ECS Pamerkan Sejumlah Mini PC Liva Baru di Computex 2016

Terkenal berkat motherboard yang handal dan tahan lama, ECS mulai menapaki ranah mini PC sejak 2013. Beberapa produk seperti X2, Core dan One sudah masuk ke Indonesia, dan mereka telah dimanfaatkan di rumah hingga sekolah-sekolah. Dan buat memeriahkan Computex 2016, Elitegroup Computer Systems memperkenalkan sejumlah mini PC baru di keluarga Liva.

Layaknya produk sejenis, Liva mewarisi aspek positif dan negatif mini PC. Pemakaiannya memang ringkas, namun keluarga Liva tidak mudah di-upgrade. Bermaksud memberikan alternatif yang lebih fleksibel, ECS memperkenalkan varian Pro beberapa minggu silam, lalu disusul pengungkapan Liva Z tepat saat Computex 2016. Pro mengusung motherboard mini STX dengan volume 1,3-liter, sedangkan Z ditenagai SoC Intel teranyar.

Liva Z

ECS Liva 3
Liva Z dan modul tambahannya.

Merupakan salah satu sistem yang bersandar pada Intel Apollo Lake (penerus Braswell), Liva Z akan tersedia dalam pilihan chip Celeron atau Pentium. Liva Z di Computex 2016 dibekali dua slot memori SO-DIMM DDR3L, penyimpanan eMMC 32GB atau 64GB ditambah slot M.2 untuk SSD, dan memiliki port HDMI, mini DisplayPort, dual Gigabit Ethernet, tiga USB 3.0 dan sebuah USB type-C.

ECS Liva 6
Kira-kira sebesar ini jadinya saat modul tambahan dipasangkan ke Liva Z.

Ukurannya sangat mungil, berdimensi 117x128x28,7mm dengan tubuh plastik hitam berpola melingkar, dan Anda bisa membubuhkan modul tambahan di bawah mini PC untuk memperluas konektivitas serta penyimpanan. ECS tak lupa menyediakan tipe Z lain, memiliki desain yang sedikit lebih konservatif plus sepasang antena. Volumenya lebih besar dan ia lebih cocok dimanfaatkan sebagai embedded system.

Liva One vPro

ECS Liva 4
Liva One vPro ialah update dari versi One sebelumnya.

Versi update dari One ini berpenampilan lebih besar dari Z, memberikan tempat bagi ECS buat membubuhkan drive 2,5-inci, enam port USB 3.0, dua USB 2.0, DisplayPort, HDMI, VGA, ditambah dan menjadi rumah prosesor Intel Skylake. Tersedia pula optical disk drive opsional, dapat Anda sematkan di sisi atas/samping casing.

Liva Pro

ECS Liva 5
Casing Liva Pro didesain oleh Silverstone.

Penggunaan motherboard mini STX membuat Liva Pro lebih kecil 29 persen dibanding mini PC mini ITX biasa. Tipe ini terbilang spesial karena merupakan buah karya dari kolaborasi Elitegroup bersama tim Silverstone. Casing aluminium kustom Pro memungkinkan ECS untuk membenamkan prosesor Intel Skylake, memori SO-DIMM DDR4 hingga 32GB, juga menyematkan drive 2,5-inci, port HDMI, DisplayPort, tiga USB 3.0, serta dua USB 2.0.

ECS Liva 7
Motherboard mini STX yang digunakan dalam Liva Pro.

ECS memang belum siap memberi tahu kapan ketiga produk tersedia di Indonsia, tapi dari bincang-bincang singkat bersama marketing manager May Chuang, Z, Pro, dan One vPro akan menyusul para pendahulunya; dan Elitegroup kembali menargetkan end-user dan institusi pendidikan.

Hands-On Asus ZenFone 3 Deluxe

Bagi perusahaan-perusahaan Taiwan, Computex yang rampung minggu lalu merupakan ajang paling bergengsi, tempat sempurna untuk memperkenalkan beragam produk anyar. Khusus buat Asus sendiri, konsumen kini menanti kelanjutan upaya produsen dalam berkiprah di ranah smartphone. Kita tahu, di sana, Asus secara resmi memperkenalkan ZenFone 3.

ZenFone 3 Deluxe
Tampilan depan ZenFone 3 Deluxe.
ZenFone 3 Deluxe 2
Bagian punggung ZenFone 3 Deluxe.

Buat sekarang, ZenFone 3 terdiri atas tiga varian: tipe standar, Ultra dan Deluxe sebagai model paling high-end. Dan di Computex 2016, saya berkesempatan mengunjungi booth Asus dan menjajal ZenFone 3 Deluxe secara leluasa. Silakan simak impresi hands-on-nya.

ZenFone 3 Deluxe 5
Meski diklaim memiliki frame layar hanya 1,3mm, tetap ada zona hitam membingkai panel 5,7-incinya.
ZenFone 3 Deluxe 6
Punggung ZenFone 3 Deluxe tidak lagi terlalu melengkung seperti ZenFone 2.

Dari sisi penampilan, Asus memutuskan untuk meninggalkan rancangan ZenFone 2. Lengkungan di punggung ZenFone 3 jauh lebih landai, namun tetap mempertahankan desain ergonomis. Terdapat layar super AMOLED full-HD seluas 5,7-inci – cukup untuk mengakses aplikasi-aplikasi mobile tapi mungkin resolusinya terbilang kurang tinggi buat menangani headset VR portable. Panel tersebut kabarnya memiliki rasio kontras 3 juta banding satu dan menghidangkan color gamut lebih dari 100 persen NTSC.

ZenFone 3 Deluxe 10
ZenFone 3 Deluxe memanfaatkan port USB type-C.
ZenFone 3 Deluxe 1
ZenFone 3 Deluxe mempunyai ketebalan 4,2- sampai 7,5-mm.

Frame di sisi kiri dan kanan layar hanya berketebalan 1,3mm sehingga mencetak rasio screen-to-body sebesar 79 persen, meskipun ada area hitam tipis membingkai panel. Tiga tombol navigasi kapasitif (home, back dan menu) diletakkan di luar display. Tubuh unibody ZenFone 3 Deluxe tersusun atas material aluminium; di area atas serta bawah, Anda bisa melihat pola brushed melingkar. Kabar baiknya, tombol volume dan power Asus kembalikan lagi ke samping, membuat pengoperasiannya tidak secanggung ZenFone 2.

