JD Logistics dan Misinya Terapkan Teknologi Terpadu secara Global

Sebagai perusahaan ritel yang terus berkembang, saat ini JD.com sudah memiliki departemen logistik khusus. Tidak hanya bertugas mengelola logistik untuk internal, namun juga digunakan oleh brand di luar ekosistem JD.com. Setelah berdiri secara independen, JD Logistics berusaha menggulirkan inovasi dengan menerapkan teknologi terkini.

Mulai dari “Same Day Delivery”, pengiriman 30 menit untuk produk bahan makanan segar, hingga pengiriman menggunakan drone; semua dikelola secara komprehensif oleh JD Logistic. Perusahaan juga telah melancarkan strategi Global Smart Supply Chain (GSSC) yang tujuannya mempermudah proses pengiriman barang untuk pembeli di luar Tiongkok.

“Jika berbicara tentang internasional, cara yang JD Logistics terapkan adalah menjalin kolaborasi dengan logistik pihak ketiga untuk menciptakan GSSC. Kami juga masih menggunakan sistem gudang agar bisa melakukan optimasi cross-border inventory, sekaligus memberikan prediksi dan masukan kepada mitra terkait dengan waktu pengiriman yang tepat dilakukan,” kata Director of Corporate Development International JD Logistics Zachary Gidwitz.

Fokus JD Logistics saat ini adalah untuk memungkinkan konsumen bisa dengan cepat melakukan proses pembelian sekaligus. Berbagai cara pun dilakukan, mulai dari memanfaatkan gudang sendiri yang kini jumlahnya 550 tersebar di Tiongkok hingga memanfaatkan gudang milik mitra JD.com yaitu Walmart.

“Retail as a Service”

Suasana sorting center JD.com / JD.com
Suasana sorting center JD.com / JD.com

Secara keseluruhan JD Logistics sudah mampu melayani sekitar 99% kawasan di Tiongkok. Sementara itu untuk pengiriman cepat yang saat ini menjadi andalan JD Logistics yaitu Same Day Delivery, mampu mengirimkan barang di hari yang sama dengan persentase kesuksesan hingga 90%.

“Berbeda dengan proses dan sistem yang diterapkan di Tiongkok (sepenuhnya dimiliki oleh JD Logistik), untuk produk di luar Tiongkok JD.com bekerja sama dengan mitra lokal,” kata Zachary.

JD Logistics juga akan mengembangkan Retail as a Service yang bertujuan untuk membuka peluang lebih kepada semua bisnis yang ingin memanfaatkan teknologi, infrastruktur hingga jaringan terpadu milik JD Logistics. Layanan ini termasuk di dalamnya kolaborasi penggunaan gudang, manajemen transportasi, dan pengiriman secara global.

“Dalam hal teknologi kami juga mulai menerapkan blockchain, tujuannya untuk mengetahui histori produk mulai dari awal hingga akhir, juga tracking system untuk memudahkan kami dan pembeli,” kata Zachary.

Penggunaan blockchain juga sudah diterapkan oleh JD.com untuk informasi produk di supermarket premium miliknya yaitu 7Fresh. Hanya dengan memanfaatkan mesin pemindai (scanner) pembeli sudah bisa mengetahui histori hingga detail produk dalam layar yang disiapkan di supermarket.

Rencana JD Logistics di Indonesia

Penggunaan drone untuk pengantaran barang ke daerah terpencil / JD.com
Penggunaan drone untuk pengantaran barang ke daerah terpencil / JD.com

Dengan teknologi yang dimiliki, JD Logistics juga memiliki rencana secara bertahap menerapkan teknologi yang serupa di Tiongkok ke negara lainnya, termasuk di Indonesia.

“Dengan kemitraan yang kami lakukan dengan mitra lokal, secara langsung kami sudah bisa memanfaatkan big data tersebut untuk mengolah kebiasaan dari pengguna, untuk memudahkan mitra kami mempercepat proses dan pekerjaan mereka,” kata Zachary.

Di Indonesia sendiri JD.com menjalin kemitraan strategis dalam bentuk joint venture pada JD.id dan J-Express (JX). JX merupakan layanan pengantaran logistik untuk e-commerce, nantinya akan turut memanfaatkan jaringan mitra Gojek.

Selain itu kerja sama juga akan mencakup hal lain, di antaranya terkait solusi pembayaran digital, pemasaran, dan katalog produk. Akan ada integrasi kedua layanan, salah satunya menghadirkan akses langsung produk JD.id di aplikasi Gojek.

“Kebanyakan logistik di JD sudah dioptimalkan inventory-nya dan mudah untuk diaplikasikan di negara lain. Di Indonesia joint venture dengan JX dan kerja sama strategis dengan Gojek memudahkan kami untuk memahami dengan benar bagaimana sistem logistik JD bisa diterapkan dan tentunya kemitraan tersebut juga membantu kami mempelajari kearifan lokal di Indonesia untuk bisa terintegrasi dengan supply chain JD,” kata Zachary.

JD.com bersama dengan Tencent dan Google merupakan investor yang masuk dalam pendanaan fase pertama putaran seri F Gojek pada awal tahun 2019 lalu. Beberapa investor lain termasuk Mitsubishi Corporation dan Provident Capital terlibat dalam pendanaan ini.

Application Information Will Show Up Here

Tren “New Retail” dan Pemberdayaan Pedagang Tradisional

Sejumlah stakeholder memprediksi new retail bakal menjadi the next big thing setelah e-commerce dan fintech di Indonesia. Prediksi ini sejalan dengan kemajuan internet dan perubahan gaya hidup masyarakat di era digital.

Co-founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca memproyeksikan akan ada perubahan signifikan terjadi terhadap perkembangan new retail di Indonesia dalam tiga hingga lima tahun ke depan.

“Perubahan ini dipicu oleh kemajuan infrastruktur digital yang akan mendorong lebih banyak pelaku usaha dalam negeri membuat produk lokal untuk memenuhi kebutuhan lokal juga,” ungkapnya saat menjadi pembicara di sesi #SelasaStartup beberapa waktu lalu.

New retail merupakan sebuah konsep yang disampaikan pertama kali oleh Co-founder Alibaba, Jack Ma. Mengutip Forbes, Ma menyebutkan konsep ini merupakan ‘jelmaan’ baru dari industri e-commerce, tidak ada lagi batas antara layanan online dan offline.

Meleburnya batasan ini sejalan dengan tingginya fokus penyedia layanan dalam memenuhi kebutuhan personal dari konsumen. Selain itu, Ma menilai new retail menjadi fase krusial terhadap kebangkitan ritel fisik dan berkembangnya ritel yang perlahan mulai terdigitalisasi.

Di Indonesia, industri ritel bersaing dengan e-commerce. Peritel tradisional dituntut untuk menggabungkan teknologi untuk menarik konsumen. Teknologi dapat membantu meningkatkan pengalaman berbelanja secara digital di toko fisik. Apalagi konsumen kini menuntut pelayanan yang lebih personal.

Dalam wawancaranya dengan DailySocial, Willson menilai saat ini tren new retail di Indonesia dalam jangka pendek mulai bertumbuh. Sebagai contoh, startup Fore Coffee, yang juga dikembangkan East Ventures, menggunakan pendekatan digital dalam memasarkan produknya.

Dalam tiga bulan, Fore Coffee telah mengantongi unduhan aplikasi sebanyak 500 ribu dengan 40 outlet dalam tiga bulan. “Ini termasuk pencapaian yang sangat cepat. Dulu mungkin butuh dua sampai empat tahun untuk melakukan integrasi online dan offline seperti ini,” ungkap Willson.

Untuk mendorong new retail, Indonesia tidak harus sepenuhnya berkiblat ke Tiongkok, seperti Alibaba dan JD. Pasalnya, new retail di Tiongkok bukan lagi sebatas konsep. Di sana, industri ini sudah jauh lebih canggih berkat dukungan infrastruktur digital dan terintegrasinya penyedia produk dengan sistem, seperti payment gateway.

“Mereka sangat advance secara infrastruktur, dan penduduknya jauh lebih homogen dibandingkan kita. Kita tidak pakai kiblat, tetapi dengan pendekatan progresif-pragmatis,” ujarnya.

Warung Pintar menjadi model new retail di Indonesia

East Ventures tak hanya menjadi investor dan venture builder di Fore Coffee, tetapi juga Warung Pintar. Jika Fore Coffee memiliki layanan berbasis aplikasi dan memiliki toko fisik, Warung Pintar merupakan warung yang mengakomodasi pembayaran berbasis digital.

