Marketplace Pengembang Aplikasi Worktrees Dapatkan Pendanaan Awal

Software developer marketplace  Worktrees hari ini mengumumkan perolehan seed funding dari angel investor Grace Tahir yang didukung ANGIN (Angel Investment Network Indonesia). Nilai pendanaan yang diberikan tidak disebutkan. Pendanaan ini akan digunakan untuk pengembangan tim, khususnya tim developer dan pemasar, sehingga dapat menyempurnakan portofolio produk yang dimiliki dan mendorong Worktrees semakin dikenal di masyarakat luas.

Dalam pendanaan ini tidak ada kesepakatan khusus untuk memasukkan Grace Tahir ke board perusahaan. Kendati demikian, pihak Worktrees mengatakan kepada DailySocial pihaknya tetap berinisiatif memberikan wewenang kepada Grace dalam mendampingi, memantau, dan memberikan saran kepada bisnisnya.

“Kami bersedia menerima pendanaan yang diberikan oleh Ibu Grace, karena dengan melalui background yang dimiliki Ibu Grace dalam bidang IT serta pengalaman yang ia miliki di dalam bidang startup, tentunya merupakan suatu hal yang baik dan berharga bagi startup kami. Sehingga Worktrees dapat berkembang dan dapat memberikan layanan terbaik kepada para pengguna kami.”

Worktrees sendiri didirikan oleh Michael Tjoeng, Denindra Resky, dan Kenny Djoni tahun lalu. Startup ini fokus pada pengembangan marketplace untuk produk dan layanan berbasis web, mobile app, desain hingga pengembangan game. Sebelumnya startup tersebut juga berpartisipasi dalam program akselerasi Startup Weekend dan MaGIC.

Sementara Grace Tahir selain aktif berinvestasi sebagai angel investor juga menjadi bagian dari startup di bidang kesehatan, yakni Medico dan Dokter.id. Melalui kanalnya, baik Mayapada Group ataupun ANGIN, Grace juga kerap memberikan investasi kepada startup, termasuk Talenta.

Komitmen ASEAN Angel Investor Bantu Startup Berekspansi di Kawasan Asia Tenggara

Berawal dari sebuah ide untuk mengumpulkan para angel investor di Asia Tenggara, ASEAN Angel Investor secara resmi dibentuk pada awal November 2016. Indonesia yang diwakilkan oleh Angel Investment Network Indonesia (ANGIN) telah mendapatkan penawaran dari Malaysian Business Angel Network (MBAN) empat bulan sebelumnya untuk membuat sebuah platform baru yang bisa berfungsi sebagai agregator para angel investor di seluruh kawasan Asia Tenggara.

“Setelah melalui proses negosiasi dan perbincangan yang cukup intens akhirnya ASEAN Angel Investor di resmikan di Kuala Lumpur dalam acara World Islamic Economic Forum dan MBAN Summit. Turut hadir yang menandatangani kesepakatan tersebut adalah perwakilan ANGIN dan tentunya dari BANSEA,” kata Head of Angel Investment Network Indonesia (ANGIN) David Soukhasing kepada DailySocial.

Dengan dibentuknya AAA, diharapkan bisa memberikan keuntungan lebih untuk startup Indonesia, yang ingin melakukan ekspansi ke kawasan Asia Tenggara. hal tersebut yang kemudian menjadi salah satu fokus dari AAA.

“Bukan hanya membangun platform secara online dan offline AAA juga ingin memfasilitasi berbagai informasi, komunikasi di seluruh kawasan Asia Tenggara terutama para pemain kuncinya,” kata David.

Ditambahkan pula oleh David saat ini sudah banyak entrepreneur yang tersebar di seluruh Asia Tenggara namun masih belum memiliki informasi yang jelas dan transparan tentang hal apa saja yang dilakukan para entrepreneur di masing-masing negara. AAA berkomitmen untuk menciptakan kesempatan lebih untuk berkolaborasi dan berbagi, sebuah platform yang bisa saling menguntungkan.

Terdapat 7 jaringan yang tergabung dalam AAA, diantaranya adalah, Vietnam dengan HATCH Ventures, Cambodia Investors Corporation, The Bangkok Venture Club, Business Angel Network South East Asia (BANSEA) dari Singapura, 1000 Angels asal Filipina, Malaysian Business Angel Network (MBAN) dan Angel Investment Network Indonesia (ANGIN).

Peranan ANGIN untuk AAA

Fokus utama dari ANGIN melalui AAA adalah memperkenalkan startup Indonesia kepada angel investor lainnya di Asia Tenggara dan memiliki kesempatan untuk melakukan ekspansi dengan berbagai dukungan yang bisa dipercaya. Selain itu AAA juga memberikan kesempatan untuk memberikan edukasi yang tepat kepada startup, mengikuti kegiatan akselerator dan inkubator di negara yang tergabung dalam AAA.

Selama ini ANGIN telah mendukung usaha para startup baru untuk mendapatkan funding. Saat ini ANGIN mengklaim telah memiliki 40 angel investor dan telah membina hubungan baik dengan 50 venture capital, private equity dan para angel investor. AAA merupakan kelanjutan dari peranan ANGIN untuk membantu lebih banyak lagi startup Indonesia yang masih kesulitan untuk mendapatkan pendanaan.

“Ketika Anda memutuskan untuk menjadi entrepreneur terutama yang tidak memiliki cukup dana mendapatkan pendanaan untuk memulai usaha merupakan hal yang paling sulit. Terutama jika Anda terkendala dengan bahasa, tidak mengetahui dengan baik proses investasi dan lainnya, untuk itu mendapatkan dukungan dari pihak yang tepat tentunya bisa mempermudah jalannya usaha,” kata David.

Indonesia sudah menjadi negara tujuan para investor untuk berinvestasi, mulai dari venture capital hingga investor individual semua memiliki minat yang cukup besar untuk menanamkan modal di startup asal Indonesia. Kontribusi yang ingin diberikan oleh ANGIN kepada AAA dalam hal ini adalah untuk berbagi pengalaman tentang relasi yang sebelumnya telah dijalin kepada entrepreneur asal Indonesia.

“Saat ini ANGIN telah menyelesaikan deal dengan 15 startup dan telah memberikan fasilitasi kepada 30 startup sebelumnya. Bukan hanya dalam hal pendanaan ANGIN juga senantiasa memberikan strategi penetrasi pasar untuk investor juga portofolio perusahaan. Kami tidak hanya membatasi kepada bisnis ‘brick and mortar‘ yang kebanyakan dicari oleh investor, namun juga kemampuan untuk skalabilitas yang akan menguntungkan dari kolaborasi ini,” kata David.

Selain itu AAA juga ingin menciptakan jaringan angel investor yang berkualitas dan bisa bekerja sama dengan berbagai startup di Asia Tenggara. Salah satu kegiatan yang juga akan diberikan kepada para angel investor adalah pelatihan yang diberikan oleh Alpha JWC, yang diperuntukkan secara khusus untuk para angel investor juga calon pemberi dana.

“Setiap negara di Asia memiliki cara dan proses yang berbeda dalam hal melakukan manajemen bisnis, dalam hal ini semua angel investor yang bergabung dalam AAA bisa mendapatkan esensi yang diperlukan dari masing-masing negara bagaimana menjadi angel investor yang baik,” kata David.

Rencana dan target AAA

Masih banyak target yang ingin dicapai oleh AAA untuk meningkatkan kualitas angel investor dan tentunya startup di kawasan Asia Tenggara. Namun secara spesifik ada beberapa target yang menjadi prioritas dari AAA pasca diresmikan, di antaranya adalah pemberian investasi antar negara, pendanaan yang telah disepakati dan pendanaan yang menguntungkan dari platform dalam hal ini AAA terkait dengan ekspansi pasar.

“Tentunya bukan hal yang mudah untuk dijalani, namun kami berkomitmen untuk menyediakan ekosistem dalam cara yang berbeda, termasuk dalam hal regulasi, kami berusaha untuk bekerja lebih baik lagi,” tutup David.

