Tokopedia Hadirkan Laman Khusus Jakarta untuk Dukung UMKM Lokal Goes Online

Tokopedia kembali menghadirkan laman khusus untuk dukung UMKM lokal goes online. Kali ini provinsi yang disasar adalah DKI Jakarta, setelah sebelumnya menggaet Bandung dan Semarang. Saat ini diklaim jumlah UMKM yang telah tergabung dalam laman khusus tersebut sebanyak 400 UMKM.

Laman Kota adalah inisiatif yang dilakukan Tokopedia dengan pemerintah kota setempat dalam menunjang ekonomi inklusif. Sesuai dengan program Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian RI dan misi Presiden Jokowi dalam mewujudkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital terbesar di ASEAN pada 2020.

Laman khusus tersebut tidak hanya menampilkan produk-produk buatan UMKM lokal tetapi juga identitas secara detil UMKM binaan BUMD Jakarta. Selain itu, tersedia artikel seputar Jakarta dan kalender acara terkini yang akan diselenggarakan sekitar Ibukota.

[Baca juga: Raksasa E-Commerce Tiongkok JD Dikabarkan Berminat Berinvestasi di Tokopedia]

“Jakarta selain menjadi pusat ekonomi dan bisnis juga memiliki banyak UMKM lokal yang kreatif dan BUMD dengan produk yang mampu bersaing dengan pasaran. Semoga melalui Tokopedia, Laman Kota Jakarta, karya mereka dapat semakin dikenal dan tersalurkan kepada masyarakat Indonesia,” kata Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

Tampilan Laman Khusus Jakarta
Tampilan Laman Khusus Jakarta

CEO Tokopedia William Tanuwijaya menambahkan UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia dengan kontribusi sebesar 58% terhadap GDP, namun kebanyakan prosesnya masih offline. Padahal, di sini ada lebih dari 100 juta pengguna internet.

“Yang dibutuhkan UMKM yang belum online, bukan sekadar akses ke pasar. Hal yang tidak kalah penting adlaah pelatihan sehingga produk memiliki daya saing, akses ke infrastruktur dan tak jarang akses ke permodalan. Kerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta inilah yang akan menjadi solusi hulu ke hilir,” kata William.

Berdasarkan peningkatan transaksi bisnis, hingga April 2017 UMKM asal Jakarta diklaim telah menjual sebanyak 9,79 juta produk ke seluruh Indonesia. Angka ini tumbuh 183 kali lipat atau senilai 53.589 produk pada lima tahun lalu.

Tak hanya memberikan wadah berjualan untuk UMKM, Tokopedia juga memberikan keterbukaan akses untuk pemprov untuk menganalisa produk asal Jakarta mana saja yang diminati orang Indonesia. Hal tersebut bertujuan untuk membantu pemprov dalam mengambil keputusan sebelum memutuskan inisiatif atau kebijakan baru dalam mendukung perkembangan UMKM.

Application Information Will Show Up Here

[Panduan Pemula] Cara Belanja Barang di Tokopedia Melalui Smartphone Android

Kemarin kita sudah membahas cara membuat akun Tokopedia di aplikasi Android. Nah, sekarang Anda tentu sudah siap untuk memesan barang di sana. Tetapi jika masih ragu dengan proses dan prosedurnya, tutorial ini akan menjadi panduan pelengkap artikel lalu.

  • Jalankan aplikasi Tokopedia di smartphone Anda, kemudian pilih barang yang hendak dibeli. Tapi sebelum itu, pastikan dulu reputasi penjual sudah cukup bagus. Jika sudah merasa oke, tap tombol Beli.

Screenshot_2017-05-04-16-35-25

 

  • Tentukan jumlahnya dan juga asuransi, apakah ingin menggunakan asuransi atau tidak. Biasanya saat pertama kali belanja, Anda harus membuat alamat baru terlebih dahulu. Jadi, tap tombol Tambah Alamat baru.

Screenshot_2017-05-04-16-35-39

  • Isi dengan alamat Anda, pastikan isiannya lengkap dan benar.

Screenshot_2017-05-04-16-35-49

  • Setelah alamat baru berhasil ditambahkan, pilih layanan kurir dan tekan tombol Beli.

Screenshot_2017-05-04-16-37-05

  • Berikutnya, periksa kembali semua rincian pesanan Anda. Jika dirasa sudah benar, tap tombol Pilih Metode Pembayaran.

Screenshot_2017-05-04-16-37-19

  • Pilih metode pembayaran yang menurut Anda paling mudah. Terakhir tap tombol Bayar Sekarang.
    Screenshot_2017-05-04-16-37-55

 

Setelah proses ini Anda lalui, Tokopedia akan mengirimkan pesan email berupa rincian pesanan termasuk nomor rekening yang akan menjadi tujuan pembayaran. Atau jika Anda menggunakan alat pembayaran lain, melalui email yang sama Tokopedia akan memberikan rinciannya.

Terakhir, setelah pembayaran Anda lakukan. Masuk ke aplikasi dan lakukan konfirmasi melalui menu Pembelian. Kirimkan foto slip pembayaran atau screenshot detail pembayaran jika Anda membayar melalui mobile banking atau internet banking. Selesai, selamat belanja!

