Nvidia Upgrade GPU Notebook GeForce GTX 965M Tanpa Mengubah Nama?

Di kelas gaming notebook, Nvidia terlihat begitu mendominasi. Sang perusahaan semiconductor dan GPU itu dipilih oleh banyak produsen untuk mentenagai produk mereka di lini grafis. Di perspektif pencipta laptop, opsi jadi kian leluasa berkat kehadiran varian low-end serta GTX 965M yang mengisi celah antara GeForce GTX 970M dan kartu grafis kelas mid-range GTX 960M.

GPU berarsitektur Pascal memang rencananya dilepas tahun depan, tapi Nvidia sama sekali belum mengungkap detailnya. Buat sekarang, seri GTX 900 dan 900M masih jadi andalan. Dan menariknya, Nvidia dikabarkan berencana meng-update GTX 965M dengan GTX 965M baru, tanpa ada perubahan pada nama. Boleh jadi mereka akan membubuhkan kata ‘Ti’, namun sang informan meragukannya.

Narasumber anonim tersebutlah yang memberikan informasi pada Notebook Check, bahwa GTX 965M (N16E-GS) akan digantikan oleh GTX 965M (N15E-GR). Penyajiannya cukup mirip dengan dua model GTX 980: sebagai komponen discrete buat desktop dan tipe untuk notebook (bukan 980M). Tentu saja penerapan upgrade akan membingungkan, khususnya bagi konsumen awam.

Notebook Check melaporkan, pembaruan ditujukan buat mendongkrak kinerja. Mereka memperkirakan, Nvidia fokus pada peningkatan kecepatan clock. Base clock dinaikkan dari 924MHz ke 935MHz, lalu level Turbo maksimal ditambah dari 950MHz ke 1151MHz. Jika chip sanggup menjaga overhead Turbo, maka clock rate naik sebesar 20 persen. Berdasarkan perhitungan di atas kertas, GTX 965M ditaksir bisa mencetak skor 8400 di 3DMark 11, berada di tengah gap antara GTX 965M lawas dengan GTX 970M.

Nvidia GeForce GTX 965 Upgrade1

Berita lain yang mungkin berkaitan dan menguatkan kabar ini adalah press release MSI. Di website mereka, Micro-Star International mengumumkan peluncuran gaming notebook bersenjata kartu grafis Nvidia GTX 96M ‘baru’. Mereka tidak menyebutkan nama tipe GPU secara terperinci, hanya menjelaskan bahwa chip tersebut plus Intel Core i7-6700HQ mampu menyuguhkan lompatan performa 15 persen dibanding kombinasi Intel Core i7 generasi keempat dan GTX 965M ‘lama’.

Pembaruan diterapkan pada model GE72, GE62, serta keluarga berdesain ultra-thin, GS70 dan GS60. Mengulik situs MSI lebih jauh, tampaknya mereka belum mencantumkan laptop-laptop baru di daftar produk. GTX 965M di sana masih dipasangkan bersama prosesor Intel Core generasi kelima. Selain MSI, kemungkinan besar GTX 965M versi baru akan segera diadopsi oleh nama-nama familier misalnya Clevo dan Gigabyte.

Menurut Notebook Check, Nvidia akan merilis GTX 965M anyar di triwulan pertama 2016.

Gambar header: Nvidia.

[Review] Notebook Acer Aspire E5-552G

Signifikansi AMD di dunia gaming sangat unik. Teknologi APU mereka mentenagai puluhan juta console yang kini berada di tangan gamer. Dan baru beberapa bulan silam, mereka meluncurkan GPU R7 dan R9 demi menandingi rival besarnya. Namun jika kita masuk ke ranah gaming notebook, sang kompetitor tampak mendominasi produk kelas menengah sampai high-end.

Ruang bermanuver masih terbuka lebar, dan AMD melihat celah peluang di sana. Mereka memutuskan menggandeng Acer untuk meramu Aspire E5-552G, sebuah laptop bertenaga accelerated processing unit generasi keenam, diberi codename Carrizo. Ketika notebook ber-GPU GeForce kental dengan kesan mewah, E5-552G ditargetkan untuk khalayak pecinta esport populer, misalnya Dota 2, League of Legends dan CS:GO.

