Kresna Graha Investama dan M Cash Rencanakan Investasi di Perusahaan Riset dan IoT

PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) bersama dengan anak perusahaannya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) mengumumkan rencana untuk berinvestasi di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang riset dan IoT PT Sistem Mikroelektronik Cerdas Co-Design (SMC). Hal ini disebutkan karena didasari oleh kekuatan inti yang dimiliki SMC di bidang kemajuan teknologi serta akses pasar untuk menggapai lebih dari 60 juta konsumen potensial di seluruh Indonesia.

KREN dan MCAS masing-masing akan berinvestasi sebesar 20% dan 30%. Rencana investasi ini dinilai menjadi langkah penting yang strategis di awal tahun 2018 untuk memperkuat posisi masing-masing perusahaan.

SMC saat ini telah memiliki sejumlah portofolio layanan teknologi digital. Beberapa di antaranya adalah proyek-proyek smart city, smart house, dan Power Management SCADA, sebuah solusi berbasis teknologi yang menggunakan Advanced Metering Infrastructure (AMI) yang mampu menyediakan laporan penggunaan energi secara real time.

Direktur Utama MCAS Martin Suharlie menyatakan, melalui teknologi Smart Digital City dan Power Management dari SMC, MCAS hendak membawa kenyamanan dari gaya hidup digital dan kemajuan teknologi lebih dekat ke masyarakat Indonesia. Melalui Meter Listrik Pintar dan Power Management SMC diharapkan konsumen bisa lebih mudah melakukan pemantauan penggunaan daya listrik rumah secara langsung dan mampu menghindari risiko terjadi overcharge atas tagihan listrik.

“Selain itu, Smart juga memampukan MCAS untuk dapat melakukan analisis perilaku konsumen dan mengembangkan profil konsumen, yang akan membantu MCAS untuk dapat membuat paket-paket promosi yang unik sesuai dengan profil mereka sebagai bagian dari platform digital MCAS. Kami percaya bahwa investasi ini tidak hanya menguntungkan MCAS tapi juga masyarakat Indonesia, karena mereka akan merasakan manfaat dari pengalaman gaya hidup digital yang praktis,” terang Martin.

Sementara itu Managing Director KREN Surjandy Jahja mengemukakan, investasi ini tidak hanya menghadirkan peluang bagi MCAS, namun juga bagi KREN, untuk mengembangkan sinergi antar perusahaan di dalam portofolio yang dimilikinya. Melalui SMC, KREN berpeluang memperbesar dampak dari pengalaman gaya hidup digital yang telah diciptakan.

“Integrasi produk SMC dengan platform pembayaran digital KREN akan meningkatkan daya tarik bisnis KREN, dan secara bersamaan hal ini juga akan menciptakan suatu fitur unik dan berbeda bagi SMC di mata para pelanggannya. Salah satu contohnya adalah seamless payment protocol melalui platform pembayaran digital yang dimiliki oleh KREN. Ke depannya, kami percaya bahwa teknologi yang dimiliki oleh SMC akan membantu KREN dalam menciptakan sinergi di dalam seluruh ekosistemnya, yang pada akhirnya akan memperkuat posisi KREN sebagai lokomotif transformasi digital di Indonesia,” ujarnya.

Tokopedia Hadirkan Program Loyalitas Konsumen “Tokopoints”

Tokopedia meluncurkan program loyalitas “Tokopoints” seiring upaya meningkatkan repeat sales dari para pengguna aktifnya. Strategi ini akhirnya dilirik Tokopedia, setelah sebelumnya pemain besar di bidang aplikasi digital telah lebih dahulu meluncurkan program ini, sebut saja Tiket.com, Traveloka, Go-Jek, Grab, dan lainnya.

“Kami mengapresiasi dukungan masyarakat terhadap Tokopedia selama lebih dari delapan tahun ini. Kesetiaan Toppers adalah motivasi Tokopedia untuk terus berinovasi dalam memberikan pengalaman berbelanja daring terbaik untuk masyarakat Indonesia,” ujar Co-Head Marketplace Tokopedia Aldo Tjahjadi dalam keterangan resmi.

Pengguna Tokopedia dapat mengumpulkan loyalty dan points dari setiap transaksi yang mereka lakukan baik melalui situs atau aplikasi. Points bisa didapatkan pengguna setiap kali melakukan transaksi. Kemudian, bisa ditukar menjadi kupon yang tersedia dalam Katalog Kupon.

