Asus Ungkap ROG Avalon, Konsep PC Modular Tanpa Kabel

Masih ingat dengan Project Christine, konsep PC modular rancangan Razer? Konsep tersebut memang masih belum terwujudkan hingga sekarang, dan Razer sendiri sepertinya merasa ragu untuk meneruskannya. Namun kita sebagai konsumen tidak perlu khawatir, karena Asus baru-baru ini juga mengumumkan konsep serupa.

Dipamerkan di ajang Computex 2016, perangkat bernama ROG Avalon ini bisa dibilang sebagai Project Christine dengan pendekatan yang lebih konvensional. Misinya sama, yakni mempermudah proses perakitan beragam komponen PC. Namun kalau Christine menempatkan semua komponen di luar, Avalon masih mengemas semua komponen yang dibutuhkan di dalamnya.

Lalu apa yang membuat Avalon lebih unik ketimbang casing PC pada umumnya? Yang paling utama, Anda tak akan menjumpai kabel-kabel yang mengular di dalamnya. Semua komponen tersambung ke motherboard lewat konektor khusus yang bisa dilepas-pasang dengan mudah – mungkin saja masih ada kabel di dalam Avalon, tapi nampaknya Asus berhasil menyembunyikan semuanya dengan baik.

Motherboard dijadikan satu bagian dengan casing dalam ROG Avalon / Asus
Motherboard dijadikan satu bagian dengan casing dalam ROG Avalon / Asus

Pada kenyataannya, rancangan seperti ini berhasil dicapai karena Asus merancang casing bersamaan dengan motherboard. Dengan kata lain, motherboard-nya merupakan satu bagian dengan casing. Hal ini pun membuat Asus bisa bereksperimen dengan rancangan modular secara lebih mudah.

Komponen seperti SSD atau HDD bisa diselipkan dengan mudah di sederet ‘laci’ yang ada pada bagian depan Avalon. Di bagian sisinya, terdapat ruang khusus untuk dihuni oleh kartu grafis. Penempatan seperti ini secara langsung berdampak pada aliran udara yang lebih lancar, yang berarti kartu grafis bisa bekerja dalam suhu yang lebih adem.

Terakhir, deretan port yang biasa kita jumpai di bagian belakang PC sangatlah berbeda di Avalon. Portport ini dikemas dalam satu modul yang bisa dilepas-pasang. Premisnya adalah, Anda bisa menggunakan modul I/O yang berbeda untuk kegiatan tertentu, seperti VR gaming atau mode home theater.

Modul I/O di bagian belakang ROG Avalon bisa diganti sesuai kebutuhan / Asus
Modul I/O di bagian belakang ROG Avalon bisa diganti sesuai kebutuhan / Asus

Secara keseluruhan, ROG Avalon mungkin terdengar kalah canggih dibanding Project Christine. Akan tetapi hal ini juga berarti kemungkinannya terealisasi lebih besar. Asus sendiri masih belum mengungkapkan kapan kira-kira Avalon bakal dirilis, namun sejauh ini mereka sudah punya prototipe yang fungsional – satu hal yang tak dimiliki Razer dengan Project Christine.

Tidak percaya? Simak video hands-on yang diunggah oleh akun 4Gamers TangBao di bawah ini.

Sumber: Asus.

Mouse Asus ROG Spatha Diramu Untuk Bantu Anda Taklukkan Game MMO

Di CES 2016 bulan Januari lalu, Asus melengkapi deretan gaming gear mereka dengan memperkenalkan sejumlah periferal baru. Mereka meliputi keyboard Republic of Gamers Claymore, mouse ROG Spatha, serta headphone ROG 7.1. Saat itu detail mengenai produk tersebut masih terbilang minim, dan memang belum lama Asus menyingkap informasinya lebih lengkap.

Di artikel ini, kita akan mengulik ROG Spatha, mouse gaming yang Asus sengaja ramu untuk menjadi periferal spesialis permainan massively multiplayer online, biasa disingkat MMO. Ia merupakan salah satu gear high-end produsen asal Taiwan itu. Asus tak menganggapnya sebagai mouse biasa, melainkan ‘simbol status bahwa Anda serius’, dirancang agar segala fungsi game berada di genggaman Anda.

ROG Spatha 2
Tampilan atas ROG Spatha.

Asus ROG Spatha mengusung arahan desain ergonomis, bukan ambidextrous, sehingga ia kurang cocok digunakan gamer kidal – terutama bagi mereka yang memakai mouse di tangan kiri. Namun bagi mayoritas, Spatha berpeluang besar untuk jadi periferal favorit. Chassis-mya terbuat dari logam magnesium, sisi-sisinya dipisahkan garis tebal, dan ada tiga zona lampu LED terpisah.

Desain tersebut bukan sekedar pemanis penampilan. Tombol sebelah kanan lebih panjang karena umumnya ukuran jari tengah kita lebih panjang dari telunjuk, lalu pola ‘kuil suku Maya’ di sisi samping dibubuhkan di sana demi menjaga cengkeraman tetap mantap meski Anda memiliki telapak tangan yang besar. Spatha juga cocok untuk dua tipe pemakaian mouse, yaitu palm atau claw grip.

Switch Omron di dalam memastikan ROG Spatha tetap berfungsi normal hingga 20 juta kali klik. Ia menyuguhkan total 12 tombol yang bisa dikustomisasi, termasuk enam thumb button. Soket switch-nya upgradable sehingga Anda dimudahkan mengkustomisasi ‘feel‘ dari mouse tersebut. Spatha dapat dipakai sebagai mouse wired ataupun wireless, menyuguhkan sensor laser 8.200dpi, mampu mendeteksi kecepatan 150-inci per detik dan akselerasi 30g.

ROG Spatha
Bundel pembelian ROG Spatha.

Ada sedikit perbedaan polling rate antara mode kabel (via iUSB 2.0) dan wireless, masing di 2.000Hz dan 1.000Hz. Asus ROG Spatha mengusung koneksi berkecepatan 2,4GHz untuk berkomunikasi dengan PC, sehingga level latency-nya minimal. Mouse dibundel bersama dua tipe kabel – kabel karet 1-meter serta braided sepanjang 2-meter. Warna dan pola lampu LED, serta fungsi tombol dapat Anda konfigurasi melalui software ROG Armory, tersedia berupa download.

Menarik bukan? Sayangnya meskipun Asus telah memublikasikan press release di awal minggu ini, mereka belum memberi tahu harga serta kapan ROG Spatha tersedia di Indonesia.

Sumber: Asus.com.

Indonesia Menjadi Tempat Peluncuran Perdana Asus ROG Strix GL502

Diambil dari bahasa Latin burung hantu, Strix adalah brand gaming gear yang pernah Asus perkenalkan. Dengan memafaatkan deretan produk Strix – berupa headset, mouse, keyboard sampai kartu grafis, sang perusahaan Taiwan itu ingin gamer memperoleh segala keunggulan dalam ber-gaming. Namun sepertinya, Asus tidak mau membatasi Strix pada periferal dan komponen saja.

Dalam acara pendaratan ROG GX700 di Indonesia, Asus turut memberikan satu kejutan. Mereka memperkenalkan Republic of Gamers GL502, notebook gaming pertama di seri ROG Strix. Pengumuman ini dilakukan pertama kali di dunia, sebagai sebuah ‘keseriusan memperkuat posisi mereka di segmen gaming‘. Pertanyaannya: jika ROG sudah sangat sukses, lalu untuk siapa ROG Strix dibuat?

ROG Strix GL502 02

ROG Strix GL502 06

Di press release, Asus mendeskripsikannya sebagai perangkat gaming kelas elit, menawarkan performa tinggi khas ROG, beserta teknologi inovatif dan kualitas jempolan. Rancangan GL502 diramu supaya lebih dinamis, dihadirkan dengan penampilan sedikit berbeda dan warna lebih cerah. Kata Asus, GL502 difokuskan pada aspek kecepatan dan mobilitas tinggi.

Desain Strix GL502 cukup kontras dibanding wujud kebanyakan notebook gaming ROG, terutama di kelas menengah. Ia mempunyai spesifikasi display hampir serupa ROG G501JW, yaitu panel 15,6-inci beresolusi ultra-HD 3840×2160. Di belakang layar terdapat sepasang ‘mata’ dan logo ROG LED. Kemudian di area keyboard, warna oranye tampak menggantikan merah, diaplikasikan pada huruf, garis pembatas touchpad, lampu indikator, serta tombol WASD.

ROG Strix GL502 03

ROG Strix GL502 04

Tapi saat orang masih mempertanyakan apakah GTX 960M di G501JW sanggup menjalankan game di 4K, Asus membekali Strix GL502 dengan opsi kartu grafis GTX 970M atau GTX 980M. Komponen canggih ini berhasil dibenamkan dalam tubuh aluminium-plastik yang ramping. Strix GL502 berdimensi 39×26,6×3,01-sentimeter dan memiliki bobot hanya 2,2-kilogram.

Ukuran ini memberikan ruang cukup besar bagi Asus untuk membubuhkan keyboard chiclet full-size ber-key travel 1,6mm serta sistem pendingin Hyper Cool ‘duo-copper‘ yang diposisikan di CPU dan GPU.

ROG Strix GL502 05

Intel turut memberikan andil dalam penyusunan hardware. Anda disuguhkan prosesor Core i7-6700HQ, dipadu RAM DDR4 2133MHz (16 atau 32GB), serta penyimpanan SSD PCIE (256/512GB) dan hard disk 1TB. Konektivitasnya meliputi tiga buah port USB 3.0, satu USB 31 type-C, HDMI, mini DisplayPort, card reader 3-in-1, Wi-Fi dan Bluetooth.

Dua tipe ROG Strix GL502 ditawarkan seharga Rp 25,3 juta (GTX 970M) dan Rp 32,3 juta (GTX 980M).

Dipersenjatai GPU Dekstop dan Modul Liquid-Cooling, Asus ROG GX700 Tiba di Indonesia

Melakukan debutnya di IFA Berlin 2015, GX700 adalah sebuah pemandangan eksentrik. Berkali-kali produsen mencoba menggabungkan ketangguhan desktop gaming dengan portabilitas laptop. Meskipun kadang kala hasilnya tidak seideal harapan gamer, perangkat-perangkat tersebut biasanya membuat kita terkagum-kagum. Dan GX700 ialah salah satu device istimewa itu.

Melalui GX700, Asus ingin jadi brand pertama yang memperkenalkan notebook gaming dengan solusi pendingin berbasis cairan. GX700 mempunyai dua komponen utama: laptop dan modul docking. Pendekatan seperti ini bukanlah hal baru, namun jika umumnya docking berperan sebagai tambahan tenaga, Asus membenamkan sistem water-cooling Hydro Overclocking System di sana. Ketika disambungkan, GX700 sanggup menyuguhkan performa sekelas PC desktop high-end.

Asus ROG GX700 Indonesia 10

Enam bulan setelah pengungkapannya, Asus akhirnya resmi membawa ROG GX700 ke Indonesia. Dari presentasi Asus, tampaknya ada dua target utama dari produk tersebut: hardcore gamer dan overclocker. Saat ini GX700 merupakan pemegang hierarki tertinggi keluarga Republic of Gamers. Gamer dijanjikan pengalaman gaming premium dan overclocker dihidangkan segala macam fitur yang mereka butuhkan.

Asus ROG GX700 Indonesia 04

Selain docking water-cooling, komponen kebanggaan Asus dalam GX700 ialah kartu grafis kelas dekstop yang mereka benamkan di notebook. Sang produsen Taiwan itu mengklaim, Nvidia GeForcce GTX 980 tanpa kesulitan melewati kinerja gaming laptop kompetitor. Tanpa docking, ukuran GX700 masih memungkinkan untuk Anda menyelipkannya di tas, seandainya ada undangan LAN party yang harus dihadiri.

Asus ROG GX700 Indonesia 01

Seperti di sejumlah tipe unggulan, Asus mengusung kiblat desain baru pada ROG GX700. Mereka menyebutnya sebagai desain ‘Iron Man’: meninggalkan ciri khas gaming yang umumnya direpresentasikan oleh kombinasi hitam dan merah, kini diperkaya warna tembaga dan jingga. Tanpa docking, penampilannya secara umum – mulai dari area keyboard, penempatan tombol, sampai LED di punggung layar – hampir menyerupai ROG G752; memanfaatkan perpaduan material logam, plastik dan karet.

Asus ROG GX700 Indonesia 05

Asus ROG GX700 Indonesia 03

Display GX700 juga bukanlah panel biasa. Terdapat opsi layar full-HD serta 4K (GX700 yang masuk ke Indonesia ialah tipe FHD), sudah didukung teknologi Nvidia G-Sync. Fitur ini berfungsi untuk menyelaraskan refresh rate pada display dengan GPU, supaya Anda mendapatkan output mulus – meminimalisir lag, tearing maupun stuttering; meski frame rate berubah-ubah.

Beralih ke sistem pendingin, Asus memang tidak tanggung-tanggung. Mereka meracik zat pendingin khusus yang bisa melindungi komponen serta material internal dari korosi, termasuk aluminium, besi, baja dan tembaga. Ia tidak membutuhkan zat proteksi tambahan. Modul Hydro Overclocking System terdiri dari tangki penampung cairan, pompa, kipas, selang dan radiator.

Asus ROG GX700 Indonesia 02

Rancangan radiator dibuat dengan proses manufaktur serupa pendingin mobil. Ia mengalirkan cairan dari tangki lewat selang yang didorong pompa menuju notebook buat mendinginkan sistem. Lalu cairan panas dialirkan ke luar dan kembali ke docking untuk didinginkan di radiator, dan panas dibuang keluar melalui lubang ventilasi. ROG sendiri memiliki dua tangki, bisa menampung air 67-liter. Saat cairan habis, sensor segera mengingatkan pengguna buat mengisi ulang kembali.

Asus ROG GX700 Indonesia 06

Proses penggunaannya pun sangat mudah. Anda tinggal menyambungkan connector di docking dengan notebook.

Tema overclock (upaya mengkonfigurasi komponen PC agar bekerja lebih cepat dari setting standar produsen) merupakan alasan Asus bersusah payah memadukan rancangan notebook gaming dengan sistem pendingin cairan. Hydro Overclocking System membantu GX700 menangani panas dari kartu grafis GTX 980 yang ter-overclock, mampu menghasilkan performa 20 persen lebih tinggi dengan tingkat kestabilan luar biasa.

Asus ROG GX700 Indonesia 09

Hydro Overclocking System mampu mengurangi temperatur CPU dan GPU masing-masing 31 serta 33 persen. Asus juga tak lupa menyempurnakan rancangan connector antara modul cooling dan GX700 demi memastikan tidak ada kebocoran. Tapi bahkan tanpa unit docking, thermal design GX700 tetap sanggup menjinakkan suhu yang dihasilan hardware-hardware internal.

Asus ROG GX700 Indonesia 08

Spesifikasi Asus ROG GX700 adalah sebagai berikut:

  • OS Windows 10 Home
  • CPU Intel Core i7-6829HK, kecepatan dapat didongkrak sampai 4,1GHz
  • GPU Nvidia GeForce GTX 980
  • Memori RAM DDR4 64GB
  • Penyimpanan M.2 PCIe x4 NVMe 512GB RAID0
  • Konektivitas 3 port USB 3.0, 2 USB 3.1, port LAN, HDMI, Thunderbolt, port VGA, port microphone/headphone 3,5mm, Wi-Fi dan Bluetooth 4.0
  • Audio speaker dan mic analog build-in, audio chip SonicMaster, subwoofer dengan empat speaker, DAC ESS Sabre
  • Dimensi 429x309x33-35-milimeter
  • Bobot 3,6-kilogram dengan baterai, dock 4,8-kilogram

Tentu saja, segala inovasi dan kecanggihan Asus ROG GX700 menuntut biaya yang tidak murah. Program pre-order rencananya akan digelar secara eksklusif di Asus Store Indonesia pada pertengahan bulan April 2016, dan notebook gaming ini dibanderol seharga Rp 80 juta ‘saja’.

Asus ROG GX700 Indonesia 07

Keyboard Gaming Terbaru Asus Berwajah Sangar, Berbodi Tangguh dan Berfitur Lengkap

Nama Asus ROG sudah begitu melekat dengan industri gaming berkat deretan laptop-nya yang gagah perkasa. Kendati demikian, namanya mungkin belum seharum Razer atau Steelseries kalau berbicara di ranah peripheral PC secara spesifik. Untuk itu, Asus masih harus membuktikan bahwa dirinya sanggup menyuguhkan peripheral unggulan yang bisa merebut perhatian banyak gamer.

Tanpa harus menunggu lama, Asus pun memperkenalkan keyboard gaming terbarunya, Horus GK2000. Dinamai berdasarkan dewa perang Mesir, Asus mengaku keyboard ini ditujukan buat para gamer yang mengutamakan kecepatan dan tingkat presisi guna memenangkan peperangan virtual-nya.

Keseluruhan sasisnya dibentuk dari lempeng aluminium setebal 3 mm. Ia tangguh, tapi di saat yang sama juga elegan berkat finish matte di sekujur tubuhnya. Penampilannya sendiri cukup unik, menyerupai seekor burung rajawali yang memang seringkali digunakan untuk melambangkan sang dewa Horus.

Asus ROG Horus GK2000

Setiap tombolnya dihuni oleh switch mekanik Cherry MX Red yang sudah sangat terbukti keandalannya. Di sebelah kiri, terdapat empat tombol macro yang bisa diprogram hingga tiga layer, memberikan kombinasi 12 fungsi ekstra tepat di ujung jari pengguna. Untuk berpindah dari satu layer ke yang lain, cukup tekan tombol “ML” di paling atas.

Sebuah keyboard gaming tak akan lengkap tanpa deretan tombol multimedia. Horus GK2000 turut mengemas sepasang kenop putar di sisi kanan untuk mengatur volume dan tingkat kecerahan lampu LED merahnya – sayang bukan RGB. LED ini bisa menyala dalam lima mode yang berbeda, atau pengguna juga bebas mengaturnya sesuka hati menggunakan software pendampingnya.

Asus ROG Horus GK2000

Di bagian bawah, Anda bisa melihat sebuah palm rest berukuran besar yang mudah dilepas-pasang. Tak cuma itu, Asus turut melengkapinya dengan aksesori lepas-pasang lain berupa sebuah dudukan untuk smartphone – atau bisa juga untuk menggantungkan headphone. Dudukan ini bebas ditempatkan di atas kanan maupun kiri.

Kehadiran dudukan smartphone ini akan terasa semakin efektif ketika mengetahui bahwa Horus GK2000 turut mengemas sepasang port USB serta sebuah jack headphone. Jadi Anda bisa menancapkan flashdisk di satu port, dan satu lagi bisa digunakan untuk mengisi ulang baterai smartphone.

Asus ROG Horus GK2000 tentunya berpotensi menjadi penantang tangguh di persaingan keyboard gaming yang makin memanas. Sayangnya Asus masih belum mengungkapkan jadwal pemasaran maupun banderol harganya.

Sumber: Asus.

Tiga Periferal Baru Asus ROG Ini Sempurnakan Kegiatan Gaming Anda

Republic of Gamers Asus ciptakan setelah sang produsen dari Taiwan itu menyadari signifikansi ranah gaming pada perkembangan teknologi hardware. Meski ROG segera mengingatkan kita pada produk notebook dan komponen high-end, Asus juga tidak melupakan aspek esensial penopang gaming seperti menyediakan beragam aksesori serta periferal.

Ketika kompetitor umumnya menggaet tim spesialis buat menyuguhkan periferal pendukung, Asus memutuskan untuk meramunya sendiri. Dan di CES 2016 silam, Asus mengungkap tiga aksesori gaming baru. Mereka adalah keyboard ROG Claymore, mouse ROG Spatha, dan headset ROG 7.1. Dari penjelasan Asus, periferal dirancang sedemikian rupa agar serasi dengan produk hardware, contohnya motherboard 970 Pro Gaming/Aura.

ROG Claymore

Merupakan keyboard mekanik dengan switch Cherry MX RGB, disuguhkan dalam opsi hitam, coklat, biru dan merah. Bagian keypad dapat dilepas, memberikan gamer keleluasaan buat menentukan sendiri posisinya. Numpad tak lupa dibekali fitur macro. Papan ketik memanfaatkan frame aluminium plus detail ala kuil suku Maya.

Claymore menyajikan LED backlight RGB 16,8-juta warna, masing-masing tuts dapat dikustomisasi. Ada teknologi N-key Rollover, di mana tiap tombol dibaca secara terpisah oleh keyboard, sehingga tiap tekanan terdeteksi akurat meski tombol lain sedang ditekan. LED dapat disinkronisasi ke motherboard. Kemudian via hotkey, Anda bisa langsung mengakses fungsi overclock, BIOS sampai setting kecepatan kipas.

ROG Spatha

Spatha ialah laser gaming mouse dengan 8200dpi, dispesialisasikan untuk permainan MMO. Periferal menggunakan jenis chassis berbahan logam magnesium, menawarkan 12 tombol programmable – enam di antaranya ditempatkan di sisi jempol. Rancangan soket tombol kiri dan kanan memungkinkannya untuk di-upgrade dan dikonfigurasi. Berbekal switch Omron, Asus mengklaim mouse tetap bekerja otimal sampai 20 juta kali klik.

Uniknya lagi, Anda dibebaskan untuk memakainya secara wireless atau tersambung via kabel. Di mode wired, polling rate (tinggi rendahnya informasi yang dapat terkirim dari mouse ke komputer) mencapai 2.000Hz. Dan hampir sama seperti Claymore, kita bisa mengkustomisasi lighting LED RGB di tiga zona mouse.

ROG 7.1

New Asus ROG Peripherals 01

Asus memberikan nama sederhana bagi sang penerus Strix 7.1 ini: ROG 7.1. Produsen bilang, berbagai penyempurnaan telah diimplementasikan agar efek surround sound terdengar lebih baik lagi, serta menjanjikan ‘atmosfer suara 3D sesungguhnya’.

Headset ditenagai driver discrete bermagnet neodymium kelas audiophile, ditambah audio station plug-and-play USB khusus. Unit tersebut menyimpan soundcard, juga menyediakan akses langsung ke setting suara in-game. Teknologi noise-cancellation di sana kabarnya sanggup mengurangi 90 persen bunyi-bunyian eksternal yang tak diinginkan.

Sumber: Asus.com.

[Review] Notebook Gaming Asus ROG G752VT Siap Sikat Game-Game Blockbuster Bergrafis Berat

Sudah lama gamer PC memandang rendah ide di belakang perancangan gaming notebook. Menurut mereka, kecilnya ruang membatasi kinerja hardware. Namun selama beberapa tahun ke belakang, ranah laptop spesialis gaming berkembang begitu pesat. Di brand-brand baru yang turut berkecimpung di sana, Republic of Gamers dikenal sebagai salah satu nama bereputasi tinggi.

Diungkap di penghujung 2015, G752VT adalah anggota baru keluarga ROG Asus sekaligus penerus model top-end G751. Seperti pendahulunya itu, notebook sudah masuk ke kategori desktop replacement. Gaming device eksotis semisal GX700 memang sangat mudah mencuri perhatian orang, tapi G752VT-lah yang berpeluang lebih tinggi untuk sampai ke tangan gamer.

Ada banyak penyempurnaan yang Asus terapkan agar G752 menjadi mesin gaming  ideal, dan saya diberikan kesempatan oleh sang produsen hardware asal Taiwan itu buat menjajal G752VT secara lebih pribadi. Dari sana, saya melihat sejumlah aspek unggulan pada penyajian produk: perubahan arah desain, keleluasaan opsi konfigurasi, harga ‘masuk akal’, dan sudah pasti performa hardware di dalam.

Penasaran secanggih apa ROG G752VT? Ayo simak ulasan lengkapnya.

Design, appearance & build quality

Asus Republic of Gamers G752VT 11

Asus Republic of Gamers G752VT 01

Republic of Gamers boleh dibilang merupakan salah satu brand pertama yang menggunakan warna hitam dan merah untuk menunjukkan identitas gaming. Tapi di acara pers Oktober lalu, Asus mengungkap arahan baru: style ala ‘Iron-Man’. Mereka digantikan palet warna lebih cerah: tubuh metalik mirip tembaga dengan finish brushed dan kombinasi warna jingga. Logo ROG di punggung layar akan menyala merah begitu notebook diaktifkan. Warna hitam hanya terdapat di area papan ketik.

Asus Republic of Gamers G752VT 15

Asus Republic of Gamers G752VT 34

Buat saya, G752VT memiliki desain paling menarik di antara laptop gaming sekelasnya. Asus tak melupakan detail-detail kecil, contohnya lapisan plastik transparan di sisi bawah, memperlihatkan sistem pendingin internal; serta pola-pola garis asimetris di beberapa zona (dekat tombol power dan di bawah). Dipadu heat sink ala exhaust di belakang, wujud G752VT menyerupai pesawat tempur alien.

Asus Republic of Gamers G752VT 13

Asus Republic of Gamers G752VT 17

Meskipun Asus mencoba mempresentasikan kesan metalik, tak semua bagian tubuhnya terbuat dari logam. Sebagian besar permukaan tubuh serta frame didominasi plastik. Dan ada kelemahan dari pemakaian material berbeda: terdapat sejumlah gap di area-area sambungan, misalnya di pinggiran lapisan karet, atau antara panel palm rest dengan body bawah.

Asus Republic of Gamers G752VT 18

Asus memanfaatkan chassis logam pada engsel display. Panel tersebut mempunyai ukuran cukup tebal, namun strukturnya tidak sekokoh yang saya harapkan. Ketika monitor ditarik dengan satu tangan, Anda bisa melihat panel sedikit melengkung. Hal serupa terjadi sewaktu area keyboard ditekan ke bawah. Buat saya, kendala ini sebenarnya tidak memengaruhi kenyamanan ber-gaming, tapi alangkah baiknya jika ia lebih solid lagi.

Seperti yang dibahas sedikit di atas, ROG G752VT merupakan desktop replacement. Ukurannya besar dan berbobot hampir empat kilogram tanpa menyertakan unit adapter dan kabel. Ruang seluas 41,66×32,26-sentimeter digunakan Asus untuk menaruh set keyboard lengkap, tanpa ada pengurangan ukuran tuts numpad.

Asus Republic of Gamers G752VT 09

Keyboard dilengkapi LED backlight merah dengan dua pilihan mode via Hot Zone. Tidak ada warna lain, cuma opsi tiga level kecerahan. Saya menyayangkan, lampu LED merah tersebut tampak bocor ke pinggir tuts, sehingga kadang jadi mengalihkan perhatian sewaktu saya memakai G752VT di ruangan gelap.

Display

G752VT menyuguhkan resolusi 1080p di panel IPS LG Philips LP173WF-SPF3 17,3-inci. Setting ini terlihat biasa saja, apalagi kompetitor sudah mulai mengadopsi 4K. Namun setup standard itu terbayarkan melalui topangan teknologi G-Sync dan refreh rate 75Hz. G-Sync ialah fitur primadona notebook, memastikan kenyamanan bermain walaupun frame rate terpaksa turun ke bawah 40. Berkatnya, game tetap terasa mulus dan tidak stuttering. Batasan maksimal di full-HD juga menjaga kartu grafis agar tidak ‘kelebihan beban’.

Asus Republic of Gamers G752VT 16

Layar tersebut menghasilkan kontras 680:1, dan mutu secara sekeluruhan mirip dengan G751. Melalui sedikit riset di internet, color gamut berada di 92 persen sRGB dan 72 persen AdobeRFB. Output gambarnya tajam, level brightness-nya tinggi, viewing angle-nya luas, kemudian warna juga cerah dan akurat. Andai Asus memanfaatkan coating gloss, visual akan lebih baik lagi, tapi jenis matte di G752VT membuat display tampil prima saat Anda memakainya di luar ruangan.

Asus Republic of Gamers G752VT 10

Di game, display tersebut memudahkan kita mendeteksi lawan yang sedang bersembunyi. Dan untuk film, tone tersuguh secara natural.

Keyboard, touchpad & palm rest

Dalam pemakaian selama beberapa minggu, baik untuk gaming maupun bekerja, saya sangat mengapresiasi komponen papan ketik G752VT. Anda dimanjakan dengan fitur anti-ghosting serta key travel sejauh 2,5-milimeter. Untuk kelas chiclet, tiap tuts-nya berkualitas tinggi, kokoh dan stabil, mengeluarkan suara ‘tik’ lembut ketika jari menari di atasnya – walaupun belum mampu menyaingi keyboard mekanik GT80 Titan. Di kiri atas, Anda dapat mengkustomisasi (dan mengakses) lima tombol macro plus shortcut ke app XSplit Gamecaster.

Asus Republic of Gamers G752VT 09

Asus Republic of Gamers G752VT 06

Touchpad G752 diadopsi dari G751, berbentuk trapesium seluas 11,6-12,2×7,75cm. Permukaannya halus, memastikan pengendalian kursor mouse-nya akurat. Anda dipersilakan menggunakan Asus Smart Gesture untuk mengkonfigurasi input sampai empat jari. Dua tombol mouse di sana mempunyai tekstur lebih kasar, terasa empuk sewaktu ditekan.

Asus Republic of Gamers G752VT 04

Area palm rest sangat lapang, juga nyaman karena lapisan karet – kira-kira 40 persen dari total luas notebook. Temperatur area kanan relatif lebih tinggi dibanding kiri palm rest, tapi tanpa memakainya di ruangan berpendingin udara, suhu berada di level yang nyaman.

Audio

Asus memposisikan speaker di belakang display dan membubuhkan sebuah subwoofer di bawah unit. Output-nya seimbang – jernih, tajam dan subwoofer sangat membantu bass; efek ledakan di permainan action cukup meyakinkan. Tapi akan lebih terasa memuaskan jika speaker-nya dibuat lebih lantang lagi. Supaya optimal, saya tetap merekomendasikan Anda menambahkan speaker atau mengenakan headset gaming.

Asus Republic of Gamers G752VT 35

Connectivity & Interface

Notebook gaming ini dibekali sebuah port USB type-C Thunderbolt, satu HDMI, empat USB 3.0, SD card reader, satu jack microphone-in, satu jack headphone-out, port LAN, konektivitas Wi-Fi dual-band 802.11AC, Bluetooth 4.0, serta optical drive Blu-ray.

Asus Republic of Gamers G752VT 14

Hardware & battery

Asus membenamkan prosesor Intel Core i7-6700HQ berkecepatan 2,6GHz, kartu grafis Nvidia GeForce GTX 970M, dan RAM DDR4 sebesar 64GB (Anda tidak salah baca). Unit review ini menggunakan storage SSD SAMSUNG MZVPV512 512GB dan hard drive Seagate 2TB 5400rpm. Laptop dibundel bersama baterai non-removable 67Wh, kapasitasnya sangat kecil. Untuk gaming, ia segera habis kurang dari satu jam. Itu mengapa sekali lagi, G752 lebih cocok disebut sebagai desktop replacement, sebab ia tidak bisa jauh-jauh dari sumber listrik.

Gaming performance

Buat menakar performa gaming ROG G752VT, saya memanfaatkan software benchmark Unigine Heaven 4.0 dan Valley 1.0, serta mengujinya secara instensif dengan permainan Fallout 4, The Witcher 3: Wild Hunt dan Grand Theft Auto V. Satu aspek paling istimewa dari notebook ini ialah ia bekerja dengan sangat hening, meskipun di kondisi full-load.

Asus Republic of Gamers G752VT 22

Asus Republic of Gamers G752VT 21

Di kedua app benchmark Unigine itu, saya memilih API DirectX11 di setting ultra, level tessellation extreme, dan anti-aliasing 8x. Skor tertingi Heaven ialah 759, dengan rata-rata 30fps, minimal 17,8 dan maksimal 63. Kemudian di Valley, G752VT memperoleh nilai 1364, rata-rata 32fps, minimal 18fps dan tertinggi 61fps.

Asus Republic of Gamers G752VT 23

Asus Republic of Gamers G752VT 24

Grand Theft Auto V konon merupakan salah satu permainan dengan spesifikasi hardware paling menuntut. Lewat setting default di resolusi 1080p, game beroperasi semulus sutra. GTA V jarang sekali turun dari 50fps, stabil di 65 ke atas. Detail karakter serta objek tidak berkurang dan terlihat jelas: pori-pori dan kerutan di wajah Michael, efek kerutan pada pakaian, bayangan, pencahayaan dan pantulan sinar matahari, semua hadir di sana.

Asus Republic of Gamers G752VT 27

Asus Republic of Gamers G752VT 36

Asus Republic of Gamers G752VT 28

Fallout 4 juga berjalan sangat baik lagi tanpa masalah ketika saya set opsi grafis di ultra. Frame rate memang tidak setinggi GTA V, namun G752VT sanggup menjaga performa tetap stabil, dan tidak pernah jatuh di bawah 40. Berkat G-Sync, transisi frame rate dari 41 ke 60-an sangat halus, tidak tersendat-sendat. Efek light shaft terlihat menonjol sewaktu terjadi badai radiasi, lalu saat langit cerah, Anda bisa melihat runtuhan-runtuhan kota di seberang perairan.

Asus Republic of Gamers G752VT 26

Asus Republic of Gamers G752VT 33

Asus Republic of Gamers G752VT 25

Tes terakhir bagi ROG G752VT adalah menangani Nvidia HairWorks di The Witcher 3. Di setting ultra dengan slider HairWorks maksimal, game berjalan di 24fps sampai 33fps. Tingkat frame rate paling rendah ialah sewaktu Geralt harus menghadapi gerombolan monster Drowner di gorong-gorong bawah tanah. Namun ketika saya kembalikan setting grafis ke default, fps segera meroket ke 50 sampai 60.

Asus Republic of Gamers G752VT 29

Asus Republic of Gamers G752VT 37

Asus Republic of Gamers G752VT 30

Saya sama sekali tidak ragu, G752VT tak akan kesulitan mengangkat berbagai game 3D anyar. Syaratnya, permainan tersebut harus dioptimalkan untuk PC. Dengan penggunaan platform Windows 10 dan kehadiran chip GeForce GTX 970M, G752VT kompatibel ke judul-judul yang mendukung API DirectX 12.

Verdict

Brand Republic of Gamers selalu menjadi rekomendasi bagi Anda yang mencari hardware berkualitas. Asus ROG G752VT memang berukuran besar, tapi penampilannya sangat anggun. Notebook menawarkan kinerja mumpuni buat menangani game-game bergrafis berat. Walupun demikian, ia bukanlah lompatan besar dari G751, apalagi mengingat kompetitor terus mengejar dengan agresif.

Faktor-faktor unggulan di dalam G752VT antara lain ialah layar berteknologi G-Sync, kesanggupan laptop berjalan dengan begitu hening di temperatur yang rendah, serta masih menyisakan ruang buat upgrade komponen. Namun sedikit masukan untuk Asus: quality control masih bisa ditingkatkan lagi, khususnya di produk high-end seperti G752. Saya masih bisa melihat sinar keluar dari gap di layar.

Seperti penjelasan sebelumnya, G752 ditawarkan di harga yang masuk akal dan Asus turut menyediakan lima pilihan model, masing-masing mempunyai susunan hardware berbeda. Harganya dibanderol mulai dari US$ 1500 sampai US$. 3.500. G752VT sendiri dijajakan di US$ 1.800.

Asus Republic of Gamers G752VT 03

Asus Rilis Dua Monitor G-Sync Baru, Pecahkan Rekor Refresh Rate Tertinggi

Sebagai penyaji konten visual, monitor tentu saja tak boleh disepelekan, khususnya dalam konteks gaming. Mengapa? Karena sekencang apapun kartu grafis yang PC Anda punyai, akan sia-sia ketika problem tearing muncul akibat refresh rate monitor yang tak cukup cepat untuk menampilkan konten dalam fps tinggi. Continue reading Asus Rilis Dua Monitor G-Sync Baru, Pecahkan Rekor Refresh Rate Tertinggi

Asus Perkuat Kembali Cengkeraman RoG di Indonesia, G752 Turut Menampakkan Diri

Di bulan Maret lalu, Asus melangsungkan peluncuran notebook secara  besar-besaran. Sayang event tersebut terasa sedikit mengecewakan bagi gamer, karena meski Asus memamerkan unit-unit RoG baru, gaming tampaknya belum menjadi fokus utama. Tapi sang produsen PC dan komponen asal Taipei itu berhasil menebusnya dengan ‘RoG Media Gathering 2015’.
Continue reading Asus Perkuat Kembali Cengkeraman RoG di Indonesia, G752 Turut Menampakkan Diri

[Review] Ultrabook Gaming Asus Republic of Gamers G501JW

Umumnya gamer PC memilih satu dari dua cara untuk menikmati hobinya. Bagi kalangan antusias, merakit sistem sendiri memastikan mereka memperoleh performa tinggi di harga terbaik. Tapi konsumen yang menginginkan mobilitas sudah pasti akan melirik notebook, dan lewat brand Republic of Gamers, Asus bukanlah nama asing di ranah laptop spesialis gaming. Continue reading [Review] Ultrabook Gaming Asus Republic of Gamers G501JW