Nanovest Resmi Meluncur, Tawarkan Kemudahan Berinvestasi Saham AS dan Aset Kripto

Platform wealthtech Nanovest (PT Tumbuh Bersama Nano) resmi meluncur hari ini (24/8). Saat ini instrumen investasi yang disuguhkan adalah saham perusahaan Amerika Serikat dan aset kripto. Menargetkan kalangan pemula, aplikasi ini memungkinkan penggunanya berinvestasi mulai dari 5 ribu Rupiah.

Dalam kesempatan temu media di Bali, COO Nanovest Billy Suryajaya menerangkan bahwa pihaknya merasa perlu menciptakan ruang investasi aset digital yang aman, nyaman, dan mudah — sesuai dengan misi Nanovest. “Kami juga berkomitmen secara kontinu untuk melakukan rangkaian edukasi seputar benefit berinvestasi di Nanovest,” imbuhnya.

Sejak debut, aplikasi Nanovest telah diunduh sekitar 2,5 juta pengguna. Saat ini pengguna aktif (yang telah menyelesaikan proses KYC) juga telah mencapai lebih dari 600 ribu orang.

“PT Tumbuh Bersama Nano adalah perusahaan yang 100% kepemilikannya adalah perusahaan lokal dan berkantor di Sudirman, Jakarta Selatan. Secara struktural semua anggota direksi dan dewan komisaris perusahaan adalah orang Indonesia,” kata Billy.

Fitur Nanovest

Saat ini Nanovest juga telah berkolaborasi dengan pengembang aset kripto NanoByte Token (NBT). Token NBT diutilisasi dengan berbagai fitur dan bisnis afiliasi Nanovest. NBT sendiri dikembangkan oleh perusahaan berbadan hukum di British Virgin Islands.

Nanovest saat ini memiliki sejumlah fitur mendasar. Pertama ada NanoAvatar, memungkinkan pengguna untuk mengkreasikan sebuah avatar dengan ciri khasnya masing-masing. Kedua ada Nano+, sistem keanggotaan di Nanovest.

“Nano+ memberikan pengalaman yang istimewa bagi para pengguna Nanovest dan NBT Holder. Mendapatkan diskon spesial serta penawaran menarik lainnya di berbagai mitra yang bekerja sama seperti Ritz Carlton, Halodoc, Sayurbox, Yello Fit, dan masih banyak lagi,” jelas Billy.

Fitur ketiga adalah NanoRace, berisi serangkaian kompetisi seperti trading competition, referral program, dan buy-and-stake dengan total hadiah mencapai 20 miliar Rupiah. Kemudian ada juga NanoPlay, yaitu fitur gamifikasi yang ada di dalam aplikasi seperti check-in mission dan top-up mission.

Nanobid juga terdapat di aplikasi, merupakan fitur lelang pada periode waktu tertentu untuk sebuah item yang disediakan khusus oleh Nanovest. Ada juga Nanolympics, kompetisi trading bagi pengguna aplikasi. Dan terakhir NBT Staking, pemilik NBT bisa mengunci sejumlah token dalam jangka panjang untuk mendapatkan keuntungan.

Kemitraan strategis dengan grup Sinarmas

Nanovest juga menggandeng sejumlah unit bisnis Sinarmas untuk menjadi bagian dalam proses bisnisnya. Pertama, mereka bekerja sama dengan perusahaan asuransi Sinarmas untuk memberikan proteksi lebih atas aset yang dimiliki investor.

Mereka juga bekerja sama dengan unit p2p lending Sinarmas, yakni Danamas. Pemilik NBT bisa memperoleh pinjaman dari Danamas dengan menjadikan token tersebut sebagai kolateral. Layanan ini sudah bisa digunakan per April 2022 lalu. Pengguna bisa mendapatkan limit pinjaman hingga 100 juta Rupiah.

Utilisasi NBT juga diterapkan bersama Sinarmas Land, memberikan kesempatan kepada pengguan untuk mendapatkan benefit berupa potongan harga saat membeli properti.

Namun demikian, ketika ditanya apakah Sinarmas merupakan shareholder utama dari Nanovest, Billy mengatakan untuk saat ini kemitraan yang ada baru bersifat sinergi strategis. Grup Sinarmas belum menjadi pemegang saham di Nanovest — ia pun enggan merinci detail siapa saja investor dari aplikasi wealthtech tersebut.

Proposisi nilai yang ditawarkan

Nanovest saat ini sudah terdaftar di BAPPEBTI. Mereka berupaya untuk menghadirkan sinergitas antara dunia web3 yang tengah dibangun dengan ekosistem web2 yang sudah ada. Utilisasi NBT ke berbagai platform digital menjadi salah satu realisasi tahap awalnya.

Tidak dimungkiri, Nanovest harus berhadapan dengan berbagai aplikasi investasi yang kian menjamur. Menyadari hal itu, beberapa hal coba ditonjolkan. Dimulai dari fitur e-KYC yang diklaim terbaik di kelasnya, karena bisa melakukan verifikasi dan validasi data pengguna saat onboarding kurang dari 1 menit saja.

Untuk investasi saham Amerika Serikat, Nanovest bekerja sama dengan Alpaca untuk mengakomodasi transaksi saham. Pemilihan instrumen investasi ini juga didasarkan riset pengguna. “Semua berjalan begitu saja, penentuan produk kami dasarkan kepada kebutuhan dari sisi pengguna. Kami berharap bisa menjadi aplikasi investasi yang lebih personal,” ujar Billy.

Sebelumnya Nanovest juga tergabung program Tokocrypto Sembrani Blockchain Accelerator dan mendapatkan dukungan investasi dari Tokocrypto.

Application Information Will Show Up Here

Tokopedia Resmikan “PLUS by GoTo”, Paket Berlangganan Ongkos Kirim

Tokopedia memperkenalkan paket berlangganan “PLUS by GoTo”, tawarkan pengiriman bebas ongkir tanpa batas, pemrosesan lebih cepat, layanan prioritas, dan keuntungan eksklusif lain dari mitra strategis grup GoTo, seperti Halodoc dan Vidio. Paket berlangganan ini masih tersedia secara terbatas untuk konsumen Tokopedia yang berlokasi di Pulau Jawa.

Dalam keterangan resmi, Head of Marketplace Grup GoTo Anthony Wijaya menjelaskan, PLUS by GoTo adalah contoh sinergis antarekosistem di dalam grup yang menawarkan nilai tambah kepada pengguna. Ia percaya diri, Tokopedia sebagai satu-satunya pelaku e-commerce yang didukung oleh platform on-demand, dapat menghadirkan layanan yang lebih baik dan meningkatkan pengalaman pengguna.

“Kami percaya semuanya ini akan dapat mendorong kesetiaan pelanggan untuk jangka panjang,” ucapnya, Selasa (23/8).

