Pendiri Indonesia Flight Marcella Einsteins Bikin Startup “Social Investtech” Cuanz

Cukup lama tidak terdengar kabarnya, pendiri Indonesia Flight Marcella Einsteins kini mendirikan startup baru bernama “Cuanz”. Startup ini tampaknya menjadi langkah perdana Marcella di sektor fintech mengingat sebelumnya ia lama berkecimpung di industri Online Travel Agent (OTA).

Sebagai pengingat, Marcella merupakan salah satu founding team (pekerja di awal pendirian) di Tiket.com pada 2012 silam. Di sana, ia sempat menduduki posisi sebagai Business Manager dan  VP Product. Di 2015, Marcella mendirikan Indonesia Flight, platform OTA baru yang memfasilitasi pemesanan pesawat untuk beragam maskapai. Indonesia Flight disebut memiliki segmen berbeda dengan Tiket.com.

Kemudian di 2017, Indonesia Flight diakuisisi oleh Blibli — sebelumnya Blibli terlebih dulu mengakuisisi Tiket.com. Pasca-akuisisi tersebut, tidak diketahui lagi bagaimana kelanjutan operasional Indonesia Flight sampai sekarang.

Hingga pada September 2021  Marcella mendirikan Cuanz dengan posisinya sebagai Co-founder. Cuanz merupakan aplikasi informasi seputar investasi yang menggabungkan konten dan kanal dari berbagai komunitas penggiat saham. Pengguna dapat mengakses informasi sesuai kebutuhan (personalized).

Social investtech

DailySocial.id mencoba menghubungi Marcella Einsteins untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai startup terbarunya. Namun, Marcella belum dapat memberikan komentar lebih dalam.

Diketahui dari laman LinkedIn-nya, Cuanz fokus pada investasi, mulai dari saham, kripto, forex, dan NFT. Cuanz tercatat telah bermitra dengan lebih dari 50 channel investasi. Platform ini disebut telah men-scale bisnisnya hingga ratusan juta Rupiah dalam satu bulan pertama beroperasi. Cuanz juga meluncurkan aplikasinya di perangkat Android dan iOS dalam kurun tiga bulan usai peluncurannya.

Mengintip aplikasinya sekilas, Cuanz hadir dengan menawarkan konsep berjejaring bagi investor untuk mengakses informasi seputar investasi, seperti saham atau kripto lewat grup dan channel. Pengguna dapat berlangganan secara gratis. Selain itu, Cuanz juga menyediakan berbagai mentor bagi yang ingin belajar berinvestasi.

“Alih-alih disebut sebagai news agreggator, kami sebut Cuanz sebagai social investtech. Kami berkiblat pada public.com dan shares.io,” ujar Marcella dalam pesan singkatnya kepada DailySocial.id.

Dalam konteks ini, istilah social investtech merujuk konsep platform jejaring sosial bagi investor, di mana mereka dapat berdiskusi tentang investasi, tren terbaru, termasuk kesempatan berjejaring dengan komunitas atau investor lainnya. Ambil contoh public.com, platform ini menghasilkan pendapatan lewat sejumlah cara, dua di antaranya adalah model berlangganan (subscription), optional tipping bagi pengguna yang melakukan transaksi.

Di Indonesia, rata-rata platform di bidang teknologi investasi mengadopsi model marketplace yang memungkinkan investor ritel untuk membeli instrumen investasi secara lebih mudah, misalnya saham dan reksa dana. Beberapa platform ini di antaranya adalah Ajaib, Pluang, dan Bibit. Platform ini juga dilengkapi dengan fitur group/channel sebagai wadah diskusi dan jejaring bagi sesama pengguna.

Layanan edukasi investasi

Di tengah meningkatnya minat investor ritel, beberapa startup mengembangkan platform berbasis edukasi untuk membantu masyarakat memahami mekanisme dan berbagai instrumen investasi. Beberapa bahkan memberikan analisis harian untuk membantu menentukan keputusan investasi.

Beberapa startup tersebut adalah Emtrade; belum lama ini mereka mendapatkan dukungan dari Pandu Sjahrir sebagai investor sekaligus advisor. Lainnya ada juga Ternak Uang yang awal pekan lalu mengumumkan perolehan pendanaan awal yang dipimpin Partick Walujo.

Application Information Will Show Up Here

MCAS Kucurkan Investasi ke Perusahaan Audio-Visual “V2”, Persiapkan Infrastruktur Digital Metaverse

Perusahaan digital PT M Cash Integrasi Tbk (IDX: MCAS) melalui anak usahanya PT Meta Pravia Digital (MPD) mengucurkan investasi 50% ke PT V2 Indonesia (V2). Lewat investasi ini, M Cash Integrasi ingin menyinergikan ekosistem infrastruktur digitalnya demi mempersiapkan diri menuju metaverse.

Managing Director M Cash Integrasi Jahja Suryandy mengungkap berbagai sinergi yang akan dilakukan dengan V2 antara lain sinergi dengan puluhan ribu jaringan modern retail yang telah terkoneksi dalam grupnya. Kemudian, sinergi di sektor hiburan dan konten digital melalui kegiatan komersial dan pemasaran.

“Kami juga mempersiapkan M Cash untuk masuk ke metaverse dalam waktu dekat. Kami optimistis dengan berbagai keahlian teknologi audio-visual V2 untuk menghubungkan ekosistem infrastruktur digital di metaverse ini,” ungkap Jahja.

Sebagai informasi, V2 merupakan perusahaan solusi teknologi audio-visual yang memiliki basis klien bluechip dan telah berkolaborasi dengan berbagai merek audio-visual terkemuka. V2 telah menjalankan sejumlah proyek di sektor pemerintahan dan korporasi untuk kebutuhan audio-visual pada command center, modern retail, bandara, hingga stasiun MRT.

Sementara itu, Founder dan CEO V2 Indonesia Rudi Hidayat menambahkan, dukungan investasi dan jaringan bisnis yang dimiliki M Cash Group dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan dalam waktu dekat. Pihaknya tengah menyiapkan berbagai inisiatif baru di masa depan, seperti House of Future, digital tech experience gallery (AR, VR, AI, XR), dan technology center.

Sinergi keduanya juga diyakini akan membawa terobosan baru, khususnya di ranah AI, analisa IT visual di pemerintahan, perusahaan dan retail operation, hingga IOT smart apps yang akan diterapkan untuk mendukung home automation.

“Perubahan dan perkembangan industri kreatif mendorong kami untuk terus mengembangkan konten kreatif yang akan menunjang industri digital signage, seperti 3D digital signage pertama di Indonesia. Saat ini sedang kami implementasikan di Sarinah Jakarta,” tuturnya.

