Dapat Pendanaan Awal, Charged Indonesia Segera Rilis Motor Listrik Perdananya Oktober 2022 Mendatang

Bertujuan menghadirkan platform yang memiliki dampak untuk lingkungan dan membantu masyarakat luas menikmati kendaraan motor listrik, Charged Indonesia baru meluncur awal tahun 2022. Mereka berencana untuk meluncurkan motor listrik perdana bulan Oktober tahun ini.

Charged didukung sebuah kompleks industri zero energy (menggunakan sumber daya energi berkelanjutan) seluas 16.000 meter persegi di Jabodetabek. Nantinya lokasi tersebut akan digunakan untuk pusat penelitian dan pengembangan, experiential center, serta sebagai pusat produksi. Dalam waktu dekat, perusahaan juga memiliki rencana untuk mendirikan showroom dengan konsep ramah lingkungan di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Produk awal

Untuk tahap awal Charged Indonesia akan merilis 3 model sepeda motor listrik yang praktis dan terjangkau untuk memenuhi berbagai kebutuhan termasuk transportasi pribadi, logistik, armada perusahaan, dan layanan ride-hailing.

Selain itu mereka juga akan menyediakan adaptor untuk pengisian baterai yang bisa digunakan oleh pengguna di rumah. Untuk mengontrol kondisi motor, melalui aplikasi nantinya bisa dilihat perkembangan dari motor tersebut, sehingga memudahkan pengguna untuk melakukan perawatan motor.

“Kami berkomitmen untuk mendorong perubahan besar menuju penggunaan sepeda motor listrik yang terjangkau, praktis dan juga diminati penggunanya di Indonesia, dan berusaha untuk meningkatkan pengalaman berkendara yang dirasakan oleh jutaan pengendara dan penumpang sepeda motor,” kata Direktur Komersial Charged Indonesia Stephanus Widi.

Tahun ini Charged Indonesia memiliki target untuk memperkenalkan lebih luas lagi motor listrik garapan mereka kepada target pengguna. Dengan mengedepankan konsep ramah kepada lingkungan, mereka berharap motor listrik mereka bisa digunakan oleh lebih banyak lagi masyarakat di Indonesia.

Pendanaan awal

Sebagai langkah awal Charged Indonesia telah mengantongi pendanaan tahapan awal dari DeClout Ventures senilai $4,5 juta (sekitar Rp68 miliar). Menurut CEO DeClout Ventures Lim Swee Yong, kemitraan strategis yang dijalin bersama Charged Indonesia diharapkan dapat mendorong penggunaan sepeda motor berbasis listrik di Asia Tenggara, dimulai dari Indonesia.

“Investasi ini merupakan investasi yang strategis bagi kami karena kami melihat keselarasan dan sinergi yang kuat antara bisnis Charged Indonesia dan perusahaan portofolio yang kami miliki dalam bidang infrastruktur kota cerdas, IoT, dan teknologi bersih.”

Didirikan pada tahun 2016, DeClout Ventures merupakan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Exeo Global Pte. Ltd., sebagai kantor pusat regional dari Exeo Group, Inc. yang terdaftar di Bursa Efek Tokyo. Perusahaan dimulai sebagai platform dua tingkat yang terdiri dari inkubasi dan fasilitasi penggalangan dana untuk startup dan growth-enterprise.

Pada bulan Februari 2020, DeClout Ventures berinvestasi kepada ICHX Technologies (iSTOX), platform Pasar Modal blockchain yang menawarkan penerbitan, penyelesaian, penyimpanan, dan perdagangan sekunder sekuritas digital.

Pengembangan motor listrik di Indonesia

DailySocial.id mencatat beberapa tahun terakhir, perusahaan teknologi dan energi hingga pemodal ventura ramai-ramai menggarap proyek kendaraan listrik. Hal ini untuk mendukung upaya pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan listrik di Asia Tenggara dengan target produksi 600 ribu mobil listrik dan 2,5 juta sepeda motor listrik pada 2030.

Sejak tahun 2019 pengembangan distribusi motor listrik atau yang dikenal dengan electric vehicle sudah cukup marak kehadirannya di Indonesia. Mulai dari perusahaan teknologi seperti Grab hingga GoTo yang kemudian berinvestasi melalui usaha patungan atau joint venture (JV) bernama Electrum tahun 2021, lalu kemudian melalui anak usaha PT Rekan Anak Bangsa (RAB) melepas aset motor listrik, perlengkapan baterai, dan merek dagang senilai 23,6 miliar Rupiah kepada PT Energi Kreasi Bersama (EKB).

Selain pengembang motor listrik ada juga startup yang telah mendapatkan pendanaan dari venture capital yaitu SWAP Energy perusahaan teknologi yang membangun infrastruktur pertukaran baterai di Indonesia. Tercatat saat ini SWAP telah memiliki lebih dari 400 swap station yang ditempatkan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), dan Bali. Sampai akhir tahun 2022, mereka berencana menempatkan lebih dari 1500 stasiun pengisian baterai di beberapa kota besar di Indonesia.

Ada pula ION Mobility yang merupakan perusahaan pengembang motor elektrik pintar. Pintar di sini karena mereka turut tanamkan perangkat lunak kecerdasan buatan untuk beberapa tugas, seperti penghematan daya dan kemudahan penggunaan. Perusahaan ini berbasis di Singapura, Shenzhen (Tiongkok), dan Jakarta.

GoTo Alihkan Aset Motor Listrik Senilai 23,6 Miliar Rupiah ke Electrum

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) melalui anak usaha PT Rekan Anak Bangsa (RAB) melepas aset motor listrik, perlengkapan baterai, dan merek dagang senilai 23,6 miliar Rupiah kepada PT Energi Kreasi Bersama (EKB). 

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, RAB dan EKB menandatangani jual-beli aset yang terdiri dari 251 unit kendaraan sepeda motor listrik Smartscooter Gogoro 2 Plus dan 502 unit perlengkapan kendaraan baterai sepeda motor listrik Smartscooter Gogoro 2 Plus pada 29 Juli 2022.

Manajemen GoTo mengungkap telah mempertimbangkan langkah ini sesuai pengembangan usaha masing-masing. Pihaknya menilai pengelolaan serta pengembangan usaha perdagangan aset sepeda motor listrik, perlengkapan baterai, dan merek dagang lebih optimal dikelola oleh EKB.

“Perusahaan akan mendapat manfaat secara tidak langsung, yakni portofolio melalui perolehan dividen yang diterima perusahaan dari EKB di masa mendatang. Hal ini mengingat GoTo melalui RAB memiliki 38.875 saham atau mewakili 50% dari total modal ditempatkan dan disetor EKB,” demikian pernyataan manajemen GoTo.

Seperti diketahui, PT Energi Kreasi Bersama (Electrum) merupakan perusahaan patungan (JV) kendaraan listrik roda dua yang didirikan oleh PT TBS Energi Utama Tbk (IDX: TOBA) dan Grup Gojek (sebelum IPO) pada November 2021. Sebagai komitmen awal, nilai investasi yang dikucurkan sebesar $10 juta dari total $1 miliar dalam lima tahun ke depan.

Ramai proyek kendaraan listrik

Sejak beberapa tahun terakhir, perusahaan teknologi dan energi hingga pemodal ventura ramai-ramai menggarap proyek kendaraan listrik. Hal ini untuk mendukung upaya pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan listrik di Asia Tenggara dengan target produksi 600 ribu mobil listrik dan 2,5 juta sepeda motor listrik pada 2030.

DailySocial.id mencatat sejumlah inisiatif hijau ini datang dari model kemitraan. Misalnya, PT Indika Energy Tbk (IDX: INDY) bersama Alpha JWC Ventures dan Horizons Ventures mendirikan perusahaan patungan Ilectra Motor Group (IMG) dengan total investasi sebesar $15 juta.

Kemudian, NFC Indonesia menggandeng SiCepat untuk mendirikan PT Energi Selalu Baru (ESB) yang akan difokuskan pada distribusi sepeda motor listrik, penukaran baterai, dan layanan pendukung lain. Bahkan Grab telah memulai inisiatif ini sejak 2019 dengan mengembangkan ekosistem kendaraan listrik secara bertahap yang dimulai dari kawasan Jabodetabek.

Bicara pengembangan kendaraan listrik, baterai merupakan komponen yang memakan 35% dari biaya produksi. Meningkatnya kebutuhan baterai kendaraan listrik akan mendorong perannya dalam rantai pasok industri di skala global. Apalagi Indonesia memiliki posisi kuat sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia, dan cadangan bahan baku primer, seperti cobalt, mangan, dan aluminium masih tinggi.

Berdasarkan laporan Deloitte, pertumbuhan tahunan global pada kendaraan listrik mencapai 29% dalam sepuluh tahun ke depan. Total penjualan kendaraan listrik dari 2,5 juta di 2020 diperkirakan meroket ke angka 11,2 juta di 2025 dan 31,1 juta di 2030.

Application Information Will Show Up Here

Kevin Aluwi Tinggalkan Posisi CEO Gojek, Segera Diangkat Jadi Komisaris GoTo

Co-founder Gojek Kevin Aluwi akan mundur dari posisinya sebagai CEO Gojek dan bertransisi sebagai komisaris PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO). Keputusan ini akan efektif usai mendapatkan persetujuan pemegang saham melalui RUPST GoTo pada 28 Juni 2022 mendatang.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), peran dan tanggung jawab Kevin Aluwi akan dipegang oleh Andre Soelistyo yang saat ini juga menjabat sebagai CEO GoTo. Andre akan bekerja bersama tim manajemen Gojek untuk menjalankan bisnis on-demand GoTo.

Adapun, Kevin akan menggantikan posisi Caesar Sengupta di jajaran dewan komisaris GoTo. Namun, Caesar masih tetap menjalankan perannya sebagai anggota dewan komisaris di GoTo Financial.

Setelah hampir satu dekade memimpin Gojek, Kevin mengaku ini menjadi momentum yang tepat untuk mengambil peran lebih strategis dan tidak bersinggungan langsung dengan aktivitas operasional sehari-hari.

Ia optimistis dengan masa depan Gojek usai mencatatkan milestone signifikan lewat aksi mergernya dengan Tokopedia dan melantai di BEI sebagai perusahaan terbuka. Ia juga melihat pertumbuhan kinerja GoTo yang mencetak pendapatan kotor sebesar 58% di kuartal I 2022 serta pemulihan di bisnis mobilitas.

“Kami telah berinvestasi signifikan dalam membangun tim manajemen tangguh dengan berbagai latar belakang dan pengalaman, serta membangun nnilai-nilai perusahaan dengan etos kerja tinggi. Saya optimistis tim manajemen Gojek di bawah kepemimpinan Andre yang solid, akan terus menjalankan strategi untuk memperkuat layanan on-demand yang telah menjadikan Gojek bagian penting dari Grup GoTo,” ujarnya dalam keterangan resminya.

Dengan transisi Kevin mendatang, dapat dikatakan kini tidak tersisa lagi Co-founder Gojek dalam jajaran direksi GoTo. Sebagai informasi, Gojek didirikan oleh Nadiem Makarim, Kevin Aluwi, dan Michaelangelo Moran. Nadiem kini menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia, sedangkan Michaelangelo tercatat menjadi LP di sejumlah VC, seperti Intudo Ventures dan Antler.

Pengembangan kendaraan listrik

Kevin akan memperkuat jajaran komisaris GoTo untuk mendukung manajemen dalam mencapai visi dan misi mendorong pengguna dan mitra di ekosistemnya. Salah satunya adalah merealisasikan komitmen perusahaan menuju zero emission pada 2030 melalui pengembangan kendaraan listrik di Gojek.

Tak hanya itu, Kevin juga akan didapuk masuk ke jajaran anggota dewan komisaris Electrum, perusahaan patungan Gojek dan TBS Energi Utama yang fokus terhadap pembangunan ekosistem kendaraan listrik roda dua terintegrasi dan holistik di Indonesia.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Gojek dan TBS akan mengembangkan usaha bisnis dalam bidang manufaktur kendaraan listrik roda dua, teknologi pengemasan baterai, infrastruktur penukaran baterai, hingga pembiayaan untuk memiliki kendaraan listrik.

Lebih lanjut, dengan posisi barunya nanti, Kevin juga akan memiliki lebih banyak waktu luang untuk menyalurkan minat di bidang teknologi. Beberapa area yang ia minati dan akan dieksplorasi lebih dalam adalah web3, gaming, dan climate tech.

Selain perubahan susunan dewan komisaris dan direksi GoTo, RUPST ini juga membahas agenda penggunaan dana hasil IPO dan rencana penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dulu atau private placement.

Application Information Will Show Up Here

Kejora-SBI Orbit Fund Kembali Pimpin Pendanaan ke SWAP Energy

Setelah sebelumnya telah menerima pendanaan awal tahun 2021 lalu, SWAP Energy perusahaan teknologi yang membangun infrastruktur pertukaran baterai di Indonesia, kembali menerima pendanaan tahapan pra-seri A yang kembali dipimpin oleh Kejora-SBI Orbit. Di putaran ini sejumlah pemodal ventura turut partisipasi, di antaranya Baramulti Group, Living Lab Ventures (afiliasi dari Sinar Mas Group), New Energy Nexus Indonesia, dan beberapa investor lainnya.

