MailTarget to Rebrand as MTARGET, Declaring Itself as “Marketing Cloud Solution”

Towards the end of 2018, SaaS email marketing platform, MailTarget, rebrands into MTARGET. The fresh title will be used effectively next year, along with plans to present more digital marketing variants. Despite new title, the previous automation won’t change much.

In the written statement, Yopie Suryadi, MTARGET’s Founder & CEO, explained the rebranding as its business metamorphosis. The change of “Mail” into “M” indicates something more extensive, related to Marketing, Mail, Mobile, and others.

Despite changing name, the email marketing feature will still be MTARGET‘s main service. However, the solution will be extensive and expected to help other issues in the digital marketing industry.

“We started to fix the system, sharpen our vision and mission, and put core values into the company. It includes changing the mindset, from selling into contributing in the business world. We apply smart selling, divide user types, and focus in the area where our contribution most needed,” he said.

One of MailTarget business achievements this year is to realize the expansion plan. The service is now available in Malaysia.

“Throughout 2018, we achieved 22% month-on-month growth, with 2100 total users. We always listen to all problem of our users. Then, we develop a feature to help and available to use by others.”

Using the new title, Yopie and team are ready to welcome the journey with a new focus, as “Marketing Cloud Solution”.

“In 2019, our service will help companies to get more personal and close to its customers through the right data and tools. We still target the business market. It’s expected, after the next fundraising we can immediately help Indonesian SMEs.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

MailTarget Jadi MTARGET, Mantapkan Diri sebagai “Marketing Cloud Solution”

Menjelang akhir tahun 2018, platform SaaS pemasaran email MailTarget lakukan rebranding menjadi MTARGET. Nama baru akan digunakan secara efektif mulai tahun depan, dibarengi rencana menghadirkan lebih banyak varian produk pemasaran digital. Kendati berganti nama, layanan email marketing automation yang ada sebelumnya tidak akan banyak berubah.

Dalam keterangan tertulisnya Founder & CEO MTARGET Yopie Suryadi menerangkan,rebranding ini merupakan bentuk metamorfosis bisnisnya. Perubahan “Mail” menjadi “M” menandakan sesuatu yang lebih luas, terkait Marketing, Mail, Mobile dan lainnya.

Meski terjadi perubahan nama, fitur pemasaran email tetap akan menjadi layanan andalan MTARGET. Hanya saja solusi yang akan dihadirkan menjadi lebih luas dan diharapkan bisa membantu permasalahan lainnya di ranah digital marketing.

“Kami mulai membenahi sistem, menajamkan visi dan misi, dan menaruh core values di perusahaan. Termasuk mengubah mindset, dari berjualan menjadi bagaimana caranya kami berkontribusi terhadap dunia usaha. Kami menerapkan smart selling, membagi tipe user dan menaruh fokus di area user yang paling membutuhkan kontribusi kami,” terang Yopie.

Salah satu capaian bisnis MailTarget tahun ini merealisasikan rencana ekspansi. Layanannya kini sudah dipasarkan di Malaysia.

“Sepanjang 2018 kami mencapai growth 22% month-on-month, dengan pengguna mencapai 2100. Kami selalu mendengar apa yang menjadi masalah pengguna kami. Lalu kami kembangkan fitur yang dapat membantu dan bisa dipakai secara umum oleh yang lain.”

Dengan nama baru, Yopie dan tim siap menyongsong perjalanan startup dengan fokus baru, yakni sebagai “Marketing Cloud Solution”.

“Layanan kami di 2019 akan membantu para perusahaan untuk lebih personal dan dekat dengan para customer-nya melalui data dan tools yang tepat. Kami masih akan menyasar pangsa pasar bisnis. Diharapkan setelah fundraising berikutnya kami bisa dengan segera membantu para UKM Indonesia.”

MailTarget Selenggarakan Digitalk, Bahas Pemasaran Digital Industri Keuangan

Pemasaran digital menjadi salah satu strategi terdepan yang perlu dirumuskan oleh pebisnis. Tak terkecuali di sektor keuangan, disrupsi fintech membuat inovasi harus diimbangi dengan penyampaian ke pasar secara tepat sasaran. Tentu kita memahami, bahwa setiap unit bisnis memiliki cara yang berbeda-beda dalam melakukan pemasaran digital (digital marketing).

