AnyMind Group Obtains Series B Funding Worth of 204 Billion Rupiah

Been focusing on technology development, AnyMind Group announced Series B funding worth of $13,4 million (around 204 billion rupiah) from LINE Corporation and Mirai Creation Fund. The existing shareholders, including JAFCO Asia and Dream Incubator, also participated in this round.

AnyMind Group’s COO, Otohiko Kozutsumi, said to DailySocial, this round is to be used for platform development, market growth in the advertising industry, marketing promotion, member acquisitions, and strategic partnership.

“We’re still in discussion of what kind of strategic partnership suitable with LINE Corporation, as the communication platform provider and LINE Messenger app developer, and Mirai Creation Fund.”

Earlier this year, they extend into AnyMind Group leading three companies (AdAsia, TalentMind, and CastinggAsia). Previously in 2017, AdAsia Holdings receives Series A funding worth of $12 million and additional $2.5 million.

Focus on Indonesia’s market

AdAsia Holdings, under AnyMind Group, has been provided many offerings in advertising technology, including solutions such as AdAsia Digital Platform for publishers. They claim to raise more than 12 billion impressions monthly in 800 publishers in Asia through display, native, and video.

“Indonesia’s publishers and advertisers development is getting increased. It’s one of the reasons to be focused on the Asian market, Indonesia in particular,” Kozutsumi said.

Aside from AdAsia, another platform under AnyMind Group that’s available in Indonesia is TalentMind. It’s a human resource’s management platform applying adjustment with artificial intelligence (AI) technology, currently used by more than 150 business in Asia.

The TalentMind platform targeting B2B to facilitate companies in talent recruitment, make use of social media data, CV, and competency. The process, using natural language process (NLP), is claimed to make TalentMind capable to specify relevant candidates for the company.

CastingAsia, focused on micro-influencers, is also claimed to make a significant increase, both total influencers and companies intended to have marketing activities using micro-influencers registered in CastingAsia. In total, CastingAsia has more than 3 thousand influencers worldwide.

“We’ve experienced rapid growth in the past 2.5 years, and are now entering an advanced phase. Among those are to expand market geographically and industry we entered to,” Kosuke Sogo, AnyMind Group’s CEO, said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Akulaku Dapatkan Pendanaan Seri C Senilai 1 Triliun Rupiah

Startup fintech bidang pembiayaan Akulaku mendapatkan pendanaan seri C senilai $70 juta (setara dengan 1,06 triliun Rupiah). Pendanaan ini dipimpin oleh Fanpujinke Group, dengan partisipasi Sequoia India, BlueSky Venture Capital, dan Qiming Venture Capital. Tambahan modal ini akan difokuskan untuk menjajaki model layanan fintech lain dan memperkuat kehadiran Akulaku di pangsa pasar.

Menurut pemaparan Founder & CEO Akulaku Li Wenbo, pasca pendanaan ini akan lebih banyak lagi skenario konsumen yang akan dieksplorasi, misalnya pembayaran di toserba dan layanan pinjaman untuk pedagang kecil. Di samping itu pasca kesuksesannya di Indonesia, Akulaku juga akan mulai fokus memperdalam kehadirannya di Vietnam dan Filipina.

Di Indonesia, Akulaku cukup agresif dalam menjalankan manuver bisnis. Belum lama ini pihaknya meluncurkan inovasi baru dalam peluncuran “Akulaku Pay Offline“. Skema ini memungkinkan pengguna bisa mencicil tagihan di warung atau gerai kovensional. Saat ini baru beroperasi di Jabodetabek dengan 21 ribu merchant terdaftar.

Dari statistik yang ada, Wenbo memaparkan, saat ini aplikasi Akulaku sudah diunduh lebih dari 20 juta kali. Pengguna aktifnya mencapai 13 juta orang dengan transaksi bulanan mencapai 1.5 triliun Rupiah. Kehadirannya untuk menangani konsumen secara online dan offline dinilai dapat meningkatkan capaian bisnis Akulaku.

