Honest Dilaporkan Kembali Terima Investasi dari Orico

Honest Financial Technologies International (Honest Bank) dilaporkan kembali menerima investasi dari Orient Corporation (Orico). Mengutip Alternatives.pe, dari data yang telah disetor ke regulator investasi baru ini bernilai $18 juta (sekitar Rp278 miliar).

Dihubungi terkait hal ini, Direktur Utama PT Honest Financial Technologies Dharu Estiningrum tidak memberikan konfirmasi apapun. “Saya harus koordinasikan dulu dengan Orico ya,” tuturnya lewat pesan singkat kepada DailySocial.id.

Sebelumnya, Honest Bank mendapatkan investasi strategis dari Orico pada Juni 2023 dengan nominal $2 juta (sekitar Rp30 miliar). Investasi ini disebut menandai debut Orico ke Indonesia dengan target peluncuran kartu kredit virtual Orico bersama Honest pada akhir 2023. Orico adalah perusahaan pembiayaan asal Jepang yang berdiri pada 1954.

Adapun, Honest Bank resmi beroperasi di Indonesia lewat anak usahanya PT Honest Financial Technologies dengan meluncurkan Honest Card, diklaim sebagai kartu kredit tanpa nomor (numberless) pertama di Indonesia. Aplikasi Honest telah diunduh lebih dari 500 ribu di Google Play Store.

Saat ini, Honest memiliki lisensi penyelenggara jasa pembayaran dari Bank Indonesia (BI). Selain itu, Honest juga terdaftar sebagai perusahaan pembiayaan yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kartu kredit virtual merupakan salah satu alat pembayaran yang dapat digunakan untuk berbelanja tanpa memerlukan instrumen fisik. Sejumlah lembaga keuangan kini mulai menghadirkan kartu kredit virtual sebagai pendekatan untuk mendorong penetrasinya.

Bank Mandiri menjadi salah satu bank yang memungkinkan pengguna untuk mengajukan kartu kredit virtual melalui aplikasi banking Livin’ Mandiri. Karena itu, potensi bisnis kartu kredit disebut masih sangat besar mengingat penetrasinya masih rendah.

Berdasarkan laporan Bank Indonesia, bisnis kartu kredit perbankan di sepanjang semester I 2023 tumbuh 26,53% (YoY) menjadi Rp33,6 triliun. Adapun, jumlah kartu yang beredar mencapai 17,59 juta unit.

Application Information Will Show Up Here

Bizhare Terima Pendanaan Lanjutan Dipimpin Kejora Capital dan SBI Holdings

Startup fintech SCF Bizhare mengumumkan telah mengantongi pendanaan lanjutan yang dipimpin oleh Kejora Capital dan SBI Holdings melalui SBI-Kejora Orbit Fund. Putaran ini juga diikuti beberapa investor sebelumnya, seperti Telkomsel Mitra Inovasi, AngelCentral, dan beberapa investor strategis lainnya.

Pendanaan ini akan digunakan untuk memperluas layanan, mengembangkan teknologi, dan menghadirkan lebih banyak peluang investasi bisnis yang menarik untuk para pengguna.

Sebelumnya perusahaan mengumumkan pendanaan pra-seri A senilai $520 ribu pada Mei 2021. AngelCentral menjadi investor lead dalam putaran tersebut.

Founder dan CEO Bizhare Heinrich Vincent menyampaikan kerja sama strategis antara perusahaan dengan Kejora Capital dan SBI Holdings akan memperkokoh posisi Bizhare sebagai platform investasi bisnis terdepan yang memberikan akses investasi bagi masyarakat secara transparan dan aman.

“Sehingga membantu lebih banyak orang untuk bebas secara finansial,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (21/11).

Regional Partner/Advisor of Kejora Capital dan Direktur SBI-Kejora Orbit Fund Shunichi Keida menambahkan, UMKM merupakan bagian besar dari ekonomi Indonesia, berkontribusi lebih dari 61% terhadap PDB.

“Bizhare berada di garis terdepan untuk menghubungkan sekitar $80 miliar modal likuid dari investor ritel dan high-net-worth-individuals di Indonesia untuk mendukung UMKM dan membawa mereka ke tingkat berikutnya,” imbuhnya.

Bizhare diprakarsai oleh Heinrich Vincent, Giovanni Umboh, dan Gatot Adhi Wibowo pada 2018. Startup tersebut menyediakan akses investasi dan pendanaan yang inklusif bagi masyarakat dari berbagai kalangan melalui layanan urun dana secara gotong royong.

Pilihan investasi yang tersedia, mulai dari bisnis franchise, UMKM, hingga startup melalui penawaran efek saham, obligasi dan sukuk, dengan modal yang terjangkau. Beberapa proyeknya seperti Holycow, Bam Cargo, Sour Sally, Ubeatz, Pempek Farina, Shuka Grill, pendanaan film hingga proyek sukuk dari vendor korporasi swasta, pemda, BUMN/BUMD dan tender kementerian.

Diklaim, perusahaan telah menyalurkan pendanaan sebesar lebih dari Rp200 miliar kepada 130 UMKM, bersama dengan 200 ribu investor yang tergabung di platformnya.

Saat ini, Bizhare telah memperluas segmen pemodal ke kalangan investor institusional dengan meluncurkan fitur Bizhare Institusi. Langkah ini memungkinkan perusahaan swasta, family office, koperasi, modal ventura, yayasan dan entitas keuangan lainnya, untuk dapat berkolaborasi dan berinvestasi ke berbagai bisnis terbaik melalui Bizhare, serta melakukan diversifikasi portofolio investasi ke berbagai jenis industri dan efek penerbit dengan return yang cukup menarik.