Screenshot 2018-01-30 at 13.25.06

Sementara Loyalty, bisa didapatkan pengguna untuk menentukan dan menaikkan Status Membership-nya. Setiap membership memiliki keuntungan yang berbeda untuk setiap statusnya. Status Membership dimulai dari Classic, Silver, Gold, dan Platinum dengan tingkatan loyalty yang harus dikumpulkan sampai 100 ribu poin.

Adapun keuntungan yang didapat untuk setiap tingkatan membership bisa mendapatkan ongkos pengiriman gratis, diskon, dan cashback. Meski demikian, ada transaksi di Tokopedia yang tidak mendapat Points dan Loyalty, seperti pembelian tiket KAI, Hiburan, Uber, Gift Card, dan Event.

Berdasarkan data terakhir di pertengahan 2017, Tokopedia telah memiliki 2 juta merchant yang telah bergabung, 35 juta pengunjung (unique visit) per bulan yang secara total (situs dan aplikasi) yang memberikan 150 juta kunjungan (visit) per bulan.

Tren digital marketing 2018

Langkah Tokopedia lewat Tokopoints ini, seolah menegaskan mulai diliriknya peningkatan loyalitas pengguna lewat program loyalitas. Strategi ini mulai dipakai oleh pemain besar yang bergerak di bidang teknologi untuk mulai fokus mempertahankan konsumen lama agar tetap melakukan repeat order.

Dari presentasi yang dikemukakan Co-Founder dan Country Head of Shopback Indonesia Indra Yonathan dalam Jakarta E-Commerce Night 2018 baru-baru ini, setidaknya dalam setahun mendatang ada tiga tren pemasaran yang bakal terjadi.

Pertama, akan semakin diperhatikannya performa dari konsep marketing 2.0. Selama ini layanan e-commerce banyak memiliki key performance index (KPI) sebagai tolak ukur kesuksesan strategi marketing, beberapa diantaranya melihat dari Cost Per Click (CPC), Cost Per Visitor (CPV), dan lain sebagainya.

Kedua, menciptakan micro moments sebagai bagian dari consumer journey saat mengunjungi situs e-commerce. Strategi marketing yang bisa diterapkan untuk menciptakan micro moments adalah memposisikan diri sebagai advisor terhadap calon konsumen. Bisa memberikan rekomendasi produk berdasarkan minat, memberi input yang informatif, tidak lagi sembarang jualan produk ke semua konsumen.

Terakhir, loyalty points era. Saat ini menurut Yonathan, perusahaan besar mulai peduli cara mempertahankan konsumen yang ada dan mulai mengucurkan sebagian dana marketingnya dengan menghadirkan program loyalitas.

“Kalau terus akuisisi pengguna baru, itu ada biaya yang besar. Namun bila menjaga loyalitas konsumen, biaya marketing-nya justru akan lebih efisien,” pungkas Yonathan.

​​Layanan E-Commerce Produk Kesehatan “Gogobli” Jajaki Investor Baru, Incar Pendanaan Hingga $100 Juta

Gogobli, layanan e-comme​​rce khusus bergerak di produk kecantikan dan kesehatan, mengungkapkan sedang menjajaki investor baru untuk putaran dana seri berikutnya. Diungkapkan perusahaan mengincar tambahan dana segar antara US$50 juta sampai US$100 juta (650 miliar hingga 1,3 triliun Rupiah) untuk kebutuhan ekspansi bisnis.

“Masih proses penjajakan, yang terpenting mereka itu in line dengan misi kita dan bisa bantu leverage bisnis Gogobli,” terang CEO Gogobli Joyce Lim, Senin (29/1).

Pihaknya tidak menargetkan secara khusus kapan proses pencarian investor baru ini akan selesai. Yang pasti, dana segar ini akan jadi senjata Gogobli untuk ekspansi ke daerah baru seiring upaya penetrasi bisnis, termasuk pengembangan teknologi, tim, dan membangun gudang.

Pendanaan segar ini, akan jadi jembatan penghubung perusahaan yang berambisi menyabet status unicorn pada satu hingga dua tahun mendatang dari sekarang. Secara bisnis, Gogobli mengalami pertumbuhan yang cukup fantastis sejak pertama kali diresmikan pada 2016 lalu. Saat ini cakupan bisnis Gogobli baru merambah ke Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Gogobli melihat masih ada potensi pertumbuhan yang lebih besar ketika ekspansi ke daerah lainnya di seluruh Indonesia. Di samping itu, pihaknya bakal mengumumkan konsep bisnis baru yang diklaim unik dan bisa mengantarkan perusahaan ke status unicorn. Rencananya konsep ini akan diumumkan pada kuartal III/2018 mendatang.

“Dalam tahun ini akan ada beberapa target, pendanaan baru, dan pengumuman konsep baru untuk ekspansi bisnis yang bisa bikin kita jadi unicorn dalam 1-2 tahun dari sekarang. Jadi bukan dengan investasi [US$50 juta sampai US$100 juta] bisa bikin kita jadi unicorn, tapi lewat strategi bisnis yang didukung dengan investasi baru pada seri berikutnya. Kami optimis [bisa jadi unicorn],” terang COO Gogobli Joe Hansen.

Terakhir Gogobli mendapat investasi Pra Seri A dari perusahaan yang berbasis di Malaysia, OSK Ventures International Bhd dengan nilai investasi yang tidak disebutkan pada April 2017. Dana segar tersebut dipakai untuk bangun jaringan bisnis perusahaan, terutama lini bisnis B2B dan B2C. Diklaim dari pendanaan ini nilai valuasi Gogobli mencapai US$30 juta (sekitar 400 miliar Rupiah).

Pencapaian bisnis

Gogobli memiliki tiga lini bisnis yaitu prinsipal, B2B dan B2C. Untuk prinsipal, kini Gogobli sudah bermitra dengan lebih dari 500 prinsipal dan 20 ribu SKU dari berbagai merek untuk kesehatan dan kecantikan. Prinsipal kini dapat menggunakan platform Gogobli untuk memasarkan produknya.

Lini bisnis berikutnya, yakni B2B, tercatat telah bermitra dengan lebih dari 15 ribu toko tersebar di Jawa Barat dan Jawa Tengah, pertumbuhannya secara persentase mencapai 5.977%. Pertumbuhan revenue dari lini bisnis ini diklaim mencapai 2.530% dan repeat sales secara rata-rata 93,35%. Sayangnya, Gogobli tidak sebutkan secara nominal dari seluruh pencapaiannya tersebut.

Dalam lini B2B, Gogobli menjadi pihak penyambung antara prinsipal (produsen) dengan outlet sebagai konsumennya. Outlet yang dimaksud dalam hal ini adalah toko obat, apotik, kosmetik, dan jamu yang membeli produk lewat platform Gogobli untuk dijual kembali secara offline. Setiap produk dari prinsipal akan dikirimkan ke gudang Gogobli untuk kemudian diteruskan ke para pembeli.

Khusus untuk lini B2B, Gogobli sudah meluncurkan aplikasi Gogobli Outlet Apps khusus untuk pembelian produk secara langsung dari smartphone. Tidak bisa sembarang outlet mengunduh aplikasi tersebut. Ada proses verifikasi terlebih dahulu oleh Gogobli secara online ataupun offline.

“Aplikasi untuk konsumen B2B kami desain sangat simpel dan memiliki kapasitas yang kecil hanya 5 MB. Kami juga menyediakan opsi pembayaran yang variatif, mulai dari transfer bank, hingga pembayaran lewat Alfamart. Ke depannya kami mau hadirkan program cicilan untuk para outlet,” terang Joe.

Sedangkan lini bisnis B2C diklaim situs Gogobli sudah dikunjungi oleh ratusan ribu kali dan melayani ratusan pengiriman paket setiap harinya. Hanya saja, Joe enggan membeberkan angka detilnya.

Tak hanya menyediakan aplikasi untuk konsumen B2B saja, ke depannya Gogobli juga akan segera meluncurkan aplikasi untuk B2C. Konsumen kedua lini ini perkembangannya diharapkan harus linier sehingga tidak bisa condong ke salah satu saja.

“Secara kuantitas, jumlah konsumen B2C lebih banyak dari B2B. Namun secara volume berasal dari sebaliknya. Kami tidak bisa pilih salah satu karena kalau misal hanya fokus ke B2C saja, berat di biaya pemasaran yang lebih besar. Ini harus berjalan beriringan.”