Bisnis kredit virtual seperti Akulaku bukan satu-satunya di Indonesia. Ada juga Kredivo yang beroperasi, di bawah naungan FinAccel. Model bisnis seperti ini di Indonesia diawasi OJK.

Kemitraan juga menjadi salah satu strategi bisnis yang dilancarkan Akulaku. Di Indonesia, pihaknya sudah bekerja sama khusus dengan beberapa pemain, di antaranya platform marketplace Bukalapak dan pengembang tanda tangan digital PrivyID.

Application Information Will Show Up Here

Grab dan GO-JEK Terus Bersaing, Minggu Ini Diisi Berita Investasi

Persaingan raksasa on-demand regional terus berlanjut. Siapa lagi kalau bukan antara Grab dan GO-JEK. Demi melanjutkan rencana perluasan pangsa, keduanya minggu ini dikabarkan memperoleh pendanaan lanjutan. Grab mendapat $200 juta (setara 3 triliun Rupiah) dari Booking Holdings, perusahaan di balik layanan travel seperti Booking.com, Agoda, dan Priceline.

Sementara itu, rivalnya GO-JEK juga dikabarkan mendapatkan suntikan dana tambahan dari para investor terdahulu. Google, Tencent, dan JD.com menggandakan investasinya hingga membuat valuasi perusahaan melebihi $9 miliar (setara dengan 137 triliun Rupiah). Dengan pendanaan ini persaingan bisnis menjadi semakin sengit, dengan masing-masing perusahaan mendapat dukungan dari layanan besar di Amerika Serikat dan Tiongkok.

Grab dengan target pendanaan $3 miliar

Layanan Grab
Grab berambisi menjadi “supper app” / DailySocial

Awal bulan ini, Grab baru saja mengumumkan perolehan investasi dari Microsoft dalam kerja sama strategis pengembangan produk teknologi. Sebelumnya Toyota juga memimpin pendanaan Grab mencapai $2 miliar – menunjukkan beberapa waktu terakhir perusahaan begitu ambisius dalam mengejar target pendanaan. Memang, sejak awal Grab menargetkan bisa membukukan investasi hingga $3 miliar sebelum tahun 2018 berakhir.

Dengan modal besar, Grab ingin menjadikan platformnya sebagai “super apps”. Tidak lagi sekadar sebagai penyedia layanan transportasi, namun juga memberikan manfaat untuk model bisnis lain, salah satunya melalui GrabPay. Di Indonesia, Grab juga terus menjalin mitra strategis, dengan pemain fintech seperti TrueMoney, Paytren dan OVO; dengan perusahaan iklan seperti StickEarn; hingga dengan online grocery untuk menghadirkan GrabFresh.

GO-JEK dalam ekspansi regionalnya

layanan GO-JEK
GO-JEK degan ambisi ekspansinya / DailySocial

Sementara itu GO-JEK tampak terus fokus melebarkan sayap regional. Setelah sukses dengan Go-Viet, kehadirannya di Singapura juga segera dimulai.

Rencana ekspansi yang hendak digalakkan GO-JEK bukan tanpa halangan. Di Filipina, langkah GO-JEK saat ini tidak berjalan mulus, moratorium aturan on-demand membuat otoritas setempat belum bisa memproses izin operasional GO-JEK. Berkaitan dengan ekspansi, GO-JEK juga terus memperluas kerja sama bisnis – hal ini menjadi salah satu poin pokok yang dipaparkan pihak GO-JEK pasca pendanaan lanjutan, yakni pendalaman aliansi dengan mitra strategis.

Grab vs GO-JEK pasca tutupnya Uber di Asia Tenggara

Setelah operasional Uber di Asia Tenggara diakuisisi Grab, polarisasi layanan –khususnya di Indonesia sebagai pangsa pasar terbesar—mengerucut pada Grab vs GO-JEK. Untuk melihat peralihan konsumen, kami sempat melakukan survei terhadap 1192 pengguna layanan Uber di 22 kota di Indonesia. Sejak layanan Uber berhenti beroperasi, sebanyak 55% responden mengaku beralih ke layanan Grab, sedangkan 45% sisanya ke GO-JEK.

