Tak Ada Investasi Baru untuk Bisnis B2B Indosat Ooredoo

Indosat Ooredoo tahun ini kembali fokus mengembangkan jaringan 4G di seluruh Indonesia. Kepada DailySocial, President Director dan CEO Indosat Ooredoo, Joy Wahjudi mengungkapkan, bisnis digital yang dianggap menguntungkan masih dipertahankan, termasuk IMX, layanan cloud, dan program inkubasi Ideabox.

Disinggung apakah ada inovasi atau investasi yang bakal diberikan perusahaan untuk bisnis digital yang tersisa, Joy menegaskan saat ini bisnis yang kebanyakan menyasar pasar B2B tersebut masih berjalan dengan baik tanpa investasi tambahan.

“Sejauh ini masih in-line model bisnisnya dengan Indosat Ooredoo. Bukan tidak diteruskan tapi sudah established. Berjalan selama dua tahun dengan bisnis sendiri layaknya anak perusahaan Indosat Ooredoo,” kata Joy.

Berbeda saat dua tahun lalu yang banyak diwarnai eksperimen di sektor digital, tahun ini Indosat Ooredoo fokus ke core business-nya, yaitu membangun jaringan. Hal tersebut, menurut Joy, mulai diterapkan kembali oleh operator telekomunikasi lainnya.

“Saya lihat semua operator saat ini sudah mulai fokus dengan bisnis awalnya. Mungkin masih ada yang mencoba untuk mengembangkan bisnis digitalnya, contohnya Telkomsel dengan layanan TCash milik mereka,” kata Joy.

Menambah kemitraan

Selama ini Indosat sudah menjalin kemitraan dengan brand asing yang sudah dikenal namanya, seperti Spotify dan Iflix, yang diklaim cukup membantu Indosat memperluas kegiatan pemasaran.

“Sesuai dengan rencana awal, Indosat Ooredoo tidak sembarangan memilih kemitraan dengan brand lokal dan asing. Meskipun akan mengeluarkan biaya yang cukup besar, namun jika brand yang kami gandeng tepat, akan memberikan keuntungan lebih untuk Indosat Ooredoo,” kata Joy.

Selain menambah jumlah kemitraan, perusahaan juga berencana untuk menambah jumlah galeri Indosat Ooredoo di seluruh Indonesia. Dengan menawarkan konsep franchise, diharapkan kegiatan ini bisa menambah jumlah pelanggan pasca bayar Indosat Ooredoo.

“Berbeda dengan operator lain yang memiliki produk khusus untuk menambah jumlah pelanggan pascabayar, kami di Indosat justru ingin melakukan pendekatan secara offline demi menambah jumlah adopsi pelanggan pascabayar,” kata Joy.

Mengklaim memiliki pengalaman yang lebih di dunia telekomunikasi, Joy berharap kembalinya mereka ke core business dan investasi yang digelontorkan di segmen ini bakal meningkatkan pendapatan dan menambah jumlah pengguna baru.

Perkembangan Andalin, Ayoslide, dan Stylecation Setelah Ikuti Program Ideabox Batch Keempat

Tiga startup yang terpilih ke dalam batch keempat program akselerator Ideabox merayakan kelulusannya, kemarin (22/8). Ketiga startup tersebut ialah Andalin, Ayoslide, dan Stylecation. Mereka berhasil melalui mentoring 120 hari dan konsultasi intensif dengan pakar bisnis dari berbagai industri baik lokal maupun internasional. Kelulusan sekaligus menandai berakhirnya program akselerasi yang telah dimulai sejak April 2017.

Dalam sambutannya, Chief of New Business and Innovation Indosat Ooredoo Prashant Gokarn mengungkapkan pihaknya bangga dengan ketiga startup tersebut karena telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam keterampilan berbisnis dan kepemimpinan.

“Program ini telah membantu mereka membukakan pintu untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan bereputasi besar di bidangnya. [..] Indosat Ooredoo memiliki komitmen jangka panjang untuk tetap mendukung lulusan Ideabox melalui dukungan komersial ke market untuk mengembangkan bisnis masing-masing,” kata dia.

Founding Partner Kejora dan Managing Director Ideabox Andy Zain menambahkan, “Ukuran batch yang kecil ini membantu kami untuk lebih fokus pada kebutuhan individu setiap startup. Kami bekerja sangat dekat dengan para founder dan bekerja melalui iterasi produk mereka.”

Melalui dukungan sehari-hari, workshop, dan sesi mentoring memberi pengaruh dan dampak yang penting dalam pengembangan ketiga bisnis startup tersebut. Berikut adalah rangkumannya:

Andalin

Sebelumnya, Andalin adalah layanan integrasi satu pintu yang fokus pada kepabean untuk membantu usaha kecil hingga menengah. Layanan yang ditawarkan awalnya adalah air cargo, pengiriman kontainer skala kecil, dan custom handling.

Namun kini Andalin mengubah fokus bisnisnya untuk segmen usaha menengah ke atas dengan layanan pengiriman lewat angkutan udara dan laut, lisensi ekspor impor, dan custom handling.

“Setelah lalui banyak seminar, kami putuskan untuk redefine bisnis model. Kami juga menambah orang dari awalnya tiga co-founder, kini menjadi tujuh orang,” terang Co-Founder dan CEO Andalin Rifki Pratomo.

Andalin juga telah bekerja sama dengan perusahaan logistik, seperti Agility Logistics, BDP, DexTrans, JNE, Samudera Indonesia, dan Yusen Logistics. Lewat kerja sama tersebut, layanan Andalin kini dapat mencakup pengiriman untuk lebih dari 50 rute internasional. Beberapa pengguna Andalin di antaranya NutriFood dan Wings.

Beberapa inisiatif antara Andalin dan Indosat termasuk penawaran produk B2B kepada klien Indosat, affiliate partnership, dan lainnya.