Gogobli akan memperkuat kemitraan dengan BPOM dalam menyajikan produk yang lulus uji dan didatangkan langung dari distributor resminya. Untuk produk jamu dan herbal pun harus sudah mengantongi izin dari Departemen Kesehatan. Seluruh jaminan ini diharapkan dapat menjamin keamanan konsumen saat mengonsumsinya.

Visi Teknologi GoToMalls Optimalkan Kecerdasan Buatan dan Perangkat Pintar

Di rangkaian acara Internet Retailing Expo yang diadakan pada 24 dan 25 Januari 2018 lalu, GoToMalls berkesempatan menjadi salah satu pemateri dalam sesi bertajuk “Transforming Indonesia’s Retail Landscape”. Dalam kesempatan tersebut, Bruno Zysman, CEO Dominopos Pte Ltd, perusahaan teknologi berbasis di Singapura yang mengembangkan platform GoToMalls di Indonesia, mengemukakan pentingnya perusahaan ritel saat ini memanfaatkan teknologi pintar, seperti Artificial Intelligence.

Guna memberikan gambaran secara lebih riil, di kesempatan tersebut GoToMalls mendemokan beberapa fitur terbaru, di antaranya targeted profile dan geo-location yang dimanfaatkan untuk mengenali lokasi dan perilaku pengguna secara real-time. Beberapa keluaran dari penerapan teknologi lain turut dipamerkan, di antaranya Chatbot, Augmented Reality, Virtual Reality dan Artificial Intelligence yang kini tengah dipersiapkan untuk menambah pengalaman virtual pengguna yang lebih kaya di GoToMalls.

GoToMalls mencoba menyajikan berbagai informasi dan pembaruan seputar gerai dan acara di pusat perbelanjaan di wilayah sekitar pengguna. Bisnis GoToMalls memfokuskan pada model Online to Offline (O2O), diharapkan dapat membawa gerai ritel yang sudah ada sebelumnya mampu berkompetisi dengan e-commerce.

Teknologi dibutuhkan untuk membuat layanan menjadi lebih personal

Bruno mengungkapkan alasan mengapa teknologi seperti chatbot patut diperhitungkan para pengusaha. Di masa sekarang ini, konsumen cenderung mencari informasi dan komunikasi yang lebih personal, yang akhirnya mendorong pelaku industri ritel untuk tetap bergerak dan beradaptasi guna memberikan informasi yang sesuai dengan preferensi calon konsumen.

Dari beberapa pembaruan yang telah didemokan, layanan chatbot di platform Facebook Messenger menjadi fitur yang akan segera diluncurkan di platform GoToMalls. Fitur tersebut ditujukan untuk memudahkan konsumen dalam mendapatkan ragam informasi di dalam GoToMalls melalui tampilan antar muka yang sederhana dan mudah digunakan karena mampu berkomunikasi dengan bahasa asli pengguna.

Layanan tersebut juga akan dibumbui dengan fitur AI untuk menangkap dan mempelajari pola perilaku konsumen, yang kemudian akan mengolah informasi  dan memberikan penawaran yang sesuai dengan preferensi personal pengguna.

Visi teknologi selanjutnya bersama smart lifestyle device

Mulai maraknya smart lifestyle device (perangkat gaya hidup pintar) yang diterapkan di rumah modern seperti Google Home atau Amazon Echo turut menjadi pembahasan dalam sesi GoToMalls. Visi teknologi mereka membawa fitur Augmented Reality dan Virtual Reality untuk dikombinasikan ke dalam perangkat-perangkat tersebut. Hasil akhir yang diharapkan konsumen dapat dengan mudah menjelajah dan mencari produk melalui penawaran dan promosi produk di GoToMalls, bahkan mencoba memasang secara virtual apakah produk tersebut cocok dengan mereka.

Teknologi Augmented Reality akan menampilkan sederet penawaran dan promosi ketika konsumen menunjuk sebuah gerai di dalam mall. Melalui teknologi ini konsumen diajak untuk menjelajah mall dan gerai-gerai ritel yang ada di dalamnya secara real time-virtual.

