Targetkan Generasi Muda, IDN Media Luncurkan Aplikasi Resep Makanan Yummy

Fokus menargetkan generasi muda, IDN Media meluncurkan aplikasi resep makanan Yummy yang sudah bisa diunduh di Google Play dan App Store. Kepada DailySocial, CEO IDN Media Winston Utomo menyebutkan, sebelumnya Yummy sudah diluncurkan dalam versi beta dan diuji coba kepada pengguna beberapa waktu yang lalu. Hingga bulan Juni 2019, Yummy sudah diunduh 150 ribu kali dan fokus ke tiga fitur utama, yaitu resep masakan, cara memasak dan fitur komunitas yang bisa dimanfaatkan antar pengguna untuk berbagi resep.

“IDN Media melihat memasak bukan sekedar hobi, tapi sudah menjadi tren dan gaya hidup di kalangan milenial hingga Gen-Z. Melihat potensi tersebut akhirnya kami memutuskan untuk fokus kepada dunia kuliner dan merilis Yummy.”

Ketiga fitur tersebut bisa dimanfaatkan oleh pecinta kuliner yang ingin mengetahui secara lebih resep menarik yang umum hingga rekomendasi secara khusus resep milik sesama pengguna. Yummy juga memberikan kesempatan kepada pengguna yang bergabung dalam komunitas untuk mendapatkan poin yang nantinya bisa ditukar dengan uang tunai. Pengguna cukup mengunggah resep buatan mereka sendiri ke aplikasi dan halaman khusus komunitas Yummy.

Saat ini Yummy sudah memiliki sekitar ratusan resep makanan dan mengklaim lebih dari 80 juta pengunjung video setiap bulannya. Yummy juga menawarkan personalisasi ke pengguna yang ingin mencari resep secara khusus atau menyaring resep berdasarkan dana memasak yang dimiliki, waktu memasak hingga memasak menyesuaikan porsi yang diinginkan.

“Kami sangat antusias dengan peluncuran aplikasi Yummy ini, terutama berkat dukungan dari pengguna setia saat versi Beta diluncurkan. Kami berharap Yummy bisa menjadi platform yang berguna untuk kalangan milenial dan Gen-Z yang memiliki hobi memasak,” kata Winston.

Berencana akuisisi

Setelah mengantongi pendanaan seri C yang dipimpin EV Growth, perusahaan modal ventura patungan East Ventures, Sinar Mas dan Yahoo! Jepang awal tahun 2019 lalu, IDN Media masih fokus untuk mengembangkan tujuh produk mereka, yaitu IDN Times, Popbela.com, Popmama.com, Yummy, IDN Creative, IDN Event, dan IDN Creator Network.

Untuk menambah pilihan produk, IDN Media masih memiliki beberapa target dan rencana yang ingin dicapai. Di antaranya adalah menjelajahi peluang untuk akuisisi agar bisa mempercepat pertumbuhan bisnis.

“Pada akhirnya saya berharap IDN Media bisa mencapai target dan visi perusahaan yaitu memberikan impact yang positif untuk lingkungan sekitar,” tutup Winston.

Application Information Will Show Up Here

Mengatasi Krisis Kebutuhan Talenta Digital

Besarnya permintaan talenta digital, yang kebanyakan datang dari startup dan perusahaan teknologi, tidak dibarengi dengan ketersediaan talenta digital yang sepadan. Melihat permasalahan tersebut, sudah waktunya startup mengubah konsep proses recruitment mereka dengan cara yang berbeda.

Tidak hanya mencari talenta saat posisi tersebut dibutuhkan, perusahaan mulai perlu menjemput bola dengan melakukan branding, targeted employee, dan kegiatan lainnya yang menempatkan startup Anda terbuka untuk didekati target talenta yang diincar.

Dalam riset yang dirilis Robert Walters terungkap, kenyamanan dan kesempatan untuk menambah wawasan dan skill di kalangan pegawai merupakan salah satu poin yang diincar pencari kerja atau talenta digital ketika sedang memilih lapangan pekerjaan yang ideal.

Tidak lagi mengharapkan benefit dalam bentuk kesejahteraan atau kenyamanan, fleksibilitas dan keleluasaan jam kerja menjadi alasan utama mengapa mereka memutuskan untuk memilih startup atau korporasi tertentu untuk bekerja.

Dalam survei tersebut juga disebutkan sekitar 70% divisi personalia perusahaan menemukan bahwa kekurangan talenta digital bisa mempengaruhi pertumbuhan bisnis perusahaan, terutama dalam hal pengembangan produk. Sementara 68% menyebutkan dibutuhkan sedikitnya tiga bulan bagi perusahaan untuk menemukan talenta yang ideal di posisi yang dibutuhkan.

Dalam artikel kali ini, DailySocial mencoba merangkum lima poin penting yang wajib diterapkan untuk mengatasi krisis kebutuhan talenta digital.

Branding

Istilah branding ternyata tidak hanya berlaku saat sedang melancarkan kegiatan pemasaran. Branding juga bisa diterapkan saat perusahaan ingin merekrut talenta digital yang relevan. Tidak hanya mengandalkan job listing atau informasi lowongan pekerjaan secara offline atau online, tetapi juga memposisikan perusahaan lebih luas di acara atau kegiatan tertentu. Sebagai contoh membuka booth di job fair atau langsung mengunjungi universitas untuk mencari talenta yang relevan. Intinya bersedia ‘going extra mile‘ demi mendapatkan talenta terbaik tanpa harus menunggu terlebih dahulu.

