Fintech Platform Home Credit Introduces Credit Card Product Supported by Visa

Multipurpose financing company Home Credit launches Home Credit Card, a physical credit card with a Visa logo to be used for online and offline transactions. This service is provided for the company’s loyal customers with a good track record.

Home Credit Indonesia’s Marketing & Strategy Director, Moin Uddin said that digital innovation is an important thing that must be implemented by companies in order to improve service quality for customers.

“With this Home Credit Card, we want to improve the quality of our services by providing comfort, safety, and convenience in the shopping experience,” he said in an official statement, Thursday (30/7).

In terms of application, the customer will receive a notification from the company system through the application or contacted directly by the team. The registration process only takes about three minutes to verify approval to complete the required documents.

Uddin ensured the company remained committed and applied the precautionary principle in accordance with the applicable rules of the regulator.

When it’s approved, the credit card should be activated first through the call center or the My Home Credit application, then create a PIN. By using the Visa network, Home Credit customers can use their credit limit to shop at Visa merchants both domestically and abroad, as well as cash withdrawal at ATMs with the Visa logo.

In terms of interest, a maximum of 2.25% per month or a maximum of 26.95% per year is charged. The company offers installment facilities through its product called Brilliant by Home Credit Card for up to 36 months. Customer transactions made with the card will be converted to installments based on special conditions agreed upon at the request of the cardholder.

As for the payment, the company has cooperated with third parties such as Alfamart, Indomaret, Pos Indonesia, BCA, BNI, Bank BRI, Bank Mandiri, Bank Permata, Bukalapak, GoBills, Tokopedia, and Ayopop. The extent of this payment method is expected to facilitate customers.

“In the past, credit cards only accessible to certain people, now with various facilities and application requirements, having credit cards are getting along with various benefits for their owners,” he concluded.

Marketing and Strategy Director Home Credit Indonesia Moin Uddin / Home Credit
Marketing and Strategy Director Home Credit Indonesia Moin Uddin / Home Credit

Credit card is getting accessible

In the past, credit cards were such premium items for it is only accessible to “priviledge” customers. This is natural because banks must be responsible for channeling loans sourced from public funds.

These conditions eventually create stagnate growth from year to year. Based on data from Bank Indonesia, there were 17.61 million cards in February 2020, rise up 2.67% compared to February 2019 with 17.15 million cards.

In terms of the transaction, it was only Rp25.86 trillion, slightly rise by 0.19% from Rp25.81 trillion. While the transaction volume increased by 3.51% to 26.44 million times from 26.44 million.

In response to the conditions, technology companies finally answered by working with banks to release credit card products. Based on regular customers data of payment and transactions, they will be offered credit cards to “rank up.”

The strategy was at least successfully performed by Traveloka with its Traveloka PayLater in collaboration with Bank BRI. Traveloka PayLater customers who are creditworthy will get a notification to apply for a credit card.

Similar to Home Credit, Traveloka PayLater Card uses the Visa network, therefore, customer credit limits are accessible at all Visa merchants. Through the Traveloka application, customers can control all transactions, even to pay their bills.

Aside from Bank BRI, Bank Mandiri is also in charge of a co-brand credit card with Traveloka, without the PayLater brand. The facilities offered are the opportunity to collect more loyalty points from transactions at Traveloka, daily discounts, and other offers from Bank Mandiri merchants.

Grab actually has previously performed this strategy with Mastercard, it’s just not available in Indonesia since it was first released at the end of last year.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Platform Fintech Home Credit Luncurkan Produk Kartu Kredit, Manfaatkan Jaringan Visa

Perusahaan pembiayaan multiguna Home Credit meluncurkan Home Credit Card, kartu kredit fisik dengan logo Visa yang dapat dimanfaatkan untuk transaksi online dan offline. Layanan ini disediakan untuk para konsumen loyal perusahaan dan memiliki rekam jejak pembayaran yang baik.

Marketing & Strategy Director Home Credit Indonesia Moin Uddin mengatakan, inovasi digital merupakan hal penting yang harus diimplementasikan oleh perusahaan agar bisa meningkatkan kualitas pelayanan untuk para pelanggan.

“Dengan hadirnya Home Credit Card ini, kami ingin meningkatkan kualitas layanan kami dengan memberikan kenyamanan, keamanan, dan kemudahan dalam pengalaman berbelanja,” ucapnya dalam keterangan resmi, Kamis (30/7).

