Telkom Group Develops a New Fintech Subsidiary “Finarya”

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) through PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) officially introduces a new subsidiary in fintech industry named PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) on January 21, 2019.

According to BEI, Finarya is Telkomsel’s subsidiary for payment system provider. “Finarya is said to help the previous fintech ecosystem. Telkomsel will have the 99.99 percent of Finarya’s shares,” stated in the BEI’s disclosure.

Telkomsel’s current fintech ecosystem is only Tcash, an e-money service for cross-operator. There’s no further information of Finarya’s development related to LinkAja. The thing is, Telkomsel officially separates fintech from its core business in telecommunication.

LinkAja is a Quick Response (QR) based payment system managed by four state-owned banks (Mandiri, BNI, BRI, and BTN), Telkomsel, and Pertamina. It is to be announced at the end of February or early March 2019.

Denny Abidin, Telkomsel’s GM External Corporate Communication didn’t mention much to DailySocial. However, he said Finarya will boost Tcash acceleration in the near future.

“In terms of the establishment, it’s led by Telkom. We can’t provide much information. Except for LinkAja, Telkomsel acts as corridor, it’s led by Danu [Wicaksono, Tcash’s CEO],” he said on the phone.

We’re trying to contact Tcash’s CEOO, Danu Wicaksana, but he avoids to make any comment. “I have no comment [on Finarya’s development with LinkAja], it’s hard to answer. Wait for the update, will you?,” he said.

Until this news published, DailySocial is still waiting for confirmation from Arif Prabowo, Telkom’s VP Corporate Communications.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Telkom Group Bentuk Anak Usaha Telkomsel “Finarya” di Bidang Fintech

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) melalui PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) resmi membentuk anak usaha baru di bidang fintech, yaitu PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) pada 21 Januari 2019.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Finarya adalah anak usaha perusahaan Telkomsel yang bergerak di bidang sistem penyelenggara jasa sistem pembayaran.

“Pembentukan Finarya disebut akan  membantu ekosistem fintech yang sudah ada sebelumnya. Telkomsel juga akan memiliki 99,99 persen saham di Finarya,” demikian tertulis dalam keterangan di keterbukaan informasi BEI.

Sejauh ini, ekosistem fintech Telkomsel adalah Tcash, layanan e-money yang kini bisa dipakai lintas operator. Belum ada informasi lebih lanjut mengenai rencana pembentukan Finarya dan kaitannya dengan LinkAja. Yang pasti, Telkomsel resmi memisahkan bisnis fintech dari bisnis utamanya di telekomunikasi.

LinkAja merupakan sistem pembayaran berbasis Quick Response (QR) Code yang akan dikelola kongsi empat bank BUMN (Mandiri, BNI, BRI, dan BTN), Telkomsel, dan Pertamina. LinkAja rencananya akan diumumkan sekitar akhir Februari atau awal Maret 2018.

GM External Corporate Communications Telkomsel Denny Abidin kepada DailySocial tidak bisa memberikan komentar banyak. Namun, ia menyebutkan bahwa Finarya akan mendorong akselerasi Tcash lebih cepat di masa mendatang.

“Untuk pendirian entitas baru ini, yang lead memang dari Telkom. Kami tidak bisa memberikan informasi lebih lanjut. Kecuali, untuk LinkAja, koridornya ada di Telkomsel karena yang lead itu Danu [Wicaksono, CEO Tcash],” ungkapnya saat dihubungi via telepon.

Kami juga mencoba mengontak CEO Tcash, Danu Wicaksana, namun ia juga enggan berkomentar. “Saya belum bisa komentar. [Terkait pembentukan Finarya dengan LinkAja], agak susah menjawabnya. Nanti saja ya tunggu update,” tuturnya.

Hingga berita ini diturunkan, DailySocial juga masih menunggu konfirmasi dari VP Corporate Communications Telkom Arif Prabowo.

Application Information Will Show Up Here

Pemerintah Libatkan Pemain Fintech untuk Salurkan Kredit Ultra Mikro

Kementerian Keuangan mengumumkan uji coba penyaluran kredit ultra mikro (UMI) dengan menggandeng pemain beberapa fintech. Beberapa pemain yang diajak kerja sama yakni Gopay, Tcash, Bukalapak dan T-Money. Tujuannya agar distribusi bantuan dari pemerintah buat pengusaha mikro dapat lebih maksimal daripada sebelumnya.

