Kabarnya Sony Kesulitan Menekan Harga PlayStation 5

Bagi produsen console game, hanya memperoleh keuntungan kecil atau bahkan merugi dalam memasarkan produk bukanlah hal baru. Anda mungkin sempat mendengar soal ongkos produksi PlayStation 3 yang lebih mahal dari harga unitnya, lalu Sony juga tidak mendapatkan banyak laba dari penjualan PlayStation 4. Biasanya, profit baru perusahaan raih lewat software serta layanan premium seperti PlayStation Plus.

Berdasarkan laporan sejumlah narasumber kepada Bloomberg, kondisi yang Sony hadapi ketika memproduksi PlayStation 3 berpeluang akan terulang lagi di PlayStation 5. Sang console maker Jepang itu kabarnya sedang kesulitan menekan harga console next-gen mereka. Akibatnya, sejumlah fitur terpaksa ditiadakan. Dan boleh jadi inilah penyebab mengapa Sony belum mengumumkan harga PlayStation 5 dan menunggu hingga Microsoft menyingkap harga Xbox Series X.

Dari keterangan informan, biaya produksi PlayStation 5 mencapai US$ 450 per unit. Keadaan tersebut diakibatkan oleh faktor kelangkaan sejumlah komponen pendukung penting seperti DRAM dan memori flash NAND. Seandainya Sony tak mau merugi seperti di era PS3, maka mereka perlu menjual hardware next-gen  itu setidaknya di harga US$ 470. Menurut analis Damian Thong dari Macquarie Capital, angka ini memang terlihat kurang atraktif di mata konsumen.

Alasannya sederhana: konsumen akan membandingkannya PlayStation 5 dengan PS4 serta PS4 Pro. Harga yang lebih mahal dari console current-gen mengisyaratkan mahalnya material-material penyusun produk. Kondisi tersebut berpotensi mengurangi jumlah permintaan, apalagi sejauh ini judul-judul permainan terbesar (misalnya The Last of Us Part II dan Ghost of Tsushima) tetap akan hadir di PlayStation 4. Dan berkat dukungan backward compatibility, saya menduga fans malah tak akan buru-buru beralih ke PS5.

Sebagai perbandingan, PlayStation 4 dibanderol US$ 400 di momen peluncurannya dan kini varian standar bisa Anda miliki cukup dengan mengeluarkan uang US$ 300 saja. Mengacu pada estimasi IHS Market, Sony memerlukan modal US$ 381 untuk menghasilkan satu unit PS4. Itu berarti meski tipis, masih ada keuntungan yang perusahaan dapatkan dari penjualan console.

DRAM dan NAND belakangan jadi sulit diperoleh karena bukan hanya produsen home console yang membutuhkannya. Perusahaan smartphone juga memerlukan komponen-komponen ini dalam memproduksi perangkat 5G, salah satu contohnya ialah Samsung yang baru saja mengungkap keluarga Galaxy S20. Smartphone-smartphone tersebut ditunjang oleh teknologi wireless generasi kelima serta RAM minimal 12GB (di kawasan Amerika Serikat).


Tentu saja bukan cuma Sony yang ‘dipaksa’ untuk memasarkan platform next-gen di harga tinggi. Analis Daniel Ahmad memperkirakan, Xbox generasi keempat akan dipatok di kisaran US$ 500 – mungkin di atas PS5 karena spesifikasi hardware yang lebih canggih dan dengan profit yang lebih tipis lagi.

Via Eurogamer.

Ini Dia Xbox One X Edisi Spesial Nike Air Jordan

Microsoft menyediakan beberapa opsi home console current-gen untuk memenuhi kebutuhan gaming konsumen berbeda. Xbox One S merupakan update dari versi orisinal dengan desain yang lebih kecil plus dukungan HDR, One X ialah model paling high-end, sanggup menjalankan konten di resolusi UHD secara native, lalu ada pula edisi All-Digital buat kita yang merasa tak perlu lagi membeli permainan secara fisik.

