Grab Aims for Follow on Funding Over 28 Trillion Rupiah

Grab announces follow on funding worth of US$2 billion (around 28.33 trillion Rupiah) to ease the expansion plan in Southeast Asia. It is to be used for investment or acquisition, there should be six companies by this year.

The plan is also part of Series H round, closes at US$6.5 billion. Previously, Grab’s Co-Founder and CEO, Anthony Tan said this round is still open for interested investors.

In March 2019, Grab has just announced US$1.46 billion funding (around Rp20.65 trillion) from SoftBank Vision Fund. In this round, Grab has received US$4.5 billion, fully supported by SoftBank and other investors.

The partnership between Grab and SoftBank is tighter and has reached the next level, which has been going on since 2014.

In the official release, Anthony said he met Masayoshi (SoftBank CEO) last week and provided unlimited support for Grab’s growth. The support, along with other investors, will enable Grab to develop intensely this year in all payment, transportation and food services.

“At the current growth rate, we expect to be four times greater than our closest competitors in Indonesia and throughout Southeast Asia by the end of this year,” he added.

In addition, he also said that he would continue to develop Indonesia’s startups and technology talents through such programs as Grab Ventures Velocity and Thinkubator.

Ming Maa, Grab’s President added, along with the massive transformation, there are opportunities to grow in various services such as health, finance and others. For this reason, Grab will do at least six investments or acquisitions this year.

“Among other major markets, Indonesia have privilege to get this latest investment significantly. It will get us on the right track to be 4x bigger than our closest competitor and remain a leader in the on-demand transportation.”

In a previous press conference, Grab’s business is said to grow rapidly with double revenue in 2018. GrabFood is also in line, it has covered 178 cities in Indonesia, growing from 13 cities at the beginning of last year. GrabFood’s shipping volume increased almost 10 times in the same year.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Grab Incar Pendanaan Tambahan Lebih dari 28 Triliun Rupiah

Grab mengumumkan rencana pendanaan tambahan sebesar US$2 miliar (setara 28,33 triliun Rupiah) untuk melancarkan rencana ekspansinya di Asia Tenggara. Dana tersebut akan dipakai untuk berinvestasi atau akuisisi perusahaan, ditargetkan akan ada enam perusahaan tahun ini.

Rencana tersebut masih merupakan bagian dari putaran seri H yang akan ditutup senilai US$6,5 miliar. Sebelumnya Co-Founder dan CEO Grab Anthony Tan menyatakan pihaknya masih membuka putaran ini untuk investor yang berminat.

Pada Maret 2019, Grab baru saja mengumumkan perolehan dana US$1,46 miliar (setara dengan Rp20,65 triliun) dari SoftBank Vision Fund. Pada putaran H ini, Grab telah mengantongi US$4,5 miliar yang didukung penuh oleh SoftBank dan investor lainnya.

Tentunya kemitraan antara Grab dan SoftBank semakin kuat dan dinyatakan telah mencapai tingkat selanjutnya, yang sebelumnya sudah terjalin sejak 2014.

Dalam pernyataan resminya, Anthony mengatakan dirinya bertemu Masayoshi (CEO SoftBank) minggu lalu dan dia memberikan dukungan yang tidak terbatas untuk pertumbuhan Grab. Dukungan tersebut, bersama dengan investor lainnya, akan memungkinkan Grab untuk berkembang sangat agresif di tahun ini di seluruh layanan pembayaran, transportasi, dan makanan.

“Pada tingkat pertumbuhan kami saat ini, kami berharap dapat menjadi empat kali lebih besar dari pesaing terdekat kami di Indonesia dan di seluruh Asia Tenggara pada akhir tahun ini,” katanya.

Di samping itu, dia juga menyatakan akan terus mengembangkan potensi startup dan talenta teknologi di Indonesia melalui program seperti Grab Ventures Velocity dan Thinkubator.

President Grab Ming Maa menambahkan sejalan dengan transformasi yang luar biasa, ada kesempatan yang sudah terbuka untuk terus tumbuh di berbagai layanan seperti kesehatan, keuangan, dan lainnya. Untuk itu, Grab akan melakukan setidaknya enam investasi atau akuisisi di tahun ini.

“Di antara pasar-pasar utama lainnya, Indonesia khususnya akan mendapatkan investasi terbaru ini secara signifikan. Hal ini akan membuat kami berada di jalur yang tepat untuk menjadi 4x lebih besar dari pesaing terdekat kami dan tetap menjadi pemimpin dalam layanan on-demand transport.”

Dalam konferensi pers sebelumnya, Grab mengklaim bisnisnya berkembang sangat pesat dengan pendapatan lebih dari dua kali lipat pada 2018. GrabFood juga berkembang pesat, wilayahnya telah mencakup di 178 kota di Indonesia tumbuh dari 13 kota pada awal tahun lalu. Volume pengiriman GrabFood meningkat hampir 10 kali lipat di tahun yang sama.

Application Information Will Show Up Here

Rencana Marketplace Pekerja Lepas “Sribulancer” di Tahun 2019

Bertujuan untuk menyeleksi tenaga pekerja lepas (freelancer) terpilih dan berkualitas, Sribulancer platform marketplace pekerja lepas profesional melakukan kurasi terhadap kandidat yang terdaftar. Dari 17 ribu pekerja lepas yang ada sebelumnya, setelah proses kurasi kini Sribulancer hanya mempertahankan sekitar 5 ribu kandidat.

Kepada DailySocial CEO Sribulancer Ryan Gondokusumo mengungkapkan, proses yang dilakukan pada bulan Februari 2019 ini bertujuan untuk menyeleksi freelancer berdasarkan portofolio dan juga kerja sama freelancer dalam melakukan tugasnya. Beberapa tolok ukurnya adalah ketepatan waktu dan ketanggapan respons freelancer saat berkomunikasi, baik dengan tim Sribulancer maupun dengan klien.

“Tujuan utama dari kurasi ini adalah untuk meningkatkan kualitas freelancer yang bergabung dengan kami, sehingga pada akhirnya juga akan meningkatkan kepercayaan klien, baik kepada Sribulancer sebagai penyedia platform, maupun kepada freelancer yang akan melakukan tugas.”

Selain melakukan kurasi tenaga freelancer, Sribulancer juga telah mendapatkan pendanaan dari perusahaan crowdsourcing terbesar di Jepang yaitu Crowdworks.jp pada tahun 2018 lalu. Disinggung apakah tahun ini Sribulancer memiliki rencana untuk melakukan fundraising, Ryan menyebutkan jika sesuai rencana akhir tahun 2019 kegiatan penggalangan dana kembali dilakukan.

Meluncurkan aplikasi

Setelah sebelumnya lebih banyak diakses oleh pengguna melalui situs dan mobile browser, tahun 2019 ini Sribulancer juga memiliki rencana untuk meluncurkan aplikasi. Saat ini masih proses persiapan dan beta version, jika sesuai dengan rencana dalam aplikasi Sribulancer akan segera diluncurkan.

Untuk meningkatkan performa platform, Sribulancer juga dilengkapi dengan beberapa fitur seperti penyaringan untuk memastikan kualitas anggotanya yang terdaftar sebagai pencari kerja. Ada juga fitur review yang memungkinkan perusahaan melihat rekam jejak para freelancer yang melamar pekerjaan di situs ini. Fitur chat room di mana seluruh proses rekrut dilakukan di dalam situs ini dan sistem pembayaran yang dikelola langsung oleh manajemen Sribulancer.

“Tidak hanya itu, bila perusahaan atau klien tidak puas dengan pekerjaan freelancer yang direkrut di situsnya, Sribulancer memberikan jaminan uang kembali (money back guarantee) karena pembayaran akan dipegang oleh Sribulancer terlebih dulu, hingga pekerjaan antara klien dan freelancer selesai. Kategori yang kami tawarkan fokus kepada hal berbau konten seperti jasa penulisan, desain, fotografi dan video,” kata Ryan.

Saat ini Sribulancer mengklaim telah telah membantu 15 ribu lebih klien berbayar. Sribulancer mencatat, kebanyakan lokasi klien berada di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan juga luar negeri seperti Thailand dan Singapura. Klien Sribulancer yang sebelumnya lebih banyak dari latar belakang UKM, sekarang mulai merambah ke perusahaan menengah dan besar dengan bidang beragam yang di antaranya adalah properti, F&B, dan juga perbankan.

“Sementara freelancer kami banyak tersebar di kota Jakarta, Yogyakarta, Bandung dan lainnya. Pekerjaan yang banyak dicari adalah desain dikarenakan melalui Sribulancer, klien mendapatkan variasi desainer yang dapat dipilih dan tentunya dengan beragam desain yang berbeda,” kata Ryan.

Strategi bersaing dengan layanan serupa

Melihat potensi yang masih sangat besar di Indonesia, Sribulancer tidak memiliki rencana untuk melakukan ekspansi ke negara lain. Sribulancer masih ingin tetap fokus di pasar Indonesia karena pasarnya dinilai masih sangat besar dan juga kemungkinan untuk menambah kategori jasa yang dapat ditugaskan kepada freelancer Sribulancer berdasarkan data yang didapatkan dari permintaan pasar.

Sementara itu disinggung tentang strategi Sribulancer agar bisa bersaing dengan layanan serupa yang saat ini makin banyak hadir, Ryan menegaskan sesuai dengan visi Sribulancer yaitu “home of world class freelancers” dengan misi “to change the way people work”. Oleh karena itu Sribulancer fokus kepada penetrasi ke pasar dengan strategi yang memprioritaskan kualitas freelancer melalui kecepatan dan hasil kerjanya.

“Kami telah melakukan kurasi dengan menyeleksi ulang freelancer terdaftar kami. Kami juga tengah meningkatkan kerja sama melalui program cross promotion bersama pihak lain seperti coworking space, event bertema digital, maupun komunitas sosial,” tutup Ryan.

