Kudo Lebur Layanan, Kini Menjadi “GrabKios by Kudo”

Kudo kini melebur sepenuhnya ke dalam ekosistem Grab, baik secara brand dan layanan. Penamaan warung agen,  yang tadinya bernama Warung Kudo (beserta aplikasi) telah berubah menjadi GrabKios by Kudo. Situs Kudo pun sudah dialihkan ke Grab sebagai sub menu.

Head of Commercial & Business Expansion Kudo Nacitta Kanyandara menjelaskan, perubahan sebenarnya sudah dilakukan sejak akhir September 2019. Dalam waktu dekat, perusahaan akan melakukan peresmiannya.

“Kita ini sudah 100% milik Grab, jadi perubahan brand ini untuk menyeragamkan penamaan dari seluruh layanan Grab, dari GrabFood, GrabExpress. Karena kalau Kudo, biasanya orang suka nanya-nanya,” ucap Nacitta, Kamis (17/10).

Sejak Kudo resmi diakuisisi Grab pada April 2017, agen Kudo menjadi amunisi menambah mitra pengemudi dan berekspansi lebih cepat.

Kantor Kudo pun kini menjadi R&D buat Grab. Peleburan ini diharapkan mempermudah branding Kudo saat memperkenalkan diri ke calon agen baru.

Dari segi layanan, Kudo melakukan sejumlah pengembangan. Tidak hanya menjual PPOB, agen bisa membeli barang stok via aplikasi, baik FMCG maupun non FMCG. Kudo juga telah terhubung dengan Ovo PayLater, sehingga agen bisa lebih mudah mendapatkan pinjaman modal untuk mengembangkan usahanya.

Selain itu agen Kudo di Bandung, Surabaya, dan Jakarta telah menikmati fitur drop point untuk mengirim paket lewat GrabExpress tanpa harus mendatangi kurir.

Untuk layanan berbau fintech, tersedia layanan nabung emas dan umrah di beberapa lokasi. Ini adalah hasil kolaborasi dengan Tamasia dan PergiUmroh melalui program Grab Ventures Velocity. Di samping itu, ada kerja sama dengan perusahaan asuransi untuk kemudahan membeli polis dengan harga terjangkau.

“Kami ingin warung menjadi simbol untuk tempat temu komunitas. Bisa melakukan apa saja, tidak hanya beli barang fisik saja. Tujuannya agar mereka tetap bisa bersaing dengan modern channel.”

Saat ini Kudo memiliki 2,6 juta agen warung yang tersebar di seluruh Indonesia. Pertumbuhannya diklaim mencapai 44% secara year on year. Pertumbuhan tertinggi terjadi di Aceh, Bengkulu, Kalimantan Tengah, Gorontalo, dan Sumatera Barat.

Dari segi transaksi, diklaim Kudo tumbuh 132% untuk periode yang sama. Sepanjang Ramadan 2019, transaksi yang paling banyak dimanfaatkan agen adalah pulsa, utilitas, kirim uang, produk supermarket, kupon dan voucher.

Application Information Will Show Up Here

Platform Pengelolaan Event “Goers Experience Manager” Resmi Meluncur, Wadahi Kreator Lokal

Startup penyedia solusi ticketing dan pencarian event Goers resmi meluncurkan Goers Experience Manager (GEM). Platform ini memungkinkan para kreator lokal untuk mengembangkan bisnis experience, mulai dari konser musik, atraksi, workshop, hingga kelas seni.

Ditemui di acara peluncuran, Co-founder dan COO Goers Niki Tsuraya Yaumi mengatakan, platform GEM sebetulnya sudah beroperasi sejak 2018. Namun belum resmi dirilis ke publik saat itu karena alasan pengembangan produk.

“Saat itu kami terus menunggu feedback dulu dari pengguna untuk tahu bagaimana experience mereka. Dari situ kami melakukan perbaikan dan penambahan fitur,” ujar Niki.

Menurut Niki, platform GEM dikembangkan bukan sebagai lini bisnis baru, melainkan dukungan ekosistem terhadap aplikasi Goers yang sudah lebih dulu ada untuk pencarian tiket event.

Startup binaan Indigo Creative Nation (ICN) di 2015 ini awalnya hadir sebagai penyedia direktori untuk pencarian tiket event dan atraksi. Kemudian mereka berkembang untuk membantu penyelenggara acara mempromosikan acara mereka.

Lebih lanjut, pihaknya berupaya untuk menjawab kebutuhan para kreator lokal atau siapa saja yang mengalami tantangan dan hambatan dalam membuat event atau bisnis experience lainnya.

Tantangan yang dimaksud misalnya sistem yang masih manual dan tidak terintegrasi sehingga membuat biaya operasional tidak efisien, sulitnya mengelola saluran penjualan karena terlalu banyak, atau tidak adanya database pengunjung yang dapat dikelola secara berkelanjutan.

Saat ini platform GEM baru dapat diakses melalui situs, namun Niki menjanjikan aplikasi GEM dapat meluncur di kuartal pertama 2020. Hingga sekarang, GEM telah digunakan 1.200 kreator lokal di Indonesia.

Fitur unggulan untuk scale up bisnis para kreator

Untuk dapat bersaing di industri ini, Niki mengungkap bahwa pihaknya mengembangkan sejumlah fitur unggulan yang dinilai dapat membantu para kreator untuk melakukan scale up bisnisnya.

Menurutnya, yang membuat Goers berbeda dengan platform serupa di Indonesia adalah fokus perusahaan terhadap kreator lokal. “Karena siapapun bisa [membuat event]. Kami mengembangkan teknologi yang mudah digunakan mereka sehingga mereka bisa scale up,” tuturnya.

Beberapa fitur GEM yang diunggulkan antara lain ticketing management system (TMS) dan sistem penjualan tiket online terintegrasi, sistem pengelolaan distribusi penjualan, Point of Sales (POS) dengan berbagai metode pembayaran, fitur untuk promosi, Goers Ticket Scanner untuk memantau jumlah pengunjung, laporan analisis event beserta database peserta, dan kustomisasi tiket.

Untuk menghindari event fiktif, Goers mengklaim telah menjalankan mekanisme tertentu untuk memvalidasi para kreator, seperti NPWP untuk legalitas dan verifikasi email.

Dorong sektor pariwisata di Tanah Air

Di kesempatan sama, Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Samsul Widodo mengungkapkan bahwa kehadiran platform ini tak hanya mendorong pelaku bisnis experience dalam negeri, tetapi juga mendorong sektor pariwisata Indonesia.

Samsul mencontohkan bagaimana sebelumnya Pemerintah bekerja sama dengan Goers untuk melakukan digitalisasi ticketing di desa-desa tertinggal. Dengan platform GEM, ada banyak peluang untuk menghadirkan event-event budaya dan pariwisata.

“Di Lombok saja, kami berencana melakukan digitalisasi ticketing di 30 desa tertinggal. Nah, saat ini ada 7.000 desa yang memiliki potensi untuk menjadi tujuan wisata. Ini dapat dikembangkan melalui digitalisasi.

Application Information Will Show Up Here

Gandeng Alipay, Bank Mandiri Ajukan Izin “Cross Border E-Wallet” ke Bank Indonesia

Bank Mandiri diketahui sedang mengajukan izin sebagai penyelenggara dompet elektronik lintas negara (cross border e-wallet) ke Bank Indonesia. Pihaknya menggandeng Alipay yang disebut raksasa finansial digital Tiongkok Ant Financial.

“Untuk Alipay saat ini masih pembicaraan, nanti kami akan menjadi acquirer, sedangkan Alipay akan jadi issuer. Saat ini kami juga sedang mengajukan izin cross border e-wallet ke Bank Indonesia,” ucap SEVP Consumer and Transaction Bank Mandiri Jasmin seperti dikutip dari Kontan.

Menurut Jasmin, kerja sama dengan Alipay ini adalah wujud implementasi Peraturan Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia Nomor 21/18/PADG/2019 tentang Implementasi Standar Nasional Quick Response Indonesia Standard (QRIS).

Di samping itu, kerja sama ini sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tentang Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang mewajibkan setiap prinsipal menggandeng Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 4 atau bank dengan modal inti minimal Rp30 triliun.

Dalam aturan ini, BI mewajibkan prinsipal asing menempatkan dana float minimal 30 persen berbentuk kas atau giro di BUKU 4 dan maksimal 70 persen dana floating pada instrumen keuangan yang diterbitkan pemerintah.

Besarnya arus kedatangan turis asal Tiongkok jadi penyebab getolnya Alipay dan WeChat Pay menghadirkan layanannya di Indonesia. Pada akhir 2018, kunjungan pelancong asal Tirai Bambu ke Indonesia tercatat sudah naik 275 persen dalam lima tahun terakhir. Tak heran jika Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan tahun ini dapat menarik 3,5 juta turis Tiongkok. Pihak Bank Mandiri membenarkan kerja sama ini bertujuan mempermudah transaksi turis tersebut.

“Benar, salah satunya untuk turis,” ucap Corporate Secretary Mandiri Rohan Hafas kepada Dailysocial.

Raksasa fintech asal Tiongkok, Alipay dan WeChat Pay, diketahui sudah mengincar kerja sama dengan bank-bank besar di Indonesia sejak akhir tahun lalu. CIMB Niaga sendiri diketahui juga telah mengajukan izin bermitra dengan Alipay pada awal tahun ini.

Yummy Corp Rampungkan Penggalangan Dana Seri A Senilai $ 7.75 Juta (UPDATED)

Menjajaki penggalangan dana tahapan lanjutan sejak bulan Juli 2019, Yummy Corp, startup penyedia solusi catering dan cloud kitchen mendapatkan suntikan dana segar senilai total US$ 7.75 Juta yang termasuk dalam putaran dana seri A. Investasi ini dipimpin oleh SMDV (Sinarmas Digital Ventures) dan Intudo Ventures, bersama dengan East Ventures, Sovereign’s Capital, Agaeti Ventures, dan Selera Kapital by Sour Sally Group.

“Pendanaan ini akan kami manfaatkan untuk meningkatkan kualitas makanan dan customer experience. Fokus kami adalah konsumen, dengan menambahkan titik-titik distribusi yang jangkauannya luas kami harapkan konsumen dapat merasakan makanan yang lebih cepat dan fresh untuk dinikmati di manapun mereka memesan,” kata CEO Yummy Corp Mario Suntanu.

Setelah mengakuisisi Berrykitchen dengan jumlah yang tidak disebutkan bulan Mei 2019 lalu, Yummy Corp secara agresif menghadirkan beberapa produk dan telah menambah jumlah titik di kawasan Jabodetabek. Sesuai dengan komitmen mereka membantu pelaku UKM yang memiliki usaha kuliner, untuk memperluas bisnis mereka bukan hanya di satu titik saja, namun menyebar ke titik lainnya yang memiliki potensi untuk menambah jumlah pelanggan.

Selain Yummybox, Yummy Corp juga telah meluncurkan YummyKitchen, fasilitas central kitchen untuk membantu UKM kuliner memperluas bisnis mereka.

“Kita ingin membantu pemilik usaha kuliner yang sudah cukup populer di satu titik untuk kemudian memperluas layanan mereka memanfaatkan lokasi kami. Memanfaatkan semua layanan yang ada mulai dari dapur, pengemasan, hingga pengiriman,” kata Marbio.

Saat ini Yummy Corp setiap harinya menyajikan 10 ribu lebih porsi makanan untuk pelanggan dan memiliki lebih dari 3000 menu untuk menciptakan gaya hidup makan siang di kantor yang lebih menyenangkan.

Application Information Will Show Up Here

 

Startup Manajemen Indekos RoomMe Kantongi Pendanaan Seri A dari BAce Capital

Startup manajemen indekos resmi mengumumkan pendanaan Seri A dengan nilai yang dirahasiakan dipimpin oleh BAce Capital. Dua investor sebelumnya, Vertex Ventures dan KK Fund turut berpartisipasi dalam putaran ini.

Dalam keterangan resmi, pendanaan bakal dimanfaatkan untuk pengembangan teknologi dan ekspansi hingga 1000 rumah kos yang berlokasi di Bodetabek sampai tahun 2020 mendatang.

BAce Capital didirikan oleh veteran yang pernah bekerja di Alibaba dan Ant Financial. Pengetahuan lintas batas dari BAce diharapkan bisa menjadi wawasan yang berharga untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan RoomMe.

“BAce tidak hanya telah menunjukkan pemahaman mendalam tentang pasar Asia Tenggara, juga di Tiongkok. Kami bisa mendapatkan pemahaman mendalam tentang model bisnis serupa di berbagai wilayah, yang nantinya akan membantu kami menyempurnakan pengembangan arah bisnis RoomMe,” ucap CEO RoomMe Glen Ramersan.

Di wawancara sebelumnya, Glen menjelaskan bahwa kos adalah ranah awal yang akan diseriusi perusahaan sebelum masuk segmen lainnya. Tidak menutup kemungkinan RoomMe ekspansi layanan untuk manajamen di apartemen dan residen ekspatriat, misalnya.

Potensi bisnis kos di di Jabodetabek saja, sambungnya, diprediksi ada lebih dari 25 ribu gedung kos yang masih dijalankan secara konvensional.

Ketika sebuah kos bekerja sama dengan RoomMe, ada kualitas layanan yang terstandarisasi, informasi lengkap soal lokasi dan ketersediaan. Semuanya bisa diakses lewat aplikasi dan saluran OTA lainnya.

Fasilitas kos di RoomMe memiliki standar karena akan ditemui di hampir semua unit kamar yang ada, termasuk suasana kebersihan dan keamanan kamar selayaknya hotel, seperti air panas, TV layar datar, toiletries, dan wifi.

Kamar mandi dalam kamar dan pantry juga disediakan. Harga sudah standar ditentukan oleh RoomMe. Semua fasilitas ini menjadi standar yang tidak akan dibebankan ke penyewa kos, termasuk biaya perbaikan fasilitas dan promosi ke publik.

RoomMe punya empat produk untuk menjangkau seluruh segmen masyarakat. Ada RoomMe reguler, RoomMe+ untuk kalangan menengah atas, RoomMe Eco untuk kalangan mahasiswa dan harga terjangkau, dan RoomMe Syariah. Harga sewa dimulai dari Rp1 juta sampai Rp11 juta per bulannya.

Glen menyebut perusahaan telah menggaet ratusan rumah kos yang berlokasi di Jakarta dengan total lebih dari 2 ribu kamar.

Application Information Will Show Up Here

Grab dan PLN Berkolaborasi Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Grab dan PLN resmi bekerja sama untuk mengembangkan ekosistem electric vehicle / kendaraan listrik di Indonesia. MoU yang disepakati mencakup sesi perencanaan bersama, riset dan pengembangan model bisnis, dan pelaksanaan pilot project yang berdampak pada peningkatan pengalaman berkendara dengan kendaraan listrik. Juga termasuk aspek teknis, bisnis dan legal dalam rangka pengembangan dan implementasi e-mobility.

Kolaborasi strategis ini diresmikan langsung oleh Plt Direktur Utama PT PLN Sripeni Inten dan Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.

Sripeni mengungkapkan apresiasinya atas sambutan baik Grab dalam kerja sama tahap awal ini. Ia menambahkan, kolaborasi dan dukungan banyak pihak bisa mempercepat realisasi pemanfaatan kendaraan listrik di segala lini.

“Penandatanganan nota kesepahaman ini sangat penting bagi kami, untuk mempercepat program kendaraan berlistrik di Indonesia, seperti yang kita ketahui bahwa PLN mendapatkan penugasan ari pemerintah dalam rangka penyediaan infrastruktur pengisian listrik untuk KBL berbasis baterai. Hal ini juga menjadi bukti komitmen dan kontribusi Grab terhadap program pemerintah demi terwujudnya kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik,” imbuh Sripeni.