[Panduan Pemula] Cara Daftar Akun Tokopedia di Smartphone Android

Supaya dapat memesan seluruh barang di Tokopedia, Anda membutuhkan yang namanya akun. Proses pembuatan akun biasanya dilakukan saat pertama kali aplikasi terpasang dan dijalankan di perangkat. Tetapi jika Anda masih bingung dengan langkah-langkahnya, tutorial ini semoga bisa membantu.

  • Jalankan aplikasi Tokopedia di smartphone Anda, swipe ke arah kanan atau tap tanda jarum di layar.

Screenshot_2017-05-03-12-52-59

  • Selanjutnya tap tombol Daftar.

Screenshot_2017-05-03-12-53-06

  • Tokopedia menawarkan beberapa opsi untuk pembuatan akun, bisa menggunakan Facebook, akun Google, Yahoo atau email.

Screenshot_2017-05-03-12-53-10

  • Lengkapi kolom yang kosong, jangan lupa memberi tanda centang sebagai tanda persetujuan atas segala aturan layanan Tokopedia. Terakhir, tap tombol Daftar.

Screenshot_2017-05-03-12-54-45

  • Di langkah terakhir, Anda bisa memverifikasi nomor ponsel jika dirasa perlu. Tetapi langkah ini hanya bersifat opsional, artinya Anda boleh melewatinya.

Screenshot_2017-05-03-12-55-03

  • Selesai, sekarang Anda sudah bisa membeli barang-barang yang dijual di Tokopedia.

Screenshot_2017-05-03-12-55-15

Sebagai catatan penting, saat membuat akun Tokopedia, sebaiknya gunakanlah email aktif yang masih bisa Anda akses. Sebab dari pengalaman, rincian pembayaran hanya akan dikirimkan ke alamat email, tidak melalui aplikasi kendati informasi dan status orderan bisa dilacak via smartphone.

Sumber gambar header tokopedia.com.

Raksasa E-Commerce Tiongkok JD Dikabarkan Berminat Berinvestasi di Tokopedia

Bloomberg melaporkan raksasa e-commerce Tiongkok JD berminat untuk berinvestasi di Tokopedia. Disebutkan negosiasi masih di tahap awal, investasi bakal melibatkan pendanaan hingga ratusan juta dollar (triliunan Rupiah). Nilai investasi tersebut, jika direalisasikan, bakal memastikan Tokopedia sebagai layanan unicorn pertama di sektor e-commerce Indonesia. JD sendiri telah memiliki lini bisnis JD.id yang beroperasi sejak akhir tahun 2015, meskipun secara resmi baru merayakan ulang tahun pertamanya Maret lalu.

Masuknya JD ke Tokopedia bakal meningkatkan tensi persaingan layanan e-commerce di Indonesia, setelah tahun lalu Lazada diakuisisi Alibaba. Alibaba dan JD bisa dibilang ada dua raksasa e-commerce terbesar di Tiongkok dan perseteruan mereka tampaknya bakal berlanjut ke Indonesia sebagai pasar terbesar ketiga di Asia.

Data yang dihimpun Crunchbase menunjukkan hampir semua investasi JD dilakukan untuk startup Tiongkok. Jika JD berinvestasi di Tokopedia, ini adalah investasi asing kedua JD setelah investasi untuk Misfit Wearables di tahun 2014. Misfit sendiri sudah diakuisisi Fossil.

Secara terbuka, Tokopedia terakhir mengumumkan pendanaan Seri E sebesar $100 juta dari Softbank dan Sequoia Capital di tahun 2014. Setelah itu, Tokopedia belum lagi mengumumkan perolehan pendanaan, meskipun kabarnya sudah mendapatkan sejumlah pendanaan baru. Tokopedia sendiri baru menjadi anchor tenant Ciputra World 2 dan segera mentahbiskan brand-nya sebagai nama gedung (dengan nama Tokopedia Tower) yang berlokasi di kawasan Prof. Dr. Satrio.

Selain Alibaba dan JD, raksasa digital Tiongkok lainnya Tencent juga melirik kencangnya pertumbuhan startup di Indonesia. Tencent sebelumnya dikabarkan berminat berinvestasi di Go-Jek, yang disebutkan sedang mencari pendanaan baru senilai $1 miliar.

Masuknya investasi Tiongkok ke Indonesia merupakan imbas semakin matangnya ekosistem digital di negara tersebut dan masih terbukanya peluang berekspansi di Nusantara. Berdasarkan data APJII 2016, baru sekitar separuh penduduk Indonesia yang telah menggunakan internet.

Application Information Will Show Up Here

Laporan DailySocial: Penggunaan Aplikasi Buatan Startup Indonesia

Sudah cukup lama startup-startup dari Indonesia membuat aplikasi smartphone untuk melayani berbagai kebutuhan layanan yang khas pasar Indonesia. Beberapa aplikasi ini bahkan dapat bertahan di hadapan gempuran aplikasi serupa yang buatan startup luar negeri. Meskipun demikian, tidak semua aplikasi “Karya Anak Bangsa” bisa bertahan di pasar bebas aplikasi Indonesia. Bagaimanakah tanggapan masyarakat teknologi Indonesia terhadap aplikasi karya anak bangsa?