Memanfaatkan dana segar ini, SWAP akan mempercepat adopsi kendaraan listrik dan mendukung pemerintah Indonesia untuk mencapai target 13 juta sepeda motor listrik di jalan pada tahun 2030. Saat ini SWAP telah bermitra dengan Lazada Logistics, Pos Indonesia, Alfamart, Circle K, dan akan terus mengembangkan kerja sama dengan banyak pihak.

“Terima kasih kepada para investor untuk kepercayaannya pada SWAP. Melalui pendanaan pra-seri A yang oversubscribed ini, kami dapat memperluas jangkauan SWAP Station dan mengakselerasi adopsi motor listrik di kota-kota besar, ” kata Co-Founder & CEO SWAP Energy Irwan Tjahaja.

Tercatat saat ini SWAP telah memiliki lebih dari 400 swap station yang ditempatkan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), dan Bali. Sampai akhir tahun 2022, mereka berencana menempatkan lebih dari 1500 stasiun pengisian baterai di beberapa kota besar di Indonesia. Selain itu pihaknya juga akan menjadi teknologi pertukaran baterai pilihan untuk SMOOT dan merek motor listrik lainnya di Indonesia.

“Dengan prinsip tukar baterai, para pengusaha tidak perlu khawatir akan downtime akibat pengisian baterai hingga berjam-jam. Proses kilat ‘Swap and Go’ 9 detik ini akan sangat menguntungkan operasional perusahaan, mitra logistik, dan juga para penggunanya. Melalui pendanaan ini, kami percaya SWAP dan ekosistemnya dapat menjadi pemain kunci di infrastruktur tukar baterai dan mempercepat adopsi motor listrik di Indonesia” kata Fund Director Kejora-SBI Orbit Billy Boen.

Kembangkan ekosistem SWAP

Teknologi IoT milik SWAP menghubungkan motor listrik dengan baterai dan SWAP Station sehingga memberikan banyak manfaat bagi pengendaranya, memudahkan dalam melihat status sepeda motor listriknya, melakukan top-up kilometer, bahkan untuk tujuan keamanan, motor listrik dapat dimatikan dari jarak jauh hanya melalui aplikasi SWAP.

Secara khusus terdapat tiga hal yang menjadi prioritas utama SWAP Energy saat ini. Di antaranya adalah infrastruktur yang kuat, pengalaman berkendara yang menyenangkan, dan aftersales service yang terbaik. Keberhasilan konsep ini sebelumnya telah diuji melalui SMOOT – merek motor listrik pertama di Indonesia yang menggunakan sistem tukar baterai dari SWAP.

“Kami terus mengembangkan ekosistem SWAP dan keseluruhan asetnya; mulai dari baterai, SWAP Station, dan aplikasi SWAP sehingga merek motor listrik lainnya dapat segera menggunakan infrastruktur kami. Saat ini pun kami sedang berdiskusi dengan beberapa merek motor listrik lainnya untuk mengadopsi ekosistem SWAP,” kata Irwan.

Terkait motor listrik, sejumlah inisiatif mulai dikenalkan. Di antaranya oleh ION Mobility dengan inovasi kendaraan listrik — mereka akan memiliki pusat produksi di Jakarta. Kemudian NFC dan SiCepat juga telah buat infrastruktur untuk distribusi motor listrik lokal Volta. Tak mau kalah, Gojek juga jalin kemitraan strategis dengan sejumlah inovator motor listrik, di antaranya Gogoro dan TBS.

Application Information Will Show Up Here

Gojek dan TBS Umumkan “Electrum”, Babak Baru Ekosistem Kendaraan Listrik di Industri Ride Hailing

Meningkatnya tren kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) telah mendisrupsi sektor transportasi secara global. Di Indonesia sendiri, teknologi ini sudah mulai muncul dan berkembang. Bukan hanya dari pemerintah, namun juga perusahaan dari berbagai industri terkait ikut berpartisipasi dalam pembangunan ekosistem kendaraan listrik ini.

Perusahaan ride hailing Gojek dan perusahaan energi terintegrasi TBS Energi Utama melalui PT Karya Baru TBS resmi mengumumkan kerja sama dalam membentuk usaha patungan atau joint venture (JV) bernama Electrum. Ini menjadi kolaborasi strategis pertama di Indonesia sekaligus dukungan terhadap rencana pemerintah dalam menjadikan pengembangan industri EV sebagai prioritas nasional.

Melalui perusahaan patungan tersebut, Gojek dan TBS akan mengembangkan usaha bisnis dalam bidang manufaktur kendaraan listrik roda dua, teknologi pengemasan baterai, infrastruktur penukaran baterai, hingga pembiayaan untuk memiliki kendaraan listrik.

Bagi Gojek, kolaborasi strategis ini menjadi bagian dari upaya mewujudkan komitmen Sustainability Grup GoTo “Zero Emissions” (Nol Emisi Karbon). Gojek menargetkan menjadi platform karbon-netral dan mentransisi menjadi 100% kendaraan listrik di tahun 2030.

“Kami berharap upaya ini dapat mewujudkan lingkungan yang lebih baik dan berkontribusi kepada penanggulangan perubahan iklim di Indonesia. Kendaraan listrik merupakan masa depan bagi sektor transportasi dan kami memastikan hal tersebut dapat terwujud lebih cepat melalui kolaborasi ini,” ujar CEO Gojek, Kevin Aluwi.

Sebelumnya, Gojek juga telah mengumumkan kerja sama strategis dengan Gogoro, perusahaan teknologi global di ekosistem baterai swap, untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik di Indonesia. Dilanjutkan dengan uji coba komersial pemanfaatan 500 unit motor listrik di Jakarta Selatan, yang skalanya akan terus ditingkatkan hingga 5.000 unit dengan jarak tempuh 1 juta kilometer dalam platform Gojek.

Terkait kolaborasi ini, Pandu Sjahrir, selaku Wakil Direktur Utama TBS menyampaikan, “Kolaborasi dengan Gojek ini merupakan salah satu bagian dari komitmen reinvestasi pendapatan usaha TBS ke sektor energi bersih dan energi baru dan terbarukan [..] Pengalaman dan pemahaman kami di bidang energi bersama dengan ekosistem dan teknologi Gojek yang luas, bisa menjadi katalisator pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.”

Potensi kendaraan listrik di Indonesia

Sebelum pandemi Covid-19 mengguncang berbagai macam industri, termasuk otomotif, kendaraan listrik tengah menjadi sorotan. Menurut laporan Deloitte, penjualan tahunan gabungan kendaraan listrik baterai dan kendaraan listrik plug-in hybrid mencapai angka dua juta kendaraan untuk pertama kalinya di tahun 2019.

Meskipun sempat terhambat oleh pandemi, terjadi pola pertumbuhan yang berkelanjutan yang diharapkan dapat dipertahankan di tahun 2020 ke depan. Indonesia sendiri telah menyatakan kesiapannya untuk memasuki era kendaraan listrik yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) untuk Transportasi Jalan.

Dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik, baterai menjadi komponen penting yang menyumbang 35 persen dari biaya produksi. Meningkatnya kebutuhan baterai kendaraan listrik dinilai akan mendukung peran strategis dalam rantai pasok global industri kendaraan listrik. Hal ini mengingat posisi Indonesia sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia serta masih tingginya cadangan bahan baku primer lainnya seperti cobalt, mangan, dan aluminium.

Menurut laporan Deloitte, perkiraan EV global untuk tingkat pertumbuhan tahunan gabungan adalah mencapai 29 persen selama sepuluh tahun ke depan: Total penjualan EV tumbuh dari 2,5 juta pada tahun 2020 menjadi 11,2 juta pada tahun 2025, kemudian mencapai 31,1 juta pada tahun 2030.

Pemerintah Indonesia juga tengah berupaya menjadi pusat produksi kendaraan listrik di kawasan dengan target produksi 600.000 mobil listrik dan 2,5 juta sepeda motor listrik pada 2030.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat ini tengah mengembangkan proyek konversi sepeda motor bekas menjadi kendaraan listrik. Pengembangan proyek ini telah diuji coba pada 10 kendaraan. Pemerintah juga telah melakukan pendekatan dengan industri untuk memproduksi baterai dan konverter dengan harga murah. Hal ini diyakini akan mempercepat pengembangan proyek tersebut.

Dari sisi transportasi umum, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) turut menargetkan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) untuk bisa sepenuhnya menggunakan bus listrik pada 2025. Wacana tersebut telah dimasukkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2020-2030. Uji coba pengoperasian bus listrik Transjakarta telah diadakan sejak tahun lalu melibatkan dua merek bus asal China.

Dari industri ride hailing, Gojek bukan satu-satunya yang memiliki inisiatif dalam hal mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Kompetitor utamanya, Grab, juga sudah lebih dulu mengumumkan uji coba kendaraan listrik roda empat dan dua di Jabodetabek.

Grab juga upayakan kendaraan listrik

Rival utama Gojek, yakni Grab, juga terus menggencarkan inisiatif ke EV. Salah satunya mereka bermitra dengan Hyundai Motor Group juga meluncurkan program percobaan kendaraan listrik baru untuk memungkinkan kepemilikan kendaraan listrik yang terjangkau dan mudah diakses, sembari juga mengembangkan peta jalan untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik di Asia Tenggara. Selain itu mereka juga mulai bekerja sama dengan beberapa produsen kendaraan roda dua elektrik, termasuk produsen lokal seperti Gesits dan Selis hingga produsen multinasional seperti Hyundai, Honda, Viar, dan Kymco.

Infrastruktur baterai juga dibangun bersama dengan perusahaan BUMN, PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan Pertamina, perusahaan bahan bakar BUMN untuk menghadirkan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum tersedia di SPBU Pertamina di Rawa Bokor, Jakarta. Kerja sama tiga arah itu berupa dukungan listrik PLN dengan tarif khusus; lokasi dan izin Pertamina, aplikasi dan pengoperasian pengisian daya serta Alat Pengisian Daya Kendaraan Listrik Grab bagi pengguna kendaraan roda 4 umum untuk mengisi daya kendaraannya.

Application Information Will Show Up Here

Gojek Pours Investment to Gogoro Through PIPE, Ready for Electric Motorcycle Trial

Gojek announced a strategic partnership with Gogoro, a global technology company in the battery swap ecosystem, to accelerate the adoption of electric vehicles in Indonesia. This partnership covers two areas, GoTo Group’s investment in Gogoro through the Private Investment in Public Equity (PIPE); and cooperation between Gojek, Gogoro, and Pertamina through a battery swap pilot scheme and a Gogoro Smartscooter vehicle trial in Jakarta.

Gogogro’s Founder & CEO, Horace Luke said, one of today’s biggest challenges in Indonesia and around the world is the effort to transform urban transportation into a new generation of transportation modes that utilize electric motors that are smart, sustainable, and accessible and accepted by the wider community.

“Battery swap from Gogoro is the latest innovation in electric refueling. We present an open platform to support two-wheeler manufacturers in introducing electric vehicles that can refuel safely and are easy to use,” said Luke in an official statement, Tuesday (2/11).

Gojek Co-founder & CEO Kevin Aluwi added, “This partnership gather two companies with the same vision and thoughts for the adoption of electric vehicles as the preferred mode of transportation in Indonesia. “This ambition can only be achieved through the cooperation of various stakeholders. Therefore, this partnership is very important, if we want to realize our goal of reorganizing transportation modes within the city,” Kevin said.

GoTo’s investment for Gogoro was started in September 2021 through the Private Investment in Public Equity (PIPE) scheme, in connection with the business combination by Gogoro and Poema Global Holdings Group. This transaction is planned to be finalized in early 2022.

Electric motorcycle trial

Meanwhile, for the Gogoro Smartscooter electric motorcycle trial, in the early stages will be in Jakarta with the availability of 250 units and four GoStation swap battery stations located at Pertamina gas stations. Gradually, the two companies plan to increase the number of motors to 5 thousand units and introduce more swap battery stations.

For the record, Gogoro is one of the global innovation leaders in compact electric propulsion, battery design, battery swap, and advanced cloud services that utilize artificial intelligence to manage battery availability and security. Gogoro established the Gogoro Network ecosystem, an efficient battery swap platform recognized by Guidehouse Insights as the world’s leading urban light vehicle swap battery company.

There are more than 400 thousand riders and 2,100 battery swap stations within the Gogoro Network, serving 270 thousand daily swap batteries with more than 250 million total battery swaps to date. In addition to the Gogoro Network, in 2015, the company launched the Gogoro Smartscooter, the world’s first award-winning smart electric motorcycle.

In 2019, Gogoro Network developed the Powered by Gogoro Network Program (PBGN) which gives Gogoro’s vehicle manufacturing partners access to Gogoro’s innovations, including intelligence drivetrains and controllers, components and smart systems, therefore, they can develop and launch electric vehicles. which is unique and integrated with the Gogoro battery swap network.

This electric motorcycle trial is in line with Gojek’s sustainability goals and ongoing efforts to reduce the carbon footprint. In April 2021, Gojek launched a Sustainability Report which explained Gojek’s target to achieve Zero Emissions by 2030, including the plan to transition 100% of its two-wheeled fleet to electric vehicles.

As part of this plan, Gojek is actively looking for ways to develop a comprehensive electric vehicle ecosystem by leveraging technology to overcome the barriers to usage faced by driver partners and ensure consumers get an optimal experience.

Furthermore, in the report, Gojek shares significant steps to achieve its targets and to be reviewed and submitted to the public annually. One of them is GoGreener, which includes a commitment to carry out annual carbon inventories for scopes 1, 2, and 3, as well as waste counting starting in 2021.

Next, to launch the GoGreener Carbon Offset feature which is the world’s first carbon footprint absorption feature for B2C, directly involving customers, in the ride-hailing industry; launching the GoTransit service to facilitate multimodal travel to encourage the use of public transportation (first mile, last mile); other strategic actions.

Grab’s similar innitiative

Gojek’s closest competitor, Grab, has also taken similar inniative to reduce its carbon footprint. Grab is collaborating with local electric vehicle manufacturer VIAR, ordering more than 6,000 units of electric motorcycles in Semarang ready to be distributed until the end of 2021 throughout Indonesia. Apart from VIAR, Grab collaborates with other local manufacturers such as Gesits and Selis, to multinational manufacturers such as Hyundai, Honda, and Kymco.

From January 2020 to April 2021, more than 6,000 Grab’s electric vehicle fleets have helped reduce CO2 emissions by an estimated 4 thousand tons, equivalent to the total CO2 absorption by more than 190 thousand trees a year. Grab has started trials of its GrabBike Electric Protect electric vehicle in Jakarta, Bali and Yogyakarta.

Especially in Central Java, last April, Grab strengthened support for the National Electric Vehicle ecosystem by launching electric scooters that can be used by the public, electric bicycles used by GrabFood delivery partners, and electric motorcycles used by GrabBike driver-partners in Surakarta.

In addition, Grab is also collaborating with the Surakarta City Transportation Service in utilizing the City Walk lane for the GrabWheels electric scooter personal mobility device lane and building a Public Electricity Supply Station (SPLU) together with PT. PLN Persero Surakarta. VIAR has also invested in the GrabWheels business unit as part of its support for the electric vehicle ecosystem in Indonesia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Gojek Umumkan Investasi ke Gogoro Melalui PIPE, Siap Uji Coba Motor Listrik

Gojek mengumumkan kerja sama strategis dengan Gogoro, perusahaan teknologi global di ekosistem baterai swap, untuk mempercepat adopsi kendaran listrik di Indonesia. Kemitraan ini mencakup dua bidang, yakni investasi GoTo Group di Gogoro melalui skema Private Investment in Public Equity (PIPE); dan kerja sama Gojek, Gogoro, dan Pertamina melalui skema percontohan baterai swap dan uji coba kendaraan Gogoro Smartscooter di Jakarta.

Founder & CEO Gogogro Horace Luke menuturkan, salah satu tantangan terbesar di Indonesia dan seluruh dunia saat ini adalah upaya mentransformasi moda transportasi perkotaan ke moda transportasi generasi baru yang memanfaatkan motor listrik yang cerdas, berkelanjutan, serta dapat diakses dan diterima masyarakat luas.

“Baterai swap dari Gogoro merupakan inovasi terkini pada pengisian bahan bakar listrik. Kami menghadirkan platform terbuka untuk mendukung produsen kendaraan roda dua dalam memperkenalkan kendaraan listrik yang dapat melakukan pengisian bahan bakar secara aman dan mudah digunakan,” ucap Luke dalam keterangan resmi, Selasa (2/11).

Co-founder & CEO Gojek Kevin Aluwi menambahkan, kemitraan ini menyatukan dua perusahaan dengan visi dan pemikiran yang sama untuk pengadopsian kendaraan listrik sebagai pilihan moda transportasi di Indonesia. “Ambisi ini hanya dapat dicapai melalui kerja sama berbagai pemangku kepentingan. Oleh karena itu, kemitraan ini sangat penting, jika ingin mewujudkan tujuan kita untuk menata kembali moda transportasi dalam kota,” kata Kevin.

Investasi GoTo untuk Gogoro dilakukan pada September 2021 melalui skema Private Investment in Public Equity (PIPE), sehubungan dengan kombinasi bisnis yang dilakukan Gogoro dan Poema Global Holdings Group. Transaksi ini ditargetkan selesai pada awal 2022 mendatang.

Uji coba motor listrik

Sementara, untuk uji coba motor listrik Gogoro Smartscooter, pada tahap awal akan berada di Jakarta dengan ketersediaan 250 unit dan empat stasiun baterai swap GoStation yang berlokasi di SPBU Pertamina. Secara bertahap, kedua perusahaan berencana untuk meningkatkan jumlah motor menjadi 5 ribu unit dan menghadirkan lebih banyak stasiun baterai swap.

Sebagai catatan, Gogoro merupakan salah satu pemimpin inovasi global dalam compact electric propulsion, desain baterai, baterai swap, dan layanan advanced cloud yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mengelola ketersediaan dan keamanan baterai. Gogoro membentuk ekosistem Gogoro Network, sebuah platform baterai swap yang efisien dan diakui oleh Guidehouse Insights sebagai perusahaan baterai swap terkemuka untuk kendaraan ringan (lightweight) perkotaan di dunia.

Ada lebih dari 400 ribu pengendara dan 2.100 stasiun baterai swap di dalam Gogoro Network, melayani 270 ribu baterai swap harian dengan lebih dari 250 juta total baterai swap hingga saat ini. Selain Gogoro Network, pada 2015, perusahaan meluncurkan Gogoro Smartscooter, pemenang penghargaan kendaraan motor listrik pintar pertama di dunia.

Pada 2019, Gogoro Network mengembangkan Powered by Gogoro Network Program (PBGN) yang memberikan akses kepada mitra produsen kendaraan Gogoro ke inovasi-inovasi yang dimiliki oleh Gogoro, termasuk intelligence drivetrain dan pengontrolnya, komponen dan smart systems, sehingga mereka dapat mengembangkan dan meluncurkan kendaraan listrik yang unik dan terintegrasi dengan jaringan Gogoro baterai swap.

Uji coba motor listrik ini sejalan dengan tujuan sustainability Gojek dan upaya berkelanjutan untuk mengurangi jejak karbon. Pada April 2021 ini, Gojek meluncurkan Sustainability Report yang memaparkan target Gojek untuk mencapai Nol Emisi pada 2030 mendatang, termasuk rencana transisi 100% armada roda duanya ke kendaraan listrik.

Sebagai bagian dari rencana ini, Gojek secara aktif mencari cara untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik yang komprehensif dengan memanfaatkan teknologi untuk mengatasi hambatan pada penggunaan yang dihadapi mitra driver dan memastikan konsumen memperoleh pengalaman yang optimal.

Lebih lanjut, dalam laporan tersebut Gojek membagi langkah-langkah yang signifikan untuk mencapai targetnya dan akan ditinjau dan disampaikan ke publik tiap tahunnya. Salah satunya adalah GoGreener, yang mencakup komitmen untuk melakukan inventori karbon tahunan untuk scope 1, 2, dan 3, serta penghitungan limbah yang dimulai pada 2021.

Kemudian, meluncurkan fitur GoGreener Carbon Offset yang merupakan fitur serap jejak karbon pertama di dunia untuk B2C, langsung melibatkan pelanggan, di dalam industri ride hailing; meluncurkan layanan GoTransit untuk memfasilitasi perjalanan multimoda guna mendorong penggunaan transportasi publik (first mile, last mile); aksi strategis lainnya.

Aksi serupa dari Grab

Kompetitor terdekat Gojek, Grab juga melakukan aksi serupa untuk mengurangi jejak karbon. Grab bekerja sama dengan produsen kendaraan listrik lokal VIAR, memesan lebih dari 6 ribu unit motor listrik di Semarang yang siap didistribusikan hingga akhir 2021 di seluruh Indonesia. Selain VIAR, Grab menggandeng produsen lokal lainnya seperti Gesits dan Selis, hingga produsen multinasional seperti Hyundai, Honda, dan Kymco.

Terhitung sejak Januari 2020 hingga April 2021, sebanyak lebih dari 6 ribu armada kendaraan listrik Grab telah membantu mengurangi emisi CO2 yang diperkirakan hingga 4 ribu ton, setara dengan jumlah penyerapan CO2 oleh lebih dari 190 ribu pohon setahun. Grab telah memulai uji coba kendaraan listrik GrabBike Electric Protect di Jakarta, Bali dan Yogyakarta.

Khusus di Jawa Tengah, pada April lalu, Grab memperkuat dukungan untuk ekosistem Kendaraan Listrik Nasional dengan meluncurkan skuter listrik yang dapat digunakan oleh masyarakat, sepeda listrik yang digunakan oleh mitra pengantaran GrabFood, serta motor listrik yang digunakan oleh mitra pengemudi GrabBike di Surakarta.

Selain itu, Grab juga bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Kota Surakarta dalam pemanfaatan jalur City Walk untuk lajur alat mobilitas pribadi skuter listrik GrabWheels dan membangun Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) bersama dengan PT. PLN Persero Surakarta. VIAR juga telah melakukan investasi kepada unit bisnis GrabWheels sebagai bagian dari dukungan terhadap ekosistem kendaraan berbasis listrik di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Kejora-SBI Orbit Fund Invests on Bicycle Electric Motorcycle Battery Developer

In order to encourage the growth of electric motor users in the country, PT SWAP Energi Indonesia launched the “SWAP Battery System” innovation. Was founded in 2019, the SWAP Smart System intends to answer the needs of motorcyclists with high mobility who want to switch to electric motorbikes but are reluctant to spend hours charging their motorbike batteries.

In particular, the SWAP Battery System offers a 9-second battery-swapping innovation that has been distributed across hundreds of strategic points in Jakarta. Users no longer need to experience queuing processes such as filling up at gas stations; simply open the SWAP application (with a claimed savings of around 25% compared to gasoline) and immediately exchange batteries at the nearest SWAPPoin. This technology has been adapted by PT Smoot Motor Indonesia through the output of its newest smart electric motor called SMOOT Tempur.

“By switching to SMOOT motorcycles that are environmentally friendly and integrated with the SWAP Battery System, riders don’t have to worry when they have to travel long distances on electric motorcycles; they can enjoy savings in daily transportation costs while making a positive contribution through reducing air pollution,” PT Smooth Motor Indonesia’s Founder and CEO, Irwan Tjahaja said.

Claiming to have a significant difference with other similar service providers, SMOOT is referred to as a “smart” electric motor because it starts from a motor, battery, battery exchange place (SWAPPoin); everything is connected in a SWAP application. SMOOT users can always monitor the latest battery status and also the location of the motor. Nevertheless, for user’s convenience and security, SMOOT is equipped with an anti-theft system that can also be accessed through the application when the vehicle is lost or stolen.

Battery can be ordered through the application / SWAP

Investment from Kejora-SBI Orbit Fund

SWAP has received seed funding from Kejora-SBI Orbit Fund, which is a venture capital funding collaboration between Kejora Capital and SBI Holdings. In particular, since its initial launch, Kejora-SBI Orbit Fund intends to invest in startups that focus on the Indonesian market. In its debut, Kejora-SBI Orbit Fund committed to disburse $30 million.

Kejora-SBI Orbit’s Executive VP, Richie Wirjan revealed to DailySocial, in the future this SWAP will not only provide solutions for batteries, but also as an energy distribution company.

“We see that the electric vehicle currently used as one use case, then we will also look at logistics related to education and MSMEs. Therefore, we see that SWAP is more than just a battery for motorcycles. This will be the first trial for electric vehicles. In the future, we will see the use cases in several other logistics companies,” Richie said.

Electric vehicles is one of the SWAP use cases, which in the future will continue to develop into other sectors such as logistics, education and also support for MSME players,” Richie said.

His expectation on this innovation, two-wheeled EV players don’t have to create other infrastructure. They simply adopt the 9-second battery swap system from SWAP, therefore, a sharing economy can be achieved between fellow EV players in this ecosystem.

Currently, SWAP continues to communicate with several leading logistics companies in Indonesia, expecting to continue intensifying the adoption of SMOOT smart electric motors in the next 4th quarter.

Electric vehicle growth potential

Although there are still many Indonesian motorcycle users who choose gasoline based over electric ones, it is predicted that electric motorcycles will have positive growth in the future. According to BPS data in 2019, around 112,000,000 motorcycles have made Indonesia the world’s 3rd largest motorcycle market, and directly contributed to the high level of air pollution and its impact on public health.

Data statistik BPS pengguna sepda motor / Sumber : BPS
BPS statistics on motorcycle users / Source: BPS

With new electric motorcycle brands continue to emerge, the battery capacity is still relatively small and the performance is minimal, resulting in shorter mileage.

The 9-second battery swap concept offered by SWAP Energy allows drivers to always use the best performing battery without waiting for hours to charge like other electric batteries. PT Swap Energi Indonesia has conducted in-depth research for the development of battery and electric motor technology since 2019.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Kejora-SBI Orbit Fund Berinvestasi ke Pengembang Baterai Sepeda Motor Listrik

Bertujuan untuk mendorong pertumbuhan pengguna motor listrik di tanah air, PT SWAP Energi Indonesia meluncurkan inovasi “SWAP Battery System”. Didirikan tahun 2019 lalu, SWAP Smart System mencoba untuk menjawab kebutuhan para pengendara motor bermobilitas tinggi yang ingin beralih ke motor listrik namun enggan menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencas baterai motornya.

Secara khusus SWAP Battery System menawarkan inovasi 9 detik tukar-baterai (battery-swapping) yang sudah tersebar di ratusan titik strategis di Jakarta. Para Pengguna tidak perlu lagi mengalami proses antre seperti pengisian bensin di SPBU; cukup membuka aplikasi SWAP (dengan klaim penghematan sekitar 25% daripada bensin) dan langsung melakukan tukar baterai di SWAPPoin terdekat. Adapun teknologi ini sudah diadaptasi oleh PT Smoot Motor Indonesia lewat keluaran motor listrik pintar terbarunya bernama SMOOT Tempur.

“Dengan beralih ke SMOOT motor yang ramah lingkungan dan terintegrasi dengan SWAP Battery System, para pengendara tidak perlu khawatir saat harus bepergian jauh dengan motor listrik; Mereka dapat menikmati penghematan biaya transportasi sehari-hari sekaligus memberikan kontribusi positif lewat pengurangan polusi udara,” kata pendiri dan CEO PT Smoot Motor Indonesia, Irwan Tjahaja.

Mengklaim memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan penyedia layanan serupa lainnya, SMOOT disebut sebagai motor listrik “pintar” karena mulai dari motor, baterai, tempat penukaran baterai (SWAPPoin); semuanya terkoneksi di dalam sebuah aplikasi SWAP. Para pengguna SMOOT dapat selalu memantau status baterai terakhir dan juga titik lokasi motornya. Tidak kalah penting, demi kenyamanan dan keamanan pengguna, SMOOT dilengkapi dengan sistem anti-pencurian yang juga dapat diakses melalui aplikasi ketika kendaraan hilang atau dicuri.

Pemesanan penukaran baterai dapat dilakukan melalui aplikasi / SWAP

Terima pendanaan dari Kejora-SBI Orbit Fund

SWAP telah menerima pendanaan awal dari Kejora-SBI Orbit Fund, yang merupakan kolaborasi pendanaan modal ventura antara Kejora Capital dan SBI Holdings. Secara khusus sejak awal diluncurkan, Kejora-SBI Orbit Fund hadir untuk berinvestasi kepada startup yang berfokus pada pasar Indonesia. Dalam debutnya Kejora-SBI Orbit Fund berkomitmen untuk menggelontorkan dana $30 juta.

Kepada DailySocial Executive VP of Kejora-SBI Orbit Richie Wirjan mengungkapkan, ke depannya SWAP ini bukan hanya meyediakan solusti untuk baterai, namun juga sebagai energy distribution company.

“Kita melihat electric vehicle yang digunakan saat ini baru salah satu use case saja, kemudian kita juga akan lihat logistic related hingga edukasi dan UMKM. Jadi kita lihat SWAP ini lebih dari sekedar baterai untuk motor. Ini akan menjadi percobaan pertama untuk electric vehicle, ke depannya kita akan lihat use case-nya di beberapa perusahaan logistik lainnya,” kata Richie.

Electric vehicle adalah salah satu use case SWAP, yang kedepannya akan terus berkembang ke sektor lain seperti logistik, pendidikan dan juga dukungan ke pelaku UMKM,” kata Richie.

Ekspektasinya dengan inovasi ini, pemain EV roda dua tidak harus menciptakan infrastruktur lain. Mereka cukup mengadopsi sistem 9 detik tukar baterai dari SWAP sehingga bisa tercapai sharing economy antar sesama pemain EV di dalam ekosistem ini.

Saat ini pun SWAP terus berkomunikasi dengan beberapa perusahaan logistik terkemuka di Indonesia, dengan harapan dapat terus menggencarkan adopsi motor listrik pintar SMOOT pada kuartal 4 mendatang.

Potensi pertumbuhan motor listrik

Meskipun masih banyak pengguna sepeda motor di Indonesia yang memilih motor bensin dibandingkan dengan motor listrik, namun diprediksi motor listrik memiliki pertumbuhan positif ke depannya. Tercatat menurut data BPS tahun 2019, sekitar 112,000,000 motor telah menjadikan Indonesia sebagai pasar motor terbesar ke-3 dunia, dan secara langsung menyumbang tingginya tingkat polusi udara serta dampaknya pada kesehatan masyarakat.

Data statistik BPS pengguna sepda motor / Sumber : BPS
Data statistik BPS pengguna sepda motor / Sumber : BPS

Walaupun terus bermunculan merek-merek motor listrik yang baru, namun dikarenakan kapasitas baterainya yang masih tergolong kecil dan minim performa sehingga mengakibatkan jarak tempuh yang lebih singkat.

Konsep tukar- baterai 9 detik yang ditawarkan oleh SWAP Energy menjadikan para pengendara selalu menggunakan baterai dengan performa terbaik tanpa perlu menunggu cas baterai berjam-jam seperti baterai listrik lainnya. PT Swap Energi Indonesia telah melakukan penelitian yang mendalam untuk pengembangan teknologi baterai dan motor listrik sejak tahun 2019.

Application Information Will Show Up Here

Dari Pengiriman Last-Mile Hingga Mobilitas EV, SiCepat Membangun Ekosistem Logistik Baru di Indonesia

Seiring berkembangnya e-commerce di Indonesia, begitu pula ekosistem logistik dan rantai pasokannya—J&T Express yang dikembangkan sendiri, misalnya, mencapai valuasi USD7,8 miliar pada bulan April, sementara startup logistik lokal lainnya berlomba-lomba untuk menjadi perusahaan bernilai miliaran dolar berikutnya.

SiCepat yang berbasis di Jakarta merupakan salah satu perusahaan yang disebut-sebut berpotensi menjadi unicorn. Perusahaan ini mengumpulkan putaran Seri B senilai USD 170 juta pada bulan Maret, diikuti oleh investor seperti perpanjangan tangan investasi milik Telkom Indonesia, MDI Ventures, anak perusahaan Temasek Holdings, Pavilion Capital, dan Falcon House Partners. Tokopedia yang baru saja bergabung dengan Gojek juga dikabarkan berinvestasi di perusahaan induk SiCepat, Onstar, pada tahun lalu.