Ada yang mulai dengan mencari leads, membangun engagement, sampai mengelola retention; cara tersebut didesain agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Khusus untuk industri keuangan tantangannya memang unik, pendekatan pemasaran digital yang baik dapat mengakselerasi bisnis secara berkesinambungan.

Ada beberapa kanal yang sangat potensial dalam pemasaran digital industri keuangan. Salah satu yang cukup relevan adalah email marketing. Tujuan tipe pemasaran email adalah untuk melakukan engagement ke pengguna secara lebih personal. Namun email marketing saja tetap tidak cukup, masih banyak kanal yang bisa digunakan untuk optimasi jangkauan pengguna.

Tapi di balik kanal pemasaran itu, ada konsep automation yang menjadi kunci agar proses menjadi lebih efektif dan efisien. Banyak penghematan sumber daya pemasaran yang bisa didapat perusahaan dengan automation. Salah satunya dari sisi biaya dan SDM, karena perusahaan keuangan identik dengan telemarketing. Ini bisa jadi cara baru untuk mendapatkan konsumen melalui konten yang di kirimkan dengan email marketing.

Untuk membahas lebih lanjut tentang email marketing dan automation, sesi MailTarget DigiTalk Vol. 9 secara khusus akan membawakan pembahasan “Digital Marketing for Financial Industry”. Acara ini berkolaborasi Lembaga Manajemen Indonesia Banking School. Tiga pemateri yang akan dihadirkan adalah Yopie Suryadi (Founder MailTarget.co), kemudian Dr. Whony Rofianto, S.T., M.Si (dosen Indonesia Banking School), dan Egi Andriadi (Owner Markit Indonesia).

Acara tersebut akan diadakan pada Sabtu, 03 November 2018 mulai pukul 14.00 – 16.00 WIB di Auditorium Indonesia Banking School. Jl. Kemang Raya No. 35, Jakarta Selatan. Acara ini gratis tapi tempat terbatas, bagi yang berminat silakan mendaftar melalui tautan http://bit.ly/mtdigitalk9.

Digital Marketing for Financial Industry

Disclosure: DailySocial adalah media partner MailTarget DigiTalk

MailTarget Resmi Ekspansi ke Malaysia

Layanan otomasi email pemasaran MailTarget resmi memperluas operasional ke Malaysia. Kehadiran MailTarget di sana berkat kerja sama dengan perusahaan asal Malaysia, PowerE2E Malaysia. Nantinya di Malaysia akan ada tim penjualan dan dukungan pengguna untuk membantu pelanggan-pelanggan yang ada.

“Beberapa waktu lalu saya dikenalkan oleh perusahaan Malaysia, PowerE2E Malaysia. Mereka juga merupakan perusahaan SaaS yang bergerak di supply chain software. Pembicaraan tentang potensi marketing software di Malaysia kemudian berlanjut ke tahap kerja sama,” ujar Founder & CEO MailTarget, Yopie Suryadi.

Rencana MailTarget untuk ekspansi sebenarnya sudah mulai diceritakan Yopie sejak Mei lalu ketika dihubungi oleh DailySocial. Selain Malaysia, MailTarget juga menargetkan masuk ke pasar Singapura, dua negara Asia Tenggara yang dinilai cocok untuk layanan email marketing.

“Karena partner kami juga bergerak di bidang SaaS, maka kami akan mulai dari apa yang kami punya dulu. Dengan track record dari industri ritel yang bagus, kami optimis dengan target revenue dari industri ritel di Malaysia,” imbuh Yopie.

Yopie juga menjelaskan bahwa proses ekspansi MailTarget saat ini tidak membutuhkan set-up atau persiapan yang rumit. Selain MailTarget yang memang sudah didesain sebagai layanan global, mereka juga memiliki sales partner di Malaysia.

“Proses ekspansi tidak memerlukan set-up yang rumit untuk MailTarget. Kami cukup mempunyai sales partner di negara yang kami tuju dan setelah pembicaraan menemukan kecocokan. Jadi ya learning by doing di sini. Per minggu lalu [MailTarget] sudah melakukan kegiatan operasional. Kami juga terbuka dengan kesempatan untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan negara lain,” imbuh Yopie.

Di Malaysia MailTarget berencana akan membangun tim yang solid untuk bisa mengoptimalkan potensi pasar yang ada. Sedangkan dukungan yang bersifat teknis akan tetap diberikan dari Indonesia.

