Platform “Robo Trading” Lubna Raih Pendanaan dari East Ventures

Lubna, startup penyedia robot perdagangan untuk berbagai macam aset keuangan, mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal dari East Ventures. Rencananya dana yang didapat akan dimanfaatkan untuk mengembangkan produk lebih lanjut dan merekrut talenta baru untuk tim analis.

Lubna dikembangkan dengan tujuan untuk menyediakan one-stop solution dalam pedagangan mata uang crypto dan aset keuangan baik untuk pemula maupun profesional. Sistem yang dikembangkan Lubna mampu mengautomasi perdagangan kripto di akun pengguna yang terdaftar di mitra, seperti Indodax, Bitmex, Biance, Bitfinex, dan Huobi.

“Hampir tidak mungkin bagi investor ritel yang memiliki pekerjaan tetap seperti saya untuk mencapai keuntungan maksimal karena kami tidak dapat memantau portofolio kami sepanjang waktu. Selain itu, saya melihat banyak investor ritel, terutama para pemula mengalami kesulitas untuk mencapai hasil positif karena kurangnya paparan dan pengetahuan dalam investasi. Robo trading adalah apa yang kita lihat sebagai solusi,” terang CEO Lubna Kevin Cahya.

Selain Kevin yang memiliki pengalaman di East Ventures, Lubna juga dijalankan oleh Eddy Hartanto dan Arthur Soerjohadi. Dengan pengalaman yang dimiliki ketiganya, mereka menghadirkan algoritma unik yang dianggap teruji di Lubna yang mampu meningkatkan keuntungan dalam proses perdagangan aset.

“Salah satu bot kami memiliki tingkat kemenangan hingga 48% dari total 288 transaksi yang mereka buat selama dua bulan, memberikan investor keuntungan laba hingga 148%,” imbuh Kevin.

Lubna juga menghadirkan dashboard yang memungkinkan pengguna memeriksa analisis fundamendal dan teknis dari perdagangan mereka. Sistem juga akan memberikan pemberitahuan secara real time setiap robot melakukan perdagangan. Robot yang dikembangkan ini diklam tidak hanya membantu pengolahan data tapi juga mampu menghilangkan efek emosional yang sering muncul dalam melakukan investasi. Teknologi kecerdasan buatan yang ada di belakangnya mampu mengambil keputusan dari data-data yang diperoleh.

“Keputusan utama generasi muda untuk berdagang mata uang crypto adalah karena arena ini memiliki penghalang masuk yang rendah, yakni proses yang cepat dan sederhana, mulai dari proses pengenalan produk hingga penarikan uang kembali ke rekening bank. Lubna berada pada posisi yang tepat untuk mempercepat partisipasi populasi muda untuk berinvestasi. Visinya untuk membantu pengguna berdagang dengan mudah akan menjadi keuntungan utama bagi Lubna untuk menjadi perdagangan robot crypto yang sukses pertama di wilayah ini,” terang Partner East Ventures Melisa Irene.

Application Information Will Show Up Here

Pasca Terima Pendanaan Seri B, Dekoruma Segera Ekspansi ke 10 Kota

Dekoruma, platform jasa desain interior dan konstruksi, memastikan akan berekspansi ke 10 kota hingga tiga tahun mendatang untuk meningkatkan penetrasi bisnisnya di Indonesia. Ekspansi ini adalah salah satu realisasi perusahaan pasca menerima pendanaan Seri B dari Global Digital Niaga (Blibli) dan AddVentures tahun lalu.

CEO dan Co-Founder Dekoruma Dimas Harry Priawan menyebut 10 kota tersebut di antaranya Bandung, Surabaya, Bali, Yogyakarta, Semarang, Medan, Palembang, hingga Banjarmasin. Dia juga membuka wacana berekspansi ke luar negeri.

Langkah pertama adalah berekspansi ke Bandung dan Surabaya dengan membangun experience center di sana. Setidaknya dibutuhkan dana sekitar Rp500 juta sampai Rp1 miliar untuk pembangunan fasilitas ini, tergantung kebutuhan tiap wilayah.