Head of Product Tokopedia Gabriella Kawilarang menambahkan, pandemi membuat belanja online semakin menjadi pilihan masyarakat. Di sisi lain, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan, masyarakat menghadapi berbagai tantangan logistik, salah satunya ongkos kirim.

“Ongkos kirim yang murah bahkan bebas tanpa kuota semakin dibutuhkan banyak masyarakat. PLUS by GoTo hadir sebagai solusi yang bisa mempermudah pengguna berbelanja di Tokopedia tanpa harus memikirkan ongkos kirim,” ujar dia.

Konsumen Tokopedia dapat menggunakan paket berlangganan ini untuk mendapatkan pengiriman bebas ongkir tanpa kuota, termasuk pengiriman same-day dengan waktu pemrosesan pesanan yang lebih cepat, yang sebelumnya belum berlaku untuk benefit bebas ongkir saat ini.

Di samping itu, tersedia rangkaian promosi eksklusif, berupa diskon dan lainnya yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. Di antaranya, diskon untuk pembelian obat dan konsultasi dokter melalui Halodoc dan diskon hingga 99% untuk streaming FIFA World Cup Qatar 2022 melalui Vidio. Selanjutnya, kupon eksklusif Tokopedia NOW! (solusi quick commerce milik Tokopedia), layanan pelanggan prioritas Tokopedia Care, dan lain-lain.

Tokopedia akan terus perbanyak kemitraan strategis dengan grup GoTo untuk memberikan lebih banyak nilai tambah dalam keseluruhan aspek hidup konsumennya. Seluruh fasilitas tersebut dapat dinikmati dengan biaya berlangganan mulai dari Rp150 ribu per enam bulan selama periode promo berlangsung, alias Rp25 ribu per bulan.

“PLUS by GoTo akan tersedia untuk lebih banyak masyarakat Indonesia di berbagai wilayah dan diperluas untuk mencakup anggota ekosistem grup GoTo lainnya. Kehadiran PLUS by GoTo diharapkan dapat meruntuhkan tembok-tembok penghalang dalam bertransaksi online sekaligus mendorong lebih banyak masyarakat untuk berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional lewat kanal digital,” tutup Gabriella.

Kesuksesan Amazon Prime

Di vertikal yang sama di level global, sebelumnya sudah lebih dulu menyediakan solusi serupa yang dilakukan oleh Amazon, melalui Amazon Prime sejak pertama kali dirilis di 2005.

Hari ini, keanggotaan Prime lebih dari sekadar pengiriman dua hari gratis. Amazon menggunakan bundling layanan sebagai strategi utama, dengan menambahkan lebih banyak layanan dan lebih banyak konten ke Prime. Selain pengiriman, anggota mendapatkan akses ke musik, film, penyimpanan cloud, dan banyak lagi sebagai bagian dari langganan mereka. Layanan berlangganan ini dinilai sangat sukses karena telah menjaring lebih dari 200 juta pelanggan di seluruh dunia.

Prime telah menjadi elemen sentral dalam strategi Amazon untuk mengubah industri ritel dan e-commerce sepenuhnya. Tujuan utama dari keanggotaan Prime adalah untuk menciptakan loyalitas. Ketika seorang anggota telah membayar biaya tahunan sebesar $99 atau $10,99 per bulan, dia akan mencoba untuk memaksimalkan utilitas keanggotaan berbayar mereka semaksimal mungkin.

Di dunia berlangganan, inilah disebut “The Golden Subscription Handcuffs” dan hasilnya, anggota Prime menggunakan uang tiga kali lebih banyak daripada non-anggota di Amazon — ini selain harga keanggotaan. Beberapa peneliti mengatakan bahwa Amazon menggunakan algoritma untuk menawarkan produk yang lebih murah bagi pelanggan saat mencari secara online sementara membuatnya lebih mahal untuk non-anggota – hanya untuk membuat non-anggota mendaftar untuk berlangganan.

Prime mempermudah pelanggan untuk berbelanja online dan menghilangkan salah satu masalah terbesar e-commerce: Biaya pengiriman. Ini menurunkan hambatan pembelian bagi pelanggan yang menghargai Amazon dengan melakukan sebagian besar pembelian mereka dengan mereka. Ini mungkin juga menjadi penjelasan mengapa 60% belanja online Amerika dan 43% Inggris dilakukan di Amazon.

Strategi meningkatkan loyalitas

Membuat paket berlangganan merupakan salah satu cara menjaga loyalitas pengguna, termasuk retensi. Karena aspek ini penting bagi keberlanjutan bisnis, makanya berbagai perusahaan membuat langkah serupa, bahkan ada startup khusus yang menggarap soal loyalitas konsumen.

Akan tetapi, dalam tulisan DailySocial.id sebelumnya, kehadiran program loyalitas seharusnya jadi jawaban untuk sebuah kesetiaan. Namun kondisi yang terjadi malah sebaliknya, pengguna mempertimbangkan “bonus” dari setiap transaksi yang dilakukan. Efeknya, perusahaan harus terus menawarkan sesuatu yang menarik agar konsumen tetap setia. Alhasil jadi salah kaprah bagi implementasi program loyalitas karena menimbulkan ketergantungan yang tidak bisa dihindarkan untuk bisa mendapat pengguna.

Co-founder & CEO Member.id Marianne Rumantir menilai, mendapatkan pelanggan yang loyal tak diperoleh dari program loyalitas pengguna, tetapi dari produk dan layanan perusahaan itu sendiri. Dijelaskan lebih jauh, saat ini ada yang namanya transactional loyalty dan emotional loyalty.

Transactional loyalty biasanya ada pada saat brand sedang ada diskon atau murah, sedangkan emotional loyalty adalah kondisi di mana pelanggan tetap loyal kepada brand tertentu meskipun harganya naik. Alasannya karena pelanggan sudah percaya ke brand itu, dari segi produk dan layanan.

“Untuk program diskon dan cashback misalnya, ini seharusnya dianggap sebagai program akuisisi bukan untuk program retensi. Diskon dan cashback biasa [dan seharusnya] ditawarkan untuk mendapatkan member/user sebanyak-banyaknya di awal, namun setelah itu ada customer journey selanjutnya di mana seharusnya loyalty program bisa menyediakan benefit-benefit lain untuk menghargai konsumennya di luar diskon/cashback. Di sini loyalty program digunakan sebagai retention program,” jelas Marianne.

Program loyalitas pengguna merupakan program investasi jangka panjang yang berkaitan dengan hubungan baik layanan atau brand dengan pengguna. Di dalam sistemnya, selain bisa menumbuhkan pengguna, program ini bisa digunakan untuk menangkap feedback, melihat gambaran demografi, dan melacak minat pengguna. Seharusnya program ini mengambil peranan penting dalam perjalanan pertumbuhan bisnis.

