Selain Mengemudi Sendiri, Truk Ini Juga Dapat Dikendalikan dari Jauh

Pernah melihat sebuah truk yang tak memiliki sedikitpun ruang untuk dijadikan kabin penumpang dan pengemudi? Selamat datang di tahun 2017, dimana jendela saja sudah jadi bagian yang tidak penting dari sebuah truk, sehingga hampir semua bagian bodinya bisa dimanfaatkan untuk mengangkut kargo.

Kalau tidak ada kabin penumpang, bagaimana caranya truk itu bisa berjalan? Di situlah sistem kemudi otomatis berperan. Benar saja, truk buatan perusahaan asal Swedia, Einride, ini memang dirancang untuk bergerak dengan sendirinya, sehingga semua bodinya hanya berupa bak kargo.

Dijuluki T-pod, prototipenya tampak futuristis. Panjangnya berkisar 7 meter, dan sanggup mengangkut hingga 15 palet standar, dengan bobot total mencapai 20 ton. Oh ya, truk ini juga tak butuh bensin; dalam satu kali charge, baterainya bisa menenagai truk untuk menempuh jarak sampai 200 kilometer.

Einride T-pod

Juga unik dari T-pod adalah penerapan sistem kemudi otomatis bersifat hybrid. Saat berada di jalan tol, truk akan bergerak dengan sendirinya. Lalu ketika memasuki kawasan padat penduduk, truk dapat dikendalikan oleh seseorang dari kejauhan ibarat sebuah mobil remote control raksasa.

Prototipe yang ada sekarang memang belum dibekali kemampuan untuk dikendalikan secara remote, akan tetapi Einride berharap mereka bisa mulai memasarkan versi yang fungsional mulai musim semi mendatang. Einride turut memasang target armada T-pod sebanyak 200 unit yang beroperasi di Swedia pada tahun 2020.

Sumber: VentureBeat.

Hampir 20 Tahun Menghilang, BMW 8 Series Bakal Kembali Mengaspal Tahun Depan

Mungkin tidak banyak orang tahu, akan tetapi BMW sempat punya lini 8 Series pada tahun 1989 – 1999. Setelah menghilang dari peredaran selama hampir 20 tahun, BMW 8 Series bakal kembali menyapa jalanan mulai tahun depan.

Seperti apa penampilan barunya? Anda bisa lihat sendiri pada gambar di atas. Meski baru sebatas konsep, versi finalnya bisa dipastikan tidak banyak berubah, terutama untuk desain dan konstruksi bodinya secara keseluruhan. Seksi adalah kata pertama yang muncul di benak saya saat melihat sedan sport bergaya coupe (2 pintu) ini, diikuti oleh kata agresif.

BMW Concept 8 Series

Sama seperti di tahun 1989, 8 Series akan menjadi lini baru yang menggantikan 6 Series. BMW pun terkesan tidak mau setengah-setengah dan berani keluar dari zona nyamannya; desain yang ditunjukkan 8 Series baru ini berhasil mengawinkan sejumlah elemen mewah yang sudah menjadi ciri khas BMW dengan karakter modern dari sebuah mobil sport.

Saya melihat BMW banyak belajar dari desain i8 yang menurut saya adalah mobil besutan BMW paling keren saat ini. Namun kalau i8 dimaksudkan untuk menjadi ajang demonstrasi teknologi, 8 Series ini bakal berfokus pada pengalaman mengemudi yang dinamis.

BMW Concept 8 Series

Pun demikian, bukan berarti 8 Series bakal tergolong kuno soal teknologi. Ia justru akan menjadi yang pertama mengusung arsitektur baru sistem iDrive. Bisa dilihat juga kalau panel instrumen di balik lingkar kemudinya sudah mengadopsi tipe digital secara penuh.

Kemungkinan besar BMW juga akan merilis varian hybrid untuk 8 Series, namun ini baru sekadar spekulasi. Yang sudah dikonfirmasi adalah varian M8, yang dipastikan punya penampilan lebih sporty lagi sekaligus performa yang lebih gahar.

