Telkomsel Luncurkan CloudMax, Layanan Penyimpanan Berbasis Komputasi Awan

Bertujuan untuk memberikan ruang lebih kepada pelanggan, Telkomsel meluncurkan layanan penyimpanan berbasis komputasi awan bernama CloudMAX. Hanya dengan melakukan registrasi, pelanggan bisa langsung mendapatkan free trial layanan penyimpanan berbasis komputasi awan dengan kapasitas 10 GB selama 3 bulan pertama.

“Hadirnya layanan CloudMAX kami harapkan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara menyeluruh dan dapat merasakan pengalaman mobile digital lifestyle yang lebih berkualitas dengan harga yang sangat terjangkau,” kata Vice President Digital Lifestyle Telkomsel, Crispin Tristram.

CloudMax bisa menjadi solusi bagi pengguna Telkomsel untuk melakukan back up dan restore berkas seperti foto, video, dan berbagai jenis dokumen lainnya dengan cepat, aman, serta dapat diakses kapan pun dan di mana pun melalui aplikasi mobile.

“Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak pelanggan Telkomsel yang menggunakan layanan penyimpanan berbasis cloud. Tercatat pertumbuhan pengguna layanan cloud yang terhubung dengan layanan Telkomsel tumbuh sekitar 35% pada tahun 2017.”

Sebelumnya Indosat Ooredoo juga telah menyediakan layanan serupa yang bernama Incloud.

Fitur berbagi “Family Cloud”

Untuk memberikan layanan lebih kepada pengguna selain fitur backup dan restore, CloudMax juga menyediakan berbagai fitur lain yang bermanfaat bagi pelanggan. Di antaranya adalah fitur “Family Cloud” dapat digunakan bersama-sama oleh beberapa pelanggan Telkomsel sekaligus, fitur “Memory Cleaner” mampu membuat ruang ekstra pada memori perangkat, fitur “Offline Mode” memungkinkan akses dokumen tanpa koneksi internet, fitur “Document Sharing” menyediakan link untuk berbagi dokumen, serta fitur “Facial Recognition” untuk mencari dan melihat foto berdasarkan wajah dari foto di CloudMAX.

“Layanan CloudMAX kami hadirkan sebagai jawaban bagi pelanggan yang membutuhkan penyimpanan dokumen di cloud yang tidak dibatasi memori perangkat. Dengan menggunakan CloudMAX Telkomsel, kini pelanggan bisa dengan leluasa menyimpan dan mengakses file kapan saja dan di mana saja,” kata Crispin.

Application Information Will Show Up Here

Grup Emtek Konfirmasi Akuisisi terhadap KapanLagi Network

Grup Emtek, lewat anak usahanya PT Kreatif Media Karya (KMK), mengonfirmasi pihaknya bakal menguasai saham KapanLagi Network (KLN), sekaligus mengumumkan sinergi unit usaha antara keduanya.

KMK akan masuk ke KLN lewat penerbitan saham baru sebanyak 50 persen dan 1 lembar yang sepenuhnya akan diserap KMK. Dalam transaksi ini juga akan ada sinergi unit usaha antara kedua perusahaan. KLN akan memiliki 99,9 persen saham Liputan6.com, media digital di bawah KMK.

Ini adalah kali kedua dalam tiga tahun terakhir KLN berpindah kepemilikan. Sebelumnya di bulan April 2015 pihaknya menjual saham mayoritas (52%) ke MediaCorp Singapura. Dikabarkan MediaCorp masih memegang saham minoritas di KLN pasca akuisisi oleh KMK ini.

Dikutip dari Katadata dan CNN Indonesia, dampak sinergi bisnis ini turut mengubah struktur organisasi. Pendiri KLN, Steve Christian, akan menjabat sebagai Chief Operating Officer. Sementara Presiden Direktur KMK Digital Media Group Karaniya Dharmasaputra menjabat sebagai Deputi COO.

“Pengalihan ini sedang diproses sesuai hukum dan ketentuan yang berlaku di Indonesia dan akan efektif setelah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Liputan 6.com dan KLN,” kata CEO KMK Adi Sariaatmadja.

Dia mengatakan perusahaan terus berkomitmen mengembangkan kegiatan lini usaha media dengan menambah beberapa media digital yang berada di bawah KLN. Adapun beberapa media tersebut seperti Kapanlagi.com, Merdeka.com, Bola.net, Vemale.com, Fimela.com, Brilio.net, Famous.id, dan Dream.co.id

Adapun saat ini, Grup Emtek memiliki beberapa media di bawahnya seperti Liputan6.com, Bola.com, Bintang.com, dan media televisi SCTV, Indosiar, dan O Channel.