Perusahaan teknologi besar, seperti Tokopedia, Bukalapak atau Gojek lebih mudah dikenali talenta digital karena nama besar yang mereka sandang. Kondisinya berbeda bagi startup baru yang memerlukan effort lebih besar. Cara paling efektif adalah memanfaatkan media sosial, situs resmi perusahaan, dan mengikuti kegiatan job fair di universitas dan lokasi lainnya dengan memberikan pengenalan yang lebih baik tentang perusahaan Anda.

“Menjadi salah satu startup unicorn tentunya menguntungkan bagi kami, Tokopedia untuk dikenal secara luas. Namun demikian hal tersebut bukan berarti kami bisa mendapatkan talenta digital dengan mudah. Dibutuhkan kegiatan pendukung lainnya untuk kami melakukan proses rekrutmen. Mulai dari memanfaatkan media sosial, mengikuti job fair hingga melancarkan kegiatan roadshow. Melalui kegiatan ini kita melihat pertumbuhan talenta digital cukup stabil,” kata Senior Recruitment Manager Tokopedia Lita Rosalia.

Benefit

Dalam riset yang dilakukan Robert Walters ditemukan sejumlah data menarik, misalnya sekitar 58% calon pegawai mengingnkan jam kerja yang fleksibel ketika sedang mencari tempat bekerja, 49% mencari asuransi untuk anggota keluarga, 46% menginginkan kebebasan untuk remote working.

Kemudian 36% mencari asuransi pribadi, 30% ingin mendapatkan kesempatan untuk belajar dan training, sementara itu 27% menginginkan keleluasaan untuk cuti dan hanya 16% saja yang mencari keuntungan uang pulsa dan transportasi.

Melihat munculnya fenomena baru, seperti remote working dan jam kerja yang lebih fleksibel, Pendiri Geekhunter Ken Iswari menegaskan, hal tersebut menjadi permintaan yang cukup umum saat ini, ketika teknologi sudah membantu mempercepat proses bekerja.

“Menjadi hal yang sah-sah saja ketika mereka mencari dua kebutuhan tersebut. Saat ini kita sedang ada di era masa depan yang baru untuk bekerja. Masa depan ini tidak lagi terbatas pada lokasi atau jam kerja, selama pegawai tersebut bisa bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan,” kata Ken.

Di Geekhunter, Ken mulai menerapkan sistem bekerja remote dan jam kerja fleksibel kepada pegawai, namun dengan catatan jika mereka bisa mempertanggungjawabkan kebebasan tersebut. Jika mereka tidak bisa memberikan hasil pekerjaan yang ditargetkan meskipun sudah mendapatkan kebebasan untuk bekerja remote dan jam kerja yang fleksibel, pilihan fasilitas tersebut akan dihapuskan dari pegawai terkait.

Perusahaan dihadapkan pilihan untuk penerapan benefit khusus bagi perusahaan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Jika memang tidak bisa diterapkan untuk semua pegawai, manajemen bisa menentukan departemen atau divisi tertentu yang relevan yang dapat menikmati fasilitas ini.

Adaptasi dan kolaborasi

Ketika startup atau perusahaan masih terbilang baru, jumlah pegawai atau talenta digital belum terlalu banyak jumlahnya. Namun ketika pertumbuhan bisnis sudah semakin meningkat dan kebutuhan menambah anggota tim untuk posisi tertentu sudah mulai bermunculan, proses rekrutmen tidak bisa dihindarkan. Ketika pegawai baru mulai masuk secara bertahap, pastikan adaptasi dan proses perkenalan kepada semua anggota tim dan manajemen dilakukan untuk mendukung kolaborasi.

Salah satu cara mengenali apakah calon pegawai tersebut cocok untuk ditempatkan di posisi yang dibutuhkan adalah dengan menilai poin-poin berikut: apakah calon pegawai tersebut memiliki potensi untuk bisa bekerja dalam tim, apakah calon pegawai cukup nyaman bekerja memanfaatkan teknologi dan platform yang biasa digunakan, apakah calon pegawai memiliki kemampuan lain yang belum ada di pegawai yang sudah bekerja, apakah ada pegawai di perusahaan yang bisa membantu calon pegawai tersebut mengatasi kelemahan atau kekurangan yang ada.

Untuk poin yang terakhir bisa diterapkan ketika perusahaan masih kesulitan untuk menemukan posisi tertentu, namun dengan memanfaatkan talenta yang ada mereka bisa dilatih untuk bisa menempati posisi yang dicari. Pegawai yang merasa mendapatkan dukungan dari perusahaan dijamin akan lebih bersemangat saat bekerja dan memiliki motivasi untuk memberikan hasil yang terbaik.

“Kami di Tencent Thailand sejak hari pertama selalu membantu pegawai untuk meningkatkan jenjang karier mereka. Intinya kita harapkan pegawai bisa tumbuh bersama dengan perusahaan dengan menciptakan kolaborasi tim yang positif dan meningkatkan kemampuan mereka,” kata Associate Director Talent Acquisition Tencent Thailand Wareerat Toni K.