Pengembangan Bisnis untuk Startup (Bagian 3)

Bisnis memerlukan alur yang memungkinkan konsumen baru selalu datang secara reguler untuk meningkatkan performa keuntungan. Namun kadang peran tim pemasaran sudah disibukkan untuk melayani konsumen prospektif yang sudah dalam bidikan sebelumnya, atau konsumen yang sudah berlangganan sehingga harus dibina hubungannya. Untuk itu dibutuhkan cara efektif dalam mengeksplorasi calon konsumen baru.

Seiring dengan perkembangan dunia pemasaran, kini dikenal konsep “Marketing Automation” (atau otomasi pemasaran), sub kegiatan pemasaran yang membantu bisnis memanfaatkan alat dan teknologi untuk membuat program yang efektif. Dengan perangkat lunak khusus, pemasar dapat memprioritaskan dan melaksanakan tugasnya secara lebih efektif dan efisien. Tujuan utama dari otomasi pemasaran ialah melakukan konversi dan transaksi atas prospek bisnis yang dihadirkan melalui lalu lintas situs web, interaksi email, dan kanal lainnya.

Cara lama yang dilakukan – baik digital atau tradisional – biasanya pemasar melakukan distribusi masal informasi tentang produk atau layanan, misalnya melalui kampanye email atau membagi brosur. Namun ada beberapa risiko yang mungkin terjadi, misalnya kontak yang disasar bukan orang yang tertarik terhadap produk yang ditawarkan. Kurang efektif untuk saat ini, sehingga disempurnakan dengan otomasi pemasaran.

Hal yang perlu digarisbawahi bahwa otomasi pemasaran ini tidak meninggalkan alat-alat yang sebelumnya digunakan, hanya saja membenahi proses yang dilakukan. Sebagai contoh dalam sebuah proses pemasaran email, bisa saja alurnya dibuat menjadi seperti ini:

Contoh proses pemasaran dengan email
Contoh proses pemasaran dengan email

Misi utama dari kegiatan ini ialah membuat hubungan yang lebih personal kepada calon konsumen. Cara paling mudah memvalidasi ialah membayangkan saat diri kita menjadi konsumen, informasi seperti apa yang lebih suka diterima ketika mendapati penawaran sebuah produk baru.

Cara di atas adalah dasar dari otomasi pemasaran, untuk memungkinkan pemasaran menargetkan kontak yang relevan dan mengirimkan konten yang didasarkan pada perilaku mereka. Jadi otomasi pemasaran adalah tentang membina konsumen, bukan secara “kasar” melakukan penjualan.

Menyiapkan otomasi pemasaran

Memahami siapa saja yang ada di basis data kontak juga menjadi salah satu tantangan para pemasar. Di startup biasanya kontak-kontan tersebut berbaur, dikumpulkan dari berbagai macam sumber. Tidak ada cara yang paling efektif untuk memulai selain mengelompokkan sesuai karakteristik tertentu. Secara lebih mendalam, pemasar masih harus mengelompokkan segmentasi pelanggan, umumnya didasarkan pada persona dan lifecycle.

Persona didefinisikan untuk mencari tahu perbedaan antar kelompok konsumen tersebut. Umumnya didapat melalui kegiatan pemasaran atau penjualan. Persona biasanya mendefinisikan seperti lanskap industri, ukuran perusahaan, lokasi dan detail lainnya. Sedangkan lifecycle mengacu pada proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Proses ini baru tahapan paling awal untuk otomasi pemasaran.

Setelah mendapatkan pengelompokan basis data kontak, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama ialah melakukan “target email content“, mengirimkan masing-masing segmen pelanggan dengan konten email menarik. Beberapa yang disarankan adalah tulisan blog yang relevan, tawaran yang menitikberatkan pada permasalahan konsumen, hingga tawaran konsultasi gratis. Kedua dapat melakukan “target website content“, menggiring calon konsumen ke situs dengan iming-iming konten, misalnya sumber daya berupa white paper atau kebutuhan promosi lain.

