DayaTani Peroleh Pendanaan Awal Rp36 Miliar Dipimpin Ascent Venture Group

Startup agritech DayaTani memperoleh pendanaan awal dalam bentuk financing sebesar $2,3 juta (sekitar Rp35,7 miliar) yang dipimpin oleh Ascent Venture Group, serta partisipasi dari Northstar Ventures, BRI Ventures, dan Gentree Fund.

DayaTani didirikan September 2023 oleh Ankit Gupta (eks pendiri FarmGuide) dan Deryl Lu (eks Sayurbox) yang mengembangkan layanan end-to-end ke ekosistem pertanian skala kecil untuk meningkatkan hasil panennya.

“Investasi ini menunjukkan kepercayaan terhadap model bisnis dan teknologi DayaTani. Kami berkomitmen untuk meningkatkan petani Indonesia melalui teknologi inovatif dan kemitraan,” ucap Deryl Lu dalam keterangan resminya.

Diketahui, sektor pertanian merupakan salah satu sektor besar dengan kontribusi 13% terhadap PDB nasional dan menyerap sebanyak 29% tenaga kerja. Sektor ini juga tengah mengalami perkembangan signifikan mengingat pertanian adalah sektor yang sulit didigitalisasi.

Northstar bersemangat untuk berkontribusi pada upaya mereka, berperan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas yang paling rentan di wilayah tersebut,” tulis Northstar dalam laman resmi LinkedIn.

Solusi DayaTani

DayaTani tengah mengoperasikan beberapa situs penelitian dan pertanian di pulau Jawa untuk tanaman hortikultura dan tanaman pangan, seperti padi, cabai, kentang, dan bawang merah. Penelitian ini dilakukan untuk memahami pengaruh hasil panen termasuk membangun praktik SOP di wilayah tersebut.

DayaTani sedang membangun agen agronom semi-bionik yang memiliki akses ke semua alat dan teknologi relevan untuk mengatasi masalah di pertanian,” tutur Ankit Gupta.

Beberapa solusi yang dikembangkan adalah chatbot LLM. Fitur ini sudah aktif di aplikasi agen lapangan dan WhatsApp para petani. Bot ini disebut mampu memahami pertanyaan dalam bahasa daerah, baik melalui teks atau ucapan. Selain itu, bot ini disebut mampu mendiagnosis masalah tanaman dengan presisi tinggi dan menghasilkan rekomendasi kustom.

Dikutip dari situs resminya, DayaTani mencatat telah mampu mengelola situs penelitian dan pertanian seluas 50 ribu meter persegi dengan kenaikan yield 30% pada 350 mitra petani dalam waktu singkat sejak pertama beroperasi.

Rencananya, pihaknya berencana memasang lebih dari 100 perangkat IoT seluruh Jawa dan menciptakan jaringan stasiun cuaca dalam kurun waktu satu tahun. Jaringan ini akan memberikan informasi cuaca yang tepat dan spesifik lokasi serta peringatan cuaca yang lebih relevan bagi para petani.

Sektor agrikultur masih diminati VC di Indonesia untuk terlibat dalam transformasi melalui digitalisasi. Transformasi ini menjadi langkah dalam mengatasi tantangan di lapangan, seperti modal, akses ke pasar, dan kinerja hasil panen. Di sepanjang 2023, tercatat beberapa startup agritech Indonesia yang memperoleh pendanaan di antaranya Semaai, Kora, dan Rize. 

Northstar Group Tutup Dana Kelolaan “NSV I” Sebesar 2,1 Triliun Rupiah

Northstar Group menutup penggalangan akhir Northstar Ventures I, L.P (NSV I) sebesar $140 juta (sekitar Rp2,1 triliun), dana kelolaan tahap awal yang difokuskan pada startup yang berbasis atau memiliki operasional signifikan di Indonesia dan Asia Tenggara.

Sebelumnya, Northstar Group telah menutup putaran pertama dana NSV I sebesar $90 juta (sekitar Rp1,4 triliun) pada Januari 2023. Investasi NSV I telah mengalir ke 10 startup di Asia Tenggara, termasuk Maka Motors, produsen EV asal Indonesia.

“Dengan kapitalisasi ekosistem Northstar pada portofolio, mitra strategis, dan founder di regional, NSV I punya posisi kuat untuk memberikan channel dengan pertumbuhan, ekspertis di bidang keuangan, serta wawasan industri bagi calon portofolio. Kami ingin akselerasi pertumbuhan portofolio tahap awal dengan jaringan lebih luas dan kemampuan investasi multi tahap,” tutur Carlson Lau, Managing Director Northstar Ventures, dalam keterangan resminya.

Fokus pendanaan NSV I adalah sektor consumer, fintech, dan solusi enterprise yang diproyeksi dapat menghasilkan pertumbuhan jangka panjang di Asia Tenggara. Situasi pasar saat ini disebut memberikan peluang investasi tahap awal yang menarik, khususnya bagi pasar Indonesia.

NSV I didukung oleh berbagai grup investor global, termasuk sovereign wealth
fund, investor institusional, kantor keluarga, dan individu dengan kekayaan bersih yang tinggi.

“Asia Tenggara adalah kawasan dengan pengguna internet terbesar ketiga di dunia. Meningkatnya tingkat kesejahteraan, populasi generasi muda melek teknologi, dan digitalisasi menghadirkan peluang besar bagi startup teknologi,” tambah CIO Northstar Group Chee-Yann Wong.