Selain gaming kompetitif mumpuni, AMD menjanjikan keunggulan dalam multitasking serta video 4K melalui High Efficiency Video Coding yang tertanam di Carrizo. Selama beberapa minggu, saya berkesempatan untuk menjajal Aspire E5-552G. Apakah laptop ini sesuai dengan klaim sang produsen, atau Acer dan AMD seharusnya bisa meraciknya lebih baik lagi? Ayo simak ulasannya.

Design & build quality

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 14

Meski tidak bisa dipukul rata, kebanyakan gamer cenderung menyukai perpaduan hitam dan merah saat memilih device gaming, dan unit review Aspire E5-552G ini turut mengusung komposisi tersebut. Hampir seluruh body mengunakan material plastik, perbedaan terletak pada warna serta tipe tekstur. Untuk punggung layar dan bagian bawah, produsen membalutnya dengan warna hitam. Pola bergaris mirip serat kain di sana menjaga notebook dari bekas sidik jari, dan tim desainer membubuhkan logo Acer di pinggir.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 11

Ketika dibuka, warna merah tua tampak mengisi sisi dalam notebook; termasuk palm rest, touchpad, serta membingkai layar 15,6-incinya. Ia memang tidak kelihatan mewah, tetapi bahan plastik mempunyai kelebihan: tidak ada sengatan listrik statis, tidak panas dan membuat bobotnya tetap ringan. Dengan optical drive, berat E5-552G hanya 2,4-kilogram. Ukuran totalnya ialah 381,6x256x24,9mm (29,2mm di area paling tebal), memberi ilusi ultra-thin.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 03

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 07

Jangan biarkan material plastik mengaburkan peniliaian Anda. Kualitas produksi Aspire E5-552G sangat baik untuk notebook sekelasnya. Layar dapat ditutup-buka dengan satu tangan, dan LCD baru terlihat bergelombang jika area panel diberi tekanan tinggi. Struktur plastik dan desain bertekstur tersebut meminimalisir baret dan penyok seandainya terjadi insiden dalam penggunaan.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 06

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 10

Seluruh konektivitas ditaruh di sisi samping, dan heat sink berada di bagian kiri. Meskipun seharusnya tidak ada komponen yang menghalangi engsel, layar tidak bisa dibuka 180 derajat. Sayang sekali tidak ada akses langsung ke baterai, dan bagi saya, penampilan akan lebih baik seandainya pola tekstur di bawah berbeda dari atas. Dilihat lebih rinci, impresi ‘ekonomis’ dan ‘laptop budget‘ sulit dihilangkan dari Aspire E5-552G.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 02

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 09

 

Connectivity

Konekvitas adalah salah satu aspek yang memastikan E5-552G berada di depan. Ia memang belum mengadopsi port ‘masa depan’ semisal USB Type-C, namun Acer fokus pada fungsionalitas saat ini. Ada port HDMI, VGA, Gigabit Ethernet dan sepasang USB 3.0 di kiri, SD card reader di depan, serta satu USB 2.0 di kanan. Ada pula sambungan Bluetooth 4.0 dan 802.11b/g/n wireless LAN.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 27

Di Indonesia, banyak orang belum siap dengan sistem distribusi digital, dan masih mengandalkan kepingan CD/DVD. Di sanalah pentingnya keberadaan optical drive DVD-Super Multi. Pelajar, mahasiswa dan kalangan pekerja akan sangat berterimakasih karena Acer tidak melupakan faktor ini.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 04

 

Display

Acer Aspire E5-552G menyajikan layar LCD TFT Active Matrix glossy berteknologi ComfyView dengan resolusi maksimal 1366×768-pixel. Di masa ini, mungkin Anda mengharapkan resolusi setidaknya 1080p, namun mungkin panel tersebut dipilih dan disesuaikan dengan hardware. Acer menyampaikan bahwa ia turut ditopang Blueshield Technology agar mata Anda tidak cepat lelah.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 12

Kendalanya ialah mutu dari panel tersebut. Bahkan saat saya naikkan level brightness setinggi mungkin, kecerahannya mengecewakan, sangat redup seandainya dikomparasi dengan Asus BU201LA. Saya tidak merekomendasikan memakainya di bawah sinar matahari langsung.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 20

Backgroud putih jadi kebiruan, dan rasio kontrasnya rendah, efeknya langsung dirasakan begitu Anda melihat objek dan ikon-ikon cerah – warna tampak sangat washout. Untungnya, teks masih bisa terbaca jika dilihat dari pinggir secara horisontal.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 13

 

Keyboard & touchpad

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 15

Ruang selebar 381,6×256-milimeter dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Acer demi meracik periferal input. Keyboard chiclet E5-552G turut dilengkapi keypad. Tuts abjad berukuran kira-kira 1,5×1,5-sentimeter dan gap hampir 4-milimeter. Layout-nya familier, cukup nyaman, hanya saja jangan harap ia se-tactile keyboard produk profesional ataupun gaming high-end.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 16

Acer menempatkan touchpad hampir sejajar dengan tombol spasi, luasnya adalah 100,6×77,5-milimeter. Posisi ini menyebabkannya terlalu condong ke kiri, hanya menyisakan ruang tidak sampai 9cm untuk telapak tangan kiri Anda. Setelah pemakaian lama, palm rest sebelah kanan akan terasa lebih hangat, dan boleh jadi membuat tangan berkeringat. Tapi sewaktu telapak tangan mulai lembab, palm rest plastik bertekstur itu terasa lebih nyaman dibanding jenis logam.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 17

 

Hardware & performance

APU AMD memang terkenal cukup ampuh dalam menangani game tertentu contohnya judul-judul ber-engine Frostbite ciptaan DICE. Di unit review ini telah terinstal Battlefield 4 dan Need for Speed Rivals. Saya tidak ragu akan kesanggupan Aspire E5-552G menjalankan permainan-permainan online kompetitif, namun saya ingin mengajak notebook keluar dari zona nyaman.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 18

Aspire E5-552G dipersenjatai chip AMD FX-880P berkecepatan hingga 3,4GHz dengan GPU Radeon R8 M365DX. Selain itu ia dibekali RAM DDR3 8GB dual channel, dan penyimpanan berbasis hard drive 1TB. Tanpa tersambung ke sumber listrik, baterainya diklaim sanggup bertahan hingga lima jam, tapi Anda harus kustomisasi power plan ke ‘power saver‘ terlebih dulu. Laptop ini beroperasi di platform Microsoft Windows 8.1 64-bit.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 21

Buat uji coba performa, saya memanfaatkan software benchmark PCMark 8.0. Unigine Valley 1.0, dan Heaven 4.0, serta game Tomb Raider, Fallout 4, The Witcher 3.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 22

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 23

Lewat tes PCMark 8 Professional Edition, E5-552G menghasilkan nilai 2103, dan casual gaming terpantau berada rata-rata di 28,3fps. Angka terbaik yang saya peroleh melalui software Valley 1.0 ialah 647, dengan rata-rata 15,5fps (maksimal 26,6fps, minimal 8,1fps). Di Heaven 4.0, E5-552G mendapatkan skor 501 dan rata-rata 19,9fps (maksimal 34,7fps, minimal 6,5fps).

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 24

Laptop sama sekali tidak bermasalah untuk menjalankan Tomb Raider, mengingat game tersebut sudah berusia dua tahun. Di adegan dengan efek grafis paling intens, frame rate tidak pernah turun dari angka 25 dan beberapa kali melampaui 40. Tapi bagaimana kemampuannya menghadapi judul-judul blockbuster terkini?

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 26

Di Fallout 4, prospek E5-552G kurang menjanjikan. Sebelum masuk ke permainan, opsi grafis telah saya konfigurasi agar tidak terlalu mencekik. Antialiasing di-set di FXAA, dan saya matikan anisotropic filtering. Sepertinya saya harus menurunkan setup lebih jauh lagi dan mengorbankan efek visual serta ketajaman tekstur karena di level ini, Fallout 4 cuma sanggup menyuguhkan 9-14fps.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 28

Nasib The Witcher 3 juga hampir tidak berbeda. Walau slider kualitas air, tekstur, jarak pandang digeser ke tingkat terendah, lalu Nvidia Hairworks turut dimatikan; saya cuma memperoleh 11-14fps. Frame rate jadi anjlok ke 5 atau 7 begitu Geralt saya pandu ke daerah pedesaan. Saya khawatir, Anda harus setting seluruh slider ke kiri agar permainan dapat layak dimainkan.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 25

 

DS verdict

Walaupun AMD dan Acer memasarkan notebook ini dengan bumbu gaming (termasuk melangsungkan program bundel permainan original gratis sampai tanggal 31 Desember 2015 nanti) dan premis kapabilitas mengoperasikan judul-judul esport, gaming bukanlah spesialisasi utama Aspire E5-552G. Perspektif tersebut harus digeser: ia adalah notebook multimedia berkemampuan gaming entry-level.

Seperti penjelasan saya sebelumnya, E5-552G sangat cocok buat pelajar, mahasiswa dan profesional yang dituntut untuk selalu mobile. Kata mobile perlu digarisbawahi karena dengan jumlah uang ini, Anda dapat merakit gaming PC dedicated berperforma jauh lebih tinggi.

Versi Acer Aspire E5-552G ini dibanderol seharga Rp 8 juta.

Review Notebook Acer Aspire E5-552G 19

Razer dan Lenovo Kolaborasi Untuk Ciptakan Jajaran Gaming PC Baru

Meski saat ini Lenovo boleh berbangga karena menempati posisi teratas dalam pejualan PC, gaming bukanlah ranah terkuat mereka. Beberapa model IdeaPad Y memang diklaim sanggup menangani permainan, namun nama mereka masih beberapa langkah di belakang RoG atau MSI. Ingin bermanuver di lini tersebut secara lebih leluasa, sebuah strategi menarik diambil oleh produsen asal Beijing itu.

Memanfaatkan momen DreamHack Winter 2015 di Swedia sebagai batu lompatannya, Lenovo mengumumkan kolaborasi bersama Razer untuk menggarap jajaran gaming PC desktop anyar. Keputusan itu didorong oleh visi buat ‘merevolusi perangkat gaming‘, di mana proses branding dan marketing dilakukan oleh kedua tim. Menariknya lagi, program kooperatif ini kemungkinan tak cuma melahirkan perangkat komputer, tapi juga produk periferal baru.

Razer menjelaskan bahwa kerja sama tersebut meliputi penggabungan produksi, distribusi, serta mengombinasikan channel partner kedua perusahaan. Lenovo berperan mendesain sistem berbekal kemahiran mereka di bidang teknis, lalu Razer bertugas ‘menyempurnakan pengalaman gaming‘. Nantinya, penampilan PC Lenovo yang berada di bawah co-branding akan berkiblat pada desain Razer.

Lenovo Razer 03

Di website, Razer menampilkan PC desktop tower IdeaCentre Y900 dengan kondisi yang sudah dimodifikasi. LED merah huruf Y maupun lampu mirip mata robot di bawahnya diganti warna hijau khas Razer. Kemudian terdapat sistem pencahayaan Chroma di sisi bawah, dan tentu saja kita dipersilakan mengkustomisasinya. Buat sekarang, Y series Lenovo terdiri dari dua PC desktop dan enam gaming notebook. Pertanyaannya kini, akankah semua model terpengaruh efek kolaborasi tersebut?

Razer belum memberikan informasi lebih rinci selain pengumuman sepanjang tiga paragraf yang mereka publikasi di situs resmi. Di Lenovo.com, Lenovo Y900/700 menjanjikan kapabilitas olah data dan grafis istimewa berbekal GPU Nvidia GeForce GTX, kapasitas memori dan penyimpanan yang besar, ruang luas untuk kustomisasi, dan akses mudah ke komponen hardware.

Razer dan Lenovo menjelaskan, mereka mempunyai agenda untuk menawarkan Y series Razer Edition secara ekstensif ke pasar internasional serta komunitas-komunitas gamer core. Saya berasumsi, Razer akan turut membubuhkan perangkat dengan bundel software pelengkap kreasi mereka, semisal Comms, Synapse, Surround, Cortex, Arena sampai Switchblade UI.

Untuk waktu peluncuran global Lenovo Y series Razer Edition, Razer hanya bilang akan mengeksekusinya di tahun 2016.

Lenovo Razer 02

[Review] Notebook Asus BU201LA

Hingga sekarang, perbincangan mengenai akhir era PC masih jadi perdebatan. Dari data analis, penjualan masih terlihat menurun. Namun pertanyaannya, apa saja variabel perhitungan mereka? Mengapa sampai kini produsen tidak ragu mengenalkan komponen, notebook gaming, mini PC, serta komputer spesialis profesional baru ketika ranah ini dinyatakan ‘sekarat’?

Asus BU201LA-DT021G ialah salah satu dari banyak ultrabook yang diperkenalkan paska periode peralihan besar tersebut. Ia mengambil wujud layaknya sebuah laptop, namun BU201LA mempunyai fungsi serta misi lebih jelas dibanding varian hiburan multimedia. Ia diracik khusus luar dan dalam untuk kebutuhan bisnis serta aktivitas produktif, turut ditandai dengan kehadiran brand Asuspro.

Selama tiga minggu saya mendapatkan kesempatan untuk menguji unit review Asus BU201LA, dan akhirnya siap sharing pengalamannya ke Anda semua. Asus selalu menuliskan moto sekaligus mantra mereka di hampir semua produk: in search of incredible. Ulasan ini diharapkan bisa menjadi jawaban soal apakah Asus berhasil menemukan ‘faktor luar biasa’ itu, atau malah tersesat dalam pencariannya.

Design, build quality, connectivity

Ingatkah Anda pada wujud konservatif notebook-notebook bisnis yang dilepas kurang-lebih satu dekade silam? Asus BU201LA tampaknya memegang setia rancangan lawas tersebut, ditambah sedikit bumbu ultra-thin ala ultrabook. Penilaian terharap penampilannya kembali pada minat dan preferensi Anda. BU201LA tidak istimewa, tapi saya pribadi menyukai presentasi ini. Ia simpel, seolah-olah memberikan kesan serius dan to-the-point.

Review Asus BU201LA 14

Review Asus BU201LA 13

Tubuh Asus BU201LA-DT021G merupakan perpaduan material aluminium dan plastik berwarna hitam. Sisi punggunggnya doff, dengan logo Asus berada di tengah. Ketika layar dibuka, komposisi hitam turut mengisi bingkai, papan ketik serta palm rest. Perbedaan hanya terdapat pada tekstur. Frame tersebut terbuat dari plastik – begitu pula panel bawah, tapi area keyboard sendiri memanfaatkan logam.

Review Asus BU201LA 01

Kualitas build-nya cukup baik. Sambungan antara bagian panel dan engsel di tubuhnya kokoh, dan terkadang Anda harus menggunakan kedua tangan saat menyesuaikan sudut layar – dapat terbuka seluas 180 derajat. Keseluruhan desain BU201LA sangat ringkas, dipadu bobot ringan di 1,3-kilogram dan ketebalan 2,1-sentimeter, mudah bagi saya untuk menyelipkan notebook di tas. Kekurangannya terletak pada ketiadaan akses langsung ke bagian dalam. Anda harus melepas baut serta mencongkel panel dengan obeng kecil secara hati-hati.

Review Asus BU201LA 09

Review Asus BU201LA 10

Ciri khas tema bisnis Asus BU201LA ditambah lagi melalui ketersediaan trackpoint tradisional di tengah-tengah tombol G, H dan B; serta pemindai sidik jari di sebelah kanan touchpad. Konektivitas fisiknya bisa Anda temukan di sisi samping, meliputi tiga port USB 3.0, VGA, Mini DisplayPort, jack audio 3,5-milimeter, port Gigabit Ethernet (LAN), beserta microSD. Ia siap menemani Anda bekerja di mana saja.

Review Asus BU201LA 11

Display

Layar IPS non-glossy seluas 12,5-inci beresolusi 1920×1080 di BU201LA ialah salah satu elemen unggulan pada laptop. Ia lebih cerah dibanding sejumlah notebook gaming (rata-rata di 396-nit berdasarkan riset di internet), fleksibel dalam pemakaian sehari-hari. Level warna hitam di panel lebih pekat, dan kontras juga tergolong tinggi. Walaupun laptop bukan diprioritaskan untuk hiburan, tidak ada yang dapat dikeluhkan sewaktu BU201LA digunakan menonton video.

Review Asus BU201LA 12

Suatu ketika, saya terpaksa membelakangi jendela saat mengetik, untungnya kombinasi lapisan non-glossy dan kecerahan BU201LA tidak menyebabkan mata cepat lelah atau tulisan jadi tak terlihat akibat pantulan. Tapi mungkin di era device touchscreen, ada kalanya kita menginginkan input sederhana, cukup dengan menyentuhkan ujung jari di display. Asus BU201LA tidak memilikinya.

Review Asus BU201LA 17

Keyboard, touchpad & SensePoint

Keyboard sendiri merupakan kejutan menyenangkan. Sekilas, papan ketik tampil standar, hingga saya perintahkan jari untuk mulai mengetik. Periferal utama ini lebih enak dipakai mengetik jika dikomparasi dengan notebook Asus RoG, namun sangat responsif terhadap sedikit tekanan. Saya menyukai suara yang keyboard keluarkan ketika ditekan, dan LED backlight putihnya akan menolong Anda saat hari mulai gelap.

Review Asus BU201LA 04

Penempatan trackpoint (dinamai SensePoint oleh Asus), touchpad dan ketiga tombol mouse didesain sedemikian rupa demi menyajikan keleluasaan apapun pose favorit Anda: jari tengah di trackpoint dan menggunakan jempol buat menekan tombol; atau secara umum melalui touchpad. Untuk sistem input terakhir ini, ukurannya cukup luas, dengan panjang diagonal 11-sentimeter.

Review Asus BU201LA 06

Touchpad ditaruh sejajar tombol spasi, hampir di tengah-tengah tubuh (sedikit ke kiri). Kursor mouse hampir tidak tergeser seandainya pangkal jempol Anda menempel di area touch, sehingga meminimalisir gangguan. Efek trackpoint sendiri lebih kuat dari touchpad, menghindari konflik input, dan kita bisa menggonta ganti posisi tangan sesuai keinginan.

Review Asus BU201LA 07

Fingerprint scanner

Kemampuan pemindai sidik jari merupakan komponen dari fitur keamanan Asus BU201LA lewat software Asus FingerPrint. Proteksinya sangat menyeluruh, tak cuma mengamankan log-in Windows, namun sampai pre-boot. Proses setup-nya sangat gampang, kurang dari lima menit. Saat aktif, ultrabook akan meminta kita swipe jari agar dapat masuk ke sistem operasi. Kekurangannya, Asus FingerPrint tidak bisa menyalakan PC.

Review Asus BU201LA 05

Review Asus BU201LA 19

OS, hardware & performance

Asus telah merilis beberapa varian BU201LA, dan sepertinya, unit review yang saya dapatkan adalah tipe lebih lama. Laptop berjalan di platform Windows 7 64-bit, dengan Windows Experience Index di 5.2. Lewat CPU-Z, diketahui bahwa laptop ini mengusung prosesor dual-core Intel Haswell Core i5-4210U 1,7Ghz, kartu grafis Intel HD Graphics 4400, dibantu RAM DDR3 4GB, serta penyimpanan berbasis hard drive 500GB.

Review Asus BU201LA 08

Anda mungkin dapat menebak, susunan hardware itu memang ditujukan untuk keperluan olah data ‘kantoran’, bukan gaming. Tapi seberapa jauh performanya? Selama beberapa hari terhitung sejak BU201LA dikeluarkan dari packaging, notebook ini mengalami masalah kinerja akut: respons sangat lambat ketika pindah tab Chrome, membuka aplikasi, serta menyimpan file. Saya berasumsi, hal ini disebabkan oleh update Windows otomatis (saat menggunakan pertama kali, OS belum ter-update), ditambah tidak adanya SSD.

Setelah proses update Windows rampung, BU201LA-DT021G beroperasi lebih lancar. Saya tidak menginstal banyak software, karena bagi saya laptop tersebut dioptimalkan buat mengetik dan mengolah dokumen Office. Maxon Cinebench R15, Unigine Valley dan Heaven ialah sedikit software yang saya manfaatkan untuk memperoleh data angka. Skornya adalah sebagai berikut:

Review Asus BU201LA 18

Lewat Cinebench, tes CPU memunculkan poin 242. i5-4210 berada tipis di atas i5-33170U (214), kurang dari separuh i7-3840QM. Buat OpenGL, GPU HD Graphics 4400-nya cuma bisa menyuguhkan 22,05fps.

Review Asus BU201LA 21

Kinerja gaming serta DirectX 11 tergolong rendah, diwakilkan oleh nilai dua software Unigine. Di Valley 1.0, skor terpantau di 244, rata-rata hanya 5,8fps (maksimal 9,2, minimal 3,6). Lalu via Heaven 4.0, ia menghasilkan poin 164 dengan rata-rata 6,5fps (maksimal 10,8, minimal 4,1).

Review Asus BU201LA 20

Ketika tidak bekerja, laptop mengonsumsi daya antara 3,7 sampai 9-Watt. Dan sewaktu tidak tersambung ke sumber listrik (dengan Wi-Fi aktif dan penyesuaian brightness layar), BU201LA-DT021G sanggup bertahan kira-kira tiga setengah jam – cukup buat menonton satu sampai dua film. Kabar baiknya, baterai sangat mudah dilepas dan diganti tanpa perlu mengoprek cover bawah.

Review Asus BU201LA 16

Review Asus BU201LA 15

Verdict

Hal yang paling saya sayangkan adalah, kendala rendahnya performa terasa menutupi deretan aspek positif di Asus BU201LA-DT021G: papan ketik nyaman, rancangan ringkas dan ringan, build quality handal (minus desain yang sedikit kaku) dan panel display bermutu. Jangan harap Anda dapat bermain Dota 2/CS:GO secara optimal di sela-sela waktu istirahat kerja.

Ketiadaan SSD sangat memengaruhi faktor tersebut, dan meng-upgrade RAM ke 8GB sangat direkomendasikan. Anda boleh mempertimbangkan membeli baterai tambahan, tentu saja sesudah mengeluarkan uang Rp 17,5 juta untuk satu unit Asus BU201LA-DT021G.

Acer Beberkan Laptop “Berengsel” 360 Derajat Terbaru, Aspire R14

Beberapa waktu silam Acer meluncurkan laptop convertible berukuran 14 inci yang ditenagai oleh prosesor generasi kelima Intel Core. Kabar baiknya, Senin waktu setempat Acer menyegarkan lineup Acer Aspire R14 dengan konfigurasi baru yang dimotori prosesor Intel Core generasi keenam.

Continue reading Acer Beberkan Laptop “Berengsel” 360 Derajat Terbaru, Aspire R14

MSI GS40 Phantom Diramu Sebagai Ultrabook Gaming 14-Inci Paling Bertenaga

Apapun janjinya, kompromi adalah hal yang sulit dihindari dalam perancangan notebook gaming. Dari awal produsen harus menentukan tendensi produk: mobilitas atau performa. Dan di sisi konsumen, portabilitas mau tak mau turut melambungkan harga. Diterima atau tidaknya laptop gaming bersandar pada kemampuan desainer menyeimbangkan semua faktor tersebut. Continue reading MSI GS40 Phantom Diramu Sebagai Ultrabook Gaming 14-Inci Paling Bertenaga

Dell XPS 15 Resmi Diluncurkan, Usung Layar 4K dan Spesifikasi Beringas

Bulan Februari kemarin, kita sempat dibuat kagum oleh Dell XPS 13. Yang membuat laptop tersebut begitu istimewa justru adalah fisiknya, dimana ia dinobatkan sebagai laptop berlayar 13,3 inci yang paling kecil sejagat. Semuanya dimungkinkan berkat bingkai layar yang super-tipis, sehingga Dell pun sanggup menanamkan layar lebih lebar dalam ruang yang terbatas. Continue reading Dell XPS 15 Resmi Diluncurkan, Usung Layar 4K dan Spesifikasi Beringas

Lebih Ringan dari MacBook Air, LG Gram Punya Spesifikasi Menjanjikan

Seperti yang sudah TRL laporkan, LG kemungkinan akan menghadirkan smartphone anyar pada tanggal 1 Oktober nanti. Namun sebelum kita disibukkan oleh itu, ada produk baru lain dari LG yang juga perlu disorot. Namanya LG Gram, dan ia merupakan sebuah laptop. Continue reading Lebih Ringan dari MacBook Air, LG Gram Punya Spesifikasi Menjanjikan

MSI Benamkan GPU Dekstop High-End ke Laptop Gaming GT72S Anniversary Edition

Beberapa saat lalu Nvidia mengkonfirmasi sebuah hal yang berpotensi mengubah jalan industri gaming PC selamanya: sang perusahaan teknologi Santa Clara itu menemukan cara untuk menyematkan GPU dekstop ke laptop. Dan mungkin Anda sudah tahu, MSI tidak mau ketinggalan, mereka segera membekali produk high-end dengan teknologi baru tersebut. Continue reading MSI Benamkan GPU Dekstop High-End ke Laptop Gaming GT72S Anniversary Edition

Nvidia Bawa GPU Versi Desktop ke Gaming Notebook

Sampai detik ini, performa gaming notebook masih belum bisa menyamai PC desktop. Mengapa? Sederhana saja, karena tidak ada cukup ruang di dalam rangka notebook untuk menjejalkan semua komponen yang dibutuhkan guna mendongkrak performa. Continue reading Nvidia Bawa GPU Versi Desktop ke Gaming Notebook