UangTeman Tengah Rampungkan Pendanaan Seri B Senilai 143 Miliar Rupiah, Siapkan Ekspansi dan Akuisisi

Perusahaan teknologi yang bergerak di bidang teknologi finansial UangTeman mengumumkan telah menutup putaran pertama pendanaan seri B –mereka menyebut dengan istilah seri B1. Investor baru di tahap ini meliputi KDDI Open Innovation Fund dan Global Brain Corporation. Beberapa investor sebelumnya juga dikatakan turut terlibat, namun detailnya tidak disebutkan.

Mereka juga menginformasikan bahwa putaran kedua pendanaan seri B (disebut seri B2) ditargetkan rampung pada Oktober 2019. Di putaran kedua, Spiral Ventures akan memimpin pendanaan. Total yang ditargetkan untuk seri B ini mencapai $10 juta atau senilai 143 miliar Rupiah.

Mengomentari hal ini CEO Spiral Ventures Yuji Horiguchi menyampaikan, melalui partisipasinya ini pihaknya berusaha semaksimal mungkin menggunakan pengalaman dan keahlian yang dimiliki untuk mendukung pertumbuhan bisnis UangTeman.

“Di Indonesia sendiri, industri pinjaman online telah terbukti menjadi bagian dari infrastruktur sosial. Dengan mengikuti pertumbuhan UangTeman, kami dapat lebih memahami dan berkontribusi lebih jauh dalam mendukung dan membangun infrastruktur sosial yang benar-benar dibutuhkan bagi pemilik usaha kecil yang berada di Indonesia,” ujar Yuji.

Akuisisi, diversifikasi dan ekspansi

UangTeman telah berhasil mengantongi izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Mei 2019 silam, setelah melalui serangkaian proses audit menyeluruh. Selanjutnya dengan momentum ini, perusahaan berencana untuk melakukan diversifikasi produk. Tepatnya akan menjadi pinjaman online yang berfokus pada bisnis mikro yang produktif.

Diversifikasi ini akan ditempuh dengan cara akuisisi salah satu perusahaan pinjaman online lainnya yang juga sudah terdaftar di OJK. Belum ada nama yang disebutkan, hanya ada keterangan inti produknya melingkupi pembiayaan faktur dan pendanaan payroll. Aksi perusahaan ini ditargetkan rampung dan diumumkan September 2019.

Selain itu UangTeman juga tengah menyusun langkah strategis untuk melakukan ekspansi ke Filipina. Saat ini mereka tengah dalam tahap mengurus proses perizinan dari regulator jasa keuangan setempat. Untuk meningkatkan penetrasi di Asia Tenggara, pendanaan seri C juga direncanakan pada tahun 2020.

Application Information Will Show Up Here

99.co Startup for Property Announces 216 Billion Rupiah Funding, Still Focused on Jabodetabek area in Indonesia

99.co website for property has recently announced Series B funding worth of $15.2 million (around 216.6 billion Rupiah). MindWorks Ventures and Allianz X led this round, followed by the previous investors, East Ventures, Sequoia India and Eduardo Saverin.
The fresh money is to be focused on the development and expansion of coverage in the core market, Singapore and Indonesia. Darius Cheung, 99.co‘s Co-Founder & CEO told DailySocial, they have acquired more than 2 million monthly users in Indonesia with over 150 thousand lists of property.
To date, 99.co still focused on Jabodetabek area in Indonesia although they’ve been operating in some other cities, such as Bandung, Surabaya, and Pekanbaru. This expansion becomes the company’s current strategic plan.
“In fact, we’re still focused on Jabodetabek for now. While we operating the business in other cities like Bandung, Surabaya, Pekanbaru and to be continuously expanding with Jabodetabek as the main focus,” he said.
In terms of transactions, 99.co still lean on the agent system. Cheung said they have 3 thousand agents registered and proceed more than 2,000 transactions.
“During 2019, we’ve established some software improvement for Indonesian agents, including a CRM system to increase productivity. In the second half this year, we’re to launch some product innovations for consumers,” he added.
Previously, in early 2018, 99.co made a movement by acquiring property portal, Urbanindo. The existing product and feature were transferred to 99.co per August 2018.
“We believe, the design-centric approach we used to solve the complicated process, also thorough technology for geo-location development and market data has brought us on lead and distinct,” Cheung said.

Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Application Information Will Show Up Here

Startup Properti 99.co Umumkan Pendanaan 216 Miliar Rupiah, di Indonesia Masih Fokus di Jabodetabek

Situs properti 99.co baru-baru ini mengumumkan telah mendapatkan putaran pendanaan putaran seri B senilai $15,2 juta (setara dengan 216,6 miliar Rupiah). Pendanaan dipimpin oleh MindWorks Ventures dan Allianz X dengan keterlibatan dari investor sebelumnya, yakni East Ventures, Sequoia India, dan Eduardo Saverin.

Hasil pendanaan akan difokuskan untuk pengembangan dan perluasan jangkauan di pasar inti mereka, yakni di kawasan Singapura dan Indonesia. Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO 99.co Darius Cheung mengatakan bahwa sampai saat ini sudah ada lebih dari 2 juta pengguna bulanan di Indonesia, dengan lebih dari 150 ribu daftar properti.

Sejauh ini 99.co di Indonesia masih difokuskan untuk kawasan Jabodetabek. Kendati demikian, mereka sudah beroperasi di lokasi lain seperti Bandung, Surabaya dan Pekanbaru. Perluasan ke kota-kota lain dikatakan tengah menjadi agenda strategis perusahaan.

“Tentu saja, kami masih sangat fokus pada Jabodetabek untuk saat ini. Sementara kami beroperasi di sejumlah kota lain seperti Bandung, Surabaya, Pekanbaru, dan kami berusaha untuk memperluasnya, sambil tetap fokus pada Jabodetakbek,” ujar Darius.

Untuk transaksi sendiri, 99.co masih mengandalkan sistem keagenan. Darius juga mengatakan, sejauh ini ada sekitar 3 ribu agen terdaftar dan selama setahun ke belakang telah menciptakan lebih dari 2000 transaksi.

“Selama tahun 2019 ini kami telah meluncurkan banyak peningkatan perangkat lunak untuk agen di Indonesia, termasuk sistem CRM untuk meningkatkan produktivitas mereka. Di paruh kedua tahun ini, kami akan merilis sejumlah inovasi produk di sisi konsumen,” terang Darius.

Sebelumnya pada awal tahun 2018 lalu, 99.co melakukan aksi perusahaan dengan melakukan akuisisi terhadap portal properti Urbanindo. Produk dan fitur Urbanindo diboyong ke 99.co per Agustus 2018 lalu.

“Kami percaya, pendekatan design-centric yang kami lahirkan untuk mengatasi masalah pencarian yang kompleks serta pengembangan teknologi yang mendalam pada pembuatan geo-location dan data pasar menjadikan kami unggul dan berbeda dari lainnya,” papar Darius.

Application Information Will Show Up Here

Carro Umumkan Pendanaan Lebih dari 428 Miliar Rupiah, Akuisisi Layanan Jualo.com

Pengembang layanan marketplace otomotif Carro hari ini (06/8) mengumumkan mendapatkan pendanaan lanjutan senilai $30 juta atau setara dengan 428,2 miliar Rupiah. Investasi ini merupakan kelanjutan dari penggalangan seri B yang sebelumnya diumumkan pada Mei 2018 ($30 juta) dan Maret 2019 ($30 juta).

SoftBank Ventures Asia kembali memimpin pendanaan, kali ini bersama EDB Investment. Dietrich Foundation, NCORE Ventures, Insignia Ventures, B Capital Group, Singtel Innov8 dan Alpha JWC turut terlibat dalam pendanaan ini.

Jika ditotal dari pendanaan pertama, kurang lebih Carro telah mengumpulkan total lebih dari $100 juta dari para investor.

Suntikan modal tambahan tersebut akan difokuskan untuk melanjutkan ekspansi Carro di Asia Tenggara. Termasuk melakukan akuisisi platform marketplace C2C Jualo.com di Indonesia.