Untuk pengajuan kartu kredit ini, nasabah dipastikan telah menerima notifikasi dari sistem perusahaan melalui aplikasi atau dihubungi langsung oleh tim. Proses pendaftarannya hanya membutuhkan waktu sekitar tiga menit untuk verifikasi persetujuan sejak melengkapi dokumen yang dibutuhkan.

Uddin memastikan perusahaan tetap berkomitmen dan menerapkan prinsip kehatian-hatian sesuai dengan aturan yang berlaku dari regulator.

Jika sudah disetujui, kartu kredit perlu diaktifkan terlebih dahulu melalui call center atau aplikasi My Home Credit, kemudian membuat PIN. Karena memanfaatkan jaringan Visa, nasabah Home Credit dapat memanfaatkan limit kreditnya untuk berbelanja di merchant Visa baik di dalam maupun luar negeri, serta melakukan tarik tunai di ATM berlogo Visa.

Adapun untuk bunga pembelanjaannya maksimal 2,25% per bulan atau maksimal 26,95% per tahun. Perusahaan menawarkan fasilitas cicilan melalui produknya yang bernama Brilian by Home Credit Card hingga 36 bulan. Transaksi nasabah yang dilakukan dengan kartu akan dikonversi menjadi angsuran berdasarkan ketentuan khusus yang disetujui berdasarkan permintaan pemegang kartu.

Sedangkan untuk pembayaran tagihan ini, perusahaan telah bekerja sama dengan pihak ketiga seperti Alfamart, Indomaret, Pos Indonesia, BCA, BNI, Bank BRI, Bank Mandiri, Bank Permata, Bukalapak, GoBills, Tokopedia, dan Ayopop. Luasnya metode pembayaran ini diharapkan memudahkan nasabah.

“Dulu, kartu kredit hanya bisa dimiliki oleh sebagian masyarakat, tetapi sekarang dengan berbagai kemudahan dan syarat aplikasi, kartu kredit semakin mudah dimiliki dan menyediakan berbagai keuntungan bagi pemiliknya,” tutup dia.

Marketing and Strategy Director Home Credit Indonesia Moin Uddin / Home Credit
Marketing and Strategy Director Home Credit Indonesia Moin Uddin / Home Credit

Semakin mudah punya kartu kredit

Memang dulu kartu kredit adalah barang premium karena hanya bisa dimiliki oleh nasabah “priviledge”. Ini wajar karena bank memang harus bertanggung jawab dalam menyalurkan pinjaman yang bersumber dari dana masyarakat.

Kondisi tersebut akhirnya membuat pertumbuhan mandeg dari tahun ke tahun. Data dari Bank Indonesia mengungkapkan, per Februari kemarin tercatat sebanyak 17,61 juta kartu naik 2,67% dibandingkan dengan Februari 2019 sebanyak 17,15 juta kartu.

Dari transaksinya hanya Rp25,86 triliun atau naik tipis 0,19% dari sebelumnya Rp25,81 triliun. Sementara volume transaksinya meningkat 3,51% menjadi 26,44 juta kali dari 26,44 juta.

Menanggapi kondisi tersebut akhirnya dijawab oleh perusahaan teknologi yang bekerja sama dengan perbankan untuk merilis produk kartu kredit. Berbekal dengan data nasabah yang teratur membayar dan rajin bertransaksi, menawarkan kartu kredit agar mereka bisa “naik kelas.”

Strategi tersebut setidaknya sukses dilakukan oleh Traveloka dengan brand-nya Traveloka PayLater yang memboyong Bank BRI. Nasabah Traveloka PayLater yang layak kredit akan mendapat notifikasi untuk mengajukan kartu kredit.

Sama seperti Home Credit, Traveloka PayLater Card menggunakan jaringan Visa sehingga limit kredit nasabah bisa dipakai di seluruh merchant Visa. Lewat aplikasi Traveloka, nasabah dapat mengontrol seluruh transaksinya, pun untuk membayar tagihannya.

Selain Bank BRI, Bank Mandiri juga kepincut untuk co-brand kartu kredit dengan Traveloka, tanpa dibubuhi embel-embel brand PayLater. Fasilitas yang ditawarkan adalah kesempatan mengumpulkan lebih banyak poin loyalitas dari transaksi di Traveloka, diskon harian, dan penawaran lainnya dari merchant Bank Mandiri.

