BenQ Umumkan SW271C, Monitor 4K 27 Inci Untuk Editing Foto dan Video Kelas Profesional

BenQ telah mengumumkan monitor 4K 27 inci terbarunya, bernama BenQ SW271C. Monitor ini merupakan penerus dari SW271 yang dirilis tahun 2017 dan generasi anyarnya ini menjanjikan akurasi warna tinggi, alat alur kerja, dan fitur yang lebih efisien.

BenQ SW271C mempertahankan resolusi 3840×2160 piksel yang sama seperti pendahulunya, tetapi panel yang digunakan mendukung HLG selain HDR10. Dukungan color space-nya lebih luas, termasuk sRGB 100%, AdobeRGB 99%, dan P3 90%.

adobe-rgb

Lebih lanjut, monitor ini mengusung teknologi AQCOLOR dari BenQ dan memiliki 16-bit 3D LUT dengan Delta E ≤ 2. Serta, telah mengantongi sertifikasi dari Pantone Validated, Calman Ready, Calman Verified, dan mendukung kalibrasi video dengan LightSpace Light Illusion. Monitor ini juga sudah dikalibrasi dari pabrikan dan laporan kalibarasi pabrik disertakan di dalam kotak penjualan.

Untuk memperlancar alur kerja, BenQ SW271C dilengkapi Hotkey Puck Gen 2 versi terbaru. Lewat tombol ini pengguna bisa beralih profil warna dan menyesuaikan pengaturan layar dengan mudah, termasuk akses cepat ke software Uniformity Technology dan Paper Color Sync.

Teknologi Uniformity tersebut memastikan keseragaman di seluruh tampilan dengan menyesuaikan ratusan sub-region di seluruh panel untuk kecerahan yang seimbang. Sementara, Paper Color Sync akan menghasilkan preview simulasi untuk berbagai pengaturan warna, printer, dan jenis kertas.

Lewat Hotkey Puck Gen 2, pengguna juga dapat mengaktifkan mode advanced black & white dan mode GamutDuo. Jadi, bisa melakukan preview foto berwarna dalam salah satu dari tiga preset black & white yang telah ditetapkan sebelum mengedit. Sementara, mode GamutDuo memungkinkan preview foto yang sama dalam dua color gamut secara berdampingan.

BenQ juga melengkapi SW271C dengan beberapa fitur baru untuk memenuhi kebutuhan para videografer profesional. Selain dukungan HDR10 dan HLG, layarnya juga dapat menampilkan konten video 24p, 25p, dan 30p pada frame rate native-nya.

Monitor ini juga kompatibel dengan SDI ke HDMI, sehingga videografer bisa mentransfer video uncompressed langsung ke monitor ini. Koneksi lain mencakup port USB-C yang mendukung power delivery 60W, dua port HDMI 2.0, DisplayPort 1.4, USB Type B (upstream) dan dua port USB 3.1 (downstream).

BenQ SW271C memiliki SD card reader dan dilengkapi kap pelindung yang dapat dilepas serta dapat digunakan dalam orientasi lanskap dan portrait. Mengenai harga, monitor BenQ SW271C dibanderol US$1.599 atau sekitar Rp22,8 jutaan.

Sumber: DPreview

Samsung Tengah Mengembangkan Layar Smartphone yang Lentur dan Anti-Pecah

Saat ini para produsen smartphone sedang berlomba-lomba memperlebar rasio layar terhadap tubuh dengan maksud memaksimalkan penyajian konten tanpa membuat ukuran perangkat jadi bertambah besar. Tapi efek negatif dari upaya tersebut adalah semakin tereksposnya bagian terlemah di perangkat bergerak, yakni layar, terhadap hal-hal yang bisa membuatnya rusak.

Salah satu cara produsen meminimalkan dampak buruk dari insiden-insiden tak terduga pada layar smartphone ialah dengan menggunakan Corning Gorilla Glass. Di versi terbarunya, Corning mengklaim kaca mereka bisa menahan benturan saat terjatuh dari ketinggian 1,6m dengan persentase kesuksesan sebesar 80 persen. Namun Samsung telah menetapkan target yang lebih tinggi dari itu.

Sebuah teknologi display baru buatan Samsung dikabarkan sukses melewati uji daya tahan dengan standar yang ditetapkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Begitu tangguhnya panel ini, Samsung berani mengklaimnya sebagai layar ‘unbreakable‘. Kapabilitas begitu mengesankan sehingga selain bisa diaplikasikan pada perangkat komunikasi, display dapat dimanfaatkan di alat transportasi, edukasi hingga perlengkapan militer.

Proses tes dilakukan oleh para ahli di Underwriters Laboratories. Layar tersebut lulus uji coba jatuh dari ketinggian 1,2-meter sebanyak 26 kali. Bahkan saat tinggi drop test ditambah jadi 1,8-meter, display tidak meninggalkan bekas kerusakan – baik di bagian tengah ataupun samping. Panel juga berhasil melewati pengujian temperatur ekstrem serta bisa tetap bekerja normal setelah ditekuk. Lalu dalam video (bisa Anda simak di atas), layar unbreakable Samsung mampu menahan hantaman palu.

Rahasa layar tersebut terletak pada material penyusunnya. Ketika mayoritas display OLED masih mengusung kaca, panel baru Samsung memanfaatkan substrat plastik. Menurut keterangan Hojung Kim selaku GM Communication Team di Samsung Display Company, display berbahan plastik ‘reinforced‘ itu tak hanya cocok buat perangkat elektronik karena tangguh, tapi juga ringan, keras serta efektif dalam menyajikan konten digital karena karakteristiknya hampir serupa kaca.

Saat ini memang tersedia sejumlah pilihan smartphone bertema rugged. Namun karena difokuskan pada ketahanan tubuh; biasanya spesifikasi, desain ataupun kemampuan kameranya dinomor-duakan. Bayangkan jika kapabilitas ini bisa ditemukan di perangkat-perangkat populer yang stylish seperti Galaxy Note atau Galaxy S.

Samsung belum mengabarkan informasi mengenai apakah atau kapan mereka akan mulai menggunakan display plastik tangguh ini di produknya. Tapi terlepas dari premis ‘unbreakable flexible panel‘ itu, perlu kita sadari bahwa pengujian berstandar Departemen Pertahanan AS dilakukan dalam laboratorium. Performa penggunaan sehari-harinya boleh jadi berbeda.

Sumber: Samsung.

Nvidia Singkap BFGD, Layar Gaming 4K Raksasa 120Hz

Gamer PC diberikan keleluasaan untuk menikmati hobinya itu di berbagai tempat: permainan bisa diakses secara tradisional di atas meja, dalam perjalanan, atau dari ruang kelarga. Tapi begitu Anda mencicipi lezatnya bermain di refresh rate tinggi, kembali ke 60Hz mungkin membuat kepala jadi pusing. Sayangnya belum ada HDTV yang didesain khusus buat gaming.

Nvidia sudah lama berupaya memperluas pengalaman gaming PC ke seluruh penjuru rumah dan secara portable lewat Grid serta Shield. Dan di ajang CES kali ini, perusahaan teknologi grafis asal Santa Clara itu menyingkap perangkat yang tidak kalah unik: Big Format Gaming Display, disingkat BFGD, yaitu layar berukuran raksasa yang dispesialisasikan buat menangani permainan video, menjanjikan kualitas 4K mutakhir.

Bagi gamer veteran, penamaan produk ini sangat menarik karena segera mengingatkan kita pada BFG9000, senjata pamungkas di permainan Doom. Seperti senjata legendaris itu, Big Format Gaming Display mempunyai ukuran sangat besar, mencapai 65-inci. Nvidia juga tak lupa membubuhkan berbagai teknologi yang memastikannya layak jadi perangkat gaming, dari mulai HDR, refresh rate 120Hz, G-Sync, hingga menanamkan fungsi Nvidia Shield.

BFGD 2

BFGD kabarnya dikerjakan secara kolaboratif oleh Nvidia dan AU Optronics selama lebih dari dua tahun. Layar ini menyuguhkan resolusi 4K ‘sempurna’ 3440x1440p dengan tingkat kecerahan maksimal di 1000-nit, ditunjang teknologi Quantum Dot Enhancement Films, color gamut berkualitas sinema DCI-P3, dan HDR yang dioptimalkan untuk PC. Semua ini dimanfaatkan agar BFGD dapat merespons input dengan sigap, menyajikan gambar yang tajam dan jernih, bebas dari blur, tearing dan stuttering.

