitas setempat baik, bukan tidak mungkin akan dibangun ruang di beberapa titik. Pemilihan Surabaya dan Bali bukan tanpa alasan. Pertumbuhan startup di wilayah setempat menjadi salah satu pertimbangan utama manajemen.

“Bali merupakan kota wisata yang mendunia, namun sekarang mulai banyak startup yang melihat Bali sebagai tempat ideal untuk berkreasi dan menarik talenta. Dengan konsep work & play, Bali sangat cocok untuk para pekerja lokal maupun internasional yang membutuhkan tempat kerja yang asyik namun profesional, dengan tetap mengedepankan konektivitas dan komunitas yang mendukung,” ujar Vanessa.

Ia pun juga menceritakan soal alasan pemilihan Surabaya untuk basis ekspansi. “Surabaya kota terbesar kedua di Indonesia yang merupakan kota industri. Tentu di sana juga membutuhkan platform kerja yang bisa mendukung ekonomi kreatif untuk perusahaan dari berbagai ukuran.”

Rebranding Go-Rework

Dalam kesempatan yang sama, Vanessa menjelaskan soal rebranding perusahaan pasca merger. Sebelumnya gabungan GoWork dan Rework menghasilkan Go-Rework. Meskipun demikian, perusahaan dan manajemen kini sudah sepakat bahwa brand yang akan mereka garap ialah GoWork. Untuk semua unit yang akan dibangun ke depan, semua akan menggunakan brand GoWork.

“Go-Rework sudah menjadi GoWork, jadi ini adalah inisiatif perusahaan dan manajemen,” ungkap Vanessa.

Saat ini GoWork mengklaim telah memiliki anggota hampir mencapai 6000 orang. Target ambisius mereka tahun depan dapat bertambah hingga tiga kali lipat. Untuk itu rencana ekspansi tidak hanya akan terhenti di Surabaya dan Bali, akan tetapi juga menyasar kota-kota potensial lainnya.

“Kami tidak akan berhenti di dua lokasi ini saja di luar Jakarta, karena kami yakin konsep yang kami bawa akan sangat membantu masyarakat dan bisnis untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat,” tutup Vanessa.

Application Information Will Show Up Here

Traveloka Dikabarkan Tengah Cari Dana Baru 6 Triliun Rupiah

Traveloka dikabarkan tengah mengumpulkan dana hingga $400 juta (atau setara dengan 6 triliun Rupiah) dari investor untuk mempercepat rencana ekspansi. Selain itu investasi juga diperlukan untuk mendorong peningkatan layanan sekunder (di luar pemesanan tiket perjalanan dan hotel), seperti tiket konser atau acara hiburan.

Saat ini layanan Traveloka sudah mengakomodasi konsumen di berbagai negara. Berbekal lebih dari 40 opsi pembayaran, selain Indonesia, kini Traveloka juga sudah melayani pasar Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Ekosistem layanan Traveloka juga terus berkembang pesat, terakhir mereka rambah bisnis penyewaan mobil dan opsi pinjaman PayLater.

Tahun lalu Traveloka resmi bergabung di jajaran startup unicorn Indonesia pasca menerima investasi dari Expedia senilai $350 juta — membawa perusahaan pada valuasi lebih dari $2 miliar. Selain Expedia, jajaran investor Traveloka termasuk East Ventures, Hillhouse Capital Group, JD.com, dan Sequoia Capital.

Application Information Will Show Up Here

GO-JEK Lanjutkan Ekspansi ke Singapura

GO-JEK dikabarkan kembali melanjutkan ekspansi di wilayah regional. Kali ini yang menjadi sasaran adalah Singapura. Proses perluasan saat ini tengah dilakukan, ditargetkan selesai sebelum akhir Oktober 2018. Kendati pangsa pasarnya tidak sebesar negara lain, seperti Vietnam, namun ada aspek strategis yang ingin didapatkan oleh startup on-demand “karya anak bangsa” tersebut.

Selain dikenal sebagai hub bagi perusahaan digital di Asia Tenggara, Singapura juga merupakan basis bisnis pesaing utamanya, yakni Grab. Di sisi lain, perluasan bisnis ini cukup menantang bagi GO-JEK, pasalnya di Singapura moda transportasi publik dengan sepeda motor tidak diizinkan. Pihak GO-JEK, seperti dikutip dalam TechCrunch, tengah berdiskusi dengan ComfortDelGo selaku operator taksi terbesar di sana.

Namun demikian ekosistem aplikasi GO-JEK sudah cukup lengkap untuk menemani layanan transportasi mobil. Dengan dukungan GO-PAY, bukan tidak mungkin berbagai layanan lain seperti pemesanan tiket atau car advertising dapat ikut diboyong ke pasar tersebut. Selain itu, konsumen ride-sharing di Singapura juga tengah membutuhkan opsi layanan lain, pasca Uber di wilayah regional dicaplok oleh Grab.

Soal ekspansi sendiri GO-JEK menunjukkan keseriusannya. Sebelumnya dikabarkan bahwa perusahaan tengah menggalang dana untuk bahan bakar ekspansi senilai 30 triliun Rupiah. Pasca Vietnam, target ekspansi GO-JEK adalah Thailand, Filipina, dan Singapura. Kendati demikian langkah tersebut bukan ganjalan, sebagai contoh beberapa waktu lalu isu regulasi menyendat ekspansinya di Filipina.

Dengan valuasi sekitar 75 triliun Rupiah, dengan dukungan investor global seperti Tencent dan Google, memang sudah selayaknya target ambisius di wilayah regional menjadi misi GO-JEK saat ini.

Application Information Will Show Up Here

Layanan “Ride Hailing” Asal Vietnam FastGo Siap Ekspansi ke Indonesia

Layanan transportasi berbasis aplikasi asal Vietnam, FastGo, merencanakan ekspansi pasar ke Indonesia dan Myanmar. Rencana ini disampaikan CEO FastGo Nguyễn Hữu Tuất. Perluasan bisnis akan dimulai menjelang akhir tahun 2018.

Dalam keterangan yang disampaikan Nguyễn, seperti dikutip dari Vietnam News, pihaknya menargetkan perolehan 30% market-share di Indonesia, kendati mereka memahami saat ini pasar didominasi penuh GO-JEK dan Grab. Targetnya di Myanmar lebih ambisius. Mereka ingin menjadi layanan ride hailing utama kedua setelah Grab.

Pemilihan Indonesia sebagai salah satu target ekspansi bukan tanpa alasan. Selain pangsa pasar yang besar, pihak FastGo mengaku telah memiliki mitra strategis. Namun demikian belum disebutkan secara jelas, siapa mitra yang akan membantu ekspansi tersebut.

Untuk merealisasikan misinya tersebut, saat ini FastGo tengah merampungkan pengumpulan pendanaan Seri B senilai $50 juta (atau sekitar 754 miliar Rupiah). Nguyễn optimis putaran pendanaan tersebut dapat segera dicairkan di awal tahun 2019 nanti.

Sebelumnya GO-JEK sudah terlebih dulu melakukan debut di pasar Vietnam dengan meluncurkan Go-Viet. FastGo menjadi salah satu pesaing berat di pasar Vietnam dengan kepemilikan 15 ribu mitra pengendara di pusat kota utama Hanoi dan Ho Chi Minh City.

Application Information Will Show Up Here

Tinder Gandeng Ogilvy untuk Debut di Indonesia

Kabar mengenai rencana kehadiran Tinder di Indonesia makin terang pasca perusahaan asal Amerika Serikat tersebut menjalin kerja sama strategis dengan Ogilvy Indonesia. Kerja sama dimaksudkan untuk membantu saat proses peluncuran. Ogilvy akan berperan menyusun strategi publikasi dan komunikasi publik.

Kami sudah mencoba menghubungi Ogilvy Indonesia untuk mengetahui tanggal pasti peluncuran. Untuk saat ini mereka belum bisa memberikan kepastian tentang waktu karena tengah dirumuskan. Mengenai kerja sama, pihak Ogilvy Indonesia sudah mengonfirmasi melalui General Manager Ogilvy Indonesia Yuliani Setiadi.

Dalam sebuah pemberitaan, Yuliani mengatakan bahwa digandengnya Ogilvy untuk mengubah pandangan masyarakat akan aplikasi Tinder. Sebelumnya Tinder dikenal sebagai aplikasi untuk mencari teman kencan online. Namun seiring dengan transformasi yang sudah dijalani, Tinder kini menjadi aplikasi yang coba menghubungkan dua orang secara online dan mendorong untuk bertemu langsung.

“Go-to app to meet other people with similar interests,” definisi singkat yang ingin diangkat pihak Ogilvy Indonesia dalam memasarkan Tinder. Pesan ini dinilai turut menyesuaikan dengan kultur budaya di Indonesia, bahwa sebuah hubungan perlu diperjelas dengan pertemuan tatap muka, tidak hanya di virtual saja.

Kerja sama ini  dikonfirmasi Lyla Seo, Country Manager Korea, Japan, Indonesia of Tinder. Menurutnya ide yang dipaparkan pihak Ogilvy Indonesia sangat relevan dengan strategi dan pesan yang ingin disampaikan. Harapannya kerja sama ini akan mengakselerasi peluncuran dan penerimaan Tinder oleh masyarakat Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

E2Pay Prepares m-Bayar App After Acquiring E-Money License from Bank Indonesia

Bank Indonesia (BI) has recently issued another e-money license, it’s for PT E2Pay Global Utama for its product m-Bayar. In the license number, it has been issued since May 22, 2018. However, it’s valid for operational per September 2018.

E2Pay was previously known as payment gateway solution developer. Aiming for B2B segment, E2Pay provides an app to be integrated for payment system from many sources, from internet/mobile banking, credit card, e-money, and virtual account. The service might be needed for e-commerce or other apps requiring payment channel.

M-Bayar turns into B2C product of E2Pay, targeting consumers directly. In the form of payment app, m-Bayar has some features, such as mDeals, mBills, mShop, mTransfer, mDonation, mPromo, mEdu, and mServices. Currently, only mDeals and mDonation apps are fully available in the App Store and Google Play.

mDeals is a service for various kinds of vouchers, such as top-up balance, electricity, and many more. On the other hand, mDonation connects customers with the social support organizer.

When you see the kinds of features prepared, m-Pay has the intention to become an all-in-one app for all types of payments. It includes shopping, education, and other bills. It goes along the product mission from many other previous providers which already received and acquired the e-money license.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

E2Pay Dapatkan Lisensi E-money Bank Indonesia, Matangkan Aplikasi m-Bayar

Bank Indonesia (BI) baru-baru ini kembali merilis lisensi uang elektronik (e-money), kali ini diberikan kepada PT E2Pay Global Utama untuk produk m-Bayar. Dalam nomor izin, tertera bahwa lisensi tersebut sudah diterbitkan sejak 22 Mei 2018. Akan tetapi tanggal efektif operasional yang diberikan baru per September 2018.

E2Pay sendiri sebelumnya dikenal sebagai pengembang solusi payment gateway. Membidik segmentasi B2B, E2Pay menyajikan aplikasi yang dapat diintegrasikan untuk sistem pembayaran dari berbagai sumber, mulai dari internet/mobile banking, kartu kredit, e-money, hingga virtual account. Layanan tersebut biasanya dibutuhkan di situs e-commerce atau aplikasi yang memerlukan kanal pembayaran.

Sementara itu m-Bayar menjadi produk B2C dari E2Pay, menyasar kalangan konsumen secara langsung. Berbentuk aplikasi pembayaran, m-Bayar memiliki beberapa fitur, di antaranya mDeals, mBills, mShop, mTransfer, mDonation, mPromo, mEdu dan mServices. Saat ini baru mDeals dan mDonation yang sudah bisa digunakan penuh di App Store dan Google Play.

mDeals adalah layanan untuk pembelian berbagai voucher, seperti pulsa, listrik, dan sebagainya. Sementara mDonation menghubungkan pengguna dengan pihak penyelenggara bantuan sosial.

Jika melihat varian fitur yang sudah disiapkan, m-Bayar tampak ingin menjadi all-in-one apps untuk berbagai jenis pembayaran. Termasuk untuk berbelanja, membayar pendidikan, hingga berbagai tagihan lainnya. Senada dengan misi produk pembayaran dari berbagai penyedia yang sudah terlebih dulu hadir dan mendapatkan lisensi e-money.

Application Information Will Show Up Here

Memaknai Investasi Go-Ventures ke Startup Media

Setelah berinvestasi di kumparan awal bulan ini, unit investasi milik GO-JEK yakni Go-Ventures dikabarkan kembali mengucurkan investasi ke perusahaan media. Kali ini ke Narasi TV. Kami sudah mencoba mengkonfirmasi kabar tersebut ke redaksi Narasi TV, namun hingga tulisan ini diterbitkan belum mendapatkan respon.

Seperti halnya kumparan, Narasi TV adalah perusahaan media. Dengan Najwa Shihab sebagai ikon utamanya, mereka memproduksi berbagai varian konten dalam bentuk video. Secara umum berdasarkan konten yang ada, Narasi TV banyak menargetkan pada kalangan muda, mengedukasi dengan konten politik dan konten bergaya pop.

Memang tidak ada pernyataan khusus dari pihak terkait mengenai alasan pemilihan lanskap bisnis tersebut, hanya saja ada beberapa hal yang dapat diperhatikan.

Pertama, ada kebutuhan GO-JEK menyajikan ragam informasi ke dalam platformnya. Sebelumnya pernah diberitakan, integrasi dengan kumparan memungkinkan pengguna aplikasi GO-JEK membaca berita langsung di dasbor profilnya. Narasi TV bisa jadi akan melengkapi sajian konten berbasis video di dalam aplikasi GO-JEK. Hadirnya media dianggap bisa mendukung time spent konsumen yang lebih lama di dalam aplikasi.

Kedua, dukungan publik sangat diperlukan GO-JEK sebagai sebuah perusahaan publik di “sektor kritis”. Dengan adanya kerja sama strategis dengan media, GO-JEK dapat memaksimalkan pemberitaan mengenai fitur, promo, dan inovasi terbarunya sehingga mendapatkan apresiasi pembaca. Bukan untuk membuat pemberitaan menjadi tidak obyektif, tetapi menjembatani komunikasi publik GO-JEK secara lebih masif.

GO-Ventures sendiri memang masih cukup baru dan dikonfirmasi kehadirannya pada Agustus 2018 lalu. Mari kita lihat langkah selanjutnya yang akan dilakukan corporate venture capital ini.

Application Information Will Show Up Here

Moratorium Perizinan Transportasi On-Demand Baru di Filipina Ganggu Ekspansi GO-JEK

Land Transportation Franchising and Regulatory Board (LTFRB) selaku bagian dari Kementerian Transportasi di Filipina menyampaikan bahwa izin operasional GO-JEK di negaranya terhalang regulasi. Pasalnya, pemerintah setempat sebelumnya telah menerbitkan moratorium atau penghentian untuk perizinan operasional layanan transportasi on-demand baru.

Menurut pemaparan Chairman LTFRB, Martin B. Delgra, pengajuan permohonan GO-JEK baru masuk tanggal 13 Agustus 2018 melalui pendirian Velox Technology Philippines, Inc. Sementara “LTFRB Memorandum Circular (MC) 2018-016” telah ditandatangani oleh dewan pada 9 Agustus 2018. Isinya melarang pemerintah menerima pendaftaran baru untuk operasional Transport Network Vehicle Service (TNVS).

Moratorium tersebut dimaksudkan agar pemerintah Filipina dapat memantau secara lebih detail layanan transportasi berbasis aplikasi yang beroperasi di wilayahnya. Memang cukup banyak pemain yang kini sudah mendapatkan izin operasional dari pemerintah, yakni Hype Transport Systems, Inc.; GoLag, Inc.; iPara Technologies and Solutions, Inc. (Owto); E-Pick Me Up, Inc.; Hirna Mobility Solutions, Inc.; dan Micab Systems Corp.

Grab (dengan nama perusahaan lokal MyTaxi.Ph, Inc.) dan U-Hop Transportation Network Vehicle System, Inc. yang datang lebih dulu dari GO-JEK pun statusnya kini masih “pending” untuk pembaruan izin. Belum ada kepastian tentang nasib operasional mereka. Dikabarkan juga ada beberapa pemain lain yang masih dalam tahap evaluasi untuk mendapatkan izin operasional.

Application Information Will Show Up Here

XBlockchain Summit Akan Digelar di Bali, Bahas Penerapan Blockchain untuk Sektor Riil

XBlockchain Summit akan diselenggarakan di Bali pada 9-10 Oktober 2018 mendatang. Acara ini akan mengumpulkan para pemimpin perusahaan dan praktisi yang fokus mengembangkan teknologi blockchain. Acara ini terselenggara atas sinergi XBlockchain dan Indonesia Blockchain Association (ABI).

Tema utama yang akan dibahas dalam konferensi di antaranya mengenai pemanfaatan blockchain untuk penyelesaian masalah inklusi keuangan dan diskusi pemanfaatan blockchain di sektor riil.

Lanskap industri yang akan didiskusikan cukup luas mencakup finansial, kesehatan, logistik, permainan dan lain-lain. Akan turut hadir juga Menteri Keuangan Lithuania, Vilius Šapoka, yang akan menyampaikan studi kasus terbaik tentang regulasi blockchain di Uni Eropa.

Founder Stellar, McCaleb, akan membicarakan tentang adopsi teknologi blockchain di sektor publik. Ia akan mempresentasikan bagaimana blockchain merevolusi infrastruktur global dalam kaitannya dengan cross-border transfers. Selain itu akan ada juga Zac Cheah (CEO Pundi X), Susan Oh (PBB), Inge Halim (IBM), Oaul Sin (Deloitte), dan beberapa pemateri lainnya yang akan memberikan ulasan komprehensif soal penerapan blockchain.

Dalam rangkaian acara selama dua hari juga akan disematkan agenda networking untuk terciptanya berbagai kemungkinan baru melalui inovasi berbasis blockchain. Selain itu akan ada juga beberapa agenda di rangkaian acara, termasuk Business Matchmaking, XBlockchain Awards & Party, XBlockchain Lounge, dab XBlockchain Leader’s Dinner.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran ke acara ini, kunjungi situs resminya melalui tautan berikut ini: https://xblockchain.tech.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner XBlockchain Summit