Kerja sama Grab dan PLN ini selain akan membahas mengenai berbagai aspek dan implementasi e-mobility di Indonesia, juga termasuk riset dan pengembangan model bisnis untuk studi pasar untuk kendaraan mini scooter, motor listrik dan mobil listrik. Keduanya juga akan melakukan pilot project untuk mengukur kelayakan dari inovasi yang dihadirkan.

Inisiatif tersebut rencananya akan dilakukan bertahap mulai dari kawasan Jabodetabek. Untuk saat ini Grab juga telah melakukan pilot project untuk kendaraan listrik roda dua dan roda empat yang memilii charging station dari pihak PLN. Khusus untuk roda empat, charging station dan supply listrik akan berasal dari PLN.

“Selaras dengan komitmen Grab yang disampaikan saat kunjungan Softbank ke Indonesia, Grab berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia melalui investasi sebesar USD2 miliar untuk Indonesia. Kami percaya bahwa kendaraan listrik bisa menjadi pilihan bagi mitra pengemudi kami dan solusi jangka panjang bagi Indonesia, terutama untuk mengurangi polusi udara yang belakangan ini menjadi tantangan. Kami sangat senang bisa melanjutkan komitmen kami melalui kolaborasi dengan PT PLN dan tidak sabar untuk menghadirkan berbagai perkembangan positif bagi Indonesia,” terang Ridzki.

Application Information Will Show Up Here

 

Boku Gandeng GoPay untuk Opsi Pembayaran Layanan Global di Indonesia

Platform pembayaran mobile Boku menggandeng GoPay dalam sebuah kesepakatan kerja sama. Kesepakatan ini membuka pintu bagi mitra global Boku di Indonesia menggunakan GoPay sebagai opsi pembayaran digital.

Boku adalah perusahaan asal London, Inggris, yang bergerak sebagai solusi pembayaran yang menghubungkan 170 operator seluler di seluruh dunia dengan mitra global seperti Apple, Facebook, Google, Microsoft, Netflix, Spotify, hingga Paypal.

“Misi Boku adalah menciptakan transaksi lebih sederhana dan kemitraan dengan GoPay ini merupakan langkah besar mewujudkan misi itu,” ujar CEO Boku Jon Prideaux.

GoPay sendiri adalah salah satu pembayaran digital paling populer di Indonesia. Sebelumnya di akhir Juli 2019, Google, salah satu investor Gojek, telah memasukkan GoPay sebagai salah satu metode pembayaran yang didukungnya.

Tak cukup melalui aplikasinya sendiri, GoPay (bersama Dana) akan dapat digunakan melalui Samsung Pay.

“Dengan jaringan merchant global dari Boku, kami dapat segera membantu konsumen tradisional Indonesia berpartisipasi dalam ekonomi digital dunia,” ucap SVP Digital Product GoPay Timothius Martin.

Manuver Boku ini dapat dipahami karena pasar dompet elektronik di Indonesia tumbuh dengan cepat. Laporan Redseer memperkirakan pasar itu akan tumbuh hingga US$25 miliar atau Rp354 triliun pada 2025 nanti, naik berkali-kali lipat dari US$1,5 miliar atau Rp21,2 triliun pada 2018.

“Kami berharap melanjutkan kolaborasi dengan GoPay untuk menghadirkan pembayaran nontunai ke lebih banyak pengguna dan menambah akuisisi pengguna bisnis global yang beroperasi di Indonesia,” tutup Prideaux.

Application Information Will Show Up Here

WhatsApp Masih Berunding untuk Luncurkan Fitur Pembayaran di Indonesia

Perwakilan WhatsApp mengonfirmasi mereka segera menghadirkan fitur pembayaran di Indonesia. WhatsApp menekankan pihaknya masih dalam tahap pembicaraan dengan calon mitra penyedia pembayaran elektronik.

