Bank Jago to Expand Business in 2022, Advancing Integration with Gojek

Following its strategic partnership with Gojek, PT Bank Jago Tbk (IDX: ARTO) will continue the integration of its second service ecosystem in 2022. A series of use cases have been prepared, such as the GoPay and Jago e-KYC processes and payment for merchant transactions from Kantong Jago via GoPay.

As stated by Bank Jago’s President Director, Karim Siregar, currently his team is preparing to launch GoPay integration as one of the Kantong in the Jago application. Kantong GoPay is estimated to be coming soon.

Karim is reluctant to elaborate on this integration plan with Gojek after the merger with Tokopedia (GoTo). However, he ensured that he would continue to develop the Jago application in order to serve the retail, MSME, and mass market segments.

Rencana sinergi dengan Gojek / Bank Jago
Synergy plans with Gojek / Bank Jago

“This year we are focusing on strengthening the product and user foundations. The number of Bank Jago users is now close to 700 thousand,” he said during Bank Jago’s business presentation, Thursday (28/10). The Bank Jago application has been downloaded more than 1 million on Android devices.

In general note, Gojek Group through GoPay (PT Dompet Anak Karya Bangsa) grabs 22% of Bank Jago’s shares. After the GoTo merger, Bank Jago is exploring wider synergies as it enters the large ecosystem of services owned by Gojek and Tokopedia.

Digital sharia and payment partnership

In other plans, Bank Jago also targets digital sharia services to be available in the Jago application in the first quarter of 2022. Currently, the Sharia Business Unit has started its operation, just waiting for the realization of digital services. His team is waiting for permission from the Financial Services Authority (OJK).

“Sharia and conventional [financial] services are always identified differently, even though they are not. Moreover, there are no fully digital Islamic financial services in Indonesia,” he added.

Jago Syariah will offer digital financial solutions that focus on customer life (life centric) by optimizing the latest technology, equivalent to conventional Jago applications.

Referring to data from the Financial Services Authority (OJK), the market share of Islamic banks was only 6.33% as of October 2020. The increase was not too significant compared to the market share in 2017 which was only 5%.

Furthermore, Bank Jago also plans to strengthen the digital ecosystem by encouraging service partnerships, especially for lending. In total, Bank Jago has collaborated with 19 partners from various verticals, ranging from e-commerce, lending, and investment.

Currently, all of Bank Jago’s financing is being channeled through a loan channeling model with third parties, either through financial service companies or P2P lending platforms.

Bank Jago service ecosystem / Source: Bank Jago

“Banks live on interest, therefore, we should not focus on transactional [products], but also on credit or financing,” he said.

Based on the third quarter 2021 financial report, Bank Jago has disbursed Rp3,727 trillion, an increase of 502% from the same period last year which amounted to Rp619 billion. Most of these loans are distributed through loan channeling.

In a previous interview, Karim had revealed that he would target MSMEs as the target market for financing. In 2020, the number of MSME players in Indonesia is estimated to reach more than 65 million which recorded to contribute more than 50% of Indonesia’s GDP, and absorb 97% of the active work budget in Indonesia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Bank Jago Siap Ekspansi Bisnis di 2022, Lanjutkan Integrasi dengan Gojek

Menyusul kemitraan strategisnya dengan Gojek, PT Bank Jago Tbk (IDX: ARTO) akan melanjutkan integrasi ekosistem layanan keduanya di 2022. Sejumlah use case telah dipersiapkan, seperti proses e-KYC GoPay dan Jago hingga pembayaran transaksi merchant dari Kantong Jago melalui GoPay.

Disampaikan Presiden Direktur Bank Jago Karim Siregar, saat ini pihaknya tengah menyiapkan peluncuran integrasi GoPay sebagai salah satu Kantong di aplikasi Jago. Kantong GoPay diestimasi segera hadir dalam waktu dekat.

Karim enggan mengelaborasi terkait rencana integrasinya dengan Gojek pasca-merger dengan Tokopedia (GoTo). Kendati begitu, ia memastikan terus akan melanjutkan pengembangan aplikasi Jago agar dapat melayani segmen ritel, UMKM, dan mass market.

Rencana sinergi dengan Gojek / Bank Jago
Rencana sinergi dengan Gojek / Bank Jago

“Tahun ini kami fokus memperkuat fondasi produk dan pengguna. Jumlah pengguna Bank Jago sekarang close to 700 ribu,” ungkapnya saat paparan bisnis Bank Jago, Kamis (28/10). Aplikasi Bank Jago tercatat telah diunduh lebih dari 1 juta di perangkat Android.

Sebagaimana diketahui, Gojek Group melalui GoPay (PT Dompet Anak Karya Bangsa) mencaplok 22% saham Bank Jago. Setelah aksi merger GoTo, Bank Jago tengah mengeksplorasi sinerginya lebih luas karena masuk ke ekosistem besar layanan milik Gojek dan Tokopedia.

Syariah digital dan kemitraan pembiayaan

Pada rencana lainnya, Bank Jago juga menargetkan layanan syariah digital tersedia di dalam aplikasi Jago pada kuartal pertama 2022. Saat ini, Unit Usaha Syariah sudah beroperasi, tinggal menunggu realisasi layanan digitalnya saja. Pihaknya tengah menanti izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Layanan [keuangan] syariah dan konvensional selalu diidentikkan berbeda, padahal sebetulnya tidak. Lagi pula, belum ada layanan keuangan syariah yang sudah fully digital di Indonesia,” tambahnya.

Jago Syariah akan menawarkan solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan nasabah (life centric) dengan mengoptimalkan teknologi terkini, setara dengan aplikasi Jago konvensional.

Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pangsa pasar bank syariah hanya 6,33% per Oktober 2020. Kenaikannya tidak terlalu signifikan dibandingkan pangsa pasar di 2017 yang cuma 5%.