BMW Concept 8 Series

Selebihnya, BMW masih belum memberikan detail merinci soal teknologi yang diusung 8 Series baru ini. Saya pun berandai-andai apakah BMW bakal merebut kembali jatah Aston Martin sebagai tunggangan andalan James Bond ke depannya dengan 8 Series.

Sumber: BMW dan Car & Driver.

Audi dan Volvo Bakal Kembangkan Mobil dengan Android Auto Terintegrasi

Update terakhir yang dirilis Google untuk Android Auto menuntaskan masalah seputar kompatibilitas. Artinya, Anda tidak perlu mobil yang kompatibel untuk bisa menikmati Android Auto. Kendati demikian, masih ada sejumlah manfaat ekstra seandainya Android Auto bisa terintegrasi ke sistem bawaan mobil.

Yang pertama menyangkut aspek kenyamanan. Satu sistem untuk mengontrol sistem pendingin, membuka-tutup sunroof, menampilkan rute GPS pada Google Maps dan memutar playlist favorit di Spotify sudah pasti lebih memudahkan ketimbang harus mengaksesnya dari dua sistem terpisah (mobil dan ponsel).

Yang kedua, tampilan Android Auto pastinya bisa lebih optimal di layar dashboard yang berukuran lebih besar, plus informasi yang disajikan juga bisa lebih banyak atau lebih lengkap. Itulah mengapa Audi dan Volvo memutuskan untuk mengintegrasikan Android Auto pada sejumlah mobil besutan mereka ke depannya.

Dashboard mobil konsep Audi Q8 Sport dengan integrasi Android Auto / Google
Dashboard mobil konsep Audi Q8 Sport dengan integrasi Android Auto / Google

Selain manfaat yang sudah saya sebutkan tadi, integrasi Android Auto pada sistem infotainment bawaan mobil ini juga berarti Anda tetap bisa berinteraksi dengan Google Assistant meskipun ponsel Anda tertinggal di rumah. Lebih lanjut, karena hampir semua panel instrumen pada mobil-mobil generasi terkini sudah digital, pengemudi bisa langsung menyimak informasi yang ditampilkan Android Auto di balik lingkar kemudi.

Integrasi Android Auto ini rencananya bakal didemonstrasikan pada ajang Google I/O mulai 17 Mei besok. Volvo sendiri berniat untuk merilis mobil baru dengan integrasi Android Auto setidaknya dalam waktu dua tahun, sedangkan Audi bakal memamerkannya bersama mobil konsep baru Q8 Sport.

Sumber: Google dan The Verge.

Waymo Kerahkan 600 Armada Mobil Tanpa Sopir untuk Melayani Warga di Kota Phoenix

Anak perusahaan Google yang bergerak di bidang pengembangan teknologi kemudi otomatis, Waymo, kembali membuat gebrakan setelah mengungkap mobil tanpa sopir hasil kolaborasinya dengan Chrysler. Baru-baru ini, Waymo meluncurkan program early rider untuk warga di kota Phoenix, Arizona di Amerika Serikat.

Program ini sejatinya akan menempatkan ratusan armada minivan Chrysler Pacifica Hybrid di jalanan kota tersebut, menjemput dan mengantarkan penumpang sepanjang hari tanpa batas waktu. Jumlah armadanya bukan lagi 100, melainkan akan bertambah menjadi 600 dalam beberapa bulan ke depan.

Waymo membuka pendaftaran untuk ratusan orang dari berbagai latar belakang yang berbeda. Mereka beserta anggota keluarganya bebas menikmati perjalanan bersama mobil tanpa sopir Waymo secara cuma-cuma dan sesering yang mereka mau. ‘Ongkos’ yang diminta hanyalah sekadar umpan balik terkait pengalaman mereka.

Lewat program ini, Waymo sejatinya ingin mencari tahu ke mana saja orang-orang ingin pergi saat mengendarai mobil tanpa sopir, bagaimana mereka berkomunikasi dengan sistem milik mobil, dan fitur-fitur apa saja yang mereka inginkan ke depannya.

Cukup satu orang yang mendaftar, maka semua anggota keluarganya juga bisa menikmati layanan antar-jemput gratis dari Waymo / Waymo
Cukup satu orang yang mendaftar, maka semua anggota keluarganya juga bisa menikmati layanan antar-jemput gratis dari Waymo / Waymo

Lalu mengapa cuma di Phoenix? Karena negara bagian Arizona memang tidak memiliki regulasi seketat di tempat lain terkait pengujian mobil tanpa sopir. Pun begitu, semua armada Waymo ini masih akan tetap dibarengi oleh seorang sopir di balik lingkar kemudi, meski campur tangannya sebisa mungkin akan diminimalkan.

Program Waymo ini sejatinya bisa menjadi momok baru buat Uber yang juga sedang menguji armada mobil kemudi otomatisnya di kawasan Arizona. Lebih gawat lagi, salah satu mobilnya mengalami kecelakaan sekitar sebulan lalu.

Di mata Waymo, momentum ini bisa mereka manfaatkan untuk menunjukkan bahwa teknologi yang mereka ciptakan memang lebih superior ketimbang milik Uber, apalagi mengingat Waymo sempat menuntut Uber dengan tudingan bahwa Uber mencuri teknologi LIDAR rancangan mereka.

Sumber: 1, 2, 3.

Audi Kembali Pamerkan Konsep Mobil Elektriknya, Kali Ini Berjenis Crossover

Tahun depan, Audi akan mulai memasarkan mobil elektrik pertamanya, e-tron Quattro. Tahun depannya lagi, SUV tersebut akan disusul oleh sepupunya yang sama-sama elektrik, tapi bertipe crossover bernama e-tron Sportback, yang baru saja dipamerkan konsepnya di event Shanghai Auto Show pekan lalu.

Secara mendasar ada banyak kemiripan antara e-tron Sportback dan e-tron Quattro, utamanya dalam hal performa. Audi telah membenamkan total tiga motor elektrik pada mobil ini (satu di depan, dua di belakang), yang sanggup menghasilkan daya sebesar 320 kW (430 hp), atau 370 kW (500 hp) dalam Boost Mode.

Suplai energinya berasal dari baterai lithium dengan kapasitas total 95 kWh. Dalam satu kali charge, e-tron Sportback diyakini sanggup menempuh jarak hingga sejauh 500 kilometer.

Ada ratusan LED yang tertanam pada mobil ini, memungkinkan animasi pencahayaan yang sangat bervariasi / Audi
Ada ratusan LED yang tertanam pada mobil ini, memungkinkan animasi pencahayaan yang sangat bervariasi / Audi

Audi sejatinya juga memperlakukan e-tron Sportback sebagai panggung demonstrasi teknologi LED mereka. Ratusan LED telah Audi sematkan pada mobil ini, dan teknologi rancangan mereka memungkinkan animasi pencahayaan yang sangat bervariasi.

Moncong depan dan belakangnya bahkan juga dilengkapi proyektor digital berukuran sangat kecil sebagai salah satu cara mobil berkomunikasi dengan sekitarnya. Contoh yang paling gampang, di jalanan akan tampak sinyal pencahayaan dari mobil saat lampu sein diaktifkan.

Interiornya dipenuhi oleh layar sentuh di semua sisi / Audi
Interiornya dipenuhi oleh layar sentuh di semua sisi / Audi

Di dalam, Anda bakal disambut oleh deretan layar sentuh. Tidak hanya di panel kontrol di tengah saja, tapi juga di sekitar pintu sehingga semua penumpang dapat berinteraksi dengan sistem infotainment bawaannya.

Seperti yang saya katakan, mobil ini baru akan mengaspal secara resmi mulai tahun 2019. Versi produksinya mungkin akan sedikit berbeda, tapi saya kira desain secara keseluruhannya bakal tetap sama mengingat pengumumannya ini hanya terpaut sekitar dua tahun dari jadwal produksinya.

Sumber: Audi.

Cadillac Super Cruise Siap Tantang Tesla Autopilot dengan Sistem yang Benar-Benar Hands-Free

Tesla Autopilot mengundang banyak perhatian karena merupakan salah satu sistem kemudi otomatis pertama yang tersedia untuk konsumen umum. Autopilot memang belum sempurna, dan sejauh ini masih punya beberapa batasan, salah satunya adalah pengemudi diwajibkan untuk tetap meletakkan tangannya di lingkar kemudi.

Cadillac melihat batasan ini sebagai peluang untuk menawarkan sistemnya sendiri yang diyakini lebih superior. Dijuluki Cadillac Super Cruise, sistem ini memungkinkan mobil untuk berjalan dengan sendirinya di jalan tol tanpa mewajibkan pengemudi memegang setir. Hands-free driving, demikian jargon yang dipakai oleh pabrikan asal AS tersebut.

Kamera kecil di belakang setir yang bertugas mendeteksi apakah pengemudi sudah terlalu lama mengalihkan pandangannya dari jalanan / Cadillac
Kamera kecil di belakang setir yang bertugas mendeteksi apakah pengemudi sudah terlalu lama mengalihkan pandangannya dari jalanan / Cadillac

Yang unik dari Super Cruise adalah apa yang Cadillac sebut dengan istilah driver attention system. Sistem ini melibatkan sebuah kamera kecil di belakang setir yang memanfaatkan sinar inframerah untuk memonitor posisi kepala pengemudi, menentukan ke mana pengemudi mengarahkan pandangannya.

Ketika pengemudi terdeteksi telah cukup lama mengalihkan pandangannya dari jalanan, sistem akan mengingatkan pengemudi untuk kembali memusatkan perhatiannya ke jalan. Bentuk peringatannya bermacam-macam; bisa berupa lampu pada setir yang menyala, indikator visual pada panel instrumen, peringatan suara atau malah goyangan pada jok.

Seandainya rentetan peringatan itu masih belum berhasil membujuk pengemudi untuk kembali mengarahkan pandangannya ke jalanan, sistem dapat menepikan mobil dan menghentikannya secara total.

Bentuk peringatan yang diberikan bisa bermacam-macam, salah satunya dengan sebuah LED strip yang menyala pada setir / Cadillac
Bentuk peringatan yang diberikan bisa bermacam-macam, salah satunya dengan sebuah LED strip yang menyala pada setir / Cadillac

Selebihnya, Super Cruise menawarkan fungsionalitas yang serupa dengan Autopilot. Selama berada di jalan tol, sistem sanggup mengendalikan mobil untuk berpindah jalur. Semuanya mengandalkan perpaduan data real-time yang dikumpulkan oleh sejumlah kamera, radar dan GPS.

Unik juga untuk Super Cruise adalah tambahan informasi yang berasal dari database peta berbasis LIDAR. Alhasil, selain bisa memberikan informasi jalanan yang lebih mendetail pada mobil, pengecekan lokasi secara real-time diperkirakan juga bisa meningkat empat hingga delapan kali lipat.

Super Cruise rencananya bakal hadir bersama Cadillac CT6 generasi terbaru. Kecuali regulasi dimana pabrikan mobil sudah boleh menerapkan sistem kemudi otomatis ‘murni’ – pengemudi benar-benar tidak lagi dibutuhkan di kabin depan – sudah ditetapkan, sistem hands-free seperti ini adalah yang terbaik yang bisa kita nikmati dalam waktu dekat.

Sumber: Cadillac.

Atasi Masalah Polusi Udara, Paris Bereksperimen dengan Shuttle Bus Tanpa Sopir Bertenaga Listrik

Sebagai salah satu kota pertama selain London dan New York yang memiliki jaringan kereta bawah tanah, Paris terus memikirkan cara baru untuk menyempurnakan sistem transportasi umum bagi warganya. Yang terkini, pemerintah ibukota Perancis tersebut harus memikirkan solusi transportasi atas masalah polusi udara yang kian memburuk.

Paris pun mulai bereksperimen dengan shuttle bus bertenaga listrik yang dibekali sistem kemudi otomatis. Tanpa sopir dan tanpa emisi karbon, sepasang bus bernama EZ10 ini bertugas untuk menghubungkan stasiun kereta Lyon dan Austerlitz di pusat kota, menawarkan tumpangan gratis selama setiap harinya selama tiga bulan ke depan.