Pelatihan talenta digital

Riset Robert Walters juga mengungkapkan, sebanyak 61% pegawai berharap mendapatkan training atau pelatihan yang bisa meningkatkan kemampuan mereka. Sementara 36% berharap bisa terlibat dalam cross-functional project, 35% orang juga berharap bisa mengikuti workshop atau pelatihan dalam skala mendasar.

Berikutnya 28% berharap bisa mendapatkan kesempatan rotasi pekerjaan dan 28% lainnya bisa mendapatkan kesempatan berbagi pengalaman dengan profesional lainnya. Survei tersebut juga menyebutkan 24% ingin menghadiri konferensi dan mendapatkan mentorship, sementara 22% berharap bisa mendapatkan on-the-job training, dan 11% ingin mendapatkan kesempatan untuk memperluas jaringan.

Pelatihan dan kesempatan memperkaya wawasan ternyata menjadi catatan penting bagi calon pegawai, karena berharap bisa memapu meningkatkan kemampuan yang berpengaruh ke promosi dan peningkatan jenjang karier.

Cara lain yang bisa dilakukan perusahaan adalah memberikan kesempatan kepada mereka menjadi perwakilan perusahaan atau speakermoderator saat acara konferensi atau kegiatan offline lainnya.

“Di AnyMind Group kami selalu memberikan kesempatan untuk pegawai mengikuti training untuk meningkatkan kemampuan mereka melalui platform belajar internal. Dalam hal ini adalah memanfaatkan AnyMind University dan sumber daya internal lainnya seperti training yang sesuai dengan fungsinya hingga sesi untuk berbagi memanfaatkan Facebook, email mingguan perusahaan dan masih banyak lagi,” kata Country Manager AnyMind Group Indonesia Lidyawati Aurelia.

Leadership

Tidak  hanya membina relasi yang positif antar tim, para pimpinan (dari manajemen hingga supervisor) diharapkan bisa menempatkan posisi mereka dengan tepat dan membina hubungan yang baik dengan semua pegawai. Para pemimpin juga bisa melakukan komunikasi yang lancar dan tepat dengan pegawai. Tidak hanya dalam konteks urusan bisnis, namun juga meningkatkan kreativitas pegawai.

Kepemimpinan di perusahaan juga bisa menentukan budaya dan arah perusahaan. Di era digital saat ini, penting bagi pemimpin perusahaan untuk mempercayai teknologi dan bagaimana Anda bisa mengakselerasi teknologi tersebut ke dalam bisnis. Untuk mengaktifkan proses tersebut, perusahaan perlu menyisihkan sumber daya dan waktu untuk memungkinkan para profesional teknologi berinovasi dan menciptakan nilai untuk bisnis.

“[Pemanfaatan] Digital mau tidak mau akan menjadi bagian besar dari dunia kita dan perusahaan yang tidak berubah cukup cepat hanya akan kalah. Upayakan untuk tidak terlalu meminta tim Anda terlalu fokus untuk membuktikan ROI dari semua upaya digital dan inisiatif. Organisasi perlu memberdayakan tim untuk melihat masa depan jangka panjang sehingga mereka dapat berinovasi dan memberikan kontribusi yang relevan untuk bisnis,” kata Digital Leader & Transformation Expert Carolyn Chin-Parry.

Pada akhirnya, kemampuan teknis seperti kemampuan mengembangkan kode tidak harus menjadi prioritas ketika mencari seorang pemimpin. Sebaliknya, ia perlu memiliki pemahaman yang baik tentang lanskap teknologi, yang dibarengi dengan kemampuan manajemen pemangku kebijakan yang kuat untuk membantu meyakinkan bisnis akan nilai inovasi teknologi dan mengatasi krisis kebutuhan digital talent.

Aplikasi Gerak Dorong Masyarakat Hidup Sehat dengan Berolahraga

Memanfaatkan teknologi, platform yang bertujuan memotivasi masyarakat Indonesia untuk bergerak, berlari dan berpartisipasi bersama dalam aksi positif resmi meluncur pada bulan Februari 2019. Didirikan oleh tiga orang dengan latar belakang freelance designer dan program developer yaitu Jesslin Sevelen, Septian Rahman, dan Michael; aplikasi “Gerak” saat ini sudah bisa diunduh di perangkat iOS dan Android.

Kepada DailySocial Connector Gerak Septian Rahman mengungkapkan, tujuan utama aplikasi Gerak diciptakan adalah mengajak, menantang dan memotivasi orang untuk berolahraga lari di mana saja dan kapan saja.

“Gerak sebenarnya bukan startup pertama yang kami miliki, sebelumnya founder juga pernah merintis startup lain selama 2 tahun dan gagal. Pelajaran dan pengalaman yang kami dapati adalah ide sangat gampang untuk ditemukan, namun komitmen dan eksekusinya yang terpenting. Dalam hanya waktu 2 bulan, kami berhasil merilis aplikasi Gerak di Android dan iOS, serta merilis acara virtual perdana bertajuk Gerak Ramadan Run 2019.”