“Akuisisi kami terhadap Jualo.com akan meningkatkan jangkauan platform teknologi kami Asia Tenggara, terutama karena Indonesia merupakan pasar otomotif terbesar di kawasan ini,” ujar Founder & CEO Carro Aaron Tan.

Sementara itu terkait akuisisi ini, CEO Jualo.com Pedro Principe mengatakan “Model bisnis kami saling melengkapi dalam banyak aspek dan akuisisi ini mendorong visi kami bersama dalam memberdayakan masyarakat Indonesia dengan marketplace yang aman dan terpercaya.”

Selama setahun terakhir, Carro cukup berkembang di pasar Indonesia dan Thailand. Mereka mengklaim per bulan sudah ada lebih dari 4 ribu transaksi kendaraan dengan nilai $500 juta. Sementara pada Maret 2019 lalu, Carro meluncurkan layanan mobil berlangganan pertamanya di Singapura.

Sementara Jualo.com didirikan pada 2013 oleh Chaim Fetter. Awalnya Jualo diposisikan sebagai marketplace penjualan barang baru dan bekas seperti OLX. Beberapa waktu terakhir, Jualo fokus menyajikan feature produk otomotif.

Halodoc Raises Series B+ Investment from Bill & Melinda Gates Foundation, Prudential, and Allianz X

A health-tech startup, Halodoc, announces Series B+ funding with an unspecified amount from three strategic investors, Bill & Melinda Gates Foundation, Allianz X, and Prudential. The fresh funding is to support services through technology in Indonesia.

Both Allianz and Prudential are global insurance companies. They’re also the users of Halodoc. Bill & Melinda Gates Foundation is one of the biggest philanthropic foundations worldwide, founded by Microsoft’s Co-Founder, Bill Gates with his wife.

Earlier this year, the company has closed Series B funding led by UOB Venture Management worth of $65 million (around 919 billion Rupiah). Other investors participated in this round are Singtel Innov8, Korea Investment Partners, and Wuxi AppTec.

In calculation, Halodoc has raised almost $100 million (around Rp1.4 billion). It includes investors from previous round, Go-Ventures, BliBli, Openspace Ventures, and Investopedia.

Halodoc’s CEO, Jonathan Sudharta officially stated the entrance of these strategic investors are to help the company improving quality and more health services for Indonesian people living in the big cities and outside Java.

Those places are considered in need of sufficient health infrastructure. These investors suppose to help the company’s commitment by creating new initiatives for Indonesian people to have better access to health services.

“Halodoc intends to learn from Bill & Melinda Gates Foundation which has been long partnering up to provide the best health solution and to improve the welfare worldwide,” he defined.

Allianz X’s Investment Director, Carsten Middendorf added on this investment that the company’s commitment to focusing on transformative business in the developing market and provide affordable insurance to the underserved citizens.

“We expect to partner up with Halodoc in any vertical and help them to tighten up business and coverage in the SEA market,” Middendorf said.

Allianz is to boost up their 24×7 digital health services and its ecosystem in Halodoc app.

Halodoc has three main products, Apotek Antar has been serving 50 cities all over Indonesia, Layanan Lab to facilitate users for medical check-up either at home or the office, and Hubungi Dokter to directly interact with doctors online. In addition, they started expanding to corporate business.

In average, Halodoc has served 7 million patients per month in all around Indonesia, 80% of those are outside the first-tier cities, Jakarta and Surabaya.

In the Gojek app, Halodoc provides consulting session via chat for free.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Halodoc Peroleh Investasi Seri B+ dari Bill & Melinda Gates Foundation, Prudential dan Allianz X

Startup healthtech Halodoc mengumumkan pendanaan Seri B+ dengan nilai tidak disebutkan dari tiga investor strategis yakni Bill & Melinda Gates Foundation, Allianz X dan Prudential. Dana segar ini akan digunakan untuk melanjutkan komitmen perusahaan untuk permudah layanan melalui teknologi di Indonesia.

Baik Allianz dan Prudential merupakan perusahaan asuransi global yang telah lama beroperasi di Indonesia. Keduanya pun telah menjadi pengguna layanan Halodoc. Sementara Bill & Melinda Gates Foundation adalah salah satu yayasan filantropi terbesar di dunia, yang didirikan oleh Co-Founder Microsoft Bill Gates dan istrinya.