UMI adalah program lanjutan dari bantuan sosial menjadi kemandirian usaha yang menyasar usaha mikro di lapisan terbawah, khususnya untuk yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program kredit usaha rakyat (KUR). UMI memberikan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dengan tenor sampai 52 minggu dan kupon 2%-4%.

Kredit disalurkan oleh lembaga keuangan bukan bank (LKBB). Di antaranya Pegadaian, Bahana Artha Ventura, dan Permodalan Nasional Madani (PNM). Sumber pendanaan UMI diambil dari APBN, kontribusi pemerintah daerah, dan lembaga keuangan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah menganggarkan dana untuk subsidi KUR sebesar Rp11,8 triliun pada tahun ini. Sementara pada tahun depan anggarannya meningkat jadi Rp12,1 triliun.

“Itu subsidi bunganya. Sementara untuk penyalurannya bisa melampaui Rp100 triliun atau 30% dari total korporasi kredit usaha menengah,” katanya, Selasa (11/12).

Menurutnya selama ini penyaluran KUR banyak dilakukan oleh bank pelat merah seperti BRI yang memiliki jaringan hingga ke pelosok desa. Namun saat ini teknologi digital membantu penetrasi ke usaha kecil, tanpa harus ada banyak overhead cost yang harus dikeluarkan.

Dengan menggandeng empat pemain fintech, uji coba ini bertujuan untuk mengukur tingkat penerimaan debitur pembiayaan UMI terkait transaksi secara elektronik.

Tahun depan UMI bakal memasuki tahun ketiganya. Pemerintah mengalokasikan dana ultra mikro sebesar Rp2,5 triliun, pada tahun lalu sebesar Rp1,5 triliun. Sebanyak Rp3 triliun sudah disiapkan untuk tahun depan.

Basis data debitur lebih terekam

Direktur Utama BAKTI Kemkominfo Anang Latif menjelaskan, untuk pengajuan UMI cukup mudah karena hanya dengan melampirkan kartu keluarga dan KTP. Debitur bisa memilih penerimaan dananya mau tunai atau lewat elektronik melalui Gopay, Tcash, T-Money, atau Bukalapak.

Untuk dorong transaksi elektronik di tingkat masyarakat lapis bawah, pemerintah akan mendorong pemain fintech tersebut untuk memperbanyak merchant yang bisa menerima pembayaran elektronik dengan metode scan kode QR. Bakal dibuka pula, integrasi kode QR dapat lintas pemain fintech, tidak hanya berlaku untuk satu pemain saja.

Dengan demikian, pemerintah pun akan semakin mudah merekam kebiasaan debitur dari transaksi non tunai yang mereka lakukan sehari-hari, agar bisa lebih cepat menyalurkan bantuan sosial sebelum mereka butuhkan.

“Ini masih uji coba mau kita lakukan selama tiga bulan. Nanti ada evaluasi kalau memang perlu diperpanjang ya tidak masalah, fleksibel lah.”

Terkait penyimpanan data, sambungnya, belum diputuskan bolanya apakah basis data ini bakal disimpan di Kemkominfo atau di Kemenkeu.

Dalam kesempatan yang sama CEO Tcash Danu Wicaksana menambahkan, perusahaan akan menyasar anggota koperasi di kawasan Lombok Timur, NTT untuk penyaluran kredit UMI. Di sana terdapat lebih dari 1.200 debitur koperasi yang masih menerima pinjaman dalam bentuk tunai.

“Wilayah ini secara khusus dipilih sebagai salah satu upaya Tcash dalam membantu masyarakat setempat yang memiliki keterbatasan akses terhadap layanan keuangan formal untuk pengembangan bisnis mereka,” kata Danu.

Nantinya debitur akan diarahkan untuk memanfaatkan salah satu metode pembayaran di Tcash yakni kode akses USSD *800# mengakomodasi masyarakat unbanked yang masih menggunakan feature phone.

Telkomsel Supports Perum Peruri’s Digital Transformation

Telkomsel has signed MoU with Perum Peruri (Money Printing Public Company of the Republic of Indonesia) in GraPARI Telkom Group, Jakarta. Telkomsel is to provide a digital solution for Peruri through this collaboration. Those systems include Telkomsel FleetSight, TCASH digital transaction, and LBA (location-based advertising), and IoT (Internet of Things) solutions.