“Saya belum bisa kasih detailnya karena saat ini masih dalam tahap perundingan dengan beberapa partner di Indonesia. Tapi menurut saya, membawa fitur payment ke Indonesia, seperti Mark Zuckerberg katakan pada April lalu di Menlo Park, payment adalah fitur yang penting dan Indonesia merupakan negara penting bagi kami,” ujar Director of Commuications WhatsApp Sravanthi.

Rencana WhatsApp menghadirkan fitur pembayaran di Indonesia sudah terdengar ke publik sejak dua bulan lalu dalam laporan Reuters. Gojek, Ovo, Dana, dan Bank Mandiri disebut sebagai calon mitra WhatsApp dalam mewujudkan fitur tersebut.

Sravanthi menuturkan, tantangan dalam sektor pembayaran adalah menciptakan platform yang simpel dan juga mampu beroperasi di tempat-tempat yang infrastruktur komunikasinya belum kuat. Lebih dari itu, ia menolak menjabarkan lebih jauh.

“Tapi untuk Indonesia, payment sangat penting bagi kami dan kami berharap bisa segera meluncur,” imbuh Sravanthi.

WhatsApp sebelumnya sudah melucurkan fitur pembayaran di India. Dalam kurun sekitar setahun melakukan uji coba, mereka mengklaim sudah ada 1 juta pengguna versi beta fitur pembayaran WhatsApp.

Selain pembayaran, WhatsApp berencana segera meluncurkan fitur katalog produk di Indonesia. Fitur baru ini sebenarnya sudah bisa diakses dalam versi beta WhatsApp Business sejak beberapa pekan lalu. Sravanthi mengatakan peluncurannya akan terjadi dalam waktu dekat.

“Sudah diuji coba beta di Indonesia sejak beberapa minggu lalu dan akan dirilis secara global beberapa minggu lagi,” pungkas Sravanthi.

WhatsApp sendiri adalah salah satu aplikasi messenger terpopuler di dunia dengan pengguna 1,5 miliar dan Indonesia jadi salah satu negara terbesar pengguna mereka. Untuk WhatsApp Business sendiri, mereka menyebut Indonesia masuk sebagai lima besar pengguna di seluruh dunia dengan total 5 juta pengguna.

Andhika Mahardika, salah satu pengusaha pengguna WhatsApp Business, menilai fitur pembayaran akan memudahkan orang-orang seperti dirinya dalam bertransaksi dengan pengguna. “Dari sudut pandang konsumen dan pebisnis tentu akan memudahkan dan saya setuju akan fitur tersebut,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Gojek Resmikan Kerja Sama dengan KAI

Setelah sebelumnya mengumumkan kerja sama strategis dengan Grab, PT KAI kembali mengumumkan kerja sama strategis dengan Gojek. Kolaborasi kedua perusahaan tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman. Melalui kerja sama ini, Gojek akan mendukung integrasi ekosistem digital dan layanan perkeretaapian dalam bentuk penerapan pesanan dan pembayaran dalam satu transaksi, dengan Gojek sebagai penyedia first mile dan last mile, sedangkan KAI sebagai penyedia middle mile.

“Sebagai pemain teknologi terdepan di Indonesia kami sangat bangga dapat menghadirkan layanan digital terintegrasi bagi KAI dan pelanggan. Ruang lingkup kerja sama ini akan meliputi moda transportasi terintegrasi; angkutan barang berbasis kereta api; pembayaran digital; pemanfaatan aset komersial; dan penempatan konten untuk meningkatkan kunjungan pengguna ke masing-masing aplikasi Gojek maupun KAI,” kata Chief Public Policy and Government Relations Gojek Dyan Shinto Nugroho.

Gojek akan memanfaatkan data analytics yang diperoleh untuk meningkatkan customer journey experience para pelanggan di berbagai layanan yang dimiliki kedua perusahaan.

Menurut Head Regional Corporate Affairs Gojek Wildan Kesuma, tak hanya fokus pada kerja sama sektor logistik, kerja sama antara kedua belah pihak juga mencakup beberapa hal strategis lainnya seperti sarana transportasi terintegrasi, pembayaran digital dengan menggunakan GoPay, pemanfaatan aset komersial, dan penempatan konten pada masing-masing aplikasi.

Melalui layanan GoSend dan GoBox, yang memungkinkan pengguna untuk menyelesaikan berbagai kebutuhan sehari-hari dari pindah rumah hingga memfasilitasi pengiriman antar bisnis, dan bahkan memungkinkan logistik acara. Saat ini Gojek mengklaim layanan tersebut telah memiliki 100 mitra bisnis, termasuk para pemain e-commerce utama. Selain itu, melalui integrasi dengan mitra, Gojek telah mencapai pencapaian lebih dari 1 juta penjual atau pengirim unik per Juni 2019.

“Sebagai aplikasi yang telah digunakan oleh jutaan konsumen di Indonesia, kami menyambut baik rencana kolaborasi ekosistem Gojek dengan KAI. Kami berharap dapat memberikan pengalaman yang lebih baik untuk para konsumen KAI dan Gojek, baik itu melalui moda transportasi yang terintegrasi, layanan pengiriman barang, pembayaran, dan juga berbagai inovasi lainnya. Hal ini sejalan dengan visi KAI yaitu menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan,” kata Direktur Utama KAI Edi Sukmoro.

Application Information Will Show Up Here

Yanolja Kembali Terlibat di Putaran Pendanaan Terbaru ZEN Rooms

ZEN Rooms telah mengamankan pendanaan terbaru dari Yanolja, jaringan aplikasi hotel asal Korea Selatan. Yanolja sebelumnya juga telah memiliki sebagian saham ZEN Rooms saat pendanaan pertengahan 2018 silam. Turut terlibat dalam pendanaan kali ini Access Ventures, perusahaan modal ventura yang juga beroperasi di Hongkong dan Korea.

Dengan putaran pendanaan terbaru ini, investor awal ZEN Rooms Asia Internet Holdings (perusahaan joint venture Rocket Internet dan Ooredoo Telecom) tak lagi terlibat dalam kepemilikan saham atau exit. Sementara investor awal lainnya, seperti RedBadge Pasific dan SBI Korea, masih termasuk dalam jajaran investor.

Sebagai salah satu layanan budget hotel, ZenRooms sudah hadir di Indonesia sejak tahun 2015. Dalam perjalanannya di Indonesia, beberapa strategi kolaborasi dan inovasi terus dilakukan setiap tahunnya untuk lebih mendekatkan diri kepengguna dan memberikan kemudahan.

Beberapa inovasi yang dihadirkan antara lain pembayaran melalui Alfamart dan Indomaret dan pembayaran melalui hotel. ZEN Rooms juga tercatat pernah meluncurkan ZEN Home untuk menghadirkan konsep penginapan non hotel.

ZEN Rooms sendiri didirikan oleh Kiren Tanna dan Nathan Boublil. Perusahaan sejauh ini tercatat mengoperasikan 13.000 kamar yang tersebar di seluruh Asia Tenggara. Sejak Yonolja terlibat dalam putaraan pendanaan ZEN Rooms pada pertengahan 2018, perusahaan mengklaim berhasil meningkatkan 400 persen pendapatan.

“Dengan strategi aliansi ini kami bergabung dengan salah satu group perjalanan yang paling inovatif secara teknologi dan pendukungnya yang unik, Booking Holding, untuk menciptakan full-service budget dan mid-range hospitality group di Asia Tenggara. Kami akan dapat menggunakan infrastruktur teknologi kelas dunia di IoT R&D, automasi, hardware dan software untuk semua hotel di Asia Tenggara,” terang CEO ZEN Rooms Nathan Boublil.

Dengan pendanaan ini ZEN Rooms akan lebih agresif melakukan serangkaian strategi dalam upayanya memenangi pasar Asia Tenggara. Di sana ada nama-nama seperti Oyo, Airy, dan RedDoorz yang berlomba-lomba menawarkan layanan terbaiknya.

Pada Juni 2019, Yanolja mengumumkan perolehan dana sebesar $180 juta dari Booking Holdings dan GIC yang membuat valuasi mereka melewati $1 miliar atau menyandang status unicorn.

Application Information Will Show Up Here