Melalui ekspansi ini, Heinrich berharap pihaknya dapat membantu perusahaan/institusi untuk mengembangkan keuangan perusahaan/institusinya secara transparan dan aman, sesuai profil risiko mereka.

Application Information Will Show Up Here

Pendanaan Fintech di Asia Tenggara Merosot Tajam, Terendah Sejak 2020

Indonesia dan Singapura tercatat masih memimpin pendanaan fintech di Asia Tenggara dengan akumulasi 86% dari total pendanaan sebesar $1,3 miliar mengalir ke dua negara ini pada 2023 (year-to-date/YTD).

Namun, pendanaan yang disalurkan ke fintech di Asia Tenggara pada 2023 (YTD) merosot 74% menjadi $1,3 miliar dibandingkan 2022 yang sebesar $5,1 miliar. Demikian juga jumlah transaksi pendanaan yang turun 60% menjadi 94 kesepakatan pada 2023 (YTD). Angka tersebut menjadi pencapaian terendah sejak 2020.

Laporan FinTech in ASEAN 2023 yang diterbitkan UOB bersama PwC dan Singapore FinTech Association (SFA) mengulas tren pendanaan enam negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara (ASEAN-6), antara lain Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Sumber: FinTech in ASEAN 2023

Dari total pendanaan yang diperoleh tahun ini, sebanyak 50% disuntik ke startup awal dan 42% ke startup tahap lanjut. Menurut sejumlah investor yang diwawancarai, fintech tahap awal menarik lebih banyak pendanaan dikarenakan oleh faktor ide-ide baru dan modal yang masih kecil.

“Penurunan yang terjadi pada 2023 dikarenakan ada lonjakan pendanaan yang diperoleh sektor fintech pada 2022 di mana para VC menahan diri selama pandemi. Faktor kedua didorong oleh kebijakan dam kondisi pasar yang baik, startup telah banyak mendatangkan modal dalam satu dekade terakhir. Dengan perubahan kondisi makro, wajar jika perlu mencermati fundamentalnya,” tutur Managing Partner Quest Ventures James Tan.

Pendanaan fintech Indonesia

Merosotnya pendanaan fintech di Asia Tenggara otomatis juga berdampak terhadap pendanaan yang mengalir ke Indonesia. Indonesia menyumbang 27% (sekitar $351 juta) dari total nilai pendanaan fintech $1,3 miliar per 2023 (YTD) di Asia Tenggara. Angka tersebut turun dari porsi sebelumnya 29% (sekitar $1,4 miliar) terhadap total $5,1 miliar pada 2022.

Berdasarkan jumlahnya, sebanyak 16% atau 15 transaksi disuntik ke fintech Indonesia. Jumlah ini turun cukup signifikan dibandingkan tahun 2022 yang sebanyak 22% atau 52 transaksi.

Selain itu, laporan ini menemukan pinjaman alternatif menjadi segmen yang memperoleh pendanaan terbanyak untuk pertama kalinya dengan nilai $408 juta atau sepertiga dari total pendanaan fintech di ASEAN-6. Pada 2022, pendanaan fintech masih didominasi oleh sektor pembayaran (39%), sedangkan pinjaman alternatif hanya 10%.

10 pendanaan fintech terbesar, dipimpin Kredivo

Indonesia tercatat memperoleh pendanaan terbanyak di sektor pinjaman alternatif dengan porsi sebesar 84%, diikuti Filipina (59%), dan Vietnam (48%). Pendanaan seri D yang diterima Kredivo Holdings sebesar $270 juta pada awal 2023, berkontribusi terhadap pendanaan di sektor pinjaman alternatif Indonesia.

Tren green fintech

Laporan ini juga memaparkan temuan terkait pendanaan fintech ke sektor hijau atau green fintech, yang disebut sejalan dengan meningkatnya fokus industri terhadap keberlanjutan (sustainability). Green fintech menawarkan solusi dan peran untuk membantu pelaku bisnis memulai perjalanannya pada aspek keberlanjutan.

Pendanaan yang mengalir ke sektor green tech dan green fintech di Asia Tenggara memang tercatat menurun di 2023 (YTD) menjadi $169 juta dari posisi tahun lalu yang sebesar $300 juta. Namun, para investor melihat ada tren peningkatan green tech, demikian juga pendanaan hijau yang akan menjadi kunci pertumbuhan dari green fintech.

Ada tiga faktor yang akan menjadi pendorong green tech di kawasan ini. Pertama, regulator di mana kini perusahaan dituntut untuk melaporkan dampak aktivitas bisnisnya terhadap lingkungan. Kedua, konsumen gen Z yang menarik perhatian masyarakat karena memiliki kesadaran tinggi terhadap lingkungan.

Gen Z disebut lebih menyukai produk/layanan yang sejalan dengan nilai mereka, dan ini menunjukkan aspek keberlanjutan perlu dilibatkan dalam strategi bisnis perusahaan. Terakhir, pemangku kepentingan. Para investor, lembaga keuangan, dan karyawan menuntut perusahaan untuk mengadopsi strategi keberlanjutan dan melaporkan progresnya.

Startup Makanan Hewan Pawprints Raih Pendanaan Rp27 Miliar Dipimpin Creative Gorilla Capital

Startup D2C produsen makanan hewan Pawprints (Pawprints Inspired Pte Ltd) mengumumkan perolehan pendanaan sebesar $1,7 juta (sekitar Rp27 miliar) dipimpin oleh Creative Gorilla Capital (CGC). Altrui (family office dari Japfa Comfeed), Tujuh Bersaudara Investindo (family office dari Tigaraksa Satria), dan sejumlah investor individu turut serta dalam putaran ini.