Menemukan Investor yang Tepat Saat Menggalang Dana

Alpha JWC Ventures, perusahaan modal ventura yang fokus pada startup di Indonesia, dalam sebuah event bertajuk “Fundraising, It Ain’t Rocket Science” mengundang Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya, Co-Founder & CEO Kopi Kenangan Edward Tirtanata, dan AVP Corporate Finance Tokopedia Randall Aluwi untuk berbagi tentang poin-poin penggalangan dana bagi startup, khususnya startup pemula.

Tidak hanya soal angka

Penggalangan dana adalah suatu hal yang mendasar bagi perusahaan untuk mengembangkan produk dan bisnis secara keseluruhan. Banyak strategi yang digalakkan startup demi mendapatkan investasi yang tepat.

Menggalang dana tidak hanya berbicara tentang angka, tetapi juga pertimbangan lain, seperti reputasi investor. Hal ini tidak kalah penting dalam pengambilan keputusan. Untuk itu, sebuah startup tidak bisa gegabah dalam mengambil keputusan.

“Semua yang mengharuskan Anda untuk segera menandatangani kesepakatan belum tentu berujung baik. Saat seseorang melakukan investasi terhadap aset, hal itu akan berlangsung selamanya. Anda tidak akan memutuskan sesuatu yang berdampak jangka panjang dalam waktu singkat,” ujar Reynold Wijaya.

Jalan sudah ada, tinggal cara meyakinkannya

Randall Aluwi mengungkapkan bahwa penggalangan dana saat ini relatif lebih mudah jika dibandingkan tahun-tahun awal Tokopedia berdiri.

Fundraising pada tahun 2009 sangat berbeda dengan tahun 2014 ke atas. Pada saat itu belum ada VC dan tantangannya kami harus mendapatkan kepercayaan dan kenyamanan dari para investor, sementara industri digital belum semarak saat ini. Sekarang, jalannya sudah ada, tinggal bagaimana cara meyakinkannya,” ungkapnya.

Mengenai waktu yang tepat untuk penggalangan dana, ia menyebutkan tidak ada waktu yang tidak tepat. Penggalangan dana bisa dilakukan kapan saja.

“Penggalangan dana itu tidak sulit, yang sulit adalah menemukan investor yang tepat, dengan nilai investasi yang sesuai,” ungkap Reynold.

Siap dengan tiga hal fundamental

Persaingan ketat di era digital mengharuskan para pemain industri untuk lebih giat dalam usaha menggalang dana dan menyusun strategi yang tepat untuk bisa membangun bisnis yang berkelanjutan.

Menurut Reynold, dalam menggalang dana tidak perlu takut gagal mendapat investasi. Selama ada tiga hal fundamental: pasar yang baik, tim yang solid, dan didukung dengan data yang valid; investor akan berminat untuk menanamkan modal.

“VC tidak pernah takut kehilangan uang, tetapi mereka takut melewatkan kesepakatan yang bagus,” ujarnya.

Homecare24 Sets an Additional Service and Raise Series A Funding

As the first online app for home and health care services in Indonesia, Homecare24 is having a significant business growth. Start from users (patients) increase, caretaker, and expanding area in Surabaya, Medan, and Makassar.

The lack of appreciation and low standard for caretaker rate in Indonesia has made Theresia Monica Lumban Gaol (Founder & CEO) to create Homecare24.

“In total, there are more than 1300 caretakers registered in Homecare24 while only 300 passed through. In terms of average users, there are 100 per month,” she said to DailySocial.

Additional features

Currently, Homecare24 has strategic partnership with PharmaPlus and Primecare Clinic which already trusted in health industry in order to expand. Homecare24 has owned some caretaking services, such as live in, medical sitter, companionship, medical visit, and physiotherapy at home.

“Pharmaplus becomes our partner for drugs and medical devices, Primecare Clinic is for our patients that requires doctor’s action or hospital referral. Both are our exclusive partners,” she added.

When it only requires visiting without companionship, for infusion attachment, wound treatment, feeding tube treatment, vaccines, and various medical actions; therefore, the required service is medical visit.

The other services are medical sitter, particularly for sick family members in need for medical services, they will be taken care and treated in short duration (without caretaker) stay overnight in 8, 12, and 24 hours.

“We want to provide the best service for Indonesians and its health industry by keep making innovations to solve health industry problems,” she added.

Raising series A funding

Currently, Homecare24 patiens are mostly comes from Jakarta, particularly South Jakarta and West Jakarta. The most treated disease are stroke, diabetes, cancer, and dementia & alzheimer. In order to answer the user’s demand and accelerate business development, in 2019, Homecare24 plans to raise series A funding.

Homecare24 will keep making innovation in health industry by creating various initiatives. One of the latest service is mom and baby spa at home. In addition, they also have commitment to continue other wellness services for public to experience high quality treatment through Homecare24 platform.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Homecare24 Tambah Layanan dan Galang Pendanaan Seri A

Hadir sebagai aplikasi online pertama di Indonesia yang menyediakan jasa home care dan perawat kesehatan, Homecare24 kini telah mengalami perkembangan bisnis yang cukup signifikan. Mulai dari bertambahnya jumlah pengguna (pasien), perawat hingga area layanan yang meluas di Surabaya, Medan dan Makassar.