“Tahun depan kami berencana untuk mengajukan lisensi pengiriman barang, trade finance integration, keanggotaan WCA, dan data mining & AI integration.”

Ayoslide

Ayoslide adalah plaform iklan marketing yang memberi insentif bagi konsumen melalui lockscreen ponsel, berupa koin virtual untuk ditukarkan ke berbagai hadiah.

Aplikasi Ayoslide sendiri baru hadir pada Maret 2017. Perkembangan Ayoslide sejak berdiri hingga lulus dari Ideabox berhasil mengakuisisi 100 ribu pelanggan organik terdaftar dalam empat bulan, meski pada April 2017 baru mendapat 5 ribu pengguna terdaftar.

“Selain itu aplikasi Ayoslide sudah di-click lebih dari 600 ribu kali, 1 juta impresi, dan sudah diunduh 120 ribu kali. Tim Ayoslide juga bertambah dari awalnya tiga orang menjadi enam orang,” terang Founder dan CEO Ayoslide Rizki Fitriana Sari.

Bersama Indosat, Ayoslide menyediakan ruang iklan untuk mengunduh aplikasi Indosat kepada para penggunanya, juga mengirim SMS blast.

Stylecation

Stylecation atau dulu lebih dikenal dengan Sevva, kini berganti model bisnis sekaligus nama startup. Sebelumnya Sevva adalah platform rental marketplace, memudahkan pengguna untuk sewa menyewa online berbagai macam produk. Sevva resmi berdiri Juni 2016.

Perusahaan akhirnya mengubah strategi bisnisnya menjadi fokus soal sewa menyewa baju dan fesyen yang telah diseleksi dari butik dan desainer.

“Perubahan model bisnis kami dimulai sejak Juli 2017 lalu. Kami memutuskan untuk mengganti fokus bisnis setelah kami mendapat berbagai arahan dari mentor,” ujar Co-Founder dan CEO Stylecation Erik Hormein.

Meski baru mengganti bisnis, Stylecation kini sudah memiliki lebih dari 200 desain baju terseleksi dengan foto berkualitas tinggi. Ke depannya Stylecation akan fokus menambah inventori mereka dari desainer dan butik ternama. Lokasi yang disasar tahun ini adalah Jabodetabek, sementara tahun depan akan mulai berekspansi ke Surabaya, Bandung, dan Bali.

Dalam presentasinya, Erik mengungkapkan hal pertama yang ia lakukan saat menjadi peserta Ideabox adalah merekrut orang hebat. Saat ini tim Stylecation bertambah jadi sembilan orang, dari awalnya empat orang.

“Setelah itu, kami banyak belajar untuk test fast and iterate, sebab ide itu hanya akan percuma jika tidak segera diaplikasikan,” pungkas Erik.

Daftar Program Inkubator dan Akselerator Startup Indonesia

Program akselerator dan inkubator memang sangat lekat dengan dunia startup. Kendati keduanya memiliki misi yang sama –yakni memperlancar laju startup—namun terdapat perbedaan antara akselerator dan inkubator. Secara umum perbedaan akselerator dan inkubator ialah pada jangkauannya.

Akselerator mencoba mempercepat atau mengakselerasi laju bisnis startup yang sudah berjalan. Bisanya dengan memberikan investasi, pendampingan ataupun konsultasi. Sedangkan inkubator lebih kepada proses pembinaan pada startup di tahap awal, mulai dari mematangkan model bisnis, konsep produk hingga pangsa pasar. Jadi dapat dikatakan bahwa untuk sebuah startup prosesnya adalah membentuk tim, mengikuti program inkubator lalu mematangkan bisnis melalui program akselerator.

Di Indonesia, saat ini sudah mulai banyak program inkubator dan akselerator startup. Mulai yang dikelola oleh perusahaan modal ventura, korporasi hingga pemerintah. Berikut daftar program inkubator dan akselerator yang dapat diikuti oleh startup Indonesia. Untuk program inkubator ditandai dengan (i), sedangkan program akselerator ditandai dengan (a).

1000 Startup (i)

Diinisiasi oleh Kominfo dan Kibar, program inkubasi ini terbagi menjadi lima fase, yakni Ignition penanaman pola pikir kewirausahaan, Workshop pembekalan keahlian dasar startup, Hacksprint pembentukan tim untuk membuat prototipe, Bootcamp pembinaan bersama mentor, dan Incubation pembinaan lanjutan hingga siap diluncurkan. Ditargetkan tahun 2020 akan tercetak sebanyak 1000 startup yang menjadi solusi atas berbagai masalah dengan memanfaatkan teknologi digital.

Diadakan di berbagai kota, kegiatan ini menjadi sebuah jembatan bagi individu yang berminat mengembangkan karier di dunia kewirausahaan digital. Pasalnya jika dirunut dari awal hingga akhir, kegiatan yang ada dalam Gerakan Nasional 1000 Startup ini memang mempersiapkan talenta dari nol, hingga siap untuk menjadi bagian dari ekosistem startup digital di tanah air. Hingga saat ini program 1000 startup masih terus berjalan dan membuka kesempatan kepada semua anak muda di Indonesia.

Alpha Startup (a)

Program ini akselerasi ini merupakan hasil kemitraan strategis antara 1337 (Leet) Ventures, Convergence Ventures, Baidu Indonesia, dan Gobi Partners. Batch pertama program ini sudah dimulai sejak pertengahan tahun 2016 lalu. Tidak ada spesifikasi khusus untuk kategori startup yang dapat masuk ke program ini. Alpha Startup juga memberikan fasilitas berupa program bimbingan dan beragam fasilitas, termasuk ruang bekerja, fasilitas pendukung produktivitas dari AWS, dan juga suntikan investasi senilai Rp 325 juta.