Rangkaian proses otomasi pemasaran dan kanalnya / HubSpot
Rangkaian proses otomasi pemasaran dan kanalnya / HubSpot

Dari dua kegiatan di atas, didapatkan interaksi, selanjutnya untuk mengajak target prospektif mendalami potensi penggunaan produk lakukan kampanye yang melibatkan mereka secara lebih dalam. Salah satu cara efektif yang bisa dilakukan saat ini ialah dengan menyelenggarakan webinar – sesi online untuk melakukan konsultasi, presentasi, dan demonstrasi produk. Atau bahkan adakan acara pertemuan langsung dengan calon konsumen prospektif tadi melakukan berbagai kampanye yang sekiranya juga memberikan manfaat berupa pengetahuan secara umum dan produk.

Proses otomasi pemasaran akan terjadi di sini. Sehingga prosesnya dapat disimpulkan: menggiring target dengan cara yang tepat, lalu membawanya lebih dalam memahami tentang produk atau layanan yang ingin dijual. Semuanya dilakukan secara kolektif, namun tidak menutup kemungkinan harus ada follow up berupa marketing 1-to-1 untuk kebutuhan khusus.


Baca juga:

Langkah-langkah Memulai “Email Marketing”

Tahun 2016, Indonesia memiliki lebih dari 130 juta pengguna email. Sehingga, email menjadi area pemasaran yang tidak boleh terlewat. Akan tetapi, ternyata masih terdapat beberapa pebisnis yang belum tahu bagaimana cara memulai email marketing.

Pada artikel kali ini kami menyajikan langkah-langkah memulai email marketing untuk memastikan setiap campaign yang dilakukan menjadi sukses.

1. Memilih email marketing tools yang tepat

Dalam memulai email marketing, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih dan berlangganan email marketing tools. Melakukan hal ini akan memastikan Anda tidak perlu lagi mengirim email satu persatu, namun mengirim banyak email sekaligus. Tidak hanya itu, kebanyakan email marketing tools menawarkan fitur lain, seperti template, manajemen kontak, hingga fitur tracking email.

2. Mengumpulkan daftar kontak

Setelah memilih email marketing tools, yang selanjutnya perlu dilakukan mengumpulkan kontak yang akan dikirimi email. Banyak sekali cara untuk mengumpulkan kontak, yang dapat dibaca di sini. Mengumpulkan kontak memang tidak bisa dilakukan secara instan, semisal dengan cara membeli daftar email.

Kami sangat tidak menyarankan untuk melakukan pembelian daftar email, karena para penerima email akan merasa memberikan tidak pernah memberikan emailnya dan bisa jadi email yang dikirimkan justru ditandai sebagai spam oleh mereka. Lebih baik mengirim email dengan jumlah kontak yang sedikit daripada kepada orang-orang yang bahkan tidak mengetahui bisnis Anda.

3. Mendesain email semenarik mungkin

Buat desain email semenarik mungkin. Manfaatkan template email yang telah disediakan oleh email marketing tools. Salah satu keuntungan dari menggunakan MailTarget yaitu setiap desain yang telah dibuat dapat tersimpan dalam Template Manager dan siap untuk diduplikasi kapanpun.

4. Menulis konten email

Tujuan utama email adalah agar subscriber memahami informasi yang dikehendaki. Tapi, membuat konten yang persuasif tidak dapat dilakukan dengan sekali mencoba. Diperlukan proses latihan untuk membuat konten email menjadi lebih persuasif.

Untuk memudahkan, Anda dapat membagi email ke dalam 3 bagian penting:

  • Headline (apa yang Anda tawarkan)
  • Isi email (keterangan bagaimana ‘headline’ dapat membantu pembaca)
  • Call to action (beritahu apa yang selanjutnya harus dilanjutkan pembaca)

Tidak hanya konten email, luangkan juga waktu untuk membuat subjek email. Sebagai tips tambahan, buat subyek email sesingkat mungkin, tidak lebih dari 40 karakter.

5. Mengetes pengiriman email

Jika sudah memiliki email yang siap dikirim (dengan desain dan konten menarik), tes email sebelum mengirimnya ke seluruh subscriber. Tujuannya adalah untuk mengecek apakah masih ada kesalahan atau kekurangan di dalam email yang telah dibuat. Ini juga untuk melihat apakah email yang dikirimkan akan masuk spam atau tidak. Jika semua sudah sempurna, lanjut ke langkah berikutnya.

6. Mengirim email

Satu hal yang perlu diperhatikan dalam mengirimkan email adalah timing. Lakukan research terlebih dahulu untuk menentukan kapan waktu terbaik mengirim email. Selain research, Anda perlu melakukan trial and error untuk menentukan waktu pengiriman email yang sesuai dengan pelanggan Anda. Setelah mendapatkan waktu yang tepat, pastikan untuk selalu konsisten ketika mengirim email.


Disclosure: Artikel tamu ini adalah hasil kerja sama dengan layanan email marketing dan marketing automation MailTarget

Masa Depan Email untuk Pemasaran

Sebagai salah satu kanal pemasaran digital yang paling “tua”, peranan email dalam kegiatan pemasaran ternyata masih penting dan belum bisa ditinggalkan. Kemudahan serta kebiasaan orang banyak memanfaatkan email untuk kegiatan pekerjaan, berbelanja online hingga kegiatan finansial, membuat email akan selalu menjadi bagian dari rutinitas orang banyak.

Namun tidak dapat dimungkiri, sifatnya yang terkesan mengganggu dan kerap dihiraukan, menyulitkan startup hingga brand untuk mempromosikan produk atau layanan melalui email. Namun demikian dengan strategi yang tepat, penggunaan email untuk kegiatan pemasaran justru bisa memberikan hasil yang lebih baik. Dan diperkirakan dengan dukungan media sosial dan teknologi saat ini, email akan semakin berkembang menjadi channel pemasaran yang efektif.

Hindarkan mengirimkan email blast

Salah satu kebiasaan dari brand hingga startup saat ini adalah mengirimkan email kepada orang banyak sekaligus dengan konten yang “random” dan tidak relevan. Selain akan langsung dihiraukan bahkan dikategorikan Spam oleh orang yang menerima email tersebut, cara seperti ini juga sangat tidak efektif.

Menurut Co-Founder dan CEO MailTarget Yopie Suryadi, sebelum mengirimkan email kepada target pasar ada baiknya untuk memanfaatkan data analytics dan lebih menitikberatkan pada “email experience”.

Selain itu penggunaan email list juga harus dicermati. Salah satu tips yang wajib untuk diperhatikan adalah untuk menghindari pembelian email list.

“Cara instan seperti pembelian email list bisa berbahaya untuk reputasi domain dan terancam di-blacklist bahkan bisa dikategorikan sebagai Spam.”

Yopie menyarankan untuk menggunakan double opt-in untuk memastikan engagement terjadi. Melalui proses double opt in, biasanya setelah orang  subscribe, akan dikirimkan email lagi untuk validasi atau menyatakan kesediaan memberikan alamat email untuk dikirimkan newsletter.

Hal lain yang juga wajib untuk dilakukan terkait dengan penggunaan email list adalah melalui A/B test dan variasi konten untuk mengetahui kebutuhan konsumen.

“Intinya fokus ke open rates, agar terjadi engagement dulu. Lalu setelah open rates berhasil naik, baru mulai memperhatikan metrik yang lain seperti CTR dan interest, lokasi, dan lainnya,” kata General Manager Marketing Rumah123 Fanny Meilana.

Ciptakan konten ideal untuk newsletter

Saat newsletter akan dikirimkan, penting juga untuk memahami karakteristik setiap segment audience yang diincar. Dalam hal ini konten tersebut harus bisa mewakili minat serta kesukaan dari orang tersebut.

“Sebut saja newsletter Toyota, yang ditujukan ke engineer maka akan lebih baik berbicara update teknis dari mobil, kemampuan mesin, perubahan suspensi dan lainnya. Hal lain yang perlu dicermati adalah agar tidak memasukkan terlalu banyak informasi dalam satu newsletter yang dikirimkan. Idealnya dalam satu newsletter hanyalah membawa satu pesan yang terbaik,” kata President Director EMC Group (Aidoru) Eddy Yansen.

Di dalam email pemasaran, terdapat berbagai macam bentuk newsletter atau nurture campaign hingga sales campaign. Selain itu dalam strateginya juga dikenal istilah email cycle, yaitu dalam rangkaian email pemasaran tentukan terlebih dahulu, apa saja konten yang ingin dikirimkan. Contohnya, minggu pertama newsletter, minggu kedua update produk, minggu ketiga promo dan lainnya.

“Satu hal yang harus diperhatikan, setiap email marketing yang kita kirimkan harus mempunyai goal dan call to action,” kata Yopie.