Lebih lanjut, Bank Jago juga berencana memperkuat ekosistem digital dengan mendorong kemitraan layanan, terutama untuk pembiayaan (lending). Secara total, Bank Jago telah bekerja sama dengan 19 mitra dari berbagai vertikal, mulai dari e-commerce, lending, dan investment.

Saat ini, seluruh pembiayaan Bank Jago masih disalurkan melalui model loan channeling dengan pihak ketiga, baik melalui perusahaan jasa keuangan maupun platform P2P lending.

Ekosistem layanan Bank Jago / Sumber: Bank Jago

“Bank itu hidupnya dari pendapatan bunga, maka itu kita jangan fokus ke [produk] yang sifatnya transaksional saja, tetapi juga ke kredit atau pembiayaan,” tuturnya.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal ketiga 2021, Bank Jago telah menyalurkan sebesar Rp3.727 triliun atau naik 502% dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp619 miliar. Sebagian besar kredit ini disalurkan lewat skema loan channeling

Dalam wawancara terdahulu, Karim sempat mengungkap akan membidik UMKM sebagai target pasar pembiayaan. Di 2020, jumlah pelaku UMKM di Indonesia diperkirakan mencapai lebih dari 65 juta yang tercatat berkontribusi lebih dari 50% terhadap PDB Indonesia, dan menyerap sebesar 97% dari anggaran kerja aktif di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

GoTo Financial, Bagian dari Grup GoTo, Pulihkan Ekonomi Lewat Digitalisasi Sektor UMKM

Sejak pandemi bergulir, pemulihan ekonomi secara menyeluruh menjadi agenda nasional, terutama lewat pemberdayaan sektor UMKM. Menurut survei yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI), sebanyak 87.5% UMKM Indonesia terdampak pandemi, dengan salah satu aspek yang paling terdampak yakni dari sisi pendapatan dan laba. Teknologi diyakini memiliki peran esensial dalam membantu pemulihan sektor UMKM. Penerapan transformasi digital yang menyeluruh, bagi para pelaku bisnis UMKM tidak hanya menjadi fokus pemerintah, tapi juga sektor swasta seperti GoTo Financial.

GoTo Financial merupakan grup teknologi bagian dari GoTo, yang memiliki layanan untuk mendukung aktivitas keuangan masyarakat melalui GoPay dan GoPaylater, serta menyediakan solusi bisnis untuk pelaku usaha mulai dari UMKM sampai dengan perusahaan besar. Solusi bisnis ini meliputi Midtrans (payment gateway terkemuka), Moka dan GoBiz Plus (jaringan point of sales terbesar di Indonesia), hingga platform GoBiz dan Selly yang dapat meningkatkan efisiensi usaha online.

GoTo Financial mendorong pengadopsian teknologi lewat pembayaran dan solusi digital bagi mitra usahanya. Selain membantu pelaku UMKM untuk dapat menerima pembayaran di ranah online, melalui salah satu produk bisnisnya yakni Midtrans, GoTo Financial juga mendorong pertumbuhan optimal bagi berbagai macam lini usaha, mulai dari kecantikan, kriya, fesyen, jasa bengkel, hingga pedagang eceran.

Kisah Batik Nayara bertahan di pandemi lewat transformasi digital

Sebelum pandemi tiba, Batik Nayara merupakan salah satu pelaku bisnis UMKM yang bergerak di bisnis ritel. Tatkala pandemi menerjang, usaha yang digawangi oleh Andrina merasakan dampak negatif yang berpengaruh pada omzet dan juga laba. Namun, di balik kesulitan yang ada, Andrina dan segenap tim mencoba mencari peluang melalui pengadopsian teknologi dengan melakukan inovasi produk. Selain itu, Andrina juga mengaktivasi dan menggencarkan kanal penjualan online melalui website, yang diperkuat dengan sistem payment gateway dari Midtrans yang merupakan bagian dari GoTo Financial.

“Tantangan yang kami hadapi saat ini adalah berusaha tetap kompetitif dan inovatif dalam berkarya sesuai dengan kebutuhan market, salah satunya dengan adaptasi ke era digital. Selain berinovasi dengan lini produk kami dengan membuat homewear hingga APD, kami juga bekerja sama dengan Midtrans sebagai payment gateway untuk mempermudah proses pembayaran konsumen di website,” ujar Andrina.

Midtrans menyediakan layanan pemrosesan pembayaran online agar pelaku usaha dapat menerima lebih dari 20 jenis pembayaran non-tunai. Fitur lain yang tak kalah menarik dari Midtrans yakni ‘Payment Link’ juga disediakan untuk membantu online seller dan juga toko offline membuka fasilitas pembayaran non-tunai yang bisa dilakukan via aplikasi pesan instan maupun email.

Andrina menambahkan, sejak bergabung bersama Midtrans di masa pandemi, omzet Batik Nayara justru meningkat hingga 10 kali lipat, dengan fokus perusahaan yang juga terjaga tatkala solusi pembayaran digital diakuinya mampu memangkas tingkat efisiensi operasional.

“Dengan kemudahan pembayaran pada website online Nayara yang sudah menggunakan teknologi dari Midtrans, konfirmasi pembayaran dapat dilakukan secara otomatis sehingga tim Nayara dapat lebih fokus pada penyusunan strategi bisnis jangka panjang untuk mendorong penjualan di masa pandemi,” tambahnya.

Riset LD-FEB UI: GoTo Financial dukung pemulihan ekonomi dan inklusi keuangan

Dalam riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD-FEB UI) yang berjudul “Peran GoTo Financial terhadap Inklusi Keuangan Indonesia Tahun 2021”, platform GoTo Financial dianggap mampu memberikan dukungan akselerasi pemulihan ekonomi melalui layanan keuangan dan solusi bisnis yang komprehensif. Selain itu, Riset LD-FEB UI juga mengemukakan beberapa temuan menarik terkait peran GoTo Finansial dalam menjadi gerbang akselerasi inklusi keuangan, terutama dalam mendukung pemulihan ekonomi.