Marianne berpendapat, ada beberapa tantangan terkait dengan program loyalitas pengguna yang ada di Indonesia saat ini. Dua di antaranya adalah sosialisasi soal program yang kurang menyeluruh dan banyaknya program loyalitas pengguna yang tidak memiliki customer journey yang jelas.

The best loyalty program is the one that has a well-designed customer journey. Customer journey ini kalo saya gambarkan ada 4 phase: Aspiration. Earning, Benefit, Rewards. Di masing-masing phase ada unsur-unsur yang harus dirancang dan dieksekusi dengan baik tergantung brand dari industri masing-masing,” ujar Marianne.

Pada intinya, menurut Marianne, untuk bekerja dengan baik program loyalitas pengguna harus diikuti dengan produk yang dibutuhkan, harga yang sesuai pasar, dan tingkat layanan.

Application Information Will Show Up Here

East Ventures Berpartisipasi pada Pendanaan Pra-Awal Avium

East Ventures berpartisipasi pada pendanaan pra-awal Avium sebesar $2 juta sekitar Rp29,8 miliar. Dipimpin oleh Saison Capital, putaran ini juga disuntik oleh Mirana Ventures dan sejumlah angel investor, seperti Ricky Ow (eks petinggi WarnerMedia), Hepmil Media Group (SGAG/MGAG/PGAG).

Avium berasal Singapura yang didirikan oleh Ivan Yeo, Nathanael Lim, dan Eugene Yap. Sekadar informasi, Ivan sebelumnya mendirikan perusahaan esport EVOS, sedangkan Nathanael adalah pengacara yang menangani perusahaan teknologi global, seperti Huobi, Binance, dan Facebook. Adapun, Eugene Yap merupakan eks konsultan strategis yang berpengalaman menangani proyek besar termasuk Morgan Stanley dan Partners Group.

“Kami sadar bahwa studio-studio di Asia Tenggara layak mendapat kesuksesan yang lebih baik di bidang IP (intellectual property). Kami sudah mengetahui hasil karya mereka di skala global, tetapi mereka belum mampu menampilkan seluruh spektrum karyanya agar dapat diakui industri. Melalui pendanaan ini, mereka siap untuk menunjukkan karyanya, dan kami siap untuk memperkuat hal tersebut,” kata Co-Founder Avium Ivan Yeo dilansir dalam blognya.

Avium akan menjadi tempat berkumpulnya seluruh ekosistem, termasuk kreator dan produser, yang menggarap konten animasi dalam berbagai format. Ekosistem ini mencakup proses end-to-end mulai dari (1) pengembangan konten original dari studio; via iklan, seniman digital, tim rendering, hingga produser; (2) kreasi media dan produk consumer (via komik, animasi, dan merchandise); serta (3) distribusi melalu jaringan media (konten kreator dan kanal esport).

Partner di Saison Capital Chris Sirise menambahkan, “Founding team di Avium telah memiliki rekam jejak untuk menarik talenta kreatif terbaik dan mengumpulkan para fans di regional melalui konten-konten terbaik. Infrastruktur Web3 akan membantu menyatukan ini semua dengan memberi insentif yang adil pada komunitas,” ujarnya.

Pengembangan konten

Melalui pendanaan ini, Avium akan membangun jaringan studio terbesar di Asia Tenggara dengan memanfaatkan infrastruktur Web3. Pihaknya akan mengembangkan brand entertainment hingga konten original.

Adapun, Caravan Studios dan Circle Studio termasuk perusahaan animasi regional terkemuka yang telah bergabung ke dalam ekosistem Avium. Caravan telah mengembangkan IP untuk berbagai brand besar, seperti Marvel Comics, Netflix, Prime Video, Lego, Legends of Runterra, dan Clash Royale. Sementara, Circle telah menggarap IP untuk Valve, Tencent, Dota, dan Mobile Legends.

Avium menawarkan koleksi NFT Founders’ Pass yang dirancang untuk memberi insentif bagi tim kreatif dan studio yang mengembangkan brand di Avium. Para pemegang Founders’ Pass memberikan akses kepada pemilik bisnis, kreator, dan seniman ke komunitas eksklusif yang membangun brand Avium bersama founding team.

Artinya, mereka akan menjadi bagian dari anggota pendiri Avium yang juga berhak untuk membangun bersama studio dan produser dengan memanfaatkan merek tersebut. Sejauh ini, Avium telah mengantongi lebih dari 10 ribu follower dari berbagai media sosial.

Web3 bagi creator economy

Berdasarkan laporan Antler beberapa waktu lalu, pasar industri creator economy global telah menyentuh angka $104,2 miliar yang didorong oleh meningkatnya investasi di sektor tersebut. Di sepanjang 2021, Antler mencatat sebesar $1,3 miliar investasi telah dikucurkan ke platform creator economy.

Antler memproyeksikan pertumbuhan creator economy di masa depan akan dipicu oleh peningkatan adopsi Web3. Menurut laporan, Web3 bakal menjadi game changer bagi kreator dan memungkinkan mereka untuk memonetisasi karyanya secara independen.

Generasi kreator berikutnya akan punya kesempatan untuk meningkatkan sumber monetisasi konten atau karya. Tentu ini menjadi perubahan signifikan mengingat sebelumnya kreator banyak mengandalkan iklan dan sponsor merek untuk mendapatkan pemasukan.

Semaai dan Whiz Jadi Startup Lokal yang Terpilih di Surge Kohort ke-7

Surge, selaku program akselerator besutan Sequoia Southeast Asia dan India resmi mengumumkan kohort ketujuhnya yang diikuti oleh 15 startup tahap awal, melibatkan 37 founder. Terdapat dua startup asal Indonesia yang terpilih untuk bergabung, yaitu Semaai dan Whiz.

Selama tiga tahun terakhir, Surge telah berkembang pesat, termasuk memperkuat komitmen dengan meningkatkan kucuran dana untuk startup tahap awal binaannya. Sebelumnya mereka memberikan seed funding di rentang $1 juta – $2 juta, kini ditingkatkan hingga $3 juta.

Hingga saat ini,  komunitas Surge telah menaungi 281 founder dari 127 startup dalam 16 sektor. Startup-startup Surge telah mengumpulkan pendanaan secara kolektif sebesar lebih dari Rp25,2 triliun ($1,7 miliar), dengan lebih dari 60% perusahaan dari lima kohort pertamanya mengumpulkan pendanaan seri A dan seterusnya.

Para founder masa kini membidik bisnis mereka untuk panggung dunia. Mayoritas dari perusahaan ini membangun dari tahap awal untuk pasar-pasar global dan membidik khalayak di luar pasar asal mereka, hampir setengahnya hadir di pasar-pasar Amerika Serikat dan Eropa.

Beberapa founder yang terlibat sudah pernah memiliki pengalaman, seperti mantan CFO dari Nykaa, insinyur pertama Uber di India, teknisi yang membantu pengembangan Apache Hive, dan sebagainya. Selain itu, sepertiga dari startup-startup di kohort kali ini memiliki setidaknya satu founder perempuan.

