Modal Rakyat Gandeng Bank Mandiri dan Meratus Perdalam Penetrasi ke Segmen B2B

Bank Mandiri mengumumkan fasilitas kredit talangan untuk pelaku UMKM yang menjadi konsumer Meratus Group, perusahaan pelayaran dan logistik untuk membiayai operasional jasa angkutan laut kontainer. Penyediaan fasilitas ini dilakukan dengan menggaet startup p2p lending Modal Rakyat, melalui produk ‘smart financing’.

SVP SME Banking Bank Mandiri Alexander Dippo menyampaikan sinergi antara ketiga pihak ini merupakan salah satu strategi perseroan untuk memperluas akses pembiayaan melalui sarana digital, sekaligus meningkatkan penyaluran kredit di sektor industri logistik di tanah air.

“Bank Mandiri akan mendukung kebutuhan kredit modal kerja customer Meratus Group, serta mendukung Meratus Group meningkatkan relationship dengan customer, serta menyempurnakan layanan close-loop-ecosystem. Melalui produk smart financing ini, customer Meratus Group bisa mendapatkan fasilitas kredit yang diproses secara digital, tanpa harus datang ke bank,” ucapnya dalam penandatanganan perjanjian kerja sama di Jakarta, Senin (22/1).

Bank Mandiri sebagai super lender dari Modal Rakyat berkomitmen untuk menyiapkan fasilitas kredit sebesar Rp200 miliar sepanjang tahun ini untuk Meratus Group. Tidak menutup kemungkinan akan bertambah seiring dengan kelanjutan ke depannya.

Sebagai catatan, sepanjang 2023, total penyaluran kredit Bank Mandiri melalui kerja sama dengan perusahaan digital dan fintech p2p lending telah mencapai Rp3,58 triliun kepada lebih dari 266 ribu debitur.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Chief Commercial Officer Meratus Group Alex Hadinoto, produk smart financing ini dibutuhkan oleh konsumer Meratus Group yang sering terkendala operasional bisnisnya karena masalah cash flow. Oleh karena itu, perusahaan menginisiasikannya sebagai bentuk pelayanan kepada konsumer loyalnya.

Partner kami selalu berkembang bisnisnya, tapi terkadang ada fluktuasi. Ketika terjadi peningkatan skala bisnis tiba-tiba, ada isu cash flow. Kita tahu persis isu ini sudah sejak lama, tapi karena kita ini bukan institusi keuangan makanya perlu partner,” ujarnya.

Dalam produk jenis invoice-based financing ini, Meratus akan menyeleksi calon-calon konsumer bisnis yang layak mendapatkan fasilitas kredit, berdasarkan profil dan historisnya. Bila lolos, limit kredit yang disediakan maksimal Rp2 miliar, tanpa agunan, dan bunga yang kompetitif. Akan tersedia dasbor yang bisa mereka akses dan memilih jenis pembayaran yang diinginkan, smart financing atau bayar dengan ToP (term of payment).

“Harapannya kerja sama ini akan terus berjalan dengan banyak pengembangan berikutnya, baik menaikkan limit atau kebutuhan lainnya, sebab kita terhubung dengan banyak pihak yang punya kebutuhan finansial yang bermacam-macam terkait bisnis mereka,” tutupnya.

Masuk ke lebih banyak ekosistem B2B

CEO Modal Rakyat Christian Hanggra menyampaikan, startupnya bertindak sebagai perantara dalam pemberian fasilitas kredit antara Bank Mandiri dan Meratus Group. Dengan demikian, proses pengajuan hingga pencairan kredit sepenuhnya sudah terdigitalisasi.

Tidak berhenti di situ, Modal Rakyat akan masuk ke lebih banyak ekosistem B2B, seiring dengan fokus perusahaan yang bermain di sektor pembiayaan produktif. Serta, dalam rangka menjaga kualitas penyaluran pembiayaan yang lebih berkualitas di tengah kondisi yang masih menantang pasca-pandemi dan tahun politik.

“Kita akan perkuat assessment borrower, tapi akan perkuat lagi [assessment] di supplier dan mitra strategis supplier-nya karena kita akan perkuat bisnis invoice financing dan PO financing, seperti dengan Meratus ini,” terangnya.

Sepanjang tahun lalu, Modal Rakyat telah menyalurkan pembiayaan hingga Rp1,4 triliun. Diklaim TWP90 dapat terjaga di kisaran 2%-3%. Mayoritas borrower bergerak di segmen perdagangan, logistik, dan bisnis online di platform e-commerce.

Disebutkan, total borrower di Modal Rakyat mencapai lebih dari 200 klien korporat dan pengusaha individu lebih dari 10 ribu orang. Sementara itu, lender didominasi dari kalangan korporat, salah satunya adalah Bank Mandiri.

Christian menargetkan sepanjang tahun ini perusahaan dapat meningkatkan penyaluran menjadi Rp1,8 triliun. Secara year-to-date (YTD) per hari ini, outstanding di Modal Rakyat mencapai Rp30 miliar.

Christian baru diangkat sebagai CEO Modal Rakyat per Desember 2023 menggantikan Hendoko Kwik yang sebelumnya memimpin Modal Rakyat sejak Desember 2019.

Application Information Will Show Up Here

Cerita Wafa Taftazani Mengembangkan Bisnis di Tiga Startup

Saat ini kehadiran usaha kreatif menjadi penting untuk mendorong inovasi, membentuk budaya, dan memajukan pertumbuhan ekonomi. Namun, tantangan yang masih mereka hadapi terkait dengan akses pembiayaan kerap menghambat upaya mereka untuk berkarya.

Ekonomi kreatif ini sering kali menghadapi tantangan unik dalam mendapatkan dukungan keuangan, sehingga penting untuk memahami secara mendalam kesulitan keuangan yang mereka hadapi dan mengeksplorasi solusi potensial.

Berangkat dari latar belakang yang dimiliki, Wafa Taftazani kemudian meluncurkan Upbanx, platform yang relevan untuk usaha kreatif mendapatkan akses pembiayaan bersama Co-founder lainnya yaitu Hendri Wijaya, dan Alif Jafar Fatkhurrohman.

Dalam diskusinya bersama Co-Founder & CEO KeTitik Bipin Mishra, Wafa mengungkapkan strategi membangun bisnis. Berikut rekaman diskusi tersebut selengkapnya:

 

Dukung konten kreator

Usaha kreatif dibangun berdasarkan aset yang tidak berwujud (intangible assets) seperti kekayaan intelektual, ekuitas merek, dan bakat kreatif. Menilai aset-aset yang tidak berwujud ini menjadi sangat sulit dilakukan, karena nilai tersebut kerap melebihi nilai pasar.

Institusi keuangan tradisional seperti bank akan kesulitan memahami atau menguantifikasi aset-aset yang tidak berwujud dari usaha kreatif, yang mengakibatkan penilaian potensi kesuksesan mereka yang rendah.

Upbanx hadir membantu usaha kreatif di Indonesia untuk mendapatkan akses pembiayaan. Saat ini platform tersebut sudah bekerja dengan berbagai konten kreator, mulai dari musisi, penerbit, hingga influencer yang memiliki akun media sosial di YouTube, Instagram, juga TikTok.