Pihaknya melihat ada sinergi yang cukup kuat antara TV dan media digital pada masa depan. Untuk itu, diharapkan kemitraan ini membuat KMK akan menjadi grup media digital dengan media vertikal terlengkap dari berbagi segmen pemberitaan. Seiring antisipasi jumlah pengguna internet dari kaum milenial yang terus meningkat.

CEO KLN Steve Christian menambahkan rencana akuisisi ini adalah bentuk antisipasi kedua perusahaan dalam menghadapi persaingan dengan media yang selama ini menyajikan berita palsu dan tidak berimbang.

“Kami menjadi satu untuk menjadi nomor satu dengan menjangkau lebih dari 100 juta pengguna internet di Indonesia. Apalagi dengan tim gabungan dengan jumlah lebih dari 1.000 orang,” katanya.

Dia pun menegaskan kembali, keberhasilan ini akan bergantung pada proses due dilligence yang sebenarnya masih dalam proses kedua belah pihak. Proses ini membicarakan negosiasi berbagai syarat dan kebutuhan transaksi akuisisi.

Sebelum pengumuman ini beredar, kabar Grup Emtek mengakuisisi KLN sudah berhembus sejak Oktober 2017. DailySocial memberitakan media unggulan dari kedua perusahaan seperti KapanLagi dan Merdeka akan menjadi properti independen. Sementara properti yang memiliki irisan dengan Grup Emtek akan digabung.

Bekraf Umumkan Lima Startup Lokal yang Diberangkatkan ke SXSW 2018

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) hari ini mengumumkan lima startup lokal yang ditunjuk untuk mengikuti ajang South By Southwest (SXSW) 2018. Kelima startup tersebut adalah Kata.ai, Mycotech, Saft7robotics, Seruniaudio, dan Squline. SXSW 2018 sendiri akan berlangsung 9-10 Maret 2018 di Texas, Amerika Serikat.

Lima startup yang dipilih memang menjangkau lanskap yang berbeda. Kata.ai dikenal sebagai salah satu startup pionir pengembang layanan berbasis Artificial Intelligence. Beberapa produk berbasis chatbot telah berhasil diaplikasikan bersama beberapa perusahaan besar untuk menangani otomasi layanan pelanggan. Kemudian ada Mycotech, yakni pengembang bahan material ramah lingkungan dari limbah pertanian.

Saft7robotics adalah pengembang produk robot edukasi. Ada juga Seruniaudio, yakni pengembang perangkat clip-on khusus untuk alat musik akustik. Dan terakhir ada Squline, yakni platform online untuk membantu belajar bahasa asing dengan tutor dari seluruh dunia. Tahun ini Vestifarm dari TheNextDev Academy juga akan turut mengikuti acara tersebut, didukung oleh Telkomsel.

“Squline sangat bangga dapat terpilih untuk mewakili industri kreatif Indonesia tampil di SXSW 2018. Squline akan mempromosikan layanan kami yang sudah ada dan juga program terbaru kami yaitu bahasa Indonesia. Sehingga nantinya orang-orang Amerika dapat belajar bahasa Indonesia langsung dengan pengajar native dari Indonesia,” sambut CEO Squline Tomy Yunus.

Dalam sambutannya Wakil Kepala Bekraf Ricky Pesik menyampaikan bahwa keberangkatan perwakilan Indonesia ke SXSW 2018 didedikasikan untuk mendukung insan industri kreatif mencapai tujuan mereka. Ini menjadi momentum yang juga dapat dimanfaatkan oleh startup Indonesia guna memperkenalkan produk mereka di kancah internasional.

“Mengikuti kesuksesan partisipasi Indonesia dan sambutan hangat dunia terhadap perusahaan teknologi dan rintisan dari Pavilion Archipelageek tahun lalu, dalam kesempatan ini BEKRAF kembali membawa sederet talenta terbaik tanah air untuk unjuk gigi memperkenalkan karya kreatifnya ke ajang bergengsi dunia,” ujar Ricky.

Menurut pemaparan Bekraf, tahun ini sekurangnya ada 75 startup yang mendaftar untuk diikutsertakan ke dalam SXSW 2018. Tahun lalu Bekraf memberangkatkan beberapa startup termasuk Qlue, PicMix, GO-JEK, Blibli, Kaskus, Slingshot dan beberapa lainnya.