Lalu saat fitur HDR-nya diaktifkan, teknologi grafis Nvidia di dalam diklaim sanggup menghidangkan kualitas visual high-dynamic range yang super-cerah senyata aslinya. Dan seperti monitor gaming high-end, BFGD juga ditopang teknologi rendah latency sehingga gerakan di permainan tersuguh mulus.

BFGD 1

Ketika tidak sedang bermain game PC, Anda bisa menggunakan fitur Shield built-in di sana untuk menonton video 4K HDR. Shield siap mendukung konten dari Amazon, HBO, Hulu, Netflix, serta YouTube, serta mengakses game-game Android dan kompatibel ke sistem rumah pintar. Tak cuma itu, BFGD turut menyimpan teknologi GeForce Now, GameStream, dan memungkinkan kita melakukan input via Google Assistant.

Proses produksi sepertinya tidak dilakukan oleh Nvidia sendirian. Produk gelombang pertama kabarnya akan dipasok oleh sejumlah perusahaan teknologi terkenal semisal Acer, Asus dan HP.

Nvidia belum mengungkap kapan BFGD akan dirilis dan berapa harga harganya, tapi kita boleh berasumsi angkanya berada di atas HDTV 65-inci standar.

Sumber: GeForce.

Nintendo: Dead Pixel di Nintendo Switch Itu ‘Normal’

Lewat Switch, Nintendo menawarkan sebuah console yang bisa Anda bawa saat bepergian. Dan melihat perspektif portable gaming, device ini meninggalkan sistem handheld lain jauh di belakang berkat layar berkualitas, sistem kendali yang fleksibel, hingga dukungan kompatibilitas ke layar televisi. Meski demikian, peluncuran Nintendo Switch masih jauh dari kata mulus.

Selain minimnya dukungan launch title, pelepasan console hybrid yang tadinya diharapkan berlangsung lancar ternyata dinodai banyak kendala, baik teknis maupun pada build quality: file save tidak bisa ditransfer ke kartu microSD, permukaan Joy-Con dapat rusak akibat tempelan stiker, sampai gangguan koneksi wireless antara controller dengan console. Sayang sekali, daftar masalahnya tak berhenti sampai di sana.

Via Reddit, banyak pengguna mengeluhkan kehadiran dead pixel di layar Nintendo Switch mereka – yaitu kondisi di mana satu atau sejumlah area di panel tidak merespons output, biasanya hanya menampilkan warna hitam. Dan yang mengecewakan adalah reaksi dari Nintendo. Sang perusahaan raksasa hiburan dari Jepang itu tidak menganggapnya sebagai masalah serius.

Di laman support Nintendo Inggris dalam dokumen bertajuk ‘Terdapat titik-titik atau area terang dan gelap yang tidak bisa hilang di layar’, sang produsen console menyampaikan: “Beberapa titik pixel terkadang tidak aktif dan tersangkut, ini merupakan karakteristik dari layar LCD. Hal tersebut normal dan tidak dianggap sebagai kerusakan.”

Penjelasan di atas memperlihatkan bahwa Nintendo tidak mempunyai kebijakan refund terkait kehadiran dead pixel. Ketidaksempurnaan pada layar merupakan hal yang sering terjadi di era awal pemanfaatan LCD di perangkat bergerak, tapi persentasenya semakin mengecil seiring kian canggihnya teknologi produksi panel. Problem tersebut dahulu juga ditemukan di Nintendo DS, dan reaski sang produsen tidak jauh berbeda dari saat ini.

Waktu itu, Nintendo cuma bilang: “Kami menyarankan Anda untuk menggunakan sistem [handheld] ini selama beberapa minggu untuk mencari tahu apakah masalah [dead pixel] memengaruhi kenikmatan bermain. Jika, setelah memakainya, Anda merasa satu titik kecil itu terlalu mengganggu, Nintendo DS turut didukung garansi satu tahun. Kami dengan senang hati memeriksa, dan jika diperlukan, memperbaiki hardware Anda secara gratis dalam rentang waktu tersebut.”

Kebijakan serupa juga diterapkan untuk Nintendo Switch. Di Indonesia, sejumlah penawaran di toko online turut dibekali garansi resmi selama setahun, namun saya belum bisa memastikan apakah jaminan tersebut diberikan secara merata untuk tiap unit Switch yang dijual di tanah air atau tidak.

Sumber Eurogamer.

Predikat VR Ready dan Performa Layar Ialah Aspek Andalan di Seri Baru Notebook Gaming MSI GE

Hadirnya GPU berarsitektur Pascal di notebook tak hanya memanjakan gamer dengan produk berperforma tinggi, tapi juga merombak penyajian produk pencipta hardware. Ambil contohnya MSI, tersedianya GeForce GTX 1060 di keluarga GE memastikan notebook gaming kelas ‘menengah’ itu sanggup tangani VR. Padahal dulu, virtual reality hanya bisa disuguhkan oleh varian GT.

MSI GE62VR 3

Dalam bincang-bincang bersama MSI di awal Oktober silam, tim spesialis perangkat gaming asal Taiwan itu menjelaskan bahwa GE merupakan seri dengan penjualan terlaris. Selain berada di area paling seimbang antara harga, fitur dan peforma, GE menyimpan konfigurasi terlengkap, dari mulai model entry-level bertenaga 960M sampai versi VR Ready. Dan jika Anda berkunjung ke Indocomtech 2016, GE72VR dan GE62VR tetap jadi hero product MSI.

MSI GE62VR 1

Seperti keluarga laptop gaming MSI lainnya, perbedaan antara kedua model hanya terletak pada ukuran layar. GE72VR menyuguhkan panel 17,3-inci (ada opsi FHD, FHD 120Hz dan 4K), lalu GE62VR menghidangkan display 15,6-inci (tersedia pilihan FHD dan UHD). Susunan komponennya sendiri boleh dikatakan identik.

MSI GE62VR 6

Saat ditemui JCC hari Rabu silam, manager marketing Marcos Tseng kembali bilang bahwa saat ini spesifikasi tinggi tak lagi jadi aspek istimewa sebuah laptop. Semua brand sudah pasti berusaha menyajikan komposisi hardware terbaik. Fitur pendukung gaming-lah yang tidak boleh dilupakan karena pernak-pernik ini akan mendukung kinerja komponen serta menyempurnakan pengalaman penggunaan. Seringkali ia diremehkan oleh produsen, dan terdengar seperti gimmick belaka hingga konsumen merasakannya sendiri secara langsung.

MSI GE62VR 5

Faktor penting lainnya di notebook gaming adalah layar, jendala Anda untuk mengakses konten digital. Pilihan tipe dan ukuran panel yang MSI sediakan dimaksudkan buat memberi keleluasaan bagi konsumen. Dan demi memaksimalkan mutunya, MSI menerapkan teknologi True Color (pertama kali muncul di seri Prestige) sehingga notebook mampu menghidangkan warna seakurat mungkin – mendekati sRGB 100 persen – melalui proses kalibrasi dan pemeriksaan ekstensif.

MSI GE62VR 4

Upgrade pada layar IPS, khususnya pada varian anyar, juga memberikan monitor laptop jangkauan warna yang lebih luas. Dibanding panel TN standar, gambar 40 persen lebih tajam, level kontrasnya meningkat, lalu tingkat kecerahannya naik 20 persen. Konten tetap tampak jelas meski Anda melihatnya dari sudut kiri maupun kanan.

Baik GE72VR 6RF Apache Pro dan GE62VR 6RF Apache Pro telah tersedia di Indonesia, masing-masing ditawarkan di harga Rp 25 juga dan Rp 24 juta. Produk bisa Anda coba di booth MSI selama Indocomtech 2016 berlangsung.

Teknologi Pre-Touch Microsoft Lebih Canggih dari Apple 3D Touch

3D Touch adalah salah satu fitur andalan yang Apple sematkan di iPhone 6S. Berkatnya, smartphone mampu mengukur intensitas sentuhan – dapat membedakan tap normal atau tekanan kuat pada layar, diakui sebagai lompatan besar dalam penyajian touchscreen. Menariknya, terdengar kabar bahwa Microsoft sedang meramu teknologi sejenis tapi lebih canggih.

Melalui blog resmi, Microsoft memperkenalkan teknologi bernama Pre-Touch Sensing for Mobile Interaction. Meskipun pengembangannya masih dalam wilayah handset ber-touchscreen, pemakaian Pre-Touch tidak membutuhkan sentuhan. Metodenya mirip Samsung Air View, namun sang raksasa dari Redmod itu betul-betul menitikberatkan detail dan akurasi. Alhasil, Anda bisa menavigasi konten smartphone tanpa perlu menyentuhnya, membuat prosedurnya jadi efisien.