Rute tersebut memang hanya sejauh 1 kilometer, dan bus EZ10 buatan perusahaan bernama EasyMile itu cuma sanggup melaju dengan kecepatan maksimum 20 km/jam, namun setidaknya bisa cukup membantu keseharian warga setempat. Sekali perjalanan, total ada 12 penumpang yang bisa dibawa.

EZ10 memanfaatkan perpaduan kamera, laser dan GPS untuk bernavigasi dengan sendirinya, dan yang terpenting, tidak membahayakan pejalan kaki di sekitarnya. Tujuan akhir yang ingin dicapai dari eksperimen ini adalah menghubungkan pemukiman di pinggir kota dengan stasiun kereta api terdekat, tentunya tanpa harus memperburuk tingkat polusi udara.

Menarik juga untuk disorot adalah komitmen pemerintah setempat dalam mengatasi potensi hilangnya lapangan pekerjaan sopir bus karena telah digantikan oleh sistem kemudi otomatis. Menurut wakil walikota Paris, Jean-Louis Missika, mereka harus mulai memikirkan cara terbaik untuk melatih para sopir tersebut sehingga mereka nantinya dapat beralih profesi, menyesuaikan dengan lapangan kerja baru yang tercipta oleh tren kendaraan tanpa sopir.

Sumber: 1, 2, 3.

Tesla Diam-Diam Luncurkan Model S dan Model X 100D

Seperti pabrikan mobil pada umumnya, Tesla juga menawarkan berbagai konfigurasi untuk sedan dan SUV elektriknya, Model S dan Model X. Baru-baru ini, Tesla diam-diam rupanya telah menambahkan varian baru, yakni Model S 100D dan Model X 100D.

Sekadar mengingatkan, angka dan huruf yang mengikuti nama mobil Tesla merupakan indikasi spesifikasinya. Dalam kasus ini, “100” menandakan kapasitas baterai sebesar 100 kWh, sedangkan “D” menandakan adanya sepasang motor elektrik (dual motor).

Sebelum ini, Tesla sebenarnya sudah mempunyai Model S dan Model X P100D, dimana “P” merupakan singkatan dari “performance“, mengindikasikan performa tercepat dari semua varian yang ditawarkan. Dengan begitu, bisa kita simpulkan bahwa varian baru 100D ini merupakan versi yang sedikit lebih malu-malu soal performa, tapi sebagai gantinya, konsumsi dayanya lebih efisien.

Tesla Model X 100D dapat menempuh jarak 474 km dalam satu kali charge / Tesla
Tesla Model X 100D dapat menempuh jarak 474 km dalam satu kali charge / Tesla

Menurut Tesla sendiri, Model S 100D dapat menempuh jarak sejauh 539 km sebelum perlu di-charge kembali baterainya – 32 km lebih jauh dibanding S P100D yang sama-sama mengusung baterai 100 kWh, dan 66 km lebih jauh daripada S 90D.

Akselerasinya menurun drastis jika dibandingkan P100D, tapi saya pribadi lebih memilih efisiensi daya ketimbang kecepatan, apalagi mengingat akselerasi 0 – 100 km/jam dalam waktu 4,2 detik saja sudah sekelas mobil sport dan hanya terpaut sedikit dari mayoritas supercar.

Untuk Model X 100D, jarak tempuh maksimumnya adalah 474 km – 9 km lebih jauh dari X P100D dan 61 km lebih jauh dari X 90D. Sekali lagi akselerasinya menurun menjadi 4,8 detik, tapi coba Anda cari SUV lain yang larinya bisa sekencang ini – saya yakin Anda akan kesulitan.

Soal harga, Model S 100D dan Model X 100D hanya lebih mahal sedikit dari 90D, $3.000 tepatnya. Dibanding P100D, Model S 100D lebih murah $42.000, sedangkan Model X 100D lebih murah $37.000.

Bersamaan dengan itu, CEO Tesla, Elon Musk, mengungkapkan via Twitter bahwa Tesla akan merilis versi baru dari mobil-mobilnya setiap 12 sampai 18 bulan – bukan mobil baru, tapi yang dibekali komponen baru seperti misalnya hardware Autopilot yang lebih canggih dan sebagainya.

Di sini Tesla sejatinya berkaca pada industri laptop, dimana seringkali pabrikan merilis versi baru yang mengemas prosesor anyar dan sejumlah revisi kecil lainnya. Singkat cerita, kalau Anda memutuskan untuk membeli mobil buatan Tesla, siap-siap saja menerima kenyataan pahit bahwa mobil Anda bukan lagi yang terbaru hanya dalam setahun ke depan.

Sumber: Car & Driver.

Ford Perlihatkan Dashboard Masa Depan Lewat Panel Instrumen Digital Ford GT

Butuh waktu tiga tahun bagi Ford untuk menciptakan supercar GT40 yang pada akhirnya sanggup memenangi ajang balapan 24 jam Le Mans, merebut gelar yang sebelumnya dikuasai oleh Ferrari selama beberapa tahun. GT40 pun berhasil menjadi legenda industri otomotif usai menjuarai Le Mans selama empat tahun berturut-turut, dan keharuman namanya masih terus diingat hingga kini.

Sekarang, persaingan pabrikan otomotif di ranah balapan mungkin sudah tidak seintens dulu. Ford pun akhirnya bisa berkreasi lebih bebas, melupakan kedengkiannya terhadap Ferrari yang dulu disebabkan oleh batalnya persetujuan akuisisi. Pun begitu, ambisi Ford terhadap supercar belum padam, dan akhirnya lahirlah Ford GT generasi terbaru.

Desain dan performa Ford GT sudah tidak perlu Anda ragukan lagi, ia benar-benar supercar kelas dewa yang dirancang dengan aerodinamika paling optimal. Yang justru lebih menarik untuk disorot adalah bagaimana Ford akan memperkenalkan kecanggihan teknologi digital pada mobil-mobil produksinya ke depan melalui Ford GT.

Panel instrumen digital Ford GT akan menampilkan layout informasi sesuai dengan mode kemudi yang dipilih / Ford
Panel instrumen digital Ford GT akan menampilkan layout informasi sesuai dengan mode kemudi yang dipilih / Ford

Pada Ford GT, panel instrumennya kini dihuni oleh layar 10 inci yang menyajikan informasi secara ringkas sekaligus dinamis. Maksud kata dinamis adalah layout-nya yang berubah-ubah secara otomatis menyesuaikan mode kemudi yang dipilih, memastikan informasi yang ditangkap pengemudi adalah yang paling relevan. Modenya sendiri bisa diganti lewat tombol pada setir.

Ford percaya aspek ini memerlukan perhatian lebih mendalam sebab Ford GT pastinya akan selalu dipakai untuk mengebut, dan pengemudi tidak boleh teralihkan perhatiannya sekali pun. Dengan informasi yang tepat, pengemudi akan membuat keputusan yang tepat pula. Untuk itu, Ford bahkan menyediakan waktunya berkonsultasi dengan juara Le Mans, Scott Maxwell, dan meminta sejumlah masukan.

Sederhananya ada lima layout yang ditampilkan oleh panel instrumen Ford GT, masing-masing mengikuti mode yang dipilih, yakni Normal, Wet, Sport, Track dan V-Max. Normal dan Wet akan menampilkan layout yang kita anggap tradisional, dimana speedometer mendapat porsi terbesar di tengah – namun khusus untuk Wet Mode, ada aksen biru untuk mengingatkan pengemudi akan kondisi jalanan yang dihadapi.

Dalam mode Sport dan Track, speedometer di tengah akan digantikan posisinya oleh gear selection yang lebih relevan ketika dipakai untuk mengebut di sirkuit / Ford
Dalam mode Sport dan Track, speedometer di tengah akan digantikan posisinya oleh gear selection yang lebih relevan ketika dipakai untuk mengebut di sirkuit / Ford

Saat mode Sport dipilih, layout-nya akan berubah drastis, dimana speedometer kini digeser ke ujung kanan, dan bagian tengahnya didominasi oleh gear selection. Dalam mode Track, lagi-lagi yang menjadi pusat perhatian adalah gear selection plus tachometer, dengan bumbu aksen merah agar semua informasi dapat terlihat dengan lebih jelas.

Terakhir, mode V-Max akan menyajikan layout yang secara spesifik dikhususkan untuk mengejar kecepatan maksimum. Speedometer kembali merebut porsi di tengah, lalu di atasnya terpampang tachometer dengan indikator berukuran kecil. Di sisi kanan, muncul informasi ekstra berupa hitungan turbocharger boost.

Dinamika ini sejatinya merupakan cara Ford untuk memaksimalkan panel instrumen digital yang perlahan mulai merebut posisi panel analog sebagai standar industri. Ke depannya, teknologi ini juga akan hadir pada mobil-mobil lain Ford untuk semua kalangan konsumen.

Sumber: Ford.

VW I.D. Buzz Adalah Reinkarnasi VW Kombi untuk Generasi Masa Depan

VW berjasa atas dua di antara beberapa mobil yang paling ikonik sepanjang sejarah industri otomotif. Yang pertama adalah Beetle, dan yang kedua adalah van dengan desain antik bernama Microbus, atau yang dikenal juga dengan nama VW Kombi. Populer di tahun 1960-an, mobil tersebut kini menjadi pilihan banyak kalangan hipster.

Peran Kombi sebagai ikon budaya sudah tidak perlu kita ragukan lagi, dan VW sepertinya ingin terus mempertahankan tren tersebut di masa yang akan datang. Dalam event Detroit Auto Show 2017 pekan lalu, mereka memperkenalkan mobil konsep baru bernama VW I.D. Buzz.

Klasik sekaligus futuristis di luar, modern di dalam / VW
Klasik sekaligus futuristis di luar, modern di dalam / VW

Melihat penampilan luarnya, tampak jelas bahwa Buzz merupakan reinkarnasi Kombi untuk generasi masa depan. Desain khas Kombi orisinil dilebur apik dengan elemen-elemen desain futuristis yang bisa menggambarkan sebuah mobil keluarga masa depan.

Secara teknologi, Buzz jelas berbeda jauh dibanding Kombi. Ia murni berjalan menggunakan energi listrik, dimana VW telah menyematkan sistem penggerak empat-roda dengan total output daya sebesar 369 hp. Akselerasi 0 – 100 km/jam ditempuh dalam waktu 5 detik saja, sedangkan kecepatan maksimumnya dibatasi pada angka 160 km/jam.

Secara performa ia memang bukan mobil elektrik tercepat, tapi itu memang bukan tujuan VW. Lewat Buzz, VW sejatinya ingin memberikan gambaran terkait mobil keluarga masa depan yang mengedepankan aspek kemudi otomatis plus efisiensi daya – Buzz dapat menempuh jarak sekitar 430 km sebelum baterainya perlu diisi ulang.

Kursi depannya akan berputar 180 derajat ketika mode kemudi otomatis diaktifkan / VW
Kursi depannya akan berputar 180 derajat ketika mode kemudi otomatis diaktifkan / VW

Ketika sistem kemudi otomatisnya diaktifkan, setir akan otomatis ditarik masuk dan kedua kursi depannya akan berputar 180 derajat menghadap penumpang di kabin belakang. Sekarang Anda tinggal bayangkan betapa menyenangkannya bepergian ke luar kota bersama keluarga selagi asik ngobrol di kabinnya yang super-luas, tanpa perlu memperhatikan jalanan.

VW memang sama sekali tidak bilang akan memproduksi mobil yang persis seperti ini ke depannya, tapi paling tidak kita bisa memperoleh gambaran lebih jelas terkait rencana VW selama satu dekade mendatang. Saya yakin di luar sana ada banyak konsumen yang lebih tertarik dengan reinkarnasi ikon-ikon klasik seperti ini ketimbang mobil masa depan dengan performa gila-gilaan macam Faraday Future FF 91.

Baterai VW I.D. Buzz diklaim dapat diisi hingga kapasitas 80 persen dalam waktu 30 menit saja / VW
Baterai VW I.D. Buzz diklaim dapat diisi hingga kapasitas 80 persen dalam waktu 30 menit saja / VW

Sumber: Road & Track dan VW.