Di dalam experience center, konsumen dapat melihat display dan menyentuh material secara langsung berdasarkan tipe yang diinginkan. Setiap harinya akan ada mitra desainer interior yang bertugas membantu konsumen berkonsultasi.

Dekoruma baru saja meresmikan experience center yang berlokasi di Jakarta Selatan.

Salah satu display dalam Dekoruma Experience Center / Dekoruma
Salah satu display dalam Dekoruma Experience Center / Dekoruma

Selain ekspansi, perusahaan akan menggunakan dana segar yang diperoleh untuk memperbaiki sistem back end dengan penyuplai barang agar saling terintegrasi. Tidak lagi harus manual.

Supplier kami untuk material flooring misalnya, itu proses ordernya masih konvensional. Nanti enggak perlu kirim via WhatsApp lagi karena sistem back end-nya sedang kita perbaiki,” terang Dimas, Selasa (30/4).

Dekoruma juga berencana berkolaborasi dengan Blibli. Meskipun demikian, Dimas menyebut keduanya masih mencari model yang tepat, sehingga belum dapat dipastikan bentuknya seperti apa.

Dari segi layanan, perusahaan segera merilis paket template desain interior yang bisa dipilih konsumen. Dengan template ini, dia menjamin proses akan selesai hingga satu bulan saja.

Perkembangan Dekoruma

Menurut Dimas, sejak berdiri bulan November 2015, Dekoruma fokus untuk menyasar hunian kelas menengah yang selama ini tidak dijangkau kebanyakan interior designer. Ada 2.500 proyek desain telah rampung di kawasan Jadetabek.

Kebanyakan datang dari pengerjaan untuk apartemen tipe dua kamar seluas 30-40 meter persegi dan rumah seluas 70 meter persegi. Nilai per proyeknya sekitar Rp40 juta sampai Rp60 juta. Per bulannya Dekoruma mampu menyelesaikan sekitar 100 proyek.

“Mereka [orang yang tinggal di apartemen dan rumah kecil] memiliki income yang membaik dan ingin bangun rumah impiannya. Tapi dari segi pemain desain interior profesional susah masuk ke sana karena sulit mendesainnya dan kerumitan yang sama.”

Di dalam platform Dekoruma, konsumen mensurvei desain template rumah disertai harga spesifik per item-nya. Nanti dashboard akan mencocokkan kebutuhan konsumen dengan desainer berdasarkan lokasi terdekat dan spesifikasi keahliannya.

Desainer akan mendapat gambaran besar dari calon konsumen untuk membuat proposal saat pertemuan pertama. Terdapat sketch up yang dilengkapi dengan berbagai plugin untuk memvisualkan permintaan konsumen baik dari produk dan warna.

Stok produk sudah terintegrasi dengan dashboard, sehingga saat divisualkan terlihat daftar harga secara runut. Dashboard juga menunjukkan progres dari tiap proyek untuk minimalisir kesalahan, dari kunjungan pertama hingga instalasi.

“Di proses akhir sebelum instalasi, konsumen bisa lihat perkiraan biayanya secara rinci dan transparan. Bisa menyesuaikan dengan budget mereka. Lalu ada pilihan bayar dengan mencicil atau tunai, kami kerja sama dengan berbagai pihak.”

Secara total ada 250 interior desainer yang terdaftar di Dekoruma. Mereka ini bersifat freelance, sehingga tidak terikat dengan perusahaan. Komisi yang didapat berkisar antara 3%-6% dari total proyek. Dimas menjelaskan untuk bergabung, para desainer ini harus mengikuti pelatihan selama tiga bulan baik dari segi teknis maupun non teknis.

Terhitung ada lebih dari 80 ribu produk home and living yang bisa dipilih konsumen untuk mendesain interior mereka. Dekoruma bekerja sama dengan para penyuplai lokal, tidak membuat produk sendiri.

Situs Dekoruma per bulannya dikunjungi 2,5 juta kali dan memiliki lebih dari 520 ribu follower untuk akun Instagram-nya. Pencapaian tersebut diklaim masih dilakukan secara organik dengan budget pemasaran yang minim. Diharapkan per bulannya Dekoruma dapat menyelesaikan 200 proyek dari strategi tersebut.