Setelah Bandung, Layanan Bike-Sharing oBike akan Hadir di Bali dan Jakarta

Layanan bike-sharing oBike belum lama ini memulai layanannya di Bandung. Di fase awal ini, sebanyak 650 sepeda oBike akan didistribusikan melalui beberapa hotel untuk bisa dinikmati penggunanya. Ke depan, lokasinya akan diperbanyak, menyasar sekolah, tempat ibadah, dan taman-taman di Kota Bandung. Berpusat di Singapura, oBike disebutkan sudah tersedia di 13 negara.

Dungkapkan tim oBike Indonesia kepada DailySocial, Bandung menjadi awal ekspansi oBike di Indonesia. Ditargetkan dalam waktu dekat oBike akan hadir juga di Bali dan Jakarta. Mereka menjelaskan mengapa Bandung yang pertama, karena pihak Dishub di Kota Bandung cukup responsif untuk menjalankan insiatif ini, terlebih sebelumnya pemerintah setempat juga sudah memiliki inisiatif sama berjuluk Boseh (Bike on the Street Everybody Happy).

Untuk menggunakan layanan bike-sharing ini, pengguna cukup memasang aplikasi oBike dan mengisi saldo untuk transaksi. Selanjutnya melalui aplikasi tersebut pengguna dapat membuka kunci sepeda untuk digunakan. Untuk tarifnya sendiri saat ini didasarkan waktu penggunaan, yakni Rp4.000 per 30 menit. Seusai menggunakan, pengguna dapat memarkirkan kembali sepeda di tempat terdekat yang sudah disediakan.

Sepeda oBike telah dilengkapi dengan GPS, sehingga setiap aktivitas yang dilakukan dengan sepda akan terekam. Ini juga untuk mencegah terjadinya pencurian yang mungkin saja terjadi dalam penggunaan sepeda. oBike sendiri sudah beroperasi di 12 negara, khususnya negara maju, termasuk di Singapura, Inggris, Jerman, hingga Belanda.

Terkait dengan budaya bike-sharing yang masih cukup baru di Indonesia pihak oBike menanggapi dengan cukup optimis. Menurut pemaparan tim oBike, sejauh ini respons yang diterima dari masyarakat cukup baik. Pihaknya juga mengaku tengah bekerja keras untuk menjalin kerja sama dengan mitra lokal untuk memperkenalkan oBike secara luas. Turut disadari bahwa ini bukan pekerjaan mudah, karena sepeda tidak teralu populer di sini, orang lebih suka berkendara dengan sepeda motor sebagai moda transportasi utama.

Application Information Will Show Up Here

XL Axiata Gencar Komersialkan Jaringan 4,5G

XL Axiata makin gencar mengomersialkan jaringan 4,5G untuk publik seiring investasi infrastruktur yang sudah dikucurkan demi mendukung jaringan tersebut sejak tahun lalu.

“Kami sebenarnya sudah mulai komersialkan jaringan 4,5G untuk publik, namun baru tersedia di 20 outlet XL Center sebagai riset awal. Di sana pelanggan bisa merasakan sendiri kecepatan jaringan ini,” terang Chief Technology Officer (CTO) XL Axiata Yessie D Yosetya, Selasa (13/2).

Yessie menjelaskan ada tiga infrastruktur yang dipakai perusahaan untuk jaringan termutakhir tersebut. Mulai dari, Advanced Radio Technology yang menggunakan 4T4R 4×4 MIMO, 256QAM, carrier aggregation.

Kemudian, Multilayer Mobile Backhaul dengan peningkatan Transport hingga versi ke 5.0. Serta, Network Function Virtualization Core untuk permudah perusahaan dalam mengembangkan kapasitas dan fitur terbaru.

“Teknologi ini dukung 5G, sehingga saat industri sudah siap [dengan 5G] kita bisa langsung support.”

Keseluruhan infrastruktur ini disebut-sebut dapat membuat daya tahan baterai jadi lebih awet sampai 10 tahun, kecepatan tinggi antara 4-20 Gbps, latensi rendah kurang dari 1ms, dan koneksi aktif skala besar sampai >2000. Hanya saja, jaringan 4,5G baru bisa didukung oleh perangkat middle high-end keluaran terbaru.

Untuk tahapan penyebarannya pun menurutnya akan dilakukan secara bertahap dimulai dari kota besar dengan kebutuhan data tinggi. Seperti Jabodetabek, Bandung, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Bali.

“Kita harus pastikan saat investasi jaringan apakah daerah tersebut animo konsumsi datanya sudah tinggi atau belum. Kalau enggak, ngapain investasi ke daerah yang konsumsi datanya baru dimulai. Begitu ketika [konsumsi data] sudah tinggi, baru kita lanjut investasi lagi ke sana.”

Bangun hingga 12 ribu BTS baru

Untuk dukung komersialisasi 4,5G, XL Axiata juga akan menambah 10 ribu sampai 12 ribu BTS baru guna perluasan cakupan layanan 4G LTE, khususnya berlokasi di luar pulau Jawa. Dari total rencana BTS yang akan dibangun, sekitar 25% di antaranya akan diperuntukkan untuk jaringan 4,5G.

Anggaran yang akan dipakai XL Axiata untuk bangun BTS berasal dari alokasi belanja modal (capex) sekitar 90% atau senilai Rp6,3 triliun dari total capex di 2018 sekitar Rp7 triliun.

Sekadar informasi, perusahaan telah menjangkau 360 kota/kabupaten di Indonesia lewat jaringan 4G LTE ditopang oleh lebih dari 17 ribu BTS dan hampir 46 ribu BTS 3G. Dalam pembangunan jaringan data tersebut, wilayah di luar Pulau Jawa mendapatkan perhatian besar dengan persentase sebesar 60%.

Adapun jumlah pelanggan XL Axiata memiliki 53,5 juta pelanggan secara konsolidasi (XL dan Axis). Tercatat 72% dari total pelanggan atau senilai 38,3 juta telah menggunakan smartphone. Sementara, jumlah pelanggan yang aktif mengonsumsi layanan data mencapai 73%.

Gandeng JD.ID, Garuda Indonesia Luncurkan GarudaShop

Hari ini Garuda Indonesia secara resmi mengumumkan kerja sama strategis dengan JD.ID dengan meluncurkan kanal khusus “GarudaShop” di situs dan aplikasi JD.ID. Kerja sama yang nantinya akan berjalan selama dua tahun ini akan memberikan kesempatan kepada masyarakat umum untuk membeli semua produk hingga merchandise resmi dari Garuda Indonesia yang selama ini dijual di udara (on board selling).

Kepada media Direktur Marketing dan Teknologi Informasi Nina Sulistyowati mengungkapkan, dipilihnya JD.ID sebagai mitra layanan e-commerce dari Garuda Indonesia didasarkan pada track record yang positif dari kerja sama sebelumnya dengan anak usaha dari Garuda Indonesia, Citilink.

“Kerja sama ini terdiri dari dua tahapan, yaitu satu tahun pertama fokus kepada awareness dan penjualan dan satu tahun terakhir kami dari Garuda Indonesia akan melakukan evaluasi terkait dengan kelanjutan kerja sama dengan JD.ID,” kata Nina.

Dipilihnya JD.ID menjadi mitra dari Garuda Indonesia sebelumnya telah melalui proses seleksi yang panjang dan transparan. Salah satu alasan JD.ID ideal menjadi mitra dari Garuda Indonesia adalah adanya kesamaan lima wilayah yang layanan, channel distribusi yang besar hingga kepemilikan dari toko sendiri.

Memanfaatkan Go Express dari Garuda Indonesia

Untuk proses pengiriman, Garuda Indonesia akan memanfaatkan layanan milik sendiri yaitu Go Express. Layanan logistik tersebut diklaim mampu untuk mengirimkan ke semua wilayah layanan langsung sampai ke rumah pembeli.

“Kami ingin membantu masyarakat yang terbang menggunakan pesawat Garuda Indonesia, yang selama ini kerap kesulitan membawa pulang barang yang dibeli on board. Dengan GarudaShop, semua barang tersebut bisa dibeli sebelum, saat di pesawat atau setelah turun dari pesawat langsung dari situs JD.ID,” kata Nina.

Meskipun untuk tahap awal proses logistik masih dilakukan sendiri oleh Garuda Indonesia, namun demikian pihak JD.ID menyebutkan nantinya melihat kondisi yang ada, akan turut melakukan proses distribusi menggunakan mitra logistik pihak ketiga dari JD.ID.

Target pendapatan dari penjualan dari Garuda Indonesia dan JD.ID

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Presiden Direktur JD.ID Zhang Li yang menyambut baik kerja sama dengan penerbangan nasional milik Indonesia ini. Melalui kerja sama ini JD.ID menargetkan penjualan barang hingga 10 ribu produk dalam waktu satu tahun.

“Saya melihat produk yang akan banyak dibeli oleh masyarakat adalah produk resmi milik Garuda Indonesia, barang-barang untuk travelling hingga brand lain yang tersedia di kanal khusus Garuda Indonesia.”

Disinggung tentang target pendapatan dari Garuda Indonesia terkait dengan kanal penjualan di JD.ID, disebutkan selama satu tahun pertama diharapkan Garuda Indonesia bisa memperoleh pendapatan hingga $1 juta.

“Kerja sama dengan JD.ID ini merupakan salah satu upaya Garuda Indonesia untuk mengembangkan bisnis Ancillary Revenue yang terus tumbuh untuk dikembangkan. Garuda Indonesia menargetkan pendapatan dari Ancillary Revenue tahun 2018 sebesar $54 juta,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury.

Application Information Will Show Up Here

Pos Indonesia Jalin Kerja Sama dengan Kioson untuk Perluas Layanan

Melalui kerja sama strategis yang baru diumumkan, Pos Indonesia berencana memanfaatkan jaringan kemitraan Kioson untuk menjadi perpanjangan layanan perseroan. Agen Kioson kini akan masuk dalam sistem logistik Pos Indonesia sehingga memudahkan konsumen e-commerce masuk ke daerah lapis kedua dan ketiga.

“Kami secara selektif memilih mitra terpercaya, mempunyai potensi bisnis jangka panjang dan tentunya memberi manfaat bagi masyarakat. Karenanya, kami senang bisa bekerja sama dengan Kioson yang telah memiliki 30 ribu mitra di seluruh Indonesia,” terang Direktur Informasi dan Teknologi Pos Indonesia Charles Sitorus, Selasa (13/2).

Direktur Utama Kioson Jasin Halim menambahkan kerja sama ini adalah upaya perseroan dalam menjembatani underserved market dengan dunia digital lewat bisnis O2O (Online to Offline). Logistik masih menjadi permasalahan di berbagai kota, karena kurangnya jangkauan dari penyelenggara bisnis.

“Bagi mitra Kioson, hal ini merupakan peluang bisnis tambahan bagi kiosnya,” kata Jasin.

Dalam implementasi kerja sama ini, sambung dia, kios mitra menjadi titik pembayaran, pengambilan-pengantaran barang dari layanan e-commerce. Ditambah, perluasan akses Kantor Pos sebagai tempat top up pulsa sehingga memudahkan mitra untuk berbisnis.

Nantinya dalam aplikasi Kioson akan terdapat layanan Pos Indonesia yang sebelumnya diintegrasikan oleh anak usaha Kioson, Narindo Solusi Komunikasi. Layanan tersebut di antaranya layanan jasa kurir (pengiriman surat-paket), layanan jasa keuangan (Pospay), dan penjualan prangko dan materai.

Mitra Kioson secara bertahap akan dilatih untuk melayani berbagai layanan tersebut. Ini dimaksudkan agar pelayanan yang didapat konsumen tetap sama saat mengunjungi Kantor Pos. Sampai kuartal pertama ini, ditargetkan implementasi akan dimulai dari mitra yang berlokasi di pulau Jawa.

Menurut Jasin, untuk jangka waktu kerja sama ini akan dilakukan hingga lima tahun ke depan. Kendati demikian, pihaknya tidak menargetkan secara spesifik persentase pertumbuhan bisnis yang bisa dikontribusikan ke perusahaan. Tetapi lebih diarahkan untuk mitra Kioson itu sendiri yang diharapkan bisa mendapat penambahan pendapatan.

“Nanti investasi peralatan mitra akan ditanggung oleh Kioson seperti hardware untuk timbangan dan pelatihan. Untuk tahap pertama, hardware kita siapkan Rp1 miliar dari kas internal.”

Disebutkan Kioson memiliki 30 ribu mitra sampai akhir tahun lalu, sebagian besar tersebar di provinsi Jawa dan Sumatera. Kioson menargetkan sampai akhir tahun ini jumlah mitra dapat mencapai 50 ribu orang.

Kioson diklaim sudah melayani lebih dari 4 juta pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia. Produk yang dilayani mulai dari penjualan pulsa, paket data, penjualan produk e-commerce, loket pembayaran telepon, TV kabel, PDAM, asuransi, dan e-commerce.

Transformasi Pos Indonesia ke digital

Charles melanjutkan mulai tahun ini perseroan mulai mempersiapkan transformasi bisnis ke arah digital, setelah merekrut tim konsultan pada tahun lalu. Rencana ini dilakukan sebagai dengan amanat yang diberikan pemerintah dalam Paket Kebijakan Jilid 14 tentang Peta Jalan E-Commerce.

Dalam paket tersebut, menyebut Pos Indonesia mengemban misi untuk menjadi tulang punggung utama dalam hal logistik dan e-commerce nasional.

“Logistik itu adalah industri yang besar, ada gudang, transportasi, manajemennya. Kita sedang intens bicarakan dengan berbagai kementerian bagaimana positioning kita. Sebab ini menyangkut biaya investasi yang jumlahnya tidak sedikit.”

Sembari menunggu keputusan diambil, secara paralel perseroan juga mulai berbenah memperbaiki berbagai lini agar sejalan dengan perkembangan saat ini. Terlebih soal persaingan dengan perusahaan swasta, dia mengaku cukup tertantang. Lantaran kebutuhan pelanggan yang semakin dinamis, dan harus dijawab dengan cepat.

“Namun kami yakin dengan semangat transformasi ke digital, dengan bekal pengalaman dan jaringan yang sudah kami bangun akan lebih cepat [proses transformasinya].”

Dalam waktu dekat, Pos juga akan merilis aplikasi jasa keuangan Pospay agar bisa digunakan oleh semua orang. Selama ini, Pospay baru tersedia dalam sistem Pos Indonesia. Sehingga hanya bisa diakses ketika pengguna masuk ke dalam Kantor Pos.

“Inginnya dalam semester II 2018, aplikasinya sudah bisa diunduh. Sekarang kami masih berdiskusi dengan otoritas sistem pembayaran [Bank Indonesia],” tutup Charles.

Awali Ekspansi di Luar Jawa, Platform Pembiayaan Khusus Mahasiswa “Cicil” Hadir di Bali

Setelah sebelumnya ke Yogyakarta, startup teknologi finansial penyedia fasilitas pembiayaan lunak tanpa kartu kredit khusus mahasiswa Cicil mengumumkan ekspansinya ke Bali. Ekspansi ini menjadi titik awal untuk perluasan wilayah operasional di luar Jawa. Sebelumnya Cicil telah mematangkan kehadirannya di Jawa dengan menjangkau kota-kota dengan populasi mahasiswa yang besar, mencakup Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Malang dan Yogyakarta.

Mengawali layanannya di Pulau Dewata, Cicil membuka akses untuk mahasiswa di tiga universitas di Bali, yakni Universitas Udayana, Universitas Warmadewa, dan Universitas Pendidikan Nasional. Menurut Marketing Lead Cicil Yuppie Wietanto, dari hasil survei yang dilakukan pihak internal Bali memiliki potensi pasar yang cukup signifikan. Di samping itu, perluasan jangkauan ini sejalan dengan roadmap Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mendorong inklusi akses pembiayaan khususnya bagi masyarakat di wilayah luar Jawa.

Sistem pembiayaan yang disuguhkan oleh Cicil ialah untuk membantu mahasiswa memenuhi kebutuhan penunjang produktivitasnya. Mahasiswa yang sudah mendaftar dan terverifikasi dapat mengajukan barang yang diinginkan dari situs e-commerce populer yang telah menjadi mitra Cicil. Kemudian platform Cicil akan melakukan kalkulasi untuk menyesuaikan DP (Down Payment) minimal yang harus dibayarkan berdasarkan jangka waktu angsuran cicilan.

“Skema cicilan masih tetap menggunakan DP sebagai komitmen mahasiswa untuk membeli produk tersebut bersama-sama dengan CICIL, dengan jangka waktu pelunasan cicilan yang bisa diatur dari  1 bulan hingga 24 bulan sesuai dengan budget mahasiswa,” jelas Yuppie.

Yuppie juga menyampaikan sejauh ini Cicil sudah membuka layanan cicilan mahasiswa di lebih dari  50 perguruan tinggi yang tersebar di tujuh kota. “Target kami pada tahun ini membuka akses bagi 100 perguruan tinggi di Indonesia  dan Bali menjadi pilot project Cicil.co.id di luar Jawa, selanjutnya Cicil akan membuka akses untuk mahasiswa yang ada di Pulau Sumatra,” pungkasnya.

Untuk memperkuat penetrasinya di pasar, baru-baru ini Cicil juga meluncurkan aplikasi mobile untuk platform Android. Dan sebagai manuver strategi menjangkau kalangan mahasiswa secara lebih luas, Cicil turut menghadirkan program Ambassadors yang dapat diikuti oleh mahasiswa. Fokusnya ialah mengajak mahasiswa terlibat membantu Cicil dalam pemasaran, sebagai fasilitator cicilan dan pengembangan strategi di lingkungan kampus.

Application Information Will Show Up Here

Pemanfaatan Teknologi yang Tepat untuk Pendidikan

Besarnya pertumbuhan teknologi di berbagai industri ternyata tidak serta-merta berdampak signifikan pada peningkatan kualitas dan pemanfaatan teknologi untuk pendidikan di Indonesia. Rendahnya kualitas pendidikan serta kurangnya kolaborasi dari pemerintah, pengajar dan murid dibahas dalam sesi diskusi yang diinisiasi oleh Quipper.

Dalam kesempatan tersebut turut hadir Co-founder dan Country Manager Quipper Takuya Homma yang mengungkapkan perbedaan yang cukup mencolok dalam hal kualitas pendidikan di Indonesia dibandingkan dengan Jepang, sehingga penerapan teknologi di dalamnya tidak lagi dibutuhkan.

“Hal tersebut tentunya berbeda dengan negara seperti Indonesia, yang bisa dibilang masih rendah dalam hal kualitas pendidikan namun memiliki antusias yang cukup besar dari pihak pengajar hingga murid untuk memanfaatkan teknologi.”

Takuya menambahkan, dinamika dunia pendidikan di Indonesia saat ini hampir serupa dengan Tiongkok, yang mulai melakukan integrasi teknologi terhadap berbagai industri, termasuk pendidikan.

“Di luar pendidikan standar seperti matematika, fisika hingga biologi, masih banyak murid yang bisa memanfaatkan teknologi untuk pelajaran yang lain,” kata Takuya.

Masalah infrastruktur di pelosok Indonesia

Meskipun saat ini Pulau Jawa sudah cukup baik dalam hal pemerataan koneksi internet di berbagai daerah, namun di luar Pulau Jawa, keuntungan tersebut belum diperoleh secara maksimal. Kurangnya pemerataan teknologi dirasakan masih menjadi PR pemerintah, untuk bisa menerapkan teknologi dalam kurikulum. Hal tersebut ditegaskan oleh Gatot Pramono selaku Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Kemendikbud.

“Saat ini dalam kurikulum di Indonesia sesuai dengan standar internasional, sudah termasuk penggunaan teknologi untuk belajar mengajar. Dalam hal ini pemanfaatan mempelajari suatu ilmu memanfaatkan video secara online. Namun masalah infrastruktur hingga rendahnya inisiatif dari pihak pengajar masih banyak terjadi di sekolah.”

Terkait soal infrastruktur, pakar pendidikan Itje Chodijah mengungkapkan, bukan hanya pihak sekolah yang wajib untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia memanfaatkan teknologi, tapi juga pemerintah daerah hingga pusat wajib untuk melakukan kolaborasi demi meningkatkan infrastruktur di berbagai daerah.

“Semua pemerintah daerah harus melakukan kolaborasi dengan pihak terkait di masing-masing daerah untuk mewujudkan rencana tersebut, jika daerah tersebut termasuk wilayah yang terpencil makin berat pula upaya yang harus dilakukan,” kata Itje.

Mendukung inovasi dari entrepreneur yang menyasar sektor pendidikan

Turut hadir dalam sesi diskusi tersebut CEO Bahaso Tyovan Arie. Sebagai startup yang fokus untuk memberikan pilihan belajar alternatif kepada siswa agar lebih memahami pelajaran Bahasa Inggris di luar dari pendidikan di sekolah, dukungan serta kolaborasi dari pemerintah dalam hal pemerataan infrastruktur di daerah bisa membantu entrepreneur menciptakan inovasi memanfaatkan teknologi.

“Selama ini masalah terbesar di dunia pendidikan di Indonesia adalah kurangnya fasilitas untuk praktik, hingga masih kurangnya pemahaman mempelajari bahasa asing meskipun sudah diberikan di sekolah. Peluang tersebut yang Bahaso coba kembangkan,” kata Tyovan.

Itje menambahkan, dilihat dari antusiasme entrepreneur muda menciptakan berbagai macam platform memanfaatkan teknologi, bisa menjadi masa depan yang cerah bagi dunia pendidikan di Indonesia. Hal senada juga diutarakan oleh Gatot Pramono.

“Kami dari pemerintah melihat startup yang mencoba menghadirkan kemudahan dalam hal pendidikan memanfaatkan teknologi merupakan mitra. Selanjutnya kami pun berusaha untuk mengeluarkan regulasi yang relevan menyesuaikan teknologi yang mulai marak hadir di dunia pendidikan saat ini,” kata Gatot.

Go-Jek Konfirmasi Perolehan Investasi dan Kolaborasi dengan Global Digital Niaga (GDN)

Hari ini Go-Jek meresmikan kemitraan serta investasi yang tidak disebutkan jumlahnya dari Global Digital Nusantara (GDN) yang merupakan bagian dari GDP Ventures. Bentuk kerja sama ini nantinya diharapkan bisa memperluas penggunaan Go-Pay, Go-Send dan lainnya, sekaligus menyejahterakan mitra UKM.

Melalui Blibli nantinya akan dihadirkan kolaborasi hingga kerja sama yang saat ini masih dalam pengembangan baik ide dan formula yang ideal. Turut hadir dalam acara peresmian tersebut, Menkominfo Rudiantara. Sebelumnya Go-Jek juga telah mengumumkan investasi sebesar US$150 juta (2 triliun Rupiah) dari Grup Astra.

Kolaborasi menyeluruh antara Go-Jek dan Blibli

Kepada media, CEO Go-Jek Nadiem Makarim menyebutkan, proses kerja sama dan fundraising dengan GDN telah berjalan selama 1,5 tahun. Diskusi panjang yang berakhir dengan bentuk kolaborasi dan sejumlah dana segar nantinya akan terintegrasi secara bertahap, melihat perkembangan dan kebutuhan mitra Go-Jek dan Blibli.

“Saya melihat selama ini GDN sudah menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak serta melakukan pemberdayaan kepada UKM di Indonesia. Visi dan misi tersebut, sejalan dengan kami dari Go-Jek.”

Dalam kesempatan tersebut turut hadir perwakilan dari GDN, CEO Tiket.com George Hendrata dan CEO Blibli Kusumo Martanto. Disinggung berapa jumlah investasi yang digelontorkan kepada Go-Jek, baik George dan Kusumo enggan mengungkapkannya.

“Bukan hanya investasi dalam bentuk uang saja, bersama dengan Go-Jek nantinya juga akan kami lakukan kolaborasi, untuk mendukung UKM di Indonesia. Di sisi lain kami juga ingin memanfaatkan teknologi yang saat ini dimiliki oleh tim dari Go-Jek,” kata Kusumo.

George menambahkan, nantinya akan ada sinergi yang berkesinambungan, antara semua layanan dan fitur di Blibli dengan Go-Jek.

“Investasi ini tidak hanya kami berikan satu kali, dalam beberapa kesempatan jika dibutuhkan akan kami berikan juga berupa akses dan lainnya. Investasi kali ini merupakan tahap yang pertama.”

Rencana Go-Jek terhadap Go-Pay di tahun 2018

Dalam kesempatan tersebut, Nadiem kembali menegaskan posisi Go-Pay yang tetap menjadi bagian dari Go-Jek. Hal tersebut merupakan rencana jangka panjang Go-Jek, untuk menjadikan platform pembayaran tersebut semakin lengkap dan mudah diakses oleh seluruh masyarakat di Indonesia.

“Saya hanya ingin meluruskan adanya persepsi dari media selama ini yang menyebutkan bahwa Go-Pay akan berdiri sendiri dan keluar dari ekosistem Go-Jek. Hal tersebut saya tegaskan tidak benar. Go-Pay akan terus menjadi bagian dari Go-Jek,” kata Nadiem.

Nadiem menambahkan, selama ini Go-Pay sudah membantu banyak orang mendapatkan akses transaksi tanpa uang tunai yang sejalan dengan misi awal Go-Jek, yaitu membangun cashless society di Indonesia.

“Sejak awal Go-Pay kami hadirkan ingin membantu orang yang tidak memiliki uang tunai untuk melakukan transaksi dengan mudah melalui Go-Pay. Selanjutnya kami akan terus membantu mitra kami untuk mendapatkan manfaat lebih dari Go-Pay,” kata Nadiem.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here