Tak hanya dukungan finansial dari para investor, Pawprints akan bekerja sama dengan CGC dalam bidang strategi branding dan pemasaran. Serta, memanfaatkan kekuatan Japfa dalam manufaktur dan Tigaraksa dalam distribusi. Dalam rangka dukung pengembangan bisnis, Pawprints telah mengakuisisi pemain sejenis dari Jepang untuk memperluas portofolionya.

Managing Partner CGC Benz Budiman menyampaikan investasi ini merupakan langkah strategis untuk membawa produk berkualitas tinggi asal Indonesia ke panggung global, melalui inovasi yang berfokus pada kesejahteraan hewan dan pet humanization.

“Kami siap mengambil peran dalam pertumbuhan eksponensial Pawprints dan mengantarkannya menjadi pemimpin di pasar Indonesia dan membuka peluang di pasar dunia,” ucapnya dalam keterangan resmi, Kamis (16/11).

Pawprints turut menambah portofolio CGC yang didukung oleh Future Creative Network (FCN) dan Vynn Capital. FCN telah berpengalaman membantu perusahaan FMCG hingga perusahaan consumer goods lokal hingga global melancarkan kegiatan pemasaran mereka. Sejauh ini, CGC telah berinvestasi di sejumlah startup, yakni Offmeat, Ringkas, Kynd, dan Allura.

VC ini memang memfokuskan dirinya dengan mendukung bisnis B2C & D2C berbasis produk dan digital dengan pendanaan tahap awal. Sektor ini dinilai akan terus berkembang sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan pendapatan per kapita.

Sebelumnya, East Ventures juga menyuntikkan pendanaan awal ke startup di bidang yang sama, yakni Compawnion. Startup yang didirikan Stephani Herman (CEO), Tania Suganda (CMO), dan Valerie Amintohir (CPO) tersebut, debut dengan merilis produk makanan beku untuk anjing dengan brand “Pawmeals”.

Produk makanan hewan Pawprints

Penelitian Pet Care in Asia Pacific yang dilakukan Euromonitor menyatakan konsep humanisasi hewan peliharaan kini semakin mempengaruhi pola belanja konsumen Indonesia. Kenaikan pendapatan dan perubahan demografi turut mengubah perspektif pemilik hewan dari sekedar memiliki menjadi mengasuh hewan peliharaan, yang kini dianggap sebagai bagian dari keluarga. Hal ini memicu permintaan terhadap produk yang mendukung kesejahteraan hewan peliharaan.

Didukung oleh laporan yang diterbitkan Growth Market Reports memperkirakan pertumbuhan berkelanjutan untuk pasar makanan hewan peliharaan di Indonesia sebesar $2.09 miliar (sekitar Rp32 triliun) di 2022. Diperkirakan akan melampaui $4.73 miliar (sekitar Rp74 triliun) pada 2031, dengan pertumbuhan CAGR sebesar 9,5% selama periode proyeksi 2023 – 2031. Data ini menunjukkan peluang besar bagi Pawprints Inspired dalam menyediakan makanan hewan peliharaan yang lebih sehat dan berkualitas.

Startup yang didirikan pada Juni 2023 ini berfokus pada menciptakan makanan hewan peliharaan yang bergizi dan sesuai secara biologis untuk kesejahteraan hewan yang lebih baik. Produknya diformulasi sesuai standar AAFCO demi memastikan hewan peliharaan mendapatkan nutrisi yang ideal untuk mendukung kesehatan saluran pencernaan dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Salah satu produk yang dirilis adalah Black Soldier Fly, mengandalkan kekuatan protein serangga superfood, mengandung protein berkualitas tinggi yang hipoalergenik, asam amino, dan mineral penting untuk kesehatan kucing dan anjing.

Founder dan CEO Pawprints Jacqueline Sulistyo menyampaikan selain mengusung kualitas makanan hewan premium dengan standar produksi internasional, perusahaan berkomitmen terhadap konsep keberlanjutan. Hal ini tercermin dari penggunaan kemasan daur ulang dan kerja sama dengan fasilitas daur ulang lokal.

“Sebagai grup holding, Pawprints Inspired akan terus mengembangkan produk dan bidang usaha baru yang mendukung pencernaan dan imunitas hewan peliharaan,” imbuh Jacqueline.

Diklaim produknya berhasil mencatat pertumbuhan penjualan lebih dari 4,6 kali setiap bulannya dan memperluas jaringan di 11 kota besar, sehingga dapat ditemukan di lebih dari 500 toko offline di Indonesia. Perusahaan juga memanfaatkan channel penjualan online, seperti Tokopedia dan Shopee, untuk pemasarannya. Pada Februari 2024 mendatang, perusahaan akan merilis produk baru, Insect-Based Dog Food.

ACV dan Bain: Tahun 2023 Volume Pendanaan Awal Masih Baik, Tahap Lanjut Alami Penurunan

Iklim pendanaan Venture Capital (VC) Indonesia mengalami naik-turun dalam beberapa tahun terakhir akibat ketidakpastian ekonomi makro global. Dalam laporan “Indonesia Venture Capital Report 2023” oleh AC Ventures dan Bain & Company, ketidakpastian ini dipicu kehati-hatian investor.

Situasi tersebut berdampak terhadap penurunan jumlah kesepakatan investasi pada paruh kedua 2022 sebanyak 344 menjadi 110 kesepakatan di paruh pertama 2023. Adapun, total pendanaan VC tercatat tumbuh flat (YoY) sebesar $3,6 miliar pada 2023. Jika dibandingkan, tren investasi di global (termasuk AS, Tiongkok, dan India) justru turun 20%-40%.

Indonesia Venture Capital Report 2023 / Sumber: Crunchbase

Pada investasi dengan ticket size di atas $50 juta, volumenya turun pada paruh kedua 2022 hingga 2023 (year-to-date), 72% putaran pendanaannya justru ditutup pada paruh pertama 2022 untuk menghindari situasi ekonomi makro yang dapat berdampak terhadap capital deployment.

Sebaliknya, pendanaan dengan ticket size tak sampai $10 juta (tahap awal) menunjukkan pertumbuhan sehat sejak tahun 2021, menunjukkan ketangguhan startup tahap awal. Terlihat pada, jumlah transaksi kurang dari $10 juta mendominasi pendanaan pada 2023 (year-to-date)–meski turun drastis dari 165 di 2022.

Pendanaan seri B tercatat menurun, baik jumlah transaksi maupun ticket size. Lalu, pendanaan seri C dan D+ menunjukkan tren kenaikan pada jumlah transaksi dan nilai. Beberapa notable funding dengan nilai signifikan pada 2022 mengalir ke sektor fintech, yaitu Xendit ($300 juta) dan DANA ($250 juta).

Sumber:

Terlepas dengan dinamika ini, Indonesia disebut tetap menjadi target kunci bagi VC. Sejumlah startup generasi awal yang telah berkembang signifikan menjadi bukti komitmen dan optimisme investor hingga saat ini.

“Riset kami dengan AC Ventures menyoroti optimisme dan daya tarik Indonesia sebagai tujuan investasi jangka panjang. Tantangan makro dan situasi sulitnya pendanaan akan membentuk ekosistem yang lebih solid dan tahan lama. Pertumbuhan di masa depan dapat terwujud lewat peluang di sektor baru yang tengah berkembang, juga didukung investor yang semakin matang dan siap dengan modalnya,” ujar Partner Bain & Company Tom Kidd.

Tiga fase perkembangan VC

Dalam temuannya, laporan mengungkap lanskap investasi VC di Indonesia telah berkembang dalam tiga fase. Pertama, fase sebelum tahun 2020, investor banyak menyuntik pendanaan ke bisnis yang memiliki network effect, alias fenomena layanan menjadi berguna saat banyak orang yang memakainya. Sektor kunci bisnis ini antara lain e-commerce, fintech, hingga logistik.

Fase kedua (2020-2022) ditandai lewat tren pergeseran prioritas investasi sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Pada periode ini, investor membidik sektor yang dapat dampak positif dari pembatasan mobilitas. Sejumlah sektor yang populer digunakan selama masa pandemi, misalnya e-commerce dan fintech (khususnya paylater, pinjaman, dan investasi), serta teknologi web3.

Sementara, fase selanjutnya (2023-seterusnya) kembali bergeser ke sektor ESG dan teknologi yang berkaitan dengan lingkungan/iklim. Contohnya, kendaraan listrik (EV) dan baterai. Sektor lain, seperti healthtech tetap memiliki posisi kuat di tengah iklim investasi yang sulit. Demikian pula, sektor D2C yang memanfaatkan media sosial dan ecommerce untuk memaksimalkan bisnisnya.

Berikut sorotan beberapa sektor kunci:

  • Total pendanaan ke consumer tech merosot ke $81 juta pada paruh pertama 2023, dibandingkan pendanaan pada paruh pertama 2022 yang sebesar $580 juta. Namun, sentimen investor tetap positif sejalan dengan meningkatnya segmen kelas menengah dan populasi pekerja di Indonesia.
  • Total pendanaan ke jasa keuangan anjlok dari $1 miliar pada paruh pertama 2022 menjadi $25 juta pada paruh pertama 2023. Adapun, pendanaan ke sektor ini sebagian besar mengalir ke insurtech, banking untuk rural, dan hipotek.
Indonesia Venture Capital Report 2023 / Sumber: Crunchbase, S&P Capital IQ, Preqin, AVCJ, literature search
  • Sebaliknya, pendanaan ke kendaraan listrik dan energi naik signifikan dari $3 juta pada paruh pertama 2022 menjadi $18 juta pada paruh pertama 2023. Peningkatan ini ikut didorong oleh dukungan kebijakan pemerintah terkait subsidi untuk pelanggan ritel dan opsi pembiayaan yang lebih terjangkau.
  • Agritech juga mendapat kucuran dana yang cukup signifikan pada 2023 di mana ikut terdorong dari perolehan investasi eFishery sebesar $200 juta. Adapun, sektor budidaya perairan mengalami pertumbuhan 1,2 kali lipat di 2022 hingga paruh pertama 2023.

Dalam laporan tersebut, Managing Director Northstar Group Carlson Lau menjelaskan bahwa sektor consumer di Indonesia siap menghadapi fase pertumbuhan signifikan selanjutnya. Potensi pertumbuhan ini ikut didorong oleh kenaikan pendapatan dan ketertarikan konsumen untuk menjajal produk baru. Infrastruktur logistik dan sistem pembayaran online yang semakin matang menjadi katalis kemunculan merek-merek baru dalam negeri.

Ia juga menyoroti bagaimana kisah sukses eFishery dapat menjadi bukti bagaimana pemanfaatan teknologi ke dalam model kerja tradisional dapat membantu bisnis berkembang secara signifikan. Kesuksesan eFishery dapat menjadi pedoman bagi startup sejenis di Indonesia.

“Terakhir, sektor UMKM masih sangat luas dan belum banyak dimasuki. Para founder tengah membangun solusi yang inovatif untuk membantu UMKM mencapai efisiensi operasional. Kami melihat ada peluang digitalisasi rantai pasokan, pemanfaatan agen berbasis AI ke dalam alur kerja internal dan eksternal, serta AI untuk memfasilitasi pengambilan keputusan dan perencanaan bisnis yang lebih baik.”

Startup Wellness Perempuan Yoona Mendapatkan Pendanaan Awal

Startup wellness Yoona menutup pendanaan awal yang dipimpin oleh CyberAgent Capital. Sejumlah investor lain yang berpartisipasi antara lain Amanda Cole dan Metha Trisnawati dari Sayurbox, Ardi Setiadharma dari Prasetia Dwidharma, MD Capital, konsorsium sejumlah founder, dan Altira.

Dana putaran awal ini akan dimanfaatkan untuk mendorong Yoona ke posisi yang lebih berpengaruh di industri kesehatan perempuan Indonesia. Pihaknya akan memberdayakan perempuan dengan pengetahuan dan dukungan komprehensif dari para investor untuk membentuk lanskap kesehatan perempuan di area ini.

Yoona didirikan oleh Susanna Angraini, Dina Hermawati, Adrianto Hermawi, dan Benny Sutandio dengan komitmen kuat untuk menetapkan standar baru terhadap kesejahteraan perempuan.

Sejalan dengan pertumbuhan Yoona di sektor D2C, perusahaan mengambil langkah signifikan untuk memperluas jaringan distribusi melalui kemitraan dengan peritel besar. Jaringan distribusi ini dipadukan dengan peluncuran produk barunya untuk mendorong pertumbuhan bisnis Yoona di masa depan.

“Keberhasilan Yoona dalam menutup putaran awal ini menjadi bukti dedikasi kami untuk merevolusi bidang kesehatan perempuan dan memberdayakan perempuan di seluruh Indonesia untuk merangkul kesehatan dan kesejahteraan mereka,” ujar Co-Founder & CEO Susanna Angraini dalam siaran resminya.

Produk debut Yoona adalah pembalut organik yang diklaim terbuat dari material ramah lingkungan dan teknologi untuk menghilangkan bakteri dan jamur. Produk Yoona telah dipasarkan di berbagai online marketplace dan jaringan outlet fisik Sociolla.

Selain Yoona, ada pula startup D2C lokal Filmore yang mengembangkan produk kewanitaan berupa menstrual cup. Produk ini tidak populer di kalangan perempuan Indonesia, dan kebanyakan produk di pasaran berasal dari Amerika Serikat dan Eropa. 

Penggunaan menstrual cup diharapkan dapat mengurangi limbah yang dihasilkan dari penggunaan pembalut. Adapun, riset menyebutkan rata-rata perempuan menghabiskan hampir Rp80 juta sepanjang hidupnya untuk membeli produk kewanitaan saat menstruasi.

Produsen EV Volta Dapat Suntikan Dana dari Twin Towers dan Rigel Capital

Twin Towers Ventures (TTV) dan Rigel Capital berpartisipasi pada putaran investasi ke produsen infrastruktur dan motor listrik Volta melalui induk usahanya PT Energi Selalu Baru (ESB). Tidak disebutkan berapa nominal pendanaan yang diterima.

Selain injeksi modal tahap awal, TTV dan Rigel juga akan mentransfer keahlian dan jaringan yang dimiliki untuk membangun transportasi berkelanjutan di Indonesia. Diketahui, ESB adalah anak usaha PT NFC Indonesia Tbk (IDX: NFCX), bagian dari M Cash Group.

TTV adalah lengan investasi Petronas Ventures yang berinvestasi pada perusahaan teknologi bidang transisi energi dan mobilitas di wilayah Asia Pasifik (APAC), Australia dan Selandia Baru, serta Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA). Sementara, Rigel adalah firma pengelolaan investasi yang fokus membangun ekosistem teknologi di Asia Tenggara dan India.

“Investasi dari TTV dan Rigel Star akan memberikan kami bahan bakar yang diperlukan bagi ESB untuk memperluas infrastruktur, meningkatkan teknologi, dan mempercepat penetrasi pasar,” ungkap Direktur Utama NFC Indonesia Abraham Theofilus dalam siaran resminya.

Sementara, CEO dan Managing Partner TTV Fariz Ali menambahkan, “Kemitraan ini mencerminkan komitmen kami terhadap dunia dekarbonisasi dan keyakinan kami pada dampak signifikan yang dapat dihasilkan oleh ESB pada masa depan mobilitas.”

3 juta transaksi pertukaran baterai

Sekilas mengenai Volta, ESB berupaya memimpin sektor motor listrik dan stasiun penukaran baterai (SGB). Sejauh ini, Volta telah bermitra dengan perusahaan biofarmasi global AstraZeneca untuk layanan sewa dengan opsi kepemilikan motor lewat anak usaha NFC lainnya, Semolis.

Klaimnya, perusahaan telah mengantongi total 3 juta transaksi pertukaran baterai di stasiun SGB. Selain itu, motor listrik Volta tercatat telah menghasilkan total akumulasi perjalanan lebih dari 212 juta km, yang disebut efektif mengurangi emisi karbon sebesar lebih dari 20.000 ton.

Adapun, upaya ESB untuk memimpin pasar meliputi pengembangan solusi sinergi teknologi, pembangunan infrastruktur penukaran baterai, dan penciptaan platform digital internal untuk memastikan pengalaman pengguna yang mulus dan terintegrasi.

MCASH memiliki jaringan anak perusahaan yang luas, dengan lebih dari 350.000 titik distribusi, termasuk koneksi utama di ritel, yang semuanya akan berperan penting dalam mendorong ekspansi ESB di seluruh Indonesia.

Saat ini ada 50 perusahaan pengembang EV di Indonesia dengan total investasi lebih dari Rp3 triliun, termasuk Alva One, MAKA Motors, dan Charged. Adapun, penjualan motor listrik di Indonesia tercatat naik hingga 13 kali lipat dalam dua tahun terakhir, dari 1.947 unit pada 2020 menjadi 25.782 unit pada 2022.

Application Information Will Show Up Here

Grup Modalku Dapat Tambahan Debt dari Norfund, Perkuat Kualitas Pinjaman untuk UMKM

Grup Modalku mengumumkan perolehan fasilitas pinjaman (debt) sebesar $7,5 juta atau sekitar Rp117 miliar dari Norfund, sebuah Development Financial Institution (DFI) yang mengoperasikan dana investasi milik pemerintah Norwegia untuk negara-negara berkembang.

Sebelumnya Norfund juga sempat memberikan fasilitas yang sama dengan nominal yang persis sama kepada Amartha pada Juni 2021 lalu.

Bagi grup Modalku sendiri, ini adalah fasilitas debt kedua yang diperoleh sepanjang tahun ini. Pada September 2023, fasilitas yang diraih sebesar $27 juta atau sekitar Rp414 miliar yang dipimpin AlteriQ Global, Aument Capital Partners, dan Orange Bloom.

Seluruh fasilitas ini akan disalurkan kembali melalui berbagai solusi pendanaan yang dirancang khusus untuk UMKM yang belum mendapatkan akses pendanaan di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Co-founder & Group CEO Funding Societies (induk Modalku) Kelvin Teo mengatakan pencapaian ini tidak hanya dapat menjadi bukti terhadap kelayakan kredit dari grup dalam menghadapi pandemi dan ketidakpastian makroekonomi, namun juga peluang untuk memenuhi kebutuhan akses pendanaan bagi UMKM yang masih underserved di Asia Tenggara.

“Kami mengapresiasi dukungan Norfund dalam misi dan komitmen kami untuk memberikan kesempatan yang merata bagi UMKM,” kata Teo dalam keterangan resmi.

Norfund’s Regional Director (Asia) Fay Chetnakarnkul menyampaikan pihaknya terkesan dengan kemampuan grup Modalku dalam mendukung UMKM yang kurang terlayani di Asia Tenggara dengan beragam solusi pendanaan untuk mengatasi tantangan pengelolaan arus kas.

“Kami senang dapat mendukung Modalku dalam memperluas jangkauan, meningkatkan inklusi keuangan dan memungkinkan lebih banyak bisnis untuk tumbuh, serta menciptakan lapangan kerja yang sangat dibutuhkan di wilayah ini,” imbuhnya.

Norfund hadir dengan fokus utama mereka dalam berinvestasi yaitu untuk meningkatkan inklusi keuangan. Hingga saat ini, Norfund telah menyalurkan pendanaan sekitar $4,54 miliar (sekitar Rp 70Triliun) kepada 7,5 juta klien. Pendanaan yang diberikan melalui Grup Modalku akan menjadi jembatan antara Norfund dengan sektor publik & swasta dalam memperluas jangkauan investasinya di Asia Tenggara.

Investasi berdampak (impact investment) yang dilakukan oleh sejumlah DFI di Asia Tenggara telah mencapai $2 miliar (sekitar Rp31 triliun) per tahun antara 2017-2022 (dengan akumulasi lebih dari $12 miliar atau sekitar Rp187 triliun). Lebih dari setengah portofolio investasi tersebut disalurkan ke sektor jasa keuangan.

DFI memiliki kemampuan dan kapasitas untuk mendukung UMKM yang tidak dapat didukung oleh pemberi dana komersial dan pemerintah, hal ini dikarenakan posisi keuangan mereka yang kuat.

Jaga kualitas pembiayaan

Secara terpisah, saat dihubungi DailySocial.id, Country Head Indonesia Modalku Arthur Adisusanto menyampaikan selain fokus membuka akses pendanaan UMKM yang lebih luas, menjaga kualitas pembiayaan juga tak kalah penting. Ia mengaku dalam menjaga pertumbuhan kredit, perusahaan sangat memperhatikan kualitas portofolio yang dimiliki.

Caranya dengan selalu menerapkan prinsip responsible lending, kehati-hatian, dan manajemen risiko, yaitu melakukan penilaian terhadap UMKM penerima dana, serta kemampuan finansial mereka untuk melunasi modal usaha yang diberikan.

“Karena kami juga memiliki tanggung jawab kepada pemberi dana yang meminjamkan dananya melalui Modalku,” ujar Arthur.

Ditambah, perusahaan meningkatkan sistem mitigasi risiko dalam menjaga angka NPL, seperti melakukan assessment, monitoring, dan collection sebagai upaya deteksi awal apabila terjadi penurunan kualitas portofolio dan upaya penagihan, serta penyelamatan kredit secara simultan.

“Kami juga akan melanjutkan komitmen untuk memperkuat bisnis dengan meningkatkan profitabilitas perusahaan, serta mengakselerasi akses pendanaan bagi UMKM yang masih underserved. Di samping itu, Modalku juga terus fokus terhadap kesehatan finansial perusahaan dan tetap bijak dalam pengeluaran perusahaan.”

Sebelumnya pada Agustus 2023, Grup Modalku merampingkan operasional yang berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 38 orang dari total 214 karyawannya di Indonesia.

Produk pembiayaan Modalku cukup beragam. Di antaranya, Modal Proyek untuk pengadaan di sektor pemerintahan. Konsepnya mirip invoice financing, dengan penyesuaian sesuai dengan workflow belanja di sektor pemerintahan.

Kemudian, pada akhir tahun lalu, Modalku juga mulai masuk ke bisnis multifinance lewat akuisisinya terhadap PT Buana Sejahtera Multidana, kemudian di-rebranding menjadi “Modalku Finance”. Modalku Finance menawarkan berbagai fungsi pembiayaan, di antaranya Pembiayaan Modal Kerja, Pembiayaan Investasi, dan Pembiayaan Multiguna.

Sebelumnya Modalku juga melakukan co-investment bersama Carro ke Bank Index, memberikan sinyal perusahaan untuk masuk ke segmen bank digital. Adapun produk lain yang juga menjadi fokus adalah b2b paylater, bekerja sama dengan sejumlah pihak seperti Bukalapak, Paper.id, dan BukuWarung.

Di skala regional, Grup Modalku telah menyalurkan pendanaan lebih dari Rp53 triliun kepada lebih dari 100 ribu UMKM di Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Application Information Will Show Up Here

East Ventures Suntik Pendanaan ke Compawnion, Pengembang Layanan Kesehatan dan Nutrisi Hewan

East Ventures menyuntik pendanaan awal ke Compawnion, startup kesehatan dan nutrisi hewan peliharaan dengan nominal yang dirahasiakan. Dana segar akan dialokasikan untuk meningkatkan distribusi, penelitian, pengembangan, hingga memperluas portofolio produk.

“Seiring dengan perkembangan industri hewan peliharaan, dedikasi Compawnion terhadap kualitas, inovasi, dan kesejahteraan hewan peliharaan tidak tertandingi. Kami percaya Stephanie, Tania, dan Valerie akan membuat terobosan dan menetapkan standar baru pada industri makanan dan kesehatan hewan,” ucap Principal East Ventures Wesley Tay.

Compawnion didirikan pada 2020 oleh Stephani Herman (CEO), Tania Suganda (CMO), dan Valerie Amintohir (CPO) yang juga pemegang sertifikasi Advanced Canine Nutritionist pertama dari Indonesia. Ketiganya mengantongi pengalaman karier di bidang nutrisi anjing, trade marketing, strategi bisnis, dan branding.

“Dengan dukungan dari East Ventures, kami siap untuk memanfaatkan peluang besar pada pasar makanan hewan peliharaan yang berkembang secara pesat di Indonesia. Kami berkomitmen untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada ‘pawrents’ dengan menyediakan makanan yang sehat dan segar untuk hewan peliharaan mereka,” kata Co-Founder & CEO Compawnion Stephani Herman.

Para pendiri menyadari pasar makanan hewan peliharaan di Indonesia meningkatnya sejalan dengan populernya tren humanisasi hewan peliharaan. Pandemi Covid-19 juga ikut memicu peningkatan hewan peliharaan di mana banyak orang yang mencari pendamping peliharaannya selama pembatasan sosial.

Karena hal tersebut, permintaan terhadap produk hewan peliharaan, seperti makanan anjing yang sehat dan segar, ikut naik. Tren ini juga turut mengubah pasar makanannya karena para pemilik kini semakin memerhatikan kesejahteraan peliharaannya.

Compawnion mengawali perjalanannya dengan merilis produk makanan beku untuk anjing dengan brand Pawmeals. Makanan ini telah didistribusikan ke 13 kota di seluruh Indonesia, dan klaimnya telah mencapai pertumbuhan keuntungan lebih dari 10x lipat.

Menyusul kesuksesan Pawmeals, Compawnion kembali merilis brand baru UGO bagi pelanggan yang ingin mencari pilihan makanan anjing harian yang cepat dan sehat. UGO disebut sebagai salah satu pionir makanan anjing yang segar, bebas pengawet, dan tahan lama.

Adapun, Compawnion berkomitmen untuk menciptakan ekosistem hewan peliharaan yang komprehensif. Untuk itu, Compawnion akan memperluas portofolio produknya ke makanan anjing pada 2024. Saat ini, tim Compawnion tengah melakukan penelitian pasar secara mendalam dan melakukan pengembangan produk secara dinamis.

“Kami berkomitmen untuk memberikan standar baru dalam nutrisi hewan peliharaan, karena kami percaya hewan peliharaan kita pantas mendapatkan yang terbaik. Kami menciptakan diet segar yang sehat untuk hewan peliharaan, untuk mempromosikan kehidupan yang lebih sehat dan lebih bahagia bagi mereka.” Tutup Chief Product Officer Valerie Amintohir.

Mengutip survei dari Rakuten Insight Center terhadap 10.442 responden, sebanyak 67% memiliki hewan peliharaan, diikuti 23% tidak memiliki, dan 10% pernah memiliki. Survei ini juga mengungkap 42% pemilik hewan peliharaan menghabiskan pengeluaran lebih dari Rp100 ribu per bulan, lalu 38% menghabiskan Rp100-300 ribu per bulan, dan 14% menghabiskan Rp300-500 ribu per bulan.

Dari total pengeluaran tersebut, sebanyak 88% dialokasikan untuk makanan hewan peliharaan hingga camilan, sekitar 43% untuk barang yang berhubungan dengan kandang, dan 41% untuk produk perawatan dan kebersihan.

Tips Penggalangan Dana di Masa Sekarang dari Kacamata Eksekutif Startup

Penggalangan dana atau fundraising adalah bagian penting dalam perjalanan founder. Namun, aktivitas ini bisa menjadi sebuah tantangan yang rumit, dan sering kali membebani founder itu sendiri. Apalagi, penggalangan dana tak lagi semudah dulu.

Sebut saja proses pitching atau negosiasi persyaratan, yang mana menuntut keuletan dan pola pikir strategis dari para founder. Dari pengalaman ini, founder mengantongi pelajaran berharga yang dapat dimanfaatkan dalam mengambil keputusan bisnis selanjutnya.

DailySocial.id berbincang dengan tiga eksekutif startup yang tengah mengejar dan sudah mencapai profitabilitas tentang lika-liku penggalangan dana, dan menawarkan tips berharga yang dapat membantu calon founder selanjutnya menavigasi industri startup.

Strategi alokasi pendanaan

Sektor P2P Lending mendapat sorotan publik dan regulator sejak beberapa tahun ini. Kredit macet, memburuknya kinerja, hingga isu usang seperti pinjol ilegal, telah menjadi alarm bagi pelaku P2P untuk memperkuat fundamental bisnisnya.

Country Head Modalku Arthur Adisusanto bilang, potensi penyaluran pinjaman masih sangat besar. Sejak 2021, ia mencatat penyaluran pinjaman Grup Modalku, baik Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, terbilang cukup stabil dengan rata-rata pertumbuhan hampir 30% setiap tahunnya.

Namun, di situasi makroekonomi yang tidak menentu ini, pihaknya mengaku fokus mengejar profitabilitas untuk menunjukkan pertumbuhan yang positif. Ia juga berhati-hati mengelola pengeluaran untuk menjaga kesehatan keuangan perusahaan.

Tren Pendanaan Startup 2021-2023 / Sumber: Indonesia’s Startup Handbook 2023

“Kami melihat adanya peningkatan dry powder yang ditahan oleh banyak dana VC dikarenakan valuasi pasar semakin ketat. Di samping itu, di tengah situasi ekonomi global yang menantang saat ini, ekspektasi dari para investor pun mengalami perubahan, di mana banyak investor yang saat ini akan lebih fokus kepada profitabilitas,” ujar Arthur.

Langkah ini turut tercermin dari strategi Grup Modalku mencari pendanaan. Perusahaan menggalang dana dari sejumlah VC untuk pengembangan produk dan jangkauan bisnis. Sementara, debt funding yang diperolehnya baru-baru ini digunakan untuk meningkatkan fasilitas pinjaman untuk UMKM di Asia Tenggara.terutama UMKM yang masih underserved atau underbanked.

Untuk memastikan pinjaman bisa diterima oleh UMKM yang tepat, Modalku menerapkan prinsip responsible lending untuk melakukan penilaian terhadap penerima dana dan kemampuan finansial mereka melunasi pendanaan,

Pencapaian, bukan narasi

Sudah menjadi rahasia umum dulu mudahnya mendapatkan investasi dari VC. Tak sedikit startup yang mudah meyakinkan investor hanya berbekal ide. Setidaknya demikian diungkap oleh Co-Founder Eden Farm David Setyadi Gunawan saat bicara situasi fundraising startup satu dekade lalu.

Hal ini juga tak lepas dari fakta bahwa VC kala itu mengincar investasi di high growth company, dengan menggunakan metrik-metrik familiar, misalnya pendapatan atau GMV. Namun, sejak beberapa tahun terakhir, ada perubahan mindset di mana VC membidik startup yang punya arah profitabilitas yang jelas.

“Dulu, [startup] hanya menggunakan narasi, sedangkan sekarang harus ada clear and proven way, apa saja yang telah dicapai. Kami selalu memakai metrik data dari apa yang telah kami lakukan dan capai–dan terbukti hasilnya,” cerita David.

Itupun, ungkapnya, memakan waktu delapan bulan untuk menutup kesepakatan pendanaan. Berbeda dengan tahun-tahun sebelum pandemi di mana startup dapat menggalang dana jutaan dolar AS dan memperolehnya dalam 1-2 bulan.

“Dulu persaingan VC ketat, siapa saja bisa mudah dapat modal. Kini VC mulai berkurang, dan investor mulai mengobservasi sebelum berinvestasi, apalagi setelah The Fed menaikkan suku bunga hingga 5%.”

Pentingnya due diligence

Melakukan penggalangan dana saat menjadi solo founder tidak mudah bagi Ryan Gondokusumo. Ada 80 VC yang ia jumpai sebelum mengamankan pendanaan dari Asteria Corporation pada 2014. Akunya, saat itu tak banyak opsi dari VC lokal, kebanyakan dari luar negeri.

Selain itu, rata-rata VC yang ia temui kurang tertarik dengan due diligence yang prosesnya kompleks dan panjang. Investor bahkan tidak memahami pasar dalam negeri karena tidak pernah turun ke lapangan. Padahal, ucapnya, proses ini justru sangat penting.

Meski menghabiskan banyak waktu, ia mengaku pengalaman tersebut membantunya untuk menghindari langkah ‘ranjau’ yang berisiko bagi bisnisnya.

“Begitu saya memutuskan ke profitabilitas, apalagi kue pasar [Sribu] tidak sebesar consumer, di situlah VC tidak begitu tertarik. Ini menjelaskan kenapa investor kami adalah korporat karena mereka menuntut profit.”

Pentingnya due diligence dan mencari VC yang memahami pasar / Sumber: Pixabay

Soal pengembangan bisnis, Ryan berpesan agar founder memperbanyak gali informasi di pasar, mengenali apa mereka butuhkan. Hal ini untuk menghindari biaya mahal yang keluar untuk pengembangan produk tanpa tahu pasarnya. “Coba tes pasar dengan secepat dan semurah mungkin. Misanya, Sribu Rekrutmen belum ada produk, tapi kami punya talentanya. Start with servicing, kita tidak coba jual, tetapi ingin tahu appetite dari pasar.”

Bottom line, pastikan ke mana arah bisnis, terutama apabila harus bakar uang. Pasalnya, penggalangan dana tidak akan ada habisnya. Fokus memperkuat fundamental bisnis yang bagus, nantinya investor akan datang sendiri.