Ia menilai konsep new retail dapat memberdayakan usaha dan warung kecil di masa depan. Warung Pintar sebagai model new retail di Indonesia dinilai dapat mempercepat kesempatan berusaha bagi banyak orang, meningkatkan daya saing warung kecil dibanding peritel modern, dan inklusi teknologi dalam waktu singkat dan tepat sasaran.

Selain itu, menurutnya new retail juga dapat menciptakan sejumlah terobosan bagi para pelaku bisnis digital yang memiliki kemampuan teknologi, modal, dan keinginan untuk membantu rakyat kecil.

“Bayangkan sebanyak 1.200 pemilik warung jadi jago pakai perangkat mobile untuk mengurusi warungnya. Rakyat kecil tidak mungkin naik kelas kalau tidak dibantu.” paparnya.

Tentu untuk mendorong new retail sebagai sebuah bisnis baru, banyak PR yang perlu diselesaikan di Indonesia. Di antaranya, membangun infrastruktur fisik dan akses internet, meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kapabilitas UKM, meningkatkan jumlah talenta lokal di bidangnya, serta membentuk regulasi untuk memayungi industri ini.

Mengenal Pesendulu.com, Katering Online dari CRP Group Berkonsep Cloud Kitchen

CRP Group merilis unit usaha baru bergerak di bidang katering online Pesendulu.com dengan konsep cloud kitchen. Saat ini Pesendulu.com masih berbentuk situs dapat digunakan untuk pemesanan makanan dan reservasi tempat secara online.

Cloud kitchen merupakan konsep baru di Indonesia, namun sudah cukup populer di India, Tiongkok, dan beberapa negara lainnya di Amerika dan Eropa. Konsep ini menghadirkan lebih dari satu brand dalam satu dapur, memudahkan orang memilih jasa delivery makanan untuk memenuhi kebutuhannya.

“Tantangan utama dari bisnis kuliner tidak hanya soal kualitas makanan dan tempat kekinian yang nyaman, melainkan pelaku usaha kuliner juga perlu menemukan cara untuk mencari orang-orang yang akan mengonsumsi makanan tersebut. Untuk menangkap kesempatan itu, kami membuat Pesendulu.com,” terang Direktur Marketing CRP Group Rex Marindo kepada DailySocial.

CRP Group sendiri adalah perusahaan yang mewadahi brand tempat makan seperti Warunk Upnormal, Upnormal Coffee Roasters, Bakso Boedjangan, Sambal Khas Karmila, Fish Wow Cheese, dan lainnya. Konsumen dapat memesan seluruh makanan dari kedai tersebut melalui Pesendulu.com dalam jumlah besar atau reservasi tempat.

Kendati menghadirkan lebih dari satu brand dalam satu dapur, Rex memastikan di dalam dapur sentral ini tetap mempertahankan kualitasnya sesuai standar.

Baru ada dua dapur sentral yang beroperasi saat ini, yakni di Tanjung Duren, Jakarta dan Kebon Pisang, Bandung. Sedangkan untuk konsumen yang di luar wilayah tersebut, pemesanan nasi kotak diolah di gerai yang mereka pilih dengan standar food safety sesuai SOP.

Fitur Pesendulu.com

Apabila konsumen ingin memesan lewat Pesendulu.com, dapat memilih menu yang tersedia dari semua brand. Akan tetapi masih bersifat pre-order, artinya minimal pesanan dilakukan tiga hari sebelum jadwal pengiriman.

Metode pengirimannya ada dua pilihan. Konsumen dapat memilih mengambil pesanan sendiri langsung dari outlet atau mengirimnya ke lokasi yang dipilih dengan ongkos kirim disesuaikan dengan jarak pengiriman.

Sementara untuk fitur reservasi tempat, konsumen dapat memanfaatkannya apabila ada keperluan untuk meeting, acara ulang tahun atau kegiatan spesial lainnya. Reservasi dapat dilakukan H-1 sebelum jadwal yang diinginkan.

Pesendulu.com telah tersedia di 39 kota untuk pemesanan makanan dalam jumlah besar dan 37 kota untuk reservasi tempat. Rex mengungkapkan pihaknya akan terus menyempurnakan situs Pesendulu.com sebelum memutuskan untuk memasukkannya ke dalam aplikasi.

“Untuk sementara masih web based dulu, sembari kami melihat feedback dari konsumen untuk meningkatkan pelayanan dari situs Pesendulu.com,” pungkas Rex.

Sebelumnya, CRP Group merilis fitur “Pay at Table” dalam aplikasi Upnormal. Fitur ini memungkinkan konsumen tidak perlu mengantre di kasir saat memesan menu, cukup scan barcode meja mereka untuk memilih makanan. Pembayaran sudah terintegrasi dengan Go-Pay.

Kiat Fore Coffee Optimalkan Bisnis Melalui Teknologi

Fore Coffee merupakan startup kopi binaan East Ventures. Belum lama ini mereka mendapatkan pendanaan lanjutan senilai 118 Miliar Rupiah dari sejumlah investor, termasuk East Ventures, SMDV dan lain-lain. Hal menarik dari startup ini ialah konsep bisnis yang dihadirkan, yakni dengan memanfaatkan kapabilitas teknologi secara menyeluruh dalam operasionalnya.

Dalam sebuah kesempatan, Co-Founder & Deputi CEO Fore Coffee Elisa Suteja menceritakan tentang kiatnya mengelola bisnis. Usaha ritelnya mencoba menerapkan transformasi digital secara end-to-end, mulai dari pemrosesan pesanan, pengantaran, hingga pengalaman pelanggan.

“Merbaknya aplikasi on-demand mengubah pola konsumsi pelanggan dalam cara memesan makanan dan minuman sehari-harinya,” ujar Elisa.

Fore Coffee memulai bisnisnya pada Agustus 2018, sebulan kemudian mereka meluncurkan aplikasi mobile untuk menangani pesanan di tokonya. Melalui aplikasi tersebut, konsumen bisa membeli kopi atau biji kopi.

“Orang-orang kantoran (target pasar utamanya) inginnya serba cepat, tulah mengapa kami memutuskan untuk meluncurkan aplikasi mobile untuk menangani order yang masuk ke toko,” lanjut Elisa.

Dalam jangka waktu lima bulan, Fore Cofee telah membuka 16 gerai di Jakarta dan menjual lebih dari 100 ribu cangkir kopi per bulannya. Investasi yang baru didapatkan juga akan difokuskan untuk pengembangan mempercepat inovasi dalam memberikan pengalaman online-to-offline.

Teknologi sebagai kunci bisnis

Elisa mengatakan bahwa teknologi menjadi salah satu kunci utama dalam menjalankan bisnis saat ini, “Tidak hanya untuk delivery saja kami memanfaatkan aplikasi yang ada, tapi mulai dari pemesanan di tempat untuk memudahkan pegawai, sampai dengan urusan administrasi dan kegiatan operasional seperti stok barang dan laporan penjualan.”

Selain menggunakan aplikasi yang dikembangkan sendiri, Elisa mengaku bahwa untuk urusan operasional, ia mempercayakan bisnisnya pada penyedia jasa sistem kasir digital Moka — keduanya sama-sama startup portofolio East Ventures. Ia memanfaatkan fitur laporan penjualan ​real-time​ untuk memantu pendapatan penjualan secara lebih akurat dalam kurun waktu tertentu. Selain fitur laporan, Elisa juga memanfaatkan fitur ​ingredient inventory yang sangat membantu dari segi pergudangan.

Dengan jumlah cabang Fore Coffee yang cukup banyak, ia tentu harus melakukan pengecekan secara berkala untuk setiap tokonya. Di fitur​ inventory management, ia bisa menghitung harga dasar setiap produk dengan lebih komprehensif sehingga dapat menentukan harga jual. Dengan kata lain, fitur ini membantunya mengelola stok dan keuangan bisnisnya secara seimbang.

Selain bercerita tentang bisnisnya, Elisa juga memberikan tips untuk pemula yang ingin membangun bisnis di luar sana, “Mulai dulu dengan ide yang sudah dibangun, akan banyak hal yang kita gak tau kalau kita gak coba.”

Disclosure: Artikel ini hasil kerja sama Moka POS dan DailySocial

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Gotomalls Akan Manfaatkan “User-Generated Content” untuk Dorong Basis Pengguna di Indonesia

Gotomalls hadir dengan misi mendorong masyarakat untuk mengunjungi pusat perbelanjaan fisik. Dengan menyediakan referensi pusat perbelanjaan dan ragam promosinya, cara ini dinilai dapat kembali memperkuat industri ritel di Indonesia.

Dalam dua tahun belakangan, Gotomalls fokus terhadap peningkatan jumlah pengguna. Data per Juli 2016 hingga Desember 2016 mencatat Gotomalls telah memiliki 66 juta unique visitor di Indonesia. Namun, baru ada satu juta yang menjadi pelanggan.

Untuk memperkuat basis pengguna di Indonesia, Gotomalls akan memanfaatkan user-generated content (UGC) pada tahun ini. Startup penyedia platform direktor dan promosi ini juga melakukan pembaruan fitur demi peningkatan pengalaman pengguna.

Ditemui di konferensi Future Commerce Indonesia, Marketing and Business Development Director Gotomalls, Kelly Oktavian mengungkapkan pihaknya akan mengakselerasi sejumlah fitur di platform-nya dengan melibatkan pengguna existing Gotomalls.

Ia mencontohkan bagaimana Tripadvisor mengandalkan UGC untuk memperkuat basis penggunanya di seluruh dunia sehingga dapat mendatangkan lebih banyak trafik dan aktivasi, baik online maupun offline. 

Menurutnya, strategi UGC juga dianggap dapat menutup gap informasi yang tidak semuanya didapatkan oleh konsumen. Ulasan dalam bentuk tulisan dan foto dinilai akan membantu konsumen baru untuk mendapatkan informasi yang tidak disediakan brand.

“Dua tahun pertama, kami memang fokus terhadap penambahan user. Nah, yang akan menjadi fokus kami ke depan adalah user-generated content. Lihat saja Tripadvisor, mereka perkuat konten selama bertahun-tahun, setelah itu mereka hadirkan fitur pemesanan [dengan basis pengguna yang sudah besar],” ungkapnya.

Gotomalls merupakan startup teknologi ritel yang dikembangkan Dominos Pte Ltd, sebuah perusahaan asal Singapura. Startup ini menyediakan platform direktori dan promosi pusat perbelanjaan. Gotomalls telah bermitra dengan lebih dari 300 mal dan lebih dari 5.000 brand di Indonesia.

Tanpa meninggalkan titelnya sebagai startup teknologi ritel, Gotomalls juga akan meningkatkan pengalaman pengunjung dengan dukungan teknologi. Terkini, perusahaan baru saja inovasi terbarunya, yakni 360° Virtual Reality Store Experience yang mungkinkan konsumen untuk menikmati gambaran suasana toko secara online sebelum mengunjunginya.

Saat ini, fitur 360° Virtual Reality Store Experience sudah hadir di setiap laman brand dan mal yang telah bekerja sama dengan Gotomalls. Pengguna dapat mengintip suasana toko di kanal YouTube. Namun, fitur ini baru bisa dinikmati untuk lima brand saja.

“Ada beberapa brand yang punya kualitas sangat bagus, tetapi harganya terjangkau. Nah, konsumen tidak tahu itu karena mereka tidak berani masuk dan berpikir produknya mahal. Dengan fitur ini, konsumen dapat mencari tahu lebih dulu seperti apa isi tokonya,” tutur Kelly.

Selain teknologi Virtual Reality (VR), lanjutnya, perusahaan juga berencana memboyong chatbot ke platform Gotomalls tahun ini. Sebelumnya, fitur chatbot baru bisa digunakan untuk pengguna LINE Messenger saja.

Warung Pintar Announces Series B Funding Worth of 390 Billion Rupiah

A startup of “new retail” platform developer, Warung Pintar, today (1/21) announced series B funding worth of $27.5 million, equivalent with 390 billion rupiah. Funding was acquired from the previous investors, SMDV, Vertex, Pavilion Capital, Line Ventures, Digital Garage, Agaeti, Triputra, Jerry Ng, and EV Growth. Participated also in this round, digital wallet developer under Lippo Group, Ovo.

Previously, Warung Pintar has received seed funding worth of 55 billion rupiah in early 2018. Later on, in the mid-year, they announce advanced funding worth of 57 billion rupiah. In 2018, the startup under East Venture has more than 1150 kiosk partners in all over Jabodetabek. Some strategic partnerships are held, with Ovo, Go-Pay, and Flock.