Pre-Touch memberikan kemampuan pada smartphone untuk mendeteksi posisi jari di sekitar layar termasuk saat Anda menggenggamnya. Seiring penggunaan, ia dapat beradaptasi terhadap cara kita berinteraksi dengan handset. Contoh sederhana: ketika Anda sedang menyaksikan video, tidak ada UI yang mengganggu. Interface baru akan keluar sewaktu jari mendekat, dan seperti biasa, Anda dapat mem-pause atau menggerakkan slider.

Pusat dari kapabilitas Pre-Touch terletak pada komponen touchscreen self-capacitive. Sebelumnya, teknik kendali hands-free seperti ini biasanya mengandalkan kamera depan di device atau mungkin ultrasonic, tapi versi Microsoft tersebut sepenuhnya memanfaatkan bagian layar. Pre-Touch mendongkrak tingkat akurasi dan keleluasaan pengoperasian via gesture, serta membantu bidang kolaborasi edit konten.

Seperti yang telah dibahas sedikit sebelumnya, Microsoft juga memodifikasi Pre-Touch agar mengetahui bagaimana cara Anda menggunakan device. Jika kebetulan Anda sedang memegangnya di tangan kanan dan mencoba mengakses konten (misalnya dengan jempol), UI akan dimunculkan di area yang mudah dijangkau. Hal serupa berlaku untuk tangan kiri. Berkat Pre-Touch, smartphone seolah-olah mengerti maksud Anda bahkan sebelum disentuh.

Lewat video yang diunggah minggu lalu, Microsoft memperlihatkan beberapa aspek yang terbantu karena Pre-Touch. Misalnya sewaktu menjelajahi web, hyperlink akan muncul seandainya device mendeteksi satu jari, lalu eksplorasi tab dapat diteruskan dengan merentangkan dua jari atau lebih.

Microsoft belum menginformasikan kapan Pre-Touch akan hadir di produk konsumen. Di sesi demo, tampaknya Microsoft memakai perangkat prototype. Semoga saja fitur ini segera diimplementasikan oleh para pencipta handset.

Via Digital Trends.

AOC Ajak Anda Dominasi Game Dengan Monitor Curved 35-Inci Canggih Ini

Entah apakah Anda seorang gamer PC veteran atau pemain casual yang gemar menikmati permainan-permainan video di waktu luang, ketepatan dalam memilih hardware dapat menentukan menang atau kalah. PC sudah siap? Selanjutnya Anda memerlukan layar yang mampu menghidangkan visual dengan optimal, dan monitor baru AOC ini bisa menjadi kandidat terbaik.

Pertama kali dipamerkan di ajang CES 2016, di tanggal 4 Maret ini perusahaan elektronik dari Taipei itu resmi memperkenalkan AOC C3583FQ ke konsumen Indonesia. Ia adalah anggota baru dari keluarga Gaming mereka, sebuah panel ultra-wide 21:1 curved seluas 35-inci. Kata ‘curved‘ mungkin akan menarik perhatian para calon pembeli, tapi kapabilitas canggih di dalam membuatnya semakin menggoda.

AOC C3583FQ 03

AOC C3583FQ dibekali tingkat refresh rate maksimal yang tinggi, yaitu 160Hz, dipadu teknologi Adaptive-Sync dan FreeSync. Kombinasi semua itu menjaga pengalaman gaming Anda mulus dan bebas-lag meskipun frame rate naik-turun (terutama di level 45 sampai 160fps). Dari sedikit riset di internet, C3583FQ memiliki kepadatan 79,39ppi – tidak besar namun diperlukan agar sanggup menyajikan refresh rate 160Hz.

Tentu saja layar membusur merupakan aspek primadona dari AOC C3583FQ. Ia mengusung radius 2.000mm, lebih melengkung dibanding monitor konvensional. Rancangan tersebut dipergunakan demi meminimalisir gangguan di ruang pandang gamer, membuat game jadi lebih immersive. Panel ditopang teknologi AMVA (Advanced Multi-Domain Vertical Alignment) sehingga warna hitam lebih gelap serta mampu menyampaikan rasio kontras tinggi, 2000:1.

AOC C3583FQ 04

Monitor memiliki waktu respon 4ms, flicker-free dan beroperasi di resolusi 2560×1080. Artinya ia tidak membebankan GPU-GPU kelas menengah, memastikan gamer tetap mendapatkan frame rate memuaskan. C3583FQ memanfaatkan lapisan matte anti-glare pada permukaannya demi menjaga ‘graininess‘ pada gambar tetap rendah, dengan output kecerahan 300cd/m².

Segala macam konektivitas dan tombol-tombol ditempatkan di stand-base. Di sana Anda bisa menemukan dual-link DVI, dua buah port HDMI 1.4 (MHL), sepasang port DP 1.2a (dengan Adaptive-Sync), serta colokan input dan audio 3,5mm. Monitor C3583FQ dilengkapi pula oleh dua speaker 5W, diarahkan ke belakang.

AOC C3583FQ 01

Walaupun pemberitahuan kehadiran monitor AOC C3583FQ dilakukan di awal bulan Maret ini, tim AOC Monitor Asia Pacific belum mengungkap kapan produk tersedia di tanah air dan berapa harganya. Via press release, perwakilan AOC cuma bilang bahwa monitor dibanderol di kisaran US$ 800-an.

Usung Keunikan Desain Dua Layar, Smartphone Rusia YotaPhone 2 ‘Invasi’ Indonesia

Setahun lebih setelah perilisannya, awal minggu ini kita mendengar kabar bahwa YotaPhone 2 siap berkiprah di pasar mobile device nusantara. Sebagai handset flagship perusahaan mobile broadband asal Rusia itu, YotaPhone 2 menyajikan keunikan yang tidak dimiliki smartphone lain: kehadiran layar kedua berbekal teknologi electronic paper display.

Dalam acara peluncuran resmi di Indonesia, business development director Mikhail Belousov mengatakan handset tersebut adalah salah satu produk favorit Steve Wozniak. Langkah ini menarik, karena Indonesia merupakan negara Asia Tenggara pertama tempat mendaratnya YotaPhone 2. Produsen dan distributor berharap, smartphone Yota generasi kedua ‘mampu memperkenalkan konsep ponsel pintar masa depan.’

YotaPhone 2 Launch 10

Mungkin pertanyaan terbesar yang membuat khalayak penasaran adalah, setelah sekian lama, mengapa Yota baru memutuskan untuk membawa YotaPhone 2 ke Indonesia? Distributor Maxindo Telemedia Nusantara menyebutkan beberapa alasan. Waktu memang diperlukan karena mereka tidak bisa mengambil jalan pintas, dan handset memegang peranan penting dalam upaya pengenalan brand kepada konsumen lokal.

YotaPhone 2 Launch 12

Dari perspektif Yota Devices, mereka ingin membuktikan bahwa Rusia dapat meramu smartphone berkualitas, ‘tidak hanya peralatan militer’. Tentu saja wajar jika produsen ingin menawarkan produk unik, dan jarang sekali ada handset seperti YotaPhone, namun konsumen seperti apa yang menjadi sasaran utama mereka? Menariknya, Yota tidak mematok segmen tertentu.

YotaPhone 2 Launch 14

“YotaPhone 2 diracik untuk para pecinta inovasi, mereka yang lebih mengutamakan komunikasi sesungguhnya, bukan sekedar penjelajah dunia virtual – contohnya memakai device buat membuka Facebook atau Instagram,” kata Belousov. “Kemudian para profesional dalam segala bidang, bukan cuma pebisnis. Para petualang dan penggemar seni pasti juga akan menyukaianya karena handset kami menawarkan kebebasan berekspresi.”

Namun kita tahu, mayoritas pemilik smartphone Indonesia menggunakan perangkat bergerak untuk berinteraksi di jejaring sosial. Anda tidak perlu cemas, aspek tersebut tidak dilupakan tim desainer. Belousov bilang, melalui layar kedua, akses ke media sosial jadi semakin mudah. Pengguna tinggal membubuhkan widget Facebook di layar e-ink. Dengan begitu, masuk ke app sangat simpel, tanpa repot-repot membuka display utama.

YotaPhone 2 Launch 03

YotaPhone 2 Launch 08

Layar e-ink ialah fitur primadona di YotaPhone 2. Panel seluas 4,7-inci itu diletakkan di punggung, dan ia sama sekali tidak memengaruhi rancangan ergonomis handset. Level resolusinya memang tidak begitu tinggi, yaitu 960×540-pixel. Dan jika teliti, Anda bisa melihat efek pixelation di sana. Tapi saya tidak menganggapnya sebagai masalah sebab display bukan dibuat untuk menonton video atau bermain game.