DailySocial.id bekerja sama dengan JakPat mengadakan sebuah survei yang menanyakan kepada sampel 1018 pengguna smartphone di seluruh Indonesia, bagaimana tanggapan mereka terhadap berbagai aplikasi lokal yang telah diluncurkan. Beberapa temuan survei antara lain:

  • Go-Jek masih merupakan aplikasi lokal yang paling banyak diinstalasi (54.33% dari responden)
  • Mayoritas responden menggunakan aplikasi buatan startup lokal terutama karena memang benar-benar bermanfaat dan digunakan sehari-hari (74.47%)
  • Keluhan terbesar responden tentang kualitas aplikasi buatan lokal adalah masih banyaknya error/bug yang terjadi (41.54%)

Untuk laporan lebih lengkap (dalam Bahasa Inggris), unduh laporan “Local Indonesian Startups Survey 2017” dari DailySocial, secara gratis dengan terlebih dahulu mendaftarkan diri Anda menggunakan akun Facebook atau Linkedin.

Kemitraan Tokopedia dan GrabParcel Hadirkan Opsi Pengiriman Barang Sehari Sampai

Bertujuan untuk memberikan pilihan pengantaran barang lebih mudah dan cepat, layanan online marketplace Tokopedia menjalin kemitraan strategis dengan Grab. Untuk semua penjual dan pembeli layanan Tokopedia, kini bisa memilih pengantaran barang dalam hari yang sama atau same day service dengan menggunakan GrabParcel baru tersedia hanya di Jakarta.

Selain same day service, GrabParcel juga menyediakan next day service. Untuk layanan tersebut selama bulan April 2017 ini bisa dinikmati dengan harga Rp 2.500 per kilogram, dan hanya berlaku di kawasan Jadetabek.

“Kehadiran GrabParcel tentu akan semakin memudahkan pengguna kami, baik penjual maupun pembeli,” kata Chief of Staff Tokopedia Melissa Siska Juminto.

Kini penjual tidak perlu repot-repot lagi mengantar paket ke agen pengiriman karena kurir GrabParcel bisa langsung datang ke rumah atau toko penjual yang bersangkutan. Kerja sama ini diklaim merupakan terobosan yang efektif untuk para penjual online yang sangat mengutamakan kecepatan pengiriman.

Terkait dengan batas waktu atau kontrak yang dijalin, tidak disebutkan secara pasti kapan kemitraan Tokopedia dan GrabParcel akan berakhir. Untuk saat ini dan selanjutnya, kedua belah pihak tetap fokus untuk memberikan kemudahan masyarakat Indonesia dalam bertransaksi online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Kami berharap kemudahan ini mendorong lebih banyak lagi peluang dan kepercayaan masyarakat Indonesia yang lahir, dimulai dari Tokopedia,” kata Melissa.

Inisiatif Grab membantu pelaku UKM dan entrepreneur lokal

Saat ini pilihan pengantaran Tokopedia dengan menggunakan GrabParcel sudah bisa dinikmati oleh pengguna Tokopedia. Untuk selanjutnya pihak Grab tidak menutup kemungkinan, akan dilancarkan pula kerja sama lainnya dengan Tokopedia, untuk mendukung para pelaku UKM dan entrepreneur di Indonesia, sesuai dengan rencana dan inisiatif Grab untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia.

“Melalui kerja sama dengan Tokopedia, Grab berharap dapat berkontribusi pada program pencapaian target Indonesia sebagai negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020 dengan memberikan kemudahan kepada para pebisnis online dalam proses pengiriman barang melalui layanan GrabParcel ini,” kata Marketing Director, Grab Indonesia Mediko Azwar.

Sebagai upaya untuk memperdalam jangkauan pasar di Indonesia, sebelumnya Grab dikabarkan telah melakukan akuisisi terhadap Kudo, startup lokal yang memfokuskan pada pengembangan layanan assistive e-commerce. Nilainya berkisar $100 juta atau setara dengan Rp1.3 triliun.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Memprediksi Sektor Populer Startup Indonesia Tahun 2017

Data terakhir APJII menyebut penetrasi pengguna internet di Indonesia pada 2016 mencapai 132,7 juta dari total populasi 256,2 juta orang. Sementara perangkat yang dipakai untuk mengakses internet dari smartphone sebanyak 63,1 juta.

Kegiatan belanja sampai cara mendapatkan layanan transportasi kini bisa dilakukan secara online. Salah satu startup on-demand terpopuler Go-Jek bahkan secara publik telah mencapai tahap unicorn atau bervaluasi lebih dari $1 miliar (lebih dari 13 triliun Rupiah).

Dalam laporan Startup Teknologi Indonesia 2016, DailySocial melakukan survei ke sejumlah investor tentang sektor apa yang menjadi primadona dan fokus mereka tahun ini. Berdasarkan kompilasi tersebut, 4 sektor yang diperkirakan menjadi bakal menjadi pusat perhatian adalah fintech (teknologi finansial), e-commerce, Software-as-a-Service (SaaS), dan on-demand atau service marketplace.

Fintech

Fintech merupakan pengembangan industri jasa keuangan yang sangat bergantung dengan internet dan inovasi digital. Fintech hadir karena ada segmen layanan keuangan konvensional yang belum bisa menjangkau berbagai kalangan masyarakat.

Group CEO C88 John Patrick Ellis, yang memiliki layanan e-commerce finansial CekAja di Indonesia, mengatakan tahun lalu Indonesia mengalami kebangkitan besar di bidang fintech. Banyak usaha yang bergerak di fintech mengalami perkembangan yang signifikan, bahkan dominan dan menjadi pemain besar yang banyak membantu perkembangan industri jasa keuangan.

Menurut Ellis, optimisme yang membuat CekAja yakin dengan perkembangan fintech terletak di penetrasi pasar keuangan yang terbilang rendah. Masih banyak yang belum menjamah seluruh wilayah Indonesia. Kondisi ini disebut Ellis sebagai “double growth factor“, yakni layanan keuangan terus bertumbuh yang diiringi dengan pertumbuhan teknologi.

“Kedua hal ini saling mendukung. Karena itulah, sektor fintech [di Indonesia] diprediksi akan memiliki tiga sampai lima perusahaan unicorn di [tahun] 2020.”

Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya juga angkat suara mengenai potensi fintech, terutama peer-to-peer lending (P2P lending). Reynold mengatakan kehadiran Peraturan OJK nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi pada penghujung tahun lalu menjadi trigger yang kuat untuk pengembangan bisnis P2P lending ke depannya.

Kehadiran regulasi, sambungnya, membuat masyarakat Indonesia jadi semakin percaya dengan bisnis P2P lending sudah diakui dan diawasi oleh OJK. Modalku mengklaim pada tahun lalu telah menyalurkan sekitar Rp 60 miliar dengan kredit macet masih 0%.

“Kami tidak terlalu peduli dengan volume bisnis tapi bagaimana bisa scaling bisnis dengan benar. Sekarang kami mau mengarah ke smartphone agar proses jadi lebih cepat, konsentrasinya adalah convert orang-orang dari konvensional untuk beralih ke smartphone.”

Pernyataan Reynold didukung Direktur Utama Mandiri Capital Indonesia (MCI) Eddi Danusaputro. Eddi mengatakan kehadiran berbagai regulasi yang mengatur tentang fintech pada dasarnya bertujuan untuk melindungi nasabah. Hal ini juga membuat fintech jadi lebih makin matang dan memancing kehadiran para pemain baru. Eddi menilai dari segi nilai, investasi ke sektor fintech diperkirakan akan tumbuh setidaknya 50% dan mungkin bisa tumbuh 100% atau lebih.

Mengingat fintech sangat bergantung pada perkembangan teknologi digital, baik CekAja maupun Modalku menekankan pada pentingnya implementasi penerapan tanda tangan digital. Reynold menjelaskan tanda tangan digital merupakan bagian utama proses know your customer (KYC) bagi pemain fintech untuk menjangkau nasabah ke seluruh pelosok Indonesia.

Meski pemerintah sudah mengeluarkan tanda tangan digital, namun OJK sebagai pihak otoritas sertifikat (CA) belum menunjuk suatu lembaga untuk menjalankan mandatnya menjalankan kegiatan tersebut. Hal ini, menurut Reynold, perlu didorong.

“Infrastruktur di fintech harus kuat, bagaimana fintech bisa menyentuh segala pelosok Indonesia. Satu-satunya cara adalah dilakukan secara digital, maka dari itu tanda tangan digital harus diperjelaskan. Ini kan bagian dari proses KYC,” kata Reynold.

Ellis menambahkan, “Penerapan tanda tangan digital yang akan dilaksanakan oleh pemerintah di 2017 ini dapat memajukan fintech dengan dasar inklusi keuangan yang ditujukan untuk membantu masyarakat dan bisnis di Indonesia jadi lebih baik. Kami berharap regulasi mengiringi lainnya juga dapat mendukung dan memudahkan layanan perusahaan fintech.”

Di sisi lain, menurut Ellis, kehadiran asosiasi fintech dapat menjadi lahan untuk belajar dengan para pemain fintech lokal lainnya. Asosiasi menjadi jembatan para pemain untuk berkomunikasi dengan OJK dan BI. Ia menyatakan anggota asosiasi fintech selalu terbuka untuk berdialog tentang segala regulasi yang sudah ada dan akan bergulir.

“Tantangan di setiap sektor dan yang terjadi di fintech sebenarnya tidak jauh berbeda. Inilah dasar utama kenapa kami mendirikan Asosiasi Fintech Indonesia. Jadi nantinya ada lembaga dalam industri fintech yang dapat mewakili serta dapat menggambarkan tantangan yang harus dihadapi. Dengan solusi yang dibuat secara bersama akan lebih baik dibandingkan harus dihadapi secara sendiri-sendiri.”

E-commerce

Berdasarkan data berbagai sumber, pada tahun 2017 industri e-commerce di Indonesia diprediksi akan bernilai $9,3 miliar. Besarnya potensi tersebut saat ini sesuai dengan perkembangan layanan e-commerce di tanah air, baik yang umum maupun niche.

CEO Tokopedia William Tanuwijaya menyebutkan, “Dari tahun ke tahun, layanan e-commerce dan transaksi online akan semakin menjadi bagian hidup dalam keseharian masyarakat Indonesia. Masyarakat akan semakin cerdas, tidak lagi sekadar berburu diskon atau harga murah, namun menggunakan platform e-commerce untuk kemudahan hidup mereka.”

CEO Tokopedia William Tanuwijaya menyebutkan layanan marketplace akan merambah sektor fintech tahun ini.

“Selain untuk keperluan barang sehari-hari, marketplace juga akan berevolusi menjadi kebutuhan pembayaran sehari-hari, memberikan layanan finansial inklusi. Di tahun 2017 ini, open marketplace juga akan menjadi rumah baru bagi merek-merek baik lokal maupun internasional untuk memasarkan produk mereka ke masyarakat Indonesia,” kata William.

Kemudahan pembayaran untuk pembelian apapun menjadi krusial. Menurut William, tahun ini layanan e-commerce akan semakin inklusif. Selama ada konektivitas internet, pembayaran bisa dilakukan meski tidak memiliki rekening bank atau kartu kredit.

“Produk-produk e-wallet akan tumbuh di tahun 2017 untuk mendorong pemerataan ekonomi secara digital. Demikian juga dengan tumbuhnya bisnis kurir untuk mengirimkan produk-produk yang dipasarkan di marketplace,” ujar William.

Selain itu, tren akan bergeser ke hyperlocal purchase. Pembeli di daerah Sumatera Utara akan cenderung membeli dari penjual di kota Medan dibanding dari Jakarta. Walau harga barang sedikit lebih tinggi, adanya ongkos kirim akan membuatnya tetap bersaing. Apalagi barang seharusnya bisa diterima lebih cepat.

Berbeda dengan optimisme William, Managing Partner Convergence Ventures Adrian Li mengungkapkan kekhawatiran rencana masuknya Alibaba dan Amazon di Indonesia. Konsolidasi diprediksikan bakal terjadi untuk membuat perusahaan tetap bertahan.

“Semua layanan e-commerce di Indonesia saya lihat akan semakin berat di tahun 2017 ini, terutama dengan rencana hadirnya Amazon dan Alibaba di Indonesia. Kehadiran perusahaan raksasa global tersebut akan semakin menyulitkan eksistensi layanan e-commerce lokal yang saat ini sudah berhasil menjadi market leader. Saya melihat konsolidasi mungkin akan tercipta, seperti yang telah terjadi di India,” kata Adrian.

Selain konsolidasi, nantinya masing-masing brand akan memilih untuk melakukan penjualan secara langsung kepada pelanggan atau dengan cara multichannel. Strategi ini dinilai akan menjadi kegiatan jangka panjang.

Untuk layanan e-commerce yang bakal mendominasi tahun 2017 ini, Adrian mengungkapkan fashion commerce akan semakin masif bermunculan di tanah air.

“Dengan mengintegrasikan desain, manufaktur dan pasokan proses rantai penyediaan, mereka [layanan fashion commerce] mampu menyediakan pakaian yang sedang tren yang bersaing dengan biaya ritel umum,” kata Adrian.

Untuk faktor penghambat, ternyata faktor kepercayaan atau trust masih bisa menjadi momok tahun ini.

“Seperti yang disampaikan dalam laporan Google dan Temasek, pemesanan dari Indonesia 12 kali berisiko fraud berdasarkan rata-rata secara global,” kata Adrian.

SaaS

Founder and CEO Talenta, sebuah platform SaaS untuk manajemen sumberdaya manusia, Joshua Kevin, mengatakan saat ini kondisi pemain startup SaaS di Indonesia sama seperti pemain e-commerce pada 2010-2011. Tahun tersebut adalah masa ketika masyarakat Indonesia masih memiliki krisis kepercayaan dan belum percaya dengan manfaat beralih membeli barang secara online.

“Kami percaya bahwa industri SaaS akan makin cepat pertumbuhannya dan kemampuan dalam pengambilan keputusan akan jatuh ke generasi yang percaya bahwa internet dan smartphone adalah the default,” kata Joshua.

Mengenai isu keamanan komputasi awan sebagai hal yang krusial bagi pemain SaaS, Joshua mengungkapkan tidak semua pemain SaaS di Indonesia menggunakan solusi atau server dari luar Indonesia. Pihaknya mendorong insentif yang lebih dari pemerintah dan perusahaan cloud untuk membuat mereka beralih ke server lokal.

Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca, menambahkan pergerakan bisnis SaaS di Indonesia mulai bergerak dengan sangat baik. VC ini telah berinvestasi di sejumlah startup SaaS dan melihat indikasi puluhan ribu UKM sudah menggunakan berbagai solusi yang disediakan beberapa pemain SaaS yang masuk dalam portofolionya.

Menurut Willson, tantangan pemain SaaS Indonesia di kacamata investor adalah adopsi pengguna dan bagaimana UKM melihat nilai dari SaaS. Startup SaaS harus bisa mengedukasi pasar tentang manfaat produk SaaS dibandingkan perangkat lunak tradisional dan meyakinkan mereka untuk beralih ke sana.

Moka, startup penyedia layanan mobile point of sales (mPOS) dengan fokus pasar UKM, menjadi salah satu pemain SaaS yang menanjak. Co-Founder dan CEO Moka Haryanto Tanjo, senada dengan Joshua, mengutarakan saat ini Moka belum menggunakan server lokal. Pihaknya menggunakan layanan cloud yang berbasis di Singapura. Untuk perlindungan data, Moka mengenkripsi lalu lintas yang keluar dan masuk menggunakan SSL. Pihaknya juga memasang beberapa firewall untuk seluruh server.

Haryanto menambahkan tingkat persaingan bisnis SaaS di Indonesia masih sangat luas dan pasarnya sangat besar. Menurutnya, persaingan antar pemain SaaS bukanlah perhatian untuk saat ini.

On-demand

Layanan transportasi on-demand dari Go-Jek, Grab, dan Uber saat ini masih mendominasi. Kehadiran mereka mampu mengubah kebiasaan masyarakat dan kini menjadi bagian rutinitas sehari-hari.

CEO MDI Ventures Nicko Widjaja mengungkapkan, “Akan menjadi sulit untuk startup baru mencoba bersaing dengan Go-Jek, Uber, dan Grab, karena posisi mereka yang sudah berhasil menjadi market leader dan mendominasi di Indonesia. Untuk bisa bersaing dengan ‘the big three‘, perusahaan yang sebelumnya menjalankan bisnis dengan cara konvensional juga sudah harus mulai mengadopsi teknologi untuk bisa bersaing dengan perusahaan berbasis teknologi tersebut.”

Nicko melihat kolaborasi antara Blue Bird dengan Go-Jek membuktikan perusahaan yang selama ini menjalankan bisnisnya secara konvensional akan memilih untuk melakukan kerja sama dengan startup yang telah memiliki produk, talenta, dan kemampuan membuat produk berbasis teknologi. Hal tersebut bisa memangkas pengeluaran untuk mempekerjakan third party atau outsource untuk membangun teknologi dari awal.

“Peluang dari startup yang nantinya berfungsi sebagai ‘corporate enabler‘ untuk menawarkan sistem, produk, hingga teknologi kepada korporasi hingga perusahaan besar nampaknya akan semakin banyak di tahun ini dan seterusnya,” kata Nicko.

Menurut Co-Founder dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim, tahun 2015 dan 2016 lalu merupakan tahun ketika layanan seperti Go-Jek dan layanan e-commerce masih berupaya untuk menemukan pasar dan strategi pemasaran. Tahun 2017 ini bakal menjadi tahap yang menentukan kebanyakan layanan on-demand.

“Saya melihat tahun 2017 ini bakal menjadi momentum. Bkan hanya untuk Go-Jek namun juga semua layanan on-demand lainnya di Indonesia. Tahun 2017 juga menjadi tahun semua going to mobile,” kata Nadiem.

Kendala infrastruktur yang ada di Indonesia, menurut Nadiem, justru menjadi peluang bagi layanan on-demand seperti Go-Jek untuk berkembang.

“Berbagai kendala dalam hal infrastruktur yang ada saat ini justru menjadi kesempatan bagi Go-Jek untuk memberikan solusi kepada semua masyarakat di Indonesia. Dalam hal ini Go-Jek melihat infrastruktur yang masih kurang saat ini sebagai opportunity dengan memberikan solusi kepada semua pengguna,” ujarnya.

Dalam dua tahun terakhir, layanan on-demand juga makin beragam. Tidak hanya menawarkan layanan transportasi, tetapi yang berhubungan dengan layanan domestik. Misalnya jasa asisten rumah tangga, pembersihan rumah, dan perbaikan AC. Salah satu layanan on-demand di segmen ini adalah Seekmi.

“Kami sangat beruntung di Seekmi bahwa tingkat penetrasi smartphone di kalangan vendor dan teknisi telah tumbuh secara signifikan dalam setahun tahun sejak Seekmi diluncurkan. Memungkinkan Seekmi untuk mengelola sekitar 10 ribu tenaga kerja dengan cepat dan efisien,” kata CEO Seekmi Clarissa Leung.

Clarissa melanjutkan, “Saya prediksi tahun 2017 ini akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan teknologi, dalam hal ini aplikasi, untuk membantu mereka melakukan pekerjaan rumah rutin dari yang paling mudah hingga yang berat dengan bantuan layanan on-demand. Akan lebih banyak orang percaya dengan layanan on-demand karena terbukti mampu menghemat biaya pengeluaran.”

Di balik kemudahan berbasis teknologi, banyak generasi senior yang belum terbiasa dan kurang percaya dengan layanan on-demand.

“Seekmi pada akhirnya tetap menghadirkan layanan pelanggan melalui SMS hingga telepon langsung. Pendekatan dengan cara-cara tradisional masih perlu disematkan untuk perusahaan teknologi,” kata Clarissa.

Meskipun terlihat menjanjikan, layanan on-demand ternyata cukup sulit untuk melakukan scale up. Hal ini terjadi karena layanan on-demand sifatnya adalah hyperlocal. Masing-masing kota di Indonesia memiliki tradisi dan kebiasaan yang berbeda.

“Untuk mengatasi semua kendala tersebut masing-masing layanan on-demand tidak bisa bekerja sendiri. Dibutuhkan kemitraan atau partnership dengan perusahaan teknologi lainnya hingga perusahaan besar dan pemerintah untuk bisa mengatasi semua kendala,” kata Nicko.


Artikel ini adalah kolaborasi DailySocial dan The Jakarta Post. Juga dipublikasi dalam bahasa Inggris di halaman ini.

DailySocial:
CEO & Founder : Rama Mamuaya
Editor-in-Chief : Amir Karimuddin
Editor-in-Chief : Wiku Baskoro
Writers : Yenny Yusra, Marsya Nabila

The Jakarta Post:
Managing Editor Life : Asmara Wreksono
Editor : Keshie Hernitaningtyas
J+ team : Jessicha Valentina, Masajeng Rahmiasri, Ni Nyoman Wira
Technology : Muhamad Zarkasih, Mustofa
Infographic : Sarah Naulibasa, Sandy Riady
Video & Multimedia : Bayu Widhiatmoko, I.G. Dharma J.S., Ahmad Zamzami,
Rian Irawan, Wienda Parwitasari

idEA dan Kemenkominfo Sosialisasikan “Safe Harbour Policy”

Dalam Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2016 yang diterbitkan akhir tahun 2016 lalu, secara jelas tertulis mengenai aturan untuk penyelenggara e-commerce, baik penyedia platform e-commerce yang bersifat user generated content (UGC) maupun pedagang (merchant) atau yang disebut Safe Harbour Policy.

Meskipun bentuknya masih dalam bentuk Surat Edaran, pemerintah melalui Kementerian Kominfo belum bersedia untuk membuat Peraturan Menteri serta memberikan sanksi atau hukuman kepada pelaku dalam hal ini penjual yang secara ‘nakal’ mengunggah konten (barang/jasa) yang dilarang di platform e-commerce atau marketplace.

“Saya melihat tidak bisa secara langsung dibuat Peraturan Mentri terkait dengan Safe Harbour Policy ini, karena dinamika layanan e-commerce yang kerap berubah. Peraturan Menteri sifatnya adalah mutlak dan jelas, sehingga agak sulit diterbitkannya Peraturan Menteri segera. Dengan adanya Surat Edaran diharapkan bisa menjadi langkah awal,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara kepada media hari ini.

Surat Edaran ini berusaha memberikan rasa aman dan memberikan jaminan bagi pengguna layanan e-commerce (UGC). Surat edaran ini secara spesifik mengatur kewajiban dan tanggung jawab penyedia platform layanan e-commerce dan merchant dalam mengunggah konten dagangan produk atau jasa mereka.

“Dengan Surat Edaran ini secara langsung bisa ditetapkan batasan tanggung jawab secara jelas, sehingga pihak layanan e-commerce seperti Tokopedia tidak lagi menjadi pihak yang bertanggung jawab, ketika ada penjual yang menjual barang atau jasa yang tidak sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku,” kata CEO Tokopedia William Tanuwijaya selaku Pengawas Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA)

Penyedia platform diwajibkan menyediakan sarana pelaporan, melakukan tindakan terhadap aduan, hingga memperhatikan jangka waktu penghapusan dan/atau pemblokiran terhadap pelaporan konten (penjual) yang dilarang.

“Dengan adanya Surat Edaran ini adalah satu langkah untuk edukasi kepada seluruh stakeholder di Indonesia, sehingga kalau misalnya ada masalah, tidak perlu dipanggil secara offline para pendiri dari layanan e-commerce ke kantor polisi atau pihak terkait lainnya, namun ada prosedur online yang bisa ditempuh terlebih dahulu,” kata William.

Sosialiasi dan edukasi kepada anggota idEA

Sebagai asosiasi yang menjadi wadah para pelaku layanan e-commerce di Indonesia, idEA bertanggung jawab untuk melakukan sosialisasi kepada anggota untuk selalu memperhatikan konten yang tidak sesuai dengan ketentuan serta membuat pilihan laporan di masing-masing platform. Aulia E. Marinto selaku CEO Blanja sekaligus Ketua Umum idEA menghimbau pelaku layanan e-commerce lebih agresif melakukan sosialisasi dan edukasi.

“Dengan adanya Surat Edaran ini artinya sudah ada pintu untuk melaporkan jika adanya barang-barang yang dijual dengan memanfaatkan platform terkait tidak sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku dan berisiko membahayakan. Nantinya laporan tersebut bisa diteruskan kepada pihak terkait [Polisi, BPOM] untuk kemudian ditindaklanjuti,” kata Aulia.

Aulia kembali menegaskan karena sifatnya adalah laporan, idEA maupun Kementerian Kominfo tidak bisa langsung memberikan sanksi atau hukuman kepada penjual nakal tersebut. Masing-masing layanan e-commerce berhak untuk menerapkan prosedur masing-masing mulai dari memberi peringatan hingga penurunan konten.

“Dengan adanya Safe Harbour Policy ini setidaknya kami dari pelaku industri merasa lebih nyaman untuk mengembangkan industri, sehingga kami bisa fokus untuk berinovasi dengan beragam layanan,” kata Aulia.

Saat ini Surat Edaran belum mengatur bagi pemain user generated content (UGC) asing seperti Facebook, Twitter dan Instagram. Platform tersebut tidak bersifat lokal sehingga masih belum bisa disertakan dalam Surat Edaran yang ada saat ini. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan bakal dibuat aturan lebih jelas untuk platform UGC asing tersebut.

Tokopedia Buka Metode Pembayaran Menggunakan “Gift Card”

Tokopedia sebagai salah satu marketplace yang paling dikenal masyarakat Indonesia saat ini kembali menambah jajaran pilihan pembayaran mereka. Kali ini Tokopedia menambahkan metode pembayaran menggunakan kartu hadiah atau gift card. Kode gift card yang dimaksud bisa didapatkan melalui TaDa!, Hadiah.me, dan Excite Shop.

Disampaikan Vice President Tokopedia Melissa Siska Juminto, latar belakang peluncuran fitur baru ini untuk memudahkan dan menjangkau masyarakat Indonesia yang belum pernah melakukan transaksi online dengan berbagai kendala yang mereka hadapi. Bagi Tokopedia sebuah bisnis e-commerce harus inklusif, tidak eksklusif.

“Lewat inisiatif gift card ini, masyarakat Indonesia yang sudah terbiasa berbelanja online bisa memberikan kerabat atau kenalannya pengalaman bertransaksi online. Caranya adalah dengan memberikan hadiah berbentuk gift card yang kemudian bisa di-redeem di Tokopedia untuk membeli barang maupun membayar kebutuhan sehari-hari mereka, seperti pulsa, listrik, BPJS dan sebagainya,” terang Melissa.

Lebih jauh ia juga menjelaskan bahwa secara tidak langsung apa yang diupayakan Tokopedia ini merupakan salah satu tindakan untuk mendorong terjadinya less cash society, sejalan dengan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang digagas Bank Indonesia pada kuarter akhir tahun lalu.

“Selain itu, ke depannya kami juga akan mengadakan berbagai promo yang memberikan Toppers (sebutan untuk pengguna Tokopedia) reward berupa kode gift card. Kode yang diperoleh melalui mitra kami maupun promo inilah yang nantinya bisa di-redeem di pulsa.tokopedia.com/gift-card lalu bisa digunakan untuk melakukan transaksi di Tokopedia,” lanjut Melissa.

Hadirnya metode pembayaran baru ini juga menambah jajaran metode pembayaran Tokopedia sebelumnya. Tercatat sudah ada beberapa metode pembayaran, yakni melalui Saldo Tokopedia, Transfer Bank, Mandiri ClickPay, Mandiri e-cash, BCA KlikPay, Kartu Kredit, Indomaret, dan Alfamart.

Application Information Will Show Up Here

Gandeng Tokopedia, ZEN Rooms Perluas Kanal Promo dan Akuisisi Pelanggan

Marketplace “Budget Hotel” ZEN Rooms semakin agresif melakukan akuisisi pelanggan dengan menghadirkan promo dan harga diskon, kali ini menggandeng layanan e-commerce lokal Tokopedia. Kerja sama antara ZEN Rooms dan Tokopedia memberikan harga istimewa untuk pengguna di Indonesia yang membeli tiket kereta api melalui desktop atau aplikasi mobile Tokopedia, kemudian secara otomatis akan mendapatkan diskon hingga 30% untuk pemesanan hotel di ZEN Rooms.

Kerja sama ini dimulai pada tahun 2016 dengan kampanye percobaan bersama Tokopedia. Melihat besarnya minat dari pengguna, selanjutnya kerja sama dilanjutkan, berupa paket tiket kereta api dan kamar hotel dengan harga diskon.

“Kolaborasi Tokopedia dan ZEN Rooms kami yakini bisa menghadirkan satu kesatuan penawaran terbaik untuk para pelancong sekaligus mendukung peningkatan perjalanan domestik yang dimaksud pemerintah,” kata VP Product Digital Marketplace & Payment Tokopedia Amit Lakhotia.

Layanan pembelian tiket kereta api dari Tokopedia merupakan platform yang paling sesuai untuk layanan budget hotel seperti ZEN Rooms dan layanan serupa, untuk menawarkan promo diskon dengan harga yang sangat terjangkau. Selain dengan ZEN Rooms, Tokopedia juga telah melakukan kerja sama dengan Nida Rooms.

“Sebenarnya, kami pernah melakukan kerja sama serupa tahun lalu dan karena animo masyarakat sangat baik, maka awal tahun ini kami kembali melakukannya dengan Zen Rooms. Ke depannya, kami akan berusaha menciptakan inovasi-inovasi lain demi memudahkan pengguna,” kata Amit.

Melancarkan kemitraan lebih luas lagi

Kepada DailySocial Head of Communications ZEN Rooms Polina Leman menyebutkan, ZEN Rooms berkomitmen untuk memberikan harga terbaik untuk wisatawan lokal.

“Tujuan akhir dari ZEN Rooms adalah agar kolaborasi ini bisa memfasilitasi para wisatawan di seluruh Indonesia, dengan memberikan solusi paket (tiket kereta api dan pemesanan kamar hotel) yang terjangkau,” kata Polina.

Untuk ke depannya, ZEN Rooms juga akan terus membuka kerja sama dengan layanan e-commerce lainnya di Indonesia dengan paket istimewa atau diskon khusus kamar hotel pilihan ZEN Rooms.

“Selain dengan Tokopedia kami juga akan terus menambah kemitraan dengan pihak terkait lainnya agar bisa memberikan keuntungan lebih bagi tamu sekaligus mitra dan klien kami, nantikan kolaborasi kami lainnya,” kata Polina.