Enam Cara Mendapatkan Investor untuk Pendanaan Startup

Pertanyaan yang satu ini pasti sering dilontarkan oleh para pendiri startup yang berencana meluncurkan startup atau bersiap untuk melakukan penggalangan dana, bagaimana cara terbaik untuk bertemu dengan para investor?

Tidak semua pendiri startup memiliki jaringan hingga mentor yang cukup berpengaruh dan memiliki nama besar untuk mendukung bisnis yang akan dikembangkan, masih banyak pendiri startup yang bukan berawal dari lingkungan startup, tidak memiliki latar belakang bisnis hingga tidak mengenal jaringan investor lokal hingga asing. Artikel berikut ini membantu Anda pendiri startup yang hingga kini masih kesulitan untuk bertemu dengan para investor lokal hingga asing untuk mendanai startup.

Kompetisi startup

Saat ini sudah banyak kegiatan atau kompetisi yang diinisiasi oleh venture capital, korporasi hingga perusahaan. Manfaatkan acara tersebut untuk Anda pendiri startup berkenalan dan tentunya mempromosikan produk yang dimiliki. Jika startup Anda belum beruntung lolos sebagai finalis, tetap datang dan berkenalan dengan investor yang pastinya akan hadir di kegiatan tersebut.

Angel network 

Saat ini sudah banyak grup investor perorangan yang meluncurkan angel network atau jaringan angel investor untuk membantu startup baru yang membutuhkan modal usaha di awal berdirinya startup. Angel network di Indonesia yang bisa didekati di antaranya adalah Angel Investor Network Indonesia (Angin) yang secara aktif memberikan investasi kepada startup baru yang memiliki potensi menjadi besar.

Situs crowdfunding

Cara lain yang bisa dilakukan untuk startup mendapatkan modal awal adalah melalui situs crowdfunding. Saat ini sudah banyak situs crowdfunding lokal hingga asing yang memberikan kesempatan untuk startup baru mendapatkan modal dengan cara crowdfunding. Masing-masing situs crowdfunding memiliki sistem dan cara tersendiri bagaimana mereka mengelola proses crowdfunding. Idealnya pelajari dan temukan situs crowdfunding yang sesuai dengan startup Anda.

Inkunbator dan akselerator

Selain kompetisi cara lain yang bisa dicermati ketika waktunya menemukan investor yang tepat adalah dengan mengikuti program akselerator atau inkubator. Sebelum startup Anda bersiap untuk mengikuti program ini, pastikan produk dan model bisnis telah dimiliki dan pastinya memiliki potensi untuk tampil lebih unggul dengan startup lainnya yang juga berlomba-lomba ingin menjadi bagian dari program inkubator dan akselerator yang ada.

Platform pinjaman peer-to-peer

Dengan makin ketatnya peraturan yang diterapkan oleh bank juga venture capital, memanfaatkan platform lending peer-to-peer nampaknya bisa dijadikan pilihan utama. Saat ini sudah banyak startup hingga perusahaan keuangan yang menawarkan pinjaman dengan konsep peer-to-peer. Selain peraturan lebih mudah, proses peminjaman seperti ini juga lebih cepat untuk dilakukan.

Perusahaan ekuitas swasta

Banyak yang menganggap pilihan yang satu ini sebagai cara yang tradisional untuk mendapatkan pendanaan dari investor. Perusahaan ekuitas swasta biasanya akan memberikan akses berupa dana yang bervariasi, mulai dari jumlah ribuan hingga jutaan dollar, khususnya untuk startup baru yang masih dalam early stage dari berbagai industri dan memiliki potensi untuk berkembang.

Startup Logistik On-Demand B2B Kargo Umumkan Perolehan Investasi dari East Ventures dan Angel Investor Diono Nurjadin

Startup logistik on-demand B2B Kargo mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal, dengan nilai yang tak disebutkan, dari East Ventures dan angel investor Diono Nurjadin. Diono adalah anggota aktif Angel Investment Network of Indonesia (ANGIN) dan merupakan President dan CEO Cardig Aero Services. Pendanaan akan difokuskan untuk pengembangan teknologi dan peningkatan kemitraan dengan vendor / perusahaan logistik di Indonesia.