Rajan Anandan selaku Managing Director Sequoia India & Southeast Asia dan Surge mengungkapkan kekaguman yang mendalam akan ambisi dan keanekaragaman ide yang ada, serta kaliber para founder dari tiap kohort dalam program Surge, tak terkecuali Surge 07.

“Kami telah bermitra dengan semua perusahaan tersebut di tahap paling awal pembangunan perusahaan, dengan hampir setengahnya masih dalam tahap pra-peluncuran pada saat memulai kemitraannya. Para founder kami membawa pengalaman dan kreativitas mereka yang luas, dan kami percaya bahwa para pemimpi, inovator dan pembangun kategori ini memiliki potensi untuk mengubah masa depan kawasan ini dan dunia,” ujarnya.

Startup Indonesia di program Surge

Indonesia sendiri diketahui menjadi salah satu negara yang ditargetkan oleh program akselerator ini. Dalam setiap kohort, terdapat minimal satu startup asal Indonesia yang menjadi perwakilan. Pertama kali dimulai pada Maret 2019, Bobobox dan Qoala bergabung sebagai representasi Indonesia. Diikuti dengan Bobobox dan Qoala.

Dalam tiga kohort terakhir, ada BukuKas, Hangry, CoLearn, Otoklix, Durianpay, Bukugaji/Vara, dan Rara Delivery. Dalam kohort ketujuh ini, terdapat dua startup asal Indonesia yang bergabung, yaitu Semaai dan Whiz.

Semaai merupakan startup agritech yang mengembangkan solusi untuk mengatasi masalah sistemik seperti itu di industri dengan menawarkan platform yang komprehensif untuk komunitas pertanian, dengan fokus awal pada input pertanian, seperti benih, pupuk, pestisida dan alat pertanian.

Belum lama ini perusahaan juga telah mengumumkan pendanaan tahap awal yang dipimpin oleh Surge, diikuti oleh Beenext dan sejumlah angel investor, seperti Nipun Mehra (Ula), Harshet Lunani (Qoala), dan Prashant Pawar (Houlihan Lokey).

Sektor pertanian dalam ekosistem startup digital di Indonesia sendiri kian menunjukkan potensi luar biasa. Bahkan saat pandemi, beberapa layanan terkait bisnis budidaya mendapati traksi yang luar biasa, beberapa di antaranya sudah menjadi soonicorn seperti Tanihub, Eden Farm, Aruna, dan eFishery.

Sementara itu, Whiz merupakan perusahaan fintech yang memfokuskan layanannya untuk kalanganr remaja di Indonesia. Startup yang digawangi oleh Agnes Wirya Lie, Dominic Sumarli, dan Frederick Widjaja ini memungkinkan remaja dapat membuka rekening keuangan pertama mereka dengan aplikasi yang mudah digunakan, melakukan pembelian melalui sistem pembayaran QR yang diterima secara luas di Indonesia, dan belajar tentang penganggaran dan tabungan.

Di antara padatnya persaingan di ranah fintech, solusi yang ditawarkan oleh Whiz membuka ruang untuk pasar yang lebih awam untuk sedini mungkin bisa terpapar oleh literasi keuangan. Beberapa aplikasi yang sudah lebih dulu meluncur seperti Finansialku, Sribuu, Pay Ok, PINA, Finoo, Moni, Xettle, Finku, Neu (Fazz Financial Group). Sebagian dari mereka juga sudah mengantongi kepercayaan dari investor dalam bentuk perolehan dana segar.

Saat ini, Semaai dan Whiz tengah menjalani program 16 minggu yang ketat secara hybrid. Surge 07 juga menghadirkan pembicara dan mentor yang sebelumnya sudah pernah terlibat dalam program ini termasuk Siu Rui Quek (Carousell), William Tanuwijaya (Tokopedia/GoTo), Chatri Sityodtong (ONE Championship) dan Doug Leone (Sequoia Capital).

Pada dasarnya, program-program inkubator dan akselerator yang ada saat ini menawarkan kemudahan bagi founder dalam melakukan eskalasi bisnis. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan DailySocial.id, per tahun 2021, ada sekitar 17 program inkubator dan/atau akselerator yang masih aktif membuka batch untuk startup baru.

KLAR Dikabarkan Bukukan Pendanaan Pra-Seri A Lebih dari 91 Miliar Rupiah

Startup perawatan gigi KLAR dikabarkan telah menggalang pendanaan pra-seri A. Sejumlah pemodal masuk di putaran ini, termasuk investor tahap sebelumnya yakni AC Ventures dan Kenangan Fund. Adapun investor baru yang turut terlibat di antaranya East Ventures, Venturra Discovery, dan GK-Plug and Play.

Kepada DailySocial.id, salah satu pihak yang terlibat pada pendanaan ini mengonfirmasi adanya putaran tersebut. Adapun menurut data yang telah dilaporkan ke regulator, nilai yang diterima KLAR mencapai $6,12 juta atau setara Rp91 miliar Rupiah.

Sebelumnya KLAR telah membukukan pendanaan awal dari AC Ventures dan Kenangan Fund pada Juni 2021 lalu. Dana segar dimanfaatkan untuk sejumlah hal, mulai dari riset pasar, penguatan tim, peningkatan brand awareness, dan penambahan lini produk baru.

Produk dan layanan

KLAR didirikan sejak September 2020 oleh Ellen Pranata, Adelia Susanto, dan David Sugiharta. Ketiganya memiliki latar belakang yang saling berkesinambungan di bisnis ini.

Ellen sebelumnya menjadi direktur perusahaan importir peralatan dental. Sementara Adelia merupakan spesialis ortodonti yang memiliki banyak pengalaman terkait perawatan dengan clear aligners. David sendiri adalah dokter gigi yang ahli di bidang prosthetics, aesthetics, dan full mouth rehabilitations.

KLAR saat ini memiliki sejumlah produk dan layanan. Untuk produk, andalan mereka ada dua, yakni Aligner dan Retainer untuk perawatan gigi – diproduksi secara mandiri. Sementara layanan yang melengkapi ada fitur konsultasi online.

Dengan model bisnis B2B2C mereka turut memberdayakan mitra dokter dan klinik untuk menjadi bagian dalam ekosistem bisnisnya. Menurut data di situs resminya, saat ini ada hampir 300 klinik gigi rekanan yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.

Melalui aplikasi “KLAR Smile”, dokter gigi dan pasien dapat berinteraksi dan memantau status perawatan dari jarak jauh. Inovasi ini dinilai menjadi proposisi nilai yang membedakan KLAR dengan pemain sejenis lainnya.

Menurut data, potensi pasar untuk aligner di Indonesia diestimasi bisa mencapai $3 miliar (Rp43 triliun). Dengan pertumbuhan PDB per kapita dan meningkatnya minat perawatan diri dan estetika, KLAR yakin permintaan aligner di Indonesia akan terus meningkat.