Namun sejatinya jika melihat materi yang disampaikan, Alpha Startup ini masuk dalam skala pre-accelerator. Mereka berada di antara startup yang sudah memiliki ide namun sedang tahap validasi. Proses pembinaan di dalamnya membantu startup melakukan validasi, terkait produk dan pangsa pasar. Bahkan salah satu outcome yang dihasilkan dari program ini ialah pematangan MVP (Minimum Viable Product).

Bekraf for Pre-Startup (i)

Bekraf for Pre-Startup (BEKUP) adalah program yang dirancang khusus untuk mematangkan integrasi ekosistem startup dari hulu sampai ke hilir, yaitu pematangan calon-calon sumber daya manusia yang akan membangun startup di tanah air. Kegiatannya berupa workshop, baik terkait manajemen bisnis maupun teknis pengembangan produk. Program BEKUP lebih cocok ditempatkan pada fase pre-incubation, pasalnya kegiatan ini memfokuskan pada pembinaan individu dari 0, hingga pembentukan tim yang siap untuk masuk tahap inkubasi awal.

Tidak melepas begitu saja startup pemula yang menjadi lulusan di program ini, melainkan BEKUP menghubungkannya dengan kanal inkubasi lanjutan melalui koneksi Bekraf. Termasuk membawa startup pemula yang dilahirkan ke dalam program inkubator dan akselerator lain yang telah bekerja sama dengan Bekraf.

BNV Labs (i)

BNV Labs didirikan oleh Bank Bukopin bekerja sama dengan Kibar. Program tersebut terfokus kepada tiga elemen utama, yaitu pembentukan tim terbaik, melancarkan program inkubasi dan memfasilitasi co-working space yang berfungsi sebagai wadah bagi pelaku startup berinovasi. Fokusnya ialah untuk startup pada sektor finansial (fintech). Beberapa kegiatan pengembangan startup termasuk menghubungkan peserta terhadap ekosistem kewirausahaan digital, membuka akses pasar, dukungan bisnis, pembinaan, juga pengembangan kapasitas pelaku di dalamnya.

Founder Institute (a)

Masuk ke dalam kategori pre-accelerator, program ini sebenarnya bersifat global, namun demikian sudah ada di Indonesia dalam Jakarta Founder Institute (JFI). Founder Institute menyajikan program pelatihan yang berjalan selama empat bulan per batch-nya. Sesuai namanya, program ini melatih founder baru untuk membentuk generasi terbaik di perusahaan. Program ini memfasilitasi sesi mingguan yang diisi dengan mentor berpengalaman di bidangnya untuk membantu para founder mengembangkan dan meluncurkan bisnis mereka.

Di Indonesia, JFI didukung oleh berbagai mitra, mulai dari Indosat Ooredoo, Baidu, Kejora, Mountain Partners, Bakti Barito, dan lainnya. Beberapa kurikulum yang diajarkan termasuk bagaimana memvalidasi visi dan ide, riset dan pengembangan konsumen, penentuan model bisnis, pengembangan produk, branding hingga pendanaan.

Global Entrepreneurship Program Indonesia (i)

Dimulai sejak awal tahun 2011, Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI) telah didukung oleh pemimpin bisnis terkemuka di Indonesia. Program ini memiliki visi untuk mengkatalisis strategi kewirausahaan Indonesia dengan bekerja sama dengan program yang ada dan menghubungkan calon pengusaha Indonesia dengan perkembangan global dan prospek investasi.

GEPI juga merupakan bagian dari inisiatif global yang lebih luas yang disebut Global Entrepreneurship Program (GEP), yang tumbuh dari sebuah inisiatif Presiden Obama dan sekarang menjadi program inti di Departemen Luar Negeri AS, untuk mempromosikan kewirausahaan sebagai sebuah pilar utama pembangunan ekonomi di antara negara-negara berkembang. Saat ini di Indonesia beberapa mitra strategis dengan beberapa mitra seperti ANGIN.

GnB Accelerator (a)

Ini merupakan program akselerasi kerja sama antara Fenox VC dan Infocom Corporation. Program yang berjalan selama tiga bulan ini menawarkan mentorship, support, training hingga funding. Selama mengikuti program tersebut, setiap startup peserta akan mendapat investasi sekitar Rp666 juta, fasilitas co-working space, serta bimbingan dari para mentor.

Dari sisi materi, GNB Accelerator lebih fokus pada market-fit dan penyiapan tim untuk lebih siap dalam pendanaan. Kendati tidak menyasar kategori spesifik, startup health-tech, e-commerce, on-demand, dan fintech menjadi sasaran utama.

Google Launchpad Accelerator (a)

Sebuah program yang diinisiasi oleh Google dalam rangka membantu startup  terpilih untuk mengakselerasi bisnis dan teknologi mereka. Dengan Launchpad Accelerator, Google berkomitmen untuk terus membina sejumlah startup berbakat, termasuk di Indonesia. Selain Indonesia, Google Launchpad Accelerator juga membuka kesempatan untuk startup di beberapa negara seperti India, Thailand, Vietnam, Malaysia dan Filipina dan beberapa negara di benua lain.

Prosesnya startup yang lolos seleksi akan diterbangkan langsung ke markas Google untuk dibina secara intensif. Selain bootcamp 2 minggu di kantor Google dan program inkubasi yang dilaksanakan selama 6 bulan, para startup (khusus pengembang solusi mobile) juga akan menerima pendanaan bebas ekuitas hingga $50.000. Program Launchpad Accelerator sendiri memang difokuskan untuk negara dengan pertumbuhan startup berpotensi. Program ini menargetkan mampu merangkul 50 startup baru per tahun.

Ideabox (a)

Ideabox merupakan program gabungan yang dimotori Indosat Ooredoo, Mountain Partners, dan Kejora yang bertujuan mengangkat potensi startup Indonesia melalui bantuan dana investasi tahap awal dan memberikan penghargaan khusus untuk startup yang bergerak di sektor internet dan telekomunikasi. Ideabox menonjolkan pada empat hal, yakni penguatan market-size, penguatan model bisnis dan operasional, penguatan produk, dan growth. Hingga pada akhirnya mempersiapkan startup untuk pitching pendanaan.