Riset LD-FEB UI juga mengemukakan temuan terkait peran GoTo Finansial dalam menjadi gerbang akselerasi inklusi keuangan. Selain itu, riset juga menjabarkan dampak ekosistem GoTo Financial secara keseluruhan dalam membantu UMKM untuk tidak hanya bertahan, namun juga meraih pertumbuhan saat pandemi. Ini termasuk peningkatan omzet dan juga peningkatan efisiensi operasional.

Omzet mitra UMKM GoTo Financial di akhir tahun ini diperkirakan akan meningkat 37%. Peningkatan pendapatan ini membuat tersebut membuat kontribusi ekonomi ekosistem digital Gojek dan GoTo Financial diperkirakan menjadi 1,6% dari PDB Indonesia, atau sekitar Rp 249 triliun di tahun 2021.

Ekosistem GoTo Financial yang terdiri dari berbagai macam produk dan layanan, seperti; GoPay, GoPayLater, Gobiz Plus, GoStore, Midtrans, Moka, Selly, dan juga Mapan. Dalam riset tersebut, mayoritas pelaku UMKM (60%) menggunakan GoPay sebagai metode layanan pembayaran digital pertama yang digunakan di bisnisnya. Selain itu, hampir setengah (49%) merchant UMKM mengaku bahwa platform GoTo Financial menjadi platform digital yang pertama kali mereka adaptasi untuk menjalankan usahanya secara online.

Pandemi juga mengakibatkan pergeseran interaksi dan juga pola perilaku belanja masyarakat. Kondisi itu kian menegaskan transformasi digital penting adanya – terutama bagi pebisnis pemula. dikatakan, 3 dari 10 merchant GoTo Financial merupakan pebisnis pemula yang justru baru memulai usaha saat pandemi tiba. Riset tersebut juga membuktikan bahwa 4 dari 5 mitra UMKM GoTo Financial justru terdorong melakukan ekspansi usaha setelah menggunakan layanan GoTo Financial, meski situasi dan iklim ekonomi masih rentan dengan ketidakpastian.

Digitalisasi masih disepakati menjadi kunci utama dalam membantu pertumbuhan sektor UMKM. Dalam hal ini, inovasi dari entitas teknologi seperti GoTo Financial juga berperan penting dalam mewujudkan perekonomian bangsa yang kian kokoh, salah satunya lewat digitalisasi sektor UMKM. Tidak hanya berhenti di sini, menarik untuk dinanti inovasi lain dari berbagai pemain di industri teknologi yang harapannya juga dapat mempercepat pemulihan dan penguatan ekonomi nasional.

Artikel ini didukung oleh Midtrans.

Approaching the IPO Moment, GoTo’s Valuation to Reach 403 Trillion

Last week (20/10) the decacorn GoTo Group announced a strategic cooperation agreement with the Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) subsidiary. As a follow-up, ADIA led the fundraising for GoTo’s pre-IPO worth $400 million or equivalent to IDR 5.6 trillion. This funding is estimated to boost the company’s valuation to $28.5 billion or equivalent to IDR 403.7 trillion – according to Reuters‘ sources.

This value increased significantly compared to the previous estimated valuation of $18 billion, by combining each company’s valuations as they were doing separate fundraising. Today’s situatuion is estimated to bring GoTo’s value to more than $30 billion in the lead-up to its IPO, with the public investment climate gains its best momentum.

“We are proud to welcome ADIA as the company’s newest investor and the first in our pre-IPO fundraising, as we prepare the business for exponential growth for years to come. This kind of support underscores our belief that Indonesia and Southeast Asia will be the next big destination for technology investment,” GoTo Group’s CEO, Andre Soelistyo said.

He said, GoTo has generated more than 1.8 billion transactions in 2020 with a total GTV of more than $22 billion. In the company’s ecosystem, there are more than 11 million partners, with the majority being MSMEs and more than 2 million driver-partners.

Fluktuation before IPO

Although it has not been officially announced, the GoTo IPO plan is predicted to be finalized in early 2022. Sources say that the go-public process will start at the local exchange (IDX), followed by New York.

“The IPO is one of our strategies to support the company’s sustainable growth. What we can ensure is that GoTo will always comply with all applicable regulations in carrying out every corporate action,” a company representative said to DailySocial.id.

The success of Bukalapak’s IPO at IDX and Grab’s previously announced plan to go public via SPAC become the benchmarks for ‘success’ to the next unicorn that will enter the stock market. Grab’s plan was delayed from the schedule, the SPAC agreement was targeted to complete in mid-2021. It is actually due to the request for a financial audit from the local exchange authority. The company is targeting a valuation of nearly $40 million just before going public.

The startup path to the stock exchange is being tested with various uncertainties. Including the declining interest in public offerings through SPAC – as it was too blatant. In 2021, there will be a lot of SPAC transactions on the NASDAQ, which will have an effect on the decline in the selling price of shares to below the expected nominal value. According to EY data, as of H1 2021 there were 634 successful SPAC transactions, a new record on the local stock exchange.

Previously, rumor has it that Traveloka would make a deal with Bridgetown Holdings Ltd. for SPAC. However, as we’ve recently informed, Traveloka’s board of directors decided not to proceed with this step. The company is likely to explore the traditional IPO process, remaining on US exchanges, according to Bloomberg sources.

On the other hand, Bukalapak’s corporate action in August 2021 also illustrates the good enthusiasm of local investors in welcoming local unicorns to the stock market.

Gojek-Tokopedia synergy

The GoTo Group continues to strive to accelerate its business pace, especially by combining the capability of Gojek and Tokopedia. Several initiatives were recently announced, such as setting Gopay and Gopaylater as the main payment options on Tokopedia.

“In addition, the synergies embodied in the GoTo ecosystem include cross-selling and upselling, a wider hyperlocal delivery network, the largest digital payment ecosystem and financial technology, as well as promotions and loyalty programs to expand users,” GoTo’s Corporate Affairs Nila Marita added.

Synergy is also designed to expand opportunities for Gojek driver partners to earn additional income, among others, realized through a number of Gojek and Tokopedia collaboration programs such as Indonesia Shopping Time (WIB). Driver partners have the opportunity to be able to send more orders from Tokopedia consumers.

“This business synergy also opens up great opportunities for GoTo to expand in several lines, such as daily necessities (grocery), fast-moving consumer goods (FMCG), and logistics,” Nila said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Menjelang IPO, Valuasi GoTo Ditaksirkan Capai 403 Triliun Rupiah

Pekan lalu (20/10) decacorn GoTo Group mengumumkan peresmian perjanjian kerja sama strategis dengan anak usaha Abu Dhabi Investment Authority (ADIA). Sebagai tindak lanjut, ADIA memimpin penggalangan dana pra-IPO GoTo senilai $400 juta atau setara Rp5,6 triliun Rupiah. Pendanaan ini ditaksirkan mendongkrak valuasi perusahaan di angka $28,5 miliar atau setara Rp403,7 triliun Rupiah – menurut sumber yang menyampaikan pada Reuters.

Nilai ini meningkat derastis dibandingkan prakiraan valuasi sebelumnya di angka $18 miliar, dengan menggabungkan masing-masing valuasi perusahaan yang saat itu masih melakukan penggalangan dana secara terpisah. Kondisi yang ada sekarang juga ditaksirkan dapat membawa nilai GoTo melebihi $30 miliar pada waktu menjelang IPO-nya nantinya, jika iklim investasi publik mendapatkan momentum terbaiknya.

“Kami bangga menyambut ADIA sebagai investor terbaru di perusahaan dan yang pertama dalam penggalangan dana pra-IPO kami, selagi kami menyiapkan bisnis untuk pertumbuhan eksponensial untuk tahun-tahun mendatang. Dukungan dengan skala seperti ini menegaskan keyakinan kami bahwa Indonesia dan Asia Tenggara akan menjadi tujuan besar selanjutnya untuk investasi teknologi,” sambut CEO GoTo Group Andre Soelistyo.

Dalam pemaparan yang disampaikan, GoTo telah menghasilkan lebih dari 1,8 miliar transaksi pada 2020 dengan total GTV lebih dari $22 miliar. Dalam ekosistem perusahaan, tercatat lebih dari 11 juta mitra dengan mayoritas berskala UMKM dan lebih dari 2 juta armada mitra pengemudi.

Fluktuasi menjelang IPO

Kendati belum disampaikan secara resmi, rencana IPO GoTo digadang-gadang akan dilaksanakan pada awal tahun 2022. Sumber mengatakan, proses go-public akan dimulai di bursa lokal terlebih dulu (IDX), diikuti ke New York.

“IPO menjadi salah satu strategi kami untuk mendukung pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan. Yang dapat kami pastikan adalah GoTo akan selalu mematuhi seluruh regulasi yang berlaku dalam menjalankan tiap aksi korporasi,” ujar perwakilan perusahaan kepada DailySocial.id.

Kesuksesan IPO Bukalapak di IDX dan rencana go-public Grab via SPAC yang telah diumumkan sebelumnya sebenarnya menjadi tolok ukur sendiri untuk ‘kesuksesan’ bagi unicorn berikutnya yang akan melenggang ke pasar saham. Rencana Grab sendiri mundur dari jadwal, target awalnya kesepakatan SPAC rampung di pertengahan 2021. Alasannya ada permintaan audit keuangan dari otoritas bursa setempat. Perusahaan menargetkan valuasi hampir $40 juta sesaat sebelum melantai.

Jalan startup menuju bursa memang tengah diuji dengan berbagai ketidakpastian. Termasuk merosotnya minat penawaran umum lewat SPAC – karena terlalu riuh. Tahun 2021 ini terjadi banyak transaksi SPAC di NASDAQ, sehingga berpengaruh pada penurunan harga jual saham hingga di bawah nominal nilai yang diharapkan. Menurut data EY, per H1 2021 terdapat 634 transaksi SPAC yang berhasil dijalankan, menjadi rekor baru di bursa saham setempat.

Sebelumnya berhembus kabar unicorn Traveloka akan membuat kesepakatan dengan Bridgetown Holdings Ltd. untuk SPAC. Namun baru-baru ini, tersiar informasi bahwa dewan direksi Traveloka memutuskan untuk tidak melanjutkan langkah tersebut. Perusahaan kemungkinan akan menjajaki proses IPO tradisional, tetap di bursa AS, menurut sumber Bloomberg.

Di sisi lain, aksi korporasi Bukalapak pada Agustus 2021 lalu juga memberikan gambaran tentang antusias yang cukup baik oleh investor lokal dalam menyambut unicorn lokal di pasar saham.

Sinergi Gojek-Tokopedia

Percepatan laju bisnis juga terus diupayakan oleh GoTo Group, utamanya dengan menggabungkan kekuatan yang dimiliki oleh Gojek maupun Tokopedia. Beberapa inisiatif baru-baru ini diumumkan, seperti menjadikan Gopay dan Gopaylater sebagai gerbang pembayaran utama di Tokopedia.

“Selain itu sinergi yang diwujudkan dalam ekosistem GoTo di antaranya adalah penjualan silang antar-platform (cross-selling) dan upselling, jaringan pengiriman hyperlocal yang lebih luas, ekosistem pembayaran digital, dan teknologi finansial terbesar, serta promosi dan program loyalitas untuk pengguna yang diperluas,” imbuh Corporate Affairs GoTo Nila Marita.

Sinergi juga didesain agar dapat memperluas peluang bagi mitra driver Gojek untuk memperoleh tambahan penghasilan, antara lain diwujudkan dengan sejumlah program kolaborasi Gojek dan Tokopedia seperti Waktu Indonesia Belanja (WIB). Mitra driver berkesempatan untuk dapat mengirimkan lebih banyak pesanan dari konsumen Tokopedia.

“Sinergi bisnis ini juga membuka kesempatan besar bagi GoTo untuk berekspansi di beberapa lini, seperti kebutuhan sehari-hari (grocery), fast-moving consumer goods (FMCG), dan logistik,” tutup Nila.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Perkuat Sinergi GoTo, GoPay Jadi Opsi Pembayaran Utama di Tokopedia

Sebagai bentuk integrasi bisnis GoTo, GoPay menjadi layanan berikutnya yang hadir di aplikasi Tokopedia sebagai salah satu pilihan pembayaran instan. Ikon GoPay tertera di laman utama aplikasi bagian kiri atas, yang sebelumnya ditempati oleh OVO.

Sebelum GoPay hadir, pada Agustus kemarin, Gojek telah lebih dulu memboyong GoPayLater ke aplikasi Tokopedia. Pengguna dapat memanfaatkan limit yang diperoleh untuk berbelanja di Tokopedia.

Dalam keterangan resmi, CMO GoPay Fibriyani Elastria mengatakan. kehadiran GoPay di Tokopedia merupakan perluasan manfaat bagi GoPay yang telah diandalkan jutaan masyarakat Indonesia untuk bertransaksi sehari-hari termasuk belanja online. “GoPay fokus untuk memenuhi kebutuhan pengguna dengan menyediakan dan meningkatkan perluasan layanan belanja online yang aman dan mudah,” terangnya dalam keterangan resmi, Kamis (14/10).

VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak menambahkan, “Selama ini Tokopedia telah menyediakan beragam metode pembayaran untuk mempermudah siapa pun merasakan manfaat bertransaksi online. Kami berharap kehadiran GoPay di platform Tokopedia sekarang bisa menjadi alternatif pembayaran bagi masyarakat yang kian mengandalkan pembayaran non-tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.”

Layanan ini diluncurkan secara bertahap kepada seluruh pengguna GoPay sejak Oktober. Seperti layaknya bertransaksi dengan pilihan pembayaran lainnya, pelanggan dapat memilih membayar dengan GoPay pada pilihan pembayaran di Tokopedia setelah memastikan jumlah tagihan belanja, alamat, serta metode pengiriman. Selanjutnya, pelanggan dapat menyelesaikan transaksi dengan memberikan konfirmasi PIN GoPay.

Kendati ekosistem GoPay sudah lengkap, tidak serta merta OVO dihapus dari ekosistem Tokopedia. Kedua perusahaan telah menyepakati OVO akan tetap hadir sebagai salah satu metode pembayaran di Tokopedia.

“Terkait penggunaan OVO di ekosistem Tokopedia dan Lippo Group, telah disepakati OVO akan tetap hadir seabgai salah satu metode pembayaran di ekosistem tersebut,” ucap Head of Corporate Communications OVO Harumi Supit mengutip dari CNBC Indonesia. Kata Harumi, perubahan struktur kepemilikan merupakan bagian wajar dari perjalanan perusahaan teknologi.

Saat ini, OVO dapat diakses pengguna di aplikasi Tokopedia melalui pilihan menu “Pengaturan”. Di laman tersebut, pengguna tetap dapat melakukan top up, transfer saldo ke sesama pengguna, dan melihat histori transaksi OVO.

Perlombaan duduki posisi teratas

OVO dan GoPay sebenarnya memiliki fokus yang sama, bekerja sama dengan berbagai mitra strategis agar semakin dekat dengan kehidupan sehari-hari para pengguna individu dan UMKM. Dalam paparan yang diberikan OVO, disebutkan bahwa layanannya sudah terintegrasi ke berbagai merchant di berbagai vertikal bisnis. Baik itu, tagihan dan hiburan, bahan makanan, parkir, logistik, kesehatan, donasi, pendidikan, fintech, dan sebagainya.

Aspek penting lainnya terhubung dengan sistem operasi smartphone, yakni Google Play dan App Store. Diklaim OVO sudah terhubung, namun saat diverifikasi lebih jauh, OVO belum tersedia di keduanya. Ada kemungkinan sedang proses integrasi, sehingga butuh waktu sebelum diresmikan ke publik.

Dalam berbagai riset, baik OVO dan GoPay saling mendominasi satu sama lain dalam menduduki posisi pertama sebagai aplikasi pembayaran digital yang paling populer. Menurut survei Fintech Report 2020, GoPay menempati posisi teratas (87%), kemudian secara berurutan disusul OVO (80,4%), DANA (75,6%), ShopeePay (53,2%), dan LinkAja (47,5%).

Sementara, dalam survei yang dirilis Boku pada tahun ini menobatkan OVO sebagai aplikasi dengan pertumbuhan transaksi tertinggi di 2020 dengan $10,7 juta, ShopeePay ($4,3 juta), LinkAja ($3,9 juta), GoPay ($3,7 juta), dan DANA ($3,4 juta). Urutan ini tidak bergeser untuk kategori pangsa pasar dan jumlah pengguna.

Menariknya, menurut survei yang diselenggarakan Neurosensum, ShopeePay tercatat menguasai pangsa pasar uang elektronik selama periode November 2020-Januari 2021 dengan persentase sebesar 68%. Posisi berikutnya adalah OVO (62%), lalu DANA (53%), GoPay (54%), dan LinkAja (23%).

Menduduki posisi teratas tentunya menjadi keinginan bagi semua pihak. Alhasil, masuknya GoPay ke dalam Tokopedia, menjadi generator yang baik untuk mendongkrak transaksi. Terlebih, Tokopedia dan GoPay tentu akan terus memberikan berbagai penawaran spesial berbentuk diskon dan cashback.

Dari sisi pemain e-commerce pun, baik Tokopedia dan Shopee, merupakan rival abadi seperti Grab dan Gojek, untuk mendominasi pasar. Secara berturut-turut Shopee berhasil mempertahankan posisinya sebagai e-commerce dengan kunjungan terbanyak di Indonesia dalam tiga tahun terakhir.

Rekor tersebut akhirnya dapat dipatahkan pada kuartal II 2021. Merujuk dari data iPrice, total pengunjung Tokopedia mencapai 147,7 juta rata-rata bulanan. Sementara, Shopee berada di angka 126,9 juta kunjungan. Terakhir kali, Tokopedia menjadi e-commerce dengan pengunjung terbanyak pada kuartal III 2019.

Application Information Will Show Up Here

Gojek Meluncurkan “GoCorp”, Bantu Bisnis Kelola Tunjangan Transportasi Karyawan

Gojek meluncurkan solusi pengelolaan tunjangan transportasi karyawan GoCorp. Karyawan dapat memesan layanan transportasi GoRide, GoCar, GoCar L, dan GoCar/GoRide Protect+ untuk kebutuhan pekerjaan tanpa perlu mengajukan reimburse.

Sebagaimana disampaikan dalam keterangan resminya, Head of Transport Marketing Gojek Amanda Parikesit mengatakan, saat ini puluhan juta masyarakat Indonesia telah memanfaatkan layanan Gojek untuk memenuhi kebutuhan transportasi mereka. Namun, ia menilai karyawan dan pelaku usaha masih terkendala oleh reimburse biaya transportasi.

Pada web portal GoCorp, para pelaku usaha dapat mengatur batasan tunjangan transportasi, mengawasi penggunaan tunjangan, dan mendistribusikan tunjangan transportasi karyawan setiap bulannya sesuai kebijakan perusahaan bersangkutan. Keuntungan lainnya, pelaku usaha dapat menghemat biaya transportasi ketimbang memiliki armada perusahaan sendiri yang membutuhkan biaya pemeliharaan dan operasional.

“Pelaku usaha bisa mendapatkan data dan insight mengenai perjalanan karyawan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. GoCorp dapat digunakan pelaku usaha dari berbagai skala, mulai dari UMKM, startup, dan perusahaan besar. Tidak ada persyaratan jumlah karyawan tertentu,” ungkap Amanda.

Solusi transportasi GoCorp

Lebih lanjut, cara pemesanan GoCorp sama halnya dengan layanan transportasi Gojek lainnya. Demikian juga dengan metode pembayarannya. Adapun seluruh catatan perjalanan karyawan akan muncul secara real-time. Baik karyawan dan pelaku usaha dapat memesan dari bandara, terminal, atau stasiun di puluhan lokasi titik penjemputan Zona Nyaman Gojek. GoCorp juga didukung dengan ketersediaan jutaan mitra driver di seluruh kota/kabupaten Gojek di Indonesia.

“Kami berharap layanan ini menjawab kebutuhan pelaku usaha akan solusi pengaturan transportasi karyawan yang mudah dan transparan, sehingga mereka bisa menjalankan operasional usahanya dengan lebih efisien dan bisa terus tumbuh,” tutup Amanda.

Layanan on-demand untuk bisnis

Di tengah situasi pandemi Covid-19, layanan on-demand untuk segmen bisnis/korporasi punya potensi untuk dikembangkan. Hal ini untuk mengakomodasi kebutuhan pelaku usaha atau korporasi yang melakukan penyesuaian aktivitas perkantoran dan skema kerja selama masa pembatasan interaksi fisik.

Di Indonesia, layanan sejenis sudah ada yang diluncurkan oleh Grab. Pada layanan Grab Business, pelaku usaha atau perusahaan dapat memesan layanan transportasi, food delivery, kurir instan, dan voucher. Demikian juga mantan pemain incumbent di Indonesia, Uber yang menawarkan layanan Uber for Business usai bisnisnya di Asia Tenggara dicaplok oleh Grab.

Menurut studi kasus yang dilakukan Grab, perusahaan dapat menghemat biaya hingga 35% apabila beralih ke layanan yang disesuaikan berbasis teknologi dari layanan transportasi dan pengiriman dengan kontrak jangka panjang.

Application Information Will Show Up Here

GoTo Mengakuisisi 6,74% Saham Pemilik Jaringan Ritel Hypermart

GoTo resmi mengumumkan akuisisi 6,74% saham milik perusahaan jaringan ritel modern PT Matahari Putra Prima Tbk (IDX: MPPA) melalui PT Multipolar Tbk (IDX: MPLPL). Melalui divestasi saham ini, Multipolar akan mengantongi dana segar sebesar Rp355 miliar.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (7/10), Corporate Secretary Matahari Putra Prima Danny Kojongian menyatakan bahwa PT Multipolar Tbk (IDX: MPLPL) selaku pengendali saham Matahari Putra Prima, telah melepas sahamnya kepada PT Aplikasi Karya Anak Bangsa yang setara 507.142.900 lembar saham dengan harga pelaksanaan Rp700 per saham. Transaksi ini telah disepakati pada Senin, 4 Oktober 2021.

Matahari Putra Prima adalah anak usaha Lippo Group yang merupakan salah satu jaringan peritel modern terbesar di Indonesia. Beberapa gerai yang dimilikinya antara lain Hypermart, Foodmart Supermarket, Primo Supermarket, hingga Boston Health and Beauty. Saat ini Hypermarket memiliki 200 gerai yang tersebar di 72 kota di Indonesia.

Dalam pernyataan resminya, CEO Matahari Putra Prima Elliot Dickson mengatakan, pihaknya tengah memperkuat permodalan untuk mendorong pangsa pasar Hypermart dan mendukung investasinya di omnichannel. Adapun, Multipolar dan GoTo akan turut terlibat dalam peningkatan modal Matahari Putra Prima.

“Hypermart memanfaatkan situasi pandemi ini untuk memacu layanan e-groceries, di mana ada peningkatan hingga empat kali lipat selama setahun terakhir. Saat ini kami ingin mendorong posisi Hypermart sebagai pemimpin di pasar ritel omnichannel,” tutur Dickson.

Menyinergikan kapabilitas ekosistem GoTo

Survei NielsenIQ menyebutkan Hypermart menguasai 25% pangsa pasar supermarket dan hypermarket di Indonesia. Melalui aksi korporasi tersebut, kedua belah pihak dalam saling memperkuat posisinya di omnichannel, baik Hypermart maupun GoTo melalui GoMart.

GoTo dapat memanfaatkan pula kapabilitas ekosistem layanan terkait untuk memperkuat sinerginya dengan Hypermart, yakni lewat basis kuat pada layanan transportasi (GoRide & GoCar) dan kurir instan (GoSend).

Di samping itu, strategi Matahari Putra Prima untuk fokus terhadap layanan pemesanan produk segar dan kebutuhan sehari-hari berbasis omnichannel merupakan upaya melanjutkan realisasi kinerja positifnya di 2020.

Mengacu pada Annual Report 2020, bisnis online Hypermart memberikan kontribusi signifikan sebesar 4%-5% terhadap total penjualan tahun sebelumnya yang hanya 0,1%. Di 2021, pihaknya membidik pertumbuhan kontribusi sebesar 8%-10%.

Kinerja gerai online dan mitra O2O Hypermart / Sumber: Annual Report 2020
Kinerja gerai online dan mitra O2O Hypermart / Sumber: Annual Report MPPA 2020

Sejak pandemi, Matahari Putra Prima mulai melakukan transisi dengan masuk ke layanan grocery secara O2O. Di awal, perusahaan memperkenalkan layanan Hypermart Online dan Chat& Shop. Selain itu, Hypermart juga berkolaborasi dengan pemain O2O besar, seperti Shopee dan Tokopedia. Hypermart juga menambah opsi pembayaran lebih banyak, mulai dari OVO, ShopeePay, QRIS, dan mobile banking.

Per 2020, sebanyak 103 gerai Hypermart telah aktif terhubung dengan Hypermart Online, kemudian 125 gerai untuk Chat & Shop, 97 toko virtual di Grab Mart, 45 toko virtual di Shopee, dan 23 toko virtual di Tokopedia.

Aksi korporasi sejenis juga tengah dirampungkan oleh marketplace Blibli dengan pemilik gerai ritel Ranch Market. Berdasarkan keterbukaan informasi BEI beberapa waktu lalu, PT Global Digital Niaga yang menaungi Blibli melakukan penandatanganan Perjanjian Pengikat Pembelian Saham (PPPS) untuk mengakuisisi saham mayoritas PT Supra Boga Lestari sebanyak 797.888.628 saham atau setara 51% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh.

Strategi ini juga memberikan sinyal bahwa Blibli tengah berupaya memperkuat layanan grocery miliknya, yakni BlibliMart. Berdasarkan laporan Blibli di 2020, perusahaan mengalami peningkatan transaksi bahan pokok harian hingga tiga kali lipat selama pandemi.

Kedaireka Polatform Provides Funding and Training to 14 Bangkit 2021 Incubation Projects

The Bangkit 2021 career development program officially announced 15 selected teams offering the best ideas. The 15 teams will receive $5,000 funding from Google or Rp71 million each to support product development to market in the fields of health to the environment.

Bangkit is a career development program initiated by Google with the Ministry of Education and Culture, Gojek, Tokopedia, and Traveloka. In the first batch of the Kampus Merdeka, the Bangkit 2021 program has graduated 2,250 participants.

Google Indonesia’s Product Marketing Manager, Dora Songco said to DailySocial that all participants were required to work on a group final project with one of the strategic topics from the National Medium-Term Development Plan (RPJMN) and the National Strategy for Artificial Intelligence.

Furthermore, as many as 483 teams had to complete a final project from the specified theme involving three Bangkit curricula, machine learning, cloud computing, and Android mobile development. Dora said that the final project was designed to explore various problems in Indonesia, from general themes of education, economic defense, health services, to specifically discussing waste management.

“The selected participants have gone through the selection results by a panel of expert judges from academia, technology, and business. Currently, 15 teams are ready to realize three-month achievements and implement projects as planned. Funding support can later help turn the project into a sustainable business initiative,” Dora said.

Although it has not been officially announced, his team plans to continue the second batch program next year with a similar activity structure, in which there are three learning paths that are the same and continue to run as part of the Merdeka Campus.

“We have received feedback from various parties regarding Bangkit, and we have been working to improve this program over the past few months. Soon, the next program will be officially announced at the Google for Indonesia event. With more information and recommendations about the Bangkit program and Merdeka Campus,  next year this program will target around 3,000 students,” he said.

Kedaireka channels matching fund

In additional, this program selected other participants to receive additional funding or matching funds of Rp855,712,788 from Kedaireka. As a result, 14 incubation projects were selected to receive matching funds, including Adil, Artesia, Baca, Bacara, Buangin, Citizen, Jagawana, Naratik, Next Parking, Obuce, Phoodto, Q-Hope, Samapta, and Usahaq.

In genera note, Kedaireka is the official platform launched by the Directorate General of Higher Education, Research, and Technology in 2020. Through this platform, the government seeks to open up opportunities for synergy between universities and industrial commercialization. As for realizing this collaboration, 14 selected projects will be fostered by the Incubation and Entrepreneurship Lab at 12 Mitra Bangkit Campuses.

Platform Kedaireka / Ditjen DIktiristek
Kedaireka Platform / Ditjen DIktiristek

Kedairek’sa Matching Fund Coordinator, Endang Taryono said this funding could help participants to realize their incubation projects into finished products that are ready to compete in the market and open up sustainable business opportunities.

“We hope that matching funds can have a big impact on the Main Performance Indicators (KPI) of universities and solutions for the industrial sector to be more productive and advanced,” Endang said in his official statement.

Some of the selected projects are the OBUCE telenutrition platform and the AI-based application Naratik. OBUCE was developed by eight students from Bogor Agricultural University, Jember University, and Brawijaya University. Meanwhile, Naratik was built by students from Dian Nuswantoro University, Diponegoro University, and the Telkom Purwokerto Institute of Technology.

OBUCE representative said that his team will develop more features, such as object detection of food, nutritional status assistant, to consulting with nutritionists. This funding is also planned to be used to obtain patent rights and realize finished products and launch them to the market.

Meanwhile, Naratik was developed to help classify the authenticity of batik and its motifs through AI technology. This application also provides special buying and selling features for batik by cooperating with MSME partners and home industries.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Platform Kedaireka Beri Pendanaan dan Binaan kepada 14 Proyek Inkubasi Bangkit 2021

Program pengembangan karier Bangkit 2021 resmi mengumumkan 15 tim terpilih dengan ide terbaik. Ke-15 tim ini akan mendapatkan pendanaan dari Google masing-masing senilai $5.000 atau Rp71 juta untuk mendukung pengembangan produk ke pasar di bidang kesehatan hingga lingkungan.

Bangkit merupakan program pengembangan karier yang diinisiasi oleh Google bersama Kemendikbudristek, Gojek, Tokopedia, dan Traveloka. Pada angkatan pertama Kampus Merdeka, program Bangkit 2021 telah meluluskan sebanyak 2.250 peserta.

Dihubungi oleh DailySocial.id, Product Marketing Manager Google Indonesia Dora Songco mengatakan bahwa seluruh peserta wajib mengerjakan tugas akhir kelompok dengan salah satu topik strategis dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial.

Kemudian, sebanyak 483 tim harus menyelesaikan proyek akhir dari tema yang ditentukan dengan melibatkan tiga kurikulum Bangkit, yaitu machine learning, cloud computing, dan Android mobile development. Dora berujar, tema proyek akhir tersebut dirancang untuk dapat menggali berbagai masalah yang dihadapi Indonesia, mulai dari tema umum pendidikan, pertahanan ekonomi, layanan kesehatan, hingga spesifik membahas pengolahan sampah.

“Peserta terpilih telah melalui hasil seleksi oleh panel juri ahli dari bidang akademis, teknologi, dan bisnis. Saat ini, 15 tim siap untuk merealisasikan capaian tiga bulan dan mengimplementasi proyek sesuai rencana. Dukungan pendanaan nantinya bisa membantu mewujudkan proyek menjadi inisiatif bisnis yang berkelanjutan,” ungkap Dora.

Meski belum diumumkan secara resmi, pihaknya berencana melanjutkan program angkatan kedua di tahun depan dengan struktur kegiatan serupa, di mana ada tiga jalur pembelajaran yang sama dan tetap berjalan sebagai bagian dari Kampus Merdeka.

“Kami menerima tanggapan dari berbagai pihak mengenai Bangkit, dan kami bekerja untuk meningkatkan program ini selama beberapa bulan terakhir. Sebentar lagi, program selanjutnya akan diumumkan resmi di acara Google for Indonesia. Dengan semakin banyaknya informasi dan rekomendasi tentang program Bangkit dan Kampus Merdeka, kami targetkan tahun depan ada sebanyak 3.000 mahasiswa yang tertarik mendaftar,” ujarnya.

Kedaireka salurkan matching fund

Tak berhenti sampai di situ, program ini kembali menyeleksi peserta di atas yang akan menerima tambahan pendanaan atau matching fund sebesar Rp855.712.788 dari Kedaireka. Hasilnya, sebanyak 14 proyek inkubasi terpilih untuk menerima matching fund, antara lain Adil, Artesia, Baca, Bacara, Buangin, Citizen, Jagawana, Naratik, Next Parking, Obuce, Phoodto, Q-Hope, Samapta, dan Usahaq.

Sebagai informasi, Kedaireka adalah platform resmi yang diluncurkan Ditjen Diktiristek pada 2020. Melalui platform ini, pemerintah berupaya membuka peluang sinergi dari perguruan tinggi dengan komersialisasi industri. Adapun untuk mewujudkan kolaborasi ini, 14 proyek terpilih akan dibina oleh Lab Inkubasi dan Kewirausahaan di 12 Kampus Mitra Bangkit.

Platform Kedaireka / Ditjen DIktiristek
Platform Kedaireka / Ditjen DIktiristek

Koordinator Matching Fund Kedaireka Endang Taryono mengatakan, pendanaan ini dapat membantu peserta untuk merealisasikan proyek inkubasinya menjadi produk jadi yang siap bersaing di pasar serta membuka peluang bisnis berkelanjutan.

“Kami harap matching fund dapat memberikan dampak besar terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi dan solusi bagi sektor industri agar lebih produktif dan maju” ungkap Endang dalam keterangan resminya.

Beberapa contoh proyek terpilih adakah platform telenutrisi OBUCE dan aplikasi berbasis AI Naratik. OBUCE dikembangkan oleh delapan mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor, Universitas Jember, dan Universitas Brawijaya. Sementara, Naratik dibangun oleh mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, Universitas Diponegoro, dan Institut Teknologi Telkom Purwokerto.

Perwakilan OBUCE mengatakan, pihaknya akan mengembangkan lebih banyak fitur, seperti pendeteksi objek makanan, asisten status gizi, hingga konsultasi bersama ahli gizi. Pendanaan ini juga rencananya dimanfaatkan untuk mendapatkan hak paten dan merealisasikannya produk jadi dan meluncurkannya ke pasar.

Adapun, Naratik dikembangkan untuk membantu mengklasifikasi keaslian batik dan motifnya melalui teknologi AI. Aplikasi ini juga menyediakan fitur jual-beli khusus batik dengan menggandeng mitra UMKM dan industri rumah tangga.