Masih rendahnya apresiasi dan standar gaji yang diterima perawat di Indonesia saat ini merupakan salah satu alasan untuk Theresia Monica Lumban Gaol (Founder & CEO) untuk mendirikan Homecare24.

“Secara keseluruhan jumlah perawat yang terdaftar di Homecare24 adalah 1300 lebih, sementara yang kita loloskan hanya 300 perawat saja. Untuk jumlah pengguna rata-rata 100 orang per bulannya,” ujar Theresia kepada DailySocial.

Menambah layanan baru

Saat ini Homecare24 juga telah menjalin kemitraan strategis dengan PharmaPlus dan Primecare Clinic yang telah dipercaya di dunia kesehatan untuk melebarkan sayapnya. Homecare24 telah memiliki beberapa layanan perawatan seperti live in, medical sitter, companionship, medical visit hingga fisioterapi langsung ke rumah.

“Pharmaplus menjadi partner kita untuk obat dan alat kesehatan,Primecare Clinic untuk pasien kita yang membutuhkan tindakan dokter atau rujukan ke rumah sakit. Keduanya partner eksklusif kami,” ujar Theresia.

Jika hanya memerlukan tindakan visit tanpa perlu penjagaan, misal hanya untuk tindakan pasang infus, perawatan luka, perawatan selang makan, vaksin, dan berbagai tindakan medis lainnya; maka layanan yang diperlukan adalah medical visit.

Pelayanan lainnya yang telah diluncurkan adalah medical sitter, khusus untuk anggota keluarga yang sakit dan memerlukan tindakan medis, maka akan dirawat dan dijaga dengan durasi singkat tanpa (perawat) menginap dengan pilihan durasi 8, 12, dan 24 jam.

“Kami ingin memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat Indonesia dan dunia kesehatan Indonesia dengan terus berinovasi untuk solving problem industri kesehatan,” lanjut Theresia

Melakukan penggalangan dana seri A

Saat ini Homecare24 mengklaim pasien paling banyak datangnya dari Jakarta, terutama dari Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Jenis penyakit yang diderita paling banyak adalah stroke, diabetes, kanker dan demensia & alzheimer. Untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan mempercepat pertumbuhan bisnis, tahun 2019 ini Homecare24 berencana untuk melakukan penggalangan dana tahapan seri A.

Homecare24 juga akan tetap melanjutkan inovasi di dunia kesehatan dengan mengembangkan berbagai layanan terobosan baru. Salah satu layanan baru yang saat ini sedang dikembangkan Homecare24 yaitu mom and baby spa langsung ke rumah. Selain itu, Homecare24 juga terus berkomitmen untuk melanjutkan pengembangan layanan wellness lainnya agar masyarakat dapat merasakan perawatan berkualitas melalui platform Homecare24.

Application Information Will Show Up Here

PergiUmroh Rencanakan Pembaruan Platform dan Penggalangan Dana

Untuk memudahkan pengguna menikmati di mobile browser, PergiUmroh tengah melakukan revamping tampilan UI/UX di platformnya. Jika sesuai target, tampilan baru PergiUmroh akan selesai sekitar akhir bulan Februari 2019.

Meskipun saat ini dinilai belum terlalu perlu untuk merilis aplikasi, namun ke depannya PergiUmroh berniat untuk meluncurkan aplikasi dengan tambahan fitur yang diharapkan berguna untuk pelanggan sekitar kuartal dua 2019.

“Kita sudah menyewa konsultan untuk mempermudah journey pelanggan saat mengunjungi platform kami. Sementara untuk aplikasi ke depannya akan dilengkapi dengan fitur dan produk menarik untuk yang berhubungan dengan PergiUmroh,” kata COO PergiUmroh Abul A’la Almaujudy.

Saat ini PergiUmroh telah memiliki 21 mitra agen perjalanan dan telah memiliki sekitar 400 paket umroh. Disinggung apakah nantinya PergiUmroh memiliki rencana untuk menghadirkan paket umroh yang bisa dikustomisasi, untuk saat ini belum memiliki niat untuk merilis paket tersebut, menyesuaikan peraturan yang menyebutkan bahwa paket umroh hanya boleh dikeluarkan oleh agen travel.

“Saat ini fokus kita adalah kepada konsumen, untuk itu kita ingin memastikan tampilan platform memudahkan mereka menjelajah hingga melakukan transaksi. Harapannya PergiUmroh bisa menjual lebih banyak paket tahun 2019 ini,” kata CEO PergiUmroh M. Faried Ismunandar.

Menyasar segmen B2B dan rencana penggalangan dana

Sebagai marketplace perjalanan umroh yang didukung oleh teknologi dan mitra agen travel terkurasi, PergiUmroh berambisi untuk menjadi platform digital yang terpercaya dan tentunya bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Bukan hanya mereka yang memiliki rencana untuk melakukan perjalanan umroh, namun juga kalangan “casual muslim” yang selama ini masih belum memiliki wawasan yang cukup terkait dengan umroh.

“Saat ini pelanggan PergiUmroh masih didominasi oleh mereka yang masuk dalam kriteria usia dewasa hingga keluarga. Namun kami juga ingin memperluas pasar menargetkan kalangan milenial untuk mulai memilih perjalanan umroh sebagai bagian dari rencana mereka saat ini juga,” kata CMO PergiUmroh Astari Fitriani.

Untuk memperluas kegiatan pemasaran dan merangkul lebih banyak pengguna, PergiUmroh telah mengeluarkan beberapa promo menarik untuk pengguna. Sementara pendekatan secara online juga dilakukan dengan memperbanyak kegiatan digital marketing, memanfaatkan travel blogger dan masih banyak lagi. Hal ini sengaja dilakukan oleh PergiUmroh untuk memberikan edukasi yang relevan terkait dengan perjalanan umroh kepada masyarakat luas.

Di tahun 2019 ini PergiUmroh juga berencana untuk menyasar segmen B2B, memberikan produk tambahan yang bisa dikostumisasi. Targetnya PergiUmroh akan meluncurkan layanan ini bulan Maret 2019 mendatang. Selain itu PergiUmroh juga akan menambah fitur baru untuk konsumen dan merchant.

Untuk mempercepat bisnis, menambah talenta dan keperluan lainnya, PergiUmroh berencana untuk melakukan penggalangan dana tahun ini tahapan pra seri A. Masih enggan untuk menyebutkan siapa calon investor yang akan terlibat, diharapkan dana segar ini akan bisa didapatkan tahun 2019 ini.

“Hal tersebut yang menjadi fokus kami selama tahun 2019 setelah resmi hadir sejak pertengahan tahun 2018 lalu,” kata Faried.

Rencana Sirclo Luncurkan Produk Baru dan Tambah “Fulfilment Center”

Memasuki tahun 2019, perusahaan teknologi penyedia solusi e-commerce Sirclo berencana untuk meluncurkan produk terbarunya yang diklaim mampu menjembatani kebutuhan klien dari UKM dengan bisnis besar. Setelah sebelumnya merilis Sirclo Store dan Sirclo Commerce, diharapkan produk baru ini bisa meluncur sekitar kuartal kedua 2019.

Secara khusus CEO Sirclo Brian Marshal menyebutkan, saat ini banyak klien Sirclo dari kalangan UKM hanya terbatas menggunakan situs saja, sementara untuk klien yang berasal dari perusahaan besar sudah memanfaatkan layanan end-to-end terpadu dari Sirclo, di dalamnya memiliki teknologi yang mampu menghubungkan mereka dengan marketplace.

“Sebenarnya di dalam end-to-end service tersebut, kami memiliki teknologi yang mampu menghubungkan ke marketplace. Teknologi tersebut awalnya kami gunakan secara in-house. Targetnya dalam waktu dekat kita ingin meluncurkannya sebagai produk terpisah,” kata brian.

Masih dalam proses uji coba, Brian dan tim ingin memastikan produk tersebut sudah siap saat diluncurkan. Nantinya UKM pun bisa memanfaatkan teknologi tersebut dengan mengoperasikan secara independen dengan teknologi yang langsung menghubungkan ke marketplace.

Fokus ke lini bisnis baru

Sejak diluncurkan pertengahan tahun 2018 lalu, Sirclo Store yang merupakan layanan SaaS untuk pembuatan situs toko online yang menyasar bisnis lokal skala kecil dan menengah, telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Di tahun 2019 ini, Sirclo berencana untuk fokus untuk meningkatkan pengalaman pengguna dengan mempermudah tampilan UI/UX.

Selain itu Sirclo juga ingin fokus kepada penggunaan data dengan memaksimalkan penggunaan situs sendiri dari klien untuk bisa lebih mudah mempelajari dan mendapatkan data. Hal tersebut dinilai lebih memberikan manfaat dibandingkan jika memanfaatkan teknologi yang diberikan oleh marketplace yang kebanyakan data secara detail tidak bisa diperoleh oleh klien.

“Itulah yang kemudian menjadi tugas kami sebagai platform untuk bisa memfasilitasi banyak fitur yang bisa mengelola data tersebut untuk klien Sirclo,” kata Brian.

Terkait dengan Sirclo Commerce, di tahun 2019 ini Sirclo masih terus fokus kepada core strength mereka yaitu FMCG. Namun demikian untuk memperluas bisnis, Sirclo berencana untuk menambah lini baru yaitu fesyen. Saat ini Sirclo mengklaim telah memiliki brand fesyen besar seperti Eiger hingga Levi’s.

“Kami juga akan terus mengembangkan teknologi automation. Sesuai dengan latar belakang kami sebagai e-commerce enabler yang mulai dari teknologi bukan logistik seperti yang banyak dilakukan oleh e-commerce hingga e-commerce enabler lainnya,” kata Brian.