Kargo adalah layanan logistik on-demand B2B antar kota yang membantu pengiriman barang, dari kebutuhan truk, asuransi hingga pembayaran vendor. Area yang dicakup saat ini adalah Sumatra, Jawa, dan Bali. Saat ini Kargo fokus ke pasar korporasi dan belum memiliki rencana untuk masuk ke pasar ritel.

CEO Kargo Yodi Aditya dalam rilisnya mengungkapkan, “Kargo mendefinisikan ulang lanskap logistik di Indonesia dengan membuatnya lebih terpercaya dan efisien. Dashboard online kami dapat membuat aktivitas pengantaran lebih mudah – termasuk pemesanan, pelacakan, asuransi, pembayaran, dan manajemen vendor. Kami membantu bisnis mengurangi biaya logistik dan meningkatkan produktivitas.”

Kata kunci di sini adalah teknologi. Logistik adalah salah satu sektor yang masih banyak membutuhkan pembenahan dengan kondisi infrastruktur yang tidak sebaik negara-negara maju. Untuk memaksimalkan bisnis, teknologi memegang peranan penting di sini untuk mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas.

Disebutkan industri logistik Indonesia secara keseluruhan bernilai $163,4 miliar atau lebih dari 2000 triliun Rupiah. Dengan semakin bertumbuhnya sektor e-commerce, sektor logistik ikut berkembang dan sejumlah startup, termasuk Kargo, berusaha terus mendobrak tatanan yang sudah ada.

Yodi melanjutkan, “Teknologi Kargo [berusaha] membantu perusahaan mengurangi biaya dengan memaksimalkan utilisasi truk dan meningkatkan kualitas pelayanan. Efisiensi dapat membawa efek domino di rantai logistik ini.”

Terhadap masuknya Diono dan East Ventures dalam jajaran investor Kargo, Yodi kepada DailySocial mengatakan, “Melalui pengalaman Pak Diono, Kargo dapat mengambil langkah strategis dalam penetrasi market logistik di Indonesia. Serta EV yang membantu kami dalam product market fit. Kombinasi ini akan memberikan dukungan yang kuat pada perkembangan Kargo.”

Para investor melihat Kargo memiliki peluang untuk “merusak” tatanan yang sudah ada dengan teknologi yang dibawanya. Managing Partner East Ventures Willson Cuaca berkomentar, “Sektor logistik kita [Indonesia] telah lama menjadi tidak efisien karena tidak ada yang mengganggu pasar. Logistik adalah faktor sukses kunci aktivitas perdagangan Indonesia dan kami percaya teknologi yang dikembangkan Kargo mampu memberdayakan tingkat kompetitif Indonesia di pasar perdagangan domestik dan internasional.

Diono menambahkan, “Penawaran produk Kargo bisa menjadi key enabler bagi penyedia layanan logistik untuk meningkatkan sisi kompetitif dan meningkatkan performa secara umum. Kargo berada di posisi yang tepat untuk memainkan peranan penting di pasar logistik Indonesia dan kawasan [Asia Tenggara].”

Application Information Will Show Up Here

ANGIN Perkuat Jajaran Investor dan Suntikkan Investasi untuk Tiga Startup

Jaringan angel investor Angel Investment Network Indonesia (ANGIN) baru saja mengumumkan beberapa sosok investor dan advisor baru untuk organisasi mereka. Veronica Colondam (Founder YCAB Foundation), Victor Fungkong (Chairman Indonusa Group; investor pertama Tokopedia), Metta Murdaya, Edy S. Tan dan Julio Arias menjadi nama-nama yang bergabung di jajaran investor baru di jaringan ANGIN. Sedangkan Luke Roush (Sovereign Capital), Adrian Li (Convergence Ventures), Yansen Kamto (Kibar), dan Michael Goldberg (Case Western Reserve University) masuk ke dalam jajaran advisor.