Aspek relevansi menjadi krusial untuk konten dalam newsletter. Ada baiknya untuk tidak terlalu terkesan menjual dan menceritakan konten yang terlalu panjang. Hal ini berpengaruh kepada kebiasaan orang, dalam waktu 10 detik melihat judul email dilanjutkan kepada isi konten email. Hal tersebut bisa berakhir sukses jika konten menarik dan bermanfaat untuk orang tersebut.

“Relevansi menjadi strategi kunci dalam konten. Semakin tinggi relevansi maka akan semakin tinggi engagement yang didapatkan. Relevansi bisa didapatkan dari trending topics, consumer needs, dan lainnya,” kata Fanny.

Penggunaan service provider email

Saat ini sudah banyak layanan email service provider yang memudahkan perusahaan untuk mengirimkan email marketing memanfaatkan tools yang ada. Mulai dari yang berbayar hingga gratis. Agar kegiatan tersebut memberikan hasil yang memuaskan, perhatikan benar Insight/Report Dashboard yang tersedia, fitur yang memudahkan segmentasi untuk mendukung personalisasi kegiatan pemasaran.

“Pastikan juga vendor memiliki kapasitas pengelolaan “IP whitelist” email yang baik. Karena di email blast technology yang terpenting adalah menjadi reputasi IP yang digunakan,” kata edy.

Hal lain yang harus diperhatikan jika memanfaatkan email service provider adalah memilih tools yang dilengkapi dengan fitur pendukung, harga terjangkau dan fitur yang beragam. Bukan hanya produk asing, produk lokal juga saat ini sudah memiliki teknologi dan fitur yang bermanfaat untuk kegiatan digital marketing.

Tren email pemasaran

Dengan semakin berkembangnya teknologi AI, automation, behavioral targeting, email pemasaran masih menjadi channel yang digunakan oleh marketers sebagai bagian dari kegiatan pemasaran. Namun tidak bisa dihindari akan adanya penurunan untuk open rate, CTR dan conversions.

“Dengan semakin besarnya penggunaan mobile phone, konten email marketing pun harus semakin lebih singkat dan padat (screen mobile lebih kecil vs desktop) dan journey pun harus sangat simple,” kata Fanny.

Selain itu email pemasran tetap akan menjadi sarana komunikasi Brand (B2C) ke penggunanya. Sementara dalam B2B, email marketing akan selalu menjadi sarana komunikasi penting yang tidak boleh ditinggalkan.

Email marketing bersama chat/messaging dan media sosial akan bertumbuh saling melengkapi, dan tidak akan saling mematikan. Ketiga platform inilah yang dipercaya akan menjadi cara komunikasi masa depan,” kata Eddy.

Kemampuan email yang bisa men-generate ROI dan conversion yang paling tinggi, harus diperlakukan berbeda dengan penggunaan media sosial. Walaupun email cukup efektif sifatnya, namun pada akhirnya email tidak bisa berdiri sendiri, diperlukan sinergi dengan channel lain.

“Itu sebabnya MailTarget meluncurkan fitur multi channel yang sekarang sudah bisa diakses versi betanya di dasbor kami. Menjadikan pekerjaan digital marketing menjadi mudah, hanya perlu dua jam di hari Senin yang cerah untuk membuat konten email, Instagram, Twitter, untuk 12 minggu ke depan,” tutup Yopie.

Menangkap Peluang Email untuk Kegiatan Pemasaran

Seringkali email marketing disamakan strateginya dengan social media marketing. Padahal sebenarnya keduanya itu adalah sangat berbeda jauh. Email bisa dikatakan sebagai channel pemasaran yang tertua, namun memiliki conversion rate dan menghasilkan ROI (return of investment) tertinggi.

Hanya saja, awareness yang kurang karena masuk ke kotak masuk. Beda halnya dengan sosial media yang memiliki conversion rate yang kecil, akan tetapi awareness yang tinggi.

Dari penawaran yang ditawarkan email ini, sebenarnya seberapa besarkah peluang email untuk kegiatan pemasaran? Lalu bagaimana tipsnya untuk memastikan email tidak masuk ke dalam spam?

Dalam #SelasaStartup edisi kali ini, seluruh pertanyaan tersebut dijawab oleh Founder MailTarget Yopie Suryadi. MailTarget adalah startup SaaS yang bergerak sebagai penyedia layanan otomasi email untuk pemasaran yang sudah berdiri sejak akhir 2016.

