Qlue Hadirkan Sejumlah Perangkat Deteksi untuk Bantu Bisnis Tegakkan Aturan “New Normal”

Pemerintah telah membumikan terminologi “new normal”, sebuah keadaan baru yang harus disesuaikan dengan protokol kesehatan guna menekan persebaran Covid-19. Mencoba mengoptimalkan keahlian yang dimiliki, Qlue meluncurkan beberapa solusi yang membantu bisnis hadapi new normal, di antaranya sistem pengecekan suhu tubuh dengan sensor thermal, pengecekan penggunaan masker, pengecekan jarak kerumunan, hingga pengecekan trafik berbasis CCTV.

“Solusi [baru dari Qlue] bisa [diimplementasikan] satu kesatuan atau terpisah-pisah. Memang lebih efektif kalau jadi kesatuan, karena sangat bersentuhan dengan regulasi new normal dari pemerintah; di mana menganjurkan pengukuran suhu, social distancing, dan pengenaan masker. Solusi kami mencakup itu semua secara automatic menggunakan teknologi IoT dan AI,” tegas Founder & CEO Qlue Rama Raditya.

AI di dalam solusi baru Qlue diimplementasikan di sejumlah fitur, seperti “Seamless Self-Check” menggunakan kamera yang bisa mendeteksi suhu dan penggunaan masker. Pendeteksian penggunaan masker ini diklaim cukup akurat karena bisa mendeteksi 100 jenis masker, bahkan AI masih bisa mendeteksi orang-orang (umur dan gender) yang meski masih mengenakan masker.

Rama menjelaskan, bahwa teknologi AI yang ada pada solusi terbaru Qlue disematkan pada device-nya, sehingga harga dari perangkat tersebut diklaim bisa lebih terjangkau untuk bisnis yang terkena imbas Covid-19 dan ingin segera kembali membuka bisnisnya dengan tetap menaati regulasi dari pemerintah.

People detection pada device digunakan untuk menghitung jumlah orang yang masuk, dan people detection pada CCTV memastikan orang-orang menjaga jarak. Selain itu kesatuan dari teknologi tersebut dapat membantu bisnis untuk memastikan occupancy dari mall misalnya tetap di angka yg sudah ditetapkan pemerintah yaitu 50%,” imbuh Rama.

Gambaran dasbor yang disajikan Qlue untuk solusi terkait new normal
Gambaran dasbor yang disajikan Qlue untuk solusi terkait new normal

Gerak cepat Qlue melihat peluang

Pihak Qlue menyebutkan solusi ini disiapkan untuk cocok diimplementasikan untuk kantor, mall, gedung, rumah sakit, restoran atau tempat-tempat keramaian lainnya.

“Jadi semua area sebenarnya bisa menggunakan solusi ini agar bisa tetap memenuhi regulasi emerintah dan tentunya memastikan keselamatan dari pengunjung mereka. Kantor juga menggunakan ini untuk kemudian diintegerasikan dengan sistem absensi mereka sehingga tidak perlu lagi menggunakan finger print,” jelas Rama.

Selain Thermal dan Mask Detection, Qlue juga memiliki solusi untuk isolasi mandiri. Solusi ini bisa dimanfaatkan untuk memonitoring proses karantina mandiri. Di dalamnya terdapat fitur untuk memantau kondisi mereka yang di karantina, termasuk juga tracking lokasinya.

“Untuk solusi kami terkait isolasi mandiri berguna untuk memastikan pasien Covid-19 yang diisolasi di rumah tetap melakukan self-report dan tidak ke mana-mana. Karena sekarang contohnya di Jakarta pasien yang diisolasi di rumah aja ada sekitar 2.700, bagaimana pemerintah/rumah sakit memastikan mereka stay di rumah. Dengan aplikasi QlueWork pasien harus melakukan selfchecking sehingga dapat di monitor dengan baik karena pada aplikasi tersebut sudah berbasis lokasi,” tutup Rama.

Application Information Will Show Up Here

Menilik Pentingnya Kebijakan Satu Data bagi Daerah

Apa dampak terburuk dari data yang tidak akurat, tercerai-berai, dan tidak sinkron bagi sebuah negara? Bisa menjadi awal terbentuknya kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai, bahkan bencana nasional. Untuk menyiasati hal tersebut, Indonesia pun tengah dalam perjalanan menciptakan agenda “satu data” yang komprehensif untuk menunjang pembangunan.

Data berperan penting di tiap pengambilan keputusan. Ada berapa banyak warga miskin yang butuh bantuan kesejahteraan, berapa anak yang belum tersentuh pendidikan agar dibuatkan sekolah, atau berapa banyak cadangan beras untuk menentukan kecukupan pangan dalam satu tahun; merupakan contoh bagaimana data bagi pemerintah dalam mengatur hajat hidup orang banyak.

Contoh paling ekstrem mungkin terjadi pada Nigeria pada 2014 lalu. Saat itu tiba-tiba saja Nigeria menjadi negara dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) terbesar di Afrika sesederhana karena mereka mengganti metode penghitungannya.

Deputi II Kantor Staf Presiden Yanuar Nugroho dalam International Lokadata Conference 2019 menceritakan pentingnya kebijakan satu data. Dengan sekian banyak agenda pemerintahan yang sedang dan akan berjalan, data yang tepat jadi kebutuhan terpenting untuk melakukan semua itu.

“Ke depan apa yang kita kerjakan? Infrastruktur diteruskan, SDM dibangun, investasi didorong, reformasi birokrasi, penggunaan teknologi. Tapi untuk melakukan itu semua butuh akurasi data dan ketersediaan data,” ujar Yanuar.

Inilah yang melandasi terbitnya Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang “Satu Data Indonesia“. Perpres ini diupayakan untuk menghilangkan perbedaan data di lembaga dan kementerian sekaligus menyirnakan ego sektoral yang kerap muncul sehingga kerap timbul data yang tumpang-tindih di tubuh pemerintahan sendiri.

Contoh data tumpang-tindih itu terjadi pada kisruh impor beras yang melibatkan Kementerian Perdagangan dan Bulog pada pertengahan tahun lalu. Saat itu Kemendag bersikeras untuk mengimpor beras karena data menunjukkan ada kekurangan, namun di saat bersamaan Bulog sebagai operator impor tidak setuju karena stok beras nasional dianggap masih mencukupi.

Pihak swasta juga pernah mengkritik pemerintah akibat data pemerintah yang tak akurat itu. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) pernah protes karena data produksi jagung yang ditampilkan Kementerian Pertanian menunjukkan peningkatan, padahal data asosiasi dan citra satelit membuktikan produksi menurun. Imbasnya, harga jagung melambung, harga barang melonjak, ketersediaan pangan defisit, hingga kemungkinan impor.

Efek satu data bagi daerah

Kebijakan satu data tentu bakal berpengaruh hingga ke layanan publik di tiap pemerintahan daerah. Dalam era penyelenggaraan smart city, Staf Khusus Kepala Bappenas Danang Rizki Ginanjar menyampaikan, pemerintahan daerah terjebak dalam konsep smart city yang canggih dengan anggaran yang sangat besar dan ujungnya jadi tidak efisien.

Setelah kebijakan satu data diteken, pemerintah menyiapkan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE). Sehingga nantinya pemerintah daerah cukup menduplikasi dan menyesuaikan sendiri dari satu aplikasi yang disiapkan pusat.

“Kalau SPBE ini adalah pilar, di bawahnya harus ada fondasi dulu berupa data yang sama,” ujar Danang.

Wali Kota Padang Panjang Fadly Amran menyepakati bahwa data yang sudah dikalibrasi sangat penting bagi pemerintahan daerah. Padang Panjang merupakan contoh kota yang sudah memakai konsep smart city dalam memecahkan masalah di daerahnya. Masalah utama yang jadi kendala mereka adalah data antara kantor dinas saja dapat berbeda-beda. Padahal hal ini menurut Fadly berpengaruh pada strategi mereka dalam mengentaskan kemiskinan.

“Tujuan Padang Panjang dengan smart city-nya adalah mempunya satu data, satu peta, yang benar-benar terintegrasi dan dipakai semua dinas,” ungkap Fadly.

CEO Qlue Rama Raditya mengatakan konsep smart city makin penting untuk menyelesaikan masalah suatu daerah. Salah satu yang Rama soroti adalah arus urbanisasi yang diperkirakan terus meningkat. Bank Dunia bahkan memperkirakan arus urbanisasi di Indonesia meningkat terus hingga 70 persen pada 2030. Namun seperti diketahui urbanisasi dipastikan membawa masalah baru mulai dari kemacetan, meningkatnya jumlah sampah, dan lain-lain.

“Di DKI sendiri banyak orang yang pikir Qlue sudah tidak ada tapi sebenarnya tindak lanjutnya masih di atas 91 persen dari pemprov, membantu meningkatkan kepercayaan masyarakat pada pemerintah hingga 87 persen,” pungkas Rama.

Menggandeng perusahaan smart city seperti Qlue ini merupakan salah satu alternatif yang dapat diambil pemerintahan daerah selain membuat platform mereka sendiri. Cara ini terbilang cukup populer dan praktis melihat dari 15 kota yang bekerja sama dengan Qlue dalam mengembangkan smart city di daerah mereka.

Qlue Rambah Penjualan Solusi ke Luar Negeri

Qlue perluas penjualan solusi ke luar negeri dengan skema menggandeng mitra sebagai reseller. Strategi ini makin digencarkan pasca diperolehnya berbagai penghargaan yang diraih perusahaan di skala internasional.

Founder dan CEO Qlue Rama Raditya menjelaskan, ekspansi ke luar negeri ini bukan tergolong mendirikan perusahaan di sana, melainkan menggandeng mitra sebagai reseller. Mereka datang dari latar belakang yang sama dengan Qlue agar dapat mengimplementasikan, namun secara khusus dilatih. Menurutnya, ada beberapa potensial mitra yang akan digandeng perusahaan sebagai reseller di Asia Tenggara pada tahun ini.

“Kita lebih [pakai] partner untuk di pasar Asia Tenggara karena fokus kita masih buat Indonesia. Namun kita pikir ada foot print di luar negeri itu sudah bagus. Kalau di luar negeri itu kebanyakan untuk B2B jadi bukan dengan pemerintahnya. Di Indonesia justru kita lebih kuat dengan pemerintah,” terangnya, kemarin (9/5).

Strategi ini sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun lalu, namun mitra mulai aktif berjualan pada tahun ini lantaran produk sudah semua terintegrasi dengan baik. Pasalnya, solusi yang dihadirkan Qlue lebih ditujukan untuk Indonesia sehingga sudah terlokalisasi sehingga saat mau dipasarkan ke luar negeri perlu ada beberapa penyesuaian fitur.

Solusi yang dimanfaatkan perusahaan melalui solusi Qlue, kurang lebih mirip dengan kondisi di Indonesia. Namun kebanyakan untuk kebutuhan keselamatan dan keamanan, seperti penghitung orang, pelaporan warga, deteksi parkir ilegal dan dashboard untuk integrasi data.

Sejauh ini solusi Qlue telah dipakai perusahaan-perusahaan multi industri di Malaysia, Thailand, dan Myanmar. Di Malaysia, Qlue hadir sebagai solusi di salah satu mall, real estate, dan pabrik.

Pengakuan solusi Qlue di mata internasional sebenarnya dimulai pasca perusahaan menerima penghargaan, salah satunya di Dubai untuk Best Mobile Goverment Service di kategori Public Empowerment dalam gelaran The 7th World Government Summit 2019. Rama mengklaim di acara itu banyak pihak yang tertarik dan takjub dengan ekosistem yang Qlue bangun di Indonesia.

“Kita sempat terpancing untuk ke luar [negeri], tapi akhirnya memutuskan untuk perbaiki di dalam negeri dulu. Makanya lebih pakai strategi gandeng mitra di luar negeri untuk menjualkan produk kita.”

Bergabung dalam Nvidia Inception Program

Dalam rangka mendukung bisnis Qlue, saat ini perusahaan bergabung dalam Nvidia Inception Program, program akselerator untuk teknologi deep learning dan artificial intelligence. Qlue menjadi salah satu dari 15 perusahaan lokal dari total 2 ribu perusahaan yang bergabung dalam program akselerator global tersebut.

Qlue mendapat berbagai keuntungan yang berkelanjutan mulai dari pelatihan dari para pakar, program hibah untuk perangkat keras serta dukungan pemasaran. Qlue memanfaatkan keuntungan tersebut untuk mengembangkan produk berbasis AI dan deep learning buat solusi-solusi analisis video yang sudah mereka kembangkan.

Beberapa di antaranya adalah teknologi pengenal wajah (facial recognition), penghitung kendaraan (vehicle counting), deteksi parkir liar (ilegal parking detection), penghitung orang yang melintas (people counting), dan pengenal pelat nomor kendaraan (license plat recognition). Seluruh solusi ini masuk ke dalam produk dinamai Qlue Vision.

Produk ini telah membantu berbagai pemerintah kota/kabupaten, badan pemerintah, dan perusahaan untuk bekerja lebih efisien dan mengurangi kesalahan manusia secara signifikan. Dengan perangkat keras dari Nvidia, seluruh solusi ini bisa bekerja lebih maksimal karena butuh GPU dengan kapasitas yang besar, sama halnya saat bermain game yang memakai grafis tinggi.

Hardware dari Nvidia membuat Qlue bisa langsung trial solusi baru yang bahkan belum tersedia di pasar untuk kita presentasikan di depan calon klien. Contohnya, dari license plat recognition bisa deduct ke akun e-wallet kalau ada pelanggaran.”

Senior Manager Channel dan Alliances (Pacific South) Nvidia Budi Harto menyampaikan, pihaknya memilih Qlue lantaran memiliki profil yang unik dalam memecahkan tantangan dengan AI dan deep learning. Solusi tersebut dibangun oleh talenta lokal menjadi nilai tambah.

“Kami bantu penyediaan teknologi, meski kami lebih dikenal sebagai gaming company. Tapi kami mulai mengembangkan AI sejak 7-8 tahun lalu karena kita tahu Indonesia adalah negara keempat dengan populasi yang besar, ditambah adopsi AI di sini adalah tercepat kedua untuk ASEAN,” kata Budi.

Tahun ini Qlue akan mempercepat adopsi smart city di Indonesia, rencananya menambah 20-30 kota baru. Ada tiga kota yang sudah siap memanfaatkan aplikasi Qlue yakni Bandung, Makassar, dan Kupang. Sekarang ada 15 kota yang sudah bekerja sama dengan Qlue. Pengguna Qlue lainnya juga datang dari institusi dan pemerintah dengan total lebih dari 50 institusi lintas industri, 17 kepolisian daerah, mall, rumah sakit, dan sebagainya.

Secara kontribusi terhadap bisnis, diklaim antara pemerintah dan pihak swasta seimbang 50%. Tahun lalu pertumbuhan bisnis perusahaan mencapai 300% dibandingkan tahun sebelumnya. Diharapkan tahun ini akan tembus di angka yang sama.

Application Information Will Show Up Here

Pandangan dan Solusi Qualcomm Demi Mendorong Pengembangan Smart City dan IoT di Indonesia

Saya masih ingat ketika internet of things diangkat sebagai tema utama di pameran IT konsumen beberapa tahun silam. Ketika itu, konsep ‘kota pintar’ dan IoT tengah menjadi tren di dunia teknologi, dan orang-orang membayangkan segala macam kepraktisan yang bisa dihadirkan olehnya. Namun dilihat dari perspektif ini dan dikomparasi dengan Singapura serta Hong Kong, Indonesia memang tertinggal di belakang.

Tapi keadaan dapat berubah dengan pemanfaatan teknologi yang tepat. Qualcomm Technologies, perusahaan yang telah berkiprah di ranah semikonduktor dan telekomunikasi selama lebih dari tiga dekade, mencoba menawarkan solusi demi membantu Indonesia mewujudkan misi Industri 4.0, termasuk pula pada penerapan internet of things lebih jauh serta pengembangan gagasan kota pintar.

Di acara bertajuk Qualcomm Invention Forum, perusahaan berbagi segala macam hal yang bisa membantu mempercepat tibanya ‘zaman inovasi’, sembari merangkul pihak pemerintah, developer, operator seluler, hingga integrator sistem untuk saling bekerja sama. Satu aspek krusial dari semua itu adalah konektivitas 5G yang sebentar lagi berada dalam genggaman. Dan kita tahu Qualcomm ialah salah satu pionirnya.

QIF 1

 

5G

Di presentasinya, senior director of business development Qualcomm International Shannedy Ong menyampaikan bahwa durasi peluncuran 5G terbukti jauh lebih cepat dibanding 4G. Dahulu, hanya ada empat operator dan tiga produsen yang segera merangkul 4G begitu teknologi tersedia. Untuk 5G, terhitung ada lebih dari 20 operator dan 20 OEM memberikan dukungannya. Bagi konsumen awam, upgrade ke generasi selanjutnya biasa diaosisasikan dengan lompatan kecepatan akses. Hal ini tidak sepenuhnya keliru, tapi ada banyak aspek esensial lain yang dihidangkan oleh 5G, contoh kecilnya ialah kapasitas lebih besar dan latensi lebih rendah.

QIF 11

Kolaborasi antara Qualcomm, operator dan produsen perangkat memungkinkan direalisasikannya perilisan teknologi 5G di kuartal kedua tahun ini, terutama di wilayah-wilayah seperti Amerika Utara, Eropa, Korea Selatan, Tiongkok, Jepang, Australia dan sejumlah kawasan Asia Tenggara. Tentu saja beragam segmen akan merasakan dampak positifnya: proses manufaktur otomatis, terwujudnya sarana transportasi tanpa pengemudi, medis, keamanan, logistik, pengelolaan energi, dan sudah pasti ia membantu implementasi IoT.

QIF 9

Berdasarkan hasil studi IHS Markit yang diajukan oleh Qualcomm, 5G kabarnya akan mengekspansi ekosistem mobile hingga tercipta industri-industri baru. Sistem ini akan mentenagai ekonomi digital – baik berupa barang maupun jasa – senilai lebih dari US$ 12 trilyun.

 

Smart city dan IoT

Di presentasinya, senior director  Qualcomm Technologies Sanjeet Pandit menjelaskan bahwa smart city dapat terealisasi melalui penggabungan banyak segmen dan vertikal internet of things, di antaranya penerapan IoT di ranah utility monitoring, manufaktur, jaringan sensor dan kamera, tempat tinggal, serta agrikultur. Singkatnya, kota pintar adalah kota-kota yang menyimpan teknologi-teknologi digital di berbagai fungsi.

QIF 6

Smart city harus bisa menopang, mengelola dan mengevolusi diri serta segala layanan di sana dari waktu ke waktu. Mereka juga diharapkan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan warga dan pemerintahnya. Konsep ini diusung agar membuat kehidupan sosial, ekonomi, dan ekologi lebih berkesinambungan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas penduduk. Gagasan kota pintar juga berguna untuk meminimalkan efek negatif urbanisasi karena teknologi membantu menghemat banyak hal.

QIF 7

Pertanyaan yang kini mungkin muncul adalah, smart city memang memudahkan masyarakat, tapi apakah menguntungkan bagi pihak-pihak yang berkecimpung di sana? Berdasarkan perhitungan Harbor Research, pemasukan dari implementasinya berpeluang meningkat dari US$ 44 miliar di tahun 2018 menjadi US$ 367 miliar di 2025. Penerapan teknologi terbesar di smart city terletak pada aspek pengawasan lewat kamera, pemanfaatan lampu pintar, pengoptimalan fasilitas dan ruang publik, serta transportasi.

QIF 5

Secara keseluruhan, status adopsi gagasan kota pintar masih cukup belia dan akan mencapai puncaknya di sekitar tahun 2025. Lewat dari tahun 2030, penghasilan dari smart city diperkirakan mencapai US$ 7 triliun.

Ada tiga kategori kota pintar, ditakar dari level kerumitan integrasi teknologi: Tempat seperti St. Petersburg dan Sao Paulo masih disebut sebagai smart city sederhana, memiliki sistem siaga dan alarm, pengawasan, dan otomatisasi mendasar; Seoul, Chicago, Toronto serta Beijing masuk ke golongan menengah; kemudian kota-kota semisal Barcelona, Melbourne, Singapura, Dubai, Hong Kong dan London dianggap sebagai smart city ‘kompleks’ karena segala sistemnya sudah saling bersinergi.

QIF 4

Satu faktor yang perlu diingat adalah, IoT dan pernak-pernik pendukung kota pintar harus disesuaikan dengan kondisi di lokasi itu. Menurut Sanjeet Pandit, hal-hal yang bisa dilakukan di kota-kota di Amerika kemungkinan besar tidak cocok buat di Indonesia. Dan di sinilah Qualcomm mencoba memberi jawaban lewat ‘Smart City in a Box’. Singkatnya, Smart City in a Box merupakan solusi menyeluruh (end-to-end) serta terkustomisasi berisi komponen-komponen internet of things untuk membangun kota pintar.

QIF 3

Namun meski solusi sudah ada, Sanjeet Pandit menyampaikan pada saya bahwa pihak mana pun yang ingin membangun kota pintar perlu terlebih dulu mengidentifikasi masalah yang ingin diselesaikan – apakah kemacetan atau problem di layanan publik. Kendala itu harus bersifat umum, dirasakan oleh setidaknya 70 persen penduduk di tempat tersebut. Baru setelah itu mereka bisa mulai mempersiapkan infrastrukturnya.

QIF 10

Grab and Sinar Mas Land Formed Strategic Partnership for “Digital Smart City” in BSD City

Grab and Sinar Mas Land officially formed a strategic partnership for the development of integrated smart digital city in BSD City. Grab will be the technology partner in the region by introducing the latest innovations in line with the solution in connectivity and mobility.

Through the MoU signing, today (3/4), will be the beginning of other collaborations between Grab and Sinarmas Group. In the ocassion, attended also Michael Widjaja as Sinar Mas Land Group CEO with Anthony Tan as Grab’s CEO and Co-Founder.

In fact, Grab’s investment for this partnership is said to include in Grab for Indonesia 2020 master plan worth of US$700 million and Grab Ventures with US$250 million.

“Indonesia is still in a big challenge of connectivity and mobility. There are lots of homework to do. Sinar Mas Land acquire experts in technology to facilitate BSD residents can get through daily activity,” Donny Rahayu, Sinar Mas Land’s Managing Director said.

Grab’s company, is in line with BSD City’s plan for digital smart city transformation. Where, the effort has been initiated since the city was built 30 more years ago. One of the already developed technology by Sinar Mas Land is OneSmile app, and it’s to be integrated with Grab.

Grab Indonesia’s President Director, Ridzki Kramadibrata added, there are three initiatives to do in BSD City. The most recent is running the mapping method of BSD City area to make it easier for passengers to decide the pickup and delivery points more accurately.

Later, to run trial of Personal Mobility Devices (PMD) which can be a close-distance personal transportation vehicle at affordable costs. Finally, conducting pilot mobility sharing solutions in the BSD City area.

“In the transportation technology, there are many kinds of mobility, intracity can be given as shuttle in the new way. There’s also feeder, but everything in new technology with better objective for customers,” he added.

Ridzki said PMD has been through trial and trusted in Singapore with GrabWheels service using e-scooter. They’re partner with National University of Singapore (NUS) for student transportation.

In BSD City, Grab is to build Grab Innovation and Engineering Lab as the as the center of research and innovation development in GOP 9, BSD City, using artificial intelligence to create smart and organized transportation system. It’s located in the same building with Apple.

In addition, Grab will create Grab Ventures Velocity program in BSD City for training and mentoring for selected startups. They’ve given opportunity to develop business and collaborate in Grab app. It was said, BSD City is the first integrated smart digital city in Indonesia on the right location for the program.

Aside from solution for transportation, both companies are supporting local culinary-based SMEs in the region by creating satellite kitchen called Kitchen by Grab Food.

“In every super app outside transportation modes, Grab wants to empower more SMEs with their technology. Because technology can make better productivity, also broader market access.”

Kitchen by GrabFood concept was first introduced in September 2018 located in Kedoya, West Jakarta. In this concept, Grab provides food court for selected culinary SMEs and focuses on take away service for every order from GrabFood


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Grab dan Sinar Mas Land Kerja Sama Strategis untuk “Digital Smart City” di BSD City

Grab dan Sinar Mas Land meresmikan kerja sama strategis untuk pengembangan integrated smart digital city di BSD City. Grab akan menjadi mitra teknologi di kota tersebut dengan menghadirkan berbagai inovasi terbaru yang sejalan dengan solusi di bidang konektivitas dan mobilitas.

Lewat penandatangan nota kesepahaman pada hari ini (4/3), akan mengawali kerja sama lainnya antara Grab dengan Sinarmas Group. Dalam kesempatan tersebut turut dihadiri Group CEO Sinar Mas Land Michael Widjaja dan Group CEO dan Co-Founder Grab Anthony Tan.

Perlu diketahui, investasi yang disiapkan Grab dalam kerja sama ini diungkapkan sudah termasuk bagian dari master plan Grab for Indonesia 2020 sebesar US$700 juta dan Grab Ventures dengan investasi US$250 juta.

“Indonesia masih memiliki tantangan besar soal konektivitas dan mobilitas. Jadi masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. Sinar Mas Land gandeng expert di bidang teknologi agar masyarakat BSD dapat lebih mudah melakukan kegiatan sehari-harinya,” ucap Managing Director Sinar Mas Land Donny Rahayu.

Kehadiran Grab, sambungnya, sejalan dengan upaya BSD City yang sedang bertransformasi ke arah digital smart city. Yang mana, upaya tersebut sudah dirintis sejak kota ini dibangun pada lebih dari 30 tahun yang lalu. Teknologi yang sudah dikembangkan Sinar Mas Land, salah satunya aplikasi OneSmile bakal disiapkan agar dapat terintegrasi dengan Grab.

President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menambahkan ada tiga inisiatif yang akan dilakukan Grab di BSD City ke depannya. Yang terdekat adalah menjalankan metode pemetaan daerah BSD City untuk memudahkan penumpang menentukan titik penjemputan dan pengantaran yang lebih akurat.

Kemudian, melakukan uji coba Personal Mobility Devices (PMD) yang dapat menjadi sarana transportasi personal jarak dekat dengan biaya terjangkau. Terakhir, melakukan program pilot solusi mobilitas berbagi di kawasan BSD City.

“Dalam teknologi transportasi itu banyak mobilitas di dalamnya, untuk intracity bisa kita berikan seperti shuttle tapi the new way. Juga ada feeder, namun semuanya dengan teknologi baru dengan tujuan pengalaman yang sebaik-baiknya untuk pelanggan,” kata Ridzki.

Ridzki menyebut PMD sudah diujicoba dan terbukti di Singapura dengan layanan GrabWheels yang menggunakan e-scooter. Di sana, Grab bermitra dengan National University of Singapore (NUS) untuk moda transportasi para mahasiswanya.

Di BSD City, Grab akan membangun Grab Innovation and Engineering Lab sebagai pusat penelitian dan pengembangan inovasi di GOP 9, BSD City, yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan untuk menciptakan sistem transportasi yang cerdas dan tertata. Lokasi ini berada di gedung yang sama dengan Apple.

Di samping itu, Grab akan menyelenggarakan program Grab Ventures Velocity di BSD City untuk pelatihan dan mentoring buat startup terpilih. Mereka diberi kesempatan mengembangkan bisnis dan bergabung dalam aplikasi Grab. Disebutkan, BSD City adalah integrated smart digital city pertama di Indonesia dengan lokasi tepat untuk program tersebut.

Selain memberikan solusi untuk permasalahan transportasi, kedua perusahaan ini juga berupaya mendukung UKM lokal berbasis kuliner di kawasan tersebut dengan mendirikan dapur satelit yang disebut Kitchen by GrabFood.

“Dalam every day super app di luar moda transportasi, Grab mau berdayakan lebih banyak lagi UKM dengan teknologi yang kami punya. Sebab teknologi bisa membuat produktivitas mereka lebih baik, akses pasarnya pun bisa lebih luas.”

Konsep Kitchen by GrabFood pertama kali dikenalkan pada September 2018 dengan memilih Jakarta Barat, bertepat di Kedoya. Dalam konsep ini, Grab menyediakan food court untuk UKM kuliner terpilih dan hanya fokus ke layanan take away buat setiap pemesanan yang datang dari GrabFood.

Application Information Will Show Up Here

Qlue Secures Funding from GDP Venture and MDI Ventures

After the positive achievement last year, and entering the second month in 2019, Qlue manages to secure new funding. The latest round was led by GDP Venture and supported by MDI Ventures.

Qlue said the fresh funding is to be used for talent acquisition in technology and business to develop Artificial Intelligence (AI) and Internet of Things (IoT). They are expected to improve services and smart city solution offered by Qlue.

There is no further details of the total value, however, Telkom’s participation is expected to give a strategic touch of the synergy in Indonesia’s government and state-owned enteprise.

The CEO, Rama Raditya said, “our initial mission is to accelerate the positive movement in the world, and we’re to make synergies with partners in similar mission. Telkom will be helping to strengthen scalability in the government and state-owned enteprise for our solution can give positive impact on digital transformation in Indonesia, according to the government lead to industry 4.0.”

“GDP Venture, on the other hand, has been helping us to build a developed and sustainable business. We’re very pleased and thrilled to join parnership with MDI Venture and Prasetia in our journey for better Indonesia,” he added.

Qlue is in a process to builf the biggest smart city ecosystem in Indonesia by improving smart city solution service for house developer, apartment, police department, toll, shopping center, industry area, and others through computer vision technology, such as face recognition, license plate recognition, street analysis, and people counting.

Regarding this round, MDI Ventures’ CEO, Nicko Widjaja said, “MDI Ventures has vision to build the leading startup generation in Indonesia, this investment is a realization of our attempt to make it happen. We’ve known Qlue since the beginning, and consider them to have disruptive and innovative mindset.”

He also aware of Qlue’s partnership with the government, it goes along with Telkom Indonesia’s main synergy. Moreover, their team decided to support Indonesian local startups with disruptive and game changing mindset like Qlue.

A similar speech comes out from GDP Venture’s CEO, Martin Hartono. He’s aware of Qlue’s smart city solution has the same vision and mission, and considered to be sustainable and capable to adapt with market situation, not only the government but also corporate.

“Qlue’s ability to provide command center and tech and data-based smart city management, is a crucial base towards Indonesia’s better future. We’re proud in supporting Qlue with the same vision and mission, not only for the development of digital tech ecosystem but also a very useful app for Indonesian people,” Hartono said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Qlue Amankan Pendanaan dari GDP Venture dan MDI Ventures

Setelah melewati tahun 2018 dengan capaian positif, memasuki bulan kedua tahun ini Qlue berhasil mengamankan pendanaan terbaru. Putaran pendanaan terbaru kali ini dipimpin oleh GDP Venture dengan partisipasi dari MDI Ventures.

Pihak Qlue menyebutkan bahwa dana segar yang didapatkan akan dimanfaatkan untuk merekrut para ahli di bidang teknologi dan bisnis untuk mengembangkan produk Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT). Talenta-talenta baru tersebut diharapkan mampu meningkatkan layanan dan solusi smart city yang ditawarkan oleh Qlue.

Tidak ada informasi resmi mengenai jumlah dana yang didapatkan, hanya saja keterlibatan Telkom diharapkan mampu memberikan sisi strategis sinergi di dalam pemerintahan dan BUMN Indonesia.

CEO Rama Raditya mengatakan, “Misi kami sejak awal adalah untuk mengakselerasi perubahan positif di dunia, dan kami ingin bersinergi sebanyak-banyaknya dengan mitra usaha yang memiliki kesamaan misi. Telkom akan banyak membantu kami untuk memperkuat skalabilitas di dalam pemerintahan dna BUMN agar solusi kami bisa memberikan dampak positif bagi transformasi digital di Indonesia sesuai arahan pemerintah menuju industri 4.0.”

“Sedangkan GDP Venture, sudah sejak lama membantu kami dalam membangun bisnis Qlue agar lebih maju dan berkelanjutan. Kami sangat terhormat dan bersyukur dapat menjalin kerja sama dengan MDI Ventures, GDP Venture dan Prasetia dalam perjalanan kami memberikan kemajuan bagi Indonesia,” lanjutnya.

Qlue tengah mengupayakan pembangunan ekosistem smart city terbesar di Indonesia dengan meningkatkan layanan solusi smart city untuk pengembang perumahan, apartemen, kepolisian, jalan tol, pusat perbelanjaan, kawasan industri dan mitra bisnis lainnya melalui inovasi teknologi computer vision seperti face recognition, license plate recognition, street analysis dan people counting.

Menanggapi putaran pendanaan ini, CEO MDI Ventures Nicko Widjaja menyampaikan, “MDI Ventures memiliki visi untuk membangun generasi startup terdepan di Indonesia dan investasi ini merupakan sebuah wujud nyata dari konsistensi kami untuk mendorong visi tersebut. Kami sudah mengenal Qlue sejak awal perusahaan tersebut berdiri, dan kami menilai bahwa Qlue selalu memiliki pola pikir disruptif dan inovatif.”

Nicko juga melihat bahwa Qlue bekerja sama dengan pemerintah, hal tersebut selaras dengan sinergi utama Telkom Indonesia. Selanjutnya pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung startup-startup lokal Indonesia yang memiliki pola pikir disruptif dan game changing seperti Qlue.

Hal senada disampaikan CEO GDP Venture Martin Hartono. Ia melihat Qlue memiliki solusi smart city yang juga memiliki visi dan misi yang sama, karena dinilai mampu terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar, tidak hanya pemerintahan namun juga korporasi.

“Kemampuan Qlue untuk menyediakan command center dan pengelolaan smart city berbasis teknologi dan data merupakan salah satu pilar penting menuju masa depan bangsa Indonesia. Kami bangga dapat turut serta mendukung Qlue yang memiliki visi dan misi bukan saja untuk perkembangan ekosistem digital teknologi Indonesia tetapi juga mengembangkan suatu aplikasi yang sangat bermanfaat untuk bangsa Indonesia,” jelas Martin.

Application Information Will Show Up Here

Qlue Terima Dana Hibah dari Program Akselerasi GSMA

Mengawali tahun 2019, Qlue terpilih menjadi satu di antara sebelas startup di dunia yang mendapatkan GSMA Ecosystem Accelerator Innovation Fund. Di gelombang sebelumnya ada RuangGuru dan eFishery yang juga menerima hibah tersebut. Rencananya dana yang didapat Qlue akan digunakan untuk penerapan solusi smart city yang melibatkan teknologi mobile, artificial intelligence, dan internet of things.

Program hibah dari GSMA didukung oleh Departemen Internasional Britania Raya, Pemerintah Australia, dan anggota GSMA. Tujuannya untuk membangun kemitraan antara operator dan startup demi meningkatkan jangkauan layanan inovatif telepon seluler. Diharapkan mampu mendorong perubahan sosio-ekonomi yang positif dan mendukung program dari pemangku kebijakan.

“Kami sangat senang dan bangga terpilih dalam program GSMA. Kami percaya dengan berbagi visi dan berkolaborasi dengan pihak lain akan lebih membawa dampak sosial di Indonesia seperti yang kami lakukan selama ini,” jelas CEO Qlue Rama Raditya.

Saat ini solusi Qlue disiapkan untuk manajemen berbagai macam masalah yang muncul di kota/kabupaten. Melalui dasbor pintar berbasis geo-spasial, layanan Qlue didesain memudahkan pemerintah kota/kabupaten melakukan pemantauan.

Selain menyediakan platform bagi pemerintah, Qlue juga menyediakan aplikasi untuk masyarakat. Aplikasi tersebut dihadirkan untuk mengajak masyarakat terlibat mendukung pembangunan kota dan menyediakan fitur untuk menghubungkan masyarakat dengan pemerintah.

Sebelumnya, dalam wawancara dengan DailySocial pihak Qlue menyebutkan akan tetap memberikan pelayanan terbaik sambil terus mengembangkan layanan dan teknologi yang dimiliki. Capaian positif di tahun 2018 menjadi salah satu faktor pendorong bagi Qlue untuk menjadi lebih baik lagi.

Saat ini Qlue sudah membantu beberapa pemerintah kota, mulai dari Kota Manado, Kota Bengkulu, Kota Sibolga, Kota Cilegon, Kota Tomohon, dan beberapa lainnya. Selain menghadirkan solusi bagi pemerintah daerah, Qlue juga mendukung instansi nasional seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk mendata dampak bencana.

Application Information Will Show Up Here

Capaian dan Rencana Bisnis Qlue, Optimalkan Peluang di Sektor Pemerintahan dan Swasta

Qlue mengakhiri tahun 2018 dengan cukup manis. Mereka telah berhasil melakukan banyak implementasi smart/safe city di beberapa wilayah di Indonesia. Capaian positif yang diraih di tahun 2018 ini menjadi salah satu alasan Qlue terus mengupayakan yang terbaik demi capaian yang lebih baik di tahun 2019.

Founder & CEO Qlue Rama Raditya menjelaskan beberapa proyek yang berhasil dikembangkan tahun ini. Mulai dari membantu para pengembang properti (Alam Sutera, Intiland, Sinar Mas, Agung Sedayu dan lainnya) dalam implementasi smart city, membantu implementasi keamanan Asian Games 2018 bersama kepolisian Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan Jakarta, hingga membantu BNPB untuk memetakan kerusakan infrastruktur pasca gempa di Lombok dan Palu.

Qlue bersama dengan mitra seperti Lintasarta, Telkomsel, dan Indosat juga membantu sejumlah pemerintah kota untuk mengimplementasikan solusi digital. Kota-kota tersebut antara lain Luwu Utara, Sibolga, Bengkulu, Cilegon, Gorontalo dan Trenggalek.

“Kami saat ini juga membantu Pak Presiden dalam mengetahui isu di Indonesia agar dapat melakukan strategi pembangunan yang lebih efektif. Per hari ini total klien yang kami miliki baik dari sisi pemerintah atau swasta sudah mencapai puluhan dengan skalabilitas yang tinggi per kliennya,” ujar Rama.

Rama lebih jauh menjelaskan bahwa saat ini konsep Qlue masih sama seperti di awal kemunculannya. Berusaha membantu pihak pemerintah dan swasta untuk dapat mengidentifikasi masalah, memberdayakan tim yang ada untuk menindaklanjuti masalah, dan memastikan masalah tidak terulang lagi ke depannya dengan analisa prediksi.

Sumber identifikasi masalahnya berbagai macam, mulai dari pelaporan warga hingga CCTV yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan dan sensor.

Aplikasi Qlue
Salah satu dasbor aplikasi Qlue untuk solusi kota pintar / Qlue

Rencana di tahun 2019

Di tahun 2018 ini dari segi bisnis Qlue mengalami pertumbuhan revenue hingga 5 kali lipat. Peningkatan ini didapatkan berkat key hiring dari segi solusi, komersil, dan operasional yang dilakukan.

“Kami juga memiliki beberapa pencapaian yang akan mendongkrak bisnis Qlue. Salah satunya adalah dengan menjadi bagian dari Endeavor Entrepreneur sehingga akses kami ke seluruh dunia bisa dipupuk dari sekarang. Selain itu kami juga mendapatkan dana hibah dari GSMA untuk melakukan implementasi untuk kota-kota tertentu di Indonesia. Berdasarkan analisa kami, dengan potensi mitra dan klien yang kami miliki Qlue bisa terus berkembang pesat ke depan dan memberikan manfaat bagi Indonesia secara signifikan,” terang Rama.

Menghadapi tahun 2019 Qlue tetap berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada klien dan mitranya sehingga bisa tetap berkembang secara bisnis. Rama percaya bahwa service excellence kepada stakeholders yang dimiliki menjadi kunci dari keberlangsungan bisnis.

“Kami memiliki peluang yang sangat baik di tahun ini jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,” tutup Rama.

Application Information Will Show Up Here