Influlancer sebagai “Endorsement Platform” dan Efektivitas Pemasaran Brand di Media Sosial

Pemasaran dengan model endorsement cukup populer dewasa ini seiring dengan pertumbuhan media sosial yang sangat pesat. Banyak brand (medium ke bawah) yang diuntungkan dengan sistem endrose ini, karena dengan mudah dapat mencapai ke pangsa pasar yang tepat, dengan biaya yang tidak terlampau besar. Menyikapi tren ini, Influlancer hadir sebagai sebuah platform yang menghubungkan antara pengiklan dengan endorser. Melalui web dan aplikasi, Influlancer menjembatani jalinan kerja sama untuk kebutuhan endorsement.

Melalui Influlancer, misi yang ingin diangkat ialah menciptakan brand communication, brand awareness dan brand image. Platform tersebut menyajikan dua pilihan sistem endorse, yakni premium dan reguler. Untuk fitur premium, pemilik brand akan dihubungkan dengan artis dan selebgram yang menerima jasa endorse, sedangkan reguler pengguna akan dihubungkan dengan pengguna aktif media sosial umum yang intensif menggunakan media sosial.

Sebagai sebuah cloud marketing platform, Influlancer ditargetkan untuk membantu UMKM dan startup dalam memaksimalkan potensi di ranah digital. Di lain sisi, Influlancer juga ingin menyediakan wadah bagi para endorser untuk memaksimalkan income mereka dalam mempromosikan produk. Sejauh ini menurut keterangan yang terdapat dalam laman Influlancer, tidak ada pemotongan fee dari jasa endorsment yang dilakukan.

Influlancer diluncurkan pertama kali pada Agustus 2016. Dan saat ini Influlancer telah mengantongi lebih dari 2.000 pengguna dengan puluhan kampanye brand endorsement telah dilakukan.

Efektivitas model pemasaran berbasis endorsment bagi brand

Ada sebuah sebaran menarik terkait pola pengguna media sosial dalam mengikuti (follow) figur publik yang memungkinkan untuk melakukan endorsement.

Dengan studi kasus Instagram, survei JakPat bertajuk “Top Endorser in Social Media” yang dilakukan terhadap 262 responden di awal tahun 2016 lalu memetakan fakta menarik. Di usia 16-25 tahun rata-rata pengguna mengikuti figur publik artis (film, musik atau model), laman parodi dan online shop. Di suia 26-29 tahun (film, musik atau model), traveller dan online shop. Sedangkan di usia 30-35 tahun (film, musik atau model), kuliner dan parodi.

Dikaitkan dengan aktivitas yang dilakukan, hanya 34% dari total responden yang mengaku tidak memberikan interaksi terhadap posting yang dipublikasikan (dalam hal ini posting termasuk tentang endorse suatu produk). Sebagian besar melakukan interaksi secara beragam.

Endorsement 1

Disusul dengan data yang menyatakan kepercayaan suatu brand terhadap sistem endorsement. Survei JakPat menyebutkan beberapa konsiderasi yang membuat pemilik brand, statistiknya pun berbeda bergantung jenis produk yang dimiliki. Berikut perbandingan antara produk kecantikan, produk kesehatan dan produk rumah tangga dalam melakukan endorsement.

Tantangan brand untuk memasarkan produk melalui media sosial

Makin banyaknya jenis media sosial di kalangan masyarakat berimbas pada terfragmentasinya pengguna media sosial itu sendiri. Dalam sebuah riset tahun 2015, sejak saat itu penggunaan media sosial mulai mengerucut didasarkan pada beberapa hal, salah satunya usia dan kegunaan. Dari sini brand harus secara tepat mendefinisikan strategi pemasaran melalui kanal media sosial. Pemetaan jenis pengguna ini perlu diketahui untuk membuat kegiatan pemasaran menjadi lebih efektif.

Endorsement 5

Pada akhirnya media sosial juga menjadi tempat, sebuah kerumunan yang berisi berbagai macam jenis pengguna. Tidak semua bisa dijajaki dan diajak untuk menjadi konsumen suatu brand, hanya saja dengan penentuan sasaran yang jelas, bisa jadi ekosistem pengguna tersebut benar-benar dapat dikonversi menjadi traksi atau pembeli produk yang diiklankan melalui kanal media sosial, dengan pendekatan dan penyampaian yang pas.

Application Information Will Show Up Here

Twitter Hadirkan Fitur Explore, Satu Tempat untuk Mengakses Trends, Moments dan Search

Dibanding Facebook, saya kira Twitter lebih sulit untuk dipahami oleh pengguna baru. Kalau Facebook sejatinya hanya berfokus pada News Feed saja, di Twitter ada Timeline, Trends, Moments sekaligus fitur Search.

Memang kalau dijabarkan satu per satu, semuanya akan cukup jelas; Trends menampilkan beragam topik yang sedang dibicarakan banyak orang saat ini, Moments menunjukkan bagaimana suatu topik tertentu dapat diceritakan dari berbagai sudut pandang, sedangkan Search untuk mencari dan menemukan apapun. Yang jadi masalah, pengguna harus lompat dari satu tab ke yang lain untuk menemukan itu semua.

Moments sendiri sebenarnya dirancang supaya pengguna baru bisa lebih paham bagaimana cara kerja Twitter sebenarnya. Namun Twitter tampaknya belum mau berhenti sampai di situ saja, mereka terus berupaya untuk memperbaiki dan memudahkan pengguna dalam memantau apa saja yang sedang terjadi saat ini. Alhasil, lahirlah Explore.

Explore pada dasarnya merupakan hasil konsolidasi dari ketiga fitur itu tadi, plus tambahan live video yang belum lama ini mulai terintegrasi ke Twitter. Jadi dalam satu tab Explore ini saja, Anda dapat menemukan Trends, Moments, Search dan deretan live video terpopuler.

Berdasarkan hasil riset Twitter selama sekitar satu tahun terakhir, banyak pengguna yang setuju bahwa Explore cukup berhasil membantu mereka menemukan berita terkini, topik yang sedang ngetren dan apapun yang sedang populer di saat itu.

Twitter memastikan tidak ada fitur yang dihilangkan dengan kehadiran Explore ini, hanya saja semuanya kini dijadikan satu supaya lebih mudah ditemukan pengguna. Fitur ini sudah mulai diluncurkan hari ini juga untuk Twitter versi iOS, lalu menyusul dalam beberapa minggu ke depan untuk Android.

Sumber: Twitter Blog.

Platform Konten Media Sosial Anak PopJam Segera Sambangi Indonesia April Mendatang

Awal tahun 2017, SuperAwesome. perusahaan teknologi untuk anak asal London, mengumumkan rencana ekspansinya ke kawasan Asia Tenggara dan Australia untuk produk yang mereka miliki, platform konten media sosial PopJam. Negara pertama yang pertama disambangi adalah Australia, kemudian Vietnam, dan Indonesia.

“Ekspansi PopJam di Indonesia rencananya akan dilakukan pada April. Kami akan beri update-nya lebih lanjut,” terang MarCom Manager SuperAwesome APAC Masha Astaptsova kepada DailySocial.

PopJam adalah platform konten media sosial yang dirancang untuk target pengguna berusia 7 hingga 12 tahun. Simpelnya, PopJam bisa dibilang sebagai Instagram untuk anak-anak dengan klaim jaminan keamanan 100% dan fitur sesuai kepentingan untuk anak.

Interface aplikasi PopJam
Interface aplikasi PopJam

Tersedia berbagai tools seperti sticker, animasi dan foto yang dapat mendorong anak untuk kreatif. Mereka dapat menggambar, membuat video dan berbagi karya seni mereka, bermain games dan berpartisipasi dalam kontes, interaksi dengan kreator konten, brand, dan influencers. Setiap pengguna dapat mem-follow pengguna lainnya atau kreator, memberikan emoticon, dan memberi komentar setiap konten yang diunggah.

Pihak PopJam menjamin setiap konten yang dipublish 100% aman untuk anak-anak karena dikelola dan kurasi secara otomatis dan manual dengan filter yang dimiliki SuperAwesome. Mereka mengklaim sudah mendapat pengakuan dari COPPA (Children’s Online Privacy Protection Act). PopJam mengacu pada standar hukum tertinggi di dunia terkait perlindungan privasi anak.

Setiap pengguna diwajibkan menggunakan nama samaran dibandingkan menggunakan nama asli, memajang avatar dari hasil prakarya mereka sebagai foto akun. Pengguna juga tidak bisa memajang foto sendiri dan berbagi lokasi. Tak hanya itu, PopJam juga tidak menyediakan private chat dengan antar pengguna dan membatasi jam konten yang bisa diunggah dari jam 6 pagi sampai jam 11 malam.

Dalam pengembangan pertama kali di Inggris, sejak September 2015 hingga Juni 2016 jumlah pengunduhnya sudah mencapai lebih dari satu juta kali. Artinya, lebih dari 30% anak-anak usia 7-12 tahun di Inggris yang sudah memiliki aplikasi ini dalam perangkat smartphone mereka masing-masing dengan rata-rata lama akses sekitar 45 hari setiap harinya.

Merayakan pencapaiannya tersebut, PopJam resmi berekspansi ke Amerika Serikat. Kini PopJam sudah memproduksi jutaan konten setiap harinya melalui kemitraan dengan sejumlah perusahaan besar seperti Disney, Nintendo, Penguin, Roald Dahl, Guinness World Records, NBCUniversal, dan Lonely Planet Kids.

Menjalankan Bisnis Online secara Dinamis bersama Tablet

Kecepatan dan keterbukaan dalam akses internet di Indonesia ternyata tidak hanya berkontribusi pada derasnya aliran keran informasi yang diterima masyarakat. Hari berganti hari, internet juga memberi suntikan yang besar pada industri bisnis online Indonesia, dengan target potensi ekonomi digital dari Pemerintah RI sebesar $130 miliar pada tahun 2020. Sebagai pelaku ataupun penggandrung ranah ini, Anda perlu membawa bisnis online menjadi bagian dari hidup Anda.

Mudah sebenarnya untuk menerapkannya. Anda hanya perlu menjadikan bisnis digital sebagai hal yang tidak sulit untuk dikelola maupun sekadar diikuti trennya. Dari mulai mengatur jadwal social media hingga berkolaborasi dengan rekan kerja lewat apps untuk organisasi bisnis, semuanya perlu menjadi bagian dari gaya hidup Anda. Teraplikasikan atau tidaknya gaya hidup semacam itu dapat tergambar dari gadget yang tengah Anda genggam.

Gadget sebaiknya tak hanya handy untuk dibawa ke mana pun, tapi juga memiliki ukuran yang lebih besar dari pada smartphone agar lebih optimal. Tablet adalah gadget yang dapat menjawab dua poin kebutuhan tersebut.

Kapabilitas tablet untuk mengerjakan tugas-tugas yang dapat dilakukan dengan smartphone dengan lebih maksimal adalah alasan mengapa Anda perlu memilikinya. Mendukung mobilitas manusia dengan segala fleksibilitas kegiatannya, mari kita lihat implementasi kecanggihan dari sebuah tablet pada Samsung Galaxy Tab S2.

Mengapa Samsung Galaxy Tab S2? Sebab, Anda pastinya tidak ingin menyianyiakan waktu dengan percuma dan lebih efisien terkait pengelolaan operasional bisnis Anda.

1. Social Media Management

Masuk ke zaman media sosial, bisnis online Anda mau tidak mau akan dituntut untuk ikut berada di arus situs jejaring. Dengan banyaknya ragam media sosial yang tersedia, Anda bisa memilih sendiri media sosial mana yang sesuai dengan bisnis yang tengah Anda jalankan, dan tentu setelahnya Anda harus berkomitmen untuk mengelola akun media sosial tersebut.

Di tengah-tengah kesibukan marathon meeting yang serasa tiada ujungnya, Anda bisa mengelola media sosial secara lebih menyenangkan bersama tablet dengan rasio layar 4:3, yang memanjakan pandangan Anda. RAM sebesar 3GB adalah ukuran ideal yang juga akan lebih menunjang social media management, sehingga multitasking pun semakin terasa ringan di atasnya.

2. Browsing

Bisnis online adalah bisnis yang dinamis dan pasti memerlukan insight-insight terkini agar bisa selalu bertahan di tengah dinamika tersebut. Agar Anda bisa terus mendapat update tersebut, menjelajahi dunia internet merupakan opsi terbaik yang bisa Anda coba.

Dengan tablet, tidak hanya browsing, pengalaman membaca dan membuka sumber-sumber informasi juga menjadi terasa lebih asyik dengan layar yang lebih besar dari smartphone Anda. Apalagi dengan ketebalan gadget yang tidak lebih tebal dari 5.6 mm, browsing kini bisa jadi salah satu hobi seru yang bisa Anda pilih di waktu senggang,

3. Gaming

Bisnis itu butuh hiburan, agar menjaga ide-ide tetap muncul dengan segar dan hidup tidak terkesan kaku. Dan, gaming merupakan pilihan umum yang banyak dilakukan orang dalam mengatasi penat dan mengisi kekosongan waktu.

Super AMOLED yang membalut layar Samsung Galaxy Tab S2 boleh dibilang membuat gaming menjadi kegiatan yang satu tingkat lebih seru dari biasanya. Teknologi ini akan membuat gambar menjadi lebih hidup dengan tampilan warna sesuai dengan aslinya, ditambah resolusi hingga 2048 x 1536 pixel dengan kepadatan pixel mencapai 320 ppi.

4. Collaborating

Tak ingin melewatkan pekerjaan kantor? Tenang, menjadi dinamis bukan berarti mengabaikan tanggung jawab Anda kok. Di tengah waktu luang, Anda masih bisa memeriksa pekerjaan Anda dan tim dengan aplikasi-aplikasi kolaboratif dalam tablet kesayangan Anda, seperti salah satunya Slack.

Selain itu, ada juga MS Office Solutions yang sudah tertanam di Samsung Galaxy Tab S2. Jadi, kapan pun dan berapa pun waktu yang Anda butuhkan, Anda bisa mengaksesnya langsung dengan OneDrive yang juga tersedia di dalam tablet.

Nah, dengan seluruh kegiatan di atas dan baterai bertenaga hingga 5,870 mAh yang mengisi daya di dalamnya, apakah Anda siap menjadi dinamis dalam berbisnis bersama Samsung Galaxy Tab S2?

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Samsung Indonesia

Revolusi Digital dan Dampaknya Terhadap Pengenalan Brand

Peradaban internet berhasil mengubah beragam cara lama dalam bermacam hal, tak terkecuali dalam dunia bisnis. Jika kita mengingat bahwa brand fashion olahraga Nike membutuhkan 14 tahun untuk dikenal dunia dan mencapai $100 juta penjualan (kala itu dinilai sebagai salah satu yang cukup cepat), maka saat ini sudah sangat berbeda keadaannya. Mengambil contoh layanan transportasi on-demand Uber, sejak didirikan pada Maret 2009, kini popularitasnya sudah sangat mendunia.

Tak hanya berlaku untuk produk global, akan tetapi juga pada produk lokal. Sebut saja startup ala Go-Jek, Tokopedia, Traveloka dan sebagainya. Dalam kurun waktu beberapa tahun saja sudah berhasil mengenalkan brand-nya di seluruh pelosok tanah air.

Mengamati bagaimana brand bisa berkembang begitu pesat, ada beberapa hal yang bisa diamati mengapa persebaran informasi tersebut bisa begitu signifikan. Setidaknya ada enam faktor yang dapat dimasukkan sebagai salah satu bagian dari revolusi digital yang berhasil mengubah akselerasi pengembangan brand.

(1) Perangkat pintar ada di kantong setiap orang

Mungkin kita bisa setuju dengan pernyataan berikut ini, bahwa kepemilikan ponsel pintar bagi banyak orang saat ini sudah bukan lagi masuk ke dalam kebutuhan tersier, melainkan sekunder atau bahkan primer. Karena banyak orang yang sangat bergantung pada kapabilitas aplikasi mobile untuk kesehariannya. Ponsel pintar juga mengubah habit seorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari, dari bangun pagi sampai malam menutup mata.

Pemanfaatan ponsel pintar secara tidak langsung menjadi media yang sangat efektif untuk penyebaran informasi. Melalui pendekatan iklan, aplikasi khusus hingga penawaran langsung dapat dilakukan oleh brand untuk mendekatkan kepada konsumen atau calon konsumen prospektif. Jika cara lama harus memanfaatkan media seperti billboard, televisi, radio atau lainnya dengan pendekatan yang kurang personal, ponsel memiliki cara yang lebih personal.

Teknologi seperti big data banyak digunakan juga untuk melakukan analisis habit pengguna, sehingga brand dapat membuat prioritas penyajian ke calon konsumen secara tepat sasaran.

(2) Perangkat komputasi dan kemudahan yang ditawarkan e-commerce

Alat komputasi secara umum, baik komputer, laptop, tablet, hingga ponsel umum digunakan untuk melakukan aktivitas internet. Salah satu yang menjadi idaman saat ini adalah layanan e-commerce. Booming e-commerce sendiri sudah sangat terasa di Indonesia. Salah satu keuntungan e-commerce bagi pelanggan adalah memudahkan mereka mendapatkan barang atau brand baru yang sulit ditemukan di toko konvensional. Apa saja menjadi mudah dicari menggunakan layanan e-commerce.

Sedikit banyak kebiasaan ini memberikan kesempatan bagi brand dikenal secara lebih luas. Sebut saja Xiaomi, sedari awal melalui model flash-sale pihaknya memasarkan produk di pangsa pasar Indonesia. Brand awareness berhasil dibangun memanfaatkan tren belanja online yang sedang bertumbuh subur di Indonesia. Kuncinya kini pada strategi penyampaian informasi produk ke pengguna sehingga memunculkan ketertarikan masif.

(3) Saluran berbagi media sosial

Sama pentingnya dengan kepemilikan ponsel pintar, eksistensi atau pemanfaatan media sosial menjadi hal penting di kalangan digital society. Media sosial berhasil memunculkan budaya baru, untuk membagikan apapun yang menurut penggunanya menarik. Brand modern memanfaatkan budaya ini sebagai keuntungan, untuk menyebarluaskan apa yang ia tawarkan kepada pengguna.

(4) Target pangsa pasar yang semakin jelas dikondisikan

Menyambung dari poin-poin sebelumnya, pemanfaatan alat-alat modern di atas memberikan banyak keuntungan untuk pemilik brand. Media sosial misalnya, berbekal fasilitas analisis yang disediakan penyedia layanan media sosial, brand semakin mudah mendefinisikan ke mana ia akan memasarkan produknya. Seperti Facebook misalnya, brand dapat menempatkan iklan produk secara native mengikuti segmentasi pengguna yang diinginkan.

(5) Internet memberikan ruang tanpa batas

Penyampaian brand ke konsumen bisa dilakukan dengan banyak pilihan, dari yang berbayar sampai yang gratis. Semua bergantung bagaimana strategi yang diterapkan. Ini adalah keuntungan yang diberikan oleh internet, memberikan ruang tanpa batas untuk penyampaian informasi. Internet membuatnya lalu-lintas data menjadi lebih murah, yang berarti memberikan kesempatan pemain kecil sekalipun untuk show-off produk yang dimilikinya.

(6) Modal bukan lagi sebagai penghalang

Salah satu tantangan bisnis jaman dulu adalah ketika memulai, dan kebanyakan faktor penentu akselerasi bisnis di sisi modal. Menariknya sekarang modal bukan lagi sebuah pengganjal yang sulit untuk dilompati. Di dunia startup, kanal inkubasi dan akselerasi menawarkan kepada bisnis kesempatan untuk mendapatkan pendanaan. Di sektor konvensional pemerintah bekerja sama dengan perbankan juga memberikan kesempatan yang sama. Terlepas dari itu semua, bahkan untuk memulai bisnis di era internet bisa dimulai dengan 0 rupiah. Beberapa sudah membuktikan, misalnya dengan memanfaatkan layanan gratis seperti forum online atau marketplace sebagai tempat menjajakan produk/layanan.

Dari enam fakta di atas, sudah jelas teknologi mengubah perilaku konsumen. Dan bisa disimpulkan juga bahwa informasi dan penyebaran brand saat ini dapat lebih mudah dibandingkan sebelum revolusi teknologi. Kekuatan ini harus disadari betul, sehingga permasalahan yang muncul di era tradisional dapat terpecahkan. Scaling secara cepat juga berimplikasi pada kompetisi bisnis yang semakin ketat.

Facebook Sediakan Cara Baru untuk Saling Berbagi Momen dan Kartu Ucapan

Dalam dua tahun terakhir ini, kita sudah melihat bagaimana Facebook bisa tanggap merespon berbagai event maupun momen terkini, sehingga pada akhirnya kita sebagai pengguna dapat saling terhubung dan berbagi satu sama lain. Sekarang, mereka ingin fokus ini lebih ditingkatkan lagi.

Mereka pun memperkenalkan sebuah program khusus dengan tujuan untuk mengundang para pengguna untuk saling berbagi dan membicarakan mengenai event maupun momen terkini yang tengah terjadi di komunitas sekitar maupun di seluruh dunia. Semua itu disampaikan dalam wujud sebuah pesan khusus yang muncul di bagian paling atas News Feed.

Facebook sebenarnya sudah menguji fitur ini terlebih dulu di Amerika Serikat, tepatnya pada saat kedatangan fenomena Supermoon di bulan November kemarin dan Thanksgiving. Facebook sejatinya ingin mencapai tiga gol lewat fitur ini:

  • Menyediakan cara bagi para pengguna untuk saling terhubung dan berbagi di masa-masa liburan maupun ketika ada event
  • Membantu para pengguna menemukan momen-momen budaya yang menarik
  • Merayakan momen bersejarah yang diyakini berkontribusi atas perkembangan dunia menjadi lebih terbuka dan terhubung
Contoh kartu ucapan untuk menyambut Natal dan tahun baru di Facebook / Facebook
Contoh kartu ucapan untuk menyambut Natal dan tahun baru di Facebook / Facebook

Lebih lanjut, Facebook juga menghadirkan fitur kartu ucapan dalam rangka menyambut perayaan Natal dan Tahun baru. Mengikuti cara baru yang telah dijelaskan di atas, Facebook akan memberikan dorongan lewat pesan khusus yang ditampilkan di atas News Feed. Dari situ, pengguna bisa memilih satu dari 18 desain kartu ucapan yang tersedia.

Sumber: Facebook.

DScussion #69: Perjalanan Transformasi PicMix

Pasca perolehan pendanaan seri A beberapa bulan yang lalu, Picmix melakukan transformasi dari platform penyuntingan foto menjadi sebuah media sosial yang berbasiskan komunitas, hobi, sampai mengakomodasi fitur social commerce. Di edisi DScussion kali ini, CEO Picmix Calvin Kizana bercerita tentang apa yang sebenarnya dibutuhkan soal pendanaan, bagaimana merangkul penggunanya yang tinggal di negara lain, dan bagaimana melihat persaingan dengan media sosial global.

Path Track, Jalan Monetisasi Baru Media Sosial Path

Seminggu yang lalu, 20 Oktober 2016, Path meluncurkan advertising platform bernama Track yang memungkinkan brand untuk memasang iklan dan tampil di timeline pengguna Path. Meski meluncur dalam senyap dan bisa dikatakan terlambat, namun Path optimis Track bisa diterima di tengah masyarakat, terutama di Indonesia yang menjadi pasar paling penting bagi Path.

Path lahir dari tangan Shawn Fanning dan Dave Morin pada 2010 dan sempat menjadi hype di Sillicon Valley karena mengedepankan nilai-nilai “simplicity, quality, dan privacy”. Seiring berjalannya waktu, Path ternyata tak begitu diterima di rumahnya sendiri dan sambutan hangat justru datang dari negeri yang jauh dari rumah, yaitu Indonesia. Hal ini pula yang menjadi salah satu alasan Path menerima pinangan Daum Kakao pada tahun lalu dan Dave pun mulai fokus dengan lembaran barunya.

[Baca juga: Apa Itu Path, Sejarah dan Fitur-fitur Utamanya?]

Pun begitu, tidak ada banyak perubahan yang berarti setelah hampir satu tahun Path menerima pinangan Daum. Memang ada beberapa pembaruan dari sisi tampilan dan fitur, tapi di luar Path Premium dan berjualan item virtual secara eceran, praktis belum ada inovasi monetisasi yang baru. Akhirnya pertengahan Oktober kemarin Path memutuskan untuk meluncurkan secara resmi ads platform mereka yang bernama Track.

Screenshot sponsored content di Path / DailySocial
Screenshot sponsored content di Path / DailySocial

Perkara memonetisasi layanan Path melalui iklan sebenarnya bukan barang baru. Ketika Dave masih menakhodai Path, dia menyatakan kemungkinan untuk mendapat revenue dari iklan memang ada. Meskipun demikian, Dave menegaskan bahwa iklan tersebut harus dapat terpasang dengan pas dalam etos jaringan pengguna yang berarti konten iklan harus berkaitan dengan konten pengguna atau menggunakan model opt-in.

[Baca juga: Pelajaran yang Dapat Dipetik dari Pengakuisisian Path]

Dalam keterangan yang kami terima, pihak Path sendiri mengakui bahwa ada banyak orang yang concern terhadap iklan yang akan tampil. Namun, mereka berjanji untuk tetap memberikan pengalaman terbaik dalam penggunaan Path dengan menampilkan iklan layaknya posting-an teman dalam jaringan.

Pada kenyataannya, sejauh ini memang seperti itu. Iklan yang tampil dalam Path termasuk dalam model native ads – tampil tersamar layaknya konten umum. Dari sisi UI/UX tidak jauh berbeda dengan Instagram Ads, Twitter Ads, atau Facebook Ads. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah konsep iklan Path ini akan bekerja dengan baik memberikan pendapatan signifikan bagi perusahaan?

Saya memang tidak bisa memberikan jawaban pasti, seperti “ya” atau “tidak, karena masa depan itu dinamis dan selalu berubah. Namun jika dilihat dari sisi potensi, kemungkinan itu ada – terutama untuk pasar Indonesia.

Dalam survei terbaru yang diterbitkan JakPat tentang tren media sosial di Indonesia, Path mampu keluar sebagai salah satu media sosial populer di tanah air. Ia menempati posisi empat dengan persentase 26 persen, tidak terpaut jauh dari Twitter yang ada di posisi tiga dengan persentase 28 persen.

Di sisi lain, Path sendiri mengklaim saat ini pihaknya memiliki 10 juta pengguna aktif di Indonesia yang terdiri dari profesional muda perkotaan dengan kecenderungan konsumsi yang tinggi. Sebagian besar penggunanya pun (59%) berada di usia 20-an.

Statistik pengguna Path di Indonesia / Path
Statistik pengguna Path di Indonesia / Path

Jangkauan segmen konsumen yang luas dan memiliki kemampuan untuk menjadi platform rekomendasi yang kuat bagi jaringan pertemanan untuk berbagi selera yang asli inilah yang menjadi salah satu alasan Path untuk meluncurkan Track.

Sejauh ini, yang saya rasakan Path adalah platform media sosial yang sangat tertutup dan terbatas untuk kenalan dekat saja. Alasanya sederhana, bila di media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter pengguna bisa mengikuti akun official suatu brand dan bisa menjadi referensi mesin untuk menampilkan iklan, di Path ceritanya akan lain.

Tidak ada akun official dari suatu brand yang dapat diikuti pengguna di Path. Jadi, pertanyaan mengenai bagaimana iklan akan tepat sasaran pun masih menggantung di kepala.

Terlepas dari keraguan yang ada, potensi ads platform dalam media sosial memang menggiurkan. Dalam survei beberapa waktu lalu, terbukti iklan Facebook dan Instagram mampu memberikan dampak yang signifikan mendorong keputusan penggunanya untuk berbelanja online.

Path sendiri menggantungkan harapannya ke Track sebagai jalan baru dalam memonetisasi layanan agar bisa financially-sustainable di masa depan. Pun demikian, pelaksanaannya tetap menjaga nilai-nilai inti Path agar bisa terus tumbuh beriringan bersama pengguna dan rekan bisnisnya.

Application Information Will Show Up Here

 

Tahap-tahap yang Perlu Diperhatikan dalam Merencanakan “Social Media Campaign”

Yang perlu dipahami saat mulai terlibat dalam campaign media sosial adalah batasan. Tidak ada yang menjamin cuitan pertama Anda tentang sebuah tema social media campaign di Twitter adalah titik awal kampanye Anda aktif, sebab belum tentu juga hashtag yang Anda buat langsung tersebar cepat bagai virus. Begitu pula dengan ujung dari campaign, tak ada jaminan seberapa lama bahasan yang Anda bawa ke lini masa akan berakhir.

Satu hal yang pasti adalah para marketers pasti ingin kampanyenya tersebar tepat sasaran. Di manapun mereka mengeksekusinya, yang terpenting adalah kemantapan dalam persiapan, baik dari sisi timeline, tagar (hashtag), dan tools. Banyak yang bilang pengelolaan tiga aspek ini terhitung cukup sulit, karena masa-masa persiapan ini adalah fase penentu keberhasilan sebuah social media campaign.

Konsep timeline, tagar, dan tools yang lebih tertata tentu akan memudahkan Anda dalam mempersiapkan social media campaign dan penataan tersebut mesti dimulai dari penentuan goal atau tujuan campaign. Tentukan arah yang ingin Anda sasar secara terukur menggunakan Key Performance Indicator (KPI).

Setelah arah tujuan sudah jelas, sekarang waktunya untuk merancang lini waktu perjalanan kampanye. Di tahap ini, Anda perlu menentukan awal dan akhir dari masa kampanye. Ya, memang tadi sudah disebutkan bahwa social media campaign memiliki batasan yang buram. Itu adalah sifat alamiah dari sebuah campaign. Meskipun demikian, Anda tetap perlu memberi garis start dan finish untuk campaign untuk membantu content writer Anda mengelolanya.

Selanjutnya adalah membuat campaign hashtag atau tagar (tanda pagar). Hashtag yang Anda buat harus menjual namun tidak terdengar sedang ‘berjualan’. Pilihlah hashtag yang bisa ‘cair’ dengan mudah di medium maya. Dengan kata lain, tagar yang Anda buat sebaiknya berisi kata-kata yang sering terdengar di telinga masyarakat media sosial.

Yang terakhir, tahap yang tak kalah penting ialah menentukan social media management tools. Diibaratkan pertempuran medan perang, tahap ini adalah saat para prajurit memilih senjata setelah membuat strategi. Jadi, pilihlah senjata terbaik untuk campaign Anda.

Salah satu yang secara spesifik dapat mendukung social media campaign Anda ialah ombaQ, sebuah tools media sosial yang mampu mengkategorikan post yang di-share di media sosial. Di menu content insight-nya, Anda dapat melakukan filtering pada label yang bisa Anda tentukan sendiri. Label itu nantinya bisa Anda lihat performance-nya dan pada akhirnya Anda bisa melihat apakah social media campaign Anda sudah sesuai tujuan atau belum.


Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh ombaQ.

Sasaran Empuk Bagi Bisnis Startup di Instagram

Popularitas Instagram sekarang sudah lebih dari perihal gambar-gambar artsy atau video pendek yang menarik perhatian kaum millennials. Bersama kemajuan industri yang berpaku pada kreativitas, kultur, dan teknologi, Instagram hadir sebagai solusi pelaku industri dalam berbisnis, termasuk di level startup.

Kekuatan platform jejaring media visual dan sosial yang telah diakuisisi Facebook ini ada pada konten yang terlihat berwarna, serupa logo terkini mereka, dan hal ini  dapat diserap keuntungannya oleh para pelaku startup.

Pasar Instagram bisa ‘memakan’ konten-konten yang dilayangkan oleh brand sebenarnya. Hanya, mereka baru akan dengan senang hati melakukan itu bila konten dari bisnis startup Anda tidak sekadar jualan produk. Mengemas konten dengan nilai-nilai humanis adalah apa yang Anda perlu lakukan agar konten Instagram bisa terkait dengan para konsumen. Sederhananya, jangan sampai Anda cuma menampilkan gambar produk. Suguhkan juga foto bagaimana produk Anda bekerja bagi para konsumen.

Di sanalah kekuatan Instagram. Platform ini dapat mengkonversi konten bermuatan jualan menjadi terlihat lebih ringan di mata, sehingga audiens tidak segan untuk menekan tombol hati di bawah konten Anda.

Pembahasan ini lalu akan berujung pada sebuah pertanyaan: “Siapakah audiens tersebut?”

Anda perlu melakukan targeting di Instagram. Keunikan produk yang Anda miliki bisa menjadi nilai jual besar dan akan menarik perhatian kalangan yang spesifik di pasar. Secara garis besar, ada dua kelompok yang dapat Anda sasar: konsumen dan karyawan.

Konsumen tidak mungkin tidak menjadi sasaran Anda. Tidak mungkin Anda membuat gambar yang menarik dengan paduan warna yang apik dan ditambah jahitan kata-kata di dalam caption, bila tidak ditujukan untuk mereka? Entah itu yang prospektif maupun loyal, tawarkan karakter konten yang kuat untuk menceritakan produk Anda.

Di lain sisi, karyawan juga masuk ke dalam target pemasaran Anda di Instagram. Sadari bahwa, meski mereka berada di tubuh perusahaan, karyawan senang bila melihat tempat mereka bekerja memiliki konten yang seru. Mereka rela membagi-bagikan cerita seru kantor keren mereka dengan regram. Ditambah lagi, bila Anda fokus pada visualisasi situasi keseruan perusahaan, bisa jadi tidak akan sulit bagi Anda ke depannya untuk mencari karyawan yang tertarik pada perusahaan Anda.

Semua cara targeting itu perlu dibarengi dengan content planning yang terstruktur. Konsistensi brand voice milik startup Anda akan menjadi gaung yang besar di Instagram. Jangan ulangi kesalahan banyak brand baru di luar sana, yakni dengan menghantam timeline audiens secara bertubi-tubi lewat foto-foto mereka. Jaga saja konsistensi konten Anda, salah satunya dengan scheduling yang memanfaatkan free tool seperti ombaQ.


Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama dengan ombaQ.