Secara keseluruhan Sirclo saat ini telah memiliki sekitar 1000 pelanggan berbayar dan 40 klien yang mewakili sekitar 150 brand. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat. Sirclo juga memiliki ambisi untuk menjadi pemain unggulan di pasar global. Di pasar lokal sendiri Sirclo mengklaim sudah menjadi nomor satu mengalahkan pesaing lainnya di Indonesia.

Melakukan ekspansi fulfilment center

Rencana lain yang juga tengah dijajaki oleh Sirclo adalah menambah jumlah fulfilment center di Indonesia. Saat ini selain di BSD, Sirclo juga telah memiliki gudang di Jakarta Pusat, Yogyakarta hingga Bandung. Selanjutnya Sirclo juga memiliki rencana untuk menambah fulfilment center di kota-kota besar lainnya.

Salah satu alasan mengapa Sirclo fokus untuk menambah jumlah gudang adalah demi memudahkan klien memberikan layanan dan pengiriman barang yang cepat dan tertata dengan baik prosesnya.

“Ke depannya saya melihat tren pengiriman bukan lagi lebih dari 1-2 hari delivery, namun sudah same day delivery memanfaatkan layanan on-demand seperti Go-Jek dan Grab. Di situlah Sirclo bisa membantu proses tersebut menjadi lebih lancar dengan memanfaatkan fulfilment center yang lebih tersebar. Bukan hanya di satu titik, namun titik lainnya yang dinilai memiliki potensi sebagai fulfilment center,” kata Brian.

Disinggung apakah Sirclo berencana untuk kembali melakukan penggalangan dana, Brian mengungkapkan memiliki rencana untuk melakukan fundraising tahun ini. Meskipun enggan untuk menyebutkan siapa investor yang nantinya akan terlibat dalam penggalangan dana tersebut, namun Brian menegaskan saat ini masih dalam proses penjajakan dengan beberapa investor. Sebelumnya Sirclo telah mendapatkan pendanaan Seri B.

“Kami selalu berupaya untuk membina hubungan yang long term dengan investor kami, di antaranya adalah dengan East Ventures dan juga Sinar Mas, mereka selalu mendukung kami di semua tahapan penggalangan dana Sirclo,” kata Brian.

Tips Menggalang Dana untuk Startup Pemula

Saat startup baru didirikan, hal yang menjadi perhatian pendiri startup adalah bagaimana caranya mendapatkan tambahan modal. Modal awal bisa dari kocek sendiri, teman, atau keluarga, tetapi ada masanya ketika perusahaan membutuhkan kapital yang lebih besar dan para pendiri mulai membidik dana dari investor. Investor yang biasanya terlibat di proses pendanaan awal bertipe venture capital (VC).

Tidak mudah bagi sebuah startup untuk bisa langsung mendapatkan tambahan modal. Di sisi lain, pihak investor juga tidak mau sembarangan memilih startup untuk diinvestasi. Ada beberapa poin yang mereka tentukan dan wajib untuk diperhatikan.

Traksi dan pertumbuhan

Salah satu cara mengetahui apakah startup sudah waktunya melakukan penggalangan dana tahapan awal adalah berdasarkan traksi dan pertumbuhan positifnya. Untuk itu pastikan startup telah memiliki traksi, telah memiliki jumlah pengguna yang cukup besar, dan tervalidasi model bisnisnya.

“Menurut kami, saat yang tepat untuk melakukan fundraising adalah pada saat startup itu terbukti menghasilkan traksi yang signifikan pertumbuhannya. Memang jika dilihat dari data permintaan yang masuk ke RenovAsik cukup lumayan yaitu bisa sekitar 5-8 permintaan yang ingin mengajukan renovasi setiap harinya, namun banyak kendala dari klien yang masih menjadi pekerjaan rumah besar kami untuk bisa disolusikan sampai tuntas, sehingga akan lebih banyak project deal yang bisa kami dapatkan,” kata Founder & Chief Strategy Officer RenovAsik Indra Setiawan.

Ketika traksi sudah mulai diperoleh, hindari memberikan informasi yang kurang akurat kepada calon investor. Jangan ditambahkan secara sengaja guna menarik perhatian mereka. Berikan informasi yang benar, sesuai dengan traksi yang memang sudah didapatkan.

Hal ini, menurut Analyst East Ventures Devina Zhang, bisa diketahui secara langsung oleh investor saat proses due diligence, ketika semua data akan dipelajari. Jadi hindari mengembangkan angka-angka karena investor pada akhirnya akan mengetahuinya.

“Jangan pernah memberikan informasi yang tidak benar soal pertumbuhan dan traksi startup. Ceritakan prestasi dan pencapaian yang telah diraih oleh startup. Informasikan juga kegagalan yang telah terjadi, dengan demikian investor mengetahui dengan benar kondisi startup,” kata CMO KoinWorks Jonathan Bryan.

Tentukan dana yang dibutuhkan

Hal lain yang wajib diperhatikan adalah menentukan sejak awal berapa jumlah dana yang dibutuhkan startup untuk mulai menjalankan bisnis. Meskipun banyak startup memulai usaha secara bootstrap, ketika produk mulai berkembang dan traksi sudah cukup besar, tambahan kapital dengan nominal yang besar mungkin diperlukan oleh startup. Untuk itu tentukan berapa jumlah uang yang diperlukan, untuk apa saja dana tersebut digunakan, dan berapa lama dana tersebut bisa disimpan.

VC seperti East Ventures tidak memiliki formula yang pasti untuk kalkulasi pemberian dana dan pembagian saham startup. Semua tergantung dari beberapa faktor, seperti jumlah dana yang diinginkan startup, performa startup, dan proyeksi masa depan. Saham yang kemudian didapatkan perusahaan akan diklaim tergantung kesepakatan dengan startup terkait.

Sementara bagi Venturra Discovery, normal dilution untuk putaran pendanaan awal biasanya akan diambil sekitar 20-25% untuk setiap startup.

“Semuanya memiliki harga, hanya saja berapa harga yang menjadi masalah. Penting untuk memahami harapan [baik dari Anda dan investor]. Jumlahnya harus masuk akal dan menunjukkan nilai pendiri, gagasan, bagaimana Anda dapat menghasilkan uang bagi investor,” kata Co-Founder & Managing Partner Alpha JWC Ventures Jefrey Joe.

Tentukan investor yang tepat

Kehadiran berbagai VC lokal dan asing yang makin bertambah membuat proses penggalangan dana seharusnya lebih mudah. Namun demikian, demi sinergi masa depan yang lebih lancar, pilih investor seperti apa yang memang relevan dengan model bisnis dan tentunya cocok dengan Anda sebagai pendiri startup. Sangat penting untuk melakukan riset, mengumpulkan informasi, hingga melakukan pertemuan secara informal dengan investor yang relevan.

“Pelajari perbedaan-perbedaan dari investor dan coba pahami apa yang mereka inginkan dalam portofolio / investasi mereka. Pahami juga profil individual dari VC yang disasar, terutama GP (General Partners). Temukan kesamaan atau kepentingan bersama antara Anda (dan perusahaan Anda) dan investor yang Anda tuju,” kata Jefrey.

Buatlah daftar investor yang akan ditemui, termasuk rincian sebanyak mungkin tentang investor tertentu (perusahaan, lokasi, dan jumlah investasi). Nantinya akan terlihat investor yang relevan berdasarkan investment size, investment stage, pengalaman di industri perusahaan, begitu juga lingkup geografi mereka.

“Ada banyak cara untuk menjangkau investor, cara terbaik adalah melalui perkenalan dengan seseorang yang diketahui investor. Jika tidak, Anda selalu dapat menjangkau investor melalui situs mereka, atau bahkan Linkedin,” kata Partner Venturra Discovery Raditya Pramana.

Menurut Jefrey, cobalah menjalin perkenalan di awal dengan baik secara langsung. Hindari penggunaan email atau langsung menghubungi melalui telepon.

“VC menerima ratusan proposal / pitch deck setiap bulannya dan salah satu cara terbaik untuk unggul [stand out] di antara tumpukan tersebut adalah dengan cara diperkenalkan oleh orang yang kenal dengan GP atau tim dari VC tersebut. Referral is always a good way to be prioritized.”

Presentasi dan “elevator pitch”

Saat pertemuan sudah dijadwalkan, proses selanjutnya adalah presentasi atau yang biasa disebut dengan “pitching“. Secara umum, Anda akan diminta mempresentasikan materi yang berisi gambaran umum dasar perusahaan (produk, tinjauan industri, ukuran pasar, dan lainnya).

Deck ini akan menjadi buku panduan pendiri startup untuk memandu investor melalui pertemuan pertama, jadi buatlah dek tersebut secara terstruktur, sederhana namun kaya akan detail penting yang ingin Anda tonjolkan.

“Kami sangat percaya akan motto ‘founder first’, yang berarti bahwa pendiri startup yang baik tentunya akan menghasilkan produk yang baik, juga mempertimbangkan potensi pasar. Dengan demikian, pendiri yang memiliki latar belakang dan keahlian yang tepat memiliki poin bonus,” kata Devina.

Penting bagi startup menyiapkan bahan, proposal, hingga materi presentasi saat pitching berlangsung. Menurut Chairman dan Pendiri Gorry Holdings William Susilo, pastikan mempersiapkan pitch deck yang mudah dibaca, termasuk masalah apa yang sedang diselesaikan. Hal-hal utama harus mencakup seberapa mendesak masalah tersebut, ukuran pasar, model bisnis, model pendapatan, produk, alokasi dana, daya tarik dan profil pendiri.

“Persiapkan dengan lengkap traksi bisnis. Pastikan hal tersebut sejalan dengan persyaratan setiap tahap investasi. Misalnya MVP tidak cukup untuk pendanaan Seri A, sementara itu mungkin cukup untuk putaran seed,” kata William.