Di antara pilihan-pilihan tersebut, Micrsoft sesekali juga menawarkan console versi terbatas khusus para kolektor. Anda mungkin sudah melihat Xbox One edisi Gears 5, Minecraft dan Fortnite. Sang produsen juga sempat berkolaborasi bersama DJ The Chainsmokers serta menciptakan Xbox edisi spesial untuk mengenang Paul Walker. Kali ini, Microsoft menggandeng perusahaan sepatu Nike dalam menciptakan Xbox One X bertema Air Jordan.

Xbox One X edisi spesial Air Jordan 1

Desain perangkat terinspirasi dari penampakan sneaker Air Jordan III Retro U yang rencananya akan mulai tersedia di akhir minggu ini. Penyingkapan Xbox One X edisi Air Jordan dilakukan oleh Microsoft dan Nike bertepatan dengan dimulainya ajang NBA All-Star di kota Chicago. Tema Air Jordan diterapkan pada unit console serta controller wireless. Microsoft merancangnya dengan begitu apik, dan ada banyak detail menarik dibubuhkan di sana.

Xbox One X edisi Air Jordan memiliki tubuh dengan kombinasi warna merah dan hitam. Logo Jumpman hitam dibubuhkan di sisi atasnya, lalu jika Anda lihat lebih dekat, permukaan console juga dihias elephant print (pola ala tekstur kulit gajah) khas sepatu Jordan. Skema warna hitam-merah serupa serta logo Jumpman turut diterapkan di controller. Microsoft sama sekali tidak membahas spesifikasi, jadi kemungkinan kapasitas penyimpanan perangkat ini sama seperti versi standarnya.

Nike Air Jordan 3 Retro SE Red Cement QS

Kolektor dan penggemar berat brand Nike mungkin rela membayar mahal demi memiliki Xbox One X Air Jordan, namun kabar buruknya, Microsoft tidak berencana buat menjualnya. Satu-satunya cara untuk memperolehnya adalah dengan mengikuti program undian via retweet. Microsoft juga tidak bilang seberapa banyak mereka memproduksi console edisi spesial tersebut, tapi kemungkinan besar jumlahnya sangat terbatas.

Program sweepstakes kerja sama Xbox dan Nike itu rencananya akan berlangsung sampai tanggal 27 Februari 2020. Sayangnya, tak semua orang berkesempatan buat memenangkan console unik tersebut. Program undian hanya bisa diikuti oleh gamer yang tinggal di ‘kawasan Xbox Live‘. Tujuh tahun setelah Xbox One meluncur global (dan saat semua orang sedang bersiap-siap menyambut kehadiran console next-gen), Indonesia masih belum juga memperoleh dukungan layanan Xbox Live secara penuh.

Berdasarkan video yang diunggah seorang pengguna Twitter, pemenang tidak cuma akan mendapatkan console dan dua buah controller edisi terbatas, namun juga sepasang sepatu Air Jordan III Retro SE Red Cement. Semuanya dikemas dalam boks unik berukuran raksasa.


Via The Verge.

Microsoft xCloud Tiba di iOS, Dengan Sejumlah Keterbatasan

Sempat di-tease di E3 2018, Microsoft baru mengumumkan Project xCloud secara resmi di bulan Oktober 2018. Lima bulan setelahnya, perusahaan mendemonstrasikan kemampuan layanan cloud gaming mereka itu dengan menjalankan Forza Horizon 4 di smartphone Android sembari memanfaatkan controller Xbox One. Tahap uji coba publik dimulai tak lama sesudahnya – sebelum Stadia meluncur.

Dan di pertengahan minggu ini, raksasa teknologi asal Redmond itu akhirnya mengekspansi akses xCloud ke perangkat Apple. Versi beta xCloud dirilis melalui TestFlight, memperkenankan pengguna untuk menjajalnya dari iPhone ataupun iPad. Hal ini sangat menarik karena xCloud menjadi salah satu layanan cloud gaming pihak ketiga pertama yang tersedia di iOS, mendahului Stadia dan GeForce Now. Dahulu OnLive sempat dijadwalkan buat meluncur di iOS, tapi sayang Apple tak pernah menyetujuinya.

Pendaratan xCloud di iDevice merupakan kabar gembira bagi pengguna, namun peraturan Apple mengakibatkan adanya cukup banyak restriksi. Contohnya, program preview saat ini hanya bisa diikuti oleh user di kawasan Amerika Serikat, Inggris Raya dan Kanada saja. Lalu, cuma ada satu game yang dapat dijajal, yaitu Halo: The Master Chief Collection dan fitur Xbox Console Streaming belum bisa digunakan. Selanjutnya, Microsoft membatasi jumlah tester sebanyak maksimal 10.000 orang.

Director of programming Larry ‘Major Nelson’ Hryb menjelaskan bahwa karena Microsoft berusaha mematuhi kebijakan Apple, tampilan dan pengalaman penggunaan xCloud di iOS berbeda dari Android. Gerbang pendaftaran sudah dibuka, tapi pembagian tiket ke program ini sepenuhnya merupakan keputusan Microsoft, bergantung dari apakah masih ada slot tersedia. Jika developer menyetujuinya, pengguna iDevice akan diberi tahu lewat email.

Untuk berpartisipasi, ada sejumlah kebutuhan teknis yang mesti terpenuhi. Anda harus punya gamertag Xbox, unit controller wireless Xbox One, dukungan internet via Wi-Fi atau data seluler berkecepatan minimal 10Mbps. Jika menggunakan Wi-Fi, Anda disarankan untuk memakai frekuensi 5GHz. Dan terakhir, pastikan perangkat iOS Anda berjalan di iOS versi 13.0 atau yang lebih baru serta menunjang koneksi Bluetooth 4.0.

Walaupun cloud gaming merupakan hal yang cukup baru di iOS, Apple sebetulnya sudah memperkenankan sejumlah layanan game stream third-party  dirilis di platform-nya, misalnya aplikasi Steam Link, Remotr dan Rainway. Namun game stream tak sama seperti cloud gaming tulen, karena layanan ini tetap membutuhkan sistem gaming utama (seperti PC di rumah) buat menjalankan permainan.

Cara kerja Microsoft Project xCloud lebih menyerupai Shadow – yang juga telah tersaji di iOS. Tetapi seperti GeForce Now, Shadow mewajibkan kita buat mempunyai game-nya terlebih dulu, sedangkan xCloud menyuguhkan katalog permainan Xbox dan rencananya akan terintegrasi ke console next-gen Microsoft.

Via The Verge.

[Panduan Pemula] Rumus dan Cara Menjumlahkan di Microsoft Excel

Menjumlahkan data di Microsoft Excel membutuhkan rumus tertentu, bahkan untuk penghitungan data yang paling sederhana sekalipun. Ada beberapa pilihan rumus yang bisa dipakai terkait penjumlahan, tergantung apa yang sedang dihadapi.

Nah, di panduan pemula kali ini Trikinet akan membahas cara menjumlahkan di Excel untuk data baris dan juga kolom, menggunakan operator plus (+) dan juga SUM.

Menjumlahkan Baris atau ke Bawah Menggunakan Fungsi (+)

Ada beberapa rumus yang bisa digunakan, tergantung data yang ingin dihitung. Untuk menghitung penjumlahan dua atau tiga data, Anda bisa menggunakan rumus yang paling sederhana, sebagai berikut:

=dataA1+dataA2+dataA3+dataA4

Rumus penjumlahan di atas akan kita gunakan di tutorial ini, kita coba rumus yang pertama. Namun perlu dicatat bahwa kedua rumus sering kali digunakan berurutan guna mempermudah proses penghitungan seluruh data.

  • Anggap kita punya data seperti ini, kita mau menghitung kolom jumlah total penjualan Sales 1 (tanda panah). Maka rumus yang paling sederhana adalah dengan menggunakan =data C2+C3+C4+C5+C6  lalu tekan enter. Hasilnya adalah 103.

  • Baris pertama kolom jumlah sudah selesai, nah untuk menghitung baris tersisa Anda tidak perlu mengetikkan rumus di atas secara manual. Cukup letakkan kursor di baris C7 atau yang sudah dihitung tadi, kemudian arahkan kursor ke sudut kanan bawah lalu klik tarik sampai ke baris terakhir G7.
  • Hasilnya, semua baris sudah terisi dengan hasil penjumlahan yang benar.

cara menjumlahkan di excel_2

Menjumlahkan Kolom Excel atau ke Samping Menggunakan Fungsi (+)

Untuk menjumlahkan data Excel ke samping, caranya sama persis, fungsi rumusnya juga sama tetapi mungkin penggunaan kolomnya yang berbeda. Ini adalah rumusnya, di mana 1 adalah baris data.