Sebelumnya, pada awal tahun ini, perusahaan telah mengumumkan putaran pendanaan seri B yang dipimpin UOB Venture Management sebesar $65 juta (sekitar 919 miliar Rupiah). Investor lain yang turut berpartisipasi dalam putaran ini adalah Singtel Innov8, Korea Investment Partners, dan Wuxi AppTec.

Secara total, Halodoc telah mengumpulkan hampir $100 juta (sekitar Rp1,4 triliun). Termasuk di dalamnya dari investor putaran sebelumnya, yakni Go-Ventures, BliBli, Openspace Ventures, dan Investidea.

Dalam keterangan resmi, CEO Halodoc Jonathan Sudharta menjelaskan masuknya investor strategis ini akan membantu perusahaan dalam meningkatkan kualitas dan jumlah pilihan layanan kesehatan yang tersedia untuk masyarakat Indonesia, yang tinggal di luar kota besar dan di luar Jawa.

Lokasi-lokasi tersebut saat ini dinilai belum memiliki infrastruktur layanan kesehatan yang memadai. Bersama dengan investor, perusahaan berkomitmen untuk menciptakan inisiatif baru agar masyarakat Indonesia dapat mengakses layanan kesehatan dengan lebih mudah.

“Halodoc bertekad untuk belajar dari rekam jejak the Bill & Melinda Gates Foundation yang telah lama bekerja sama dengan mitranya untuk memberikan solusi layanan kesehatan terbaik dan meningkatkan kualitas hidup di seluruh dunia,” terangnya.

Investment Director Allianz X Carsten Middendorf turut menambahkan investasi ini menegaskan komitmen perusahaan dalam menyoroti bisnis transformatif di pasar berkembang dan memberikan asuransi yang terjangkau bagi masyarakat yang kurang terlayani.

“Kami berharap dapat bekerja sama dengan Halodoc di berbagai vertikal dan membantu memperkuat operasi dan jaringan mereka di pasar Asia Tenggara yang lebih luas,” ucap Middendorf.

Allianz akan perkuat layanan kesehatan digital 24×7 dan ekosistem layanan kesehatan di dalam aplikasi Halodoc.

Halodoc punya tiga produk utama, yakni Apotek Antar telah melayani 50 kota di seluruh Indonesia, Layanan Lab untuk permudah pengguna cek kesehatan baik di rumah atau di kantor, dan Hubungi Dokter untuk berinteraksi dengan dokter secara online. Selain ritel, perusahaan juga mulai ekspansi untuk nasabah korporat.

Secara rata-rata, Halodoc melayani sekitar 7 juta pasien per bulan di seluruh Indonesia, dengan 80% pasien berada di luar kota utama, yakni Jakarta dan Surabaya.

Di dalam aplikasi Gojek, Halodoc juga menyediakan layanan konsultasi dokter via chat secara gratis.

Application Information Will Show Up Here

soCash Segera Meluncur di Indonesia, Mungkinkan Siapa Saja Jadi “ATM Virtual” Layani Tarik Tunai

Startup fintech soCash hari ini (22/7) umumkan perolehan pendanaan seri B senilai $6 juta atau setara 83,6 miliar Rupiah. Pendanaan tersebut dipimpin oleh Glory Ltd., dengan dukungan SC Ventures dan Vertex Ventures. Perusahaan berbasis di Singapura tersebut menyajikan layanan yang memungkinkan nasabah bank untuk menarik uang tunai dan mengajukan pinjaman melalui kios-kios terdekat, seperti mini market, cafe, atau jasa perorangan.

Melalui pendanaan baru ini, soCash akan melakukan ekspansi ke Indonesia, Malaysia, dan Hong Kong. Perusahaan mengklaim juga telah mengantongi izin operasional dari otoritas setempat di tiga negara tersebut. Di Indonesia sendiri soCash sudah terdaftar sebagai penyelenggara teknologi finansial di Bank Indonesia melalui ​PT Socash Software Service.

