Berkenalan Dengan Anggota Baru Tim NXL, Bagas ‘Banteng’ Gunadi

Dengan pengunduran diri Agung ‘Sys’ Frianto, tim CS:GO NXL harus segera mengisi kekosongan tersebut. Tak lama NXL mengumumkan bahwa mereka akhirnya memilih Bagas Gunadi, pemuda berusia 19 tahun untuk membantu pertahanan tim. Dari bincang-bincang bersama NXL minggu lalu, anggota lain setuju, Bagas memiliki kemampuan individu yang tinggi.

Tentu saja sebelum keputusan dibuat, Bagas Gunadi alias Banteng sudah masuk dalam ‘daftar pengawasan’ NXL. Ia adalah juara turnamen 1 vs. 1 yang sempat NXL adakan di ToysCity, memenangkan dua dari tiga pertandingan. Tetapi skill hanyalah sebuah variabel, NXL harus memahami kepribadian calon anggotanya. Singkat cerita, empat personel NXL berkunjung ke kediaman Bagas, berbicara dengan keluarga, dan merekrutnya di sana.

Bagas 'Banteng' Gunadi, tim NXL.

Kawan-kawan di NXL memberikan komentar senada mengenai Bagas: bidikannya istimewa. Bagas seringkali menempati ranking teratas di match. Sys sendiri mengaku ia sering jadi korban headshot sang Banteng dan turut merekomendasikannya.

Ingin berkenalan lebih jauh, saya menghubungi Bagas dan mengajukan sejumlah pertanyaan:

Sejauh ini, apa momen terbaik Anda semenjak bergabung di NXL?

Bisa meraih urutan dua besar eFrag RisingStars SEA Promotional Cup. Selain itu saya bisa merasakan jadi pro-gamer yang sesungguhnya, terutama di Indonesia.

Saya dengar bidikan Anda sangat akurat, sampai disangka bermain dengan cheat.

[Menurut saya] aim saya biasa-biasa saja, namun memang kebanyakan orang menganggapnya di luar kewajaran. Mungkin itu karena refleks yang cepat…

NXL Article 2 2

Apa tekanan yang Anda rasakan semenjak diterima menjadi anggota ‘tim esport tersukses di Indonesia’? Dan adakah tuntutan dari rekan-rekan di NXL?

Tekanannya ialah harus selalu bermain dengan performa terbaik, agar selalu dapat berkonstribusi di setiap round, map, terutama di pertandingan penting.

Tuntutannya ada pada saat saya bertahan. Saya harus bisa menahan serangan musuh semaksimal mungkin. Saya diminta untuk belajar secepat-cepatnya dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dalam permainan yang sudah mendarah daging selama ini.

NXL Article 2 3

Pelajaran apa saja yang Anda dapatkan di ranah esport papan atas?

Pelajaran yang saya dapatkan selama bermain bersama NXL adalah, saya tidak boleh mengganti pisau sembarangan, dan tidak boleh meninggalkan teman ketika perang. NXL banyak mengajarkan saya berkomunikasi secara aktif, untuk selalu menginformasikan keadaan tiap waktu. Lalu saya juga diajari tips dan trik melempar granat asap atau flashbang di map tertentu.

Yang terpenting, saya tak boleh bingung dalam mengadapi berbagai skenario: menentukan timing untuk lurking/backstab, mesti membiasakan mendukung anggota tim, memahami krusialnya pergerakan dan bagaimana mengambil keputusan, serta teknik agar tidak membuang-buang waktu di base sesudah freeze time habis.

Pengalaman tanding apa yang paling berat buat Anda?

Pengalaman terberatnya saya rasakan saat melawan Tyloo, Vici Gaming, ex-SkyRed dan The Mongolz. Mereka ialah tim paling kuat yang pernah saya hadapi. Selain skill tinggi, strategi mereka sangat ampuh, membuat kami kewalahan.

NXL Article 2 4

Kira-kira bagaimana Anda membayangkan diri Anda sendiri dua sampai tiga tahun lagi? Adakah impian tertentu, terutama di ranah esport?

Saya membayangkan bisa hidup mandiri dari esports, bisa membanggakan keluarga dengan prestasi-prestasi saya. Dan juga saya ingin tim Counter-Strike: Global Offensive NXL secara reguler masuk ke kejuaraan-keujuaraan [dunia] seperti ESL, Dreamhack, IEM, serta menguasai kejuaraan di daratan China dan tunamen major lainnya yang berujung pada mengharumkan nama Indonesia.

Terimakasih Bagas dan NXL.

Catatan: DailySocial ialah media partner tim NXL.

Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Deus Ex: Mankind Divided dalam Trailer Sepanjang 6 Menit

Salah satu aspek unik dari seri Deus Ex ialah cara developer menggelitik orang lewat tema-tema yang menuai perdebatan. Sebagai penerus langsung Deus Ex: Human Revolution, di Mankind Divided, Eidos Montreal kembali membahas masalah etika terkait modifikasi tubuh dengan komponen mekanik, dan dampaknya terhadap kehidupan manusia.

Narasinya cukup kompleks, bahkan bagi sebagian fans dan mereka yang telah menikmati tiga (atau empat, jika menghitung The Fall) permainan terdahulu. Mankind Divided sendiri seharusnya tiba bulan Februari kemarin, namun Eidos mengundurnya enam bulan karena membutuhkan waktu tambahan buat memoles game. Anda mungkin sudah lupa apa yang terjadi di Human Revolution dan seperti apa konklusinya. Tapi tak perlu cemas, buat menyegarkan kembali ingatan kita, Square Enix menayangkan sebuah video berjudul 101 Trailer.

Deus Ex Mankind Divided 101 1
Tesla bisa digunakan untuk membuat musuh tak sadarkan diri.

Tak seperti video promosi biasa, durasi 101 Trailer cukup lama, lebih dari enam menit. Di sana, hampir seluruh adegan diambil porsi in-game, memperlihatkan potongan cutscene, tampilan first-person sampai proses hacking. Lewat trailer ini, Eidos menyampaikan lagi garis besar cerita Deus Ex (terutama di dua game terbarunya), dan kembali memperkenalkan Anda pada sang tokoh protagonis. Silakan simak di bawah:

Selain memamerkan fitur-fitur permainan dan membocorkan sedikit ceritanya, Eidos menunjukkan bagaimana pola bermain dapat menentukan hasil akhir sebuah misi. Dengan segala macam persenjataan yang dimiliki Adam Jensen, memang sangat menggoda untuk membungkam musuh lewat metode mematikan. Tapi jika memilih jalan damai, pemain bisa meyakinkan pemimpin teroris buat menyerah.

Mankind Divided fokus pada petualangan Adam Jensen, seorang agen anti-teroris Interpol. Keberadaannya di sana tak disukai rekan-rekannya karena ia adalah individu augmented, yaitu manusia dengan organ tubuh mekanik. Namun bekerja untuk Interpol hanyalah samaran, Jensen sebenarnya mempunyai tugas mengejar organisasi Illuminati, pria dan wanita yang menjadi dalang konflik antara manusia normal dan para augmented.

Deus Ex Mankind Divided 101 2
Isi bundel Collector’s Edition.

Bersamaan dengan pelepasan 101 Trailer, Eidos juga mengumumkan Deus Ex: Mankind Divided Collector’s Edition. Selain satu kopi permainan, bundel ini berisi bonus misi, koleksi item-item game (senjata, skin dan upgrade), original sountrack, artbook, novela, dan komik digital.

Ditawarkan seharga US$ 140, edisi kolektor akan tersedia di hari yang sama dengan peluncuran Deus Ex: Mankind Divided, tanggal 23 Agustus 2016 – di PC, Xbox One dan PlayStation 4.

Via Eurogamer.

Mirip Kacamata, GlassOuse Sebetulnya Ialah Mouse Untuk Penyandang Cacat

Ada jutaan orang di dunia yang tidak bisa menggunakan satu atau kedua tangan mereka. Tangan merupakan organ tubuh terpenting buat berinteraksi, meskipun telah ada teknologi hands-free, ia tetap diperlukan untuk mengoperasikan berbagai device. Tapi berkat GlassOuse, penyandang disabilitas kini bisa lebih leluasa bercengkrama dengan perangkat bergerak.

GlassOuse dibuat oleh seorang inventor muda bernama Mehmet Nemo, terinspirasi setelah seorang teman mengalami cedera tulang punggung, menyebabkannya tidak bisa menggerakan tangan dan kaki. Kejadian tersebut menantang Nemo untuk menciptakan perangkat yang dapat mempermudah hidup sang kawan serta para penderita keterbatasan fisik lain. Singkatnya, GlassOuse ialah controller unik yang memanfaatkan gerakan kepala dan mulut.

Device tersebut mempunyai wujud seperti kacamata, tanpa lensa plus frame tebal di bagian atas. GlassOuse mengubah gerakan kepala menjadi input kendali buat berinteraksi ke layar. Dengan kepala di posisi normal, cursor akan berada di tengah; dan pengguna tinggal mengarahkan kepala untuk mengendalikan cursor.

GlassOuse 1
Mouth piece-nya mirip mic di headset.

GlassOuse memiliki komponen mouth piece, bentuknya mirip mic di headphone, berperan sebagai tombol. Untuk menentukan pilihan, user dapat menggigit atau menekan mouth piece. Bagian ini tersambung ke GlassOuse melalui kabel fleksibel, bisa disesuaikan agar letaknya pas di mulut. Tombol tersebut sudah diuji coba dan lulus tes klik sebanyak 50 ribu kali di bawah tekanan tiga ton, jadi Anda tak perlu mengkhawatirkan kualitasnya.

Perangkat dirancang agar ringan (hanya 49-gram) dan nyaman dikenakan. Ia mempunyai sensitivitas tinggi terhadap gerakan, mampu membaca gerakan di sembilan poros. Buat mentenagai GlassOuse, developer membubuhkan baterai Li-Po 330mAh, mampu bekerja selama 15 jam non-stop, atau tujuh sampai sepuluh hari dalam pemakaian normal. Dan jangan cemas juga soal kebersihan, mouth piece dibekali bahan anti-bakteri, telah lulus serfikasi ROHS.

GlassOuse 3
Meski tampak tebal, bobot GlassOuse hanya 49-gram.