“Kami ingin membangun sebuah pengalaman berbelanja offline yang efektif dan efisien. Kami pun sangat optimis bahwa fitur-fitur yang kami persiapkan tersebut akan menarik konsumen untuk berkunjung kembali ke mall dan pusat perbelanjaan. Pedagang ritel akan menikmati keuntungan dengan memanfaatkan teknologi ini, mendorong konsumen untuk berbelanja dengan mengiklankan produk mereka melalui GoToMalls,” lanjut Bruno.

Merujuk pada data terbaru yang disampaikan, saat ini GoToMalls telah merangkum informasi dari 410 mall dan pusat perbelanjaan, lebih dari 7400 merek dan lebih 28000 gerai di seluruh kota besar di Indonesia.

Blibli Hadirkan Layanan Sewa Apartemen

Platform e-commerce Blibli meresmikan layanan baru untuk membantu konsumennya dalam menyewa apartemen. Di fase awal ini, Blibli fokus pada penyediaan sewa apartemen secara tahunan di wilayah Jabodetabek dengan target market umur 25-45 tahun. Layanan tersebut kini sudah dapat diakses melalui menu “Home & Living” di situs dan aplikasi Blibli.

Untuk menghadirkan daftar apartemen yang bisa disewa, Blibli bekerja sama dengan agen properti. Salah satunya ada Jendela360, yakni sebuah agen properti yang mencoba menyajikan gambaran virtual 360 derajat untuk produk apartemen yang disewakan.

Sedangkan untuk proses transaksinya, calon penyewa dapat browsing di Blibli untuk mencari apartemen yang diminati, kemudian kontak agen untuk janji temu, dan bisa langsung transaksi di lokasi apartemen dengan menggunakan aplikasi Blibli InStore. Blibli InStore adalah aplikasi Offline to Online (O2O) dari Blibli yang memudahkan pelanggan bertransaksi di lokasi dan menikmati fasilitas yang dimiliki Blibli.

“Saat ini banyak kaum urban milenial memilih apartemen sebagai jawaban kebutuhan mereka akan hunian yang simpel, dekat dengan tempat kerja, berada di tengah kota, fasilitas lengkap dan privasi terjaga,” ujar Wenny Yuniar, VP Home Living & Culinary Category Blibli.

“Adanya fasilitas Cicilan 0% yang kami berikan juga sangat berpengaruh pada keputusan mereka untuk menyewa apartemen. Biasanya untuk menyewa kita harus bayar di muka 1 tahun, kalau di Blibli uang sewa bisa dicicil 3-24 bulan,” lanjut Wenny.

Sejak soft-launching tiga bulan lalu, layanan sewa apartemen ini diklaim mendapat animo baik. Adapun tipe studio dan 1 bedroom menjadi tipe unit yang paling laris disewa. Tipe apartemen yang disewakan mulai dari tipe studio, 1 bedroom, 2 bedroom, dan 3 bedroom dengan rentang harga sewa per tahun mulai dari Rp19 juta sampai Rp500 juta.

Untuk pengembangan layanan apartemen, pada tahun ini Blibli menyatakan akan terus menambah jumlah apartemen yang disewa dan menambah mitra kerja sama penyewaan apartemen.

Application Information Will Show Up Here

Grab dan PayTren Berikan Dukungan Strategis Bagi Madhang

Madhang tampak serius dalam mengusahakan pertumbuhan layanannya. Meski masih beroperasi di Semarang Madhang dengan gerak cepat meresmikan kerja sama Grab dan PayTren. Grab akan memberikan dukungan layanan pengiriman dengan GrabExpress, sedangkan PayTren disebut akan berperan sebagai saluran penjualan dengan mengintegrasikan infrastruktur keduanya. Ketiganya sepakat berkolaborasi untuk mendorong pembangunan ekonomi partisipasi masyarakat luas sebagai pelaku usaha.

Menanggapi kerja sama ini, Lead Marketing Madhang Kaesang Pangarep menjelaskan bahwa kemitraan dengan Grab akan membawa banyak manfaat dalam hal pembuatan dan pengaktifan penanda lokasi digital untuk setiap tenant aplikasi Madhang. Pengaktifan tersebut bisa dimanfaatkan untuk tenant aplikasi Madhang untuk membantu pelanggan menikmati layanan pesan antar melalui GrabExpress dan beberapa penawaran lainnya.

Sementara itu, kemitraan ini bagi Grab disebut sebagai salah satu perwujudan komitmen Grab dalam materplan Grab for Indonesia untuk mendukung startup yang berfokus pada industri layanan mobile dan teknologi dengan penekanan layanan di kota-kota kecil dan komunitas yang belum merasakan manfaat dari ekonomi digital.

“Kami juga melihat bahwa kerja sama ini juga mendukung usaha kami untuk membawa peluang ekonomi digital kepada kelas ekonomi menengah baik di daerah perkotaan maupun pedesaan di Tanah Air seperti yang telah kami lakukan bagi 2,3 juta mitra pengemudi di Asia Tenggara,” terang Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.

Hal tak jauh beda juga disampaikan Founder PayTren Ustad Yusuf Mansur. PayTren menyambut gembira jalinan kemitraan strategis dengan Madhang. Kesamaan visi kedua menjadi salah satu alasannya.

“Sebagai salah satu pelaku usaha dunia finansial technology, permberdayaan UMKM seperti Madhang memang sudah menjadi core business PayTren dalam pemberdayaan umat. Kami memiliki visi yang sama akan masa depan Indonesia. Dengan jangkauan kemitraan yang dimiliki oleh PayTren sudah nationwide, kami ingin memberdayakan kalangan menengah Indonesia dan membantu mereka memperoleh penghasilan tambahan dengan memanfaatkan ekonomi digital,” terang Ustad Yusuf Mansur.

Kemitraan ini adalah langkah strategis bagi Madhang untuk bisa mengembangkan layanannya. Di usianya yang sekarang Madhang memang butuh banyak “akselerasi” untuk lebih banyak dikenal dan berkembang, dan Madhang mengawalinya dengan langkah yang tepat.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Google Konfirmasi Kucuran Pendanaannya untuk GO-JEK

Hari ini (29/01) Google resmi mengumumkan kucuran investasi kepada GO-JEK. Konfirmasi ini menyusul setelah sebelumnya Google dikabarkan turut berkontribusi dalam putaran pendanaan GO-JEK bersama Temasek dan Meituan-Dianping. Menurut informasi yang beredar, total putaran pendanaan yang diharapkan diperoleh GO-JEK mencapai 16 triliun rupiah ($1,2 miliar).

Konfirmasi Google ditulis Caesar Sengupta, VP, Next Billion Users Team, dalam sebuah blog resmi. Ia menuliskan beberapa hal tentang mengapa Google berinvestasi di GO-JEK, yakni karena kepemimpinan dan manajemen tim yang kuat. Dinilai hal tersebut menjadi langkah awal untuk memenangkan ekonomi internet yang saat ini bergulir signifikan di Indonesia dan Asia Tenggara.

Investasi pemain besar memang tengah dibutuhkan GO-JEK, pasalnya salah satu agenda yang dimiliki ialah berekspansi ke wilayah Asia Tenggara pasca menjadi pemain on-demand terkuat di Indonesia. Saat ini total mitra pengemudi GO-JEK sudah mencapai 900 ribu di seluruh Indonesia. GO-PAY menjadi salah satu e-money paling berpengaruh di kalangan masyarakat.

Selain seputar pendanaan GO-JEK, Caesar turut menyampaikan beberapa sinergi yang telah dilakukan oleh Google untuk Indonesia, salah satunya ialah program Android Kejar untuk melahirkan developer dan produk andal di platform Android. Ditargetkan pelatihan tersebut mampu merangkul lebih dari 100.000 pengembang di tahun 2020 mendatang. Beberapa insiatif produk seperti Google Go dan Files Go  turut disinggung juga dalam tulisan tersebut.

Ingin Ciptakan Founder Startup Berkualitas, Bank DBS Bergabung sebagai Mentor Founder Institute

Bank DBS kini menjadi mentor untuk program pelatihan entrepreneurship Founder Institute. Inisiasi ini dipilih lantaran untuk dukung fokus Bank DBS bertransformasi dari bank konvensional menjadi bank digital bermindset startup yang berorientasi pada inovasi.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai mentor, Bank DBS bersama dengan tim ahlinya yang bergerak di bidang inovasi dan digitalisasi akan memberikan pengarahan kepada seluruh peserta Founder Institute selama program berlangsung hingga berakhir.