Grab sebenarnya juga sudah melakukan strategi ini dengan Mastercard, hanya saja belum tersedia di Indonesia sejak pertama kali dirilis pada akhir tahun lalu.

Bekerja Sama dengan Cermati, Kini Pengguna Bisa Ajukan Kartu Kredit via Bukalapak

Cermati, online marketplace produk keuangan, mengumumkan perluasan akses layanan. Kini pengajuan kartu kredit online bisa dilakukan melalui platform Bukalapak. Pihak cermati mengklaim, proses verifikasi dan pelengkapan dokumen maksimal memakan waktu 3 hari.

Pihak Cermati, melalui Chief Business Officer Carlo Gandasubrata menyampaikan bahwa kerja sama yang terjalin antara Cermati dengan Bukalapak selain memberikan kemudahan juga diharapkan mampu meningkatkan literasi keuangan pengguna.

“Ke depannya, kami ingin terus mengedukasi masyarakat tentang manfaat kartu kredit untuk mengatur keuangan yang lebih ekonomis dan terkontrol,” terang Carlo.

Sementara itu Co-founder & President Bukalapak Fajrin Rasyid menyambut baik kerja sama yang terjalin antara keduanya. Pihaknya disebut masih memiliki potensi besar untuk memperluas pasar pengguna kartu kredit melalui platform digital.

“Hingga saat ini terdapat 17 juga pengguna Bukalapak yang belum pernah bertransaksi menggunakan kartu kredit. Oleh karena itu, kemitraan Bukalapak dengan Cermati kami pandang sebagai langkah strategis dalam menghadirkan alternatif bertransaksi yang aman, nyaman dan menguntungkan,” terang Fajrin.

Ia menambahkan bahwa program yang mulai diluncurkan sejak 14 November 2019 ini menargetkan untuk bisa menambah nasabah hingga lima ribu pengguna pada kuartal pertama. Untuk menggenjot target pengguna itu dihadirkan sejumlah promo kredit sebesar Rp100.000 bagi pengguna yang telah mendapat persetujuan pengajuan kartu kredit. Kredit tersebut nantinya bisa digunakan untuk berbelanja di Bukalapak.

Cermati, pada September silam mengumumkan pendanaan seri B dari perusahaan investasi milik Djarum Group dengan total nilai yang tidak disebutkan. Setelah pendanaan tersebut investor terdahulu, seperti East Ventures, Beenos Partners, dan Finch Capital dipastikan exit dari perusahaan.

Bagi Bukalapak, kerja sama dengan Cermati ini melengkapi layanan keuangan di platformnya. Sebelumnya, di pertengahan tahun 2019 Bukalapak mengenalkan fitur BayarNanti, sebuah layanan paylater yang juga sedang menjadi fitur populer bagi penyedia layanan di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

BRI dan Traveloka Luncurkan Produk Kartu Kredit “PayLater Card”

Kemarin (26/9) Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Traveloka mengumumkan kerja sama strategis untuk peluncuran kartu kredit PayLater Card. Produk kolaborasi tersebut akan menawarkan solusi inovatif untuk meningkatkan akses terhadap produk finansial, termasuk proses aplikasi dan verifikasi yang hanya memerlukan waktu maksimal 1 hari – diakses melalui aplikasi Traveloka. Seremoni penandatanganan kerja sama diadakan di Singapura, turut hadir CFO Visa Asia Pasifik Andrew Tan.

Persetujuan atas pendaftaran dilakukan melalui proses penilaian kredit yang efisien, dikembangkan bersama tim BRI dan Traveloka. Menggunakan kartu tersebut, pengguna dapat membeli seluruh produk dan layanan Traveloka. Selain itu, pengguna juga dapat menggunakan PayLater Card untuk bertransaksi di merchant online dan offline di lebih dari 53 juta lokasi merchants di seluruh dunia yang menerima pembayaran dengan Visa.

“Kehadiran PayLater Card menawarkan skema baru pembayaran dan pengalaman unik kepada para pengguna semakin melengkapi layanan perbankan kami. Kerja sama cobranding ini juga sejalan dengan strategi pemasaran kartu kredit kami untuk meningkatkan customer base dan penetrasi pasar di segmen milenial. PayLater Card menandai era baru bisnis kartu kredit di Indonesia,” ujar Direktur Konsumer Bank BRI Handayani.

“Kami optimis dengan kerja sama ini kami mampu mencapai target 5 juta pengguna PayLater Card di tahun 2025, mengingat potensi pasar yang besar serta tingginya pertumbuhan penggunaan teknologi digital di Indonesia,” ujar President Group of Operations Traveloka Henry Hendrawan.

Application Information Will Show Up Here

Laporan DailySocial: Fasilitas Cicilan Tanpa Kartu Kredit untuk Belanja Online

Laporan terbaru DailySocial menyelidiki ketertarikan konsumen Indonesia terhadap fasilitas cicilan ketika belanja online. Seperti diketahui jumlah pengguna kartu kredit masih cukup kecil di Indonesia. Fasilitas kredit tanpa kartu kredit mulai disediakan beberapa layanan e-commerce bagi konsumen.

Survey dilaksanakan DailySocial bekerja sama dengan layanan mobile survey JakPat. Jumlah responden 1049, dipilih secara random dari pengguna mobile seluruh Indonesia.

Beberapa temuan survei:

  • Hanya 21% responden memiliki kartu kredit
  • Di antara responden yang berpreferensi untuk belanja online secara cicilan, lebih banyak yang lebih suka menggunakan fasilitas cicilan tanpa kartu kredit (27%) daripada fasilitas cicilan dengan kartu kredit (10%)
  • Faktor yang mendukung keputusan penggunaan belanja online menggunakan fasilitas cicilan tanpa kartu kredit: Mempermudah pengeluaran karena pembayarannya dalam jangka lebih panjang, kesulitan memperoleh kartu kredit, program loyalitas
  • Faktor kekhawatiran yang menahan responden untuk berbelanja online menggunakan fasilitas cicilan tanpa kartu kredit: faktor keamanan transaksi elektronik, risiko pengeluaran pribadi yang berlebihan, dan kebanyakan produk masih belum didukung fasilitas cicilan tanpa kartu kredit

Bila ingin mengetahui lebih jauh hasil riset “Kredit Tanpa Kartu Kredit”, Anda dapat mengaksesnya secara gratis setelah menjadi member DailySocial melalui tautan berikut ini.

Tokopedia Rambah Layanan Fintech Tahun Ini

Akhir tahun 2016 Tokopedia kembali meluncurkan fitur terbaru dalam situsnya yaitu pengajuan kartu kredit. Ini merupakan langkah pertama Tokopedia memasuki layanan fintech. Perusahaan rencananya juga bakal memudahkan pengguna untuk mengajukan pinjaman, asuransi, dan investasi. Langkah ini memperkuat sinyalemen marketplace besar yang melirik sektor fintech sebagai diversifikasi usaha. Sebelumnya Bukalapak juga telah memulai usahanya di sektor fintech dengan produk investasi BukaReksa.

Setahun terakhir ini Tokopedia secara agresif telah melancarkan berbagai fitur baru berupa kanal pembayaran hingga pembelian seperti pulsa, token listrik dan lainnya.

Meskipun masih terbilang baru dan masih dalam tahap sosialisasi, saat ini melalui Tokopedia, masyarakat Indonesia yang ingin mengajukan kartu kredit bisa dengan mudah memanfaatkan Tokopedia dengan beragam promosi yang ditawarkan.

“Seperti kita ketahui, di Indonesia, jumlah pemilik kartu kredit baru 3%, yang memiliki akun bank, 60 juta, padahal pengguna internet sudah 100 juta. Ada gap besar untuk orang-orang yang sudah online, tapi belum bisa melakukan pembayaran secara online,” kata CEO Tokopedia William Tanuwijaya kepada DailySocial.

William menambahkan layanan e-commerce Indonesia, berbeda dengan di Amerika Serikat dan negara maju lainnya dimana penetrasi kartu kredit sudah tinggi, memudahkan transaksi pembayaran terjadi secara online.