Ini untuk kali sekian ANGIN memperbesar sayap tempurnya dengan penambahan anggota organisasi. Sebelumnya pada Oktober 2015 lalu, 11 nama investor baru juga diumumkan kepada publik. Misi ANGIN kala itu masih ingin membangun ekosistem bisnis startup digital di Indonesia. Salah satu langkah riilnya, selain melakukan suntikan dana, ialah dengan melakukan edukasi kepada pelaku startup dan melibatkan pengusaha yang pakar di bidangnya.

Di saat yang sama pengumuman suntikan pendanaan untuk 3 startup baru turut disampaikan. Yakni kepada Landmapp, Qontak dan Summit Healthcare. Terkait dengan besaran pendanaan yang diberikan kepada masing-masing startup tidak diungkapkan oleh pihak ANGIN.

Startup pertama yang mendapatkan pendanaan adalah Landmapp. Sebuah startup berbasis di Amsterdam yang membantu memberikan data kepemilikan lahan kepada petani. Startup ini mencoba memberikan ketenangan kepada petani dengan memastikan kepemilikan tanah mereka selalu mendapatkan dokumentasi yang rapi, sehingga memperciut celah atas perebutan tanah. Selain itu startup ini juga memfokuskan pada pelayanan edukasi teknis dan solusi keuangan bagi petani.

Startup kedua berbasis di Jakarta. Qontak adalah platform direktori bisnis yang mengumpulkan rincian data untuk tujuan pemasaran. Tujuannya untuk membantu pebisnis melakukan penjualan, pemasaran dan penelitian akan pangsa pasar mereka. Dana yang disampaikan oleh ANGIN dipimpin oleh Indonusa Dwitama akan difokuskan untuk pengembangan basis pengguna dan memperkuat penerapan teknologi di dalamnya.

Dan yang ketiga adalah startup di bidang kesehatan. Summit Healthcare memberikan pelatihan dan edukasi untuk para profesional kesehatan, khususnya perawat di Amerika. Mereka kini juga bekerja sama dengan American Heart Association. Sebelumnya startup ini sudah mendapatkan putaran pendanaan dari Sovereign Capital dan Maloekoe Ventures.

Taralite dan KitaBisa Dapatkan Pendanaan Tahap Awal dari ANGIN

Di hari yang sama dengan digelarnya ajang “Raising Giant: Celebrating Indonesian Startups” oleh Ciputra GEPI Incubator kemarin (6/11), ANGIN mengumumkan telah memberikan pendanaan untuk Taralite dan KitaBIsa dalam jumlah yang tidak diungkapkan. Taralite sendiri merupakan satu dari enam startup yang telah lulus dari program inkubasi GEPI.

Kemarin, Ciputra GEPI Incubator (CGI) menggelar sebuah ajang dengan tajuk “Raising Giant: Celebrating Indonesian Startups”. Melalui ajang tersebut, CGI ingin membangkitkan semangat kewirausahaan anak muda di Indonesia.

Di hari yang sama, CGI juga menggelar Graduation Day bagi enam startup yang telah mengikuti masa inkubasi selama enam bulan di CGI. Enam startup tersebut adalah Jurnal.id, Taralite (yang memayungi Wedlite), Hexaday, SquLine, LiveOlive, dan Nusantara Development Initiative (NDI).  Di sini, diumumkan bahwa Taralite berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal dari ANGIN bersama dengan KitaBisa.

Pada dasarnya, Taralite adalah startup yang menyediakan layanan pinjaman online untuk berbagai kebutuhan. Melalui layanan Taralite, pengguna bisa memperoleh pinjaman untuk biaya pendidikan, pernikahan, persalinan, renovasi rumah, kredit usaha, hingga umrah. Taralite juga menjadi payung bagi Wedlite, startup yang menyediakan dana pinjaman untuk pernikahan.

Terkait pendanaan, Co-Founder Taralite dan Wedlite Abraham Viktor mengungkapkan bahwa dana segar yang baru diperoleh akan dimanfaatkan untuk upaya pemasaran dan merekrut talenta potensial. Sementara itu, KitaBisa akan lebih fokus untuk mengembangkan platform dan juga untuk ekspansi jangkauan wilayah layanan.