Didirikan pada tahun 2014 oleh pengusaha Indonesia The Kim Hai, SiCepat mulai berkembang secara agresif pada tahun 2018 setelah meluncurkan SiCepat Ekspres, anak perusahaan pengiriman jarak jauhnya. SiCepat juga beroperasi di sektor lain dengan enam divisi terpisah. Ini termasuk fulfillment e-commerce dan unit manajemen gudang HaiStar, e-commerce enabler Hera, platform SaaS manajemen situs web, Clodeo, dan layanan kargo pengiriman udara, CKL. Di waktu yang sama, melalui usaha patungan dengan perusahaan IT terdaftar M Cash Integrasi, SiCepat mengelola dua divisi lain—penyedia solusi logistik Logitek Digital Nusantara, dan solusi pemesanan makanan Digiresto.

“Kami memberikan solusi end-to-end untuk penjual online, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dari membantu mereka mendirikan toko online, termasuk situs web dan pasar, hingga operasional melalui pemenuhan dan pengiriman ke pelanggan akhir,” ungkap chief commercial officer SiCepat Ekspress, Imam Sedayu, kepada KrASIA.

Perusahaan mengklaim sudah mencapai profit, dengan pertumbuhan pendapatan hampir 300% dari 2020 hingga 2021, karena pandemi mempercepat adopsi belanja online, kata Imam. SiCepat Ekspres—yang saat ini mengirimkan sekitar 1,2 juta pengiriman setiap hari—adalah sumber pendapatan utama perusahaan, diikuti oleh HaiStar dan CKL Kargo, ujar Imam.

“Valuasi kami memang tumbuh, tapi menjadi unicorn bukan prioritas kami. Sebaliknya, fokus kami adalah memastikan bahwa SiCepat dapat tumbuh secara berkelanjutan dengan bisnis yang sehat dan menghasilkan keuntungan,” tambahnya.

SiCepat mengelola 12 fulfillment center di kota-kota besar di Indonesia. Dokumentasi oleh SiCepat

Kehadiran di vertikal berbeda

Dengan tujuh anak perusahaan, SiCepat bertujuan untuk membangun ekosistem logistik yang komprehensif untuk membuat “dampak nyata pada industri,” kata Imam. Grup SiCepat saat ini memiliki 50.000 karyawan di seluruh unit bisnis, termasuk kurir pengiriman. Perusahaan bekerja dengan lebih dari 6 juta mitra mulai dari platform e-commerce hingga penjual individu, sementara itu mengoperasikan jaringan 6.600 titik drop dan 12 pusat pemenuhan di seluruh Indonesia.

Imam mengatakan perusahaan menempatkan teknologi sebagai inti dari strategi bisnisnya, yang memungkinkan SiCepat untuk mengotomatisasi proses logistik yang berbeda, membantu mereka mencapai “tingkat pengiriman tepat waktu sekitar 98%,” katanya.

Di tengah momen sulit bagi industri jasa kurir dan pengiriman di Indonesia, dengan mitra kurir Gojek GoKilat, Grab, dan Lalamove yang sedang mogok untuk menuntut paket kompensasi yang lebih baik, Imam menjelaskan bahwa perusahaannya sejak awal memilih untuk mempekerjakan secara resmi semua mitranya.

“Model bisnis kami berbeda dengan platform lain yang menggunakan sistem kemitraan di mana mereka membayar pengemudi berdasarkan jumlah pesanan. Dalam bisnis ini, kita semua berfokus pada pengurangan biaya dan peningkatan produktivitas. Mungkin itu sebabnya platform tersebut memotong biaya pengemudi untuk menghemat biaya. Namun, kami percaya bahwa kami dapat meningkatkan produktivitas dengan menyediakan keamanan finansial bagi pengemudi dan sistem yang memudahkan mereka untuk bekerja,” jelasnya.

Untuk mengatasi tingginya biaya beberapa layanan logistik di daerah terpencil, SiCepat bekerja sama dengan pelaku industri lain seperti perusahaan e-commerce, instansi pemerintah, dan penyedia logistik pihak ketiga (3PL) lainnya.

“Integrasi ekosistem kami sendiri dengan perusahaan lain memungkinkan pelanggan memiliki lebih banyak pilihan layanan logistik yang lancar dan terjangkau. Misalnya untuk pengiriman ke luar pulau Jawa, pelanggan bisa memilih layanan premium menggunakan kargo CKL pengiriman udara, atau layanan reguler melalui darat dan laut dari mitra SiCepat dan 3PL,” kata Imam.

Rencana masa depan dengan EV

SiCepat baru-baru ini juga memasuki industri kendaraan listrik (EV) dengan membentuk usaha patungan lain yang disebut Energi Selalu Baru (ESB) dengan NFC Indonesia, anak perusahaan M Cash Integrasi. Pada bulan Juni, ESB mengakuisisi Volta, produsen sepeda motor listrik yang berbasis di kota Semarang, Jawa Tengah.

“Sebagai permulaan, kami akan membekali 5.000 pengemudi kurir dengan sepeda motor listrik. Kami juga akan membuat jaringan distribusi untuk sepeda motor listrik dan layanan pertukaran baterai dengan memanfaatkan kemampuan logistik kami,” kata Imam.

JV ini diharapkan dapat memasuki pasar yang lebih besar di luar ekosistem SiCepat, kata Imam. “Melalui ESB, kami berharap dapat berkontribusi untuk mengurangi polusi dan membangun ekosistem ekonomi hijau di mana kami dapat memberikan manfaat bagi industri dan masyarakat pada saat yang bersamaan.”

Perusahaan saat ini sedang berdiskusi dengan beberapa perusahaan dan lembaga pemerintah untuk menawarkan layanan EV-nya, kata Imam. “Banyak perusahaan, termasuk perusahaan milik negara, memanfaatkan EV untuk mengembangkan infrastruktur dan mengeksplorasi peluang di sektor ini. Saya pikir kita akan melihat kemajuan yang berarti dalam adopsi EV dalam lima tahun ke depan.”

Ke depannya, SiCepat akan terus fokus pada optimalisasi kemampuan teknologi dan pengembangan infrastruktur ekosistemnya. Imam juga menyebutkan niatnya untuk berekspansi ke seluruh wilayah, meski tidak mengungkapkan detailnya.

“Target kami tahun ini adalah membangun lebih banyak titik penjemputan untuk menjangkau daerah-daerah terpencil di Indonesia, termasuk Kalimantan dan Sulawesi, untuk memudahkan UMKM memasuki bisnis online. Mengenai ekspansi, kami masih mempelajari pasar mana yang cocok untuk bisnis kami, tetapi untuk saat ini kami masih fokus pada pasar lokal,” kata Imam.


Artikel ini pertama kali dirilis oleh KrASIA. Kembali dirilis dalam bahasa Indonesia sebagai bagian dari kerja sama dengan DailySocial