=dataA1+dataB1+dataC1+dataD1

  • Jadi, kita punya data seperti ini. Yang mau dihitung adalah baris H2, maka rumusnya adalah =C2+D2+E2+F2+G2 lalu tekan enter. Maka akan keluar hasil penjumlahannya.

  • Kemudian untuk menghitung baris lainnya, Anda cukup mengarahkan kursor ke H2 lalu menarik bagian sudut ke arah bawah sehingga seluruh baris di kolom H akan terisi dengan jumlah yang sesuai dengan data di masing-masing kolom. Bahkan termasuk jumlah Total untuk total di kolom C sampai dengan H juga keluar.

Menghitung Penjumlah dengan Fungsi SUM ke Bawah dan ke Samping

Sementara untuk menghitung penjumlahan berupa total baris/kolom penuh yang biasanya terdiri dari banyak data, lebih praktis menggunakan rumus ini:

=sum(seluruhbarisdataA)

  • Penjumlahan kedua (sum) biasanya digunakan untuk menghitung total data di dalam satu baris atau kolom.
  • Misalnya, kita mau menghitung jumlah total kolom Laki-laki, caranya ketikkan rumus =sum(seluruhdatabaris Laki-laki) lalu tekan enter.
  • Setelah hasilnya didapat, Anda dapat menghitung jumlah total di kolom lain dengan mengklik dan tarik kotak ke kolom berikutnya.

rumus dan cara menjumlahan di excel
Rumus penjumlahan di Excel ini dapat diterapkan untuk beberapa kolom atau baris. Dan susunannya tidak harus berada dalam satu baris atau kolom. Anda tingal mengkreasikan rumus untuk data yang diinginkan. Selamat mencoba!

Sumber gambar header Pixabay.

Strategi Baru Microsoft Xbox Untuk ‘Mengantisipasi’ PlayStation 5

Penampilan Xbox Series X yang lebih menyerupai PC small form ketimbang console memberikan kita gambaran bahwa cara Microsoft menyajikan layanan dan konten hiburan telah berubah. Penyingkapan hardware next-gen itu dilakukan mendadak di The Game Awards 2019 ketika tak ada seorang pun menduganya. Di sepanjang kiprahnya, Microsoft selalu mengumumkan Xbox baru di acara mereka sendiri.

Alasan dilakukannya pengumuman Xbox Series X secara tiba-tiba memang berkaitan dengan arahan baru yang diambil perusahaan. Berdasarkan penuturan executive vice president of gaming Microsoft Phil Spencer dalam podcast Gamertag Radio, tim Xbox berencana untuk mengeksekusi langkah ‘berani’ demi mempromosikan produk anyar tersebut dan merebut pangsa pasar console dari Sony (yang berhasil mengapalkan lebih dari 102 unit PlayStation 4).

Pengungkapan Xbox Series X di The Game Awards 2019 ternyata merupakan gagasan dari salah satu bos marketing Xbox. Awalnya Spencer ragu dengan rencana ini, apalagi hanya ada sedikit game yang mampu menampilkan potensi Series X – misalnya Halo Infinite dan Hellblade 2. Tetapi sang marketing lead berhasil meyakinkan Spencer. Ia menyampaikan bahwa Microsoft perlu menerapkan strategi yang tak pernah perusahaan ambil sebelumnya.

Di podcast tersebut, Spencer juga mengaku, Xbox saat ini tidak berada di posisi yang ditargetkan sebelumnya. Xbox tidak akan bisa mendisrupsi pasar ataupun mengembangkan bisnis jika terus melakukan hal yang sama. Pada akhirnya, Spencer melihat peluang unik di The Game Awards. Geoff Keighley selaku pencipta (dan host) berhasil menciptakan acara yang mampu menarik jutaan pemirsa tiap tahunnya.

Alhasil, trailer perdana Hellblade 2: Senua’s Saga ditayangkan di sana. Walaupun tampak seperti animasi pre-rendered, konten sebetulnya diambil dari porsi in-engine permainan yang dijalankan dari Xbox Series X untuk memamerkan canggihnya kemampuan grafis console next-gen tersebut. Phil Spencer menyampaikan rasa puas terhadap respons khalayak, walaupun saat itu ia sempat cemas rencana mereka akan berantakan.

Selanjutnya, Microsoft akan memusatkan perhatiannya pada persiapan peluncuran Xbox generasi ke-empat itu, rencananya akan dilangsungkan di kuartal empat 2020. Tim mengaku siap mengantisipasi beragam hal, termasuk jika ada kejadian tak terduga.

Perlu diingat kembali bahwa Series X kemungkinan besar hanyalah satu dari beberapa model console next-gen yang akan Microsoft perkenalkan. Produsen menyarankan kita memanggil produk baru mereka sebagai ‘Xbox’ saja. Series X sepertinya merupakan varian high-end dan Microsoft akan menyediakan opsi yang lebih terjangkau. Perangkat juga kembali dibekali fitur backward compatibility, memungkinkannya menjalankan game-game Xbox One, Xbox 360 dan Xbox generasi pertama. Dengan begini, library permainan jadi lebih luas.

Via GameSpot.

Microsoft Tak Lagi Anggap Sony dan Nintendo Sebagai Kompetitor Utama?

Ranah console gaming selalu diasosiasikan dengan tiga brand besar yang sejak dulu berkompetisi ketat: Microsoft Xbox, Sony PlayStation, dan Nintendo. Namun industri gaming terus berubah. Kehadiran sejumlah teknologi baru mentransformasi metode penyajian konten, dan kita tahu bukan hanya nama-nama itu yang menunjukkan ketertarikannya terhadap gaming. Raksasa seperti Google dan Apple juga sudah lama berupaya mempenetrasinya.

Peluncuran PlayStation 5 dan Xbox next-gen yang rencananya dilangsungkan di akhir tahun ini diestimasi akan kembali memperpanas ‘perang console‘ – yang telah berlansung selama beberapa dekade. Namun menariknya, Microsoft mengaku bahwa mereka tak lagi melihat Sony Interactive Entertainment serta Nintendo sebagai kompetitor. Bagi perusahaan asal Redmond itu, Amazon dan Google lebih memberi ‘ancaman’ ketimbang rival-rival lamanya.

Via Protocol.com, bos Xbox Phil Spencer menjelaskan alasan mengapa Sony dan Nintendo bukan lagi rival mereka ialah karena kedua brand tersebut tidak memiliki infrastruktur cloud top-end yang dapat menyaingi platform Microsoft Azure. Dalam menyajikan console baru nanti, Sony diestimasi masih mengandalkan konten eksklusif – begitu pula Nintendo. Sedangkan Xbox generasi keempat akan terintegrasi dengan teknologi xCloud.

Project xCloud ialah layanan cloud gaming yang tengah Microsoft godok, telah memasuki tahap uji coba ‘rumahan’ sejak bulan Mei 2019 lalu. Layanan ini ditunjang oleh tidak kurang dari 54 data center Azure yang tersebar di 140 negara, dirancang agar dapat diakses secara optimal dari smartphone. Game-game-nya bisa dikendalikan langsung via layar sentuh maupun controller Xbox lewat Bluetooth. Dan dibandingkan Stadia, xCloud juga memiliki koleksi permainan lebih banyak.

“Ketika membahas Sony dan Nintendo, kami sangat menghormati brand-brand ini, namun buat sekarang kami melihat Amazon dan Google sebagai kompetitor utama,” tutur Spencer. “Tanpa mengurangi hormat kepada Nintendo serta Sony, perusahaan-perusahaan gaming tradisional berada di posisi yang kurang menguntungkan. Mereka bisa saja mencoba membangun infrastruktur seperti Azure, tetapi selama beberapa tahun ini kami telah berinvestasi miliaran dolar di cloud.”

Selain itu, Microsoft menyadari bahwa ketika perusahaan seperti Nintendo dan Sony memfokuskan produk mereka untuk gamer dan fans, Amazon serta Google berupaya menggaet tujuh miliar di dunia buat jadi gamer. Menurut Microsoft, inilah tujuan sesungguhnya dari layanan gaming.

Mungkin Anda juga tahu, Microsoft tak lagi berupaya menyuguhkan game atau konten eksklusif. Kini hampir seluruh permainan Xbox One juga tersedia di Windows 10, dan Microsoft merupakan salah satu produsen console pertama yang mengusahakan agar agar gamer di sistem berbeda bisa bermain bersama melalui cross-platform play. Sedangkan Sony awalnya malah enggan mengadopsi fitur ini.

Cara Mengunci File Excel Agar Tidak Bisa Dibuka

Fitur proteksi rasanya hampir selalu ada di setiap platform ataupun piranti lunak yang melibatkan data ataupun informasi, tak terkecuali di Microsoft Excel. Sebagai software pengolah data yang digunakan oleh banyak korporasi, kehadiran fitur proteksi tentu akan memberikan rasa aman pada penggunanya.

Di Excel sendiri ada beberapa metode proteksi yang bisa dipakai, dua di antaranya akan kita bahas di tutorial ini.

Yang pertama, proteksi menggunakan password, di mana seluruh dokumen tidak bisa diakses tanpa password dan yang kedua proteksi password untuk mencegah modifikasi dengan fungsi tertentu. Maksudnya, dokumen bisa dibuka tapi fungsi tertentu dilindungi oleh password.

Mempoteksi Excel dengan Password

Kita akan coba metode pertama, memproteksi Excel dengan password sehingga tidak bisa dibuka sama sekali.

  • Buka dokumen Excel yang ingin diproteksi, kemudian klik File – Info – Protect Workbook – Encrypt with Password.

 Cara Mengunci File Excel Agar Tidak Bisa Dibuka

  • Akan muncul jendela popup kecil di mana Anda diminta untuk memasukkan password sebanyak dua kali. Klik OK jika sudah.

 Cara Mengunci File Excel Agar Tidak Bisa Dibuka

Selesai, sekarang dokumen sudah otomatis terlindungi oleh password. Siapapun yang tidak memiliki password dipastikan tidak akan bisa membuka dokumen tersebut.

Memproteksi Sheet dan Fungsi-fungsi Excel

  • Opsi kedua, Anda bisa membiarkan orang untuk membuka dokumen tetapi mencegah beberapa fungsi sesuai kebutuhan Anda.
  • Caranya, klik File – Info – Protect Workbook – Protect Current Sheet.

 Cara Mengunci File Excel Agar Tidak Bisa Dibuka

  • Tentukan dulu password-nya, kemudian beri tanda centang pada fungsi yang ingin dibatasi. Boleh beberapa atau bahkan semua fungsi, terserah Anda. Jika sudah, klik OK untuk menyimpan perubahan.

 Cara Mengunci File Excel Agar Tidak Bisa Dibuka

Kedua metode perlindungan atas dapat dipakai secara efektif untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terhadap data Anda. Pilih dan pergunakan dengan bijak. Yang tak kalah penting, jangan sampai lupa dengan password yang dipakai.

Pendapatan Divisi Gaming Microsoft Turun 21 Persen

Microsoft mengumumkan laporan keuangan untuk Q2 tahun fiskal 2020. Total pendapatan perusahaan naik 14 persen dari tahun sebelumnya menjadi US$36,9 miliar. Namun, divisi gaming tidak memberikan kontribusi besar. Total pendapatan dari divisi gaming hanya mencapai US$3,4 miliar, turun 21 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Pendapatan divisi gaming turun US$905 juta atau 21 persen. Pendapatan dari penjualan hardware Xbox turun 43 persen, utamanya karena turunnya jumlah penjualan konsol dan penurunan harga konsol yang dijual. Pendapatan dari layanan dan konten Xbox turun US$295 juta atau 11 persen,” kata Microsoft, seperti dikutip dari Forbes. Sementara penurunan pendapatan dari segmen konten dan service disebabkan karena tingginya pendapatan pada tahun sebelumnya karena adanya game buatan pihak ketiga.

Sebagian besar orang menduga, game pihak ketiga yang dimaksud oleh Microsoft adalah Fortnite. Pada 2018, game itu berhasil mendorong penjualan konsol dan konten dalam game. Namun, pada 2019, hype dari game tersebut mulai menurun, yang berarti para pemainnya tak lagi terlalu aktif dalam membeli item dalam game. Selain Fortnite, game lain yang diduga dimaksud oleh Microsoft adalah Red Dead Redemption 2 yang diluncurkan pada 2018. Pada 2019, tidak ada game lain yang memiliki hype layaknya game tersebut.

Meskipun pendapatan dari divisi gaming mengalami penurunan yang cukup signifikan, Microsoft merasa bahwa ini adalah hal yang wajar. Tahun ini, mereka akan meluncurkan konsol generasi baru, Xbox Series X. Pesaing mereka, Sony, juga disebutkan akan meluncurkan konsol baru tahun ini. Karena itu, tidak heran jika konsumen lebih memilih untuk menunggu hingga konsol terbaru diluncurkan.

Kabar baiknya, jumlah pelanggan Xbox Live dan Game Pass bertambah. Memang, Microsoft telah berhenti mengumumkan jumlah Monthly Active Users (MAU) dari Xbox Live. Namun, CEO Microsoft Satya Nadella mengatakan bahwa jumlah pengguna aktif bulanan dari Xbox Live mencapai rekor tertinggi pada Q2. Sementara jumlah pelanggan Xbox Game Pass bertambah lebih dari dua kali lipat. Selain itu, Microsoft tampaknya memiliki alasan sendiri untuk tetap bertahan di industri game.

Sumber: Forbes, GeekWire, GameIndustry

Sumber header: Pexels

Bagaimana Microsoft Membantu Penderita Gangguan Penglihatan Lewat Project Tokyo

Berdasarkan data WHO di bulan Oktober 2019, ada sekitar 2,2 miliar orang di dunia yang mengidap gangguan penglihatan, termasuk kebutaan. Bagi separuh dari angka tersebut (kurang lebih satu miliar jiwa), masalah penglihatan sebetulnya masih bisa diobati, sayangnya mereka belum mendapatkan penanganan yang tepat. Kabar baiknya, sejumlah raksasa teknologi menaruh perhatian besar pada kondisi ini, salah satunya ialah Microsoft.

Empat tahun silam, Microsoft memulai sebuah inisiatif bertajuk Project Tokyo. Dilakukan bersama tim ilmuwan dari Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok dan Jepang, perusahaan asal Redmond itu bermaksud untuk mengkaji serta menemukan jalan keluar terbaik demi membantu kaum difabel berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Dan di bulan Januari ini, Microsoft akhirnya menyingkap buah dari proyek ambisius tersebut. Solusinya hadir lewat kombinasi hardware dan AI.

Project Tokyo 2

Basis dari Project Tokyo adalah headset mixed reality HoloLens. Microsoft dan para peneliti memodifikasi perangkat tersebut, melepas bagian lensa, menyambungkannya ke PC dengan unit proses grafis, kemudian pakar machine learning menanamkan algoritma istimewa di sana. Selanjutnya, tim Project Tokyo mengundang orang-orang yang menyandang masalah penglihatan dan kaum tunanetra buat mencobanya serta memberikan masukan.

Microsoft HoloLens versi Project Tokyo memiliki LED strip di bagian atas rangkaian kamera, berfungsi untuk melacak individu yang berada paling dekat dengan pengguna. LED akan menyala hijau ketika berhasil mengidentifikasi orang tersebut, sebagai tanda bahwa ia telah dikenali. Project Tokyo juga ditunjang sistem computer vision yang mampu membaca gerak-gerik orang-orang di sekitar, sehingga pengguna (secara kasar) bisa tahu di mana mereka berada dan seberapa jauh posisinya.

Project Tokyo 1

Seluruh informasi tersebut disampaikan ke user lewat suara. Misalnya, ketika HoloLens Project Tokyo mendeteksi seseorang di sebelah kiri dengan jarak satu meter, headset akan mengeluarkan bunyi klik yang seolah-olah muncul dari area kiri. Jika ia mengenal wajah orang itu, headset segera menghasilkan efek suara seperti benturan. Lalu seandainya individu itu terdaftar di sistem (seperti anggota keluarga atau sahabat), HoloLens akan menyebut namanya.

Tim juga tengah bereksperimen dengan sejumlah fitur notifikasi lain via bunyi-bunyian, contohnya saat seseorang melihat/menatap pengguna HoloLens Project Tokyo. Alasan mengapa fungsi ini cukup krusial ialah, mayoritas orang (yang tidak punya masalah penglihatan) biasanya akan melakukan kontak mata terlebih dahulu sebelum memulai percakapan. Selain itu, Project Tokyo memperkenankan pihak non-user memilih agar identitasnya tidak masuk ke dalam sistem.

Project Tokyo 3

Selain diracang untuk memudahkan interaksi bagi mereka yang memiliki gangguan penglihatan, Microsoft dan tim ilmuwan juga berharap Project Tokyo dapat membantu anak-anak dengan problem serupa mengembangkan kemampuan sosial dan komunikasinya. Sebanyak dua pertiga anak yang tak bisa melihat normal atau menderita kebutaan umumnya terlihat malu dan menahan diri saat berdialog.

Via VentureBeat.

Microsoft Mulai Luncurkan Fitur ‘Console Streaming’ Xbox One

Mulai dikembangkan sejak beberapa tahun silam, streaming pelan-pelan menjadi tren penyajian konten di ranah video game. Bergantung dari premisnya, teknologi stream diterapkan berbeda-beda: beberapa disuguhkan via metode on demand (seperti Stadia atau PS Now) dan ada pula yang dihidangkan secara lokal atau lewat data seluler dengan syarat Anda sudah memiliki permainannya (Steam Link Anywhere, HP Omen Game Stream).

Hampir seluruh pemilik platform gaming telah menyediakan kapabilitas game stream, termasuk Microsoft. Namun sejak tersedia, Xbox hanya memungkinkan streaming di dalam satu jaringan saja. Dan memasuki tahun 2020 ini, Microsoft berupaya memperluas lagi kemampuan tersebut sehingga aksesnya jadi lebih fleksibel. Perlu digarisbawahi bahwa fitur ini berbeda dan terpisah dari layanan cloud gaming xCloud yang juga tengah Microsoft godok.

Mulai sekarang, game-game Xbox yang sudah dimiliki pengguna bisa dinikmati dari smartphone atau tablet Android. Fitur bertajuk Console Streaming ini pada dasarnya belum meluncur secara penuh. Statusnya masih ‘Preview’, dan partisipasi pengguna diharapkan dapat membantu developer membangun dan mematangkan layanan Xbox Game Streaming. Itu berarti, program ini diprioritaskan bagi anggota aktif Xbox Insider.

Xbox Console Streaming 1

Selain jadi partisipan Xbox Insider, ada sejumlah syarat lain yang mesti dipenuhi: Pastikan Anda berdomisili di negara yang sudah mendapatkan dukungan layanan Xbox Live (daftarnya bisa dilihat di sini, sayangnya Indonesia belum masuk). Kemudian Anda harus memiliki console Xbox One serta permainan buat di-stream, memastikan smartphone/tablet berjalan di OS Android versi 6.0 (atau terbaru) dan mempunyai koneksi Bluetooth 4.0, serta mengunduh app Xbox Game Streaming.

Untuk menggunakan Console Streaming secara maksimal, Anda membutuhkan sambungan internet yang stabil dan memadai, spesifiknya ialah Wi-Fi 5GHz atau koneksi mobile dengan kecepatan unduh 10Mbps dan unggah 4,75Mbps. Bermain game via stream juga memerlukan controller Xbox One dengan Bluetooth. Microsoft sudah menyiapkan aksesori klip opsional sehingga kita dapat menyematkan smartphone di gamepad.

Selain permainan-permainan Xbox One, Console Streaming kompatible pula ke judul-judul Xbox Game Pass. Microsoft menyampaikan bahwa di masa uji coba ini, stream belum berlaku buat game Xbox 360 atau Xbox generasi pertama melalui backward compatibility. Tapi dengan membahasnya seperti ini, ada kemungkinan besar mereka ingin agar Console Streaming dan backward compatibility dapat diakses user secara tandem.

Mendekati peluncuran Xbox next-gen, layanan serta strategi baru yang Microsoft usung dalam menghadapi babak baru di industri gaming terlihat kian menarik. Tapi bagi gamer di Indonesia, satu pertanyaan besar masih tersisa: kapan kami memperoleh dukungan penuh Xbox Live?