Di Indonesia, selain KLAR, ada RATA juga bermain di segmen yang sama. RATA sendiri juga telah didukung sejumlah investor, salah satunya Alpha JWC Ventures.

Jungle Ventures Dikabarkan Suntik 22 Miliar Rupiah Startup “Alt-Protein” Off Foods

Startup foodtech Off Foods dikabarkan mengantongi dana segar tambahan dari Jungle Ventures. Menurut sumber, dana yang diguyur sebesar $1,5 juta (lebih dari 22 miliar Rupiah).

Ketika dihubungi, pihak manajemen maupun investor sebelumnya memilih tidak memberikan komentar terkait kabar ini.

Sebelumnya Off Foods mengantongi pendanaan tahap awal sebesar $1,7 juta yang dipimpin oleh Alpha JWC Ventures bersama investor strategis lainnya, seperti Global Founders Capital (GFC), Lemonilo, dan lainnya.

Jungle Ventures sendiri merupakan VC yang cukup aktif berinvestasi di Indonesia. Sejumlah startup telah masuk ke dalam portofolionya, seperti Social Bella, Waresix, Desty, Hypefast, Evermos, VIDA, hinga Lifepack.

Off Foods merupakan startup yang dirintis pada tahun lalu oleh Dominik Laurus dan Jhameson Ko. Startup ini berambisi menjadi produsen protein alternatif (alt-protein) dari Indonesia, menyasar lebih banyak orang mengonsumsi daging hewan, tanpa mematikan daging dari hewan asli demi keberlanjutan, juga tanpa mengorbankan rasa.

Startup lokal dengan konsep yang serupa ada Green Rebel, yang juga telah mendapatkan suntikan dana dari pemodal ventura.

Perusahaan sendiri tak hanya berambisi jadi pemimpin pasar di negara sendiri juga berencana untuk ekspansi regional yang akan dilaksanakan pada 2024 mendatang.

Produk flagship Off Foods yang sudah dirilis adalah Off Meat, protein serupa daging ayam. Dengan menggunakan model B2B, Off Meat jadi alternatif buat bisnis jasa makanan dalam memasok daging tanpa tulang (fillet). Terhitung, mitra perusahaan mayoritas datang dari usaha kuliner, seperti Mangkokku, Zenbu, Byurger, Gaaram, Wanfan, Mamma Rosy, Fitco Eats, dan lainnya.

Perusahaan juga membuka gerai sendiri yang berlokasi di Bali. Bali dipilih karena secara prospek adalah salah satu pasar makanan berbasis nabati yang paling penting di Indonesia.

Menurut laporan terbaru dari BIS Research, sektor makanan berbasis tanaman (plant-based) secara keseluruhan diperkirakan akan mencapai $480 miliar secara global pada 2024. Industri protein tanaman juga diperkirakan akan terus tumbuh di Indonesia dengan CAGR 27,5% dari 2021 hingga 2027, mewakili peningkatan sekitar enam kali lipat pada 2027, seperti dikutip dari Research and Markets.

Secara historis, adopsi nabati telah terhambat melalui titik harga premium yang sering dikaitkan dengannya. Tantangan untuk berkompetisi di vertikal ini tak hanya soal rasa yang tepat, tetapi juga mencakup penyempurnaan pengetahuan manufaktur dan efisiensi untuk mendekati keseimbangan harga. Off Meat mencoba untuk memecahkan masalah lama ini karena ia hadir dengan alternatif yang terjangkau, menyediakan pengganti protein nabati dengan setidaknya setengah dari harga pesaingnya.

Eksplorasi Potensi, Pasar, dan Manfaat Teknologi Web3 di Indonesia

Gelaran Nexticorn International Summit (NXC) 2022 akan segera berlangsung dalam waktu dekat di Nusa Dua, Bali. Masih berkenaan dengan Web3 sebagai tema besarnya, Chairman Nexticorn Rudiantara, Co-founder dan CTO WIR Group Senja Lazuardy, dan Head of Blockchain Solutions Metaverse Indonesia Aldi Raharja berdiskusi tentang potensi, manfaat, dan eksplorasi use case. 

Web3 dikatakan dapat memberikan peluang untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Selengkapnya, berikut rangkuman sesi webinar Nexticorn International Summit 2022 bertajuk “The Rise of Web3 Startups and Initiatives”.

Potensi baru

Co-founder & CTO WIR Group Senja Lazuardy meyakini Web3 akan menjadi game changer yang akan mengubah cara manusia mengakses sebuah informasi. Sejalan dengan perkembangan teknologi imersif, seperti Metaverse. Dengan AR/VR, manusia juga dapat berkomunikasi dengan cara interaktif dan personalisasi diri dalam bentuk avatar di masa depan.

Web3 memiliki konsep terdesentralisasi, data dapat terdistribusi secara luas, tetapi tercatat dan terstruktur. “Kalau tidak mencoba [mengeksplorasi Web3], kita tidak akan bisa menilai apakah ini bermanfaat atau tidak. Teknologi itu dibuat untuk mempermudah kehidupan atau aktivitas sehari-hari,” ujarnya. 

Sementara menurut Head of Blockchain Solutions Metaverse Indonesia Aldi Raharja, ada beberapa potensi baru yang muncul dengan implementasi Web3. Ia mencontohkan, profesi arsitektur bisa saja tidak berlaku di dunia nyata, tetapi dapat diterapkan secara estetika keilmuan di Metaverse.

Selain itu, memang banyak prediksi sejumlah jenis pekerjaan akan hilang di masa depan seiring berkembangnya teknologi. Namun, teknologi-teknologi baru di era Web3 justru dapat memunculkan jenis pekerjaan baru.

“Jika bicara kemunculan internet cepat pertama kali, adopsi masal pasti akan mengalami resistansi. Itu selalu terjadi. Saya yakin kesiapan kita mengadopsi teknologi baru akan lebih cepat dengan perkembangan informasi saat ini,” ujarnya.

Saat ini, pelaku industri tengah mengeksplorasi use case yang tepat bagi pasar Indonesia. Tentu ini menjadi tantangan signifikan bagi pelaku industri mengingat belum banyak yang memahami fundamental Web3. Namun, saat ini use case paling besar dan dapat dimonetisasi dengan cepat di ranah Web3 adalah game.

Ownership menjadi kata kunci pada Web3 sehingga memungkinkan pengguna untuk memiliki, tidak hanya membaca sekadar informasi. Salah satunya melalui Blockchain. Teknologi ini juga memungkinkan transaksi dari orang ke orang karena tidak ada perantara,” ujarnya.

Blockchain juga mengurangi risiko kehilangan data karena konsepnya terdesentralisasi. Ada banyak use case yang dikembangkan di sejumlah sektor industri, seperti finance, insurance, hingga healthcare.

Mencetak startup Web3

Chairman Nexticorn Rudiantara menilai tren Web3 yang tengah berkembang saat ini menjadi momentum untuk mempersiapkan diri. Di samping itu, saat ini belum banyak perusahaan di Indonesia yang sudah melantai di bursa saham dan bergerak pada pengembangan teknologi imersif.

Melalui ajang Nexticorn, pihaknya berharap dapat menghubungkan startup berkualitas dengan para investor sehingga dapat mendorong valuasi dan mencetak generasi perusahaan Web3 selanjutnya.

“Kami selalu berkomunikasi dengan Venture Capital (VC) dan mereka menunjukkan minatnya terhadap Web3. Dengan Nexticorn ini, cita-cita kami adalah dapat memiliki 25 startup unicorn, salah satunya berbasis Web3 pada 2025. Kita butuh perusahaan seperti WIR karena pasar Indonesia masih sangat luas,” ungkapnya.

Di samping itu, sebagaimana disampaikan Presiden Jokowi dalam Pidato Kenegaraannya beberapa waktu lalu Indonesia perlu mencetak startup-startup unicorn baru untuk memastikan agar UMKM dapat menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi digital.

“Kita harus segera bersiap, apalagi Indonesia akan mengalami puncak demografi di 2032. Dalam sepuluh tahun ke depan, baik pelaku industri maupun pemerintah harus bergerak cepat. Jangan pernah meremehkan ekonomi digital yang memanfaatkan ICT, karena pertumbuhannya eksponensial, bukan linier,” ujarnya.

Berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai ekonomi digital di Indonesia pada 2021 mencapai $70 miliar dan termasuk tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Nilai ini diproyeksi menembus angka $146 miliar pada 2025.

Bappebti Tutup Pendaftaran Calon Pedagang Fisik Kripto

Bappebti mengumumkan penghentian penerbitan izin pendaftaran calon pedagang fisik aset kripto per 15 Agustus 2022. Pengumuman ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor 208/BAPPEBTI/SE/08/2022.

Dalam surat tersebut, Bappebti beralasan langkah tersebut diambil karena pihaknya ingin mewujudkan kegiatan perdagangan pasar fisik aset kripto yang transparan, efektif, dan efisien dalam suasana persaingan yang sehat guna melindungi kepentingan semua pihak dalam perdagangan pasar fisik aset kripto.

“Serta, untuk meningkatkan efektifitas pengawasan Bappebti kepada calon Pedagang Fisik Aset Kripto dalam melakukan kegiatan perdagangan pasar fisik Aset Kripto maka perlu melakukan penghentian penerbitan tanda daftar sebagai calon Pedagang Fisik Aset Kripto,” ucap Plt. Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko.

Menurut Didid, penghentian penerbitan tanda terdaftar ini berlaku bagi pelaku aset fisik kripto yang bermaksud mengajukan izin berupa tanda daftar sebagai calon pedagang fisik aset kripto. “Penerbitan perizinan pendaftaran sebagai calon Pedagang Fisik Aset Kripto dihentikan dan Bappebti tidak menerima pengajuan permohonan sebagai calon Pedagang Fisik Aset Kripto.”

Ia juga menyebutkan surat edaran ini dapat diubah sewaktu-waktu dan ketentuan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Seperti diketahui, Bappebti menerbitkan peraturan terkait penyelenggaraan perdagangan pasar fisik aset kripto yang tertuang dalam Peraturan Bappebti Nomor 8 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perdagangan Pasar Fisik di Bursa Berjangka. Dalam beleid yang ditetapkan pada 29 Oktober 2021 tersebut, ada delapan syarat yang ditetapkan bagi pedagang fisik aset kripto yang diatur oleh Bappebti.

Di antaranya, calon pedagang juga harus memenuhi persyaratan lainnya, seperti model minimal paling sedikit Rp80 miliar, mempertahankan ekuitas paling sedikit sebesar 80% dari modal yang disetor, dan punya sistem dan/atau sarana perdagangan online yang dipergunakan untuk memfasilitasi penyelenggaraan perdagangan kripto yang terhubung dengan bursa berjangka dan lembaga kliring berjangka.

Pasca beleid diterbitkan, saat ini Bappebti telah memberikan izin kepada 24 perusahaan. Mereka adalah:

1 PT Tumbuh Bersama Nano Nanovest
2 PT Kagum Teknologi Indonesia Ajaib
3 PT Aset Digital Berkat Tokocrypto
4 PT Aset Digital Indonesia Incrypto
5 PT Bumi Santosa Cemerlang Pluang
6 PT Cipta Koin Digital Koinku.id
7 PT Coinbit Digital Indonesia Coinbit.id
8 PT Galad Koin Indonesia Galad.id
9 PT Gudang Kripto Indonesia GudangKripto.id
10 PT Indodax Nasional Indonesia Indodax
11 PT Indonesia Digital Exchange Digital Exchange
12 PT Kripto Maksima Koin Kripto Maksima
13 PT Luno Indonesia LTD Luno
14 PT Mitra Kripto Sukses Kripto Sukses
15 PT Pantheras Teknologi Internasional Pantheras
16 PT Pedagang Aset Kripto Pedagang Aset Kripto
17 PT Pintu Kemana Saja Pintu
18 PT Rekeningku Dotcom Indonesia Rekeningku
19 PT Tiga Inti Utama Triv
20 PT Triniti Investama Berkat Bitocto
21 PT Upbit Exchange Indonesia Upbit
22 PT Utama Aset Digital Indonesia Bittime
23 PT Ventura Koin Nusantara Vonix
24 PT Zipmex Exchange Indonesia Zipmex

Investasi kripto dikenal dengan volatilitasnya, meskipun begitu investor kripto di Indonesia jumlahnya terus bertumbuh. Data dari Bappebti menunjukkan, jumlah investor kripto hingga Juni 2022 mencapai 15,1 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp212 triliun.

Beleid penetapan daftar aset kripto

Sebelumnya, Bappebti juga menetapkan daftar aset kripto terbaru yang dapat diperdagangkan di pasar fisik aset kripto. Hal ini tertuan dalam Perba Nomor 11 Tahun 2022. Dalam regulasi teranyar itu, Bappebti menetapkan 383 jenis aset kripto yang dapat diperdagangkan dan calon pedagang fisik aset kripto wajib menyesuaikan diri dengan daftar tersebut. Peraturan baru ini sekaligus mencabut Peraturan Bappebti Nomor 7 Tahun 2020.

Angka tersebut meningkat signifikan dari 229 aset kripto yang sebelumnya boleh diperdagangkan. Toko Token (TKO) menjadi salah satu project kripto lokal yang masuk dalam daftar baru Bappebti dan diperbolehkan memperdagangkannya secara resmi.

Di luar daftar, aset digital harus di-delisting namun calon pedagang wajib menyelesaikan transaksi tanpa merugikan pelanggan. Delisting ini ditetapkan berdasarkan metode penilaian Analytical Hierarchy Process (AHP).

Penyesuaian aturan ini dilakukan atas dasar kebutuhan dan perkembangan blockchain secara global. Terlebih, pertumbuhan data pelanggan dan volume transaksinya terus meningkat.

Dijelaskan lebih jauh, Perba ini mengadopsi pendekatan positive list yang bertujuan untuk memperkecil risiko perdagangan aset kripto. Misalnya, aset kritpo yang tidak memiliki kejelasan whitepaper atau yang memiliki tujuan ilegal seperti pencucian uang dan sebagainya.

Didid menjelaskan, Perba itu mengatur tata cara, persyaratan, serta mekanisme penambahan dan pengurangan jenis aset kripto yang diperdagangkan. “Dengan mempertimbangkan prinsip umum untuk aset kripto yang dapat diperdagangkan, seperti berbasis distributed ledger technology dan lulus hasil penilaian dengan metode AHP,” kata Didid.

Selain itu, mempertimbangkan nilai kapitalisasi pasar aset kripto, risiko, manfaat ekonominya, serta apakah telah masuk dalam transaksi bursa aset kripto besar dunia. Perba ini juga mendorong efisiensi tata cara pengusulan aset kripto yang diperdagangkan selama Bursa Berjangka Aset Kripto belum terbentuk.

Secara terpisah dalam pernyataan resmi, CEO Tokocrypto Pang Xue Kai menyambut baik atas terbitnya Perba teranyar ini. Dalam proses menentukan masa depan dari proyek blockchain yang layak untuk terdaftar di Tokocrypto harus melalui proses uji tuntas yang sangat ketat.

“Tokocrypto memiliki proses seleksi dan kelayakan yang sangat ketat dalam listing koin maupun token kripto. Kami memiliki Assessment Scorecard dan Due Diligence Checklist yang cukup komprehensif untuk mengevaluasi kelayakan Token yang mendaftar dalam exchange kami,” kata Kai.

Pelaku Industri, Akademisi, dan Pemerintah Bicara Masa Depan Talenta Digital

Pada acara “Peringatan 40 Tahun Pendidikan Informatika” yang diselenggarakan Ikatan Alumni Informatika (IAIF) ITB, para pemangku kepentingan (stakeholder) yang diwakili dari sektor industri, akademisi, dan pemerintah duduk bersama dan berdiskusi terkait masa depan talenta digital di Indonesia.

Dalam sambutannya Wakil Dekan Akademik STEI ITB Saiful Akbar menyoroti tentang bagaimana Indonesia dapat menghasilkan kualitas dan mutu talenta sesuai bidang lulusannya.

“Ini menjadi pertanyaan utama. Kebutuhan terhadap talenta besar, tetapi upaya untuk menumbuhkembangkan talenta mungkin tidak banyak. Informatika adalah disiplin ilmu yang tidak butuh kewarganegaraan, dari mana saja bisa didapatkan,” ujar Saiful.

Isu perihal ketimpangan talenta digital, baik dari sisi jumlah maupun kemampuan, bukanlah sebuah topik baru. Sejak bertumbuhnya ekonomi digital di tanah air, para stakeholder telah lama menyuarakan isu tersebut. Terlebih Indonesia diprediksi menjadi pasar ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Langkah untuk memperkecil gap tersebut harus segera dilakukan.

Berdasarkan riset di 2019, Indonesia diperkirakan butuh 9 juta talenta digital di 2030 atau menghasilkan 600 ribu talenta per tahun. Di samping itu, Indonesia diprediksi mendapat bonus demografi, yakni 70% dari total jumlah penduduk berada dalam usia produktif di 2045. Kelompok usia produktif ini akan menjadi motor penggerak ekonomi negara.

Yang menjadi tantangan adalah jumlah tenaga kerja di usia produktif dinilai tidak seimbang dengan tingkat kualitas tenaga kerja, terutama di bidang teknologi. Padahal, Indonesia tengah ‘asyik’ mengecap akselerasi digital.

Sebagai gambaran tambahan, mengutip iNews, lulusan sarjana IT di Indonesia dari ratusan perguruan tinggi maupun sekolah kejuruan program studi IT tak kurang dari 400 ribu orang setiap tahunnya. Mayoritas lulusan ini dianggap belum memenuhi kualifikasi SDM yang dibutuhkan industri.

Koordinator Startup Digital Kementerian Kominfo Sonny Hendra Sudaryana menambahkan bahwa pemerintah telah menjalankan perannya dengan tugas utama menghubungkan masyarakat di Indonesia. Pemerintah mendorong pelaku industri membangun infrastruktur jaringan, salah satunya lewat program Palapa Ring.

Dari sisi pengembangan kemampuan, pemerintah juga berupaya mengakomodasi kebutuhan ini melalui sejumlah inisiatif melalui program Digital Literacy Academy, Startup Studio, 1000 Startup, dan Digital Literacy National Movement.

Inisiatif ini diambil untuk memfasilitasi dan mengakselerasi peningkatan kemampuan talenta digital, dari tahap dasar, menengah, hingga lebih lanjut. “Ekonomi digital Indonesia terbesar di Asia Tenggara. Dalam beberapa tahun ke depan, kita akan punya 5G, mobil listrik, maupun metaverse. Jadi kita harus siap-siap mengingat perkembangan teknologi terus berubah,” ungkapnya.

Kolaborasi

Sementara itu, Country Engineering Lead Microsoft Indonesia Irving Hutagalung lebih menyoroti fenomena skill gap pada talenta digital di Indonesia. Menurutnya, isu ini tak kalah penting daripada sekadar terpaku pada kuantitas talenta digital.

Menurutnya, isu ini juga sudah lama disuarakan oleh para customer dan partner Microsoft di Indonesia, yang menuntut kualitas talenta yang lebih baik. “Sepuluh tahun setelahnya, saya masih mendapat masukan yang sama, jadi tidak ada yang berbeda. Lembaga pendidikan pasti akan tetap mencetak lulusan. Jadi, skill tetap perlu ditingkatkan. Ini belum bicara soal soft skill,” tambahnya.

Di samping itu, Irving juga menyoroti pentingnya keterlibatan industri untuk menjembatani skill gap antara lulusan kampus dan apa yang diharapkan perusahaan. Menurutnya, kurang tepat apabila kampus bertujuan untuk mencetak lulusan yang siap bekerja, tetapi justru menyiapkan pondasi cara berpikir yang benar.

“Saya melihat saat ini Indonesia masih berada di tahap mempertanyakan apa saja peran pemerintah terhadap isu ini. Bagi saya, industri harus terlibat secara aktif, tidak hanya berharap pada kampus untuk memperbaiki semua,” ungkapnya.