ZenFone 3 Deluxe 3
Desain ZenFone 3 Deluxe terlihat anggun.
ZenFone 3 Deluxe 7
Fingerprint scanner bisa membaca jari Anda dari arah 360 derajat.

Tak mau ketinggalan dari kompetitornya, Asus juga mengusung sensor fingerprint, diletakkan di punggung ZenFone 3, di bawah modul kamera. Unit pemindai dapat mengenali lima jari, mampu membaca dari arah 360 derajat dan mendukung integrasi app. Produsen tidak lupa membekali Deluxe dengan teknologi fast charging Boost Master yang bisa mengisi 60 persen baterai non-removable 3.000mAh di sana hanya dalam 39 menit – via USB type-C.

ZenFone 3 Deluxe 12
Asus menyematkan teknologi PixelMaster 3.0 bersensor 23-Mp ke Deluxe.

Untuk fungsi fotografi, Asus membenamkan teknologi PixelMaster 3.0 bersensor 23-megapixel. Kamera menyuguhkan fitur Super Resolution 92-Mp, aperture f/2.0 dengan autofocus TriTech – diklaim mampu mengunci objek dalam waktu 0,03 detik, dibantu pula oleh OIS dan EIS. Dari sesi uji coba, kemera ZenFone 3 Deluxe memang gesit merespons shutter, tapi saya merasa ia sedikit kesulitan menjepret benda berjarak dekat yang sedang bergerak.

ZenFone 3 Deluxe 8
Kamera dibantu LED dual-tone dan laser.

Asus ZenFone 3 Deluxe dengan codename ZS570KL (produsen tetap menggunakan kode-kode yang sulit dihafal) berjalan di platform Android 6.0 Marshmallow dan menyimpan jeroan mumpuni, di antaranya SoC Qualcomm Snapdragon 820 dan RAM 6GB, serta tersedia memori internal dari mulai 64 sampai 256GB – spesifikasi lengkap dapat Anda lihat di situs resmi.

ZenFone 3 Deluxe 9
Spesifikasi ZenFone 3 Deluxe.

Boleh dikatakan, Asus ZenFone 3 terlihat sebagai usaha Asus mengejar produk-produk flagship rival, namun tentu saja langkah ini memberi dampak pada harganya. Zenfone 3 versi standar kini bukan lagi produk entry-level seperti ZenFone 4 dan 5 (first-gen), dan tipe Deluxe menuntut harga yang lebih tinggi lagi: US$ 500. Untuk sekarang, Asus belum memberi tahu tanggal pasti perilisan ZenFone 3.

ZenFone 3 Deluxe 11
Beberapa model flip cover ZenFone 3 yang sudah Asus siapkan.

Jajaran Notebook VR Ready dan Gaming MSI Baru Jadi Primadona di Computex 2016

Jangankan untuk virtual reality, masih banyak orang ragu pada kemampuan notebook buat menangani gaming. Dan sudah cukup lama, MSI berupaya menyingkirkan anggapan tersebut dengan membuat terobosan dalam produk-produknya. Lalu ketika VR semakin naik daun, MSI ungkaplah laptop ‘VR Ready’ pertama di dunia buat ikut memeriahkan Computex 2016.

Namun tak hanya fokus pada virtual reality, MSI turut me-refresh sejumlah keluarga notebook lainnya. GT83 dan GT73 Titan memang jadi primadona, tapi update terhadap seri GS tak kalah menarik. Buat saya, GS merupakan tipe paling ideal untuk para gamer nomaden, berada di titik ekuilibrium antara performa dan mobilitas. Beberapa modelnya mungkin sudah Anda dengar: GS63 serta GS73. Dan jangan lupakan juga mobile workstation VR Ready MSI.

GT83 Titan

Sebagai pewaris desktop replacement kebanggaan MSI, produsen memberikan perhatian khusus terhadap GT83. Notebook berlayar full-HD 18,4-inci ini dibekali sepasang kartu grafis GeForce desktop melalui teknologi SLI, prosesor Intel i7 generasi keenam, RAM DDR4 sampai 64GB; sehingga VR bukanlah hal berat baginya. Tersedia penyimpanan berupa dua SSD M.2 plus hard drive 1TB dengan konfigurasi Super RAID 4.

Computex MSI notebook 7
MSI GT83 Titan.

Wujud GT83 hampir sama seperti GT80, tapi MSI menambahkan garis merah di belakang buat membingkai grille heat sink. Di dalam, GT83 memanfaatkan sistem pendingin Cooler Boost Titan ‘eksklusif’ rancangan MSI.

Computex MSI notebook 8
Desain GT83 hampir serupa tipe terdahulu.

Keyboard mekanik ber-switch Cherry MX Brown kembali hadir di sana. Dan di sisi audio, MSI membubuhkan chip DAC Hi-Fi ESS Sabre.

GT73 Titan

Titan pertama dari kelas GT7x, awalnya sedikit membingungkan karena dahulu titel Titan hanya diberikan pada GT80. Seperti GT83, GT73 adalah notebook VR ready dengan dua GPU. Konfigurasi hardware hampir menyerupai GT83, termasuk RAID 4, chip Intel Skylake, RAM DDR4 hingga 64GB, DAC ESS Sabre, serta thermal engineering Cooler Boost Titan.

Computex MSI notebook 15
GT73 Titan siap topang Rift dan Vive.

Perbedaannya terletak di ukuran layar, yaitu 17,3-inci (dan ketiadaan keyboard mekanik). Panel 1080p tersebut anti-glare serta menyuguhkan NTSC 94 persen, dan menariknya lagi, dirancang sebagai layar notebook gaming dengan refresh rate 120Hz – waktu responsnya hanya 5-milidetik.

Computex MSI notebook 9
MSI terapkan sejumlah face-lift pada GT73 tanpa mengubah desainnya terlalu drastis.

GS73 Stealth

Keberadaan GS73 Stealth (dan saudarinya GS63) sempat bocor di awal April silam, dan tim MSI cukup terkejut ketika saya memberitahukan hal ini. GS73 seharusnya menjadi kejutan di Computex 2016: salah satu notebook 17,3-inci tertipis dan teringan yang ada sekarang. MSI menerapkan sejumlah update pada desain luarnya, mencoba mengurangi kesan agresif (rancangan gaming laptop MSI terinspirasi dari mobil sport), dan meraciknya agar lebih elegan.

Computex MSI notebook 12
GS73 ialah salah satu notebook gaming 17-inci paling tipis.

Sepertinya produsen menggunakan tipe layar serupa GT73, dengan resolusi 1820×1080, lapisan anti-glare, display NTSC 84 persen, dan refresh rate 120Hz. Buat jeroannya, Anda bisa menemukan prosesor Intel Skylake, kartu grafis Nvidia GeForce, RAM DDR4 32GB, serta storage SSD M.2 512GB dan hard disk 1TB.

GS63 Ghost

Computex MSI notebook 10
GS63 ini sangat ideal buat para gamer nomaden.

Bagi saya, aspek terfavorit dari GS63 Ghost ada pada rasio desain dan ukuran layar, menjadikannya fleksibel dalam pemakaian. Ada banyak sekali notebook 15-inci di luar sana, dan MSI berupaya membuat GS63 agar tersaji spesial, diramu dengan prinsip serupa GS73: ringan dan tipis. Berdasarkan informasi yang disingkap produsen, komposisi hardware GS63 tak jauh berbeda dari GS73.

Computex MSI notebook 11
GS63 memiliki engsel dengan sudut gerakan paling luas di antara saudara-saudaranya.

WT72

Terdiri dari beberapa tipe – 6QJ, 6QK dan 6QM vPro – WT72 ialah mobile workstation yang ditujukan bagi desainer dan kalangan antusias, performanya dioptimalkan untuk penerapan profesional, menitikberatkan build quality serta kestabilan sistem (tersertifikasi ISV). Ia ditenagai prosesor Intel Skylake atau Xeon vPro, dan Anda dapat memilih kartu grafis Quadro M2000M sampai M5000M, dipadu RAM maksimal sebesar 64GB.

Computex MSI notebook 13
WT72 siap tangani software Adobe Stingray yang dijalankan melalui HTC Vive.

Varian inilah yang merupakan mobile workstation VR ready andalan MSI.

WS72

WS72 menyimpan kapabilitas olah data mumpuni dalam tubuhnya yang ramping (MSI mengklaimnya sebagai mobile workstation tertipis) berkat kehadiran prosesor Xeon, GPU Nvidia Quadro M2000M, RAM 32GB, SSD M.2 512GB dan HDD 1TB.

Computex MSI notebook 14
Ia adalah mobile workstation tertipis dari MSI.

Spesifikasi canggih kini memang bukan lagi hal baru, tetapi aspek paling istimewa dari WS72 terletak pada layar 4K berukuran 17,3-inci di sana. Panel tersebut mengusung teknologi True Color demi memastikan reproduksi warna yang akurat. Mutunya bahkan lebih baik lagi dari keluarga Prestige, menjanjikan AdobeRGB 100 persen.

Computex MSI notebook 5
WS60 (paling depan), WS72 (kedua) dan WT72 (baris ketiga).

WT72 sudah tersedia di pasar, dan WS72 baru saja diluncurkan; namun MSI tidak buru-buru merilis empat gaming notebook di atas, baru akan menyusul beberapa minggu lagi.

Computex MSI notebook 4
Beberapa notebook yang digunakan MSI untuk menjalankan game-game berbeda.

ZTE Resmi Singkap Axon 7, Smartphone Flagship yang Terinspirasi dari Mobil Mewah

Diperkenalkan pertengahan tahun lalu, Axon adalah smartphone seri flagship  ZTE, diramu sebagai upaya mereka bertanding dengan produsen ternama global. Mereka membenamkan chip hi-fi dan kamera mumpuni, dikemas dalam tubuh premium berbahan logam. Dan mungkin Anda sudah tahu, ZTE belakangan memiliki niat buat menyingkap model penerusnya.

Setelah video teaser beberapa hari silam, ZTE Corporation akhirnya resmi mengungkap Axon 7. Smartphone ini akan melakukan debutnya di wilayah China, kemudian menyusul di Amerika Serikat, Eropa, dan kawasan-kawasan lain. Dari penuturan ZTE, perangkat didesain untuk pengguna ‘yang menikmati hidup secara pintar berbekal teknologi, menitikberatkan aspek-aspek terpenting bagi konsumen’.

ZTE fokus para desain tapi tak lupa membenamkan susunan hardware high-end. Device ini mempunyai display AMOLED 5,5-inci 2560×1440-pixel dan tubuh setipis 7,9mm. Buat merancang device, ZTE menggandeng tim Designworks, anak perusahaan BMW Group. Namun tak cuma penampilan, ZTE dan Designworks ingin proses interaksi antara user dan perangkat terasa intuitif serta sederhana. Mereka turut membubuhkan scanner fingerprint di belakang – sebuah tren yang sepertinya sedang naik daun.

Fitur menarik lain dari Axon 7 bisa kita lihat dari upaya ZTE membenamkan dua chip audio AK4961 dan AK4490 dari AKM agar device dapat menyuguhkan suara kelas hi-fi; dibantu speaker ganda dan sistem surround Dolby Atmos. Selain untuk menikmati musik, kapabilitas tersebut sangat membantu kita dalam hal navigasi. Tak hanya fokus di playback, komponen mic juga tidak kalah canggih, sanggup merekam suara di jarak maksimal delapan meter dari device.

Untuk fotografi, ZTE menghadirkan fungsi-fungsi kamera DSLR, memastikan upaya pengambilan gambar yang cepat dan akurat serta minim noise. Sensor 20-megapixel dan lensa f/1.8 di sana menjanjikan hasil gambar berkualitas tinggi, turut dibantu oleh teknologi dual image stabilization, ‘advanced auto focus‘, konfigurasi exposure, dan pemilihan scene hingga white balance.

Peluncuran Axon 7 juga dibarengi dengan pengumuman perangkat headset virtual reality ZTE VR, dijual terpisah (kira-kira US$ 80). Ia sengaja diracik agar memanfaatkan kemampuan audio (hi-fi dan speaker) serta layar 2K Axon 7 secara optimal.

Tersedia dalam tiga varian: edisi Basic, Standard dan Premium, Axon 7 mengusung SoC Snapdragon 820, menyimpan prosesor quad-core 2,15GHz dan GPU Adreno 530, RAM 4GB atau 6GB dengan memori internal 64GB atau 128GB, mengambil tenaga dari baterai 3.250mAh berfitur Quick Charge 3.0, berjalan di platform MiFavor4.0 berbasis Android 6.0.

ZTE Axon 7 ditawarkan di harga US$ 450 sampai US$ 625.

Sumber: Business Wire.

Duo Handset Vivo V3 Janjikan Pengalaman Pemakaian ‘Lebih Cepat dari Cepat’

Momen penting datang dan pergi, dan seringkali terjadi saat tidak kita sangka. Sebagai perangkat serbaguna buat beraktivitas sehari-hari andalan banyak orang, performa serta kemampuan smartphone memegang peranan besar demi memastikan Anda tidak melewatkannya. Itulah tema yang Vivo angkat dalam peluncuran dua produk mereka di Indonesia.

Setelah membanjiri pasar nusantara dengan smartphone-smartphone ekonomis, tren belakangan menunjukkan bahwa para produsen Tiongkok semakin berani bermain di level yang lebih bergengsi. Di tanggal 26 Mei 2016, konsumen lokal kedatangan sepasang device baru dari Vivo, V3 dan V3 Max – hampir dua bulan sesudah hadir India. Vivo mengklaim duet V3 mampu menyajikan pengalaman penggunaan ‘faster than faster‘, tapi tentu saja kita harus mengulik lebih jauh apakah janji tersebut benar adanya.

Vivo V3 & V3 Max 13
CEO Vivo Duran Dong memberikan sambutan di depan media.

Penampilan V3 serta V3 Max hampir serupa, hanya berbeda di ukuran layar: 5-inci dan 5,5-inci. Mereka mengusung struktur unibody bermaterial aluminium, didesain agar tampil ramping – masing-masing 7,5- dan 7,58-milimeter.

Vivo V3 & V3 Max 8
Model memegang V3 (kiri) dan V3 Max (kanan)

Meskipun hanya berbeda 0,5-inci, setting layar IPS V3 Max dan V3 biasa cukup berbeda. Sebagai produk yang lebih high-end, V3 Max menyimpan resolusi 1920×1080-pixel berkepadatan 401ppi; sedangkan V3 hanya memiliki panel 720p dengan 294-pixel.

Melihat device ini lebih dekat, punggung metalik kedua V3 memiliki tekstur doff halus (berdasarkan info di website, Vivo memakai coating zircon sand), untuk memperkecil peluang terselip dari tangan. Menariknya lagi, perangkat turut dibekali sensor sidik jari, di mana penempatannya mirip Coolpad Max dan Max Lite.

Vivo V3 & V3 Max 12
Tampilan muka V3 Max.
Vivo V3 & V3 Max 11
Bagian belakang V3 Max.

Namun bukannya melingkar, fingerprint scanner tersebut berwujud kotak, dan bisa diakses dari arah mana saja – seluas 360 derajat. Ia mampu mengenali sidik jari Anda cuma dalam waktu 0,2 detik. ‘Cepat dan responsif’, begitu menurut Vivo. Sekali lagi, penempatan seperti ini dimaksudkan demi memudahkan proses unlocking, cukup sedikit menggerakkan jari telunjuk ketimbang harus menggapainya dengan jempol seandainya diposisikan di tombol home.

Vivo V3 & V3 Max 7
Vivo V3 dari depan.
Vivo V3 & V3 Max 6
V3 tak kalah ramping dari saudari besarnya V3 Max.

Selanjutnya, elemen ‘cepat’ lain yang dibanggakan Vivo di V3 dan V3 Max ialah kameranya. Berdasarkan spec sheet, mereka berdua dilengkapi setup kamera smartphone standar, yakni sensor 13-mp di belakang dan 8-mp di depan. Meski demikian, sang produsen yakin pengguna cuma membutuhkan 0,7 detik buat mengaktifkan fungsi fotografi V3. Autofocus-nya sendiri mampu mengunci objek dalam waktu 0,2 detik berkat PDAF dan di sana dibubuhkan pula mode-mode seperti Face Beauty, Voice Control, sampai ultra-HD.

Vivo V3 & V3 Max 5
Baik di V3 maupun V3 Max, modul kamera berada di sisi pojok kiri atas.

Salah satu fitur paling menarik di V3 Max adalah Smart Split. Fokus pada kemampuan multi-tasking, ia dapat membagi display jadi dua, sehingga pengguna bisa mengakses dua app sekaligus; contohnya menonton video sambil membalas chat. Kemampuan tersebut merupakan persembahan dari UI Funtouch OS 2.5, berbasis platform Android 5.1 Lollipop.

Vivo V3 & V3 Max 9
Fingerprint scanner V3 dan V3 Max bisa mengenal jari dalam sudut 360 derajat.

Vivo juga telah menyiapkan kejutan bagi Anda yang gemar mendengar musik di perjalanan. Perusahaan asal Guangdong itu menyematkan chip AK4375 dengan SNR 105dB dan tingkat distorsi -97dB. Kapabilitas ini, dipadu speaker pintar yang menyimpan teknologi Smart Amp ditambah chip amplifier ‘home-cinema‘, menjanjikan mutu output audio high fidelity.

Vivo V3 & V3 Max 4
Desain kedua device tidak begitu berbeda.
Vivo V3 & V3 Max 3
Begitu pula pada penampilan bagian belakangnya.

Sebagai otak handset, Vivo membenamkan system-on-chip Qualcomm Snapdragon 652 (prosesor octa-core 1,8GHz, GPU Adreno 510) plus RAM 4GB ke V3 Max; dan Snapdragon 616 (prosesor quad-core Cortex-A53 1,5GHz & quad-core 1GHz, GPU Adreno 405) ditambah RAM 3GB ke dalam V3. V3 dan V3 Max mempunyai baterai 2.550mAh dan 3.000mAh. Baterai tersebut ditopang sirkuit fast charging: cukup lima menit, Anda dapat mendengarkan musik selama dua jam.

Vivo V3 & V3 Max 2
Vivo V3 (atas) dan V3 Max (bawah).

Rencananya, Vivo V3 akan tersedia di Indonesia di awal bulan Juni 2016, dijajakan dengan harga Rp 3,5 juta. Kemudian V3 Max segera menyusul tidak terlalu lama, dibanderol Rp 5 juta. Smartphone sudah bisa dipesan sekarang di Blibli.com atau lewat tautan berikut ini: Vivo V3 Max dan Vivo V3.

Vivo V3 & V3 Max 14
Agnez Monica dan tim Vivo sedang ber-selfie bersama.

Bersamaan dengan konferensi pers V3 dan V3 Max, Vivo turut memperkenalkan brand ambassador mereka, Agnez Monica. Menurut sang chief executive officer Duran Dong, produsen memilih Agnez karena ‘penampilannya yang energik dan menginspirasi merepresentasikan nilai-nilai serta semangat Vivo’.

Vivo V3 & V3 Max 1
Model memamerkan V3 Max.

Anda yang ingin melakukan pre-order dua perangkat ini bisa menuju tautan ini dan ini. Anda akan mendapatkan bonus Agnez Mo Signature + Free Exclusive Box Vivo + Agnez Mo Phone Case. Tautan untuk pre-order Vivo V3 Max dan Vivo V3.

Corsair Resmi Singkap Bulldog, ‘PC ala Home Console’ Berkemampuan 4K Gaming

Meskipun proyek Steam Machines Valve memang tidak sesukses harapan banyak orang, PC terus berevolusi hingga wujudnya semakin kecil namun bertenaga. Kita bisa melihat arahan tersebut kini diusung berbagai produsen, dan dengan pendekatan serupa, perusahaan yang memulai kiprahnya sebagai penyedia memori komputer tertarik untuk turut bermain di sana.

Setelah versi prototype-nya dipamerkan perdana di acara Computex tahun lalu dan sempat memperoleh penghargaan Best of CES 2016, akhirnya Corsair secara resmi memperkenalkan Bulldog, yaitu sebuah PC dengan ‘rasa home console‘. Seperti device sejenis, Bulldog dapat Anda taruh di ruang keluarga dan dijadikan pusat hiburan utama tanpa membuat rumah terlihat berantakan.

Corsair Bulldog 3
Tubuh Bulldog terbuat dari material baja.

Bulldog dapat bersanding serasi dengan koleksi console game Anda. Device memanfaatkan rancangan asimetris poligon bertubuh hitam dari baja, mempunyai dimensi 381x457x133-milimeter. Ukuran ini memungkinkan Bulldog menyimpan hardware-hardware yang ia butuhkan demi menyuguhkan pengalaman virtual reality melalui Oculus Rift dan HTC Vive, serta menghidangkan video game di resolusi 4K.

Corsair Bulldog disajikan dalam tiga tipe: DIY Kit, Bundled System dan Complete System. Namun buat sekarang, Corsair baru memasarkan versi do-it-yourself-nya saja. Sebagai PC barebone, konsumen diperkenankan mengonfigurasi susunan hardware-nya sendiri. Perangkat mendukung motherboard tipe mini-ITX dengan chipset Z170, sudah dibekali power supply SF600 600-watt 80 Plus Gold, serta sistem pendingin CPU Hydro Series H5 SF.

Corsair Bulldog 2
Bulldog didesain untuk menjadi pusat hiburan di ruang keluarga Anda.

Wujud Bulldog tak hanya diracik agar tampil keren, Corsair menyusunnya agar sirkulasi udara berjalan lancar. Melengkapi upaya untuk melenyapkan panas, Hydro Series H5 SF tersemat pas di dalam Bulldog dan bekerja dengan hening. Corsair percaya diri pada kemampuan pendingin mereka itu, dan mempersilakan kita buat meng-overclock sistem. Anda juga bisa menambahkan liquid cooling Hydro GFX ke kartu grafis.

Berbicara soal komponen olah grafis, Bulldog kompatibel dengan GPU berukuran panjang dan lebar 300x90mm, juga muat menjadi rumah bagi power supply 190mm, sebuah drive 2,5-inci (SSD), satu drive 3,5-inci atau tiga buah drive 2,5-inci, tiga buah kipas angin (sudah dilengkapi dua fan 92mm, plus sebuah fan 120mm opsional), dan tersedia pula tempat khusus buat radiator 120mm. Rancangannya digarap sedemikian rupa agar pengguna mudah meng-upgrade komponen di waktu ke depan.

Varian DIY Kit Corsair Bulldog sudah tersedia seharga US$ 400. Sedangkan Complete System baru tiba di triwulan ketiga 2016, dan Bundled System masih ‘available soon‘.

Nvidia Ungkap Detail Lebih Lanjut Mengenai GeForce GTX 1070

Harga lebih ekonomis dan lompatan performa signifikan dibanding pemegang singgasana GPU Nvidia generasi terdahulu, Titan X, membuat GTX 1080 mendapatkan perhatian penuh para antusias teknologi grafis. Sejauh ini, GTX 1080 memperoleh review sangat positif. Namun saya yakin tak sedikit orang turut mengincar GTX 1070 karena ia menyimpan segala hal yang dibutuhkan oleh gamer.

Dalam pengumuman GTX 1080 yang dilakukan awal bulan Mei 2016, porsi pembahasan GTX 1070 sangat minim. Baru setelah perusahaan spesialis GPU itu mengizinkan para tester memublikasikan informasi tentang rincian hasil uji coba GTX 1080, Nvidia akhirnya menyingkap spesifikasi GeForce GTX 1070 secara lebih detail di GeForce.com. Sesuai nama serinya, ia diramu sebagai penerus dari GTX 970, mengusung arsitektur Pascal.

GeForce GTX 1070 3

Komparasi antara GTX 1070 dan 970 secara relatif masih sama seperti di level top-end. Nvidia menjanjikan performa tiga kali lebih cepat, dan selain mampu melahap game-game blockbuster di setting maksimal, GTX 1070 dibuat agar dapat menyajikan pengalaman virtual relality yang jauh lebih baik lagi. Kartu grafis dipersenjatai memori 8GB GDDR5 dengan kecepatan 8Gbps, 1920 CUDA core dan base clock 1506MHz.

GeForce GTX 1070 1

Membahas masalah teknis lebih jauh, bisa Anda lihat bahwa clockspeed GTX 1070 berada sedikit di bawah GTX 1080. Berdasarkan perhitungan Anandtech, GTX 1070 memiliki performa (shader/tekstur/geometri) sekitar 73 pesen dari GTX 1080, mempunyai jarak lebih jauh dari seri GTX 900. Dan menariknya lagi, Nvidia mengusung memori 8Gbps GDDR5, pertama kalinya dalam komponen kartu grafis.

Seperti GPU di tingkat x70 lannya, GTX 1070 menyedot lebih sedikit listrik dibanding 1080, dengan TDP (thermal design power) 150-watt. Perbedaan antara GTX 1080 dan 1070 jauh lebih banyak dari GTX 980 dan GTX 970.

GeForce GTX 1070 2

GeForce GTX 1070 turut ditopang Nvidia Ansel (untuk meng-capture adegan di dalam permainan secara 360 derajat), siap menghidangkan G-Sync dan GameStream, mendukung SLI, kompatibel ke API Vulcan, DirectX 12, OpenGL 4.5, dan tentu saja sudah VR Ready. Ia sanggup menghasilkan resolusi maksimal 7680×4320 di 60Hz, dilengkapi konektor standar DisplayPort 1.4, HDMI 2.0b, dan dual link-DVI.

Layaknya GTX 1080, GTX 1070 akan diluncurkan dalam dua tipe konfigurasi. Model ‘base’ dijajakan mulai dari harga US$ 380, menyuguhkan desain kustom dari para partner Nvidia. Kemudian ada pula versi Founders Edition, lebih mahal US$ 70. Edisi tersebut segera tersedia di hari pelepasannya tanggal 10 Juni nanti, dengan penampilan poligon ala GTX 1080.

Plantronics Luncurkan Headset Bluetooth Voyager 5200 dan BackBeat Go 3

Kelahiran Plantronics dirintis oleh dua orang pilot, Courtney Graham dan Keith Larkin, yang menginginkan solusi atas tidak nyamannya headphone penerbang di masa itu. Kerja keras mereka membuahkan hasil membanggakan, Plantronics menjadi standar FAA, dipakai pula oleh Neil Armstrong saat ia mengucapkan, “That’s one small step for a man, one giant leap for mankind.”

Plantronics Voyager 5200 & BackBeat Go 3 13
Director of Sales of Marketing SEA Alvin Kiew dalam presentasinya.

Identitas tersebut dikenakan dengan bangga oleh mereka, bisa kita lihat dari namanya: Plantronics ialah gabungan kata plane dan electronics. Lebih dari setengah abad setelah didirikan, Plantronics turut berevolusi. Meski bidang penerbangan masih merupakan spesialisasi mereka, khalayak awam lebih mengenal Plantronics sebagai produsen headset Bluetooth buat profesional serta konsumen umum.

Plantronics Voyager 5200 & BackBeat Go 3 1
Tiga tipe headset untuk pilot.

Pada tanggal 18 Mei 2016 kemarin, Plantronics mengadakan acara peluncuran dua perangkat baru di Red Dot Design Museum Singapura. Masing-masing produk mempunyai fungsi dan ‘kemahiran’ tersendiri, yaitu BackBeat Go 3 dan Voyager 5200. BackBeat Go 3 diramu buat pecinta musik on-the-go yang aktif, sedangkan Voyager 5200 disiapkan untuk para profesional yang dituntut harus selalu mobile.

Plantronics Voyager 5200 & BackBeat Go 3 14
Consumer business manager Richard Tan memberikan penjelasan mengenai BackBeat Go 3.

 

Plantronics BackBeat Go 3

Merupakan penerus dari versi kedua, visi Plantronics dibelakang penciptaan BackBeat Go 3 adalah musik seharusnya membebaskan dan bukan mengikat kita. Penyajiannya hampir menyerupai sang pendahulu, tapi Plantronics membubuhkan sejumlah penyempurnaan pada penampilan serta performa suara. Produsen berjanji, Go 3 akan membuka ‘kedalaman tersembunyi’ di lagu favorit Anda, menghidangkan suara sekelas headphone full-size.

Plantronics Voyager 5200 & BackBeat Go 3 2
Desain BackBeat Go 3 sederhana, namun stylish.
Plantronics Voyager 5200 & BackBeat Go 3 5
Port USB untuk charging tersembunyi di balik logo Plantronics.

Plantronics menjelaskan, mereka sengaja tidak pernah menggandeng selebriti untuk meng-endorse produk, namun tak berarti wujud Go 3 tidak atraktif. Satu set BackBeat Go 3 terdiri dari dua buah ear-piece yang tersambung oleh kabel, terkoneksi ke device utama (smartphone atau tablet) lewat Bluetooth. Agar eartip-nya nyaman dikenakan, produsen terlebih dulu memetakan kontur telinga manusia.

Plantronics Voyager 5200 & BackBeat Go 3 4
Isi ulang baterai jadi ringkas berkat charging case.

Tak hanya menitikberatkan faktor kenyamanan, desain eartip unik Go 3 juga memastikan suara tersegel dan tidak ada bunyi-bunyian yang bocor dari luar. Menariknya lagi, headset ini sangat cocok untuk para individu aktif. Ia bisa mencengkram mantap telinga, membebaskan Anda buat berolahraga. Melengkapi kapabilitas itu, Plantronics membekali Go 3 dengan nano-coating P2i demi melindunginya dari keringat, gerimis dan kelembapan tinggi.

Plantronics Voyager 5200 & BackBeat Go 3 6
Charging case mempunyai lampu indikator daya baterai.

Buat kualitas audio, Plantronics bilang mereka tidak mau berkompromi. Speaker dibuat secara custom lalu dipadu codec audio khusus untuk menghadirkan micro-detail, menghasilkan output beresolusi tinggi. Go 3 juga mempunyai inline control di mana Anda dapat mengendalikan volume, men-skip lagu, serta mengakses smartphone. Kita tak perlu mengeluarkan handset ketika ingin berinteraksi dengan Siri dan Cortana, ataupun saat bermaksud menerima panggilan telepon.

Plantronics Voyager 5200 & BackBeat Go 3 3
Eartip-nya kompatibel ke 90 persen jenis telinga manusia.

Walaupun wujudnya kecil, baterai build-in BackBeat Go 3 menjaganya tetap aktif selama 6,5 jam. Terdapat pula charging case kanvas – berperan sebagai kantong penyimpanan sekaligus power bank, menambahkan durasi 13 jam.

 

Plantronics Voyager 5200

Voyager 5200 dirancang khusus bagi para profesional yang tak hanya diminta bekerja di ruang kantor, tapi juga tempat-tempat publik seperti airport, kedai dan lokasi-lokasi publik lain. Demi memenuhi kebutuhan mereka, Plantronics fokus pada bagian microphone dan mengusung teknologi unik bernama WindSmart. Dengan teknologi ini, Voyager 520 sanggup menyingkirkan bunyi-bunyian mengganggu.

Plantronics Voyager 5200 & BackBeat Go 3 7
Voyager 5200 tersemat di charging case-nya.

Director of sales and marketing SEA Alvin Kiew menyampaikan, ada banyak hal berpotensi mengganggu komunikasi Anda sehari-hari: suara rintik-rintik air hujan, AC, bahkan tiupan angin yang hampir tidak kita dengar. WindSmart memanfaatkan enam lapis filter untuk menyaring audio-audio tak berguna, sehingga lawan bicara hanya benar-benar mendengar suara Anda.

Plantronics Voyager 5200 & BackBeat Go 3 10
Voyager 5200 dapat dikenakan di telinga kiri maupun kanan.

Mic aerodimanis Voyager 5200 membiarkan angin lewat tanpa menyebabkan turbulensi, lalu tiap komponen microphone dilindungi ‘wind box‘ . Kemudian terdapat empat mic omni-directional yang disempurnakan algoritma wind-cancelling canggih. Tak cuma angin, Voyager 5200 bahkan mampu meredam bisingnya suara pabrik.

Plantronics Voyager 5200 & BackBeat Go 3 11
Ringan dan ergonomis, Voyager 5200 tetap nyaman dikenakan berjam-jam.

Faktor kenyamanannya juga tidak dilupakan. Voyager 5200 didesain agar bisa tersemat kuat tanpa membuat telinga Anda pegal, kompatibel ke 90 persen jenis telinga manusia. Ia dilengkapi pula dengan sensor pintar, misalnya menyalurkan panggilan ke headset secara otomatis sewaktu Anda mengenakannya, serta me-reject saat Anda melepas Voyager 5200. Anda dapat menjawab/menolak telepon via voice control, serta dipersilakan berinteraksi bersama Siri serta asisten pribadi personal lain.

Plantronics Voyager 5200 & BackBeat Go 3 12
Voyager 5200 dan charge case-nya.

Voyager 5200 dapat tetap bekerja optimal di jarak maksimal 30 meter dari handset dengan talk-time mencapai tujuh jam.

Device bisa dipasangkan ke aksesori charging case. Selain buat tempat penyimpanan, casing ini menambahkan tenaga ekstra selama 14 jam. Dan Seperti Backbeat Go 3, ia turut dilapisi nano-coating, memproteksi headset tersebut dari percikan air.

Plantronics Voyager 5200 & BackBeat Go 3 8
Selain menyimpan, charge case secara otomatis mengisi baterai Voyager 5200.

Harga dan ketersediaan secara global

  • BackBeat Go 3 plus charge case – US$ 130 (Mei 2016)
  • Voyager 5200 – mulai US$ 120 (Juli 2016)
  • Voyager 5200 charge case – US$ 40

CoolPad Max Coba Pisahkan Kehidupan Pribadi dan Profesional Anda Lewat Cara yang Unik

Coolpad memang tidak setenar brand Tiongkok lain, namun produsen Shenzhen ini sudah berkiprah di ranah telekomunikasi lebih dari dua dekade silam, sejak masa kejayaan PDA. Di bulan Januari, Coolpad mengumumkan varian baru phablet mereka untuk berkompetisi di kelas yang cukup bergengsi, dibekali fitur-fitur premium dan tubuh logam. Mereka menamainya Max.

Coolpad Max 2
Tim Coolpad dan brand ambassador Chicco Jerikho berfoto di panggung presentasi.

Di hari Senin lalu, Coolpad melangsungkan perayaan peluncuran Coolpad Max di Indonesia, yang juga merupakan bagian dari event perilisan Max secara global di kawasan Eropa dan Asia. Melihat kapabilitas dan presentasi produk, Coolpad tampaknya bermaksud meramu Max sebagai device flagship mereka. Dan di antara sejumlah teknologi pendukung user experience, Dual Space menjadi fitur andalan sang produsen.

Coolpad Max 5
Tampilan depan Coolpad Max.
Coolpad Max 6
Sisi belakang Coolpad Max.

Dual Space adalah sebuah metode yang memungkinkan kita memisahkan kehidupan pribadi dan profesional tanpa perlu menggunakan dua perangkat berbeda. Dengannya, user diperkenankan buat mengakses app sosial media serta chat (Facebook, WhatsApp, Line, BBM) melalui dua akun via BiLogin. Coolpad turut membubuhkan teknologi enkripsi untuk memproteksi dua sisi kehidupan pengguna, memastikan data-data berupa foto, contact, video serta aplikasi di smartphone tidak bocor.

Coolpad Max 18
BiLogin memisahkan ‘ruang’ pribadi dan pekerjaan di dalam device.

Masih mengenai sisi keamanan, Coolpad membubuhkan sistem pemindai sidik jari, tapi uniknya tidak mereka tempatkan di sisi depan (umumnya bersama tombol home). Scanner fingerprint diposisikan di belakang, di bawah modul kamera. Setelah mencobanya sejenak, penempatan seperti ini sebetulnya lebih terasa ringkas karena Anda hanya perlu menggerakkan telunjuk sedikit, ketimbang harus menggapainya dengan jempol.

Coolpad Max 17
Fingerprint scanner berada di belakang.

Fingerprint tak cuma bisa membuka smartphone, namun juga dapat digunakan sebagai shortcut ke app, mengaktifkan Quick Capture, One Key Dial, Switch Space dan lain-lain.

Coolpad Max 8
CoolUI 8.1 dibuat agar serasi dengan penampilan luar smartphone.

Fokus terhadap keamanan file Anda tidak membuat Coolpad lengah terhadap desain smartphone. Dalam perancangannya, tim desainer berpedoman pada prinsip simetris (turut mengomparasi produk dengan iPhone). 97 persen tubuh unibody Max bermaterial logam ‘cobalt-titanium-aluminium‘, telah melewati 54 kali proses CNC milling. Anda memperoleh sebuah device berlayar 5,5-inci dengan ketebalan hanya 7,6mm dan berat 170-gram.

Coolpad Max 10
Dua garis hitam itu berperan sebagai dual antena.

Membahas display-nya lebih rinci, Coolpad Max mengusung layar full-HD 2.5D 5,5-inci 441ppi, diperkuat oleh lapisan Corning Gorilla Glass 4 serta dilengkapi coating anti-fingerprint. Berdasarkan info di press release, layar ini menyajikan rasio kontras 1500:1 dan color gamut 95 persen.

Coolpad Max 9
Layar Max diproteksi Gorilla Glass 4.

Coolpad juga bangga dengan teknologi Tri-dimensional Coupling Antenna di Max. Berkat fitur ini, pengiriman serta penerimaan sinyal bertambah kuat, masing-masing 60 dan 30 persen. Di bagian punggung, Anda bisa melihat dua garis hitam horisontal setebal 1,4-mm. Itulah komponen dual antenanya. Kabarnya, Coolpad memegang tidak kurang dari 13 paten terkait teknologi tersebut.

Coolpad Max 15
Tebal smartphone ini hanya 7,6mm.

Buat keperluan fotografi, Coolpad menyematkan sensor ISOCELL CMOS 13-megapixel di kamera utama, dibantuPDAF, lensa 6p, flash LED dual-tone, dengan aperture f/2.0 dan ISO 3800. Spesifikasi standar kamera ponsel saat ini. Di depan ada kamera 5Mp untuk selfie maupun video chat.

Produsen memilih system-on-chip besutan Qualcomm, yaitu Snapdragon 617, sebagai otakphablet mereka. Device menyimpan prosesor octa-core Cortex-A53 berkecepatan sampai 1,5GHz, dengan GPU Adreno 405, RAM 4GB, penyimpanan internal 32GB dan bisa ditambah 32GB lagi via kartu microSD, serta mengambil tenaga dari baterai 2800mAh. Angka ini memang cukup standar, tapi kabar baiknya turut ditopang teknologi Quick Charge 3.0 – cukup isi ulang selama lima menit, Anda mendapatkan talk-time hingga dua jam.

Coolpad Max 12
Perbandingan sisi depan Max dan Max Lite.

Coolpad Max Lite

Coolpad Max tidak sendirian saat resmi menapakkan kakinya di Indonesia. Ia turut ditemani oleh saudari kecilnya yang lebih ekonomis, Max Lite. Lite membopong desain simetris, fitur Dual Space, serta teknologi fingerprint serupa, tapi menyimpan spesifikasi kelas menengah.

Coolpad Max 11
Tampilan depan Max Lite.
Coolpad Max 13
Tak seperti Max,bagian punggung Max Lite menggunakan material plastik glossy.

Walaupun Max Lite mempunyai ukuran layar serupa Max, perbedaannya bisa langsung kita lihat dari penampilan smartphone. Tiga tombol navigasi diletakkan di luar layar, punggungnya lebih membundar dan berbahan plastik glossy, dibingkai frame logam – saya tidak melihat keberadaan Tridimensional Coupling Antenna. Display 5,5-inci 2.5D di sana menyuguhkan resolusi 720p, tak lupa dilindungi Gorilla Glass 4 dan coating anti-fingerprint.

Coolpad Max 16
Max Lite memang tidak setipis Max.
Coolpad Max 14
Komparasi sisi belakang Max dengan Max Lite.

Baik Coolpad Max maupun Max Lite berjalan di sistem operasi Android 5.1 Lollipop dengan interface CoolUI 8.0.

Coolpad Max 4
Kedua device menyuguhkan interface CoolUI 8.0.

Harga

Kedua perangkat dijajakan secara eksklusif di Blibli. Untuk Coolpad Max, ia baru dapat di-pre-order mulai 10 Juni 2016, sedangkan Max Lite sendiri sudah bisa dipesan. Max dipatok di harga Rp 5 juta, dengan pilihan warna gold dan rose gold; lalu Max Lite dibanderol Rp 3 juta saja.

Coolpad Max 7
Tim Coolpad dan Chicco Jerikho berfoto selepas sesi tanya jawab.

MSI Akan Pamerkan Ultrabook Gaming Generasi Selanjutnya di Computex 2016

Di antara lima seri gaming notebook MSI, bagi saya GS merupakan yang paling ideal bagi gamer nomaden: ia menyimpan hardware bertenaga demi menangani game-game anyar, dikemas dalam tubuh tipis sehingga tidak membuat punggung Anda bengkok. Sudah setahun lebih semenjak MSI merilis GS72, dan sekarang ialah waktu tepat untuk menyingkap penerusnya.

Beberapa minggu sebelum Computex 2016 digelar, Micro-Star International resmi memperkenalkan GS73 dan pengumumannya tidak dilakukan secara biasa. GS73 adalah salah satu pemenang penghargaan Computex d&i Awards 2016, bersama mini PC Cubi 2 Plus dan Vortex. Untuk sekarang, GS73 masih misterius. Device belum memiliki laman khusus di website MSI, dan di press release, perusahaan Taiwan ini hanya menjabarkan garis besar produk saja.

‘Perangkat gaming monster dalam desain ramping’, itulah deskripsi yang MSI berikan pada GS73. Tubuhnya terbuat dari logam almunium padat warna hitam, dipadu tekstur brushed familier. Dua garis pada punggung notebook tak lagi seagresif GS72, kini didorong lebih ke area pinggir, tanpa menghilangkan kesan ala mobil sport. Grille heat sink berada di belakang, dibingkai oleh garis merah.

MSI menjelaskan, pembuatan casing bagian bawah menggunakan teknik tempa, gunanya ialah buat memastikan kekuatan struktur serta membuat tubuhnya lebih tipis. Lalu katanya, plat metal di tengah dapat dikustomisasi oleh gamer profesional buat ‘memamerkan kepribadian unik mereka’. MSI belum menerangkan lebih rinci maksud mereka, tapi saya berasumsi, Anda bisa menaruh nama atau logo tim esport di sana.

Hanya itu informasi resmi yang diberikan MSI. Namun menariknya, sejumlah situs teknologi Eropa (Notebook Check Polandia, Notebook Italia, Notik.ru) sudah membahas GS73 sejak awal April lalu. Kemungkinan besar notebook menyuguhkan lebar layar serupa GS72, yakni 17,3-inci, tentu saja dengan update pada jeroan. Chip Intel Skylake akan hadir di sana, ditemani kartu grafis Nvidia GTX 970M.

Melengkapi rangkaian port USB 3.0 standar, MSI membubuhkan Thunderbolt 3 via USB 3.1 type-C, HDMI 1.4, mini-DisplayPort 1.2, dipadu konekvitas Bluetooth 4.0 serta Smart Wi-Fi 802.11ac. Untuk keyboard, MSI lagi-lagi menggandeng SteelSeries, menyuguhkan papan ketik ber-backlight LED. Lewat software SteelSeries Engine, Anda tak cuma dipersilakan mengonfigurasi keyboard, namun juga dapat menentukan warna di area tertentu.

Selain GS73 Stealth, MSI turut mempersiapkan GS63 Ghost demi memperkuat lini notebook gaming slim di kelas 15,6-inci. Saya menerka, detail akan diungkap lebih jelas tak lama lagi.

Sumber: MSI.