aCommerce Tahun Ini Fokus Kantongi Profit dan Lancarkan “Strategi 2.0”

Platform e-commerce enabler asal Thailand aCommerce mengumumkan telah mendapatkan pendanaan baru senilai $15 juta (sekitar 205 miliar Rupiah menurut kurs hari ini) dari Indies Capital Partners. Sebelumnya aCommerce telah mengumpulkan total $103,8 juta dalam pendanaan selama 7 putaran. Pendanaan terakhir mereka diperoleh pada 22 Juli 2019 dari putaran Seri C.

Sepanjang tahun 2019, perusahaan mengklaim telah mencapai profit di pasar Thailand, yang dianggap sebagai pasarnya yang paling matang. Selain itu mereka juga menyebutkan peningkatan bisnis utama hingga 60%.

Kepada DailySocial, Group CEO dan Co-Founder aCommerce Paul Srivorakul mengungkapkan, dana segar yang diperoleh merupakan prestasi tersendiri bagi perusahaan dan menandakan bahwa kepercayaan investor berlanjut untuk mendukung visi dan misi perusahaan.

“Ini benar-benar tonggak sejarah bagi aCommerce, dan kami berharap dapat bekerja sama dengan tim Indies dan mendapatkan manfaat dari nilai tambah dan keahlian mereka, terutama di pasar seperti Indonesia,” kata Paul.

Perusahaan juga ingin mengembangkan bisnis dan fokus kepada negara di Asia Tenggara, di luar pasar Indonesia. Indonesia diklaim menjadi negara di Asia Tenggara yang memiliki potensi besar, naum masih banyak tantangan yang dihadapi.

Menurut Paul, dengan strategi yang tepat, pasar Indonesia yang terbilang cukup fragmented bisa menjadi peluang tersendiri bagi platform seperti aCommerce.

“Indonesia adalah pasar besar dan menarik dengan potensi besar, tetapi masih banyak subsidi yang terjadi, terutama di [sektor] e-commerce. Ini berarti perusahaan harus berinvestasi lebih banyak dan membutuhkan waktu yang lebih lama bagi perusahaan untuk mencapai break even atau sulit mendapat keuntungan,” kata Paul.

“Strategi 2.0” aCommerce

Tahun 2020 juga menjadi awal dilancarkannya “Strategi 2.0” aCommerce. Rencana strategis baru ini diharapkan bisa memberikan nilai lebih besar kepada klien, mempercepat jalur menuju profitabilitas pada tahun 2020, dan memposisikan perusahaan untuk pertumbuhan berkelanjutan jangka panjang sebagai perusahaan e-commerce enabler terkemuka di Asia Tenggara.

“Kami menjalankan strategi aCommerce 2.0 untuk fokus pada peluang margin yang lebih tinggi seperti merek Perusahaan, solusi End-to-End, dan channel Direct-to-Consumer (DTC). Tantangan lain yang kami temui adalah small basket size, expensive delivery network hingga merekrut dan mempertahankan bakat muda dan undang-undang perburuhan,” kata Paul.

Untuk bisa memberikan layanan lebih baik, sepanjang tahun 2019 perusahaan tidak secara agresif melakukan akuisisi klien dan fokus ke existing client. Mayoritas pertumbuhan aCommerce di Indonesia berasal dari merek global, seperti Samsung, Adidas, dan Loreal untuk menawarkan layanan langsung ke konsumen melalui layanan online, media sosial, dan omnichannel.

Tahun ini perusahaan berencana melanjutkan strategi penjualan yang sama dan fokus untuk mendaftarkan merek perusahaan yang serius dan memiliki komitmen untuk berinvestasi dan mengembangkan bisnis Direct-to-Consumer mereka.

“Dengan fondasi yang kami tetapkan untuk menjadi perusahaan jangka panjang yang berkelanjutan tahun lalu, melalui ‘aCommerce 2.0’, tujuan kami tahun ini adalah untuk terus memberikan nilai layanan yang lebih baik kepada klien perusahaan kami dan mencapai profitabilitas grup,” tutup Paul.

Harapan Lahirnya Gebrakan di Sistem Manajemen Rantai Pasokan

Pertumbuhan bisnis yang mengesankan, dibarengi dengan pengembangan teknologi berkelanjutan menjadikan Amazon sebagai salah satu kiblat inovasi di sektor e-commerce. Menyadur data terakhir perusahaan, pertumbuhan bisnis dari tahun 2018 ke 2019 telah mencapai 30%. Sementara 13% keuntungan didapat dari transaksi global, termasuk di kawasan Asia Pasifik.

Secara lebih mendetail, banyak hal yang bisa dipelajari dari kesuksesan perusahaan yang dinakhodai Jeff Bezos tersebut. Manajemen rantai pasokan (supply-chain management) jadi salah satunya, memungkinkan Amazon mengakomodasi ekspektasi pelanggan terkait pengiriman barang yang dilakukan cepat. Salah satu realisasinya dalam fitur “same day delivery”.

Robot pengiriman yang tengah diuji coba oleh Amazon / Amazon
Robot pengiriman yang tengah diuji coba oleh Amazon / Amazon

Dewasa ini konsep serupa masif diterapkan oleh pemain e-commerce di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Transformasi besar-besaran dilakukan agar memungkinkan jalur distribusi barang menjadi lebih efisien. Untuk beberapa pengiriman ke kota besar, khususnya wilayah Jabodetabek, platform seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak dan sebagainya sudah mungkinkan pengiriman sehari, manfaatkan kerja sama dengan aplikasi ride-sharing.

Mengapa rantai pasokan jadi aspek penting?