Memanfaatkan data dari akun media sosial konten kreator tersebut,  Upbanx mampu mengambil data untuk membuat credit profiling yang kemudian digabungkan dengan credit model yang sudah ada di mitra finansial Upbanx, seperti perbankan hingga multifinace.

Saat ini Upbank telah memiliki ratusan pegawai dengan 2 ribu pelanggan yang terdiri dari 60% brand adalah korporasi dan 40% adalah kreator.

“Karena secara tradisional usaha kreatif di Indonesia tidak dapat memperoleh akses ke pembiayaan, karena sifat bisnis ini kebanyakan adalah didorong oleh kepribadian secara individu atau personal dibandingkan dengan produk dan model bisnis,” kata Wafa.

Awal tahun 2022 lalu Upbanx telah mendapatkan pendanaan pra-pendanaan awal dengan nilai $5,2 juta atau sekitar 74 miliar Rupiah dengan klaim valuasi $120 juta (centaur) hanya dalam 6 bulan beroperasi atau 1 bulan berdiri resmi.

Bulan Mei 2022 lalu, Upbanx juga mulai membuka diri ke publik, setelah melewati stealth mode selama hampir satu tahun beroperasi. Perusahaan memanfaatkan lisensi p2p lending milik Modal Rakyat untuk mengembangkan platform perbankan digital buat kreator dan brand.

Fokus mengembangkan bisnis

Selain Upbanx, Wafa Taftazani juga memimpin beberapa perusahaan lainnya. Di antaranya adalah posisi dirinya sebagai Board Member di Modal Rakyat dan Co-founder VCGamers. Disinggung seperti apa rencana Wafa terkait dengan perusahaan yang ia pimpin saat ini, ditegaskan olehnya, fokus dirinya bersama dengan para pendiri lainnya adalah meningkatkan sustainability dan unit ekonomi di seluruh perusahaan.

Untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan, kegiatan penggalangan dana juga akan terus dilakukan. Kondisi saat ini menurut Wafa tidak menjadi alasan untuk menunda kegiatan tersebut. Langkah yang tepat saat ini adalah memastikan semua perusahaan bisa terus tumbuh walaupun tanpa kegiatan penggalangan dana.

Secara keseluruhan saat ini Wafa sudah memiliki sekitar 250 pegawai yang berasal dari gabungan perusahaan yangg ia pimpin. Tentunya didukung oleh pendiri yang saat ini berjumlah 12 orang di masing-masing perusahaan. Menurut Wafa kesuksesan seorang entrepreneur tidak bisa berjalan secara sendiri, harus didukung oleh mitra yang tepat dan tentunya pegawai.

“Saya percaya tidak ada entrepreneur yang sukses sendiri, dilihat dari para co-founder yang mendukung semua bisnis. Saya tidak percaya seorang Elon Musk bisa sukses sendiri, dia mungkin memiliki tim pendukung yang melakukan oprasional setiap harinya. Namun Elon Musk adalah figur yang menghubungkan semua,” kata Wafa.

Disclosure: DailySocial.id merupakan print partner dari program “Startups Simplified, a Ketitik Podcast”

UpBanx Mulai Debut, Manfaatkan Lisensi “P2P Lending” Modal Rakyat

Platform fintech UpBanx mulai membuka diri ke publik, setelah melewati stealth mode selama hampir setahun beroperasi. Perusahaan memanfaatkan lisensi p2p lending milik Modal Rakyat untuk mengembangkan platform perbankan digital buat kreator dan brand.

Kepada DailySocial.id, CEO UpBanx Wafa Taftazani menjelaskan rencana memanfaatkan lisensi Modal Rakyat ini tentunya ada nilai lebih dan kurangnya. Nilai lebih yang ditawarkan adalah saat penyaluran dana ke peminjam sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan OJK. Dari segi risiko pun, sudah lebih minim dikarenakan mitra P2P di Modal Rakyat punya kualifikasi yang sangat baik saat melakukan analisa kelayakan peminjam.

“Minusnya, karena UpBanx tidak menyalurkan pembiayaan langsung, maka approval juga tidak ada di kami meskipun menurut tim kami itu potential leads. UpBanx harus tetap ikuti approval dari P2P,” ujarnya.

Hal lainnya yang turut menjadi perhatian dari kekurangan memanfaatkan lisensi P2P lending ini adalah nominal pinjaman dana yang ditentukan maksimal Rp2 miliar, menurut ketentuan OJK. Kendati begitu, menurut Wafa, UpBanx akan selalu berusaha mencari cara, misalnya dengan menjalin kerja sama dengan P2P lainnya agar peminjam yang membutuhkan dana lebih dari itu tetap bisa terakomodasi.

Sebelumnya, sempat tersiar kabar bahwa UpBanx akan memanfaatkan lisensi BPR Sentral Mandiri dan didukung ekosistem fintech milik Fazz Financial. Wafa pun menampik bahwa rencana menggunakan lisensi Modal Rakyat sudah ada dari awal. “Tidak ada pergeseran fokus, rencana kerja sama dengan Modal Rakyat sudah ada dari awal.”

UpBanx sendiri terlahir dari diskusi Wafa bersama Hendra Kwik (CEO Fazz Financial) yang menyarankan dirinya untuk menggabungkan seluruh pengalaman dalam mengelola brand [dari Shopee], kreator [dari YouTube], dan fintech [dari Modal Rakyat] menjadi satu.

UpBanx diluncurkan dengan harapan dapat menyelesaikan pain point terkait financing yang kerap dihadapi para kreator. Selain itu, ingin memberikan wadah kepada ekosistem ini sudah bisa saling berkolaborasi, sampai dengan mengoptimalkan aset kripto dan NFT untuk monetisasinya. UpBanx bergabung dalam Y Combinator batch Winter 2022.

“Awalnya tidak ada niat serius-serius banget di sini. Iseng daftar YC [Y Combinator], ternyata masuk. Begitu masuk sudah tidak bisa main-main lain karena diwajibkan menandatangani sejumlah dokumen legal, termasuk salah satunya harus resign dari kantor lama untuk full time di startup baru ini. Bersyukur banget banyak atensi dari investor hingga akhirnya menutup pendanaan yang kemarin,” imbuh Wafa secara terpisah dalam wawancara bersama DailySocial.id beberapa waktu lalu.

Diterangkan lebih jauh, pengalaman pengguna baik brand dan kreator akan sepenuhnya dipenuhi dalam satu aplikasi. Mereka akan dipertemukan dengan pihak lainnya, seperti transaksi jual beli ataupun dalam hal financing. Ketika pengguna registrasi dan melakukan pengajuan pembiayaan, tim UpBanx akan segera menindaklanjuti dengan menggali kebutuhan dari brand/kreator itu sendiri agar solusi UpBanx berikan dapat lebih tepat sasaran.

“Jadi brand dan kreator seperti punya advisor sendiri, terkait kebutuhan pembiayaan dan produk lain yang ada di UpBanx. Harapannya akan lebih tepat untuk mendapatkan solusi pembiayaan dan creator side. Lalu kami sempat dapat info dari beberapa calon debitur yang kesulitan mengajukan langsung ke P2P kemudian tidak ter-follow up.”

Selain menyediakan solusi keuangan, UpBanx juga akan memfasilitasi kolaborasi yang lancar antara kreator dan brand. Dalam waktu dekat, perusahaan akan bertindak sebagai platform peluncuran Web3 untuk kreator dan brand, untuk meningkatkan interaksi dengan penggemar lewat cara baru yang inovatif.

Dalam pengembangannya, UpBanx telah didukung oleh jajaran investor dan angel investor. Nama-namanya adalah Y Combinator, Alpha JWC Ventures, Alto Partners Multi-Family Office, Number Capital, UBI Capital, Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, jaringan kreator Collab Asia dan DRM (Digital Rantai Maya), dan sejumlah angel investor ternama. Termasuk di jajaran angel investor ini adalah Melvin Hade (Partner GFC), Hendra Kwik (CEO Fazz Financial), Hendoko Kwik (CEO Modal Rakyat), Budi Handoko (CEO Shipper), dan Arya Setiadharma (CEO Prasetia Dwidharma).

Saat ini aplikasi UpBanx dapat diunduh di Play Store dan sedang tahap testing untuk App Store. Daftar tunggu untuk pengguna sudah dibuka sebelum akhirnya resmi diluncurkan untuk publik.

Application Information Will Show Up Here

UMKM Butuh Dana, Begini Cara Dapat Pinjaman Cepat dari Modal Rakyat

Saat ini, perkembangan UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) di Indonesia kian melesat. Dalam mengembangkan usahanya, pelaku UMKM tentu butuh modal yang cukup.

Kedua hal tersebut, jadi pemicu semakin menjamurnya financial technology atau fintech berbasis pinjaman, guna mendukung UMKM.

Berdasarkan data OJK (Otoritas Jasa Keuangan) 2021, ada sebanyak 103 penyelenggara fintech peer-to-peer lending yang terdaftar di OJK. Salah satu di antaranya adalah Modal Rakyat.

Sekilas Tentang Modal Rakyat

Modal Rakyat merupakan layanan pinjam meminjam uang yang mempertemukan UMKM sebagai peminjam dengan masyarakat sebagai pendana. Hingga kini, Modal Rakyat telah menyalurkan pinjaman kepada lebih dari 75 ribu peminjam, mayoritas di antaranya pelaku UMKM.

“Kami menawarkan alternatif pendanaan secara online dengan aman. Kami ingin memberikan solusi bagi UMKM yang ingin mendapatkan pinjaman dengan praktis, cepat dan mudah sehingga dapat membantu pengembangan ekonomi Indonesia,” tulis Modal Rakyat pada laman resminya.

Limit dan Bunga Pinjaman Bagi UMKM

Sejauh ini, Modal Rakyat menawarkan pinjaman mulai dari 500 ribu hingga 2 miliar. Namun, jumlah besaran pinjaman yang diberikan, akan disesuaikan dengan besaran usaha calon peminjam.

Bagi UMKM, pinjaman dapat dimulai dari 500 ribu hingga 10 juta rupiah. Sedangkan, bagi UKM (usaha kecil dan menengah) atau yang lebih besar, pinjaman dapat dimulai dari 100 juta hingga 2 miliar rupiah.

Sementara, bunga pinjaman akan disesuaikan dengan tingkat risiko usaha calon peminjam. Tingkat risiko itu ditentukan berdasarkan data yang diberikan calon peminjam. Besarannya dimulai dari 12% hingga 30% per tahun.

“Kami kan platform agregator. Jadi, bunga yang kita kenakan kepada peminjam adalah bunga yang diterima oleh pendana di dalam platform kami, peer to peer. Bunga pinjaman di Modal Rakyat itu, rata-rata 15% per tahun,” jelas Hendoko.

Selain bunga pinjaman, ada biaya layanan yang juga dikenakan saat meminjam di Modal Rakyat. Besarannya 3% dari total pinjaman yang diambil.

Syarat Jadi Peminjam Modal

Melansir laman resmi Modal Rakyat, syarat utama yang paling mendasar, untuk menjadi peminjam di Modal Rakyat, yakni merupakan warga negara Indonesia. Serta, memiliki kelengkapan identitas diri, NPWP (nomor pokok wajib pajak) dan rekening bank.

Selain itu, CEO Modal Rakyat Hendoko Kwik juga memaparkan beberapa syarat lainnya. Ia berkata, biasanya, pihaknya mensyaratkan UMKM calon peminjam minimal sudah berjalan selama dua tahun. Baik itu bagi perusaahan berbentuk CV atau PT.

“Berikutnya, usahanya harus memiliki cash flow yang positif, atau secara perhitungan, keuangannya mampu menanggung biaya bunga pinjaman,” pungkas Hendoko kepada Trikinet.com.

Lalu, UMKM calon peminjam harus sudah memiliki izin usaha yang relevan. Juga, memiliki legalitas perusahaan. Bagi UMKM, syarat legalitas dapat menggunakan salah satu dari: SIUP (surat izin usaha perdagangan), surat izin lokasi usaha atau TDP (tanda daftar perusahaan).

“Tapi, kalau bicara UKM (dalam artian usaha yang lebih besar dari UMKM), yang jumlah karyawannya di atas 20 orang, syarat legalitasnya berbeda. Biasanya lebih lengkap,” kata Hendoko.

Ada pun legalitas lebih lengkap yang dimaksud, di antaranya: akta perusahaan, SIUP, TDP, serta NPWP perusahaan. Semuanya disertakan, bukan lagi opsional.

Hal yang Perlu Disiapkan dan Dihindari Sebelum Pinjam Modal

Disiapkan:

Sebelum memberikan pinjaman, pihak Modal Rakyat akan melakukan pengecekan secara detail kepada peminjam.

  • Pertama, pengecekan syarat awal. Seperti, pengecekan kelengkapan identitas diri dan legalitas perusahaan.
  • Kedua, pihak Modal Rakyat juga akan melihat analisa keuangan perusahaan calon peminjam.

Mulai dari rekening koran yang menunjukkan omset usaha selama enam bulan terakhir. Hingga, contoh dokumen-dokumen yang dipakai untuk usaha atau berdagang.

“Misalnya, seperti invoice, nota-nota perdagangan. Nah, itu biasanya sudah merujuk ke dokumen keuangan. Itu yang harus disiapkan oleh calon peminjam,” papar Hendoko.

Tak hanya itu, penting bagi calon peminjam untuk menentukan melalui apa peminjaman akan diajukan. Menurut Hendoko, ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengajukan pinjaman ke Modal Rakyat.

“Bisa melalui ekosistem digital yang bekerja sama dengan Modal Rakyat, pengajuan langsung melalui website resmi kami, atau langsung menghubungi Relationship Manager kami,” jelasnya.

Sebagai informasi, Modal Rakyat bekerja sama dengan platform fintech lainnya, yang memiliki pendekatan B2B2B atau B2B2C. Seperti, Fazzcard, Payfazz Master Agen dan Rata.

Dihindari:

Ada pun Hendoko juga mengungkapkan beberapa permasalahan yang kerap dialami UMKM, saat ingin atau sedang memiliki pinjaman di Modal Rakyat. Menurutnya, hal-hal tersebut dapat dihindari sebelum mengajukan pinjaman.

  • Pertama, tidak melengkapi syarat-syarat administrasi.

Hendoko mengaku, permasalahan yang sering ditemui adalah UMKM calon peminjam belum memiliki izin usaha yang lengkap, bahkan tidak ada sama sekali. Di antaranya bahkan belum memiliki NPWP. Biasanya, pihak Modal Rakyat akan memberikan edukasi kepada mereka.

Meski begitu, pihak Modal Rakyat akan tetap menyalurkan pinjaman, jika memiliki data digital calon peminjam. Misalnya, pernah atau sedang aktif menggunakan aplikasi partner Modal Rakyat, selama paling tidak enam bulan.

“Walau belum punya izin usaha, kalau ada data dari partner, sebut saja misalnya Payfazz, biasanya akan kami toleransi. Kami akan longgarkan syarat penyaringan dan tetap bisa cairkan kreditnya,” kata Hendoko.

  • Kedua, enggan melanjutkan cicilan.

Menurut Hendoko, terkadang terdapat pelaku UMKM yang cepat menyerah. Ketika usahanya memiliki permasalahan, mereka kerap kali enggan melanjutkan usahanya. Dampaknya, mereka juga enggan melanjutnya cicilan.

“Ini yang tidak boleh, karena menyangkut trust level atau tingkat kepercayaan. Perlu diketahui, bahwa dana yang mereka pinjam itu berasal dari pendana. Sebenarnya, dalam melanjutkan usaha, jatuh bangun adalah bagian dari proses,” ungkap Hendoko.

Langkah-langkah Cairkan Pinjaman

Setelah mengetahui serangkaian informasi terkait latar belakang fintech, persyaratan, hingga hal-hal lain yang penting untuk diketahui, pastikan pelaku UMKM benar-benar yakin sebelum mengajukan pinjaman.

Setelah yakin, berikut beberapa langkah yang harus ditempuh pelaku UMKM, sebelum mendapatkan pinjaman modal dari Modal Rakyat.

  • Pertama, daftar sebagai peminjam dana di laman resmi Modal Rakyat, pada tautan berikut: https://www.modalrakyat.id.
  • Berikutnya, pilih opsi Ajukan Pinjaman.

Jenis Modal Rakyat

  • Lalu, Anda akan diminta mengisi data diri. Setelahnya, akan ada permintaan verifikasi lewat nomor telepon yang didaftarkan.

daftar pinjaman

  • Kedua, setelah akun terdaftar dan terverifikasi, pelaku UMKM dapat langsung mengajukan pinjaman di Modal Rakyat.

Proses pengajuan pinjaman sendiri dilakukan sepenuhnya online. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pengajuan juga hanya berkisar 15 menit.

  • Ketiga, tunggu persetujuan dari pihak Modal Rakyat.

Pada tahap ini, pihak Modal Rakyat akan melakukan proses survei, analisis dan penentuan tingkat risiko atau bunga pinjaman. Waktu yang diperlukan selesai maksimal dalam lima hari kerja.

  • Keempat, pihak Modal Rakyat akan menggalang dana di situsnya. Baru setelahnya, pendana akan memberikan pinjaman.
  • Kelima, setelah penggalangan dana berhasil terkumpul sesuai dengan permintaan peminjam, dana dapat dicairkan ke rekening peminjam.
  • Terakhir, peminjam dapat mulai mencicil pengembalian pinjaman. Pastikan kembalikan pinjaman sebelum atau saat jatuh tempo.

Wafa Taftazani Menjawab Keraguan

Awal tahun 2022 ini, UpBanx dan VCGamers mengumumkan investasi perdananya. Platform perbankan digital untuk kreator UpBanx membukukan pendanaan pre-seed $5,2 juta dengan valuasi $120 juta (lebih dari Rp1,7 triliun), hanya dalam 6 bulan beroperasi. Sementara platform social commerce untuk pemain game VCGamers mendapatkan pendanaan seed $2,5 juta dan mencatatkan valuasi $20 juta (lebih dari Rp 280 miliar).

Dari dua startup tersebut, ada nama Wafa Taftazani di jajaran founder. Selain itu Wafa juga merupakan co-founder platform fintech lending Modal Rakyat.

DailySocial.id berkesempatan melakukan wawancara dengan Wafa, mendalami perjalanan kariernya, sampai akhirnya memutuskan sepenuhnya terjun ke dunia kewirausahaan digital. Tidak hanya dengan 1 startup, tapi 3 sekaligus.

Titik balik

“Sebenarnya saya tidak memiliki latar belakang terkait langsung dengan dunia teknologi dan startup. Kakek saya bekerja di Bank Indonesia (BI), sebelum namanya BI, beliau sudah bekerja 30 tahun. Ayah saya masuk ke BI juga, kerja juga sudah 30 tahun dan masih aktif, sekarang di OJK. Bisa dibilang, ada ekspektasi [dari keluarga] saya lanjut ke sana. Tapi berkali-kali disuruh daftar, saya tidak pernah menurut, sampai akhirnya kecemplung di dunia teknologi,” cerita Wafa mengawali perbincangan.

Wafa mengawali karier profesionalnya dengan bekerja sebagai di dunia investment banking, tepatnya di MUFG. Ia mulai masuk ke dunia bisnis teknologi sepulang studi S2 di University of Cambridge, Inggris.

Ia masuk ke Shopee yang kala itu masih di fase awal pendirian di Indonesia. Dari sana, Wafa mendalami model bisnis teknologi yang berkembang pesat, termasuk terkait e-commerce, fintech, dan berbagai terminologi startup lainnya.

Kembali ke tahun 2013, Wafa sudah kenal dengan Stanislaus Tandelilin [co-founder Modal Rakyat] ketika sama-sama bekerja di dunia perbankan. Kala itu mereka mulai berdiskusi, bermimpi, untuk membangun sebuah startup berbasis teknologi, khususnya berkaitan dengan keuangan.

Sebagai gambaran, di tahun tersebut ekosistem startup digital memang sedang di fase awalnya.

“Waktu itu hanya bisa bermimpi. Belum ada keberanian dan dukungan seperti yang ada saat ini, infrastrukturnya, modalnya, koneksinya. Sampai akhirnya pada 2017 Stanis main ke kantor [Wafa masih bekerja di Google], lalu mengingat kembali rencana tersebut. Dan pada akhirnya di tahun 2018 dibentuklah Modal Rakyat bersama Stanis dan 2 co-founder lainnya,” ungkap Wafa.

Wafa saat masih aktif menjalani peran di tim Youtube di Google / Dok. Pribadi Wafa

“Di tahun 2018 pun pas bikin p2p lending banyak yang bilang telat. Tapi saya percaya, Modal Rakyat tidak akan menjadi seperti pinjol yang datang dan pergi seperti yang banyak bermunculan akhir-akhir ini. Kami memiliki model bisnis dan kemitraan yang kuat dengan banyak institusi. Terbukti sampai sekarang masih bertahan dan menjadi partner banyak pihak,” imbuh Wafa.

Setelah Shopee, pada Agustus 2017, Wafa mulai berkarier di Google, khususnya di unit YouTube yang membuatnya banyak berinteraksi dengan kreator-kreator Indonesia.

Di Modal Rakyat, yang merupakan bagian FAZZ Financial Group, ia bekerja secara paruh waktu. Pada akhir tahun 2021, Wafa memutuskan untuk keluar dari Google dan memantapkan diri menjadi founder startup penuh waktu.

“Selama kerja di Google 4 tahun lebih, saya belajar banyak, kenal dengan beberapa venture capital, konten kreator, startup founder. Turning point-nya karena Covid-19, yang membuat saya banyak di rumah lalu merenung: Modal Rakyat mau dibawa ke mana, karier saya mau di bawa ke mana? Lalu akhirnya memberanikan diri, apalagi Upbanx akhirnya masuk ke Y Combinator,” terang Wafa.

Di VCGamers awalnya Wafa menjadi investor untuk pre-seed mereka. 1-2 bulan berjalan, ia merasa cocok dengan produk dan tim sampai akhirnya memutuskan menjadi co-founder dan aktif membantu proses fundraising.

Upbanx sendiri terlahir dari diskusinya bersama Hendra Kwik (CEO Fazz Financial) yang menyarankan Wafa menggabungkan pengalamannya dalam mengelola brand [dari Shopee], kreator [dari YouTube], dan fintech [dari Modal Rakyat] menjadi satu.

Upbanx diluncurkan dengan harapan dapat menyelesaikan pain point terkait financing yang kerap dihadapi para kreator, selain juga ingin memberikan wadah kepada ekosistem ini sudah bisa saling berkolaborasi, sampai dengan mengoptimalkan aset kripto dan NFT untuk monetisasinya.

“Awalnya tidak ada niat serius-serius banget di sini. Iseng daftar YC [Y Combinator], ternyata masuk. Begitu masuk sudah tidak bisa main-main lain, karena diwajibkan menandatangani sejumlah dokumen legal, termasuk salah satunya harus resign dari kantor lama untuk full time di startup baru ini. Bersyukur banget banyak atensi dari investor hingga akhirnya menutup pendanaan yang kemarin,” imbuh Wafa.

Memimpin dua startup

Diakui awalnya ia sempat khawatir tentang tanggapan investor ketika harus memimpin 2 startup sekaligus. Wafa menilai, para investor bisa melihat gambaran besarnya bahwa Upbanx dan VCGamers akan membentuk suatu sinergi yang menghasilkan dampak menyeluruh bagi ekosistem kreator.

“Upbanx dan VCGamers ini closing funding cuma beda dalam hitungan hari. Sempat khawatir saat menjelaskan ke investor bahwa saya menjalankan 2 startup sekaligus. tapi mereka berhasil melihat the big picture-nya, begitu pula dengan YC,” terangnya.

Wafa menjelaskan apa yang membuat 3 startupnya bisa melambung meskipun konsentrasinya harus terbagi. Faktor utamanya adalah visi dan dukungan tim yang kuat.

“Saya biasanya datang dengan visi, ide, dan keberanian mengambil risiko. Untuk mengeksekusinya maka butuh support system, terdiri dari co-founder yang solid dan tim yang luar biasa. Saya punya aspek-aspek itu. Saya beruntung mereka sangat berkomitmen, karena kalau tidak ya ide-ide tadi paling cuma jadi omongan di grup WhatsApp. Saya kasih visi, mereka percaya dengan visi tersebut, sampai mau resign dari pekerjaan sebelumnya dan lain-lain,” cerita Wafa.

Visi tersebut digerakkan passion yang dimilikinya. Dia bercerita akan ketertarikannya terhadap personal finance, mendorong setiap inovasi untuk membantu orang lain meraih independensi finansialnya. Secara tidak langsung dipengaruhi latar belakang keluarga yang bekerja di sektor finansial, tiga startup yang turut didirikan Wafa semuanya memiliki benang merah utama, yakni fintech.

“Yang terpenting itu adalah trust dan ini tidak bisa dibangun dalam waktu yang singkat. Ini soal bagaimana saya meyakinkan Hendra untuk mendukung saya, bagaimana menjalin hubungan dengan VC yang sekarang mendukung startup saya. Di luar karena beritanya bareng-bareng kesannya jadi sangat instan. Padahal tidak, itu memakan waktu bertahun-tahun. Beberapa VC yang kemarin masuk adalah investor dari startup yang dulu pernah saya bantu, baik sebagai advisor ataupun konsultan. Jadi saya bukan orang baru buat mereka,” ujar Wafa.

Tentang valuasi Upbanx

Upbanx menjadi soonicorn di ronde pendanaan pertamanya. Tentu hal ini menimbulkan pertanyaan banyak orang tentang dari mana angka valuasi tersebut datang, mengingat produk Upbanx juga belum sepenuhnya meluncur. Menjawab hal ini, Wafa mengatakan valuasinya 100% datang dari investor.

“Saya menjamin valuasi itu lahirnya dari investor, dari seberapa besar mereka menilai kami. Saya tidak pernah bilang valuasi startup saya sekian. Dan bagi saya selaku founder, tidak ada mindset untuk [mendahulukan] memperbesar valuasi, karena fokus utama saya saat ini adalah pada pengembangan produk. Makanya sekarang saya lebih banyak ketemu kreator atau calon pengguna Upbanx untuk meminta masukan mereka sebagai calon pengguna,” kata Wafa.

Ia melanjutkan, “Buat saya valuasi itu juga akan dipengaruhi oleh produk, karena setiap produk startup memiliki economic value. Dari sana mereka akan menilai dan memutuskan apakah ingin turut memiliki produk tersebut atau tidak.”

Terkait produk, pertengahan tahun ini Upbanx ditargetkan bisa merilis dua modul utamanya, yakni Financing dan Marketplace. Secara perlahan mereka memasukkan sejumlah kreator dan brand. Diklaim sudah ada lebih dari 400 yang masuk ke daftar antrean.

Sementara VCGamers tahun ini juga akan meluncurkan aplikasi mobile dan komponen metaverse untuk memudahkan pengguna berintegrasi dan melakukan utilisasi token.

Belajar dari kegagalan

Kepercayaan menjadi pegangan terpenting yang digenggam dalam perjalanan kewirausahaannya / Dok. Pribadi Wafa

Jauh sebelum ini, rekam jejak Wafa dalam dunia kewirausahaan sudah dimulai sejak bertahun-tahun lalu. Di luar startup digital, ia pernah memiliki beberapa usaha, dua di antaranya jasa desain interior dan agency. Semua mengalami kegagalan. Beberapa ditinggalkan karena tidak bisa fokus mengerjakan. Dari perjalanan yang kurang manis tersebut, Wafa belajar banyak hal. Satu hal yang signifikan adalah pentingnya membangun kepercayaan.

“Pertama dan yang paling penting justru trust to ourselves.  Karena kalau kita tidak percaya terhadap diri sendiri, akhirnya tidak berani mengambil keputusan yang diperlukan. Kurangi self doubt, membatasi diri dengan alasan ‘saya tidak punya privilege tertentu’. Orang hanya akan percaya pada diri kita, setelah diri kita sendiri percaya pada kita,” tegasnya.

Saat ini Wafa juga aktif menjadi angel investor di beberapa startup. Kendati tidak mau menyebutkan identitas startupnya, termasuk di jajaran portofolionya adalah startup di bidang edtech dan F&B.

Ketika berinvestasi, hipotesisnya selalu mengacu pada product market fit dan founder market fit. Di aspek produk, Wafa selalu ingin memastikan bahwa apa yang dibuat adalah yang orang mau, kadang tidak harus melulu soal memecahkan masalah. Kemudian, di aspek founder, ia selalu ingin memastikan apakah mereka adalah orang yang pas untuk mengerjakan produk di pasar ini.

Roadmap integrasi produk

Secara produk, Upbanx juga telah terintegrasi dengan ekosistem Fazz Financial (induk yang menaungi Modal Rakyat), termasuk dengan Cashfazz. Untuk kreator yang membutuhkan pendanaan, maka mereka akan dihubungkan dengan Modal Rakyat, dan brand yang membutuhkan virtual card atau e-money akan didukung ekosistem Fazz yang lain.

Antara Upbanx dan VCGamers juga sudah melakukan pilot project untuk integrasi. Misalnya terkait token VCG yang beberapa waktu lalu diluncurkan. Di platform Upbanx mereka melakukan kerja sama dengan RANS Entertainment melalui modul kolaborasi. Use case ini diharapkan akan diperluas, sehingga menjadikan Upbanx tidak hanya menjadi launchpad/marketing partner, tetapi bisa menjadi liquidity partner pada proyek-proyek Web3 yang akan dikembangkan para kreator.

Di sini Wafa sekaligus menjawab soal RANS Ventures yang mendukung pendanaan awal Upbanx dan VCGamers. Wafa saat ini memiliki role di sana (masih dirahasiakan posisinya). Ia adalah orang yang mendorong RANS, yang didirikan oleh selebritas Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, untuk masuk ke ekosistem startup.

Menurutnya, hal ini akan menjadi momentum yang tepat ketika RANS sebentar lagi IPO. Diversifikasi bisnis ke digital akan meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk melihat roadmap perusahaan ke depan.

“Indonesia ini sangat beruntung karena pasar konsumennya besar, bahkan sebenarnya tidak perlu ekspansi global untuk menjadi decacorn asal startup bisa membangun produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Namun saya sendiri tertantang untuk go global. Untuk itu sejak awal DNA bisnis Upbanx dan VCGamers memang ke sana, mulai dari penamaan, hingga pemilihan investor yang memiliki jangkauan global,” tutup Wafa.

Modal Rakyat Kantongi Pendanaan dari Fazz Financial Group

Startup p2p lending Modal Rakyat mengumumkan perolehan pendanaan dengan nilai dirahasikan dari Fazz Financial Group (FFG). Di saat yang bersamaan, perusahaan juga mendapat izin usaha dari OJK. Sebelumnya mereka berstatus berstatus terdaftar.

FFG adalah entitas hasil investasi strategis Payfazz ke Xfers sebesar $30 juta yang diresmikan pada awal Maret kemarin. FFG hadir untuk mengawasi misi gabungan dalam menyediakan akses dan inklusi keuangan di seluruh Asia Tenggara.

Menurut keterangan resmi, Hendra Kwik, Direktur Utama FFG dan CEO Payfazz, menyampaikan, “Dengan bergabungnya Modal Rakyat dalam Fazz Financial Group, kami berharap bisa lebih memperkuat sinergi dengan seluruh produk-produk yang ada di bawah naungan Fazz Financial dan mendukung dalam penyediaan layanan keuangan inklusif khususnya bagi pelaku usaha yang berada di seluruh Indonesia hingga ke daerah pedesaan.”

Hendra juga menjadi Komisaris di Modal Rakyat.

Terkait perolehan izin usaha, CEO Modal Rakyat Hendoko Kwik mengatakan, hal ini adalah salah satu langkah strategis untuk semakin masif menjangkau semua daerah dalam menyalurkan pembiayaan kepada pelaku UMKM. “Modal Rakyat berharap bisa merangkul semakin banyak mitra strategis, baik perusahaan keuangan, startup, maupun entitas lainnya,” ujarnya.

Secara hubungan bisnis, sejak 2018 Modal Rakyat bekerja sama dengan Payfazz untuk menyediakan produk pinjaman sektor mikro bagi seluruh warung dan pedagang pulsa yang berada dalam ekosistem Payfazz. Hingga kini, tercatat sebanyak 32.399 aplikasi pinjaman mikro diajukan lewat Modal Rakyat dengan total penyaluran lebih dari Rp29 miliar.

Produk Modal Mikro menyalurkan pinjaman mulai dari Rp500 ribu hingga Rp2 juta dengan durasi pinjaman 14 hari. Pinjaman berbasis agen ini merupakan salah satu strategis Modal Rakyat untuk bisa menyalurkan pembiayaan kepada pelaku usaha mikro, khususnya yang belum terjangkau oleh perbankan dan institusi keuangan lainnya. Skoring kredit dilakukan berdasarkan analisis terhadap data transaksi para agen di aplikasi Payfazz.

“Misi Modal Rakyat dalam mewujudkan inklusi keuangan tentu membutuhkan sinergi bersama banyak pihak. Tidak hanya pemerintah dan sesama entitas keuangan, tetapi masyarakat juga kami ajak untuk terus berkontribusi dengan mendanai di Modal Rakyat,” imbuh Hendoko.

Hingga kini, total penyaluran Modal Rakyat telah menembus lebih dari Rp1,2 triliun kepada lebih dari 25 ribu pelaku UMKM. Jumlah pendana aktif mencapai 12 ribu pendana yang terdiri dari 71,24% laki-laki dan 28,76% perempuan. Berdasarkan demografinya, para pendana ini berasal dari Pulau Jawa (75,22%) dan luar Pulau Jawa (24,78%).

Application Information Will Show Up Here

BRI Is Now Listed as an Institutional Lender in Modal Rakyat

Modal Rakyat added BRI to the list of institutional lenders. BRI’s initial commitment was to channel funds of IDR 30 billion for micro-businesses through Modal Rakyat.

Modal Rakyat’s Co-Founder, Stanislaus MC Tandelilin explained that this is a form of collaboration between banking and p2p lending. All financing from BRI will be focused on micro-businesses with an average distribution value of IDR 250 million.

“We are very fortunate to have BRI’s trust. We hope this collaboration can accelerate financial inclusion, especially MSME players in the midst of a pandemic situation,” he explained in an official statement, Tuesday (13/10).

On a separate occasion, Stanis said to DailySocial that this collaboration was not part of the synergy between BRI and Payfazz. “Not related. PT Modal Rakyat collaborates independently with BRI.”

BRI, through BRI Ventures, was involved in a Series B funding round at Payfazz worth $53 million in July 2020. Payfazz, led by Hendra Kwik, also serves as a commissioner at Modal Rakyat, a company led by his brother Hendoko Kwik.

Furthermore, Stanis admitted that he would continue to add other institutional lenders, the closest is to link up BPR. Currently, there are nine institutions that have channeled their funds through Modal Rakyat, they come from multi-finance, corporate, and fintech. Unfortunately, they can reveal these companies yet.

The focus shifting on seeking institutional lenders is reflected in the current condition, there has been a downward trend in individual lenders. However, Stanis did not elaborate on the cause. “However, institutional lenders are starting to rise and now the majority of Modal Rakyat funding is supported by institutions. We are also exploring collaboration with BPRs.”

The total lenders registered in Modal Rakyat has reached more than 45 thousand people. Since getting a license from OJK in June 2018, the company has channeled loans of more than IDR 550 billion to 4 thousand borrowers throughout Indonesia.

The company is engaged in a productive business with loan interest ranging from 12% – 30% per year and a nominal loan of between IDR 500 thousand to IDR 2 billion. Borrowers only need to include their personal identity (KTP and NPWP), company legality data (if not an individual business), and have a bank account.

The trend of making benefit from Institution fund

In fact, individual lenders have much heavier management efforts than institutions. The reason is, companies must carry out an educational process through customer service to help guide risks and consultations, especially if they are just starting out the investment industry in p2p lending.

Meanwhile, institutional lenders are more familiar with the risks in this sector. For fintech making benefit from this massive fund, they will have the flexibility for they can distribute loans faster according to the target customers by each lender.

With these various advantages and disadvantages, eventually encourage some p2p lending platforms to combine the two in order to realize the spirit of financial inclusion. In previous reports, UangTeman announced Bank Sampoerna as one of its lenders.

Also, there are several other companies, including KoinWorks, which collaborate with Bank BTN, Bank Sampoerna, and Bank CIMB Niaga. Investee in collaboration with BRI Agro, Bank Mandiri, Bank BRI, and seven other institutions from financial services and investors from abroad.

Next, Modalku in collaboration with Bank Varia, Bank Sinarmas, BPR Bekasi Binatanjung, and BPR Sukawati Pancakanti. Finally, Akseleran, which collaborated with Mandiri Tunas Finance, Bank Mandiri, and Bank J Trust.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

BRI Kini Masuk Sebagai “Lender Institusi” di Modal Rakyat

Modal Rakyat menambah BRI ke dalam jajaran portofolio lender institusi yang terbaru. Komitmen awal BRI adalah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp30 miliar untuk usaha mikro melalui Modal Rakyat.

Co-Founder Modal Rakyat Stanislaus MC Tandelilin menerangkan, kolaborasi dari kedua perusahaan ini adalah wujud kolaborasi antara perbankan dengan p2p lending. Seluruh pembiayaan dari BRI ini akan difokuskan untuk usaha mikro dengan nilai penyaluran rata-rata Rp250 juta.

“Kami sangatlah beruntung bisa mendapat kepercayaan dari BRI. Kami berharap kerja sama ini bisa mengakselerasi inklusi keuangan, terutama para pelaku UMKM dalam menghadapi situasi pandemi,” terangnya dalam keterangan resmi, Selasa (13/10).

Secara terpisah, kepada DailySocial, Stanis menegaskan kerja sama ini bukanlah bagian dari sinergi antara BRI dengan Payfazz. “Tidak berkaitan. PT Modal Rakyat bekerja sama secara mandiri langsung dengan pihak BRI.”

BRI, melalui BRI Ventures, terlibat dalam putaran pendanaan Seri B di Payfazz senilai $53 juta pada Juli 2020. Payfazz yang digawangi oleh Hendra Kwik, juga menjabat sebagai komisaris di Modal Rakyat, perusahaan yang dipimpin oleh saudaranya Hendoko Kwik.

Setelah BRI, Stanis mengaku akan terus menambah lender institusi lainnya, yang terdekat adalah menggaet BPR. Saat ini ada sembilan institusi yang sudah menyalurkan dananya melalui Modal Rakyat, mereka datang dari multifinance, korporat, dan fintech. Sayangnya, nama-nama dari perusahaan ini tidak bisa disebutkan.

Perubahan fokus mencari lender institusi ini terefleksi dari kondisi saat ini, terjadi tren penurunan lender individu. Namun Stanis tidak merinci lebih jauh penyebab penurunan tersebut. “Namun lender institusi mulai naik dan kini mayoritas pendanaan Modal Rakyat didukung oleh institusi. Kami juga sedang menjajaki kerja sama dengan BPR.”

Adapun total lender yang terdaftar di Modal Rakyat berjumlah lebih dari 45 ribu orang. Sejak terdaftar di OJK pada Juni 2018, perusahaan telah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp550 miliar kepada 4 ribu peminjam di seluruh Indonesia.

Perusahaan bermain di usaha produktif dengan bunga pinjaman mulai dari 12% – 30% per tahun dan nominal pinjaman antara Rp500 ribu sampai Rp2 miliar. Peminjam cukup mencantumkan identitas diri (KTP dan NPWP), data legalitas perusahaan (bila bukan usaha perorangan), dan memiliki rekening bank.

Tren manfaatkan dana institusi

Lender individu memang di satu sisi effort pengelolaannya jauh lebih berat daripada institusi. Pasalnya, perusahaan harus melakukan proses edukasi lewat customer service untuk membantu pengarahan risiko dan konsultasi, apalagi bila mereka baru terjun ke dunia investasi di p2p lending.

Sementara itu, lender institusi sudah lebih paham dengan risiko di sektor tersebut. Bagi fintech yang memanfaatkan dana jumbo ini mereka akan mendapat keleluasaan karena dapat lebih cepat menyalurkan pinjaman sesuai dengan target nasabah yang dibidik oleh tiap lender.

Dengan beragam kelebihan dan kekurangan ini, akhirnya membuat sebagian platform p2p lending memutuskan untuk memadukan antara keduanya agar semangat inklusi keuangan tetap terwujud. Dalam pemberitaan sebelumnya, ada UangTeman yang mengumumkan Bank Sampoerna sebagai salah satu lender-nya.

Lalu, beberapa perusahaan lainnya, ada KoinWorks yang gandeng Bank BTN, Bank Sampoerna, dan Bank CIMB Niaga. Investree yang bekerja sama dengan BRI Agro, Bank Mandiri, Bank BRI, dan tujuh institusi lainnya dari jasa keuangan dan investor dari luar negeri.

Berikutnya, Modalku yang bekerja sama dengan Bank Varia, Bank Sinarmas, BPR Bekasi Binatanjung, dan BPR Sukawati Pancakanti. Terakhir, Akseleran yang menggandeng Mandiri Tunas Finance, Bank Mandiri, dan Bank J Trust.

Application Information Will Show Up Here

Modal Rakyat Memasuki Bisnis Insurtech dan e-Procurement

Setelah resmi hadir tahun 2018 lalu, platform peer to peer lending digital Modal Rakyat telah menambah beberapa layanan terbaru, yaitu asuransi dan procurement untuk pembelian truk.

Kepada DailySocial Co-Founder & CEO Modal Rakyat Hendoko Kwik mengungkapkan, berangkat dari produk financing down payment pada pengadaan unit truk, perusahaan juga membantu transporter yang menjadi peminjam di platform Modal Rakyat untuk menyediakan perlindungan asuransi pada truk yang di-procure.

“Modal Rakyat melihat pendekatan offline memiliki 3 basis touch point yakni proses pengajuan, proses underwriting, dan proses pengiriman polis fisik; sehingga terbesit ide bahwa pendekatan online memiliki SLA yang lebih baik pada proses perlindungan unit seperti motor, mobil dan truk niaga,” kata Hendoko.

Menggandeng Asuransi Adira, Modal Rakyat mencoba memberikan kemudahan untuk memasarkan produk perlindungan kendaraan bermotor. Kini hanya dalam satu genggaman, para pengguna dapat melindungi kendaraan mereka. Melalui produk asuransi mobil Adira Insurance, yaitu Autocillin, terdapat dua jenis jaminan utama, yaitu Komprehensif dan Total Loss Only (kerugian atau kerusakan total).

Produk asuransi ini baru saja diluncurkan oleh Modal Rakyat beberapa waktu yang lalu. Masih dalam tahapan sosialisasi terhadap captive market user. Perusahaan menargetkan bisa menyumbangkan produksi minimal 50 polis per bulan untuk Asuransi Adira. Kerja sama dengan Adira menjadi terobosan baru bagi Modal Rakyat untuk bisa memberikan manfaat lebih bagi para pengguna, khususnya asuransi kendaraan.

“Kita coba mengutarakan pengembangan penutupan risiko melalui skema online kepada pihak Adira, dan ternyata Adira memiliki animo yang baik pada proses digital dan sudah memiliki infrastruktur pendukung, sehingga terbentuklah produk asuransi kendaraan digital dan platform Modal Rakyat sebagai salah satu reseller mereka,” kata Hendoko

Produk procurement truk

Selain produk asuransi, Modal Rakyat juga memiliki produk baru lainnya yaitu Produk Procurement Truk. Produk Procurement Truk merupakan produk yang lahir dari pengembangan bersama dengan platform truk digital Ritase.

Dalam hal ini fungsi yang dilakukan masing-masing stakeholder adalah, Modal Rakyat berupa pemenuhan down payment 30% dari nilai unit truk. Sisanya akan dilimpahkan ke lembaga finansial seperti bank. Sementara untuk Ritase, pihak yang memiliki kemampuan melakukan verifikasi dari revenue yang akan didapatkan unit truk dan sustainability dari proyek yang akan dikerjakan transporter/borrower.

“Hal ini dimungkinkan karena Ritase membantu melakukan digitalisasi terhadap bisnis transporter/borrower sehingga biaya operasional, penerbitan invoice dan surat jalan, hingga pembayaran dari shipper/pemberi kerja dapat tercatat secara digital. Sementara untuk transportir/borrower, mereka memiliki fleksibilitas untuk mengerjakan proyek yang baik dengan working capital minimum,” kata Hendoko.

Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak Juni 2018, hingga saat ini total pendana di Modal Rakyat telah mencapai lebih dari 55 ribu orang dengan total penyaluran sekitar Rp370 miliar yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Startup P2P Lending Modal Rakyat Fokus Sasar UMKM dan Milenial

Industri fintech lokal kedatangan pemain baru. Bernama Modal Rakyat, startup tersebut menyajikan layanan p2p lending untuk pelaku UMKM. Modal Rakyat resmi melakukan soft launching pada Juli 2018 lalu, pasca resmi terdaftar dan mendapatkan izin pengawasan dari OJK.

Startup ini didirikan oleh empat orang co-founder, yakni Stanislaus Tandelilin (Co-Founder SaleStock), Hendoko Kwik, Christian Hanggra, dan Wafa Taftazani (Country Strategic Partnership Manager YouTube Indonesia).

“Layaknya Dianrong di Tiongkok dan Capital Trust di India, kami ingin menjadi teknologi finansial lending satu-satunya yang menyediakan penyaluran modal ke dua segmen produktif, yaitu segmen usaha mikro dan juga kecil menengah. Penetrasi yang kami harapkan adalah sampai ke seluruh pelosok Indonesia,” ujar CEO Stanislaus Tandelilin, yang akrab dipanggil Stanis, kepada DailySocial.

Peluang pendanaan UMKM terbuka lebar

Kendati lanskap p2p lending sudah banyak pemainnya, tim Modal Rakyat tetap optimis. Mereka mengungkapkan bahwa saat ini setidaknya ada lebih dari 57 juta UMKM yang membutuhkan akses pendanaan. Peningkatan tersebut turut dibarengi dengan kesadaran masyarakat terhadap edukasi finansial.

“… hal itu dibuktikan dengan banyaknya generasi milenial yang mulai menjadi pendana di Modal Rakyat,” lanjut Stanis.

Menargetkan kalangan muda sebagai pemberi pinjaman, Modal Rakyat turut melahirkan inovasi produk untuk mengakomodasi kebutuhan dan tren yang ada. Salah satu yang sedang dijalankan adalah penggunaan fitur streaming video layaknya Instagram TV untuk memberikan introduksi UMKM yang akan meminjam dana. Dalam video akan ditampilkan informasi tentang jenis usaha, tempat usaha, bahkan kegiatan usaha dari peminjam.

Di sisi konsumen (peminjam), dalam beberapa waktu mendatang Modal Rakyat juga akan meluncurkan opsi pinjaman kepada segmen mikro ke agen atau warung pulsa dengan memanfaatkan teknologi big data dan machine learning. Stanis sangat meyakini, produk tersebut nantinya akan menjadi terobosan solusi finansial di segmentasi usaha mikro.

Sementara opsi pinjaman yang sudah ada, untuk sektor usaha kecil dan menengah produk Modal Rakyat adalah pembiayaan invoice. Sedangkan untuk usaha mikro Modal Rakyat memberikan modal usaha, baik dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk barang yang siap dijual.

Platform Modal Rakyat
Laman pendanaan di platform Modal Rakyat / Modal Rakyat

Tengah merampungkan proses pendanaan

Untuk meningkatkan cakupan dan traksi bisnis, saat ini tim Modal Rakyat menyampaikan tengah memproses penutupan pendanaan awal (seed funding) dengan nilai mencapai 7 digital. Saat ini sudah ada beberapa investor yang hendak berpartisipasi. Tim Modal Rakyat tentang mendiskusikan dan memastikan kepengurusan izin untuk pendanaan tersebut ke OJK.

Selain itu banyak hal yang juga diupayakan untuk menggaet pemberi pinjaman dana. Keuntungan yang ditawarkan sendiri mencapai 18% per tahunnya, dengan tenor peminjaman yang cukup beragam, mulai dari satu bulan. Penyaringan UMKM sebagai peminjam juga menjadi konsentrasi tim Modal Rakyat.

“Kami hadir sebagai alternatif platform pendanaan yang menumbuhkan kekayaan dengan bunga di atas deposito. Tidak lupa kami juga mengurangi risiko pendanaan yang ada lewat agunan dan asuransi,” ujar Stanis.

Terkait proses menjamin mutu peminjam Stanis juga menjelaskan mekanisme survei lapangan yang dilakukan.

“Sejauh ini kami melakukan survei ke lapangan dan mengambil video dari setiap usaha yang kami datangi. Hal ini sejalan dengan tujuan kami dalam memastikan transparansi dan keamanan bagi para pendana.”