IDX Incubator (i)

IDX Incubator merupakan program inkubasi inisiatif Bursa Efek Indonesia (BEI). Visinya untuk membantu mengembangkan startup digital Indonesia, dari segi bisnis, legal, hingga membantu startup untuk melenggang ke lantai bursa saham atau melakukan IPO. Program inkubator ini terselenggara berkat kerja sama BEI dan Bank Mandiri.

BEI menjanjikan beberapa hal yang bisa didapatkan peserta, mulai fasilitas co-working space, program pengembangan bisnis, akses ke permodalan, dan workshop atau event lainnya yang tentunya bermanfaat bagi pengembangan bisnis startup, lengkap dengan beberapa mentor yang siap membina.

Indigo Creative Nation (i)

Indigo merupakan program pembinaan startup yang diselenggarakan Telkom untuk membangun ekosistem digitalpreneur di Indonesia, melalui fasilitas kreatif digital, pendanaan dan akses pasar untuk mempercepat industri kreatif digital Indonesia. Program Indigo merupakan penggabungan program sebelumnya yang sudah ada yakni Indigo Incubator, Indigo Accelerator, dan Indigo Venture. Program ini memberi kesempatan bagi para startup untuk merealisasikan karya kreatif mereka, baik yang masih dalam bentuk ide, produk yang sudah memiliki pengguna, bisnis yang sudah mendatangkan pendapatan, serta bisnis yang membutuhkan akselerasi dan pendanaan lebih lanjut.

Program inkubasi diselenggarakan oleh Telkom Group bersama MIKTI (Masyarakat Industri Kreatif TIK Indonesia) ditujukan bagi startup yang ingin mengembangkan bisnisnya di bidang digital. Startup yang terpilih akan mendapat dukungan inkubasi dari 1 bulan sampai dengan 18 bulan tergantung tahapannya dan mendapatkan berbagai fasilitas seperti, akses pasar melalui kanal pemasaran.

Inkubator Parama (i)

Untuk turut mengambil andil di pengembangan startup digital, Lima Ventura mendirikan program inkubasi bernama Parama Indonesia. Beberapa program unggulan yang ingin disajikan oalah terkait dengan strategi branding dan peningkatan valuasi oleh startup melalui kemitraan bisnis. Aktivitasnya ialah mengadakan kompetisi dan membina startup yang terjaring melalui kegiatan tersebut.

Kolaborasi.co (i)

Dimotori oleh empat orang dari startup berbeda, yakni Yohan Totting, Moon Leoma, Sutansyah  Marahakim, dan Adryan Hafizh, Kolaborasi.co berusaha menjadi sebuah wadah berkumpulnya startup, khususnya di wilayah Bandung, untuk belajar bersama. Tidak hanya untuk pebisnis di dunia online, Kolaborasi.co juga mengakomodasi startup yang bergerak dalam sektor offline. Tidak seperti program lain yang memfokuskan pada fasilitas atau pendanaan, sesuai namanya, konsep kolaborasi lebih ditekankan. Kelompok inkubasi startup ini sudah berdiri sejak tahun 2013.

Mandiri Capital (i)

Sebuah inkubator besutan Bank Mandiri yang memiliki visi untuk mendorong hadirnya startup di bidang teknologi finansial. Dalam prosesnya, program ini bekerja sama dengan Indigo Inkubator dan ActionCoach. Dari kategori fintech pun inkubator ini masih membaginya ke dalam tiga fokus utama, yakni payment, lending dan enterprise solution. Ketiga segmen ini dinilai dapat bersinergi langsung dengan Bank Mandiri Group. Mandiri Capital Indonesia (MCI) berfokus untuk membantu startup dalam empat hal, mulai dari investasi, mentoring, membantu startup dalam memperkuat jaringan, dan program inkubator eksklusif.

Plug and Play (a)

Plug and Play Indonesia (PNP Indonesia) adalah bagian dari PNP Tech Center, yakni sebuah akselerator startup global dengan misi membantu pada suksesi dalam teknologi digital. Dengan kantor pusatnya di Silicon Valley, jaringan bisnis Plug and Play mencakup lebih dari 200 mitra korporasi, investor, universitas dan mitra terkait lainnya di bidang ritel, fintech, Internet of Things (IoT), media dan komputasi awan.

Selama 3 bulan startup yang lolos seleksi program akselerasi akan diberikan dana, bimbingan, ruang kerja gratis juga dukungan lainnya melalui program akselerator. PNP Indonesia akan melakukan investasi di 50 startup tahap awal setiap tahunnya.

Skystar Ventures (i)

Skystar Ventures didirikan oleh grup Kompas Gramedia (KG) dan Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Keuntungan yang ditawarkan bagi startup yang terpilih mengikuti program ini adalah seed funding, mentoring yang intensif, fasilitas Skystar Ventures yang terdiri atas tempat kerja, serta paparan dengan jaringan Kompas Gramedia dan para investor.

Program ini menyasar startup segmen e-commerce, pendidikan, mobile, sosial, SaaS, media, dan infrastruktur, meskipun mereka tidak menutup kemungkinan bagi startup yang bergerak di segmen lain untuk mendaftarkan diri. Startup tersebut sebaiknya masih berada di tahap awal (early stage) dan sudah memiliki traksi, konsumen, dan pertumbuhan.

Start Surabaya (i)

Didirikan oleh pemerintah kota Surabaya, program ini berbentuk inkubasi untuk perusahaan startup di bidang teknologi. Misinya untuk memberdayakan anak muda di Surabaya agar meluncurkan bisnis atau produk berbasis teknologi yang berdampak positif dan memberikan nilai tambah kepada masyarakat. Program ini menjadi salah satu inkubator tingkat kota pertama di Indonesia. Untuk kegiatannya, pemkot Surabaya menjalin kerja sama dengan Kibar dan beberapa mitra lainnya.

Startup Weekend (i)

Konsep Startup Weekend adalah memberikan kesempatan bagi para entrepreneur memvalidasi ide dan  mematangkan konsep untuk memulainya. Acara akan dimulai dengan open mic, setiap peserta berhak menyampaikan ide yang telah dimiliki di depan para hadirin. Presentasi harus meyakinkan, karena di sana juga berkesempatan untuk menemukan anggota tim guna merealisasikan ide tersebut.

Acara ini terbuka bagi siapa saja yang tertarik mengembangkan startup. Mulai dari mahasiswa, pengusaha, programer, desainer dan lainnya. Beberapa mentor yang dihadirkan adalah pelaku startup sukses dan managing partner dari perusahaan venture capital. Nantinya ide yang terpilih menjadi pemenang, karena dalam acara tersebut juga akan didadakan kompetisi, akan mendapatkan sesi privat berdiskusi dengan para mentor.

Visio (i)

Visio adalah program inkubator berbasis di Kota Padang. Dimotori oleh Hendriko Firman dan Ogy Winenriandhika, program ini memiliki visi untuk menumbuhkan ekosistem bisnis digital di kawasan Sumatera Barat. Program ini menginkubasi startup selama 3 bulan, hingga startup matang untuk mempresentasikan karyanya di depan investor.

Indosat Ooredoo Umumkan Tiga Startup Ikuti Program Akselerator Ideabox Batch Keempat

Program akselerator teknologi lokal Ideabox mengumumkan tiga startup terpilih untuk mengikuti program akselerasi dalam batch ke-4 yang akan berlangsung selama 120 hari. Tiga perusahaan yang terpilih yaitu: Andalin, AyoSlide, dan Sevva.

Ideabox merupakan program gabungan yang dimotori Indosat Ooredoo, Mountain Partners, dan Kejora yang bertujuan mengangkat potensi startup Indonesia melalui bantuan dana investasi tahap awal dan memberikan penghargaan khusus untuk startup yang bergerak di sektor internet dan telekomunikasi.

Sebelumnya telah terpilih 15 finalis dari serangkaian proses seleksi yang cukup panjang untuk mengikuti 48 jam bootcamp di Jakarta, dimulai pada 10 Februari 2017 lalu.

Selama bootcamp, 15 perusahaan bekerja keras untuk menunjukkan komitmen dan potensi mereka. Pada puncak acara yakni tanggal 13 Februari 2017, terpilih sembilan perusahaan startup urutan teratas berdasarkan hasil keputusan dari mentor-mentor lokal dan internasional.

Ketiga pemenang ini masing-masing akan mendapatkan pendanaan awal sebesar US$50 ribu, beserta intensif pembinaan dari mentor lokal dan internasional yang merupakan pelaku bisnis terkemuka, akses ke jaringan investor, dan mendapatkan dedikasi fasilitas selama program berlangsung.

Tak hanya itu, para pemenang juga akan mendapatkan dukungan dari para mitra strategis Ideabox, seperti kredit marketing dari Facebook senilai US$80 ribu, infrastruktur cloud senilai US$120 ribu, IBM Soft Layer dan IBM Blue Mix. Mereka juga akan mendapat prioritas kemitraan komersial dengan Indosat Ooredoo.

“Kami bersemangat menjalankan Ideabox di tahun ke empat ini karena kami masih melihat perlu menjangkau para entrepreneur muda berkakat dengan membekali mereka pengetahuan, pendanaan, dan dukungan komersial,” terang Chief of New Business and Innovation Indosat Ooredoo Prashant Gokarn, Senin (13/2).

Managing Director Kejora Andy Zain menambahkan, dari segi animo masyarakat terhadap Ideabox tiap tahunnya juga makin meningkat. Sebelumnya, pihaknya lebih banyak melakukan roadshow ke lima hingga enam kota untuk mempromosikan program tersebut. Komunikasinya pun masih satu arah karena masih banyak yang belum mengenal Ideabox dan dunia startup digital.

Namun, untuk batch keempat ini pihaknya hanya mengunjungi sekitar tiga kota saja. Peminatnya juga semakin banyak, terlihat dari pertanyaan yang mereka ajukan saat roadshow lebih kritis dan jumlah aplikasi yang masuk membludak meski baru diumumkan pembukaan pendaftaran lewat publikasi media.

“Tahun ini kami menerapkan proses seleksi yang cukup berat karena kualitas dan variasi startup meningkat dari tahun sebelumnya. Kami menyukai solusi yang ditawarkan oleh para startup, sebab lebih luas dengan bantuan teknologi. Kami yakin pemenang batch ke-4 ini bisa berkembang dengan tambahan nilai melalui jaringan kami dan bisa berakselerasi melalui program kami,” terang Andy.

Untuk mengenal lebih dalam ketiga pemenang Ideabox Batch keempat, berikut rangkumannya:

Andalin

Merupakan situs kargo one-stop service untuk membantu SME dalam menjalani bisnis perdagangan ekspor dan impor melalui integrasi layanan bea cukai. Perusahaan startup ini dipimpin Rifki Pratomo sebagai Co-Founder dan CEO, dan sudah resmi berdiri sejak September 2016.

Pengusaha UKM yang ingin melakukan ekspor/impor dalam jumlah tidak besar dilakukan secara bersama (patungan). Nantinya pihak Andalin akan memproses seluruh pengiriman lewat kerja sama dengan perusahaan shipping clearance dan penyimpanan gudang yang berlokasi di berbagai negara.

“Tujuan kami adalah membantu UKM yang masih memiliki limitasi dalam jumlah untuk melakukan kegiatan ekspor/impor. Kami sudah melakukan product testing sejak September 2016, mengirim kargo ke Amerika Serikat, Tiongkok, dan Eropa,” ujar Rifki.

AyoSlide

Merupakan platform mobile marketing yang bergerak dengan insentif iklan untuk pengguna. Para pengiklan bisa mengiklankan produk mereka di “lockscreen” mobile phone Android pengguna atau melalui aplikasi mobile. Pengguna akan mendapat insentif setiap kali mereka mengikuti instruksi iklan dari pengiklan, bentuknya bisa berupa uang tunai, pulsa, voucher belanja, dan lainnya.

AyoSlide bertujuan membantu pengiklan mencapai KPI mereka dan pada saat yang sama membantu pengguna mendapatkan insentif ekstra dengan mudah lewat penggunaan smartphone setiap harinya. Perusahaan startup ini dipimpin Rizki Fitriana Sari selaku Founder dan CEO, dan bakal mulai beroperasi secara publik Maret 2017 mendatang.

Rizki menerangkan, sepanjang tahun ini AyoSlide menargetkan 1 juta pengguna dengan rata-rata pengguna aktif harian sebesar 195 ribu orang.

Sevva

Merupakan platform rental marketplace, menyederhanakan proses dan memberikan pengalaman sewa menyewa barang dengan mudah dan nyaman lewat layanan rekening bersama. Perusahaan ini sudah resmi berdiri sejak Juni 2016, dipimpin Erik Hormein selaku Co-Founder dan CEO.

Sejauh ini, Sevva sudah melakukan bisnis dengan total order sebanyak 642 order senilai Rp 226 juta. Cakupan wilayah Sevva sementara ini di sekitar Jabodetabek.

Barang sewa yang tersedia di Sevva di antaranya perlengkapan bayi, perjalanan, fotografi, dan fesyen. Sementara ini, Sevva baru tersedia via situs (desktop). Rencananya tahun ini Sevva akan meluncurkan aplikasi mobile.

Rencana Layanan Digital dan Investasi Indosat Ooredoo Tahun 2017

Tahun 2016 merupakan tahun krusial bagi Indosat Ooredoo untuk membangun platform, mengembangkan sistem, dan menghadirkan layanan digital. Realisasinya mencakup inovasi Dompetku, layanan penjualan produk Cipika hingga startup berkualitas lulusan program akselerator Ideabox.

Tahun 2017 mendatang layanan digital Indosat Ooredoo mulai memasuki tahap scale-up. Kemitraan yang telah dijalin dengan berbagai mitra akan diperluas, baik dalam negeri maupun mancanegara. DailySocial berkesempatan berbincang langsung dengan Group Head Digital Strategy & Investments Indosat Ooredoo Usman Khan Lodhi tentang rencana-rencananya tahun depan.

Bangkitnya model bisnis berbasis “telco and bank agnostic”

Pertengahan tahun 2016 Indosat Ooredoo hanya memberikan layanan dan pembayaran khusus kepada pengguna Indosat Ooredoo. Melihat besarnya peluang yang ada terhadap platform yang dimiliki, sekitar bulan Oktober 2016 model bisnis berbasis telco and bank agnostic kemudian dikembangkan oleh Indosat Ooredoo. Bagi Indosat Ooredoo sendiri, strategi ini sengaja dihadirkan untuk memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat Indonesia menikmati layanan digital yang ada di Indosat Ooredoo.

“Strategi ini kami lancarkan sesuai dengan roadmap dari Indosat Ooredoo. Pada akhirnya, Indosat Ooredoo tidak ingin memberikan batasan dengan hanya mengkhususkan pengguna operator Indosat Ooredoo saja yang bisa menikmati layanan digital, tapi juga semua pengguna. Kami yakin telah membangun ekosistem, memberikan layanan yang pada akhirnya akan membuat pengguna lebih happy,” kata Usman.

Model bisnis agnostic yang dimiliki oleh Indosat Ooredoo diklaim menjadi salah satu pioneer dan hingga kini belum diterapkan oleh operator lainnya. Kemudahan cross-operator yang diciptakan oleh Indosat Ooredoo diharapkan bisa memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk kemudian memanfaatkan layanan andalan yang ada di Indosat Ooredoo, seperti Dompetku dan Cipika.

Perkembangan dan rencana Dompetku

Disinggung tentang perkembangan Dompetku di kuartal pertama hingga kuartal ke empat tahun 2016, Usman menegaskan Dompetku mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dompetku telah meluncurkan banyak program mulai dari branchless banking, Dompetku Nusantara, sekaligus melancarkan kemitraan dengan berbagai perusahaan terkait, termasuk bank lokal dan asing.

Tahun 2017 mendatang Dompetku akan memasuki tahap scale up, baik dari sisi platform, proses akuisisi pelanggan, maupun transaksi.

“Dompetku merupakan salah satu layanan e-money yang mengalami volume transaksi cukup besar sepanjang tahun 2016. Kami termasuk yang terdepan dan kami ingin memberikan layanan yang lebih dengan memfokuskan layanan yang relevan kepada pengguna,” kata Usman.

Menurut Usman, pada kuartal pertama tahun 2017 Dompetku akan meluncurkan beberapa inovasi terbaru yang akan memberikan pilihan lebih dan kemudahan kepada pengguna. Di sisi lain Indosat Ooredoo juga ingin mendorong kepada pengguna untuk lebih memanfaatkan penggunaan aplikasi.

Sejak awal Dompetku lebih banyak dimanfaatkan oleh pengguna melalui SMS dan USSD, selanjutnya Indosat Ooredoo ingin mengajak semua orang untuk memanfaatkan aplikasi mobile.

Salah satu cara yang dilakukan adalah menjalin kemitraan lebih banyak lagi dengan berbagai institusi keuangan, bank dan perusahaan terkait lainnya yang memudahkan pengguna untuk melakukan pembayaran, tagihan, pinjaman dan lainnya.

“Saat ini kami telah membentuk ekosistem tersebut dan langkah selanjutnya adalah memperbesar layanan dan mengakuisisi lebih banyak pengguna untuk menggunakan aplikasi,” kata Usman.

Toko online Cipika

Saat ini Toko online Cipika telah menjadi platform penjualan yang fokus pada gadget, elektronik dan berbagai produk Indosat Ooredoo. Di tahun 2017 proses kurasi untuk produk akan dilakukan untuk memastikan Cipika memiliki produk yang spesial.

“Kini kami telah berevolusi dengan platform tersebut dan fokus kepada wholesale transaction dan mencoba untuk memanfaatkan customer base. [Cipika akan] sedikit melakukan pivoting dalam hal memberikan penawaran lebih yang menguntungkan dalam hal keuangan,” kata Usman.

Sebelumnya Indosat Ooredoo mencoba untuk menjual produk makanan dalam Cipika. Ke depannya mereka hanya fokus ke tiga kategori yang dinilai lebih tepat dan tentunya relevan untuk konsumen Cipika.

“Cipika di tahun 2016 merupakan tahun yang sibuk dalam hal membangun platform, integrasi dan lainnya. Kini semua selesai dan tahun 2017 akan kami hadirkan layanan baru,” kata Usman.

Ideabox batch keempat dan Ideabox Ventures

Sejak awal diluncurkan, Indosat Ooredoo ingin menghadirkan kesempatan yang berbeda dari program akselerator lainnya di Indonesia. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menjalin kerja sama dengan Kejora dan Mountain Partners. Program akselerator yang sudah memasuki batch keempat ini diklaim sebagai salah satu program yang dihadirkan secara khusus untuk startup yang ingin meluncurkan produk, didukung kesempatan lebih dari Indosat Ooredoo.

“Bukan hanya kesempatan mendapatkan funding dan kelas pengajaran yang berkualitas, dengan mengikuti program akselerator Ideabox Alpha para peserta yang beruntung juga bisa mendapatkan kesempatan mempromosikan produk dan memanfaatkan kesempatan untuk mengakuisisi pengguna melalui 85 juta pengguna Indosat Ooredoo di seluruh indonesia,” kata Usman.

Saat ini Ideabox Alpha sudah menjadi salah satu program akselerator pilihan startup dan telah melahirkan beberapa startup yang memiliki potensi untuk berkembang, di antaranya adalah Pawoon dan Karental.

Di tahun 2017 mendatang melalui Ideabox Ventures, nantinya akan dipilih startup terbaik yang berkesempatan mendapatkan funding lanjutan setelah tahap awal. Hal ini dilakukan Ideabox Ventures untuk menjembatani startup yang kesulitan mendapatkan funding pada tahap selanjutnya.

“Kami fokus pada startup yang masuk dalam kategori fintech, cyber security, telekomunikasi, layanan e-commerce dan service economy terkait. Dengan demikian startup yang masuk dalam kategori tersebut berkesempatan untuk mengembangkan produk dengan fokus ke kategori yang ditentukan,” kata Usman.

Disinggung tentang prediksi tren startup teknologi yang menjadi tren di tahun 2017 mendatang, Usman mengungkapkan layanan Financial Technology (Fintech) masih menjadi layanan yang favorit dan memiliki potensi yang cerah. Layanan lain yang juga diprediksi bakal makin banyak dikembangkan adalah layanan logistik, cyber security, dan pengelolaan big data.

Pendekatan Digital Indosat Ooredoo di Era Over The Top

Pasca layanan OTT (Over The Top) menjadi masif di kalangan pengguna perangkat komputasi, perusahaan telekomunikasi sebagai salah satu institusi terdampak harus menggerakkan strategi digital yang lebih inovatif dan agresif. Tak terkecuali bagi Indosat Ooredoo, perusahaan telekomunikasi terbesar kedua berkepemilikan 69,8 juta pengguna. Strategi e-commerce, mobile payment dan startup investment menjadi yang paling dominan terlihat dilakukan oleh Indosat saat ini.

Di e-commerce, platform Cipika dikembangkan sedemikian rupa. Dengan pengalaman pengembangan TokoOn pada tahun 2012, transformasi e-commerce Cipika bergerak gesit menyasar segmentasi yang lebih spesifik, seperti dihadirkannya model pembelian grosir melalui platform digital dihadirkan untuk menarik lebih banyak pengguna. Akses kemudahan dalam transaksi pembayaran juga digencarkan, seperti bekerja sama dengan Indormaret.

Selain e-commerce, tren di kalangan konsumen lain seperti digital wallet juga diikuti. Dengan layanan Dompetku, Indosat mencoba turut membudayakan generasi cashless memaksimalkan fungsionalitas mobile yang akrab di kalangan pengguna. Dari pemaparan Indosat, model bisnis berbasis telco & bank agnostic berhasil membawa pertumbuhan pesat di kalangan penikmat digital payment. Hingga bulan September tahun ini, pengguna aktif sudah mencapai lebih dari 4 juta, total transaksi mencapai Rp 5,5 triliun.

Menyasar consumer users di kategori lain, Cipika Bookmate hadir menyajikan koleksi buku internasional sebanyak lebih dari 500 ribu e-book dan 4000 e-book lokal. Dengan sistem pembayaran carrier billing atau potong pulsa, Indosat mencoba menawarkan kemudahan, kenyamanan dan keuntungan, bukan hanya untuk pengguna namun juga penerbit. Selain itu Cipika Play turut melengkapi portofolio produk digital yang memberikan kemudahan pengguna membeli barang di internet seperti fulltrack, voucher game online, voucher hotspot/internet dan lain-lain

Inovator lokal turut dinilai menjadi komponen penting yang perlu dirangkul, melalui berbagai program independen dan kemitraan, seperti Ideabox, Ideabox Ventures, dan SB-ISAT Fund. Indosat mencoba memberikan wadah kepada startup digital Indonesia untuk bernaung. Dengan potensi yang begitu besar dalam mengembangkan produk dan layanan digital consumer.

E-commerce yang terfragmentasi, dan optimasi potensi dari cashless generation

Bertarung di pangsa pasar e-commerce Indonesia dipastikan harus memiliki energi besar dan pendekatan yang sangat kompleks. Fokus Indosat ke arah utilisasi layanan, untuk memaksimalkan penjualan produk telekomunikasi andalan. Misalnya untuk memberikan promo barang sebagai bentuk penjualan ekslusif atau bonus poin dalam penggunaan layanan telekomunikasi tertentu. Bertarung untuk brand awareness antar layanan e-commerce yang ada akan menjadi PR yang sangat menantang, tapi e-commerce dengan potensinya memang tak boleh ditinggalkan.

Memaknai e-commerce sebagai bagian dari strategi digital dan transformasi Indosat, integrasi layanan dapat menjadi sebuah kunci. Kepemilikan jutaan pengguna perlu dipupuk dengan inovasi, untuk menghadirkan traksi yang meningkatkan kompetisi, baik secara vertikal dengan layanan lain, ataupun horisontal di lintas bisnis. Tahun 2017 Cipika harus terus dioptimalkan dengan cara-cara baru, menyelami tren digital society yang terus berkembang di pelosok negeri.

Untuk mendapatkan nominal yang besar, cashless generation dengan budaya konsumtifnya adalah sebuah peluang. Namun sebenarnya budaya digital wallet pun tampak belum terdefinisikan secara jelas. Apakah penggunaannya sudah sepenuhnya menggantikan transaksi cash, sebagai lifestyle (penggunaan tidak sebagai mode primer) ataupun lainnya.

Lagi-lagi perusahaan harus mematahkan tantangan untuk membangun kultur tersebut. Potensinya masih besar, kendati bersaing dengan layanan lain. Di sini integrasi layanan juga menjadi poin kunci. Bagaimana memperluas kanal pembayaran, memberikan keuntungan promo, dan sebagainya.

Definisi baru produk telekomunikasi: menyatu dengan layanan

Sempat menjadi “musuh” para perusahaan telco, akhirnya OTT bisa bergerak lebih leluasa tanpa distraksi. Tak lain karena telco sudah menemukan ramuan pas untuk tetap mengoptimalkan bisnis telekomunikasi sembari layanan digital “gratis” bermunculan, dengan membangun ekosistem layanan digital di dalamnya. Menyajikan konten khusus bagi penggunanya untuk beragam kebutuhan. Cipika Bookmate misalnya, mencoba hadir bersama tren membaca buku digital, menawarkan buku eksklusif dengan metode pembayaran yang sangat mudah.

Tak hanya produk Cipika, melalui kanal inkubasi dan investasinya untuk startup digital, model aplikasi konsumen seperti itu turut ingin disajikan. Startup digital lokal dinilai lebih mampu memahami kebutuhan pengguna, menyelesaikan permasalahan riil yang ada di masyarakat. OTT bukan menjadi musuh lagi, ketika konten digital dengan arus serupa dapat dikeluarkan dari dalam payung bisnis perusahaan teleco.

Tahun 2017 akan segera membuka berbagai peluang baru di sektor digital. Fintech, e-commerce, on-demand dan tipe layanan digital lain semakin matang di Indonesia. Bagaimana telco berelaborasi dengan tren tersebut akan berdampak pada kekuatan konsumsi di kalangan pengguna. Bersinergi dan memberikan banyak pilihan, atau berdiam lalu ditinggalkan.

Dari apa yang sudah dilakukan Indosat Ooredoo selama tahun 2016, tampaknya penekanan segmen digital untuk layanannya masih akan terus digencarkan.

Indosat Umumkan Lima Startup yang Berhak Ikuti Program Akselerator Ideabox Batch Ketiga

Lima startup yang terpilih dalam Ideabox batch 3 / DailySocial

Hari Minggu kemarin (18/10) adalah hari terakhir rangkaian acara bootcamp Ideabox batch ketiga yang berlangsung selama dua hari. Rangkaian acara tersebut diakhiri dengan diumumkannya lima startup yang berhasil lolos seleksi dan berhak mendapatkan kesempatan mengikuti program akselerator Ideabox selama empat bulan.

Continue reading Indosat Umumkan Lima Startup yang Berhak Ikuti Program Akselerator Ideabox Batch Ketiga

Ideabox Umumkan 25 Finalis Batch Ketiga yang Masuki Tahap Bootcamp

Ideabox umumkan 25 finalis yang lolos ke tahap Bootcamp / Shutterstock

Program inkubasi Ideabox yang diprakarsai oleh Indosat sudah memasuki babak baru. Sudah terpilih 25 startup yang berhasil menyingkirkan 300 startup lainnya untuk melangkah ke tahap bootcamp yang akan diselenggarakan pada tanggal 17-18 Oktober 2015. Continue reading Ideabox Umumkan 25 Finalis Batch Ketiga yang Masuki Tahap Bootcamp

Ideabox Partners with Facebook for Its Third Batch

There’s something new from the third batch of Ideabox. This Indosat-supported incubator has Facebook joined as its new partner for the program. I need to emphasize that Facebook will actively involve itself in the 120 days-incubation process, which will be held in next November.   Continue reading Ideabox Partners with Facebook for Its Third Batch

Ideabox Gandeng Facebook untuk Program Batch Ketiga

Usman Lodhi dan tim Ideabox dalam roadshow promosi Batch Ketiga di Surabaya / Indosat

Ada yang baru dari program Ideabox putaran ketiga kali ini. Inkubator yang dimotori Indosat tersebut mempunyai mitra baru dalam menjalankan programnya, yaitu Facebook. Perlu saya tegaskan bahwa Facebook di sini tidak hanya menumpang nama saja, tetapi juga akan terlibat langsung dalam proses inkubasi yang hendak dilaksanakan selama 120 hari mulai awal bulan November mendatang.

Continue reading Ideabox Gandeng Facebook untuk Program Batch Ketiga