Metaverse di Indonesia

Metaverse dan NFT merupakan dua topik yang tak pernah absen dalam pembicaraan khalayak selama tiga bulan terakhir ini. Apalagi usai viralnya foto NFT milik Ghozali Everyday di internet. Di kalangan pegiat teknologi, pemerintah, hingga masyarakat awam semakin menunjukkan antusiasmenya menyambut era baru digital ini.

M Cash Integrasi bahkan mulai mengantisipasi perkembangan tren NFT dengan terjun ke dalamnya. Melalui anak usaha PT Digital Mediatama Maxima Tbk (IDX: DMMX) membentuk joint venture bersama Bumilangit Entertainment untuk meluncurkan NFT Bumilangit dengan karakter Gundala dan Sri Asih secara perdana. Ini menjadi strategi awal untuk memperkuat inovasi ekosistem digital Bumilangit.

Sebelumnya, Co-founder & Managing Director Shinta VR Andes Rizky mengungkap bahwa saat ini masyarakat Indonesia sebetulnya telah menikmati konten yang sifatnya semi-metaverse, misalnya game online, meski tidak langsung masuk ke dunia metaverse yang sebenarnya

Ia menilai saat ini tinggal menunggu waktu hingga metaverse menjadi sesuatu yang mainstream, dan tren ini dapat diawali dengan NFT. Seiring berkembangnya teknologi dan ekosistem turunannya, perangkat untuk mendukung metaverse, seperti VR, mulai terjangkau jika dibandingkan awal-awal kemunculannya di pasar. Demikian juga infrastruktur pendukungnya, seperti jaringan 4G dan 5G sebagai salah satu fondasi untuk merealisasikan dunia metaverse di masa depan.

Alternatif Menuju Kemandirian Finansial Lewat Aplikasi Pencatatan Keuangan Pribadi

Pengetahuan mengelola keuangan dulu memang tidak diajarkan di sekolah, namun memiliki pengetahuan dasar keuangan pribadi, seperti perencanaan keuangan, tabungan dan investasi, dan manajemen utang adalah rangkaian penting menuju keuangan sehat. Setiap orang punya ambisi untuk mencapai hal tersebut, apalagi setiap momentum awal tahun.

Belakangan perangkat berbasis digital membantu pengetahuan dasar tersebut makin banyak bermunculan, seiring meningkatnya penetrasi internet dan literasi finansial. Jumlah pengguna aplikasi wealthtech terus meningkat semenjak pandemi melanda dan berhasil melontarkan Ajaib sebagai startup unicorn.

Kepopuleran wealthtech mendorong kemunculan tren kehadiran aplikasi pencatatan keuangan pribadi. Istilah lain yang sering digunakan untuk mengategorikannya adalah manajemen keuangan pribadi (personal finance) atau budget tracking. Esensinya tetap sama.

Sebelumnya, fitur ini umum hadir sebagai nilai tambah aplikasi wealthtech atau keuangan digital untuk mengatur alokasi investasi dalam mencapai tujuan tertentu, misalnya dana pensiun, dana pendidikan, dana pernikahan, dan sebagainya.

Pendekatan yang diambil para pengembang aplikasi semacam ini adalah mempermudah pengguna melacak pengeluaran dan memantau keuangan mereka di beberapa akun secara sekaligus dengan menautkan akun keuangan. Berikutnya informasi tersebu akan dikategorikan untuk menunjukkan dengan tepat ke mana uang pengguna pergi.

Aplikasi ini juga dikenal sebagai agregator keuangan karena mereka menggabungkan atau menyatukan laporan keuangan, mulai dari tagihan, rekening bank, dan kartu kredit dalam satu tempat. Di tahap lebih lanjut, aplikasi ini dapat mencakup perencanaan keuangan, pajak, analisis portofolio investasi, pemantauan kredit, dan masih banyak lagi.

Contoh terdekat yang populer di pasar global adalah Money Lover, Mint, Goodbudget, YNAB (You Need a Budget), PocketGuard, dan masih banyak lagi. Aplikasi tersebut bahkan sudah merambah untuk kebutuhan yang lebih spesifik, misalnya pengelolaan keuangan untuk melacak pengeluaran, menjaga anggaran, permudah berhemat, keluar dari utang, dan untuk pekerja lepas.

Meski banyak variasi istilah, golnya hanya satu: membantu mengarahkan pengguna menuju kemandirian finansial.

Aplikasi jenis ini mulai bermunculan di Indonesia, di antaranya Finansialku, Sribuu, Pay Ok, PINA, Finoo, Moni, Xettle, Finku, Neu (Fazz Financial Group). Sebagian dari mereka sudah mengantongi kepercayaan dari investor dalam bentuk perolehan dana segar.

Tidak hanya aplikasi pencatatan keuangan UMKM saja yang marak hadir karena menyimpan potensi digitalisasi yang besar. Aplikasi sejenis yang menargetkan perorangan juga punya potensi yang tak bisa dianggap remeh.

Mengutip data OJK, berdasarkan hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan di 2016, baru sekitar 29,7% masyarakat yang paham mengenai keuangan. Sementara itu, hanya 12,6% masyarakat yang telah memiliki perencanaan keuangan. Lebih lanjut, terdapat 67,8% masyarakat yang menggunakan produk dan layanan keuangan, namun hanya 29,7% masyarakat yang well literate.

Hal ini menunjukkan banyak masyarakat yang telah menggunakan produk dan layanan keuangan tanpa dibekali pemahaman keuangan yang memadai. Survei tersebut juga menunjukkan tujuan keuangan masyarakat didominasi dengan tujuan jangka pendek untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Hanya 12,6% yang telah mempersiapkan pendidikan anak dan hanya 6,3% yang memiliki tujuan keuangan untuk persiapan pensiun.

Co-founder dan CEO Moni Ahmad Faiz Nasshor (Faiz) menjelaskan, ada dua hal yang menjadikan aplikasi pengelolaan keuangan pribadi menjadi booming di Indonesia. Pertama, karena pandemi yang mengakibatkan orang semakin mawas diri terhadap pentingnya mengatur keuangan pribadi.

“Hal ini bisa dilihat dengan semakin banyaknya jumlah investor ritel kita dan juga semakin banyaknya jumlah akun-akun di media sosial yang berbagi tentang keuangan pribadi,” ucapnya Faiz saat dihubungi DailySocial.id.

Kedua, didukung adopsi transaksi digital yang meningkat. Dia bilang, lima tahun lalu mayoritas pengeluaran kemungkinan masih menggunakan uang tunai, tetapi hal tersebut mulai bergeser ke transaksi digital seiring dengan munculnya platform digital seperti e-commerce, ride hailing, dan yang paling terpenting adalah e-wallet.

“Adanya pergeseran ini mengakibatkan munculnya potensi untuk pencatatan otomatis, yang sebelumnya masih sangat sulit untuk dilakukan karena pengeluaran masih menggunakan metode cash.”