Mengapa melirik email marketing?

Dari berbagai sumber yang dikutip Yopie, ada beberapa fakta pendukung mengapa Anda perlu melirik email sebagai channel marketing. Misalnya, jumlah akun email di seluruh dunia yang diprediksi bakal terus bertambah tiap tahunnya, disebutkan pada 2016 jumlah akun email mencapai 4,3 miliar.

Fakta berikutnya, karyawan menghabiskan waktu setidaknya 13 jam setiap minggu untuk mengecek inbox di akun email mereka. Lalu sekitar 90% email yang terkirim langsung ke inbox penerima, sementara hanya 2% dari pengikut dari akun Facebook Anda yang melihat setiap unggahan di Newsfeed mereka.

Email 40 kali lebih efektif mendapatkan konsumen baru daripada lewat Facebook dan Twitter. Email menempati posisi kedua untuk channel marketing terefektif untuk mengeksekusi pemasaran digital setelah lewat situs. Kemudian diikuti oleh media sosial, pencarian organik, pencarian berbayar, mobile, dan iklan.

“Ada studi di Amerika Serikat yang menyebut, sekarang sudah 0 orang yang mau mengunduh aplikasi baru di smartphone mereka. Kecenderungannya mereka lebih memilih newsletter agar tetap terhubung dengan brand tanpa harus mengunduh aplikasinya. Itu anginnya lagi ke sini [peluang dari email marketing].”

Konten memegang unsur terpenting

Menurut Yopie, email marketing itu fondasi dasarnya adalah konten. Bila tidak menguasai itu, ujung-ujungnya yang akan terjadi adalah hard selling. Anda bisa memakai konten berisi tips yang ringan untuk menggiring terjadinya akuisisi pengguna baru.

Maka dari itu sebelum membuat tips, pastikan Anda tahu betul strategi yang tepat sesuai dengan tipe konsumen. Ada tiga istilah, cold audience, warm, dan hot audience.

Beberapa inspirasi yang bisa Anda masukkan untuk dimasukkan ke dalam email, seperti video tutorial, e-book, akses masuk ke webinar/podcast, kupon, atau sesuatu yang membuat orang rela membeli, dan sebagainya. Sebab konten ini adalah cara untuk mendapatkan leads mengenai data dari calon konsumen.

“Konten itu raja, sementara data adalah ratu, dan otomasi adalah putra mahkotanya.”

Pahami alur email marketing

Sebelum membuat konten, Yopie menyarankan Anda untuk membuat landing page yang bertugas untuk menangkap data dari calon konsumen. Dalam istilah pemasaran digital, landing page adalah satu halaman web yang muncul sebagai respons dari meng-klik hasil pencarian mesin pencari yang dioptimalkan atau iklan online.

Di dalamnya perlu berisi konten, dengan berbagai persyaratan untuk mencegah email tersebut masuk ke dalam kotak spam penerima. Sebaiknya tulis konten dengan bahasa yang personal (atau tidak), singkat, namun menarik. Lalu ketika mendapatkan calon konsumen, Anda bisa mengelola data mereka untuk meng-otomasi kegiatan email marketing.

Ambisi akhirnya adalah dari email tersebut konsumen tetap bisa terhubung dengan perusahaan Anda dengan terus membeli produk-produk yang Anda tawarkan.

“Di dalam konten harus tentukan isinya mau bagaimana, bisa weekly newsletter, promosi, ucapan selamat ulang tahun, email series, info acara, dan sebagainya. Jangan sampai email dari kita itu ditandai spam oleh penerima.”

Menurut hasil riset MailTarget, sambung Yopie, jam terbaik untuk mengirim email marketing adalah jam 10 pagi, 8 malam, dua siang, atau jam enam pagi. Sedangkan untuk harinya, yang terbaik adalah hari Selasa, Kamis, dan Rabu.

Itu berlaku untuk global, sementara di Indonesia yang terbaik adalah hari Senin. Setiap hari Senin, tingkat kunjungan email adalah tertinggi dibandingkan hari-hari lainnya.

Teknik menghindari spam

Hal paling menakutkan dari email marketing adalah apabila frekuensi pengiriman email terlalu sering maka konsumen akan jengah sampai akhirnya menandai email Anda sebagai spam. Apalagi, saat ini algoritma Gmail semakin pintar sehingga apabila ada kesalahan kata, secara otomatis akan masuk ke dalam spam.