GlassOuse dapat terkoneksi ke bermacam-macam perangkat melalui Bluetooth: PC, TV, smartphone dan tablet; baik platform Windows, Android, Linux serta OS Apple. Proses setup-nya dibuat agar sederhana, Anda tinggal menekan tombol Connect dan menyambungkannya ke ‘CEBA GlassOuse’. Untuk menyesuaikan level sensitivitas, Anda bisa menggunakan menu setting di PC atau handset, atau langsung via GlassOuse.

Di periode crowdfunding melalui Indie Gogo, GlassOuse ditawarkan separuh harga retail, yaitu US$ 150. Dan Anda yang tidak membutuhkannya bisa membantu developer mengumpulkan dana dengan memilih perk non-profit.

Samsung Kabarnya Sedang Membuat Headset VR Standalone

Kolaborasi bersama Oculus VR adalah langkah cerdas yang Samsung ambil untuk mengamankan nama mereka di arena VR. Dari sisi teknis, Gear VR masih diakui sebagai headset virtual reality berbasis smartphone terbaik. Penyingkapan Gear 360 Februari silam menandai keinginan sang produsen Korea dalam menyeriusi bidang virtual reality.

Ternyata tak hanya mau mempermudah kreasi konten, ada kemungkinan Samsung berniat bersaing di tingkatan yang lebih tinggi, berkompetisi dengan nama-nama papan atas seperti HTC, Sony dan Oculus. Berdasarkan penuturan head of R&D Software and Services Injong Rhee di acara konferensi developer via Variety, Samsung kabarnya sedang membuat head-mounted display virtual reality standalone sekelas Vive dan Rift.

Rhee menyampaikan, produk baru tersebut merupakan device dedicated berkonektivitas wireless, dan ‘tak harus terhubung ke smartphone Samsung’. Beberapa teknolgi yang lagi Samsung eksplorasi meliputi kemampuan melacak tangan dan gerakan. Upaya ini tidak mengejutkan, mengingat mereka tak ragu mengucurkan banyak uang di bidang riset serta pengembangan, dan VR tampaknya menjadi fokus produsen consumer electronics raksasa itu selanjutnya.

Namun sebelum Anda terlalu bersemangat, Injong Rhee mengingatkan bahwa kita masih perlu menunggu beberapa tahun lagi sampai fitur tersebut hadir di perangkat mereka. Untuk sekarang, Gear VR masih jadi andalan Samsung. Samsung memang mengakui bahwa 2016 merupakan tahunnya virtual reality, tetapi buat sekarang industri masih berada di awal kelahirannya.

Di ranah pembuatan konten, Andrew Dickerson selaku direktur pengembangan software Samsung berencana mempermudah user memublikasikan video yang diambil dari Gear 360 dan kamera VR lain. Secara resmi ia mengumumkan SDK VR Upload, diramu demi mempermudah proses upload rekaman ke layanan Milk VR Samsung, bagi siapapun (kreator konten maupun produsen kamera third-party).

Awalnya diperkenalkan sebagai metode mudah menikmati video lewat headset Gear VR, Samsung memutuskan buat membawa Milk VR ke desktop dan handset Android lain, memungkinkan konsumen menonton video-video itu tanpa mengenakan head-mounted display. Strategi ini memperlihatkan ambisi Samsung mengubah Milk VR menjadi sebuah hub virtual reality serta video 360.

Kembali ke headset VR standalone Samsung, jika nanti device tersebut akhirnya dirilis, saya penasaran bagaimana kelanjutan kerjasama mereka dengan Oculus. Probablitas lain: Facebook/Oculus VR malah berperan sebagai operator platform, dan membiarkan perusahaan lain menggarap device-nya.

Via PCMag.

Microsoft Akan Umumkan Hardware dan Controller Xbox One Baru di E3 2016?

Siapa sangka kompetisi dua console maker raksasa kembali menajam? Jika kabar tentang PlayStation ‘Neo‘ terbukti benar, artinya Sony mencoba mempersiapkan hardware yang lebih mumpuni buat melengkapi PSVR. Microsoft juga dilaporkan sedang menggodok console baru, namun selain itu, mereka mempunyai amunisi lain: strategi mengombinasi PC dan Xbox.

Beberapa minggu menjelang Electronic Entertainment Expo 2016, informasi kembali terdengar dari kubu Xbox. Via blog Thurrott, blogger bernama Brad Sams mengungkapkan bahwa Microsoft berencana mengumumkan hardware Xbox One teranyar saat pameran video game terbesar di dunia itu berlangsung, berdasarkan bocoran dari tim internal. Produk tersebut meliputi controller, dan ada kemungkinan, console baru.

Unit controller ini katanya mempunyai desain mirip gamepad yang tersedia sekarang, dengan warna berbeda – boleh jadi putih. Xbox One Controller putih sendiri bukanlah berita baru, konsumen bisa memilikinya via bundel Xbox One Special Edition Quantum Break. Namun siapa tahu, gamepad putih disajikan dalam paket standar Xbox One. Sams bilang, langkah itu bisa membantu Microsoft meningkatkan penjualan.

Tapi topik paling menarik dari info ini adalah mengenai ‘hardware lain’. Sams menyampaikan, Microsoft tengah mengambil ancang-ancang untuk memberi kejutan, meskipun narasumber belum mau berbagi detailnya. Pastinya, ia lebih signifikan dari sekedar penyingkapan periferal. Pertanyaannya kini: apakah produk tersebut adalah Xbox One Elite Bundle (bisa dipesan seharga US$ 450) atau device yang benar-benar baru?