Moni dirintis untuk memudahkan proses pencatatan keuangan, dengan fitur utama berupa pencatatan transaksi secara otomatis. Agar proses pencatatan otomatis dapat dilakukan, Moni menggunakan tiga sumber data, yakni notifikasi ponsel, notifikasi email, dan sambungan langsung ke akun bank/e-wallet.

Sejauh ini ada 25 daftar produk yang telah Moni dukung beserta dengan sumber data yang digunakan, sebagian besar dari aplikasi perbankan, e-money, dan e-commerce. Beberapa di antaranya adalah BCA Internet Banking (akun bank dan e-wallet), Jenius (notifikasi email), GoPay (akun bank dan e-wallet), Grab (notifikasi email), dan Tokopedia (notifikasi email).

Fitur lainnya yang tersedia di Moni adalah Transfer (permudah top up/tarik tunai/transfer untuk pencatatan yang jadi lebih akurat) dan Saldo (monitor berbagai saldo e-wallet dari aplikasi Moni). Sejauh ini Moni belum melakukan monetisasi. Seluruh fiturnya dapat digunakan secara gratis.

Diklaim Moni memiliki ribuan pengguna dengan pertumbuhan pengguna baru hingga tiga kali per bulan dan jumlah transaksi yang tercatat lebih dari 10 kali lipat.

Di situsnya, pihak Moni mengklaim tidak menyimpan data password akun bank dan e-wallet pengguna. Perusahaan hanya menyimpan data email dari aplikasi yang telah disetujui pengguna. Untuk perlindungan data sensitif, layanannya diklaim terenkripsi dengan menggunakan enkripsi AES 256-bit yang biasa digunakan di perbankan dan militer.  Moni telah terdaftar di PSE Kominfo.

Fitur-fitur yang disediakan aplikasi perencanaan keuangan / DailySocial

Tidak geser peran perencana keuangan

Kendati aplikasi sejenis Moni ramai bermunculan, muncul pertanyaan apakah aplikasi saja cukup untuk menemani perjalanan keuangan pribadi seseorang. Co-founder dan CEO Halofina Adjie Wicaksana menuturkan, kondisi tersebut justru menambah alternatif bagi konsumen dalam mengelola keuangannya.

“Mungkin ada area [aplikasi] budgeting, financial planning, investment, dan sebagainya yang sebenarnya satu sama lain itu saling melengkapi, sebab ada yang kurang atau lebih. Lalu apakah tetap butuh financial planner? Enggak semua orang butuh yang kehadiran personal based [financial planner], yang terpenting adalah implementasi dari financial planning itu sendiri,” terangnya.

Dia melanjutkan, dalam mengimplementasikan perencanaan keuangan itu banyak caranya. Ada yang butuh penasihat, baca-baca dari artikel, atau pakai tools tertentu yang dapat membantu konsumen.

“Jadi secara umum kegiatan managing cash flow, doing financial planning, investment planning, portofolio management adalah unsur-unsur yang tidak hanya di-provide oleh satu perusahaan saja, tapi bisa jadi satu user pakai multiple product at the same time.”

Halofina merupakan salah satu startup yang menyediakan perencanaan keuangan, investasi, dan konsultasi berbasis aplikasi. Terdapat FINADVISOR untuk kemudahan perencanaan keuangan dan investasi dengan pilihan produk investasi terbaik yang telah dikurasi oleh pakar keuangan berpengalaman. Underlying kelas aset yang terdapat di Halofina adalah reksa dana (kerja sama dengan Tanamduit) dan emas dari Indogold.

Kemudian, FINACONSULT untuk konsultasi keuangan langsung dengan konsultan keuangan bersertifikat seputar perencanaan keuangan, pengelolaan uang, pengelolaan utang, atau perencanaan investasi untuk tujuan keuangan jangka panjang. Fitur ini hadir berkat kerja sama dengan ZAP Finance.

Founder dan CEO Finansialku Melvin Mumpuni juga mengutarakan hal yang sama. Ia bilang aplikasi perencanaan keuangan justru membuka segmen pengguna baru, yang masalahnya cukup terselesaikan lewat aplikasi. “Beberapa kasus memang bisa diselesaikan dengan aplikasi, namun kasus-kasus yang cukup complicated, perlu penangan khusus dari financial planner,” kata Melvin.

Untuk menggarap segmen baru tersebut, kini aplikasi Finansialku ditenagai dengan fitur teranyar Brangkas. Fitur ini bertugas membantu pengguna agar semakin disiplin mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran dari transaksi bank. Dengan demikian, pengguna dapat rutin melakukan evaluasi setiap bulannya dan mengetahui setiap kebocoran-kebocoran keuangannya. Brangkas hadir berkat kerja sama dengan startup open finance Brankas.

Terhitung, ada empat bank yang telah terintegrasi dengan fitur Brangkas, yakni BCA, BRI, Bank Mandiri, dan BNI. Tak hanya itu, terdapat fitur pendukung lainnya, yakni Financial Check Up dan Perencanaan Keuangan. “Sebagai bukti komitmen Finansialku terhadap perlindungan konsumen, maka Finansialku sudah melakukan sertifikasi ISO27001 yang berkaitan dengan keamanan data,” tambah CTO Finansialku Alvin Augusto Saputra.

Untuk memperkuat pernyataan Adjie dan Melvin, Faiz menambahkan sebenarnya perjalanan dalam merencanaan keuangan bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dalam semalam, karena ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi kondisi seseorang. Seorang perencana keuangan dapat memberikan saran yang sangat detail untuk setiap pengguna.

Kehadiran Moni, sambungnya, tidak untuk menggantikan peran perencana keuangan. Justru sebagai pelengkap dan membantu mereka. Aplikasi pencatatan keuangan pribadi dapat membantu pengguna dalam memantau pengeluaran dan aset yang mereka miliki secara lebih mudah untuk mencapai tujuan finansial yang diinginkan.

“Moni saat ini masuk di tahap awal perencanaan keuangan, di mana sebelum melakukan perencanaan keuangan, user seharusnya mengetahui cashflow keuangan mereka. Dengan proses pencatatan keuangan otomatis yang dilakukan Moni, cashflow dapat diketahui dengan lebih mudah, sehingga user dapat mengetahui langkah apa saja yang selanjutnya dapat mereka lanjutkan,” kata Faiz.

Sumber diolah / DailySocial

Sebagai bagian perjalanan edukasi keuangan, perjalanan aplikasi perencanaan keuangan ini masih baru. Adjie bilang, semakin banyaknya pemain di berbagai sektor fintech membuat awareness terhadap alternatif produk keuangan menjadi terus bertumbuh, terutama anak muda yang cenderung eksploratif.

“Tantangannya justru bagaimana meningkatkan literasi dan edukasi itu sendiri agar penggunaan produk-produk tersebut bisa disertai dengan pemahaman terkait fundamental perencanaan keuangan, sehingga mereka bisa mendapat manfaat yang maksimal dari produk tersebut sesuai dengan kebutuhan masing-masing,” ujar Adjie.

Faiz meyakini Moni dapat menyandingi aplikasi sejenis dari luar negeri yang bisa digunakan di Indonesia, bahkan mampu lebih baik. Tantangannya tinggal bagaimana mengubah persepsi orang mengenai hal tersebut.

“Visi kami masih sama, yakni membantu pengguna untuk mengelola keuangan dengan cara yang mudah dan menyenangkan. Untuk itu kami terus menambah produk-produk yang terintegrasi dengan Moni. Selain itu, kami juga sedang melakukan beberapa eksperimen sebagai sumber revenue,” tutupnya.

Aplikasi “Parenting” Tentang Anak Tutup Pendanaan Tahap Awal dari Insignia Ventures [UPDATED]

Aplikasi parenting Tentang Anak menutup pendanaan tahap awal dengan nominal dirahasiakan dari Insignia Ventures, dengan partisipasi dari sejumlah angel investor ternama. Dana segar akan dimanfaatkan untuk memperluas konten dan layanan untuk aplikasi yang baru diresmikan, serta memperkuat tim.

Jajaran angel investor tersebut, di antaranya Mohammed Alabsi (Ex Chief Technology Officer Bukalapak dan Ex Amazon), Herman Widjaja (Chief Technology Officer Tokopedia dan Ex Facebook), Cynthia Chaerunnisa (Co-founder & Chief Marketing Officer Kopi Kenangan), Agung Nugroho (Ex CEO Kudo), dan Gita Prihanto (Chief Operating Officer Flip & ex-COO Ruangguru).

Tentang Anak didirikan pada 2020 oleh dokter spesialis anak Mesty Ariotedjo dan Garri Juanda. Keduanya merupakan pasangan suami-istri dan memiliki spesialisasi masing-masing. Mesty membawa keahlian dan jaringan medisnya ke Tentang Anak. Sementara Garri membawa 11 tahun pengalaman teknologinya dalam produk, pertumbuhan, dan M&A. Dia sebelumnya mengawasi vertikal bisnis marketplace, adtech, dan logistik Tokopedia; dan merupakan salah satu manajer produk non-Jepang pertama Rakuten Jepang.

Co-founder & CEO Mesty Ariotedjo menceritakan gagasannya dalam mendirikan Tentang Anak itu dalam membina keluarga bersama Garri. Saat ini, banyak orang tua di Indonesia yang tidak memiliki akses langsung ke ahli tumbuh kembang anak. Hal ini menginspirasi mereka berdua untuk membentuk ekosistem yang dapat menjembatani jutaan orang tua di Indonesia dengan pakar tumbuh kembang anak terbaik di kelasnya.

“Kami membayangkan Tentang Anak menjadi platform satu atap terdepan dan terpercaya untuk semua kebutuhan orang tua di Indonesia. Kami telah melihat keterlibatan yang tinggi dari komunitas orang tua kami yang berkembang yang menghargai konten dan komunitas terpercaya yang telah kami bangun, dan kami percaya bahwa komunitas kami dapat memperoleh manfaat lebih banyak dari ekosistem layanan lengkap seputar pengasuhan anak,” kata Mesty dalam keterangan resmi, Selasa (8/2).

Aplikasi Tentang Anak saat ini menyediakan layanan holistik berupa aktivitas stimulasi anak yang dipersonalisasi, menu nutrisi, pelacak pertumbuhan, konsultasi gratis, dan pelibatan komunitas bagi orang tua Indonesia dalam segala hal perkembangan anak, terutama untuk anak usia 0 hingga 5 tahun. Aplikasi ini menampilkan informasi yang sangat terkurasi dari jaringan dokter anak, psikolog, pendidik anak, perencana keuangan, dan obgyn.

Tentang Anak juga telah mengumpulkan lebih dari setengah juta pengikut media sosial di berbagai platform dan menjadi akun parenting TikTok nomor 1 yang paling banyak diikuti di Indonesia. Diklaim aplikasi Tentang Anak dalam dua bulan setelah dirilis mampu menduduki posisi ke-3 di App Store untuk kategori Edukasi dan ke-4 di Play Store untuk kategori Parenting.

Tentang Anak berkomitmen untuk memberikan akses pengetahuan parenting dari para ahli terbaik di kelasnya dan produk terbaik bagi 80 juta anak di Indonesia, sehingga generasi masa depan Indonesia dapat mencapai potensi tumbuh kembang yang optimal bahkan sejak usia dini. Tentang Anak akan menambahkan lebih banyak vertikal, yang bertujuan untuk memberikan perjalanan perdagangan yang mulus melalui aplikasinya dalam beberapa bulan mendatang.

Secara terpisah, dalam konferensi pers yang diadakan pekan lalu (11/2), Garri melanjutkan bahwa misi sosial Tentang Anak adalah memberikan edukasi secara gratis karena hak tersebut mutlak di era digital ini. Namun demikian, ia menginginkan agar Tentang Anak menjadi perusahaan berkelanjutan dan memiliki bisnis. Ia dan tim sedang mengeksplorasi strategi berikutnya dan terbuka dengan segala masukan dari para pengguna.

Sejauh ini, monetisasi yang sudah dilakukan Tentang Anak adalah dengan meluncurkan buku fisik untuk anak yang dijual melalui platform e-commerce. Mesty mengaku, buku anak yang dijual saat ini adalah hasil saduran dari buku di luar negeri,  sehingga kurang terlokalisasi.

“Dari kami lihat belum ada buku untuk anak yang sesuai dengan fasenya masing-masing. Ini adalah bagian dari mimpi kita dalam memberikan akses produk terbaik untuk para orang tua,” kata Mesty.

Founding Managing Partner Insignia Ventures Yinglan Tan menekankan peran kunci kepercayaan untuk membangun ekosistem yang kuat bagi pengasuhan anak. Dia bilang, dalam ekonomi internet Asia Tenggara, pihaknya menyadari potensi platform dan komunitas vertikal seputar kebutuhan spesifik konsumen.

Parenting adalah salah satu area di mana kami melihat nilai dari platform vertikal, dan kami melihat Tentang Anak fondasi kepercayaan yang kuat yang penting untuk menjadi platform parenting terkemuka di Indonesia. Startup ini berasal dari latar belakang pendiri yang kuat, saling melengkapi, dan relevan dalam pediatri dan pertumbuhan produk, jaringan profesional mereka yang disegani di bidang utama pengasuhan anak, dan tim alumni unicorn mereka yang terus berkembang yang memiliki pengalaman dalam meningkatkan ekosistem yang berfokus pada konsumen ini,” kata Tan.

Selain sebagai dokter anak pertama yang mendirikan parenting startup, Tentang Anak juga baru saja menyambut kedatangan Presiden Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) saat ini, Piprim Basarah Yanuarso, dan mantan Presiden IPS Hardiono D. Pusponegoro sebagai dewan penasihat.

“Saya sangat bangga bisa menjadi bagian dari tim Tentang Anak sebagai dewan penasihat untuk menciptakan parenting education yang lebih baik bagi orang tua Indonesia. Dalam mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan banyak kerja sama dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, bahkan individu untuk memastikan generasi penerus kita dapat tumbuh optimal di tengah situasi yang tidak menentu seperti saat ini.” kata Hardiono D. Pusponegoro.

“Saya sangat mengapresiasi apa yang dibangun di Tentang Anak, untuk menghadirkan pola asuh yang baik dan sesuai dengan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia.” tambah Piprim Basarah Yanuarso.

Tim Tentang Anak / Tentang Anak

Sebelumnya sejumlah aplikasi yang menyasar segmen keluarga juga sempat muncul, di antaranya Fammi, Orami untuk layanan e-commerce (diakuisisi Sirclo), juga kanal media Popmama dari IDN Media.

 

*) Kami menambahkan informasi mengenai angel investor dan penjelasan mengenai strategi monetisasi

Application Information Will Show Up Here

Mengenal Startup “Manufactur Hub” Imajin dan Upayanya Mendorong Maker Indonesia

Industri startup di Indonesia kini tak lagi melulu soal vertikal e-commerceride hailing, dan fintech. Pelaku startup semakin eksploratif untuk menggarap inovasi di vertikal-vertikal lain yang selama ini luput dari perhatian masyarakat. Padahal, ada masalah yang sebetulnya dapat diatasi dengan teknologi.

Salah satunya adalah manufaktur, sebuah industri yang lekat dengan karakteristik biaya produksi dan penggunaan mesin berskala besar. Di Indonesia, tampaknya belum banyak startup yang berkecimpung di industri manufaktur. Namun, startup Imajin memiliki visi menjadi manufactur hub lewat inovasinya sehingga dapat mendorong maker dalam negeri. Terutama menyambut agenda besar pemerintah menuju Making Indonesia 4.0.

Sebagai informasi, Imajin merupakan startup penyedia platform yang mempertemukan demand dan supply di industri manufaktur. Imajin sempat ditunjuk oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebagai manufacturing hub Indonesia di 2020. Imajin juga merupakan salah satu peserta terpilih pada program akselerator Startup Studio Indonesia oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di 2021.

DailySocial.id berkesempatan berbincang virtual dengan Co-founder & CEO Imajin Chendy Jaya untuk mengenal layanannya lebih dalam bagi industri manufaktur.

Ide awal

Chendy bercerita tentang ketertarikannya terhadap dunia mekanikal. Ia bekerja pada perusahaan solusi manufaktur asal Singapura, tetapi bertempat di Malaysia. Menurutnya, ada banyak hal yang ia pelajari dari negara tetangga karena industri manufaktur di sana jauh lebih maju dibandingkan Indonesia, terlebih pada aspek efisiensi dan produktivitas.

Pengalaman tersebut mendorong Chendy untuk mengembangkan sebuah inovasi di industri manufaktur. Di sini, ia bertemu dengan dua co-founder Imajin lainnya.

Saat itu, Imajin baru berdiri sebagai perusahaan swasta yang menawarkan jasa konsultan engineering di bidang analisis, efisiensi, dan produktivitas di 2015. Selain itu, Imajin juga mengembangkan solusi terkait, seperti desain dan analisis. Fokusnya adalah perusahaan menengah ke atas di Indonesia yang dinilai memiliki awareness terhadap efisiensi dan produktivitas.

Pada periode 2018-2019, Chendy cs mulai mengembangkan platform yang dapat mempertemukan para pelaku usaha terkait di industri manufaktur. Dengan pivot ke model bisnis baru, ia dan timnya mulai mengadopsi growth culture sebagai startup.

“Rupanya klien kami butuh vendor manufaktur lokal yang dapat mengerjakan sebuah produk. Mereka sudah punya standar, tapi sulit untuk merealisasikan produknya. Dari sini, kami pikir harus menciptakan sesuatu karena kami sering mendapat permintaan semacam ini” ujarnya dalam sesi virtual.

Manufactur hub

Secara keseluruhan, Imajin punya tiga model bisnis, yakni (1) platform untuk mempertemukan pelaku usaha di industri manufaktur, (2) pembiayaan proyek (project financing), dan (3) marketplace untuk menyuplai raw material. Ketiga layanan tersebut diluncurkan secara bertahap.

Pada model pertama, Imajin baru fokus menghubungkan produsen fabricated metal, otomotif, peralatan rumah tangga, dan packaging. Imajin juga telah bermitra dengan 250 vendor terverikasi yang berasal dari pabrikan kecil menengah. Sebagai contoh proses kerjanya, apabila ada permintaan pesanan botol parfum, pengguna tinggal upload desain ke situs web Imajin. Lalu akan muncul mitra yang sesuai dengan kriteria dan kebutuhan yang dicari.

“Kami sadar bahwa pain point-nya tidak hanya menghubungkan klien dengan pabrik manufaktur, tetapi juga dengan pemilik usaha kecil-kecilan, seperti bengkel las atau bengkel bubut. Mereka tidak mungkin dapat pekerjaan dari online, apalagi dari platform. Kami ingin bantu mereka dapat pekerjaan juga,” tuturnya.

Di samping itu, ia melihat kebutuhan produksi manufaktur di Indonesia terkadang memakan waktu lama. Maka itu, Imajin memiliki dashboard secara real-time untuk memantau progress pekerjaan. “Biasanya yang terjadi, approval lama sehingga proyek tidak juga berjalan. Di sana tidak begitu, mesin tidak boleh menganggur,” tambahnya.

Marketplace untuk raw material / Sumber: Imajin

Usai meluncurkan platform, Imajin menambah layanan baru di tahun lalu untuk mengakomodasi kebutuhan pembiayaan dari mitra rekanannya. Layanan ini adalah project financing yang membantu mitra manufaktur untuk memproses pesanan produk.

Imajin bermitra dengan empat lembaga keuangan untuk memberikan pembiayaan lewat skema project financing. Dalam kurun waktu tiga bulan, Imajin telah menyalurkan project financing sebesar Rp500 juta. Chendy mengungkap bahwa Imajin menerima permintaan project financing hingga Rp10 miliar dari para mitra.

Kemudian, untuk memperkuat posisi Imajin sebagai manufactur hub, Chendy meluncurkan layanan marketplace untuk menyuplai raw material berdasarkan kebutuhan dari para penggunanya. Imajin menghubungkan produsen raw material yang pengirimannya dilakukan oleh pihak ketiga.

Strategi

Untuk menggerakkan bisnisnya, Imajin masih mengandalkan sumber permodalan dari bootstrapping dan pendanaan beberapa angel investor. Chendy menyebut Imajin tidak menggunakan model bakar uang untuk mendapatkan traction, melainkan menggunakan strategi word of mouth.

Sejauh ini, ungkapnya, penerimaan pasar terhadap layanan Imajin terbilang bagus. Bahkan ia mengungkap bahwa Imajin mengantongi pertumbuhan bisnis sebesar 250% dibanding tahun sebelumnya, dan pertumbuhan ini dicapai secara organik.

“Tidak seperti model B2C yang bakar uang dengan promosi dan changing behavior, kami di B2B menerapkan aspek kualitas, cost, dan delivery. Selama ketiga aspek tersebut dapat terpenuhi, kami rasa tidak perlu bakar uang. Saat ini, kami tinggal melakukan edukasi untuk dorong awareness layanan dan improve produk,” ujarnya.

Ia berencana untuk mengalokasikan budget marketing dan promotion apabila mengantongi pendanaan seri A. Rencana ini sejalan dengan target penambahan pengguna dan cakupan daerah. Dielaborasi lebih lanjut, Chendy masih enggan berkomentar terkait rencana penggalangan dana ini.

Selain itu, Chendy menyebut akan meningkatkan skala bisnis dengan bekerja sama pada perusahaan manufaktur berskala besar sebagai salah satu mitranya. Apabila terealisasi, perusahaan ini dapat terhubung ke seluruh ekosistem Imajin. Strategi ini untuk memperkuat basis mitra Imajin yang terverifikasi dan terpercaya.

Strategi Ekspansi dan Akuisisi Yummy Corp

DailySocial bersama Co-founder & CEO Yummy Corp Mario Suntanu membahas bagaimana peran perusahaannya di bisnis penyedia fasilitas makanan, khususnya cloud kitchen (dapur bersama), di Indonesia.

Usai menerima pendanaan tahap Seri B, Mario mengaku memiliki strategi untuk memperluas jaringan dan mempercepat pertumbuhan bisnisnya.

Untuk video menarik lainnya seputar strategi bisnis dan kontribusi sejumlah startup di Indonesia, kunjungi kanal YouTube DailySocialTV di sesi DScussion.

Yummy Corp Kuatkan Strategi M&A, Umumkan Akuisisinya Terhadap Listee

Setelah menutup tambahan pendanaan seri B pada Agustus 2021 lalu, Yummy Corp tunjukkan strategi pertumbuhan agresif, salah satunya melalui M&A (Merger and Acquisition). Hari ini (07/1) perusahaan mengumumkan akuisisinya atas Listee, startup pengembang layanan manajemen pesanan dan penjualan makanan melalui media sosial.

Pada Desember 2021 lalu, Yummy Corp juga telah mengakuisisi MyBrand, aplikasi social marketplace kuliner yang mendukung UMKM rumahan dengan penjualan dan sistem reseller.

Gabungan 3 startup ini mengumpulkan sekitar 18.000 merchant kuliner dari berbagai kota di Indonesia. Tim dari Listree dan MyBrand juga diboyong ke Yummy Corp setelah akuisisi ini.

Terkait akuisisi terbarunya, Co-Founder & CEO Yummy Corp Mario Suntanu mengatakan, “Visi dan misi Yummy Corp saat ini adalah membantu memberikan kemudahan kepada pelaku usaha kuliner terutama UMKM agar dapat menjangkau dan melayani konsumen mereka dengan teknologi yang kami miliki. Akuisisi ini kami yakini akan memperluas jangkauan kami terhadap UMKM di Indonesia untuk memiliki akses akan sebuah platform yang mendukung pertumbuhan usaha mereka.”

Listee didirikan pada Oktober 2020 dan resmi merilis layanannya ke publik pada Januari 2021. Startup ini didirikan oleh 4 orang founder, yakni Gideon Tjahjono, Melvin Juwono, Obed Tandadjaja, dan Marcel Christianis.

“Listee dikembangkan dengan tujuan melayani segmen pasar yang esensial, namun sering kali kurang diperhatikan. Target pasar usaha mikro dan kecil makanan kami tidak hanya mendorong perekonomian Indonesia, tetapi juga menyuntikkan unsur kreativitas dan keragaman yang dikenal masyarakat Indonesia,” ujar Melvin.

Ia melanjutkan, “Kami percaya bahwa produk Listee memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk yang hebat, dan melalui akuisisi ini produk akan diposisikan secara strategis untuk memanfaatkan sepenuhnya ekosistem Yummy Corp dan mencapai potensinya.”

Digitalisasi industri kuliner

Bisnis kuliner memang tengah naik daun, khususnya di tingkat mikro s/d menengah. Kehadiran cloud kitchen dan infrastruktur pendukung seperti yang disediakan Yummy Corp dinilai mampu membantu mereka untuk melakukan ekspansi dengan tetap menekan biaya modal dan operasional.

Tidak hanya dapur, Yummy Corp melahirkan sejumlah inovasi teknologi untuk mendigitalkan proses bisnis di usaha kuliner. Satu yang paling anyar adalah Yummyshop, yakni aplikasi yang bisa membantu pelaku UMKM kuliner bertransaksi lebih mudah dengan konsumen mereka. Konsepnya sebenarnya juga untuk social commerce, pelaku usaha yang sudah mendaftar dan mengisi galerinya, bisa mendapatkan tautan khusus yang bisa dibagikan kepada calon pelanggannya untuk pemesanan dan transaksi.

Selain itu saat ini ada beberapa layanan lain yang disediakan, mulai dari corporate branded outlet, pemesanan makanan untuk acara, hingga paket makanan harian. Jadi Yummy Corp turut menjadi kanal distribusi dari bisnis kuliner yang masuk di ekosistemnya. Sejak 2021, Yummy Corp juga bekerja sama dengan Grab untuk perluasan akses ke layanan cloud kitchen untuk merchant GrabFood.

Selain Yummy Corp, sejumlah startup lain turut menyediakan solusi serupa untuk membantu UMKM dan pemilik brand F&B perluas kehadiran mereka. Di antaranya ada Lokalkitchen, DishServe, hingga Rebel Foods lewat “Dapur Bersama GoFood”.

Application Information Will Show Up Here

Platform Belajar Investasi Ternak Uang Rampungkan Pendanaan Awal

Setelah resmi meluncur awal tahun 2021 lalu, platform pembelajaran investasi Ternak Uang yang didirikan oleh Timothy Ronald (CMO), Raymond Chin (CEO), dan Felicia Tjiasaka (CPO), mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal dari sejumlah investor. Nilai investasi yang berhasil dikantongi disebutkan mencapai 7 digit. Pendanaan awal ini diberikan oleh Co-founder dan Managing Partner Northstar Group Patrick Walujo; didukung perusahaan modal ventura Kinesys Group dan Alto Partners.

Selanjutnya dana segar ini akan digunakan Ternak Uang untuk meningkatkan literasi finansial masyarakat Indonesia dengan memfokuskan kepada pengembangan produk. Di antaranya adalah dengan menghadirkan
pengalaman belajar keuangan dan investasi yang merata bagi setiap orang. Khususnya pada TU Academy, yang akan terus dikembangkan untuk membantu
proses belajar individu sesuai kebutuhan personal.

Lebih lanjut, fitur ini akan didukung dengan implementasi teknologi artificial intelligence (AI) dan machine learning. Hal ini diwujudkan untuk menghadirkan pengalaman belajar melalui pendekatan personalized learning, setiap pengguna dapat belajar dan meningkatkan literasi keuangan terlepas dari perbedaan kondisi finansial yang berbeda-beda. Ke depannya perusahaan juga memiliki rencana untuk mengarahkan pengembangan produk lebih ke ranah fintech dan produk finansial.

“Kondisi finansial setiap orang berbeda dari yang lainnya, ditentukan dari berapa besar pengeluaran dan pemasukan, tanggungan, prioritas tujuan keuangan dan karakter risiko orang yang berbeda-beda. Untuk itu, strategi keuangan setiap orang pun tentunya perlu dibedakan, untuk dapat mencapai kemandirian finansial sesuai dengan kondisi yang dialami secara personal,” kata Raymond.

Sebelumnya layanan pembelajaran investasi yang fokus pada analisis instrumen saham dan kripto, EMTRADE, juga umumkan pendanaan pra-awal dari angel investor Pandu Sjahrir. Hadirnya platform edukasi investasi ini tak lain dari bertumbuhnya minat investasi di kalangan muda, khususnya ditunjang kehadiran aplikasi wealthtech yang memudahkan proses pembelian/penjualan berbagai macam instrumen investasi.

Luncurkan fitur baru

Awal tahun ini Ternak Uang telah meluncurkan fitur Financial Checkup, setiap pengguna dapat menganalisis kondisi keuangan secara personal. Analisa dilakukan secara terperinci dengan menghitung rasio arus kas, tabungan, utang dan tanggungan, dana darurat, hingga total aset yang dimiliki. Setelah itu, pengguna akan mendapatkan rekomendasi modul dan pembelajaran personal untuk membantu meningkatkan kondisi keuangan.

Berbeda dengan platform serupa lainnya, Ternak Uang fokus kepada para generasi muda terutama kalangan milenial, dengan misi untuk mencetak 10 juta investor di Indonesia. Dengan alasan itulah, platform kemudian melakukan pendekatan melalui fitur-fitur yang didesain dan dikembangkan secara relevan dan modern untuk generasi muda dalam menghadapi isu finansial.

Hingga kini, Ternak Uang telah menghadirkan topik-topik terkait finansial dan investasi dengan bahasa utama, Bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan agar informasi yang diberikan dapat mudah dipahami dan dicerna oleh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan.

Application Information Will Show Up Here

Kargo Technologies Terima Investasi dari Anak Usaha AirAsia, Sediakan Solusi Logistik Terintegrasi

Startup marketplace logistik Kargo Technologies mendapatkan pendanaan dalam bentuk obligasi konversi (convertible notes) dalam nominal dirahasiakan dari Teleport, anak usaha logistik dari AirAsia Group (kini bernama Capital A). Pendanaan akan dimanfaatkan Kargo untuk memperkuat penyediaan solusi logistik terintegrasi.

Kemitraan kedua perusahaan ini akan menggabungkan kemampuan jarak menengah Kargo dengan keahlian jarak jauh Teleport. Serta, bakal membuka peluang untuk menggabungkan konektivitas udara dengan kemampuan truk Kargo di darat, yang memanfaatkan teknologi dan jaringan yang kuat.

Kargo pun mengklaim bahwa mereka dapat mengirimkan barang semua ukuran ke lebih banyak lokasi di Indonesia dan Asia Tenggara dalam waktu kurang dari 24 jam. “Dengan kemitraan ini, kami akan memanfaatkan basis pelanggan Teleport dan menangani mereka berdasarkan keahlian kami,” terang Wakil President Operasional Kargo Marselinus Erick dalam keterangan resmi.

Lebih lanjut diterangkan, melalui kemitraan ini bahwa Kargo dapat memenuhi layanan mid-mile di darat. Sedangkan Teleport akan mengurus kebutuhan kargo udara dan last-mile. “Ini akan meningkatkan penawaran kami dan meningkatkan efisiensi pemenuhan kepada pelanggan kami,” lanjutnya.

CEO Teleport Pete Chareonwongsak mengatakan, kerja sama ini dilakukan untuk memberikan solusi dalam memfasilitasi ekosistem logistik yang terintegrasi. Ia meyakini kedua perusahaan dapat memberikan hasil positif bagi perkembangan kota-kota berkembang di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara pada umumnya.

“Kami memahami bahwa kota dengan pertumbuhan tercepat di masa depan adalah kota kelas menengah. Kita perlu melampaui jaringan untuk menghubungkan kota-kota berkembang ini. Kemitraan dengan Kargo membuat kami siap untuk melintasi Asia Tenggara,” ucapnya.

Co-founder dan CEO Kargo Tiger Fang menambahkan, bahwa kemitraan strategis dengan Teleport akan membantu Kargo menjadi perusahaan multi-modal dan memperluas rantai nilai secara horizonal. “Kami berharap kemitraan ini dapat saling menguntungkan kedua belah pihak dengan menumbuhkan kehadiran satu sama lain di Asia Tenggara pada tahun 2022 seiring dengan upaya kami untuk memecahkan masalah logistik yang selalu hijau di kawasan ini,” kata Fang.

Di Indonesia, sektor logistik menjadi salah satu sektor yang memiliki pangsa pasar cukup besar karena mendukung sebagian besar keberlangsungan aktivitas masyarakat sehari-hari. Dibuktikan dari riset yang dilakukan oleh Mordor Intelligence menyatakan bahwa pangsa pasar kargo dan juga logistik di Indonesia bernilai  $81,30 miliar pada tahun 2020, dan diperkirakan akan mencapai $138,04 miliar pada 2026.

Meski sempat dihantam situasi pandemi beberapa waktu terakhir, nyatanya sektor logistik mampu bangkit dan tetap menunjukkan eksistensinya. Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mencatat arus pengiriman barang mengalami pertumbuhan hingga 40% selama pandemi Covid-19. Kenaikan ini banyak disumbangkan oleh industri farmasi, alat kesehatan dan barang-barang konsumsi (consumer goods).

KargoNexus

Saat ini, Kargo memiliki lebih dari 75 ribu armada. Beberapa bulan lalu, Kargo meluncurkan KargoNexus, solusi SaaS untuk perusahaan dalam menerapkan pemantauan dan pelacakan secara tepat untuk evaluasi kinerja dan analisis operasi logistik mereka.

Solusi KargoNexus berupa Sistem Manajemen Transportasi (Transport Management System/TMS), yang difungsikan untuk memudahkan proses merencanakan pergerakan barang, memilih rute, operator, serta penagihan dan pembayaran. Dengan fungsinya tersebut, maka kebutuhan akan logistik yang cepat, otomatis, dan efisien bisa terpenuhi dengan pasti.

KargoNexus memiliki model bisnis dan strategi monetisasi hybrid subscription dan cross-selling. Sebagai salah satu platform dalam ekosistem Kargo Technologies, KargoNexus dinilai menjadi ideal bagi bisnis untuk mendapatkan nilai lebih, baik itu dari pemenuhan kebutuhan trucking marketplace, maupun seluruh fitur logistik dan transportasi pintar di KargoNexus.

Hingga saat ini Kargo Tech sudah melayani lebih dari 13 ribu shipper di seluruh Indonesia. Secara umum layanan mereka dibuat untuk mempertemukan shipper dan vendor secara mudah dan cepat. Pada tahun lalu, komposisi utama klien dari Kargo Tech ada di bidang industri FMCG, CPG, Manufaktur, Agri dan Aquatech, Alat Berat, dan Bahan Baku.

“Di tahun 2022 mendatang, Kargo Tech akan terus fokus untuk mengembangkan basis pengguna di industri utama yang telah berhasil di capai di 2021, dan juga memiliki target untuk menyasar market segment B2B di industri vertikal utama lainnya, seperti Pharmaceutical, Automotive, dan juga General Goods,” kata Head of Product & Enterprise Solutions Kargo Brian Aditya Tedjasaputra.

Target lainnya yang ingin dicapai oleh Kargo pada 2022 adalah ekspansi intensif ke pulau Sumatera, Bali, dan Sulawesi, dan juga mengejar pertumbuhan transaksi dan pengguna aktif di dalam platformnya sebesar double digit per kuartalnya.

Noice Umumkan Pendanaan Strategis dari RANS Entertainment

Platform konten audio Noice mengumumkan pendanaan strategis dengan nominal yang dirahasiakan dari RANS Entertainment milik Raffi Ahmad dan Nagita Slavina. Sebagai tahap awal kemitraan strategisnya, RANS akan menghadirkan konten podcast original secara eksklusif di platform Noice.

Sebagai informasi, RANS Entertainment merupakan perusahaan konten hiburan yang menaungi berbagai lini bisnis, mulai dari RANS Music, RANS Sportainment, RANS FC, RANS Basket, RANS e-sports, dan RANS Beauty. Saat ini, RANS Entertainment memiliki lebih dari 100 juta follower dan subscriber di berbagai jejaring media sosial.

RANS juga mulai masuk ke ekosistem startup dengan menghadirkan RANS Ventures. Dua portofolio awalnya adalah Upbanx dan VCGamers.

Sebelumnya, Noice memperoleh putaran pendanaan pra-seri A yang dipimpin oleh Alpha JWC Ventures dan Go-Ventures, serta partisipasi dari Kinesys Group dan Kenangan Kapital di 2021.

Adapun, Alpha JWC Ventures, Kenangan Kapital, dan Kinesys Group telah berpartisipasi pada pendanaan awal Noice.

Dalam keterangan resminya, CEO Noice Rado Ardian mengungkap bahwa posisi RANS sebagai media powerhouse di Indonesia dapat memperkuat konten dan membuka peluang kolaborasi dengan talent-talent di bawah naungan RANS Entertainment dan RANS Music.

“Pendanaan ini akan digunakan untuk mengembangkan konten berkualitas bagi masyarakat di Indonesia. Dengan partner strategis seperti RANS, jalan untuk mengembangkan ekosistem konten audio di Indonesia melalui konten cross-platform, baik visual ke audio maupun sebaliknya, akan semakin terbuka,” tutur Rado.

Lewat kemitraan ini, pengguna Noice dapat mengakses berbagai konten baru RANS Entertainment secara eksklusif. Selain itu, RANS Entertainment akan menggunakan fitur Noice Live untuk berinteraksi langsung dengan para fans mereka. Noice Live adalah fitur social networking dalam format audio yang memungkinkan interaksi real-time antara kreator, pendengar, musisi, fans, hingga expert.

Chairman RANS Entertainment Raffi Ahmad menambahkan, “Apa yang dilakukan Noice sejalan dengan visi dan misi RANS Entertainment untuk mengembangkan ekosistem konten digital dan industri kreatif di Tanah Air. Hal-hal tersebut membuat kami sangat tertarik untuk berinvestasi di Noice.”

Saat ini, Noice menyebut telah memiliki lebih dari 20.000 episode podcast dengan total waktu pengguna mendengarkan konten lebih dari satu miliar menit. Noice punya lebih dari 1,5 juta pengguna dan lebih dari 300 konten kreator.

Strategi hyperlocal

Noice berkomitmen untuk menciptakan ekosistem konten audio berkualitas di Indonesia, dengan menghadirkan multi-vertikal audio terlengkap, seperti podcast, audiobook, radio, dan live audio.

Dalam wawancara DailySocial terdahulu dengan Rado Ardian, ia selalu menekankan strategi hyperlocal sebagai value proposition layanannya demi menjadi rumah bagi konten audio di Indonesia.

Strategi ini mengedepankan aspek bahasa Indonesia dan daerah dengan topik-topik relevan di setiap wilayah. Menurutnya, industri podcast dan audio non-musik terus bertumbuh, namun platform penyedia konten audio non-musik yang berkualitas masih sangat terbatas.

Dengan diversifikasi lini bisnis dan basis penggemar yang besar, kolaborasi Noice dengan RANS Entertainment dapat menjadi strategi yang tepat untuk mendominasi konten podcast lokal. Dan bisa jadi ini bukan kolaborasi eksklusif terakhir Noice dengan perusahaan sejenis.

Apalagi, jika diperhatikan selama beberapa tahun terakhir, publik figur maupun selebritas Indonesia sudah mulai membentuk kanal hiburan sendiri dengan memanfaatkan jaringan media sosial, seperti YouTube dan Instagram. Jumlah follower dan subscriber mereka pun besar. Tren ini turut sejalan dengan meningkatnya penggunaan smartphone dan berkurangnya intensitas masyarakat Indonesia untuk menonton televisi.

Application Information Will Show Up Here