“Kami mau kebut jadi pemain nomor satu di Indonesia. Mau kebut marketing-nya karena selama ini masih organik. Pengunjung yang datang ke situs itu karena memang sedang cari [jasa interior],” pungkas dia.

Jungle Ventures Dikabarkan Siapkan Pendanaan Putaran Ketiga Senilai 2,5 Triliun Rupiah untuk Startup Asia Tenggara

Jungle Ventures, VC dari Singapura, disebutkan telah mengumpulkan pendanaan putaran ketiga senilai US$175 juta (hampir Rp2,5 triliun) yang bakal difokuskan untuk pendanaan Seri A dan Seri B di Asia Tenggara. Empat startup lokal disebutkan telah menerima pendanaan dari Jungle Ventures dalam putaran terbaru ini.

Menurut sumber yang terpercaya, putaran ketiga ini diikuti berbagai LP dari Asia, Eropa, dan Amerika Serikat.

Sumber kami juga menyebut putaran pendanaan ini sebenarnya oversubscribed dari yang diprediksi. Bahkan disebutkan perusahaan akan menutup penggalangan putaran dana hingga US$200 juta sampai akhir tahun ini. Penggalangan dana tersebut diklaim terbesar di Asia Tenggara.

Untuk pendanaan Seri A, perusahaan dikabarkan menyiapkan sekitar US$1 juta sampai US$5 juta. Sementara untuk putaran Seri B sekitar US$7,5 juta sampai US$10 juta.

Lebih lanjut sumber kami juga menyebutkan, Jungle Ventures sudah mengucurkan investasi untuk empat startup Indonesia dari putaran terbaru tersebut. Satu di antaranya untuk pendanaan Pra Seri A, dua startup untuk pendanaan Seri A, dan satu startup untuk Seri B.

Secara terpisah, dalam wawancara dengan sejumlah media di Indonesia, Managing Partner Jungle Ventures David Gowdey menjelaskan, sejauh ini perushaan baru berinvestasi untuk dua startup lokal, yakni Kredivo dan RedDoorz. Keduanya adalah startup yang fokus menciptakan solusi untuk memenangkan pasar Indonesia dan memiliki visi bermain di pasar regional.

“Kami percaya dengan menjadi pemain lokal yang besar di Indonesia itu sudah dijamin akan sukses saat main ke regional. Makanya startup lokal yang sudah kami investasikan ini harus bangun fondasi bisnis yang kuat, pahami masalah di Indonesia dan berikan solusinya. Jika sudah kuat baru punya peluang kuat untuk bermain di regional.”

Menurutnya, setiap startup lokal punya peluang yang sama untuk bermain di pasar regional, maupun global. Namun bila kembali melihat segmen bisnisnya, ada baiknya untuk mendalami pasar Indonesia terlebih dahulu. Ambil contoh, startup yang bermain di segmen konten digital lebih punya peluang lebih cepat untuk ekspansi ketimbang startup fintech.

Hal inilah yang terjadi pada portofolio startup di Jungle Ventures. Iflix lebih agresif mengembangkan pasarnya di global, ketimbang Kredivo dan RedDoorz. Portofolio lainnya, yakni Tookitaki yang berbasis di Singapura, kini sudah membuka kantor di New York untuk melayani konsumen di sana.

“Jika punya tim yang kuat, paham dengan industri yang digelutinya, pasti bisa berkompetisi di pasar global.”

Secara total, perusahaan telah berinvestasi untuk 30 startup Asia Tenggara. Ada enam exit yang dikonfirmasi langsung oleh Gowdey sepanjang perusahaan beroperasi. Nama-nama startup tersebut termasuk Travelmob (jual ke HomeAway), Zipdial (jual ke Twitter), eBus (jual ke IMD), Voyagin (jual ke Rakuten). Dua exit tambahan akan segera terjadi dalam waktu dekat. Tiap tahun Jungle Ventures berharap minimal harus ada satu exit dari startup.