Primadi K. Putra, Telkomsel’s VP Corporate Account Management, said the company as the first operator to provide IoT service in Indonesia was glad that their solutions have been trusted for business in many sectors.

“Today we’re glad because Perum Peruri has trusted Telkomsel MyBusiness and Telkomsel IoT service as solutions to support the company’s digitization program and its Digital Security business development. We expect the solutions we offered can support Perum Peruri to deliver high-quality products with high-value security as the nation’s pride while supporting company in integrated security printing and system industry,” he added.

Perum Peruri is a BUMN to print bills, coins, and security documents or other non-cash valuable paper, such as excise ribbon, stamps, and passports. Perum Peruri also provides other solutions include Track & Trace, Government Solution, Card provision and Personalization.

The digital solutions provided by Telkomsel for Perum Peruri include IoT for Digital Security Business, Telkomsel FleetSight, TCASH digital transactions and Broadcast Solution / LBA SMS. In the future, Telkomsel IoT Solutions is to be used for supporting Perum Peruri’s system-based Digital Security Business services.

A solution from Perum Peruri that requires IoT service is Track & Trace Peruri. Next, Connectivity Telkomsel service to be implemented for supporting its call for IoT solutions. In addition, Perum Peruri’s Government Solution and Personalization services will be synergized with Telkomsel.

“As an operator having commitment to digitize Indonesia through technology implementation. Telkomsel has prepared the future technology-based business services and solutions to support business readiness realization of Indonesian people. It goes along the government’s roadmap for Making Indonesia 4.0 towards Industrial Revolution 4.0,” Putra said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Telkomsel Dukung Transformasi Digital Perum Peruri

Telkomsel hari ini menandatangani MoU dengan Perusahaan Umum Percetakan Uang Percetakan Republik Indonesia (Perum Peruri) di GraPARI Telkom Group, Jakarta. Dengan kerja sama ini Telkomsel akan menyediakan berbagai solusi digital untuk BUMN penyedia layanan percetakan dan sistem keamanan tersebut. Sistem-sistem tersebut meliputi Telkomsel FleetSight, transaksi digital TCASH dan LBA (location based advertising), dan solusi IoT (Internet of Things) yang dihadirkan untuk mendukung bisnis Digital Security Perum Peruri.

VP Corporate Account Management Telkomsel Primadi K. Putra menyampaikan bahwa Telkomsel sebagai operator yang pertama menghadirkan layanan IoT di Indonesia merasa senang karena solusi mereka telah dipercaya bagi bisnis di berbagai sektor.

“Hari ini kita bergembira Perum Peruri yang telah mempercayakan layanan Telkomsel MyBusiness dan Telkomsel IoT sebagai solusi untuk membantu program digitalisasi perusahaan serta pengembangan bisnis Digital Security mereka. Kami harap solusi yag kami berikan dapat mendukung misi Perum Peruri dalam menghasilkan produk yang semakin berkualitas dan bernilai sekuriti tinggi kebanggaan bangsa sekaligus memperkuat perusahaan di bidang usaha integrated security printing and system,” ujar Permadi.

Perum Peruri sendiri merupakan BUMN yang dipercaya pemerintah untuk mencetak uang kertas dan uang logam Rupiah dan dokumen sekuriti atau kertas berharga non uang lainnya, seperti pita cukai, materai, paspor dan perangko. Solusi-solusi lainnya yang juga disediakan Perum Peruri adalah Track & Trace, Government Solution dan penyediaan Kartu dan Personalisasi.

Solusi digital yang disediakan Telkomsel bagi Perum Peruri di antaranya adalah IoT  untuk Digital Security Business, Telkomsel FleetSight, transaksi digital TCASH dan SMS Broadcast Solution / LBA. Kedepannya Solusi IoT Telkomsel akan digunakan untuk mendukung layanan-layanan Digital Security Business Perum Peruri yang berbasis sistem.

Salah satu solusi dari Perum Peruri yang membutuhkan layanan IoT adalah solusi Track & Trace Peruri. Selanjutnya layanan Connectivity Telkomsel yang akan diterapkan untuk membantu kebutuhan Perum Peruri akan solusi IoT. Selain itu layanan Government Solution dan Personalisasi Perum Peruri juga akan menjadi layanan yang akan disinergikan bersama dengan Telkomsel.