Salah satu upaya yang dilakukan Microsoft adalah melakukan kolaborasi dengan sejumlah pemangku kepentingan untuk meningkatkan kemampuan talenta digital, yakni corporate, universitas, digital natives, dan komunitas yang diharapkan dapat menjangkau golongan underserved.

Disclosure: DailySocial.id merupakan media partner acara Peringatan 40 Tahun Pendidikan Informatika

Dapat Dukungan Init-6, Algobash Suguhkan Platform Perekrutan Programmer Terkurasi

Di tengah disrupsi teknologi yang semakin berkembang, begitu pula kebutuhan akan talenta digital kian meningkat. Riset McKinsey dan Bank Dunia menunjukkan, untuk menyiapkan diri menghadapi Revolusi Industri 4.0, Indonesia disebut membutuhkan sebanyak 9 juta atau 600 ribu talenta digital setiap tahun selama 2015 hingga 2030.

Hal ini sejalan dengan kehadiran beberapa platform rekrutmen yang fokus menjembatani para perusahaan dengan talenta-talenta digital, salah satunya Algobash. Pada pertengahan tahun 2022 lalu, perusahaan berhasil mengantongi pendanaan yang tidak disebutkan nilainya dari Init-6, modal ventura besutan Co-founder Bukalapak Achmad Zaky dan Nugroho Herucahyono.

Nugroho Herucahyono selaku Partner Init-6 mengungkapkan, “Ada ketidaksesuaian besar antara supply dan demand talenta teknologi di Indonesia. Bertentangan dengan apa yang diyakini orang, ada banyak jumlah talenta teknologi. Masalahnya adalah kesenjangan kualitas antara bakat yang tersedia dan apa yang dibutuhkan. Algobash mencoba memecahkan masalah dengan meningkatkan talenta dan membantu perusahaan memilih kandidat terbaik untuk kebutuhan talenta mereka.”

Algobash sendiri didirikan oleh Elfino Sitompul dan Melinda Wardiman, keduanya percaya bahwa talenta teknologi akan selalu dibutuhkan dan potensinya masih luar biasa besar. Di samping itu, solusi Algobash tidak hanya bisa diaplikasikan di Indonesia saja tetapi juga di pasar global. “Mindset kami adalah sustainability, sehingga solusi yang kami buat adalah sebuah cycle rekrutmen yang menguntungkan semua pihak,” tambah Elfino.

Layanan yang ditawarkan

Perusahaan memiliki dua model bisnis, yaitu B2B yang fokus pada platform SaaS assessment agar perusahaan bisa melakukan penilaian kemampuan teknis yang lebih mendalam. Metodenya tidak terbatas pada coding test, tetapi juga termasuk uji kognitif dan wawancara.

Selain itu juga model B2C untuk para pengguna yang ingin belajar atau upskill kemampuan programming-nya. “Di luar ini, kita juga punya kemampuan untuk monetisasi coding competition melalui sponsorship dan lainnya,” tambah Melinda.

Proposisi nilai yang ditawarkan dalam platform Algobash adalah memastikan proses rekrutmen yang objektif, nonbias, dan masif melalui solusi coding test dan pre-employment assessment. Hal tersebut tidak hanya membantu perusahaan terhindar dari resiko bad hiring, tetapi juga memastikan kesempatan kerja yang setara dan rata untuk seluruh talenta yang ada.

Algobash juga menawarkan course yang bisa membantu kandidat belajar dengan harga yang jauh lebih efisien daripada bootcamp konvensional. Kandidat yang berhasil lulus dengan nilai yang baik dan berkenan dicarikan kerja akan direkomendasikan oleh algoritma Algobash melalui produk talent pool kepada perusahaan. Dengan solusi tersebut, Algobash dapat menyelesaikan masalah dari hulu ke hilir rekrutmen di Indonesia.

“Selain kami membuka kesempatan kerja menjadi lebih terbuka dan adil, kunci dari transformasi digital adalah qualified talents. Untuk itu dibutuhkan sebuah solusi yang lebih scalable dari sekedar solusi tradisional. Semua bisa belajar programming secara interaktif di Algobash dengan lingkungan layaknya saat bekerja nanti” jelas Elfino.

Sebagai platform rekrutmen, Melinda menekankan bahwa Algobash bukanlah head hunter. Timnya memang membantu perusahaan untuk proses rekrutmen yang lebih presisi, namun “Kita tidak memonetisasi proses rekrutmen dari perusahaan,” tegasnya.

Ia turut mencontohkan terminologi “Tinder Swindler” yang sempat ramai dibahas dalam industri rekrutmen. Salah satu fokus mereka adalah untuk mengeliminasi individu yang mengamalkan tindakan tersebut dan memastikan agar kandidat yang terpilih adalah nyata dan memiliki kemampuan yang teruji melalui platform Algobash.

Algobash sudah melakukan ujian terhadap ribuan talenta untuk berbagai macam client di berbagai bidang termasuk bank, fintech, e-commerce dan korporat. Algobash secara aktif mendukung Bluebird, Paragon, KoinWorks, dan lainnya untuk pre-employment test mereka. Selain itu, perusahaan juga secara rutin mengadakan kompetisi coding “Code Run” dan “Kartini Koding Challenge” (khusus wanita). Selain memberikan benefit hadiah, platform juga menawarkan kesempatan bekerja bagi para pemenang dan partisipan.

Terkait pendanaan yang telah didapat, Melinda juga mengungkapkan bahwa perusahaan akan menggunakan dana ini untuk pengembangan platform, konten dan marketing. Tujuannya adalah mendapatkan growth revenue yang bagus. “Kita akan melengkapi seluruh rangkaian proses rekrutmen sehingga perusahaan kelak hanya membutuhkan satu tools yaitu Algobash, bukan yang lain,” tutupnya.

Platform rekrutmen di Indonesia

Menurut riset Microsoft dan LinkedIn, akan ada 98 juta pekerjaan yang membutuhkan talenta dengan skill digital di bidang software development atau pengembangan perangkat lunak pada tahun 2025. Pekerja dengan skill digital di bidang cloud atau komputasi awan juga akan semakin banyak dicari, dengan proyeksi 23 juta pekerjaan pada 2025.

Terkait potensi pasar, isu rekrutmen menjadi salah satu tantangan utama perusahaan di bidang HR. Hal ini tertuang dalam riset PwC di awal tahun yang memaparkan sejumlah tantangan utama perusahaan di bidang HR yang terdiri dari persoalan rekrutmen (39%), modernisasi sistem (36%), employee upskilling (28%), remote atau hybrid working (24%), dan employee benefit (22%).

Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa layanan yang menawarkan solusi serupa, salah satunya Deall Sejuta Cita yang belum lama ini mengumumkan partisipasinya dalam program akselerator Y Combinator cohort W22. Selain itu juga ada beberapa pemain lokal yang menangani kebutuhan serupa seperti Urbanhire, Ekrut, Nusatalent, dan lainnya.