Terkait dengan rencana kehadirannya di Indonesia, DailySocial telah berbincang dengan Co-Founder & CEO soCash Hari Sivan. Saat ini timnya tengah dalam tahap persiapan, termasuk gencar melakukan perekrutan untuk tim business development, sales, merchant acquiring, dan marketing & strategy.

“Kami merencanakan peluncuran ke publik sekitar Q3 tahun ini, begitu proyek pilot kami dengan bank mitra selesai,” ujar Hari.

Hari turut menegaskan bahwa platform soCash bukanlah dompet digital atau e-money yang saat ini marak di Indonesia. Namun merupakan platform digital yang dapat mengubah toko atau seseorang menjadi ATM virtual. Tujuannya untuk mengatasi inefisiensi dalam sirkulasi uang tunai.

“Kami melihat hal tersebut sebagai kebutuhan penting dalam kerangka inklusi keuangan, karena jaringan ATM dan cabang bank tidak mengalami peningkatan skala yang cukup cepat,” lanjut Hari.

Untuk menghadirkan layanan tersebut, soCash bermitra langsung dengan bank terkait. Aplikasi soCash juga memungkinkan transaksi tanpa adanya kartu ATM atau mesin EDC bank, karena akun bank pengguna akan diintegrasikan ke dalam aplikasi. Selama ini penarikan uang tunai di luar mesin ATM, misalnya melalui mini market, dilakukan menggunakan mesin EDC, pun demikian agen laku pandai yang saat ini banyak tersebar di desa-desa.

Application Information Will Show Up Here

Ezyhaul Logistics Startup Secures Funding Worth of 226 Billion Rupiah, Preparing for Expansion to Indonesia

A logistics service and platform developer startup Ezyhaul today (7/10) announced series B funding worth of $16 million (around 226 billion Rupiah). There’s no further information about the investor related. The capital is to be focused on the expansion to Indonesia and the Philippines.

Founded by Mudasar Mohamed and Raymond Gillon, the company providing delivery services has a headquarter in Singapore. They run a B2B business model with shorthaul (short-distance), longhaul (long-distance), and cross-border (cross-countries).

Using the series A funding in 2018, Ezyhaul has been running operation in Malaysia, India, and Thailand. It’s an end-to-end product, starts from logistics vehicles, door-to-door transportation (pick-up and delivery), also logistic management.

The clients only required to plan logistics delivery. After filling the order details and make a payment, the system will offer delivery options based on specification, for example, related to the items, its size, etc.

The driver partners can take an order from the mobile app – it’s similar to Go-Send – only for bigger shipment. In the current dashboard, customers can also track the delivery.

In addition to the analytic and report features, Ezyhaul also develops API service to be integrated into the company’s system. It is to provide efficiency in time for delivery.

In this e-commerce era, logistics are very vital. On the other hand, Indonesia offers various challenges for the logistics business, sometimes breaking a validated business model in other countries. For example, in terms of geographic as islands, the logistics business should be prepared for two modes shipping process, land-sea or air-land. Thus, there will always be adjustments in the operational process.

There are already some startups providing similar solutions in Indonesia. One of them is Waresix, they have just received 205 billion series A funding business development in Indonesia.

In detail, DailySocial has published quite in-depth articles on the challenges and trends on the logistics business in Indonesia, titled “Ramai Beradu Teknologi Realisasikan Smart Logistics“.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Dapat Pendanaan 226 Miliar Rupiah, Startup Logistik Ezyhaul Siapkan Kehadiran di Indonesia

Startup pengembang platform dan layanan logistik Ezyhaul hari ini (10/7) mengumumkan perolehan pendanaan seri B senilai $16 juta (setara 226 miliar Rupiah). Dalam rilisnya, tidak diinformasikan mengenai investor yang terlibat pendanaan. Modal usaha tersebut akan difokuskan untuk melancarkan ekspansi ke Indonesia dan Filipina.

Didirikan oleh Mudasar Mohamed dan Raymond Gillon, perusahaan yang menyajikan layanan pengantaran barang via jalur darat tersebut memiliki markas pusat di Singapura. Mereka menjalankan model bisnis B2B dengan tipe layanan shorthaul (pengiriman jarak pendek), longhaul (pengiriman jarak jauh) dan cross-border shipments (pengiriman antar negara).

