Maudy Ayunda Chips In to Segari’s Series A Funding

Segari online grocery startup announced public figure Maudy Ayunda as one of the angel investors participating in its series A round. The fundraising was previously announced in early September 2021 of $16 million led by Go-Ventures.

SIG, Alfamart, Gunung Sewu Group (one of the largest agricultural and food groups in Indonesia), and Intrinity Capital (affiliated with Gulaku) also participated in this round. In addition, the ranks of investors in its previous stage, including Beenext, AC Ventures, and Saison Capital.

Both Maudy Ayundy and Segari’s Co-founder, Farand Anugerah know each other, it is due to their educational background that took place in the United States.

“When we were studying in America, we wanted to return to Indonesia and make a positive impact by using technology. When I told the Segari team’s dream to develop e-grocery services, Maudy expressed a very positive response,” Farand said in an official statement, Tuesday (19/10).

Maudy Ayunda added, “Before decided to invest, I was already a Segari customer and I immediately became a fan since I always get fresh products and directly come from farmers. Ordering products is also very easy and delivered directly to the house.”

She also said, Segari’s impact in helping local farmers to earn a fair income from the products they sell encouraged her to invest more in Segari. “I think this is a business model that can be the future of the Indonesian e-grocery industry.”

The company is committed to simplifying complex distribution chains by leveraging technology and empowering communities as more efficient sales and distribution partners. Thus, farmers can continue to sell their crops at a more fair price.

Segari has a network of farmer partners in Java and Sumatra and utilizes a decentralized warehouse system to maintain product quality in the A+ grade category. Also, cooperate with sales partners to deliver goods within 15 hours of ordering.

Within just one year of operation, Segari’s business is thriving. The company managed to boost its performance and rose over 20 times for the number of customers and revenue. They offered various products, ranging from fruit, vegetables, meat, basic necessities, to ready-to-cook ingredients.

Instead only using e-commerce platform, the company has a social commerce service called Mitra Segari. This service is to target housewives and SMEs to open an online supermarket business from home and earn additional income. Farand explained that partners only need to have a smartphone and WhatsApp to be able to sell.

“In addition to these opportunities, Mitra Segari also received additional assistance in the form of marketing materials and guidance from the Segari team to continue developing their business.”

Online grocery market size

The online grocery industry has fierce competition, however, there’s still a space for growth because its penetration is still concentrated in big cities.

A report from Statista said, last year the online grocery market share in this country only reached 0.3%, it is predicted that it will increase by 20 basis points to 0.5% in 2022. The pandemic is said to be one of the main factors that triggered the increase in the popularity of online grocery services among consumers.

Based on the data, a further impact of the pandemic apart from changing consumer online buying behavior, is a change in consumer mindset in shopping. “Concerned about the economic impact of the pandemic, many Indonesian consumers are becoming more budget conscious. Also, it’s visible that consumers are making basic necessities and health purchase as the priority during the pandemic,” the report said.

However, e-grocery platforms in this country is still at its premature stage. In terms of coverage, almost all services are still focused on tier-1 cities. The biggest players like HappyFresh covers only the Greater Jakarta area, Surabaya, and several other big cities. Meanwhile, newcomers such as Segari still serve a limited area in Jadetabek.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Maudy Ayunda Berpartisipasi dalam Putaran Pendanaan Seri A Segari

Startup online grocery Segari mengumumkan figur publik Maudy Ayunda sebagai salah satu angel investor yang berpartisipasi dalam putaran seri A. Penggalangan ini sebelumnya sudah diumumkan pada awal September 2021 senilai $16 juta dipimpin oleh Go-Ventures.

SIG, Alfamart, Gunung Sewu Group (salah satu grup perusahaan pertanian dan pangan terbesar di Indonesia), dan Intrinity Capital (afiliasi dengan Gulaku) turut berpartisipasi dalam putaran tersebut. Serta, jajaran investor di tahap sebelumnya, meliputi Beenext, AC Ventures, dan Saison Capital.

Baik Maudy Ayundy maupun Co-founder Segari Farand Anugerah saling mengenal, tak lain dikarenakan keduanya sama-sama pernah bertemu saat menempuh pendidikan di Amerika Serikat.

“Saat kami menempuh pendidikan di Amerika, kami ingin kembali ke Indonesia dan memberikan dampak positif dengan menggunakan teknologi. Begitu saya menceritakan impian tim Segari untuk mengembangkan layanan e-grocery, Maudy memberikan respons yang sangat positif,” ucap Farand dalam keterangan resmi, Selasa (19/10).

Maudy Ayunda turut menambahkan, “Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, saya sudah menjadi pelanggan Segari dan saya langsung menjadi penggemar karena produk yang saya dapatkan selalu segar karena langsung dari petani. Pemesanan produk juga sangat mudah dan diantarkan langsung ke rumah.”

Menurutnya, dampak Segari yang membantu petani lokal untuk mendapatkan penghasilan yang adil dari produk yang mereka jual, membuat dirinya semakin tertarik dengan Segari. “Saya rasa ini adalah model bisnis yang bisa menjadi masa depan industri e-grocery Indonesia.”

Perusahaan berkomitmen untuk menyederhanakan rantai distribusi yang kompleks dengan memanfaatkan teknologi dan memberdayakan komunitas sebagai mitra penjualan dan distribusi yang lebih efisien. Dengan demikian, para pertani bisa tetap menjual hasil kebunnya dengan harga yang lebih adil.

Segari memiliki jaringan mitra petani di Jawa dan Sumatera dan memanfaatkan sistem desentralisasi gudang untuk menjaga kualitas produk tetap dalam kategori grade A+. Serta, bekerja sama dengan mitra penjualan untuk mengirim barang dalam waktu 15 jam setelah pemesanan.

Meski baru beroperasi selama satu tahun, bisnis Segari tumbuh subur. Perusahaan berhasil mendongkrak kinerja perusahaan yang naik lebih dari 20 kali lipat untuk jumlah pelanggan dan pendapatan. Produk yang tersedia semakin lengkap, mulai dari buah, sayur, daging, sembako, hingga bahan siap masak.

Tak hanya memanfaatkan platform e-commerce, perusahaan memiliki layanan social commerce Mitra Segari. Layanan tersebut hadir untuk menyasar ibu rumah tangga dan pelaku UMKM membuka usaha supermarket online dari rumah dan mendapat penghasilan tambahan. Farand menjelaskan, mitra cukup bermodalkan smartphone dan WhatsApp untuk dapat berjualan.

“Selain peluang tersebut, Mitra Segari juga mendapatkan bantuan tambahan berupa bahan pemasaran dan bimbingan dari tim Segari untuk terus mengembangkan usahanya.”

Pangsa pasar online grocery

Industri online grocery memiliki persaingan yang sengit, namun masih memiliki ruang tumbuh yang tinggi karena penetrasinya yang masih terpusat di kota-kota besar.

Laporan dari Statista menyampaikan, pada tahun lalu pangsa pasar online grocery di negara ini baru mencapai 0,3%, diprediksi akan meningkat 20 basis poin menjadi 0,5% pada 2022 mendatang. Pandemi yang melanda tanah air disebut-sebut sebagai salah satu faktor utama yang memicu peningkatan popularitas layanan online grocery di kalangan konsumen.

Menurut data, dampak lebih lanjut dari pandemi selain mengubah perilaku pembelian online konsumen, adalah perubahan pola pikir konsumen dalam berbelanja. “Karena khawatir akan dampak ekonomi dari pandemi, banyak konsumen Indonesia menjadi lebih sadar anggaran. Selain itu, prioritas pembelian kebutuhan pokok dan kesehatan di kalangan konsumen juga terlihat selama pandemi,” tulis laporan tersebut.

Namun demikian, apa yang dilakukan platform e-grocery masih di tahap yang sangat awal. Mengenai cakupan sendiri, hampir semua layanan masih fokus di kota tier-1. Pemain terbesar seperti HappyFresh masih mencakup kawasan Jabodetabek, Surabaya, dan beberapa kota besar lainnya. Sementara pendatang baru seperti Segari masih melayani area terbatas di Jadetabek.

Application Information Will Show Up Here

Tantangan dan Pengalaman Saat Pivot Bisnis “Online Grocery” di Masa Pandemi

Salah satu perubahan cukup drastis yang kita lihat selama pandemi berlangsung adalah begitu derasnya permintaan konsumen terhadap layanan pesan-antar kebutuhan sehari-hari (grocery). Dan tren tersebut masih berlangsung hingga saat ini.

Bagi Co-founder dan COO Dropezy Nitesh Chellaram, hal ini menjadi sebuah kesempatan berharga untuk meningkatkan layanannya sekaligus mempelajari tren-tren menarik berdasarkan perubahan perilaku konsumen di Indonesia.

Apa saja pengalaman tersebut dan bagaimana Dropezy melalui tantangan yang ada? Selengkapnya, simak rangkuman sesi #SelasaStartup bersama Dropezy berikut ini.

Penyesuaian bisnis saat pandemi

Dropezy merupakan satu dari sekian pelaku startup yang melakukan penyesuaian bisnis ketika Covid-19 mewabah pertama kali. Awalnya, Dropezy menggunakan model marketplace untuk melayani kebutuhan grocery. Namun, ia kesulitan untuk beroperasi mengingat supermarket ditutup pada saat itu.

Pihaknya kemudian melakukan penyesuaian bisnis dengan pivot ke model stock-up inventory di mana Dropezy menyetok persediaan produk grocery. Menurutnya, model tersebut dirasa pas jika melihat perilaku belanja sebagian masyarakat Indonesia yang gemar belanja kebutuhan bahan makanan segar secara harian bukan bulanan.

“Awalnya kami memenuhi kebutuhan konsumen dengan mengirimkan tim untuk memproses pesanan di supermarket. Kemudian kami berganti ke inventory di mana siapapun bisa memesan dalam jumlah kecil. Ini menjadi value added yang coba ditawarkannya dibandingkan pemain sejenis lainnya.

“Memang ada tantangannya saat itu karena jika pesan ke principal, ada minimum of quantity (MoQ). Posisi kami belum besar saat itu. Tapi kami akhirnya dapat mengatasi isu tersebut karena masyarakat mulai shifting ke online dan orang-orang mulai pakai Dropezy,” ujarnya.

Belajar hal baru dari pivot

Dari penyesuaian bisnis ini, Nitesh mengaku menemui sejumlah pengalaman yang menjadi pelajaran berarti dalam membangun bisnis online grocery. Mengingat Dropezy mengubah model layanannya, ada hal-hal baru yang perlu mereka pahami.

Untuk memasok persediaan item, otomatis pihaknya memerlukan warehouse/inventory yang besar. Selain itu, pihaknya juga harus memahami bagaimana cara memasok item karena setiap barang punya ketahanan simpan yang berbeda-beda. Belum lagi, pihaknya harus memastikan item yang distok tidak rusak hingga waktu yang tepat untuk mengisi persediaan.

Pihaknya juga harus memastikan harga produk yang mereka pasang tidak bakal jauh berbeda dengan harga di pasaran. “Semua hal tersebut membantu kami untuk sampai ke pencapaian Dropezy saat ini,” tambahnya.

Tak sampai situ, ucap Nitesh, situasi pandemi mendorong Dropezy untuk dapat meningkatkan pengalaman berbelanja konsumen. Salah satunya adalah mengembangkan personalized experience berbasis analitik yang membantu konsumen untuk memesan item dengan melibatkan rekomendasi produk lain.

Kepuasan pelanggan

Ketika memutuskan untuk mendirikan Dropezy, Nitesh mengaku tidak banyak melakukan riset pasar. Pihaknya langsung terjun mengembangkan bisnis online grocery berbekal pengalaman pribadi yang ia rasakan saat berbelanja kebutuhan sehari-hari.

Tanpa mengecilkan pentingnya riset pasar, ia menilai pengalaman personal dapat membantunya untuk menyelesaikan masalah yang ada di industri online grocery. “Dari sini, kami mulai belajar tentang perilaku konsumen grocery di Indonesia,” ungkapnya.

Misalnya, perihal kepuasan konsumen. Ia menilai aspek ini bukan hanya sebatas pada kualitas produk saja, tetapi layanan secara menyeluruh. Maka itu, pihaknya lebih memilih untuk menangani pesanan secara end-to-end, mulai dari pemesanan, pengambilan, hingga pengiriman barang sampai ke konsumen.

“Kami juga melihat fulfillment sebagai aspek terpenting bagi konsumen online grocery. Kalau kamu pesan sepuluh item, tetapi tidak terima semuanya pasti kecewa juga dan akan komplain. Makanya, kami berusaha untuk menangani ini secara end-to-end karena kami paham bagaimana rasanya memesan, menunggu, dan menerima barang tapi tidak sesuai.”

Kompetisi dan kolaborasi

Persaingan pasar tidak akan pernah lepas dalam suatu bisnis. Nitesh menilai kompetisi ini justru membantunya untuk mengevaluasi bisnis yang mereka jalankan, baik itu strategi maupun target yang mereka incar. Apalagi Indonesia merupakan pasar grocery terbesar keempat di Asia Tenggara sehingga satu-dua pemain saja dirasa tidak cukup untuk melayani permintaan online grocery. 

Di sisi lain, ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi pemain online grocery dengan para petani yang selama ini kesulitan mendapat akses ke pasar. Tantangan lainnya, para petani juga kalah saing dengan tengkulak sehingga sulit untuk memasarkan hasil panennya.

“Kolaborasi ini penting bagi kami karena ini the kind of community yang ingin kami bangun di masa depan. Kami ingin membantu petani untuk mendapat akses pasar dengan memasarkan produk dengan harga berkualitas, dan yang paling penting adalah akses mendapatkan guaranteed buyer.”

GoTo Mengakuisisi 6,74% Saham Pemilik Jaringan Ritel Hypermart

GoTo resmi mengumumkan akuisisi 6,74% saham milik perusahaan jaringan ritel modern PT Matahari Putra Prima Tbk (IDX: MPPA) melalui PT Multipolar Tbk (IDX: MPLPL). Melalui divestasi saham ini, Multipolar akan mengantongi dana segar sebesar Rp355 miliar.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (7/10), Corporate Secretary Matahari Putra Prima Danny Kojongian menyatakan bahwa PT Multipolar Tbk (IDX: MPLPL) selaku pengendali saham Matahari Putra Prima, telah melepas sahamnya kepada PT Aplikasi Karya Anak Bangsa yang setara 507.142.900 lembar saham dengan harga pelaksanaan Rp700 per saham. Transaksi ini telah disepakati pada Senin, 4 Oktober 2021.

Matahari Putra Prima adalah anak usaha Lippo Group yang merupakan salah satu jaringan peritel modern terbesar di Indonesia. Beberapa gerai yang dimilikinya antara lain Hypermart, Foodmart Supermarket, Primo Supermarket, hingga Boston Health and Beauty. Saat ini Hypermarket memiliki 200 gerai yang tersebar di 72 kota di Indonesia.

Dalam pernyataan resminya, CEO Matahari Putra Prima Elliot Dickson mengatakan, pihaknya tengah memperkuat permodalan untuk mendorong pangsa pasar Hypermart dan mendukung investasinya di omnichannel. Adapun, Multipolar dan GoTo akan turut terlibat dalam peningkatan modal Matahari Putra Prima.

“Hypermart memanfaatkan situasi pandemi ini untuk memacu layanan e-groceries, di mana ada peningkatan hingga empat kali lipat selama setahun terakhir. Saat ini kami ingin mendorong posisi Hypermart sebagai pemimpin di pasar ritel omnichannel,” tutur Dickson.

Menyinergikan kapabilitas ekosistem GoTo

Survei NielsenIQ menyebutkan Hypermart menguasai 25% pangsa pasar supermarket dan hypermarket di Indonesia. Melalui aksi korporasi tersebut, kedua belah pihak dalam saling memperkuat posisinya di omnichannel, baik Hypermart maupun GoTo melalui GoMart.

GoTo dapat memanfaatkan pula kapabilitas ekosistem layanan terkait untuk memperkuat sinerginya dengan Hypermart, yakni lewat basis kuat pada layanan transportasi (GoRide & GoCar) dan kurir instan (GoSend).

Di samping itu, strategi Matahari Putra Prima untuk fokus terhadap layanan pemesanan produk segar dan kebutuhan sehari-hari berbasis omnichannel merupakan upaya melanjutkan realisasi kinerja positifnya di 2020.

Mengacu pada Annual Report 2020, bisnis online Hypermart memberikan kontribusi signifikan sebesar 4%-5% terhadap total penjualan tahun sebelumnya yang hanya 0,1%. Di 2021, pihaknya membidik pertumbuhan kontribusi sebesar 8%-10%.

Kinerja gerai online dan mitra O2O Hypermart / Sumber: Annual Report 2020
Kinerja gerai online dan mitra O2O Hypermart / Sumber: Annual Report MPPA 2020

Sejak pandemi, Matahari Putra Prima mulai melakukan transisi dengan masuk ke layanan grocery secara O2O. Di awal, perusahaan memperkenalkan layanan Hypermart Online dan Chat& Shop. Selain itu, Hypermart juga berkolaborasi dengan pemain O2O besar, seperti Shopee dan Tokopedia. Hypermart juga menambah opsi pembayaran lebih banyak, mulai dari OVO, ShopeePay, QRIS, dan mobile banking.

Per 2020, sebanyak 103 gerai Hypermart telah aktif terhubung dengan Hypermart Online, kemudian 125 gerai untuk Chat & Shop, 97 toko virtual di Grab Mart, 45 toko virtual di Shopee, dan 23 toko virtual di Tokopedia.

Aksi korporasi sejenis juga tengah dirampungkan oleh marketplace Blibli dengan pemilik gerai ritel Ranch Market. Berdasarkan keterbukaan informasi BEI beberapa waktu lalu, PT Global Digital Niaga yang menaungi Blibli melakukan penandatanganan Perjanjian Pengikat Pembelian Saham (PPPS) untuk mengakuisisi saham mayoritas PT Supra Boga Lestari sebanyak 797.888.628 saham atau setara 51% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh.

Strategi ini juga memberikan sinyal bahwa Blibli tengah berupaya memperkuat layanan grocery miliknya, yakni BlibliMart. Berdasarkan laporan Blibli di 2020, perusahaan mengalami peningkatan transaksi bahan pokok harian hingga tiga kali lipat selama pandemi.

Dropezy Secures 35.5 Billion Rupiah Series A Funding, Offering Quick Commerce Solution

Online grocery startup Dropezy announced a pre-series A funding of $2.5 million (approximately 35.5 billion Rupiah). This round was led by Forge Ventures with participation from Tekton Ventures, Next Billion Ventures, Nordstar, and a range of angel investors, including the founders of Kopi Kenangan and BukuKas.

Through this round, Dropezy will launch its newest expansion solution “quick commerce” which offers instant delivery within 20 minutes. The company will expand its micro fulfillment center (cloud store) to a dozen at various points throughout the Greater Jakarta.

Dropezy’s Co-founder & COO, Nitesh Chellaram said in an official statement, the ongoing pandemic is changing the way consumers shop for daily necessities to online platforms. However, existing online grocery services focus on circling the existing offline supply chain or minimizing costs.

There are some aspects left behind that they have not had time to resolve in fulfilling consumer experience with online shopping, a faster delivery. Dropezy comes with the vision to offer the most convenient way for people to get groceries.

“Dropezy was built from the scratch to satisfy urban consumers who demand convenience and speed that allows them to order daily necessities in small package without a minimum order, with the cheapest delivery rates in Indonesia,” Nitesh said, Thursday (23/9).

He said, with this vision, the company now has 60% of repeat customers still shopping at Dropezy after six months. Also, these customers prefer the consistency and freshness of the Dropezy product selection and reasonable prices.

In its business operations, Dropezy controls inventory and logistics in-house with a committed fleet of riders allocating at least 6 hours a day for small package deliveries. This quick commerce solution is available due to Dropezy’s consumers demand to send orders faster.

“If you’re making coffee and realize you’re out of milk, Dropezy will give it to you before your coffee gets cold. We are excited to partner with investors who share our vision and customer obsession.”

In order to support the company’s vision, Dropezy has one micro fulfillment center (cloud store) assisted by a total team of 100 people to serve next-day delivery. In realizing the company’s ambition to provide 20-minute delivery to the buyer’s location, Dropezy plans to open up to a dozen cloud stores by the end of this year.

Dropezy’s Co-founder & CEO, Chandni Chainani added, “Expanding from 1 warehouse to 10 is very challenging, and there was no way we could have done this without the 18 months of learning and insight we gained from our customers.”

Forge Ventures’ partner, Kaspar Hidayat said, his team is very enthusiastic to partner with Dropezy to revolutionize the online grocery industry. He said, current players are not solving important problems and that is why penetration in this segment is much lower than in the e-commerce industry.

“And Dropezy changed all that. As Dropezy grows, this will allow customers to buy groceries and daily necessities on time, and running out of something essential will be a thing of the past.”

Competition in online grocery industry

The online grocery industry has fierce competition, however, it has high growth space as its penetration is still concentrated in big cities.

A report from Statista said, last year the online grocery market share in this country only reached 0.3%, it is predicted to be increased by 20 basis points to 0.5% in 2022. The pandemic is said to be one of the main factors that triggered the increase in the popularity of online grocery services among consumers.

Based on data, apart from changing consumer online buying behavior, a further impact of the pandemic is a change in consumer mindset in shopping. “Worried about the economic impact of the pandemic, many Indonesian consumers are becoming more budget conscious. In addition, the purchasing  priority  of basic needs and health among consumers is visible during the pandemic,” the report said.

Source: Statista

Therefore, instant delivery solutions at affordable costs are increasingly relevant as it holds potential consumer segment. Aside from Dropezy, more online grocery players are concerned with instant delivery. Among them are Sayurbox, which offers delivery within two hours, BlibliMart, which offers same-day delivery for purchases made between 8 am and 4 pm, and HappyFresh which promises delivery within one hour of ordering.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Dropezy Kantongi Pendanaan Pra-Seri A 35,5 Miliar Rupiah, Hadirkan Solusi “Quick Commerce”

Startup online grocery Dropezy mengumumkan pendanaan pra-seri A senilai $2,5 juta (sekitar 35,5 miliar Rupiah). Putaran ini dipimpin oleh Forge Ventures dengan partisipasi dari Tekton Ventures, Next Billion Ventures, Nordstar, serta jajaran angel investor, termasuk di antaranya founder Kopi Kenangan dan BukuKas.

Melalui putaran ini, Dropezy akan melancarkan ekspansi solusi terbarunya “quick commerce” yang menawarkan pengiriman instan 20 menit sampai di lokasi setelah pemesanan. Perusahaan akan memperluas pusat fulfillment mikro (cloud store) hingga belasan di berbagai titik di seluruh wilayah Jabodetabek.

Dalam keterangan resmi, Co-founder & COO Dropezy Nitesh Chellaram mengatakan, pandemi yang masih berlangsung ini mengubah cara konsumen berbelanja kebutuhan sehari-hari ke platform online. Namun, layanan online grocery yang ada sekarang berfokus pada sekitar rantai pasokan offline yang ada atau meminimalkan biaya.

Ada aspek yang tertinggal dan belum sempat diselesaikan oleh mereka untuk memuaskan pengalaman konsumen saat belanja online, yakni pengiriman yang lebih cepat. Dropezy hadir dengan visi ingin menawarkan cara paling nyaman bagi masyarakat untuk mendapatkan bahan makanan.

“Dropezy dibangun dari bawah untuk memuaskan konsumen perkotaan yang menuntut kenyamanan dan kecepatan yang memungkinkan konsumen untuk memesan kebutuhan sehari-hari dalam ukuran gigitan tanpa minimum order, dengan tarif pengiriman termurah di Indonesia,” ucap Nitesh, Kamis (23/9).

Dia melanjutkan, dengan visi tersebut, perusahaan kini memiliki 60% repeat customers yang masih berbelanja di Dropezy setelah enam bulan. Menurutnya, para pelanggan ini menyukai konsistensi dan kesegaran pilihan produk Dropezy dan harga yang wajar.

Dalam operasional bisnisnya, Dropezy mengontrol inventaris dan logistik in-house dengan armada pengendara yang berkomitmen yang mengalokasikan setidaknya 6 jam sehari untuk pengiriman paket kecil. Kehadiran solusi quick commerce ini pun hadir karena kebutuhan konsumen Dropezy yang ingin mengirimkan pesanannya lebih cepat dari sekarang.

“Jika Anda membuat kopi dan menyadari bahwa Anda kehabisan susu, Dropezy akan memberikannya kepada Anda sebelum kopi Anda dingin. Kami sangat senang dapat bermitra dengan investor yang memiliki visi dan obsesi pelanggan yang sama dengan kami.”

Untuk mendukung visi perusahaan, saat ini Dropezy memiliki satu pusat fulfillment mikro (cloud store) yang dibantu dengan total tim saat ini 100 orang untuk melayani pengiriman next-day. Untuk merealisasikan ambisi perusahaan dalam menyediakan pengiriman 20 menit sampai ke lokasi pembeli, Dropezy berencana untuk membuka hingga belasan cloud store hingga akhir tahun ini.

Co-founder & CEO Dropezy Chandni Chainani menambahkan, “Memperluas dari 1 gudang menjadi 10 sangat menantang, dan tidak mungkin kami dapat melakukan ini tanpa pembelajaran dan wawasan selama 18 bulan yang kami peroleh dari konsumen kami.”

Partner Forge Ventures Kaspar Hidayat menuturkan, pihaknya antusiasme untuk bermitra lebih jauh dengan Dropezy untuk merevolusi industri online grocery. Menurutnya, pemain yang ada saat ini tidak menyelesaikan masalah yang penting dan itulah sebabnya penetrasi di segmen ini jauh lebih rendah daripada di industri e-commerce.

“Dan Dropezy mengubah semua itu. Seiring pertumbuhan Dropezy, ini akan memungkinkan pelanggan untuk membeli bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari tepat waktu, dan kehabisan sesuatu yang penting akan menjadi masa lalu,” tutupnya.

Kompetisi industri online grocery

Industri online grocery memiliki persaingan yang sengit, namun masih memiliki ruang tumbuh yang tinggi karena penetrasinya yang masih terpusat di kota-kota besar.

Laporan dari Statista menyampaikan, pada tahun lalu pangsa pasar online grocery di negara ini baru mencapai 0,3%, diprediksi akan meningkat 20 basis poin menjadi 0,5% pada 2022 mendatang. Pandemi yang melanda tanah air disebut-sebut sebagai salah satu faktor utama yang memicu peningkatan popularitas layanan online grocery di kalangan konsumen.

Menurut data, dampak lebih lanjut dari pandemi selain mengubah perilaku pembelian online konsumen, adalah perubahan pola pikir konsumen dalam berbelanja. “Karena khawatir akan dampak ekonomi dari pandemi, banyak konsumen Indonesia menjadi lebih sadar anggaran. Selain itu, prioritas pembelian kebutuhan pokok dan kesehatan di kalangan konsumen juga terlihat selama pandemi,” tulis laporan tersebut.

Sumber: Statista

Sehingga solusi pengiriman instan dengan biaya terjangkau semakin relevan karena ada segmen konsumen di sana. Selain Dropezy, semakin banyak pemain online grocery yang concern dengan pengiriman instan. Di antaranya ada Sayurbox yang menawarkan pengiriman sampai dalam waktu dua jam, BlibliMart yang menawarkan pengiriman same-day untuk pembelian yang dilakukan antara jam 8 pagi sampai jam 4 sore, dan HappyFresh yang menjanjikan barang diantar dalam satu jam setelah pemesanan.

***
Ada penawaran spesial nih buat Anda! Pakai kode voucher DROPXDAILY25, ada potongan 25ribu untuk min. belanja Rp50ribu di seluruh area yang tercover Dropezy. Kode ini hanya berlaku sampai dengan 31 Maret 2022.
Application Information Will Show Up Here

Delapan Tahun Startup Online Grocery “Seroyamart”, Klaim Masih Terus Alami Pertumbuhan Bisnis

Sebagai platform online grocery yang telah hadir sejak tahun 2013, Seroyamart mengklaim mengalami pertumbuhan pengguna signifikan selama pandemi. Hal ini dikarenakan pembatasan kegiatan dan aturan bekerja di rumah, sehingga terjadi perubahan perilaku konsumen dalam berbelanja. Dari segi bisnis, perusahaan mengalami pertumbuhan 30-40% sejak Maret 2020.

Kepada DailySocial.id, Founder & CEO Seroyamart Sebastian Wijaya mengungkapkan, dari sisi operasional perusahaan sempat mengalami kendala ketika beberapa dari karyawan terjangkit Covid-19 yang menyebabkan hampir lumpuhnya gudang.

“Namun pandemi telah membantu mengedukasikan konsumen tentang belanja online dan juga sangat mengubah mindset konsumen dari selalu mencari diskon dan gratis ongkos kirim menjadi konsumen yang mengutamakan convenience dan safety dalam berbelanja.”

Saat ini Seroyamart telah memiliki 100 ribu pengguna aktif dan lebih dari 100 brand (lokal dan impor) yang diakomodasi platformnya. Terkait segmen pengguna, selain mengarah ke B2C, mereka juga telah menyasar B2B dengan melayani kebutuhan perkantoran. Peranannya lebih sebagai e-distributor/enabler bagi beberapa grocery brand dan juga membantu mengelola penjualan mereka melalui online marketplace.

Seroyamart juga menjual produk Indonesia ke berbagai belahan dunia. Terutama di lokasi partner brand yang tidak memiliki distributor. Sebagian besar pembeli ekspor adalah platform e-commerce di mancanegara.

Menariknya, kini perusahaan juga mengembangkan in-house brand, sudah ada produk beras dengan merek “Cap Ikan Mas” yang juga dipercayai oleh Ismaya Group, Accor Hotels, dan beberapa lainnya termasuk Kokikit.

“Selain beras dan makanan ringan, kami sedang dalam proses untuk menghadirkan house brand lainnya seperti sabun cuci piring, sabun pencuci lantai dengan kualitas baik namun tanpa harga terlalu tinggi. Kami sangat suka produk no nonsense dari Amazon Basics dan melihat potensi segmentasi produk tersebut di pasar kita,” kata Sebastian.

Fokus kepada kebutuhan sehari-hari


Secara komoditas, Seroyamart fokus kepada barang kebutuhan sehari-hari yang lebih mencondong kepada produk kering bukan sayuran atau daging. Tercatat saat ini belum banyak pemain baru yang mempunyai bisnis model farm to table. Bagi Seroyamart bisnis model tersebut secara margin dan operasional cukup kompleks dan masih sangat menantang. Terutama jika memang memang konsep farm to table tersebut tidak membeli sayurannya secara grosir dari pasar induk .

“Masyarakat Indonesia masih suka belanja di pasar untuk sayuran, buah dan daging, tapi mereka tidak keberatan belanja dry goods atau produk kering seperti mi instan, minyak goreng dan sabun atau sampo dari supermarket dan online. Terutama jika ada big savings atau brand deals,” kata Sebastian.

Untuk daerah mereka memiliki gudang atau depot dalam radius 2 km. Hal yang masih menjadi kendala bagi mereka hingga saat ini adalah unit economics dari B2C. Terutama jika layanan berada dalam radius lebih dari 2 km dari satu titik, perhitungan ongkos kirim yang masih menjadi kendala.

“Jadi di luar layanan radius 2 km tersebut kita memilih untuk fokus kepada konsumen bisnis dan berdagang. Tapi kita selalu menargetkan untuk membuka lebih banyak lagi depot di daerah padat penduduk,” kata Sebastian.

Saat ini Seroyamart melihat bisnis grocery untuk ritel sudah sangat matang dan tidak lagi bisa dikategorikan sebagai niche. Bisnis model farm to table juga sebenarnya sudah ada sejak dulu yang dilakukan oleh penjual secara konvensional. Yang kemudian menjadi fokus Seroyamart adalah penerapannya yaitu di operational excellence dan cost efficiency.

E-commerce is actually a distribution dan logistics game. Teknologi hanya 10% dari bisnisnya, 90% adalah field operations and inventory management. Khusus untuk revenue growth tergantung seberapa besar Operating Expenditure (Opex). Opex terbesar adalah gaji pegawai, dan selama margin bisa menutup  pasti bisa bertahan,” kata Sebastian.

Ditambahkan olehnya yang menjadi penting adalah pemahaman bahwa untuk melakukan scale-up layanan e-commerce artinya Opex harus bertambah secara proporsional. Untuk itu dibutuhkan additional revenue generator dari sisi perdagangan atau brand sendiri — margin lebih besar dan bisa berkontribusi untuk menutup Opex.

Hadirkan pilihan berlangganan

Secara khusus Seroyamart berupaya untuk mengikuti perkembangan teknologi dan selalu fleksibel dalam melayani pelanggan. Mereka juga telah memiliki layanan pemesanan via chat dan juga platform pertama yang menawarkan grocery subscription. Meskipun mekanisme subscription di Indonesia masih belum didukung oleh Bank Indonesia, merchant online tidak diperbolehkan melakukan auto-deduct kartu kredit pengguna.

“Banyak dari pelanggan kita belanja tidak berinteraksi dengan situs ataupun aplikasi. Karena memang dianggap rumit oleh ibu-ibu di luar sana untuk melakukan proses yang berulang. Jadi mereka lebih suka memesan via chat dan mereka juga menyukai fitur ‘buy again’ kami,” kata Sebastian.

Jika awalnya Seroyamart hanya fokus kepada produk premium, kini semua produk tersedia untuk pengguna. Dibandingkan dengan beberapa pemain lainnya, mereka memiliki keunggulan stok yang hampir selalu ada dan tersedia, Hal ini dikarenakan, mereka memiliki inventori sendiri dan tidak bergantung kepada supermarket ataupun minimarket lainnya untuk penyediaan stok. Seroyamart saat ini juga sedang melakukan ekspansi penawaran 1 hour delivery.

“Ada beberapa target yang ingin dicapai oleh kami di antaranya adalah menghadirkan in-house brand dengan kualitas terbaik dan juga ekspansi 1-hour delivery ke lebih banyak titik lagi. Untuk mendukung rencana tersebut kami sedang mencari mitra-mitra yang ingin berbisnis online groceries,” tutup Sebastian.

Application Information Will Show Up Here

Blibli Aquires Ranch Market’s Majority Stake, Enhancing Online Grocery Vertical

PT Global Digital Niaga, also known as Blibli is to acquire a majority stake in PT Supra Boga Lestari, the company that operates Ranch Market. Based on the disclosure on the IDX, both parties have signed a Share Purchase Binding Agreement (PPPS) with a plan to take over 797,888,628 shares or equivalent to 51% of the total issued and fully paid capital.

The strategic action is interpreted as Blibli’s effort to strengthen the value proposition of its grocery service, BlibliMart. In a media conference in late 2020, the company said the daily staple category was among the best-selling throughout the year. Without mentioning detail numbers, it is described that the number of purchases at BlibliMart increased by 3 times during the pandemic.

Similar to a supermarket, BlibliMart’s main products are basic necessities such as rice, sugar, cooking oil, etc. For business process efficiency, they have certain branch offices (including warehouses) in several cities covering Jabodetabek and several areas in East Java. Expansion effort has been generated, in terms of groceries, it is mostly same day delivery; In addition, there are several types of products that cannot last long in shipping, such as meat or fresh ingredients.

As of 2020, Blibli has operated 20 warehouses and 32 hub points in 15 major cities. He said, the presence of this logistics infrastructure allows the company to serve consumers at the national level.

They also continue to strengthen features, its latest innovation is a subscription option, therefore consumers can cut cost on every shopping for daily necessities in the BlibliMart category. This option provides two advantages. First, it is a fixed price, customers will be charged the same price even if there is a price change during the subscription period.

Moreover, it is a fixed discount, customers will be charged the same percent or nominal discount even if there is a price change during the subscription period. Both can be selected with a subscription period of up to 54 weeks for a weekly frequency subscription and 12 months with a monthly frequency option.

Blibli’s VP Trade Partnership ,Stephanie Santoso said, the current market trend in Indonesia is the company’s reason to release the Subscription feature.

Ranch Market property

Since its establishment in 1997, the company currently operates 48 stores, consisting of 16 Ranch Markets, 29 Farmers Markets, 1 The Gourmet by Ranch Market and 2 Day2Day by Farmers Market. The modern retail stores are located across several cities in Greater Jakarta, Surabaya, Malang, Balikpapan, Samarinda, Pekanbaru, Ambon, Dumai, and Palembang.

To begin with, Ranch Market was a franchise format from Ranch Market USA. However, along with its development, there have been many improvements made regarding adjustments to the local market and consumer characteristics. Until 2010, the company terminated the license agreement with Ranch Market USA, and since then the company has obtained permission to use the Ranch Market brand in Indonesia.

There are several advantages, indeed, that BlibliMart can get from the following synergies. In addition to the grocery retail store properties owned and its coverage, the practice of supply-chain fresh products for daily needs can also be applied to provide better service. Online to offline scenarios can also be applied to bring new experiences to customers.

Online grocery valuation

Minister of Trade’s, Muhammad Lutfi mentioned, fresh food product sales in the online marketplace will generate a value of more than 21 trillion Rupiah in 2021, an increase of 18 trillion Rupiah compared to the previous year period. When this achievement successfully inscribed by the ecosystem, he is also steady with a projected achievement of 108 trillion Rupiah in the next five years. Obviously this is no small number for a relatively new line of industry.

This potential is certainly improtant to local innovators. Various startups are competing to become market leaders in the sector, including full effort to gain fund injecton from investors. Based on DailySocial.id’s report, there have been 10 investments since Q2 2020 [the early period of the pandemic], including:

Periode Startup Investasi
Agustus 2021 Pasarnow Pendanaan Awal
Agustus 2021 Segari Seri A
Juli 2021 HappyFresh Seri D
Apri 2021 Sayurbox Seri B
Maret 2021 Dropezy Pendanaan Awal
Maret 2021 Segari Pendanaan Awal
Maret 2021 Eden Farm Pendanaan Awal
Agustus 2020 Wahyoo (meluncurkan Langganan.co.id) Seri A
Juli 2020 BorongBareng Pra-Seri A
Maret 2020 Chilibeli Seri A
In addition to digital platforms that specifically provide fresh product ordering services, local unicorns are also flocking to strengthen their online grocery vertical.

Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Application Information Will Show Up Here

Blibli Akuisisi Mayoritas Saham Ranch Market, Upaya Penguatan Lini Online Grocery

PT Global Digital Niaga atau dikenal dengan brand Blibli akan segera mengakuisisi saham mayoritas PT Supra Boga Lestari, perusahaan yang mengoperasikan Ranch Market. Berdasarkan keterbukaan yang disampaikan di BEI, kedua pihak telah melakukan penandatanganan Perjanjian Pengikat Pembelian Saham (PPPS) dengan rencana pengambilalihan 797.888.628 saham atau setara 51% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh.

Aksi strategis ini diinterpretasikan sebagai upaya Blibli untuk memperkuat proposisi nilai layanan grocery mereka BlibliMart. Dalam kesempatan temu media akhir 2020 lalu, perusahaan mengatakan kategori bahan pokok harian termasuk yang paling laku sepanjang tahun. Meski tidak dirinci dalam angka, digambarkan jumlah pembelian di BlibliMart meningkat hingga 3 kali lipat saat pandemi.

Layaknya sebuah supermarket, produk utama di BlibliMart adalah sembako seperti beras, gula, minyak goreng, dll. Untuk efisiensi proses bisnis, secara khusus mereka memiliki kantor cabang (termasuk di dalamnya warehouse) di beberapa kota meliputi Jabodetabek dan beberapa wilayah di Jawa Timur. Upaya perluasan terus dilakukan, mengingat untuk kebutuhan groceries umumnya opsi pengiriman yang dipilih adalah same day delivery; selain itu ada beberapa tipe produk yang tidak bisa bertahan lama di pengiriman, seperti daging atau bahan segar.

Per tahun 2020, Blibli telah mengoperasikan 20 gudang dan 32 titik hub di 15 kota besar. Menurutnya kehadiran infrastruktur logistik ini memungkinkan perusahaan untuk melayani konsumen di tingkat nasional.

Penguatan fitur juga terus dilakukan, terbaru mereka menghadirkan opsi berlangganan agar konsumen dapat berhemat setiap belanja kebutuhan harian di kategori BlibliMart. Opsi ini memberikan dua keuntungan. Pertama adalah harga tetap, pelanggan akan dikenakan harga yang sama walaupun terjadi perubahan harga selama periode berlangganan.

Kedua ialah diskon tetap, pelanggan akan dikenakan persen atau nominal diskon yang sama walaupun terjadi perubahan harga selama periode berlangganan. Keduanya dapat dipilih dengan periode langganan hingga 54 minggu untuk langganan frekuensi mingguan dan 12 bulan apabila memilih frekuensi bulanan.

Disampaikan VP Trade Partnership Blibli Stephanie Santoso, tren pasar di Indonesia saat ini yang melatarbelakangi perusahaan untuk merilis fitur Langganan.

Properti Ranch Market

Sejak didirikan pada tahun 1997, saat ini perusahaan telah mengoperasikan 48 toko, yang terdiri dari 16 Ranch Markets, 29 Farmers Markets, 1 The Gourmet by Ranch Market dan 2 Day2Day oleh Farmers Market. Toko ritel modern tersebut tersebar di beberapa kota di Jabodetabek, Surabaya, Malang, Balikpapan, Samarinda, Pekanbaru, Ambon, Dumai, dan Palembang.

Awalnya Ranch Market berformat waralaba dari Ranch Market USA. Namun seiring perkembangannya, ada banyak pembenahan yang dilakukan terkait penyesuaian dengan pasar lokal dan karakteristik konsumen di sini. Hingga pada 2010, perusahaan pemutusan perjanjian lisensi dengan Ranch Market USA, dan sejak saat itu perusahaan memperoleh izin untuk menggunakan merek Ranch Market di Indonesia.

Tentu ada beberapa keuntungan yang bisa didapat oleh BlibliMart dari sinergi yang nantinya dibangun. Selain properti toko ritel grocery yang dimiliki dengan jangkauannya, praktik supply-chain produk segar untuk kebutuhan sehari-hari yang dijajakan juga dapat diterapkan untuk menghadirkan pelayanan yang lebih baik. Skenario online to offline juga dapat diterapkan untuk menghadirkan pengalaman baru kepada pelanggan.

Nilai penjualan online grocery

Menurut Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, penjualan produk pangan segar di online marketplace akan menghasilkan nilai lebih dari 21 triliun Rupiah pada tahun 2021, meningkat 18 triliun Rupiah dibanding periode tahun sebelumnya. Jika capaian tersebut berhasil ditorehkan ekosistem, ia pun mantap dengan proyeksi capaian 108 triliun Rupiah pada lima tahun mendatang. Jelas ini bukan angka yang kecil untuk lini industri yang relatif baru.

Potensi tersebut tentu tidak dilewatkan begitu saja oleh inovator lokal. Berbagai startup berlomba-lomba untuk menjadi pemimpin pasar di sektor tersebut, termasuk dalam upaya mendapatkan suntikan dana dari investor. Dari catatan DailySocial.id, sejak Q2 2020 [masa awal pandemi] hingga sekarang, ada 10 investasi yang dibukukan, meliputi:

Periode Startup Investasi
Agustus 2021 Pasarnow Pendanaan Awal
Agustus 2021 Segari Seri A
Juli 2021 HappyFresh Seri D
Apri 2021 Sayurbox Seri B
Maret 2021 Dropezy Pendanaan Awal
Maret 2021 Segari Pendanaan Awal
Maret 2021 Eden Farm Pendanaan Awal
Agustus 2020 Wahyoo (meluncurkan Langganan.co.id) Seri A
Juli 2020 BorongBareng Pra-Seri A
Maret 2020 Chilibeli Seri A

Selain platform digital yang spesifik menghadirkan layanan pemesanan produk segar, para unicorn lokal juga berondong-bondong memperkuat divisi online grocery-nya.

Application Information Will Show Up Here

From Social Commerce to Online Grocery, Pasarnow Scored 47 Billion Rupiah Seed Funding

Starting from a social commerce platform, startup Jamannow has established the online grocery service “Pasarnow”. This business model shifting (pivot) was welcomed by investors with the announcement of a seed funding of $3.3 million or equivalent to 47 billion Rupiah. This round was led by East Ventures with the participation of SMDV, Skystar Capital, Amand Ventures, Prasetia Dwidharma, and several angel investors.

The startup was founded in 2019 by James Rijanto, Donald Wono, and Cindy Ozzie. Its currently focus on simplifying the supply chain in the fresh grocery sector and offering quality fresh food products to customers through a multi-channel platform. The multi-channel approach allows them to embrace the B2B and B2C sectors at the same time. Each channel offers different prices, promotions, and key features to meet specific customer needs.

“Ensuring the freshness of products when they arrive at customers is a big challenge for businesses in the fresh food sector. Food products such as fruits, vegetables, and frozen meats are perishable, therefore, requiring fast delivery with well-controlled temperatures, and ultimately causing high logistics costs,” Pasarnow’s Co-founder & CEO, James Rijanto said.

“That’s why Pasarnow is investing heavily in technology and operational infrastructure to solve this problem. Moreover, Pasarnow’s multi-channel platform helps us achieve faster economies of scale and create greater efficiencies in our operations,” he added.

In the process, the operating system on the backend collects order history to generate market demand predictions, therefore, more than 1,000 partner farmers and suppliers can better plan and optimize their harvest schedules. That way, they can offer customers high quality and fresh ingredients at the best prices and minimize the amount of wasted fresh ingredients.

Currently, Pasarnow operates in Greater Jakarta and Bandung with more than 100 employees and 200 daily workers and driver partners.

Pasarnow will use the fresh funds to expand into new cities, recruit talent, improve its data and technology infrastructure and build micro warehouses, Frontline Mini Hubs (FMH). In order to complement the 10 hubs that are currently availbale across Jabodetabek, FMH will be built in densely populated areas and equipped with special storage devices for fresh and frozen foodstuffs.

Online grocery investment keeps pouring

On the same day (07/9), another online grocery startup, Segari, also announced funding in the Series A round, led by a venture arm owned by Gojek. This adds to the long list of startups in related fields receiving funding since the pandemic. Based on DailySocial.id’s data, since Q2 2020 [the early period of the pandemic] until now, there have been 10 investments, including:

Periode Startup Investasi
Agustus 2021 Pasarnow Pendanaan Awal
Agustus 2021 Segari Seri A
Juli 2021 HappyFresh Seri D
Apri 2021 Sayurbox Seri B
Maret 2021 Dropezy Pendanaan Awal
Maret 2021 Segari Pendanaan Awal
Maret 2021 Eden Farm Pendanaan Awal
Agustus 2020 Wahyoo (meluncurkan Langganan.co.id) Seri A
Juli 2020 BorongBareng Pra-Seri A
Maret 2020 Chilibeli Seri A

“Changes in consumer shopping behavior due to the pandemic pose new challenges in the grocery industry. Customers demand fresh and high-quality products every day amid complex grocery supply chains. Pasarnow is here to address these challenges by eliminating inefficiencies through a data-driven business model. With heavy growth since last year, we believe that the Pasarnow team can accelerate their operational capacity building and business development,” East Ventures’ Managing Partner, Willson Cuaca said.

It is said that the retail market value of foodstuffs in Indonesia was estimated to have reached $108 billion in 2019, but online grocery only contributed less than 1%. Under current conditions, the size of the online grocery market is expected to increase by around $13 billion by 2025.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here