Dalam perjalanannya, para pendiri Gerak melihat banyak antusias dan respons positif dari masyarakat yang telah memanfaatkan platformnya. Secara khusus Gerak mengedepankan tiga aspek, yaitu dari purpose/value, teknologi, dan brand.

Cara kerja Gerak

Cara kerja aplikasi mirip dengan aplikasi tracking lari Strava, namun Gerak memiliki perbedaan yang signifikan karena dikombinasikan dengan acara virtual run yang bisa diikuti oleh pengguna berbayar. Secara sederhana pengguna bisa ikut lomba lari atau maraton dari mana saja, tidak berfokus dalam satu titik lokasi.

“Setiap event atau tantangan yang berhasil diselesaikan akan mendapatkan rewards, selain hidup yang lebih sehat, setelah finish akan mendapatkan medali, jersey dan hadiah lainnya sesuai tema acara. Sekaligus ikut serta membantu berdonasi dan aktivitas sosial lainnya,” kata Septian.

Saat ini Gerak telah memiliki sekitar 2500 pengguna aktif. Berbagai kegiatan pun sudah dilancarkan. Dengan modal terbatas, Gerak berhasil mengajak 600 orang untuk mendaftar dan berlari selama bulan ramadan.

“Target kami tahun ini adalah mengejar angka 10 ribu masyarakat Indonesia untuk mulai ikut aktif berlari dan berhasil menyelenggarakan minimal 10 virtual run event dan challenge,” kata Septian.

Masih menjalankan bisnis secara bootstrapping, tahun ini juga Gerak memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana. Harapannya para pendiri Gerak bisa menemukan investor yang memiliki visi sama, yaitu mendukung cara hidup sehat untuk masyarakat. Jika nantinya berhasil diperoleh, tambahan kapital tersebut akan digunakan untuk menambah jumlah tim dan mempercepat pertumbuhan bisnis baik dari sisi produk hingga pasar.

“Semua kegiatan virtual run yang Gerak adakan lebih berfokus kepada membantu lingkungan sekitar dan membantu pengguna untuk membentuk kebiasaan bergerak dan berolahraga. Dari segi brand sendiri, Gerak berfokus untuk membangun good relationship dengan pengguna dan komunitas tentunya,” tutup Septian.

Application Information Will Show Up Here

Modalku Salurkan Dana Pinjaman 7 Triliun Rupiah, Mulai Fokus Sasar Pebisnis Mikro

Setelah sebelumnya diberitakan tengah menggalang pendanaan lanjutan senilai $50 juta, CEO Modalku Reynold Wijaya enggan memberikan komentar. Ditemui di sela-sela acara temu media di Jakarta, mereka mengatakan masih memiliki dana untuk menjalankan bisnis. Kini startup fintech tersebut fokus pada pengembangan layanan dan peningkatan jumlah peminjam di Indonesia.

“Bisa kami pastikan Modalku masih terus menjalankan bisnis dengan sumber daya yang ada. Tentunya tidak menutup kemungkinan kalau ada investor yang ingin berinvestasi di Modalku.”

Modalku telah mengantongi pendanaan seri B senilai senilai 344 miliar Rupiah dipimpin oleh Softbank Ventures Korea dengan dukungan Sequoia India, Alpha JWC Ventures, Golden Gate Ventures, Qualgro dan LINE Ventures.

Terkait ekspansi, Reynold menegaskan saat ini belum memiliki rencana untuk menambah basis operasional di negara lain. Sejauh ini Modalku sudah memiliki basis operasional di Indonesia, Singapura, dan Malaysia.

Telah menyalurkan pinjaman 7 triliun Rupiah

Dalam kesempatan tersebut Reynold Wijaya bersama dengan COO Modalku Iwan Kurniawan menyampaikan beberapa capaian bisnis. Dikatakan mereka telah berhasil menyalurkan pinjaman modal usaha sebesar senilai 7 triliun Rupiah bagi UKM di wilayah operasionalnya. Sementara itu, hingga kuartal pertama tahun 2019, Modalku menyalurkan hingga 750 ribu pinjaman UKM.

“Targetnya hingga akhir tahun 2019 kami bisa meningkatkan penyaluran dana hingga 10 triliun Rupiah di Indonesia, Singapura dan Malaysia. Sementara untuk penambahan jumlah peminjam, diharapkan bisa meningkat lebih dari 1 juta borrower,” kata Reynold.

Disinggung tentang perolehan izin usaha dari OJK, pihaknya mengungkapkan masih dalam proses dan berupaya mematuhi semua permintaan yang ditentukan regulator. Sejauh ini Modalku baru berstatus terdaftar dan diawasi oleh OJK sebagai pemain fintech lending.

“Kami sudah submit semua persyaratan yang diminta dan masih menunggu antrean terkait dengan perolehan izin. Yang pasti kami berusaha untuk mematuhi semua ketentuan dan persyaratan yang diberikan oleh OJK kepada kami,” kata Reynold.

Hingga bulan Mei 2019 sedikitnya sudah ada tujuh perusahaan fintech lending yang sudah mengantongi izin usaha dari OJK. Mereka adalah Investree, Amartha, Dompet Kilat, Kimo, Danamas, TokoModal dan Uang Teman. Sementara per Mei 2019 sudah ada 113 perusahaan p2p lending terdaftar dan diawasi oleh OJK.

Menyasar kalangan pemilik toko sembako dan warung

Modalku telah menghadirkan layanan untuk bisnis mikro berupa pinjaman tanpa agunan. Sasarannya adalah pemilik warung dan toko sembako di pasar. Pinjaman yang bisa didapatkan oleh pelaku usaha tersebut mulai dari 1 juta Rupiah hingga 1,5 juta Rupiah. Sudah mulai dijalankan sejak tahun 2018 lalu.

“Untuk kegiatan pemasaran dan edukasi, saat ini sistem kami masih berupa ‘jemput bola’, artinya secara langsung perwakilan dari Modalku datang ke mereka dan menawarkan pinjaman dengan sistem cepat dan terpercaya,” kata VP of Micro Business & Operations Modalku Sigit Aryo Tejo.

Tahun ini Modalku akan lebih banyak menyasar segmen yang disebut masih underserved dan belum banyak dilirik oleh alternative player. Hingga kini Modalku telah merangkul sekitar 20 ribu pemilik usaha warung dan toko sembako di kawasan Jabodetabek. Untuk di luar Jabodetabek, juga telah tersedia di Bandung. Dalam waktu dekat menyusul di Surabaya.

Untuk mempermudah akses peminjam, tim Modalku juga secara aktif memberikan edukasi untuk penggunaan platform Modalku di desktop.

“Selama ini untuk pemberi pinjaman penggunaan aplikasi masih banyak dipilih, sementara untuk peminjam secara khusus kami sediakan akses melalui desktop atau mobile browser,” kata Reynold.

Sejauh ini Modalku juga telah menawarkan berbagai produk, termasuk pinjaman UKM dan Invoice Financing yang didasari oleh tagihan usaha. Reynold mengatakan saat ini Invoice Financing memberikan kontribusi yang cukup besar pada pemasukan bisnis.

“Bisa saya sebutkan Invoice Financing portofolio yang paling besar jumlahnya di Modalku, bisa hampir setengah kontribusinya. Namun awal tahun 2019 ini kami mulai aktif melayani segmen pedagang mikro yang membutuhkan pinjaman tanpa agunan yang cepat dan mudah,” tutup Reynold.

Application Information Will Show Up Here

7.5 Degree Media Startup Expands to Indonesia, Focus on Bridging China-based Business Players

After receiving seed funding from East Ventures in May 2019, the Chinese-language media based on Singapore, 7.5 Degree, plans to expand to Indonesia. It started from opening a branch office and placing team for media coverage in Indonesia. They’re focused on the startup industry, such as e-commerce, fintech, SaaS, and gaming in Indonesia for their users in China.

7.5 Degree’s CEO, Li Yufu said to DailySocial that the expansion to Indonesia is expected to bring relevant information while bridging business owners and investors from China to expand their business in Indonesia.

“We create opportunities through media focused on presenting relevant information for China’s readers. It’s for them to gain information on the startup and related industries in Indonesia.”

Officially launched in 2017, the 7.5 Degree has distributed articles through various channels. Currently, they’ve produced 350 articles in Chinese, discussing all things related to the internet economy in Southeast Asia.

“In accordance with our mission of implementing ‘One Belt One Road’, we want to make Indonesia one of the countries to explore in terms of expanding relations and opening networks with China,” he added.

Focused on helping China-based business players and investors

7.5 Degree has another consulting service for business players from China who want to expand their business in Indonesia. Especially for Chinese speakers.

Through this service, 7.5 Degree intends to bring more Chinese investors to Indonesia. Currently, they claim to have had several clients from China to Thailand using their consulting services.

“In terms of media, we’re not using too much advertising for monetizing. The strategy is fully on consulting services,” Yufu said.

They have also launched Invmall, a new service that aims to encourage interaction between technology businesses in Southeast Asia and China. The platform presents a “bridging” service that allows startup founders to directly connect with investors from China (or vice versa) via email or WhatsApp.

There are very few service providers capable to support the local startups in early-stage to get funding. If we can help entrepreneurs to get seed funding from investors, both from China and Southeast Asia, this will be huge opportunities for them to grow and develop.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Startup Media 7.5 Degree Siap Ekspansi ke Indonesia, Fokus Jembatani Pebisnis Tiongkok

Setelah mendapatkan pendanaan tahap awal dari East Ventures bulan Mei 2019 lalu, 7.5 Degree media teknologi berbahasa Mandarin yang berbasis di Singapura berencana untuk melakukan ekspansi ke Indonesia. Inisiatif tersebut akan diawali dengan membuka kantor dan menempatkan tim mereka untuk melakukan peliputan. Fokusnya pada berita industri startup, e-commerce, fintech, SaaS hingga gaming di Indonesia untuk pembaca mereka di Tiongkok.

Kepada DailySocial CEO 7.5 Degree Li Yufu menegaskan, kehadiran bisnisnya di Indonesia diharapkan bisa menghadirkan informasi yang relevan sekaligus menjembatani pemilik bisnis dan investor asal Tiongkok untuk melebarkan bisnis mereka di Indonesia.

“Kami membuka peluang tersebut melalui media yang fokus menghadirkan informasi yang relevan untuk pembaca di Tiongkok. Harapannya mereka bisa mengenal lebih jauh industri startup dan terkait di Indonesia.”

Resmi meluncur tahun 2017 lalu, 7.5 Degree telah mendistribusikan artikel mereka melalui berbagai kanal, seperti. Sejauh ini telah memproduksi 350 artikel berbahasa Mandarin, membahas segala hal terkait ekonomi internet di Asia Tenggara.

“Sesuai dengan misi kami yaitu menerapkan ‘One Belt One Road’, kami ingin menjadikan Indonesia salah satu negara yang bisa kami jajaki dalam hal memperluas relasi dan membuka jaringan dengan Tiongkok,” kata Yufu.

Fokus bantu pemilik bisnis dan investor asal Tiongkok

7.5 Degree juga memiliki layanan lainnya berupa konsultasi untuk pemilik bisnis asal Tiongkok yang ingin melebarkan bisnis di Indonesia. Khususnya bagi mereka yang selama ini menggunakan bahasa Mandarin.

Melalui layanan konsultasi ini, 7.5 Degree berharap bisa membawa lebih banyak lagi investor asal Tiongkok ke Indonesia. Saat ini mereka mengklaim telah memiliki beberapa klien dari Tiongkok hingga Thailand yang telah memanfaatkan jasa konsultasinya.

“Untuk media sendiri kami tidak terlalu berat memanfaatkan iklan untuk monetisasi. Namun sepenuhnya strategi monetisasi kami adalah dari layanan konsultasi,” kata Yufu.

Mereka juga telah meluncurkan Invmall, sebuah layanan baru yang bertujuan untuk mendorong interaksi antara pelaku bisnis teknologi di Asia Tenggara dan Tiongkok. Platform tersebut menghadirkan layanan “penghubung” yang memungkinkan para founder startup untuk langsung berhubungan dengan investor dari Tiongkok (atau sebaliknya) lewat email atau WhatsApp.

“Hanya ada sedikit sekali penyedia layanan yang bisa memenuhi kebutuhan startup tahap awal lokal untuk mendapatkan pendanaan. Jika kami bisa membantu para entrepreneur untuk mendapatkan pendanaan tahap awal dari investor, baik dari Tiongkok maupun Asia Tenggara, hal ini akan membuka kesempatan yang besar bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang,” kata Yufu.

Targetkan Milenial, Aplikasi Igloo Hadirkan Asuransi Perlindungan Layar Ponsel

Bertujuan untuk menghadirkan produk asuransi untuk kalangan milenial, Sompo Indonesia (perusahaan asuransi asal Jepang) dan Axinan menjalin kemitraan strategis meluncurkan aplikasi Igloo. Aplikasi yang dilengkapi dengan teknologi machine learning tersebut menyediakan layanan asuransi khusus untuk perlindungan layar (screen protector) untuk semua tipe dan merek ponsel yang tersedia di Indonesia.

CEO Sompo Indonesia Eric Nemitz menyebutkan, dipilihnya Axinan sebagai mitra karena sesuai dengan misi dan komitmen untuk memperluas ruang usaha dengan mengandalkan teknologi dan menargetkan kalangan milenial. Igloo merupakan aplikasi konsumen pertama mereka di Indonesia yang berfokus pada asuransi.

“Kami menyadari kalangan milenial yang memiliki asuransi jumlahnya masih sedikit. Dengan produk awal yaitu perlindungan layar smartphone dalam aplikasi Igloo, kami harapkan akan lebih banyak lagi kalangan milenial yang tertarik untuk memiliki asuransi,” kata Eric.

Proses mudah ajukan dan klaim asuransi

Dalam presentasinya diperlihatkan cara mudah bagi pengguna yang ingin memiliki asuransi melalui aplikasi Igloo. Hanya dengan menunjukkan foto layar kamera ponsel dalam kaca, nantinya teknologi machine learning bisa mendeteksi secara langsung jenis ponsel yang dimiliki dan menyesuaikan nilai asuransi yang sesuai.

Setelah jenis ponsel ditentukan, pengguna bisa memasukkan nomor KTP yang berfungsi untuk proses KYC dan verifikasi. Nantinya proses pembayaran bisa dilakukan melalui Go-Pay, bank transfer dan beberapa opsi lainnya.

“Dengan machine learning kami bisa menentukan asuransi yang tepat dan relevan dengan kebutuhan pengguna. Sehingga tidak ada lagi nilai asuransi yang berlebihan, semua disesuaikan dengan kondisi ponsel milik pengguna,” kata CEO Axinan Wei Zhu.

Saat ini Igloo hanya menyediakan asuransi untuk layar ponsel saja, namun ke depannya Igloo juga akan menghadirkan asuransi untuk perjalanan wisata, perlindungan furnitur dan barang berharga di apartemen.

“Proses klaim asuransi yang cepat juga bisa kita pastikan, berbeda dengan layanan asuransi konvensional. Kami telah bermitra dengan 5 penyedia service ponsel di Jakarta. Saat ini layanan kami hanya tersedia di Jabodetabek,” kata Wei.