Pada dasarnya, menurut Yopie, ada tiga faktor yang menyebabkan email dideteksi sebagai spam. Yakni, domain dan reputasi alamat IP, konten, dan frekuensi.

Untuk mengatasi itu, Anda harus pandai-pandai menggunakan hashbusting yaitu memakai karakter spesial untuk mengganti huruf (cont. Fre3e W!nn*r / Free Winner). Berikutnya hindari bad link, dengan mengganti situs yang tidak memiliki reputasi baik atau konten, dengan menggunakan penyingkat url.

Hindari subject email yang menyesatkan, dan memakai solusi “Re:” atau “Fwd:” untuk menghubungi konsumen yang belum pernah berkomunikasi dengan Anda sebelumnya.

“Menggunakan gambar terlalu banyak juga bisa dideteksi sebagai spam, makanya perlu menyematkan teks di dalam gambar atau mengirim email tanpa teks.”

MailTarget Siap Berekspansi ke Negara Tetangga

Saat ini layanan otomasi email untuk pemasaran masih menjadi fokus MailTarget. Dalam perjalanan bisnisnya, MailTarget terus berusaha meningkatkan kualitas layanannya dengan menambah sejumlah fitur. Bulan ini ada beberapa fitur yang tengah dipersiapkan MailTarget. Mereka juga berencana melebarkan sayap ke Asia Tenggara.

Kepada DailySocial, Co-Founder dan CEO MailTarget Yopie Suryadi menceritakan beberapa capaian mereka hingga saat ini. Yopie menjelaskan saat ini mereka berhasil mendapatkan 1200 pengguna dan mendapatkan dua kali pendanaan yang dimanfaatkan untuk pengembangan produk dan meningkatkan penjualan. Salah satu yang disiapkan dalam rencana besar mereka adalah ekspansi ke Malaysia dan Singapura.

“Sekarang juga kami sedang mengembangkan sayap ke Singapura dan Malaysia dengan membuat MailTarget Pte Ltd. Tujuannya supaya pengguna email marketing di Singapura dan Malaysia dapat menggunakan juga [MailTarget]. Selain itu dua negara ini merupakan negara-negara di SEA yang paling [banyak] menggunakan email,” cerita Yopie.

Yopie melanjutkan, menjadi produk global merupakan merupakan mimpi MailTarget sejak awal. Kini di Malaysia mereka tengah dalam proses penjajakan dengan dua perusahaan untuk menjadi mitra penjualan.

“Kami terus mendengarkan customer kami. Apa yang menjadi pain point mereka, lalu berdasarkan hal itu kami menimbang apa yang bisa kami tambahkan di MailTarget. Fitur yang ada sekarang ini merupakan hasil dari listening to our customer,” imbuh Yopie.

FItur-fitur social management

Salah update cukup besar dilakukan MailTarget adalah penambahan automation 2.0. Pembaruan tersebut menyempurnakan pengalaman dan pengembangan salah satu fitur yang ada. Termasuk di dalamnya adalah fitur skenario automation. 

Yopie menceritakan, salah satu fitur besar dalam pembaruan kali ini adalah penambahan fitur Social Media Management. Fitur ini dihadirkan karena banyak masalah dalam cara melakukan digital marketing, seperti proses yang berantakan, sehingga membuat kampanye email marketing menjadi tambahan pekerjaan.

“Padahal kita tahu, email itu channel yang mempunyai ROI tertinggi dan conversion rate yang tinggi. Oleh karena itu harus diperlakukan dengan berbeda. Nah, kami memberikan solusi dengan membuat social management dalam satu dashboard. [Pengguna platform] Twitter, Facebook, Instagram bisa langsung membuat konten postingan untuk masing-masing socmed dan menjadwalkannya untuk berbarengan muncul. Fase kedua dari multi channel ini adalah WhatsApp, Line, dan Telegram,” terang Yopie.

Fitur-fitur baru tersebut kemudian diintegrasikan dengan automation untuk semakin memudahkan pengguna. Yopie menjelaskan akan ada beberapa fitur lagi yang sudah direncanakan. Tinggal menunggu waktu untuk diluncurkan. Sementara itu untuk target, dalam dua tahun ke depan mereka masih terus menargetkan pertumbuhan yang cukup signifikan.