Sebagai informasi, Northstar Group adalah VC dan private equity berbasis di Singapura di mana telah mengelola dana sebesar $2,6 miliar. Indonesia adalah salah satu tujuan utama investasinya di Asia Tenggara, dengan fokus pada sektor keuangan, retail, manufaktur, telekomunikasi, teknologi, hingga agrikultur.

Secara agregat, Northstar telah menyuntik investasi sebesar $4 miliar dengan co-investor di kawasan Asia Tenggara. Beberapa portofolionya di Indonesia antara lain PrimaKu (parenting), Bang Jamin (insurtech), dan Una Brands (agregator e-commerce).

Laporan terbaru Indonesia Venture Capital Report 2023 menyebutkan tren investasi tahap awal dengan ticket size tak lebih dari $10 juta masih menunjukkan pertumbuhan sehat sejak 2021. Hal terlihat dari jumlah transaksi di bawah $10 juta mendominasi total investasi startup di Indonesia pada 2023 (year-to-date).

Tingginya transaksi investasi tahap awal menunjukkan adanya faktor resiliensi startup-startup yang baru berdiri. Selain itu, posisi startup generasi awal yang telah berkembang signifikan hingga saat ini menjadi indikator terhadap optimisme investor di Indonesia.

Berdasarkan data yang dihimpun DailySocial, pendanaan startup di Indonesia di sepanjang semester I 2023 mencapai $707 juta, turun drastis 74% dari periode sama tahun sebelumnya, dengan 73 transaksi pendanaan yang diumumkan.

PrimaKu Raih Pendanaan Pra-Seri A Dipimpin Northstar dan AppWorks

Platform digital yang fokus menyediakan solusi parenting untuk tumbuh kembang anak, PrimaKu, hari ini (24/8) mengumumkan perolehan pendanaan pra-seri A yang tidak disebutkan jumlahnya. Putaran ini dipimpin oleh Northstar Group dan AppWorks, dengan partisipasi BRI Ventures dan BIG Ventures.

Didirikan pada Juli 2017, PrimaKu merupakan sebuah ekosistem parenting berbasis komunitas yang ingin membantu mengatasi tantangan orang tua dalam mengasuh anak. Platform ini menghubungkan orang tua dengan dokter anak, serta fasilitas kesehatan yang komprehensif.

Dalam wawancara bersama DailySocial.id, Founder & CEO PrimaKu Muhammad Aditriya Indraputra atau akrab disapa Didit, mengungkapkan dua alasan utamanya mengembangkan layanan ini. Pertama, kekhawatiran terkait isu kesehatan pada anak-anak Indonesia. Kedua, pengalaman pribadi dalam menghadapi tantangan sebagai orang tua pertama kali.

Menurut Didit, Indonesia masih tertinggal jauh dalam metrik terkait pertumbuhan anak. Hal ini dapat dibuktikan dari beberapa fakta yang ditemukan berikut ini. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, Lebih dari 46% anak kurang dari 5 tahun menderita kekurangan gizi atau stunting. 

Mengacu pada Profil Kesehatan Ibu dan Anak, terdapat lebih dari 37% anak kurang mendapat vaksinasi, sehingga rentan terhadap penyakit yang sebenarnya bisa dicegah. Fakta lainnya yang ditemukan dalam buku Early childhood development coming of age: Science through the life course, lebih dari 43% anak tidak bisa mencapai pertumbuhan optimalnya.

Selain itu, hal ini juga dapat terjadi karena kurangnya kesadaran mengenai praktik pengasuhan anak yang tepat untuk mengoptimalkan kesehatan, tumbuh kembang anak selama 1.000 hari pertama mereka dan maraknya misinformasi terkait parenting yang beredar di media sosial.

“Ketika saya mempelajari metrik terkait kesehatan anak-anak Indonesia, saya melihat terdapat kesenjangan besar dalam hal kesehatan, gizi, dan kesejahteraan anak secara keseluruhan. Hasilnya, banyak anak mengalami keterbelakangan karena kurangnya akses terhadap informasi dan sumber daya yang tepat,” jelasnya.

Maka dari itu, ia mencoba membangun sebuah platform yang dapat menjembatani kesenjangan dan memberdayakan orang tua dengan pengetahuan dan alat yang dibutuhkan untuk membekali anak-anak mereka sejak dini. Sebuah platform yang tidak hanya memberikan informasi yang akurat dan dapat diandalkan namun juga menciptakan dukungan dan rasa kebersamaan.

PrimaKu menawarkan tiga fitur unggulan untuk membantu orang tua mengatasi stunting dalam tumbuh kembang anak, di antaranya pemantauan tumbuh kembang anak, panduan nutrisi, serta layanan vaksinasi dan imunisasi.

Orang tua akan mendapat buku harian kesehatan visual untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu, layanan ini juga mencakup panduan dan tips bagi orang tua untuk membantu anak-anak mereka mencapai tonggak penting—seperti nutrisi, pertumbuhan, bicara, keterampilan motorik, dan bidang perkembangan penting lainnya.

Platform ini juga memungkinkan orang tua memesan vaksinasi, memesan kunjungan klinis di 31 provinsi di seluruh Indonesia bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan ternama. Untuk dokter anak, PrimaKu juga menawarkan alat dan panduan digital untuk membantu klinik mendukung perkembangan anak, memfasilitasi layanan telemedis, membuat rujukan dokter, dan menawarkan komunitas untuk terhubung dengan rekan-rekan industri.

Sebagai pionir layanan kesehatan anak digital di Indonesia, PrimaKu telah dipercaya oleh institusi kesehatan, orang tua, dan organisasi kesehatan masyarakat. Selain itu perusahaan juga menjalin kemitraan resmi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IPS) sebagai ahli otoritatif di bidang kesehatan dan perkembangan anak bersama dengan Kemenkes.

Tantangan bisnis

Untuk menciptakan ekosistem yang holistik, diperlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cermat sejak awal. Salah satunya tantangan besar adalah menghadirkan infrastruktur teknologi yang mengakomodasi kebutuhan berbagai pemangku kepentingan.

Kompleksitasnya terletak pada memastikan bahwa platform tersebut ramah pengguna, aman, dan mampu menangani beragam layanan kesehatan dengan lancar. Selain itu, menciptakan teknologi ini memerlukan investasi, sumber daya, dan keahlian yang besar, sehingga menambah lapisan kompleksitas.

Meyakinkan pemangku kepentingan untuk menggunakan teknologi baru juga merupakan tantangan yang tidak kalah besar. Orang tua, dokter anak, dan klinik sering kali memiliki rutinitas dan praktik yang sudah mapan. Dalam hal ini, selain memberi manfaat, penyedia platform harus bisa menjamin keamanan, pemahaman, dan integrasi ke dalam alur kerja yang ada.

“Membangun kepercayaan sangatlah penting, dan kami melakukan upaya yang signifikan untuk menunjukkan bagaimana platform kami dapat meningkatkan pengalaman dan hasil mereka,” ungkap Didit.

Dalam usaha memperluas jaringan, ada banyak hal yang harus dilalui, seperti perbedaan wilayah, regulasi layanan kesehatan yang berbeda-beda, juga kultur budaya yang menuntut adaptasi dan penyesuaian. Kolaborasi dengan otoritas dan profesional layanan kesehatan setempat untuk menyelaraskan dengan beragam kebutuhan ini menjadi sangat penting.

Target ke depan

Dana segar yang didapat, rencananya akan digunakan untuk memperkuat ekosistem digital PrimaKu agar lebih komprehensif dalam mendukung orang tua, dokter anak, serta fasilitas kesehatan dalam misinya untuk menyukseskan tumbuh kembang anak.

Di samping itu, PrimaKu juga akan segera memperluas jangkauannya melalui kanal distribusi yang lebih beragam untuk mengakomodir kebutuhan produk dan layanan untuk mendukung kebutuhan parenting. Perusahaan juga akan memperluas jangkauan rumah sakit dan klinik di Indonesia untuk meningkatkan aksesibilitas vaksinasi.

Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa layanan yang menawarkan solusi parenting, di antaranya, Tentang Anak, Parentalk, The Asian Parents, dan lainnya. Yang membedakan PrimaKu, menurut Didit, adalah komitmen dalam memantau kesehatan anak dan memperlancar perjalanan orang tua dalam membina tumbuh kembang anak secara optimal.

Sebagai mitra resmi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (Ikatan Dokter Anak Indonesia), PrimaKu tidak hanya memastikan keselarasan antara inisiatif pendidikan platform dan masalah kesehatan anak yang mendesak di Indonesia, tetapi juga bercita-cita untuk memberikan kontribusi besar terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan global.

“Aspirasi kami adalah menjadi mercusuar tepercaya di bidang ini, yang mendorong masa depan yang lebih sehat bagi anak-anak di seluruh dunia,” ungkap Didit.

Berawal dari visi mengatasi permasalahan stunting pada anak di Indonesia, PrimaKu terbukti memberikan dampak positif bagi orang tua dan anak. Berdasarkan Laporan Kesehatan Anak PrimaKu tahun 2022, 97% anak (di bawah dua tahun) yang mendapat perawatan PrimaKu mampu meningkatkan perkembangannya dan terhindar dari gizi buruk.

“Temuan-temuan ini menggarisbawahi keampuhan PrimaKu dalam meningkatkan layanan kesehatan anak, menyoroti kemampuan kami dalam membawa transformasi positif dalam kehidupan jutaan anak di seluruh Indonesia,” ungkap Didit.

Saat ini, perusahaan berada pada fase di mana tantangannya beralih dari membangun fundamental menjadi menjaga pertumbuhan. “Kami berdedikasi untuk meningkatkan fitur dan fungsi platform kami, menyederhanakan proses, dan membina hubungan yang kuat dengan pemangku kepentingan untuk memastikan platform ini tetap relevan. Misi kami adalah untuk membentuk kembali kesejahteraan anak-anak di Indonesia,” tutup Didit.

Application Information Will Show Up Here

Bunker Amankan Pendanaan Rp75 Miliar dari Alpha JWC, Northstar, dan Sejumlah Investor

Bunker, platform analitik keuangan asal Singapura, berhasil mengamankan pendanaan awal $5 juta atau setara Rp75 miliar.  Investor yang terlibat dalam pendanaan ini termasuk Alpha JWC Ventures, January Capital, Northstar Group, GFC, Money Forward, serta beberapa angel investor seperti Chris Lin, Rosemary Hua, dan Tiger Fang.

Visi Bunker ingin mendukung startup/UMKM di Asia tenggara dan Hong Kong menuju profitabilitas dan pertumbuhan yang ideal. Startup ini didirikan oleh Shivom Sinha pada Agustus 2021. Sebelumnya ia memulai karier di KKR, kemudian turut membantu divisi keuangan strategis untuk Gojek, Uber, dan Kargo di seluruh Indonesia dan wilayah regional.

Bunker dimulai setelah akuisisi “Proyek Beta”, sebuah konsultan layanan pembukuan dan pajak, yang kini menjadi anak perusahaan bernama Bunker Books. Mantan CEO Proyek Beta Jibrilia Alamsjah kini bergabung sebagai Co-Founder dan penasihat strategis untuk merancang produk Bunker dapat melayani C-level dengan memanfaatkan pengalaman eksekutifnya.

Co-Founder & CEO Bunker Shivom Sinha mengungkapkan bahwa dalam situasi ekonomi saat ini, para CEO dan CFO menjalankan standar tinggi dalam strategi keuangan perusahaan. Akan tetapi, siklus Financial Analysis and Planning (FP&A) terbukti dangkal, lambat, dan menghabiskan terlalu banyak jam kerja setiap bulannya.

Data keuangan paling lengkap dalam perusahaan adalah dokumen pembukuan, namun pembongkaran dan pengolahan datanya cukup kompleks. Sementara kelalaian dapat menyebabkan cash flow dan penganggaran yang buruk.

Layanan Bunker

Bunker memosisikan diri sebagai platform financial analytics modern yang memberikan visibilitas keuangan mendalam, dengan mengubah ribuan data yang terlewat di dalam berkas pembukuan menjadi informasi bisnis yang menguntungkan untuk para eksekutif, hanya dalam hitungan hari. 

Software rancangan Bunker dengan mudah menelusuri data melalui pemindaian ribuan baris transaksi serta data lainnya yang sering kali terlewatkan dalam data akuntansi perusahaan atau software Enterprise Resource Planning (ERP). Klien-klien Bunker diklaim telah membuktikan penghematan biaya minimal sebesar 10% dari OpEX selama penggunaan pertama.

Perusahaan menggunakan platform Bunker untuk mengidentifikasi peluang negosiasi biaya dan ketentuan pembayaran khusus dengan vendor, mendorong penganggaran ad-hoc dan mengelola hubungan investor atau penggalangan dana dengan lebih baik. Layanan ini telah menjangkau pasar Indonesia, Singapura, Filipina, dan Hong Kong.

Layanan ini juga telah terintegrasi dengan software seperti Xero, NetSuite, QuickBooks, Jurnal, Accurate, SAP, dan lainnya. Berbeda dari perangkat lunak intelijen bisnis yang ada di pasaran, Bunker menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam hal implementasi. Hanya dalam hitungan hari dan tanpa pemasangan atau pelatihan yang rumit bagi pengguna.

Selain itu, platform ini telah disesuaikan dengan sistem manajemen negara di Asia Tenggara dan Hong Kong dalam mengoperasionalkan data FP&A. Layanan Bunker mencakup laporan PDF bulanan yang terdiri dari poin-poin, grafik, dan tabel dalam bahasa yang mudah dipahami, serta menghadirkan kolaborasi strategis lintas fungsi.

Beberapa perusahaan yang sudah menggunakan layanan Bunker, termasuk platform penyewaan baju yang didukung oleh Softbank dan Style Theory. Selain itu, perusahaan pengelolaan sampah dan daur ulang Waste4Change juga disebut berhasil meningkatkan margin kotor sebesar 20% melalui pengelolaan keuangan yang optimal dengan Bunker

Pasar analitik keuangan

Pasar analitik keuangan disebut telah terkena dampak positif oleh pandemi COVID-19, karena meningkatnya volatilitas, meningkatnya ketidakpastian dalam bisnis telah menyebabkan adopsi perangkat lunak analitik keuangan yang membantu bisnis mengikuti keputusan keuangan di berbagai vertikal pengguna akhir.

Peningkatan adopsi perangkat komputasi yang meluas, peningkatan kemampuan penyimpanan canggih, dan pertumbuhan inovasi alat analitik baru menghadirkan kemungkinan baru bagi pelaku pasar, yang, pada gilirannya, mendorong pertumbuhan pasar analitik keuangan global.

Selain itu, peningkatan kesadaran di kalangan pengguna akhir tentang manfaat solusi analitik keuangan, terutama untuk analisis data real-time dan pengambilan keputusan berdampak positif pada pertumbuhan pasar.

Dalam laporan Pasar Analitik Keuangan yang dipublikasi oleh Allied Market Research, pasar analitik keuangan global diperkirakan bernilai US$7,6 miliar pada tahun 2020, dan diproyeksikan mencapai US$19,8 miliar pada tahun 2030, tumbuh pada CAGR 10,3% dari tahun 2021 hingga 2030.

Startup Insurtech Bang Jamin Peroleh Investasi dari Northstar Group dan BRI Ventures

Startup insurtech lokal Bang Jamin memperoleh pendanaan segar dari Northstar dan BRI Ventures. Belum ada pengumuman resmi dari seluruh pihak, namun dalam laman LinkedIn Northstar terdapat unggahan yang mengonfirmasi atas kabar tersebut.

Kabar ini pertama kali diwartakan oleh DealStreetAsia pada hari ini (17/3). Sumber menyebutkan Bang Jamin memperoleh sekitar $2 juta-$3 juta (lebih dari Rp30 miliar-Rp46 miliar) dari kedua investor tersebut.

Bergabungnya Bang Jamin dengan kata lain menambah portofolio di BRI Ventures, sebelumnya terdapat Qoala, startup sejenisnya

Bang Jamin merupakan insurtech lokal yang berdiri pada tahun lalu, digawangi oleh Indra Baruna (CEO), Maruly Octavianus Sinaga (COO), Morgan Andre Barry (CPO), dan Serano Tannason (CTO), serta Jens Reisch (Advisor).

Nama-nama tersebut beberapa di antaranya adalah veteran di dunia asuransi. Indra Baruna misalnya, adalah eks petinggi Adira Insurance (kini bernama Zurich Asuransi Indonesia) dan Tugu Insurance. Sementara Jens Reisch sebelumnya adalah Presiden Direktur Prudential Indonesia.

Dalam situsnya, Bang Jamin bekerja sama dengan perusahaan asuransi menyediakan produk dan layanan secara all-in-one, mulai dari pembelian hingga klaim asuransi yang didukung dengan teknologi AI. Produk asuransinya mencakup beragam asuransi kendaraan, mulai dari mobil listrik, sepeda, motor besar, dan sepeda motor, hingga asuransi syariah. Mitra perusahaan asuransinya, terdapat Mega Insurance, Tugu Insurance, Asuransi Aswata, Simas Insurtech, Sompo Insurancce, dan Etiqa.

Sebagai catatan, mengutip dari riset e-Conomy 2022, disampaikan bahwa asuransi digital di Asia Tenggara merupakan salah satu sektor yang tumbuh cepat dalam layanan keuangan digital, dengan pertumbuhan sebesar 64% secara year-on-year. Secara nilai diprediksi mencapai $400 juta pada 2022 dan tumbuh hingga $1 miliar pada 2025 mendatang.

Kehadiran insurtech dinilai dapat secara positif meningkatkan penetrasi, inklusi, dan literasi digital, khususnya dalam industri asuransi di Indonesia. Data ini juga menunjukkan Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang potensial untuk industri insurtech.

Untuk mempelajari tentang lanskap insurtech lokal, unduh laporan Insurtech Ecosystem in Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Una Brands Tutup Pendanaan Senilai 457 Miliar Rupiah Dipimpin Northstar Group

Startup agregator brand e-commerce Una Brands menutup putaran pendanaan seri C senilai $30 juta (sekitar 457,6 miliar Rupiah) dipimpin oleh Northstar Group. Dana raihan ini terdiri dari ekuitas dan debt yang akan digunakan untuk operasional dan akuisisi merek baru selama dua tahun mendatang.

Sebagai catatan, pada Oktober 2022, Una Brands menutup putaran seri B senilai $30 juta yang dipimpin oleh White Star Capital dan Alpha JWC Ventures, menjadikan total pendanaan yang diraih perusahaan mencapai $60 juta dalam setahun terakhir.

Dalam keterangan resmi, Una Brands berencana untuk mengembangkan lebih lanjut platform multichannel yang didukung oleh kemampuan teknologi dan pembangunan merek, serta berinvestasi pada penguatan rantai pasokan dan jaringan distribusi di pasar operasi utama. Perusahaan juga akan mengakuisisi lebih banyak merek e-commerce berkualitas tinggi dalam kategori Home & Living, Mom & Baby, dan Beauty & Personal Care.

“Sejalan dengan tren konsolidasi yang terjadi di pasar negara maju, Una Brands juga akan mencari peluang strategis untuk meningkatkan pertumbuhan dan memantapkan posisinya sebagai agregator e-commerce multichannel terkemuka di Asia-Pacific (APAC),” terang CEO Una Brands Kiren Tanna, Rabu (1/3).

Tanna juga mengaku antusias dengan bergabungnya Northstar ke dalam jajaran investor. Menurut Tanna, Northstar memiliki rekam jejak investasi kuat di Asia Tenggara, termasuk unicorn teknologi, seperti Gojek dan Advance Intelligence Group. “Kami percaya pengetahuan mendalam mereka tentang pasar Asia Tenggara dan pengalaman e-commerce yang kuat akan sangat berharga karena kami ingin menggandakan cakupan operasional di seluruh wilayah.”

Managing Director Northstar Group Sreejan Choudhary menuturkan bahwa pihaknya optimistis dengan potensi ekonomi e-commerce Asia Tenggara dan meyakini bahwa Una Brands memiliki posisi yang baik untuk memanfaatkan penarik industri ini. Pihaknya juga percaya dengan tim Una Brands dan kemampuan operasional mereka.

“Apa yang menentukan perusahaan ini berbeda adalah infrastrukturnya yang luas dibangun di sekitar multichannel e-commerce operations, serta kemampuan teknologinya yang unggul dalam mendukung hal ini. Kami tahu kapabilitas merupakan bagian integral dari perusahaan dan yakin ini akan membantu Una Brands mempertahankan kepemimpinan pasar di ruang e-commerce APAC,” ucap Choudhary.

Pencapaian Una Brands

Pada tahun lalu, Una Brands berhasil mengakuisisi beberapa merek, termasuk merek DTC premium yang melayani ibu menyusui di Malaysia dan salah satu merek perawatan bibir TikTok terpopuler di Indonesia. Salah satu merek yang sudah diakuisisi adalah ErgoTune dan EverDesk yang kini sudah tersedia di banyak negara kawasan APAC dan sekitarnya.

Una Brands terutama beroperasi di kategori utama, seperti Home & Living, Mom & Baby, dan Kecantikan & Perawatan Pribadi. Tech stack dari Una Brands mendukung semua fungsi bisnis mulai dari manajemen merek, pemasaran & pertumbuhan, rantai pasokan, dan akuntansi & keuangan, untuk mengoptimalkan efisiensi operasional.

Saat ini, Una Brands beroperasi di enam negara APAC, di antaranya Singapura, Indonesia, Malaysia, Australia, India, dan Tiongkok. Secara grup, Una Brands memprediksi pendapatan run-rate $70 juta dan diharapkan mencapai profitabilitas EBITDA grup pada tahun ini.

Sebagai catatan, run-rate revenue adalah adalah metode peramalan yang sangat sederhana untuk memperkirakan pendapatan tahunan perusahaan (jumlah total uang yang dihasilkan dalam setahun).

Esensi Solusi Buana Raih Pendanaan Seri B 420 Miliar Rupiah; Masuk ke Jajaran Centaur [UPDATED]

*Update 29/8 pukul 19.30: kami menambahkan informasi kisaran valuasi ESB

Startup SaaS bisnis kuliner Esensi Solusi Buana (ESB) meraih pendanaan seri B sebesar $29 juta atau sekitar 420 miliar Rupiah. Investasi ini dipimpin oleh Northstar Group dan Alpha JWC Ventures serta partisipasi dari BEENEXT, Vulcan Capital, dan AC Ventures.

Sebelumnya, ESB telah mengumpulkan total pendanaan sebesar $10,6 juta dari sejumlah investor antara lain Alpha JWC, Vulcan Capital, BEENEXT, AC Ventures, Skystar Capital, dan Selera Kapital.

Dari pendanaan yang ada, menurut sumber yang kami dapat, saat ini valuasi ESB telah mencapai lebih dari $100 juta dan menjadikannya sebagai salah satu startup Centaur dari kategori SaaS.

ESB merupakan pengembang platform SaaS yang mengelola bisnis kuliner secara all-in-one. Startup ini didirikan oleh Gunawan Woen, Eka Prasetya, Setiadi Prawiryo Moeljadi, dan Dwi Prawira pada 2018. Berbekal pengalaman puluhan tahun di F&B dan rantai pasokan, para pendiri ESB memiliki misi membantu pemilik bisnis meningkatkan profitabilitas, penjualan, dan efisiensi operasional melalui solusi berbasis cloud.

Sejumlah solusi yang ditawarkan mencakup aplikasi pengambilan pesanan front-end, Point of Sales (POS), solusi operasi dapur, dan sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (ERP) F&B back-end. Selain itu, pemilik bisnis akan mendapatkan akses ke ekosistem penyedia pihak ketiga, seperti pasokan bahan, pengiriman makanan, dan pembayaran digital.

Melalui ESB, pengusaha F&B juga mendapatkan akses ke ekosistem penyedia ESB telah melayani lebih dari 2.000 merek F&B dan mengelola lebih dari 100 juta pesanan per tahun.

Managing Director Northstar Group Carlson Lau mengungkap, ESB telah menunjukkan kinerja yang baik dan bahkan mampu melawan pesaing global yang punya kapitalisasi lebih besar dalam memenangkan F&B internasional di Indonesia. “Kami senang melihat produk dan pengembangan strategi go-to-market yang matang,” tuturnya.

Sementara, Founder & Managing Partner AC Ventures Adrian Li menambahkan, “Platform ESB menghadirkan solusi berbasis cloud secara end-to-end bagi pemilik restoran agar dapat mengurangi biaya, mengelola operasional, dan meningkatkan pengiriman online. ESB siap merevolusi pasar multi-miliar dine-in dan takeaway di Indonesia,” tutur Li.

Ekspansi dan pengembangan produk

Adapun, pendanaan ini akan dimanfaatkan untuk memperluas jangkauannya di pasar UMKM  dan meluncurkan produk baru. Proposisi nilai yang ditawarkan mencakup: (1) fitur pembayaran dan pinjaman yang sederhana, (2) fasilitas modal kerja, (3) pengembangan fitur untuk mendorong produktivitas UKM, (4) solusi manajemen pemesanan dan pengiriman, (5) kemampuan fitur akuntansi, dan (6) kemampuan sistem informasi SDM.

Co-Founder & CEO ESB Gunawan Woen mengatakan, pandemi telah mengakselerasi adopsi digital pada ekosistem yang terlibat di value chain F&B, mulai dari pelanggan hingga pemasok bahan. Dengan akselerasi ini, pemilik F&B terdorong untuk menjalankan operasional yang lebih ringkas dan mengeksplorasi kanal penjualan baru. Solusi ini juga diharapkan mendorong pertumbuhan bisnis di tengah pemulihan ekonomi.

Selain itu, kenaikan biaya akibat inflasi harga komoditas di awal 2022 memaksa pelaku usaha F&B untuk lebih mengoptimalkan struktur biayanya. Hal ini mendorong mereka untuk mengadopsi tools yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan produktivitas melalui layanan mandiri konsumen, otomatisasi alur kerja internal, dan pengurangan limbah makanan. ESB siap untuk memanfaatkan tren ini.

“Kami memandang mitra F&B kami setara, baik pelaku UMKM hingga bisnis skala besar. Kami berkomitmen untuk membantu pedagang kami menghasilkan penjualan lebih banyak dan meningkatkan efisiensi mereka. Dengan mencapai itu, kami dapat memastikan keberlanjutan, bankability, dan pertumbuhan mereka. Ketika mitra kami tumbuh, ESB ikut tumbuh,” ujar Gunawan.

Beberapa platform digital di Indonesia yang memiliki komitmen untuk mendukung pelaku F&B terutama skala UKM ada DigiResto yang dikembangkan MCAS. DigiResto sempat mendapat investasi dari SiCepat. Ada pula Runchise yang punya model pengelolaan bisnis waralaba (franchise) dan kuliner.

Northstar Mulai Bidik Startup Tahap Awal, Siapkan Dana 1,5 Triliun Rupiah

Perusahaan private equity Northstar Group dikabarkan tengah menyiapkan dana kelolaan khusus untuk berinvestasi ke startup tahap awal. Menurut sumber kami, Northstar telah menyiapkan dana debut sekitar $100 juta (sekitar 1,5 triliun Rupiah).

Nantinya mereka akan menyuntik startup pre-seed dan seed dengan ukuran tiket berkisar $500 ribu (sekitar 7,5 miliar Rupiah). Hipotesis investasinya tidak jauh dari yang sudah dilakukan sebelumnya, yakni menyasar startup di bidang finansial, konsumer, dan ekonomi digital.

Ketika dihubungi DailySocial.id, perwakilan Northstar enggan berkomentar atas rumor pasar, tapi ditegaskan bahwa perusahaan memang punya ketertarikan di area tersebut [berinvestasi ke startup seed].

Sebelumnya Northstar dikenal sebagai investor startup tahap akhir dan/atau korporasi — ukuran tiket investasinya bisa mencapai $20 juta. Akhir tahun 2021 lalu, perusahaan juga baru mengumumkan penutupan dana “flagshipNorthstar Equity Partners V Limited dengan nilai komitmen $590 juta atau sekitar 8,3 triliun Rupiah.

Secara total saat ini Northstar mengelola portofolio dengan nilai lebih dari $2,5 miliar (lebih dari 35 triliun Rupiah). Adapun tahun ini mereka juga berpartisipasi dalam pendanaan lanjutan sejumlah startup lokal, seperti Moladin, Pintu, DailyBox, Sayurbox, dan NOICE.

Untuk memperluas cakupannya,  Northstar juga telah bermitra dengan Google sepakat membentuk joint business plan. Fokusnya untuk bersama-sama mempercepat pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara.

Diterangkan oleh salah satu direktur perusahaan, melalui inisiatif tersebut Northstar akan fokus pada investasi dan mengalokasikan sumber daya untuk memberikan pengetahuan pasar lokal. Sementara Google akan banyak membantu di unsur teknologi, juga mengajarkan praktik terbaik dari studi kasus global.

Dailybox Rampungkan Pendanaan Seri B Senilai 355 Miliar Rupiah

Setelah mengantongi pendanaan seri A tahun 2021 lalu, platform restoran online multi-brand Dailybox kembali mengumumkan pendanaan seri B senilai $24 juta atau sekitar 355 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin oleh Northstar Group dan Vertex Growth. Turut berpartisipasi Vertex Ventures SEA & India dan Kinesys Group.

Dana segar akan dimanfaatkan perusahaan untuk melakukan ekspansi secara nasional, mengembangkan teknologi, serta menambah brand F&B baru.

Sejak mendapatkan pendanaan awal, perusahaan mengklaim telah mengalami pertumbuhan revenue hingga 16x. Mereka juga telah memiliki tiga brand , termasuk di dalamnya Dailybox, Shirato, dan BreadLife — brand yang mereka akuisisi akhir tahun 2021 lalu.

Dailybox saat ini mengoperasikan lebih dari 150 outlet di lebih dari 20 kota di seluruh Indonesia. Selanjutnya perluasan cakupan wilayah akan difokuskan pada kota lapis kedua dan ketiga.

“Rencana ekspansi strategis kami di kota-kota non-metropolitan juga akan menciptakan banyak lapangan kerja untuk mendukung ekonomi lokal dan konsumen sekaligus memperkuat kehadiran kami secara nasional,” kata Co-founder Dailybox Group Kelvin Subowo.

Selama pandemi, Dailybox Group mencatat peningkatan transaksi lebih dari 100x, didorong oleh pendirian platform pengiriman makanan dan perubahan perilaku konsumen.

“Dailybox Group telah tumbuh secara signifikan dalam dua tahun terakhir di tengah pandemi dengan tetap menjaga ekonomi unit yang menarik. Kami terkesan dengan Kelvin dan timnya dan berharap dapat bekerja bersama-sama untuk mendorong pertumbuhan,” kata Chief Investment Officer Northstar Group Wong Chee-Yann.

Sebagai platform restoran online multi-brand, Dailybox selalu berupaya untuk fokus ke capaian profit. Meskipun sempat mengalami kendala saat awal pandemi tahun 2020 lalu, mereka mampu untuk bertahan sebagai early adopter cloud kitchen di Indonesia.

Menurut Managing Partner VVSEAI Chua Joo Hock, Dailybox Group adalah contoh startup yang berhasil menyeimbangkan pertumbuhan dan profitabilitas. Dari satu merek dengan jejak terbatas, Dailybox telah melipatgandakan pendapatannya dan bertransformasi menjadi platform kolaboratif di tengah pandemi.

“Dailybox Group telah mengembangkan formula untuk menghadirkan masakan lokal terbaik Indonesia ke masyarakat konsumen yang lebih luas dari Sumatera hingga Papua. Melalui kolaborasi erat dengan koki terkemuka, mereka telah menciptakan kembali makanan favorit dari berbagai daerah di Indonesia, membuatnya dapat diakses sambil mempertahankan rasa otentik mereka. Kami sangat terkesan dengan apa yang telah dicapai tim dan berharap dapat bekerja sama dengan Grup Dailybox,” kata Managing Director Vertex Growth Tam Hock Chuan.

Sepanjang kuartal kedua ini, kami mencatat sejumlah startup di bidang F&B mendapatkan kucuran dana investor. Mereka adalah Haus!, Ismaya, Mangokku, Flash Coffee, Green Label, dan Hangry.

Application Information Will Show Up Here

PINTU Rampungkan Pendanaan Seri B Senilai 1,6 Triliun Rupiah

Platform jual-beli dan investasi aset kripto PINTU mengumumkan telah menyelesaikan putaran pendanaan seri B senilai $113 juta atau sebesar 1,6 triliun Rupiah. Pendanaan ini berasal dari Intudo Ventures, Lightspeed, Northstar Group, dan Pantera Capital.

Sebelumnya PINTU telah mengantongi pendanaan pendanaan seri A+ sebesar $35 juta atau setara 503 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin oleh Lightspeed Venture Partners, serta didukung oleh Alameda Ventures, Blockchain.com Ventures, Castle Island Ventures, Intudo Ventures, dan Pantera Capital.

Dana segar tersebut rencananya akan digunakan untuk meluncurkan fitur-fitur baru, menambah token yang diperdagangkan, mendukung teknologi blockchain, dan menghadirkan berbagai produk-produk baru.

Untuk meningkatkan literasi dan edukasi bagi investor, mereka akan berinvestasi secara besar-besaran dalam program edukasi Pintu Academy. Pintu Academy dirancang untuk memberikan edukasi bagi investor mengenai investasi aset kripto, dari mulai pemahaman secara dasar hingga informasi mengenai pengelolaan risiko yang baik dan berkelanjutan.

“Untuk memberikan kemudahan bagi pengguna kripto di Indonesia, kami membangun PINTU bagi investor aset kripto baru maupun investor berpengalaman. Kami percaya bahwa adopsi aset kripto di Indonesia baru memasuki tahap awal, dan mengedukasi masyarakat merupakan fundamental yang sangat penting untuk memastikan pertumbuhan ini berjalan dengan cara yang sehat,” ujar Founder & CEO PINTU Jeth Soetoyo.

Untuk mendukung pertumbuhan ini, PINTU secara agresif merekrut talenta terbaik untuk semua fungsi. Saat ini pertumbuhan staf di PINTU tumbuh hingga 2x lipat sejak tahun 2021 — per April 2022 terdapat lebih dari 200 pegawai.

Diluncurkan pada bulan April tahun 2020, PINTU merupakan platform  kripto lokal di Indonesia. PINTU menawarkan lebih dari 50 aset kripto yang diperdagangkan seperti Bitcoin dan Ethereum.

Tambah fitur unggulan

PINTU telah menghadirkan berbagai fitur baru yang sudah dapat digunakan di antaranya, Pintu Earn yang menawarkan pengguna mendapatkan imbalan dalam bentuk Annual Percentage Year (APY) yang dibayarkan per jam dan tanpa periode penguncian. Lalu, ada juga fitur Pintu Staking (PTU Staking) bagi pemegang Pintu Token (PTU) cukup dengan mengunci aset PTU Token yang dimiliki dan akan mendapatkan beragam benefit eksklusif.

“Kami akan terus membangun momentum ini dengan menawarkan lebih banyak fitur baru serta menginisiasi berbagai strategi yang tepat guna membawa aset kripto ke lebih banyak lagi masyarakat Indonesia,” kata Jeth.

Saat ini PINTU telah didukung banyak pilihan kanal pembayaran seperti rekening bank, hingga e-wallet yang terintegrasi langsung ke dalam aplikasi. Sejak diluncurkan, PINTU telah diunduh lebih dari 4 juta pengguna. Secara legalitas, PINTU merupakan platform investasi aset kripto yang terdaftar dan berlisensi resmi oleh lembaga Bappebti.

Di Bappebti, saat ini juga sudah ada beberapa aplikasi yang melayani transaksi/investasi serupa, di antaranya:

Entitas Perusahaan Platform Kunjungan Web* Peringkat App**
PT Indodax Nasional Indonesia Indodax 9 juta – 12,7 juta 82
PT Crypto Indonesia Berkat Tokocrypto 1,8 juta – 2,6 juta 100
PT Zipmex Exchange Indonesia Zipmex 2,9 juta – 5 juta 137
PT Indonesia Digital Exchange Idex n/a n/a (early access)
PT Pintu Kemana Saja Pintu 810 ribu – 1 juta 60
PT Luno Indonesia LTD Luno 1,2 juta – 1,7 juta 163
PT Cipta Koin Digital Koinku n/a n/a
PT Tiga Inti Utama Triv 241 ribu – 432 ribu n/a
PT Upbit Exchange Indonesia Upbit ID 52 ribu – 90 ribu n/a
PT Rekeningku Dotcom Indonesia Rekeningku 102 ribu – 362 ribu n/a
PT Triniti Investama Berkat Bitocto 17,9 ribu – 22,7 ribu n/a

*data statistik kunjungan di Similar Web Desember 2021 – Februari 2022; ** data statistik peringkat Playstore Indonesia di Appbrain per 6 April 2022

Application Information Will Show Up Here