Menyediakan layanan untuk segmen B2B

Sebagai perusahaan yang berbasis di Singapura, Axinan bersama dengan Sompo Indonesia saat ini juga telah memiliki layanan asuransi khusus yang menyasar segmen B2B. Bermitra dengan marketplace dan e-commerce di Indonesia, Axinan memberikan asuransi jaminan barang untuk pengembalian yang bisa dimanfaatkan oleh merchant.

“Prosesnya adalah dari e-commerce dan marketplace tersebut akan melakukan kurasi merchant apa saja yang bisa memanfaatkan asuransi. Kami juga menyediakan asuransi perlindungan barang kepada pembeli,” kata Wei.

Perusahaan mengklaim sedang bersiap melakukan penggalangan dana. Tujuannya antara lain untuk mengembangkan produk, menambah tim dan melakukan ekspansi ke negara lainnya di Asia Tenggara.

“Setelah Indonesia kami melihat pasar yang memiliki potensi lainnya adalah Thailand. Masih dalam tahap penjajakan dengan mitra lokal kami berencana dalam waktu dekat akan melakukan ekspansi ke Thailand,” kata Wei.

Application Information Will Show Up Here

Otomo Receives Another Seed Funding and Rebranding

Automo luxury vehicle rental platform just had rebranding into Otomo and received seed funding, starting from last year, worth $145,000 (over 2 billion Rupiah) from Prestige Corp Indonesia, a Singapore-based vehicle and travel company, and an angel investor who stays undisclosed.

Previously, Otomo has secured 1 billion Rupiah from Startup SG and grant from Enterprise Singapore worth of 300 million Rupiah. The startup intends to raise follow on round for additional funding to the end of this year.

To DailySocial, Otomo’s founder, Charles Lin said, the company plans to launch a mobile app which currently on development. After rebranding, the focus is to accelerate marketing, improving brand awareness, and to acquire more users.

“We have done the registration process for PT Automo Teknologi Indonesia. The rebranding is part of our preparation to make Otomo as the company’s global identity,” he said.

Extend the coverage

Otomo is now available in some first-tier cities in Indonesia, including Jakarta, Surabaya, and Medan. Using the fresh fund, the company is to extend the service coverage and adds up talents to accelerate business.

In order to provide better services, Otomo begins to introduce long-term rental. They also set new vehicle options, not only cars but also minibus and other big buses for corporate consumers.

“The other services we’ve offered including activity service and tour package related to the automotive industry, such as Pulau Komodo experience using a yacht or boat, or the guide in Bali using cars,” Lin added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Potensi Pengembangan Teknologi “Artificial Intelligence” di Asia Tenggara

Teknologi Artificial Intelligence (AI) dengan berbagai macam produknya saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, mulai dari pengaruhnya untuk pengembangan teknologi finansial, edukasi, hingga layanan kesehatan. AI sudah mempermudah dan mempercepat semua proses tersebut.

Sesi #SelasaStartup kali ini menghadirkan CEO Kata.ai Irzan Raditya. Irzan berbagi pengalamannya membangun startup yang mengedepankan teknologi AI dan program eFounder Fellowship Alibaba yang berlangsung di Tiongkok beberapa waktu yang lalu.

Meningkatkan ekonomi digital

Indonesia, meskipun masih dalam proses pengenalan dan pengembangan, ternyata memiliki potensi untuk penerapan teknologi AI. Menurut Irzan meskipun sangat luas cakupannya, namun dengan machine learning yang berfungsi sebagai core teknologi AI, deep learning justru yang paling banyak dikembangkan oleh pengembang di Indonesia.

“Penggunaan data yang sangat banyak hingga pengolahan data dan akurasi menjadikan deep learning paling sering diterapkan di Indonesia,” kata Irzan.

Berbeda dengan Tiongkok yang termasuk negara paling advance dalam hal penerapan teknologi AI, kebanyakan masyarakat dari berbagai kalangan sudah terbiasa dengan adopsi teknologi. Mulai dari facial recognition, visual recognition semua sudah banyak diterapkan di Tiongkok. Dalam hal pembayaran sudah tidak lagi menggunakan uang tunai dan pembayaran non-tunai sudah menjadi pemandangan yang umum. Proses pembayaran tanpa kasir dan hanya memanfaatkan facial recognition juga sudah banyak diterapkan di Tiongkok.

“Untuk edukasi sendiri orang tua tidak perlu khawatir dengan aktivitas putra-putri mereka di sekolah. Dengan facial recognition semua bisa terpantau mulai dari kehadiran hingga hasil ujian mereka di sekolah,” kata Irzan.

Di Indonesia sendiri, meskipun belum terlalu masif diterapkan, namun kehadiran Go-Pay, Dana, dan OVO yang memanfaatkan QR Code untuk pembayaran mulai mengedukasi semua kalangan untuk mulai mengadopsi teknologi. Tidak hanya dimanfaatkan generasi muda, dengan proses yang mudah dan user-friendly teknologi tersebut juga bisa digunakan oleh lansia.

“Di Tiongkok saya melihat sudah banyak kalangan lansia atau mereka yang termasuk dalam usia tua menggunakan pembayaran secara cashless. Semua membuktikan jika tampilan dibuat dengan mudah dan user friendly, semua orang bisa mengadopsi teknologi,” kata Irzan.