“Jika mau bawa LPs yang kuat maka harus fokus ke distribusi. Investasi yang kami berikan itu sifatnya time based, umumnya 10 tahun. Lalu kembalikan uang dalam multiple year ke LPs. Dalam kurun waktu itu, kami beri startup jaringan yang kuat agar mereka bisa tumbuh sehingga saat kita exit, startup tersebut sudah menciptakan value yang besar,” pungkasnya.

Honestbee Hentikan Layanan di Indonesia

Sebagai dampak kabar kesulitan keuangan yang dialami perusahaan, Honestbee yang berpusat di Singapura memutuskan untuk menghentikan layanannya di Indonesia dan Hong Kong, serta layanan pengantaran makanan di Thailand. Bisnis di Jepang dan Filipina disebutkan juga akan distop sementara. Secara total mereka melakukan PHK terhadap 10% total pegawainya secara global — Honestbee yang didirikan oleh Joel Sng, Isaac Tay, dan Jonathan Low beroperasi di 8 negara Asia.

Proses ini dianggap perlu untuk memastikan keberlangsungan perusahaan. Menurut TechCrunch, Honestbee dalam proses untuk penggalangan dana baru, kemungkinan dari Formation Group yang merupakan investor pendukung perusahaan sejak awal.

Honestbee mulai melakukan uji coba layanan di Jakarta di akhir 2016. Transmart Carrefour merupakan partner perdana perusahaan. Dengan penutupan Go-Mart dan Honestbee, praktis persaingan online grocery di Jabodetabek (dan beberapa kota besar lainnya) menjadi lahan HappyFresh, KeSupermarket, dan Hypermart.

iLotte Perkenalkan Kembali Platform Melalui Aplikasi

Di akhir tahun 2017, Salim Group dan Lotte Group memperkenalkan platform e-commerce iLotte dengan janji investasi $100 juta (atau lebih dari 1,3 triliun Rupiah). Dalam temu media hari ini, perusahaan memperkenalkan kembali platform-nya dengan mencoba fokus ke penggunaan platform melalui aplikasi dengan kampanye #Ngemalldarihape.

Dalam presentasinya, CMO iLotte Ardi Sudarto menyebutkan, satu tahun terakhir dimanfaatkan iLotte untuk mengembangkan teknologi sekaligus menambah jumlah mitra.

“Saat awal iLotte diluncurkan, kami hanya menggandeng dua mitra saja dari brand ternama, kini kami sudah memiliki delapan mitra sekaligus kategori khusus dalam platform yaitu K-Mall, produk khusus asal Korea.”

Saat ini di iLotte telah tersedia sejumlah brand populer, seperti LEJEL, Planet Sport, Kidz Station, Kinokuniya, Best Denki, Lotte Mart, dan Lotte Shopping Avenue.

Tampilan dan semangat baru yang coba dihadirkan iLotte diharapkan bisa mewujudkan komitmen perusahaan sebagai platform e-commerce yang fokus ke produk brand ternama.

“Di iLotte kami sengaja menggandeng brand ternama yang banyak ditemui di mall atau saat pembeli melakukan kegiatan belanja secara offline. Harapannya kami bisa menghadirkan pengalaman belanja offline melalui platform online,” kata Ardi.

Selain pilihan barang dari brand tertentu, iLotte mencoba memberikan pilihan same day delivery dalam waktu 3 jam khusus untuk kawasan Jadetabek. Untuk logistik, selain memanfaatkan tim internal, iLotte juga menggandeng layanan logistik pihak ketiga.

Menggandeng Vospay

Untuk pilihan pembayaran, iLotte menggandeng Vospay, platform yang menyediakan pembayaran kredit secara online untuk mereka yang tidak memiliki kartu kredit. Layanan ini serupa dengan yang ditawarkan Kredivo dan Akulaku.

“Untuk saat ini kami memang baru saja bermitra dengan Vospay, namun ke depannya kita juga akan menambah pilihan pembayaran secara cicilan dari platform lainnya,” kata Ardi.

iLotte sengaja tidak menyediakan pilihan pembayaran Cash on Delivery (COD), seperti yang banyak disediakan layanan lain, untuk meminimalisir erjadinya pembatalan transaksi secara sepihak.

Masih didominasi konsumen yang tinggal di kawasan Jadetabek, fokus iLotte saat ini menambah jumlah mitra dan pengguna aktif yang melakukan transaksi melalui smartphone.

“Saat ini bisa dibilang jumlah pengguna kami memang belum banyak, namun dengan kualitas produk yang terjamin hingga pilihan brand yang beragam, kami berharap bisa menambah jumlah pelanggan iLotte di tahun 2019 ini,” kata Ardi.

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Telah Realisasikan 700 Pengajuan Pinjaman Lewat BukaModal

Bukalapak mengungkapkan perusahaan telah mencairkan lebih dari 700 pengajuan pinjaman dari para pengusaha kecil sejak lewat BukaModal sejak pertama kali diluncurkan pada September 2018. Dari angka tersebut, sebenarnya ada lebih dari 10 ribu pengajuan yang dilakukan.

Associate VP of Financing Solution Bukalapak Sigit Suryawan menjelaskan, BukaModal bekerja sama dengan mitra perbankan dan fintech yang telah dipercaya, seperti Investree, KoinWorks, Modalku, Taralite, Akseleran, dan Bank Mandiri.

Sinergi dengan Bank Mandiri ini, sambungnya, bertujuan memperkuat penetrasi pembiayaan ke kelompok-kelompok usaha yang berbasis online. Sigit tidak merinci lebih dalam terkait nilai penyaluran pinjaman secara keseluruhan yang terjadi lewat BukaModal dan tingkat pengembaliannya.

“Pelapak di Bukalapak dapat memanfaatkan BukaModal ini untuk memaksimalkan produksi dan penjualan barang dagangan sehingga akan berdampak baik pada penghasilan mereka,” terangnya dalam keterangan resmi.

Khusus dengan Bank Mandiri, selama Maret dan April 2019 tercatat lebih dari 60 pinjaman senilai lebih dari Rp2,8 miliar telah disetujui perseroan. Untuk mendapatkan pinjaman dari Bank Mandiri, pelapak hanya perlu mengisi formulir secara online tanpa datang ke kantor cabang. Pinjaman akan dicairkan maksimal sehari setelah pinjaman disetujui.

Di BukaModal, pengajuan pinjaman hanya bisa dilakukan oleh pelapak yang telah berjualan selama enam bulan untuk minimalnya. Mereka juga harus berpenghasilan minimal Rp2 juta dalam tiga bulan terakhir. Nominal dana yang bisa mereka pinjam cukup bervariasi antara Rp2 juta hingga Rp2 miliar dengan periode cicilan 3 sampai 24 bulan.

BukaModal adalah fitur khusus untuk pelapak dalam mendapatkan bantuan modal untuk mengembangkan bisnis mereka. Di sisi konsumen, Bukalapak bekerja sama dengan Akulaku untuk fitur BukaCicilan. Konsepnya mempermudah konsumen dalam mencicil barang belanjaan di Bukalapak dengan limit kredit yang diberikan oleh Akulaku.

Application Information Will Show Up Here

Kimia Farma Rilis Aplikasi “Reseller” Toko Kesehatan Virtual “Mediv”

Kimia Farma merilis aplikasi Mediv sebagai bentuk inovasi di era perkembangan teknologi. Ditargetkan pada lima tahun mendatang lini bisnis digital perseroan dapat berkontribusi hingga 10% untuk total penjualannya.

Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir menjelaskan, Mediv memiliki dua produk yang menyasar segmen konsumen yang berbeda. Pertama, untuk menyasar segmen orang-orang yang ingin menjadi pengusaha berbentuk aplikasi reseller Mediv.

“Kita desain aplikasi ini khusus untuk orang yang mau berbisnis produk kesehatan berupa alat kesehatan, kosmetik, skin care, suplemen kesehatan, personal care, dan lainnya. Ini terobosan baru untuk orang yang ingin mulai bisnis tapi khawatir harus menyimpan stok barang dan menyiapkan modal,” ujar Honesti, kemarin (29/4).