Proses rantai pasokan (supply chain) telah berubah dari masa ke masa. Di era sebelum e-commerce, prosesnya hanya melibatkan pembeli dan pemilik toko, karena transaksi terjadi secara langsung di tempat. Di era jual-beli online, aktivitasnya menjadi lebih panjang. Pada setiap aspek rantai pasokan terdapat berbagai aktivitas pertukaran informasi, transaksi dana, pengelolaan barang, manajemen logistik, hingga proses pelaporan.

Kemitraan strategis dengan pihak ketiga dijadikan solusi agar alurnya efisien. Masing-masing perusahaan dengan kompetensinya melakukan pengelolaan di masing-masing bidang. Misalnya, platform e-commerce fokus menyediakan kanal, perusahaan logistik konsentrasi pada distribusi produk dan perusahaan rantai pasokan sediakan gudang.

Di titik sekarang ini, fragmentasi layanan e-commerce justru menghadirkan permasalahan baru. Dengan ekspektasi sama soal pengiriman cepat, sistem logistik sering terseok-seok hadapi traksi pesanan yang membludak. Hal ini rutin terjadi di momen-momen khusus, misalnya perayaan hari belanja atau mendekati hari raya.

Tak mau pasrah dengan keadaan, beberapa perusahaan e-commerce mulai bangun infrastruktur secara mandiri. Seperti yang dilakukan Tokopedia melalui visinya untuk menjadi “Insftrastruktur as a Services” di sektor ritel. Mereka membangun layanan pemenuhan (fullfilment) TokoCabang untuk memperlancar proses distribusi produk.

Head of Fulfillment Tokopedia Erwin Dwi Saputra kepada DailySocial menceritakan cara kerjanya. “TokoCabang memungkinkan penjual menitipkan stok produk di gudang Tokopedia di berbagai daerah, terutama di wilayah di mana permintaan produk cenderung tinggi. Dengan layanan pemenuhan yang efisien, penjual kini tidak perlu lagi mempertimbangkan isu operasional pemenuhan pesanan, terutama ketika usaha penjual mulai berkembang pesat.”

Selanjutnya barang-barang tersebut dikelola pengirimannya oleh 12 mitra logsitik yang telah bekerja sama dengan Tokopedia. Selain lebih cepat, memungkinkan perusahaan memberikan ongkos kirim yang lebih terjangkau. Tokopedia menyebut fitur tersebut sebagai “instant delivery”.

Di fase awalnya, layanan TokoCabang tersedia di daerah Jakarta, Bandung dan Surabaya, kemudian akan terus bertambah hingga menjangkau seluruh penjuru di Indonesia di waktu mendatang.

Inovasi lain soal logistik

Visi penguatan logistik turut digaungkan oleh perusahaan lain. JD.id salah satunya, disampaikan President & CEO Zhang Li prioritas mereka saat ini mengupayakan layanan “same day delivery”, dimulai dari seluruh wilayah Jabodetabek. Layanan yang dimaksud memungkinkan pesanan dikirim ke pelanggan pada hari yang sama jika pemesanan dilakukan sebelum pukul 10.00 WIB.

Zhang mengklaim 85% pesanan di Jabodetabek telah memakai same day delivery. Angka tersebut turut menjadi pendorong memperkuat infrastruktur logistik, karena saat ini kecepatan tersebut jadi layanan unggulan. Untuk perluasan, pihaknya sudah bangun 11 gudang yang tersebar di berbagai kota, termasuk Medan, Makassar, Surabaya, Semarang dan Pontianak.

Praktiknya lebih kompleks dibandingkan di negara lain, pun bagi platform logistik JD.id yang terlebih dulu diaplikasikan di negara asalnya Tiongkok. Indonesia secara geografis miliki wilayah berpulau-pulau. Minimal logistik diakomodasi dengan dua moda transportasi, darat-laut atau darat-udara untuk menyeberang, diambil mana yang lebih efisien secara muatan, waktu dan biaya.

Melihat kondisi tersebut, Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung menyampaikan bahwa pengelolaan yang berbasis data menjadi penting.Menurutnya, di satu titik semua perusahaan membutuhkan pendekatan yang lebih end-to-end untuk memaksimalkan kebutuhan konsumen. Manajemen rantai pasokan juga masih menjadi fokus diskusi antar-anggota asosiasi.

Pendekatan berbasis data tadi memang jadi acuan penting. Soal logistik, sistem butuh algoritma tepat untuk menghasilkan analisis tentang jalur distribusi yang efisien. Termasuk untuk menentukan titik-titik gudang menampung produk.

Pendekatan berbeda dilakukan Bukalapak. Sembari menyempurnakan infrastruktur, mereka mencoba meningkatkan efektivitas pengiriman dengan menghadirkan platform terintegrasi. Mereka menyadari, bahwa bisnis logistik di Indonesia saat ini sangat banyak, terutama saat berbicara tentang pemain-pemain di tingkat daerah. Ada bisnis logistik yang punya spesialisasi kirimkan barang bermuatan besar, antar pulau melalui jalur laut hingga bisnis logistik yang menjangkau kawasan pelosok.

Fitur BukaPengiriman fokus membantu mitra penjual mengelola proses pengiriman. Mitra logistik ditempatkan dalam satu kanal terintegrasi, termasuk menawarkan layanan penjemputan agar pesanan dapat diproses secepatnya. Lagi-lagi prioritasnya untuk memenuhi tuntutan konsumen agar mendapatkan barang yang diinginkan dalam waktu yang cepat.

Butuh gebrakan manajemen rantai pasokan

Lengan robot pintar di jaringan pergudangan Alibaba
Lengan robot pintar di jaringan pergudangan Alibaba / Alibaba

Raksasa e-commerce seperti Amazon, Alibaba atau JD.com mulai merilis perangkat logistik manfaatkan kemajuan teknologi. Sebut saja pengiriman barang dengan pesawat nirawak (drone) atau mobil tanpa supir (driverless car). Misinya menghadirkan automasi dalam proses distribusi. Bahkan di gudang-gudang mereka, bantuan “lengan robot” juga sudah diterapkan untuk pangaturan barang yang lebih cermat.