Menurut Raditya,saat pitching berlangsung sebaiknya pendiri startup tidak bersikap defensif ketika investor mengajukan pertanyaan sulit. Jangan ragu untuk memperlakukan sesi pitching seperti percakapan kasual. Semua pertanyaan yang diajukan investor mengenai perusahaan Anda seharusnya bisa dijawab.

“Walaupun startup Anda baru jalan tiga bulan misalnya, dengan data kami bisa melihat apakah founder mempunyai kemampuan eksekusi bisnis yang mumpuni. Banyak juga hal lain juga yang harus diperhatikan, seperti kemampuan founder, market size, product building capability, executional capability, dan lainnya,” kata Raditya.

Eatigo Resmi Meluncur di Indonesia, Hadirkan Platform Pemesanan Restoran

Platform pemesanan restoran asal Thailand, Eatigo, hari ini (22/1) meresmikan kehadirannya di Indonesia. Sebelumnya Eatigo telah hadir di 6 negara yaitu Hong Kong, Singapura, Thailand, Malaysia, India dan Filipina. Dipilihnya Indonesia sebagai negara ketujuh karena adanya kemiripan kultur masyarakat Indonesia dengan Malaysia dan Thailand — mulai banyak menggunakan aplikasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga gaya hidup.

Bantu restoran tingkatkan performa saat “low hour”

Eatigo menawarkan sistem reservasi dengan diskon hingga 50% di restoran terpilih. Dalam debut awalnya, Eatigo sudah bermitra dengan 250 restoran di Jabodetabek. Secara khusus Eatigo ingin membantu restoran meningkatkan performa mereka saat low hour, yang biasanya terjadi usai jam makan siang atau saat makan malam saja (biasa disebut peak hour).

“Konsep kita terbilang unik. Hanya restoran terpilih yang bersedia memberikan diskon kepada pengguna kami yang bisa bergabung menjadi merchant Eatigo,” kata Co-founder & Group CEO Eatigo Michael Cluzel.

Model ini sengaja dilancarkan demi menjamin hanya restoran populer saja yang bisa menjadi merchant Eatigo. Sejauh ini Eatigo tidak memiliki rencana untuk merekrut banyak restoran secara masif seperti yang dilakukan oleh layanan serupa.

“Proses kurasi restoran kita manfaatkan dari ulasan yang banyak beredar di platform restaurant review seperti TripAdvisor dan lainnya. Jika restoran tersebut memiliki rating yang baik, cukup populer dan banyak dicari oleh pengguna, akan kami pilih untuk bergabung dengan Eatigo,” kata Michael.

Untuk pemberian diskon sendiri, Eatigo memanfaatkan manajemen hasil (yield management) melalui diskon berbasis waktu. Eatigo membantu restoran mengubah permintaan dan membentuk traffic pengunjung dengan cara memaksimalkan kapasitas dan profitabilitas mereka.

Eatigo mengambil komisi sekitar 10% dari setiap transaksi yang terjadi memanfaatkan platform. Semua restoran yang tampil di aplikasi berdasarkan rekomendasi dan pilihan dari pengguna. Sejauh ini tidak ada iklan yang ditampilkan.

“Fokus kami adalah memanfaatkan low hour yang kerap terjadi di restoran dan meningkatkan keuntungan mereka hingga 30%. Dengan teknologi yang dimiliki, pemilik restoran bisa memonitor pemesanan sebelum dilakukan oleh pengguna di dashboard mereka,” kata Michael.

Investasi Eatigo untuk Indonesia

Didirikan pada tahun 2013, Eatigo saat ini telah membukukan lebih dari dua juta reservasi di 5 ribu restoran di Asia Tenggara. Eatigo juga telah mendapatkan total pendanaan seri C senilai $25,5 juta pada pertengahan tahun 2018 lalu, salah satunya dari TripAdvisor.

Investasi yang digelontorkan Eatigo di setiap kota basis ekspansi akan didasarkan pada pertumbuhan layanan. Untuk saat ini Eatigo masih fokus di Jabodetabek, namun jika memang ada demand dan pertumbuhan yang menjanjikan di kota lain, bukan tidak mungkin Eatigo akan memperluas jangkauan di luar Jabodetabek.

“Konsep ini bisa dibilang hanya dimiliki oleh Eatigo, memastikan pengguna bisa dapatkan diskon jika melakukan reservasi di Eatigo. Fokus kami saat ini juga penggunaan di aplikasi yang mencapai hingga 80% reservasi di aplikasi Eatigo,” kata Michael.

Sebelumnya Qraved yang telah meluncur di Indonesia lebih dulu juga menawarkan layanan pemesanan restoran. Namun saat ini Qraved sudah bertransformasi menjadi lifestyle app. Sementara Zomato yang masih cukup eksis dengan layanan dan platformnya sebagai restaurant review dan rekomendasi, juga mulai memberikan diskon di restoran terpilih melalui aplikasi.

Application Information Will Show Up Here