“Sebagai operator yang berkomitmen untuk mendigitalisasi Indonesia melalui penerapan teknologi, Telkomsel telah menyiapkan layanan maupun solusi bisnis berbasis teknologi masa depan sehingga dapat mendukung terwujudnya kesiapan para pelaku bisnis di Indonesia. Hal in sejalan dengan roadmap pemerintah Making Indonesia 4.0 menuju Revolusi Industri 4.0,” pungkas Permadi.

TCASH Mulai Uji Coba Transaksi dengan Kode QR Terstandar

TCASH, sebagai salah satu penyedia layanan e-money di Indonesia, mengungkapkan dukungan terhadap rencana pemerintah menerapkan Kode QR terstandar (standardized QR Code). Sebagai bagian percepatan realisasi rencana tersebu,  TCASH melakukan uji coba penerapan Kode QR terstandar sejak Oktober 2018. TCASH akan mengikuti arahan Bank Indonesia dan ASPI (Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia) untuk implementasi di merchant mitra TCASH.

TCASH menjadi salah satu penyedia layanan e-money non perbankan yang tergabung dalam uji coba tahap pertama pengimplementasian Kode QR terstandar.

“TCASH mendukung penuh inisiatif Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) untuk menghadirkan Kode QR terstandar yang kami percaya akan meningkatkan kenyamanan dan kepuasan masyarakat dalam bertransaksi nontunai. Kami pun telah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan Kode QR terstandar dalam beberapa waktu mendatang, di antaranya menyesuaikan fitur Snap QR Code dalam aplikasi TCASH Wallet sesuai format yang dirancang,” terang CEO TCASH Danu Wicaksana.

Dalam masa uji coba ini, TCASH sudah berhasil melakukan uji coba Kode QR terstandar di beberapa merchant. Langkah ini ditempuh guna memastikan fungsi interoperabilitas Kode QR terstandar telah berfungsi dengan baik.

Pihak TCASH lebih lanjut menjelaskan, proses implementasi Kode QR terstandar di merchant TCASH rencananya akan dimulai tahun depan.

“Kami sangat mendukung penerapan Kode QR terstandar ini karena kami percaya open ecosystem di dalam ranah uang elektronik akan membantu seluruh industri untuk terus berkembang dalam mendorong kebiasaan masyarakat melakukan transaksi nontunai,” imbuh Head of Corporate Communication TCASH Dinda Sarasannisa.

Pihak TCASH saat ini sedang mempersiapkan beberapa inovasi terkait kerja sama pembayaran di tempat (offline) yang memanfaatkan Kode QR terstandar. Di antaranya seperti mengembangkan aplikasi untuk pelaku bisnis UMKM (aplikasi untuk merchant) yang diharapkan dapat mempermudah mereka dalam menerima pembayaran secara non tunai dan memiliki data transaksi yang lengkap dan terperinci.

“Ke depannya kami akan memastikan implementasi serta kesiapan dalam melayani beragam pembayaran menggunakan Kode QR terstandar di seluruh merchant outlet TCASH. Hal ini juga merefleksikan dukungan TCASH terhadap inisiatif Bank Indonesia dalam menyeragamkan Kode QR yang tersedia di berbagai merchant, guna menjaga kepuasan konsumen dan merealisasikan less-cash society di Indonesia. Kami optimis hadirnya Kode QR terstandar ini dapat diterima oleh seluruh pihak, baik penerbit uang elektronik, pelaku bisnis maupun masyarakat luas,” terang Danu.

Application Information Will Show Up Here

Angkasa Pura II Gandeng Telkomsel Digitalisasi Bandara

Angkasa Pura II dan Telkomsel telah menandatangai Momorandum of Understanding (MoU) untuk implementasi program Airport Community and Integrated Digital Airport di lingkungan bandara Angkasa Pura II. Kerja sama ini berwujud pemanfaatan layanan produk telekomunikasi, pembayaran berbasis digital dan beberapa solusi bisnis lainnya. Penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah dan Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin.

“Kerja sama dengan Angkasa Pura II merupakan keseriusan kami dalam bersinergi dengan BUMN. Sinergi ini kami wujudkan dalam memberikan layanan produk telekomunikasi dan layanan pembayaran berbasis digital (e-payment) meliputi layanan paket data dan e-payment system di lingkungan bandara Angkasap Pura II. Selain itu kami memberikan solusi layanan Telkomsel myBusiness Solution untuk mendorong terwujudnya integrated airport di bandara Angkasa Pura II. Kerja sama ini sejalan dengan misi kami untuk membangun ekosistem digital Indonesia dengan platform Device, Network dan Application (DNA),” terang Ririek.

Ia melanjutkan, beberapa layanan yang digitalkan adalah pembayaran menggunakan TCASH dan e-parking. Untuk e-parking, yang mengutilisasi pemanfaatan teknologi Internet of Things, akan diuji coba terhadap parkir sepeda motor.

Di tahap awal kerja sama, keduanya akan membangun booth Telkomsel di kawasan transit terpadu atau transit oriented development (TOD) di pintu M1 Bandara Soekarno Hatta yang akan menjual produk-produk Telkomsel.

“Kami berterima kasih kepada Telkomsel atas kerja sama yang kembali terjalin. Kerja sama ini akan menjadi payung besar dalam fokus pengembangan bisnis digital airport dan airport community. Pengembangan bisnis ini menggunakan layanan Telkomsel di lingkungan bandara-bandara yang dikelola Angkasa Pura II. Kami optimis kerja sama dengan Telkomsel akan memberi pertumbuhan dan percepatan layanan di Bandara,” terang Awaluddin.

TCASH Hadirkan Fitur Remitansi Berbentuk “Wallet-to-Wallet”

TCASH kembali memperkenalkan inovasi layanan. Kali ini berbentuk wallet-to-wallet untuk memudahkan transaksi uang dari luar negeri. Saat ini layanan tersebut baru menjangkau Singapura, bekerja sama langsung dengan provider terbesar di sana, Singtel. Harapannya fitur ini dapat memudahkan para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dalam memenuhi layanan remitansi.

Di fase awal ini (hingga akhir tahun), TCASH menggratiskan biaya pengiriman dana remitansi. Hal yang ditonjolkan TCASH sebagai layanan uang elektronik non-bank adalah tidak ada batasan minimal untuk nominal transaksi. Hal ini memberikan fleksibilitas lebih untuk berkirim dana dari Singapura ke kerabat di dalam negeri.

Hanya saja ada batasan maksimal untuk satu kali pengiriman, yakni SG$999 atau setara hampir Rp10 juta. Sedangkan untuk maksimal dana yang dapat ditampung pengguna remitansi TCASH dalam satu bulan adalah Rp20 juta. Untuk memberikan rasa nyaman, TCASH juga telah menerima perizinan resmi Bank Indonesia untuk layanan remitansi.

“TKI dan anggota keluarganya di Indonesia merupakan salah satu segmentasi pelanggan utama yang disasar oleh TCASH dalam merealisasikan komitmen mendorong lebih banyak masyarakat mikro untuk memiliki akses ke layanan keuangan,” sambut CEO TCASH Danu Wicaksana.

Danu melanjutkan, “Hadirnya layanan remitansi wallet-to-wallet ini diharapkan dapat membantu mereka untuk mengirimkan dana secara real-time, kapan pun, di mana pun, dan oleh siapa pun, khususnya karena saat ini TCASH telah dapat digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia lintas operator telekomunikasi.”

Cara melakukan transaksi

Untuk memanfaatkan layanan remitansi wallet-to-wallet, pengguna di Singapura dapat mengunduh aplikasi Singtel Dash. Di dalamnya ada fitur layanan kirim yang terintegrasi, yakni m-Remit. Kemudian bagi penerima di Indonesia dapat mengunduh TCASH Wallet dan melengkapi informasi untuk mendapatkan layanan penuh.

Selanjutnya pengguna di Singtel Dash cukup mengirimkan dana sesuai dengan preferensi, ditujukan ke nomor akun TCASH milik kerabatnya di Indonesia. Dana yang masuk ke akun TCASH dapat dicairkan melalui toko ritel seperti Indomaret, Alfamart, konter pembayaran resmi TCASH atau Grapari terdekat.

Simplifikasi layanan menggunakan teknologi

Sebelumnya TCASH pernah merilis layanan remitansi bersama Singtel dan PT Pos Indonesia untuk TKI di Singapura. Melalui layanan ini, kerabat di Indonesia dapat mencairkan pengiriman dana melalui Wesel Pos Instan di kantor cabang Pos terdekat. Kini dengan melekatkan layanan remitansi di TCASH, diharapkan prosesnya menjadi lebih efisien.

“Ke depannya kami berharap dapat terus memperluas cakupan wilayah layanan remitansi guna memudahkan TKI di negara-negara lainnya, termasuk Malaysia dan Hong Kong. Dengan layanan ini, kami optimis dapat terus mendukung usaha pemerintah dalam mencapai keuangan yang inklusif untuk seluruh masyarakat Indonesia,” tutup Danu.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Commonwealth Life and Telkom Launch a Digital Payment Based Insurance Product Named “Jiwa Sehat”

Telkom has officially signed the strategic partnership with Commonwealth Life Insurance. This partnership intends to produce digital payment based insurance products. The product initiative called “Jiwa Sehat” collaborates Commonwealth Life product line with TCASH‘s payment service.

By using telemarketing distribution channels, TCASH customers contacted by Commonwealth Life can buy Jiwa Sehat insurance products and make a cashless premium payment via TCASH. Elvis Liongosari, Commonwealth Life’s President Director explained that this digital era offers unlimited opportunities and this is one of the company’s strategies to maximize any potential available.

“Jiwa Sehat is an answer to public’s need of a secure health insurance and an easy cashless payment process via TCASH feature,” he said.

Aside from TCASH, Telkom Group takes some of its subsidiaries. First, PT Finnet Indonesia engaged in aggregator industry of bill payment as intermediary payment. The second is PT Infomedia Nusantara engaged in Business Process Management (BPM) and will act as telemarketing service provider in this case.

The marketing partnership utilizes the advance digital payment technology for customers to easily get insurance and make real-time premium payment, as well to support the insurance industry and digital payment in Indonesia.

“Telkom Group is ready to support the digitization of Indonesian insurance industry through the digital payment provision which moves along with the government policy to encourage cashless society creation while prioritizing easy and secure transaction,” Dian Rachmawan, Telkom’s Enterprise & Business Service Director, said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Commonwealth Life dan Telkom Luncurkan “Jiwa Sehat”, Produk Asuransi Berbasis Pembayaran Digital

Telkom baru saja menandatangani kerja sama strategis dengan perusahaan asuransi Commonwealth Life. Kerja sama tersebut ditujukan untuk menghasilkan produk asuransi berbasis pembayaran digital. Inisiatif produk bernama “Jiwa Sehat” tersebut mengolaborasikan lini produk Commonwealth Life dengan keunggulan layanan pembayaran TCASH.

Dengan menggunakan jalur distribusi telemarketing, pelanggan TCASH yang dihubungi Commonwealth Life dapat membeli produk asuransi Jiwa Sehat dan melakukan pembayaran premi secara cashless melalui TCASH. Presiden Direktur Commonwealth Life Elvis Liongosari menjelaskan bahwa peluang di dunia digital masih sangat terbuka, dan ini merupakan salah satu cara perusahaan untuk memaksimalkan semua potensi yang ada.

“Jiwa Sehat merupakan jawaban untuk masyarakat yang membutuhkan kepastian perlindungan asuransi kesehatan dan menginginkan kemudahan dalam proses pembayaran cashless melalui fitur TCASH,” ujar Elvis.

Selain TCASH, TelkomGroup menggandeng sederet anak usahanya yang lain. Pertama yakni PT Finnet Indonesia yang bergerak di bidang aggregator pembayaran tagihan sebagai intermediary payment. Kemudian yang kedua PT Infomedia Nusantara yang bergerak di bidang Business Process Management (BPM), dalam hal ini berfungsi sebagai penyedia layanan telemarketing.

Kerja sama pemasaran ini memanfaatkan kemajuan teknologi digital payment agar pelanggan dapat dengan mudah mendapatkan perlindungan asuransi dan melakukan pembayaran premi asuransi secara real time, serta sekaligus mendukung kemajuan industri asuransi dan digital payment di Indonesia.

“TelkomGroup siap mendukung digitalisasi industri asuransi Indonesia melalui penyediaan layanan pembayaran secara digital yang tentunya sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mendorong terbentuknya cashless society dengan tetap mengedepankan kemudahan dan keamanan bertransaksi,” ungkap Direktur Enterprise & Business Service Telkom Dian Rachmawan.

Application Information Will Show Up Here