Riset On-Demand
Pertimbangan pengguna dalam memilih layanan on-demand / DailySocial

Dalam laporan survei tersebut diungkapkan mengenai pertimbangan konsumen dalam memilih layanan transportasi on-demand. Berdasarkan jawaban responden, pertimbangan harga masih menjadi faktor utama, diikuti dengan sifat aplikasi yang customer friendly.

 

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Nusantara Technology Terima Pendanaan Seri A yang Dipimpin Alpha JWC Ventures

Nusantara Technology, perusahaan yang memayungi beberapa layanan, seperti Yukepo.com (Yukepo), Keepo.me (Keepo) dan PlayingViral mengamankan pendanaan Seri A yang dipimpin Alpha JWC Ventures dan juga diikuti Insignia Ventures. Dengan pendanaan kali ini, Nusantara Technology akan berusaha menguatkan lini bisnis mereka dan berambisi menjadi perusahaan dengan nilai jutaan dollar.

Generasi millennial saat ini disebut-sebut menjadi pasar yang cukup potensial untuk bisnis digital, termasuk di Indonesia. Untuk bisa mendapatkan pasar tersebut Nusantara Technology memiliki beberapa layanan sebagai ujung tombak. Yukepo, Keepo dan Playing viral memegang peranan masing-masing dalam usaha Nusantara Technology mendapatkan pasar dari generasi millennial.

“Kami mulai dengan Yukepo untuk pembaca wanita dan Keepo untuk pembaca generasi millennial yang lebih umum karena kami melihat potensi besar di pasar Indonesia saat itu. Apa yang membuat kami berbeda dari outlet media lainnya yang menargetkan millennial adalah konten kami. Konten kami lebih baik dan orisinal. Sementara media lainnya menjadikan media sosial sebagai sumber kami membuat konten kami sendiri. Setiap section, politik, gaya hidup, gosip dan lain-lain  memiliki editor, ilustrator dan videografer sendiri untuk membuat konten asli dan bagus untuk artikel. Kami selalu menggunakan data untuk menentukan apa yang diproduksi. Dengan demikian, percaya atau tidak, lalu lintas kita tercapai secara organik,” terang CEO Nusantara Technology Steven Wongsoredjo.

Selain dua media untuk generasi millennial, Nusantara Technology juga memiliki PlayingViral, sebuah layanan SaaS (Software as a Services) yang memiliki fungsi membuat dan mengelola konten marketing interaktif seperti kuis dan survei. Di PlayingViral pengguna bisa meningkatkan engangement konten untuk mengakuisisi lebih banyak pengguna dengan personalisasi dan data-data yang ada. Platform PlayingViral menargetkan kalangan bisnis mulai dari UKM hingga perusahaan besar.

Nusantara Technology memiliki target menjadi perusahaan yang bernilai jutaan dollar melalui tiga layanan unggulan mereka.

“Salah satu visi kami di Alpha JWC Ventures adalah membantu para pendiri Indonesia untuk unggul dalam tahap teknologi global. Kami terkesan oleh visi dan komitmen pendiri [Nusantara Technology] yang berani untuk menciptakan produk global sejak hari pertama. Kami sangat antusias untuk mengambil bagian dari proyek ambisius ini dan akan melakukan apa pun yang kami bisa untuk membuat ini menjadi sukses,” ujar  Co-Founder dan Managing Partner Alpha JWC Ventures Jefrey Joe.

Logistics Service Pakde Receives Seed Funding Worth of 6 Billion Rupiah from TNKapital

A logistics startup, Paket Delivery (Pakde) announced it has obtained seed funding from TNKapital worth of $400,000 (around 6 billion rupiah) this October. Previously, in July 2018, TNKapital became an angel investor for the same company.

TNKapital is a venture capital founded at the end of 2017. It’s focused on making a financial investment, mentorship, networking, publication, and resource allocation. TNKapital’s targets are startups in logistics, application, and system for HR management, administration, convection products, and supply chain.