Membantu UKM, layanan kesehatan, dan pendidikan

Salah satu faktor krusial yang dinilai mempengaruhi pengembangan teknologi AI dalam kehidupan sehari-hari adalah kehadiran fintech dengan penerapan teknologi AI dalam sistem mereka. Mulai dari pengumpulan data hingga credit scoring, semua bisa didapatkan secara cepat memanfaatkan teknologi tersebut. Efeknya proses pengecekan dan verifikasi bisa berjalan lebih cepat dan secara langsung membantu bisnis untuk mendapatkan modal tambahan, tanpa proses manual yang panjang dan menyulitkan.

Selain finansial, teknologi AI juga bisa membantu sektor kesehatan. Salah satunya menghadirkan konsultasi langsung, memanfaatkan aplikasi, yang menghubungkan dokter dengan pasien.

Dari sisi edukasi, teknologi AI dengan penerapan facial dan voice recognition juga bisa membantu anak-anak untuk mempelajari hal-hal paling mendasar. Dengan demikian proses belajar-mengajar bisa berjalan dengan mudah namun tetap menyenangkan untuk si anak.

“Ke depannya saya melihat potensi AI di Asia Tenggara bisa mengotomasi sekitar 50% pekerjaan dan mendatangkan penghasilan yang besar jika diterapkan dan dikembangkan secara positif. Untuk itu relasi dengan private sector dan pemerintahan bisa menentukan kemajuan teknologi AI agar bisa diterapkan lebih masif lagi,” tutup Irzan.

Melihat Penerapan Blockchain dan Face Recognition di Ritel Modern Milik JD.com

Salah satu layanan yang menjadi andalan dari raksasa ritel JD.com adalah menyediakan bahan makanan segar kepada konsumen di Tiongkok. Pengiriman bahan makanan segar ini sudah dilakukan sejak tahun 2012. Melihat besarnya permintaan dan potensi, perusahaan kemudian memutuskan untuk menjalankan divisi bahan makanan segar secara independen.

JD.com kemudian mendirikan 7Fresh, sebuah supermarket premium khusus produk bahan makan segar, baik dari supplier lokal atau asing. Supermarket tersebut juga dilengkapi dengan teknologi terkini, misalnya memanfaatkan blockchain untuk memberikan ulasan histori produk.

DailySocial bersama dengan awak media asal Indonesia lainnya mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi 7Fresh yang terletak di kota Beijing, Tiongkok, beberapa waktu yang lalu.

Kombinasi produk segar dan penerapan teknologi

Suasana khas supermarket biasa memang tampak terasa ketika kami memasuki 7Fresh. Namun setelah dilihat lebih dalam, terpampang beragam produk bahan segar yang didatangkan dari 50 kawasan di Tiongkok. Terdapat juga beberapa produk yang diimpor dari berbagai negara. Bukan hanya untuk kebutuhan individu, 7Fresh juga menyuplai kebutuhan restoran yang tersebar di Beijing dan sekitarnya.

Sesuai dengan komitmen mereka mengantarkan barang dengan cepat, 7Fresh menjamin semua barang yang dibeli secara online melalui aplikasi JD.com dikirimkan hanya dalam waktu 30 menit saja di kawasan Beijing dan sekitarnya.

7Fresh menyematkan blockchain dalam bentuk tampilan layar di beberapa sudut rak. Hanya dengan mesin pemindai (scanner), pengunjung bisa mengetahui histori produk mulai dari awal di petani hingga tiba di toko.

Terkait dengan teknologi ini, JD.com menjalin kerja sama strategis dengan beberapa mitra untuk bisa mengimplementasikan tracking system. Semua informasi tersebut juga bisa diakses oleh pembeli melalui aplikasi.

Jika ada perubahan harga, sistem secara otomatis akan melakukan pembaruan. Sehingga saat barang dipindah, semua informasi yang muncul dipastikan aktual. Untuk pembayaran 7Fresh juga menyediakan pilihan non-tunai yang terintegrasi langsung dengan akun WeChat dan platform lainnya.

Memanfaatkan teknologi facial recognition

XMart manfaatkan facial recognition
XMart manfaatkan facial recognition

Toko ritel milik JD.com lainnya yang secara keseluruhan memanfaatkan teknologi adalah XMart. Toko yang lokasinya terletak di kantor pusat JD.com ini, dimanfaatkan oleh pegawai untuk membeli makanan dan minuman hingga kebutuhan sehari-hari.

Keunikan toko ini adalah pembeli tidak perlu melakukan pembayaran di kasir khusus. Semua barang yang dibeli terekam secara langsung oleh kamera yang tersebar di atap toko, kemudian akan mendeteksi apa saja produk yang dibeli dengan memanfaatkan sensor khusus.

Saat proses check-out, sensor akan mendeteksi langsung akun pengguna hanya dengan mengenali wajah dari pembeli tersebut. Teknologi facial recognition diterapkan oleh JD.com ke dalam toko XMart.

Investasi JD.com dalam penelitian dan pengembangan sumber daya tidak hanya meningkatkan operasinya, tapi diyakini berpotensi berkontribusi pada evolusi e-commerce untuk secara menyeluruh. Untuk mendukung kegiatan pengembangan, JD.com juga gencar merekrut profesional AI.

Application Information Will Show Up Here