“Salah satu strategi kami untuk menangani hal ini, dan mendorong tumbuhnya transaksi e-commerce di Indonesia adalah berinovasi mendorong kanal pembayaran baru, pembayaran tunai di gerai-gerai minimart dan kantor pos. Di tahun 2016 kemarin, pengguna internet Indonesia yang tidak memiliki kartu kredit maupun akun Bank sudah bisa berbelanja online dan membayar tunai di gerai-gerai Indomaret, Alfamart, Alfamidi, 7 Eleven, Lawson, dan Kantor Pos,” kata William.

Bermitra dengan bank asing ternama

Untuk memberikan pilihan lebih kepada pengguna Tokopedia, saat ini Tokopedia telah menjalin kemitraan dengan Citibank, HSBC, dan Standard Chartered. Selanjutnya Tokopedia juga akan menambah kemitraan tersebut dengan merangkul bank-bank lokal di Tanah air. Tokopedia mengklaim layanan terbaru yaitu pengajuan kartu kredit melalui Tokopedia, bisa membantu rencana pemerintah untuk lebih mendorong cashless society untuk semua transaksi yang ada.

“Salah satunya dengan cara bekerja sama dengan penerbit kartu kredit, dan memberikan akses mudah bagi para pengguna Tokopedia untuk mengajukan aplikasi kartu kredit. Bahkan di Tokopedia juga bisa melakukan pembayaran terhadap tagihan kartu kredit secara mudah,” kata William.

Layanan terbaru yang dihadirkan oleh Tokopedia merupakan layanan pengajuan kartu kredit pertama yang diterbitkan oleh marketplace lokal. Di sektor ini Tokopedia bersaing langsung dengan layanan fintech pembanding produk finansial, misalnya CekAja dan Cermati. Keunggulan yang dimiliki Tokopedia sebagai marketplace adalah jumlah pengguna yang jauh lebih besar dan pengenalan brand yang lebih kuat di kalangan umum.

Target Tokopedia tahun 2017

Sepanjang tahun 2017 ini Tokopedia masih berusaha menghadirkan kanal pembayaran baru yang diharapkan bisa memudahkan masyarakat Indonesia melakukan beragam transaksi. Menurut pihak Tokopedia, penetrasi produk keuangan tidak hanya rendah, tetapi juga masih terpusat di Pulau Jawa dan kota-kota besar saja.

Perusahaan juga berencana membuka akses berbagai produk keuangan lainnya seperti pinjaman, asuransi, tabungan, dan investasi ke seluruh masyarakat sampai pelosok Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Partnering with BNI, Sribu Aims for 50 Thousand New Clients

Two days ago (30/3), Sribu announced their partnership with BNI, one of biggest banks in Indonesia, upon providing payment facility using BNI credit card with VISA logo on it. The benefit that users may get would be 10% of discount when they do transaction at Sribu. The partnership allowed Sribu to target on having up to 50 thousand new clients. Continue reading Partnering with BNI, Sribu Aims for 50 Thousand New Clients

If You Think Indonesia’s e-Commerce Market Is Perplexing, You Haven’t Done Your Research

Several days ago Quartz published an article about the state of the e-commerce industry in Indonesia. The article pointed out the quirky characteristics of the Indonesian market which contribute to the challenges for anyone wishing to operate an online commerce venture in the country. Andrias Ekoyuono of startup incubator Ideosource and Magnus Ekbom of e-commerce giant Lazada weigh in on the matter.

Continue reading If You Think Indonesia’s e-Commerce Market Is Perplexing, You Haven’t Done Your Research

BNI Reveals Mobile Credit Card Reader for iOS

Bank Negara Indonesia (BNI) at its 67th anniversary celebration on Friday, much to our surprise, launched a new kind of mobile EDC (electronic data capture) for credit card payments, which can be used with an iOS device. The m-POS, as it is called, allows merchants to use iOS devices as point of sale terminals as an alternative to the more traditional EDC devices.

Continue reading BNI Reveals Mobile Credit Card Reader for iOS

Indonesia Tops Asia Pacific Online Shopping Through Smartphones Says MasterCard

MasterCard released its survey for 2012 on the online shopping behaviors in Asia Pacific which involved 7011 respondents from 14 countries. According to the survey, China holds top position for the propensity to shop with an index value of 102. Next on the ladder is New Zealand, Australia, Singapore, and South Korea. Indonesia is the leader of online shopping through smartphones.

Continue reading Indonesia Tops Asia Pacific Online Shopping Through Smartphones Says MasterCard