Agung Bezharie Hadinegoro, Warung Pintar’s Co-Founder and CEO said the company has vision to be a “golden standard” for micro entrepreneurs in Indonesia. Until now, Warung Pintar has increased partners income up to 41%.

OVO’s CEO, Jason Thompson added, Warung Pintar’s proposition resonates with OVO’s main focus to empower SMEs in Indonesia, it’s an important part of financial inclusion.

As Warung Pintar‘s Chairman, Willson Cuaca emphasized on the startup, as one with fastest development in East Ventures’ portfolio. The funding round is considered to close very fast.

Warung Pintar, after this round, intends to expand kiosk up to 5000 units in 2019. They’ll also expand network outside Jabodetabek, starts from Banyuwangi.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Warung Pintar Umumkan Pendanaan Seri B Senilai 390 Miliar Rupiah

Startup pengembang platform “new retail”  Warung Pintar hari ini (21/1) mengumumkan perolehan pendanaan seri B sebesar $27,5 juta, setara dengan 390 miliar Rupiah. Pendanaan diperoleh dari investor terdahulu mereka, yakni SMDV, Vertex, Pavilion Capital, Line Ventures, Digital Garage, Agaeti, Triputra, Jerry Ng dan EV Growth. Turut berpartisipasi dalam pendanaan kali ini, pengembang dompet digital di bawah naungan grup Lippo, yakni Ovo.

Sebelumnya Warung Pintar telah mendapatkan pendanaan awal senilai 55 miliar Rupiah di awal tahun 2018. Setelah itu di pertengahan tahun mereka mengumumkan pendanaan lanjutan senilai 57 miliar Rupiah. Di tahun 2018, startup besutan East Ventures ini telah memiliki lebih dari 1150 kios mitra yang tersebar di wilayah Jabodetabek. Beberapa kemitraan strategis juga telah dijalin, di antaranya bersama Ovo, Go-Pay, dan Flock.

Co-Founder & CEO Warung Pintar Agung Bezharie Hadinegoro menyampaikan, perusahaannya memiliki visi menjadi “golden standard”  bagi pengusaha mikro di Indonesia. Sejauh ini Warung Pintar telah mendorong kenaikan pendapatan mitra hingga 41%.

CEO OVO Jason Thompson turut menambahkan, proposisi Warung Pintar beresonansi dengan fokus OVO untuk memberdayakan UKM di Indonesia, ini menjadi bagian penting dari inklusi keuangan.

Sementara Chairman Warung Pintar, Willson Cuaca menegaskan, bahwa Warung Pintar adalah salah satu startup yang paling cepat berkembang dalam portofolio East Ventures. Ronde pendanaan turut dinilai mampu ditutup dengan sangat cepat.

Pasca pendanaan ini, Warung Pintar berambisi dapat meningkatkan pertumbuhan kios mencapai 5000 unit pada tahun 2019. Pihaknya juga akan memperluas jangkauan di luar Jabodetabek, dimulai dari Banyuwangi.

Gojek Forms Strategic Collaboration with AEON Retail Company

After launching Gojek Thailand in beta version, the startup led by Nadiem Makarim has made a strategic move. It involves collaboration with Japan-based retail group, AEON. The partnership is done for visitors to make grocery delivery order and non-cash payment in AEON mall.

Gojek services will be available only in AEON mall Indonesia, which currently exists in BSD City and Cakung, Jakarta.

As informed by Asian Nikkei Review, Gojek and AEON have started to implement a non-cash payment system in mid-December 2018. In addition, AEON also provides grocery delivery service for buyers by driver partners. At AEON mall, Gojek drivers will standby waiting for grocery delivery order.

AEON is currently building a new location in Sentul, it’s to be launched in 2019. AEON also plans to build another mall in Deltamas city, Bekasi. Overall, there will be three new locations in Indonesia.

Gojek collaboration with AEON will be available in all AEON mall Indonesia. The “fun for family” concept is presented with the domination of Japanese products and various fashion brands.

The Japanese retail is said to focus on regional business expansion with a value up to 83.2 billion yen to the current investment, the increase has doubled during 2017.