Menurutnya, tidak ada persyaratan khusus untuk terdaftar sebagai reseller. Pengguna hanya cukup verifikasi identitas diri. Ketika sudah berhasil terdaftar, reseller dapat berkreasi menciptakan toko virtual-nya dengan produk-produk yang disediakan perseroan.

Reseller kemudian menyebarkan link-nya ke berbagai platform media sosial untuk menarik transaksi. Pengiriman akan langsung ditangani oleh perseroan ketika transaksi berhasil dilakukan. Reseller mendapatkan komisi hingga 10% dari harga jual. Ditambah, ada sistem poin rewards untuk dorong loyalitas mereka.

“Secara berkala, kami akan tambah SKU hingga suplemen kesehatan agar semakin banyak opsi yang bisa dijual reseller.”

Demonstrasi Mediv Screen oleh Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir / DailySocial
Demonstrasi Mediv Screen oleh Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir / DailySocial

Produk Mediv yang kedua dikhususkan untuk end user dinamai Mediv Screen, berupa layar toko virtual yang di pasang di gerai apotek Kimia Farma. Di dalamnya, terdapat berbagai display alat kesehatan yang terdiri dari berbagai kategori, seperti alat bantu jalan, diagnosis portabel, furnitur medis, olahraga, dan penguat & penyangga.

Keseluruhan alat tersebut belum tentu tersedia di gerai apotek karena keterbatasan ruang. Konsumen dapat langsung membeli produk yang mereka incar dalam Mediv Screen dan membayarnya. Pengantaran akan dilakukan oleh mitra logistik yang sudah bekerja sama dengan perseroan dan sudah ter-cover dengan asuransi.

Honesti menjelaskan secara konsep, produk yang dijual di dua produk Mediv ini tidak jauh berbeda. Hanya sasaran konsumennya saja yang berbeda. Namun ia menegaskan produk yang tersedia di Mediv ini hanya yang bersifat tidak memerlukan resep dokter karena ada regulasi larangan obat resep untuk dijual secara bebas.

Tidak hanya itu, aplikasi Mediv dilengkapi dengan augmented reality (AR) dari WIR Group untuk memberikan pengalaman berbelanja yang berbeda. Ketika kamera smartphone diarahkan ke lambang Mediv maka akan muncul display barang-barang yang dijual reseller.

Mediv Screen secara bertahap akan disebar ke 1.200 gerai apotek Kimia Farma di seluruh Indonesia. Pada tahap awal ini baru tersedia di 50 gerai di Jabodetabek. Aplikasi Mediv diharapkan dapat gaet 1.000 reseller pada tahun ini.

Application Information Will Show Up Here

Triplogic Amankan Pendanaan dari East Ventures

Triplogic, startup logistik on-demand dalam kota dan antar kota, mengumumkan telah berhasil mengamankan pendanaan tahap awal dari East Vetures. Tidak disebutkan nominal yang didapatkan. Hanya saja Triplogic akan memanfaatkannya untuk memperbanyak mitra dan terus menjangkau lebih banyak kota.

Triplogic didirikan oleh Oki Earlivan, Rowdy Fatha, dan Krisna Diarini. Saat ini layanan mereka menyediakan pengiriman last mile dan distribusi agensi untuk klien, ritel, UKM, hingga korporasi. Salah satu bentuk pengiriman yang ditawarkan adalah pengiriman instan. Menjanjikan barang bisa sampai ketempat tujuan dalam kurun waktu 3 jam dengan cara membangun titik pengiriman pada lokasi UKM dan toko lokal yang berbentuk loker dan boks pintar.

Triplogic bukanlah perusahaan logistik biasa yang hanya melakukan pengiriman paket. Kami adalah perusahaan logistik yang menyediakan solusi lengkap dari hulu ke hilir, mulai dari logistik, pengiriman paket, pengemasan dan distribusi untuk UKM. Sebagai perusahaan logistics as a service (LAAS), kami terus berfokus menciptakan ekosistem rantai pasokan yang kuat,” terang CEO Triplogic Oki Earlivan.

Triplogic juga cukup optimis dengan apa yang telah mereka lakukan. Mereka mengklaim telah berhasil melayani ribuan pengiriman per hari dengan pertimbuhan nilai transaksi GMV hingga 34 kali lipat.

Triplogic

Rencananya dana segar yang didapat akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas produk dan teknologi. Termasuk juga memperluas jaringan logistik dengan menggandeng lebih banyak mitra UKM sebagai titik pengiriman barang. Sejauh ini Triplogic sudah bermitra dengan 1.600 UKM dan beroperasi di 61 kota di seluruh Indonesia, termasuk kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Palembang. Di tahun 2019 ini mereka menargetkan untuk menambah lebih dari 15.000 drop shipping point.

Partner East Ventures Melisa Irene menjelaskan bahwa sejauh ini East Ventures telah berinvestasi di sejumlah perusahaan yang bergerak dalam industri perdagangan dan rantai pasokan, dan ekosistem yang dibangun pun terus berkembang. Bergabungnya Triplogic dalam ekosistem tersebut akan melengkapi ekosistem rantai pasokan yang sudah ada.

“Semua platform e-commerce yang kami beri investasi memberikan nilai tambah karena pelanggan semakin mudah mendapatkan produk yang mereka inginkan, sehingga menciptakan pengalaman online ke offline yang mulus; contoh terbaru adalah Fore Coffee. Kami menyadari bahwa Triplogic, sebagai pemain logistik last mile, cocok untuk melengkapi ekosistem rantai pasokan kami selama ini,” terang Melisa.

Application Information Will Show Up Here

Pegadaian Manfaatkan Go-Send Hadirkan Layanan “Gadai On Demand”

Pegadaian meresmikan layanan Gadai on Demand dengan memanfaatkan Go-Send dari Gojek sebagai mitra logistiknya. Diharapkan layanan teranyar ini dapat membantu perseroan merealisasikan target 500 ribu nasabah baru dengan nilai transaksi Rp65 miliar di tahun ini.

Direktur Teknologi Informasi dan Digital Pegadaian Teguh Wahyono menjelaskan, kehadiran layanan ini bermula dari kesulitan para nasabah mengakses layanan Pegadaian Digital Service (PDS) saat ingin menggadaikan perhiasannya. Ada sekitar 88% pengguna memilih untuk batal transaksi karena masalah teknis di PDS.

“Memesan PDS lama karena mereka kira layanan ini tidak bisa online, makanya itu hanya 12% nasabah mengikuti layanan ini sampai selesai,” terang Teguh.

Kini dalam pembaruan sistem, nasabah dapat menggadaikan perhiasan atau logam cukup lewat aplikasi PDS. Ketika nasabah memilih layanan gadai, cukup memesan fitur pick up and delivery service. Berikutnya mengisi detail perhiasan atau logam mulia yang akan digadaikan, mulai dari jenis, kadar, dan berat.

Perseroan membatasi layanan ini, barang yang akan digadaikan nilainya tidak boleh melebihi Rp10 juta demi alasan keamanan. Setelah semua informasi diisi, nanti akan keluar perkiraan jumlah pinjaman yang bisa diajukan nasabah.

Berikutnya nasabah menentukan lokasi pengambilan dan pengiriman dan menyelesaikan proses pembayarannya. Nanti aplikasi PDS akan menghubungkan permintaan nasabah ke sistem Go-Send untuk dicarikan mitra kurirnya.

“Nasabah perlu mengikuti tata cara serah terima barang jaminan setelah mitra Go-Send datang. Caranya dengan foto barang jaminan dalam keadaan terbuka, foto barang jaminan tersebut dan dipegang oleh kurir, dan foto barang jaminan yang sudah terbukus dan dipegang oleh kurir. Lalu unggah semua foto tersebut.”

Setelah barang diterima oleh pihak Pegadaian dan diverifikasi ulang, apabila pengajuan nasabah diterima maka akan muncul notifikasi. Nasabah tinggal mengikuti verifikasi ulang dengan memasukkan OTP dan rekening penerima. Tahap terakhir, nasabah akan menerima e-paper kontrak gadai.

Teguh memastikan perseroan menjamin keamanan gadai on demand sudah ter-cover oleh asuransi. Dari seluruh proses verifikasi pun sudah dilakukan secara berlapis untuk tindakan preventifnya.

Untuk sementara layanan ini masih bersifat uji coba di beberapa lokasi di Jakarta. Pasalnya perseroan harus melakukan review berkala dan melihat respons masyarakat sebelum digulirkan ke seluruh area Jakarta dan kota besar lainnya.

“[Untuk review] tergantung respons, antusias nasabah, dan permasalahan yang ada. Namun paling tidak sebulan lah [review-nya].”

Sebagai catatan, gadai on demand baru bisa dinikmati oleh pengguna Android. Untuk versi iOS, menurut Teguh akan segera menyusul dalam waktu dekat.

Kehadiran produk ini dalam rangka upaya perseroan menjawab peran dan era memenuhi kebutuhan konsumen. Ada dua produk lainnya yang dirilis perseroan dalam waktu yang bersamaan, yakni redesign kantor cabang Pegadaian dan produk gadai syariah non emas.

Seluruh inisiatif tersebut diharapkan dapat menambah jumlah nasabah hingga 12 juta orang sampai akhir tahun ini.

Application Information Will Show Up Here

Gojek Hadirkan Fitur “Chatting” Antar Pengguna, Mungkinkan Transaksi secara “Peer-to-Peer”

Gojek secara bertahap terus melakukan penambahan fitur. Yang teranyar adalah fitur chat dengan sesama pengguna, lengkap dengan kemudahan berbagi saldo Go-Pay. Mekanisme ini dikenal dengan istilah peer-to-peer payment (p2p payment).

“Dengan fitur terbaru ini, para pelanggan bisa bertukar kabar dengan satu teman maupun beberapa teman sekaligus dengan cara membuat grup. Tidak perlu gonta-ganti aplikasi, kini dengan Gojek pengguna bisa pesan layanan transportasi, makanan, bayar di tempat, diskusi bersama hingga membayar secara patungan,” terang VP Corporate Communication Gojek Kristy Nelwan.

Selain bercakap-cakap melalui aplikasi, pengguna yang sudah melakukan verifikasi (mengunggah data diri) akan mendapatkan fasilitas pembayaran melalui aplikasi chat atau p2p payment. Ada dua fitur yakni “Bayar (Pay)” dan “Minta (Request)”. Dua Fitur ini bisa digunakan di dalam laman pesan personal maupun grup.

Sebenarnya sudah ada beberapa aplikasi e-money yang menawarkan kemampuan serupa. Salah satunya Netzme, yang sedari awal memang mengembangkan platform pembayaran berbasis media sosial. Dana juga telah melakukan langkah serupa, dengan melakukan integrasi ke aplikasi BBM.

“Masukan dan kebutuhan pelanggan selalu menjadi bahan pertimbangan penting kami dalam berinovasi. Harapannya, fitur baru ini dapat membuat pengalaman pelanggan semakin mulus dalam menggunakan layanan-layanan Gojek bersama dengan teman, keluarga atau kolega, serta tidak ribet saat patungan,” terang Kristy.

P2P payment untuk tingkatkan transaksi

Sudah menjadi rahasia umum bahwa persaingan e-money di Indonesia cukup ketat. Go-Pay, Ovo, Dana dan beberapa pemain lain mencoba menggenjot pertumbuhan pengguna dengan berbagai penawaran menarik. Peluncuran fitur baru di aplikasi Gojek ini bisa jadi amunisi penting dalam memenangkan persaingan, dengan kemudahan p2p payment yang ditawarkan fungsionalitas Go-Pay semakin lengkap.

Inovasi p2p payment ini mungkin bukan hal baru, tapi bisa jadi memegang peran penting bagi Gojek untuk membawa pengalaman baru bagi penggunanya, utamanya dalam penggunaan Go-Pay. Di luar negeri Venmo dan Zelle menjadi contoh penyedia layanan p2p payment yang cukup berhasil mendapatkan pertumbuhan.

Di Indonesia sendiri berkirim uang melalui chat memang belum menjadi budaya, tapi bukan tidak mungkin menjadi budaya mengingat adopsi teknologi masyarakat perkotaan di Indonesia cukup tinggi.

Application Information Will Show Up Here