Co-founder dan CMO KitaBisa Vikra Ijas mengatakan, “Rencana utamanya, growing the platform. Dari segi produk masih banyak yang harus ditingkatkan seperti kemudahan pembayaran, kemudahan untuk orang bisa sharing kampanye mereka, dan yang lebih penting [adalah] bagaimana kita expand market di Indonesia dulu.”

“Kami sudah memfasilitasi kampanye, dari Aceh ada Papua pun ada. Tetapi, kebanyakan, mayoritas kampanye KitaBisa saat ini masih di Jakarta dan Jawa Barat. Dengan pendanaan ini, harapannya kami bisa lebih memperluas our reach ke kota-kota besar lain di Indonesia,” lanjut Vikra.

KitaBisa sendiri merupakan situs crowdfunding yang fokus pada proyek-proyek sosial. Sederhananya, situs ini adalah wadah kolaborasi sosial dalam berbagai bentuk mulai dari donasi hingga aksi sukarelawan.

Dengan investasi yang baru diberikan kepada KitaBisa dan Taralite, maka bertambah panjang pula portofolio investasi yang diberikan oleh ANGIN–jaringan angel investor besutan GEPI. Sebelumnya, ANGIN telah berinvestasi di Wangsa Jelita, BerryKitchen, Margurite Nougat, dan Kakoa Chocolate.

Saat ini ANGIN sendiri telah memiliki 26 angel investor yang tergabung sebagai anggota. Sebelas di antaranya adalah anggota baru, yang beberapa waktu lalu diumumkan oleh ANGIN.

DScussion #37: Grace Tahir dan Kontribusi Angel Investor Network Membangun Ekosistem Startup

Berangkat dari latar belakangnya di bidang kesehatan, Grace Tahir secara aktif turut serta membangun ekosistem startup di Indonesia. Ia termasuk dalam 11 orang angel investor yang bergabung bersama Angel Investor Network. Selain ingin membantu lebih banyak lagi para perempuan Indonesia ‘melek’ teknologi, Grace Tahir juga memiliki rencana jangka panjang meningkatkan pertumbuhan bisnisnya dibawah naungan group Dokter.id. Simak perbincangan kami dengan Grace Tahir berikut ini.

Umumkan Sebelas Investor Baru, ANGIN Fokuskan Bangun Ekosistem Startup

Angel Investment Network Indonesia (ANGIN) yang dikelola Global Entrepreneurship Pogram Indonesia (GEPI) mengumumkan 11 angel investor baru. Fokus utama ANGIN sebelumnya adalah memberikan peluang lebih besar kepada para entrepreneur serta angel investor perempuan, namun GEPI melihat semakin banyak permintaan dari para pelaku startup untuk mendapatkan kesempatan melebarkan jaringan di antara para angel investor.

Continue reading Umumkan Sebelas Investor Baru, ANGIN Fokuskan Bangun Ekosistem Startup

Bisa Melesat Hingga 650 Km/h, Mobil Konsep SRT Tomahawk Ditenagai ‘Udara’

“Kecepatan tidak pernah membunuh siapapun. Berhenti tiba-tiba, itulah penyebabnya,” begitu kata mantan presenter Top Gear, Jeremy Clarkson. Meski demikian, upaya perusahaan otomotif untuk menciptakan alat transportasi tercepat di darat tidak kunjung berhenti. Kali ini tim Fiat Chrysler SRT mencoba memberi gambaran kira-kira seperti apa kendaraan balap 20 tahun lagi. Continue reading Bisa Melesat Hingga 650 Km/h, Mobil Konsep SRT Tomahawk Ditenagai ‘Udara’

Kakoa Chocolate Grabbed Funding from ANGIN and LGT Venture Philantrophy

ANGIN (Angel Investment Network Indonesia) officially splashed a cash for Kakoa Chocolate, a local chocolate producer and e-commerce platform. This is Kakoa Chocolate (Kakoa)’s second funding, after the startup sealed the seed funding from LGT Venture Philantrophy (LGT VP). Continue reading Kakoa Chocolate Grabbed Funding from ANGIN and LGT Venture Philantrophy