Dengan kondisi yang ada di Indonesia, meninjau dari sisi infrastruktur publik dan tatanan sosio-ekonomi, pemain lokal juga terus dituntut untuk hadirkan gebrakan baru dalam sektor logistik. Harapan besar untuk 2020 dan tahun-tahun mendatang agar sistem rantai distribusi bisnis ritel di tanah air semakin membaik.

Layanan “Credit Scoring” CredoLab Manfaatkan Metadata Ponsel

Dalam artikel DailySocial sebelumnya disebutkan, saat ini makin banyak institusi perbankan yang memercayakan cara dan kualitas skor kredit di startup fintech. Bank memang tidak bisa sedinamis startup fintech, namun tidak menutup kemungkinan untuk berkolaborasi dengan tetap taat ke asas prudent. Hal ini bisa dilihat dengan berbagai kolaborasi dalam penyaluran kredit produktif untuk usaha mikro dan terdaftar sebagai peminjam fintech.

Melihat potensi tersebut, makin banyak startup fintech yang menawarkan teknologi credit scoring, salah satunya adalah startup fintech Singapura, CredoLab, yang mulai merambah pasar Indonesia. Dengan memanfaatkan metadata perangkat mobile, CredoLab mengklaim mampu menghasilkan digital credit scorecard yang akurat dan relevan.

Kepada DailySocial, Chief Product Officer CredoLab Michele Tucci mengungkapkan, dengan memanfaatkan sumber data alternatif, perusahaan memberi kesempatan perbankan dan lembaga keuangan non-perbankan kekuatan untuk menjamin permohonan dari kalangan unbanked dan underbanked dengan prediktabilitas tinggi, akurasi tinggi, dan perlindungan privasi penuh secara real-time.

Didirikan tahun 2016 lalu oleh Peter Barcak (CEO & Co-Founder), Greg Krasnov, dan Adrian Chng, kini CredoLab memiliki 16 klien dan tersebar di 19 negara. Di Indonesia CredoLab telah memiliki 7 klien.

“Sejak 2016, Credolab telah menghasilkan hampir $ 1 miliar dalam pinjaman yang dikeluarkan setelah menganalisis sekitar 1 triliun titik data di 16 negara. Klien kami telah melihat 20% lebih tinggi untuk persetujuan nasabah bank baru, pengurangan 15% dalam kredit macet, dan penurunan 22% dalam tingkat penipuan,” kata Michele.

Data berbasis smartphone

Sesuai misinya, CredoLab mencoba membantu lembaga keuangan membuat keputusan kredit yang lebih baik. Perusahaan juga ingin mendefinisikan kembali cara bank melihat kelayakan kredit dengan memberikan mereka akses data perangkat seluler.

Untuk model bisnis, CredoLab menerapkan pay-per-use atau bayar saat menggunakan. Lembaga keuangan dapat membayar biaya pengaturan satu kali dan kemudian biaya per skor yang diminta, tergantung pada volume yang dihasilkan. Biaya pengaturan platform adalah biaya satu kali mencakup integrasi SDK, pengembangan scorecard digital pertama dan fine-tuning untuk 12 bulan berikutnya.

“CredoLab menggunakan data smartphone untuk menghasilkan skor perilaku bagi pelanggan yang memperkirakan kemungkinan gagal bayar. Dengan mengakses metadata perangkat secara anonymous, teknologi AI yang disematkan bisa memberdayakan algoritma yang kemudian dikirimkan kepada institusi keuangan hasil tersebut dalam hitungan detik,” kata Michele.

Algoritma CredoScore tersebut diklaim bisa menghasilkan ribuan titik data dan mengubahnya menjadi lebih dari 1 juta fitur. Hasilnya adalah skor yang dapat digunakan bank, perusahaan pembiayaan konsumen, pemberi pinjaman P2P, pemberi pinjaman otomatis, perusahaan asuransi, dan setiap pemain Fintech atau dompet digital yang tertarik untuk menawarkan produk pinjaman tanpa jaminan kepada para penggunanya.

Dengan demikian, perusahaan tidak hanya membuka segmen pelanggan baru untuk bank dan lembaga keuangan, tetapi juga menurunkan biaya risiko, waktu pemrosesan, dan meningkatkan Koefisien Gini (Gini Coefficient) secara signifikan.

Rencana usai kantongi izin dari OJK

Tim CredoLab saat acara Singapore Fintech Festival
Tim CredoLab saat acara Singapore Fintech Festival

Saat ini CredoLab telah mendapatkan izin pengaturan dari OJK dan mengklaim sebagai satu-satunya penyedia IKD yang berwenang untuk mengakses data seluler untuk tujuan penilaian kredit. Izin yang diperoleh menjadi prestasi tersendiri bagi CredoLab dalam waktu tiga tahun terakhir. Ke depannya perusahaan akan terus berinvestasi dalam meningkatkan teknologi sesuai dengan peraturan OJK dan sejalan dengan meningkatnya permintaan kredit konsumen.

Perusahaan juga memiliki rencana menggunakan kombinasi data pihak pertama yang telah dikumpulkan dari perangkat smartphone dengan data privasi yang disetujui dan diizinkan dari mitra terpilih. Tujuannya membantu lembaga keuangan, perusahaan asuransi, dan ritel menjangkau pelanggan yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dengan penawaran yang tepat.

Perusahaan telah mengumpulkan pendanaan Pre-Seri A senilai $3,1 juta dan berniat untuk menutup putaran Seri A senilai $3 juta pada kuartal pertama tahun ini.

“Dengan memanfaatkan teknologi CredoLab, semua lembaga keuangan perbankan dan non-perbankan Indonesia kini memiliki kepercayaan untuk menyertakan lebih banyak orang dalam layanan keuangan dengan persyaratan yang adil, privasi data pengguna dan mengendalikan risiko,” tutup Michele.

Mengenal Lebih Jauh Pekerjaan Teknis Populer di Startup

Makin maraknya kehadiran startup digital saat ini membuka lapangan pekerjaan yang makin besar di bidang teknik (teknologi), meliputi developer, programmer, hingga pekerjaan terkait lainnya. Diprediksi tahun 2020 mendatang penawaran pekerjaan berbasis teknologi tersebut makin masif jumlah seiring dengan pertumbuhan startup dan kehadiran perusahaan teknologi lokal hingga asing di Indonesia.

Untuk mengetahui lebih lanjut apa saja pekerjaan yang makin banyak dicari oleh perusahaan dan startup, berikut lima pekerjaan berbasis teknologi paling dicari dan menjadi favorit secara global.

Developer

Pekerjaan yang satu ini masih menjadi pekerjaan yang paling banyak dicari oleh perusahaan dan startup. Developer atau yang juga dikenal sebagai programmer merupakan posisi kunci dalam pengembangan produk aplikasi. Banyak variannya, termasuk didasarkan pada jenis bahasa pemrograman yang digunakan.

Selain itu, ditinjau dari cakupan tugasnya juga ada beberapa kategori developer, di antaranya adalah software developer, application developer, mobile developer, dan web developer. Meskipun peran pekerjaan utama mereka adalah menulis kode, namun pengembang juga akan mengumpulkan persyaratan lain untuk perangkat lunak, seperti desain atau arsitektur. Termasuk di dalamnya dokumentasi perangkat lunak dan tugas-tugas lain yang terkait dengan proses pengembangan.

Data Scientist

Tugas utama data scientist adalah mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data yang masuk; dengan tujuan untuk membantu bisnis mendapatkan pengetahuan berharga dari hasil kerja sistemnya. Peran mereka juga mencakup penggunaan teknologi analisis canggih, termasuk machine learning dan pemodelan prediktif, untuk menyajikan wawasan di luar analisis statistik.

Permintaan untuk posisi ini makin meningkatnya jumlah dalam beberapa tahun terakhir. Mulai banyak perusahaan yang ingin mengelola data mereka untuk bisa digunakan dengan tepat untuk kebutuhan internal perusahaan.

Cyber-security Analyst

Tugas utama mereka adalah merancang dan melaksanakan standar keamanan untuk melindungi jaringan dan sistem komputer perusahaan. Fokus pekerjaannya adalah mempertahankan integritas keamanan sistem dan jaringan siber, melakukan inisiatif keamanan siber dengan analisis prediktif dan reaktif, mengatur sumber daya selama respons insiden, dan mendorong penyelesaian yang tepat waktu dan lengkap.

Untuk bisa menjadi seorang cyber-security analyst, harus mampu memahami adanya tanda-tanda terjadinya serangan dan berbagai prosedur terkait dari ancaman dengan mengembangkan produk yang memadukan intelijen perusahaan.

UI/UX Designer

Meskipun memiliki keterkaitan satu dan lainnya, namun dua pekerjaan tersebut bisa dipelajari secara terpisah. Secara khusus desain UX (user experience) mengacu pada pengalaman pengguna, terutama bagaimana pengguna berinteraksi dengan beberapa teknologi. Desain UI (user interface) berhubungan dengan antarmuka pengguna yang terkait dengan tata letak. Meskipun memiliki peran yang berbeda, tetapi saling melengkapi satu sama lain, dan keduanya sangat penting untuk produk teknologi informasi.

Tanggung jawab desainer UI / UX termasuk mengumpulkan persyaratan pengguna, merancang elemen grafis, dan membangun komponen navigasi. Intinya UX bertanggung jawab untuk membuat antarmuka berguna, dan UI bertanggung jawab untuk membuat antarmuka menjadi indah dilihat. Secara teknis, UX hadir lebih dulu dan kemudian diikuti oleh UI. Namun, dapat di eksekusi oleh tim atau kelompok orang yang sama.

Network Engineer

Posisi yang satu ini juga kerap dikenal sebagai arsitek jaringan. Pada khususnya seorang network engineer adalah mereka yang bertugas untuk merancang dan mengimplementasikan jaringan komputer. Network engineer fokus kepada desain dan perencanaan tingkat tinggi, memilih komponen komunikasi data yang sesuai, dan melakukan konfigurasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan perusahaan.

Pembangunan jaringan yang bisa bekerja dengan baik, harus terintegrasi dengan komponen LAN, WAN, internet, dan komponen intranet dengan model analisis jaringan.

Perhatikan Empat Hal Berikut Usai Startup Lakukan Merger atau Akuisisi

Tidak dapat dimungkiri proses merger and acquisition (M&A) akan terjadi pada sebagian besar startup. Alasannya tentu beragam, mulai dari memperbesar bisnis, scale-up, hingga memotong terjadinya burn rate atau kerugian di masa mendatang.

Ketika proses M&A terjadi, ada beberapa poin yang wajib diperhatikan oleh pendiri startup hingga jajaran manajemen, yang menjadi krusial sepanjang 60 hari ke depan. Langkah ini perlu untuk dilakukan agar proses transisi pasca merger dan akuisisi berjalan secara lancar dan bisnis bisa berkembang dengan bergabungnya dua perusahaan menjadi satu.

Fokus kepada 60 hari pertama

Ketika transaksi dan perjanjian usai dilakukan serta kesepakatan telah diambil langkah krusial yang wajib diperhatikan oleh startup adalah 60 hari pertama. Di masa-masa awal ini, para pemimpin dari dua perusahaan wajib untuk melakukan langkah yang strategis, mengambil kebijakan yang tepat hingga melakukan konsolidasi yang bermanfaat bagi kedua perusahaan yang lebur menjadi satu. Dalam hal ini kepemimpinan dan aksi yang tegas dari para pemimpin memiliki peranan penting agar perusahaan bisa terus berkembang.

Ciptakan kultur perusahaan baru

Saat ini tentunya masing-masing perusahaan telah memiliki kultur kerja dan kebijakan perusahaan yang berbeda. Kesalahan terbesar yang banyak dilakukan oleh startup usai melakukan proses merger dan akuisisi adalah memaksakan satu kultur perusahaan kepada perusahaan lainnya. Sehingga konflik hingga perbedaan akan terjadi, idealnya masing-masing perusahaan tidak memaksakan kultur perusahaan mereka kepada perusahaan lainnya.

Ciptakan kultur perusahaan baru yang bisa diambil dari masing-masing kultur yang dimiliki. Pilih kultur atau kebijakan yang ideal dan tentunya relevan untuk diterapkan oleh pegawai yang sudah melebur menjadi satu tim dalam perusahaan yang baru.

Perkuat tim

Keuntungan dari proses merger dan akuisisi adalah jumlah tim yang lebih kuat dan memiliki kemampuan yang saling melengkapi. Manfaatkan keuntungan tersebut dengan menciptakan kolaborasi yang tepat antar pegawai, kurasi skillset dan kemampuan dari kedua perusahaan, kemudian ciptakan tim dan kolaborasi baru yang lebih kuat didukung dengan skillset pegawai yang baru.

Contohnya, jika sebelum M&A terjadi perusahaan Anda kekurangan tenaga engineer, manfaatkan tenaga engineer yang ada di perusahaan lainnya. Dengan demikian misi Anda untuk mengembangkan bisnis bisa tercapai didukung dengan gabungan tim baru dari kedua perusahaan.

Fokus kepada pelanggan

Untuk menghindari terjadinya pandangan negatif dari pelanggan usai proses merger dan akuisisi berlangsung, pastikan informasi yang keluar dapat diterima dengan baik oleh pelanggan. Yakinkan mereka bahwa proses M&A tidak akan mengganggu produk hingga layanan yang diberikan. Dengan demikian kepercayaan pelanggan tidak akan hilang dan kekhawatiran bisa diminimalisir dengan informasi yang transparan. Pastikan proses merger dan akuisisi ini akan memberikan keuntungan lebih bukan hanya kepada perusahaan, namun juga kepada pelanggan.

Kaleidoskop Startup Kesehatan dan Wellness Selama Tahun 2019

Sepanjang tahun ini Indonesia diramaikan dengan berita investasi di startup yang menyasar sektor kesehatan dan makin maraknya layanan wellness.

Tidak hanya layanan kesehatan yang mencoba untuk meng-cater konsumen secara langsung, startup yang berbasis teknologi kesehatan juga mulai menawarkan teknologi yang bisa digunakan pihak rumah sakit, dokter, dan klinik. Hal tersebut membuktikan teknologi sudah mulai diadopsi sektor kesehatan yang selama ini dikenal paling sulit untuk di-disrupt.

Munculnya layanan wellness

Salah satu layanan yang makin menjamur kehadirannya sepanjang tahun 2019 adalah layanan menyediakan pilihan aktivitas atau kegiatan olahraga. Konsep yang mengedepankan kemitraan dan agregator pusat kebugaran ditawarkan oleh layanan seperti The Fit Company, ClassPass hingga R Fitness.

Bulan Agustus 2019 lalu The Fit Company meluncurkan aplikasi bernama “Fitco” dan berkomitmen untuk menciptakan gaya hidup aktif dan sehat bagi seluruh masyarakat Indonesia. Aplikasi Fitco merupakan produk unggulan yang memungkinkan masyarakat mengakses layanan gaya hidup aktif dan sehat dengan mudah. Sementara itu usai mengantongi pendanaan Pra-Seri A sebesar Rp17,7 miliar, R Fitness melakukan rebranding dan menawarkan tiga pilihan aktivitas olah raga yang lengkap untuk warga penggunannya. Setelah sebelumnya dikenal dengan nama Ride, startup wellness yang menghadirkan layanan kebugaran, khususnya indoor cycling, melakukan rebranding menjadi R Fitness.

Sementara platform asal Amerika Serikat “ClassPass” meresmikan kehadiran mereka di Indonesia. Kepada DailySocial, Country Manager ClassPass Indonesia Anjani Percaya mengungkapkan, makin besarnya minat warga ibukota peduli akan olahraga dan gaya hidup yang sehat, menjadikan platform seperti ClassPass mulai banyak diminati saat ini. ClassPass merupakan platform wellness asal Amerika Serikat, saat ini telah memiliki 20 ribu mitra secara global.

Khusus untuk suplemen, Jovee menjadi pendatang baru yang menawarkan kebutuhan suplemen untuk pengguna milenial. Jovee didirikan oleh veteran industri, Natali Ardianto, yang sebelumnya adalah Co-Founder Tiket.com.

Hadirnya berbagai layanan kesehatan baru

Jika di tahun 2017-2018 banyak bermunculan startup healthtech yang menawarkan layanan konsultasi dokter (telemedicine) dan pengantaran obat langsung ke rumah pelanggan, sepanjang tahun 2019 makin banyak bermunculan layanan kesehatan berbasis teknologi yang menawarkan ragam layanan baru, mulai dari jasa perawat yang bisa dipesan seperti MHomecare hingga platform yang menghadirkan informasi dan berita kesehatan terkurasi SehatQ.

Kedua layanan tersebut mencoba untuk meng-cater target pasar dari berbagai kalangan untuk bisa mendapatkan layanan kesehatan hingga informasi kesehatan yang diinginkan.

Layanan kesehatan yang lebih fokus kepada kosmetik atau perawatan dental (gigi) juga mulai hadir di Indonesia, diprakarsai platform lokal Rata dan platform Singapura yang merupakan alumni program Surge Sequoia India bernama Zenyum. Tahun 2020 mendatang diprediksi makin banyak lagi layanan kesehatan kosmetik berbasis teknologi.

Sementara itu, Grab melalui GrabHealth meresmikan layanan kesehatan bersama Good Doctor Technology Indonesia (anak usaha Ping An Good Doctor). President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, GrabHealth adalah salah satu buah investasi SoftBank senilai $2 miliar yang diumumkan pada Juli 2019 untuk Indonesia. Perusahaan percaya pemanfaatan teknologi yang tepat bisa membawa manfaat positif buat masyarakat.

Ada empat fitur yang dihadirkan, di antaranya tanya jawab kesehatan dengan dokter, membuat janji konsultasi tatap muka dengan dokter, belanja produk kesehatan dan kebugaran (Health Mall), dan konten kesehatan dan gaya hidup yang dikurasi oleh tim dokter. Seluruh fitur ini dapat diakses secara gratis, sementara tersedia di Jabodetabek, dan segera digulirkan ke kota lain di dalam cakupan operasional Grab secara bertahap.

Layanan lain untuk rumah sakit dan klinik

Dengan regulasi yang ketat di industri, belum banyak startup healthtech yang menyasar konsumen rumah sakit dan klinik. Didukung Ikatan Dokter Indonesia, tahun ini beberapa startup healtech mencoba mengakomodir konsumen ini. Salah satunya adalah Medigo yang menawarkan joint venture dengan pihak klinik untuk memberikan sistem manajemen layanan kesehatan terpadu dan proses digitalisasi klinik melalui Klinik Pintar. Dikabarkan IDI juga berniat untuk merangkul lebih banyak investor untuk mendukung klinik yang tersebar di seluruh Indonesia untuk mengadopsi teknologi melalui kemitraan.

Sementara fitur unik lainnya adalah ulasan rumah sakit melalui Dokter.id. melalui fitur ini nantinya Pengguna bisa memberikan pendapat, kritik, dan testimoni kepuasan pelanggan terhadap layanan dokter, perawat, dan proses pengobatan selama berada di rumah sakit.

Layanan yang sudah dikenal publik, seperti Halodoc dan Alodokter, terus menambah lini bisnis baru, termasuk menyasar konsumen korporasi dan peningkatan variasi layanan. Pengembangan teknologi dan strategi bisnis yang ada membuktikan bahwa layanan kesehatan berbasis teknologi mendapatkan momentum yang tepat tahun ini.

Rencana Legalku Usai Kantongi Pendanaan Awal dari UMG Idealab

Sesuai dengan komitmen untuk berinvestasi di 30 startup asal Indonesia, UMG Idealab selaku CVC yang terafiliasi dengan UMG Group Myanmar, kembali mengumumkan penggelontoran dana terbarunya. Kali ini mereka memberikan pendanaan awal untuk startup legaltech Legalku Digital.

Tidak disebutkan berapa nilai investasi yang diberikan, namun dana segar ini rencananya akan digunakan oleh Legalku untuk mengembangkan teknologi dan layanan di sisi klien.

Startup tersebut memiliki layanan yang membantu pengusaha untuk mendapatkan perizinan usaha, pendirian perusahaan, dan pendaftaran hak kekayaan intelektual. Didirikan pada Desember 2017, Legalku telah menjalin kemitraan dengan ratusan mitra yang beranggotakan konsultan hukum, notaris, inkubator, coworking space, virtual office, dan konsultan pajak.

Tahun 2020 mendatang Legalku juga memiliki rencana memperluas jangkauan kerja mereka hingga ke 10 kota besar di Indonesia dan akan melakukan ekspansi regional dengan negara Thailand yang menjadi negara di Asia Tenggara yang bakal dikunjungi kuartal tiga 2020 mendatang. Hal ini dilakukannya untuk membantu jauh lebih banyak usaha mikro kecil dan menengah.

“Kami pastikan kehadiran kami dapat membantu pengusaha mikro, kecil dan menengah untuk naik tingkat dengan membantu konsultasi legal melalui teknologi, hal ini secara langsung akan meningkatkan potensi pengembangan usaha seperti automasi bisnis dalam franchise, kemitraan ekspor impor, hingga bahkan joint partnership dengan bisnis strategis lain,” kata Founder & CEO Legalku Muhamad Philosophi.

Layanan on-demand hingga SaaS

Saat ini Legalku Digital telah hadir di empat kota besar meliputi Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali. Memasuki tahun ketiga, perusahaan mengklaim sudah memiliki sekitar 2500 klien. Sementara itu, lini produk yang dimiliki yaitu berbasis on demand service dan software as a service.

Untuk layanan on-demand, perusahaan membantu para UKM perihal perjanjian dan perusahaan asing mendirikan perusahaan di Indonesia. Mengusung teknologi Instant Form dan Document Tracking, pengusaha yang ingin mengurus persoalan legalitas perusahaan dapat dengan mudah mendirikan perusahaan dan mengakses sejauh mana proses perizinan telah berjalan.

Sementara itu untuk lini SaaS, perangkat lunak Legalku membantu praktisi hukum seperti kantor hukum dan kantor notaris dalam mengatur operasional usahanya secara digital dengan fitur Project Management, Document Management System, dan E- Invoicing.

Untuk strategi monetisasi yang diterapkan, Legalku masih mendapatkan dari direct revenue untuk on-demand service seperti pembuatan PT, pendaftaran merek, dan pembuatan perjanjian.

“Investasi ini merupakan kepercayaan besar yang diberikan kepada kami untuk memberikan teknologi dan pelayanan yang lebih baik kepada para klien. Tahun 2020 mendatang target utama kami adalah jangkauan layanan dan produk SaaS untuk semua klien dan existing partner kami” tutup Muhamad.

Application Information Will Show Up Here

Strategi TikTok Mengembangkan Ekosistem dan Bisnis di Indonesia

Memasuki akhir tahun 2019, platform distributor konten asal Tiongkok TikTok menjabarkan sejumlah pencapaian di Indonesia. Platform yang enggan disebut sebagai media sosial ini, hingga akhir tahun 2019 mengklaim telah banyak digunakan oleh kreator konten dari gen-z, milenial, hingga pemerintahan. TikTok telah tersedia di lebih dari 150 negara dalam 75 bahasa.

Kepada media Head of Content & User Operations TikTok Indonesia Angga Anugrah Putra mengungkapkan, platformnya sudah mulai banyak dilirik oleh Kementrian hingga dinas pariwisata di Indonesia untuk mempromosikan kegiatan hingga melakukan interaksi dengan masyarakat umum.

“Saat ini kami melihat kreator konten bukan hanya dari gen-z dan milenial saja, namun media hingga pemerintahan sudah mulai banyak menggunakan TikTok. Kami melihat ke depannya akan lebih banyak lagi pihak terkait yang bakal memanfaatkan TikTok.”

Meskipun di awal peluncuran di Indonesia TikTok lebih banyak menghadirkan konten hiburan dan permainan saja, namun saat ini sudah mulai digunakan oleh kreator konten untuk membagikan ilmu atau pengetahuan seperti belajar bahasa asing, kelas khusus hingga tips dan tata cara yang dibagikan oleh pakarnya yang tergabung dalam kanal TikTok for Good.

Tren ini menurut Angga cukup meningkat, menjadikan TikTok sebagai platform “Go-To” untuk belajar online. Dengan durasi singkat 15-60 detik, mampu menarik perhatian pengguna untuk melihat konten edukasi, fesyen, travel dan gaya hidup.

“Sudah banyak konten kreator yang membuka kelas melalui platform TikTok. Mulai dari cara tepat olah raga hingga belajar bahasa Jepang. Kami harapkan ke depannya akan makin banyak lagi konten kreator yang fokus kepada edukasi untuk pengguna,” kata Angga.

Strategi komersial

Ilustrasi kreator konten Tik Tok / Pexels
Ilustrasi kreator konten TikTok / Pexels

Sebagai platform yang menerapkan teknologi artificial inteligence (AI), TikTok memiliki beberapa filter hingga kurasi lagu pilihan yang statusnya legal dan bisa digunakan oleh pengguna secara bebas. Sepanjang tahun 2019, TikTok mencatat beberapa efek popular pengguna, di antaranya adalah TikTok Moji dan Anti Lemes adalah efek yang paling populer di Indonesia.

Disinggung berapa jumlah kreator konten dan pengguna TikTok hingga saat ini di Indonesia, Angga enggan menyebutkan lebih lanjut. Namun bisa dipastikan jumlahnya terus bertambah di seluruh Indonesia.

“Fokus kami adalah mengembangkan ekosistem dan menghadirkan konten yang beragam. Kami juga ingin memperluas kemitraan dengan pihak terkait untuk bisa menggunakan TikTok sebagai platform promosi hingga kreator konten untuk kepentingan pemasaran,” kata Angga.

TBeberapa layanan e-commerce hingga korporasi besar juga terlihat sudah melakukan kegiatan pemasaran dan memasang iklan di platform TikTok yang akan langsung terlihat di feed pengguna.

Model bisnis yang diterapkan oleh TikTok tidak melakukan monetisasi dari kreator konten. Untuk iklan juga tidak ditempatkan panjang di awal konten video, karena akan merusak pengalaman pengguna.

Dijelaskan lebih lanjut, jika brand tertarik untuk melakukan kegiatan pemasaran bisa mengajak kreator konten pilihan yang direkomendasikan oleh TikTok atau pihak pengiklan untuk membuat konten yang menarik.

Konsep ini tentunya berbeda dengan YouTube yang mengandalkan jumlah view agar kreator konten bisa menghasilkan uang dari konten yang mereka ciptakan. Sementara di TikTok, jumlah pengikut dari kreator konten tidak akan mempengaruhi jumlah video konten yang mereka ciptakan.

“Salah satu cara agar proses tersebut dapat tercipta adalah dengan algoritma yang kami terapkan. Sehingga pengguna tidak akan terganggu dengan iklan, dan semua view tidak mempengaruhi profil dari kreator konten tersebut,” kata Angga.

Disinggung apakah tahun 2020 mendatang TikTok akan semakin agresif melancarkan monetisasi, Angga enggan untuk menyebutkan lebih lanjut. Namun dengan ditempatkannya tim lokal di Indonesia dan mengklaim terus bertambah jumlahnya, rencana tersebut tentunya sudah menjadi bagian dari perusahaan.

“Kami optimis dengan pertumbuhan tren video singkat di pasar, dan semakin banyak orang Indonesia yang bukan hanya bisa mengekspresikan diri mereka, tapi juga terinspirasi dari komunitas kreator TikTok di seluruh dunia,” kata Angga.

Rencana meluncurkan aplikasi streaming musik “Resso”

Beberapa waktu yang lalu TikTok dikabarkan segera merilis aplikasi streaming musik. Menurut laporan dari Financial Times, aplikasi tersebut akan dirilis pada bulan Desember. Indonesia, India, dan Brazil menjadi tiga negara pertama yang bakal menjajalnya.

Disinggung apakah aplikasi tersebut sudah siap diluncurkan di Indonesia dalam waktu dekat, Angga enggan untuk menjawab lebih lanjut. Aplikasi bernama Resso tersebut nantinya tidak hanya sekadar berfungsi sebagai aplikasi streaming musik. ByteDance akan menambah unsur video yang terdiri dari klip video pendek, mungkin bersumber dari TikTok. Pengguna dapat menyinkronkan ke lagu ke klip tersebut saat mendengarkan lagu.

Application Information Will Show Up Here

Perkaya Metode Pembayaran, Tokopedia Mudahkan Beli Voucher Game dengan Pulsa

Tokopedia meningkatkan kembali metode pembayaran yang didukungnya. Selain uang elektronik, akun virtual, kartu kredit, dan pembayaran melalui jaringan mini market, kini perusahaan mendukung pembelian voucher game tertentu menggunakan pulsa. Mungkin ini adalah pembayaran via pulsa pertama untuk marketplace di Indonesia.

Makin besarnya minat dan pertumbuhan industri game online di Indonesia menjadi peluang bagi Tokopedia memudahkan transaksi pembelian voucher game.

“Kami melihat tingginya kebutuhan masyarakat dalam membeli voucher game dengan pulsa. Di sisi lain, game online telah menjadi industri yang berkembang pesat dan semakin dekat dengan masyarakat, termasuk generasi millennial. Melihat kebutuhan dan potensi tersebut, Tokopedia meluncurkan jenis opsi pembayaran baru yang bisa mempermudah masyarakat, khususnya penggemar gaming, melakukan pembelian voucher game dengan pulsa,” kata Jonathan Gilbert Tricahyo, Category Development (Top-Up) Lead Tokopedia.

Saat ini, konsumen bisa menikmati voucher game yang dibeli dengan pulsa di Tokopedia untuk beberapa judul game, yaitu Free Fire, Call of Duty: Mobile, Arena of Valor, Ragnarok Mobil, Speed Drifters, Love Nikki dan Game of Sultans.

Untuk membeli voucher game dengan pulsa, pengguna bisa memilih “Pulsa” saat melakukan pembayaran. Pembelian voucher game dengan pulsa di Tokopedia tersedia untuk berbagai provider seluler.

Disinggung seperti apa proses otentikasi yang dilakukan dan apakah fitur ini bakal dikembangkan ke layanan lainnya, pihak Tokopedia enggan untuk menjelaskan lebih lanjut.

“Saat ini Tokopedia masih mengeksplorasi kebutuhan masyarakat dalam melakukan pembayaran dengan pulsa untuk kebutuhan lainnya. Yang bisa kami sampaikan saat ini adalah Tokopedia selalu berkomitmen menghadirkan beragam inovasi berdasarkan kebutuhan masyarakat, sesuai tiga DNA Tokopedia, yaitu Focus on Consumer, Growth Mindset dan Make it Happen, Make it Better,” kata Jonathan.

Application Information Will Show Up Here

Rencana dan Target Dekoruma Perluas Lini Bisnis di Tahun 2020

Memasuki akhir tahun 2019, platform jasa desain interior dan konstruksi Dekoruma menyampaikan sejumlah pencapaiannya. Kepada media, Co-Founder & CEO Dekoruma Dimas Harry Priawan menyebutkan, saat ini platformnya telah memiliki sekitar satu juta pengguna aktif dan 500 merchant ritel. Mereka juga telah memiliki Experience Center dan rencananya tahun depan jumlahnya akan ditambah di area Jabodetabek.

Meskipun saat ini fokusnya 70% masih kepada B2C, namun Dekoruma juga terus membuka kemitraan dengan pengembangan rumah atau perusahaan properti di Indonesia.

“Salah satu kerja sama yang telah kami lancarkan adalah dengan Ciputra yang bisa diakses di kanal properti. Meskipun telah memberikan kontribusi yang besar, namun fokus kami masih kepada B2C,” kata Dimas.

Untuk pembayaran paling banyak dipilih oleh pelanggan Dekoruma adalah kartu kredit kemudian transfer bank. Sementara pilihan gratis ongkos kirim masih jadi fitur favorit penarik minat dan akan terus disuguhkan kepada pelanggan.

Dari demografi pengguna yang dimiliki, mereka mengklaim sebanyak 60-70% pengguna berasal dari kalangan perempuan. Hal ini turut disesuaikan pada visi Experience Center, didesain untuk meng-cater target pelanggan dengan gaya khas Dekoruma.

“Jika ditanya apa gaya atau pilihan dari selera dekorasi dan desain rumah, banyak pelanggan yang tidak bisa menjawab. Namun dengan melihat situs dan mengunjungi Experience Center kami biasanya mereka akan mendapatkan inspirasi seperti apa gaya yang sesuai untuk mereka,” kata Dimas.

Tahun 2020 mendatang, perusahaan memastikan untuk melakukan ekspansi di luar Jabodetabek. Kota-kota besar yang disasar di antaranya adalah Surabaya, Medan, Makassar, dan Bali. Rencana ekspansi ini adalah salah satu realisasi perusahaan pasca menerima pendanaan seri B dari Global Digital Niaga (Blibli) dan AddVentures tahun lalu.

Pihaknya juga memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana tahun 2020 mendatang, kendati tidak disebutkan detail waktu dan target perolehannya.

“Memang ada rencana tapi kami belum mulai melakukan penggalangan dana. Namun penjajakan dan pertemuan dengan investor terkait masih terus kita lakukan,” kata Dimas

Teknologi untuk mitra desainer interior

Salah satu lini bisnis yang tengah dijajaki adalah jasa desain interior ruangan yang menyasar kalangan premium. Karena makin besarnya minat dibarengi peningkatan kemampuan finansial dari segmen tersebut untuk membayar jasa desain interior. Saat ini perusahaan tengah mempersiapkan teknologi yang relevan yang bisa dimanfaatkan oleh mereka.

Melalui teknologi ini diharapkan bisa menjembatani kebutuhan pelanggan dengan produk yang tersedia di Dekoruma dan para desainer interior yang tersebar di Jabodetabek.

“Saat ini teknologi tersebut sudah kami terapkan kepada desainer yang bergabung dengan Dekoruma. Rencananya tahun depan teknologi tersebut akan kami luncurkan untuk publik,” kata Dimas.

Application Information Will Show Up Here