Founded in 2016, Pakde claims to have significant growth. The peak was marked with the increase of warehouse transaction in May 2018 up to 2015% following the increase of online shopping transaction during Ramadhan. The similar achievement was made in September 2018 through the aggressive client acquisition and warehouse extension in Bandung.

Pakde provides operational service includes inbound, such as stock report and stock management. It also provides warehousing in private owned warehouse and outbound service such as packaging and delivery from client to partners.

“Since January 2018, Pakde has been recorded up to 194% transaction, and it was a positive response for all our partners,” Nicko Batubara, Pakde’s CEO, said.

Currently, Pakde has approximately 15 partners using its service. Aside from SMEs players, the online warehouse solution has been considered by corporates, particularly in health and electronic industries.

The company is said to make an expansion to six cities in Indonesia and two in Southeast Asia. The expansion plan is its main focus for the next funding round.

“Pakde targets to grow 5 times by December 2018 from July 2018,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

AnyMind Group Kantongi Pendanaan Seri B Senilai 204 Miliar Rupiah

Fokus kepada pengembangan teknologi, AnyMind Group mengumumkan perolehan pendanaan Seri B senilai $13,4 juta (sekitar 204 miliar Rupiah) dari LINE Corporation dan Mirai Creation Fund. Pemegang saham yang ada, termasuk JAFCO Asia dan Dream Incubator, juga berpartisipasi dalam pendanaan kali ini.

Kepada DailySocial, COO AnyMind Group Otohiko Kozutsumi mengungkapkan, pendanaan kali ini akan dimanfaatkan untuk mengembangkan platform, menumbuhkan pangsa pasar dalam industri periklanan, kegiatan pemasaran, menambah anggota tim, dan melancarkan kerja sama strategis.

“Kami masih dalam tahap pembicaraan kerja sama strategis apa yang sesuai dengan LINE Corporation, sebagai penyedia platform komunikasi dan pengembangan aplikasi LINE Messenger, dan Mirai Creation Fund.”

Awal tahun ini perusahaan diperluas menjadi AnyMind Group yang saat ini membawahi tiga perusahaan (AdAsia, TalentMind dan CastingAsia). Sebelumnya pada tahun 2017, AdAsia Holdings mendapatkan pendanaan Seri A senilai $12 juta dan tambahan $2,5 juta.

Fokus pada pasar Indonesia

AdAsia Holding, yang berada dibawah AnyMind Group, telah menyediakan berbagai penawaran dalam teknologi periklanan, termasuk solusi seperti AdAsia Digital Platform untuk publisher. AdAsia Holding mengklaim telah menghasilkan lebih dari 12 miliar tayangan bulanan di 800 penerbit di Asia melalui display, native dan video.

“Pertumbuhan publisher dan advertiser di Indonesia sendiri sudah makin meningkat jumlahnya. Hal ini yang yang menjadi alasan bagi kami untuk fokus kepada pasar di Asia, salah satunya di Indonesia,” kata Otohiko.

Selain AdAsia, platform lain yang berada di bawah naungan AnyMind Group dan telah tersedia di Indonesia adalah TalentMind. Platform manajemen sumber daya manusia, yang menerapkan pencocokan dengan teknologi artificial intelligence (AI), saat ini telah digunakan lebih dari 150 bisnis di Asia.

Platform TalentMind yang menyasar B2B ini memberikan kemudahan kepada perusahaan untuk memudahkan pencarian kandidat pegawai, memanfaatkan data dari media sosial, CV, hingga kompetensi. Pengolahan yang memanfaatkan pemrosesan bahasa alami (NLP) diklaim membuat pencarian TalentMind bisa mengerucut kepada kandidat yang relevan untuk perusahaan.

Sementara itu, CastingAsia yang fokus kepada micro-influencers, diklaim juga mengalami peningkatan yang signifikan, baik dari sisi jumlah influencer maupun perusahaan yang ingin melakukan kegiatan pemasaran memanfaatkan mikro influencer yang terdaftar di CastingAsia. Secara keseluruhan saat ini CastingAsia telah memiliki sekitar 3 ribu influencer di seluruh negara.

“Kami telah mengalami pertumbuhan besar dalam waktu 2,5 tahun terakhir, dan saat ini memasuki fase perkembangan ke tingkat berikutnya. Di antaranya memperluas pasar secara geografi dan industri yang kami masuki,” kata CEO AnyMind Group Kosuke Sogo.

Layanan Logistik Pakde Kantongi Pendanaan Awal 6 Miliar Rupiah dari TNKapital

Startup yang bergerak di industri logistik, Paket Delivery (Pakde), mengumumkan perolehan pendanaan awal dari TNKapital senilai $400 ribu (sekitar 6 miliar Rupiah) bulan Oktober ini. Sebelumnya, pada bulan Juli 2018, TNKapital telah menjadi angel investor untuk perusahaan yang sama.

TNKapital merupakan venture capital yang berdiri pada akhir 2017. Fokusnya adalah memberikan investasi finansial, mentorship, networking, publication, dan resource allocation. TNKapital fokus ke startup di sektor logistik, aplikasi dan sistem untuk pengelolaan SDM, pengelolaan administrasi, jasa pembuatan produk konveksi, dan supply chain.

Sejak didirikan tahun 2016 lalu, Pakde mengklaim mengalami pertumbuhan yang signifikan. Puncak pertumbuhannya ditandai dengan kenaikan transaksi gudang di bulan Mei 2018 sebesar 215% terdorong kenaikan transaksi belanja online selama bulan Ramadhan. Prestasi yang sama kembali dicetak pada bulan September 2018 melalui akuisisi klien secara agresif dan penambahan gudang di Bandung.

Pakde menyediakan jasa operasional, mencakup layanan inbound seperti stock report dan stock management. Pakde juga menyediakan layanan warehousing di gudang milik sendiri dan layanan outbound berupa pengemasan dan pengiriman barang ke partner dari klien.

“Sejak Januari 2018, transaksi Pakde sudah mencatat hingga 194%, dan ini merupakan respon yang positif untuk seluruh partner kami,” kata CEO Pakde Nicko Batubara.

Saat ini Pakde telah memiliki sekitar 15 mitra yang memanfaatkan layanan Pakde. Selain pelaku UKM, solusi gudang online yang dihadirkannya juga mulai dilirik korporasi, secara khusus di industri kesehatan dan elektronik.

Perusahaan disebut akan melakukan ekspansi ke enam kota lain di Indonesia dan merambah ke dua kota di Asia Tenggara. Rencana ekspansi tersebut merupakan fokus utama pendanaan di tahapan selanjutnya.

“Pakde menargetkan pertumbuhan mencapai 5 kali liat di bulan Desember 2018 dari bulan Juli 2018,” kata Nicko.

OnlinePajak Secures Series B Funding, Worth of 379 Billion Rupiah

OnlinePajak just announced Series B funding worth of $25 million (around 379.6 billion Rupiah). It was led by Warburg Pincus supported by Global Innovation Fund (GIF) and Endeavor Catalyst. The previous investors, Alpha JWC Ventures, Sequoia India, and Primedge have also participated in this round.

Charles Guinot, OnlinePajak‘s Founder & CEO, said that this funding was a validation of the current business model. Funding will be used for tax compliance revolution with blockchain and artificial intelligence-based technology.

“We plan to accelerate our ability expansion to always help taxpayers. We will transform the easy business in this country by helping companies to prove their productivity, and to support the Directorate General of Taxes to manage state’s taxation,” he added.

Founded in 2015, OnlinePajak displays a web-based integrated app to be used by taxpayers to calculate, deposit, and tax report. It’s intended for personal or institutional use. Previously, OnlinePajak has received Series A funding at the end of 2017 led by Alpha JWC Ventures.

“We believe OnlinePajak has a great potential to grow, not only in helping Indonesia’s business industry to have the more efficient operation but also having an important role for realizing the vision of Indonesian government to expand state tax base,” Warburg Pincus’ Head of Southeast Asia, Jeffrey Perlman, said.

OnlinePajak became the first tax startup which already implemented blockchain technology. Since the launching in 2015, OnlinePajak has been trusted by more than 900,000 users.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

OnlinePajak Dapatkan Pendanaan Seri B Senilai 379 Miliar Rupiah

OnlinePajak mengumumkan baru saja membukukan pendanaan seri B senilai $25 juta (setara dengan 379.6 miliar Rupiah). Pendanaan tersebut dipimpin oleh Warburg Pincus, dengan dukungan Global Innovation Fund (GIF) dan Endeavor Catalyst. Investor OnlinePajak sebelumnya, Alpha JWC Ventures, Sequoia India, dan Primedge juga turut berpartisipasi dalam pendanaan lanjutan ini.

Charles Guinot selaku Founder & CEO OnlinePajak mengatakan bahwa pendanaan ini menjadi validasi model bisnis yang dijalankan. Pendanaan akan difokuskan untuk mewujudkan revolusi kepatuhan pajak dengan teknologi berbasis kecerdasan buatan dan blockchain.

“Kami berencana untuk mempercepat perluasan kemampuan kami untuk terus membantu wajib pajak. Kami akan mentransformasikan kemudahan berbisnis di negara ini, dengan membantu perusahaan dalam meningkatkan produktivitas mereka, dan juga mendukung Direktorat Jenderal Pajak mengelola pajak yang dibutuhkan negara,” ujar Charles.

Didirikan pada 2015, OnlinePajak menghadirkan aplikasi terintegrasi berbasis web yang dapat digunakan oleh wajib pajak untuk melakukan hitung, setor, dan lapor pajak. Aplikasi ditujukan untuk penggunaan pribadi maupun institusi. Sebelumnya, OnlinePajak juga telah berhasil meraih pendanaan Seri A di akhir 2017 dipimpin oleh Alpha JWC Ventures.

“Kami percaya bahwa OnlinePajak memiliki potensi pertumbuhan yang luar biasa, tidak hanya dalam membantu dunia bisnis di Indonesia agar dapat  beroperasi lebih efisien, tetapi juga dalam memainkan peran penting demi mewujudkan visi pemerintah Indonesia untuk memperluas basis pajak negara,” kata Head of Southeast Asia dari Warburg Pincus, Jeffrey Perlman.

OnlinePajak menjadi startup perpajakan pertama yang telah mengimplementasikan teknologi blockchain. Sejak diluncurkan pada 2015, OnlinePajak telah dipercaya lebih dari 900 ribu pengguna.

NaoBun Project Receives Seed Funding From DNC

NaoBun Project, an intellectual property management agency, announced it has received seed funding from Discovery Nusantara Capital (DNC). Funding will be used to collaborate with many creators and develop derivative product lines of their business.

Naobun Project was founded by Bonni Rambatan and Naomi Saddhadhika in May 2016. Its mission is to spread positive messages such as diversity, tolerance and gender equity through pop-culture products. Currently, Naobun Project manages almost forty intellectual property and represents more than twenty creators all around Indonesia and abroad.

“NaoBun Project held a very strong business vision and social mission. We expect this investment will not only create a stronger ecosystem of Indonesia’s creative industry but also help to spread positive messages to the community, especially the younger generation of comic strips, films, music, video games and various other media,” Irene Umar, DNC’s Managing Director, said.

Since the beginning, Naobun Project has collaborated with creators having the same mission. As the manager of the intellectual property, Naobun Project attempt to make a contribution in making Indonesia’s creative industry ecosystem stronger. It’s because of many creative industry players forgot the management aspects. such as legal protection and derivative product planning. In fact, those two ensure the fulfillment of creator’s rights and capable to maintain its products.

Naobun Project, with this funding, has planned collaborations with more creators, acquire new intellectual property, develop derivative products of their business, and explore various creative media such as game and VR (virtual reality). Naobun Project also plans to expand partnership network in academic scope with schools in all over Indonesia.

“We’ll prove the social mission will not limit our work’s appeal. On the contrary, in the current social status, we do believe the positive message we convey is what Indonesia’s people needed right now,” Bonni Rambatan, Naobun Project’s CEO, explained.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian