Alexander Rusli Uraikan Potensi Fintech dan Rencana Ekspansi Digiasia

Co-Founder dan Co-CEO Digiasia Alexander Rusli bicara tentang perkembangan pasar fintech, aksi melantai di bursa saham AS, hingga peran gandanya sebagai angle investor.

Berbincang dengan DailySocial.id, pria yang karib disapa Alex ini melihat potensi pasar Fintech-as-a-Service (FaaS) masih sangat besar seiring dengan semakin matangnya (maturity) pemahaman industri terhadap layanan fintech. Berbeda dengan tiga tahun lalu, saat industri belum memahami bagaimana fintech bisa relevan bagi bisnis B2B. Meningkatnya pemahaman ini juga membuat penjajakan sinergi/kolaborasi menjadi lebih mudah.

Sepanjang 2022, ujarnya, pertumbuhan bisnis Digiasia banyak dimotori oleh sektor fintech, terutama P2P lending. Menurutnya, kebutuhan pelaku fintech mulai meningkat agar mereka bisa lebih fokus mengelola bisnis inti, dan tidak perlu repot untuk mengajukan lisensi baru.

Selain perusahaan fintech, pihaknya juga mulai banyak masuk ke lembaga keuangan konvensional, seperti bank daerah. Ia berujar ke depannya persaingan tidak hanya terjadi pada pemain independen, tetapi juga bank-bank besar yang sudah masuk ke produk Banking-as-a-Service (BaaS).

Saat ini, Alex menyebut pihaknya tengah mengurus lisensi untuk produk payment gateway Syariah dan wallet Syariah. “Belum live, lagi diurus di BI. Kami selalu lihat pain point, kebutuhannya apa. Pada akhirnya, [kebutuhan] orang semakin disiplin, pasti akan ke sana [produk Syariah],” ujarnya kepada DailySocial.id.

Sebagai informasi, Digiasia didirikan pada 2017 oleh Alexander Rusli dan Prashant Gokarn. Saat ini, pihaknya menawarkan sejumlah solusi keuangan digital dengan lisensi wallet, lending channeling, remittance, hingga LKD.

Terbaru, Digiasia berencana go public melalui kesepakatan merger dengan perusahaan cangkang Stonebridge Acquisition Corporation. Dengan mekanisme ini, penilaian pra-ekuitas lewat transaksi penggabungan kedua perusahaan ini ditarget sebesar $500 juta. Mastercard dan Reliance Capital Management (RCM) sebagai pemegang saham Digiasia akan menggulirkan 100% dari ekuitasnya menjadi perusahaan gabungan sebagai bagian dari transaksi.

“Kami pilih IPO di AS karena [likuiditas] uang di sana banyak, di sini lagi [susah], makanya ada tech winter. SPAC sudah di-set up seperti itu. Target realisasi IPO di kuartal II 2023, tetapi itu tergantung SEC approval. Di sana peraturah lebih jelas. Semua lebih eksplisit,” tuturnya.

Alex menambahkan, modal ini akan dimanfaatkan untuk memuluskan rencana ekspansi Digiasia ke Asia Tenggara. Rencananya, perusahaan akan mencaplok perusahaan sejenis di negara terkait untuk mempermudah lisensi dan komersialisasi layanan. Lisensi yang dimiliki perusahaan mitra tidak harus sama dengan Digiasia.

Peran sebagai investor

Alex juga membeberkan pengalamannya sebagai angel investor yang dilakoni sejak beberapa tahun terakhir. Ia aktif berinvestasi ke berbagai startup tahap awal. Portofolionya sekarang ada 31, termasuk Digiasia yang ia dirikan bersama Prashant Gokarn, sesama eks petinggi Indosat.

Saat mencari peluang bisnis baru, ada sejumlah kriteria penting bagi Alex sebelum memutuskan berinvestasi. Pertama, ia butuh waktu panjang untuk mengenal karakter founder dan memahami bisnisnya, bisa enam bulan hingga lebih dari satu tahun.

“As an early [stage] investor, you have to trust the [founder] character karena produknya belum ada. Saya ingin lihat bagaimana founder mau fight for my money, apakah saya cocok dengan cara kerjanya. Makanya, saya jarang berinvestasi di startup yang founder-nya cuma satu karena risikonya tinggi,” ungkap Alex.

Ia meyakini perusahaan masih dapat tetap berjalan meski tidak bisa memperoleh pendanaan berikutnya. Menurutnya, perusahaan tidak akan mati, hanya saja pertumbuhannya flat. Maka itu, Alex mencari bisnis yang sekiranya 80% sudah berkelanjutan.

Menanggapi penurunan industri startup, Alex bilang bahwa situasi tersebut justru menjadi eye-opener agar ekspektasi para founder menjadi lebih realistis. Bahwasannya, metode valuasi yang ia katakan sejak awal tidak masuk akal, sekarang menjadi common understanding bagi pihak terkait.

Sejauh ini, situasi downturn tersebut tidak mengganggu upayanya dalam mencari peluang bisnis baru. Dengan posisinya sebagai investor tahap awal, Alex berkomitmen untuk berinvestasi dalam jangka panjang, yakni 5-6 tahun.

“Saya tidak berinvestasi di sesuatu yang lagi ramai. Tapi, saat ini sektor yang menarik adalah agriculture and food. Bisnis harus bisa jalan dengan atau tanpa teknologi. Small scale. Kalau mau scale up, baru pakai teknologi,” ujarnya.

Alex memprediksi tahun ini investor akan selektif dan lebih memilih berinvestasi di portofolio existing. “Old VCs belum bisa raise the money now, sedangkan VC yang sudah, akan lebih berhati-hati. Until, the fed rate go down significantly, orang akan berat untuk put their money keluar AS. For me, I’ll still continue what I do.”

Dari sisi startup, Alex memprediksi startup baru akan mulai bermunculan. Namun, mereka akan lebih berhati-hati dalam membuat model bisnis sekarang karena mimpi muluknya sudah habis.

Application Information Will Show Up Here

DigiAsia Bios Segera IPO di Bursa Amerika Serikat Melalui SPAC

Startup fintech DigiAsia Bios segera melantai di bursa saham Amerika Serikat melalui mekanisme SPAC (special purpose acquisition company). Perusahaan telah menandatangani kesepakatan merger dengan perusahaan cangkang Stonebridge Acquisition Corporation. Ticker yang diperdagangan di pasar saham Nasdaq nantinya adalah ‘FAAS’.

Menurut keterangan resmi yang disampaikan perusahaan, perjanjian ini telah mendapat persetujuan dari jajaran direksi DigiAsia dan Stonebridge, ditargetkan akan selesai pada kuartal kedua tahun ini.

“DigiAsia telah hadir di Indonesia dan sedang mencari ekspansi segera ke Asia Tenggara, diikuti oleh Timur Tengah dan Afrika Utara. Peningkatan modal melalui IPO dan eksekusi selanjutnya akan membantu menjadikan Digi sebagai pemimpin yang jelas dalam dompet digital berlabel putih dan vertikal Banking-as-a-Service di kawasan ini,” ucap Co-CEO DigiAsia Alexander Rusli.

CEO Stonedridge Bhargav Marpally menambahkan, Stonebridge didirikan sebagai jembatan bagi perusahaan-perusahaan yang siap IPO di kawasan Asia Pasifik untuk mengakses pasar publik Amerika Serikat. Fokus DigiAsia di Indonesia dan kemampuannya untuk menskalakan bisnis dengan cepat, tim dengan rekam jejak yang terbukti, menjadikannya sangat cocok dengan Stonebridge.

Lebih lanjut, transaksi penggabungan kedua perusahaan ini membawa penilaian pra-ekuitas sebesar $500 juta (lebih dari 7,7 triliun Rupiah) dan pemegang saham DigiAsia, yakni Mastercard dan Reliance Capital Management (RCM) akan menggulirkan 100% dari ekuitas mereka menjadi perusahaan gabungan sebagai bagian dari transaksi. DigiAsia juga telah menjalin kemitraan dengan Bank DBS pada 31 Oktober 2022 untuk menyalurkan pinjaman melalui bisnis lending Digiasia, KreditPro.

Dengan asumsi tidak ada penebusan oleh pemegang saham publik Stonebridge, setelah kesepakatan ditutup, entitas operasi gabungan dapat memiliki akses ke kas bersih sebanyak $200 juta (setelah membayar biaya transaksi) dari rekening perwalian Stonebridge. Hasil akhir akan bergantung pada tingkat penebusan pemegang saham Stonebridge saat ini pada penyelesaian transaksi yang diusulkan.

Sebelum menandatangani perjanjian penggabungan, DigiAsia telah menutup investasi sebesar $14,5 juta (lebih dari 225 miliar Rupiah) dengan post-money valuation sebesar $450 juta yang dipimpin oleh Reliance Capital Management. Investasi tersebut akan memperkuat relasi bisnis kedua perusahaan di bidang asuransi, aset manajemen, yang dikuasai oleh RCM. Dengan kolaborasi tersebut, diharapkan DigiAsia dapat menjadi solusi keuangan tertanam B2B full-stack pertama di Indonesia.

Sebagai catatan, DigiAsia didirikan pada 2017 oleh Alexander Rusli dan Prashant Gokarn. Startup ini memosisikan diri sebagai fintech-as-a-service (FaaS) yang berambisi ingin mempercepat inklusi keuangan melalui lisensi dan kumpulan teknologinya dengan menyediakan solusi embedded finance untuk B2B2C dan B2B2M. Di antaranya mobile wallet, penerbitan kartu, pembayaran tagihan, cash management, pembayaran supply chain, pinjaman, dan lain-lain. Perusahaan memiliki sejumlah lisensi bisnis, yakni dompet dan pembayaran digital, Banking-as-a-Service, remitansi, dan layanan keuangan digital lainnya.

Co-CEO DigiAsia Prashant Gokarn menyampaikan visi DigiAsia adalah menjadi bagian aktif dari revolusi digital Indonesia yang memungkinkan layanan keuangan, mulai dari pinjaman, pembayaran, pengiriman uang, dan perbankan murah, untuk semua individu dan bisnis, terlepas dari ukuran atau status sosial ekonomi mereka.

“Kami juga sangat bangga dapat bekerja sama dengan Mastercard untuk mengembangkan penawaran kami yang sudah ada guna meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia,” kata Gokarn.

Langkah SPAC

Hingga berita ini diturunkan, DailySocial.id belum mendapat tambahan komentar dari Alexander Rusli mengenai alasan pihaknya memilih mekanisme SPAC untuk masuk ke pasar saham Amerika Serikat. Seperti diketahui, mekanisme ini sebelumnya juga tengah dipertimbangkan oleh sejumlah startup lokal, seperti Traveloka dan Kredivo, namun batal karena berbagai alasan strategis.

Kredivo misalnya, awalnya merencanakan untuk merger dengan perusahaan cangkang bernama VPC Impact Acquisition Holdings yang diumumkan pada Agustus 2021. VPC itu sendiri adalah mitra lama Kredivo yang pernah mengguyurkan dana hingga mencapai $200 juta.

Namun rencana tersebut kandas, dikutip dari keterbukaan informasi dari laman US Securities and Exchange Commission (SEC), yang diunggah pada 14 Maret 2022, gagalnya aksi korporasi ini merupakan dampak kondisi pasar yang bergejolak dan adanya beberapa masalah di luar kendali yang mengancam penundaan transaksi.

Salah satu aksi IPO via SPAC yang ramai di Indonesia adalah Grab dengan memanfaatkan perusahaan cangkang Altimeter Growth Corp. Diklaim kesepakatan tersebut terbesar di antara perusahaan akuisisi tujuan khusus.

Sebelumnya SPAC sempat populer di Amerika Serikat karena menjadi cara tercepat untuk memperoleh dana publik. Menurut data yang dikutip dari South China Morning Post, pada 2021 mencapai 613 IPO melalui SPAC. Angka ini naik dari tahun sebelumnya sebanyak 248 IPO.

Akan tetapi regulator A.S SEC membuat perubahan peraturan yang dinilai menghambat aksi korporasi ini sejak akhir 2021. Salah satunya, SPAC memiliki waktu terbatas untuk menemukan perusahaan yang beroperasi untuk digabungkan (biasanya 24-36 bulan); jika SPAC gagal menyelesaikan merger dalam jangka waktu yang ditentukan, SPAC harus berhenti berdiri dan mengembalikan semua modal kepada pemegang sahamnya.

Aturan tersebut dibuat lantaran regulator khawatir mekanisme ini dimanfaatkan sebagai penyebar informasi yang menyesatkan, penipuan, dan konflik kepentingan dalam transaksi de-SPAC tertentu. Oleh karena itu, SEC mengusulkan aturan baru untuk menghilangkan asimetris informasi di antara investor, melindungi dari informasi yang menyesatkan dan penipuan dengan mengatur praktik pasar, dan mengurangi konflik kepentingan dengan lebih menyelaraskan insentif antara penjaga gerbang.

Hasilnya dilaporkan bahwa proses SPAC lebih lama dan lebih sulit dari sebelumnya, dengan tinjauan peraturan yang lebih ekstensif atas pernyataan proksi dan pendaftaran. Namun begitu, sejumlah kalangan masih tetap optimistis dengan potensi SPAC untuk jangka panjangnya. Mereka bilang, kebijakan baru ini berdampak bagi perusahaan dapat lebih jelas mengikuti pedoman yang telah ditetapkan.

Perkembangan Andalin, Ayoslide, dan Stylecation Setelah Ikuti Program Ideabox Batch Keempat

Tiga startup yang terpilih ke dalam batch keempat program akselerator Ideabox merayakan kelulusannya, kemarin (22/8). Ketiga startup tersebut ialah Andalin, Ayoslide, dan Stylecation. Mereka berhasil melalui mentoring 120 hari dan konsultasi intensif dengan pakar bisnis dari berbagai industri baik lokal maupun internasional. Kelulusan sekaligus menandai berakhirnya program akselerasi yang telah dimulai sejak April 2017.

Dalam sambutannya, Chief of New Business and Innovation Indosat Ooredoo Prashant Gokarn mengungkapkan pihaknya bangga dengan ketiga startup tersebut karena telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam keterampilan berbisnis dan kepemimpinan.

“Program ini telah membantu mereka membukakan pintu untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan bereputasi besar di bidangnya. [..] Indosat Ooredoo memiliki komitmen jangka panjang untuk tetap mendukung lulusan Ideabox melalui dukungan komersial ke market untuk mengembangkan bisnis masing-masing,” kata dia.

Founding Partner Kejora dan Managing Director Ideabox Andy Zain menambahkan, “Ukuran batch yang kecil ini membantu kami untuk lebih fokus pada kebutuhan individu setiap startup. Kami bekerja sangat dekat dengan para founder dan bekerja melalui iterasi produk mereka.”

Melalui dukungan sehari-hari, workshop, dan sesi mentoring memberi pengaruh dan dampak yang penting dalam pengembangan ketiga bisnis startup tersebut. Berikut adalah rangkumannya:

Andalin

Sebelumnya, Andalin adalah layanan integrasi satu pintu yang fokus pada kepabean untuk membantu usaha kecil hingga menengah. Layanan yang ditawarkan awalnya adalah air cargo, pengiriman kontainer skala kecil, dan custom handling.

Namun kini Andalin mengubah fokus bisnisnya untuk segmen usaha menengah ke atas dengan layanan pengiriman lewat angkutan udara dan laut, lisensi ekspor impor, dan custom handling.

“Setelah lalui banyak seminar, kami putuskan untuk redefine bisnis model. Kami juga menambah orang dari awalnya tiga co-founder, kini menjadi tujuh orang,” terang Co-Founder dan CEO Andalin Rifki Pratomo.

Andalin juga telah bekerja sama dengan perusahaan logistik, seperti Agility Logistics, BDP, DexTrans, JNE, Samudera Indonesia, dan Yusen Logistics. Lewat kerja sama tersebut, layanan Andalin kini dapat mencakup pengiriman untuk lebih dari 50 rute internasional. Beberapa pengguna Andalin di antaranya NutriFood dan Wings.

Beberapa inisiatif antara Andalin dan Indosat termasuk penawaran produk B2B kepada klien Indosat, affiliate partnership, dan lainnya.

“Tahun depan kami berencana untuk mengajukan lisensi pengiriman barang, trade finance integration, keanggotaan WCA, dan data mining & AI integration.”

Ayoslide

Ayoslide adalah plaform iklan marketing yang memberi insentif bagi konsumen melalui lockscreen ponsel, berupa koin virtual untuk ditukarkan ke berbagai hadiah.

Aplikasi Ayoslide sendiri baru hadir pada Maret 2017. Perkembangan Ayoslide sejak berdiri hingga lulus dari Ideabox berhasil mengakuisisi 100 ribu pelanggan organik terdaftar dalam empat bulan, meski pada April 2017 baru mendapat 5 ribu pengguna terdaftar.

“Selain itu aplikasi Ayoslide sudah di-click lebih dari 600 ribu kali, 1 juta impresi, dan sudah diunduh 120 ribu kali. Tim Ayoslide juga bertambah dari awalnya tiga orang menjadi enam orang,” terang Founder dan CEO Ayoslide Rizki Fitriana Sari.

Bersama Indosat, Ayoslide menyediakan ruang iklan untuk mengunduh aplikasi Indosat kepada para penggunanya, juga mengirim SMS blast.

Stylecation

Stylecation atau dulu lebih dikenal dengan Sevva, kini berganti model bisnis sekaligus nama startup. Sebelumnya Sevva adalah platform rental marketplace, memudahkan pengguna untuk sewa menyewa online berbagai macam produk. Sevva resmi berdiri Juni 2016.

Perusahaan akhirnya mengubah strategi bisnisnya menjadi fokus soal sewa menyewa baju dan fesyen yang telah diseleksi dari butik dan desainer.

“Perubahan model bisnis kami dimulai sejak Juli 2017 lalu. Kami memutuskan untuk mengganti fokus bisnis setelah kami mendapat berbagai arahan dari mentor,” ujar Co-Founder dan CEO Stylecation Erik Hormein.

Meski baru mengganti bisnis, Stylecation kini sudah memiliki lebih dari 200 desain baju terseleksi dengan foto berkualitas tinggi. Ke depannya Stylecation akan fokus menambah inventori mereka dari desainer dan butik ternama. Lokasi yang disasar tahun ini adalah Jabodetabek, sementara tahun depan akan mulai berekspansi ke Surabaya, Bandung, dan Bali.

Dalam presentasinya, Erik mengungkapkan hal pertama yang ia lakukan saat menjadi peserta Ideabox adalah merekrut orang hebat. Saat ini tim Stylecation bertambah jadi sembilan orang, dari awalnya empat orang.

“Setelah itu, kami banyak belajar untuk test fast and iterate, sebab ide itu hanya akan percuma jika tidak segera diaplikasikan,” pungkas Erik.

Sasar Pengguna Internet Pemula, Twitter dan Indosat Ooredoo Resmikan Twitter Lite

Hari ini, (3/4) Twitter resmi memboyong Twitter Lite ke Indonesia dengan menggandeng Indosat Ooredoo sebagai mitra strategis. Twitter Lite diharapkan menjadi jurus Twitter untuk menggaet segmen pengguna baru yang masih belum familiar dengan dunia internet, berlokasi di pelosok kota.

Twitter memang mengkhususkan peluncuran Twitter Lite untuk negara-negara berkembang dengan populasi yang besar. Pertama kali, Twitter Lite dihadirkan di India kurang lebih sebulan lalu. Kini giliran Indonesia yang menjajalnya.

Kehadiran fitur terbaru ini tidak semata-mata mengalihkan pengguna Twitter dari aplikasi untuk menggunakan Twitter Lite. Penggunaan Twitter Lite lebih ditujukan untuk pengguna internet yang masih awam.

Twitter Lite didesain khusus menggunakan Progressive Web App. Tidak membutuhkan pengguna untuk mengunduh aplikasi baru, mereka dapat mengaksesnya lewat mobile browser lewat situs mobile.twitter.com. Tampilannya pun tidak jauh berbeda dengan aplikasi.

Hanya saja, pengalaman yang ditawarkan terbatas. Twitter Lite tidak bisa digunakan untuk live streaming dan timeline auto play. Twitter Lite didesain mampu mengurangi penggunaan data hingga 70%, sehingga lebih terjangkau untuk area dengan harga paket yang mahal.

Tak hanya itu, Twitter Lite juga diklaim ramah memori karena hanya memerlukan kapasitas memori kurang dari 1 megabyte. Hal ini membuat pemuatan konten jadi 30% lebih cepat. Twitter Lite juga dapat diakses secara offline, menyediakan notifikasi otomatis, dan dapat ditambahkan ke layar utama ponsel.

“Twitter Lite adalah bentuk komitmen penting bagi Twitter untuk Indonesia sebagai salah satu negara terbanyak di dunia. Kini pengguna dapat dengan mudah ambil bagian dalam percakapan populer di linimasa seperti Kpop, liga sepak bola, dan informasi terkini dunia hiburan,” terang Managing Director APAC Twitter Maya Hari.

Head of Business Development South East Asia & Australia Twitter Dwi Adriansyah menambahkan kehadiran Twitter Lite diharapkan dapat menggiring pengguna internet yang masih baru untuk perlahan-lahan berkenalan dengan dunia internet.

Berdasarkan hasil temuan riset Twitter sebelum meluncurkan Twitter Lite, masyarakat Indonesia di kota kecil ingin mendapatkan informasi terkini dan berpartisipasi dalam percakapan global. Namun, mereka harus berhadapan dengan koneksi lokal yang kurang lancar, harga paket data yang kurang bersahabat, dan keterbatasan memori ponsel.

“Dari hasil temuan tersebut, menjadi pertimbangan kami untuk meluncurkan Twitter Lite yang didedikasikan khusus negara berkembang. Kami ingin memperkenalkan internet ke masyarakat luas lewat Twitter Lite sebagai langkah awalnya, kami juga lakukan roadshow ke 14 kota untuk memperkenalkan fitur ini,” tuturnya.

Untuk kerja sama strategis antara Twitter dengan Indosat Ooredoo, Indosat memberikan paket penawaran untuk meningkatkan pengguna data dan mempermudah akses berlangganan internet melalui paket Rp1 (IM3 Duo) dengan SIM card untuk duo, yang memungkinkan pengguna memiliki nomor telepon lokal dalam kartu seluler Indosat, serta kuota internet gratis selama satu bulan.

“Pelanggan Indosat Ooredoo saat ini ada lebih dari 80 juta orang, namun belum semuanya menggunakan internet. Lewat kerja sama ini menjadi peluang kami untuk meningkatkan jumlah pengguna yang berlangganan paket data,” kata Chief New Business Innovation Officer Indosat Ooredoo Prashant Gokarn.

Indosat juga memberikan kemudahan untuk pengguna menemukan berbagai konten hiburan dan olahraga di Twitter lewat laman t.co/hiburan dan t.co/olahraga.

Application Information Will Show Up Here

Nasib Dompetku Pasca Melebur dengan PayPro

Indosat Ooredoo mengumumkan dalam situs resminya yang sebenarnya sudah terpampang kurang lebih sebulan lalu, mengenai perubahan nama Dompetku menjadi aplikasi alat pembayaran PayPro. Ternyata perubahan ini tidak hanya sekedar rebranding, sebab PayPro rupanya memiliki bendera badan hukum yang berbeda dengan Indosat dan tidak memiliki afiliasi sama sekali dengan perusahaan.

Lewat surel yang diterima DailySocial, pihak Indosat Ooredoo yang diwakili oleh M Adimas selaku Head of Integrated Marketing Communications mengungkapkan bahwa strategi peleburan Dompetku ke PayPro adalah hasil kerja sama strategis antara perusahaan dengan PT Solusi Pasti Indonesia (SPI) sebagai pengembang over the top (OTT) platform.

Dirinya berharap meleburnya Dompetku bisa memberikan pengalaman layanan keuangan digital yang lebih baik. Independensi ini akan memberikan kemampuan bagi Indosat Ooredoo untuk melayani pelanggan lebih luas dan menggarap pasar baru yang sebelumnya belum dijangkau oleh Dompetku.

“PayPro juga bisa lebih fokus memperluas dan menambah fitur serta layanan [..], hasilnya secara tidak langsung akan membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan dan membangun nilai-nilai berkelanjutan. Pada akhirnya ekosistem jadi lebih luas, PayPro menjadi lebih bersaing di industri fintech yang makin kompetitif,” katanya.

Dengan adanya peleburan ini, sambung Adimas, PT SPI akan menjadi pihak yang bertanggung jawab untuk pemeliharaan aplikasi PayPro. Akan tetapi, lisensi uang elektronik Dompetku masih sepenuhnya dimiliki Indosat Ooredoo.

Sekadar informasi, Indosat Ooredoo dinyatakan sebagai pemilik lisensi uang elektronik oleh Bank Indonesia sejak 3 Juli 2009.

Pengguna Dompetku masih bisa menggunakan akun Dompetku melalui UMB *789# atau melalui aplikasi Dompetku hingga 30 Juni 2017. Setelah tanggal tersebut, pelanggan hanya bisa mengaksesnya lewat menu PayPro di *123*4# atau melalui aplikasi MyIM3 dan aplikasi Paypro.

Komitmen Indosat Ooredoo berikutnya untuk layanan fintech

Indosat Dompetku kini dapat menerima transfer uang dari seluruh dunia / Indosat Ooredoo

Ketika ditanya mengenai langkah Indosat Ooredoo berikutnya untuk pengembangan layanan fintech, pihak Indosat tidak bersedia memberikan jawaban yang rinci. Adimas hanya menyebutkan bahwa mereka berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi yang memudahkan pelanggan, termasuk di dalamnya layanan fintech.

“Jadi Indosat akan terus mengembangkan layanan fintech lainnya, yang memang dibutuhkan pelanggan.”

Dompetku merupakan salah satu unit bisnis digital yang dimiliki Indosat Ooredoo, setelah Cipika Apps, Cipika, Ideabox, Indonesia Mobile Exchange (IMX), dan Ondego (layanan perbankan via SMS).

Pihak Indosat Ooredoo mengklaim Dompetku adalah satu-satunya uang elektronik yang menganut model bisnis telco agnostic dan bank agnostic. Artinya, layanan uang independen tanpa terikat oleh operator telekomunikasi dan tidak membutuhkan rekening bank.

Pengguna aktif Dompetku diklaim mencapai 4 juta orang pada September 2016 atau naik 6 kali lipat secara year-on-year (yoy) dengan tingkat transaksi per hari sebesar 800 ribu. Ditargetkan jumlah pengguna pada tahun ini bisa tembus di angka 10 juta.

Sejauh ini, Dompetku telah bekerja sama dengan 70 mitra e-commerce dan merangkul 82 bank untuk layanan transfer dana.

PayPro bertekad sebagai one stop payment

CMO PayPro Adelheid Helena Bokau menjelaskan dengan menggandeng Indosat Ooredoo sebagai mitra eksklusif, pihaknya membidik penggunaan PayPro untuk masyarakat yang ingin melakukan transaksi pembayaran dari multi sektor, tidak hanya difasilitasi oleh perbankan, online shop, atau operator telekomunikasi saja.

Saat ini PayPro telah bekerja sama dengan KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), Alfamart Group, Indomaret, Grab.

“Kami terus berkomitmen untuk menghadirkan layanan mobile yang dapat melayani transaksi keuangan sehari-hari dengan tingkat keamanan yang tinggi, user friendly, dan terbuka untuk semua pelanggan operator telekomunikasi,” ucap Heidi, panggilan akrab Adelheid.

Heidi melanjutkan, nantinya seluruh produk dan layanan yang tersedia di Dompetku akan tersedia di PayPro. Mulai dari layanan remitansi, investasi reksa dana, pinjaman, kirim uang tunai, dan lainnya.

Secara resmi, SPI lewat PayPro baru memulai pelayanannya pada Maret 2017. Aplikasi PayPro baru bisa diunduh untuk pengguna Android, sedangkan untuk versi iOS akan menyusul beberapa pekan mendatang.

“Akan ada perluasan produk dan layanan dari Dompetku setelah melebur ke PayPro. Kami ingin buat PayPro jadi alat pembayaran yang sesimpel mungkin. Sehingga, orang tidak perlu bawa dompet mereka tinggal membayar semuanya lewat smartphone.”

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Indosat Ooredoo Umumkan Tiga Startup Ikuti Program Akselerator Ideabox Batch Keempat

Program akselerator teknologi lokal Ideabox mengumumkan tiga startup terpilih untuk mengikuti program akselerasi dalam batch ke-4 yang akan berlangsung selama 120 hari. Tiga perusahaan yang terpilih yaitu: Andalin, AyoSlide, dan Sevva.

Ideabox merupakan program gabungan yang dimotori Indosat Ooredoo, Mountain Partners, dan Kejora yang bertujuan mengangkat potensi startup Indonesia melalui bantuan dana investasi tahap awal dan memberikan penghargaan khusus untuk startup yang bergerak di sektor internet dan telekomunikasi.

Sebelumnya telah terpilih 15 finalis dari serangkaian proses seleksi yang cukup panjang untuk mengikuti 48 jam bootcamp di Jakarta, dimulai pada 10 Februari 2017 lalu.

Selama bootcamp, 15 perusahaan bekerja keras untuk menunjukkan komitmen dan potensi mereka. Pada puncak acara yakni tanggal 13 Februari 2017, terpilih sembilan perusahaan startup urutan teratas berdasarkan hasil keputusan dari mentor-mentor lokal dan internasional.

Ketiga pemenang ini masing-masing akan mendapatkan pendanaan awal sebesar US$50 ribu, beserta intensif pembinaan dari mentor lokal dan internasional yang merupakan pelaku bisnis terkemuka, akses ke jaringan investor, dan mendapatkan dedikasi fasilitas selama program berlangsung.

Tak hanya itu, para pemenang juga akan mendapatkan dukungan dari para mitra strategis Ideabox, seperti kredit marketing dari Facebook senilai US$80 ribu, infrastruktur cloud senilai US$120 ribu, IBM Soft Layer dan IBM Blue Mix. Mereka juga akan mendapat prioritas kemitraan komersial dengan Indosat Ooredoo.

“Kami bersemangat menjalankan Ideabox di tahun ke empat ini karena kami masih melihat perlu menjangkau para entrepreneur muda berkakat dengan membekali mereka pengetahuan, pendanaan, dan dukungan komersial,” terang Chief of New Business and Innovation Indosat Ooredoo Prashant Gokarn, Senin (13/2).

Managing Director Kejora Andy Zain menambahkan, dari segi animo masyarakat terhadap Ideabox tiap tahunnya juga makin meningkat. Sebelumnya, pihaknya lebih banyak melakukan roadshow ke lima hingga enam kota untuk mempromosikan program tersebut. Komunikasinya pun masih satu arah karena masih banyak yang belum mengenal Ideabox dan dunia startup digital.

Namun, untuk batch keempat ini pihaknya hanya mengunjungi sekitar tiga kota saja. Peminatnya juga semakin banyak, terlihat dari pertanyaan yang mereka ajukan saat roadshow lebih kritis dan jumlah aplikasi yang masuk membludak meski baru diumumkan pembukaan pendaftaran lewat publikasi media.

“Tahun ini kami menerapkan proses seleksi yang cukup berat karena kualitas dan variasi startup meningkat dari tahun sebelumnya. Kami menyukai solusi yang ditawarkan oleh para startup, sebab lebih luas dengan bantuan teknologi. Kami yakin pemenang batch ke-4 ini bisa berkembang dengan tambahan nilai melalui jaringan kami dan bisa berakselerasi melalui program kami,” terang Andy.

Untuk mengenal lebih dalam ketiga pemenang Ideabox Batch keempat, berikut rangkumannya:

Andalin

Merupakan situs kargo one-stop service untuk membantu SME dalam menjalani bisnis perdagangan ekspor dan impor melalui integrasi layanan bea cukai. Perusahaan startup ini dipimpin Rifki Pratomo sebagai Co-Founder dan CEO, dan sudah resmi berdiri sejak September 2016.

Pengusaha UKM yang ingin melakukan ekspor/impor dalam jumlah tidak besar dilakukan secara bersama (patungan). Nantinya pihak Andalin akan memproses seluruh pengiriman lewat kerja sama dengan perusahaan shipping clearance dan penyimpanan gudang yang berlokasi di berbagai negara.

“Tujuan kami adalah membantu UKM yang masih memiliki limitasi dalam jumlah untuk melakukan kegiatan ekspor/impor. Kami sudah melakukan product testing sejak September 2016, mengirim kargo ke Amerika Serikat, Tiongkok, dan Eropa,” ujar Rifki.

AyoSlide

Merupakan platform mobile marketing yang bergerak dengan insentif iklan untuk pengguna. Para pengiklan bisa mengiklankan produk mereka di “lockscreen” mobile phone Android pengguna atau melalui aplikasi mobile. Pengguna akan mendapat insentif setiap kali mereka mengikuti instruksi iklan dari pengiklan, bentuknya bisa berupa uang tunai, pulsa, voucher belanja, dan lainnya.

AyoSlide bertujuan membantu pengiklan mencapai KPI mereka dan pada saat yang sama membantu pengguna mendapatkan insentif ekstra dengan mudah lewat penggunaan smartphone setiap harinya. Perusahaan startup ini dipimpin Rizki Fitriana Sari selaku Founder dan CEO, dan bakal mulai beroperasi secara publik Maret 2017 mendatang.

Rizki menerangkan, sepanjang tahun ini AyoSlide menargetkan 1 juta pengguna dengan rata-rata pengguna aktif harian sebesar 195 ribu orang.

Sevva

Merupakan platform rental marketplace, menyederhanakan proses dan memberikan pengalaman sewa menyewa barang dengan mudah dan nyaman lewat layanan rekening bersama. Perusahaan ini sudah resmi berdiri sejak Juni 2016, dipimpin Erik Hormein selaku Co-Founder dan CEO.

Sejauh ini, Sevva sudah melakukan bisnis dengan total order sebanyak 642 order senilai Rp 226 juta. Cakupan wilayah Sevva sementara ini di sekitar Jabodetabek.

Barang sewa yang tersedia di Sevva di antaranya perlengkapan bayi, perjalanan, fotografi, dan fesyen. Sementara ini, Sevva baru tersedia via situs (desktop). Rencananya tahun ini Sevva akan meluncurkan aplikasi mobile.

Rayakan Ulang Tahun Kedua, Cipika Store akan Mulai Fokus di Penjualan Grosir

Bulan ini, tepatnya tanggal 24 Agustus 2016 nanti, layanan marketplace besutan Indosat Ooredoo Cipika Store akan berulang tahun yang kedua. Di usianya yang kedua, telah banyak perubahan dan peningkatan yang terjadi dan Cipika Store juga berencana untuk mulai fokus di penjualan barang grosir. Di sisi lain, CipikaBookmate yang merupakan diversifikasi Cipika Store juga merayakan ulang tahun pertamanya.

Chief of New Business and Innovation Indosat Ooredoo Prashant Gokarn menyampaikan bahwa di usianya yang kedua ini Cipika Store telah melakukan banyak terobosan dan perubahan demi kepuasan pelanggan. Salah satunya adalah dalam hal metode pembayaran.

“Untuk memberikan pilihan dan kemudahan bertransaksi, ada beberapa pengembangan yang kami lakukan di antaranya sistem pembayaran melalui BCA Klikpay dan Indomaret”, ujar Prashant.

[Baca juga: Layanan E-Commerce Indosat Cipika Geser Fokus Pasar ke Segmen Gadget]

Selain pengembangan sistem pembayaran, Cipika Store juga tercatat bekerja sama dengan berbagai perusahaan lintas segmen. Sebut saja Persib, Grab Express, MNC Play Media, IM3 Ooredoo, dan beberapa lainnya. Pihak Cipika pun merasa optimis karena melihat potensi e-commerce di Indonesia yang masih sangat tinggi.

Prashant mengatakan, “Dibandingkan tahun sebelumnya, Cipika mengalami kenaikan Gross Merchandise Value (GMV) hingga 70% sedangkan untuk cost promo mengalami penurunan hingga 50% dan Stock Keeping Value (SKU) di tahun ini didominasi oleh kategori gadget. Meski Cipika masih terhitung marketplace baru, saya yakin Cipika mampu bersaing dengan competitor.”

Selanjutnya, untuk fokus bisnis, Cipika merencanakan untuk mengakomodir kebutuhan pelanggan dengan fokus untuk penjualan barang grosir. Rencana ini dinilai bisa membawa Cipika ke posisi yang lebih baik.

“Pada tahun pertama fokus penjualan kami adalah kuliner nusantara, dalam perjalanannya kami terus melakukan pengembangan dalam program wholesale (grosir) yang berfokus kepada barang – barang outlets, gadget dan elektronik yang saat ini banyak diminati oleh pelanggan kami”, ungkap Prashant.

[Baca juga: CipikaBookmate dari Indosat Tawarkan Buku Digital dengan Sistem Langganan]

Di saat yang bersamaan, CipikaBookmate yang merupakan diversifikasi dari Cipika Store juga merayakan ulang tahunnya yang pertama. Sama halnya seperti Cipika Store, CipikaBookmate juga tengah merencanakan sejumlah inovasi untuk pelanggan-pelanggan mereka.

Beberapa di antaranya yang diungkapkan adalah sistem perpanjangan layanan melalui Direct Carrier (DCB), pembayaran via UMB, peluncuran paket harian, dan peningkatan jumlah konten di perpustakaan mereka yang bekerja sama dengan penerbit-penerbit ternama seperti Bentang Pustaka, Mizan Media, Rosda Karya, Zikrul Hakim Bestari, Trimkom, dan lainnya.

CipikaBookmate sendiri mengklaim telah berhasil mendapatkan pengguna aktif mencapai 80.000 dalam perjalanannya selama satu tahun beroperasi di tanah air. Angka ini ditargetkan bisa meningkat mencapai 300% pelanggan.

Application Information Will Show Up Here

 

Application Information Will Show Up Here

Indosat Ooredoo dan GoSwiff Akhirnya Luncurkan D-Pay

Indosat Ooredoo mengumumkan telah meluncurkan sebuah solusi pembayaran Mobile, D-Pay. Kali ini Indosat Ooredoo bekerja sama dengan GoSwiff International, sebuah penyedia layanan finansial yang akan berperan sebagai mitra teknologi dan bisnis yang inisiasi kerja samanya sudah berlangsung pada akhir tahun 2015. Untuk bank, layanan D-pay saat ini didukung BNI sebagai bank penerima pembayaran.

Di bulan Desember silam, Indosat Ooredoo dan GoSwiff Internasional telah menjalin kesepakatan untuk mengembangkan solusi Mobile Point-Of-Sales(mPOS), lengkap dengan solusi pelengkapnya seperti mobile money dan airtime top-up untuk semua klien pedagang Indosat Ooredoo. Setelah hampir enam bulan berlalu akhirnya Indosat Ooredoo secara resmi mengenalkan kepada publik layanan D-Pay.

D-Pay sendiri merupakan sebuah layanan finansial yang memungkinkan pedagang untuk menerima pembayaran mobile. Di sisi pelanggan, mereka dapat melakukan pembayaran menggunakan kartu debit atau kartu kredit dan eWallet dari mana saja di setiap merchant yang mendukung layanan D-Pay.

D-Pay dengan teknologi yang dibawanya mentransformasikan perangkat mobile para merchant menjadi sebuah platform pembayaran yang multifungsi. Dengan D-Pay setiap merchant yang tidak memiliki akses ke infrastruktur yang tidak relevan atau tidak menghasilkan pendapatan yang cukup untuk layanan tradisional Point-of-Sales (POS) akan dimungkinkan untuk dapat menerima pembayaran dan menghubungkan mereka ke sistem mPOS.

Hadirnya solusi D-Pay ini diharapkan mampu menambah jumlah penjualan dan pengguna para merchant ke level yang lebih tinggi. Selain itu dari segi perspektif pelanggan, D-Pay diharapkan membawa pengalaman lain dalam transaksi pembayaran yang lebih aman.

Chief of New Business and Innovation Officer Indosat Ooredoo Prashant Gokarn dalam rilisnya menyebutkan D-Pay sebagai produk teranyar dari Mobile Financial Business Indosat Ooredoo akan melengkapi layanan finansial lain yang sudah ada seperti, eWallet, Commerce Payment, dan lain sebagainya.

“DI Indonesia solusi pembayaran masih berada di tahap awal pertumbuhan, karena kebanyakan retailer masih menggunakan uang tunai untuk pembayaran atau  masih membebankan biaya untuk pelanggan yang menggunakan kartu kredit. Selain sebagai solusi untuk e-commerce, D-Pay adalah jawaban untuk Usaha Kecil dan menengah yang membutuhkan metode pembayaran alternatif tetapi ukuran bisnis mereka membuat solusi dari perbankan terasa mahal,” ujar Gokarn.

Menanggapi kerja sama ini Head of Global Accounts GoSwiff International Stefano Diemmi mengungkapkan bahwa pihaknya merasa bangga telah dipilih Indosat Ooredoo untuk menyediakan solusi pembayaran mobile di pasar yang luas di Indonesia. Ia juga berharap hadirnya teknologi GoSwiff Internasional bisa melayani para merchant lokal dengan baik.

Layanan D-Pay ini juga akan dikemas dengan berbagai layanan seperti data, suara, dan SMS untuk mendukung para penjual dalam menjalankan kegiatan bisnis mereka sehari-hari.

Terhubung dengan Skrill, Dompetku Bisa Terima Transfer Uang dari Seluruh Dunia

Indosat Dompetku Pengiriman Uang (DMP) kini terkoneksi dengan jaringan global Skrill. Hal ini memungkinkan pengguna layanan Dompetku untuk dapat menerima kiriman uang dari seluruh belahan dunia secara real-time. Skrill, sebagai bagian dari Paysafe Group, merupakan penerbit e-money resmi pertama di Eropa, dengan sekitar 40 juta nasabah, 180.000 merchant dan telah memproses transaksi senilai hampir 16 miliar Euro per tahun, serta telah beroperasi di lebih dari 200 negara yang melayani lebih dari 40 mata uang.

Dengan terkoneksinya Indosat Dompetku dengan Skrill, pelanggan dapat menggunakan layanan ini untuk pengiriman uang dari seluruh dunia secara online ke Indonesia. Untuk melakukannya, pengirim perlu membuka rekening Skrill dan mengisi saldo menggunakan kartu kredit atau transfer bank, kemudian dikirim ke nomor seluler Indosat, maka penerima akan menerima dananya dalam rekening Dompetku Indosat yang dimiliki.

Prashant Gokarn, Chief New Business and Innovation Officer Indosat Ooredoo, dalam sambutannya mengatakan:

“Dengan bekerja sama dengan salah satu akses pembayaran internasional seperti Skrill, kami dari MFS merasa senang karena kerja sama ini menguntungkan bagi pelanggan Dompetku Indosat Ooredoo dan juga bagi pelanggan Skrill sendiri, karena dengan adanya kerja sama ini memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk melakukan transfer uang Internasional dari luar negeri ke Indonesia. Semoga kerja sama ini terus akan berkembang dan membawa produk Remittance yang ditawarkan oleh Indosat Ooredoo akan maju dan meningkat ke tahun-tahun berikutnya.”

Manfaat lain yang bisa dinikmati adalah nasabah yang memiliki dana dalam rekening Skrill dapat mencairkan dana mereka langsung ke dalam rekening Dompetku sehingga langsung bisa digunakan saat itu juga, seperti ditarik tunai di lokasi rekanan Indosat seperti Gerai Indosat Ooredoo, Alfamart, Alfamidi atau dana dapat juga ditransfer ke rekening bank lain di Indonesia yang terdapat dalam jaringan ATM Bersama dengan tarif transfer ATM normal.

Chief Executive Paysafe Digital Wallets Lorenzo Pellegrino mengatakan , “Kami sangat senang bisa berkolaborasi dengan jaringan ponsel terkemuka seperti Indosat Ooredoo untuk membuka akses transfer uang internasional, yang merupakan pendorong utama dalam pertumbuhan finansial dan perekonomian di Indonesia.”

Didukung Google, Indosat Ooredoo Resmi Perkenalkan Servis Home Internet GIG

Meski tidak terlalu terekspos, beberapa orang mungkin sempat mendengar upaya Indosat memantapkan langkah di bidang penyediaan home internet. Sejak triwulan kedua 2015, mereka memperkenalkan GIG ke area-area ‘high residential‘ di Jabodetabek dan Bandung. Jumlah peminat yang terus meningkat membuat Indosat Ooredoo semakin percaya diri.

Baru pada tanggal 18 Februari 2016, Indosat Ooredoo mengumumkannya secara lebih resmi. Ditargetkan kepada konsumen rumahan, GIG menjanjikan satu hal simpel, yaitu laju internet sampai 1Gbps. Namun mereka tidak bermanuver sendiri. Indosat turut menggandeng Google buat menyempurnakan layanan mereka. Ada tiga produk Google yang menjadi pilar GIG: Chromecast, Chromebook dan Google Drive.

Indosat GIG 09

Dengan menjadi pelanggan GIG, Anda ditawarkan koneksi full fiber optic tanpa batas dan stabil mulai dari 15Mbps. Tim Indosat Ooredoo mengklaimnya sebagai internet rumah pertama yang betul-betul mencapai 1 gigabit per detik (atau 125MB per detik). Dari penuturan CEO Alexander Rusli, GIG ditujukan untuk menyuguhkan akses lebih baik dan lebih luas di tempat tinggal kita, sehingga anggota keluarga dapat menikmati hiburan bersama-sama.

Indosat GIG 01

Untuk membuktikan kecanggihannya, Chief New Business & Innovation Officer Prashant Gokarn melakukan demonstrasi speed test langsung dari panggung presentasi. Begitu dimulai, jarum indikator segera melesat ke posisi tertinggi. Dan hebatnya lagi, kecepatan unduh serta unggahnya terbilang setara (di demo, upload malah lebih cepat 13Mbps), dan ping cuma 2ms.

Indosat GIG 08

Sang CEO yakin GIG merupakan sebuah game-changer, ia optimis servis baru tersebut dapat mengubah cara khalayak berinteraksi dengan perangkat mereka. Sejauh ini pelanggan GIG dibebaskan buat mengakses segala jenis konten internet tanpa pemblokiran apapun, selama legal. Menjawab singkat pertanyaan saya mengenai fair usage policy, Alex berkomentar singkat, “Tidak ada FUP.”

Indosat GIG 07

Lewat GIG, Indosat Ooredoo mempunyai visi untuk ‘mengubah gaya hidup user agar lebih digital di tempat tinggalnya’. Lalu ketika anggota keluarga Indonesia kini cenderung asik sendiri dalam menikmati hiburan, via TV ataupun gadget, GIG diracik buat mengembalikan kebersamaan ke ruang keluarga.

Indosat GIG 05

Bersama dengan acara ini, Chromecast akhirnya mendarat di Indonesia. Perangkat sebesar ibu jari tersebut ialah media streaming, memungkinkan kita menayangkan konten smartphone atau tablet ke layar televisi, sehingga keluarga bisa menikmati video beresolusi tinggi dari YouTube dan layanan sejenis. Seorang representasi Google menunjukkan kemudahan pengoperasian Chromecast, dan berkat GIG, load video 4K berjalan sangat singkat.

Indosat GIG 03

Dengan mencolokkan Chromecast ke televisi, handset berperan sebagai unit remote. Pengguna dapat mengendalikan device selama berada dalam satu network Wi-Fi (tim Google belum menerangkan lebih lanjut mengenai ada atau tidaknya guest mode). Chromebook sendiri disajikan lewat paket berbeda, namun Google belum bisa memastikan apakah perangkat akan dipasarkan secara bebas di Indonesia.

Veronica Utami selaku Head of Marketing Google menjelaskan, mereka yakin internet cepat dipadukan bersama device yang tepat akan menghasilkan pengalaman maksimal. Google memprediksi, akan ada banyak hal menarik terjadi ketika banyak masyarakat memperoleh kedua faktor tersebut. Menguatkan tanggapan itu, Alexander berpendapat bahwa kombinasi semuanya dapat mendorong toknologi untuk menyatukan – bukan memisahkan – manusia.

Indosat GIG 02

Indosat Ooredoo memberikan sejumlah skenario pemakaian GIG oleh keluarga: Pertama, kecepatan tinggi memungkinkan ketiadaan buffering ketika video streaming, dan membuat kegiatan browsing jadi mulus; berbagai acara TV dan film anak bisa tersaji tanpa kendala; aplikasi hiburan serta edukasi dapat diunduh tanpa memakan waktu; kemudian para ibu juga lebih leluasa mencari resep makanan.

Terdapat beberapa tier bundel GIG by Indosat Ooredoo untuk menjangkau tiap-tiap kebutuhan konsumen: 15Mbps, 30Mbps, 100Mbps dan 1Gbps. Paket sudah termasuk biaya instalasi, modem fiber, home Wi-Fi, kuota tidak terbatas, layanan pelanggan 24/7, unit Chromecast dan bonus Google Drive 50GB. Di tier 100Mbps, satu buah Chromebook tersedia buat Anda.

Indosat GIG 10

Indosat Ooredoo sendiri belum mengungkap banyak info mengenai paket 1Gbps. Detail dapat diperoleh dengan menghubungi langsung customer support. Di acara peluncurannya, mereka juga tidak menyingkap tarif masing-masing tingkatan kecepatan GIG, hanya menyebutkan kisaran antara Rp 250 ribu sampai Rp 5,5 juta. Kita boleh berasumsi, 1 gigabit menuntut harga termahal.

Di tahun ini, Indosat Ooredoo berencana untuk memperluas layanan GIG ke kota-kota besar lain misalnya Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Makasar, Balikpapan, dan Bali; serta menggapai kawasan-kawasan komplek perumahan.