A similar strategic partnership has occurred before between OVO and Grab. In terms of non-cash payment, OVO is widely available in Lippo Group malls, almost all tenants. Grab, is now available in many “shelter” specifically made for GrabCar and GrabBike in all Lippo Group malls.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Gojek Jalin Kolaborasi Strategis dengan Perusahaan Ritel AEON

Setelah sebelumnya meluncurkan Gojek versi beta di Thailand, langkah strategis kembali dilakukan startup yang dipimpin Nadiem Makarim tersebut. Kali ini melibatkan kolaborasi dengan grup ritel asal Jepang, AEON. Kemitraan dilakukan untuk memudahkan pengunjung melakukan pemesanan jasa antar barang belanjaan dan pembayaran non-tunai di mall AEON.

Layanan Gojek rencananya akan tersedia secara khusus di mall Aeon di Indonesia yang saat ini sudah ada di kawasan BSD City dan Cakung, Jakarta.

Menurut informasi dari Asian Nikkei Review, pertengahan Desember 2018 ini Gojek dan AEON sudah mulai menerapkan sistem pembayaran non-tunai. Selain pembayaran dengan Go-Pay, AEON juga menyediakan layanan pengantaran barang ke rumah pembeli, memanfaatkan mitra pengemudi Gojek. Di mall AEON nantinya mitra pengemudi Gojek akan standby menanti pemesanan jasa transportasi untuk pengantaran barang.

AEON sendiri saat ini tengah membangun lokasi baru di Sentul, rencananya akan diresmikan pada tahun 2019. AEON juga memiliki rencana membangun lokasi mall di Deltamas city, Bekasi. Secara keseluruhan ditargetkan akan ada tiga lokasi mall baru di Indonesia.

Nantinya kolaborasi dengan Gojek dan Aeon akan tersedia di seluruh mall AEON di Indonesia. Konsep “fun for family” memang sengaja dihadirkan oleh mall AEON yang sarat dengan produk dari Jepang hingga fesyen dari brand beragam.

Dikabarkan ritel asal Jepang ini fokus untuk memperluas bisnis secara regional dengan nilai hingga 83,2 miliar Yen ke investasi baru saat ini, peningkatan tersebut naik hingga dua kali lipat selama tahun 2017.

Kerja sama strategis serupa juga telah dilakukan oleh OVO dan Grab. Untuk pembayaran non-tunai, OVO sudah banyak tersedia di mall milik Lippo Group di hampir semua tenant. Sementara untuk Grab sendiri, saat ini sudah banyak tersedia “shelter” khusus untuk GrabCar dan GrabBike di semua mall yang dimiliki oleh Lippo Group.

Application Information Will Show Up Here

JD.ID Introduces “JDVirtual” as Modern Retail in Train Stations

JD.ID introduces a modern retail as the new service for its customers called JDVirtual. It is now available in some train stations, including Jakarta Kota, Sudirman, Juanda, Gondangdia, Cikini, Tebet, Pasar Minggu, and Depok Baru.

JDVirtual sells food, beverages, and some household stuff, the items you usually seen in retail stores. It is expected to facilitate customers in selecting goods, it’ll later be delivered to the address placed in the app.

Not only to discover a new model, it’s also an attempt to extend the high-potential of commuters in Jakarta.

PT Kereta Commuter Indonesia in its official page said by June 2018, the average number of commuters in working days has reached 1 million, there’s a time when they have to serve up to 1.154.080 customers.

The previous O2O (Online-to-Offline) concept was demonstrated by JD.ID through the launch of its futuristic shop JD.ID X at PIK Avenue in early August. However, on JD.ID X, items are sold directly with payment via an app.

Purchasing with QR Code

Using QR Code technology, JDVirtual offers a modern shopping method while prioritizing the borderless and cashless shopping. JD.ID users can directly purchase by scanning the product code in JDVirtual. Furthermore, the transaction can be processed in JD.ID app, including payment.

JD.ID, with JDVirtual, aims to provide a new shopping experience for its loyal customers. It doesn’t rule out the possibility for JDVirtual service to be added in some strategic places of public transportation services, such as bus terminals and airports.

“Customers are our inspiration to run the business in Indonesia. We believe in JD.ID Virtual borderless shopping concept to provide real solutions for the modern retail industry while carrying out a mission for better Indonesia,” Zhang Li, JD.ID’s President Director, said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here