YotaPhone 2 Launch 04

EPD akan selalu menyala dan hanya mengonsumsi sedikit sekali daya di baterai. Ia baru benar-benar menggunakan tenaga ketika refresh. Di lock screen (dinamai YotaCover) layar kedua memperlihatkan informasi-informasi umum, contohnya panggilan atau pesan masuk, email, dan segala macam notifikasi. Anda dipersilakan memilih foto, atau bahkan isi album Facebook (berganti tiap 5/10/30 menit), untuk ditampilkan di cover.

YotaPhone 2 Launch 05

Melalui sesi hands-on singkat, ada detail unik yang Yota cantumkan pada layar e-ink curved smartphone. Kedua panel dilapisi Corning Gorilla Glass 3, sehingga Anda tidak perlu takut untuk menyelipkannya di kantong celana. Namun ketika layar utama terasa seperti kaca, permukaan bertekstur electronic paper display memberikan kesan mirip plastik. Pendekatan desain ini membantu kita mengetahui sisi layar tanpa melihat. Dan di YotaPhone 2, panel e-ink sudah mendukung input sentuh.

YotaPhone 2 Launch 15

YotaPhone 2 Launch 06

Suka tidak suka, pemanfaatan layar ganda mempunyai konsekuensi. YotaPhone 2 mengusung konstruksi unibody. Anda tidak bisa mengakses baterai, dan memori tak dapat diekspansi. Spesifikasi hardware juga mulai terusul oleh produk-produk mid-range, terutama dari RAM. Walau demikian, Belousov menyampaikan bahwa memori internal sebesar 32GB seharusnya cukup lapang untuk ruang penyimpanan aplikasi.

Meski bermanuver di ranah yang sama, YotaPhone berbeda dari brand seperti Samsung dan Lenovo. Variasi produk mereka tidak banyak, dan perhatian berikutnya tertuju pada smartphone generasi ketiga.

YotaPhone 2 Launch 11

Berdasarkan informasi terakhir, YotaPhone dijadwalkan untuk dilepas tahun ini. Komentar sang business development director mengindikasikan perilisan akan dilaksanakan paling lambat di pertengahan tahun 2016. Saat saya tanya apakah YotaPhone 3 cuma difokuskan ke wilayah China, Belousov meyakinkan, produk tersebut akan dirilis ‘secara luas’.

Sama seperti visi mereka sebelumnya, Yota Devices berjanji untuk menyuguhkan produk dengan rasio performa dan harga terbaik. Tapi apakah YotaPhone 3 (kembali) dipersenjatai chip high-end? “Kita tunggu saja nanti. Yang pasti ia akan lebih terjangkau,” kata Mikhail Belousov.

Untuk YotaPhone 2, spesifikasi hardware lengkapnya bisa Anda baca di artikel ini. Gerbang pre-order sudah dibuka secara eksklusif di Blibli.com, dijajakan mulai seharga Rp 7 juta (harga retail Rp 9 juta).

YotaPhone 2 Launch 13

Didominasi Layar Internal, Mobil Konsep Nissan Ini Dibuat Sebagai ‘Kanvas Berkreasi’

Satu contoh langkah pengembangan mobil masa depan ialah integrasi fitur pintar serta konektivitas lengkap demi mempermudah pemakaian. Beberapa produsen otomotif juga fokus pada faktor ramah lingkungan, berupaya menekan hasil emisi karbon seminimal mungkin. Namun dalam perancangan mobil konsep anyar mereka, Nissan malah mengusung gagasan tak biasa. Continue reading Didominasi Layar Internal, Mobil Konsep Nissan Ini Dibuat Sebagai ‘Kanvas Berkreasi’

Mondopad 2.0 Satukan Konsep Monitor dan Fungsi Presentasi

Walaupun banyak digunakan di perkantoran, proyektor konvensional memiliki sejumlah kelemahan. Salah satunya, ia harus tersambung ke device utama. Produsen berupaya mengatasi masalah ini dengan memperkecil ukuran, ataupun menggabungkan proyektor ke PC. InFocus punyai ide lain. Sejak tahun 2011, mereka telah mengenalkan alternatif bernama Mondopad. Continue reading Mondopad 2.0 Satukan Konsep Monitor dan Fungsi Presentasi