Sebagai tambahan, Microsoft diketahui sedang mengeksplorasi metode interaksi mutakhir antara PC dan Xbox One untuk memperluas kapabilitas yang telah ada (game streaming). Mereka ingin menjadikan Windows 10 di PC desktop dan Xbox One ‘sebagai kombinasi mematikan’.

Sams menuturkan, “Microsoft berupaya memperkaya ekosistem, demi menciptakan pengalaman unik dalam permainan yang juga tersedia di platform lain.”

Menarik bukan? Tunggu dulu, kabar soal Xbox One belum berakhir, kali ini kembali datang dari NeoGAF. Pengguna bernama ekim menggunggah sebuah foto catatan produksi, bertuliskan karakter China. Setelah diterjemahkan, muncul kalimat ‘Xbox One Second Generation’. Catatan itu juga menyebutkan bahwa proyeknya sudah dimulai tahun 2014, dengan angka produksi sebanyak 1,2 juta unit per bulan.

Xbox One 1
Foto dari catatan produksi yang bocor.

Tentu saja ada peluang besar laporan tersebut merupakan rekayasa, tapi tampaknya serasi dengan informasi pengajuan di FCC serta Anatel…

 

[Review] Notebook ‘Elite’, MSI Prestige PX60 2QD

Brand Prestige dihadirkan setelah MSI mengukir reputasi di ranah notebook gaming. Ia disiapkan sebagai platform produktif bagi pekerja bidang kreatif seperti desainer atau fotografer yang belum membutuhkan workstation. Sejumlah kapabilitas khusus telah disiapkan demi menunjang kebutuhan tersebut, tapi terdapat pula elemen-elemen familier di dalam.

Sang produsen Taiwan berusaha memberikan identitas berbeda bagi seri Prestige, terutama dari sisi penampilan. PX sengaja diramu lebih tipis dan ringan dibanding saudarinya, Prestige PE, dengan pemilihan warna serupa. Buat memasarkan Prestige, MSI mengangkat tema ‘profesional dan elit bisnis’, dan saya akan mencoba menilai mutunya dari perspektif tersebut.

Saya berkesempatan menjajal Prestige PX60 2QD selama beberapa minggu. Varian ini bukanlah tipe terbaru (6QD), masih mengusung chip Intel Haswell, namun dalam periode uji coba, hardware yang tak begitu baru tidak menghalangi laptop bekerja dengan optimal. Dan di artikel ini, saya akan mengulasnya secara lengkap dari luar dan dalam. Silakan disimak.

Design

Demi memastikan Prestige kontras produk gaming, MSI memilih komposisi warna yang bertolak belakang. Brushed aluminium berwarna perak mengisi bagian punggung dan area keyboard, kemudian frame layar dan bawah body-nya memanfaatkan plastik hitam. LED biru keyboard backlight menggantikan merah di G Gaming Series, dan tidak ada logo menyala di belakang layar.

MSI Prestige PX60 2QD 19

MSI Prestige PX60 2QD 27

Pengguna laptop gaming MSI mungkin merasakan sensasi deja vu saat mengangkat display. Hal itu dikarenakan PX60 2QD mengadopsi tubuh ultrabook gaming GS60 2PE – dengan tombol power ber-LED, grille speaker Dynaudio, garis lekukan trapesium, lampu indikator, penempatan touchpad serta keyboard full-size-nya yang identik. Layar 15,6-inci di sana bahkan juga sama-sama bergerak seluas 160-derajat. Penampilannya memang tidak benar-benar baru, tapi memberi kesan simpel dan serius.

MSI Prestige PX60 2QD 24

MSI Prestige PX60 2QD 22

Khususnya buat PX60, MSI terlihat memprioritaskan wujud dan portabilitas. Dari dimensi dan bobotnya (390x266x20mm, berat 2,1-kilogram), laptop memberikan perlawan keras pada Acer Aspire V Nitro, dan bahkan mengusik Dell XPS 15. Tubuhnya yang melebar dimanfaatkan oleh MSI buat menyajikan area ketik yang luas.

MSI Prestige PX60 2QD 17

MSI Prestige PX60 2QD 35

Connectivity

Lubang-lubang heat sink diarahkan ke belakang, dan segala konektivitas penting bisa Anda tamukan di sisi samping, termasuk colokan power. Di kiri ada dua port USB 3.0 dan dua jack audio microphone-in/out, lalu di kanan tersedia port LAN, HDMI, satu slot USB 3.0 lagi, card reader SD dan mini-DisplayPort. Sambungan wireless-nya meliputi Wi-Fi 802.11 ac dan Bluetooth 4.0.

Untuk keperluan bisnis, saya rasa tiga port USB masih kurang banyak.

Build quality

MSI berhasil memastikan aluminium dan plastik terpadu dengan mantap. Tekanan dari belakang panel tidak memberi efek pada LCD, lalu tubuhnya tak banyak bergerak ketika menerima tekanan. Namun penggunaan material berbeda memang berdampak pada penampilan. Contohnya di engsel dan area-area sambungan, pertemuan kedua material tampak jelas. Dan saya penasaran, mengapa MSI memilih engsel dari plastik, bukan logam?

MSI Prestige PX60 2QD 20

Sejauh ini saya belum menemukan problem dari build quality-nya, tapi saya mendeteksi potensi kelemahan, terutama dalam penggunaan di waktu lama: mengangkat layar dari ujung menyebabkannya sedikit melengkung, lalu display akan bergetar saat Anda mengubah posisinya atau sekedar menggeser laptop. Dan khususnya di unit review ini, bingkai kanan atas akan mengeluarkan bunyi sewaktu ditekan.

MSI Prestige PX60 2QD 28

MSI mengerti bahwa banyak di antara konsumen mereka yang mebutuhkan akses mudah ke bagian internal laptop. Di PX60, Anda cukup membuka baut untuk melepas panel maintenance.

MSI Prestige PX60 2QD 26

Display

Layar non-touch full-HD 15,6-inci merupakan aspek andalan MSI di PX60. Di acara peluncuran Prestige di Indonesia, produsen menjelaskan bagaimana tiap-tiap panel mereka kalibrasi demi menyuguhkan output gambar bermutu serta jangkauan sRGB yang luas. Upaya mereka memang tidak sia-sia. Walau masih belum jauh melampaui kompetitor, kualitas PX60 2QD berada di atas rata-rata. Warnanya sangat akurat, rasio kontras berada di level 1.054 banding 1, lalu sRGB-nya mencapai 98 persen.

MSI Prestige PX60 2QD 16

Tekstur matte di sana meminimalisir efek pantulan, namun fitur favorit saya sendiri adalah MSI True Color. Dengannya, Anda bisa memilih preset warna, misalnya Gamer, Anti-Blue, sRGB, Designer, Office dan Movie. Lalu pengguna juga dapat mengatur setting lebih rinci: Anti-blue menyediakan opsi browsing sampai membaca, kemudian di Gamer ada dibebaskan mengutak-atik slider contrast, gamma sampai RGB.

MSI Prestige PX60 2QD 04

Khususnya di Movie dan Office, brightness sedikit dikurangi, namun tidak membuatnya jadi gelap. Untuk sehari-hari, saya sering memakai mode Multimedia di Anti-Blue – tidak terlalu kuning dan tapi juga tak menyebabkan mata cepat lelah.

Keyboard, touchpad & palm rest

Papan ketik di PX60 2QD istimewa. Tombol-tombolnya kokoh dan empuk, tiap tekanan ke bawah terasa konsisten. Tuts huruf mempunyai ukuran 1,5×1,5-cm, dengan gap kurang lebih 4-milimeter. Secara keseluruhan, Anda memperoleh zona mengetik yang lega. Masalahnya hanya terletak pada layout

MSI Prestige PX60 2QD 30

Touchpad terlalu menjorok ke kiri palm rest, dan ketika mengetik, sering sekali pangkal jempol tak sengaja menyentuhnya dan teregistrasi sebagai input. Hal ini jadi sangat menjengkelkan sewaktu bermain game. Akan lebih baik jika ia digeser sedikit lebih ke tengah.

MSI Prestige PX60 2QD 29

Permukaan di touchpad berukuran 10,5×7-sentimeternya terasa kurang halus. Di sana tersembunyi dua tombol mouse yang sayangnya tidak begitu empuk. Bagi saya, lebih mudah klik dengan mengetuk touchpad ketimbang menekannya, kecuali jika ‘terpaksa’ klik kanan.

MSI Prestige PX60 2QD 32

Hardware

Via Speccy, Anda dapat melihat daftar konfigurasi hardware serta OS Prestige PX60 2QD di bawah ini:

MSI Prestige PX60 2QD 01

MSI Prestige PX60 2QD 02

MSI Prestige PX60 2QD 03

Benchmark

Saya menggunakan empat software benchmark buat menakar performa notebook: Unigine Heaven 4.0, Valley 1.0, Monster Hunter Online Benchmark dan Final Fantasy IX Heavensward Benchmark. Khususnya di kedua aplikasi Unigine, saya menonaktifkan anti-aliasing, tesselation diposisikan di normal, memilih API DirectX 11, kualitas high, di resolusi 1920×1080. Skor terbaiknya ialah sebagai berikut:

MSI Prestige PX60 2QD 09

MSI Prestige PX60 2QD 08

Di Monster Hunter Online, resolusi saya pasang di full-HD, full-screen dan anti-aliasing 4x MSAA. Nilai tertingginya belum menembus 4000.

MSI Prestige PX60 2QD 06

MSI Prestige PX60 2QD 07

Kemudian di FFIX Heavensward, PX60 dapat mencapai ‘very high‘ dengan menggunakan standar high untuk laptop, di resolusi 1080p.

MSI Prestige PX60 2QD 05

Using experience

Di masa uji coba ini, Prestige PX60 2QD saya gunakan untuk bekerja serta bermain. Terlepas dari kendala pada touchpad, keyboard-nya yang jempolan memastikan kegiatan mengetik artikel sehari-hari berjalan lancar. Menyalakannya berjam-jam memang membuat suhu palm rest menghangat, tapi tidak di luar batas kewajaran. Suara fan baru bertambah kecang sewaktu masuk ke game.

MSI Prestige PX60 2QD 33

Memang sulit bagi MSI untuk menghilangkan citra gaming di produknya. Tema ini bukanlah spesialisasi PX60. Namun keberadaan mode Gamer di True Color menggoda saya menginstal Dark Souls 3, GTA V serta memakainya buat menjajal open beta Doom. GeForce GTX 950M di dalam ternyata sanggup menangani judul-judul ini, selama kita menggunakan resolusi kisaran 1376×768 dan mau berkompromi dengan frame rate di 30-an.

MSI Prestige PX60 2QD 13

MSI Prestige PX60 2QD 14

Di Dark Souls 3, saya cuma memperoleh frame rate 20-an di setting high 1080p. Sedangkan saat menurunkannya ke 768p dengan opsi kustom high-max, frame rate permainan stabil di atas 40.

MSI Prestige PX60 2QD 10

MSI Prestige PX60 2QD 11

Seperti GS60, tersedia empat speaker Dynaudio ditambah satu subwoofer buat mendukung segi hiburan. Output-nya cukup lantang serta simbang, dan di nada tinggi, saya tidak mendengar ada statis. Tentu saja, masih ada ruang untuk perbaikan. Seandainya saja speaker bisa lebih keras lagi, dan tidak ada suara-suara keruh saat menghidangkan musik rock.

MSI Prestige PX60 2QD 31

Dalam mengoperasikan PX60 2QD, Anda tidak bisa jauh-jauh dari sumber listrik. Daya tahan baterai non-removeable-nya tergolong rendah. Bahkan di mode Balanced sekalipun, ia sulit mencapai empat jam. Bayangkan repotnya jika Anda harus meng-edit foto di tempat yang tidak menyediakan colokan listrik.

Verdict

Tema gaming sudah mendarah daging di brand MSI, dan wajar elemen tersebut turut memengaruhi penyajian Prestige. Tetapi banyak aspek harus diperhatikan lagi oleh sang produsen, karena jika tidak, hal ini bisa menyampaikan kesan yang keliru. Seolah-olah, MSI hanya sekedar memodifikasi notebook gaming mereka (dalam hal ini GS60) dan menghidangkannya buat khalayak bisnis.

Berbicara soal user profesional, kinerja baterai, keterbatasan konektivitas fisik, dan desain yang terkesan sederhana mungkin menyebabkan mereka keberatan membeli PX60 2QD. Namun kelemahan tersebut dapat terbayarkan berkat tingginya performa hardware notebook (di kelas itu) dan juga kualitas display papan atas. Pertanyaannya, apa yang jadi prioritas Anda?

MSI Prestige PX60 2QD dijajakan di harga premium, hampir selevel Gaming G Series, yaitu Rp 20 jutaan.

Nintendo Umumkan Waktu Peluncuran NX

Harapan Nintendo meneruskan kesuksesan Wii melalui Wii U pupus karena sejumlah alasan. Di awal kelahirannya, pengembangan kontennya lamban, dan ia mendapatkan gempuran dari PS4 dan Xbox One. Tiga tahun setelah Wii U tersedia, perusahaan game asal Jepang itu dikabarkan mencoba membuat console baru, kali ini dengan pendekatan ‘berbeda’. Platform anyar itu diberi codename NX.

Sejauh ini Nintendo memang sama sekali belum menyingkap akan seperti apa NX nantinya. Rumor besar mengenai sistem tersebut muncul belum lama, membahas hardware serta aksesori. Di sana, diberitakan bahwa NX menyimpan komponen yang lebih canggih dari PS4. Dan pada tanggal 27 April 2016, akhirnya Nintendo mengumumkan waktu perilisan NX bersamaan dengan laporan finansial terkini.

Hal itu merupakan kabar gembira bagi mereka yang sudah menanti-nanti update dari Nintendo. Namun sayang sekali, NX tidak tersedia dalam waktu dekat. Spekulasi sebelumnya menyatakan, console anyar tersebut akan diperkenalkan di awal 2016, berpatokan dari momen distribusi software development kit (SDK) ke para developer third-party.

Via rilis Consolidated Financial Statements, Nintendo menyampaikan, “Khususnya untuk bisnis platform video game dedicated, kami saat ini sedang mengembangkan console game dengan konsep baru ber-codename ‘NX’, yang akan diluncurkan pada bulan Maret 2017.”

Keputusan Nintendo untuk merilis NX tahun depan sepertinya juga berdampak pada pelepasan game The Legend of Zelda terbaru, sama-sama mundur ke triwulan pertama 2017, sesudah sempat ditunda tahun lalu. Saat itu produsen Eiji Aonuma menyampaikan, ia dan timnya ‘menemukan beberapa kemungkinan baru’ buat permainan tersebut. Rencananya, The Legend of Zelda akan tersaji untuk console NX dan Wii U.

Berbeda dari NX, Nintendo lebih murah hati dalam mengungkapkan agenda mereka untuk handheld console 3DS. Para pemiliknya boleh berbahagia karena Pokémon Sun dan Moon akan segera mendarat pada musim dingin (akhir tahun) 2016. Kemudian mereka telah menyiapkan judul lain semisal Kirby: Planet Robobot serta Metroid Prime: Federation Force.

Meskipun tidak membahasnya lebih spesifik, Nintendo turut menyampaikan, “Sejumlah permainan dari publisher third-party dijadwalkan buat meluncur. Bersamaan dengan judul-judul tersebut, kami bermaksud menyegarkan kembali platform 3DS dan berupaya memperluas jangkauan global serta melebarkan demografi konsumen, menggapai wanita dan anak-anak kecil.”

Via Gamespot.

[Rumor] Judul Baru Game Call of Duty Tersingkap, Akan Diumumkan Minggu Depan

Bagi Activision, tak lengkap rasanya jika satu tahun berlalu tanpa adanya perilisan Call of Duty. 13 tahun setelah debut perdana, CoD diakui khalayak sebagai franchise shooter terpopuler di Bumi, menghasilkan pemasukan lebih dari US$ 10 miliar. Jadi sangat tidak mengherankan jika perusahaan game raksasa Amerika itu tanpa kenal lelah menyiapkan penerusnya.

E3 2016 masih lebih dari sebulan lagi, namun bocoran dan rumor sudah berseliweran. Kali ini, tersibak informasi mengenai judul baru permainan Call of Duty dan kapan rencananya ia akan diumumkan. Berita soal nama muncul tidak sengaja di PlayStation Store Amerika, dan menyadari kesalahan ini, Sony segera menghapusnya. Waktu pengumuman sendiri diungkap oleh jurnalis video game independen Jim Sterling via Twitter-nya.

Secara tak sengaja ‘Call of Duty: Infinite Warfare’ tertera di PlayStation Store.

Dari titel yang tertera di kolom Trending PlayStation Store, Activision memberinya judul Call of Duty: Infinite Warfare. Dan sepertinya publisher berniat menyingkapnya pada tanggal 3 Mei 2016, berdasarkan foto dokumen berisi agenda marketing. Di sana terdapat tulisan ‘VENDOR SUPPLIED, Call of Duty Reveal’, ditemani Overwatch Open Beta, Battleborn ‘available now‘ dan StarFox Zero. Di antara keempat game, hanya Call of Duty yang tidak mempunyai gambar.

New Call of Duty 02
Menanti pengumuman Call of Duty baru? Catat tanggalnya: 3 Mei 2016.

Bukan cuma dua hal ini yang berhasil diketahui soal Call of Duty baru. Di akhir bulan Maret kemarin, user NeoGAF bernama shinobi602 memberi bocoran bahwa game di-setting jauh di masa depan, bertema fiksi ilmah dengan pertempuran ruang angkasa. Eurogamer segera mengejar laporan tersebut, dan mereka menyampaikan bahwa permainan bukanlah penerus langsung dari judul-judul sebelumnya.

Game anyar kabarnya itu digarap oleh Infinity Ward, tim di belakang seri klasik, Modern Warfare dan Ghosts. Di sini yang membuatnya jadi menarik, karena jalan cerita Ghosts masih menggantung. Mengapa mereka tidak membuat sekuelnya? Tentu info ini bisa saja keliru, namun shinobi602 cukup bereputasi di forum NeoGAF karena ia dahulu secara akurat membeberkan rincian fitur serta karakter Black Ops III.

Activision memang dikabarkan tidak berencana membuka booth di Electronic Entertainment Expo 2016, akan tetapi publisher telah mengonfirmasi keberadaan Call of Duty baru lewat blog resmi.

“Di E3 bulan Juni nanti, kami akan memamerkan gameplay dari permainan paling ambisius ciptaan Infinity Ward. Kami tidak sabar untuk memberi tahu detail mengenai game Call of Duty selanjutnya bersama rekan-rekan di PlayStation,” tutur communication manager Activision Scott Lowe. “Kami bangga dapat berpartisipasi di ajang video game besar tersebut.”

Via The Escapist.

Hover Ialah Drone Selfie Berukuran Sebesar Buku

Ingatkah Anda saat Nixie diperkenalkan dan membuat khalayak heboh berkat kesanggupannya lepas landas dari pergelangan tangan, terbang, lalu mengambil foto Anda? Sayangnya hingga kini, drone wearable itu masih dalam pengembangan, belum diketahui kapan tersedia. Dan jika Anda kebetulan sedang mencari produk berkemampuan serupa, Hover bisa jadi pertimbangan.

Digarap oleh tim Zero Zero Robotics asal Beijing, Hover adalah sebuah kamera terbang otomatis. Aspek desain merupakan elemen paling istimewa dari perangkat ini karena bentuknya tidak seperti quad-copter biasa. Hover mengusung tubuh foldable, dan saat dilipat, ukurannya kurang lebih sebesar kaset VHS. Buat menggunakannya, Anda tinggal ‘membuka’ bagian sayap drone layaknya buku.

Hover1
Hover Camera mudah dibawa-bawa layaknya buku.

Melihat penampilannya, Anda bisa langsung menyadari kejeniusan Zero Zero. Hover tetap memanfaatkan empat rotor, namun ia dilindungi struktur sangkar logam. Selain memproteksi bilah baling-baling dari benturan, bagian tersebut menjaga jari Anda tetap utuh. Hover Camera juga dirancang agar mudah dioperasikan, Anda cukup mengeluarkannya dari cover (mirip sampul buku), menyalakan serta menerbangkannya, dan ia akan segera menjepret foto.

Selain penyajian Hover yang ringkas, bobot drone juga ringan – hanya 238-gram, sehingga mudah dibawa-bawa. Tombol power ada di area punggung dan modul kamera berada di depan. Berbeda dari UAV videography umumnya, Hover Camera tidak didesain untuk pergi terlalu jauh atau terbang tinggi karena tidak mempunyai GPS, lebih disiapkan buat menjadi juru kamera pribadi khusus selfie atau wefie.

Hover3
Penampilan Hover ketika ‘sayap’ dibentangkan.

Sebagai kompensasi dari ketiadaan sensor tracking, Zero Zero membekali Hover Camera dengan teknologi pendeteksi wajah dan sistem computer vision lain. Ia mampu menjaga ketinggian dan mengikuti Anda dalam jarak aman, juga dapat mendeteksi tubuh serta lingkungan sekitar berkat fitur simultaneous localization and mapping (SLAM).

Untuk menopang kapabilitas tersebut, Zero Zero membenamkan chipset Qualcomm Snapdragon 801 berprosesor quad-core 2,3GHz, serta memanfaatkan kamera bersensor 13-megapixel buat mengambil gambar still serta merekam video hingga resolusi 4K di 30-frame per detik. Selain itu developer turut melengkapi Hover Camera dengan gimbal satu poros dan electronic image stabilization demi menimalisir efek goncangan pada hasil foto/rekam.

Hover2
Dan ini wujud Hover dalam keadaan dilipat.

Hover Camera memang tidak secanggih DJI Phantom 4 atau 3DR Solo, namun ia disiapkan buat kebutuhan yang lebih personal – contohnya saat pesta pernikahan atau di festival musik. Zero Zero belum mengumumkan kapan Hover tersedia, tapi rencananya ia akan ditawarkan di bawah US$ 600.

Via Engadget. Sumber: GetHover.com.

Lebih Bertenaga Dari GTX Titan X, AMD Luncurkan GPU Radeon Pro Duo Untuk Developer VR

Tahun lalu AMD memperkenalkan empat GPU Fiji: R9 Fury, R9 Fury X, R9 Nano, kemudian tipe terakhir diperkenalkan dengan nama Radeon Pro Duo. Ia seharusnya dilepas tak lama setelah Nano, namun AMD memutuskan buat menundanya, baru merilis Pro Duo beberapa jam lalu. Ternyata diketahui, varian tercanggih Fiji tersebut disiapkan bukan untuk ‘konsumen biasa’.

Kita melihat sendiri bagaimana virtual reality menyita perhatian khalayak, terutama sesudah Rift dan Vive tersedia. Produsen berlomba-lomba menyiapkan produk pendukung VR. Tapi khususnya Pro Duo, ia tidak diramu buat menikmati, melainkan untuk pembuatan konten. AMD mengklaim, Radeon Pro Duo menyimpan performa 1,5 kali lebih tinggi dari GeForce GTX Titan X, serta 1,3 kali lebih mumpuni dibanding Radeon R9 295X2.

Radeon Pro Duo berisi sepasang kartu grafis R9 Nano di satu board. Masing-masing GPU difokuskan untuk satu mata ketika head-mounted display sedang dioperasikan. Metode ini memberikan level performa yang belum mampu ditawarkan kartu grafis tunggal. Selain itu, GPU sekunder bisa menopang chip utama buat proses pengolahan grafis berat, memastikan sistem bekerja mulus.

AMD Radeon Pro Duo 02
Radeon Pro Duo dari samping-depan.

Tentu saja Anda bisa menggunakan Pro Duo untuk menikmati game, meskipun dari pengamatan The Inquirer, ia masih belum efektif menangani Grand Theft Auto V dan Rise of the Tomb Raider di 4K. AMD telah menyediakan driver Radeon standar serta FirePro khusus bagi pencipta konten. Pro Duo sendiri tidak terbaca sebagai kartu FirePro sejati, tapi ia secara resmi didukung app-app semisal Autodesk, Maya, dan Blackmagic Davinci Resolve.

Dua buah GPU R9 Nano berarti Pro Duo menyuguhkan performa serta mengonsumsi daya dua kali lebih besar. Buat menghilangkan panas, kartu grafis dibekali cooler berberbasis cairan mirip Radeon R9 Fury X, menutupi modul regulator voltase serta unit GPU. Di sana terdapat tiga connector DisplayPort ditambah satu HDMI, lalu di sampingnya ada connector power PCIe delapan-pin – menyedot listrik sebesar 350W.

AMD Radeon Pro Duo 03
Bagian dalam Radeon Pro Duo.

Salah satu fitur unik dari kartu grafis anyar adalah kehadiran teknologi LiquidVR, yang bertugas meminimalisir latency dan stuttering saat sistem terpasang ke Oculus Rift maupun HTC Vive. Selain mengungkap Radeon Pro Duo, AMD juga telah memprakarsai sejumlah program sebagai cara mereka berkiprah di ranah virtual reality.

Menariknya, di website, AMD menyebut Pro Duo sebagai ‘kartu grafis untuk gaming paling cepat di dunia’. Nyatanya, harga produk sangat jauh di atas kemampuan mayoritas gamer PC. Ia dibanderol US$ 1.500.

Via AnandTech. Sumber: AMD.