“Melalui Founder Institute, kami ingin gandeng para pendiri startup untuk saling berbagi mengenai berbagai trends startup serta ekosistem pendukungnya. Kami berharap DBS dapat menjadi bagian dan berkontribusi pada perkembangan startup ini melalui berbagai inovasi yang ditawarkan termasuk digibank,” terang Director of Consumer Banking Bank DBS Indonesia Wawan Salum dalam keterangan resmi.

Di skala global, Bank DBS telah mendirikan DBS Innovation Center di Singapura sebagai pusat proyek inovasi DBS dan wadah bagi 22 ribu karyawan DBS dalam melakukan riset dan pengembangan inovasi yang dinamis. Bank DBS juga bekerja sama dengan fintech global untuk mengembangkan ekosistem startup, yaitu Kasisto, SoftToken, lokal fintech (E2B).

Fokus Founder Institute batch ketujuh

Secara terpisah, Director Founder Institute Richie Wirjan mengatakan Bank DBS kini bergabung sebagai mentor untuk batch ketujuh dari program yang sudah dijalankan sejak 2010. Untuk batch kali ini, pihaknya menerima 1200 aplikasi pendaftaran. Yang lolos sejauh ini berjumlah 81 orang yang berasal dari berbagai bidang.

“Sekarang [yang tersisa dari 81 orang yang lolos] tinggal 21 founder startup karena setiap minggu itu ada evaluasi. [Founder startup] yang enggak perform, biasanya mereka akan drop out sendiri. Batch akan selesai di pertengahan Maret 2018,” terang Richie kepada DailySocial.

Untuk masuk sebagai peserta Founder Institute, lanjut Richie, seluruh partisipan yang bergabung diharuskan telah lolos screening melalui Entrepreneurial DNA Test. Fokus program ini adalah diri founder startup itu sendiri.

Partisipan berasal dari berbagai perusahaan startup, ada yang sudah punya ide tapi belum 100% yakin. Ada juga yang sudah jalan selama 1-2 tahun tapi masih butuh tuntunan yang lebih mendalam. Bahkan banyak juga yang bergabung tapi belum punya ide sama sekali. Mereka menjalani program pelatihan berbayar yang berjalan selama kurang lebih empat bulan.

“Ide bisa berubah-ubah, tetapi karakter dan attitude dari para founder yang kami bangun. Fokus kami tetap sama dari dulu, ingin memastikan munculnya para founder berkualitas yang tahan uji dan menciptakan startup yang berdampak buat masyarakat banyak.”

Untuk sementara ini, ada lima startup yang memiliki penilaian paling tinggi dibandingkan partisipan lain. Kelima startup itu adalah sebagai berikut:

1. Marcopolo.id, situs B2B Marketplace yang membantu pemasok menjual produk kepada pembeli dalam jumlah banyak dengan Group Buying System

2. SmartBee, aplikasi mobile yang membantu guru prasekolah untuk fokus pada pengembangan siswa dengan memungkinkan para guru berbagi analisis, laporan, penilaian, dan gambar dengan banyak orang tua secara real time

3. Ayoslide, aplikasi iklan Android yang membantu brand online berinteraksi dengan pengguna ponsel secara langsung dari layar kunci smartphone dengan insentif (virtual cash) dan hadiah mengejutkan

4. Eddemy, perusahaan SaaS B2B yang menyediakan sistem manajemen pembelajaran untuk sekolah dan meningkatkan kolaborasi antara orang tua, guru, dan siswa dalam satu platform menggunakan aplikasi situs web dan seluler

5. Napro (Nabung Properti), platform crowdfunding untuk berinvestasi secara patungan di properti.

Layanan uberXL Resmi Hadir di Surabaya

Hari ini (26/01) uber meresmikan kehadiran layanan mereka uberXL di kota Surabaya, Jawa Timur. Layanan yang secara khusus memberikan pilihan mobil mitra uber kepada pengguna dengan ukuran lebih besar, diharapkan bisa menjadi pilihan terbaru untuk pengguna transportasi online di Surabaya.

Sebelumnya telah hadir di Surabaya dan sekitarnya uberX sebagai pilihan ekonomis yang nyaman dengan kapasitas 4 orang di dalam mobil, uberMOTOR untuk menjangkau tujuan dengan cepat dan aman, serta UberDELIVER untuk jasa pengiriman barang di dalam kota.

Dalam rilis disebutkan, untuk penumpang berjumlah enam orang yang menggunakan layanan uberXL, mendapatkan asuransi dari risiko cedera, cacat tetap atau kematian akibat kecelakaan, dengan nilai hingga Rp 100 juta. Perlindungan ini berlaku sejak perjalanan bersama Uber dimulai hingga berakhir.

Layanan uberXL sebelumnya telah diluncurkan di Jakarta dan Bandung, memberikan pilihan kendaraan berjenis Multi-Purpose Vehicle (MPV) seperti Avanza, Xenia, Ertiga, Innova, dan lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Co-Working Space Greenhouse Resmikan Kehadiran di Indonesia

Co-working space Greenhouse meresmikan kehadirannya dengan meluncurkan kantor perdana berlokasi di Multivision Tower, Kuningan, Jakarta. Diharapkan tempat ini bisa menjadi opsi untuk para pengusaha startup memulai sebuah perusahaan di Indonesia.

Greenhouse berlokasi di penthouse Multivision Tower lantai 25, seluas 1.800 meter persegi dan berkapasitas maksimal 300 orang. Menawarkan desain ramah lingkungan untuk memberi kesan natural dan harmonis agar dapat memancing kreativitas.

Bahan-bahan interior yang dipakai seperti kayu, batu alam, dan banyak tanaman hijau, atap setinggi sembilan meter ini memiliki kafe dan bar dengan pemandangan 360 derajat kota Jakarta.

“Kami ingin memberikan lingkungan hijau yang menstimulasi pengguna. Kami memahami bahwa orang-orang kreatif memiliki kebutuhan dan persyaratan yang berbeda dan itulah yang ingin kami berikan di Greenhouse. Sebagian besar dinding kaca ini diharapkan dapat membangun komunitas dan kolaborasi, bukan persaingan,” ungkap Co-Founder Greenhouse Manish Nathani, Jumat (26/1).

Diferensiasi Greenhouse dengan co-working lainnya

Menurutnya, hal yang membedakan Greenhouse dengan co-working space lainnya adalah sistem dukungan kelas dunia untuk perusahaan luar negeri. Pihaknya menyediakan siap untuk menjawab dan memberi apa yang diperlukan pelanggan, mulai dari memesan taksi, memesan makanan, hingga pengacara terbaik.

Greenhouse telah bermitra dengan para pengacara, akuntan, sekretaris perusahaan, sampai dengan rental mobil dan broker perumahan untuk melayani pengguna. Di samping itu, Greenhouse juga melakukan inisiatif eksklusif “Greenhouse Booster Program” sebagai wadah kolaborasi antara perusahaan di dunia dengan anggota Greenhouse.

Dalam wadah ini anggota akan mendapat keuntungan layanan produk, pengetahuan pasar, pengalaman, dan kekuatan merek perusahaan. Program ini memiliki nilai US$50 ribu untuk produk layanan in-kind yang diberikan ke setiap anggota.

Nantinya, dalam co-working space direncanakan akan diselenggarakan berbagai sesi workshop, seminar, dan acara inkubator startup. Seperti Startup Weekend, Silicon Drinkabout, serta inisiatif sosial seperti acara Fishackathon uang mempunyai pesan mengenai pemanasan global.

“Obyektif kami adalah untuk mengelola acara yang berkualitas dengan tujuan untuk memberi dampak positif terhadap startup dan inovasi ekosistem di Indonesia.”

Greenhouse menyediakan penawaran yang fleksibel untuk keanggotaan dan disesuaikan dengan kebutuhan, bisa harian, bulanan, sampai tahunan. Ada tiga produk utama, yakni hot desk, dedicated desk, dan private office.

Hot desk dirancang untuk para pengguna mobile yang menginginkan layanan dan lokasi terbaik. Sementara dedicated desk dan private office lebih sesuai untuk tim yang ingin bertujuan untuk mengubah dunia.

Manish menargetkan sampai tahun 2019 mendatang, pihaknya dapat membuka empat lokasi baru di Indonesia, Vietnam, dan Filipina.

Greenhouse didukung sejumlah venture capital dan angel investor dari Indonesia dan Singapura sebagai investornya. Salah satu advisor Greenhouse adalah Raam Punjabi, pengusaha sekaligus pemilik perusahaan Multivision Plus.