7 Cara Mengatasi Layar Hp Tidak Bisa Disentuh, Tak Perlu Dibawa ke Tempat Servis

Layar hp yang rusak seperti tidak bisa disentuh tentu mempengaruhi kinerja ponsel Android. Ini karena layar sentuh (touch screen) macet dan pengguna tidak bisa membuka aplikasi.

Touchscreen hp bisa saja rusak. Ada beberapa faktor yang menyebabkan layar hp tidak bisa disentuh seperti biasanya. Misalnya tidak sengaja terjatuh, tercebur ke dalam air hingga tertimpa benda berat. Berikut cara mengatasi layar sentuh atau touchscreen tidak berfungsi di HP Android, mengutip berbagai sumber untuk kamu coba.  

Restart Hp

Cara pertama untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan reload (reboot) HP. Biasanya, ini memungkinkan kamu untuk menormalkan proses yang berjalan di sistem. Layar HP yang tidak bisa disentuh kemungkinan karena masalah sistem operasi. Cara restart hp biasanya sana, berikut caranya:

  1. Tekan tombol daya selama beberapa detik.
  1. Kemudian pilih opsi “Restart”.
  1. Tunggu HP memuat ulang
  1. Setelah reload, coba operasikan layar sentuh HP. 

Safe Mode

Layar hp bisa saja tidak dapat digunakan seperti biasanya. Ketika situasi seperti itu terjadi, Kamu dapat mem-boot ulang ke Safe Mode.

Safe mode di ponsel Android memungkinkan kamu menggunakan perangkat dengan sistem bawaan. Artinya, aplikasi dan layanan yang diinstal oleh pengguna akan dihapus.

Cara ini bisa dilakukan jika penyebab layar smartphone tidak bisa disentuh adalah aplikasi yang baru saja diunduh, ternyata tidak terpasang dengan benar atau bahkan mengandung malware. Untuk memulai ulang ponsel kamu dalam safe mode maka ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Tekan tombol daya selama beberapa detik.
  1. Pilih opsi “Nonaktifkan”.
  1. Setelah mematikan ponsel kamu, tekan lagi tombol daya dan tombol volume turun secara bersamaan. 

Diagnosis Layar

Ada beberapa aplikasi yang bisa membantu pengguna mengetahui mengapa layar hp tidak bisa disentuh. Salah satunya adalah Display Tester yang mendiagnosa sensitivitas layar smartphone secara manual.

Aplikasi Display Tester tersedia dari Play Store dan dapat diinstal sebagai berikut:

  1. Cari aplikasi Display Tester di Google Play Store
  1. Setelah mengunduh aplikasi, instal di perangkat kamu.
  1. Setelah terinstal, buka aplikasi Display Tester. Dari halaman aplikasi utama, pilih Tests > Touch Screen Test.
  1. Kamu dapat sepenuhnya menyentuh semua bagian layar smartphone.
  1. Jika nilai indikator tidak mencapai 100 persen, layar smartphone bisa rusak. 

Keluarkan Kartu SIM dan SD Card

Alasan lain layar ponsel tidak berfungsi adalah kartu SIM atau SD yang rusak. Jika layar sentuh ponsel kamu tidak berfungsi, kamu dapat memperbaikinya dengan mematikan ponsel, melepas kedua kartu, lalu menyalakannya kembali tanpa menggunakan kedua kartu. 

Keringkan Ponsel

Ponsel yang basah akan membuat layar tidak responsif bahkan berhenti bekerja. Cara perawatan yang sederhana adalah dengan mengeringkannya secara menyeluruh. Dalam beberapa kasus, cara ini mungkin memakan waktu beberapa hari.

Tekan Perlahan Setiap Sudut Hp

Cara ini bisa kamu gunakan saat ponsel baru saja terjatuh. Bahannya bisa mengendur jika handphone terbentur. Tekan dengan lembut setiap sudut hp untuk menyatukannya kembali. Jika ini tidak membantu, kamu harus membongkar perangkatnya.  

Periksa Pengisi Daya Baterai

Jika layar sentuh ponsel kamu tidak berfungsi dalam mode pengisian daya, masalahnya mungkin disebabkan oleh pengisi daya yang tidak kompatibel.

Pastikan kamu menggunakan pengisi daya asli dan bukan pengisi daya orang lain. Sekalipun voltase charger sama, arus listrik bisa berbeda-beda, yang akhirnya bisa menimbulkan masalah pada layar sentuh.

Inilah cara mengatasi layar sentuh ponsel yang tidak berfungsi sebelum kamu memastikannya sebelum membawanya ke tempat diservis. Selamat mencoba! 

Mercedes-Benz Pamerkan Beragam Inovasi Digital pada S-Class Generasi Terbaru

Keberadaan touchscreen pada dashboard mobil sudah tidak bisa dibilang barang baru lagi. Kendati demikian, saya kira belum ada pabrikan yang seberani Tesla, yang sejak Model 3 sudah sepenuhnya mengandalkan layar sentuh untuk mengendalikan beragam fungsi mobil.

Arahan yang diambil Tesla mungkin agak kelewat ekstrem. Kalau untuk keperluan seperti mengecek tekanan ban, touchscreen mungkin merupakan medium interaksi yang sangat pas. Namun kalau untuk mengatur arah semburan AC atau membuka jendela mobil, saya rasa reflek manusia akan lebih nyaman dengan kehadiran tuas fisik.

Sayang sepertinya trennya lebih condong ke visi Tesla. Mercedes-Benz baru-baru ini menjabarkan secara detail mengenai pembaruan yang mereka terapkan pada sistem infotainment MBUX-nya, yang siap menjalani debutnya bersama S-Class generasi terbaru. Kalau mau penjelasan sederhananya, versi baru MBUX ini melibatkan touchscreen berukuran besar sebagai panel kontrol utamanya.

Layar sentuh OLED sebesar 12,8 inci dengan orientasi vertikal ini langsung mengingatkan saya pada touchscreen milik Tesla Model S. Menurut Mercy, kehadiran layar sentuh ini membantu mereka mengeliminasi 27 tombol yang biasanya terdapat dalam kabin S-Class. Seketika itu juga saya berpikir: “Apakah ini berarti S-Class generasi terbaru tidak dilengkapi tombol power window?”

Untungnya tidak demikian. Mercy memastikan bahwa tombol power window, tuas wiper dan lampu, serta sejumlah tombol fisik lain yang sudah sangat familier masih ada di tempat aslinya. Namun untuk kenop-kenop pengaturan sistem climate control, Mercy sudah memindahnya ke layar sentuh, meski untungnya Mercy juga merancangnya agar menghuni porsi bawah layar secara permanen.

MBUX

Tepat di balik lingkar kemudinya, tentu saja panel instrumennya juga sudah sepenuhnya digital. Satu hal baru yang Mercy perkenalkan di sini adalah semacam teknologi 3D display yang glasses-free. Pastinya untuk apa fitur ini Mercy buat belum dijelaskan, dan yang menurut saya lebih menarik adalah teknologi AR-HUD alias augmented reality heads-up display.

Penerapan AR di bidang otomotif bukanlah hal baru, akan tetapi Mercy berhasil mengintegrasikan teknologinya dengan HUD, yang berarti konten AR bisa diproyeksikan langsung ke jendela depan mobil. Hasil proyeksinya pun cukup luas, setara layar 77 inci kalau kata Mercy.

Tentu saja implementasi AR di sini bukan sebatas untuk keren-kerenan saja. Salah satu fungsinya adalah sebagai format baru untuk menampilkan panduan navigasi. Dan karena tampilannya sekarang bisa diproyeksikan ke jendela depan, maka pengemudi bisa melihat arah panah petunjuk navigasi yang seakan-akan berada tepat di atas jalanan.

Berhubung S-Class identik dengan mobil para bos yang pasti punya sopir pribadi, tentu saja kabin belakangnya turut dibanjiri layar sentuh. Maksimal hingga tiga buah, satu di konsol pembatas dan dua sisanya di belakang jok depan.

MBUX

Teknologi keamanan biometrik juga menjadi salah satu fitur yang diunggulkan MBUX versi terbaru. Dari yang sederhana seperti memindai kode QR untuk mengaktifkan profil pengemudi (yang menyimpan informasi-informasi seperti posisi jok, pengaturan climate control, dan lain sebagainya), sampai yang lebih kompleks seperti fingerprint scanning dan facial recognition.

Pada S-Class terbaru nanti, facial recognition tak hanya dipakai untuk memantau apakah pengemudi mulai mengantuk, melainkan juga untuk mengaktifkan beragam fungsi-fungsi cerdas, seperti misalnya menyesuaikan posisi kaca spion secara otomatis (dengan memperhatikan posisi kepala dan mata pengemudi relatif terhadap sandaran jok dan parameter-parameter lainnya).

Mercy juga tak mau melupakan sistem voice recognition. Pada MBUX versi terbaru, perintah suara dapat diberikan tanpa harus menyebutkan “Hey Mercedes” setiap kali. Mercy mengklaim sistemnya telah mendukung 27 bahasa yang berbeda, serta mampu memahami instruksi-instruksi yang implisit seperti misalnya “Saya kepanasan” daripada yang terang-terangan seperti “Turunkan suhu AC ke 20 derajat”.

Sejauh ini penawaran Mercy terdengar lebih menarik daripada Tesla kalau buat saya. Digitalisasi itu penting, dan kita tentu ingin bisa mengakses beragam fitur mobil semudah menavigasikan smartphone. Kendati demikian, beberapa hal tetap lebih mudah dikendalikan via tombol atau tuas fisik. Anda tentunya bakal keberatan kalau tombol volume pada ponsel Anda dihilangkan, bukan?

Sumber: CNET dan Daimler.

Cara Mematikan Fungsi Touchscreen Android Saat Anak Menonton Video

Banyak orang tua masa kini mengalihkan perhatian anaknya dengan memberikan tontonan video baik dari YouTube, Facebook atau rekaman pribadi. Tapi, tak sedikit pula dari mereka yang kemudian dibuat pusing karena anak belum bisa mengontrol gerakan tangan mereka dengan sempurna sehingga menyentuh layar dan mengakibatkan video terhenti, hilang, berganti dan bahkan lebih buruk terhapus.

Anda tentu tidak mau insiden terakhir menimpa Anda. Untuk mencegah hal-hal seperti itu, Anda harus mematikan respon touchscreen ketika disentuh oleh anak. Caranya bagaimana? Yuk, kita coba!

  • Pertama-tama, unduh dahulu aplikasi Touch Lock – Toddler Video di Play Store.
  • Install seperti biasa kemudian jalankan.
  • Setelah dijalankan, Anda akan menemukan sebuah notifikasi yang selalu tampil di bagian atas perangkat Anda. Geser ke bawah untuk menampilkan panel dan tap setiap kali Anda ingin mematikan layar.

Cara Mematikan Fungsi Touchscreen Android Saat Anak Menonton Video_1

  • Untuk mengaktifkan kembali layar, tap dua kali icon bundar di bagian kanan layar perangkat.

Cara Mematikan Fungsi Touchscreen Android Saat Anak Menonton Video

  • Selain mematikan touchscreen, aplikasi juga bisa mematikan hanya tombol Home dan dua tombol yang mengapitnya. Caranya, jalankan aplikasi terlebih dahulu kemudian geser sampai Anda menemukan panel di gambar ini. Tap Enable Now kemudian tap Lock Screen dan ubah posisi dari off ke on. Atau, jika Anda ingin mengunci aplikasi tertentu, Anda juga bisa melakukannya di aplikasi yang sama.

Screenshot_2016-12-05-10-53-57

  • Jika langkah di atas sudah dilakukan, untuk mematikan tombol Home, geser bar notifikasi kemudian tap ikon yang berada di tengah seperti yang ditandai di gambar ini.

Screenshot_2016-12-05-10-57-22

  • Untuk mengembalikan fungsi tombol home, cukup menggeser kembali bar notifikasi dan menekan ikon yang sama. Atau dapat dengan men-tap tombol home sebanyak dua kali.

Selesai, silahkan dicoba!

Gambar header ilustrasi: Pixabay.

Teknologi Pre-Touch Microsoft Lebih Canggih dari Apple 3D Touch

3D Touch adalah salah satu fitur andalan yang Apple sematkan di iPhone 6S. Berkatnya, smartphone mampu mengukur intensitas sentuhan – dapat membedakan tap normal atau tekanan kuat pada layar, diakui sebagai lompatan besar dalam penyajian touchscreen. Menariknya, terdengar kabar bahwa Microsoft sedang meramu teknologi sejenis tapi lebih canggih.

Melalui blog resmi, Microsoft memperkenalkan teknologi bernama Pre-Touch Sensing for Mobile Interaction. Meskipun pengembangannya masih dalam wilayah handset ber-touchscreen, pemakaian Pre-Touch tidak membutuhkan sentuhan. Metodenya mirip Samsung Air View, namun sang raksasa dari Redmod itu betul-betul menitikberatkan detail dan akurasi. Alhasil, Anda bisa menavigasi konten smartphone tanpa perlu menyentuhnya, membuat prosedurnya jadi efisien.

Pre-Touch memberikan kemampuan pada smartphone untuk mendeteksi posisi jari di sekitar layar termasuk saat Anda menggenggamnya. Seiring penggunaan, ia dapat beradaptasi terhadap cara kita berinteraksi dengan handset. Contoh sederhana: ketika Anda sedang menyaksikan video, tidak ada UI yang mengganggu. Interface baru akan keluar sewaktu jari mendekat, dan seperti biasa, Anda dapat mem-pause atau menggerakkan slider.

Pusat dari kapabilitas Pre-Touch terletak pada komponen touchscreen self-capacitive. Sebelumnya, teknik kendali hands-free seperti ini biasanya mengandalkan kamera depan di device atau mungkin ultrasonic, tapi versi Microsoft tersebut sepenuhnya memanfaatkan bagian layar. Pre-Touch mendongkrak tingkat akurasi dan keleluasaan pengoperasian via gesture, serta membantu bidang kolaborasi edit konten.

Seperti yang telah dibahas sedikit sebelumnya, Microsoft juga memodifikasi Pre-Touch agar mengetahui bagaimana cara Anda menggunakan device. Jika kebetulan Anda sedang memegangnya di tangan kanan dan mencoba mengakses konten (misalnya dengan jempol), UI akan dimunculkan di area yang mudah dijangkau. Hal serupa berlaku untuk tangan kiri. Berkat Pre-Touch, smartphone seolah-olah mengerti maksud Anda bahkan sebelum disentuh.

Lewat video yang diunggah minggu lalu, Microsoft memperlihatkan beberapa aspek yang terbantu karena Pre-Touch. Misalnya sewaktu menjelajahi web, hyperlink akan muncul seandainya device mendeteksi satu jari, lalu eksplorasi tab dapat diteruskan dengan merentangkan dua jari atau lebih.

Microsoft belum menginformasikan kapan Pre-Touch akan hadir di produk konsumen. Di sesi demo, tampaknya Microsoft memakai perangkat prototype. Semoga saja fitur ini segera diimplementasikan oleh para pencipta handset.

Via Digital Trends.

Tak Hanya Merespons, Teknologi FingerAngle Bisa Baca Arah Datangnya Sentuhan

Berkat 3D Touch Apple, iPhone generasi terbaru kini bisa mengetahui besarnya tekanan sentuhan. Cukup tambahkan app seperti Plum-O-Meter, smartphone dapat digunakan untuk menimbang bobot. Sayang sekali teknologi tersebut masih terbilang eksklusif, dan secara umum, touchscreen masih belum mampu menjadi teknik input optimal karena sejumlah keterbatasan.

Kabar baiknya, penemuan tim Qeexo dari Carnegie Mellon University berpeluang membawa pemakaian touchscreen ke level yang lebih ideal. Para ahli di sana memperkenalkan FingerAngle, teknologi yang memungkinkan handset tak cuma merespons, namun menerka arah datangnya sentuhan. Dan hebatnya lagi, Anda tidak perlu membeli smartphone baru buat menggunakannya.

Solusi Qeexo dihadirkan dalam bentuk algoritma via software, membuka kemampuan smartphone untuk membaca arah dan perputaran jari secara tiga dimensi saat didekatkan ke display di poros pitch dan yaw. Potensinya sangat besar, jauh melampaui kapabilitas 3D Touch yang terbatas buat mengidentifikasi tekanan, karena gesture bisa dihasilkan hanya melalui gerakan satu jari.

FingerAngle 01

Smartphone dapat mengetahui bagian jari mana yang disentuhkan, dan teknik tersebut dimanfaatkan Qeexo untuk menentukan orientasi ‘relatif’ ke layar. Solusi ini sangat pintar: Biasanya kita memerlukan dua jari buat memutar arah display, tidak masalah jika perangkat mempunyai panel berukuran lebar, tapi akan jadi kendala ketika diterapkan pada smartwatch.

Lewat algoritma FingerAngle, smartwatch bisa mendeteksi rotasi sewaktu Anda menggerakan jari, meskipun sebetulnya posisinya tidak berubah. Melalui teknik serupa, kita dapat menyesuaikan volume atau zoom-in dan zoom-out cukup dengan memutar jari searah/berlawanan jarum jam. Contoh lainnya adalah untuk mengonfigurasi sudut perspektif, misalnya dalam aplikasi Google Street View.

Namun walaupun FingerAngle tersaji berbasis sotfware, jangan harap ia bisa langsung diimplementasikan ke handset via instalasi app standard. FingerAngle harus dipasang terlebih dulu di di firmware, diintegrasikan ke perangkat lunak produsen supaya dapat bekerja. Qeexo sudah mulai melakukan kerjasama dengan beberapa nama. Karya mereka sebelumnya, Fingersense, sudah diimplementasikan Huawei ke handset P8, Honor 7 dan Mate S.

Qeexo belum memberi tahu kapan FingerAngle akan didistribusikan dan smartphone/tablet/smartwatch apa yang pertama kali mengusungnya, semoga saja developer siap merilisnya di tahun depan .

Via Gizmodo.

Zrro Berikan Solusi Canggih Untuk Menikmati Game Mobile di TV

Anda tahu apa penghambat terbesar dalam menyajikan dan menikmati game-game mobile di TV a la console? Masalahnya adalah controller. Mayoritas permainan mobile dibuat untuk layar sentuh, dan mengkonversi skema kendali ke gamepad fisik bukanlah hal mudah. Ouya mencoba memberi solusi, tapi nyatanya kompatibilitas serta jumlah game-nya sangat terbatas. Continue reading Zrro Berikan Solusi Canggih Untuk Menikmati Game Mobile di TV

TextBlade Adalah Aksesori Keyboard dengan Teknologi MultiTouch

Virtual keyboard, sampai saat ini ia masih di ambang kebingungan – entah harus berbangga karena disebut sebagai revolusi teknologi, atau malu akibat celaan dari para penggemar berat BlackBerry yang tidak bisa lepas dari keyboard fisik. Continue reading TextBlade Adalah Aksesori Keyboard dengan Teknologi MultiTouch

Ini Dia Layar Sentuh OLED Yang Bisa Dilipat Tiga

Tersedianya teknologi layar sentuh pada perangkat mobile bukan lagi menjadi suatu hal yang spesial berkat semakin canggih dan terjangkaunya komponen pendukung. Kita mungkin dapat mudah menyebutkan device ber-touchscreen, tapi barangkali kita tidak tahu bahwa para inovator terus berusaha menciptakan terobosan baru dalam penyajian layar sentuh. Continue reading Ini Dia Layar Sentuh OLED Yang Bisa Dilipat Tiga

PrintScreen Memungkinkan Kita Mencetak Layar Sentuh di Benda Apapun

Istilah ‘print screen‘ mungkin sering didengar, terutama oleh kita para pengguna komputer. Tapi sistem PrintScreen buatan kolaborasi badan riset Max Planck Institute dan Saarland University berhasil meraih penghargaan karena memberikan alternatif mudah dan murah dalam membuat layar sentuh, via metode cetak biasa dengan printer konvensional. Sangat mengagumkan bukan? Continue reading PrintScreen Memungkinkan Kita Mencetak Layar Sentuh di Benda Apapun

Adora20 3M Adalah All-in-One Ultra Slim Bertenaga APU Kabini dari MSI

Sudah bukan lagi rahasia: bagi konsumen end-user, AMD biasanya menawarkan produk yang lebih murah dibandingkan dengan sang rival berlogo biru itu. Lalu bagi produsen hardware, memanfaatkan chip besutan AMD artinya mereka dapat menekan harga jual. Langkah ini kembali diambil MSI dalam merancang PC All-in-One terbaru mereka, Adora20 3M. Continue reading Adora20 3M Adalah All-in-One Ultra Slim Bertenaga APU Kabini dari MSI