Dengan pendanaan seri A yang didapatkan pada tahun 2018, Ezyhaul telah mematangkan operasi di Malaysia, India dan Thailand. Produk yang disediakan end-to-end, mulai dari penyediaan kendaraan logistik, transportasi door-to-door (ambil dan antar barang), dan optimasi pengelolaan logistik.

Cara kerjanya, klien hanya perlu melakukan perencanaan pengiriman logistik. Setelah selesai menginformasikan detail pesanan dan pembayaran, sistem akan menyajikan opsi pengiriman sesuai spesifikasi yang diberikan, misalnya terkait jenis barang yang dikirim, ukuran dll.

Mitra pengemudi bisa mengambil pesanan dari aplikasi mobile yang telah didistribusikan –modelnya mirip dengan layanan Go-Send yang selama ini sering dijumpai di sini—hanya saja ini untuk pengiriman dengan armada besar. Di dasbor yang disediakan, pengguna bisa memantau posisi kendaraan.

Dikembangkan untuk bisnis, selain fitur analisis dan pelaporan, Ezyhaul turut menghadirkan layanan API untuk diintegrasikan ke sistem yang telah dimiliki perusahaan. Diharapkan bisa memberikan efisiensi ketika membutuhkan jasa angkut sewaktu-waktu.

Di era e-commerce, layanan logistik dibutuhkan sebagai salah satu komponen penting. Di lain sisi, Indonesia menyajikan beragam tantangan untuk bisnis logistik, kadang mematahkan model bisnis yang telah tervalidasi baik di negara lain. Sebagai contoh, dengan kondisi geografis berupa kepulauan, bisnis logistik harus siap mendesain proses pengiriman menjadi dua moda, darat-laut atau darat-udara. Sehingga harus selalu ada penyesuaian dalam proses operasional.

Sudah ada beberapa startup yang menyajikan solusi serupa di Indonesia. Salah satunya Waresix, mereka baru mendapatkan pendanaan seri A senilai 205 miliar untuk penguatan bisnis di Indonesia.

Secara mendetail, DailySocial pernah menerbitkan artikel yang cukup mendalam mengenai tantangan dan tren bisnis logistik di Indonesia, bertajuk “Ramai Beradu Teknologi Realisasikan Smart Logistics“.

Traveloka Leads Series B Funding for PouchNATION , a Singapore-Based Digitization Platform

PouchNATION today (6/26) announced the series B funding led by Traveloka with undisclosed value. SPH Ventures also involved in this round. The Singapore-based startup is developing digitization platform for various event, the leading product is NFC-based innovation for access.

“We’re very impressed with PouchNATION achievement in disrupting the entertainment industry. And we are proud to support the team to develop their products, especially to have synergy with Traveloka’s main business, as to provide end-to-end solutions related to travel and lifestyle,” Traveloka Xperience’s VP of Revenue & Growth, Sylvia Gunawan.

She also said that this investment is a part of company’s strategy to tighten its position as the discovery platform. Recently, Traveloka has been strongly introducing Xperience, a new channel allowing users to discover various events in the cities and countries. Including to sell the tickets online.

“The company demand business growth, from just providing events and venues to an entertainment platform that connects dozens of people in Asia with e-commerce, brands, and other players searching for visibility and exposure to their target market,” PouchNATION’s CEO, Ilya Kravtsov said.

In its debut in 2014, PouchNATION was developing an NFC-based bracelet that allows visitors to make cashless transactions. Along the route, they evolve into an all-in-one platform for event organizing through some products, such as PunchEvent, PunchVenue, and to be introduced PouchDigital; consist of a registration system, ticketing, security control, brand activation, data collecting and management, etc.

“We are very excited to launch a new vertical for new client segments which currently using the traditional system to manage places and events. By digitizing and collecting more consumer data, our mission is to create a very new user acquisition channel in the region,” PouchNATION’s COO, David Rapaport said.

Currently, PouchNATION system has been handling various events worth $5 million monthly transactions on average. The product distribution has reached Singapore, the Philippines, Indonesia, Malaysia, Vietnam, and Thailand market. In Indonesia, they’re operating under PT Easy Touch Group based in Jakarta.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian